Anda di halaman 1dari 43

FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN TABLET KALSIUM LAKTAT PRAKTIKUM TA.

OBAT DAN NARKOBA

OLEH Dili Bagus S.P Retno Citrasari Aulia Rizki P. Defrina Julianti Halimatus Tsadiyah Raditya Putra I.R Rizka Dwi Y. Tri Endah Y. Valensia Arwindo R Vivta Nindy W

: 07.004 07.020 08.003 08.004 08.008 08.024 08.025 08.030 08.032 08.033

AKADEMI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG NOVEMBER 2010
1

BAB II 1.1 PENGERTIAN TABLET TABLET (MENURUT FI III) Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah atau zat lain yang cocok. TABLET (MENURUT FI IV) Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. Tablet merupakan bentuk sediaan farmasi yang paling banyak tantangannya didalam mendesain dan membuatnya. Misalnya kesukaran untuk memperoleh bioavailabilitas penuh dan dapat dipercaya dari obat yang sukar dibasahi dan melarutkannya lambat, begitu juga kesukaran untuk mendapatkan kekompakan kahesi yang baik dari zat amorf atau gumpalan. Namun demikian, walaupun obat tersebut baik kempanya, melarutnya, dan tidak mempunyai masalah bioavailabilitas, mendesain dan memproduksi obat itu masih penuh tantangan, sebab masih banyak tujuan bersaing dari bentuk sediaan ini. TABLET MENURUT IMO Tablet adalah sediaan padat ,dibuat secara kempa cetak,berbentuk rata atau cembungrangkap,umumnya bulat,mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan. 1.2. Ukuran Tablet Menurut R. Voigt - garis tengah pada umumnya 15-17 mm - bobot tablet pada umunya 0,1 g-1g Menurut Lachman - tablet oral biasanya berukuran 3/16-1/2 inci
2

- berat tablet berkisar antara 120-700 mg 800 mg - diameternya 1/4-7/6 inci Menurut Dom Martin - 1/8-1 1/5 inci Menurut FI III - kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 kali tebal tablet 1.3 Kriteria Tablet Suatu tablet harus memenuhi kriteria sebagai berikut : 1.4 harus mengandung zat aktif dan non aktif yang memenuhi persyaratan harus mengandung zat aktif yang homogen dan stabil keadaan fisik harus cukup kuat terhadap gangguan fisik atau mekanik keseragaman bobot dan penampilan harus memenuhi persyaratan harus stabil terhadap udara dan suhu lingkungan bebas dari kerusakan fisik stabilitas kimiawi dan fisik cukup lama selama penyimpanan zat aktif harus dapat dilepaskan secara homogen dalam waktu tertentu tablet memenuhi persyaratan Farmakope yang berlaku

Kegunaan Tablet Untuk pengobatan lokal - tablet untuk vagina, digunakan sebagai anti infeksi, anti fungi, hormon lokal - tablet untuk mulut dan tenggorokan Untuk pengobatan sistemik - tablet langsung ditelan - tablet buccal : antara gigi dan gusi - tablet sublingual : di bawah lidah - tablet implantasi : di bawah kulit badan

1.5

Komposisi Tablet a. Zat pengikat(binder) Dimaksudkan agar tablet tidak pecah atau retak,dapat merekat.Biasanya yang digunakan adalah mucilago Gummi Arabici 10 -20 %(panas solutio Mythylcellulosum 5%).

b.

Zat penghancur(disinterogator) Dimaksudkan agar tablet dapat hancur dalam perut.Biasanya yang digunakan adalah amilum manihot kering,gelatinum,agar agar, natrium alginat.

c.

Zat pelicin(lubricant) Dimaksudkan agar tablet tidak lekat pada cetakan(matrys).Biasanya digunakan talkum 5 %,Magnesium stearas,Acidum Stearicum.

d.

Zat pengisi (diluent) Dimaksudkan untuk memperbesar volume tablet.biasanya digunakan Saccharum lactis,Amylum manihot,calcii phospas,calcii carbonas dan zat lain yang cocok.

e.

Zat penyalut Untuk maksud dan tujuan tertentu tablet disalut dengan zat penyalut yang cocok,biasanya berwarna atau tidak. Tablet bersalut gula (sugar coating) Tablet ini sering disebut dragee.Menggunakan penyalut larutan gula. Tablet bersalut kempa (press coating) Sering disebut tablet dalam tablet.menggunakan granul halus kering yang dikempa di sekitar tablet ini. Tablet bersalut selaput (film coating)
4

Tablet ini dilapisi selaput tipis dengan zat penyalut yang dikenakan disemprotkan pada tablet. Tablet bersalut enterik (enteric coating)

atau

Mengunakan campuran serbuk lilin karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh tumbuhan dari agar agar atau kulit pohon elm. SYARAT TABLET a. Memenuhi keseragaman ukuran b. Memenuhi keseragaman bobot c. Memenuhi waktu hancur d. Memenuhi keseragaman isi zat berkhasiat e. Memenuhi waktu larut (dissolution test) KEUNGGULAN TABLET a) cepat dapat dilayani di apotik, karena sudah tersedia dan tidak perlu diracik dahulu b) mudah disimpan (stabil) dan dibawa c) lebih mudah menelan tablet daripada puyer (sebagian besar orang)

KERUGIAN TABLET a) komposisi dan dosis belum tentu sesuai kebutuhan penderita obat plasma tidak tercapai JENIS SEDIAAN TABLET Berdasarkan prinsip pembuatan, tablet terdiri atas : 1. Tablet Kempa Dibuat dengan cara pengempaan dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan pons atau cetakan baja.
5

b) waktu disintegrasi dan disolusi bila tidak memenuhi syarat, maka kadar

2. Tablet Cetak Dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab dengan tekanan rendah pada lubang cetakan. Kepadatan tablet tergantung pada pembentukan kristal yang terbentuk selama pengeringan, tidak tergantung pada kekuatan yang diberikan. Berdasarkan tujuan penggunaan, tablet terdiri atas : 1. Tablet Kempa Tujuan Saluran Pencernaan a. Tablet Konvensional Biasa Tablet yang dibuat atau dikempa dengan siklus kompresi tunggal yang biasanya terdiri dari zat aktif sendiri atau kombinasi dengan bahan eksipien seperti : pengisi (memberi bentuk) : laktosa pengikat (memberi adhesivitas atau kelekatan saat bertemu saluran cerna) : amylum, gelatin, tragakan desintegrator (mempermudah hancurnya tablet)

b. Tablet Kempa Multi atau Kempa Ganda Adalah tablet konvensional yang dikompresi lebih dari satu siklus kompresi tunggal sehingga tablet akhir tersebut terdiri atas dua atau lebih lapisan. Disebut juga sebagai tablet berlapis. Keuntungannya dapt memisahkan zat aktif yang inkompatibel (tidak tersatukan). c. Tablet Lepas Lambat Tablet yang pelepasan zat aktifnya dimodifikasi sehingga tablet tersebut melepaskan dosis awal yang cukup untuk efek terapi yang kemudian disusul dengan dosis pemeliharaan sehingga jumlah zat aktif atau konsentrasi zat aktif dalam darah cukup untuk beberapa waktu tertentu (misal tablet lepas lambat 6 jam, 12 jam, dsb). d. Tablet Lepas Tunda (Tablet Salut Enterik)
6

Adalah tablet yang dikempa yang disalut dengan suatu zat yang tahan terhadap cairan lambung, reaksi asam, tetapi terlarut dalam usus halus yang pelepasan zat aktifnya terkendali pada waktu-waktu tertentu. e. Tablet Salut Gula Adalah tablet kempa yang disalut dengan beberapa lapis lapisan gula baik berwarna maupun tidak. Tujuannya untuk melindungi zat aktif terhadap lingkungan udara (O2, kelembaban), menutup rasa dan bau tidak enak, menaikkan penampilan tablet. f. Tablet Salut Film Tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna. Penyalutan tidak perlu berkali-kali. g. Tablet Effervesen Tablet kempa jika berkontak dengan air menjadi berbuih karena mengeluarkan CO2. Tablet ini harus dilarutkan dalam air baru diminum. h. Tabel Kunyah Tablet kempa yang mengandung zat aktif dan eksipien yang harus dikunyah sebelum ditelan. 2. Tablet Kempa Digunakan dalam Rongga Mulut a. Tablet Bukal Tablet kempa biasa berbentuk oval yang ditempatkan diantara gusi dan pipi. Biasanya keras dan berisis hormon. Bekerja sistemik, tererosi atau terdisolusi di tempat tersebut dalam waktu yang lama (secara perlahan). b. Tablet Sublingual Tablet kempa berbentuk pipih yang diletakkan di bawah lidah, berisi nitrogliserin. Biasanya untuk obat penyempitan pembuluh darah ke jantung (angina pectoris) sehingga harus cepat terlarut agar dapat segera memberi efek terapi. Diabsorbsi oleh selaput lendir di bawah lidah.
7

c. Tablet Hisat atau Lozenges Tablet yang mengandung zat aktif dan zat-zat penawar rasa dan bau, dimaksudkan untuk disolusi lambat dalam mulut untuk tujuan lokal pada selaput lendir mulut. d. Dental Cones (Kerucut Gigi) Yaitu suatu bentuk tablet yang cukup kecil, dirancang untuk ditempatkan di dalam akar gigi yang kosong setelah pencabutan gigi. Tujuannya biasanya untuk mencegah berkembangbiaknya bakteri di tempat yang kosong tadi dengan menggunakan suatu senyawa anti bakteri yang dilepaskan secara perlahan-lahan, atau untuk mengurangi pendarahan dengan melepaskan suatu astringen atau koagulan. 3. Tablet Kempa Digunakan melalui Liang Tubuh a. Tablet Rektal Tablet kempa yang mengandung zat aktif yang digunakan secara rektal (dubur) yang tujuannya untuk kerja lokal atau sistemik. b. Tablet Vaginal Tablet kempa yang berbentuk telur (ovula) untuk dimasukkan dalam vagina yang di dalamnya terjadi disolusi dan melepaskan zat aktifnya. Biasanya mengandung antiseptik, astringen. Digunakan untuk infeksi lokal dalam vagina dan mungkin juga untuk pemberian steroid dalam pengobatan sistemik. 4. Tablet Kempa untuk Implantasi Tablet implantasi atau pelet dibuat berdasarkan teknik aseptik, mesin tablet harus steril. Dimaksudkan untuk implantasi subkutan (untuk KB, mencegah kehamilan). 5. Tablet Cetak untuk Penggunaan Lain
8

a. Tablet Triturat untuk Dispensing Adalah tablet yang dihaluskan dulu atau disiapkan untuk penggunaan tertentu. Tablet kempa atau cetak berbentuk kecil umumnya silindris digunakan untuk memberikan jumlah zat aktif terukur yang tepat untuk peracikan obat (FI IV). Digunakan sebagai tablet sublingual atau dilepaskan di atas lidah dan ditelan dengan air minum. b. Tablet Hipodermik Tablet cetak atau kempa yang dibuat dari bahan mudah larut atau melarut sempurna dalam air. Umumnya digunakan untuk membuat sediaan injeksi steril dalam ampul dengan menambahkan pelarut steril (FI IV) c. Tablet Dispending Tablet yang digunakan oleh apoteker dalam meracik bentuk sediaan padat atau cair. Dimaksudkan untuk ditambahkan ke dalam air dengan volume tertentu, oleh ahli farmasi atau konsumen, untuk mendapatkan suatu larutan obat dengan konsentrasi tertentu. FORMULA UMUM TABLET Zat Aktif Secara luas obat atau bahan aktif yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet dikelompokkan menjadi : a. Zat Aktif Tidak Larut Air (Insoluble Drugs) Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek lokal pada saluran pencernaan (seperti antasida dan adsorben). Oleh karena zat tidak larut air umumnya dipengaruhi oleh fenomena permukaan, maka jika bekerja menggunakan zat ini, sangatlah penting memperhatikan kemampuan redispersi bahan obat dari sediaan menghasilkan ukuran partikel yang halus dan luas permukaan yang tinggi. Dengan demikian efek formulasi, granulasi, dan pencetakan terhadap sifat permukaan dari bahan dan kemampuan memperbaiki sifat bahan dalam saluran cerna dengan sifat permukaan optimum merupakan faktor kritis.

b. Zat Aktif Larut Air (Suluble Drugs) Zat ini cenderung digunakan untuk memberikan efek sistemik dengan terdisolusi dan terabsorpsi pada usus. Dalam hal obat diharapkan dengan memberikan efek sistemik, rancangan bentuk sediaan harus cepat terdisintegrasi dan terlarut. Kemampuan ini dapat menjadi faktor kritis atau tidak, bergantung pada kemampuan terlarutnya di daerah saluran cerna tempat bahan tersebut diabsorpsi. Eksipien (Bahan Pembantu) Eksipien adalah zat yang bersifat inert secara farmakologi yang digunakan sebagai zat pembantu dalam formulasi tablet untuk memperbaiki sifat zat aktif, membentuk tablet dan mempermudah teknologi pembuatan tablet. Eksipien harus memiliki kriteria sebagai berikut : tidak toksik (memenuhi persyaratan peraturan di setiap negara) tersedia secara komersial dengan mutu yang dapat diterima oleh semua negara tempat produk tersebut dikembangkan harga relatif murah tidak kontraindikasi dalam suatu golongan populasi, inert secara fisiologis, stabil secara fisika dan kimia baik tersendiri maupun dalam kombinasi dengan zat aktif bebas dari kandungan bakteri patogen kompatibel dengan zat warna dan bahan lainnya dan tidak membawa pengaruh yang buruk terhadap ketersediaan hayati dari zat aktif dalam sediaan. a. Bahan Pengisi Pengisi adalah zat yang ditambahkan untuk menyesuaikan bobot dan ukuran tablet jika dosis zat aktif tidak cukup untuk membuat massa tablet, memperbaiki daya kohesi sehingga tablet dapat dikempa dengan baik, serta mengatasi masalah kelembaban yang mempengaruhi kestabilan zat aktif. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan bervariasi, berkisar 5-80 % dai bobot tablet (tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet yang diinginkan). Bila bahan aktif
10

berdosis kecil, sifat tablet (campuran massa yang akan ditablet) secara keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan pengisi. Massa yang dibutuhkan dalam tablet adalah 0,1-0,8 g, sehingga memungkinkan untuk dicetak. Pada obat yang berdosis cukup tinggi bahan pengisi tidak diperlukan. Bhan pengisi juga ditambahkan untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memicu aliran. Yang umum digunakan adalah pati dan laktosa (Voight, 1995 : 202) Tabel Macam-macam bahan pengisi tablet Tidak larut Kalsium sulfat Kalsium fosfat Kalsium karbonat Amilum Modifikasi amilum Mikrokritalin selulosa Larut Laktosa Sukrosa Dektrosa Mannitol Sorbitol

Bahan pengisi yang dapat digunakan untuk kempa langsung disebut fillerbinders. Filler-binders adalah bahan pengisi yang sekaligus memiliki kemampuan meningkatkan daya alir dan kompaktibilitas massa tablet. Filler-binders digunakan dalam kempa langsung. b. Pengikat dan Perekat (Binders and Adhesives) Pengikat atau perekat berfungsi memberi daya adhesi pada massa serbuk pada granulasi dan kempa langsung serta untuk menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Bahan pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering dan bentuk larutan (lebih efektif). Beberapa senyawa yang dapat digunakan sebagai pengikat atau perekat antara lain : polimer alam, contohnya amilum, gom (akasia, tragakan), sorbitol, glukosa, gelatin dan natrium alginat; polimer sintetik, contohnya derivat selulosa seperti metil selulosa, karboksil metil selulosa (CMC), etil selulosa (Ethocel) poli metakrilat, polivinil pirolidon (PVP). Salah satu bahan pengikat yang sering digunakan adalah jenis pati dengan konsentrasi 5%-20%. (Voight, 1995 : 174). Pada granulasi basah, bahan pengikat biasanya ditambahkan dalam bentuk larutan (dibuat solution, muchilago atau suspensi), namun dapat juga

11

ditambahkan dalam bentuk kering, setelah dicampur dengan massa yang akan digranul baru ditambahkan pelarut.

c.

Penghancur (Disintegran) Fungsinya untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet ketika kontak dengan cairan pencernaan. Bahan ini dapat menarik air ke dalam tablet, mengembang, dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian. Bahan ini sangat menentukan kelarutan obat selanjutnya sehingga dapat tercapai bioavailabilitas yang diharapkan. (Lachman, 1994 : 702). Bahan penghancur meliputi tepung jagung dan kentang, turunan amilum seperti amylum glikoat, senyawa selulosa, dan bahan-bahan lain yang memperbesar atau mengembang dengan adanya lembab dan mempunyai efek memecahkan atau menghancurkan tablet setelah masuk ke dalam saluran pencernaan. Amilum digunakan dengan konsentrasi 5% umumnya cocok untuk membantu penghancuran. (Ansel, 1989 : 263)

d.

Bahan Pelincir (Lubrikan) Lubrikan Murni Lubrikam murni adalah zat yang digunakan untuk mengurangi gesekan antara granul dengan dinding cetakan selama pengempaan dan pengeluaran tablet. Lubrikan dapat bekerja dengan dua mekanisme, yaitu fluid lubrication dan boundary lubrication. Fluid lubrication bekerja dengan memisahkan kedua permukaan granul dan dinding. Sedangkan boundary lubrication bekerja karena adanya penempelan dari bagian molekular yang mempunyai rantai karbon panjang. Berdasarkan kelarutannya dalam air, lubrikan dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Lubrikan larut air Lubrikan ini umumnya hanya digunakan jika tablet harus sangat larut air (misalnya tablet effervesen) dan tergantung dari karakter disolusi yang diinginkan. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai lubrikan larut air antara lain : natrium benzoat, natrium asetat, natrium klorida,

12

natrium oleat, natrium lauril sulfat, magnesium lauril sulfat, asam borat, Karbowax 4000, Karbowax 6000, polietilenglikol. Lubrikan tidak larut air Lubrikan ini lebih efektif daripada yang larut air dan digunakan pada konsentrasi yang lebih rrendah. Beberapa contoh senyawa yang dapat digolongkan sebagai lubrikan tidak larut air antara lain : magnesium stearat, kalsium stearat, natrium stearat, asam stearat, talk. Pertimbangan pemilihan lubrikan tergantung pada cara pemakaian, tipe tablet, sifat disintegrasi dan disolusi yang diinginkan, sifat fisika-kimia serbuk atau granul dan biaya. Sebagai bahan pelincir yang sangat menonjol adalah talk karena dapat sekaligus memenuhi ketiga fungsi yaitu sebagai pelincir, anti lengket dan pelicin. Pada umumnya talk ditambahkan sebanyak 2% ke dalam granulat siap pakai. (Voight, 1995 : 205).

e.

Anti Lengket (Antiadheren) Antiadheren adalah zat yang digunakan untuk mencegah menempelnya massa tablet pada punch dan untuk mengurangi penempelan pada dinding cetakan. Bahan ini sangat diperlukan untuk zat-zat yang mudah menempel, seperti vitamin E. Talk, magnesium stearat dan amilum jagung merupakan material yang memiliki sifat antiadheren yang sangat baik. Tabel Antiadheren yang biasa digunakan Jenis Antiadheren Talk Magnesium stearat Amilum jagung Colloidal silica DL-Leucine Natrium lauril sulfat Konsentrasi (%b/b) 1-5 <1 3-10 0,1-0,5 3-10 <1

13

f.

Perbaikan Aliran atau Glidan Glidants ditambahkan dalam formulais untuk menaikkan atau meningkatkan fluiditas massa yang akan dikempa, sehingga massa tersebut dapat mengisi die dalam jumlah yang seragam. Amilum adalah glidan yang paling populer karena disamping dapat berfungsi sebagai glidan juga sebagai disintegran dengan konsentrasi sampai 10%. Talk lebih baik sebagai glidan dibandingkan amilum, tetapi dapat menurunkan disintegrasi dan disolusi tablet.

Tablet tipe lubrikan yang biasanya digunakan Glidants Logam stearat Asam stearat Talk Amilum Natrium benzoate Natrium klorida Natrium dan magnesium lauril sulfat PEG 4000 dan 6000 g. Pembasah (Surfaktan) Beberapa zat berkhasiat memiliki sifat hidrofob, yaitu sifat yang susah untuk dibasahi. Zat berkhasiat yang demikian akan menimbulkan masalah dalam waktu hancurnya, oleh karena itu diperlukan suatu zat pembasah. Zat pembasah membantu mempercepat penetrasi cairan ke dalam tablet sehingga dapat terjadi kontak antara bahan cairan dengan zat penghancur yang lebih cepat. h. Penyerapan Cairan (Adsorben) Adsorben adalah zat yang digunakan untuk menyerap sejumlah besar cairan seperti minyak, ekstrak cair, dan lelehan eutektik yang dapat terinkoporasi dalam tablet tanpa perubahan zat tersebut menjadi basah. Beberapa contoh zat yang dapat digolongkan menjadi adsorben antara lain : siloid, aerosol, tanah liat, kaolin, magnesium silikat, magnesium karbonat, magnesium oksida, amilum. Konsentrasi (%) <1 1-5 1-5 1-10 2-5 5-20 1-3 2-5

14

i.

Zat Tambahan (Adjuvant) Adjuvan adalah zat tambahan dalam formula sediaan obat yang ditambahkan dalam jumlah kecil untuk maksud pemberian warna, penawar bau, dan rasa. Contohnya : Colors dan Pigments Bahan pewarna tidak mempunyai aktifitas terapeutik, dan tidak dapat meningkatkan bioavailabilitas atau stabilitas produk, tetapi pewarna ditambahkan ke dalam sediaan tablet berfungsi untuk menutupi warna obat yang kurang baik, identifikasi produk, dan untuk membuat suatu produk lebih menarik. akan tetapi penggunaan pewarna yang tidak tepat akan mempengaruhi mutu produk. Pewarna yang digunakan haruslah pewarna yang diperbolehkan oleh Undang-undang untuk digunakan sebagai pewarna untuk sediaan obat. bahan pewarna ada yang larut dalam air dan ada yang tidak larut dalam air. Pewarna ditambahkan dalam bentuk larutan atau suspensi dalam granulasi basah, tergantung apakah pewarna tersebut larut atau tidak. Penggunaan pewarna yang larut kemungkinan dapat terjadi migrasi zat warna selama proses pengeringan yang dapat mengakibatkan tidak meratanya warna. Penggunaan pewarna ynag tidak larut dapat mengurangi resiko interaksi yang kemungkinan terjadi dengan zat aktif dan bahan tambahan lain. Terhadap tablet yang telah diberi pewarna, sangat penting untuk dilakukan pengukuran keseragaman warna pengkilapan, serta perubahan warna karena pengaruh cahaya pada permukaan tablet. Tabel Jenis pewarna (sintetik yang biasa digunakan) Pewarna Red 3 Red 40 Yellow 5 Yellow 6 Blue 1 Sweetners dan Flavor Penambahan pemanis dan pemberi rasa biasanya hanya untuk tablet-tablet kunyah, hisap, buccal, sublingual, effervesen dan tablet lain yang dimaksudkan untuk hancur atau larut di mulut.
15

Nama umum Erytrosine Allura red AC Tartrazine Sunset Yellow Brilliant Blue

Tabel beberapa pemanis yang biasa digunakan Pemanis Alami Mannitol Lactosa Sukrosa Dektrosa Pemanis Sintetis atau Buatan Sakarin Siklamat Aspartame

PEMBUATAN TABLET. Tablet dibuat terutama dengan cara kompresi. Sejumlah tertentu dari tablet dibuat dengan mencetak, secara singkat dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat secara kompresi menggunakan mesin yang mampu menekan bahan bentuk serbuk atau granul dengan menggunakan berbagai bentuk punch atau ukuran dan die, alat kompresi tablet merupakan alat beratt dari berbagai kapasitas dipilih sesuai dengan dasar dari jenis tablet yang akan dibuat serta produksi rata-rata yang diinginkan. Tablet yang dicetak dibuat dengan tangan atau dengan alat mesin tangan, dengan cara menekan bahan tablet kedalam cetakan, kemudiaan bahan tablet yang telah terbentuk dikeluarkan dari cetakan dan dibiarkan sampai kering. Dalam pembuatan tablet zat berkasiat , zat zat lain ,kecuali zat pelicin dibuat granul(butiran kasar).Karena serbuk yang halus tidak mengisi cetakan dengan baik.maka dibuat granul agar mudah mengalir(free flowing)mengisi cetakan agar tablet tidak retak (capping). Pada umumnya tablet kempa dibuat dengan mengempa massa kempa yang mengalir dari corong ke kisi pengisi lalu ke lubang kempa menjadi massa kompak dan padat. Tablet dibuat sesuai bentuk dan ukuran pons dan lubang kempa lalu dikempa menghasilkan massa kompak dengan bentuk tertentu. Unit tablet dalam satu batch harus mempunyai keseragaman bobot, keseragaman kandungan, serta kadar zat aktif yang harus memenuhi syarat. Ketentuan lain yang juga penting dari massa tablet yaitu massa tablet harus homogen dan massa kempa harus mengalir lancar ke lubang kempa. Massa kempa adalah massa tablet yang terdiri dari campuran fase dalam dan fase luar yang telah proses untuk siap dikempa menjadi tablet. Fase dalam adalah massa utama tablet yang terdiri dari campuran zat aktif dan eksipien yang diproses menjadi granul secara basah atau kering atau tergantung pembuatan, dapat pula merupakan campuran serbuk zat aktif dan
16

eksipien. Fase luar adalah campuran beberapa eksipien saja, yaitu penghancur luar, glidan, dan lubrikan yang ditambahkan ke fase dalam untuk memudahkan pengempaan tablet dan untuk menunjang mutu tablet yang memenuhi syarat. Massa kempa yang baik memiliki sifatsifat : memiliki aliran yang baik agar dapat dengan lancar mengalir dari corong ke lubang kempa sehingga keseragaman bobot memenuhi syarat memiliki sifat granulometri (ukuran serba sama) agar pengisian lubang kempa selalu dalam bobot dan volume yang tepat, cepat dan partikel setelah dikempa menghasilkan tablet yang kompak memiliki kompressibilitas yang baik memiliki kompaktibilitas yang baik memiliki kandungan zat aktif yang homogen dan serba sama

Granulasi adalah proses pembuatan ikatan partikel-partikel kecil membentuk padatan yang lebih besar atau agregat permanen melalui penggumpalan massa, sehingga dapat dibuat granul yang lebih homogen dari segi kadar, ukuran, serta bentuk partikel. Adapun fungsi granulasi adalah untuk memperbaiki sifat aliran dan kompressibilitas dari massa cetak tablet, memadatkan bahan-bahan, menyediakan campuran seragam yang tidak memisah, mengendalikan kecepatan pelepasan zat aktif, serta mengurangi debu. Untuk beberapa zat aktif tertentu, proses granulasi dapat dilewati jika zat aktif memenuhi syarat untuk langsung dikempa. Metode ini disebut kempa langsung. Metode ini mengurangi lamanya proses pembuatan tablet melalui proses granulasi, tapi sering timbul beberapa kendala yang disebabkan sifat zat aktif itu sendiri atau eksipien.

Cara membuat granul ad 2 macam : 1. Cara basah 2. Cara kering atau sering disebutsluging atau pre compresion PEMBUATAN GRANUL 1. Cara Basah
17

Zat berkasiat,zat pengisi dan pengkancur dicampur baik bai,laludibasahi dengan larutan bahan pengikat,bila perlu ditambah bahan pewarna.Setelah itu diayak menjadi granul,dan dikeringkan dalam lemari pengering pada suhu 40 - 50.Setelah kering diayak lagi untuk memperoleh granul dengan ukuran yang diperlukan dan ditambahkan bahan pelicin dan dicetak menjadi tablet dalam mesin tablet. Proses Pembuatan : 1. Penghalusan Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder. 2. Pencampuran Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender. 3. Penambahan dan Pencampuran Larutan Pengikat Penambahan larutan pengikat akan membentuk massa basah sehingga membutuhkan alat yang dapat meremas dengan kuat seperti sigma blade mixer dan planetary mixer. 4. Pengayakan Massa basah dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill. 5. Pengeringan Pengeringan bertujuan untuk menghilangkan pembasah yang digunakan. Granul kemudian dikeringkan dalam oven. 6. Pengayakan Ukuran granul diperkecil dengan cara melewatkan pada ayakan dengan porositas yang lebih kecil dari yang sebelumnya. 7. Penambahan Penghancur dan Lubrikan Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya. 8. Pengempaan Tablet
18

Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul menjadi tablet. 2. Cara kering Zat berkasiat,zat pengisi,zat penghancur ,bila perlu zat pengikat dan pelicin dicampur dan dibuat dengan cara kempa cetak menjadi tablet yang besar ( slugging),setelah itu tablet yang terjadi dipecah menjadi granul lalu diayak,akhirnya dikempa cetak menjadi teblet yang dikehendaki dengan mesin tablet. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan : Mesin Slug Massa serbuk ditekan pada tekanan tinggi sehingga menjadi tablet besar yang tidak berbentuk, kemudian digiling dan diayak hingga diperoleh granul dengan ukuran partikel yang diinginkan. Mesin Rol Massa serbuk diletakkan diantara mesin rol yang dijalankan secara hidrolik untuk menghasilkan massa rata yang tipis, lalu diayak atau digiling hingga diperoleh granul dengan ukuran yang diinginkan. Proses Pembuatan : 1. Penghalusan Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder. 2. Pencampuran Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender. 3. Slugging Campuran serbuk ditekan ke dalam cetakan yang besar dan dikompakkan dengan punch berpermukaan datar, massa yang diperoleh disebut slug.
19

4. Penghancuran Setelah melalui proses slugging, tablet langsung dihancurkan untuk selanjutnya dilekukan pengayakan. 5. Pengayakan Massa tablet dibuat menjadi granul dengan melewatkannya pada ayakan berukuran 6-12 mesh yang disebut oscilating granulator atau fitzmill. 6. Penambahan Penghancur dan Lubrikan Proses selanjutnya yaitu proses pencampuran granul-granul dengan penghancur dan lubrikan menggunakan twin-shell blender atau mixer lainnya. 7. Pengempaan Tablet Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul menjadi tablet. KEMPA LANGSUNG Kempa langsung adalah pembuatan tablet tanpa adanya proses granulasi yang memerlukan eksipien yang cocok sehingga dapat memungkinkan untuk dikempa secara langsung. Kempa langsung dapat menghindari banyak masalah yang timbul pada granulasi basah maupun kering. Walaupun demikian perubahan sifat fisik bahan pengisi dapat merubah sifat alir sehingga tidak sesuai untuk dikempa secara langsung. Metode ini digunakan untuk zat aktif yang mempunyai sifat aliran dan kompressibilitas baik. Selain itu kempa langsung dapat dilakukan untuk zat aktif yang tidak mungkin dilakukan dengan metode granulasi basah (tidak tahan lembab dan panas) dan granulasi kering (yang melibatkan kompresi tinggi). Proses Pembuatan : 1. Penghalusan Tujuan dari penghalusan adalah untuk memperkecil ukuran partikel zat aktif dan eksipien. Semakin besar ukuran partikel maka sifat kohesifitas dan adhesifitas antar partikel semakin besar yang dapat menyebabkan terjadinya pemisahan pada granul. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan bowl hammer, hammer mill, dan grinder. 2. Pencampuran

20

Tujuan pencampuran ini adalah untuk mendapatkan distribusi bahan aktif yang merata dan homogen. Tahap ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat planetary mixer, twin-shell, dan blender. 3. Pengempaan Tablet Proses terakhir dari metode granulasi basah adalah pengempaan massa cetak berupa granul menjadi tablet. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE TABLET a) Granulasi Basah Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi basah : dapat meningkatkan kohesifitas dan kompressibilitas serbuk dengan

penambahan bahan pengikat dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang sulit mengalir dan sulit dikompressi distribusi dan keseragaman kandungan baik bagi zat aktif yang mudah larut dan dosis kecil zat warna dapat lebih homogen karena terlebih dahulu dilarutkan dalam cairan pengikat serbuk dapat ditangani tanpa menghasilkan kontaminasi udara (debu dari serbuk) Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi basah : b) membutuhkan tempat yang luas, biaya yang tinggi, alat dan waktu yang banyak memungkinkan terjadinya kehilangan bahan selama pemindahan ke proses lainnya tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan panas dan lembab

Granulasi Kering Keuntungan pembuatan menggunakan metode granulasi kering :

21

memerlukan tahap proses yang lebih sedikit dibandingkan metode granulasi basah waktu hancur lebih cepat karena tidak diperlukannya larutan pengikat tidak memerlukan pengeringan sehingga tidak terlalu lama pengerjaannya dapat digunakan untuk zat aktif dosis besar yang peka terhadap panas dan lembab

Kerugian pembuatan menggunakan metode granulasi kering : perlu mesin khusus untuk membuat slug tidak dapat mendistribusikan warna dengan homogen tidak dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak larut keseragaman kandungan lebih sulit dicapai

KEMPA LANGSUNG Keuntungan pembuatan menggunakan metode kempa langsung : kempa langsung merupakan tahap produksi tablet yang paling singkat keperluan akan alat, ruangan, dan waktu lebih sedikit dapat meningkatkan disintegrasi zat aktif karena tablet langsung mengalami disintegrasi menjadi tablet Kerugian pembuatan menggunakan metode kempa langsung : harga eksipien yang dibutuhkan cukup mahal karena dibutuhkan eksipien yang memiliki aliran, kompressibilitas, serta ikatan antar partikel yang baik eksipien dan zat aktif harus memiliki ukuran partikel yang mirip agar tablet yang dihasilkan mempunyai keseragaman kandungan yang baik.

MASALAH MASALAH DALAM PEMBUATAN TABLET

22

Beberapa permasalahan dalam pembuatan tablet adalah sebagai berikut : (Lachman 1994 : 673-680) : 1. Capping Caping adalah pemisahan sebagian atau keseluruhan bagian atas atau bagian bawah tablet dari badan tablet. Umumnya disebabkan oleh adanya udara yang terjadi dalam ruang die dan penyebab lain yaitu kelebihan granul, over lubrikasi atau kurang rubrikan. 2. Laminasi Laminasi adalah pemisahan tablet menjadi 2 bagian atau lebih. Umumnya keretakan atau pecahnya tablet terjadi segera setelah kompresi atau beberapa jam atau hari kemudian. 3. Chipping Chipping adalah keadaan pada bagian bawah tablet terpotong yang disebabkan oleh ujung punch bawah tidak rata dengan permukaan atas die. 4. Cracking Cracking adalah keadaan tablet pecah, lebih sering di bagian atas tengah. Cracking merupakan akibat lanjut dari permukaan atas die. 5. Picking Picking adalah perpindahan bahan dari permukaan tablet dan menempel pada permukaan punch yang disebabkan pengeringan granul belum cukup, jumlah glidan kurang atau yang dikompresi adalah bahan berminyak/lengket. 6. Sticking Sticking adalah keadaan granul menempel pada dinding die. Penyebabanya yaitu punch kurang bersih, tablet dikompresi pada kelembapan tinggi.

7. Mottling Mottling adalah keadaan distribusi zat warna pada permukaan tablet tidak merata.
23

8. Binding Binding adalah lubrikasi yang tidak memadai. EVALUASI SEDIAAN GRANUL Uji Waktu Alir Uji ini dilakukan dengan metode corong. Adapun caranya adalah sebagai perikut yaitu ditimbang 100g granul yang sudah terbentuk, kemudian dimasukkan kedalam corong dengan ukuran tertentu yang bagian bawahnya tertutup. Alat dijalankan, kemuian dicata waktu yang diperlukan seluruh granul untuk melalui corong tersebut dengan menggunakan stopwatch. Waktu alir granul yang baik adalah jika waktu yang diperlukan kurang lebih atau sama dengan 10 detik untuk 100 gram granul. Dengan demikian kecepatan alir yang baik adalah lebh besar dari 100 gram/detik. Persen Kompressibilitas Pengukuran lain dari sebuk yang bebas mengalir adalah kompresibilitas yang dihitung dari kerapatan granul, yaitu dengan memasukkan sejumlah tertentu granul kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian diketuk-ketuk sampai tidak terjadi pengurangan volume. Selanjutnya dihitung persen kompressibilitasnya. (Lachman, 1994:682-683) Kompresibilitas = x 100 %

Vo = Volume awal granul Vi = Volume granul setelah diketukkan Tabel 2.1 Kompressibilitas dan daya alir. (Lachman, 1989: 400) % Kompressibilitas 5-15 12-16 18-21 23-35 33-38
24

Daya Alir Baik sekali Baik Sedang- dapat lewat buruk sangat buruk

>40

sangat buruk sekali

EVALUASI SEDIAAN TABLET Uji waktu hancur Uji waktu hancur dilakukan pada 6 tablet dan menggunakan disintegratin tester (disentegrator). Uji waktu hancur sesuai dengan persyaratan FI adalah kecuali dinyatakan lain, semua tablet harus tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut dan tidak lebih dari 60 menit untuk tablet salut gula/salut selaput. Apabila, tablet/2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan 12 tablet lainnya, tidak kurang 16 dari 18 yang diuji harus hancur sempurna (Indonesia, 1995, 1087) Prosedur kerja uji waktu hancur (Indonesia, 1976:6) 1. Dimasukkan satu tablet pada masing-masing tabung dari keranjang, lalu masukkan satu cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan menggunakan air bersuhu 370 20C sebagai media kecuali dinyatakan lain dalam monografi. 2. Pada akhir batas waktu yang tertera pada monografi, keranjang diangkat Uji keseragaman bobot Uji keseragaman bobot dilakukan dengan menimbang 20 tablet satu persatu dan dihitung bobot rata-ratanya. Hasilnya, tidak lebih dari dua tablet yang mempunyai penyiampangan lebih besar dari kolom A dan tidak boleh ada satu tablet pun yang mempunyai penyimpangan bobot lebih besar dari kolom B. (Indonesia, 1979:6) Tabel persyaratan penyimpangan bobot tablet. Bobot rata-rata 25 mg atau kurang 26 mg-150 mg 151 mg-300 mg Lebih dari 300 mg Penyimpangan bobot rata-rata A B 15% 30% 10% 20% 7,5% 15% 5% 10%

25

Uji keseragaman ukuran Ketebalan berhubungan dengan kekerasan tablet. Selam percetakan, perubahan ketebalan merupakn indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau pada pengisian granul ke dalam die. Alat yang digunakan pada uji keseragaman ukuran adalah jangka sorong. Prosedur kerja uji keseragaman ukuran adalah sebagai berikut (Indonesia, 1976:6) 1. 2. Diambil 10 tablet Tablet yang baik mempunyai diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 11/3 tebal tablet. Uji kekerasan Kekerasan menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat proses produksi, pengemasan, dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan pada tablet sampai tablet retak atau pecah, kekuatan minimum untuk tablet adalah sebesar 4 kg/cm 3. Alat yang digunakan pada uji kekerasan adalah hardness tester. (Ansel, 1989:255) Prosedur kerja uji kekerasan : 1. Tablet diletakkan diantara pegas penekan, kemudian alat dihidupkan. 2. Jarum petunjuk tekanan akan bergerak sesuai tekanan yang diberikan pada tablet. 3. Saat tablet retak atau pecah, jarum akan berhenti pada suatu angka sebagai penunjuk kekerasan tablet yang dinyatakan dalam satuan kilogram. Uji kerapuhan Uji kerapuhan merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadap gesekan yang dialami oleh tablet sewaktu pengemasan, pengiriman, dan penyimpanan. Prinsip pengukurannya adalah penetapan presentase bobot tablet yang hilang dari 20 atau 40 tablet selama diputar dalam waktu tertentu. Alat yang digunakan pada uji kerapuhan adalah friablator test (Lachman, 1994:654) Prosedur kerja uji kerapuhan : 1. Tablet dibersihkan dari debu dengan cara memakai kuas kecil
26

2. Ditimbang bobot 20 tablet (tablet besar) atau 40 tablet (tablet kecil) = Wo 3. Tablet dimasukkan ke dalam alat, kemudian alat dijalankan selama 4 menit dengan kecepatan 25 rpm 4. Tablet dikeluarkan lalu dibersihkan dari debu dengan memakai kuas kecil 5. Ditimbang bobot tablet = Wf 6. Indeks kerapuhan dihitung dengan memakai rumus : F = Wo Wf Wo Ket : F = indeks kerapuhan Wo= bobot awal Wf= bobot akhir 1.2 MONOGRAFI KALSIUM LACTAT / Ca. LACTAT x 100%

[CH 3CHCOO ]Ca.xH 2O


OH C6H10CaO6 Pentahidrat Anhidrat BM. 308.30 BM. 218.22 Kalsium laktat (1,2) hidrat

Mengandung 98,0 % - 101,0 % C6H10CaO6 dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian : Serbuk atau granul putih, praktis tidak berbau, bentuk pentahidrat sedikit mekar pada suhu 120oC menjadi bentuk anhidrat. Kelarutan : Ca-laktat pentahidrat larut dalam aor, praktis tidak larut dalam etanol (FI IV 1995. hal 164). Tablet Kalsium Laktat mengandung kalsium laktat C 6H10CaO6 . 5H2O tidak kurang dari 94,0 % dan tidak lebih dari 106,0 % dri jumlah yang tertera pada etiket. Penetapan Kadar Calcii Laktat menurut FI edisi IV 1995
27

Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2 ml HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5. Sambil di aduk tambahkan 30 ml Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300 mg indicator biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru. 1 ml Na-EDTA 0,01 M ~ 30,84 mg C6H10C4O6.5H2O Uji Disolusi tablet Ca-lactat FI edisi IV 1995 Media disolusi Alat type Waktu Prosedur : 500 ml air : 100 rpm : 45 menit : lakukan penetapan jumblah C6H10CaO6 . 5H2O yang terlarut seperti yang tertera pada penetapan kadar. Toleransi : dalam waktu 45 menit tidak kurang dari 75 % C 6H10CaO6 . 5H2O dari jumblha yang tertera pada etiket.

28

II.

Bahan terpilih dan alasan pemilihan bahan Ca-lactat Lactosa Gom arab Talk Pati : sebagai bahan aktif

: mudah didapat dan murah, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif : zat pengikat, sifatnya hampir sama dengan bahan aktif : Bahan plicin, murah dan mudah didapat : Mudah didapat dan multi fungsi

III.

Rancangan Formulasi Calcii Lactis Compressi Tablet calcium laktat Komposisi :

Tiap tablet mengandung Calcii laktat Zat tambahan yang cocok Penyimpanan Dosis Catt 500 mg secukupnya

: dalam wadah tertutup baik : 3 x sehari ; 2 - 4 tablet : sebagai zat pewangi digunakan minyak permen

IV. R/

Rancangan Formulasi per tablet Calcii lactas Lactosa 60 % Gom arab 5 % Talk 25 %

: 1 tablet = 650 mg 500 mg x 200 tablet 90 mg x 200 tablet 7,5 mg x 200 tablet 37,5 mg x 200 tablet = 100000 mg = 100 g = 180000 mg = 18 g = = 1500 mg = 1,5 g 7500 mg = 7,5 g

29

Sod. Alginat 10 %

15 mg x 200 tablet

3000 mg = 30 g

V. R/

Rancangan Formulasi pertablet 450 mg Calcii lactas Amilum Solani 10% pengikat 5 % penghancur Talk 2 % pelicin 300 mg 10 mg 5 mg 2 mg

Lactosa ad 450 mg

VI.

Prosedur Kerja 1. Ca-laktat ditimbang sebanyak 30 g ditambahkan lactosa 6 g sedikit demi sedikit, gerus ad homogen. 2. Tambahkan 2 g Amilum solani sedikit demi sedikit, gerus ad homogen. 3. Pembuatan mucilago Cawan porselen dan batang pengaduk ditara Timbang 2 g amilum solani dengan cawan Tambahkan air 5 % ( 5 ml). Panaskan dengan api langsung, ad massa transparant. Timbang kembali, catat berat, kekurangan ditambahkan air panas, kelebihan diuapkan sampai diperoleh berat yang sesuai. 4. Campuran 1 dan 2 tambahkan sedikit demi sedikit pada mucilago yang telah di buat. 5. Campuran yang telah homogen masukkan ke ayakan no 12. 6. Keringkan granul yang diperoleh kemudian hitung % recovery. 7. Talk ditambahkan kemudian masukkan dalam mesin cetak tablet. 8. Tablet yang telah jadi diuji : granul (waktu alir, BJ mampat, kadar air), tablet (kerapuhan, keragaman dan keseragaman bobot, disolusi, waktu hancur, hardness, keseragaman ukuran).

30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Evaluasi Sediaan Granul 1. Uji Kompresibilitas t.awal = 44 cm t.ahir = 42 cm % kompresibilitas = 44 - 42 44 = 4.5454 % Nilai % kompresibilitas granul Ca-laktat 4.5454% , hal tersebut berarti granul tersebut memiliki daya alir baik sekali. 2. Uji Kelembapan Penimbangan = berat kurs Kurs + granul Berat granul Penimbangan = berat kurs Kurs + granul Berat granul % kadar air = 29.5522 g = 32.5649 g = 3.0127 g = 29.5522 g = 32.3249 g = 2.7727 g Berat granul setelah di oven x 100% Berat granul sebelum di oven x 100 %

= berat awal berat setelah di Oven berat awal = 3.0127 2.7727 g 3.0127 x 100 %

31

= 7.96 % Nilai kadar air Ca-lactat 7.96 %

3. Uji Sudut Diam Tinggi = 2.6 cm

Diameter = 9.3 cm Tan = h/r = 2.6 : 4.65 = 0.5591 = 29.2095 Nilai sudut diam Ca-laktat 29.2095, berarti nilai tersebut masuk rentang baik dan memenuhi syarat. 4. Uji Waktu Alir Waktu alir yang diperoleh 7,06 detik, sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat. Dari hasil evaluasi sediaan granul Ca-lactat didapatkan hasil yang memenuhi syarat untuk dilanjutkan 7.06 detik. B. Evaluasi Sediaan Tablet 1. Pemeriksaan penampilan (organoleptis ) 1. Bentuk 2. Warna 3. Rasa 4. Bau : Bulat : Putih : Pahit : arus
32

pengempaan sebagai tablet. Hasil evaluasi granul didapatkan nilai

kompresibilitas 4,5454%, nilai kadar air 7.96 %, nilai sudut diam 29.2095 serta waktu alir

2. Keseragaman ukuran

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Diameter (mm) 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm

Ketebalan (mm) 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm

33

15 16 17 18 19 20

24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm 24 mm

20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm 20 mm

Dari hasil pengamatan keseragamam ukuran didapat hasil yang kurang proporsional karena berdasarkan diameter serta ketebalan tablet Ca-lactat hampir sama, sehingga bentuk tablet kurang baik. 3. Kekerasan tablet

Tablet 1 2 3 4 5

Kekerasan ( kg / cm2 ) 1,5 3 1 1 1

34

Pada uji kekerasan tablet didapat nilai yang sangat rendah, kurang dari rentang yang baik yaitu 4 kg/ Cm , sehinggp didapat tablet menjadi rapuh. Hal ini dimungkinkan karena tekanan dari punch yang kurang. 4. Keseragaman bobot

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Bobot (mg) 431 mg 367 mg 415 mg 442 mg 369 mg 366 mg 381 mg 446 mg 368 mg 437 mg 369 mg 378 mg

% Penyimpangan 7,23 % -8,30 % 3,25 % 9,96 % -8,20 % -8,94 % -5,21 % 10,96 % 8,45 % 8,72 % -8,20 % -5,96 %

A (5%)

B (10%)

35

13 14 15 16 17 18 19 20

439 mg 380 mg 434 mg 410 mg 373 mg 435 mg 427 mg 372 mg

9,22 % -5,46 % 7,97 % 2,00 % -7,20 % 8,22 % 6,23 % -7,45 %

Rata-rata 20 tablet = 8039 mg = 401,95 % Penyimpangan = Penyimpangan bobot pil x 100 % rata-rata bobot

Penyimpangan = bobot pil rata-rata bobot 20 pil

Dari hasil uji keseragaman bobot dapat disimpulkan bahwa tablet tidak memenuhi syarat karena melebihi harga kolom A dan B, hal tersebut dimungkinkan karena pengempaan yang tidak merata sehingga penympangan tablet besar.

36

5.

Penetapan kadar Ca-lactat

Kompleksometri 1. Pembuatan larutan Baku Primer CaCl2 . 2H2O M = W x 1000 Mr Volum

0,1 M = W x 1000 147,02 50 ml W = 0,7351 g

Menimbang + 0,7351 g CaCl2 . 2H2O, memasukkan dalam beaker glass. Melarutkan dengan + 20 ml aquadest ad larut Pindahkan dalam labu ukur 50 ml ad tanda batas Kocok ad homogeny

2. Pembuatan larutan Baku Sekunder EDTA M = W x 1000 Mr Volum

0,1 M = W x 1000 372,24 100 ml W = 3,7224 g

Menimbang + 3,7224 g EDTA, memasukkan dalam beaker glass Melarutkan dengan + 20 ml aquadest ad larut Pindahkan dalam labu ukur 100 ml tambahkan aquadest ad tanda batas

37

Kocok ad homogeny

3. Pembakuan larutan Baku Sekunder EDTA dengan larutan Baku Primer CaCl2 . 2H2O Pipet 10 ml larutan Baku Primer CaCL2 . 2H2O dalam Erlenmeyer Tambahkan + 2 ml buffer amoniak pH = 10 Menambahkan + 2-3 tetes EBT titrasi dengan larutan Baku Sekunder EDTA Catat volume titrasi dan hitung PK konsentrasi larutan Baku Sekunder EDTA

4. Penetapan Kadar tablet Kalsium Laktat dengan kompleksometri 1 tablet Kalsium Laktat tambahkan aquadest 10 ml Tambahkan 1-2 ml buffer amoniak pH = 10 Menambahkan 2-3 tetes EBT titrasi dengan larutan Baku Sekunder EDTA yang telah dibakukan Penetapan Kadar Calcii Laktat menurut FI edisi IV 1995

Timbang dan serbukkan tidak kurang 20 tablet. Timbang seksama sejumlah serbuk setara dengan 350 mg Ca-Laktat masukkan ke dalam erlenmeyer tambahkan 150 ml air dan 2 ml HCl 3N aduk menggunakan pengaduk stirrer selama 3-5. Sambil di aduk tambahkan 30 ml Na-EDTA 0,05 M melalui buret 50,0 ml tambahkan 15 ml NaOH 1N dan 300 mg indicator biru hidroksinaftol lanjutkan titrasi hingga TAT warna biru. 1 ml Na-EDTA 0,01 M ~ 30,84 mg C6H10C4O6.5H2O

HASIL PERHITUNGAN PENETAPAN KADAR KALSIUM LAKTAT Pembakuan EDTA M = 0,0927 Volume titrasi = 12,95 ml mgrek CaCl2 .2H2O V . M = = mgrek Na EDTA V
38

10 ml .

0,0927 M M EDTA

= =

12,95 ml 0,0927 M 12,95

M EDTA

0,00716 M

Penetapan Kadar tablet Kalsium Laktat Volume titrasi = 30,75 ml mgrek Na EDTA = = = = = % Recovery = mgrek Ca-Laktat 30,75 ml . 0,00716 M

0,22017 mmol 0,22017 mol . 308,30

67,878411 mgram 67,878411 mgram X 100% 431,6 mgram

= 15,7271 % 5. Hasil Uji Keseragaman Kandungan No Bobot tablet(mg) Zat Aktif 1 437,7 68,8334 2 439,8 69,1636 3 444 69,8224 4 429,3 67,5124 5 413,9 65,0906 6 431 67,7797 7 374 58,8787 8 444 69,8241 9 439,9 69,0850 10 447 70,2959 Total zat aktif = 735,1705 mg Total rata-rata = 73,517 mg Total Xi = 225,4285, rata-rata = 22,5428
39

Xi 22,9445 23,0545 23,2741 22,5041 21,6969 22,5932 19,6262 23,2747 23,0283 23,4320

(Xi Xn) 0,4017 0,5117 0,7313 -0,0387 -0,8459 0,0504 -2,9166 0,7319 0,4855 0,8892

( Xi Xn)2 0,1613 0,2618 0,5348 0,0015 0,7155 0,0025 8,5065 0,5357 0,2357 0,7907

Total (xi-xn)2 = 11,746 S = akar 11,746 / 9 = 1,3051 RSD = 100. S / E Xi = 100.1,3051 / 22,5428 = 5,7894 % Dari hasil evaluasi granul Ca-lactat serta tablet Ca-lactat didapat hasil yang berbeda. Pada uji evaluasai sediaan granul didapat hasil yang baik, sehingga dapat dikatakan memenuhi syarat untuk dikempa menjadi tablet. Pada proses pembuatan tablet di dapat hasil yang tidak memenuhi

syarat,karena didapat nilai keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan yang kurang. Hal tersebut dimungkinkan karenafaktor eksternal yaitu kurangnya atau tidak meratanya tekanan pada punch, sehingga bobot serta kekerasan tablet Ca-lactat jelek dan tidak memenuhi syarat. Pada evaluasi uji keseragaman kandungan didapatkan hasil yang seragam namun setelah ditetapkan kadar Ca-lacta per tablet didapatkan hasil yang sangat buruk. Dari kadar pada etiket kandungan Ca-lactat tiap tablet adalah 300 mg, namun pada PK didapat hasil yang sangat jauh yaitu 67.8784 mg tiap tablet. Kemungkinan paling utama perbedaan tersebut dikarenakan pada saat proses granulasi yang kurang memadai, berdasarkan sifat fisika kimianya Ca.lactat larut dalam air, sedangkan prosedur yang digunakan adalah granulasi basah. Kemungkinan waktu proses granulasi menempel pada ayakan sehingga banyak massa yang hilang. Kemungkinan yang kedua adalah pada saat proses PK yang jelek, sehingga hasil yang didapat kurang valid.

40

BAB V PENGEMASAN Untuk pengemasan tablet Ca-lactat CA-MEX digunakan bentuk strip atau blister. Tiap blister berisi 10 tablet CA-MEX, alasan pemilihan kemasan bentuk blister ini dikarenakan kemasan ini praktis dang produksinya dengan biaya yang murah. Gambar Kemasan :

41

Gambar Brosur

42

BAB VI KESIMPULAN Pada praktikum An. Obat dan Narkoba ini dapat disimpulkan bahwa proses

formulasi serta Evaluasi sediaan tablet Ca-lactat kurang memenuhi persyaratan. Pada proses granulasi serta evaluasinya didapat hasil yang sangat baik, sehingga layak untut k dilanjutkan penempaan sebagai tablet. Pada proses pembuaatan sera evaluasi tablet didapatkan kendala kerusakan alat, pada evaluasi tablet Ca-Laktat didapatkan hasil yang kurang baik. Ukuran serta keseragaman bobot tablet menjadi kurang memenuhi syarat, sehingga pada waktu uji penetapan kadar untuk tiap tablet juga kurang baik. Untuk itu perlu diadakan pengkajian ulang dimana letak permasalahan yang menyebabkan hasil yang tidak memenuhi syarat tersebut

43

Anda mungkin juga menyukai