Anda di halaman 1dari 36

RESPON IMUNITAS TERHADAP INFEKSI BAKTERI

Oleh : Andria Fadli Erpita 12/342370/PKG/779 PPDGS-1 Bedah Mulut

Sistem Imun
Complemen

Humoral
1.

Non Spesifik Seluler

Interferon (INF) CRP


Fogosit Sel NK Sel Mast Bosofil Mononuclear PMN

Humoral
2.

Sel B (Imunoglobulin)
Sel T

Spesifik Seluler

Sel dalam Sistem Imun

faal_imun/ikun/2006

Sistem Imun

Pertahanan lapis pertama: Pertahanan fisik (physical barrier) Ada 2 sistem kekebalan tubuh: 1. Sistem kekebalan nonspesifik (didapat) (innate immune system) 2. Sistem kekebalan spesifik (dipelajari/adaptif) (learned/adaptive immune system)

Patogen pada Tubuh Manusia


1.

2.
3. 4. 5.

Bakteri Virus Jamur Protozoa bersel satu Parasit

Interaksi Host dengan Bakteri


Mekanisme pertahanan tubuh infeksi bakteri dipengaruhi oleh : terhadap

Struktur

dinding sel

Gram Positif Gram Negatif Mycobakterium

Patogenitas

bakteri

Semua bakteri mempunyai membran lapis dalam dengan Peptidoglikan


1.

disebut

Bakteri Gram Positif Asam Teikoat dibunuh fogosit dengan bantuan opsonisasi imunoglobulin dan aktivasi complemen yang tidak melalui jalur lisis. Sering melepas Eksotosin merusak fogosit merusak jaringan merusak SSP menyebabkan kematian

Invasi Bakteri ke dalam Tubuh

Streptococcus

menurut sifat himolisanya a, b, c Antigen dinding sel gol A-Q

yang paling patogen : Streptococcus b hemoliticus Gol A Punya kapsul Reaksi selluler berat Kompleks imun

Streptococcus A yang patogen untuk saluran cerna Mempunyai reseptor untuk sel epitel Ikatan ini dicegah oleh Imunoglobulin

2.

Gram Negatif Punya membran kedua Dapat dihancurkan oleh Imunoglobulin dengan bantuan aktivasi komplemen melalui jalur lisis. Ex : Neisseria meningitidis

Komponen lain yang Berperan

Flagel/Fimbrie
Ex :

antigenik bereaksi dengan antibodi

- E.coli - Salmonella - Pseudomonos - Proteus

Kapsul Protein dan polisakaridanya merangsang sistem imun humoral Menempel pada membran mukosa Anti fogositasis

Interaksi Mikroba dengan Sistem Imun

Menghindari respon imun 1. Produksi toksin menghambat khemotaksis 2. Membentuk kapsul fagosit tidak terjadi 3. Memproduksi molekul yang menghambat fungsi lisosom dengan fagosom,atau menghambat makrofag berinteraksi dengan IFN 4.Menurunkan sitokin proinflamatorik TNF-,IL-1,IL-6 Patogenesis ada 2 : - Toksik - Invasif

Contoh bakteri yang tidak invasif tetapi toksik : - C Difteri - V Choleroc

Interaksi Mikroba dengan Sistem Imun

Interaksi Mikroba Sistem Imun

Mekanisme Infeksi Bakteri


Bakteri yang menginfeksi manusia dibagi dalam dua

kelompok, yaitu: 1. Bakteri ektraseluler 2. Bakteri intraseluler Respons imun terhadap patogen ekstraselular dan intraseluler berbeda. Sistem imun pada patogen ekstraselular ditujukan untuk menghancurkan patogen serta menetralisir produknya, pada patogen intraseluler sel T dapat menghancurkan sel yang terinfeksi, dalam kata lain sitotoksik, atau dapat mengaktivasi sel untuk menghadapi patogen

Mekanisme Invasi Bakteri

Bakteri Ekstraseluler

Adalah bakteri yang mampu membelah diri di luar sel host, contohnya pada sirkulasi, jaringan ikat ekstraseluler dan berbagai macam ruang antar jaringan seperti saluran gastrointestinal dan saluran genitourinaria Contoh bakteri ekstraseluler yang bersifat patogen antara lain: 1. Gram positif atau pyogenic cocci (staphilococcus, streptococcus) 2. Gram negatif cocci (meningococcus, gonococcus, neisseria) 3. Basil gram positif (organisme dalam usus : E. Coli) 4. Basil gram negatif (umumnya bakteri anaerob: spesies clostridium) Bakteri ekstraseluler menyebabkan infeksi dengan dua cara, yaitu: 1. Bakteri menginduksi inflamasi 2. Bakteri menghasilkan toksin Endotoksin (lipopolisakarida/LPS) yang merupakan komponen dinding sel bakteri dan merupakan stimulator poten utntuk diproduksinya sitokin dan makrofag Eksotoksin yang secara aktif disekresi oleh bakteri

Imunitas Bawaan terhadap Bakteri Ekstraseluler


Prinsip utama mekanisme dari imunitas bawaan terhadap bakteri ekstraselular adalah aktivasi komplemen, fagositosis,dan respon radang

Imunitas Bawaan terhadap Bakteri Ekstraseluler

Bakteri gram negatif yang dinding selnya mengandung peptidoglikan atau lipopolisakarida akan mengaktifkan jalur allternatif komplemen jika dalam keadaan tidak ada antibodi. Bakteri ini akan mengekorelasikan manosa pada permukaannya membentuk ikatan manosa-lektin dan mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin. Hasil akhir dari pengaktifan komplemen adalah opsonisasi dan fagositosis. Fagositosis diperantarai oleh banyak reseptor sel fagosit diantaranya: manosa reseptor, Fc reseptor, complemen reseptor. Reseeptor ini akan mengaktifkan fagositosis dan menstimulasi dibentuknya zat zat mkrobisisdal. Sel fagosit yang teraktivasi akan mengeluarkan sitokin. Sitokin ini akan menginduksi adanya manifestasi infeksi sistemik seperti demam dan sintesis protein fase akut.

Aktivasi Sistem Komplemen pada Infeksi Bakteri Ekstraseluler

Imunitas Dapatan terhadap Bakteri Ekstraseluler

Imunitas humoral merupakan hal utama dalam imunitas dapatan terhadap bakteri ekstraselular dan berfungsi untuk memblok infeksi, mengeliminasi mikroba, dan menetralkan toxin

Imunitas Dapatan terhadap Bakteri Ekstraseluler

Respon antibodi akan melawan bakteri ekstraselular yang akan menempel langsung pada antigen dinding sel atau toksin yang disekresikan oleh bakteri yang biasanya berupa polisakarida atau protein Efek yang akan terjadi adalah opsonisasi dan fagositosis serta aktivasi komplemen melalui jalur klasik Netralisasi toksin diperantarai oleh Ig G berafinitas tinggi dan isotipe dari Ig A, opsonisasi oleh beberapa subkelas Ig G dan pengaktifan komplemen oleh Ig M dan sub kelas Ig G Protein antigen dari bakteri ekstraselular juga akan mengaktifkan sel Th atau CD 4 yang akan menstimulasi produksi sitokin dan menyebabkan inflamasi lokal dan memperkuat proses fagositosis dan aktifitas mikrobisisda dari makrofag atau netroufil Interferon gamma adalah sitokin sel T yang bertanggung jawab terhadap aktifasi makrofag. Sedangkan TNF dan limfotoxin memicu inflamasi

Respon Imun terhadap Bakteri Ekstraseluler

Peran Antibodi pada Infeksi Bakteri Ekstraseluler

Respon Tubuh terhadap Infeksi Bakteri

Imunitas terhadap Bakteri Intraselular

Karakteristik dari bakteri fakultatif intraselular adalah dapat bertahan bahkan berkembang biak di dalam sel fagosit. Dimana mikroba ini berhasil menemukan tempat yang tidak dapat dijangkau oleh antibodi. Oleh karena itu untuk mengeliminasi bakteri ini diperlukan imunitas termediasi sel Contoh bakteri intraselular : 1. Mycobacteria 2. Listeria monocytogenes 3. Legionelle pneumophilia

Imunitas Bawaan terhadap Bakteri Intraselular

Imunitas bawaan terhadap bakteri intraseluler pada intinya diperantarai oleh fagosit dan sel NK (Natural Killer)

Imunitas Bawaan terhadap Bakteri Intraselular

Pada awalnya neutrofil dan makrofag memakan dan menghancurkan mikroba ini, tetapi patogenitas dari bakteri intraselular adalah mampu bertahan dari proses degradasi fagositosis. Bakteri intraselular mengaktifkan sel NK dengan mengekspresikan NK cell-activating ligands pada sel yang terinfeksi atau dengan stimulasi dari sel dendritik dan makrofag yang memproduksi IL-12. Setelah itu sel NK akan memproduksi IFN yang akan membunuh bakteri yang akan difagosit oleh makrofag. Imunitas bawaan bertugas untuk membatasi penyebaran infeksi bakteri sebelum imun dapatan bekerja, tetapi pada faktanya biasanya imunitas bawaan kewalahan dan gagal dalam mengeradikasi bakteri dan memerlukan eradikasi dengan imunitas termediasi sel.

Imunitas Dapatan terhadap Bakteri Intraselular

Mekanisme utama dalam imunitas dapatan terhadap bakteri intraselular adalah imunitas termediasi sel T

Imunitas Dapatan terhadap Bakteri Intraselular


1. 2.

Ada dua tipe reaksi pada imunitas termediasi sel : Aktivasi makrofag yang dipengaruhi oleh ligand CD 40 L Interferon yang membunuh mikroba yang telah difagosit melisiskan sel yang telah terinfeksi T limfosit sitotoksid Bakteri intraselular yang difagosit makrofag mungkin selamat dari fagosom. CD 4 T sel akan merespon MHC II yang berasosiasi dengan peptida antigen yang berasal dari bakteri intraselular. Sel T ini akan memproduksi interferon gamma, yang akan mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan bakteri dalam fagosom. CD 8 T sel akan merespon terhadap peptida yang berasal dari sitosol yang akan berasosiasi terhadap MHC I dan sel CD 8 (CTL) tersebut akan membunuh sel yang terinfeksi tersebut.

Respon Imun terhadap Bakteri Intraseluler

Kerjasama CD 4 dan CD 8 pada Infeksi Intraseluler

Aktivasi Makrofag pada Infeksi Intraseluler

Perbedaan Infeksi Bakteri Ekstraseluler dan Intraseluler

Kesimpulan

Respons imun terhadap patogen ekstraselular dan intraseluler berbeda. Sistem imun pada patogen ekstraselular ditujukan untuk menghancurkan patogen serta menetralisir produknya, sedangkan pada patogen intraseluler sistem imun (sel T) dapat menghancurkan sel yang terinfeksi, dalam kata lain sitotoksik, atau dapat mengaktivasi sel untuk menghadapi patogen Sel-sel utama yang berperan pada respons imun dalam infeksi mikroorganisme yaitu makrofag, sel T dan sel B. Sel-sel tersebut berinteraksi satu dengan yang lain secara langsung atau melalui interleukin (IL). Selain itu diikutsertakan pula komplemen, sel NK dan sel K.

Terimakasih Mohon Asupan

Anda mungkin juga menyukai