Anda di halaman 1dari 135

PENGERTIAN PANCASILA

Pancasila berasal dari bahasa Sanksekerta yaitu panca artinya lima dan sila artinya dasar. Pancasila sebagai dasar negara Rl ditetapkan tanggal 18 Agustus 1945. Sebagai dasar Negara, maka nilai-nilai kehidupan bernegara dan berpemerintahan sejak saat itu harus berdasarkan Pancasila.

Berdasarkan kenyataan

nilai-nilai yang ada dalam Pancasila tersebut

tefah dipraktekkan oleh nenek moyang bangsa Indonesia sampai sekarang. Rumusan Pancasila yang dijadikan dasar negara tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV. Kelima sila tersebut sebagai satu kesatuan nilai kehidupan masyarakat Indonesia oleh PPKI dijadikan dasar negara (18 Agustus 1945). Dasar tersebut kuat dan kokoh karena digali dan dirumuskan dari nilai kehidupan rakyat Indonesia yang merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa kita. Karena itulah Pancasila disepakati secara nasional, maka ia merupakan suatu perjanjian luhur yang harus dipatuhi tanpa kecuali.

Nilai Yang Terkandung Dalam Rumusan Pancasila Ketetapan MPR No. ll/MPR/1978 memberi petunjuk-petunjuk nyata dan jelas wujud pengamalan nilai kelima sila dari Pancasila sebagai berikut :

A. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar

kemanusiaan yang adil dan beradab. 2. Hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga terbina

kerukunan hidup. 3. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan. 4. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.

B. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab 1. Me ngakui persamaan derajat, persamaan hak, persamaan kewajiban antara sesama manusia. 2. Saling mencintai sesama. 3. Mengembangkan sikap tenggang rasa. 4. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

5. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. 6. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 7. Berani membela k ebenaran dan keadilan. 8. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia dan bekerjasama dengan bangsa lain.

C. Sila Persatuan Indonesia 1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. 3. Cinta tanah air dan bangsa. 4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia. 5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka tunggal ika

D. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan 1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. 2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain. 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. 4. Musyawarah kekeluargaan. 5. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah. 6. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur. untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat

7. Keputusan yang diarnbil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

E. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat 1. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang

mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong. 2. Bersikap adil. 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4. Menghormati hak-hak orang lain. 5. Suka member! pertolongan kepada orang lain. 6. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain. 7. Tidak bersikap boros. 8. Tidak bergaya hidup mewah. 9. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. 10. Suka bekerja keras. 11. Menghargai hasil karya orang lain. 12. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

I. PANCASILA DALAM PERJALANAN SEJARAH BANGSA Secara historis Pancasila itu digali dari bumi Indonesia sendiri atau dari budaya bangsa sendiri. Nilai-nilai Pancasiia dalam sejarah

kebudayaan bangsa Indonesia dibagi ke dalam beberapa periode, antara lain : A. Unsur Pancasila pada Periode/Tahap Kebudayaan Indonesia Asli Para ahli sejarah dan antropologi memperlihatkan bahwa sebelum kebudayaan Hindu masuk dan berkembang di Indonesia, berbagai suku bangsa Indonesia telah mengenal unsur-unsur pembentukan Pancasila. Nilai-nilai kehidupan ini dapat disebut sebagai embrio nilai-nilai Pancasila yang sudah nampak pada tahap perkembangan ini, kita lihat:

1. Unsur Yang Relevan Dengan Sila I Orang Indonesia telah mengenal pengakuan dan pemujaan kepada sesuatu kekuatan yang mengatasi manusia dalam segala aspeknya. Misalnya : Di Kalimantan orang mengenal "TUH" sebagai intisari kepercayaan terhadap kekuatan yang mengatasi manusia yang kemudian menurun menjadi Tuhan dan oleh M. Yamin menjadi Ketuhanan, di Jawa orang mengenal sebutan "Hyang Paring Gesang" dan di Tapanuli orang mengenal sebutan "Ompu Dibata".

2. Unsur Yang Relevan Dengan Sila II Rasa kemanusiaan ditunjukkan dengan kesediaan bangsa Indonesia untuk bergaul dengan berbagai orang dari negara luar sehingga terbuka jalan untuk masuknya kebudayaan luar. .

Dari penelitian sejarah dapat diketahui bahwa pada zaman kuno hubungan antara bangsa sudah ada. Kebudayaan Hindu dapat mudah masuk justru karena adanya "sikap terbuka dari orang-orang Indonesia pada zaman dahulu.

3. Unsur Yang Relevan Dengan Sila III Pada masa awal peradaban di Indonesia manusia hidup dalam kesatuan-kesatuan kecil yang kemudian disebut suku. Mereka hidup dalam kesatuan suku itu. Tanah masih luas dan cara hidup yang masih sederhana mereka lebih mudah berpindah-pindah.

4. Unsur Sila ke IV Penelitian antropologi menunjukkan bahwa : Ikatan suku dijiwai oleh semangat kekeluargaan yang besar. Masyarakat suku menggunakan cara berunding, berembug atau musyawarah untuk menghadapi sesuatu persoalan. Semangat kekeluargaan juga nampak dalam pembangunan dengan istilah gotong-royong. Dengan gotong-royong mereka melaksanakan kesatuan karya untuk menciptakan kesejahteraan sosial.

5. Unsur Sila ke-V Organisasi masyarakat, betapapun kecilnya, bertujuan

untuk terwujudnya kesejahteraan bagi para warganya. Pembuatan rumah-rumah besar untuk keluarga bertujuan untuk terwujudnya kesejahteraan bersama. Semua uraian di atas sebagai unsur Pancasila asli yang nanti akan berkembang sesuai dengan berkembangnya peradaban manusia

Indonesia. Unsur-unsur itu bersifat universal. Semua bangsa di dunia mengalami tahap-tahap demikian.

B. Unsur Pancasila Pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya Hindu Pengaruh Hindu menyentuh berbagai aspek kehidupan : Agama a. Sila l Dengan pengaruh Hindu, agama orang Indonesia mengalami

perkembangan. Mereka secara lebih nyata memuja kekuatan yang mengatasi manusia, yang tidak lagi tanpa bentuk melainkan sudah tercitra seperti : Brahma Wishnu Syiwa

- Adi Bhuda

b. Sila ll Pengaruh antar bangsa yang makin intensif yaitu antara orang Cina dan orang India. Orang Indonesia menerima kehadiran orang asing untuk berkarya di Indonesia. Terjadinya perkawinan antar bangsa.

c. Sila Ill Pengaruh Hindu menyebabkan timbulnya : - Ikatan masyarakat baru yaitu kerajaan. - Ikatan warga masyarakat diperluas, sedang ikatan dengan tanah diperkuat. - Batas wilayah kerajaan lebih nyata dari pada batas wilayah kesukuan pada masa sebelumnya. - Sikap mempertahankan daerah sendiri yang disebut tanah air sering diperlihatkan dalam peperangan.

d. Sila IV : Prinsip Musyawarah Meskipun kedudukan orang yang satu dibatasi oleh aturan sosial tertentu yaitu kasta, akan tetapi prinsip musyawarah tetap berjalan.

e. Sila V

Meskipun berkembang sikap mengabdi kepada raja yang dianggap dewa tetapi kesejahteraan umum tetap mendapat perhatian dari para raja, seperti: pembangunan bendungan atau tanggul.

- Keberadaan orang Indonesia bersama dengan orang-orang dari luas khususnya India dan Cina, penganut agama Hindu dan Budha memperlihatkan sikap persaudaraan. Semua itu menunjukkan nilai-nilai yang menjadi embrio Pancasila tetap bertahan.

C. Unsur Pancasila pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya Islam Pengaruh Islam di Indonesia nampak nyata pada akhir abad XIII seperti tertulis pada nisan Sultan Malik Al-Saleh dari Pasai, akan tetapi pengalaman agama Islam ke Indonesia sudah lebih awal. Sedangkan perkembangan Islam di Indonesia baru menjadi luas setelah runtuhnya Majapahit pada abad ke-XV. Pengaruh dari penyebaran Islam di Indonesia adalah : Berkembangnya a gama baru yang mengubah pemujaan dewa menjadi pemujaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. - Orang yang beragama Hindu dan Budha sudah menjadi Islam, narnun penganut agama Hindu dan Budha masih ada yang bertahan, mereka bertahan pindah ke:

Daerah pegunungan Ke Pulau Bali Orang Indonesia yang sudah Islam sanggup bekerjasama dengan orang-orang beragama lain khususnya dalam perdagangan antar bangsa. Dalam politik sering kita lihat kerjasama antar agama, misalnya : VOC dengan Sultan Haji dari Batam Dalam urusan pemberangkatan haji VOG memberikan jasa. Kecintaan terhadap kelompok sosial dan daerah terus berkembang.

- Sifat kerakyatan Di satu pihak Islam mengangkat derajat orang bawah karena ajaran persaudaran Islam di sisi lain. Kita menyaksikan berkembangnya kerajaan-kerajaan feodal

dengan rajanya yang berkuasa secara absolut. Islam mengajarkan perbuatan amal (kebaikan) dan pemberian yang diwajibkan (zakat).

D. Unsur Pancasila pada Tahap Perkembangan Pengaruh Budaya Kristen dan Barat Orang Barat mulai masuk Indonesia pada abad XVI. Meskipun pada abad sebelumnya sudah ada orang Barat yang datang ke Indonesia seperti: Marcopolo. Abad XV dan abad ke-XVI dikenal sebagai abad penjelajahan,

orang Barat dengan keberanian dan kecerdikan menjelajah berbagai samudera untuk menemukan negeri baru. Penjelajahan itu dilatarbelakangi oleh berbagai faktor, yaitu : Perdagangan

- Agama Petualangan

Efek samping dari penjelajahan timbul nafsu menjajah. Sikap bersahabat selalu diperlihatkan oleh orang Indonesia dalam menghadapi orang asing. Orang asing melakukan maka sikap tindakan-tindakan bersahabat itu untuk berubah

menguasai negeri, menjadi

sikap memusuhi, terbukti dari perang melawan orang

asing abad ke-XVI sampai dengan awal abad XX. Keuntungan orang Barat datang ke Indonesia : 1. Orang Barat menjadi perantara berkembangnya agama Kristen (Katolik dan Protestan). 2. berkembangnya agama Kristen di Indonesia memperkaya jumlah kekayaan budaya bangsa Indonesia. 3. Orang Barat yang ada di Indonesia memperkenalkan berbagai unsur budaya baru baik yang konkrit, seperti: Macam pakaian Cara berpakaian

- Alat transport modern atau teknologi

Yang abstrak, seperti : Berbagai ide kenegaraan dan kemasyarakatan. Pengenalan pendidikan Barat yang sering dipandang sebagai ciri pendidikan modern. Kesatuan nasional yang kita miliki sekarang dirintis oleh kesatuan kolonial. Kondisi penjajahan memberi peluang bagi integrasi nasional yang secara bertahap memberi jalan bagi pembentukan bangsa Indonesia dalam pembentukan politik seperti sekarang. Pembentukan bangsa Indonesia memang meJewati tahap perjuangan: Perubahan status dari orang jajahan menjadi orang merdeka hanya dapat dicapai dengan pembentukan bangsa yang satu. Dengan perjuangan pula nasib ekonomi rakyat dapat diperbaiki. Menuju kepembentukan masyarakat baru yang adil dan makmur. Pergerakan kebangsaan bukan saja bertujuan merebut kemerdekaan tetapi juga bertujuan : Menciptakan suasana kehidupan baru yang demokratis, seperti corak demokratis yang ada di negara-negara Eropah. Semangat keprihatinan yang feodaiistik merupakan hal yang ditolak. Pemeriksaan jajahan dengan berbagai cara berusaha menindas

pergerakan kebangsaan tetapi pergerakan kebangsaan tetap tumbuh dan sanggup mempersenjatai diri dengan berbagai ide yang berasaf dari Barat

yang masuk ke Indonesia lewat penjajahan, seperti :

Kesamaan Kebebasan Demokrasi Nasionalisme Sosialisme Dalam konsep yang modern

E. Unsur Pancasila pada Tahap Mencari Bentuk Kebudayaan Nasional Indonesia 1. Nasionalisme, Islam isme, dan Marxisme Kebangkitan nasional ditandai dengan berdirinya Budi Utomo pada tanggal 20 Me! 1908 di Jakarta. Perkumpulan ini memelopori berbagai perkumpulan lain di tanah air yaitu : a. Yang Bercorak Nasionalisme Indische Partij (1912) Indische Vereniging (1908) kemudian menjadi

Indonesia Vereniging (1922) - Perhimpunan Indonesia (1925) PNI(1927)

- Partvndo dax\ PU\ fcwu {\<&>\) Persatuan Bangsa Indonesia (1924) Kemudian berfungi dengan Budi Utomo menjadi Parindra (1935). Pada dasarnya partai-partai ini menghendaki negara kebangsaan yang bercorak sekuier (memisahkan agama dari urusan negara).

b. Yang Bercorak Islam Sarikat Dagang Islam (1911) menjadi Sarikat Islam (1912) Partai Sarikat Islam Indonesia (1930) Muhammadiyah (1912) Partai Islam Indonesia (1931) dasarnya perkumpulan ini menghendaki negara merdeka

Pada

berdasarkan Islam.

c. Yang Bercorak Marxisme ISDV (1914); pada tahun 1920 menjadi PKI atau ISDP (Indische Social Demokratische Partif) tahun 1918.

PKI menghendaki negara komunis. Dari uraian di atas nyata bahwa pada zaman penjajahan Belanda berkembang 3 paham politik, yaitu : - Nasionalisme - Islamisme

Marxisme

PPKD (Pakempalan Politik Katolik Dj'awi) tahun 1923 pada tahun 1930 berkembang menjadi PPKI (Perkumpulan Politik Katolik Indonesia).

Asas Katolik: Menjiwai perkumpulan ini Dia digolongkan ke partai dengan paham kebangsaan murni.

- Memperjuangkan negara kebangsaan. Dari kenyataan di atas menunjukkan bahwa : Orang Indonesia memang Bhineka, akan tetapi pengalaman sejarah telah menjadikan mereka tunggal. Dinyatakan oleh para pemuda dalam Sumpah Pemuda tahun 1928. Dari anggaran dasar berbagai pergerakan kebangsaan, kita temukan sifat kebangsaan mereka yang berkemanusiaan.

Tujuan yang hendak dicapai : Perjuangan sejahtera. Untuk menginginkan tujuan ftu mereka membentuk mereka untuk membentuk masyarakat yang

pemerintahan yang demokratis.

2. Proklamasi Kemerdekaan Penyerbuan Jepang mengakhiri pemerintah kolonial Belanda pada

tahun 1942. Jepang berkuasa di Indonesia selama 3,5 tahun.

Pengalaman bangsa Indonesia selama pemerintahan Jepang : Hidup keagamaan terganggu Gereja sering berubah fungsinya demi kepentingan perang

Jepang. Penindasan Jepang di luar batas menyadarkan bangsa Indonesia : Pengembangan nilai kemanusiaan Membuat Indonesia bersatu Pemakaian bahasa Indonesia yang luas

Sifat pemerintah Jepang yang selalu mau menang sendiri: Menyadarkan bangsa Indonesia akan baiknya demokrasi. Pemerintahan rakyat dengan permusyawaratan. luar biasa yang dialami bangsa Indonesia selama

Penderitaan

penjajahan Jepang : Mendorong makin giatnya perjuangan untuk mempercepat

datangnya kemerdekaan. Dengan kemerdekaan ada kebebasan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Betapapun Jepang dinilai jahat, akan tetapi penjajahan Jepang di Indonesia dianggap: Mempercepat datangnya kemerdekaan. Mempercepat mendirikan BPUPKI dan PPKI

Tujuan BPUPKI Dibentuk: Menyiapkan rancangan dasar negara Pancasila dan rancangan Undang-Undang Dasar menjadi dasar negara dan UUO yang sah. Setelah BPUPKI menyelesaikan pekerjaannya badan ini diganti oleh PPKI. PPKI dibentuk untuk mempersiapkan dan menyelenggarakan

pemindahan kekuasaan dari tangan Jepang ke tangan Indonesia. Setelah Jepang menyerah, maka Indonesia memproklamasikan kemerdekaan. Setelah Proklamasi 17 Agustus 1945 maka tanggal 18 Agustus 1945 PPKI mengambil keputusan: 1. Menetapkan UUD 1945 2. Memilih Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta masing-masing menjadi presiden dan wakil presiden. Kegiatan BPUPKI dan PPKI memperlihatkan dijunjung tingginya : - Nilai persatuan - Kesepakatan yang dicapai tentang penerimaan Pancasila menjadi dasar dan ideologi bangsa dan negara dengan ini Indonesia bukan negara agama, juga bukan negara sekuler melainkan negara Pancasila, negara demokrasi berketuhanan. Dalam peristiwa proklamasi dijunjung tingginya nilai persatuan oleh golongan pemuda dan pemimpin Indonesia generasi tua.

3. Perumusan Pancasila Dalam 3 UUD Perjuangan bangsa Indonesia untuk rnendirikan negara merdeka mengalami pasang surut. Dalam mengarungi pasang surut bangsa Indonesia pernah mempraktekkan 3 UUD yaitu : Undang-Undang Dasar 1945 Konstitusi RIS Undang-Undang Dasar Sementara 1950

Dalam 3 UUD ini Pancasila tetap menjadi dasar negara itulah bukti keyakinan bangsa Indonesia akan kebenaran dan ketepatan Pancasila sebagai dasar negara.

Pembukaan UUD 1945

Konstitusi RIS

UUDS 1950

1 . Ketuhanan Yang Maha Esa 1 . Ketuhanan Yang 1 . Ketuhanan Yang Maha Esa Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan 2. Perikemanusiaan 2. Perikemanusiaan beradab. 3. Persatuan Indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hik-mat kebijaksanaan dalam permu-syawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi seluruh 5. Keadilan sosial rakyat Indonesia 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan 3. Kebangsaan 4. Kerakyatan

5. Keadilan sosial

Di samping rumusan yang ketiga di atas masih ada lagi rumusan Pancasila dalam bentuk konsep, seperti yang dikemukakan oleh Ir. Sukarno pada tanggal 1 Juni 1945 maupun dalam Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Dari ketiga rumusan maka rumusan yang kita pakai adalah yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 sejak Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 dan oleh MPR menetapkan menjadi UUD yang sah/tetap. Dengan dimuatnya Pancasila dalam Pembukaan UUD 1945 pada hakekatnya nilai-nilai yang kita junjung tinggi telah diangkat menjadi norma atau kaidah hukum.

4. Pancasila Dalam Tantangan Gerakan ekstrim kanan - Pemberontakan DI/TII yang ' meletus pada tahun 1948

(pemberontakan ini menghendaki berdirinya negara Islam). - Pemberontakan PKI tahun 1948 menghendaki berdirinya Republik Soviet Indonesia. - Dalam Sidang Konstituante di bawah UUDS 1950 yang bercorak liberal/member! peluang untuk munculnya ide dasar negara alternatif (pilihan) lain mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara. Dengan Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 kembali ke UUD 1945

dengan dasar Pancasila. Dengan Dekrit Presiden mulai politik baru yaitu Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Terpimpin dilaksanakan baik dalam teori juga dalam praktek. Golongan ekstrim kiri Menyatakan bahwa Pancasila adalah Marxisme.

- Memperkenalkan prinsip Nasakom dikatakan sama dengan Pancasila. - Pancasila sekedar alat pemersatu. - Kalau sudah bersatu Pancasila tidak diperlukan lagi.

II. FUNGSI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA 1. Pengertian Pancasila adalah nama dari dasar negara Rl yang berisi lima dasar yaitu : Merupakan kesatuan yang bulat dan utuh Ketuhanan Yang IMaha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab Persatuan Indonesia Kerakyatan yang dipimpin oleh

Hikmah kebijaksanaan

dalam

permusyawaratan/ perwakilan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Rumusan Pancasila ini termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang disahkan oleh PPKI tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebenamya telah ada pada bangsa Indonesia sejak dahulu cala, unsur-unsurnya terdapat pada asas-asas kebudayaan bangsa Indonesia yang kemudian dimatangkan dalam perjalanan perjuangan tehidupan bangsa Indonesia. Dalam kehidupan bangsa Indonesia Pancasila berfungsi sebagai: Dasar negara Sumber segala sumber hukum Filsafat bangsa Kepribadian bangsa Pandangan hidup bangsa Ajaran moral Ideologi negara Pemersatu/penggerak perjuangan

Fungsi Pancasila Sebagai Dasar Negara Nampak jelas karena dijabarkan ke dalam pasal-pasal UUD 1945. Sebagai ketentuan dasar pokok penyelenggaraan negara. Pasal-pasal tersebut adalah jelmaa'n dari pokok pikiran Pembukaan UUD yang intinya adalah Pancasila. Merupakan pokok kaidah negara yang fundamental (norma hukum yang pokok bagi negara).

Sebagai asas negara yang menjiwai. Memiliki kedudukan istimewa dalam hidup kenegaraan dan hukum bangsa Indonesia.

Sebagai dasar negara Pancasila mempunyai sifat imperatif (mengikat) dalam arti setiap WNI harus mematuhinya.

Pancasila sebagai sumber dari segala surnber hukum, yaitu : Sumber tertib hukum Segala yang berhubungan dengan kehidupan ketatanegaraan Rl haruslah berdasar pada Pancasila. Semua Pancasila, peraturan perundangan dalam harus Ketetapan sesuai dengan No.

dinyatakan

MPRS

XX/MPRS/1966. Sebagai sumber dari segala sumber hukum di Indonesia, Pancasila merupakan: Dasar Rangka Suasana kebatinan dari ketentuan hukum positif yang berlaku.

Pancasila sebagai perjanjian luhur bangsa - Pancasila merupakan hasil kesepakatan bersama para pendiri negara menjadi dasar negara. - Untuk bersatu dalam sikap dan pandangan menuju hari depan

yang dicita-citakan bersama. - Pemerintah dan warga negara memiliki janji untuk melaksanakan Pancasila, Pancasila. mempertahankannya serta tunduk pada asas

Pancasila sebagai filsafat bangsa - Suatu pemikiran yang mendalam untuk dipergunakan sebagai dasar negara. - Pancasila berkenaan dengan manusia sebab negara adalah lembaga manusia kelima sila itu berfokus pada manusia. - Kelima Pancasila itu tidak dipandang 5 prinsip yang berdiri sendiri, tetapi sila-sila itu secara bersama-sama merupakan satu kesatuan yang bulat. Sila yang satu dijiwai sila yang lainnya.

- Menunjukkan keyakinan bangsa Indonesia terhadap manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan, yang hidup bersama dengan manusia lain sebagai umat manusia. - Menyelesaikan masalah hidupnya atas dasar sikap musyawarah mufakat. - Indonesia dapat menentukan sikap di tengah-tengah berbagai sistem dan aliran-aliran filsafat di dunia.

Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa - Jiwa bangsa Indonesia diartikan secara statis (tetap bertahan dalam perubahan sejarah) secara dinamis (mendorong segala aktivitas). - Pancasila sebagai jiwa bangsa melekat erat pada kehidupan bangsa dan menentukan eksistensi bangsa Indonesia sebagai satu kesatuan. - Pancasila digali dari isi jiwa bangsa Indonesia. Kepribadian bangsa Indonesia Wujud nyata dari jiwa seseorang

- Keseluruhan sifat-sifat yang merupakan watak/serta menunjukkan ciri khasnya.

Ciri khasnya yang membedakan dengan bangsa di dunia.

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Pandangan hidup bangsa adalah cara suatu bangsa menghadapi

masalah hidupnya dan menentukan arah serta cara menyelesaikannya. Pandangan hidup mengandung konsep-konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan yaitu : - Nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan menimbulkan tekad untuk

mewujudkannya. - Bagaimana menjalin hubungan antara dirinya dengan Tuhan, sesama manusia, masyarakat dan alam sekitarnya. Member! pedoman untuk menjalin hubungan tersebut dengan serasi dan seimbang. Sebagai penuntun tingkah laku dalam segala segi kehidupan. Misalnya : orang Indonesia memandang milik pribadi selalu juga dalam segi sosial.

Pancasila sebagai ajaran moral Secara sederhana, moral adalah sebagai ukuran balk buvuknya tingkah laku manusia. Orang bertindak baik kalau ia bertindak sesuai dengan keputusan suara hati, yang diarahkan oleh norma yang berlaku umum. Moral Pancasila adalah : ajaran perilaku baik, yang mewujudkan nilai-nilai yang termuat dalam Pancasila. Moral Pancasila berperan dalam mengarahkan atau membimbing, baik penyelenggaraan kenegaraan maupun perilaku warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Moralitas yang berlaku bagi negara ditegaskan bahwa : UUD mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.

Ketetapan MPR No. ll/MPR/1978, menjabarkan kelima sila Pancasila ke dalam 36 butir norma perilaku yang baik, sesuai dengan Pancasila dalam bermasyarakat dan bernegara.

Pancasila sebagai ideologi Negara Pancasila sebagai ideologi negara termuat dalam : Pembukaan UUD 1945 Cita-cita luhur negara dan bangsa Indonesia Pembukaan adalah penuangan jiwa proklamasi yaitu jiwa

Pancasila. Ideologi Pancasila bersumber dari filsafat Pancasila. Ideologi adalah sistem ide yang secara normatif memberikan persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi suatu

masyarakat/bangsa, untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. ideologi mengandung tiga dimensi : 1. Pemahaman situasi sosial yang dihadapi. 2. Gambaran situasi baru yang akan diwujudkan. 3. Penyusunan program untuk mencapai situasi baru yang dicita-citakan. Fungsi ideologi Pancasila tidak sekedar menjelaskan, menafsirkan keadaan melainkan menj'adi titik tolak merubah keadaan menuju kenyataan yang dicita-citakan. Ciri-ciri ideologi Pancasila adalah : Ciptaan manusia Memiliki sifat terbuka

Menjunjung tinggi martabat kemanusiaan

Jadi ideologi Pancasila memberi kebebasan pada bangsa Indonesia untuk menciptakan alternatif yang berdaya guna untuk mewujudkan cita-cita, kemanusiaan, kebersamaan dan demokrasi.

Pancasila sebagai pemersatu bangsa Sebagai suatu bangsa, maka bangsa Indonesia diikat oleh perasaan : Senasib sepenanggungan Menderita akibat penjajahan asing Berjuang bersama untuk mencapai kemeirdekaan Keinginan untuk dapat mengatur tata kehidupannya sendiri menuju

kepada cita-cita yang diinginkan. Cita-cita tersebut adalah Pancasila yang merupakan jiwa proklamasi kemerdekaan. Dengan Pancasila, bangsa Indonesia yang majemuk terdiri dari :

Berbagai suku bangsa Dapat dipersatukan

- Budaya daerah - Agama - Golongan

Dari kenyataan sejarah Pancasila adalah fungsi pemersatu bangsa. Dari forum politik Pancasila adalah kesepakatan nasional untuk menjadi dasar dan arah kehidupan negara dan bangsa Indonesia. Hasil perjuangan kemerdekaan tersebut diikuti oleh pembentukan

pemerintah negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila. Dengan demikian Pancasila : Merupakan hasil perjuangan Sumber inspirasi perjuangan bangsa Indonesia untuk membangun negara. Membangun negara untuk: Melindungi segenap bangsa dan tumpah darah Indonesia Memajukan kesejahteraan umum Mencerdaskan kehidupan bangsa . melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan,

- Ikut

perdamaian abadi dan keadilan sosial. Ini semua bisa terwujud apabila seluruh bangsa Indonesia menjadikan Pancasila sebagai sumber inspirasi bagii perjuangan pembangunan bangsa. Dengan menempatkan Pancasila sebagai sumber penggerak perjuangan, maka disini Pancasila akan difungsikan sebagai moral pembangunan.

III. PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT BANGSA INDONESIA A. Pancasila Sebagai Suatu Sistem Filsafat Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani artinya harfiah "mencintai kebijaksanaan". Berfilsafat berarti berpikir dan bertanya-tanya untuk

mencari kebenaran. Syarat-syarat berfilsafat: Berpikir secara kritis Sistematis Menyeluruh (tidak terbatas pada satu aspek) Mendalam (mencari afasan terakhir)

Pancasila merupakan suatu sistem filsafat: - Masing-masing nilainya dan silanya saling kait mengkait merupakan kesatuan yang menyeluruh. - Nilai Pancasila sebagai pandangan hidup yang berasal dari

hasil pemikiran seseorang. - Nilai Pancasila tersusun secara sistematis. - Pancasila tersimpul hal-hal yang asasi tentang manusia secara mendalam.

B. Tinjauan Nilai-nilai Pancasila Sebagai Dasar Hidup Bersama Pengertian Nilai, Norma dan Sanksi Nilai adalah sesuatu yang penting sehingga menarik keaktifan manusia untuk mewujudkannya. Dalam usaha mewujudkan nilai-nilai masyarakat menyediakan suatu ukuran bagi tindakan kita dan ukuran itu disebut norma. Norma-norma yang berlaku bagi setiap warga masyarakat ada 3 (tiga): - Norma sopan santun berlaku atas dasar kebiasaan dan menurut

pendapat banyak orang. - Norma hukum : Ditetapkan oleh orotitas masyarakat. Pelaksanaannya dapat dituntut Pelanggarannya ditindak dengan past! oleh penguasa syah dalam masyarakat. Norma moral diarahkan tindakan kepada tujuan akhir dari hidup manusia. - Sanksi adalah pelanggaran terhadap hukum.

NILAI-NILAI PANCASILA Nilai-nilai Pancasila terdiri dari 4 (empat) nilai manusia yang bersifat dasar, yaitu: Hormat terhadap martabat manusia Cinta kepada bangsa sendiri (nasionalisme) Demokrasi atau kedaulatan rakyat Keadilan sosial atau kesetiakawanan social

Hormat terhadap martabat manusia adalah : Masing-masing pribadi harus dihormati sebagai nilai tertinggi. Manusia pribadi subjek dari semua usaha sosial dan politik dan bukan sebagai objek dari pembangunan. Manusia memiliki martabat yang unik.

Cinta kepada bangsa sendiri (nasionalisme) adalah : Dijunjung tinggi kebersamaan yang luas Melindungi masing-masing manusia dan menyediakan tempat untuk perkembangan pribadi bag! setiap orang. Solidaritas manusia (mengakui martabat setiap manusia). Pengakuan terhadap negara atau masyarakat politik sebagai nilai. Masyarakat politik dan semua instansi dalam negara tujuannya dirumuskan dalam sila kelima "Keadilan sosial bag! seluruh rakyat". Keadilan sosial sering disebut kesejahteraan rakyat yaitu keseimbangan antara kewajiban sosial dan keuntungan pribadi.

Demokrasi atau keadilan adalah : Sama dengan pengukuran terhadap toleransi Setiap manusia diakui dalam tanggungjawabnya Martabat hati nurani dari setiap orang dihormati Setiap orang diberi hak untuk menentukan hidupnya sendiri

Ketuhanan Yang Maha Esa adalah : Mengakui dan menjamin peranan khusus dari agama dalam hidup bersama kita. Setiap kelompok agama menerima baik sila pertama.

Agama netral terhadap bentuk negara. Agama dapat kerjasama dengan negara yang berbentuk manapun. Agama-agama dan para penganutnya mengusahakan kerukunan.

PERWUJUDAN NILAI-NILAI PANCASILA Supaya nilai-nilai Pancasila dilaksanakan perlu dibentuk : Norma-norma yang member! petunjuk bagi tingkah laku manusia dalam mewujudkan nilai-nilai moral Pancasila. Untuk memudahkan pengamalan Pancasila disusun suatu pedoman sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia Indonesia dalam kehidupan masyarakat dan negara. Petunjuk tentang pengamalan dapat ditemukan dalam P-4

TAP ll/MPR/1978. Demi terwujudnya nilai-nilai Pancasila, perlu beberapa

hal diperhatikan: 1. Penghargaan terhadap martabat pribadi manusia adalah terutama penghargaan terhadap martabat pribadi orang miskin -> Perlu ada perhatian khusus untuk kepentingan orang miskin. 2. Dapat kita pahami bahwa kita hanya dapat hidup dalam kebersamaan, maka masing-masing orang bertanggung jawab atas kebersamaan. Kebersamaan itu bukan kebersamaan yang aman antara kawan, melainkan kebersamaan yang terbuka, solidaritas mesti terbuka. 3. Tanggung jawab sosial adalah praktis, mana kepentingan dan nilai

yang perlu diperhatikan dalam hidup bersama kita, tentu Pancasila sebagai asas tunggal dalam hidup bersama masyarakat. Nilai-nilai Pancasila dikonkritkan dalam 36 butir -> perhatian pokok bukan pada perumusan melainkan pada pelaksanaan. 4. Damai dan perdamaian sebagai cita-cita Pancasila mesti mewarnai cara kita membentuk hidup bersama dalam satu masyarakat dan dalam mengusahakan kesejahteraan umum. Persaingan sosial dan politik mesti didasarkan kepada hormat terhadap martabat pribadi yang dijiwai oleh sikap solidaritas. Atas dasar ini hak untuk mengutarakan pendapat dan untuk memperjuangkan kepentingan tidak boleh dicabut.

PANDANGAN INTEGRALISTIK DALAM FILSAFAT PANCASILA > Sebagai suatu sistem filsafat, Pancasila merupakan kesatuan yang bulat dan utuh atau merupakan kesatuan organik. > Bagian-bagiannya (sila-silanya) saling berhubungan dengan erat. > Sila yang satu tidak bisa dipisahkan dari sila yang lain. > Tiap-tiap sila merupakan bagian yang mutlak, yang tidak boleh hilang dan diganti. Oleh karena itu dapat dikemukakan bahwa dasar filsafat negara Indonesia itu satu bukan lima, meskipun dasar negara yang satu itu terdiri dari lima bagian (sila). Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa dasar filsafat negara

Indonesia itu bersifat majemuk tunggal (monopluralis). Yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila terletak pada hakikat manusia bukan pada manusianya. Secara hakiki susunan kodrat manusia terdiri dari: - Jiwa, dan Badan Sifat kodratnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Kedudukan kodratnya adalah sebagai makhluk Tuhan dan makhluk yang berdiri sendiri (otonomi). Aspek-aspek hakikat kodrat manusia itu dalam realitasnya adalah : Saling berhubungan erat Saling berkaitan satu dengan yang lain (jadi bersifat monopluralis pula) Hakikat kodrat manusia yang monopluralis itulah yang menjadi dasar persatuan dan kesatuan sila-sila Pancasila yang merupakan dasar filsafat negara Indonesia.

PANCASILA SEBAGAIIDEOLOGI NEGARA Secara etimologis ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita yaitu suatu gagasan yang berdasarkan pemikiran. Gagasan yang berdasarkan pokok pikiran itu menjadi pedoman suatu tindakan tertentu. Ideologi merupakan: Keseluruhan sistem ide secara normatif memberikan persepsi, landasan serta pedoman tingkah laku bagi masyarakat dalam

mencapai tujuan yang dicita-citakan. Cara berpikir merupakan bentuk pengetahuan yang sifatnya tidak refleksi artinya perhatian secara formal tidak ditujukan kepada masalah-masalah kebenaran pengetahuan tetapi kepada kepentingan yang sifatnya praktis dan konkrit. Belief sistem (kerangka keyakinan) karena itu berbeda dengan ilmu, filsafat atau theology yang secara formal merupakan suatu knowledge system yang bersifat refleksif, sistematis dan kritis. Dalam orientasinya manusia mempunyai suatu wawasan tentang alam, masyarakat manusia dan realitas yang dijumpainya serta dialaminya semasa hidupnya, termasuk kesulitan dan permasalahan yang

dihadapinya. Dalam kesadaran akan realitas tersebut ia mendapatkan nilai-nilai kebenaran dan kebaikan serta cita-cita yang mendorong timbulnya kegiatan untuk mewujudkannya. Dengan demikian terjadilah : Proses penuangan orientasi ke dalam bentuk nilai dan asas yang

normatif. Wawasan ke dalam bidang-bidang kehidupan dan tingkah laku. 1. Bukan ideologi yang bersifat totaliter

Ideology Pancasila

(dipaksakan) untuk diterima secara buta seperti halnya ideologi komunisme. 2. Tetap menghormati kebebasan pribadi dan martabat manusia.

3. Tidak melancarkan indoktrinasi melainkan menggunakan persuasi dan dialog. 4. Mengakui adanya pergeseran dan perubahan nilai sebagai fanda adanya dinamika

masyarakat untuk mencapai kemajuan. Nilai-nilai Pancasila Sebagai dasar dan fiJsafat negara dijeJmakan secara terperinci ke dalam pokok-pokok pikiran, cita-cita dan keyakinan sebagaimana termuat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

IV. PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945 Pancasila sebagai suatu kristalisasi nilai-nilai perlu dituangkan di dalam peraturan perundang-undangan. Supaya pandangan hidup dan ideologi bangsa mempunyai kekuatan hukum yang imperatif (bersifat memerintah atau memaksa) yang mengikat semua warga negara untuk mentaati dan melaksanakannya.

Makna dan Kedudukan Pembukaan DUD 1945 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 memuat uraian yang dialektik Tesis (metode berpikir) dimulai dengan :

(Penderitaan Bangsa Terjajah) kemudian

Antitesis Berupa perjuangan melawan penjajah dan kemudian sebagai Sintesis Pokok-pokok pikiran atau aspirasi hidup bangsa Indonesia menuju ke masyarakat yang sejahtera secara merata.

Makna Pembukaan Pembukaan pada hakikatnya adalah sumber dari motivasi, aspirasi perjuangan serta tekad rakyat dan bangsa Indonesia. Menjadi sumber kekuatan yang menggerakkan rakyat Indonesia mengarungi lautan perjuangan yang penuh kesukaran dan tantangan. Sumber dari cita-cita hukum dan cita-cita moral yang ingin diwujudkan baik dalam lingkungan nasional maupun internasional. Perjanjian moral yang sangat luhur antara wakil-wakil rakyat Indonesia

di dalam mendirikan negara. Kedudukan Pembukaan UUD 1945 Merupakan kaidah negara yang fundamental yaitu :

Menjadi dasar bagi kaidah-kaidah lain. Menjadi sumber bagi kaidah-kaidah lain yang lebih rendah tingkatnya. Kaidah-kaidah lain harus sesuai atau tidak bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 (Pembukaan berkedudukan di atas Undang-Undang Dasarnya) Pembukaan UUD 1945 berintikan Pancasila. Lima nilai pokok dalam budaya bangsa Indonesia.

Oleh karena itu harus : Dijunjung tinggi dalam hidup bermasyarakat. Siapapun yang menjadi WNI, apapun kedudukannya. Semua lembaga baik kemasyarakatan maupun kenegaraan harus berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

Hubungan Antara Pembukaan UUD 1945 Dengan Batang Tubuh UUD 1945 Pembukaan UUD 1945 sebagai pokok kaidah negara yang

fundamental berisi pokok-pokok pikiran bangsa Indonesia. Pokok-pokok pikiran itu diciptakan oleh UUD 1945 dalam pasalpasalnya.

UUD 1945 harus sesuai atau tidak bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945 yang berintikan Pancasila.

Pasal dalam UUD 1945 dicarikan kaitannya dengan Pancasila. Pembukaan UUD 1945 yang berintikan Pancasila benar-benar menjiwai UUD 1945 dalam pasal-pasalnya.

UUD 1945 tafsiran operasional dari Pembukaan UUD 1945.

Indonesia Negara Hukum dan Negara Kesejahteraan Pada zaman dahulu raja-raja berkuasa mutlak, tidak jarang terjadi ketidaksewenang-wenangan terhadap rakyat, perintah raja adalah

Undang-Undang yang harus ditaati sepenuhnya oleh rakyat, sedang raja di atas Undang-Undang. Sehingga timbul reaksi di kalangan rakyat terhadap kesewenang-wenangan tersebut. rakyat berjuang untuk

membentuk negara atau pemerintahan yang diatur oleh Undang-Undang Dasar atau konstitusi. Dalam perkembangannya negara konstitusional dan negara hukum belum memenuhi harapan, karena persamaan berdasarkan hukum belum menjamin kesejahteraan umum.

UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Pengertian Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari pembukaan, batang tubuh dan penjelasan. Kedudukan Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan hukum yang menempati kedudukan yang tertinggi. Fungsi Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai alat kontrol. Sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah singkat yaitu 37 pasal, 4 aturan peralihan, 2 ayat aturan tambahan.

POLA PELAKSANAAN P4 (PANCASILA) A. Pancasila Sebagai Moral Pembangunan Dengan bekal penghayatan Pancasila dan dengan pengamalan Pancasila oleh setiap manusia Indonesia, maka gerak pembangunan yang kita lakukan bersama-sama akan berjalan lurus dan tiba dengan selamat kepada tujuannya. Unsur pelaku pembangunan itu sendiri adalah manusia. Karena Pancasila adalah dasar dan tujuan kehidupan bangsa kita maka setiap gerak, arah dan cara kita melaksanakan pembangunan itu harus senantiasa dijiwai oleh Pancasila.

B. Faktor Kepemimpinan Oalam Rangka Pelaksanaan P4 Peranan kepemimpinan dalam menghayati dan mengamalkan Pancasila menduduki tempat yang sangat penting dan menentukan dalam

masyarakat Indonesia. Oleh karena itu penonjolan sikap dan tingkah laku, tindak tanduk seorang pemimpin, baik yang menyangkut kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial yang mencerminkan nilai-nilai moral Pancasila akan memberikan lingkungannya. Beberapa prinsip utama dari kepemimpinan Pancasila antara lain : Ing Ngarso Sung Tulodo : Seorang pemimpin harus mampu lewat sikap dan perbuatannya. Menjadikan dirinya pola anutan dan ikutan orang-orang pengaruh yang sangat besar pada masyarakat

yang dipimpinnya. Ing Madya Mangun Karso : Seorang pemimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi. Pada orang-orang yang dibimbingnya. Tut Wuri Handayani : Seorang pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang diasuhnya. Agar berani berjalan di depan dan sanggup bertanggung jawab.

C. Pola Pelaksanaan P4 1. Jalur Pendidikan Dalam melaksanakan P4, maka peran pendidik sangat penting, baik pendidikan di sekolah (formal) maupun pendidikan di luar sekolah

(non formal) yang terlaksana dalam keluarga sekolah dan lingkungan masyarakat. a. Keluarga Keluarga merupakan wadah pembentukan insan Pancasila. Penghayatan dan pengamalan Pancasila perlu di tanam, di pupuk dan dikembangkan dalam diri anak sejak kecil sehingga nilai-nilai luhur Pancasila dilaksanakan dalam hidup sehari-hari. b. Sekolah P4 perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum melalui TK s/d PT. c. Lingkungan Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan generasi muda sangat besar, maka pelaksanaan P4 melalui program pendidikan luar sekolah seperti : - Kepramukaan - Remaja putus sekolah - Pendidikan orang dewasa - Berbagai kegiatan penerangan, seperti : acara radio, TV dan film. Harus selalu berisi dan memperkuat nilai-nilai Pancasila. *

2. Jalur Media Massa Melalui media tradisional, seperti pewayangan serta bentuk-bentuk seni rakyat lainnya.

Melalui media modern, seperti: Pers, Radio dan TV.

Dalam menggunakan komunikasi modern perlu dijaga agar dihindari siaran-siaran yang tidak menguntungkan bagi pelaksanaan P4.

3. Jalur Organisasi Sosial Politik Sesuai dengan tekad untuk menjunjung tinggi demokrasi dan menegakkan kehidupan konstitusional maka semua anggota dan kader-kader : PPP, PDI dan Golkar berusaha melaksanakan P4 sehingga Pancasila Sakti lestari di Republik Indonesia.

PENDIDIKAN KEWIRAAN

Bangsa

Indonesia

yang

mendiami

kepulauan

nusantara

telah menyadari bahwa : Secara kodrati memiliki sifat kemajemukan dan kebhinekaan dalam suku, budaya, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dari tinjauan sejarah sejak zaman Sriwijaya dan Majapahit telah ada upaya selalu untuk menyatukan wilayah nusantara, namun

kurang mampu menghadapi tantangan zaman dan

mempertahankan kejayaan yang telah dicapai. Keadaan yang demikian menyebabkan penduduk nusantara berada dalam kondisi pecan belah, sehingga penjajah dapat leluasa mengadakan penindasan selama lebih dari 5 abad.

Pengertian Pendidikan Kewiraan a. Pendidikan kewiraan agak berbeda dengan program Wajib

Latih Mahasiswa (Walawa) yang pernah dilaksanakan sebelum tahun 1970-an, Pendidikan Walawa/Menwa: Dititikberatkan pada pendidikan fisik Bersifat ekstrakurikuler yang sifatnya sukarela Pendidikan Kewiraan :

Dititikberatkan pada kemampuan penalaran ilmiah yang bersifat kognitif dan efektif tentang bela negara dalam rangka ketahanan nasional.

Bersifat intrakurikuler dan wajib b. Istilah pendidikan kewiraan merupakan panduan dua kata

yaitu pendidikan dan kewiraan. Dalam Undang-Undang No. 2/1989 tentang Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 ayat (1) dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan,

pengajaran, latihan bagi peranannya di masa mendatang. c. Kata kewiraan berasal dari kata dasar "wira" yang berarti satria, patriot, pahlawan. Setelah mendapatkan awalan ke dan akhiran -an dapat diartikan sebagai kesadaran, kecintaan, kesetiaan dan keberanian membela bangsa dan tanah air Indonesia. d. Pengertian dari pendidikan kewiraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan,

kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia.

Landasan Hukum a. Undang-Undang Dasar 1945 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dalam alinea II dan IV

tersurat dalam cita-cita, tujuan dan aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaan. Pasal 30 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Pasal 31 ayat (1), Tiap-tiap warga negara berhak

mendapat pengajaran. b. Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan nasional. Bab IX Pasal 39 ayat (2) sesuai penjelasannya bahwa pendidikan bela negara dan pendidikan kewiraan termasuk dalam pendidikan kewarganegaraan. c. Undang-Undang No. 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan pokok pertahanan keamanan negara Rl. 1. Pasal 18 hak dan kewajiban warga negara yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya bela negara diselenggarakan melalui pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bagian tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan nasional. 2. Pasal 19 ayat (2) pendidikan pendahuluan bela negara wajib diikuti oleh setiap warga negara dan dilaksanakan secara bertahap yaitu : Tahap awal pada pendidikan tingkat dasar sampai menengah dan dalam gerakan Pramuka. - Tahap lanjutan dalam bentuk pendidikan kewiraan pada tingkat pendidikan tinggi.

Maksud dan Tujuan Pendidikan Kewiraan Maksud Pendidikan Kewiraan Adalah memperluas cakrawala berpikir para mahasiswa sebagai pejuang bangsa dalam usaha menciptakan kesejahteraan dan keamanan nasional. Dengan pendidikan kewiraan ini outputnya diharapkan dapat

menumbuhkan aspirasi kepada mahasiswa sebagai calon pimpinan nasional yang memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Mampu menghayati dan mengimplementasikan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. 2. Mampu memahami politik dan strategi nasional serta mampu menyebarkan dan melaksanakan materi-materi GBHN sesuai dengan bidang profesinya. 3. Mampu berperan serta dalam sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

Tujuan Pendidikan Kewiraan Adalah untuk memupuk kesadaran bela negara dan berpikir komprehensif integral di kalangan mahasiswa dalam rangka ketahanan nasional dengan didasari pada : 1. Kecintaan kepada tanah air 2. Kesadaran berbangsa dan bernegara kesatuan Rl 3. Yakin akan kesaktian Pancasila dan UUD 1945

4. Rela berkorban demi bangsa dan negara 5 Kemampuan awal bela Negara

Ruang Lingkup Pendidikan Kewiraan - Wawasan nusantara Ketahanan nasional Politik dan strategi nasional Politik dan strategi pertahanan keamanan nasional

- Sistem pertahanan keamanan rakyat semesta.

WAWASAN NUSANTARA

Pengertian Kata wawasan mengandung arti : cara pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggapan indrawi. Istilah nasional menunjukkan kata sifat, ruang lingkup bentuk yang berasal dari kata istilah nation yang berarti bangsa yang telah mengidentikkan diri dalam kehidupan bernegara. Latihan nusantara menggambarkan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak diantara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta diantara Benua Asia dan Benua Australia. Wawasan nusantara diartikan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945.

Wawasan

Nusantara

Dalam

Hubungannya

Dengan

Perundang-undangan Republik Indonesia 1. TAP MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN. 2. TAP MPR No. ll/MPR/1983 tersebut Bab II Sub e; Pokok-pokok wawasan nusantara dinyatakan sebagai wawasan dalam mencapai tujuan pembangunan nasional.

Wawasan Nusantara Mencakup: a. Kesatuan Politik adalah perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik dalam arti: Bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan

kekayaannya merupakan satu kesatuan : - Wilayah - Wadah Ruang hidup seluruh bangsa

- Serta menjadi modal dan milik bersama bangsa. Bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan berbicara dalam berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama harus merupakan kesatuan bangsa yang bulat dalam art! Yang seluas-luasnya. Bahwa secara psikologis bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa dan setanah air, mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa. Bahwa Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan negara yang melandasi, membimbing dan

mengarahkan bangsa menuju tujuan. Bahwa seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan hukum dalam arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada kepentingan nasional. b. Kesatuan sosial budaya adalah perwujudan dari kepulauan nusantara

sebagai satu kesatuan sosial dan budaya dalam arti: Bahwa masyarakat Indonesia adalah satu, prikehidupan bangsa harus merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan

kemajuan bangsa. Bahwa budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedang corak ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya bangsa seluruhnya, yang hasil-hasilnya dapat dinikmati oleh bangsa. c. Kesatuan ekonomi adatah perwujudan kepulauan nusantara seba^av kesatuan ekonomi dalam arti : Bahwa kekayaan wilayah nusantara baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik bersama bangsa, keperluan hidup seharihari harus tersedia, merata di seluruh wilayah tanah air. Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah-daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya. d. Kesatuan pertahanan keamanan adalah perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan pertahanan dan keamanan dalam arti : Bahwa ancaman terhadap satu pulau, satu daerah pada

hakekatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara. Bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.

Latar Belakang Wawasan Nusantara Latar belakang wawasan nusantara dipandang dari sudut : 1. Geografi, geopoiitik, geostrategi a. Geografi Keadaan geografi dan demografi Indonesia sebagai negara terbesar diantara negara-negara Asia Tenggara. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari 13.667 pulau (menurut hasil penelitian ulang oleh Dinas Hidrohosiografi TNI-AL berjumlah 17.508) pulau-pulau dan gugusan pulau-pulau besar dan kecil, dengan 6.044 diantaranya memakai nama dan lain-lain belum dikenal namanya. Kepulauan Indonesia bertebaran sebelah menyebelah

khatulistiwa dengan batas di sebelah : Utara Selatan Barat Timur : 6 :11 : 94 Lintang Utara Lintang Selatan BujurTimur

:141 BujurTimur

Jarak paling jauh antara dua tempat, dengan arah :

Utara - Selatan : 1.888 Km Barat-Timur : 5.110 Km

Bagian Barat perairan Indonesia relatif dangkal. Bagian Timur perairan Indonesia relatif dalam Bagian Barat Indonesia wilayah daratan lebih menonjol Sedang bagian Timur perairan/lautan yang lebih dominan Wilayah Indonesia mempunyai iklim tropis dan dua musim

sehingga amat dipengaruhi oleh adanya angin-angin pasat, tetapi tidak dilanda oleh topan-topan karenanya wilayah ini sangat baik untuk lalu lintas penerbangan dan pelayaran. Wilayah Indonesia terdiri dari tanah subur kecuali di Kalimantan yang sebagian subur dan sebagian tidak subur, di Irian Jaya kurang subur, kecuali daerah dataran tinggi. Indonesia mempunyai kekayaan alam yang efektif maupun potensial terutama bahan-bahan vital dan strategis seperti minyak bumi, timah, besi, batu bara. Tanah air mengandung arti bangsa Indonesia tidak pernah memisahkan "tanah dan air", lautan dan daratan. Daratan dan lautan merupakan kesatuan yang utuh. Laut dianggap sebagai pemersatu bukan sebagai pemisah antar pulau satu dengan pulau lainnya. Jika kita perhatikan, letak tanah air Indonesia yang disebut Nusantara terlihat:

Di Utara dan Selatan adalah benua-benua Di Timur dan Barat adalah samudera-samudera Jadi Indonesia terletak pada tempat/posisi silang kedudukan

di tengah-tengah

percaturan lalu lintas kehidupan dunia yang sangat ramai.

b. Geopolitik Istilah geopolitik adalah singkatan dari "Geographical politik" dicetuskan oleh Rudolph Kjellen. Kjellen mencetuskan suatu sistem politik yang menyeluruh yang terdiri dari: Geopolitik Demopolitik Ekonomopolitik Sosiopolitik

c. Geostrategi Posisi silang Indonesia bisa membawa pengaruh-pengaruh

terhadap kehidupan bangsanya. Pengaruh tersebut dapat merupakan pengaruh baik dan pengaruh buruk terhadap kehidupan bangsa Indonesia.

HISTORIS DAN YURIDIS FORMAL

A. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Wilayah Gagasan wawasan nusantara berpangkal tolak dari konsepsi negara kepulauan. Konsepsi negara kepulauan mula-mula dikemukakan pada tanggal 13 Desember 1957 dalam bentuk "Deklarasi Juanda" yang menyatakan : 1. Bahwa bentuk geografi Indonesia sebagai suatu negara kepulauan mempunyai sifat dan corak tersendiri. 2. Bahwa menurut sejarah sejak dahulu kala kepulauan Indonesia merupakan suatu kesatuan. 3. Bahwa batas laut teritorial yang termaktub dalam Territotiale Zee En Maritime Kringen Ordonantie 1939, memecah keutuhan teritorial Indonesia karena membagi wilayah daratan Indonesia dalam bagianbagian terpisah dengan teritorialnya sendiri-sendiri.

B. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Kekuatan Sampai tahun 1965 dalam memperkembangkan Angkatan

Bersenjata Rl, tiap-tiap matra mempunyai wawasan sendiri: 1. Angkatan Darat menganut Wawasan Benua yang dirumuskan dalam Doktrin "Tri Ubaya Cakti". 2. Angkatan Laut menganut Wawasan Bahari yang dirumuskan dalam Doktrin "Eka Gasana Jaya".

3. Angkatan Udara menganut Wawasan Dirgantara dirumuskan dalam Doktrin "Swa Buana Pakca". 4. Angkatan Kepolisian mempunyai Doktrin "Tata Tentram Kerta Raharja". Adanya perbedaan itu dipergunakan PKI untuk mengadu domba antar angkatan. Maka ada upaya untuk menyusun doktrin "Kesatuan dan Persatuan" yang mencakup keempat matra menjadi (ABRI), upaya ini dilakukan tahun 1966 sebagai doktrinnya : "Chatur Dharma Eka Krama". Pada tahun inilah dikumandangkan wawasan nusantara sebagai wawasan Hankamnas berkembang menjadi wawasan nasional.

C. Wawasan Nusantara Sebagai Wawasan Ketatanegaraan Wawasan nasionai mencakup wawasan dalam bidang : Politik Ekonomi

- Sosial budaya Hankam

UNSUR DASAR WAWASAN NUSANTARA Wawasan nusantara mempunyai 3 (tiga) unsur utama : - Wadah Konsepsi dasar wawasan nusantara

Isi Konsepsi dasar wawasan nusantara

- Tata laku Konsepsi pelaksanaannya

1. Wadah Dalam meninjau wadah ini maka perlu membicarakan terlebih dahulu azas Archipelago. Archipelago berasal dari kata Archi artinya penting, pelagus artinya laut atau wilayah lautan. Kalau kedua kata itu dirangkaikan, maka memperoleh suatu pengertian wilayah laut dengan kumpulan pulau-pulau didalamnya. Archipelago memiliki art! ke dalam dan keluar sebagai berikut: Ke dalam : Nusantara sebagai, lebih menampakkan sifat dan ciri

kesatuan wilayah laut dengan pulau-pulau dan

gugus pulau-pulau di dalamnya yang merupakan satu kesatuan utuh dengan segenap unsur-unsurnya yang manunggal. Keluar : Nusantara yang letak geografisnya berada diantara dua benua dan dua samudera, sehingga berada di

persimpangan jalan penghubung, memiliki sifat dan cirri sebagai posisi silang dengan segala konsekwensinya sendiri, sehingga merupakan kepribadiannya.

2. Isi Isi terdiri dari tiga unsur yaitu : Cita-cita Sifat dan ciri-ciri Cara kerja

Cita-cita yang terkandung dalam wawasan nusantara adalah seperti yang dirumuskan di dalam UUD 1945 ialah untuk membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Sifat dan Ciri-ciri Wawasan nusantara mempunyai ciri-ciri dan sifat: a. Manunggal Keserasian dan keseimbangan yang dinamis dalam segenap aspek kehidupan, baik aspek alamiah maupun aspek sosial. Aspek kehidupan sosial itu selalu menuntut untuk dimanunggalkan secara serasi dan berimbang sesuai dengan makna Bhineka Tunggal Ika yang merupakan sifat azasi dari negara Pancasila. b. Utuh Menyeluruh Bagi nusantara dan rakyat Indonesia sehingga merupakan satu kesatuan yang utuh bulat dan tidak dapat dipecah-pecah oleh kekuatan apapun dan bagaimanapun sesuai dengan satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa. Cara kerja dalam wawasan nusantara berpedoman pada Pancasila sebagai kebulatan pandangan hidup bangsa Indonesia.

c. Tata laku Tata laku dapat dirinci dalam dua unsur yaitu : Tata laku batiniah Tata laku lahiriah

Tata laku batiniah akan tumbuh dan terbentuk karena kondisi dalam proses pertumbuhan hidupnya: Pengaruh keyakinan pada suatu agama Pengaruh kondisi kekuasaan yang memungkinkan berlangsungnya kebiasaan-kebiasaan hidup. Tata laku lahiriah : Tata perencanaan Tata pelaksanaan Tata pengawasan

KONSEPSI DASAR KETAHANAN NASIONAL

1. Metode Astagatra Manusia sebagai salah satu jenis makhluk Tuhan pertama-tama berusaha mempertahankan eksistensi dan kelangsungan hidupnya (survival). Dalam rangka ia memenuhi keperluan hidupnya dari yang paling pokok sampai yang paling mutakhir baik bersifat materil maupun kejiwaan. Untuk keperluan tersebut manusia hidup berkelompok (Homo Socius) dan memperkaya diri dengan alat peralatan penolong serta menghuni suatu wilayah tertentu yang dibinanya dengan kemampuan dan kekuasaan (zoon politicon). Secara antropologi budaya manusia merupakan : Makhluk Tuhan tersempurna Manusia mempunyai kemampuan berpikir Manusia punya keterampilan Sehingga lahir manusia yang berbudaya. Sebagai manusia budaya manusia mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya dalam mempertahankan eksistensinya yaitu : - Manusia - Tuhan - Agama/kepercayaan - Manusia - Cita-cita - Ideologi - Manusia - Kekuasaan/kekuatan - Politik - Manusia - Pemenuhan kebutuhan - Ekonomi - Manusia - Penguasaan/pemanfaatan alam - llmu pengetahuan dan teknologi

- Manusia - Manusia - Sosial - Manusia - Rasa keindahan - Kesenian - Manusia - Rasa aman - Hankam Dari kesimpulan di atas : Manusia bermasyarakat untuk mendapatkan keperluan hidupnya yaitu kesejahteraan dan keselamatan serta keamanannya. Oleh karena itu ketahanan nasional hakekatnya : "Merupakan konsepsi di dalam pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan serta keamanan di dalam kehidupan nasional". Kehidupan nasional tersebut dapat dibagi dalam beberapa aspek yaitu aspek alamiah dan aspek sosial meliputi Gatra. Aspek alamiah berjumlah 3 (tiga) maka dinamakan "Tri Gatra". Tri Gatra terdiri dari: Posisi dan lokasi geografi negara Keadaan dan kekayaan alam Keadaan dan kemampuan penduduk Aspek sosial/kemasyarakatan berjumlah 5 (fima), maka dinamakan "Panca Gatra". Panca Gatra terdiri dari: - Idiologi - Politik - Ekonomi - Sosial budaya - Hankam IPOLEKSOSBUDHANKAM Si kaya mampu

Antara Tri Gatra dan Panca Gatra serta antar Gatra terdapat hubungan timbal balik yang erat yang dinamakan : Keterhubungan (Korelasi) Ketergantungan (Interdepensi)

Contoh : - Hans Morgenthau dalam bukunya "Politics Among Nations" - Geografi - Sumber alam : makanan dan bahan baku - Kapasitas industri - Kesiapsiagaan militer: Teknologi Kepemimpinan Kualitas dan kuantitas angkatan perang Penduduk : Distribusi Kecenderungan Karakter nasional Semangat nasionat Kualitas diplomasi Kualitas pemerintahan Alfred Thayer Mahan dalam bukunya "The Influence Sea Power On History"; merinci sebagai berikut: Letak geografi

Bentuk/wujud bumi Luas wilayah Jumlah penduduk

- Watak nasional/bangsa Sifat pemerintahan

Dalam pembahasan perikehidupan nasional kita akan selalu memakai metode Astagatra yang mencerminkan pemikiran komprehensif - integral atau utuh menyeluruh.

2. Penjelasan Tiap-tiap Gatra di dalam Astagatra a. Posisi dan Lokasi Geografi Negara Posisi dan lokasi geografi suatu negara dapat memberikan petunjuk mengenai tempatnya di atas bumi yang memberikan gambaran tentang bentuk kedalam dan bentuk ke luar. Bentuk ke dalam : Menampakkan corak wujud dan tata susunan tertentu, misalnya : Indonesia merupakan suatu kesatuan laut dengan pulau-pulau di dalamnya. Bentuk ke luar negeri : Dapat diketahui situasi dan kondisi lingkungan, serta hubungan timbal balik antara negara dan lingkungannya. Ada dua jenis negara yang mempunyai ciri khusus berkenaan dengan lokasinya, yaitu:

1) Negara dikelilingi daratan Lingkungan negara demikian itu bersifat serba daratan atau serba benua. Ciri serba benua tersebut mempengaruhi dan menentukan cara pandang negara yang bersangkutan di segala bidang kehidupan nasionalnya. 2) Negara dikelilingi lautan Negara-negara demikian dapat dibagi dalam : a) Negara kepulauan (Archipelago State) Yang dimaksud dengan negara kepulauan adalah negara yang terjadi dari kumpulan pulau-pulau dan bentuk-bentuk alamiah lain yang mempunyai hubungan erat satu dengan lainnya, sehingga membentuk satu keutuhan geografis, ekonomis dan politis. b) Negara pulau Unsur daratan lebih besar daripada unsur lautan

Pengaruh Lokasi dan Posisi Geografis Sesuai dengan kodrat maka wilayah lingkungan tersebut senantiasa mengarah ke pengintegrasian yang disesuaikan dengan perkembangan integrasi kehidupan sosial. Misalnya : kerjasama di bidang ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Geopolitik dan Geostrategi Pengaruh letak geografi terhadap politik melahirkan geopolitik serta geostrategi. Kita kenal beberapa wawasan nasional (national outlook) yang tumbuh karena pengaruh tersebut seperti: Wawasan benua

- Wawasan samudera Wawasan benua, bahari (kombinasi) Wawasan dirgantara

b. Keadaan dan Kekayaan Alam Hidup berkembang biak dan mempertahankan diri dengan cara memanfaatkan alam dan kekayaan yang didapatkan di tanah airnya merupakan naluri dan fungsi utama semua rnakhluk Tuhan. Pemanfaatan kekayaan alam merupakan salah satu fungsi perikemanusiaan dan karenanya harus digunakan secara berhasil dan berdaya guna. Setiap bangsa wajib mempersiapkan potensi alam sederajatnya dengan kemampuan bangsa lain, agar bentrokan ekonomi dan budaya di dunia dapat dihindari.

Pengertian Kekayaan Alam Kekayaan alam suatu negara ialah segala sumber dan potensi alam yang didapatkan di bumi, laut, dan udara yang berada di wilayah

kekuasaan suatu negara. Kekayaan alam dibagi dalam 3 golongan : Hewani (fauna) Nabati (flora) Mineral

Kekayaan alam berada di dalam 3 lingkungain : 1. Di atmosftr yaitu : sinar matahari, oksigen dan karbondioksida. 2. Di permukaan bumi yaitu : tanah (tempat berpijak, tempat tinggal, tempat bercocok tanam) dan perairan laut (makanan, protein, dan hewani). 3. Di dalam bumi yaitu mineral minyak bumi, biji besi, uranium, batu bara, semua energi alami (gas alam, air tanah, panas bumi). Salah satu sifat khusus sumber alam adalah distribusinya tidak teratur dan tidak merata di bumi ini (Dilihat dari sumber alam dikenal adanya kaya dan miskin). Oleh karena itu di dalam pemanfaatannya tidak dapat dielakkan adanya ketergantungan antar negara di bidang sumber alam yang dapat menimbulkan problem hubungan internasional yang kompleks.

c. Keadaan dan Kemampuan Penduduk Penduduk adalah manusia yang mendiami suatu tempat atau wilayah. Masalah penduduk: Jumlah penduduk Komposisi penduduk

Distribusi penduduk

Faktor penduduk yang mempengaruhi ketahanan nasional: 1. Jumlah penduduk berubah karena kematian, kelahiran dan pendatang baru. Kapasitas produksi tetap harus disertai dengan pertambahan kesempatan kerja, jika tidak demikian akan timbul pengangguran sehingga problem sosial yang timbul dapat melemahkan ketahanan nasional. 2. Komposisi penduduk Bertambahnya penduduk golongan muda menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan dan perluasan lapangan kerja. Bila persoalan itu tidak diatasi akan menimbulkan kegoncangan sosial yang dapat melemahkan ketahanan nasional. 3. Distribusi penduduk Distribusi penduduk yang ideal adalah yang memenuhi persyaratan kesejahteraan dan keamanan. Seperti : daerah yang memungkinkan jaminan kehidupan ekonomi semaksimal mungkin yaitu daerah ekonomi strategi dan daerah yang mudah digarap.

d. Ideologi Ideologi adalah perangkat prinsip pengarahan yang dijadikan dasar serta memberikan dasar serta memberikan arah dan tujuan untuk mencapai di dalam melangsungkan dan mengembangkan hidup dan kehidupan nasional suatu bangsa.

Sesuai dengan kompleksitas kehidupan manusia maka ideologi menjabarkan diri di dalam beberapa nilai ideologi juga suatu sistem nilai.

Pengertian Ketahanan di Bidang Ideologi Kondisi dinamik berisi keuletan dan ketangguhan dan kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan yang

membahayakan kelangsungan kehidupan ideologi suatu bangsa. Faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang ideologi yaitu nilai dan sistem nilai. Ideologi negara merupakan sistem nilai yang mencakup segenap nilai hidup dan kehidupan bangsa.

e. Politik Politik adalah pusat kekuasaan di dalam suatu negara berada pada pemerintahannya maka perjuangan memperoleh kekuatan berubah menjadi perjuangan menguasai pemerintah. Pengertian ketahanan di bidang politik ialah kondisi dinamika suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam mengatasi segala

tantangan, hambatan, ancaman serta gangguan yang membahayakan kelangsungan hidup politik suatu bangsa. Kehidupan politik dapat dibagi 2 (dua) sektor yaitu : 1. Sektor pemerintah sebagai keluaran (output) yaitu menentukan

kebijakan umum yang bersifat politik. 2. Sektor masyarakat penghasil masukan (input) yaitu terwujudnya

pernyataan keinginan dan tuntutan masyarakat.

Lima Fungsi Utama Sistem Politik 1. Mempertahankan pola cenderung mempertahankan tata cara

kebiasaan, norma dan prosedur yang berfaku. 2. Pengaturan berupa : Konsultasi Perundingan Perbincangan Pencarian kemungkinan Dapat menghasilkan penyelesaian secara damai. 3. Penyesuaian sistem politik yang ideal tidak bersifat statis kaku tetapi senantiasa baru bergerak serta harus memiliki kemampuan adaptasi yang besar. 4. Pencapaian tujuan konsensus nasional tentang tujuan dan cara pencapaiannya mutlak diperlukan politik. 5. Pernyataan (integrasi) sistem politik merupakan suatu subsistem dari seluruh sistem sosial dart harus maovpu mengintegrasikan sistem sosial itu (ancaman, hambatan, gangguan), berupa : rasa tidak puas, ketegangan, perpecahan, desintegrasi dan sebagainya. dan penyelesaian ketegangan teknik penyelesaian

f. Ekonomi Ketahanan di bidang ekonomi adalah kondisi dinamika suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional di dalam menghadapi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan yang membahayakan ekonomi bangsa. Faktor yang mempengaruhi ketahanan di bidang ekonomi adatah: Faktor produksi dan pengolahannya karena itu pembinaan ekonomi pada dasarnya merupakan penentuan fcebijaksanaan ekonomi dan pembinaan faktor produksi.

Ciri persamaan faktor produksi di tiap negara berkembang 1. Bumi dan sumber alam belum mampu untuk menggali/memanfaatkan kekayaan tersebut karena kekurangan modal, keterampilan dan tingkat teknologi yang diperlukan. 2. Tenaga kerja adalah pertambahan penduduk yang cepat dan tidak diimbangi perluasan kesempatan kerja menimbulkan pengangguran kelihatan dan tidak kelihatan. 3. Faktor modal, umumnya negara berkembang kekurangan modal untuk pembangunan kemampuan dalam pemupukan modal di dalam negeri disebabkan: - Pendapatan masyarakat rendah tidak memungkinkan tabungan mencukupi.

- Dasar tarif pajak dan aparatur pemungut pajak masih terbatas. - Kemampuan investasi modal perusahaan kurang pendapatan ekspor habis untuk pembiayaan impor. - Industrialisasi untuk memperluas kesempatan kerja perlu

peningkatan produksi barang dan jasa untuk keperluan konsumsi dalam negeri dan untuk ekspor barang setengah jadi/barang jadi perlu adanya pembinaan permodalan di dalam ekonomi lemah. Faktor teknologi yaitu penerapan teknologi mutakhir pada

masyarakat tradisional memerlukan waktu dan pelaksanaan bertahap karena harus diadakan penyesuaian sosial budaya, sikap mental yang maksimal yang mampu menghargai dan menguasai serta memanfaatkan teknologi. - Hubungan ekonomi luar negeri yaifu melebarnya jurang antara negara maju dengan negara berkembang karena pertumbuhan ekonomi yang tidak sama akibatnya timbul kemerosotan harga bahan ekspor tradisional. - Prasarana yaitu segala yang diperlukan untuk menunjang produksi dan distribusi barang dan jasa dan merupakan faktor vital bagi pertumbuhan ekonomi negara dan baingsa. - Faktor manajemen adalah merupakan tata cara mengolah

perusahaan baik oleh aparatur negara maupun swasta perlu adanya program peningkatan kemampuan aparatur negara.

POLITIK STRATEGI NASIONAL

A. Pengertian Politik Perkataan politik berasal dari kata Yunani yaitu "Polistaia", polis berarti kesatuan masyarakat yang mengurus diri sendiiri/berdiri (negara) sedangkan Taia berarti urusan. Ada beberapa art! kata politik dari segi penggunaannya yaitu : 1. Dalam arti kepentingan umum (politics) artinya adalah : suatu rangkaian azas/prinsip, keadaan serta jalan cara dan alat yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tertentu "atau" suatu keadaan yang kita kehendaki disertai dengan jalan cara dan alat yang akan kita gunakan untuk mencapai keadaan yang kita inginkan. 2. Dalam arti kebijaksanaan (policy) adalah penggunaan pertimbanganpertimbangan tertentu yang dianggap lebih menjamin terlaksananya suatu usaha, cita-cita/keinginan atau keadaan yang kita kehendaki. Dalam arti kebijaksanaan, titik beratnya adalah adanya proses : Pertimbangan Menjamin terlaksananya suatu Pencapaian cita-cita/keinginan yang kita kehendaki

Sistem Politik Sistem politik adalah sistem yang mempunyai ruang lingkup di bidang politik, meliputi bagian-bagian lembaga/lembaga yang berfungsi di

bidang politik yang kegiatannya menyangkut soal-soal politik, yaitu hal-hal yang menyangkut kehidupan kenegaraan/pemerintah, Struktur politik adalah merupakan suatu keseluruhan dari

pengelompokan yang timbul dari masyarakat baik berupa lembagalembaga kenegaraan maupun kemasyarakatan yang berpengaruh dalam suatu pembuatan kebijaksanaan yang authoritative dan mengikat masyarakat. Proses politik adalah suatu interaksi (proses saling pengaruh mempengaruhi) antara bentuk struktur lembaga-lembaga dalam

masyarakat yang keseluruhannya merupakan struktur politik.

Politik Nasional Politik nasional adalah azas haluan, usaha serta kebijaksanaan tindakan dari negara tentang pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan, dan pengendalian) serta penggunaan secara totalitas dari potensi nasional baik yang potensial maupun yang efektif untuk mencapai tujuan nasional. Politik nasional adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan nasional yang dalam perumusannya dibagi dalam tahap-tahap utama yaitu : Jangka panjang Jangka menengah Jangka pendek

Politik nasional meliputi antara lain : 1. Politik dalam negeri yang diarahkan kepada mengangkat, meninggikan dan memelihara harkat, derajat dan potensi rakyat Indonesia yang pemah mengalami kehinaan dan kemelaratan akibat penjajah menuju sifat-sifat bangsa yang terhormat dan dapat dibanggakan. 2. Politik luar negeri yang bebas aktif anti irnperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya untuk mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan rakyat serta diarahkan kepada pembentukan solidaritas antara bangsa. 3. Politik ekonomi yang bersifat swasembada/swadaya dengan tidak berarti mengisolasi diri, tetapi diarahkan kepada peningkatan taraf hidup dan daya kreasi rakyat Indonesia sebesar-besarnya. 4. Politik pertahanan keamanan yang bersifat defensif aktif dan diarahkan kepada pengamanan serta perlindungan bangsa dan negara serta usaha-usaha nasional dan penanggulangan segaia ancaman, tantangan dan hambatan.

B. Strategi Perkataan strategi berasal dari kata Yunani yaitu "strategis" yang artinya seni. Jauh sebelum abad ke-19 nampak bahwa kemenangan sesuatu bangsa atas peperangan banyak tergantung pada adanya panglima-panglima perang yang ulung dan bijaksana.

Antoine Henri Jomini (1779 - 1869) dan Karl Von Clausewitz (1780 -1831) yang merintis dan memulai mempelajari strategi secara ilmiah. Jomini member! pengertian yang bersifat deskriptif. Strategi adalah seni menyelenggarakan perang di atas peta dan meliputi seluruh kawasan operas!. Clausewitz menyebutkan strategi adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk kepentingan perang. Liddle Hart menyatakan strategi adalah seni untuk mendistribusikan dan menggunakan sarana-sarana militer untuk mencapai tujuan-tujuan politik. Strategi merupakan seni oleh karena penglihatan dan pengertian ttu memerlukan intuisi, seakan-akan orang harus merasa "dimana ia sebaiknya menggunakan kekuatan" yang tersedia dan bilamana ia sebaiknya melakukan itu. Strategi nasional adalah seni dan ilmu mengembangkan dan menggunakan kekuatan-kekuatan nasional (ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, militer) dalam masa damai maupun masa perang untuk mendukung pencapaian tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.

SISTEM HANKAM RATA

Pengertian Pertahanan keamanan rakyat semesta adalah upaya pengerahan seluruh kekuatan nasional secara total dan integral dengan

mengutamakan kekuatan militer dalam mempertahankan kemerdekaan. Hankamrata adalah sebagai wahana/sarana dalam mewujudkan sistem Hankamnas. Dalam menghadapi tantangan ABRI sebagai kekuatan inti dan rakyat sebagai kekuatan dasar.

Asas-azas Sistem Hankam Rata 1. Ketetapan hati rakyat untuk mempertahankan keamanan negara. 2. Semangat tidak mengenal menyerah dalam perlawanan antara ABRI dan rakyat secara bahu membahu. 3. Kemanunggalan ABRI - rakyat 4. Kepemimpinan yang kuat, ulet, dan tahan uji 5. Percaya pada diri sendiri dalam arti tidak menggantungkan diri pada orang lain.

Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Sistem Hamkam Rata 1. Faktor Geografi Dipandang dari segi letak Indonesia berada dalam posisi yang sangat

unik yaitu diantara dua samudera dan dua benua. 2. Demografi Dilihat dari jumlah penduduk Indonesia urutan No. 5 di dunia. Penyediaan tenaga manusia jelas cukup besar. Karena penyebaran yang tidak merata maka di satu pihak daerah yang amat langka tenaga manusia di lain pihak daerah terdapat kelebihan manusia. Dipandang dari pertahanan keamanan hal di atas membawa mudahnya timbul pertentangan sosial.

3. Sumber alam Bangsa Indonesia yang dikaruniai oleh Tuhan sumber alam yang cukup baik potensi maupun yang sudah merupakan kekayaan alam. Jenis sumber alam yang terdapat di Indonesia tidak merata penyebarannya di seluruh dunia padahal banyak negara yang membutuhkannya. Keadaan ini mengundang ancaman atau campur tangan negara asing yang membutuhkan sumber alam tersebut.

POLITIK STRATEGI HANKAMNAS

Pengertian Hankamnas adalah pertahanan keamanan negara yang merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara dan upaya dalam bidang pertahanan yang ditujukan terhadap segala ancaman dari luar dan dari dalam negeri. Upaya pertahanan keamanan adalah melalui: - ABRI Seluruh lapisan masyarakat

Tujuan Hankamnas Untuk menjamin tetap tegaknya negara kesatuan Rl Tercapainya tujuan nasional

Tugas Pokok a. Mempertahankan, mengamankan, dan menyelamatkan Pancasila dan UUD 1945. b. Mempertahankan hasil perjuangan yang telah dicapai di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, agama dan militer. c. Mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan dan integrasi negara, wilayah dan bangsa Indonesia, d. Mengamankan nasional lainnya. nilai-nilai kehidupan kepentingan-kepentingan

Fungsinya: 1. Meningkatkan ketahanan nasional dengan : Memupuk kecintaan pada tanah air Kesadaran berbangsa dan bernegara Menghayati dan mengamalkan Pancasila dan UUD 1945. Memiliki sikap mental yang meyakini hak dan kewajiban Rela berkorban untuk bela bangsa dan Negara

2. Mengembangkan secara terpadu dan terarah Kekuatan pertahanan dan keamanan negara Kekuatan pertahanan dan keamanan seluruh rakyat Indonesia

3. Mewujudkan seluruh kepulauan nusantara sebagai: Satu kesatuan pertahanan keamanan negara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.

PERKEMBANGAN POLSTRAHANKAMNAS 1. Periode kebijaksanaan/politik nasional Tahun 1945 - 1949 - 1950 menitikberatkan pada kebijakan/politik nasional untuk mempertahankan kemerdekaan dimana Belanda berusaha kembali untuk menjajah. Tahun 1950 - 1959 menitikberatkan pada persatuan dan kesatuan bangsa. Tahun 1959 - 1965 menitikberatkan pada konfrontasi dan mercusuar.

Tahun 1965 - sekarang menitikberatkan pada pembangunan nasional.

2. Sebelum tahun 1967 Strategi Hankamnas harus sesuai dengan politik Hankamnas yang bersumber pada politik nasional.

POLITIK HANKMANAS Yang dimaksud politik Hankamnas adalah pernyataan cita-cita dari bangsa dan negara tentang pembinaan Hankamnas untuk mencapai tujuan nasional. Tujuan politik Hankamnas adalah harus menjamin teratasinya halhal yang langsung/tidak langsung mengancam keamanan jalannya pembangunan nasional.

PRINSIP-PRINSIP POLITIK HANKAMNAS A. Jaminan Terhadap Ketidakpastian Ketidakpastian masa depan menuntut jaminan : 1. Perkembangan keadaan yang dapat melahirkan ancaman harus dapat diketahui dengan segera. 2. Persiapan-persiapan Hankamnas tidak dapat ditunda

sampai munculnya suatu ancaman secara pasti. 3. Berbagai peristiwa dalam berbagai bentuk dapat timbul di kemudian hari.

B. Bersandar pada Kemampuan Sendiri Kelangsungan hidup bangsa dan negara Indonesia terhadap ancaman peperangan dan segala bentuk gangguan keamanan adalah suatu kepentingan yang demikian tinggi nilainya. Sehingga harus dijamin oleh bangsa Indonesia sendiri dan tidak boleh disandarkan pada

kemampuan bangsa lain.

C. Politik Bebas dan Aktif Ke dalam : Politik bebas aktif ini menyangkut kebebasan pengambilan keputusan dan tindakan dalam lingkungan kesejahteraan dan keamanan nasional. Keluar : Politik bebas aktif ini bertujuan turut serta dalam usaha mencapai dan memelihara perdamaian dunia khususnya keamanan di kawasan Asia Tenggara.

D. Perdamaian Dunia 1. Indonesia berkepentingan untuk dapat melangsungkan hubungan

ekonomi dengan semua negara lain di dunia. 2. Suasana aman dan damai di seluruh dunia akan memungkinkan Indonesia memasarkan hasil-hasil produksinya ke penjuru dunia. 3. Atas kepentingan ekonomi ini Indonesia wajib memelihara

perdamaian dunia.

E. Wawasan Nusantara 1. Wawasan ditegakkan. 2. Menjamin keutuhan wilayah nasional dan melindungi sumber-sumber kekayaan alam. 3. Mendemonstrasikan kemampuan Hankamnas dalam menegakkan hak dan kedaulatan negara Rl. nusantara menjadi kepentingan utama Hankamnas

Demokrasi Pancasila Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan

musyawarah mufakat tanpa oposisi dalam doktrin Manipol USDEK disebut pula sebagai demokrasi terpimpin merupakan demokrasi yang berada dibawah komando Pemimpin Besar Revolusi kemudian dalam doktrin repelita yang berada dibawah pimpinan komando Bapak Pembangunan arah rencana pembangunan daripada suara terbanyak dalam setiap usaha pemecahan masalah atau pengambilan keputusan, terutama dalam lembaga-lembaga negara. Prinsip dalam demokrasi Pancasila sedikit berbeda dengan prinsip demokrasi secara universal. Ciri demokrasi Pancasila. pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi adanya pemilu secara berkesinambungan adanya peran-peran kelompok kepentingan adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara untuk menyelesaikan masalah. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara terbanyak. Demokrasi Pancasila merupakan demokrasi konstitusional dengan mekanisme kedaulatan rakyat dalam penyelenggaraan negara dan penyelengaraan pemerintahan berdasarkan konstitusi yaitu Undangundang

Dasar 1945. Sebagai demokrasi pancasila terikat dengan UUD 1945 dan pelaksanaannya harus sesuai dengan UUD 1945. Prinsip Demokrasi Pancasila Prinsip pokok demokrasi Pancasila adalah sebagai berikur . 1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia 2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah 3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman) merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain contoh Presiden, BPK, DPR atau lainnya. 4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi untuk menyalurkan aspirasi rakyat. 5. Pelaksanaan Pemilihan Umum. 6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945) 7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban 8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun orang lain 9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional 10. Pemerintahan berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan : a. Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan tidak

berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat) b. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas) c. Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.

Tujuh Sendi Pokok Dalam sistem pemerintahan demokrasi pancasik terdapat tujuh sendi pokok yang menjadi landasan, yaitu : 1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan hukum. Seluruh tindakan apapun harus dilandasi oleh hukum. Persamaan kedudukan dalam hukum bagi semua warga negara harus tercermin di dalamnya. 2. Indonesia menganut sistem konstitusional Pemerintah berdasarkan sistem konstitusional (hukum dasar) dan tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang mutlak tidak terbatas). Sistem konstitusional ini lebih menegaskan bahwa pemerintah dalam

melaksanakan tugasnya dikendalikan atau dibatasi oleh ketentuan konstitusi. 3. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi Seperti telah disebutkan dalam pasal 1 ayat 2 UUD 1945 pada halaman terdahulu, bahwa (kekuasaan negara tertinggi) ada di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR. Dengan demikian, MPR adalah

lembaga negara tertinggi sebagai penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Sebagai pemegang kekuasaan negara yang tertinggi MPR mempunyai tugas pokok, yaitu : Menetapkan UUD; Menetapkan GBHN; dan Memilih dan mengangkat presiden dan wakil presiden

Wewenang MPR, yaitu : Membuat putusan-putusan yang tidak dapat dibatalkan oleh lembaga negara lain, seperti penetapan GBHN yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Presiden Meminta pertanggungjawaban Presiden/mandataris mengenai

pelaksanaan GBHN. Melaksanakan pemilihan dan selanjutnya mengangkat Presiden dan Wakil Presiden. Mencabut mandat dan membernentikan presiaen dalammasa

jabatannya apabila presiden/mandataris sungguh-sungguh melanggar haluan negara dan UUD; Mengubah undang-undang. 4. Presiden adalah penyelenggaraan pemerintah yang tertinggi di bawah Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Di bawah MPR, presiden ialah penyelenggara pemerintah negara tertinggi. Presiden selain diangkat oleh majelis juga harus tunduk dan

bertanggung jawab kepada majelis. Presiden adalah Mandataris MPR yang wajib menjalankan putusan-putusan MPR. 5. Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi DPR mengawasi pelaksanaan mandat (kekuasaan pemerintah) yang dipegang oleh presiden dan DPR harus saling bekerja sama dalam pembentukan undang-undang termasuk APBN. Untuk mengesahkan undang-undang, presiden harus mendapat persetujuan dari DPR. Hak DPR di bidang legislatif ialah hak inisiatif, hak amandemen, dan hak budget. Hak DPR di bidang pengawasan meliputi : Hak tanya/bertanya kepada pemerintah Hak interpelasi, yaitu meminta penjelasan atau keterangan kepada pemerintah Hak Mosi (percaya/tidak percaya) kepada pemerintah Hak Angket, yaitu hak untuk menyelidiki sesuatu hal Hak Petisi, yaitu hak mengajukan usul/saran kepada pemerintah.

6 Menteri Negara adalah pembantu presiden, Menteri Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR Presiden memiliki wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan menteri negara. Menteri ini tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi kepada presiden. Berdasarkan hal tersebut, berarti sistem kabinet kita adalah kabinet kepresidenan/presidensil. Kedudukan Menteri Negara bertanggung jawab kepada presiden, tetapi

mereka

bukan

pegawai

tinggi

biasa, menteri

ini

menjalankan

kekuasaan pemerintah dalam prakteknya berada di bawah koordinasi presiden. 7 Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas Kepala Negara tidak bertanggung jawab kepada DPR, tetapi ia bukan diktator, artinya kekuasaan tidak tak terbatas. la harus memperhatikan sungguh-sungguh suara DPR. Kedudukan DPR kuat karena tidak dapat dibubarkan oleh presiden dan semua anggota DPR merangkap menjadi anggota MPR. DPR sejajar dengan presiden.

Fungsi Demokrasi Pancasila Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut : Menjamin bernegara. Contohnya : Ikut menyukseskan Pemilu Ikut menyukseskan pembangunan Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan. Menjamin tetap tegaknya negara RI Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan

mempergunakan sistem konstitusional Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada Pancasila Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang

antara lembaga negara Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggungjawab.

Contohnya: Presiden adalah mandataris MPR, Presiden bertanggungjawab kepada MPR.

Demokrasi Deliberatif Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4 Pancasila, dirumuskan bahwa "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan". Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan demokrasi deliberatif. Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga prinsip utama : 1. Prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu melakukan pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak yang terkait. 2. Prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan /untuk memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat dipertanggungjawabkan secara rasional. 3. Prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua pihak yang terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk mendengarkan.

Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan berbagai kepentingan yang timbul dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Jadi setiap kebijakan publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan. Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya konflik kepentingan. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional.

Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang Bidang ekonomi Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek dalam

pembangunan ekonomi. Pemerintah Memberikan peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang sama dalam penggunaan kekayaan negara. Dalam implikasi pernah diwujudkan dalam Program ekonomi banteng tahun 1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan tahun dan terakhir dalam Repelita kesemuanya malah menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi. Hal ini ditujukan untuk mencapai

masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui wakil-

wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan ekonomi.

Bidang kebudayaan nasional Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara dengan baik. Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan penghargaan.

Otonomi daerah di Indonesia

Otonomi daerah di Indonesia adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan." Terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan dalam UUD 1945 berkenaan dengan pelaksanaan desentralisasi dan Otonomi daerah di Indonesia, yaitu: 1. Nilai Unitaris, yang diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak mempunyai kesatuan (pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara ("Eenheidstaat"), yang berarti kedaulatan yang melekat pada rakyat, bangsa dan negara Republik Indonesia tidak akan terbagi di antara 1 kesatuan-kesatuan pemerintahan; dan 2. Nilai dasar Desentralisasi Teritorial , dari isi dan jiwa pasal 18 Undang-undang Dasar 1945 beserta penjelasannya sebagaimana tersebut di atas maka jelaslah bahwa Pemerintah diwajibkan untuk melaksanakan politik desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang ketatanegaraan. Dikaitkan dengan dua nilai dasar tersebut di atas, penyelenggaraan desentralisasi di Indonesia berpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan penyerahan/pelimpahan sebagian kekuasaan dan

kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk mengatur dan

mengurus sebagian sebagian kekuasaan dan kewenangan tersebut.\ Adapun titik berat pelaksanaan otonomi daerah adalah pada Daerah Tingkat II (Dati II)^dengan beberapa dasar pertimbangan : 1 . Dimensi Politik, Dati II dipandang kurang mempunyai fanatisme kedaerahan sehingga risiko gerakan separatisme dan peluang berkembangnya aspirasi federalis relatif minim; 2. Dimensi Administratif, penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat relatif dapat lebih efektif; 3. Dati II adalah daerah "ujung tombak" pelaksanaan pembangunan sehingga Dati II-lah yang lebih tahu kebutuhan dan potensi rakyat di daerahnya. Atas dasar itulah, prinsip otonomi yang dianut adalah: 1 . Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah; 2. Bertanggungjawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan

untuk memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air; dan 3. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik dan maju.

Aturan Perundang-undangan Beberapa aturan perundang-undangan yang berhubungan dengan pelaksanaan Otonomi Daerah: 1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah 2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah 3. Undang-Undang No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah 4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 5. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah 6. Perpu No. 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah 7. Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Pelaksanaan Otonomi Daerah di Masa Orde Baru Sejak tahun 1966, pemerintah Orde Baru berhasil membangun suatu pemerintahan nasional yang kuat dengan menempatkan stabilitas politik sebagai landasan untuk mempercepat pembangunan ekonomi Indonesia. Politik yang pada masa pemerintahan Orde Lama dijadikan panglima, digantikan dengan ekonomi sebagai panglimanya, dan mobilisasi massa atas dasar partai secara perlahan digeser oleh birokrasi dan politik

teknokratis. Banyak prestasi

dan

hasil

yang

telah

dicapai

oleh

pemerintahan Orde Baru, terutama keberhasilan di bidang ekonomi yang ditopang sepenuhnya oleh kontrol dan inisiatif program-program

pembangunan dari pusat. Dalam kerangka struktur sentralisasi kekuasaan politik dan otoritas administrasi inilah, dibentuklah Undang-Undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Mengacu pada UU ini, Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban Daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Selanjutnya yang dimaksud dengan Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 ini juga meletakkan dasar-dasar sistem hubungan pusat-daerah yang dirangkum dalam tiga prinsip: 1. Desentralisasi, penyerahan urusan pemerintah dari Pemerintah atau Daerah tingkat atasnya kepada Daerah menjadi urusan rumah tangganya. 2. Dekonsentrasi, pelimpahan wewenang dari Pemerintah atau Kepala Wilayah atau Kepala Instansi Vertikal tingkat atasnya Pejabat-pejabat di

daerah; dan 3. Tugas Pembantuan (medebevdnd), tugas untuk turut serta dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada

Pemerintah Daerah oleh Pemerintah oleh Pemerintah Daerah atau Pemerintah Daerah tingkat atasnya dengan kewajiban

mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya. Dalam kaitannya dengan Kepala Daerah baik untuk Dati I (Propinsi) maupun Dati II (Kabupaten/Kotamadya), dicalonkan dan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari sedikit-dikitnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang calon yang telah dimusyawarahkan dan disepakati bersama antara Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/Pimpinan Fraksi-fraksi dengan Menteri Dalam Negeri, untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya, dengan hak, wewenang dan kewajiban sebagai pimpinan pemerintah Daerah yang berkewajiban memberikan keterangan pertanggungjawaban kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

sekurang-kurangnya sekali setahun, atau jika dipandang perlu olehnya, atau apabila diminta oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, serta mewakili Daerahnya di dalam dan di luar Pengadilan. Berkaitan dengan susunan, fungsi dan kedudukan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, diatur dalam Pasal 27,28, dan 29 dengan hak seperti hak yang dimiliki oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (hak anggaran; mengajukan pertanyaan bagi masing-masing Anggota;

meminta keterangan; mengadakan perubahan; mengajukan pernyataan pendapat; prakarsa; dan

penyelidikan) dan kewajiban seperti a) Mempertahankan, mengamankan serta mengamalkan PANCASILA dan UUD 1945; b) Menjunjung tinggi dan melaksanakan secara konsekuen Garis-garis Besar Haluan Negara, Ketetapan-ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat serta mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku; c) bersama-sama Kepala Daerah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah dan peraturan-peraturan Daerah untuk kepentingan Daerah dalam batas-batas wewenang yang diserahkan kepada Daerah atau untuk melaksanakan peraturan perundangundangan yang pelaksanaannya ditugaskan kepada Daerah; dan d) Memperhatikan aspirasi dan memajukan tingkat kehidupan rakyat dengan berpegang pada program pembangunan Pemerintah. Dari dua bagian tersebut di atas, nampak bahwa meskipun harus diakui bahwa UU No. 5 Tahun 1974 adalah suatu komitmen politik, namun dalam prakteknya yang terjadi adalah sentralisasi (baca: kontrol dari pusat) yang dominan dalam perencanaan maupun implementasi

pembangunan Indonesia. Salah satu fenomena paling menonjol dari pelaksanaan UUNo. 5 Tahun 1974 ini adalah ketergantungan Pemda yang relatif tinggi terhadap pemerintah pusat.

Pelaksanaan Otonomi Daerah setelah Masa Orde Baru Upaya serius untuk melakukan desentralisasi di Indonesia pada masa reformasi dimulai di tengah-tengah krisis yang melanda Asia dan bertepatan dengan proses pergantian rezim (dari rezim otoritarian ke rezim yang lebih demokratis). Pemerintahan Habibie yang memerintah setelah jatuhnya rezim Suharto harus menghadapi tantangan untuk mempertahankan integritas nasional dan dihadapkan pada beberapa pilihan yaitu : 1. Melakukan pembagian kekuasaan dengan pemerintah daerah, yang berarti mengurangi peran pemerintah pusat dan memberikan otonomi kepada daerah; 2. Pembentukan Negara federal; atau 3. Membuat pemerintah provinsi sebagai sebagai agen mumi pemerintah pusat. Pada masa ini, pemerintahan Habibie memberlakukan dasar hukum desentralisasi yang baru untuk menggantikan Undang-Undang No. 5 Tahun 1974, yaitu dengan memberlakukan Undang-UndangNo. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-UndangNo. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Beberapa hal yang mendasar mengenai otonomi daerah dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sangat berbeda dengan prinsip undang-undang sebelumnya antara lain:

1. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 pelaksanaan otonomi daerah lebih mengedepankan otonomi daerah sebagai kewajiban daripada hak, sedang dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 menekankan arti penting kewenangan daerah dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat melalui prakarsanya sendirl 2. Prinsip yang menekankan asas desentralisasi dilaksanakan bersamasama dengan asas dekonsentrasi seperti yang selama ini diatur dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tidak dipergunakan lagi, karena kepada daerah otonom diberikan otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab. Hal ini secara proporsional diwujudkan dengan pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah. Di samping itu, otonomi daerah juga dilaksanakan dengan prinsip-prinsip demokrasi yang juga memperhatikan keanekaragaman daerah. 3. Beberapa hal yang sangat mendasar dalam penyelenggaraan otonomi daerah dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999, adalah pentingnya pemberdayaan masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas mereka secara aktif, serta meningkatkan peran dan fungsi Badan Perwakilan Rakyat Daerah. Oleh karena itu, dalam Undangundang ini otonomi daerah diletakkan secara utuh pada daerah otonom yang lebih dekat dengan masyarakat, yaitu daerah yang selama ini berkedudukan sebagai Daerah Tingkat II, yang dalam Undang-undang ini disebut Daerah Kabupaten dan Daerah Kota.

4. Sistem otonomi yang dianut dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 adalah otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, dimana semua kewenangan pemerintah, kecuali bidang politik luar negeri, hankam, peradUan, moneter dan fiskal serta agama dan bidang- bidang tertentu diserahkan kepada daerah secara utuh, bulat dan menyeluruh, yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah. 5. Daerah otonom mempunyai kewenangan dan kebebasan untuk membentuk dan melaksanakan kebijakan menurut prakarsa dan aspirasi masyarakat. Sedang yang selama ini disebut Daerah Tingkat I atau yang setingkat, diganti menjadi daerah propinsi dengan kedudukan sebagai daerah otonom yang sekaligus wilayah

administrasi, yaitu wilayah kerja Gubernur dalam melaksanakan fungsi-rungsi kewenangan pusat yang didelegasikan kepadanya. 6. Kabupaten dan Kota sepenuhnya menggunakan asas desentralisasi atau otonom. Dalam hubungan ini, kecamatan tidak lagi berfungsi sebagai peringkat dekonsentrasi dan wilayah administrasi, tetapi menjadi perangkat daerah kabupaten/kota. Mengenai asas tugas pembantuan dapat diselenggarakan di daerah propinsi, kabupaten, kota dan desa. Pengaturan mengenai penyelenggaraan pemerintahan desa sepenuhnya diserahkan pada daerah masing-masing dengan mengacu pada pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah. 7. Wilayah Propinsi meliputi wilayah laut sepanjang 12 mil dihitung secara lurus dari garis pangkal pantai, sedang wilayah

Kabupaten/Kota yang berkenaan dengan wilayah laut sebatas 1/3 wilayah laut propinsi. 8. Pemerintah Daerah terdiri dari Kepala Daerah dan perangkat daerah lainnya sedang DPRD bukan unsur pemerintah daerah. DPRD mempunyai fungsi pengawasan, anggaran dan legislasi daerah. Kepala daerah dipilih dan bertanggung jawab kepada DPRD. Gubernur selaku kepala wilayah admimstratif bertanggung jawab kepada Presiden. 9. Peraturan Daerah ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan persetujuan DPRD sesuai pedoman yang ditetapkan Pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh pejabat yang berwenang. 10. Daerah dibentuk berdasarkan pertimbangan kemampuan ekonomi, potensi daerah, sosial budaya, sosial politik, jumlah penduduk, hms daerah, dan pertimbangannya lain yang memungkinkan

terselenggaranya otonomi daerah, daerah, daerah yang tidak mampu menyelenggarakan otonomi daerah dapat dihapus dan atau digabung dengan daerah lain. Daerah dapat dimekarkan menjadi lebih dari satu daerah, yang ditetapkan dengan undang-undang. 11. Setiap daerah hanya dapat memiliki seorang wakil kepala daerah, dan dipilih bersama pemilihan kepala daerah dalam satu paket pemilihan oleh DPRD. 12. Daerah diberi kewenangan untuk melakukan pengangkatan,

pemindahan, pemberhentian, penetapan pensiun, pendidikan dan

pelatihan pegawai sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan daerah, berdasarkan nama, standar, prosedur yang ditetapkan pemerintah. 13. Kepada Kabupaten dan Kota diberikan otonomi yang luas, sedang pada propinsi otonomi yang terbatas. Kewenangan yang ada pada propinsi adalah otonomi yang bersifat lintas Kabupaten dan Kota, yakni serangkaian kewenangan yang tidak efektif dan efisien kalau diselenggarakan dengan pola kerjasama antar Kabupaten atau Kota. Misalnya kewenangan di bidang perhubungan, pekerjaan umum, kehutanan dan perkebunan dan kewenangan bidang pemerintahan tertentu lainnya dalam skala propinsi termasuk berbagai kewenangan yang belum mampu ditangani Kabupaten dan Kota. 14. Pengelolaan kawasan perkotaan di luar daerah kota dapat dilakukan dengan cara membentuk badan pengelola tersendiri, baik secara intern oleh pemerintah Kabupaten sendiri maupun melalui

berkerjasama antar daerah atau dengan pihak ketiga. Selain DPRD, daerah juga memiliki kelembagaan lingkup pemerintah daerah, yang terdiri dari Kepala Daerah, Sekretariat Daerah, Dinas-Dinas Teknis Daerah, Lembaga Staf Teknis Daerah, seperti yang menangani perencanaan, penelitian dan pengembangan, pendidikan dan latihan, pengawasan dan badan usaha milik daerah. Besaran dan

pembentukan lembaga-lembaga itu sepenuhnya diserahkan pada daerah. Lembaga pembantu Gubernur, Pembantu Bupati/Walikota, Asisten Sekwilda, Kantor Wilayah dan Kandep dihapus.

15. Kepala Daerah sepenuhnya bertanggung jawab kepada DPRD, dan DPRD dapat meminta Kepala Daerahnya berhenti apabila

pertanggungjawaban Kepala daerah setelah 2 (dua) kali tidak dapat diterima oleh DPRD.

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

1.1.

Latar Belakang Nilai norma dan moral adalah konsep-konsep yang saling terkait.

Dalam hubungannya dengan pancasila maka ketiganya akan memberi pemahaman yang saling melengkapi sebagai sitem etika. Pancasila sebagai suatu sistem falsalat pada liakikinya mempakan suatu sistem nilai yang menjadi sumber dari penjabaran norma baik nonna hukum, norma moral maupun norma yang lainnya. Disamping itu. terkandung juga pemikiran-peniikiran yang bersifat kritis, mendasar, rasional. dan konfrehensif. Oleh karena itu. suatu pemikiran falsatat adalah suatu nilai-nilai yang mendasar yang memberikan landasan bagi manusia da Jam liidup bermasyarakat, berbangsa danbemegara. Nilai-nilai tersebut dijadikan dalam kehidupan yang bersifat praktis atau kehidupan yang bersifat nyata dalam masyarakat bangsa dan Negara maka diwufiidkan dalam noniia-nomia yang kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi : 1. Norma moral: yang berkaitan dengan tingkali laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik dan buruk, sopan dan tidak sopaix susila dan tidak susila. 2. Norna hukum: sitem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan

hukum. Dalam pengertian itulah Pacasila berkembang dengan smnber dari segala sumber hukum. Dengan demikian, Pancasila pada hakikinya bukan merupakan suatu pedoman yang langsung bersifat normatif ataupun praktis melainkan mempakan suatu sistem nilai etika yang merupakan sumber norma.

Tujuan 1. Untuk menambah wawasan mahasiswa tentang pancasila sebagai sistem etika. 2. Untuk memberi gambaran secara tertulis tentang Pancasila sebagai sitem Etika.

Manfaat 1. Mengetahui lebih jelas peranan Pancasila sebagai sitem etika. 2. Mendorang agar memiliki etika sesuai dengan Sila dan Pancasila. Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia, memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Pancasila banvak memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan bangsa Indonesia, salah satunya adalah ''Pancasila sebagai suatu sistem etika". Disetiap saat dan dimana saja kita berada, kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum disila ke dua

"kemanusiaan yang adil dan beradap" tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, setiap sila pada dasarnya merupakan azas dan fungsi sendirisendiri, namun secara keseluruhan merupakau suatu kesatuan. Pancasila adalah satu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap siala tidak dapat berdiri sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki unsur-unsur susunan kodrat (jasmani-rohani), sifat kodrat (individu makhluk sosial), kedudukan kodrat sebagai pribadi diri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Unsur-unsur hakekat manusia mempakan suatu kesatuan yang bersifat organis dan harmonis, dan setiap unsur memiliki fungsi masing-masing penjelasan namun saling

berhubungan.

Pancasila

merapakan

hakekat

manusia

monopluralis sebagai kesatuan organis. Etika merapakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah ia membalias sistem-sistein peniikkan yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Sebagai cabang ilmu ia membalias bagaimana ilmu clibagi dua, yaitu etika khusus dan etika umum. Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah tamah. Sopan santun yang dijunjung tinggi dan banyak lagi dan pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa ini

sehingga

bangsa ini dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang

beradab didunia. Kecenderungan menganggap hal yang tak penting akan kehadiran pancasila diliarapkan dapat ditinggalkan. yang besar adalah bangsa yang Karena bangsa

beradab. Pembentukan etika

bukanlah hal yang mudah. karena berasal dari tingkah laku dan hati nurani. Pancasila sebagai etika, dapat kita ketahui bahwa dalam

pembahasan Bab 3 ini tentang Pancasila sebagai etika. Etika mempakan kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi mejadi kelompok. Etika merupakan pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan

pandangan-pandangan moral. Etika juga ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita harus belajar

tentang etika dan mengikuti ajaran moral. Etika pun dibagi menjadi 2 kelompok etika umum dan khusus. Etika khusus ini terbagi dua yaitn terdari etika individual dan etika sosial Etika politik adalah cabang bagian dari etika social dengan demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan (yang menganut sistem politik tertentu) berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain. Dalam melaksanakan hubungan politik itu; seseorang harus mengetahui dan memahami norma-norma dan

kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi. Dan Pancasila memegang

peranan dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Disetiap saat dan dimana saja kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti tercantum di sila kedua " kemanusian yang adil dan beradab" tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila

dalam membangun etika bangsa ini sangat berandil besar, Setiap sila pada dasamya merupakan azas dan fungsi sendiri-sendiri, namun secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan. Maka bisa dikatakan bahwa fungsi pancasila sebagai etika itu sangatlah penting agar masyarakat harus bisa memilih dan menentukan calon yang akan menjabat dalam dan menjadi pimpinan mayarakat

demokrasi liberal memberikan hak kepada rakyat untuk secara dan pemimpin tinggi (nasional, provinsi

langsung memiliki pejabat;

kabupaten/kota) untuk mewujudkan harapan rakyat. Dengan biaya tinggi serta adanya kontlik horizontal. Sesungguhnya, dalam era reformasi yang memuja kebebasan atas nama demokrasi dan HAM, ternyata ekonomi rakyat makin terancam oleh kekuasaan neoimperialisme melalui ekonomi liberal Analisis ini dapat dihayati melalui bagaimana politik pendidikan nasional (konsep : RUU BHP sebagai kelanjutan PP No. 61/1999) yang membuat rakyat miskin makin tidak mampu menjangkau. Bidang sosial ekonomi, silahkan dicermati

dan dihayati Perpres No. 76 dan 77 tahun 2007 tentang PMDN dan PMA yang tertutup dan terbuka, yang mengancam hak-hak sosial ekonomi bangsa. Dalam pelaksanaan pilkada sebagai prakteknya demokrasi liberal,

juga menghasilkan otoda dalam budaya politik federalisme, dilaksanakan dengan biaya amat mahal + social cost juga mahal, dilengkapi dengan konflik horisontal sampai anarchisme. Pilkada dengan praktek demokrasi liberal, menghasilkan budaya demokrasi semu (demokrasi palsu). Bagaimana tidak semu bila peserta pilkada 3 5 paket calon terpilih dengan jumlah suara sekitar 40%, 35%, 25%. Biasanya, yang terbanyak 40% ini dianggap terpilih sebagai mayoritas. Padahal norma mayoritas di dunia umumnya dengan jumlah 51%, apa model demokrasi-semu (=demokrasi palsu) ini yang akan dikembangkan reformasi Indonesia? atas nama demokrasi kngsung clan HAM. Bandingkan dengan demokrasi Pancasila dalam UUD Proklamasi 45 Pasal 1, 2 dan 37. Pasal 95 (1), (2), yang menetapkan : calon terpilih bila memperoleh suara lebih dan 25 % dari jumlah suara sah. Dalam hal tersebut PEMILU tahun 2009 banyak partaipartai yang belum memakai etika politik. Bxikan hanya para partai saja, melainkan masyarakat yang memilih pun terkadang tidak memilih untuk memikirkan bangsanya melakukan hanya berfikir untuk kepentingan sendiri (independent). Dalam kehidupan bermasyarakat, ada yang mengatur tentang tingkah laku masyarakat, dengan tujuan untuk hidup tentram dan damai tanpa gangguan, kalau masih ada saja tingkah laku manusia yang melanggar ketentuan seperti yang sudah dicontohkan di atas maka perlu ditegaskan lagi tatanan dalam masyarakat agar terwujud aturan-aturan yang menjadi pedoman bagi segala tingkah laku manusia dalam

bermasyarakat. Etika adalah suatu kelompok filsafat praktis dan dibagi menjadi dua kelompok. Etika rnerupakan suatu pemikiran krisis dan mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Selain itu, etika adalah ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa mengikuti suatu ajaran tertentu dan bertanggung dan bertanggung jawab dengan beberapa ajaran moral. Kelompok etika antara lain : o. Etika khusus adalah membahas tentang prinsip dalam hubungan dengan berbagai aspek kehidupan manusia, baik individxi maupun sosial. Etika khusus ini dibagi menjadi dua yaitu, etika individual dan etika sosial. Etika individual membahas kewajiban manxisia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nxiramnya, kewajibannya dan tanggungjawabnya terhadap Tuhannya. Etika sosial dilain hal membahas kewajiban serta norma-norma sosial yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara. Etika umum adalah rnempertanyakan tentang prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia, Dalam falsafah barat dan timur, seperti di Cina dan seperti dalam Islam, aliran-aliran pemikiran etika beranekaragam. Tetapi pada

prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai apa yang terkandung di dalamnya.

3.2. Aplikasi Nilai, Norma, dan Moral dalam Kehidupan Sehari-hari. Dalam kehidupan kita akan selalu berhadapan dengan istilah nilai dan nomia dan juga moral dalam kehidupan sehari-hari. Dapat kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan nilai sosial merupakan nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Contohnya, orang menanggap

menolong memiliki nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Dan dapat juga dicontohkan, seorang kepala keluarga yang beliuu mampu memberi nafkah kepada keluarganya akan merasa sebagai kepala keluarga yang tidak bertanggung jawab. Bagi manusia, nilai berfungsi sebagai landasan, alasan, atau motivasi dalam segala tingkah laku dan perbuatannya. Nilai mencerminkan kualitas pilihan tindakan dan

paiidangan hidup seseorang dalam masyarakat. Itu adalah yang dimaksud dan juga contoh dari nilai. Dapat di jelaskan juga bahwa yang dimaksud norma social adalah patokan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat tertentu. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilakuperilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau suatu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan di antara manusia

dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaknana yang diharapkan. Tingkat norma dasar dalam masyarakat dibedakan menjadi empat, yaitu: 1. Cara Contoh : cara makan yang wajar dan baik apabila tidak mengeluarkan suara seperti hewan. 2. Kebiasaan Contoh: memberi penghargaaan setiap ada orang-orang yang berprestasi dalam suatu kegiatan maupun dakun suatu kedudukan. 3. Tata kelakuan Contoh: menjauhi tindakan yang bisa berakibat dengan hukum. 4. Adat istiadat Contoh: misalnya seseorang yang melanggar hukum adat

makan akan mendapat sanksi. Norma hukum (laws) Peraturan yang timbul sebagai tatanan tingkah laku manusia, norma ini isinya mengikat setiap orang, sumbernya bisa dari

perundang-undangan, yuridis. Kebiasaan, doktrin, dan agama. Norma hukum ini bersifat memaksa dan sanksinya adalah ancaman hukuman. Sebagai contohnya: o Menaati peraturan lalu lintas saat mengendara meski tidak ada

Polantas. o Menghormati pengadilan dan peradilan Indonesia. o Tidak melakukan perbuatan kriminal. Norma kesusilaan Norma ini dianggap sebagai suara hati sanubari manusia. Kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada rnanusia agar us menjadi manusia yang sempurna. Sebagai contohnya : o Orang yang melakukan tindakan asusila ditempat umum maka akan di cap sebagi tindakan pelecehan seksual, dan akan mendapat sanksi. o Tidak membunuh sesama. Norma kesopanan Norma kesopanan ialah peraturan hidup yang tirnbul dari pergaulan segolongan manusia. Peraturan itn diikuti dlan ditaat sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku manusia terhadap masyarakat disekitamya. menggolongkan prilaku yang baik dan tidak baik dalam masyarakat. dan yang boleh. dan tidak boleh dilakukan dalam bermasyarakat. Norma ini tidak berlaku untuk selurah durua melainkan bersifat khusus, berlaku hanya untuk masyarakat tertentu saja, karena ada beberapa yang dianggap sopan dalam golongan masyarakat belnm tentun dianggap sopan juga dalam golongan masyarakat yang lain. Sebagai contohnya: o Menghormati orang yang lebih tua clari kita. temtama kedua orang

tua dan guru o Membiasakan menerima atau memberi sesuatu kepada seseorang menggunakan tangan kanan. o Tidak meludah di sembarang tempat, apalagi ditempat umum. o Berteman dengan siapa saja.

Norma agama Norma agama adalah peraturan hidup yang diterima sebagai perintah-perintah, larangan dan anjuran yang berasal dari Tuhan. Para pemeluk agama mengakui dan berkeyakianan bahwa peraturan hidup berasal dan Tuhan dan yang menuntun hidup kejalan yang benar. Norma tentang ini adalah yaitu satu-satunya norma yang mengatur yang

peribadatan

kehidupan

keagamaan

sesungguhnya. kemasyarakatan. Sebagai contohnya :

Tapi juga mengatur tentang peraturan-peraturan

o Berbuat baik kepada kedua orangtua. o Tidak melakukan zina. atau perbuatan kesusilaaan Selain itu juga masih ada hanyak contoh dalam kehidupan sehanhari dari nonua-nonna cliatas yang belum disebutlkan, Setelah masuk dalam nilai dan norma, maka selanjutnya dalam aplikasi moral. Moral adalah istilah manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang mempunyai nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut

amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang haras dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi rndividu tanpa moral manusia ticlak hisa melakukan proses sosialisasi. Pada zaman sekarang ini moral mempunyai nilai implicit karena banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan manusia harus mempunyai moral jika la ingin dihormati oleh sesamanya. Moral adalah nilai keabsolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh. Contoh dari moral: tidak ada pemaksaan kepada seseorang untuk memeluk suatu agama tertentu. dengan demikian masyarakat menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) kebebasan dan lain memeluk agama menurut keyakinan masing-masing. Jika contoh moral dalam kehidupan kita sehari-hari seperti : misalnya. kita menemukan tas atau dompet yang berisikan dokumen penting dari sejumlah uang, maka kita harus mengembalikan kepada yang memiliki atau menyerahkan kepada pihak yang berwajib agar bisa ditemukan pemiliknya. Hubungan nilai. norma. dan moral langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan yang cukup erat. karena masing-masing akan menentukan etika bangsa ini. Hubungan diantaranya dapat diringkas sebagai berikut :

1.

Nilai : kualitas dari suatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia

(lahir dan batin). Nilai bersifat abstrak hama dapat dipahami, dipikirkan. dimengerti dan dihayati oleh manusia Nilai berkaitan dengan harapan, cita-cita, keinginan, dan segala sesua tu pertimbangan batiniah manusia. Nilai dapat bersifat subyektif bila diberikan oleh subyek, dan bersifat obyaktif bila melekat pada sesuatu yang terlepas dan penilaian manusia. 2. Norma: wujud konkrit dan nilai. yang menuntun sikap dan tingkah laku manusia, Norma hukum merupakan norma yang paling kuat : karean dapat dipaksakan oleh suatu

keberlakuannya kekuasaan

eksternal, misalnya penguasa atau penegak hukum. 3. Nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika.

4. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang akan tercermin pada sikap dan tingkah lakunya. Norma menjadi panutan sikap dan tingkah laku manusia. 5. Moral dan etika sangat erat hubungannya. Pada hakikatnya segala sesuatu nitu bernilai. hanya nilai macam apa yang ada serta bagaimana hubungan nilai tersebut dengan manusia. Banyak usaha untuk menggolong-golongkan nilai tersebut dan

penggolongan lersebut amat beranekaragam, tergantung pada sudut

pandang dalam rangka penggolongan tersebut. Notonagoro menibagi nilai menjadi tiga macam, yaitu: 1) Nilai Material segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan material ragawi manusia. :

2) Nilai Vital, segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan atau aktivitas. 3) Nilai Kerohanian, segala manusia. sesuatu yang berhubungan bagi rohani

PENERAPAN PANCASILA DALAM PROFESI KEPERAWATAN

A. Pengertian Seorang Perawat Seorang perawat adatah sebagai tenaga kesehatan yang

memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Dalam menghadapi pasien, seorang perawat harus mempunyai etika, karena yang dihadapi perawat adalah juga manusia. Perawat harus bertindak sopan, murah senyum dan menjaga perasaan pasien. Ini harus dilakukan karena perawat adalah membantu proses penyembuhan pasien bukan memperburuk keadaan. Dengan etika yang baik diharapkan seorang perawat bisa menjalin hubungan yang lebih akrab dengan pasien. Dengan hubungan baik ini, maka akan terjalin sikap saling menghormati dan menghargai di antara keduanya. Etika dapat membantu para perawat mengembangkan kelakuan dalam menjalankan kewajiban, membimbing hidup, menerima pelajaran, sehingga para perawat dapat mengetahui kedudukannya dalam

masyarakat dan lingkungan perawatan. Dengan demikian, para perawat dapat mengusahakan

kemajuannya secara sadar dan seksama. Oleh karena itu dalam perawatan teori dan praktek dengan budi pekerti saling memperoleh, maka 2 hal ini tidak dapat dipisah-pisahkan. Selain dengan tujuan tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa

nama baik rumah sakit antara lain ditentukan oleh pendapat / kesan dari masyarakat umum. Kesehatan masyarakat terpelihara oleh tangan dengan baik, jika tingkatan pekerti perawat dan pegawai - pegawai kesehatan lainnya luhur juga. Setaab akhlak yang teguh dan budi pekerti yang luhur merupakan dasar yang penting untuk segala jabatan, termasuk jabatan perawat.

BUDAYA ISI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA

A. PANCASILA 1. Hakikat Pancasila a. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pandangan Hidup Bangsa berisikan : (1) (2) Konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang mendalam mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik oleh bangsa itu. Pandangan Hidup Bangsa adalah kristalisasi nilai - nilai yang dimiliki bangsa itu : (1) (2) (3) Merupakan pedoman, pegangan dalam menghadapi setiap masalah. Diyakini kebenarannya. Menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk mewujudkannya,

Suatu bangsa memertukan pandangan hidup karena : (1) Untuk mengetahui ke arah mana tujuan yang ingin dicapai oleh bangsa itu. (2) (3) Untuk memandang setiap masalah yang dihadapi bangsa itu. Untuk dipakai sebagai pedoman menentukan arah serta bagaimana bangsa itu memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam gerak masyarakat yang makin maju, meliputi:

(a) (b) (c) (d)

Masalah politik Masalah ekonomi Masalah sosial budaya Masalah pertahanan keamanan

(4) Untuk dipakai sebagai pedoman dalam membangun dirinya. b. Pancasila Sebagai Dasar Negara Pancasila bukan lahir secara mendadak pada tahun 1945, melainkan melalui proses yang panjang didasari oleh perjuangan bangsa dengan melihat pengalaman bangsa-bangsa lain dengan diilhami oleh gagasan - gagasan besar dunia, dengan tetap berakar pada kepribadian dan gagasan - gagasan besar bangsa sendiri. Pancasila merupakan pandangan hidup yang berakar dalam kepribadian bangsa, maka ia diterima sebagai Dasar Negara yang mengatur hidup kenegaraan. Hal ini tampak dalam sejarah meskipun dituangkan dalam rumusan yang agak berbeda, yaitu dalam Pembukaan Undang - Undang Dasar 1945, dalam Mukadimah konstitusi RIS 1949, dan Mukadimah Undang Undang Dasar Sementara 1950, Pancasila tetap tercantum di dalamnya. Pancasila menjadi pegangan bersama pada saat - saat terjadinya krisis nasional dan ancaman terhadap eksistensinya bangsa kita, itu merupakan bukti sejarah bahwa Pancasila memang selalu dikehendaki oleh bangsa Indonesia dan seluruh rakyat Indonesia sebagai dasar kerohanian negara, dan sebagai Dasar Negara. Oleh karenanya yang

penting

adalah

bagaimana

kita

memahami,

menghayati

dan

mengamalkan Pancasila dalam segala segi kehidupan. Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh karena masing-masing sila dari Pancasila tidak dapat dipahami dan diberi arti secara terpisah dari keseluruhan sila-sila lainnya. Memahami atau memberi arti setiap sila secara terpisah dari sila-sila lainnya akan rnenimbulkan pengertian yang keliru dan salah tentang Pancasila.

c. Pancasila Sebagai Sumber dari Segala Sumber Hukum Pancasila merupakan sumber tertib hukum dan dasar negara. Segala peraturan yang ada, harus bersumber dan tidak boleh

menyimpang dan bertentangan dengan Pancasila. Dalam ketetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 dijelaskan bahwa sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita - cita hukum serta cita - cita moral hukum yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia, yang sekarang menjadi dasar Negara Indonesia yakni Pancasila. Jadi jelaslah bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala peraturan perundangan yang ada maupun yang akan dikeluarkan di dalam Negara Indonesia, apakah Undang Undang Dasar, undang-undang atau peraturan pelaksanannya. 2. Memahami dan Menghayati Nilai - Nilai Pancasila Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi nilai-nilai yang diyakini kebenarannya dan kesediaan untuk mewirjudkan di dalam segala

pertlaku hidup dan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bagi Bangsa Indonesia kristalisasi nilai - nilai tersebut adalah yang terdapatdi dalam Pancasila, dimana sila Ketuhanan merupakan nilai inti dan nilai sumber untuk nilai - nilai yang terdapat dalam sila - sila lainnya. Nilai Ketuhanan yang merupakan nilai inti dan nilai sumber akan dapat memberikan upaya dan usaha manusia dalam: a. Investasi nilai b. Filter tindakan manusia c. Memberikan kendali bagi manusia d. Sebagai pengarah pada manusia e. Sebagai pendorong bagi manusia

PENERAPAN PANCASILA DALAM PROFESI KEPERAWATAN

A. ARTI BUDI PEKERTI DALAM PERAWATAN Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita - cita adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan pekerjaannya.

1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat Dasar - dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang baik, Bagi anggota perawat kepribadian yang taaik adalah penting, karena perawat adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan yang suci.

2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh perawat kepada penderita, merupakan factor

penting untuk kesembuhan penderita tersebut.

Seringkali perawat diajukan pertanyaan - pertanyaan yang bertalian dengan pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bisa menjadi penolong yang berguna untuk member! kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang tidak mempunyai harapan sembuh.

B. SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK Seorang siswa pada permulaan masuk sekolah mempunyai keinginan untuk mengetahui bagaimana caranya untuk menjadi perawat yang baik. Dalam memilih sesuatu keahlian, seseorang harus mendapatkan kepuasan dalam lapangan peterjaan pilihannya itu. Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan manusiawi untuk menolong sesama manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan lingkungan yang sehat bagi penderita maupun orang sehat. Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan penting, serta dapat member! kepuasan batin bagi orang-orang yang memasukinya. Perawat perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara langsung/tidak langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi penderita dari bermacam-macam tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila penderita itu

memerlukan pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus dapat memberi bimbingan hidup sehat kepada penderita. Dari uraian-uraian diatas, Dapat dltarik kesimpulan secara lebih spesifik, Syarat-syarat untuk menjadi perwat yang baik adalah : 1. Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan perawatan pada penderita. 2. Mempunyai rasa kasih sayang. 3. Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah. 4. Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit kerjanya 5. Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya sanggup menjalankan pekerjaannya.

C. PERTIMBANGAN MORAL BAGI PERAWAT DALAM MENJALANKAN TUGASNYA. Nilai moral merupakan penilaian terhadap tindakan yang umumnya diyakini oleh para anggota suatu masyarakat tertentu sebagai "yang salah" atau "yang benar" (Berkowit Z,1964). Pertimbangan moral adalah penilaian tentang benar dan baiknya sebuah tindakan. Akan tetapi tidak semua penilaian tentang "baik" dan "benar" itu merupakan pertimbangan moral, banyak diantaranya justru merupakan penilaian terhadap kebaikan / kebenaran, estesis, teknologis / bijak.

Jadi

jelas

bahwa

seorang

perawat

harus

benar-benar

mempertimbangkan nilai-nilai moral dalam setiap tindakannya, Seorang perawat harus mempunyai prinsip-prinsip moral, tetapi prinsip moral itu bukan sebagai suatu peraturan konkret untuk bertindak. namun sebagai suatu pedoman umum untuk memilih apakah tindakan-tindakan yang dilakukan perawat itu benar atau salah. Beberapa kategori prinsip diantaranya : Kebijakan ( dan realisasi diri) Kesejahteraan orang lain Penghormatan terhadap otoritas Kemasyarakatan / pribadi-pribadi Dan keadilan Seorang perawat harus mempunyai rasa kemanusiaan dan moralitas yang tinggi terhadap sesama. Karena dengan begitu, antara perawat dan pasien akan terjalin hubungan yang baik. Perawat akan merasakan kepuasan batin, bila ia mampu membantu penyembuhan pasien dan si pasien sendiri merasa puas atas pelayanan perawatan yang diberikan, dengan kata lain terjadi interaksi antara perawat dan pasien. Selain prinsip-prinsip moralitas yang dikemukakan diatas, ajaran moralitas dapat juga berdasarkan pada nilai-nilai yang terkandung dalam sila-sib pancasila, misalnya dalam sila I dan sila II. 1. Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa ) Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT), yang akan

selalu mengawasi segata tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat Bila perawat melakukan Malpraktik, mungkin ia bisa tolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan sudah menanti disana (akhirat). Jadi perawat harus mampu menjaga perilaku dengan baik, merawat pasien sebagai mana mestinya.

2. Sila II ( Kemanusiaan Yang Adil dan Beradap ) Disini jelas bahwa moralitas bemeran penting, khususnya moralitas perawat dalam menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan penyakit yang diderita pasien.

D. SIKAP DAN PRIBADI DALAM PEKERJAAN. Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia. Keadaan sikap dan pribadi seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya : pikiran, perasaan, kemauan dan ilham / intuisinya. Kemauan seorang perawat merupakan bakat atau pemberian dari jiwanya. la dapat memilih dengan kekuatan pikiran, sehingga la dapat memastikan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Baik buruk kemauan itu tergantung pada tujuannya dan tujuan itu ditentukan oleh : a. Keluhuran budi manusia

b. Kesosialan manusia Berbicara tentang budi pekerti, tidak lepas dengan yang namanya kejujuran. Dalam dunia perawatan kejujuran itu mempunyai arti yang luas sekali, Jujur dalam kelakuan dan pembicaraan adalah penting untuk si sakit dan lingkungannya. Perawat hendaknya membiasakan diri menahan pembicaraan tentang hal-hal si sakit dengan orang yang tak mempunyai hal dalam hal itu dan yang tidak mengerti soal perawatan pendertta, meskipun orang tersebut keluarga si sakit sendiri. Sebaiknya diserahkan kepada Dokter yang bersangkutan. Kemungklnan akibat yang tidak baik akan terjadi jika perawat mencertakan perihal penyakit penderita kepada orang lain / pendertta itu sendiri mengetahui penyakitnya yang sebenarnya. Selain perawat harusjujur dalam menunaikan tugasnya, ia juga harus mengerti kata-kata apa yang dapat dikeluarkan sehubungan dengan pendertta dan penyakitnya, Hal ini penting sekali karena berhubungan dengan jiwa dan keselamatan manusia.

KESIMPULAN Dari uraian-uraian yang dibahas didepan, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan adalah sebagai berikut: 1. Seorang perawat harus mempunyai budi pekerti yang luhur, karena akan berfaedah bagi diri perawat maupun pasien yang diravvatnya. 2. Untuk menjadi seorang perawat yang baik, ia harus memenuhi beberapa syarat / kriteria tertentu. 3. Seorang perawat harus memiliki rasa moralitasdan rasa kemanusiaan yang tinggi. 4. Ajaran moralitas bagi perawat juga terkandung dalam sila - sila pancasila terutama sila I dan sila II.

SARAN Dari kesimpulan diatas penulis dapat sedikit member! saran kepada calon perawat / perawat, yaitu : 1. Menjadi seorang perawat yang pertama harus mencintai pekerjaannya. 2. Perawat harus mempunyai kepribadian yang baik. 3. Perawat sebisa mungkin menjalin komunikasi dengan pasien, sehingga taisa terjalin hubungan yang akrab diantara keduanya. 4. Perawat harus bisa membawa / menempatkan diri dimana ia berada.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Drs. Kaelam. M.S. 1995. Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta. Penerbit: Paradigma Yogya Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Aslh, Luh Cede Yasmin. 1993. Prinsip - Prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Israil,

Idris. 2010. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.

Kuncoro (2010), Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Kuncoro (2010), Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Penerbit Erlangga. Materi Perkuliahan Pancasila pada Perguruan Tinggi, Jakarta, Akademika Presindo, Akademika Presindo, oleh Widjaya, A.W. 2010. Moedjanto (dkk), Pancasila, Jakarta Gramedia, Pustaka Utama, 2010. Pancasila ditinjau dari segi historis, Hartono 2008, Jakarta, Rineka Cipta. Pancasila lengkap Bandung, Julianti 2010. S.Z.S. Pangeran Al-Haj, 2008, Materi Pokok Pendidikan Pancasila, Jakarta, Karunia Universitas Terbuka.

Sharma, P. 2010. Sistem Demokrasi Yang Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu. UU No. 5 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, Bab III, Bagian Kedua, Pasal 11. Ujan AA,et.al. 2008. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya Jakarta. Widjaya, A.W, 2008, Materi Perkuliahan Pancasila pada Pengadilan Tinggi, Jakarta, Akademika Pressindo. A Indrayana, Denny (2007). "Indonesia dibawah Soeharto: Order Otoliter Baru". Amandemen UUD 1945: antara mitos dan pembongkaran. Mizan Pustaka. hlm. 141. ISBN 9794334421. ^ A Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang : Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya.Hhn 27. ^ abcdefghijklmn ^ p^etai 2Q08. Pancasila Sebagai Etika Sosial Politik Bangsa Indonesia. Jakarta: MPK Universitas Atma Jaya Jakarta.Hhn 4-7. A Kuncoro (2004), Otonomi dan Pembangunan Daerah; Reformasi, Perencanaan, Strategi dan Peluang, Jakarta: Penerbit Erlangga A UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah, Bab III, Bagian Kelima,

DIKTAT

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Oleh : Dra. INDRAWATI, SKp, NS, M.Psi NIP. 19631006198312201

POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES RI MEDAN JURUSAN KEPERAWATAN MEDAN 2012

Anda mungkin juga menyukai