LINGKUP PEMBAHASAN
1.
2.
Infeksi konjunctiva
3.
Iritis Uveitis
Keratitis Ulkus kornea
4.
Infeksi kornea
Marginal blepharitis: inflamasi kelenjar dan folikel bulu mata pada margin/batas kelopak mata. Penyebab:
Infeksi stapilokokus Dermatitis seborheic
(LeMone & Burke, 2000)
4
Iritasi Burning Gatal pada batas/tepian kelopak mata Mata tampak kemerahan Mucus discharge Crusting/scaling pada batas kelopak mata Ulserasi batas kelopak mata Kerontokan bulu mata
5
Hordeolum:
Infeksi satu atau lebih kelenjar sebasea pada kelopak
mata Abses kecil yang mengenai kelenjar sebasea atau folikel bulu mata di kelopak mata
Penyebab:
Stapilokokus
Macam Hordeolum
1.
Eksternal hordeolum
Karakteristik: Diawali dg nyeri Kemerahan Batas kelopak tenderness Tampak penonjolan di kelopak Photopobia Keluar air mata Sensasi benda asing di mata
2.
Internal hordeolum
Karakteristik: Tampak dibagian konjunctiva kelopak mata Manifestasi akan lebih berat dari pada eksternal
10
11
12
13
14
15
Chalazion: inflamasi kronik kelenjar meibom (meibomian gland) berupa kiste atau nodul granulomatosa.
Penyebab:
Staphilokokus Dapat terjadi mengikuti hordeolum yg tdk
ditangani dg adekuat
16
Manifestasi Chalazion
Pembengkakan keras pada kelopak mata Jaringan konjunctiva disekitarnya tampak kemerahan Tidak menimbulkan nyeri (painless) Perlahan ukurannya meningkat/membesar Seringkali perlu diangkat, tetapi kebanyakan sembuh dalam beberapa bulan
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Alergen. Iritan kimia/toksin. Radiant (UVL). Jamur Umumnya virus dan bakteri. Infeksi oleh basilus Koch-Weeks: sangat menular
(LeMone & Burke, 2000; Watson & Royle, 1987)
27
Tangan Handuk Debu Infeksi pada area terdekat dg mata (hidung, wajah, sinus) Alat / larutan terkontaminasi yang digunakan utk pengobatan
28
Patofisiologi Konjunctivitis
Konjunctiva melapisi bagian dalam kelopak dan bagian depan bola mata hingga ke tepian kornea (limbus) Merupakan area yg kontak langsung dg lingkungan luar Masuknya agen infeksius, alergen, toksin ke dalam mata menimbulkan proses inflamasi
29
Macam Konjunctivitis
Konjunctivitis kataral Konjunctivitis purulen Konjunctivitis flikten Konjunctivitis membran/pseudomembran Konjunctivitis vernal Konjunctivitis folikularis nontrachoma Konjunctivitis folikularis trachoma
30
Konjunctivitis Akut
Manifestasi:
Kemerahan dan gatal (manifestasi umum) Burning
32
33
34
35
36
37
38
Definisi:
Trachoma: konjunctivitis kronik yg disebabkan oleh
Chlamydia tracomatis.
Dapat menyebabkan kebutaan Endemik di Afrika Utara dan sub-Sahara, Timur Tengah dan Asia. Menular melalui:
Kontak personal (eye-to-eye, hand-to-eye) Handuk Adapula ditularkan dari genital ke mata
(Fauci, et al., 1998 dalam LeMone & Burke, 2000)39
Manifestasi Trachoma
Dini:
Lanjut:
Terbentuk folikel konjunctiva kecil di kelopak atas. Infeksi dapat meluas ke korneakeruhbuta Terbentuk parut pada konjunctiva palpebra dan menyebabkan entropion Abrasi bulu mata
40
41
42
43
44
45
Bakteri (tersering), virus, jamur Alergi Defisiensi vitamin A Kerusakan N.V Iskemia Gg air mata Trauma Unknow
(LeMone & Burke, 2000; Watson & Royle, 1987; Wijana, 1993; Thompson, 1986)
46
Macam Keratitis
Menurut tempatnya:
Keratitis superfisialis, tdd:
Keratitis epitel Keratitis subepitel Keratitis stroma Keratitis interstisial Keratitis sklerotikans Keratitis disiformis
Patofisiologi Keratitis
Agen penyebabcedera korneamulai dari superfisial (epitel)sampai ke lapisan paling dalam (endotel)inflamasi nyerikerusakan kornea (--ulserasi).
48
Dipengaruhi oleh:
Virulensi organisme Akurasi dan ketepatan terapi
Kekebalan host.
Penyakit kronik: DM, Leukemia, alkoholik
49
ULKUS KORNEA
50
51
Pada ulserasi kornea, bagian epitel atau bahkan hingga endotel mengalami kerusakan. Ulkus yg dalam berresiko perforasi Jaringan fibrous dpt terbentuk selama pemulihan, mengakibatkan scaring dan kekeruhan kornea Perforasi dpt menimbulkan infeksi struktur mata yg lebih dalam atau keluarnya isi bola mata, dan berakibat partial/total vision loss
52
Photopobia Discomfort Rasa berpasir Nyeri berat Lakrimasi ekstensif Discharge, terutama jika konjunctiva inflamasi Penurunan tajam penglihatan Blepharospasme (spasme kelopak mata dan tdk mampu membuka mata) Pada inspeksi tampak ulserasi kornea.
53
54
Uvea Tract
Lapisan vaskuler dibagian tengah mata, yg tdd: koroid, badan ciliary dan iris. Uveitis: inflamasi pada uvea tract (semua bagian lapisan vaskular mata) Iritis: inflamasi yang hanya mengenai iris
55
Uveitis
Penyebab:
Idiopatik Proses autoimun Infeksi Trauma Konstriksi pupil Eritema disekitar limbus Nyeri mata berat Photopobia Penglihatan kabur
Manifestasi:
56
MANAGEMEN
Managemen diarahkan pada menetapkan diagnosa akurat dan pengobatan segera utk menurunkan resiko kerusakan penglihatan permanen. Pengkajian riwayat sakit dan pemeriksaan fisik adl kunci dlm diagnosis Diagnosis dibuat berdasarkan: manifestasi klinik, tdk terlalu diperlukan prosedur laboratorium dan diagnostik Beberapa penyakit di atas dapat diobati dirumah, sedangkan infeksi dan ulkus kornea berat harus di rawat di rumah sakit. 57
MANAGEMEN (Lanjutan)
Ulkus kornea merup. medical emergencies, perlu penanganan ahli mata. Balut tekan perlu dilakukan utk menurunkan risiko perforasi dan keluarnya isi bola mata.
58
Fluorescein (2%): kerusakan epitel kornea akan tampak berwarna hijau Hapusan ulkus atau knjunctiva: utk kultur, mengidentifikasi organisme Blood count, antibody titer: utk mengetahui infeksi atau krn proses aoutoimune
59
Farmakologi
atau trauma. Utk infeksi lokal hindari penggunaan kortikosteroid, krn akan bersifat menekan imun dan respon inflamasi
60
Farmakologi (Lanjutan)
Atropin utk inflamasi iris Analgetik: acetaminophen atau codein: utk atasi nyeri.
61
Keratoplasty
62
Tindakan lainnya
Bersihkan scr hati2 krusta dg kompres normal saline Irigasi mata: utk membersihkan discharge purulen Kompres hangat lokal: utk atasi hordeolum/chalazion Eksisi hordeolum/chalazion Isolasi utk kasus conjunctivitis
63
KEPERAWATAN
Diagnosa prioritas:
1. 2. 3.
Diagnosa lainnya:
1.
2.
3.
Resiko infeksi b.d. disrupsi epitel kornea Anxiety b.d. kemungkinan kerusakan visual Perubahan penampilan peran b.d. nyeri dan defisit visual
64
Gg/penyakit yg mengenai konjunctiva / kornea berpotensi merusak integritas / kejernihan lensa. Karena kornea memainkan peranan vital dlm memfokuskan cahaya pd retina, maka kerusakan pd kornea dpt menggangu penglihatan, merusak tajam penglihatan & dpt pula menyebabkan kebutaan. Intervensi keperawatan:
1. Kaji penglihatan klien dg / tanpa lensa koreksi.
Pengkajian ini memberikan data dasar utk menilai kemungkinan perubahan dalam penglihatan akibat dari inflamasi atau terapi.
65
kali sebelum memasukan / melepas lensa kontak atau meneteskan obat mata. Ajarkan klien utk menghindari menyentuh / meraba mata. Cuci tangan sangat penting utk mencegah transmisi infeksi pada mata. Perabaan / memgucek mata meningkatkan resiko infeksi dan trauma pd kornea.
66
Teknakan pentingnya perawatan lensa kontak yang baik dan pentingnya utk mengikuti petunjuk pelepasan lensa secara periodik dan pembersihannya dg tepat, sesuai tipe lensa yg digunakan. Waktu pemakaian yg berlebihan dan pembersihan lensa yang tidak tepat adalah faktor resiko utama utk kerusakan kornea. Klien yg menggunakan jeis lensa kontak keras harus dilepas setiap hari karena bagian sentral kornea memerlukan pajanan oksigen atmosfir. Sedangkan lensa kontak jenis lunak memungkinkan lensa menggunakan oksigen atmosfir, namun demikian pembersihan lensa yang tidak tepat merupakan resiko mayor utk infeksi.
67
5.
Ajarkan klien ttg pentingnya pengunaan pelindung mata ketika melakukan aktivitas yang berpotensi membahayakan. Trauma meningkatkan resiko infeksi dan parut pada kornea. Suspek perforasi kornea jika keluhan klie mendadak, nyeri mata hebat dan fotopobia. Tempatkan klien dalam posisi supine, pejamkan mata dan tutup kasa kering dan steril. Laporkan segera pada dokter. Perforasi kornea dapat terjadi tanpa peringatan pada klien dg ulkus kornea dan menempatkan klien pada resiko hilangnya isi bola mata. Tindakan emergensi dilakukan utk menurunkan tekanan intraokuler dan memelihara integritas mata.
68
Nyeri
Kornea mata sangatlah sensitif. Gangguan/penyakit pada kornea seringkali menyebabkan nyeri yang sangat berarti. Nyeri, juga dapat menyebabkan meningkatnya respon stres klien yang dapat mengganggu istirahat dan berpotensi merusak penyembuhan. Intervensi keperawatan:
1. Kaji nyeri klien, gunakan tanda verbal dan nonverbal. Nyeri adalah pengelaman subyektif dan dapat dievaluasi hanya oleh klien.
69
Nyeri (Lanjutan)
2. Kaji nyeri klien, gunakan tanda verbal dan nonverbal. Nyeri adalah pengelaman subyektif dan dapat dievaluasi hanya oleh klien. 3. Berikan analgetik rutin sesuai yg diresepkan dlm 12-24 jam pertama setelah pembedahan kornea. Pemberian analgetik scr rutin mencegah nyeri mencapai level yang berat, dimana akan menjadi lebih sulit menurunkannya
70
Nyeri (Lanjutan)
4. Tutup kedua mata jika perlu. Penutupan kedua mata menurunkan pergerakan mata dan iritasi pada mata yang terkena. 5. Ajarkan klien menggunakan kompres hangat utk menurunkan inflamasi dan nyeri. Kompres hangat selama 15 menit, 3-4 kali sehari, meningkatkan kenyamanan klien dengan keratitis atau cedera kornea.
71
Nyeri (Lanjutan)
6. Instruksikan klien utk menggunakan kaca mata gelap saat keluar ruangan. Fotopobia seringkali berkaitan dg gg kornea, menyebabkan nyeri mata dengan meningkatnya intensitas cahaya. 7. Ajarkan klen cara meneteskan obat mata yang diresepkan sesuai anjuran. Obat yg diresepkan dpt menurunkan inflamasi dan menghilangkan infeksi, serta menurunka ketidaknyamanan.
72
DAFTAR PUSTAKA
1.
2. 3.
4.
LeMone, P. & Burke, K.M. (2000). Medical surgical nursing: Critical thinking in client care. (2nd ed.). New Jersey: Prenctice Hall Health. Thompson, J.M. (1986). Clinical nursing practice. St. Louis: C.V.Mosby Co. Watson & Royle (1987). Medical surgical nursing and related physiology. United Kingdom: ELBS. Wijana, N. (1993). Ilmu penyakit mata. (Cetakan ke 6). Jakarta: Abdi Tegal.
73
Wassalam
Terimakasih
74