LAPORANTUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Program Sarjana Strata-1 (S1) Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Suryakancana Cianjur
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURYAKANCANA CIANJUR 2012
Nama NPM
Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA Judul :APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMANJAGUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN Telah disetujui untuk disidangkan pada Sidang Tugas Akhir pada Program Sarjana Strata-1 (S1) , Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Suryakancana Cianjur.
Pembimbing I
Nama NPM
Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA Judul : APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMANJAGUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN
Telah disidangkan dan dinyatakan Lulus Sidang Tugas Akhir pada Program Sarjana Strata-1 (S1), Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Suryakancana Cianjur pada tanggal ( - 2012).
Nama Penguji
Tanda Tangan
1.
2.
Nama NPM
Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA Judul : APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMANJAGUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam laporan penelitian ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh kelulusan gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN JAGUNG DENGAN METODE FORWARD CHAININGDAN PENDEKATAN BERBASIS ATURAN
Sistem pakar merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang ditujukan sebagai penyedia nasihat dan sarana bantu dalam memecahkan masalah di bidang-bidang spesialisasi tertentu seperti masalah kedokteran, pendidikan, dan sebagainya. Perkembangan pembangunan sistem pakar dalam bidang pertanian merupakan satu hal yang diharapkan dapat memperbaiki kualitas hidup manusia. Salah satunya adalah dengan penerapan sistem pakar dengan menggunakan metode Forward Chaining untuk mengdiagnosis penyakit pada tanaman jagung. Program sistempakaryang dirancang adalah sistempakardiagnosa penyakit pada tanaman jagung, dimana programaplikasi iniditujukan untukmasyarakatluasatau bagimereka yang bercocok tanamjagung, yang kurang pahamterhadap jenis penyakitpada tanaman jagung, dan bagaimana cara menanggulanginya. Dalamperancanganprogramaplikasiini,representasipengetahuan yangdigunakan adalahstruktur pohondankaidahproduksi.Untukproses penalarannyamenggunakan metodeForwardChaining, yaitu suatu teknikpenalarandari faktaawalhingga menuju kesimpulan. Aplikasi ini dibuat dengan bahasa pemrograman PHP dan database server MySQL sehingga merupakan sistem yang berbasis web supaya mudah dan cepat diakses para pengguna sistem. Melalui aplikasi ini, pengguna sistem dapat melakukan konsultasi dengan sistem layaknya berkonsultasi dengan seorang pakar untuk mendiagnosa penyakit tanaman jagung serta menemukan pengendalian penyakitnya.
WEB-BASED EXPERT SYSTEMS APPLICATIONS TO DIAGNOSE THE DISEASE PLANTS CORN WITH FORWARD CHAINING METHOD AND RULE-BASED APPROACH
ABSTRACT
Expert system is a software package or a package of computer programs which are designated as providers of advice and aid in solving problems in certain specialized fields such as medical problems, education, and so forth. Development of expert systems development in agriculture is one thing that is expected to improve the quality of human life. One is the application of expert system using the method of Forward Chaining for mengdiagnosis disease on corn. The program expert system designed is expert system diagnosis of disease on corn, where the application program is intended for the general public or for those who grow crops of corn, which is less familiar to this type of disease on corn, and how tofillthem. In designing this application program, the use of knowledge representation is a tree structure and production rules. For the reasoning process using the method of Forward Chaining, a technique of reasoning from the beginning to the facts to the conclusion. This application is made to the programming language PHP and the MySQL database server so it is a web-based system to easily and quickly accessible to the users of the system. Through this application, users can consult with a system like the system to consult with an expert to diagnose the disease as well as find the corn plant disease control.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan kerja praktek ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat beserta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Yang menjadi suri tauladan yang baik bagi kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan mengambil judul APLIKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT TANAMAN JAGUNG DENGAN METODE FORWARD CHAININGDAN PENDEKATAN
BERBASISATURAN Adapun maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah Salah Satu Syarat
Kelulusan Program Sarjana Strata-1 (S1) Di Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Suryakancana Cianjur. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak-banyak rasa Terima Kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang sudah membantu dan memeberikan dorongan dalam pembuatan kerja praktek ini sehingga laporan ini dapat terselesaikan, terutama kepada yang terhormat : 1. Bapak H.Ali Subhan, ST,.SH,.MT,.Mkn. Selaku Dekan Fakultas Teknik 2. Bapa Fuad Nasher, ST. Selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika 3. Bapak HendraSandi, MT Selaku Dosen Pembimbing. 4. Bapak Agus Suheri, Mkom Selaku Koordinator Tugas Akhir. 5. Ibu Siti Nazillah, ST Selaku Staf Prodi Teknik Informatika UNSUR. 6. Bapak Drs.Aceng Hassanudin selaku Kepala Sekolah MTs SA Al-Istiqomah Cianjur. 7. Bapak Mamat Selaku Pakar tanaman jagung 8. Para Petani Kp.Tugu Sukamaju yang bersedia melakukan wawancara dan observasi langsung ke perkebunan tanaman jagung.
9. Yang Teristimewa kepada Kedua Orang tua dan keluarga yang telah mencurahkan perhatian serta dukungan moril dan materil kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini. 10. Ricky Indria Putra dan keluarganya yang telah memberikan semangat dan motivasi sehingga terselesaikannya laporan tugas akhir ini. 11. Teman-teman seperjuangan Crew IFA Angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat dan bantuannya dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. 12. Sandi Rosyandi dan Yon Aprilyanto yang sudah membantu dalam pembangunan website sistem pakar ini. 13. Egy Wahidin, adikku yang tersayang yang sudah meminjamkan laptopnya dan membantu dalam medesain website ini.
Karya tulis ini berisikan sebuah laporan dari penelitian tentang diagnosa penyakit tanaman jagung, didalamnya mengandung beberapa materi seperti analisa, implementasi, perancangan sistem dan sebagainya. Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kualitas yang sesungguhnya. Untuk itu penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun saran yang bersifat membangun agar penulisan selanjutnya dapat lebih dipertanggungjawabkan. Penulis mengharapkan laporan tugas akhir ini
dapat lebih bermanfaat bagi teman-teman di Fakultas Teknik Universitas Suryakancana Cianjur, terutama bagi teman-teman di Program Studi Teknik Informatika.
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ABSTRAK KATA PENGANTAR........................................................................................................ i DAFTAR ISI..................................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................................. v DAFTAR GAMBAR......................................................................................................... 1 BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................1 1. 1. 1. 2. 1.3. 1.4. 1.5. 1.6. 1.7. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 1 Identifikasi Masalah ............................................................................................ 3 Batasan Masalah ................................................................................................. 4 Maksud Dan Tujuan ............................................................................................ 5 ManfaatPenelitian ............................................................................................... 5 Metodologi Penelitian ......................................................................................... 6 Sistematika Penulisan ......................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................9 2. 1. 2. 2. 2. 3. 2. 4. 2. 5. 2. 6. 2. 7. 2. 8. 2. 9. Kecerdasan Buatan.............................................................................................. 9 Sistem Pakar........................................................................................................ 9 Inferensi ............................................................................................................ 20 Pendekatan Berbasis Aturan ............................................................................. 26 Tanaman Jagung ............................................................................................... 27 Pengendalian Hama Dan Penyakit Jagung........................................................ 27 Prototype ........................................................................................................... 38 Pengenalan PHP ................................................................................................ 42 Pengenalan MySQL .......................................................................................... 48
iii
2. 10. 2. 11.
BAB III ANALISI DAN PERANCANGAN ................................................................. 54 3. 1. Analisis Sistem.................................................................................................. 54 Analisis Masalah ....................................................................................... 54 Identifikasi Masalah Dan Pengetahuan ..................................................... 55 Spesifikasi Kebutuhan Sistem ................................................................... 68
Perancangan Sistem .......................................................................................... 69 Perancangan Fungsional Sistem................................................................ 70 Perancangan Data...................................................................................... 83 Perancangan Antarmuka ........................................................................... 89
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN ........................................................ 100 4. 1. Implementasi Sistem ...................................................................................... 100 Kebutuhan Perangkat Keras .................................................................... 100 Kebutuhan Perangkat Lunak ................................................................... 101 Kebutuhan Lingkungan Pembangunan ................................................... 101 Implementasi Antarmuka Pengguna ....................................................... 101 Implementasi Antarmuka Admin ............................................................ 107
Pengujian Sistem............................................................................................ 113 Tujuan Pengujian .................................................................................... 113 Metode Pengujian ................................................................................... 114 Rencana Pengujian .................................................................................. 115 Kasus Dan Hasil Pengujian ..................................................................... 116
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 122 5. 1. 5. 2. Kesimpulan ..................................................................................................... 122 Saran ............................................................................................................... 122
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Pakar Manusia Dengan Sistem Pakar........................ 11 Tabel 3.1 Daftar Jenis Penyakit Jagung ..................................................... 57 Tabel 3.2 Daftar Gejala Penyakit Jagung.................................................... 58 Tabel 3.3 Tabel Keputusan ........................................................................ 60 Tabel 3.4 Derfinisi Business Use Case ....................................................... 70 Tabel 3.5 Definisi Business Actor .............................................................. 71 Tabel 3.6 Tabel Penyakit ............................................................................ 83 Tabel 3.7 Tabel Gejala ............................................................................... 84 Tabel 3.8 Tabel Relasi................................................................................. 84 Tabel 3.9 Hasil Analisa ............................................................................... 85 Tabel 3.10 Tabel Tmp_ Penyakit ............................................................... 85 Tabel 3.11 Tabel Tmp_Gejala .................................................................... 86 Tabel 3.12 Tabel Tmp_Analisa .................................................................. 86 Tabel 3.13 Tabel Pengguna ........................................................................ 87 Tabel 3.14 Tabel Admin ............................................................................ 88 Tabel 4.2 Rencana Pengujian...................................................................... 113 Tabel 4.2 Hasil Pengujian ........................................................................... 114 Tabel 4.3 Tabel hasil Kuisioner .................................................................. 118
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Diagram Metode Prototype ..................................................... 7 Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pakar........................................................... 16 Gambar 2.2 Diagram Forward Chaining .................................................... 22 Gambar 2.3 Diagram Backward Chaining .................................................. 23 Gambar 2.4 Diagram teknik penelusuran Dept First Search....................... 25 Gambar 2.5 Diagram teknik penelusuran breadth first search .................... 25 Gambar 2.6 Alur Pengembangan Metode Prototype .................................. 40 Gambar 2.7 Tampilan Awal StarUML ....................................................... 50 Gambar 3.1 Pohon Keputusan..................................................................... 62 Gambar 3.2 Use case Diagram.................................................................... 69 Gambar 3.3 Sequence Diagram UC-01....................................................... 72 Gambar 3.4 Sequence Diagram UC-02....................................................... 73 Gambar 3.5 Sequence Diagram UC-03....................................................... 74 Gambar 3.6 Sequence Diagram UC-04....................................................... 75 Gambar 3.7 Sequence Diagram UC-05....................................................... 76 Gambar 3.8 Sequence Diagram UC-06....................................................... 77 Gambar 3.9 Sequence Diagram UC-07....................................................... 78 Gambar 3.10 Activity Diagram User .......................................................... 79 Gambar 3.11 Activity Diagram Admin....................................................... 80 Gambar 3.12 Forward Chaining.................................................................. 81 Gambar 3.13 Class Diagram ....................................................................... 82 Gambar 3.14 Rancangan Halaman Beranda ............................................... 88 Gambar 3.15 Rancangan Halaman Daftar Penyakit ................................... 89 Gambar 3.16 Rancangan Halaman Daftar Gejala Penyakit ........................ 89 Gambar 3.17 Rancangan Halaman Pendaftaran User ................................. 90 Gambar 3.18 Rancangan Halaman Pertanyaan ........................................... 91 Gambar 3.19 Rancangan Halaman Hasil Diagnosa Penyakit ..................... 91 Gambar 3.20 Rancangan Tentang Sistem Pakar ......................................... 92 Gambar 3.21 Rancangan Halaman Login Admin ....................................... 92
Gambar 3.22 Rancangan Halaman Menu Admin ....................................... 93 Gambar 3.23 Rancangan Halaman Daftar Semua Penyakit........................ 94 Gambar 3.24 Rancangan Halaman Tambah data Penyakit ......................... 94 Gambar 3.25 Rancangan Halaman Daftar Semua Gejala ........................... 95 Gambar 3.26 Rancangan Halaman Tambah Data Gejala............................ 95 Gambar 3.27 Rancangan Halaman Data Relasi .......................................... 96 Gambar 3.28 Rancangan Halaman Data User............................................. 97 Gambar 3.29 Rancangan Halaman Data Pakar ........................................... 97 Gambar 4.1 Halaman Home........................................................................ 100 Gambar 4.2 Halaman Daftar Penyakit ........................................................ 101 Gambar 4.3 Halaman Daftar Gejala............................................................ 101 Gambar 4.4 Halaman Pendaftaran User...................................................... 102 Gambar 4.5 Halaman Pertanyaan................................................................ 103 Gambar 4.6 Halaman Hasil Analisa............................................................ 103 Gambar 4.7 Halaman Tentang Sistem Pakar .............................................. 104 Gambar 4.8 Halaman Info Jagung .............................................................. 104 Gambar 4.9 Halaman Login Admin............................................................ 105 Gambar 4.10 Halaman Home Admin.......................................................... 105 Gambar 4.11 Halaman Tambah Penyakit ................................................... 106 Gambar 4.12 Halaman Daftar Semua Penyakit .......................................... 106 Gambar 4.13 Halaman Edit Penyakit.......................................................... 107 Gambar 4.14 Halaman Tambah Gejala....................................................... 107 Gambar 4.15 Halaman Daftar Semua Gejala .............................................. 108 Gambar 4.16 Halaman Edit Gejala ............................................................. 108 Gambar 4.17 Halaman Relasi ..................................................................... 109 Gambar 4.18 Halaman Laporan Semua Data Penyakit Penyakit................ 109 Gambar 4.19 Halaman Laporan Gejala Perpenyakit................................... 110 Gambar 4.20 Halaman Pengelolaan User ................................................... 110 Gambar 4.21 Halaman Pengelolaan Akun .................................................. 111
BAB I PENDAHULUAN
permasalahan tersebut agar dapat menuai hasil panen yang memuaskan. Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. (DEPTAN, 2010). Pendiagnosaan terhadap hama dan penyakit pada tanaman jagung memang harus dilakukan secepat dan seakurat mungkin, dikarenakan hama dan penyakit pada tanaman tersebut dapat dengan cepat menyebar serta menyerang keseluruh lahan pertanian. Dalam hal ini peran seorang expert sangat diandalkan untuk mendiagonosa dan menentukan jenis hama
dan penyakit serta memberikan contoh cara penanggulangan guna mendapatkan solusi terbaik. Demikian pula jika ditemukan adanya jenis hama dan penyakit baru pada tanaman tersebut, maka seorang expert harus melakukan penelitian guna mendapatkan keterangan-keterangan dari hama atau penyakit baru tersebut dan secepat mungkin memberikan sosialisasi kepada para petani atau kelompok tani mengenai jenis hama dan penyakit baru tersebut beserta cara penanganannya. (Syamsul, 2007). Namun demikian, keterbatasan yang dimiliki seorang expert terkadang menjadi kendala bagi para petani yang akan melakukan konsultasi guna menyelesaikan suatu permasalahan untuk mendapatkan solusi terbaik. Dalam hal ini sistem pakar dihadirkan sebagai alternatif kedua dalam memecahkan permasalahan setelah seorang expert. (Syamsul, 2007). Sistem pakar (expert system) merupakan suatu program komputer cerdas yang menggunakan knowledge (pengetahuan) dan prosedur inferensi untuk menyelesaikan masalah yang cukup sulit sehingga membutuhkan seorang ahli untuk menyelesaikannya (Feigenbaum & Buchanan, 1993). Suatu sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang menyamai (emulates) kemampuan pengambilan keputusan dari seorang pakar. Istilah emulates berarti bahwa sistem pakar diharapkan dapat bekerja dalam semua hal seperti seorang pakar. Sistem pakar dibangun berdasarkan konsep-konsep yang dimiliki oleh seorang pakar. Dengan Sistem Pakar maka dapat membantu dalam memberikan solusi dari masalah yang ada setelah seorang pakar. Runut maju (Forward Chaining) digunakan sebagai salah satu teknik inferensi dalam sistem pakar ini, dikarenakan data dan fakta dalam melakukan proses penelitian telah didapatkan dan dari data atau fakta tersebut dapat dibuat sebuah sistem yang akan memberikan sebuah konklusi atau solusi berdasarkan atas sekumpulan data dan fakta tersebut. Dengan menggunakan teknik inferensi ini pula peluang dalam
mendapatkan suatu konklusi yang lebih spesifik dapat dengan mudah didapatkan (Baur & Pigford, 1990). Metode pendekatan basis pengetahuan dalam sistem pakar ini menggunakan metode pendekatan berbasis aturan (rule base reasoning), sebuah metode pendekatan dengan menggunakan pola if-then tersebut dapat digunakan dalam proses pendiagnosaan terhadap hama dan penyakit tanaman hortikultura yang telah berisi sejumlah pengetahuan pakar dalam suatu permasalahan dan pakar dengan kinerjanya dapat menyelesaikan masalah tersebut secara berurutan. Dengan metode pendekatan tersebut rule-rule yang telah dihasilkan dapat dikaji ulang oleh pakar untuk dapat diperbaiki atau dimodifikasi guna mendapatkan hasil yang lebih baik. Disamping itu, metode ini juga digunakan apabila dibutuhkan penjelasan tentang jejak (langkah-langkah) dalam mendapatkan suatu pencapaian solusi (Ignizio, 1991) atau langkah-langkah mengenai pencapaian terhadap hasil suatu pendiagnosaan terhadap hama dan penyakit tanaman jagung. Agar dapat memberikan solusi terhadap suatu pemasalahan yang telah diuraikan tersebut maka dibutuhkanAplikasi Sistem Pakar Berbasis Web Untuk Mendiagnosa Penyakit Tanaman JagungDengan MetodeForward Chaining Dan Pendekatan Berbasis
Aturan.Implementasi sistem pakar ini di buat dengan berbasis web agar dapat di akses dan di manfaat oleh masyarakat secara luas terutama oleh petani yang berada di daerah terpencil.
1. 2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka di ambil suatu rumusan masalah yaitu Bagaimana membuat aplikasi sistem pakar berbasis web yang user friendly dan up to date sehingga dapat digunakan sebagai alat (tool) dalam melakukan pembelajaran atau sosialisasi penyakit untuk diagnosa penyakit tanaman jagung dengan
menggunakan teknik inferensi forward chaining dan pendekatan berbasis aturan. Solusi di atas terjadi karena dilihat dari hasil observasi atau penelitian selama penyusunan Tugas Akhir ini , yaitu apabila di uraikan sebagai berikut : 1. Kurangnya seorang pakar bagi para petani untuk mempermudah dalam menyelesaikan setiap permasalahan dan mendapatkan solusi terbaik. 2. Mahalnya biaya konsultasi pada seorang pakar.
1.3.
Batasan Masalah
Untuk menghindari meluasnya materi pembahasan tugas akhir ini, maka penulis membatasi permasalahan dalam tugas akhir ini hanya mencakup hal-hal berikut : 1. Programini mengenaiidentifikasipenyakit tanaman jagung.Dan pemberian informasi saranpengendaliandanpengobatanya. 2. Penyakit yang di diagnosa merupakan penyakit yang sering muncul pada tanaman jagung, yang ada pada daun, batang dan pelepah jagung. 3. Sistempakariniakanmendiagnosagejala-gejalapenyakitsecarafisik yangterlihat pada tanaman jagung sebagaibahaninput. 4. Userataupenggunasistempakariniadalahparapetani jagung dan
semuakalanganyangmenginginkaninformasitentangpenyakitjagung danpengendalian penyakitnya. 5. Menggunakan teknik inferensi runut maju (forward chaining) dan pendekatan berbasis aturan (rule base reasoning). 6. Ouput yang dihasilkan adalah hasil analisa penyakit tanaman beserta gejala, dan cara pengendalian penyakitnya.
1.4.
Maksud Dan Tujuan Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk membangun sebuah aplikasi sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosa penyakit pada tanaman jagung dengan Menggunakan Forward Chaining Dan Pendekatan Berbasis Aturan. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah : 1. Membangun sebuah aplikasi sistem pakar yang dapat di jadikan alternatife kedua setelah pakar (ahli) tanaman dalam melakukan konsultasi 2. Memberikan solusi terhadap kesimpulan dari suatu hama dan penyakit yang telah didiagnosa berdasarkan gejala-gejalanya dan dilengkapi keterangan tanaman yang terserang hama dan penyakit beserta pengendaliannya.
1.5.
ManfaatPenelitian
1. Membantu proses sosialisasi jenis penyakit tanaman jagung beserta keterangan dan solusi dalam mengatasinya terhadap para petani maupun kelompok tani. 2. Memberikan pilihan kedua setelah seorang pakar, bagi petani dalam melakukan konsultasi mengenai hama dan penyakit tanaman jagung. 3. Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat pada umumnya dan petani pada khususnya tentang penyakit tanaman jagung.
1.6.
Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : 1. Tahap pengumpulan data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut : a. Studi ke perpustakaan Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari informasi tentang system pakaruntuk mendiagnosa sebuah penyakit pada tanaman. Sumber kepustakaan diambil dari buku-buku yangberkaitan dengan sistem pakar dan penyakit pada tanaman jagung dan informasi yang juga dapat diperolehdari internet. b. Observasi Untuk menguatkan penelitian maka dilakukan observasi langsung ke tempat perkebunan tanaman jagung untuk mengamati keadaan tanaman jagung secara langsung. c. Wawancara Untuk mengumpulkan data yang lebih akurat, maka dilakukan wawancara ke Dinas Pertanian Setempat dan kepda para petani tanaman jagung.
2. Metode pengembangan perangkat lunak Tahapan yang akan dilakukan dalam pembangunan aplikasi ini ialah denganmenggunakan metodaprototypeyang menggambarkan dengan lengkap tentang sistemnya, pemesan dapat melihat pemodelan sistem dari sisi teknik maupun prosedural yang akan dibangun.
1.7.
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan penelitian ini disusun untuk memberikangambaran umum tentang penelitian yang dijalankan.
Sistematika penulisan tugasakhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini Menguraikan tentang latar belakang permasalahan, mencoba merumuskan inti permasalahan yang dihadapi, menentukan tujuan dan kegunaan aplikasi yang dibangun, yang kemudian diikuti dengan pembatasan masalah, asumsi, serta sistematika penulisan. BAB II. LANDASAN TEORI Membahas berbagai konsep dasar dan teori-teori yang berkaitan dengan topic penelitian yang dilakukan dan hal-hal yang berguna dalam proses analisis permasalahan serta tinjauan terhadap penelitian-penelitian serupa yang telah pernah dilakukan sebelumnya termasuk sintesisnya.
BAB III. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bab ini menguraikan tentang analisis dan perancangan tentang pembangunan sebuah sistem pakar berbasis web untuk mendiagnosa penakit tanaman jagung dengan teknik inferensi forward chaining dan pendekatan berbasis aturan. BAB IV. PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Bab ini membahas mengenai implementasi beserta tahapan yang dilakukan dalam penelitian, hasil pengujian analisa mengenai karakteristik program yang telah dibuat sampai penarikan kesimpulan.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisi kesimpulan tentang seluruh pembahasan dan pemecahan masalah yang telah dilakukan serta mengenai hal-hal yang terdapat dalam bab-bab sebelumnya dan saran-saran untuk
2. 1. Kecerdasan Buatan
Para ilmuwan memiliki dua pandang yang berbeda tentang Artificial Intelligence (kecerdasan buatan). Yang pertama adalah memandang AI sebagai bidang ilmu yang hanya fokus pada proses berfikir. Sedangkan yang kedua adalah memandang AI sebagai bidang ilmu yang fokus pada tingkah laku. Definisi AI yang paling tepat adalah acting rasionally dengan pendekatan rasional agent. Hal ini berdasarkan pemikiran bahwa komputer bisa melakukan penalaran secara logis dan juga bisa melakukan aksi secara rasional berdasarkan hasil penalaran tersebut. Saat ini, dengan semakin cepatnya perkembangan hardware dan software, berbagai produk AI telah berhasil dibangun dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan teknologi hardware performansinya semakin tinggi dan berukuran kecil serta didukung teknologi software yang semakin beragam dan kuat (Suyanto, 2007:10). AI mempunyai banyak ruang lingkup atau bidang. Bidang sistem pakar merupakan salah satu penyelesaian pendekatan yang sangat berhasil/ bagus untuk permasalahan AI klasi dari pemrograman intelligent (cerdas) (Muhammad Arhami: 1).
2. 2. Sistem Pakar
Sistem Pakar adalah sistem berbasis computer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1998).
2.2.1. Definisi Sistem pakar Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, diantaranya : 1) Menurut Durkin : Sistem pakar adalah suatu program komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan seorang pakar. 2) Menurut Ignizio : Sistem pakar adalah suatu model dan prosedur yang berkaitan, dalam suatu domain tertentu, yang mana tingkat keahliannya dapat dibandingkan dengan keahlian seorang pakar. 3) Menurut Giarratano dan Riley : Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar . 4) Menurut Turban : Sistem pakar (expert system) adalah paket perangkat lunak pengambilan keputusan atau pemecahan masalah yang dapat mencapai tingkat performa yang setara atau bahkan lebih dengan pakar manusia di beberapa bidang khusus dan biasanya mempersempit area masalah.
2.2.2. Latar Belakang Pengembangan Sistem Pakar Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decicion making), pemaduan pengetahuan (Knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan
(planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar. (Martin dan Oxman, 1998). Berikut adalah perbedaan pakar manusia dengan sistem pakar (Turban 2005) :
10
Tabel 2.1 Perbedaan pakar Manusia dengan Sistem Pakar Fitur Mortalitas Transfer pemgetahuan Dokumentasi pengetahuan Konsistensi keputusan Unit biaya pengguna Kreativitas Adaptabilitas Lingkup pengetahuan Tipe pengetahuan Isi pengetahuan Pakar Manusia Ya Sulit sulit Rendah Tinggi Tinggi Tinggi Luas Umum dan teknis Pengalaman Sistem Pakar Tidak Mudah mudah Tinggi Rendah Rendah Rendah Sempit Teknis simbol
Pengembanganpenjelasanlebihlanjutmengenaikeunggulansistempak ar dibandingseorangpakar,yaitu: 1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin sedangkanseorangpakar tidakmungkinbekerjaterus
menerussetaiphari tanpaberistirahat. 2. Sistem pakar merupakan suatu software yang dapat diperbanyak dan kemudiandibagikankeberbagailokasimaupuntempatyangberbedabedauntukdigunakansedangkanseorangpakarhanyabekerjapadasatu tempat danpadasaatyangbersamaan. 3. Suatusistempakardapatdiberipengamananuntukmenentukansiapasaj a yangdiberikanhak aksesuntukmenggunakannyadan jawabanyang diberikanolehsistemterbebasdari prosesintimidasiatauancaman,
11
sedangkanseorangpakarbisasajamendapat anamanatautekananpada saatmenyelesaikanpermasalahan. 4. Pengetahuan(knowledge)yangdisimpanpada sistempakartidakakanbisa hilang atau lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan pegetahuan seorang pakar manusia
lambatlaunakanhilangkarenameninggal,usia yangsemakintua,maupun menderitasuatupenyakit. 5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh faktor dari luar seperti intimidasi, perasaan kejiwaan, faktorekonomiatauperasaantidaksuka. 6. Umumnyakecepatandalammemecahkanmasalahpadasuatusistempa kar relatiflebihcepatdibandingkanolehseorangpakarmanusia. 7. Biayamenggajiseorangpakarlebihmahalbila penggunaanprogramsistem (denganasumsibahwaprogramsistem pakaritusudahada). dibandingkandengan pakar
Ide dasar dari sistem pakar, teknologi kecerdasan buatan terapan adalah sederhana. Keahlian ditransfer dari pakar ke suatu komputer. Knowledge ini kemudian disimpan didalam komputer, dan pengguna menjalankan komputer untuk nasihat spesifik yang diperlukan. Sistem pakar menanyakan fakta-fakta dan dapat membuat inferensi hingga sampai pada kesimpulan khusus. Kemudian layaknya konsultan manusia, sistem pakar akan memberi nasihat kepada nonexpert dan menjelaskan, jika perlu logika dibalik nasihat yang diberikan. Knowledge dalam sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku, jurnal, website dan orang yang mempunyai pengetahuan tentang suatu bidang. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli (Kusumadewi, 2003).
12
2.2.3. Ciri-ciri Sistem pakar Ada berbagai ciri dan karakteristik yang membedakan sistem pakar dengan sistem lain . ciri dan karakteristik ini menjadi pedoman utama dalam pengembangan sistem pakar sistem pakar. Ciri dan karakteristik yang dimaksud adalah sebgai berikut : 1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk numeris. 2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subyektif, tidak
konsisten,subyekterusberubahdan tergantungpada kondisilingkunagan keputusanyang diambilbersifattidak pastidan tidakmutlak,akan tetapi menurutukurankebenarantertentu. 3. Kemungkinansolusi sistem pakar terhadapsuatupermasalahan adalah bervariasidan mempunyaibanyakpilihanjawabanyangditerima,semua
faktoryangditelusurimemilikiruangmasalahyangluasdantidakpasti. 4. Perubahan dan pengenmabanga pengetahuan dalam sistem pakar dapat terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan kemudahan dalam modifikasi sistem untuk menampung jumlah
pengetahuan yang semakin besar dan bervariasi. 5. Pandangan danpendapat setiap pakar tidaklah selalau sama, yang oleh karena itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar
merupakan jawabanyangpastibenar.
13
2.2.4. Manfaat dan Kemampuan sistem pakar Adapun manfaat dan kemampuan Sistem pakar [TUR2005], adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan output dan produktifitas. 2. Menurunkan waktu pengambilan keputusan. 3. Meningkatkan kualitas proses dan produk. 4. Mengurangi downtime. 5. Menyerap keahlian langka. 6. Fleksibilitas. 7. Operasi peralatan yang lebih mudah. 8. Eliminasi kebutuhan peralatan yang mahal. 9. Operasi dilingkungan yang berbahaya. 10. Aksesibilitas ke pengetahuan dan help desk 11. Kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap/tidak pasti 12. Kelengkapan pelatihan. 13. Peningkatan pemecahan masalah dan pengamblan keputusan. 14. Meningkatkan proses pengambilan keputusan. 15. Meningkatkan kualitas keputusan. 16. Kemampuan untuk memecahkan persoalan kompleks. 17. Transfer pengetahuan ke lokasi terpencil.
2.2.5. Keterbatasan Sistem pakar Adapun kelemahan Sistem pakar [TUR2005], adalah sebagai berikut : 1. Pengetahuan tidak selalu siap tersedia. 2. Akan sulit mengekstrak keahlian dari manusia. 3. Pendekatan tiap pakar pada suatu penilaian situasi mungkin berbeda tetapi benar.
14
4. Sulit, bahkan bagi pakar berkemampuan tinggi, untuk mengikhtisarkan penilaian situasi yang baik pada saat berada dalam tekanan waktu. 5. Penggunaan sistem pakar memiliki batasan kognitif alami. 6. ES bekerja dengan baik hanya dalam domain pengetahuan sempit. 7. Kebanyakan pakar tidak memiliki sarana mandiri untuk memeriksa apakah kesimpulannya masuk akal. 8. Kosa kata yang digunakan pakar untuk menyatakan fakta dan hubungan.
2.2.6. Arsitektur Sistem pakar Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 2001). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Sistem pakar memiliki beberapa komponen utama, yaitu antarmuka pengguna (user interface), basis data sistem pakar (expert system database), fasilitas akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition facility), dan mekanisme inferensi (inference mechanism). Selain itu ada datu komponen yang hanya ada pada beberapa sistem pakar, yaitu fasilitas penjelasan (explanation facility) (Martin dan Oxman, 1998). Arsitektur dasar dari sistem pakar dapat dilihat pada Gambar 2.1 (Turbam, 1995).
15
Penjelasan pada gambar 2.1 adalah sebagai berikut : 1. Pakar Merupakan orang yang memiliki pengetahuan, penilaian, pengalaman dan metode khusus, serta kemampuan untuk menerapkan bakat ini dalamnmemberikan nasihat dan memecahkan persoalan.
2. Antarmuka Pengguna (User Interface) Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna sistem pakar untuk berkomunikasi. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima instruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.
16
3. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan adalah basis atau pangkalan pengetahuan yang berisi fakta, pemikiran, teori, prosedur, dan hubungannya satu dengan yang lain atau informasi yang terorganisasi dan teranalisa (pengetahuan didalam pendidikan atau pengalaman dari seorang pakar) yang diinputkan kedalam komputer. Ada 2 bentuk pendekatan basis pengetahuan yang sangat umum digunakan, yaitu: a) Pendekatan berbasis aturan (Rule-Based Reasoning) Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan (rules). bentuk representasi ini terdiri atas premis dan kesimpulan. Pada pendekatan berbasis aturan, pengetahuan dipresentasikan dengan menggunakan aturan berbentuk : if-then. b) Pendekatan berbasis kasus (Case-Based Reasioning) Pada pendekatan berbasis kasus, basis pengetahuan, akan berisi solusi-solusi yang telah dicapai sebelumnya, kemudian akan diturunkan suatu solusi untuk keadaan yang terjadi sekarang (fakta yang ada).
4. Fasilitas Akuisisi Pengetahuan (Knowledge acquisition) Fasilitas Akuisisi pengetahuan merupakan perangkat lunak yang menyediakan fasilitas dialog antara pakar dengan sistem. Fasilitas akuisisi ini digunakan untuk memasukan fakta-fakta dan kaidah-kaidah sesuai dengan perkembangan ilmu. Meliputi proses pengumpulan, pemindahan, dan perubahan dari kemampuan pemecahan masalah seorang pakar atau sumber pengetahuan terdokumentasi (buku,dll) ke program computer, yang bertujuan untuk memperbaiki dan atau mengembangkan basis pengetahuan (knowledge-base).
17
5. Mesin Inferensi (Inference Engine) Mesin inferensi merupakan program komputer yang
memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace, dan untuk
memformulasikan kesimpulan. Mesin inferensi berperan sebagai otak dari sistem pakar. Mesin inferensi berfungsi untuk memandu proses penalaran terhadap suatu kondisi berdasarkan pada basis pengetahuan yang tersedia. Di dalam mesin inferensi terjadi proses untuk memanipulasi dan mengarahkan kaidah, model, dan fakta yang disimpan dalam basis pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesimpulan. Dalam prosesnya, mesin inferensi menggunakan strategi penalaran dan strategi pengendalian. Strategi penalaran terdiri dari strategi penalaran pasti (Exact Reasoning) dan strategi penalaran tak pasti (Inexact Reasoning). Exact reasoning akan dilakukan jika semua data yang dibutuhkan untuk menarik suatu kesimpulan tersedia, sedangkan inexact reasoning dilakukan pada keadaan sebaliknya. Dan untuk strategi pengendalian ini berfungsi sebagai panduan arah dalam melakukan proses penalaran. Terdapat dua teknik pelacakan dalam mesin inferensi yaitu pelacakan ke depan atau runut maju (forward chaining) yaitu pendekatan yang dimotori pada (data driven), dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari informasi masukan yang selanjutnya
menggambarkan suatu kesimpulan. Dan pelacakan ke belakang atau runut belakang (backward chaining) merupakan pendekatan yang dimotori tujuan (goal driven), dalam pendekatan ini pelacakan dimulai dari tujuan yang selanjutnya dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut membuat suatu kesimpulan.
18
6. Fasilitas Penjelasan Proses menentukan keputusan yang dilakukan oleh mesin inferensi selama sesi konsultasi mencerminkan proses penalaran seorang pakar. Karena pemakai terkadang bukanlah seorang ahli dalam bidang tersebut, maka dibuatlah fasilitas penjelasan. Fasilitas penjelasan inilah yang dapat memberikan informasi kepada pemakai mengenai jalannya penalaran sehingga dihasilkan suatu keputusan. Ada 4 tipe penjelasan yang digunakan dalam sistem pakar, yaitu (Schnupp, 1989) : 1) Penjelasan mengenai jejak aturan yang menunjukan status konsultasi 2) Penjelasan mengenai bagaimana sebuah keputusan di peroleh 3) Penjelasan mengapa sistem menanyakan suatu pertanyaan 4) Penjelasan mengapa sistem tidak memberikan keputusan seperti yang dikehendaki pengguna,
7. Memori kerja Memori kerja dalam arsitektur sistem pakar merupakan bagian dari sistem pakar yang berisi fakta-fakta masalah yang ditemukan dalam suatu sesi, berisi fakta-fakta tentang suatu masalah yang ditemukan dalam proses konsultasi.
8. User, umumnya user yang dimaksud adalah : 1. Klien (yaitu bukan pakar) yang menginginkan advis/nasehat. Di sini Sistem pakar bertindak seperti seorang konsultan atau penasehat. 2. Learner (pelajar) untuk mempelajari bagaimana Sistem pakar menyelesaikan permasalahan. Disini Sistem pakar bertindak sebagai seorang instruktur.
19
3. Pembangun Sistem pakar yang ingin meningkatkan basis pengetahuannya. Di sini Sistem pakar bertindak sebagai seorang rekan. 4. Pakar. Di sini Sistem pakar bertindak sebagai seorang kolega atau asisten.
2. 3. Inferensi
Inferensi merupakan proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui atau diasumsikan. Inferensi adalah konklusi logis (logical conclusion) atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dilakukan dalam suatu modul yang disebut Inference Engine (Mesin Inferensi). Ketika refresentasi pengetahuan (RP) pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka RP tersebut telah siap digunakan. Inference engine merupakan modul yang berisi program tentang bagaimana mengendalikan proses reasoning. Ada dua metode inferensi yang penting dalam sistem pakar, yaitu runut maju (Forward chaining) dan runut balik (backward chaining). 2.3.1. Forward Chaining (Runut Maju) Forward Chaining merupakan suatu penalaran yang dimulai dari fakta untuk mendapatkan kesimpulan (conclusion) dari fakta tersebut (Giarratano and Riley, 2005). Forward chaining bisa dikatakan sebagai strategi inference yang bermula dari sejumlah fakta yang diketahui. Pencarian dilakukan dengan menggunakan rules yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui tersebut untuk memperoleh fakta baru dan melanjutkan proses hingga goal dicapai atau hingga sudah tidak ada rules lagi yang premisnya cocok dengan fakta yang diketahui maupun fakta yang diperoleh.
20
Forward chaining bisa disebut juga runut maju atau pencarian yang dimotori data (data driven search). Jadi pencarian dimulai dari premis-premis atau informasi masukan (if) dahulu kemudian menuju konklusi atau derived information (then). Forward Chaining berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan atau dengan menambahkan data ke memori kerja untuk diproses agar ditemukan suatu hasil (Wilson,1998). Forward Chaining digunakan jika : a. Banyak aturan berbeda yang dapat memberikan kesimpulan yang sama. b. Banyak cara untuk mendapatkan sedikit konklusi. c. Benar-benar sudah mendapatkan pelbagai fakta, dan ingin mendapatkan konklusi dari fakta-fakta tersebut. Adapun tipe sistem yang dapat menggunakan teknik pelacakan forward chaining, yakni : a. Sistem yang direpresentasikan dengan satu atau beberapa kondisi. b. Untuk setiap kondisi, sistem mencari rule-rule dalam knowledge base untuk rule-rule yang berkorespondensi dengan kondisi dalam bagian if. c. Setiap rule dapat menghasilkan kondisi baru dari konklusi yang diminta pada bagian then. Kondisi baru ini dapat ditambahkan ke kondisi lain yang sudah ada. d. Setiap kondisi yang ditambahkan ke sistem akan diproses. Jika ditemui suatu kondisi, sistem akan kembali ke langkah 2 dan mencari rule-rule dalam knowledge base kembali. Jika tidak ada konklusi baru, sesi ini berakhir (Subakti, 2002).
21
Observasi A
Aturan R1
Fakta C Aturan R3
Kesimpulan1
Observasi B
Aturan R2
Fakta D Fakta E
Aturan R4
Kesimpulan2
Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai true), maka proses akan meng-assert konklusi. Forward chaining juga digunakan jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam. Pada metode forward chaining, ada 2 cara yang dapat dilakukan untuk melakukan pencarian, yaitu : a. Dengan memasukkan semua data yang tersedia ke dalam sistem pakar pada satu kesempatan dalam sesi konsultasi. Cara ini banyak berguna pada sistem pakar yang termasuk dalam proses terautomatisasi dan menerima data langsung dari komputer yang menyimpan database, atau dari satu set sensor. b. Dengan hanya memberikan elemen spesifik dari data yang diperoleh selama sesi konsultasi kepada sistem pakar. Cara ini mengurangi jumlah data yang diminta, sehingga data yang diminta hanyalah data-data yang benar-benar dibutuhkan oleh sistem pakar dalam mengambil kesimpulan. Contoh pelacakan forward chaining : Rule - rule yang diberikan : 1. R1 : Jika A dan C, maka E 2. R2 : Jika D dan C maka F 3. R3 : Jika B dan E maka F
22
Fakta yang ada : A benar dan B benar a) Dalam Forward Chaining pencarian dimulai dengan fakta yang diketahui dan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang telah diketahui pada sisi Jika. b) Karena diketahui A dan B benar, sistem pakar mulai dengan mengambil fakta baru menggunakan aturan yang memiliki A dan B pada sisi Jika. Dengan menggunakan R4, sistem pakar mengambil fakta baru C dan menambahkannya ke dalam assertion base sebagai benar. c) Sekarang R1 fire(karena A dan C benar) dan nyatakan E sebagai benar dalam assertion base sebagai benar. d) Karena B dan E keduanya benar (berada dalam assertion base), R3 fire dan menetapkan F sebagai benar dalam assertion base. e) Sekarang R5 fire (karena F berada dalam sisi Jika), yang menetapkan G sebagai benar, jadi hasilnya adalah G.
2.3.2.
Backward Chaining (Runut Balik) Runut balik merupakan metode penalaran kebalikan dari
dari runut maju. Dalam Backward chaining, penalaran dimulai dengan tujuan merunut balik ke jalur yang akan mengarahkan ke tujuan tersebut (Giarattano dan Riley, 1994). Backward chaining disebut juga sebagai goal-driven reasoning, merupakan cara yang efisien untuk memecahkan masalah yang dimodelkan sebagai masalah pemilihan terstruktur. Tujuan dari inferensi ini adalah mengambil pilihan terbaik dari banyak kemungkinan. Metode inferensi runut balik ini cocok digunakan untuk masalah diagnosis (Schnupp, 1989).
23
Pencocokkan fakta atau pernyataan dimulai dari bagian sebelah kanan (THEN dulu). Dengan katalain, penalaran dimulai dari hipotesis terlebih dahulu, dan untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut dicari fakta-fakt ayang ada dalambasis
pengetahuan.
Observasi A
Aturan R1
Observasi B
Aturan R2
Fakta D
Aturan R4
Kedua metode inferensi tersebut dipengaruhu oleh tiga macam penelusuran, yaitu Depth-first search, Breadth-first search dan bestfirst search. a. Depth-first search, melakukan penelusuran kaidah secara mendalam dari simpul akar begerak menurun ke tingkat dalam berurutan. b. Breadth-first search, bergerak dari simpul akar, simpul yang ada pada setiap tingkat diuji sebelum pindah ketinggakat selanjutnya c. Best-first search, bekerja berdasarkan kombinasi kedua metode sebelumnya. (muhammah arhami, 2005, hal:19-20)
24
25
Rule 1: IF hewan berambut AND menyusui THEN hewan mamalia Rule 2 : IF hewan mempunyai sayap AND bertelur THEN hewan jenis burung Rule 3: IF hewan mamalia AND memakan daging THEN hewan karnivora. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan dengan menggunakan pendekatan berbasis aturan, diantaranya : a. Ekspresi yang dihasilkan dari sebuah sistem lebih natural. b. Bagian pengendali terpisah dengan pengetahuan. c. Mudah dalam melakukan ekspansi sistem.
26
d. Knowledge yang didapatkan lebih relevan. e. Dapat menggunakan pengetahuan yang bersifat heuristik.
2. 5. Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays. L.) merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat. Hal ini didasarkan pada makin meningkatnya tingkat konsumsi perkapita per tahun dan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia. Jagung merupakan bahan dasar / bahan olahan untuk minyak goreng, tepung maizena, ethanol, asam organic, makanan kecil dan industri pakan ternak. Pakan ternak untuk unggas membutuhkan jagung sebagai komponen utama sebanyak 51, 4 %.
27
(Drechslera/Helminthosporium sp.), hawar upih (Rhizoctonia sp.), busuk tongkol/batang (Fusarium sp.), busuk biji (Aspergillus sp.). Untuk mengendalikan hama dan penyakit jagung tersebut maka
direkomendasikan menggunakan komponen pengendalian yang meliputi: varietas tahan, kultur tekni, musuh alami dan pertisida.
1.
Hama Lalat bibit (Atherigona sp.) a. Daerah sebaran : Jawa, Sumatra, Sulawesi, NTT. b. Tanaman inang : Jagung, Padi gogo, sorgum , gandum, dan rumput Cynodon dactylon, Panicum rapen serta paspalum konjugatum. c. Gejalanya : Daun muda yang masih menggulung layu
karena pangkalnya tergerek larva. Larva yang sampai ketitik tumbuh menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh lagi. d. Penyebabnya : Lalat Atherigona sp. Imago aktif pada siang
hari pukul 16.00. Periode imago 7 hari. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain. Periode telur 1-3 hari Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupu antara 5-11 hari. Stadium umago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam tanah dekat dengan tanaman,namun kadangkadang dalam tanaman. e. Pengendalian : Komponen Pengendalian yang diperlukan : Pergiliran Tanaman Aplikasi insektisida : Tiodicarb 75 WP, 15 g/kg benih; Karbosulvan 2,5 g/kg benih; Karbofuran 10 g/kg melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12%.
28
Menyebar mulsa jerami padi merata sebanyak 5 t/ha setelah tanam jagung (Anonymous, 1995; Tandiabang, 2000).
2. Hama Ulat grayak (Spodeptera sp., Mythimna sp.) a. Daerah sebaran : Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan irian jaya b. Tanaman Inang : Jagung, teki, kedelai, dan kacang-kacangan lain c. Gejala daunnya. d. Penyebabnya : Spodoptera sp. Ngengat berwarna coklat, : Daun berlubang-lubang atau tinggal tulang
aktif di malam hari. Telurnya berwarna putih sampai kekuningan, berkelompok. Tiap ekor bisa bertelur 400 butir, priode telur 5 hari. Larva aktif di malam hari, umur larva 31 hari, stadium kepompong 8 hari.
e. Pengendalian : Komponen pengendalian meliputi : Pergiliran tanaman Tanaman serempak Sanitasi Inang Liar Penyemprotan dengan Insektisida
3. Hama Penggerek Batang ( Ostrinia furnacalis ) a. Daerah sebaran : Asia, Eropa, dan Amerika. b. Tanaman Inang : Jagung, sorgum, terong, Amaranthus sp., Panicium sp. c. Gejala : Adanya lubang gerekan pada batang dengan
29
d. Penyebabnya : Ostrinia furnacales Guenee. Ngengat betina bertelur mencapai 90 butir, tersusun rapi dalam satu kelompok. Periode telur 3-5 hari. Larva Instar I dan II memakan daun muda. Larva Instar III menggerek batang. Stadia larva antara 19-28 hari. Pupa terbentuk dalam batang jagung. Stadia pupa antara 5 10 hari . Siklus hidup sekitar satu bulan
(Anonympus, 1995; Tandiabang, 2000) e. Pengendalian Terpadu : Komponen pengendalian Terpadu meliputi : Pergiliran Tanaman Tanaman Serempak Sanitasi Inang Liar Pemangkasan bunga Jantan 25 % Pemberian Biopesisida Dipel ( Basillus thuringiensis ). Aplikasi Insektisida
4. Hama Penggerek tongkol (Helikoverpa Armigera) a. Daerah sebaran : Di seluruh dunia termasuk Indonesia. b. Gejalanya : Adanya lubang-lubang melintang pada daun
tanaman Stadia Vegetatif. Rambut Tongkol jagung terpotong, Ujung tongkol ada baka gerekan dan serng kali ada larvanya. c. Penyebabnya : Helikoverpa armigera (Hbn) Telur diletakkan satu persatu pada rambut Tongkol atau bagian tanaman lain pada waktu sore sampai malam hari. Banyaknya telur perekor ngengat mencapai 1000 butir. Stadia
30
telur 2-5 hari. Larva mengalami 6 Instar dalam periode waktu 17-24 hari. Pupa terbentuk di dalam tanah selama 12-24 hari. Satu siklus hidupnya sekitar 35 hari. d. Pengendalian terpadu : Komponen Pengendalian terpadu meliputi : Menanam Varietas jagung yang kelobotnya menutup tongkol Rapat. Menggunakan musuh alami seperti : o Parasit Telur Trichogramma sp. o Parasit Telur Larva Muda Eriborus sp. , Tachinid. o Cendawan Entomophaga Metharhizium o Nuklear polyhidrosis Virus ( NPV ) o Penyemprotan Insektisida pada ambang kerusakan 3 Tongkol/50 tanaman.
5. Hama Kutu daun ( Aphis sp.) a. Daerah sebaran : Di seluruh daerah beriklim Tropis
b. Tanaman Inangnya : jagung, sorgum, jewawut, tebu, dll c. Gejalanya : Gejala langsung apabila populasi tinggi
helaian daun menguning dan mengering. Gejala tidak langsung sebagai vektor virus menimbulkan mozaik ataupaun garis-garis Klorose sejajar tulang daun. d. Penyebabnya : Aphis ( Rhopalosiphum maydis Fitc). Serangga berwarna hijau, ada yang
bersayap dan ada yang tidak bersayap. Pada bagian belakang ruas apdomen kelima terdapat sepasang tabung sifunkulus.
31
e. Pengendalian : Komponen pengendalian secara terpadu melipurti : Musuh alami : Predator (Harmonia actomaculata dan H. syrpids ) dan Parasit Insektisida sistematik karbofuran diberikan melalui pucuk pada stadia Vegetatif.
b. Tanaman inangnya : jagung, Sorgum, padi dan ilalang. c. Gejalanya tulang daun. Serangan yang berat dapat menyebabkan daun mengering. d. Penyebabnya : Datctylispa balyi Gets. Sayap depan tebal dan sayap belakang tipis Berwarna Hitam. Telurnya di : Bekas gerekan pada daun sejajar dengan
letakkan di jaringan daun muda sebelah atas diantara epidermis daun. Seor betina bertelur sampai 75 butir . Periode telur 613 hari. Larva hidup dan makan didalam jaringan daun. Stadia larva I IV sekitar 18 24 hari. Kepompong berada pada daun yang mengering. Stadium
kepompong 8 14 hari. e. Pengendalian : Komponen pengendalian Terpadu meliputi: Waktu tanaman serempak Pergiliran tanaman
32
Sanitasi Inang Liar dan sisa tanaman Aplikasi Isosaktion insektisida efektif seperti Klorpirifos dan
7. Hama kumbang Bubuk ( Sitophilus sp ) a. Daerah sebaran : tersebar luas di seluruh dunia b. Inangnya c. Gejalanya kotoran serangga serta banyak kumbang bubuk. Kumbang bubuk menyerang mulai dari lapangan sampai di gidang penimpanan biji. d. Penyebabnya : Kumbang Sitophilus sp ( Motsch ). Serangga. Betina mampu bertelur 300-500 butir. Periode telur 3-7 hari . siklus hidupnya sekitar 30-45 hari serangga dewasa tanpa di beri makan dapat bertahan hidup selama 36 hari dan bila di beri makan dapat hidup antara 3-5 bulan. e. Pengendalian : Komponen pengendalian terpadu meliputi : Varietas tahan : genyah madura dan Goter Pengeringan biji/ benih kadar air 10% Sanitasi tempat penyimpanan biji Pengasapan Bahan nabati untuk dicampur biji sebelum di simpan : Serbuk daun Putri malu , daun Mendi, daun Nimba, akar tuba, Biji Mahani, dan rimpong dringo dengan takaran 2010 g/kg biji. : Beras, jagung, sorgum, dan kacang-kacangan. : Biji jagung berlubang-lubang dan bercampur
33
Kapur barus atau Insektisida Karbofuran di bungkus kain dimasukan ke dala Kontainer / jergen jagung sebelum di tutup.
2.6.2. Penyakit Tanaman Jagung 1. Penyakit Bulai (Peronoscleropora spp) a. Daerah sebaran : Diseluruh Propinsi di Indonesia b. Tanaman Inang : jagung, sorgum, tebu, beberapa jenis rumputrumputan c. Gejalanya :
1) Khlorose sebagian atau keseluruh helaian daun. Pada permukaan yang Khlorase tampak ada masa tangkai konidia berupa tepung putih. Konidia terbentuk pada melam hari dan lepas menjelang pagi hari. 2) Tanaman ter inveksi awal terjadi Khlorose berat dan dapat mati atau tumbuh kerdil. 3) Tongkol tidak tumbuh sempurna dan sering tidak terbentuk biji atau bijinya jarang. d. Penyebabnya : Cendawan Peronosclerospora Maydis, P. philippinenisis, P. Sacchari, P. Sorghi, P. Heteropogani, P. Spontanea, P. Miscantti, P. Seclerophthora Macrospora, dll Cendawan menginveksi tanaman Jagung yang baru tumbuh. Konidia yang lepas dari konidiofor di wakti subuh apabila jatuh pada air gutasi pada pucuk tanaman jagng yang baru tumbuh akan berkecambah dan menginveksi melalui stomata terus berkembang sampai titik tumbuh dan seterusnya menebar secara sietemik. e. Pengendalian : Komponen pengendalian untuk PHT meliputi :
34
2.
Tanam serempak Priode bebas tanaman jagung Aplikasi fungisida berbahan aktif metalaksil melalui Biji
Penyakit Karat Daun a. Daerah sebaran : Di seluruh dunia, termasuk di seluruh wilayah Indonesia b. c. Tanaman inang : Jagung Gejalanya : Terjadinya bisul-bisulatau benjolan-benjolan
Uredia atau telia pada kedua permukaan Heleian daun jagung Bagian bawah dan atas, berwarna Coklat kemerahan. Daun yang terserangang berat akan mengering. d. Penyebabnya : Tiga spesies penyebab penyakit karat pada
jagung ; Dua spesies dari Genus Puccinia yaitu P. polysora dan P. sorghi dan satu spesies dari Genus Physopella yaitu P. zeae. e. Pengendalian : Komponen pengendalian untuk PHT meliputi : Varietas tahan karat : Arjuna, Kalingga, Wiasa, Pioneer Sanitasi kebun dari gulma inang Fungisida manconeb (Dithane M45), triadomefon atau dithiokarbonat.
3.
Penyakit Bercak / Hawar Daun a. Daerah sebaran : Tersebar luas di seluruh dunia b. Tanaman inang : Jagung, sorgum, Suadangrass,
35
1) Bercak pada daun disebabkan oleh Helminthosporium maydis. 2) Hawar pada daun disebabkan oleh Hermontorporium turcicum. 3) Bercak atau hawar dapat juga terjadi pada tongkol dan pelepah. d. Penyebabnya : a. Helminthosporium maydis Nisik. (Syn. Bipolaris maydis (Nisik) Shoemaker, Drechslera maydis (Nisik) Subram dan Jain ) Stadia perfectnya Cochliobolus heterostrophus ( Drechs) Drechs. b. Hermontorporium turcicum Pass. c. ( Syn. Exerohilum turcicum (Pass) Leonard dan Suggs e. Pengendalian : Komponen pengendalian terpadu meliputi : Varietas tahan : Banyak varietas jagung unggul yang telah dilepas tahan penyakit bercak daun Sanitasi Sisa Tanaman Aplikasi fungisida hanya untuk produksi benih karena penyakit ini dapat tersebar melalui biji yang terinfeksi.
4.
Penyakit Hawar Upih Daun a. Daerah sebaran : Tersebar di seluruh dunia b. Tanaman inang : Banyak jenis tanaman Cynodon dactylon yang terserang hawar upih di musim hujan di Sulawesi Selatan c. Gejala : Bercak melebar (hawar) pada pelepah dan juga
pada daun. Adanya Sclerotia berbentuk butiran berwarna putih sewaktu muda dan berubah warna menjadi kecoklatan setelah
36
tua menempel pada permukaan pelepah/daun yang terinfaksi, umumnya menyerang pada musim hujan. d. Penyebabnya : Cendawan Rhizoctonia solani Kuhn e. Pengendalian: Varietas tahan Sanitasi Kebun Jarak tanam di perlebar Hindari penggunaan pupuk kandang berlebihan Cendawan antagonis Trichoderma viride dan T. harhianum
5.
Penyakit Busuk Batang a. Daerah Sebaran : tersebar di Seluruh Dunia b. Tanaman Inangnya : Jagung, sorgum, gandum. Oats, barley, kapas, kedelai dll. c. Gejala: 1) Pangkal batang busuk sehingga bagian atas layu dan mengering 2) Tongkol yang terserang menjadi busuk sebagian atau seluruhnya. d. Penyebabnya : Fusarim spp., Colletotricum sp, Diplodia sp.,
Macrophomina sp., Pythium sp., Cephalosporium sp. dan bakteri Erwinia sp. e. Pengendalian: Varietas tahan, Benih sehat Pergiliran tanaman Pemupukan berimbang Drainase yang baik dimusim hujan Populasi diperjarang Hindari penanaman pada musim hujan Biopestisida
37
Fungsisda efektif.
6.
Penyakit Biji a. Daerah Sebaran: Tersebar luas diseluruh dunia b. Inangnya : Jagung, sorgum, gandum, jawawut dan biji
kuning, putih, abu- abu, dll tergantung dari patogennya. d. Penyebabnya : Cendawan Aspergillus spp., Fusarium Spp.,
Diplodia Spp. Helminthosporium sp. e. Pengendalian dengan: Varietas tahan Panen tepat waktu Pengeringan yang baik, kelembaban rendah, suhu 4-10 C. Aplikasi Asam organik; Propionic, isobutyric dll Penyimpanan biji yang baik, kadar air dibawah 15 %.
0
2. 7. Prototype
Prototyping merupakan salah satu metode pengembangan perangat lunak yang banyak digunakan. Dengan metode prototyping ini pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem. Sering terjadi seorang pelanggan hanya mendefinisikan secara umum apa yang dikehendakinya tanpa menyebutkan secara detail output apa saja yang dibutuhkan, pemrosesan dan data-data apa saja yang dibutuhkan. Sebaliknya disisi pengembang kurang memperhatikan efesiensi algoritma, kemampuan sistem operasi dan interface yang menghubungkan manusia dan komputer. Untuk mengatasi ketidakserasian antara pelanggan dan
38
keduanya sehingga pengembang akan mengetahui dengan benar apa yang diinginkan pelanggan dengan tidak mengesampingkan segi-segi teknis dan pelanggan akan mengetahui proses-proses dalm menyelasaikan sistem yang diinginkan. Dengan demikian akan menghasilkan sistem sesuai dengan jadwal waktu penyelesaian yang telah ditentukan. Kunci agar model prototype ini berhasil dengan baik adalah dengan mendefinisikan aturan-aturan main pada saat awal, yaitu pelanggan dan pengembang harus setuju bahwa prototype dibangun untuk mendefinisikan kebutuhan. Prototype akan dihilangkan sebagian atau seluruhnya dan perangkat lunak aktual aktual direkayasa dengan kualitas dan
2.7.1. Tahapan-tahapan Prototyping Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan kebutuhan Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2. Membangun prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan
sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output). 3. Evaluasi protoptyping Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangu langkah 1, 2 , dan 3. 4. Mengkodekan sistem Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
39
5. Menguji sistem Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain. 6. Evaluasi Sistem Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Juka ya, langkah 7 dilakukan; jika tidak, ulangi langkah 4 dan 5. 7. Menggunakan sistem Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan .
40
2.7.2. Keunggulan Dan Kelemahan Prototyping Keunggulan prototyping adalah: 1. Adanya komunikasi yang baik antara pengembang dan pelanggan 2. Pengembang dapat bekerja lebih baik dalam menentukan kebutuhan pelanggan 3. Pelanggan berperan aktif dalam pengembangan sistem 4. Lebih menghemat waktu dalam pengembangan sistem 5. Penerapan menjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang diharapkannya.
Prototyping bekerja dengan baik pada penerapan-penerapan yang berciri sebagai berikut: 1. Resiko tinggi Yaitu untuk masalah-masalah yang tidak terstruktur dengan baik, ada perubahan yang besar dari waktu ke waktu, dan adanya persyaratan data yang tidak menentu. 2. Interaksi pemakai penting . Sistem harus menyediakan dialog on-line antara pelanggan dan komputer. 3. Perlunya penyelesaian yang cepat 4. Perilaku pemakai yang sulit ditebak 5. Sitem yang inovatif. Sistem tersebut membutuhkan cara penyelesaian masalah dan penggunaan perangkat keras yang mutakhir 6. Perkiraan tahap penggunaan sistem yang pendek
Kelemahan prototyping adalah : 1. Pelanggan kadang tidak melihat atau menyadari bahwa perangkat lunak yang ada belum mencantumkan kualitas
41
perangkat lunak secara keseluruhan dan juga belum memikirkan kemampuan pemeliharaan untuk jangja waktu lama. 2. penegmbang biasanya ingin cepat menyelesaikan
proyek. Sehingga menggunakan algoritma dan bahasa pemrograman yang sederhana untuk membuat
prototyping lebih cepat selesai tanpa memikirkan lebih lanjut bahwa program tersebut hanya merupakan cetak biru sistem . 3. Hubungan pelanggan dengan komputer yang disediakan mungkin tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik
2. 8. Pengenalan PHP
Rasmus Lerdorf merupakan seorang programmer yang menciptakan PHP pada tahun 1994. PHP terus mengalami perkembangan dan perubahan hingga saat ini dalam berbagai versi. PHP adalah salah satu server side yang dirancang khusus untuk aplikasi web. PHP disisipkan diantara bahasa HTML dan karena bahasa server side, maka bahasa PHP akan dieksekusi di server, sehingga yang dikirimkan ke browser adalah hasil jadi dalam bentuk HTML, dan kode PHP tidak akan terlihat. PHP termasuk Open Source Product. Jadi, dapat diubah source code dan mendistribusikanya secara bebas. Untuk menjalankan sistem PHP dibutuhkan 3 komponen : 1. Web server 2. Program PHP 3. Database Server
42
1. PHP mudah dibuat dan kecepatan akses tinggi. 2. PHP dapat berjalan dalam web server yang berbeda dalam sistem operasi yang berbeda pula. 3. PHP diterbitkan secara gratisan 4. PHP merupakan bahasa yang dapat diletakkan dalam tag HTML. 5. Sistem database yang didukung PHP cukup banyak. 6. PHP termasuk server side programming. Salah satu fitur yang dapat diandalkan oleh PHP adalah dukungannya terhadap banyak database. Berikut adalah database yang dapat didukung oleh PHP : 1. Adabas D 12. MSQL 2. dBase 13. MySQL 3. Direct MS-SQL 14. ODBC 4. Empress 15. Oracle (OCI7 dan OCI8) 5. Filepro (Read only) 16. Ovrimos 6. FrontBase 17. PostgrSQL 7. Hyperwave 18. Solid 8. IBM DB2 19. Sybase 9. Informix 20. Unix DBM 10. Ingres 21. Velocis 11. Interbase
2.7.1. Konsep Dasar PHP Kode PHP diawali dengan tanda lebih kecil (<) dan diakhiri dengan tanda lebih besar (>). Ada tiga cara untuk menuliskan script PHP yaitu :
43
1. <? script PHP ?> 2. <?php Script PHP ?> 3. <SCRIPT LANGUAGEphp> Script php </script> Pemisah antar instruksi adalah tanda titik koma (;). Untuk membuat atau menambahkan komentar, standar penulisan adalah /*komentar*/, //komentar dan #komentar. Untuk menuliskan script PHP, ada dua cara yang sering digunakan yaitu Embedded Script dan Non- Embedded Script. a. Embedded Script Embedded Script yaitu script PHP yang disisipkan diantara tag-tag HTML. Contoh dari Embedded Script : <html> <head> <title>Embedded Script</title> </head> <body> <?php Echo Hallo, selamat menggunakan PHP; ?> </body> </html>
44
b. Non-Embedded Script Non-Embedded Script adalah script program PHP murni. Termasuk tag HTML yang disisipkan dalam script PHP. Contoh dari Non-Embedded Script : <?php echo <html>; echo <head>; echo <title>Mengenal PHP</title>; echo </head>; echo <body>; echo <p>PHP cukup jitu</p>; echo </body>; echo </html>; ?>
2.7.2. Struktur Kontrol dan Kondisi Struktur kontrol digunakan untuk melakukan program-program dengan unsur logikal. Sedangkan pengkondisian sebagai bentuk logika yang menganalogikan dengan suatu kejadian atau beberapa kejadian. Pada setiap kejadian yang ada, kondisi akan dibaca yang selanjutnya akan diteruskan dengan bentuk ungkapan yang menyatakan hasil dari kondisi tersebut.Beberapa bentuk kondisi yaitu:
a. IF Konstruksi IF digunakan untuk melakukan eksekusi suatu kondisi secara bersyarat. Cara penulisannya adalah sebagai berikut:
if (kondisi) { pernyataan }
45
atau: if (kondisi) { pernyataan } else { pernyataan lain } atau: if (kondisi1) { pernyataan1 } else if (kondisi2) { pernyataan2 } else { pernyataan lain }
b. SWITCH Penggunaan SWITCH sebenarnya hanya sebagai solusi pengganti dari bentuk if then-else, karena memiliki bentuk algoritma yang hampir sama. Struktur SWITCH adalah sebagai berikut:
switch (variabel) case nilai: pernyataan1 case nilai: pernyataan2 case nilai: pernyataan3 c. While Bentuk dasar dari statement While adalah sebagai berikut: while (syarat) { statement }
46
Statemant While memberikan perintah untuk menjalankan statement dibawahnya secara berulang-ulang, selama syaratnya terpenuhi.
d. FOR Cara penulisan statement FOR adalah sebagai berikut: for (ekspresi1; ekspresi2 ; ekspresi3) statement ekspresi1 menunjukkan nilai awal untuk suatu variabel ekspresi2 menunjukkan syarat yang harus terpenuhi untuk menjalankan statement ekspresi3 menunjukkan pertambahan nilai untuk suatu variabel
e. Require Statement Require digunakan untuk membaca nilai variabel dan fungsi-fungsi dari sebuah file lain. Cara penulisan statement Require adalah: require(namafile); Statement Require ini tidak dapat dimasukkan di dalam suatu struktur looping misalnya while atau for. Karena hanya memperbolehkan pemangggilan file yang sama tersebut hanya sekali saja.
f. Include Statement Include akan menyertakan isi suatu file tertentu. Include dapat diletakkan didalam suatu looping misalkan dalam statement for atau while. File contoh1.php: <?php echo(--------------------------------------<br>);
47
echo(PHP adalah bahasa scripting<br>); echo(--------------------------------------<br>); echo(<br>); ?> File contoh2.php: <?php for ($b=1; $b<5; $b++) { include(contoh1.php); } ?>
2. 9. Pengenalan MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal. Kepopulerannya disebabkan MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk mengakses databasenya. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Management System). Pada MySQL, sebuah database mengandung satu atau sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu atau beberapa kolom. Untuk mengelola database MySQL adabeberapa cara yaitu melalui prompt DOS (tool command line) dan dapat juga menggunakan program utility seperti: 1. PHP MyAdmin 2. MySQLGUI 3. MySQL Manager Java Based 4. MySQL Administrator for windows.
48
paling inovatif dan lebih lengkap dibandingkan software web editor lain. Adapun pengertian dari Macromedia Dreamweaver 8 ini adalah program aplikasi professional untuk mengedit HTML secara visual. Program Aplikasi Macromedia Dreamweaver 8 menyertakan banyak perangkat yang berkaitan dengan pengkodean dan fitur seperti HTML, CSS, serta JavaScript. Fasilitas terbaru dari Macromedia Dreamweaver 8 adalah Zoom Tool and Guides, Panel CSS yang baru, Code Collapse, Coding Toolbar, dan Insert Flash Video. Macromedia Dreamweaver 8 mendukung pemrograman script server-side, seperti PHP, ASP, ASP.NET, ColdFusion dan JSP. Pemrograman script server-side maksudnya adalah script yang digunakan dalam pemrograman web dinamis dimana semua perintahnya dieksekusi pada server. Fungsi server disini adalah sebagai pemroses script dan hasilnya dikembalikan dalam bentuk tag-tag HTML yang kemudian ditampilkan dalam browser.
49
StarUML adalah software permodelan yang mendukung UML (Unified Modeling Language). Berdasarkan pada UML version 1.4 dan dilengkapi 11 macam diagram yang berbeda, mendukung notasi UML 2.0 dan juga mendukung pendekatan MDA (Model Driven Architecture) dengan dukungan konsep UML. StarUML dapat memaksimalkan pruduktivitas dan kualitas dari suatu software project. Untuk membuat file StarUML, maka akan di hadapkan pada
StarUML membuat perbedaan konseptual yang lebih jelas antara models, views dandiagrams. Model adalah elemen yang memuat informasi untuk model software. View adalah suatu ekpresi visual dari informasi di dalam model dan Diagram adalah suatu koleksi dari elemen yang memberikan pemikiran user didalam mendesaian secara spesifik.
50
UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. use case diagram class diagram statechart diagram activity diagram sequence diagram collaboration diagram component diagram deployment diagram
Tetapi yang sering di gunakan Use Case Diagram, Activity Diagram, Sequence Diagram dan Class Diagram. BerikutPenjelasan dari masingmasing diagram:
2.10.1. Use Case Diagram Use case diagram menggambarkan interaksi antara actor dengan proses atau sistem yang dibuat. Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah apa yang diperbuat sistem, dan bukan bagaimana. Use case merupakan deskripsi fungsi dari sebuah sistem yang dilihat dari sisi perspektif pengguna (Munawar, 2005).
Use case diagram mempunyai beberapabagian penting seperti: Actor, Use Case,Undirectional Association ,Generalizati on.
Actor Actor merupakan bagian dari use case yang bertindak sebagaisubjek ( pelaku) dalam suatu proses.
Use Case Use case adalah proses-proses yang terjadi dalam suatu software. Use case juga menggambarkan apa yang sedang dilakukan oleh seorangActor.
51
2.10.2. Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa
eksekusi.Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.
2.10.3. Sequence Diagram Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasukpengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequencediagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkahyang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dariapa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internaldan output apa yang dihasilkan.
52
2.10.4. Class Diagram Class diagram menggambarkan interaksi antar class serta
atributatributyang melekat pada class tersebut. Sebelum membuat class diagram, terlebih Statechart dahulu harus dibuat class-class yang diperlukan untuksistem tersebut.
2.10.5. Statechart Diagram Statechart Diagram merupakan diagram yang menggambarkan perubahan state dari state yang satu ke state lainnya.
2.10.6. Collaboration Diagram Collaboration Diagram hampir sama dengan sequence diagramtetapi berbeda pada objek yang di titik tekankan , collaboration lebihmenekankan pada pemunculan objek itu sendiri sedangkan sequence diagram lebih pada penyampaian message dengan parameter waktu.
53
3. 1. Analisis Sistem
Dalammembangunsebuahperangkatlunaksistem untukmendiagosa jenispenyakittanaman pakar jagungberbasisweb
dancarapenanganannyadilakukan beberapatahapanalisisyaitu: 1. Menentukan masalahyangakandibangununtuksebuahperangkat lunak sistempakar.Sistemyangakandibangun merupakansebuahperangkatlunak sistempakaruntukmendiagnosapenyakitjagungberbasis web. 2. Mengumpulkandatayangdiperlukanuntukmembangunsistem,yaitub erupa cara informasi tentangpengertianpenyakit,gejala,jenispenyakitdan studi literaturdan observasi
pengobatannyamelalui
3.1.1. Analisis Masalah Permasalahanyangakandibahasdalamtugasakhiriniadalahmembuat suatu sistem yang dapat memiliki kepastian berdasarkan data
permasalahan gejala,
penyakitdanpengendalian
penyakit.Untukkepastianhipotesa
penyakitjagunginiditerapkanmetodeForwardChaining.
54
diawalidenganmengidentifikasimasalahdanmenganalisa pengetahuan yang akan dimasukkan ke dalam sistem pakar. Dalam hal ini dilakukan penentuanpenyakitjagungberdasarkan gejala yang timbul pada tanaman jagung dari mulai tumbuh sampai siap panen.Halini pentingdilakukan menentukanpengetahuanselanjutnyayang diperlukandalamsistem.Identifikasi dilakukan dengan langkah awal dan analisapengetahuan operasi karenaakan
menggambarkan
keseluruhandarisistempakar,yaitu: 1. Memberikanataumenampilkanseluruhpenyakit gejalayangdimilikiolehtanamanjagung.Pengguna memilih gejalayangsesuai dengan hasilpengamatannya. 2. Memberikan hasilidentifikasi berdasarkan penyakit gejala-gejala jagung yang beserta akan
sebagaikesimpulannya
timbul. Daripenyakit yang sudah teridentifikasitersebut jugaakanmenghasilkan solusi dari penyakit yang timbul dan cara pengendaliannya.
Proses pengetahuan
identifikasi
pengetahuan dan
diawali
dari
akuisisi kemudian
dilanjutkandenganrepresentasipengetahuan.
3.1.3.1.
Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi Pengetahuan Pada Sistem Pakar ini didapat dari : 1. Wawancara dandiskusiyangdilakukandenganseorangpakar,dimanapakarini
55
merupakan
orangyangsudahbanyakberpengalaman
dalampenelitianmengenai jagung. 2. Beberapabukuyangberhubungandenganpengetahuanjagung, seperti: a. Budidaya Jagung Dengan konsepPTT (Syamsum. 2002) b. AAK Jagung (AAK,2003) c. Petunjuk Lapang Hama, Penyakit, Hara Pada Jagung (Balit Tanaman Pangan, 2008) d. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul
3. Artikel-artikeldariinternet.
3.1.3.2.
yangakandigunakan
dalam
sistem
untukmembantupengkodeanpengetahuankedalamprogram.Penget ahuandirepresentasikan kedalamformattertentudanakandisimpandalamsuatubasispengeta huan. Langkah-langkah ataubasedrulesyangperludilakukanuntukmembuatrepresentasi pengetahuansistempakariniadalah: 1. Membuat Daftar Penyakit Beserta Gejala yang muncul pada tanaman jagung. 2. Pembuatantable keputusan(decision table)yangbergunauntuk mendokumentasikandanmendeskripsikanpengetahuan. 3. Pembuatanpohonkeputusan(decision tree)yangbergunauntuk menghilangkankaidahkaidahdengantujuanuntukmeniadakanterjadinya
56
perulanganpertanyaan. 4. Konversipohonkeputusanmenjadikaidahproduksi
Sistempakariniterdiridarisebuahpohonkeputusanuntuki dentifikasipenyakit jagung dan terdiri dari tabel keputusan jagung, serta
untukmengidentifikasipenyakit
tanamanjagung.Untukmengidentifikasipenyakit jagungdiawalidenganmelihat gejala-gejala yang muncul pada tanaman pada denganhasilpengamatan. Sebelum membuat table keputusan, berikut adalah tabel daftar penyakit tanaman jagung yang sering muncul beserta gejalanya.
1. Data Penyakit Tanaman Jagung Dan Gejala Penyakit Pada tabel jenis penyakit ditujukan oleh PJ01, PJ02, PJ14. Pengkodean jenis penyakit ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam pembuatan relasi antara jenis penyakit dan gejala penyakit. Berikut ini adalah tabel jenis penyakit tanaman jagung : Table 3.1 Daftar Jenis Penyakit Jagung Kode Nama Penyakit Penyakit PJ01 Bercak Daun PJ02 Karat Daun Nama Latin Leaf Blight Leaf Rust
57
Kode Penyakit PJ03 PJ04 PJ05 PJ06 PJ07 PJ08 PJ09 PJ10 PJ11 PJ12 PJ13 PJ14
Nama Penyakit Mozaik Virus jagung Bulai Virus Mozaik Kerdil Jagung Hawar Daur Busuk Pelapah Busuk Arang Busuk Batang Busuk Tongkol Fussarium Busuk Gosong Bengkak Busuk Batang Bakteri Kahat Nitrogen (N) Busuk Tongkol Giberella
Nama Latin Maize Mozaik Virus Desease Downy Mildew Maize Dwarf Mosaik Virus Northern Leaf Blight Sheath Blight Tidak Ada Stalk Rot Tidak ada Corn Smuts / Boil Smut Bacterial Stalk Rot Tidak ada Tidak ada
Tabel gejala yang ditunjukkan oleh GJ01, GJ02, .., GJ37. Dari 37 Gejala ini merupakan basis pengetahuan untuk membuat suatu kesimpulan yang menjadi goal. Table 3.2 Daftar Gejala Penyakit Jagung Kode Gejala GJ01 GJ02 GJ03 GJ04 GJ05 GJ06 GJ07 GJ08 GJ09 GJ10 GJ11 Terlihat Adanya bercak Adanya bercak pada daun Bentuk bercak memanjang dan teratur Warna bercak Coklat kemerahan Bercak dikelilingi warna kuning Bercak dikelilingi warna hijau Bercak terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan Warna Bercak Kuning coklat terang Bentuk bercak bergaris panjang Warna garis hijau kecoklatan Batang tanaman terlihat kerdil Nama Gejala
58
Kode Gejala GJ12 GJ13 GJ14 GJ15 GJ16 GJ17 GJ18 GJ19 GJ20 GJ21 GJ22 GJ23 GJ24 GJ25 GJ26 GJ27 GJ28 GJ29 GJ30 GJ31
Nama Gejala Sisi bawah daun terdapat lapisan spora Bentuk bercak bergaris pendek dan terputus putus Bentuk bercak kecil oval memanjang Bercak terdapat pada kelobat tongkol Warna bercak abu-abu atau putih Bercak terdapat pada pelapah tongkol Bercak terdapat pada akar Warna bercak coklat atau hitam Adanya perubahan warna pada daun Warna Daun menguning Warna daun Kuning kehijauan Warna daun kuning keputihan Umurnya antara 2-3 minggu atau 3-5 minggu Buku-buku batang bagian bawah lunak Batang membusuk Batang membusuk sampai akar Pangkal batang berubah warna dari hijau menajdi kecoklatan Buku batang bagian bawah basah Batang bau busuk dan licin Adanya gariskemerahan padadaun,atautulangdaun bagianbawahlunak,dan atau daunmudabergaris kuning
Daun mengering Tongkol Menjadi Busuk Buah berwarna biru hitam di permukaan kelobat dan tongkol terjadi pembengkakan dan mengeluarkan kelenjar (gall) Bagian dalam gall berwarna gelap dan berubah menjadi massa tepung spora berwarna coklat sampai hitam
GJ37
59
2. Tabel Keputusan Dari data penyakit dan gejala yang ada, dapat dipersingkat informasinya menjadi table keputusan yang isinya adalah relasi atau hubungan antara penyakit dengan gejalanya. Berikut adalah tabelnya : Table 3.3 Tabel Keputusan
Kode Gejala
PJ01 PJ02 PJ03 PJ04 PJ05 PJ06 Kode Penyakit PJ07 PJ08 PJ09 PJ10 PJ11 PJ12 PJ13 PJ14
GJ01 GJ02 GJ03 GJ04 GJ05 GJ06 GJ07 GJ08 GJ09 GJ10 GJ11 GJ12 GJ13 GJ14 GJ15 GJ16 GJ17 GJ18 GJ19 GJ20
X X X X X X
X X X X X
X X
X X
X X
X X
X X X X X X X X X X X X
X X X X X X X
60
GJ21 GJ22 GJ23 GJ24 GJ25 GJ26 GJ27 GJ28 GJ29 GJ30 GJ31 GJ32 GJ33 GJ34 GJ35 GJ36 GJ37
X X X X
X X
X X
X X X X
X X
X X X
X X X X X X
3. Pohon Keputusan Berdasarkan tabel keputusan gejaladari penyakitjagung, maka dapat dibuat pohon keputusann.Pohon keputusan yang digunakan untuk mendiagnosa jenis penyakit tanaman jagung adalah
61
62
63
4. Kaidah Reproduksi Jenis Penyakit Tanaman Jagung Berdasarkananalisisdaritabelkeputusandanpohonpelacakan padagambar3.1maka dapatdibuat himpunan kaidah produksi data cirri jenisjagung dengan menggunakan IF-
ataukesimpulan.Himpunankaidahtersebutadalahsebagaiberikut:
4.1. Kaidah 1 atau Rule 1 (Penyakit Bercak Daun) IF Terlihat adanya bercak AND Bercak terdapat pada daun AND Bentuk Bercak Memanjang Dan Teratur AND Warna Bercak Coklat Kemerahan AND Bercak Di kelilingi warna kuning AND Bercak Di kelilingi warna hijau THEN Bercak Daun
4.2. Kaidah 2 atau Rule 2 (Penyakit Karat Daun) IF Terlihat Adanya Bercak AND Adanya Bercak Pada daun AND Bentuk Memanjang Dan Teratur AND Warna Bercak Coklat Kemerahan AND Bercak dikelilingi warna kuning AND Bercak terdapat serbuk berwarna kuning kecoklatan THEN Karat Daun
4.3. Kaidah 3 atau Rule 3 (Penyakit Mozaik Virus jagung) IF Terlihat adanya bercak AND Adanya bercak pada daun AND Warna Bercak kuning coklat terang AND Bentuk Bercak bergaris panjang
64
AND Bentuk Bercak bergaris pendek dan terputus-putus THEN Mozaik Virus jagung
4.4. Kaidah 4 atau Rule 4 (Bulai Daun) IF Terlihat adanya bercak AND Adanya Bercak Pada Daun AND Bentuk Bercak Bergaris Panjang AND Warna Garis Hijau Kecoklatan AND Adanya perubahan warna pada daun AND Warna daun menguning AND Warna daun kuning kehijauan AND Warna daun kuning keputihan AND Umurnya antara 2-3 minggu atau 3-5 minggu THEN Bulai Daun
4.5. Kaidah 5 atau Rule 5 (Mozaik Kerdil Jagung) IF Terlihat Adanya bercak ANDTerdapat Bercak Pada Daun AND Bentuk Bercak Bergaris Panjang AND Warna Garis Hijau Kecoklatan AND Batang tanaman terlihat kerdil AND Adanya perubahan warna pada daun AND Warna Daun Menguning AND Warna Daun kuning kehijauan THEN Mozaik Kerdil Jagung
4.6. Kaidah 6 atau Rule 6 (Hawar Daun) IF Terlihat adanya bercak ANDTerdapat Bercak Pada Daun AND Warna Bercak Coklat kemerahan AND Bentuk Bercak kecil oval memanjang
65
4.7. Kaidah 7 atau Rule 7 (Busuk Pelepah) IF Terlihat Adanya Bercak AND Warna Bercak Coklat Kemerahan AND Warna Bercak abu-abu atau putih AND Bercak terdapat pada pelapah tongkol THEN Busuk Pelepah
4.8. Kaidah 8 atau Rule 8 (Busuk Arang) IF Terlihat Adanya bercak ANDTerdapat Bercak Pelepah akar AND Warna Bercak coklat atau hitam THEN Busuk Arang
4.9. Kaidah 9 atau Rule 9 (Busuk Batang) IF Batang membusuk AND Batang membusuk sampai akar AND Pangkal batang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan AND Buku batang bagian bawah basah AND Daun mengering THEN Busuk Batang
4.10. Kaidah 10 atau Rule 10 (Busuk Tongkol Fussarium) IF Bagian Batang membusuk AND Batang membusuk sampai ke akar AND Permukaan Biji Pada tongkol berwarna merah sampai coklat THEN Busuk Tongkol Fussarium
66
4.11. Kaidah 11 atau Rule 11 (Busuk Gosong Bengkak) IF Terjadi Pembengkakan dan mengeluarkan kelejar (gall) AND Bagian dalam gall berwarna gelap dan berubah menjadi massa tepung spora berwarna coklat sampai hitam. THEN Busuk Gosong Bengkak
4.12. Kaidah 12 atau Rule 12 (Busuk Bakteri Batang) IF Bagian Batang membusuk AND Pangkal Batang berubah warna dari hijau menjadi kecoklatan AND Buku batang bagian bawah basah AND Batang bau busuk dan licin THEN Busuk Bakteri Batang
4.13. Kaidah 13 atau Rule 13 (Kahat Nitrogen) IF Batang tanaman terlihat kerdil AND Warna Daun Menguning AND Warna Daun Kuning Kehijauan THEN Kahat Nitrogen 4.14. Kaidah 14 atau Rule 14 (Busuk Tongkol Giberella) IF Adanya Perubahan warna pada daun AND Tongkol menjadi busuk AND Buah berwarna biru hitam di permukaan kelobat dan tongkol THEN Busuk Tongkol Giberella
67
3.1.3.
Spesifikasi Kebutuhan Sistem Untuk dapat memenuhi kebutuhan dari pengguna dan
menyelesaikan permasalahan penentuan jenis penyakit pada tanaman jagung, maka sistem pakar diagnosa penyakit jagung yang akan di kembangkan juga harus memenuhi spesifikasi berikut :
3.1.3.1. Kebutuhan Fungsional Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan secara fungsional yang harus dipenuhi oleh perangkat lunak yang akan dibangun. kebutuhan fungsional tersebut dideskripsikan sebagai berikut : 1. Sistem yang dikembangkan mampu untuk menyelesaikan
permasalahan penentuan pemilihan jenis penyakit. 2. Sistem ini bisa memberi solusi bagi para pengguna untuk mendiagnosa penyakit tanaman jagung. 3. Sistem mampu menampilkan solusi atas permasalahan pengguna.
3.1.3.2. Kebutuhan Non Fungsional Kebutuhan non fungsional adalah usulan yang direkomendasikan kepada pengguna agar perangkat lunak yang akan dibangun menjadi user friendly dan perangkat kerasnya yang mendukung secara maksimal terhadap kinerja perangkat lunak.
3.1.3.2.1. Analisis Pengguna Sasaran dari aplikasi ini adalah petani tanaman jagung. Namun aplikasi ini bisa digunakan atau diakses oleh siapapun yang membutuhkan dalam mendiagnosa penyakit tanaman jagung. 3.1.3.2.2. Analisis Perangkat Keras Perangkat keras yang direkomendasikan untuk menjalankan aplikasi sistem pakar ini adalah sebagai berikut :
68
Processor : Dengan kecepatan 2.8 GHz Kapasitas Harddisk : 40 GB RAM : 256 MB VGA Card : 64 MB Monitor Mouse +Keyboard
3.1.3.2.3. Analisis Perangkat Lunak Pemodelan Analisis Perangkat lunak yang digunakan adalah Sistem operasi Microsoft Windows7 Professional, Web editor Adobe Dreamweaver CS5 Bahasa pemrograman Php Web server Appserv-win32-2.5.8 databasenya yaitu MySQL
3. 2. Perancangan Sistem
Perancangansistem pakaruntukmendiagnosajenispenyakitjagungbertujuan untukmenerapkan analisissistem. PerancangandalamSistemPakarIdentifikasiPenyakit JagungBerdasarkangejalanyainimelalui tigatahapan,yaitu: 1. Tahapperancanganfungsionalsistem, 2. Tahapperancangandata, 3. Tahap perancangan Antarmuka solusi pemecahanmasalahyang telah diajukan pada
69
3.2.1.
fungsionalsistemmerupakantahapawaluntukmerancangsemuaprosesdan alirandatayangterjadidalamsitem. 3.2.1.1. Use Case Diagram Sistem pakar yang dirancang ini menggunakan arsitektur three tier yaitu aplikasi yang berbasis web yang terdiri dari interface, database dan server. Untuk menganalisa apa yang dapat dilakukan oleh pengguna di sistem, penulis menggunakan diagram use case.
<<extend>>
Admin
Di dalam use case ini terdapat dua aktivitas sistem terhadap user dan admin. Aktivitas sistem dengan user yaitu user melakukan pendaftaran ke sistem untuk melakukan proses diagnosa. Sesudah data ID di masukan, kemudian Userharus menjawab pertanyaan sesuai dengan gejala yang ada pada tanaman jagung. Selanjutnya akan terjadi proses diagnosa, dan User akan mendapatkan hasil diagnosa penyakit pada tanaman jagung. Aktivitas admin dengan sistem yaitu admin melakukan login terlebih dahulu
70
untuk melakukan input penyakit, gejala dan relasi. 1. Deskripsi Use Case Bagian ini mendeskripsikan tentang use case yang dibuat. Tabel 3.4 Definisi Business Use Case No. Use Case UC 01 Business Use Case Daftar User Deskripsi User harus melakukan daftar untuk bisa melakukan konsultasi. User menjawab pertanyaan yang di Menjawab Pertanyaan sediakan oleh sistem yang berkaitan dengan gejala yang muncul pada tanaman jagung. UC 03 Melihat Hasil Analisa Setelah user menjawab pertanyaan maka sistem akan memproses diagnosa yang dilakukan, kemudian User akan mendapatkan hasil analisa diagnosa penyakit. UC-04 Login admin merupakan use case yang dilakukan Login Admin mengelola oleh admin. Sebelum maka
UC 02
halaman
admin,
admin harus melakukan login terlebih dahulu. UC-05 Input Penyakit Admin mempunyai hak untuk
UC-07
Input Relasi
Input relasi
di buat berdasarkan
71
2. Definisi Aktor Aktor adalah pelaku yang berhubungan atau berinteraksi langsung dengan sistem. Pada bagian ini akan menjelaskan tentang pengertian dari Aktor atau Pelaku yang dideskripsikan melalui tabel dibawah ini.
Tabel 3.5Definisi Business Actor No. Actor Actor AC 01 User Aktor yang berperan untuk melakukan konsultasi AC 02 Admin Aktor yang berperan untuk Role
3.2.1.2. Sequence Diagram Sequence diagram merupakan tipe diagram interaksi objek yang menekankan urutan dalam relationship static object. Sequence Diagram menjelaskan interaksi objek yang disusun dalam suatu urutan waktu. Diagram ini secara khusus berasosiasi dengan Use Case. Sequence Diagram memperlihatkan tahap demi tahap apa yang seharus nya terjadi untuk menghasilkan sesuatu didalam Use Case.
72
<<boundary>> Form_Daftar
<<control>> TheDaftar
User memasukan data user ke dalam sistem, untuk melakukan proses konsultasi.
73
<<boundary>> Form_Pertanyaan
<<control>> ThePertanyaan
11 : Selesai()
74
Usermenjawab pertanyaan yang tersedia d sistem, kemudian sistem akan memanggil database gejala yang di pilih, dan selanjutnya di simpan di database hasil analisa.
<<boundary>> FormHasilAnalisa
<<control>> ThehasilAnalisa
3 : Get Penyakit()
6 : Verivikasi 7 : Mendapatkan Hasil Analisa() 8 : Menampilkan Hasil Analisa <<create>> 9 : Simpan Hasil Analisa()
75
dimasukan kedalam sistem. Kemudian gejala tersebut di cocokan dengan penyakit yang ada pada tanaman jagung, dan kemudian akan didapatkan hasil diagnosa terhadap penyakit tanaman jagung yang di derita pada tanaman jagung User. Dan hasl tersebut akan diberikan kepada User.
<<boundary>> Form_Login
<<control>> TheLogin
76
Admin harus melakukan login terlebih dahulu untuk mengelola halaman admin.
<<control>> ThePenyakit
8 : Konfirmasi 9 : Konfirmasi
Setelah melakukan login admin dapat menginputkan data penyakit yang baru.
77
<<boundary>> FormGejala
<<control>> TheGejala
3 : Pilih Tambah Gejala() 4 : Memasukan Data Gejala Baru 5 : Klik Button Simpan()
6 : Proses Request()
7 : Simpan Gejala
8 : Konfirmasi 9 : Konfirmasi
78
<<boundary>> FormRelasi
3 : Pilih Penyakit()
6 : Proses Request()
7 : Simpan Relasi
8 : Konfirmasi
9 : Konfirmasi
79
Admin memasukan data user ke dalam sistem, untuk melakukan proses konsultasi.
3.2.1.3.
Activity Diagram Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Berikut merupakan Activity Diagram yang dilakukan oleh Userdari Sistem Pakar Diagnosa Penyakit tanaman Jagung :
Activity Diagram
daftar User
Menjawab Pertanyaan
Melakukan Diagnosa
Gambar 3.10Activity Diagram User Keterangan : User masuk ke halaman beranda website, setelah masuk, untuk melakukan konsultasi tentang penyakit tanaman
80
jagung, maka user harus melakukan daftar terlebih dahulu di menu konsultasi. Jika sudah mendaftar, maka user akan bisa melakukan konsultasi dengan menjawab pertanyaan yang sudah tersedia, kemudia akan dilakukan diagnosa. Dan sistem akan menampilkan hasi dari diagnosa penyakitnya. Berikut adalah Activity diagram oleh Admin :
Activity Diagram
Login Admin
Halaman Admin
Input Relasi
Gambar 3.11Activity Diagram Admin Keterangan : Sebelum meelakukan login, maka admin harus masuk ke menu utama website. Kemudianharus memilih login admin. Dan disana admin harus melakukan login untuk memasukan data penyakit, gejala, dan relasi, yang nantinya akan menghasilkan hasil diagnosa penyakit.
3.2.1.4.
81
dibagimenjadiduabagian
utama,yaitubagianfaktadan
bagiankesimpulan.Selanjutnyabagianfaktasendiri dikelompokkan lagi menjadi fakta-fakta yang untuk kemudian masing-masing lebih spesifik kelompok
faktaakanmembentuk sebuahkesimpulantertentu.
sebuahkaidahyangmemiliki
Gejala Penyakit,relasi
Diagnosa
Hasil Konsultasi
82
3.2.2. Perancangan Data Perancangan database ini menggunakan diagram kelas (Class Diagram) dan di jelaskan dengan struktur basis data yang terdapat pada kelas (tabel) yang ada di diagram kelas.
3.2.2.1. Class Diagram Diagram kelas ini akan menggambarkan keterkaitan antar kelas. Pertama, penulis merancang relasional hubungan antara beberapa tabel yang saling memiliki keterkaitan data dan tidak daat dipisahkan. Dengan menggunakan struktur kelas yang tampak pada gambar di bawah, maka setiap atribut data dapat dipisahkan menurut kelas. Sehingga redudansi atau kesalahan rekaman data tidak terjadi. Berikut adalah gambar diagram kelas :
Class Diagram
83
Pengguna +id_user +nama +kelamin +alamat +pekerjaan +noip +tanggal +Get() +Simpan() +Insert() 1 * Analisa_Hasil +ID_user +Nama +Kelamin +Alamat +Pekerjaan +Kd_Penyakit +Tanggal +Get() +Simpan() +Display() 1 1 Tmp_Gejala +kd_Gejala +noip +Get() +Simpan() * * Gejala +Kd_Gejala +Nm_Gejala +Get() +Simpan() +Insert() 1 * Relasi +Kd_Gejala +Kd_Penyakit +Get() +Insert() +Update() * * 1 1 Tmp_penyakit +kd_Penyakit +noip +Get() +Simpan() 1 Penyakit +Kd_Penyakit +Nm_Penyakit +Deskripsi +Pengendalian +Gambar +Get() +Simpan() +Insert()
Pada gambar diatas terdapat delapan kelas, diantaranya, pengguna, Analisa_Hasil, tmp_Analisa, Penyakit, Tmp_penyakit, Gejala, Tmp_gejala, relasi.
3.2.2.2.
Struktur Tabel Berikut ini adalah penjelasan mengenai struktur tabel dari kelas
yang terdapat pada Class Diagram. Kelas-kelas atau Tabel - tabel yang digunakan dalam aplikasi ini antara lain : 1. Tabel Penyakit TabelPenyakitdigunakanuntukmenyimpandatapenyakitjagung.Fieldfielddaritabel Penyakitdapatdilihatpadatabel3.6berikutini.
84
Tabel3.6TabelPenyakit No 1 2 3 4 5 Nama Field Kd_penyakit Nm_penyakit Nm_latin Deskripsi Pengendalian Tipe Data Char (4) Varchar (60) Varchar (60) TEXT TEXT Keterangan Kode Penyakit (Primary key)
Tabel3.7TabelGejala No 1 2 Nama Field Kd_gejala Nm_gejala Tipe Data Char (4) Varchar (60) Keterangan Kode Gejala (Primary key)
3. Tabel Relasi TabelRelasimenyimpandatakodepenyakit jagungdankodegejalayangdigunakan untukmenyimpandatatentanggejalagejaladaritiap penyakitjagung. Tabel ini berguna untuk menghubungkan antara tabel Penyakit dengan tabel Gejala, sehingga kita dapat membuat daftar gejala yang terjadi pada suatu penyakit tertentu yang ada pada
85
jagungField-fielddaritabel relasidapatdilihatpadatabel3.8berikutini.
Tabel3.8TabelRelasi No 1 2 Nama Field Kd_Penyakit Kd_gejala Tipe Data Char (4) Char (4) Keterangan Kode Penyakit (Primary key) Kode Gejala (Primary Key)
penelusuran, data yang disimpan termasuk identitas pasien yang menggunakan aplikasi.Field-
fielddaritabelHasil_Analisadapatdilihatpadatabel3.9berikutini.
Tabel3.9TabelHasil_Analisa No 1 2 3 4 5 6 Nama Field ID Nama Kelamin Alamat Pekerjaan Kd_Penyakit Tipe Data Keterangan
INT(AutoNumber) ID Pasien (Primary Key) Varchar (60) ENUM (P, W) Varchar (100) Varchar (60) Char (4) Kode penyakit pada tabel Penyakit
86
No 7 8
Keterangan
5. Tabel Tmp_penyakit Tabel bantu penyakit atau juga tmp_penyakit bertujuan untuk menyimpan daftar kemungkinan penyakit saat menjawab setiap gejala yang ditanyakan. Berikut adalah struktur tabel tmp_penyakit :
Tabel3.10Tabeltmp_penyakit No 1 2 Nama Field noip Kd_penyakit Tipe Data Varchar (60) Char(4) Keterangan
6. Tabel Tmp_gejala Tabel bantu gejala dapat juga dinamakan sebagai tabel temporari atau tabel sementara untuk data gejala. Tabel Tmp_gejala di buat untuk
menyimpan daftar kode gejala yang telah dijawab YA, sedangkan untuk jawaban TIDAK akan dibuang. Berikut adalah struktur tabel : Tabel3.11Tabeltmp_gejala No 1 2 Nama Field noip Kd_gejala Tipe Data Varchar (60) Char(4) Keterangan
7. Tabel Tmp_Analisa Tabel bantu analisa atau tmp_analisa dibuat untuk menyimpan daftar relasi yang kode penyakitnya mungkin terjadi, yaitu dari semua kode
87
penyakit yang tersimpan di dalam tabel tmp_penyakit. Berikut adalah struktur tabel tmp_analisa :
Tabel3.12Tabeltmp_analisa No 1 2 3 Nama Field Noip Kd_penyakit Kd_gejala Tipe Data Varchar (60) Char(4) Char(4) Keterangan
8. Tabel pengguna Tabel pengguna dibuat untuk menyimpan data user atau pengunjung yang akan melakukan diagnosa penyakit. Data pengguna di simpan sementara karena tidak semua orang yang mengakses meneruskan proses penelusurannya, sehingga data pendaftar yang tidak melakukan analisa gejala sampai akhir, program tidak akan menyimpannya. Struktur tabel pengguna di tinjukan pada tabel 3.13 ;
Tabel3.13TabelPengguna No 1 2 3 4 Nama Field ID Nama Kelamin Alamat Tipe Data INT (4) VARCHAR (60) ENUM (P, W) VARCHAR (100) Keterangan ID Pengguna (Primary Key) AUTO
88
No 5 6 7
Keterangan
9. Tabel Admin Tabel admin digunakan untuk menyimpan akun administrator, atau yang mengelola website. Berikut adalah struktur tabelnya :
Tabel3.14TabelAdmin No 1 2 Nama Field UserID PassID Tipe Data Varchar (50) Varchar (50) Keterangan ID Admin (Primary Key)
3.2.3. Perancangan Antarmuka Antarmuka (Interface) merupakan bagian dari sistem pakar yang
digunakan sebagai alat komunikasi antara sistem dan user. Perancangan antarmuka dalam sistem pakar untuk diagnose penyakit jagung dibedakan atas dua bagian, yaitu : 1. Perancangan Untuk Pengguna (User) Antarmuka untuk user dirancang agar user dapat mencari informasi penyakit jagung dengan melakukan proses diagnosa. 2. Perancangan Antarmuka untuk Admin Antarmuka untuk admin dirancang agar admin dapat melakukan proses pengelolaan sistem.
89
3.2.3.1.
Rancangan Halaman Utama (Beranda) Halaman Utama merupakan halaman utama pada saat user maupun
admin mengakses sistem pakar ini. Halaman ini akan digunakan oleh user secara umum, untuk memilih apakah sebagai user atau admin. Halaman ini juga dimaksudkan untuk membantu user menuju ke Halaman-Halaman selanjutnya, seperti Halaman Daftar Penyakit.
3.2.3.2.
Rancangan Halaman Daftar Penyakit Halaman ini berfungsi untuk menampilkan seluruh daftar penyakit
yang ada pada tanaman jagung. Untuk menampilkan gejala pada penyakit yang dipilih, tinggal mengklik pilihan Lihat Detail.
90
3.2.3.3.
Rancangan Halaman Konsultasi Halaman ini berfungsi untuk memulai proses diagnosa dengan cara
menampilkan pertanyaan dan pilihan gejala pada user, dimana pilihan user
91
nantinya akan mengarah kepada pertanyaan selanjutnya atau menghasilkan kesimpulan suatu penyakit. Sebelum masuk ke menu pertanyaan, Pengguna atau user harus mengisi data terlebih dahulu, kemudian memilih pertanyaan-pertanyaan mengenai gejala yang muncul pada tanaman jagung. Setiap pilihan gejala user akan dibandingkan dengan data yang dimiliki oleh sistem. Berdasarkan data aturan, sistem memutuskan melakukan proses penelusuran selanjutnya akan menghasilkan hasil diagnosa. Bila sistem telah selesai melakukan proses penelusuran, maka sistem akan menampilkan hasil berupa gejala dan nama penyakit yang kemungkinan muncul.
92
3.2.3.4.
Rancangan Halaman Tentang Sistem Pakar Halaman ini berisi tentang informasi aplikasi sistem pakar berbasis
93
3.2.3.5.
Rancangan Halaman Login Admin Halaman ini digunakan oleh user yang berperan sebagai admin.
LOGIN ADMIN
Username : Password :
LOGIN
94
3.2.3.6.
Rancangan Halaman Admin Halaman ini merupakan halaman yang berfungsi untuk membantu
admin untuk menuju ke halaman pengelolaan data, yaitu form data aturan, data penyakit, data gejala, data pertanyaan, data password dan data informasi penyakit.
Halaman Manajemen Data Penyakit Pada halaman ini admin dapat menambah data penyakit baru
dengan memilih menu tambah, dan dapat melakukan pengunahan dan penghapusan data penyakit dengan memilih menu ubah dan hapus.
95
96
Halaman Manajemen Data Gejala Pada halaman ini admin dapat menambah data gejala baru dengan
memilih
menu
tambah,
dan
dapat
melakukan
pengunahan
dan
97
Halaman Manajemen Data Relasi Pada halaman ini admin akan merelasikan antara data gejala dengan data penyakit.
Daftar Penyakit
Halaman Manajemen Data User Halaman ini mengatur data-data User yang sudah melakukan
konsultasi. Admin akan mengetahui, berapa banyak yang sudah melakukan konsultasi, dan yang mengunjungi sistem ini.
98
Halaman Manajemen Data Pakar Halaman ini mengatur data pakar atau admin yang mengelola sistem ini.
99
4. 1. Implementasi Sistem
Setelahsistemdianalisisdan didesainsecararinci,makaakanmenujutahap Implementasi merupakan tahap implementasi. siap untuk perancangan,
meletakkan sistemsehingga
untukdioperasikan.Implementasibertujuan mengkonfirmasimodul-modul
sehingapenggunadapatmemberikanmasukankepadapembangun sistem.
4.1.1. Kebutuhan Perangkat Keras Dalam membangun sebuah sistem pakar berbasis web ini dibutuhkan perangkat keras yang mendukung. Persiapan perangkat keras yang mendukung ini dibutuhkan agar pembangunan perangkat lunak dapat berjalan dengan lancar dan mendukung pembuatan produk yang sesuai dengan yang diharapkan pada tahap perancangan. Spesifikasi perangkat keras yang dapat digunakan dalam pembangunan sistem pakar diagnosa penyakit tanaman jagung berbasis web ini adalah sebagai berikut : a. CPU b. RAM DDR2 c. Storage d. Input device e. Output device Printer : Processor Pentium IV : Minimal 512 MB : Hardisk dengan kapasitas minimal 40GB : Mouse dan keyboard : Monitor VGA atau teknologi monitor terbaru dan
100
4.1.2. Kebutuhan Perangkat Lunak Pembangunan sistem informasi sekolah berbasis web ini
membutuhkan beberapa perangkat lunak yang berfungsi sebagai kakas pembuat halaman serta fungsi-fungsi perangkat lunak itu sendiri. Beberapa perengkat lunak tersebut adalah sebagai berikut : a. Sistem Operasi Microsoft Windows XP atau Microsoft Windows 7. b. Adobe Dreamweaver CS5 Sebagai Editor Pembuatan Website serta pembuat fungsi-fungsi web. c. Adobe Photoshop CS5 sebagai tool desain tampilan halaman web. d. Web browser (IE, Mozilla firefox, Chrome)
4.1.3. Kebutuhan Lingkungan Pembangunan Pembangunan sebuah sistem pakar berbasis web membutuhkan sebuah lingkungan khusus sebagai tempat berjalannya pembangunan tersebut. Lingkungan tersebut lebih dikhususkan kepada perangkat lunak yang berfungsi sebagai server lokal dan pendukung pembangunan lainnya. Perangkat lunak tersebut adalah sebagai berikut : Web Server Appserv 2.5.8 sebagai server lokal. MySQL 5.0.45 sebagai database management system. PHP 5 untuk bahasa pemrograman.
4.1.4. Implementasi Antarmuka Pengguna Antarmuka aplikasi ini merupakan gambaran umum tentang situs web yang di sajikan, yang merupakan layar tatap muka pengguna (user) situs web dengan situs web itu sendiri. Berikut adalah antarmuka pengguna :
101
dijalankan,dimanadalamhomeini
terdapatdeskripsimengenaitujuanpembuatan penjelasan tentang isi website . Halaman ini akan digunakan oleh user atau admin,
karena untuk masuk ke menu admin harus masuk ke halaman utama dulu, selanjutnya admin akan di arahkan ke menu admin. Berikut adalah tampilan halaman home :
102
Halaman ini menampilkan daftar penyakit yang muncul pada tanaman jagung. Untuk menampilkan gejala pada penyakit yang dipilih, tinggal mengklik pilihan Lihat Detail, atau klik gambar pada pilihan. Berikut adalah tampilan daftar penyakit :
Setelah mengklik pilihan , maka akan muncul daftar gejala yang muncul sesuai dengan penyakit yang di pilih :
103
4.1.4.3. Halaman Konsultasi Halaman ini merupakan halaman inti dalam website ini, di dalam menu konsultasi ini, penguna dapat melakukan konsultasi mengenai penyakit yang muncul pada tanaman jagung. Di dalam menu konsultasi ini pengguna akan di arahkan untuk mengisi daftar user terlebih dahulu, kemudian user memilih pertanyaanpertanyaan mengenai gejala yang muncul pada tanaman jagung. Setelah menjawab pertanyaan, kemudian sistem akan mendiagnosa penyakit yang ada pada tanaman jagung, dan akan masuk ke halaman hasil analisa, yang akan menampilkan daftar penyakit, gejla, secara pengendalian terhadap penyakitnya.
104
105
106
Gambar 4.8 Halaman Info Jagung 4.1.5. Implementasi Antarmuka Admin Antarmuka admin merupakan layar tatap muka admin situs web dengan situs web itu sendiri. Admin dapat mengelola sistem di halaman admin ini. Berikut adalah tampilan antar muka admin : 4.1.5.1. Halaman Login Admin
4.1.5.2.
107
108
4.1.5.4.
Halaman Gejala
109
110
4.1.5.5.
Halaman Relasi
4.1.5.6.
111
Gambar 4.18 Halaman Laporan Semua Data Penyakit 4.1.5.7. Halaman Laporan Gejala
4.1.5.8.
112
4. 2. Pengujian Sistem
Pada tahap ini, akan dilakukan pengujian sistem agar sistem yang dioperasikan terbebas dari kesalahan yang dapat muncul. 4.2.1. Tujuan Pengujian Tujuan utama dari pengujian sistem ini adalah untuk memastikan bahwa elemen dari sistem telah berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Apabila sistem pakar yang telah dibentuk masih dianggap kurang layak, maka harus dilakukan perbaikan agar sistem pakar yang dibentuk lengkap dan akurat. Sistem yang telah diperbaiki itu, akan diuji kembali sampai sistem itu lengkap dan akurat, serta dengan layak dapat untuk digunakan. 1. Pengujian Internal
113
Pengujian internal dilakukan oleh admin yang bertujuan untuk melihat fungsional sistem pakar terhadap spesifikasi. Pengujian dilakukan untuk pengguna dan pengujian sistem. a. Pengujian untuk pengguna sebagai berikut : Pengguna dapat menjawab pertanyaan sesuai dengan gejala penyakit. Pengguna dapat mendapatkan hasil analisa penyakit
b. Pengujian terhadap sistem adalah : Pengujian decision tree yaitu dengan melakukan pengujian penelusuran semua kemungkinan dari masing-masing decision tree. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap simpul pada decision tree telah diimplementasikan dengan benar.
2. Pengujian Eksternal Pengujian eksternal dilakukan oleh user yang memakai sistem ini yang bertujuan untuk melihat kinerja sistem dari sisi user. Pengujian ini dilakukan dengan teknik pengumpulan data kuisioner yang dilakukan pada 5 responden. 4.2.2. Metode Pengujian Program yang telah dibuat harus diuji terlebih dahulu untuk memastikan fungsinya berjalan dengan benar sebelum program tersebut mengolah data yang sebenarnya dan menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Pengujian program dilakukan dengan metode Black Box Testing, yang bertujuan untuk mengidentifikasi kesalahan pada saat eksekusi program. Langkah-langkah yang diambil adalah dengan
menginputkan beberapa data dan memeriksa hasil eksekusi program (output). Pada program aplikasi sistem pakar diagnosa penyakit tanaman jagung, pengujian dengan metode Black Box Testing meliputi :
114
Pemeriksaan fungsi-fungsi program. Pemeriksaan alur proses program. Pemeriksaan struktur database program.
4.2.3. Rencana Pengujian Adapun rencana pengujian sistem yang akan diuji dengan teknik pengujian Black Box, berikut rincian rencana pengujian dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Rencana Pengujian No Komponen yang di uji Halaman Daftar User 1 Butir Uji Tombol Daftar Informasi kesalahan data user Halaman Login Admin 2 Tombol Login Informasi kesalahan data login Halaman Daftar Semua Penyakit 3 Tombol Edit Tombol Simpan Tombol Hapus Tombol Tambah Halaman Tambah 4 Penyakit Tombol Simpan Informasi Kesalahan data penyakit Halaman Daftar Semua Gejala 5 Tombol Edit Tombol Simpan Tombol Hapus Tombol Tambah Halaman Tambah 6 Gejala Tombol Simpan Informasi Kesalahan Data Gejala Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Black Box Pengujian Black Box Black Box
115
4.2.2. Kasus Dan Hasil Pengujian Kasus dan hasil pengujian berdasarkan pengujian terhadap sistem dan pengujian berdasarkan kelayakan sistem, yang di buat berdasarkan kuisioner yang di berikan kepada user. 4.2.2.1. Hasil Pengujian Terhada SIstem Berikut ini adalah kasus untuk menguji perangkat lunak yang dibangun menggunakan metode Black Box berdasarkan pada Tabel 4.1 Rencana Pengujian. Tabel 4.2 Hasil Pengujian No 1 Halaman Yang Di Uji Daftar User Skenario Uji (DATA NORMAL) Masukan Semua data user yang sudah di sediakan di halaman daftar user. Hasil Yang Di Harapkan Ketika semua data user di masukan kedalam sistem, dan tombol daftar di klik maka sistem akan langsung masuk ke halaman selanjutnya, yaitu halaman jawab pertanyaan. Ketika salah satu data user tidak di isi atau terlewat, kemudian langsung mengklik tombol daftar, maka sistem akan memberikan informasi kesalahan bahwa ada Hasil Pengujian DI TERIMA
DI TERIMA
116
No
Skenario Uji
Login Admin
(DATA NORMAL)
Hasil Yang Di Harapkan salah satu data yang tidak di isi. Kemudian akan sistem mengulangi pengisian data user. Ketika data login dimasukkan dan tombol login di klik, maka akan dilakukan proses pengecekan data login. Apabila data login benar maka akan langsung masuk ke halaman menu utama Administrator. Ketika data login dimasukkan dan tombol login di klik, maka dilakukan proses pengecekan data login. Apabila data login salah maka akan ditampilkan pesan kesalahan. Ketika muncul semua daftar penyakit, maka penyakit yang di pilih bisa di edit atau di rubah isinya. Dan akan di arahkan ke halaman edit penyakit. Penyakit yang sudah di edit, bisa langsung di simpan kedalam database kembali. Dan akan muncul informasi bahwa penyakit tersebut berhasil di edit. ketika semua data penyakit baru sudah di
Hasil Pengujian
DI TERIMA
DI TERIMA
DI TERIMA
DI TERIMA
DI TERIMA
117
No
Skenario Uji
Tambah Gejala
Hasil Yang Di Harapkan isi, dan tombol simpan di klik, maka data penyakit akan langsung masuk ke dalam database, dan langsung ada di dalam daftar semua penyakit. Kemudian akan muncul informasi bahwa data berhasil di simpan. Jika ada salah satu data yang tidak di isi atau kosong, maka sistem akan memberitahu bahwa ada salah satu data yang kosong dengan menampilkan informasi kesalahan yang terjadi. Gejala yang di pilih dapat di edit. Dan kemudian dapat di arahkan ke menu edit gejala. Jika gejala yang sudah di edit, maka data gejala dapat di simpan. Dan akan muncul informasi bahwa gejala sudah di simpan ke dalam database sistem. Ketika data gejala baru sudah di isi dan tombol simpan di klik, maka gejala baru sudah masuk kedalam database sistem. Kemudian akan ada pemberitahuan
Hasil Pengujian
DI TERIMA
DI TERIMA
DI TERIMA
DI TERIMA
118
No
Skenario Uji
Hasil Yang Di Harapkan bahwa gejala baru berhasil disimpan Ketika data gejala tidak di isi, maka sistem akan memberitahu bahwa gejala yang baru belum di isi. Ketika semua data akun baru di masukan, dan adanya perubahan pada data, maka sistem akan menyimpan data akun yang baru. Ketika salah satu data kosong atau ada data yang salah dan tidak sesuai, dan langsung klik tombol simpan, maka sistem akan memberikan informasi kesalahan data. Dan akan di lakukan pengulangan perubahan akun.
Hasil Pengujian
(DATA KOSONG) Kosongkan gejala baru (DATA BENAR) Masukan nama admin yang baru, password, dan pengulangan password. (DATA SALAH /KOSONG) Kosongkan salah satu data akun yang baru, atau pengulangan kata sandi tidak sesuaikan dengan password yang baru. Keimpulan :
DI TERIMA
Ganti Akun
DI TERIMA
DI TERIMA
Berdasarkan pengujian kasus diatas maka penilis menarik kesimpulan bahwa perangkat lunak ini sudah berjalan secara fungsional dan mengeluarkan informasi sesuai dengan yang diharapkan.
4.2.2.2. Rekapitulasi Hasil Kuisioner
diadasrkanpada
119
respondenmenjawabcukupuntukakurasi,danuntukkelayakan sistem.sementarauntukpertanyaanmengenaimateriatau informasiyang disampaikan pada sistem aplikasi ini 2responden mengatakan baik, 2respondenmengatakancukup, dan 1 responden ,enjawab kurang. Sehinggadapatdisimpulkanbahwasistemaplikasiini memilikimateriatau yangdisampaikan informasi, kepada akurasi sertakelayakan dengan
pengguna
menunjukan bahwa, program cukup bermanfaat dalam memberikan informasi danhasil identifikasi penyakittanaman,dan
120
tanaman jagung..
121
5. 1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian, perancangan dan implementasi yang telah dilakukan, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal kesimpulan sebagai berikut : 1. Sistem pakar diagnosa penyakit jagung berbasis web ini merupakan solusi bagi para petani untuk melakukan konsultasi terhadap penyakit yang ada pada tanaman jagung. 2. Sistem pakar dirancang dan dibangun dengan menggunakan konsep kepakaran dengan komponen sebagai berikut : Mesin Inferensi, Basis Pengetahuan (knowledge base) dan Komponen Solusi Permasalahan.
3. Inference engine bekerja dengan baik, sesuai dengan rule yang telah diprogramkansebelumnya.
4. Semua data penyakit, gejala dan data user di kelola sepenuhnya oleh admin sistem. Admin mengumpulkan data berdasarkan observasi dan wawancara kepada pakar tanaman jagung.
5. 2. Saran
Saran-saran yang penulis kemukakan diharapkan dapat meningkatkan hasil yang lebih memuaskan dan bermanfaat bagi user. Berikut saran yang dapat disampaikan oleh penulis :
122
1. Aplikasi Sistem pakar yang dibangun mengenai diagnosa penyakit tanaman jagung dapat dikembangkan lagi supaya dapat bekerja lebih baik. 2. Tampilan Sistem Pakar dibuat lebih menarik dan interaktif. 3. Perlu di adakan penambahan data untuk jenis penyakit pada tanaman jagung beserta gejala sehingga informasi yang dimiliki semakin luas dan banyak. 4. Pada hasil analisa diagnosa penyakit, dapat di lakukan cetak hasil. Sehingga user dapat mencetak hasil diagnosanya.
123
DAFTAR PUSTAKA
[1] Nugroho, Bonafit. 2008. Membuat Aplikasi Sistem Pakar dengan PHP danEditorDreamwafer.Yogyakarta:GAVAMEDIA. [2] Kusrini.2006.SistemPakarTeoridanAplikasi.Yogakarta:ANDI. [3] Kusumadewi,S.2003.Artificial Intelegence(Teknik Yogyakarta:GrahaIlmu. [4] Dharwiyanti, Sri. Pengantar Unified Modeling Language (UML), www.ilmukomputer.com, 23 Maret 2012 13.51 WIB. [5] Wasman, Wakmo. 2008. Teknologi Pengendalian Hama Penyakit Jagung Di Lapangan Dan Gudang. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. [6] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Petunjuk Lapang Hama, Penyakit, Hara, Tanaman jagung. Bogor. Pusat Penelitian dan pengembangan tanaman pangan. [7] BPTP.2010 Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu PTT (Jagung) Bandung. FEATI Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Barat.
[8] Turban, E., Expert System and Applied Artificial Intellegence, California
danAplikasinya).
124
DAFTAR LAMPIRAN
125