Anda di halaman 1dari 3

Perawatan Urostoma / Diversi Urin M. Arrayan A.

Defenisi Prosedur diversi urin dilakukan untuk mengalirkan aliran urin dari kandung kemih ke tempat keluar yang baru, biasanya melalui lubang yang dibuat di kulit (stoma). B. Indikasi 1. Prosedur ini terutama dikerjakan jika suatu tumor kandung kemih dilakukan pengangkatan seluruh kandung kemih (sistektomi). 2. Diversi urin juga dilakukan pada malignasi pelvis, defek lahir, striktur dan trauma pada uretra dan ureter, kandung kemih neurogik. 3. Infeksi kronis yang merusak ureter serta ginjal yang berat dan sistitis interstisialis yang membandel. C. Ada dua katagori diversi urin : 1. Diversi ureteroenterokutaneus (bagian dari intestinum digunakan untuk membuat tempat penampungan urin yang baru). 2. Diversi kutaneus ( Urin dialirkan lewat lubang yang dibuat pada dinding abdomen serta kulit). 1. Diversi ureteroenterokutaneus a. Saluran konvensional : ureter dicangkokan pada bagian ileum terminalis yang sudah diisolir (ileal konduit) kemudian salah satu ujung bagian ini dihubungkan dengan dinding abdomen. b. Continen ileal urinary reservoir (kock pouch) : ureter dicangkokan pada segmen ileum yang sudah diisolir (kantong : pouch) dengan katup satu arah yang menyerupai putting susu, urin dialirkan keluar melalui kateter. c. Ureterosigmoidostomi : Ureter dimasukkan kedalam sigmoid dan dengan demikian urin dapat mengalir lewat kolon serta keluar dari rektum. 2. Diversi Urin Kutaneus : a. Ureterostomi kutaneus : Ureter yang dipotong didekatkan pada dinding abdomen dan dihubungkan dengan lubang pada kulit. b. Vesikostomi : kandung kemih dijahit pada dinding abdomen dan dibuat lubang (stoma) lewat dinding abdomen serta kandung kemih untuk pengaliran ke luar (drainase) urin. c. Nefrostomi : Kateter disisipkan ke dalam pelvis renal lewat luka insisi pada pinggang atau dengan pemasangan kateter perkutan ke dalam ginjal.

D. Intervensi keperawatan Karena pasien ini memerlukan perawatan khusus, diperlukan konsultasi dengan ahli terapi enterostomal atau perawat klinik yang ahli dalam perawatan kulit. Pada fase post pembedahan urin harus dipantau setiap jam, haluaran urin dibawah 30 ml/menit dapat menunjukan dehidrasi atau obstruksi pada ileal konduit dengan kemungkinan terjadinya aliran balik urin atau kebocoran. E. Perawatan stoma dan kulit Stoma diinspeksi dengan sering untuk mendeteksi kemungkinan perdarahan. Perdrahan minimal dapat terlihat dan menunjukan suplai darah yang baik. Perubahan warna stoma dari merah muda atau menjadi warna keunguan yang gelap menunjukan terganggunya suplai vaskuler. Stoma tidak sensitip terhadap sentuhan tetapi kulit di sekitar stoma menjadi sangat peka jika teriritasi urin atau alat. F. Kulit harus sering diinspeksi untuk melihat : 1. 2. 3. Tanda-tanda iritasi dan perdarahan dari mukosa stoma. Pembentukan krusta dan iritasi kulit disekitar stoma (akibat urin yang alkalis). Infeksi padaluka.

Pemeriksaan urin dan permasalahan peralatan Sprei atau peralatan tidur lainya yang basah dan bau urin di sekeliling pasien harus membuat perawat waspada terhadap bocornya alat atau kantung penampung urin, infeksi atau masalah dalam penatalaksanaan higienis. Bila urin berbau busuk kateterisasi dilakukan pada stoma untuk mendapatkan spesimen urin bagi pemeriksaan kultur. Pasien dianjurkan banyak minum guna membilas ileal conduit dan mengurangi penumpukan mukus. Pasien dapat mengeluarkan mukus dengan jumlah yang banyak yang bercampur dengan urin akibat penggunaan membran mukosa untuk membentuk conduit tersebut hal ini merupakan keadaan normal yang lazim terjadi. Komplikasi sesudah pembentukan ileal condiut mencakup infeksi luka atau dehisens luka, perembesan urin, obstruksi ureter, asidosisi hiperkloremik, obstruksi usus halus, dan ganggren stoma. Komplikasi yang lambat mencakup obstruksi ureter , kontraksi, penyempitan stoma, pielonefritis dan batu ginjal. Penyuluhan pada pasien Pemilihan aplikator : Aplikator urin terdiri dari satu atau dua dapat bersifat sekali pakai atau dapat dipakai berulang-ulang. Aplikator dipilih sesuai lokasi stoma, aktivitas fisik, kemampuan pinansial. Menentukan ukuran aplikator.

Pada saat edema pasca operasi hilang mulut stoma diukur kembali setiap 3 sampai 6 minggu pada bulan-bulan pertama pascaoperasi. Ukuran aplikator ditentukan dengan menggunakan penggaris dengan mengukur bagian terlebar stoma dengan menggunakan penggaris. Aplikator permanen diameternya harus kurang dari 1,6 mm (1/8 inci) dan bentuknya harus sama dengan stoma untuk mencegah kontak antara kulit dengan drainase. Menganti aplikator Penggantian dilakukan pada saat yang paling nyaman bagi pasien. Biasanya pada pagi hari karena haluaran urin sudah berkurang.

Anda mungkin juga menyukai