Anda di halaman 1dari 6

Putri Akal Cermin Kecerdikan sebagai Upaya Pertahanan Diri Perempuan dalam Sastra Melayu Klasik oleh Putri

Rosmalia Octaviyani 1006699505

I.

Pengantar Citra seseorang, kelompok, atau golongan seringkali dipandang secara

subjektif oleh banyak kalangan. Pandangan tersebut kemudian umumnya menjadi stereotip di masyarakat. Salah satu stereotip mengenai citra adalah seperti yang terjadi pada citra perempuan. Perempuan banyak dianggap oleh masyarakat sebagai sosok yang lemah, baik dalam kehidupan nyata ataupun dalam sebuah karya sastra. Sosok perempuan banyak digambarkan sebagai sosok yang penurut, sopan, ramah, dan sikap-sikap terpuji lainnya. Sifat-sifat tersebut banyak ditemukan terdapat pada karya-karya sastra, baik sastra modern atau karya sastra klasik. Karya sastra klasik atau sastra Melayu Lama merupakan karya sastra yang diciptakan sebelum dicetuskannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara Indonesia pada tahun 1928. Karya sastra klasik memiliki berbagai jenis, salah satunya adalah syair. Syair adalah jenis puisi lama yang tiap baitnya terdiri atas empat larik yang bersajak sama, isinya merupakan kisahan yang mengandung unsur mitos maupun sejarah, atau merupakan ajaran falsafah/ agama (Panuti sudjiman 1986:73). Syair-syair Melayu Klasik banyak yang menceritakan tentang kisah seorang perempuan, baik sebagai tokoh utama ataupun tokoh sampingan. Tokohtokoh perempuan dalam syair-syair tersebut dapat dijadikan sebagai cerminan citra perempuan di masyarakat pada masa tersebut. Salah satu syair yang mengengkat sosok perempuan sebagai tokoh utamanya adalah Syair Putri Akal. Syair Putri Akal menceritakan kehidupan seorang putri raja bernama Putri Akal yang cerdik dan pantang menyerah. Putri

Akal selalu berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya berkat kecerdikannya yang tidak diduga oleh banyak orang. Berawal dari ia berhasil mendapatkan sebuah boneka emas yang sangat diinginkannya. Kemudian ia juga berhasil mempertahankan kehormatannya ketika ia disingkirkan oleh suaminya Raja Muda dengan tidak menemani dan tidur dengan seorang hamba bernama Laman. Pada akhir cerita, Putri Akal yang cerdik hidup bahagia bersama anak dan suami yang dicintainya. Dari cerita di atas, akan dibahas mengenai kecerdikan seorang perempuan yang terdapat di dalam syair Putri Akal. Melalui sosok Putri Akal akan dibahas bahwa perempuan, terutama dalam karya sastra klasik juga memiliki kekuatan untuk melindungi diri di balik berbagai keterbatasannya sebagai seorang perempuan yang dianggap lemah dan tidak berdaya.

II.

Putri Akal Cermin Kecerdikan sebagai Upaya Pertahanan Diri Perempuan dalam Sastra Melayu Klasik

1.

Penolakan Putri Akal Terhadap Lamaran Raja Muda Cerita tentang kecerdikan Putri Akal bermula ketika Putri Akal

menolak lamaran dari seorang putra raja bernama Raja Muda. Putri Akal yang pada awalnya menolak lamaran Raja Muda berubah pikiran ketika melihat Raja Muda memiliki sebuah boneka emas yang sangat indah. Keengganan sang ayah untuk memberitahu kepada Raja Muda bahwa ia telah berubah pikiran membuat Putri Akal menggunakan berupaya sendiri untuk mewujudkan keinginannya. Keinginan yang besar Putri Akal untuk memiliki boneka tersebut salah satunya terlihat dalam sebuah bait yang berbunyi: Patung tu elok bukan kepalang lengkaplah dengan subang dan gelang beberapa pakaian intan cemerlang rupa ditentang bagaikan hilang. Putri pun ingin tak terperi lalulah pergi seorang diri mengadap ayahanda mahkota negeri beta melihat patung menari. (74-75)

Putri Akal memerintahkan seorang dayang untuk menyamar sebagai dirinya dan menemani Raja Muda pada malam hari. Ia mendandani sang dayang sehingga menyerupai dirinya. Raja Muda yang tidak mengetahui perihal penyamaran tersebut akhirnya berhasil tertipu. Ia terperdaya oleh kecantikan Putri Akal yang pada saat itu sesungguhnya merupakan seorang dayang. Ia pun memenuhi permintaan sang dayang untuk memberikan boneka emas kepadanya. Peristiwa tersebut tergambar pada bait berikut: Putri pun gundah tidak terkira inginkan patung raja putra bertitah dengan manis suara kepada dayang Puspa Candra. Dayang wai pergi apalah diri mendapatkan putra muda jauhari kita perdayakan berperi-peri supaya patung terbawa kemari. (80-81) Dengan mengandalkan kecerdasan dan kecerdikannya tersebut Putri Akal berhasil mendapatkan boneka emas yang sangat diinginkannya. Bukan hanya boneka emas, ia pun berhasil membuat Raja Muda menikahinya. Walaupun tanpa sepengetahuannya, Raja Muda sebenarnya hanya berpura-pura mencintainya. Raja Muda sudah terlanjur kehilangan rasa cintanya akibat mengetahui tindakan Putri Akal yang memperdayanya dengan menggunakan dayang istana. Kebahagiaan Putri Akal akan keberhasilan rencananya terganbar pada bait yang berbunyi: Putri berakta lakunya suka hilanglah sudah hati yang duka apalah cara sekalinya kaka hendak menyapu arang di muka. (125) 2. Kecerdikan Putri Akal untuk Merebut Kembali Raja Muda Kecerdasan dan kecerdikan Putri Akal kembali diuji ketika ia mengalami cobaan, yaitu dicampakan oleh Raja Muda. Ia dipaksa untuk menikah dan mau melayani seorang hamba. Putri Akal yang tidak menginginkan hal tesebut akhirnya mencari cara agar ia tidak harus menurut perintah Raja Muda.

Putri Akal menggunakan satu-satunya hal yang dianggapnya penting dan ia yakin akan disukai oleh perempuan lainnya, yaitu boneka emas. Putri Akal bejanji akan memberikan boneka emas milliknya kepada istri baru Raja Muda dengan syarat ia mau bertukar tempat dengan Putri Akal pada setiap malam. Dengan begitu, Putri Akal dapat tetap bersama dengan Raja Muda tanpa takut karena harus bersama dengan sang sang hamba setiap malamnya. Bait yang menggambarkan peristiwa tersebut adalah bait berikut ini: Jikalau mau adindanya putri kehendaknya beta demikian peri persembahkan kanda patung menari menjadilah sibuk tuan sendiri. Demikianlah beta di dalm cita kepada tuan emas juwita beradu ke bawah gantikan beta tidur dengan si Lamat yang lata. Biarlah beta gantikan tuan naik ke atasnya tulis berawan biar beradu raja bangsawan supaya patung boleh tertawan. (305-307) Pada akhir cerita, walaupun awalnya Raja Muda marah dan tidak dapat menerima apa yang dilakukan oleh Putri Akal. Namun, sikap setia dan ksih sayang Putri Akal yang tulus padanya membuatnya luluh dan mau menerima Putri Akal bersama anaknya. Putri Akal pun akhirnya berhasil mendapatkan kebahagiaan berkat usaha dan kecerdikannya. 3. Kecerdikan Putri Akal sebagai Pertahanan dan Pelindung Diri Hal-hal yang dilakukan oleh Putri Akal menunjukkan dirinya sebagai seorang perempuan yang cerdik. Ia dapat melakukan hal yang tidak terpikirkan oleh orang lain, bahkan oleh laki-laki sekalipun. Namun, hal-hal yang dilakukan oleh Putri Akal tersebut tidak terjadi tanpa alasan yang kuat. Sebagai seorang perempuan dan putri raja, tentu Putri Akal tidak dapat berbuat banyak, baik untuk bertindak atau hanya sekadar mengambil

keputusan. Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan untuk Putri Akal mendapatkan apa yang diinginkannya. Tindakan yang ia lakukan sangat halus dan tidak terlihat sehingga membuatnya terkesan tidak melakukan kesalahan yang dapat mengecewakan dan mempermalukan diri sendiri dan keluarganya. Pada awal cerita, Putri Akal bertindak membohongi Raja Muda karena dirinya sangat menginginkan Boneka Emas. Hal tersebut karena sang ayah tidak mau memenuhi permintaannya untuk meminta Raja Muda melamarnya kembali. Putri Akal tidak memiliki kuasa untuk membantah atau menolak apa yang dikatakan sang ayah karena dapat mempermalukan kerajaan. Tidak ada hal lain yang dapat dilakukannya untuk mendapatkan boneka emas tersebut selain menggunakan tipuan. Akhirnya, ia menggunakan kecerdikan dengan memanfaatkan kekuasaannya sebagai seorang putri raja untuk memberikan perintah kepada dayang istana. Kecerdikan lainnya yang selanjutnya dilakukan Putri Akal adalah ketika iya berhasil lolos dari sesuatu yang dianggapnya bencana dan dapat mengahncurkan harga diri ia dan keluarganya, yaitu menjadi istri dan melayani seorang hamba bernama Lamat. Putri Akal tidak dapat berbuat banyak untuk memberontak, atau bahkan menolak dan menentang secara langsung apa yang dilakukan Raja Muda terhadapnya. Ia tidak memiliki daya dan kuasa untuk melakukan hal tersebut. Kedaaan terdesak dan terancam itulah yang juga menjadi salah satu faktor utama munculnya ide-ide dan kecerdikan Putri Akal. Hal cerdik yang dilakukan tersebut dalam hal ini berfungsi sebagai alat dalam upaya melindungi diri. Upaya perlindungan terhadap diri sendiri Putri Akal dilakukan kalil ini dilakukan karena posisinya sebagai seorang istri yang tidak dapat menolak perintah dan kemauan suami, tetapi juga tidak mau menjalankan sesuatu yang tidak diinginkan dan disukainya.

III.

Penutup Citra seorang perenpuan banyak dianggap sebagai sosok yang lemah dan tida berdaya. Citra tersebut melakat baik dalam kehidupan

nyata ataupun dalam sebuah karya sastra. Syair Putri Akal adalah salah satu contoh karya sastra klasik yang mengangkat seorang perempuan sebagai tokoh utamanya. Stereotip perempuan yang tidak berdaya, terutama pada masa ketika terciptanya sastra klasik tidak terdapat pada tokoh utama perempuan dalam Syair Putri Akal. Putri Akal dengan mengandalkan kecerdikannya, mampu menhadapi cobaan yang dapat merebut

kehormatannya sebagai seorang putri raja. Ia berhasil mendapatkan boneka emas yang sangat disukainya. Ia juga berhasil mendapatkan kembali suaminya yang sebelumnya telah berpaling bahkan mencampakannya. Keberhasilan Putri Akal tersebut didapatnya di dalam berbagai keterbatasannya sebagai seorang perempuan yang tidak mempu

memberontak secara terbuka atau terang-terangan. Tindakan Putri Akal memberikan gambaran bahwa seorang

perempuan pada masa tersebut juga memiliki insting yang kuat untuk bertahan dan melindungi diri. Insting untuk melindungi diri tersebutlah yang membuat putri akal menggunakan kecerdikannya tanpa dapat diketahui atau ditebak oleh orang-orang disekelilingnya.

IV.

Daftar Pustaka Pudjiastuti, Titik. 1995. Syair Putri Akal. Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Pusat, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1965. Sjair Putri Akal. Jakarta: Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Yahya, Hanizah. 1992. Syair Siti Zawiyah Suntingan Teks dan Analisi fungsi. Skripsi Program Sarjana Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai