Anda di halaman 1dari 10

Sumber: PSA No.

07 PENDAHULUAN DAN KETERTERAPAN 01 Seksi ini memberikan panduan tentang proses konfirmasi dalam audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia.Seksi ini: a. Mendefinisikan proses konfirmasi (lihat paragraf 0 !. b. Men"elaskan hubungan prosedur konfirmasi dengan penaksiran risiko audit oleh auditor (lihat paragraf 0# s$d %0!. &. Menggambarkan faktor'faktor tertentu yang berdampak terhadap keandalan konfirmasi (lihat paragraf %( s$d )7!. d. Menyediakan panduan dalam pelaksanaan prosedur alternatif "ika "a*aban atas permintaan konfirmasi tidak diterima (lihat paragraf +% s$d +)!. e. Menyediakan panduan dalam menge,aluasi hasil prosedur konfirmasi (lihat paragraf ++!. f. Se&ara khusus membahas konfirmasi piutang dan mengganti SA Seksi ++% -PSA No. 07. Sediaan, paragraf 0+ s.d. 0/ dan sebagian dari paragraf 0% yang membahas konfirmasi piutang (lihat paragraf + dan +#!. Seksi ini tidak menggantikan bagian dari paragraph 0% dalam Seksi ++% yang membahas konfirmasi sediaan. 02 Seksi ini tidak mengatur lingkup dan saat penerapan prosedur konfirmasi. Panduan tentang lingkup prosedur audit (yang men&akup pertimbangan mengenai penentuan "umlah unsur yang dikonfirmasi! dapat dilihat dalam SA Seksi +#0 -PSA No. )(. SamplingAudit dan SA Seksi +%) -PSA No. )#. Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit. Panduan tentang saat penerapan prosedur konfirmasi dimasukkan ke dalam SA Seksi +%+ -PSA No. 0#. Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca. 03 Sebagai tambahan0 Seksi ini "uga tidak mengatur mengenai masalah'masalah di"elaskan dalam SA Seksi ++( -PSA No. +1. Penggunaan Pekerjaan Spesialis.

DEFINISI PROSES KONFIRMASI SA 0 Seksi 330 2onfirmasi adalah proses pemerolehan dan penilaian suatu komunikasi langsung dari pihak ketiga sebagai "a*aban atas suatu permintaan informasi tentang unsur tertentu yang berdampak terhadap asersi laporan keuangan. Proses konfirmasi men&akup: a. Pemilihan unsur yang dimintakan konfirmasi. b. Pendesainan permintaan konfirmasi. &. Pengkomunikasian permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang bersangkutan. d. Pemerolehan "a*aban dari pihak ketiga. e. Penilaian terhadap informasi0 atau tidak adanya informasi0 yang disediakan oleh pihak ketiga mengenai tu"uan audit0 termasuk keandalan informasi tersebut.

PROSES KONFIRMASI

HU!UN"AN PROSEDUR KONFIRMASI DEN"AN PENAKSIRAN R I S I K O AUDIT OLEH AUDITOR 0# SA Seksi +%) -PSA No. )#. Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit men"elaskan model risiko audit. Seksi tersebut menggambarkan konsep penetapan risiko ba*aan dan risiko pengendalian0 penentuan tingkat risiko deteksi yang dapat diterima0 dan pendesainan suatu program audit untuk men&apai tingkat risiko audit yang sedemikian rendah. Auditor menggunakan penentuan risiko audit dalam penentuan prosedur audit yang akan diterapkan0 termasuk apakah prosedur audit tersebut meliputi konfirmasi. 0$ 2onfirmasi dilaksanakan untuk memperoleh bukti dari pihak ketiga mengenai asersi laporan keuangan yang dibuat oleh mana"emen. SA Seksi +)( -PSA No. 07. Bukti Audit menyatakan bah*a0 pada umumnya0 dianggap bah*a "Bukti audit ang diperole! dari sumber independen di luar entitas memberikan ke akinan ang lebi! besar atas keandalan untuk tujuan audit independen dibandingkan dengan bukti audit ang disediakan !an a dari dalam entitas tersebut. " 0% Semakin besar gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian yang ditetapkan0 semakin besar keyakinan yang diperlukan auditor dari pengu"ian substantif yang bersangkutan dengan asersi laporan keuangan. Sebagai konsekuensinya0 dengan kenaikan gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian0 auditor mendesain pengu"ian substantif untuk memperoleh lebih banyak bukti atau bukti yang berbeda mengenai asersi laporan keuangan. 3alam keadaan ini0 auditor kemungkinan menggunakan prosedur konfirmasi0 bukan pengu"ian terhadap dokumen dari dalam entitas tersebut0 atau menggunakan prosedur konfirmasi bersamaan dengan pengu"ian terhadap dokumen atau pihak dari dalam0 entitas itu sendiri. 330.1 330.2

atau kompleks dan gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian yang ditaksir adalah tinggi0 auditor harus mempertimbangkan untuk mengkonfirmasi syarat'syarat transaksi tersebut kepada pihak ketiga sebagai tambahan terhadap pemeriksaan atas dokumentasi yang disimpan oleh entitas tersebut. Sebagai &ontoh0 "ika gabungan risiko ba*aan dan risiko pengendalian yang telah ditetapkan terhadap ter"adinya pendapatan yang berasal dari pen"ualan akhir tahun yang tidak biasa adalah tinggi0 auditor harus mempertimbangkan konfirmasi terhadap syarat'syarat pen"ualan tersebut. 0& Auditor harus menetapkan apakah bukti yang diperoleh dari konfirmasi mengurangi risiko audit yang bersangkutan dengan asersi yang bersangkutan pada tingkat rendah yang dapat diterima. 3alam menetapkan ini0 auditor harus mempertimbangkan materialitas saldo akun dan penaksiran risiko ba*aan dan risiko pengendalian. 4ika auditor berkesimpulan bah*a bukti yang diperoleh dari konfrrmasi sa"a tidak memadai0 prosedur tambahan harus dilaksanakan. Sebagai &ontoh0 untuk men&apai risiko audit pada tingkat yang &ukup rendah yang bersangkutan dengan asersi kelengkapan dan keberadaan piutang usaha "account recei#able$, auditor dapat melaksanakan pengu"ian pisah batas pen"ualan sebagai tambahan terhadap konfirmasi piutang usaha. 10 Semakin rendah gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran semakin berkurang keyakinan yang diperlukan oleh auditor dari pengu"ian substantif untuk membentuk kesimpulan mengenai asersi laporan keuangan. Sebagai akibatnya0 "ika gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran mengalami penurunan untuk asersi tertentu0 auditor dapat mengubah pengu"ian substantif dengan mengubah sifat pengu"iannya dari pengu"ian yang lebih efektif (memerlukan biaya yang lebih besar! ke pengu"ian yang kurang efektif (dan memerlukan biaya yang lebih rendah!. Sebagai &ontoh0 "ika gabungan risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran atas keberadaan piutang karya*an sedemikian rendah0 auditor dapat membatasi prosedur substantif dengan menginspeksi &atatan piutang karya*an yang disediakan oleh klien0 dan tidak melakukan konfirmasi saldo piutang karya*an. ASERSI 'AN" DITU(U DEN"AN KONFIRMASI 11 Agar bukti yang diperoleh kompeten0 bukti harus andal dan rele,an. 5aktor'faktor yang mempengaruhi keandalan konfirmasi diuraikan dalam paragraf %( sampai dengan paragraph )7. 6ele,ansi bukti tergantung atas hubungan bukti tersebut dengan asersi laporan keuangan yang ditu"u. SA Seksi +)( -PSA No. 07. Bukti Audit paragraf 0+ menggolongkan asersi laporan keuangan ke dalam lima golongan: a. 2eberadaan atau keter"adian. b. 2elengkapan.

303.3

12 Permintaan konfirmasi0 "ika didesain se&ara memadai oleh auditor0 dapat ditu"ukan kepada satu atau lebih asersi tersebut. Namun0 konfirmasi tidak ditu"ukan kepada semua asersi se&ara bersama'sama. 2onfirmasi barang yang dipegang oleh perusahaan yang dititipi "consignee$ sebagai barang konsinyasi akan merupakan &ara yang lebih efektif untuk membuktikan asersi keberadaan dan hak dan ke*a"iban dibandingkan dengan untuk asersi penilaian. 2onfirmasi piutang usaha kemungkinan lebih efektif untuk asersi keberadaan dibandingkan untuk asersi kelengkapan dan penilaian. 7leh karena itu0 bila auditor memperoleh bukti untuk asersi yang tidak &ukup dari konfirmasi0 ia harus mempertimbangkan prosedur audit lain untuk melengkapi prosedur konfirmasi atau untuk menggantikan prosedur konfirmasi. 13 Permintaan konfirmasi dapat didesain untuk meminta bukti mengenai asersi kelengkapan: yaitu0 "ika didesain dengan memadai0 konfirmasi dapat menyediakan bukti untuk membantu penetapan apakah semua transaksi dan akun yang harus dimasukkan dalam laporan keuangan telah di&antumkan. 8fekti,itas konfirmasi yang ditu"ukan kepada asersi kelengkapan tergantung atas0 sebagian0 apakah auditor memilih dari populasi yang semestinya untuk kepentingan pengu"ian yang dilakukan. Sebagai &ontoh0 pada *aktu menggunakan konfirmasi untuk memperoleh bukti mengenai asersi kelengkapan utang usaha0 populasi ang semestinya adalah dapat berupa daftar pen"ual0 bukan "umlah yang di&atat dalam buku pembantu utang usaha. 1 9eberapa permintaan konfirmasi tidak didesain untuk mendapatkan bukti yang berkaitan dengan asersi kelengkapan. Sebagai &ontoh0 konfirmasi dapat didesain hanya untuk menguatkan informasi yang disebutkan dalam permintaan konfirmasi. 3engan demikian konfirmasi ini tidak memberikan keyakinan bah*a informasi mengenai akun yang tidak disebutkan dalam permintaan konfirmasi tersebut dilaporkan oleh klien. PROSES KONFIRMASI 1# Auditor harus menerapkan tingkat skeptisme profesional pada tingkat memadai selama proses konfirmasi (lihat SA Seksi )+0 -PSA No. %&$ Penggunaan 'ema!iran Profesional dengan (ermat dan Seksama$. Skeptisme profesional adalah penting dalam mendesain permintaan konfirmasi0 pelaksanaan prosedur konfirmasi0 dan dalam penilaian hasil prosedur konfirmasi. PENDESAINAN PERMINTAAN KONFIRMASI 1$ Permintaan konfirmasi harus didesain sesuai dengan tu"uan audit tertentu. 4adi0 pada *aktu mendesain permintaan konfirmasi0 auditor harus mempertimbangkan asersi atau asersi'asersi yang akan ditu"u dan faktor' faktor yang kemungkinan berdampak terhadap keandalan konfirmasi. 330.

sebelumnya tentang audit atau perikatan serupa0 sifat informasi yang dikonfirmasi0 dan responden yang ditu"u mempengaruhi pendesainan permintaan konfirmasi karena fa&tor'faktor tersebut mempunyai dampak langsung terhadap keandalan bukti yang diperoleh melalui prosedur konfirmasi. !e)*uk Permi)*++) K,)-irm+si 1% :erdapat dua bentuk permintaan konfirmasi: (a! bentuk positif dan (b! bentuk negatif. 9eberapa konfirmasi bentuk positif meminta responden untuk menun"ukkan apakah ia setu"u dengan informasi yang di&antumkan dalam permintaan konfirmasi. 9entuk konfirmasi positif lain tidak menyebutkan "umlah (atau informasi lain! pada permintaan konfirmasi tetapi meminta responden untuk mengisi saldo atau informasi lain pada ruang kosong yang disediakan dalam formulir permintaan konfirmasi. 1. 9entuk konfirmasi positif menyediakan bukti hanya "ika "a*aban diterima oleh auditor dari penerima permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi yang tidak di"a*ab tidak memberikan bukti audit mengenai asersi laporan keuangan yang ditu"u oleh prosedur konfirmasi. 1& 2arena terdapat risiko bah*a penerima bentuk permintaan konfirmasi positif yang berisi informasi yang dikonfirmasi di dalamnya kemungkinan hanya menandatangani dan mengembalikan konfirmasi tersebut tanpa melakukan ,erifikasi kebenaran informasi tersebut formulir yang berisi ruangan yang kosong dapat digunakan untuk mengurangi risiko tersebut. 4adi penggunaan konfirmasi dengan ruang kosong yang harus diisi oleh responden dapat memberikan tingkat keyakinan yang lebih besar mengenai informasi yang dikonfirmasi. Namun0 konfirmasi yang berisi ruangan kosong yang harus diisi oleh responden dapat mengakibatkan berkurangnya "umlah "a*aban konfirmasi yang diterima oleh auditor karena diperlukan usaha tambahan dari pihak penerima permintaan konfirmasi; sebagai akibatnya0 auditor kemungkinan harus melaksanakan lebih banyak prosedur alternatif. 20 9entuk konfirmasi negatif meminta penerima konfirmasi untuk memberikan "a*aban hanya "ika ia tidak setu"u dengan informasi yang disebutkan dalam permintaan konfirmasi. Permintaan konfirmasi negatif dapat digunakan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang dapat diterima "ika (a! gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran adalah rendah0 (b! terdapat se"umlah besar saldo akun yang ke&il0 (&! auditor tidak yakin bah*a penerima permintaan konfirmasi akan mempertimbangkan permintaan tersebut. Sebagai &ontoh0 dalam pemeriksaan terhadap rekening giro dalam suatu lembaga keuangan0 auditor sebaiknya menyertakan permintaan konfirmasi negatif pada rekening koran reguler "regular bank statement$ yang dikirimkan oleh lembaga keuangan tersebut kepada nasabahnya0 "ika kombinasi risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran pada tingkat yang rendah dan auditor tidak mempunyai alasan untuk meyakinkan dirinya bah*a penerima konfirmasi tidak akan 330.#

untuk melaksanakan prosedur substantif lain untuk melengkapi penggunaan 21 Permintaan konfirmasi konfirmasi negatif. negatif dapat menghasilkan "a*aban yang menun"ukkan adanya salah sa"i0 dan kemungkinan besar akan ter"adi demikian "ika auditor mengirim permintaan konfirmasi negatif dalam "umlah yang banyak dan tersebar se&ara luas. Auditor harus menyelidiki informasi rele,an yang dihasilkan dari konfirmasi negatif yang diterima oleh auditor untuk menentukan kemungkinan dampak informasi tersebut terhadap auditnya. 4ika penyelidikan auditor terhadap "a*aban permintaan konfirmasi negatif menun"ukkan suatu pola salah sa"i0 auditor harus mempertimbangkan gabungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran dan mempertimbangkan dampaknya terhadap prosedur audit yang telah diren&anakan. 22 Meskipun konfirmasi negatif yang dikembalikan dapat memberikan bukti mengenai asersi laporan keuangan0 konfirmasi negatif yang tidak kembali "arang memberikan bukti signifikan tentang asersi laporan keuangan selain aspek tertentu asersi keberadaan. Sebagai &ontoh0 konfirmasi negatif dapat memberikan beberapa bukti mengenai keberadaan pihak ketiga "ika konfirmasi negatif tersebut tidak kembali dengan suatu petun"uk bah*a alamat yang dikirimi konfirmasi tidak diketahui. Namun0 konfirmasi negatif yang tidak kembali tidak memberikan bukti yang eksplisit bah*a pihak ketiga yang ditu"u menerima permintaan konfirmasi dan mem,erifikasi kebenaran informasi yang di&antumkan dalam konfirmasi negatif tersebut. Pe)/+0+m+) Sebe0um)1+ 2 3 3alam menentukan efekti,itas dan efisiensi penggunaan prosedur konfirmasi0 auditor dapat mempertimbangkan informasi dari audit tahun yang sebelumnya atau audit terhadap entitas yang serupa. Informasi ini meliputi tingkat respon yang diterima0 pengetahuan mengenai salah sa"i yang diidentifikasi dalam audit tahun sebelumnya0 dan pengetahuan tentang ketidakakuratan informasi dalam konfirmasi yang diterima kembali. Sebagai &ontoh0 "ika auditor mempunyai pengalaman tentang rendahnya tingkat respon yang diperoleh dari permintaan konfirmasi yang didesain se&ara memadai dalam audit tahun sebelumnya0 auditor dapat mempertimbangkan untuk memperoleh bukti audit dari sumber lain selain dari konfirmasi. Si-+* I)-,rm+si 1+)/ Dik,)-irm+si 2 Pada *aktu mendesain permintaan konfirmasi0 auditor harus mempertimbangkan tipe informasi yang siap dikonfirmasi oleh responden0 karena sifat informasi yang dimintakan konfirmasi dapat se&ara langsung
330.$

konfirmasi saldo utang angsuran0 namun ia dapat memberikan konfirmasi apakah pembayaran yang dilakukan mutakhir "up)to)date$, "umlah pembayaran0 dan syarat pokok pin"aman yang ditariknya. 2# Pemahaman auditor tentang transaksi dan per"an"ian klien dengan pihak ketiga merupakan kun&i untuk menentukan informasi yang akan dikonfirmasi. Auditor harus memperoleh pemahaman tentang substansi transaksi dan per"an"ian tersebut untuk menentukan informasi semestinya yang di&antumkan dalam permintaan konfirmasi. Auditor harus mempertimbangkan permintaan konfirmasi tentang syarat'syarat per"an"ian atau transaksi yang tidak biasa sebagai tambahan konfirmasi terhadap "umlah rupiah. Sebagai &ontoh0 auditor meminta konfirmasi tentang pen"ualan tagih dan tahan< "bill and !old sale$ sebagai tambahan konfirmasi terhadap "umlah rupiah transaksi pen"ualan tersebut. Auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat perubahan lisan terhadap per"an"ian0 seperti syarat pembayaran yang tidak biasa0 atau hak bebas pelanggan untuk mengembalikan barang yang telah dibeli. 9ila auditor yakin terdapat tingkat risiko yang moderat atau tinggi bah*a terdapat perubahan lisan yang signifikan terhadap per"an"ian tertulis0 ia harus menanyakan mengenai keberadaan dan rin&ian perubahan terhadap per"an"ian tertulis tersebut. Salah satu metode untuk melaksanakan hal itu adalah dengan &ara mengkonfirmasi balk syarat'syarat per"an"ian maupun kemungkinan adanya perubahan lisan terhadap per"an"ian tertulis tersebut. Res2,)3e) 2$ Auditor harus mengarahkan permintaan konfirmasi kepada pihak ketiga yang diyakini oleh auditor memiliki pengetahuan mengenai informasi yang dikonfirmasi. Sebagai &ontoh0 untuk mengkonfirmasi "aminan lisan dan tertulis klien kepada lembaga keuangan0 auditor harus mengarahkan permintaan konfirmasinya kepada pe"abat lembaga keuangan yang bertanggung "a*ab atas hubungan antara lembaga keuangan tersebut dengan klien atau yang mengetahui informasi mengenai transaksi atau "aminan tersebut. 2% 4ika informasi tentang kompetensi0 pengetahuan0 moti,asi0 kemampuan0 atau kemauan untuk men"a*ab responden0 atau tentang ob"ekti,itas dan ke&enderungan responden untuk memihak entitas yang diaudit ) diperoleh auditor0 maka ia harus mempertimbangkan dampak informasi tersebut atas pendesainan permintaan konfirmasi dan penilai hasil konfirmasi0 termasuk penentuan apakah diperlukan prosedur audit lain. Sebagai tambahan kemungkinan auditor men"umpai keadaan (seperti
================================== % Pen"ualan tagih dan tahan adalah pen"ualan barang dagangan yang ditagihkan kepada pelanggan sebelum barang diserahkan dan barang tersebut ditahan di tangan pen"ual bagi kepentingan pelanggan. ) SA Seksi ++ -PSA No. + . Pi!ak ang Memiliki *ubungan +stime,a, paragraf 01 dan %0 memberikan panduan untuk memeriksa transaksi antarpihak yang memiliki hubungan itime*a ang telah diidentifikasi oleh auditor.

penyimpan akti,a entitas yang diaudit dalam "umlah yang signifikan! yang mengharuskan auditor untuk mempertinggi skeptisme profesional terhadap responden. 3alam keadaan tersebut0 auditor harus mempertimbangkan apakah terdapat &ukup dasar untuk menyimpulkan bah*a permintaan konfirmasi yang dikirimkan kepada responden akan memberikan bukti yang bermakna dan kompeten. PELAKSANAAN PROSEDUR KONFIRMASI 2. Selama pelaksanaan prosedur konfirmasi0 auditor harus menga*asi permintaan konfirmasi dan "a*abannya. Penga*asan permintaan konfirmasi + berarti diadakannya komunikasi langsung antara penerima yang ditu"u dan auditor untuk meminimumkan kemungkinan ter"adinya hasil konfirmasi yang memihak karena adanya &ampur tangan dan pengubahan terhadap permintaan dan "a*aban konfirmasi. 2& 2emungkinan ter"adi situasi yang karena pertimbangan *aktu atau pertimbangan lain0 responden memberikan "a*aban atas permintaan konfirmasi dalam bentuk selain komunikasi tertulis yang dikirimkan langsung kepada auditor. 9ila komunikasi sema&am itu diterima oleh auditor0 ia harus memperoleh bukti tambahan untuk mendukung keabsahan informasi yang diterima dari responden tersebut. Sebagai &ontoh0 "a*aban melalui facsimile mengandung risiko karena terdapat kesulitan untuk menentukan sumber "a*aban yang diterima oleh auditor. >ntuk membatasi risiko yang bersangkutan dengan "a*aban melalui facsimile dan an&aman terhadap konfirmasi sebagai bukti audit yang sah0 auditor harus mempertimbangkan langkah'langkah pengamanan0 seperti ,erifikasi sumber dan isi "a*aban konfirmasi melalui facsimile dengan mengadakan kontak telepon kepada pihak yang mengaku sebagai pengirim facsimile. Sebagai tambahan0 auditor harus mempertimbangkan untuk meminta kepada pihak yang mengaku sebagai pengirim facsimile untuk mengirimkan konfirmasi asli langsung kepada auditor. 2onfirmasi lisan harus didokumentasikan dalam kertas ker"a. 4ika informasi dalam konfirmasi lisan adalah signifikan0 auditor harus meminta kepada pihak yang bersangkutan untuk memberikan

3 2ebutuhan untuk menyelenggarakan pengendalian tidak menghalangi auditor independen dalam menggunakan auditor intern dalam proses konfirmasi. SA Seksi +)) -PSA No. ../ Pertimbangan Auditor atas 0ungsi Audit +ntern dalam Audit 1aporan 'euangan memberikan panduan dalam mempertimbangkan peker"aan auditor intern dan dalam menggunakan auditor intern untuk menyediakan bantuan langsung bagi auditor independen.

330..

PROSEDUR ALTERNATIF 31 9ila auditor tidak menerima "a*aban atas permintaan konfirmasi positif0 ia harus menerapkan prosedur alternatif terhadap informasi yang tidak diperoleh untuk memperoleh bukti yang diperlukan guna mengurangi risiko audit ke tingkat yang &ukup rendah. Namun0 penghilangan prosedur alternatif dapat dilakukan (a! "ika auditor tidak mengidentifikasi adanya faktor' faktor kualitatif yang tidak biasa atau adanya karakteristik sistematik yang bersangkutan dengan informasi yang diperoleh "a*abannya0 seperti semua "a*aban yang tidak diterima bersangkutan dengan transaksi akhir tahun0 (b! "ika pengu"ian terhadap "umlah lebih sa"i "o#erstatement$, "a*aban yang tidak diterima se&ara keseluruhan0 bila diproyeksikan sebagai %00? salah sa"i ke populasi dan ditambah dengan "umlah semua perbedaan lain yang disesuaikan0 tidak akan berdampak terhadap keputusan auditor mengenai apakah laporan keuangan salah sa"i se&ara material. 32 Sifat prosedur alternatif ber,ariasi sesuai dengan akun dan asersi yang ditu"u. Sebagai &ontoh0 dalam pemeriksaan terhadap piutang usaha0 prosedur alternatif dapat meliputi pemeriksaan terhadap penerimaan kas setelah tanggal nera&a (termasuk membandingkan penerimaan kas dengan pos yang sesungguhnya dibayar!0 dokumen pengiriman0 dokumentasi klien yang lain untuk memberikan bukti asersi keberadaan. Sebagai &ontoh0 dalam pemeriksaan terhadap utang usaha0 prosedur alternatif dapat berupa pemeriksaan pembayaran kas setelah tanggal nera&a0 korespondensi dengan pihak ketiga0 atau &atatan lain untuk memberikan bukti mengenai asersi kelengkapan. PENILAIAN TERHADAP HASIL PROSEDUR KONFIRMASI 33 Setelah melaksanakan prosedur alternatif0 auditor harus menilai gabungan bukti yang diperoleh dari konfirmasi dan dari prosedur alternatif untuk menentukan apakah bukti yang &ukup telah diperoleh mengenai semua asersi laporan keuangan yang bersangkutan 3alam melaksanakan penilaian0 auditor harus mempertimbangkan (a! keandalan konfirmasi dan prosedur alternatif0 (b! sifat penyimpangan0 termasuk implikasi penyimpangan tersebut0 baik se&ara kuantitatif maupun kualitatif0 (&! bukti yang dihasilkan dari prosedur lain dan (d! apakah bukti tambahan diperlukan. 4ika gabungan bukti yang dihasilkan dari konfirmasi0 prosedur alternatif0 dan prosedur lain tidak &ukup0 auditor harus meminta konfirmasi tambahan atau memperluas pengu"ian lain0 seperti pengu"ian se&ara rin&i atau prosedur analitik KONFIRMASI PIUTAN" USAHA 3 a. >ntuk kepentingan Seksi ini0 piutang usaha adalah: 2laim entitas terhadap pelanggan yang timbul sebagai akibat

330. &

2onfirmasi piutang merupakan prosedur audit yang umum berlaku. Seperti diuraikan dalam paragraf 0(0 umumnya dianggap bah*a bukti yang diperoleh dari pihak ketiga akan memberikan bukti audit yang bermutu lebih tinggi kepada auditor dibandingkan dengan bukti yang diperoleh dari dalam entitas yang diaudit. 7leh karena itu0 terdapat anggapan bah*a auditor akan meminta konfirmasi piutang usaha dalam suatu audit0 ke&uali "ika terdapat salah satu dari keadaan berikut ini: a. Piutang usaha merupakan "umlah yang tidak material dalam laporan keuangan b. Penggunaan konfirmasi akan tidak efektif. &. @abungan tingkat risiko ba*aan dan risiko pengendalian taksiran sedemikian rendah0 dan tingkat risiko taksiran tersebut0 bersamaan dengan bukti yang diharapkan untuk diperoleh dari prosedur analitik atau pengu"ian substantif rin&i0 adalah &ukup untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang &ukup rendah untuk asersi laporan keuangan yang bersangkutan. 3alam banyak situasi0 baik konfirmasi piutang usaha maupun pengu"ian substantif rin&i diperlukan untuk mengurangi risiko audit ke tingkat yang &ukup rendah bagi asersi laporan keuangan yang bersangkutan. 3# Seorang auditor yang tidak meminta konfirmasi dalam pemeriksaan terhadap piutang usaha harus mendokumentasikan bagaimana ia mengatasi anggapan tersebut. TAN""AL !ERLAKU EFEKTIF 3$ Seksi ini berlaku efektif tanggal % Agustus )00%. Penerapan lebih a*al dari tanggal efektif berlakunya aturan dalam Seksi ini diiAinkan. Masa transisi ditetapkan mulai dari % Agustus )00% sampai dengan +% 3esember )00%. 3alam masa transisi tersebut berlaku standar yang terdapat dalam Standar Profesional Akuntan Publik per % Agustus %11 dan Standar Profesional Akuntan Publik per % 4anuari )00%. Setelah tanggal +% 3esember )00%0 hanya ketentuan dalam Seksi ini yang berlaku.

Sebagai &ontoh0 "ika berdasarkan pengalaman audit tahun yang lalu atau pengalaman dari perikatan yang serupa0 auditor berkesimpulan bah*a tingkat "a*aban untuk permintaan konfirmasi yang didesain semestinya tidak akan &ukup0 atau "ika "a*aban diketahui atau diperkirakan tidak dapat diper&aya0 auditor dapat menentukan bah*a penggunaan konfirmasi tidak akan efektif.

330.10

Anda mungkin juga menyukai