Anda di halaman 1dari 0

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. A.

Rachman MM
SISTEM POLITIK INDONESIA

Menurut Miriam Budiarjo, bahwa ada negara dimana badan legislative
terbagi dalam dua majelis (bi-kameralisme), sedangkan di beberapa
negara lain hanya terdiri dari satu majelis (uni-kameralisme). Boleh
dikatakan bahwa semua negara federal memakai system dua majelis oleh
karena satu di antaranya mewakili kepentingan negara bagian khususnya
(India, Amerika serikat, Uni Soviet, Republik Indonesia Serikat).

Negara kesatuan yang memakai system dua majelis biasanya terdorong
oleh pertimbangan bahwa satu majelis dapat mengimbangi dan
membatasi kekuasaan dari majelis lain. Dikawatirkan bahwa system satu
majelis memberi peluang untuk menyalahgunakan kekuasaan oleh karena
mudah dipengaruhi oleh situasi politik. Bagaimanapun juga, majelis
tambahan biasanya disusun sedemikian rupa sehingga wewenangnya
kurang daripada badan yang mewakili rakyat. Badan yang mewakili rakyat
umumnya disebut Majelis Rendah (Lower House) sedangkan majelis
lainnya disebut Majelis Tinggi (Upper House atau Senat).

Majelis Tinggi (Upper House atau Senat atau Dewan Perwakilan
Daerah)
Adalah majelis yang mewakili daerah atau propinsi atau Negara bagian
yang jumlahnya ditentukan oleh undang-undang. Di Indonesia Majelis
Tinggi (DPD) ini dipilih langsung oleh rakyat yang mewakili daerah dimana
setiap daerah ditetapkan sebanyak 4 orang dengan fungsi untuk
menyampaikan aspirasi daerah yang antara lain adalah hal-hal yang
berkaitan dengan Otonomi Daerah, Pemekaran Daerah, Perimbangan
keuangan Pusat dan Daerah.

Adapaun keanggotaan Majelis Tinggi secara umum, dapat ditentukan
seabagai berikut :
a. Turun Temurun (Inggris)
b. Ditunjuk ( Inggris, Kanada).
c. Dipilih (India, Amerika Serikat, Uni Soviet, Filipina dan Indonesia)

Majelis Tinggi Inggris (House of Lords) merupakan satu-satunya majelis di
mana sebagian anggotanya berkedudukan turun temurun. Disamping itu
ada anggota yang pada waktu tertentu ditunjuk berdasarkan jasanya
kepada masyarakat (misalnya, Ny. Churchill sesudah suaminya
meninggal) dalam hal mana keanggotaan tidak turun-temurun. Begitu pula
di Kanada, penunjukkan anggota Senat sering berdasarkan jasanya
terhadap masyarakat atau kepada partai yang sedang berkuasa.

Dalam negara yang anggota majelis dipilih, kita menjumpai bahwa masa
jabatan anggota majelis tinggi lebih lama dari pada masa jabatan anggota
majelis rendah, seperti di India, Amerika Serikat, Filipina. Dalam keadaan
semacam ini tidak mustahil kedua majelis itu pada suatu waktu berlainan
komposisinya, dalam arti bahwa majelis tinggi dikuasai oleh partai lain. Hal
ini dapat menghambat kelancaran pekerjaan.

Hal ini telah menimbulkan kecaman bahwa adanya majelis tinggi tidak
demokratis, oleh karena tidak selalu mencerminkan konstelasi kekuasaan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. A. Rachman MM
SISTEM POLITIK INDONESIA

yang sebenarnya. Kecaman lain yang dilontarkan ialah bahwa adanya dua
majelis akan menghambat kelancaran pembahasan undang-undang.
Maka dari itu sering terdapat bahwa wewenang majelis tinggi adalah
kurang daripada wewenang majelis rendah. Biasanya yang mempunyai
wewenang untuk menjatuhkan kabinet hanya majelis rendah. Hanya Di
Amerika Serikat saja Majelis Tinggi (Senat) mempunyai kekuasaan yang
lebih besar daripada majelis rendah (House of Representatives). Inggris :
House of Lords. Jumlah anggota kira-kira 900 orang . Sebagian
keanggotaan berdasarkan keturunan, sebagian lagi berdasarkan
penujukkan seumur hidup. Wewenang : Rancangan Undang-Undang
dapat ditangguhkan selama paling lama satu tahun, sedangkan
Rancangan Undang-Undang keuangan tidak boleh ditolak. Badan ini tidak
dapat menjatuhkan badan eksekutif.

7. Fungsi Badan Legislatif

Di antara fungsi badan legislative yang paling penting ialah :

1. Menentukan policy (kebijaksanaan) dan membuat undang-undang.
Untuk itu dewan perwakilan rakyat diberi hak inisiatif, hak untuk
mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang
disusun oleh pemerintah, dan hak budget.
2. Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga supaya semua
tindakan yang telah ditetapkan menurut undang-undang

Dalam rangka melaksanakan fungsi controlnya, Badan legislatif
berkewajiban untuk mengawasi aktivitas badan eksekutif, agar supaya
sesuai dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkannya. Pengawasan
dilakukan melalui kontrol yang khusus, yang meliputi :

a. Hak Bertanya

Anggota badan legislatif berhak untuk mengajukan pertanyaan kepada
pemerintah mengenai sesuatu hal. Di Inggris dan India kita melihat
adanya Question hour (jam bertanya), di mana pertanyaan diajukan
secara lisan dalam sidang umum dan menteri yang bersangkutan atau
kadang-kadang perdana menteri sendiri menjawabnya secara lisan.
Oleh karena itu segala kegiatannya banyak menarik perhatian media
massa, maka badan legislatif melalui diajukannya suatu pertanyaan
parlementer dapat menarik perhatian umum terhadap suatu kejadian
atau keadaan yang dianggap kurang wajar.

Di Indonesia semua badan legislatif, kecuali Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong dalam masa Demokrasi Terpimpin, mempunyai hak
bertanya. Pertanyaan ini biasanya diajukan secara tertulis dan dijawab
pula secara tertulis oleh departemen yang bersangkutan.

b. Hak Interpelasi

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. A. Rachman MM
SISTEM POLITIK INDONESIA

Hai ini adalah hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah
mengenai kebijkasanaannya di suatu bidang. Misalnya, bidang politik,
ekonomi, social budaya dan hankam.

Badan eksekutif wajib memberi penjelasan dalam sidang pleno,
penjelasan mana dibahas oleh anggota-anggota dan diakhiri oleh
pemungutan suara, apakah keterangan pemerintah memuaskan atau
tidak. Jika hasil pemungutan suara bersifat negatif, maka hal ini
merupakan tanda peringatan bagi pemerintah bahwa
kebijaksanaannya diragukan. Dalam suasana perselisihan antara
badan legislatif dan badan eksekutif, interpelasi dapat dijadikan batu
loncatan untuk diajukannya mosi tidak percaya. Di Republik Perancis
ke III (1870-1940) dan ke IV (1946-1958) interpelasi sering
menggoncangkan kedudukan kabinet.

DI Indonesia semua badan legislatif, kecuali Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong dalam masa Demikrasi Terpimpin, mempunyai hak
interpelasi.

C. Hak Angket (Enquete)

Hak angket adalah hak anggota badan legislatif untuk mengadakan
penyelidikan sendiri. Untuk keperluan ini dapat dibentuk suatu panitia
angket yang melaporkan hasil penyelidikannya kepada anggota badan
legislatif lainnya, yang selanjutnya merumuskan pendapatnya
mengenai soal ini, dengan harapan agar diperhatikan oleh pemerintah.

DI Indonesia semua badan legislatif, kecuali Dewan Perwakilan Rakyat
Gotong-Royong dalam masa Demikrasi Terpimpin, mempunyai hak
angket.

2. Mosi

Umumnya dianggap bahwa hak mosi merupakan kontrol yang paling
ampuh. Jika badan legislatif menerima sesuatu mosi tidak percaya,
maka dalam sistem parlementer kabinet harus mengundurkan diri dan
terjadi suatu krisis kabinet. Republik Perancis ke-III (1870-1940) dan
ke IV (1946-1958) terkenal karena banyaknya mosi yang
menggoncangkan kedudukan kabinet.

Di Indonesia pada sistem parlementer, badan legislatif mempunyai hak
mosi, tetapi mulai tahun 1959 hak ini ditiadakan.


8. Badan Legislatif di Negara-negara Komunis

Peranan dan wewenang badan legislatif di negara-negara komunis
berlainan sekali dengan legislatif di negara-negara demokratis oleh karena
didasari oleh ideologi komunis. Lagipula dalam meneropong kekuasaan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. A. Rachman MM
SISTEM POLITIK INDONESIA

wewenang badan legislatif perlu diperhatikan peranan Partai Komunis dalam
rangka konstitusionil.

Secara formil, badan legislatif Uni Soviet (kini Rusia), yaitu Soviet Tertinggi,
sangat ditonjolkan peranannya sebagai organ kekuasaan negara tertinggi (the
highest organ of state power), yang merupakan perwujudan kemauan rakyat
tunggal (single populer will). Soviet Tertinggi tidak hanya merupakan
kekuasaan legislatif tunggal (sole USSR legislatif organ), tetapi juga memiliki
kekuasaan eksekutif dan yudikatif. Karena konsentrasi kekuasaan di tangan
badan legislatif, sistem ini sering disebut Assembly Government
(pemerintahan majelis). Soviet Tertinggi mendelegasikan kekuasaannya
menurut suatu pola yang mirip dengan sistem konstitusionil di negara
demokratis, yaitu sebagian besar kekuasaan eksekutifnya diserahkan kepada
suatu kabinet (Cuouncil of Ministers) yang secara formil bertanggung jawab
kepada Soviet Tertinggi. Kekuasaan yudikatif diserahkan kepada badan-
badan peradilan. Mendelegasikan kekuasaan ini memang sangat perlu sebab
Soviet Tertinggi hanya bersidang beberapa minggu setahun sehingga praktis
tidak mungkin untuk menyelenggarakan kekuasaan yang luas itu.

Anggota Soviet Tertinggi berjumlah kira-kira 1300 orang dan dibagi dalam
dua majelis, yaitu Soviet of the Union (yang boleh disamakan dengan majelis
rendah) dan Soviet of Nationalities (yang boleh disamakan dengan majelis
tinggi) yang mewakili 15 negara bagian dan daerah-daerah otonom lainnya.
Keanggotaan mencakup anggota Partai Komunis dan orang-orang non partai
yang telah disetujui partai. Mereka dipilih untuk masa jabatan empat tahun
dalam pemilihan yang bebas dan rahasia. Akan tetapi sistem pemilihan yang
dipakai adalah sistem calon tunggal untuk kursi, jadi tidak ada persaingan
dalam perbutan kursi. Menurut perhitungan resmi, jumlah anggota non partai
dalam Soviet Tertinggi 1962-1966 adalah 24%. Anggota Soviet Tertinggi tidak
merupakan Professional Politicians tetapi mewakili pelbagai bidang kegiatan
ekonomi dan industri yang selesai bersidang di Moskwa selama dua atau tiga
minggu, kembali ke pekerjaannya di daerah masing-masing. Hal ini didasari
pandangan bahwa legislatif seharusnya merupakan Working Bodies dan
bukan Talking Bodies.

Anggota Soviet Tertinggi memilih kira-kira 30 orang untuk bertindak sebagai
Presidium Soviet Tertinggi. Badan ini bertindak atas nama Soviet Tertinggi
selama badan itu tidak bersidang, seperti misalnya menunjuk dan
menghentikan menteri. Dia dapat membubarkan Soviet Tertinggi kalau ada
perselisihan antara kedua majelis dan mengadakan pemilihan umum baru
(hal ini belum pernah terjadi).

Kedudukan Presidium Soviet Tertinggi boleh dinamakan unik sebab selain
menyelenggarakan kekuasaan Soviet Tertinggi tertentu, dia juga merupakan
kepala negara kolektif (Collegium President). Dalam menjalankan fungsinya
anggota-anggota Presidium mempunyai kedudukan yang sama, hanya dalam
upacara formil dan protokoler seperti menyematkan tanda jasa dan menerima
tamu asing Ketua Presidium bertindak atas nama seluruh Presidium. Dia juga
yang biasanya disebut Presiden Uni Soviet.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs. A. Rachman MM
SISTEM POLITIK INDONESIA

Wewenang Presidium mencakup bidang eksekutif seperti mengeluarkan
dekrit-dekrit, yang dalam sidang Soviet Tertinggi berikutnya disahkan.
Disamping itu Presidium mempunyai wewenang yudikatif untuk membatalkan
keputusan-keputusan dan aturan-aturan kabinet kalau dianggap tidak sesuai
dengan undang-undang, dan memberi tafsiran yang mengikat mengenai
undang-undang. Presidium secara formil bertanggungjawab kepada Soviet
Tertinggi, akan tetapi dalam praktek Presidium membimbing Soviet Tertinggi.
Hal ini dimungkinkan oleh karena anggota Presidium merangkap menjadi
pimpinan Partai Komunis.

Sekalipun Soviet Tertinggi secara formil merupakan organ yang memegang
semua kekuasaan, dalam praktek dapat dilihat bahwa badan itu, karena
pendeknya masa sidangnya, sebenarnya dipimpin oleh Presidiumnya.
Kabinet secara formil bertanggungjawab kepada Soviet Tertinggi serta
Presidiumnya, dan menteri-menteri ditunjuk dan diberhentikan oleh badan
tersebut. Akan tetapi dalam praktek kabinet memainkan peranan yang lebih
dominan.

Akan tetapi keuasaan yang sebenarnya terletak di tangan pimpinan partai.
Kelancaran pekerjaan dan koordinasi antara masing-masing badan
kekuasaan dijamin oleh terjalinya jabatan dalam masing-masing lembaga
dengan pimpinan partai. Boleh dikatakan bahwa secara formil semua
kekuasaan dimiliki oleh Soviet Tertinggi sebagai wakil rakyat, akan tetapi
bahwa pemakaian kekuasaan itu yang seharusnya bergantung kepada
Kemauan rakyat yang tunggal tidak ditentukan dalam dewan perwakilan itu,
tetapi dalam pimpinan Partai Komunis. Mengenai hal ini dikatakan oleh Andrei
Y. Viyshinsky : Basis politik Uni Soviet mencakup, sebagai azas yang paling
penting dari diktatur kelas pekerja, peranan Partai Komunis sebagai
pemimpin serta pengarah di semua bidang kegiatan ekonomis, sosial dan
budaya (The political basis of the USSR comprises, as the most important
principle of the worker-class dictatorship-the leading and direkting role of the
Communist Party in all fields of economic, social and cultural activity). Azas
yang dipakai ialah bahwa Partai harus memperkembangkan keputusan-
keputusan melalui organ-organ Soviet dalam rangka Undang-Undang Dasar
Soviet (The party must develop its decisions through Soviet organs within the
framework of the Soviet Constitution).

Dalam praktek, badan legislatif komunis, baik di Uni Soviet maupun dalam
negara-negara komunis lainnya yang pada umumnya mengikuti pola Uni
Soviet, tidak bertindak sebagai bdan yang menonjolkan peranan sebagai
badan legislatif atau pun sebagai badan pengontrol dan pengoreksi terhadap
pemerintah, akan tetapi dia merupakan alat untuk menjalin masyarakat ramai
dengan aparatur pemerintahan. Dia merupakan forum untuk mengumumkan,
menjelaskan dan membicarakan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang
ditentukan penguasa. Di samping itu dia memberikan kepada warga negara
suatu Sense of Participation dan bagi penguasa merupakan lambang
partisipasi rakyat.

9. Badan Legislatif di Indonesia

Anda mungkin juga menyukai