Anda di halaman 1dari 16

Badan Legislatif,

Eksekutif dan Yudikatif

Disampaikan Oleh:
SYAMSUDDIN BAHRUM, M.Ag
Badan Legislatif
 Pengertian;
Badan legislatif (parlemen), yaitu lembaga yang “legislate” atau membuat
undang-undang yang anggota-anggotanya merupakan representasi dari
rakyat Indonesia dimana pun dia berada (termasuk yang berdomisili di luar
negeri) yang dipilih melalui pemilihan umum.
 Landasan Teori;
 Landasan teori yang melatarbelakangi adanya badan legislatif (parlemen)
ini yang dikemukakan oleh Rousseau, tentang Volonte Generale atau
General Will yang menyatakan bahwa “Rakyatlah yang berdaulat, rakyat
yang berdaulat ini mempunyai suatu kemauan”.
 Miriam Budiarjo, Dewan Perwakilan Rakyat dianggap merumuskan
kemauan rakyat atau kemauan umum ini dengan jalan mengikat seluruh
masyarakat. Undang-undang yang dibuatnya mencerminkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan itu. Dapat dikatakan bahwa merupakan
badan yang membuat keputusan yang menyangkut kepentingan umum.
Lanjutan Badan Legislatif
 Sejarah Legislatif;
 Pada awalnya badan legislatif hanya sekelompok orang yang diberi tugas
oleh raja untuk mengumpulkan dana untuk membiayai kegiatan
pemerintahan serta peperangan.
 Lambat laun setiap penyerahan dana (semacam pajak) itu disertai
tuntutan agar pihak raja menyerahkan pula beberapa hak privilege
sebagai imbalan.
 Secara berangsur-angsur sekelompok orang tersebut berubah namanya
menjadi badan legislatif (parlemen) yang bertindak sebagai badan yang
membatasi kekuasaan raja yang absolute.
 Dalam perkembangannya, anggota badan legislatif ini dipilih melalui
mekanisme pemilihan umum sehingga dapat diterima keberadaannya
secara sah dan menyeluruh di seluruh dunia sebagai badan yang mewakili
rakyat dan memiliki wewenang untuk menentukan kebijaksanaan umum
dalam membuat undang-undang.
Lanjutan Badan Legislatif
 Susunan Keanggotaan Badan Legislatif;
 Sistem penentuan anggota susunan keanggotaan badan legislatif itu
beragam. Ada yang jumlahnya mencapai 1.300 anggota seperti DPR Uni
Soviet (kini: Rusia), ada yang berjumlah 560 orang seperti di Indonesia,
dan ada yang kecil seperti DPR Pakistan, yaitu sebanyak 150 anggota.
 Sistem penentuan anggota DPR (pemerintahan sosialis atau kerajaan)
beragam sifatnya, yaitu: a). turun temurun (sebagian Majelis Tinggi
Inggris); b). ditunjuk (Senat Kanada); c). dipilih, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
 Negara modern pada umumnya anggota badan legislatif dipilih dalam
pemilihan umum dan berdasarkan sistem kepartaian. Perwakilan
semacam ini bersifat politik.
 Konsep Perwakilan;
 Konsep Perwakilan (representation) adalah konsep yang memberikan
kewenangan atau kemampuan kepada seseorang atau suatu kelompok
untuk berbicara dan bertindak atas nama suatu kelompok yang lebih
besar.
Lanjutan Badan Legislatif
 Sistem perwakilan ini secara umum dapat dibagi dua, yaitu:
1. Sistem perwakilan langsung, yaitu sistem pengangkatan wakil rakyat
secara langsung melalui pemilu oleh rakyat tanpa perantara DPR/MPR.
Contoh, Pemilihan anggota DPR dan DPD Indonesia tahun 2004.
2. Sistem perwakilan tidak langsung, yaitu sistem pemilihan wakil rakyat
yang memberikan kepercayaan pada partai politik untuk menentukan
calon legislatif yang akan mewakili rakyat dan mengangkat anggota
DPR/MPR melalui pengangkatan dari unsur-unsur atau golongan oleh
pemerintah. Contoh, anggota DPR/MPR Indonesia pada zaman Orde
Baru.
 Sistem Satu Majelis dan Sistem Dua Majelis (Bi-Kameralisme dan Uni-
Kameralisme);
 Ada negara yang badan legislatifnya terbagi dalam dua majelis (bi-
kameralisme) dan ada pula negara yang badan legislatifnya hanya terdiri atas
satu majelis (uni-kameralisme).
 Hanya negara federal yang memakai sistem dua majelis karena satu di
antaranya mewakili kepentingan negara bagian khususnya (India, Amerika
Serikat, Uni Soviet, Republik Indonesia Serikat).
Lanjutan Badan Legislatif
 Majelis Tinggi (Upper House, Senat, atau Dewan Perwakilan Daerah);
 Majelis Tinggi adalah majelis yang mewakili daerah, provinsi, atau negara
bagian yang jumlahnya ditentukan oleh undang-undang.
 Di Indonesia, Majelis Tinggi (DPD) ini dipilih langsung oleh rakyat yang
mewakili daerah dan untuk setiap daerah ditetapkan sebanyak 4 orang
untuk menyampaikan aspirasi daerah yang antara lain berkaitan dengan
Otonomi Daerah, Pemekaran Daerah, Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah.
 Keanggotaan Majelis Tinggi secara umum, dapat ditentukan sebagai
berikut:
1. turun temurun (Inggris);
2. ditunjuk (Inggris, Kanada);
3. dipilih (India, Amerika Serikat, Uni Soviet, Filipina, dan Indonesia).
Lanjutan Badan Legislatif
 Fungsi Badan Legislatif;
 Menentukan policy (kebijaksanaan) dan membuat undangundang.
 Mengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga supaya semua tindakan
yang telah ditetapkan sesuai dengan ketetapan undang-undang.
Pengawasan dilakukan melalui kontrol yang khusus, dengan
menggunakan hak-hak berikut:
1. Hak Bertanya.
2. Hak Interpelasi (meminta keterangan).
3. Hak Angket (Enquete) atau penyelidikan.
4. Mosi Tidak Percaya. Di Indonesia pada sistem parlementer, badan
legislatif mempunyai hak mosi, tetapi sejak tahun 1959, hak ini
ditiadakan.
Lanjutan Badan Legislatif
 Badan Legislatif di Indonesia;
 Volksraad: 1918-1942. Jumlah anggota 38 ditambah dengan ketua,
seorang Belanda, yang ditunjuk oleh pemerintah.
 Komite Nasional Indonesia: 1945-1949.
 Badan Legislatif Republik Indonesia Serikat: 1949-1950.
 Dewan Perwakilan Rakyat Sementara: 1950-1956.
 Dewan Perwakilan Rakyat (Hasil Pemilihan Umum 1955): 1956-1959.
 Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong Demokrasi Terpimpin: 1960-
1966.
 Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong Demokrasi Pancasila: 1966-
1971.
 Dewan Perwakilan Rakyat (Hasil Pemilihan Umum 1971): 1971-1977.
 Dewan Perwakilan Rakyat (Hasil Pemilihan Umum 1977): 1977-1997.
 Dewan Perwakilan Rakyat (Hasil Pemilihan Umum 1999): 1999-Sekarang.
Badan Eksekutif
 Pengertian Badan Eksekutif;
Badan eksekutif adalah badan pelaksana undang-undang yang dibuat oleh
badan legislatif bersama Pemerintah. Badan ini memiliki ruang lingkup tugas
dan fungsi yang luas serta perangkat institusi pendukung dalam berbagai
aspek dan keahlian yang dapat memberi dukungan (support) bagi
percepatan pelayanan masyarakat (public service) dan pencapaian tujuan
pembangunan nasional.
 Tugas dan Wewenang Badan Eksekutif;
 Tugas badan eksekutif, menurut tafsiran tradisional asas Trias Politica,
hanya melaksanakan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh badan
legislatif serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh
badan diplomatik.
 Wewenang badan eksekutif saat ini pun jauh lebih luas daripada hanya
melaksanakan undang-undang. Kadang-kadang, dikatakan bahwa dalam
negara modern, badan eksekutif sudah mengganti badan legislatif
sebagai pembuat kebijaksanaan yang utama.
Lanjutan Badan Eksekutif
 Klasifikasi Sistem Badan Eksekutif;
 Sistem Parlementer dengan Parliamentary Executive.
Sistem ini adalah sistem pemerintahan yang diangkat dan diberhentikan
oleh parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat). Ini artinya, pemerintah dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggung jawab secara langsung
kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat). Negara-negara asing yang
menerapkan Sistem Parlementer adalah Republik Prancis IV (1946-1958),
Republik Prancis V (1958-Sekarang), Inggris, India, dll.
 Sistem Presidensiil dengan Fixed Executive.
Dalam sistem ini, kelangsungan hidup badan eksekutif tidak bergantung
pada badan legislatif, dan badan eksekutif mempunyai masa jabatan
yang tertentu. Kebebasan badan eksekutif terhadap badan legislatif
mengakibatkan kedudukan badan eksekutif lebih kuat dalam
menghadapi badan legislatif. Menteri-menteri dalam kabinet presidensiil
dapat dipilih menurut kebijaksanaan presiden tanpa menghiraukan
tuntutan partai politik. Negara-negara asing yang menerapkan Sistem
Presidensiil adalah Amerika Serikat, Pakistan, dll.
Lanjutan Badan Eksekutif
 Badan Eksekutif Pra-Demokrasi Terpimpin;
 Pada masa pra-Demokrasi Terpimpin, yaitu November 1945 sampai Juni
1959, badan eksekutif, yang terdiri atas presiden, sebagai bagian dari badan
eksekutif yang tak dapat diganggu gugat, dan menteri-menteri yang
dipimpin oleh seorang perdana menteri dan yang bekerja atas dasar asas
tanggung jawab menteri;
 Kabinet merupakan kabinet parlementer yang mencerminkan konstalasi
politik dalam badan perwakilan rakyat. Hal ini sesuai dengan sistem
parlementer yang dianut pada waktu itu. Ada beberapa kabinet yang
dipimpin oleh Wakil Presiden Moh. Hatta, yang karena itu dinamakan
kabinet presidensiil.
 Jumlah menteri pada masa sebelum 27 Desember 1949 berkisar antara 16
(Kabinet Syahrir ke-1) dan 37 (Kabinet Amir Syarirudin ke-2). Jumlah menteri
pada masa sesudahnya berkisar antara 18 (Kabinet Wilopo) dan 25 (Kabinet
Ali Sastroamidjojo ke-3).
 Para menteri dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu menteri inti,
menteri negara dan kadang-kadang ada menteri muda, terutama pada
masa sebelum Desember 1949.
Badan Yudikatif
 Pengertian Badan Yudikatif;
Badan yudikatif adalah badan yang memiliki sifat teknis-yuridis yang berfungsi
mengadili penyelewengan pelaksanaan konstitusi dan peraturan perundang-
undangan oleh institusi pemerintahan secara luas serta bersifat independen
(bebas dari intervensi pemerintah) dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya.
 Sistem Badan Yudikatif dalam Negara Demokratis;
 Sistem Common Law (Negara Angle Saxon).
Sistem ini berpedoman pada prinsip bahwa selain undang-undang yang
dibuat oleh parlemen (statuta law), ada peraturan lain yang merupakan
common law (keputusan terdahulu yang dibuat oleh para hakim).
Keputusan ini disebut juga dengan case law atau judge made law (hukum
buatan hakim).
 Sistem Civil Law (Hukum Perdata Umum).
Sistem ini berpedoman pada hukum yang sudah ditetapkan atau menganut
paham positivisme perundang-undangan atau legalisme yang berpendapat
bahwa “undang-undang menjadi sumber hukum satu-satunya”.
Lanjutan Badan Yudikatif
 Kekuasaan Badan Yudikatif di Indonesia;
 Sistem hukum adat, suatu tata hukum yang bercorak asli Indonesia dan
umumnya tidak tertulis.
 Sistem hukum Eropa Barat (Belanda) yang dipengaruhi oleh hukum
Romawi. Asas kebebasan badan yudikatif (independent judiciary)
berpedoman pada pasal 24 dan 25, UUD 1945, bahwa Kekuasaan
kehakiman ialah kekuasaan yang merdeka.
 Badan Yudikatif pada Era Reformasi di Indonesia;
 Mahkamah Agung adalah mengadili Kasasi dan menguji peraturan
perundang-undangan dibawali undang-undang (pasal 24A, ayat 1);
 Mahkamah Konstitusi adalah berwenang mengadili tingkat pertama dan
terakhir yang bersifat final untuk menguji UU terhadap UUD, sengketa
lembaga negara, memutus pembubaran partai politik dan perselisihan
tentang hasil pemilu (pasal 24C, ayat 1) ;
 Komisi Yudicial adalah berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung, menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat serta
perilaku hakim (Pasal 24B, ayat 1);
Lanjutan Badan Yudikatif
 Badan Yudikatif di Indonesia;
 Mahkamah Agung.
 Mahkamah Konstitusi.
 Kejaksaan Agung Republik Indonesia.
 Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI.
 Kepolisian Republik Indonesia.
 Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
 Pengadilan Hak Asasi Manusia.
 Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi.
 Komisi Yudisial.
Pemilu Anggota Legislatif di Indonesia
 Pemilihan Umum Anggota Legislatif 1955;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1971;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1977;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1982;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1987;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1992;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia 1997;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia (DPR dan DPRD) 1999;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia (DPR, DPD dan DPRD) 2004;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia (DPR, DPD dan DPRD) 2009;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia (DPR, DPD dan DPRD) 2014;
 Pemilihan Umum Legislatif Indonesia (DPR, DPD dan DPRD) 2019;
Sekian
&
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai