Anda di halaman 1dari 105

DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN

Dr. Marsel R. Payong, M.Pd. STKIP St. Paulus Ruteng, Flores

BEBERAPA KONSEP DASAR


Penelitian eksperimen bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan terhadap keadaan atau hasil tertentu Beberapa ciri penelitian eksperimen:
adanya variabel independen yang dimanipulasi (treatment variable) dan variabel dependen yang merupakan akibat dari manipulasi variabel independen (outcome variable) Adanya kontrol terhadap berbagai variabel asing (extraneous variable) untuk mengetahui efektivitas dari suatu perlakuan Adanya pengacakan terhadap subjek / kelompok subjek Adanya perbandingan kelompok

Kapan Melakukan Eksperimen?


Bila peneliti ingin mengetahui suatu hubungan sebab akibat secara langsung antara suatu variabel independen (perlakuan) dengan variabal dependen (hasil) Bila peneliti ingin menguji suatu perlakuan / intervensi tertentu untuk melihat efektivitasnya (mis. dalam R&D) Bila peneliti ingin menguji suatu intervensi yang sudah terbukti efektif pada latar tertentu pada latar atau situasi yang lain (eksperimen replikasi)

Masalah dalam Penelitian Eksperimen


Research-based problem: masalah yang belum terjawab dari hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Mis: eksperimen sebelumnya telah membuktikan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan penggunaan strategi X terhadap hasil belajar Mapel Y. Masalah yang belum terjawab: bagaimana pengaruh dari strategi X terhadap hasil belajar Mapel Y untuk siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah? Maka eksperimen yang dapat dibuat adalah: menguji strategi X untuk meningkatkan hasil belajar Mapel Y bagi siswa yang bermotivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.

Masalah dalam Penelitian Eksperimen


Practical-based problem: masalah yang berasal dari praktek atau pengalaman empiris tertentu.
Mis. studi sebelumnya memperlihatkan bahwa rendahnya hasil belajar mata pelajaran X disebabkan oleh strategi guru yang kurang tepat. Maka eksperimen yang dibuat adalah menguji satu strategi baru dengan strategi yang biasa digunakan guru sebelumnya (dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol)

Masalah dalam Penelitian Eksperimen


Replication-based problem: masalah penelitian merupakan replikasi/pengulangan terhadap penelitian sebelumnya tetapi diterapkan pada latar atau konteks yang berbeda.
Mis. eksperimen sebelumnya yang dibuat di sebuah sekolah perkotaan memperlihatkan bahwa ada pengaruh kuat metode X terhadap sikap terhadap pluralisme agama. Masalah eksperimen berikutnya: bagaimana pengaruh metode X terhadap sikap terhadap pluralisme agama bagi siswa di pedesaan

Beberapa Contoh Penelitian Eksperimen


Pengaruh strategi konstruktivisme terhadap hasil belajar Bhs Inggris Pengaruh metode diskusi terbimbing (guided discussion) terhadap hasil belajar PKn Pengaruh strategi pembelajaran kolaboratif terhadap hasil belajar PPKn dengan mempertimbangkan kemampuan komunikasi interpersonal Pengaruh cerita dongeng terhadap kemampuan menyimak siswa SD dilihat dari gaya kognitif siswa Pengaruh gaya mengajar guru terhadap kreativitas siswa Pengaruh metode kooperatif terhadap hasil belajar Matematika dengan mempertimbangkan sikap terhadap matematika Efektivitas pengaruh strategi pembelajaran problem-based dan kreativitas terhadap hasil belajar Matematika Efektivitas pengaruh pendekatan CTL terhadap Hasil Belajar Sains di SD Pengaruh Pendekatan Naratif Eksperiensial dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Katolik di SD

Jenis-jenis Desain Eksperimen


(Creswell, 2012)

Desain Perbandingan Kelompok (Between-Group Design)


True experiment (pre-posttest, posttest only) Quasi-experiment (pre-posttest, posttest only) Factorial Designs

Desain Individual (Within-Group Design)


Time Series Design Repeated measures experiments Single subject experiment

Beberapa Desain Penelitian Eksperimen Perbandingan Kelompok


Jenis
True Exp

Desain
Randomized posttest only control group design Randomized pretest-posttest control group design Randomized Solomon four group Design

Model
T = R C = R X O O

T = R O X O C = R O O T1 = R O X O C 1= R O O T2 = R X O C2 = R O

Ket: T = Kelp Eksp C = Kelp. Kontrol O = Pengamatan X = Perlakuan R = Pengacakan

Jenis
True Exp

Desain
Randomized posttest-only control group design using matched subject Randomized pretest-posttest control group design using matched subject

Model
T= R M X C=R M O O

T=R O M X O C=R O M O

Ket: T = Kelp Eksp C = Kelp. Kontrol O = Pengamatan X = Perlakuan R = Pengacakan M = Matching

Metode dan Desain Penelitian Eksperimen (Cont.)


Jenis
Factorial Design

Desain
2x2 Factorial Design T C T C T C T C T C =R =R =R =R =R =R =R =R =R =R

Model
O X Y1 O Y1 O X Y2 O Y2 O X Y1 O Y1 O X Y2 O Y2 O X Y3 O Y3 O O O O O O O O O O

3x3 Factorial Design

Ket: O = Pengamatan X = Perlakuan T = Kelp Eksp C = Kelp. Kontrol M = Matching Y = var moderator

Contoh Desain Faktorial 2x2


Motivasi Belajar (B) Tinggi (B1) Rendah (B2) Strategi Pembelajaran (A) Induktif (A1) Deduktif (A2)

A1B1 A1B2 A1B1 + A1B2

A2B1 A2B2 A2B1 + A2B2

Total
Judul Penelitian:

Pengaruh Strategi Induktif dan Deduktif Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Motivasi Belajar Siswa

Contoh Desain Faktorial 3x3


Sikap Thd Mapel (B) Positif (B1) Netral (B2) Negatif (B3) Total

Strategi Pembelajaran (A)


Induktif (A1) A1B1 A1B2 A1B3 Deduktif (A2) A2B1 A2B2 A2B3 Konvensional (A3) A3B1 A3B2 A3B3

A1B1 + A1B2 + A1B3 A2B1 + A2B2 + A2B3 A3B1 + A3B2 + A3B3

Judul Penelitian: Pengaruh Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Sains dengan mempertimbangkan Sikap terhadap Mapel

Metode dan Desain Penelitian Eksperimen (Cont.)


Metode
Quasi Exp

Desain
Posttest only control group design T= C=

Model
X O O O O O O O O

Pretest-posttest control group design T = O X C = O Matching-only posttest control group T = design C= Matching pretest-posttest control group design
Ket: O = Pengamatan X = Perlakuan T = Kelp Eksp C = Kelp. Kontrol M = Matching

M X M

T = O M X C = O M

KET: tidak ada pengacakan

Metode dan Desain Penelitian Eksperimen (Cont.)


Metode
Individual Designs

Desain
Interupted time series design Equivalent time Series Design

Model
O1O2O3O4 X O5O6O7O8
satu kali perkalian tp beberapa kali pengamatan

X1 O1 X2 O2 X3 O3 X4 O4
perlakuan pengamtan-perlakuan pengamatan (selang seling)

Repeated measures experiment


Counterbalanced design

X1 O X2 O X3 O
I : X1 O X2 O X3 O II : X2 O X3 O X1 O III : X3 O X1 O X2 O
O X O

Single-subject designs contoh: oleh jean piaget percobaan kepadda anakx lawrrence. subyeknya hanya satu orang.

Contoh Desain Faktorial 2x2 dng 2 Variabel outcome


Komunikasi Interpersonal (B) Strategi Pembelajaran (A) Kolaboratif (A1) Y1 Y2 Kompetitif (A2) Y1 Y2

Tinggi (B1) Rendah (B2) Total

A1B1Y1 A1B2Y1 A1Y1

A1B1Y2 A1B2Y2 A1Y2

A2B1Y1 A2B2Y1 A2Y1

A2B1Y2 A2B2Y2 A2Y2

Y1 = Hasil Belajar PPKn Ranah Kognitif Y2 = Hasil Belajar PPKn Ranah Afektif

Judul Penelitian: Pengaruh Strategi Pembelajaran (Kolaboratif & Kompetitif) dan Komunikasi Interpersonal Terhadap Hasil Belajar PPKn Ranah Kognitif dan Afektif

Ancaman Terhadap Validitas Eksperimen dan Teknik Pengontrolan


Jenis Ancaman
Karakteristik subjek

Cara Mengontrolnya
Gunakan subjek yang benar-benar homogen antara kelompok eksperimen maupun kontrol

Kematangan
Mortalitas

Waktu eksperimen jangan terlalu lama (bisa saja ybs beeerubah).


- Integrasikan tes dengan jadwal ujian/ulangan - Ingatkan subjek akan pentingnya tes/ulangan

Efek sikap subyek (Hawthorne & John Henry Effect)


Efek testing Efek Lokasi

Jangan memberitahu subjek bahwa mereka sedang berada dalam situasi penelitian baik pada kelompok eksperimen maupun pada kelompok kontrol.
- Gunakan tes yang paralel - Waktu eksperimen dibuat lebih lama -Standarisasi lokasi (sarana prasarana, waktu eksperimen,

dll) -Gunakan sekolah / lokasi eksperimen yang sama

Ancaman Terhadap Validitas Eksperimen dan Teknik Pengontrolan (Cont.)


Jenis Ancaman
Efek Sejarah

Cara Mengontrolnya
Usahakan eksperimen pada saat yang bebas dari intervensi luar atau kejadian-kejadian luar biasa (hindari pada saat menjelang libur sekolah, pada saat libur hari raya, dsb).
- Gunakan instrumen yang tidak menimbulkan penafsiran

Efek Instrumentasi

ganda (mis. Gunakan Tes objektif) - Bakukan instrumen yang digunakan - Hindari pengumpul data yang memiliki kepentingan tertentu terhadap subjek yang diteliti untuk menghindari bias pengumpul data Efek Implementasi Bila menggunakan orang lain sebagai pelaksana eksperimen maka pastikan bahwa pelaksana pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki karakteristik yang sama (latar belakang pendidikan, kemampuan, keahlian, pengalaman kerja, dsb).

Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (cont.)


Teknik Analisis Metode Jenis Data Inferensial Deskriptif
Distr. frekuensi, prosentase, modus Distr. frekuensi, prosentase, modus,

2 sampel
Related Independent
-Chi Square - Fisher Exact

>2 sampel
Related
Cochran Q

Independent
Chi Square

Komparatif/ Eksperimen

Nominal

- McNemar

Probability
-Sign Test, - Wilcoxons -Median Test - Mann-Whitney

Ordinal

matched pairs

(U Test) - KolomogorovSminorv Test

Friedman Two-way Anova

Kruskal-Wallis One way Anova

Rasio/ Interval

Distr. frek, mean, modus, median, persentil, deviasi standar, kurtosis

t test

t- test

Ancova (kalo Esatu), Mancova

1 way/ 2 way Anova, 1 way/ 2 way Manova

Catatan: Khusus untuk Teknik Analisis Inferensial pada metode korelasional atau eksperimen terdapat beberapa uji persyaratan analisis: - Uji Normalitas Data dan normalitas galat taksiran - Uji Homogenitas varians - Uji Linearitas Regresi

pertanyaan
bagaimana effek ekspeerimen tetap ada efek. utk minimalisir: sebagai peneliti tidak boleh diberitahu. seolah-olah eksprimen. cara: sebelum dimulai diberikan pembekalan. harus guru.... tapi pengukurannya dilakukan oleh peneliti. kalau uji t signifikan maka harus ada uji lanjut.... uji scheefe... signifikan

mortalitas: jika data ttidak normaal bagaimana mengataasinya. statistik nonparameetrik : uji McNemaar efek testing : tes sama: uji normalitas: jika datanya tidak normal . non-para metrik mana yang cocok utk menguji paarametrik tersebut. cara: kitta tetapkan beberapa orang. siapa sj sampelnya

homogenitas:

DESAIN KORELASIONAL
Dr. Marsel R. Payong, M.Pd. STKIP St. Paulus Ruteng

Beberapa Konsep Dasar


Penelitian korelasional bertujuan untuk menemukan kekuatan hubungan dan kontribusi dari suatu variabel terhadap variabel lain dalam latar alamiah (non eksperimen). Ciri penelitian ini:
Terdiri atas dua atau lebih variabel di mana diantaranya merupakan variabel independen dan yang lain merupakan variabel dependen Kekuatan hubungan antar variabel secara statistik ditunjukkan dengan koefisien korelasi Dari hubungan itu dapat ditentukan kontribusi dari variabel independen terhadap variabel dependen baik secara bersama-sama maupun secara parsial yang ditentukan melalui indeks determinasinya.

Kapan Melakukan Penelitian Korelasional?


Bila peneliti ingin mengetahui suatu hubungan antara suatu variabel independen dengan variabal dependen tanpa ada intervensi tertentu (dalam latar alamiah) Bila peneliti ingin menguji suatu / beberapa dugaan / asumsi teoretis tertentu tentang adanya hubungan antara satu variabel dengan variabel lain dalam latar alamiah

Masalah dalam Penelitian Eksperimen


Research-based problem: masalah yang belum terjawab dari hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya.
Mis: studi sebelumnya telah membuktikan bahwa ada hubungan positif dan signifikan antara variabel X1, X2 terhadap hasil belajar Mapel Y. Masalah yang belum diteliti: bagaimana hubungan dari variabel X3, X4 dst dengan hasil belajar Mapel Y? Maka penelitian yang dapat dibuat adalah: menguji hubungan antara variabel X3 dan X4 dengan hasil belajar Mapel Y.

Masalah dalam Penelitian Eksperimen


Practical-based problem: masalah yang berasal dari praktek atau pengalaman empiris tertentu.
Mis. studi sebelumnya memperlihatkan bahwa rendahnya hasil belajar mata pelajaran Y ditentukan oleh penguasaan bahan ajar guru yang rendah (mis; tingkat kontribusi 23%). Maka studi yang dapat dibuat selanjutnya adalah menguji hubungan dari variabel-variabel lain yang berkontribusi terhadap rendahnya penguasaan bahan ajar guru (mis; minat baca, kuriositas, kemampuan mengembangkan diri, motivasi belajar, dsb)

Masalah dalam Penelitian Eksperimen


Replication-based problem: masalah penelitian merupakan replikasi/pengulangan terhadap penelitian sebelumnya tetapi diterapkan pada latar atau konteks yang berbeda.
Mis. studi sebelumnya yang dibuat di sebuah sekolah perkotaan memperlihatkan bahwa ada hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil belajar. Masalah eksperimen berikutnya: bagaimana hubungan antara motivasi belajar dan hasil belajar bagi siswa di pedesaan atau di daerah pemukiman kumuh?

Model Desain Penelitian Korelasional


X Y Desain 1 variabel bebas 1 variabel terikat
Mis. Hubungan Antara Minat Meneliti dengan Hasil Belajar Statistika

X1 Y X2

Desain 2 variabel bebas 1 variabel terikat


Mis. Hubungan antara banyaknya waktu luang dan self-control dengan perilaku judi

X1

Desain 3 variabel bebas 1 variabel terikat Y


Mis. Hubungan antara motif berprestasi, pengalaman kerja, sense of bussiness dan kemampuan manajerial kepala sekolah

X2

X3

Ketr
X = Variabel Bebas/independen Y = Variabel Terikat/dependen

Pak Niko: jika X tidak berhubungan dengan Y. harus melihat hipotesis. kalo tiddak ada hubungan diabaikan atau tidak perlu diperhatikan. dugaan terbatas. panah.... satu panah: tiddak ada hubungan kausal. kalau analisis path panahnya dua. hubungannya adalah hub satu arah.

pa Ely Hubungan antarvariabel independent saja. Temuan tidak ada hubungan antara salah satu variabel X ddengan variabel y

* Ibu Mery pengolahan data: penelitian korelasi dan deskriptif jawab: assosiatif = korelasional replication: perkotaan dan pedesaan apabila setingnya sama... bagaimana jawab: suasananya betul2 berbeda.

Pa Viktor: alat ukur, angket perlu diperhatikan dan juga cara pengambilan sampelnya. penelitian: var bebas ada dua dan hub dngan Y. apabila x1 = nominal, x2 = interval bagm cara mengkorelasikan secara bersama-sama terhadap Y. jawab: bisa dibuat. lihat variabel2 kategori.

Beberapa Contoh Penelitian Korelasional


Hubungan antara minat menjadi peneliti dengan hasil belajar statistik Keterkaitan antara banyaknya televisi di pedesaan dan tingkat pengangguran dengan tingkat kejahatan di pedesaan Keterkaitan frekuensi menonton televisi dengan kecenderungan mengecat rambut Hubungan antara keterlibatan dalam organisasi kemahasiswaan dan minat menjadi pemimpin dengan kemampuan komunikasi interpersonal Hubungan antara banyaknya waktu luang dan self-control dengan perilaku judi Hubungan antara kemampuan mengelola konflik, sikap terhadap profesi guru dan kemampuan mengelola pembelajaran Hubungan antara keinovatifan guru, kemampuan komunikasi interpersonal dan sikap terhadap siswa dengan kemampuan mengelola pembelajaran Hubungan antara motif berprestasi, pengalaman kerja, sense of bussiness dan kemampuan manajerial kepala sekolah Hubungan antara gaya kognitif, daya juang, sikap terhadap mata pelajaran dengan prestasi belajar siswa

Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (Cont.)


Metode
Korelasional

Jenis Data
Nominal Ordinal Rasio/ Interval

Teknik Analisis Deskriptif


Distr. frekuensi, prosentase, modus, Distr. frekuensi, prosentase, modus, Distr. frekuensi, modus, mean, median, persentil, deviasi standar, kurtosis

Inferensial
Contingency Coefficient C, biserial/point biserial correlation Spearman Rank Correlation Kendall Tau Correlation Product Moment Correlation Partial & multiple correlation Simple & multiple regression Path Analysis/SEM Canonical Correlation Factor analysis

Catatan: Khusus untuk Teknik Analisis Inferensial pada metode korelasional atau eksperimen terdapat beberapa uji persyaratan analisis: - Uji Normalitas Data dan normalitas galat taksiran - Uji Homogenitas varians - Uji Linearitas Regresi - Uji Multikolinieritas

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


Dr. Marsel R. Payong, M.Pd. STKIP St. Paulus Ruteng

Pengertian PTK
Penelitian : suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan metodologis tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat Tindakan: suatu kegiatan yang sengaja dilakukan untuk tujuan tertentu Kelas: sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran dari seorang guru.

Pengertian PTK (lanjutan)


Suatu pencermatan terhadap kegiatan pembelajaran berupa suatu tindakan yang dilakukan secara sistematis, terencana dengan maksud untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam pembelajaran di kelas. Suatu jenis penelitian terapan yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran melalui intervensi tindakan tertentu yang dilaksanakan secara ilmiah, sistematis, dan terkontrol.

Karakteristik PTK
Situasional : berhubungan langsung dengan permasalahan nyata yang dihadapi guru dan siswa di kelas Kontekstual: upaya pemecahan yang berupa model dan prosedur tindakan tidak terlepas dari konteksnya. Kolaboratif: adanya partisipasi aktif antara guru dan siswa dan dengan semua pihak terkait. Self-reflective: pelaksana tindakan serta objek yang dikenai tindakan melakukan evaluasi dan refleksi terhadap hasil dan kemajuan yang dicapai. Fleksibel: tidak terlalu ketat mengikuti kaidah metodologi ilmiah seperti sampling, instrumen, kontrol, dsb.

Perbedaan PTK dan Penelitian Konvensional


Aspek
Masalah

Penelitian Tindakan Kelas


Masalah dirasakan dan dihadapi oleh peneliti dalam melaksanakan pekerjaannya Melakukan perbaikan, peningkatan, atau perubahan ke arah yang lebih baik Langsung terlihat dan dapat dinikmati oleh konsumen & objek penelitiannya

Penelitian Konvensional
Masalah dan hasil pengamatan pihak lain, termasuk sponsor Menguji hipotesis, membuat generalisasi, menemukan eksplanasi Tidak langsung terlihat dan dipakai sebagai saran / rekomendasi

Tujuan

Manfaat

Teori

Dipakai sebagai dasar untuk Dipakai sebagai dasar memilih dan menentukan solusi perumusan hipotesis / / aksi tindakan pertanyaan penelitian

Metodologi / Desain

Fleksibel sesuai konteks tanpa mengorbankan asas metodologis ilmiah; Langkah kerja bersifat siklis

Menuntut paradigma penelitian yang jelas; langkah kerja bersifat linear

Tujuan PTK
Untuk melakukan perbaikan, peningkatan dan perubahan ke arah yang lebih baik sebagai upaya pemecahan masalah Menemukan model dan prosedur tindakan yang memberi jaminan terhadap upaya pemeachan masalah yang mirip pada kesempatan lain Mengembangkan kemampuan guru untuk mencermati permasalahan aktual di kelas dan berusaha memecahkannya secara sistematis Menumbuhkan budaya meneliti dan menulis di kalangan guru sekolah

Prinsip Pelaksanaan PTK


Tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian tidak boleh mengganggu / mengorbankan proses pembelajaran Metode dan teknik yang digunakan tidak boleh terlalu kompleks dari segi kemampuan dan waktu pelaksanaannya Metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat sehingga tindakan dapat dilaksanakan Topik atau permasalahan yang dipilih harus nyata, menarik, dapat ditangani dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan Kegiatan penelitian haruslah merupakan suatu proses yang berkelanjutan (on-going)

Tahap-tahap Umum dalam PTK


Identifikasi dan analisis Masalah Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Rincian Tahapan PTK


Perencanaan:
Kajian Pengajaran Identifikasi Masalah dan faktor penyebab Penyusunan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan
KBM /Open Kelas

Pengamatan
Pengambilan data (tes, pengamatan, dsb) Analisis dan interpretasi data

Refleksi dan Tindak Lanjut

Ruang Lingkup Masalah PTK


Masalah-masalah yang bisa diatasi oleh guru Masalah-masalah yang terkait dengan pembelajaran Masalah-masalah yang terkait pembelajaran yang bisa diatasi oleh guru: Masalah hasil belajar Masalah motivasi Masalah disiplin Metode pembelajaran guru

Analisis Masalah PTK


Faktor Guru Faktor Siswa

IDENTIFIKASI MASALAH PEMBELAJARAN

Apa itu Masalah


Suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan Suatu situasi yang tidak memuaskan atau yang mengganggu pikiran dan perasaan guru sehingga dirasa perlu untuk segera diatasi Masalah seringkali muncul dalam bentuk simptom atau fenomen tertentu yang mengganggu Suatu situasi dianggap mengandung masalah jika ada kriteria atau tolok ukur yang digunakan sebagai kondisi ideal (harapan)

Dari mana menemukan masalah dalam pembelajaran?


Refleksi terus-menerus terhadap pengalaman-pengalaman pembelajaran di kelas Studi-studi kasus (case study) yang dibuat oleh guru secara teratur Hasil sharing dengan rekan-rekan sejawat

Beberapa Pertanyaan Untuk Menemukan Masalah


Apakah kompetensi siswa dalam mata pelajaran yang diasuh sudah cukup memadai? Bagaimana tingkat pencapaian KKM? Apakah hasil belajar sudah cukup tinggi Apakah proses pembelajaran cukup efektif? Apakah siswa cukup aktif dalam pembelajaran? Apakah pembelajaran sudah menyenangkan dan menyentuh kebutuhan siswa? Apakah strategi pembelajaran yang digunakan sudah cukup efektif?

Penting Diingat !!!!!


Sesuatu dikatakan bermasalah jika sudah diperbandingkan dengan standar / kriteria tertentu (konsep, teori, aturan, dsb).

Beberapa Contoh Identifikasi Masalah


Ideal Kenyataan Masalah
TIngginya angka keterlambatan siswa Rendahnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran Rendahnya daya serap siswa dalam pelajaran X Kurangnya minat untuk menyelesaikan PR

Siswa harus masuk 30% siswa masuk kelas kelas pkl. 07.00 di atas pkl. 07.00 Siswa harus terlibat aktif di kelas KKM untuk mata pelajaran X = 75 Siswa harus mengerjakan tugas-tugas PR 10% siswa yang aktif bertanya atau menjawab pertanyaan Rata-rata hasil belajar mata pelajaran X = 54 25 % siswa tidak mengerjakan PR

Masalah Macam Apa yang perlu PTK?

Luasnya masalah itu (magnitude): yakni dialami oleh sebagian besar siswa Memiliki dampak terhadap siswa kebanyakan, guru, bahkan sekolah secara keseluruhan Menjadi sumber keresahan bagi banyak pihak

Mengidentifikasi Masalah (Lanjutan)


Masalah yang muncul dalam Pembelajaran Magnitude / besarnya masalah Kemungkinan penyebabnya Alternatif Solusi

Dari mana Menemukan Alternatif Pemecahan Masalah


Kajian terhadap teori-teori pembelajaran dan teori-teori pendidikan Kajian terhadap hasil penelitian yang relevan dengan masalah yang diteliti Pendapat pakar pendidikan Diskusi intensif dengan teman sejawat, dosen, atau praktisi pendidikan

Kriteria Kelayakan Solusi Pemecahan Masalah dalam PTK


Kemampuan guru untuk melaksanakan rencana tindakan (penguasaan terhadap metode, strategi atau pendekatan yang digunakan) Kemampuan dan kesiapan siswa secara akaedmik, dan emosional Fasilitas pendukung pelaksanaan rencana tindakan Iklim akademik dan kebijakan sekolah yang mendukung

Merumuskan Masalah
Masalah Rendahnya kemampuan siswa memecahkan soal cerita Alternatif Solusi Gunakan Metode Bermain Peran Rumusan Masalah Apakah penggunaan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan siswa memecahkan soal cerita?

Tingginya pelanggaran disiplin di kelas


Rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran di kelas

Gunakan kontrak belajar

Apakah penggunaan kontrak belajar dapat mengurangi pelanggaran disiplin di kelas?


Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran di kelas?

Gunakan metode diskusi

Tugas Identifikasi Masalah


Buatlah identifikasi kebutuhan menggunakan matriks berikut ini:
Ideal Kenyataan Masalah Kemunngkinan Alternatif penyebab solusi Rumusan masalah Judul PTK

Tugas Perencanaan Tindakan


Berdasarkan identifikasi masalah yang dilakukan, buatlah pemetaan rencana tindakan dengan menggunakan matriks berikut ini:
Masalah Kemungkinan penyebab yang menonjol Alternatif tindakan Tahapan tindakan Perangkat pembelajaran Instrumen Pengumpul Data

PERENCANAAN TINDAKAN

Syarat Kelayakan Tindakan


Rasional dan memiliki dasar / argumentasi teoretis tertentu Feasibel atau dapat dilaksanakan Tidak mengganggu aktivitas pembelajaran di sekolah Tidak menimbulkan masalah etis tertentu

Syarat Kelayakan Tindakan


Tersedia fasilitas dan sarana pendukung Mengandung unsur baru / belum diterapkan sebelumnya Tindakan haruslah berproses/bersiklus sehingga dapat dipantau dampaknya terhadap penyelesaian masalah dari waktu ke waktu Didukung oleh semua komponen sekolah

Ruang Lingkup Tindakan dalam PTK


Strategi Metode Media Kombinasi dari ketiganya

Produk Perencanaan Tindakan


Skenario tindakan yang tertuang dalam perencanaan implementasi RPP Perangkat-perangkat penilaian (rubrik evaluasi, pedoman pengamatan, kuesioner, dsb) LKS, media dan alat bantu pembelajaran

PELAKSANAAN TINDAKAN

Pada saat pelaksanaan:


Tindakan yang telah direncanakan harus dilaksanakan secara konsisten Perlu ada pengamatan dan monitoring Peneliti perlu melibatkan pihak-pihak lain sebagai mitra untuk melakukan pengamatan atau monitoring Jadwal tindakan harus ditaati

Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan selama pelaksanaan tindakan (untuk pengamatan proses) dan setelah dilaksanakan tindakan (pengamatan hasil) Pengamatan hendaknya dibuat secara menyeluruh terhadap dampak dari tindakan terhadap permasalahan yang dihadapi, termasuk berbagai dampak pengiringnya. Data-data hasil pengamatan bisa berupa data kuantitatif maupun data kualitatif

Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melihat kembali tindakan yang telah dilakukan dan dampaknya terhadap pemecahan masalah. Selain itu juga untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam implementasi tindakan. Hasil dari refleksi dijadikan sebagai dasar untuk menetapkan rencana tindakan selanjutnya pada siklus berikutnya.

Berapa Siklus Dibutuhkan untuk sebuah PTK?


Sekurang-kurangnya dua siklus. Jika siklus I telah memperlihatkan perubahan maka perlu dicoba pada siklus II untuk memastikan apakah perubahan itu konsisten atau kebetulan. Jika siklus I mengalami perubahan tetapi siklus II stagnan atau mengalami penurunan maka hendaknya diteruskan ke siklus III Hasil dari siklus III menjadi pembanding siklus I dan II Jika makin lama siklus tetapi kurang memperlihatkan ada perubahan yang berarti maka intervensi tindakan itu kurang efektif. Perlu diganti dengan intervensi tindakan lain.

Dalam satu siklus, berapa pertemuan yang dibutuhkan?


Jika permasalahan PTK kompleks, misalnya mencakup hasil belajar keseluruhan untuk satu mata pelajaran atau satu SK maka jumlah pertemuan dalam satu siklus disesuaikan dengan jumlah kompetensi dasarnya (dalam satu KD sekurang-kurangnya 2 pertemuan) Jika masalahnya hanya mencakup satu KD maka satu pertemuan = satu siklus

Kriteria Keberhasilan PTK


Efektivitas: sejauh mana intervensi PTK telah menimbulkan perubahan yang positif atau mengatasi permasalahan yang dihadapi Efisiensi: pemanfaatan sumber daya dalam PTK (waktu, tenaga, biaya, sarana pendukung) haruslah terukur dan tidak menimbulkan kerugian / pemborosan. Daya tarik: dampak dari intervensi PTK juga harus membawa kepuasan bagi guru, siswa, dan menimbulkan motivasi dan ketertarikan belajar bagi siswa.

Beberapa Contoh PTK


Masalah Tindakan Judul
Upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan teknik SQ3R dalam pembelajaran Bindo di kelas VI SD Kec Upaya meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita dalam pembealjaran matematika dengan menggunakan metode bermain peran di kelas V SD .. Kec. Ketidakmampuan Penggunaan membaca Teknik SQ3R pemahaman

Ketidakmampuan Metode menyelesaikan Bermain Peran soal cerita

Petunjuk Menulis Proposal PTK

Struktur Proposal PTK


Bab I : Pendahuluan A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian Bab II: Kajian Teoretis A. Hakikat Variabel Masalah (Y) B. Hakikat Variabel Tindakan (X) C. Kerangka Berpikir
Bab III: Metodologi Penelitian A. Desain Penelitian B. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Pengamatan 4. Refleksi C. Subjek Penelitian D. Tempat dan Waktu Penelitian E. Teknik Pengumpulan Data F. Teknik Analisis Data Daftar Kepustakaan

Bab I. Pendahuluan
A. Latar Belakang Kondisi ideal (rujukannya kurikulum, teori-teori pembelajaran, dsb) Kenyataan (penyimpangan dari kondisi ideal di atas) Analisis masalah (faktor-faktor penyebab munculnya penyimpangan atau kesenjangan tersebut Tawaran alternatif pemecahan B. Rumusan Masalah Mengandung dua unsur : unsur masalah dan unsur tindakan Dirumuskan dalam kalimat tanya interogatif atau non interogatif

Bab I. Pendahuluan
C. Tujuan Penelitian Untuk memecahkan masalah aktual dan spesifik yang dihadapi seperti yang tergambar dalam latar belakang sehingga mutu pembelajaran di sekolah dapat semakin meningkat D. Manfaat Penelitian Bagi Guru (peningkatan profesionalisme, peningkatan keinovatifan dan budaya meneliti) Bagi Siswa (peningkatan hasil belajar, motivasi dan kepuasan belajar) Bagi sekolah (peningkatan mutu pendidikan di sekolah)

Bab II. Kajian Teoretis


A. Hakikat Variabel Masalah (pengertian, dasar teori dsb) B. Hakikat Variabel Tindakan (pengertian, dasar teori, keunggulan, prosedur penerapan) Kerangka Berpikir (Argumentasi peneliti tentang hubungan antara variabel masalah dan variabel tindakan)

Bab III. Metodologi Penelitian


A. Desain Penelitian (jelaskan model desain dan mengapa menggunakan desain tersebut) B. Prosedur Penelitian (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, Refleksi) C. Subjek Penelitian (siswa di kelas berapa) D. Tempat dan Waktu Penelitian (di sekolah mana, kapan?) E. Teknik Pengumpulan Data (tes, pengamatan, wawancara, kuesioner, dsb dilengkapi dengan kriteria keberhasilan / perubahan yang diinginkan) F. Teknik Analisis Data (Analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif)

Daftar Kepustakaan
Tuliskan semua rujukan yang dikutip baik pada bab I, II maupun bab III. Teknik Penulisan :
Nama Penulis (dibalik), tahun terbit, Judul Buku/Artikel, Kota Terbit, Penerbit.

PENJELASAN CARA MENULISKAN DAFTAR PUSTAKA


1. Cara membuat daftar pustaka mengacu pada model Pusat Pengembangan Bahasa Indonesia yang terdapat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008). 2. Sedikitnya ada dua syarat utama harus dipenuhi oleh sumber bacaan yang akan digunakan dalam acuan teori; (1) Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas, (2) Kemutahiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa harus ditinggalkan.

PENJELASAN CARA MENULISKAN DAFTAR PUSTAKA

3. Urutannya: Nama pengarang. Tahun penerbitan. Judul buku dicetak miring. Kota Penerbit: Penerbit. Buku, artikel, dan sumber lain yang boleh dituliskan dalam daftar pustaka adalah acuan yang dikuti saja. 4. Buku, artikel, dan sumber lain yang tidak dikutip tidak boleh dituliskan dalam daftar pustaka.

CONTOH MENULIS DAFTAR PUSTAKA


Usman, Husaini & Purnomo Setyadi Akbar. 2009. Pengantar Metodologi Sosial. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara. Usman, Husaini. 2009. Manajemen: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Edisi Ketiga. Jakarta: Bumi Aksara.

Payong, Marsel Ruben. 2009. Prospek Pendidikan Kesetaraan di Indonesia, Jurnal Missio, Vol. II No. 2.
Suhardjono. 2005. Laporan Penelitian Eksperimen dan Penelitian Tindakan Kelas sebagai KTI, makalah pada Pelatihan Peningkatan Mutu Guru di LPMP Makasar, Maret 2005

Menulis Laporan PTK

Laporan PTK
Laporan PTK adalah laporan yang dibuat setelah peneliti memastikan bahwa telah terjadi perubahan-perubahan yang mengarah kepada perbaikan atau telah diatasinya masalah yang dihadapi sebelumnya. Laporan PTK dibuat setelah dilaksanakan siklus-siklus tindakan

Struktur Laporan PTK


Bab I Bab II sama persis seperti dalam Proposal Bab III ada penambahan yakni uraian tentang siklus-siklus yang telah dilakukan dan waktu pelaksanaan penelitian dibuatkan dalam jadwal yang terinci Bab IV. Hasil Penelitian
A. Pra Tindakan B. Deskripsi Hasil Per Siklus (data-data kuantitatif dan kualitatif disajikan) C. Pembahasan / Diskusi

Struktur Laporan PTK


Bab V. Kesimpulan dan Saran Daftar Kepustakaan Lampiran-lampiran Instrumen penelitian (tes, kuesioner, pedoman pengamatan, pedoman wawancara, dsb) Data hasil penelitian (hasil tes, hasil tabulasi kuesioner, transkrip wawancara, tabulasi hasil pengamatan, deskripsi hasil pengamatan, catatan anekdotal, catatan lapangan, dsb) dan hasil pengolahan Instrumen perlakuan/tindakan (RPP, media, perangkat pembelajaran, dsb)

Kriteria Pemilihan Jenis Penelitian


Kriteria
Masalah yang diteliti Informasi/data yang dibutuhkan Tujuan penelitian

Kuantitatif
Bila masalah cukup jelas, memperlihatkan adanya penyimpangan

Kualitatif
Bila masalah belum jelas, samar-samar, hanya berupa simptom

Bila peneliti ingin mendapat Bila peneliti ingin mendapat informasi dari populasi yang informasi yang mendalam luas untuk generalisasi tentang suatu fenomen dari populasi terbatas Bila peneliti ingin melihat pengaruh dari suatu perlakuan (treatment) thd suatu objek tertentu atau keterkaitan antara suatu variabel dengan variabel lain baik untuk pengembangan teori atau untuk aplikasi dlm bidang tertentu Bila peneliti ingin memahami fenomen atau interaksi sosial yang kompleks guna menemukan pola hubungan atau saling keterkatian di antara fenomen tsb sehingga ditemukan teori, prinsip atau pola tertentu (grounded theory)

Kriteria Pemilihan Jenis Penelitian (Cont.)


Kriteria
Waktu penelitian

Kuantitatif
Bila peneliti memiliki waktu yang terbatas tapi membutuhkan informasi dari populasi yang luas

Kualitatif
Bila peneliti memiliki waktu yang banyak dan membutuhkan informasi yang mendalam dari populasi yang terbatas Bila peneliti belum memiliki teori yang cukup dan belum memiliki hipotesis sejak awal.

Acuan teori dan hipotesis

Bila peneliti sudah memiliki teori dan kerangka berpikir tertentu sehingga sejak awal telah memiliki hipotesis yang akan diuji.

Populasi dan Sampel


Populasi: wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Populasi tidak terbatas pada orang/manusia tetapi juga objek/benda-benda lain. Penetapan populasi tergantung pada masalah dan variabel penelitian yang ditetapkan oleh peneliti Terdapat dua jenis populasi:
Populasi target (targeted population): populasi di mana hasilhasil penelitian akan digeneralisasikan Populasi terjangkau (accessible population): bagian dari populasi target di mana sebagian dari anggotanya akan dijadikan sampel

Sampel : bagian dari populasi yang akan diambil untuk diteliti

Teknik Sampling
Probability Sampling 1. Simple random sampling 2. Proportional random sampling 3. Stratified proportional random sampling 4. Cluster random sampling 5. Multi-stage random sampling Non Probability Sampling 1. Systematic sampling 2. Quota sampling

3. Incidental sampling
4. Purposive sampling 5. Sampling jenuh 6. Snowball sampling

Contoh Teknik Sampling


Populasi xwszwcdt qadyjkpl mhbgnui Sampel abcd efghi

Simple random sampling

Desa A (120) Desa B (200) Desa C (158) Desa D (256)

Desa A (48) 40% Sampel


Desa B (80) Desa C (63) Desa D (102)
Proportional random sampling

Contoh Teknik Sampling (Cont.)


Populasi Mhs STKIP Ruteng (1700) Prog. PGSD Tk I = 700 Tk II = 500 Prog. Teologi Tk I = 70 Tk II = 40 Tk III = 25 Tk IV = 27 Tk V = 30 Prog. Inggris Tk I = 130 Tk II = 90 Tk III = 25 Tk IV = 30 Tk V = 35 Sampel Mhs STKIP Ruteng (850) Prog. PGSD Tk I = 350 Tk II = 250 Prog. Teologi Tk I = 35 Tk II = 20 Tk III = 12 Tk IV = 13 Tk V = 15 Prog. Inggris Tk I = 65 Tk II = 45 Tk III = 12 Tk IV = 15 Tk V = 18 Stratified proportional random sampling

Sampel 50%

Contoh Teknik Sampling (Cont.)


Populasi Sampel

Kec. A = 1102 Desa A (120) Desa B (200) Desa C (158) Desa D (256) Desa E (178)

Tahap I Cluster (secara acak) Desa B (200) Desa D (256) Desa E (178)

Tahap II (20%)

Desa B (40)
Desa D (51) Desa E (36)

Cluster random sampling

Desa F (190)

Contoh Teknik Sampling (Cont.)


SMA 6 Jakarta
(Kls I, II, & III)

Target

Kelas II
Terjangkau

(II1 II10)
Kelas II1 (48 siswa) 30 Siswa Kelas II3 (48 siswa) 30 Siswa

Multi-stage Random Sampling

Sampel

Ukuran Sampel
Sampling error: kekeliruan penarikan kesimpulan yang selalu terjadi akibat dari pengambilan sampel. Setiap penelitian yang membutuhkan data sampel pasti memiliki sampling error. Jika data penelitian berasal dari data populasi maka sampling error hampir tidak ada. Semakin kecil sampling error, semakin akurat penarikan kesimpulan, begitupun sebaliknya Semakin kecil sampling error maka ukuran sampel harus semakin besar mendekati jumlah populasi.

Ukuran Sampel
Besarnya ukuran sampel berdasarkan tingkat kekeliruan dapat dilihat pada tabel yang dikembangkan oleh Isaac & Michael (Sugiyono, 2006 p. 128) Besarnya ukuran sampel dikaitkan dengan sampling error hanya berlaku apabila populasinya memiliki karakteristik yang heterogen. Jika populasinya homogen maka penentuan ukuran sampel tidak berlaku. Misalnya dalam penelitian laboratorium yang menggunakan darah sebagai sampel, tidak ada kriteria berapa cc darah yang harus diambil. Dengan ukuran 0,1 cc darah saja sudah mewakili seluruh darah dalam tubuh seseorang,

Contoh penentuan besarnya ukuran sampel


Jumlah populasi mhs PT XYZ: 2200 orang; FKIP 1000, FT 450, FE 750. Penarikan sampel menggunakan taraf kekeliruan (sampling error 5%). Dari tabel Isaac & Michael, ukuran sampel yang dibutuhkan = 301 orang. Berapa sampel untuk setiap fakultas?

Lanjutan penentuan Ukuran sampel


Rumus : S = Pi N
Ketr: S = sampel Pi = populasi untuk unit / kategori tertentu N = populasi keseluruhan n = ukuran sampel yang dibutuhkan (berdasarkan nilai tabel untuk taraf kekeliruan tertentu)

xn

Dengan demikian:
Sampel FKIP = 1000 / 2200 x 301 = 136,8 = 137 orang Sampel FT = 450 / 2200 x 301 = 61,5 = 61 orang Sampel FE = 750 / 2200 x 301 = 102,6 = 103 orang Total sampel = 137 + 61 + 103 = 301 orang.

Teknik Pengumpulan Data Dalam Penelitian Kuantitatif


Metode
Deskriptif

Teknik
Survai, polling

Instrumen
Kuesioner, wawancara, skala, test, pedoman pengamatan Daftar cek, skala, skala penilaian, test, pedoman pengamatan Kuesioner, wawancara, skala, tes, pedoman pengamatan Kuesioner, skala, tes, wawancara

Eksperimen

Observasi

Komparatif

Survai, polling

Korelasional

Survai, polling

Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Kuantitatif


Jenis Instrumen
Tes, Skala Gutmann Skala sikap Likert, Thurstone Rating scale

Pengujian Validitas Konstruk/ Konten


- Expert judgment,

Empiris
Point biserial Correlation Product moment Correlation Product moment Correlation Point biserial Correlation

Reliabilitas
- Tes-retest, equivalent test - K-R20 - K-R21 - Alpha Cronbach - Split-half Spearman Brown
- Ebel Formula - Kendall Tau - Rank order Spearman Corr.

- table of spesification

- t-test two sample


- Expert judgment, - table of spesification

- t-test two sample


- Expert judgment, - table of spesification

- t-test two sample Check list/ lembaran observasi


- Expert judgment, - table of spesification

- K-R20 - K-R21

- t-test two sample

Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif


Metode
Deskriptif

Jenis Data
Nominal Ordinal Rasio/ Interval

Teknik Analisis Deskriptif


Distr. frekuensi, prosentase, modus Distr. frekuensi, prosentase, modus Distr. frekuensi, modus, mean, median, kuartil, persentil, deviasi standar, kurtosis, dll.

Inferensial
Binominal, Chi Square one sample Run test t-test one sample

Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (cont.)


Teknik Analisis

Metode

Jenis Data

Inferensial Deskriptif
Distr. frekuensi, prosentase, modus Distr. frekuensi, prosentase, modus,

2 sampel Related Independent


-Chi Square - Fisher Exact

>2 sampel Related


Cochran Q

Independent
Chi Square

Komparatif/ Eksperimen

Nominal

- McNemar

Probability
-Sign Test, - Wilcoxons -Median Test - Mann-Whitney

Ordinal

matched pairs t test

(U Test) - KolomogorovSminorv Test t- test

Friedman Two-way Anova

Kruskal-Wallis One way Anova

Rasio/ Interval

Distr. frek, mean, modus, median, persentil, deviasi standar, kurtosis

Ancova, Mancova

1 way/ 2 way Anova, 1 way/ 2 way Manova

Teknik Analisis Data Dlm Penelitian Kuantitatif (Cont.)


Metode
Korelasional

Jenis Data
Nominal Ordinal Rasio/ Interval

Teknik Analisis Deskriptif


Distr. frekuensi, prosentase, modus, Distr. frekuensi, prosentase, modus, Distr. frekuensi, modus, mean, median, persentil, deviasi standar, kurtosis

Inferensial
Contingency Coefficient C, biserial/point biserial correlation Spearman Rank Correlation Kendall Tau Correlation Product Moment Correlation Partial & multiple correlation Simple & multiple regression Path Analysis/SEM Canonical Correlation Factor analysis

Catatan: Khusus untuk Teknik Analisis Inferensial pada metode korelasional atau eksperimen terdapat beberapa uji persyaratan analisis: - Uji Normalitas Data dan normalitas galat taksiran - Uji Homogenitas varians - Uji Linearitas Regresi - Uji Multikolinieritas

Anda mungkin juga menyukai