Anda di halaman 1dari 2

Erina Fatmala 021211131009 Faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan sekresi aldosteron?

Gambar 1. Sekresi Aldosteron (Baron, 2003)

1. Peningkatan Konsentrasi Kalium Kadar kalium adalah stimulator yang paling sensitif terhadap aldosteron. Peningkatan konsentrasi kalium ektrasel akan merangsang pengeluaran aldosteron yang akan meningkatkan sekresi dan ekskresi kalium di urin. Penurun konsentrasi kalium ekstrasel akan menyebabkan penurunan aldosteron. Penurunan konsentrasi natrium ekstrasel sendiri juga merangsang sekresi aldosteron melalui sistem RAA. Aldosteron merangsang reabsorpsi aktif ion natrium oleh sel prinsipalis dan meningkatkan permeabilitas membran luminal untuk kalium. Terdapat sistem umpan balik aldosteron-kalium. Peningkatan konsentrasi kalium ekstreseluler merangsang sekresi kalium sehingga meningkatkan kadar aldosteron dalam darah. Meningkatkanya aldosteron dalam darah akan meningkatkan ekskresi kalium oleh ginjal yang nantinya akan menyebabkan penurunan pada konsentrasi kalium ekstrasel sehingga dapat kembali ke kondisi normal. Jadi, mekanisme umpan balik ini bekerja sinergis dengan efek langsung peningkatan kalium ekstrasel sehingga ekskresi kalium meningkat saat terjadi peningkatan asupan kalium. (Guyton & Hall, 2008; Sherwood, 2011)

2. Peningkatan aktitivitas renin-angiotensin (peningkatan angiotensin II) Renin merupakan polipeptidase yang disekresikan oleh sel juxtaglomelular.renin yang dilapaskan ke dalam darah kemudian memecah angiotensinogen menjadi angiotensin I.Angiotensin I adalah vasokonstriktor yang lemah. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor yang poten. Renin disintesis pada sel juxtaglomerular pada ginjal. Renin dilepaskan jika terjadi penurunan tekanan pada pada arterial. Fungsi utama angiotensin adalah meningkatkan tekanan darah yang turun ini. Angiotensin akan menyebabkan konstriksi arteriola afferent dan efferent sehingga menurunkan glomerular filtrating rate dan aliran darah ke kapiler peritubular. Aliran darah pada kapiler peritubular yang rendah menyebabkan air akan lebih mudah diserap dari lumen tubulus. Selain itu angiotensin II juga meningkatkan reabsorpsi NaCl dan sekresi H+. Angiotensin II merangsang secara langsung sekresi aldosteron, menimbulkan rasa haus, mengurangi sensitifitas barorefleks, dan meingkatkan sekresi vasopressin dan ACTH. Angiotensin mendorong pertumbuhan zona glomerulosa dengan cara yang sama dengan efek TSH pada tiroid. Peningkatan pembentukan angiotensin II membantu mengembalikan tekanan darah dan volume ekstrasel menjadi normal dengan meningkatkan reabsobrsi natrium dan air dari tubulus ginjal. 3. Peningkatan ACTH tapi efeknya tidak dominan Hormon tropik adrenal, ACTH, terutama mempengaruhi zona-zona korteks bagian dalam dan kurang merangsang sekresi aldosteron. Sekresi aldosteron juga disebabkan oleh rangsangan dari angiotensin II dan peningkatan K+ plasma, dan rangsangan dari ACTH walaupun lemah (Baron, 2003). Dengan demikian, tidak seperti pengaturan kortisol, pengaturan sekresi aldosteron umumnya tidak bergantung pada kontrol hipofisis anterior. 4. Asidosis plasma 5. Reseptor peregangan yang terletak di atrium jantung Jika tekanan darah menurun terdeteksi, kelenjar adrenal dirangsang oleh reseptor peregangan untuk melepaskan aldosteron yang meningkatkan reabsorpsi natrium dari air seni, keringat, dan usus. Hal ini menyebabkan peningkatan osmolaritas dalam cairan ekstraselular, yang pada akhirnya akan kembali tekanan darah ke normal . 6. Adrenoglomerulotrpoin Adrenoglomerulotropin adalah faktor lipid yang diperoleh dari ekstrak pineal. Ini selektif merangsang sekresi aldosteron.

Anda mungkin juga menyukai