SUPRIADI Nim 111331023

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011

Rangkaian Logika :

SISTEM BILANGAN SISTEM SANDI

OPERASI BILANGAN

BAB I SISTEM BILANGAN

SUATU CARA UNTUK MEWAKILI BESARAN DARI SUATU ITEM FISIK. SISTEM BILANGAN MENGGUNAKAN SUATU BILANGAN DASAR BIASA DISEBUT BASIS ATAU RADIK

SISTEM SISTEM SISTEM SISTEM SISTEM

BILANGAN BILANGAN BILANGAN BILANGAN BILANGAN

DESIMAL DUODESIMAL BINER OKTAL HEKSADESIMAL

NAMA DARI MASING MASING SISTEM BILANGAN BERASAL DARI BASIS / RADIKNYA

SISTEM BILANGAN
DESIMAL

SISTEM BILANGAN YG BANYAK DIPERGUNAKAN MANUSIA DLM KEHIDUPAN SEHARI-HARI SIMBOL (1,2,3,4,5,6,7,8 DAN 9 ) RADIK BIL. DESIMAL : r=10 MIS. (123)10 SISTEM BILANGAN OKTAL MENGGUNAKAN 8 MACAM SIMBOL BILANGAN BERBASIS 8 DIGIT ANGKA SIMBOL (0,1,2,3,4,5,6 DAN 7 ) RADIK BIL. OKTAL :r=8 MIS:(123)8

DUODESIMAL

OKTAL

SISTEM BILANGAN YG MENGGUNAKAN 12 MACAM SIMBOL BILANGAN BERBASIS 12 DIGIT ANGKA SIMBOL(0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,t dan e ) HURUF t dan e MENGGANTIKAN BILANGAN DESIMAL 10 DAN 11 RADIK BIL. DUO DESIMAL : r =12 MIS. (123)12

BILANGAN BINER HEKSADESIMAL

SISTEM BILANGAN YG MENGGUNAKAN 16 MACAM SIMBOL BILANGAN BERBASIS 16 DIGIT ANGKA SIMBOL (0,1,2,3,4,5,6 ,7,8,9,a,b,c,d,e dan f ) HURUF a S/D f MENGGANTIKAN BIL DESIMAL 10 15 RADIK BIL. HEKSADESIMAL :r = 16 MIS:(123b)16

SISTEM BILANGAN YG MENGGUNAKAN 2 MACAM SIMBOL BILANGAN BERBASIS 2 DIGIT ANGKA SIMBOL ( 0 dan 1 ) SISTEM BILANGAN BINER MERUPAKAN DASAR DARI SEMUA SISTEM BERBASIS DIGITAL RADIK BIL BINER : r = 2 MIS. (100101)2

Sistem Desimal Biner Oktal

Radiks r=10 r=2 r= 8

Himpunan/elemen Digit {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9} {0,1} {0,1,2,3,4,5,6,7} {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A, B, C, D, E, F}

4 4 5 5 6 6 7 7 8 8 9 9

Contoh 25510 111111112 3778 FF16

Heksadesimal r=16
Desimal Heksa 0 0 1 1 2 2 3 3

10 11 12 13 14 15 A B C D E F

Biner

0000 0001 0010 0011

0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100 1101 1110 1111

BASIS/RADIK, DIGIT/BIT DAN BOBOT BILANGAN

BASIS / RADIK YAITU BANYAKNYA ANGKA ATAU DIGIT YANG DIGUNAKAN PERHITUNGAN RADIK SANGAT PENTING KARENA RADIK ADALAH DASAR UTK MENENTUKAN NILAI ATAU BOBOT BILANGAN TERSEBUT DIGIT ADALAH JUMLAH DERETAN ANGKA DLM SISTEM BILANGAN BIT (BINARY DIGIT ) YAITU JUMLAH DIGIT DALAM BINER YG HANYA TERDIRI DARI DUA DIGIT 0 DAN 1 BOBOT SUATU BIL TERGANTUNG DR RADIK & SUSUNAN DIGIT2NYA MIS: 123(10) 3 x SATUAN ( = 3 ) 2 x PULUHAN ( = 20 ) 1 x RATUSAN ( = 100 ) MAKA (123)10=3+20+100 =(3x100)+(2x101)+(1x102) Rumus Bobot Bilangan (N)r = d0r0 + d1r1 + d2r2 + d2r2 +.dnr2n

KONVERSI BILANGAN
KONVERSI BILANGAN ADALAH SUATU PROSES DIMANA SATU SISTEM BILANGAN DENGAN BASIS TERTENTU AKAN DIJADIKAN BILANGAN DENGAN BASIS YANG LAIN

DESIMAL
HEKSADESIMAL

DUODESIMAL

OKTAL

BINER

KONVERSI BILANGAN

DGN CARA MEMBAGI BILANGAN DESIMAL DGN RADIK LAIN KEMUDIAN MENGAMBIL SISA SISA PEMBAGIANNYA

OKTAL
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 8 kemudian diambil sisa Pembagiannya MIS: 385 (10) = .(8)? 385 : 8 = 48 + sisa 1 48 : 8 = 6 + sisa 0 = 601 (8)

Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 12 kemudian diambil sisa pembagiannya.

BILANGAN BINER
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 2 kemudian diambil sisa pembagiannya. 45 (10) = ..(2) 45 : 2 = 22 + sisa 1 22 : 2 = 11 + sisa 0 11 : 2 = 5 + sisa 1 5 : 2 = 2 + sisa 1 2 : 2 = 1 + sisa 0 1 : 2 = 0 + sisa 1 101101(2) ditulis dari bawah ke atas

HEKSADESIMAL
Yaitu dengan cara membagi bilangan desimal dengan 16 kemudian diambil sisa pembagiannya

1583 ( 10 ) = .(16)
1583 : 16 = 98 + sisa 15 = F 98 : 16 = 6 + sisa 2 = 62F(16)

KONVERSI BILANGAN
HEKSADESIMAL KE DESIMAL
YAITU DENGAN CARA MENGALIKAN MASING MASING BIT DGN POSISI VALUENYA MIS: 9df (16) = .(10)? (15x160)+(13x161)+(9x162) 15+208+2304 = 2527 (16)

BINER KE DESIMAL
YAITU DENGAN CARA MENGALIKAN MASING MASING BIT DGN POSISI VALUENYA MIS: 1110 (16) = ..(10) ?
= (1 x 23) + (1 x 22) + (1 x 21) + (0 x 20) =8+4+2+0 = 14 (10)

HEKSADESIMAL KE BINER
YAITU DENGAN CARA MENGUBAH MASING-MASING DIGIT BILANGAN HEKSADESIMAL MENJADI BILANGAN BINER EMPAT BIT MIS: 493 (16) = .(2)? ( 4 9 3) (16) 0100 1001 0011 = 10010010011 (16)

BINER KE HEKSADESIMAL
YAITU DENGAN CARA MENGUBAH DULU BILANGAN BINER KE DESIMAL BIASA KEMUDIAN DIUBAH KE HEKSA DGN MEMEMBAGI RADIKNYA TERUS MENERUS MIS: 10111000111 (16) = .(16)? 101 1100 0111 ( 5 12=c 7) (16) = 5c7(16)

BILANGAN PECAHAN
MENGUBAH DGN RADIK LAIN :
UNTUK MENGUBAH BIL DESIMAL YG MENGANDUNG PECAHAN MENJADI BIL RADIK LAIN MAKA MASING2 BAGIAN YANG UTUH DAN PECAHAN DIKERJAKAN SENDIRI. BIL YG UTUH DGN CARA PEMBAGIAN OLEH RADIK TERUS MENERUS SAMPAI HABIS. BIL PECAHAN DGN CARA MENGALIKAN BERTURUT2 DGN RADIK BARU YG DIKEHENDAKI, TIAP HASIL PERKALIAN YG UTUH YG MENJADI DIGIT BIL PECAHAN BARU TSB

MIS: 23,375(10)

BAGIAN YANG UTUH :

23 : 2 = 11 SISA 1 11 : 2 = 5 SISA 1 5 : 2 = 2 SISA 1 2 : 2 = 1 SISA 0 1 : 2 = 0 SISA 1 (23) (10) = 10111

BAGIAN YANG PECAHAN:

0,375 x 2 = 0,750 0,750 x 2 = 1,500 0,500 x 2 = 1,000 = 011

JADI 23,375(10) = ( 10111,011 )(2)

BAB II. SISTEM SANDI

SANDI BCD BAHWA TIAP KELOMPOK EMPAT BIT BILANGAN BINER YANG MENGGANTI NBILANGAN DESIMAL MEMPUNYAI URUTAN BOBOT BILANGAN:8,4,2,1 (MULAI DARI MSB SMPAI LSB) MIS : (1979)10 1979 = 0001 1001 0111 1001 = (11001 0111 1001) 8421 BCD

SANDI 8421 BCD SALAH SATU CARA MENYANDI BILANGAN DESIMAL KE BILANGAN BINER DISEBUT SANDI BCD ( BINARY CODED DECIMAL ). SISTEM SANDI BCD MENGGANTI DIGIT DESIMAL MENJADI EMPAT BIT BILANGAN BINER DIMANA NILAI TIAP BIT SUDAH TERTENTU BERDASARKAN KODE YANG DIPAKAI
SANDI 2421 BCD SEPERTI SANDI 8421 BCD, BILANGAN 2421 MENUNJUKKAN URUTAN BOBOT BILANGAN DIGIT DIGIT BINER. PENYANDIAN BILANGAN DESIMAL TERDAPAT PERBEDAAN DGN SANDI 8421 BCD PADA BILANGAN DESIMAL 5 SMPAI 9. MIS : (459)10 459 = 0100 1011 1111 = (100 1011 1111) 2421 BCD SANDI XS-3 SANDI XS-3 (EXCES-THREE-BINARY CODE DESIMAL)/ SANDI LEBIH-3 ADALAH SISTEM SANDI YANG MENGGANTI DIGIT DESIMAL DARI 0 9 MENJADI 4 DIGIT BINER, TIAP KELOMPOK DIGIT BINER MEMPUNAYAI BOBOT BILANGAN LEBIH 3 DARI BILANGAN BINER ASLI.
MIS: (496)10 KE SANDI XS-3 496 = 0111 1100 1001 = (11111001001) XS-3

BAB II. SISTEM SANDI

BIT PARITAS BIT PARITAS ADALAH DIGIT 0 ATAU DIGIT 1 YANG DITAMBAHKAN PADA SEKELOMPOK BIT DARI SUATU SANDI. DENGAN TUJUAN UNTUK MENGETAHUI ADANYA KESALAHAN ( ERROR-DETECTION). 1. PARITAS-GANJIL (ODD-PARITY) UTK MEMBUAT AGAR JUMLAH DIGIT 1 PADA KELOMPOK BIT SANDI MENJADI GANJIL, JIKA JUMLAH DIGIT 1 GANJIL, BIT PARITASNYA 0, JIKA BIT PARITASNYA 1 MAKA DIGIT 1 MASIH GENAP SEHINGGA JUMLAH DIGIT 1 MENJADI GANJIL 2. PARITAS GENAP ( EVEN-PARITY) UTK MEMBUAT AGAR JMLH DIGIT 1 PD KELOMPOK BIT SANDI MENJADI GENAP JIKA JUMLAH DIGIT GENAP MAKA PARITASNYA GENAP BIT PARITASNYA 0. JIKA DIGIT 1 MASIH GANJIL BIT PARITASNYA 1 SEHINGGA JUMLAH DIGIT 1 MENJADI GANJIL

SANDI KOREKSI KESALAHAN ( SANDI HAMMING ) SANDI YANG DILENGKAPI DENGAN BEBERAPA BIT PARITAS. SANDI INI BERGUNA UNTUK MENGETAHUI ADANYA KESALAHAN DAN MENGOREKSI KESALAHAN TERSEBUT DINAMAKAN SANDI KOREKSI KESALAHAN ( ERROR CORRECTING CODE ). UNTUK MENGOREKSI KESALAHAN SANDI INI MENGGUNAKAN 7 BIT, TERDIRI DARI 3 BIT PARITAS DAN 4 BIT SANDI BCD.

SISTEM SANDI
SANDI GRAY
SANDI GRAY ( GRAY CODE ) DIBENTUK DGN SUSUNAN LSB 0 DAN 1 UTK DUA KELOMPOK SANDI YANG PERTAMA, 1 DAN 0 UNTUK DUA KELOMPOK BERIKUTNYA DAN TIAP DUA KELOMPOK SANDI LSBNYA DIPANTULKAN

SANDI ALFANUMERIK
SANDI ALFANUMERIK ( ALPHANUMERIC CODE ) BANYAK DIGUNAKAN UNTUK KEPERLUAN ADMINISTRASI MIS. UTK MESIN TULIS ELEKTRIK. SANDI ALFANUMERIK MENGGUNAKAN ENAM BIT DAPAT MENGHASILKAN 64 KELOMPOK BIT ATAU AKSARA KELOMPOK 26 AKSARA TERSEBUT ADALAH: 26 AKSARA UTK SANDI HURUF A SAMPAI Z 10 AKSARA UNTUK SANDI ANGKA 0 SAMPAI 9 10 AKSARA UNTUK TANDA-TANDA BACA 6 AKSARA UNTUK BERBAGAI INSTRUKSI PENGGUNAAN 12 AKSARA BERBAGAI TANDA-TANDA KHUSUS LAINNYA

SANDI 8421 BCD

Desimal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

TABEL SISTEM SANDI

SANDI 2421 BCD
2
0 0 0 0 0 1 1 1 1 1

SANDI XS - 3 Desimal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

8
0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

4
0 0 0 0 1 1 1 1 0 0

2
0 0 1 1 0 0 1 1 0 0

1
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

Desimal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

4
0 0 0 0 1 0 1 1 1 1

2
0 0 1 1 0 1 0 0 1 1

1
0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

Sandi XS-3
0011 0100 0101 0110 0111 1000 1001 1010 1011 1100

PARITAS GANJIL DAN PARITAS - GENAP Desimal ParitasGanjil P8421

10000 00001 00010 10011 00100 10101 10110 00111 01000 11001

SANDI HAMMING
SANDI HAMMING Desimal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 P 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 P 2 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 8 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 P 3 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 4 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 2 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1

ParitasGenap P8421
00000 10001 10010 00011 10100 00101 00110 00111 11000 01001

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

TABEL SISTEM SANDI

SANDI GRAY Desimal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

SANDI HURUF DAN ANGKA

Desimal
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sandi Gray
0000 0001 0011 0010 0110 0111 0101 0100 1100 1101 1111 1110 1010 1011 1001 1000

SANDI
000000 000001 000010 000011 000100 000101 000110 000111 001000 001001

HURUF
A B C D E F G H I J

SANDI
010000 010001 010010 010011 010100 010101 010110 010111 011000 011001

HURUF
K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

SANDI
10 0000 10 0001 10 0010 10 0011 10 0100 10 0101 10 0110 10 0111 10 1000 10 1001 11 0000 11 0001 11 0010 11 0011 11 0100 11 0101

BAB III. OPERASI BILANGAN

PENJUMLAHAN BILANGAN DESIMAL
TIAP TIAP MACAM SISTEM BILANGAN DIBATASI BASIS/RADIK ANGKA TERBESAR MASING2 SISTEM BILANGAN ADALAH RADIK DIKURANGI SATU : r 1. MISALNYA : BILANGAN DESIMAL ( 10 1 = 9 ) BILANGAN OKTAL ( 8 1 = 7 ) BILANGAN DUODESIMAL ( 12 1 = 11 ) PADA PENJUMLAHAN ANGKA, BILA HASILNYA MELEBEHI DARI ANGKA TERBESAR AKAN ADA NILAI LEBIH BERUPA DIGIT 1. DIGIT 1 HRS DIPINDAHKAN UTK DIJUMLAHKAN PD KOLOM BERIKUTNYA SHG DIGIT 1 YG DIHASILKAN TSB MERUPAKAN NILAI PINDAHAN ( CARRY )

MIS: 478 + 365 = 843 0+8+5 = 13 KOLOM PERTAMA : 13 10 = 3 PINDAHAN 1 1+7+5 = 14 KOLOM KEDUA : 14 10 = 4 PINDAHAN 1 1+4+5 = 8 KOLOM KETIGA : 8 PINDAHAN 0 HASIL PENJUMLAHAN = (843)10
PINDAHAN KELURAN ( CARRY-OUT ) : ADALAH NILAI LEBIH SUATU PENJUMLAHAN BIL PD SUATU KOLOM YG HARUS DITAMBAHKAN PADA PENJUMLAHAN KOLOM BERIKUTNYA.

PINDAHAN MASUKAN ( CARRY-IN ) : ADALAH PINDAHAN - KELUARAN YG DIGESER KE KIRI UTK DITAMBAHKAN PD PENJUMLAHAN ANGKA YG MEMPUNYAI BOBOT LEBIH BESAR.

PENJUMLAHAN
PENJUMLAHAN BILANGAN OKTAL DPT DIKERJAKAN SEPERTI BILANGAN DESIMAL ,HANYA PD SALAH SATU KOLOM HASILNYA SAMA DGN RADIK : 8 HRS DITULIS : 0 DGN PINDAHAN KELUARAN : 1, BILA LBH BESAR DARI RADIK MAKA PINDAHAN KELUARAN : 1, PD KOLOM BERIKUTNYA PINDAHAN KELUARAN DIGESER KEKIRI DITAMBAHKAN MENJADI PINDAHAN MSUKAN. MIS : (436)8 + (254)8 = (712) 8 0+6+4=10 KOLOM PERTAMA : 10-8 = 2 PINDAHANKELUARAN :1 1+3+5= 9 KOLOM KEDUA : 9-8 = 2 PINDAHANKELUARAN :1 1+4+2= 7 KOLOM KETIGA : 7 PINDAHANKELUARAN :0 JADI HASILNYA : (712) 8

PENJUMLAHAN BILANGAN OKTAL

PENJUMLAHAN BILANGAN DUODESIMAL

PENJUMLAHAN BILANGAN DUODESIMAL BILA HASILNYA SAMA DGN RADIK 12 PD KOLOM PENJUMLAHAN HRS DITULIS : 0 DGN PINDAHAN KELUARAN : 1, BILA LBH BESAR DARI 12 DITULIS ANGKA KELEBIHAN ITU DGN PINDAHAN KELUARAN : 1. MIS : (674)12 + (486)12 = (e3t) 12 0+6+6=10 KOLOM PERTAMA : 10 = t PINDAHANKELUARAN :1 0+7+8=15 KOLOM KEDUA : 15-12=3 PINDAHANKELUARAN :1 1+6+4=11 KOLOM KETIGA : 11= e PINDAHANKELUARAN :0 JADI HASILNYA : (e3t) 12

PENJUMLAHAN
PENJUMLAHAN BILANGAN HEKSADESIMAL RADIKNYA : 16, DIGITNYA MENGANDUNG a f SBG PENGGANTI 10 15 SEHINGGA JIKA HASIL JUMLAH SM DGN 16 MAKA HRS DITULIS : 0 DGN PINDAHAN-KELUARAN: 1. BILA LEBIH DARI 16 MAKA DITULIS KELEBIHAN ITU DGN PINDAHAN-KELUARAN: 1. PINDAHAN KELUARAN DIGESER KEKIRI IKUT DITAMBAHKAN PD KOLOM BERIKUTNYA MENJADI PINDAHAN MASUKAN. MIS : (789)16 + (949)16 = (10d2) 16 0+9+9=18 KOLOM I : 18-16 = 2 PINDAHANKELUARAN :1 1+8+4=13 KOLOM II : 13 = d PINDAHANKELUARAN :0 0+7+4= 9 KOLOM III : 16 -16=0 PINDAHANKELUARAN :1 1+0+0= 1 KOLOM IV : 1 PINDAHANKELUARAN :0 JADI HASILNYA : (10d2) 16

PENJUMLAHAN BILANGAN HEKSADESIMAL

PENJUMLAHAN BILANGAN BINER

PENJUMLAHAN DIGIT BINER SEPERTI BILANGAN LAINNYA NAMUN MEMPUNYAI 4 KEMUNGKINAN : 0 + 0 = 0 PINDAHAN KELUARAN : 0 0 + 1 = 1 PINDAHAN KELUARAN : 0 1 + 0 = 1 PINDAHAN KELUARAN : 0 1 + 1 = 1 PINDAHAN KELUARAN : 1 MIS : (1101)2 + (1111)2 = (11100) 2 0+1+1=0 KOLOM PERTAMA : 0 PINDAHANKELUARAN :1 1+0+1=0 KOLOM KEDUA : 0 PINDAHANKELUARAN :1 1+1+1=1 KOLOM KETIGA : 1 PINDAHANKELUARAN :1 1+1+1=1 KOLOM KEEMPAT : 1 PINDAHANKELUARAN :1 1+0+0=1 KOLOM KELIMA : 1 PINDAHANKELUARAN :0 JADI HASILNYA : (11100) 2

PENJUMLAHAN BILANGAN SANDI BCD

PENJUMLAHAN BILANGAN SANDI BCD YG HASILNYA SAMA ATAU LBH KECIL DARI 9 (10) DPT DILAKUKAN SEPERTI PENJUMLAHAN LAINNYA TAPI HASIL LEBIH BESAR DARI 9 (10) MENGIKUTI PROSES PENJUMLAHAN TERSENDIRI.

MISALNYA : PENJUMLAHAN SAMA ATAU LEBIH KECIL DARI 9 (10)

DESIMAL 7 2+ 9

4 0 0 1

2 1 0 0

1 1 1 0

BCD 1 0+ 1

DARI CONTOH DI ATAS KRLIHATAN BAHWA PENJUMLAHAN BILNGAN SANDI HASILNYA SAMA ATAU LEBIH KECIL DARI (9)10

MISALNYA : PENJUMLAHAN SAMA ATAU LEBIH BESAR DARI 9 (10)

DESIMAL 87 56 + 143

0 0 1 0 10

0 1 1 1 1

0 0 0 1 0

8 0 1 1 0 0

2 0 0 1 0 0

1 1 1 1 1 0

BCD 1 1 1 0+ 0 1 (SALAH) 1 0+ 1 1 (SALAH)

PENJUMLAHAN MASING-MASING EMPAT BIT SANDI HASILNYA LEBIH BESAR DARI (9)10 SEHINGGA MENGHASILKAN

PENGURANGAN

PENGURANGAN SISTEM BILANGAN HARUS MEMPERHATIKAN RADIKNYA JIKA DIGIT PENGURANG LBH BESAR DARI DIGIT YG AKAN DIKURANGI MAKA HRS PINJAM PD DIGIT SEBELAH KIRINYA YG MEMPUNYAI BOBOT LEBIH BESAR. BESARNYA NILAI PINJAMAN TSB MEMPUNYAI KELIPATAN DGN RADIKNYA

BILANGAN DESIMAL MIS: 567 - 279= (288)10 PINJAM 1 = 10 KLM II : 10+7-9=8 KOLOM I:8 PINJAM 1 = 10 KLM III : 10+5-7=8 KOLOM II:8 PINJAM 0 = KLM IV : 0+7-2 =2 KOLOM III:8 HASIL PENGURANGAN = (288)10 BILANGAN DUODESIMAL MIS: 837 3te= (448)12 PINJAM 1 = 12 KLM II :12+7-11= 8 KOLOM I:8 PINJAM 1 = 12 KLM III :12+2-10=4 KOLOM II:8 PINJAM 0 = KLM IV : 0+7-3 =4 KOLOM III:8 HASIL PENGURANGAN = (448)12 PENGURANGAN BINER MASING MASING DIGIT MEMPUNYAI EMPAT KEMUNGKINAN : 0 - 0 = PINJAMAN MASUKAN : 0 0 - 1 = PINJAMAN MASUKAN : 1 1 - 0 = PINJAMAN MASUKAN : 0 1 - 1 = PINJAMAN MASUKAN : 0

BILANGAN OKTAL MIS: 453 - 267= (164)8 PINJAM 1 = 8 KLM II : 8+3-7=4 KOLOM I:4 PINJAM 1 = 8 KLM III : 8+4-6=6 KOLOM II:6 PINJAM 0 = KLM IV : 0+3-2 =1 KOLOM III:1 HASIL PENGURANGAN = (164)8 BILANGAN HEKSADESIMAL MIS: 475 2bc= (1a9)16 PINJAM 1 = 16 KLM II : 16+5-12=9 KOLOM I:9 PINJAM 1 = 16 KLM III : 16+6-12=10 KOLOM II:a PINJAM 0 = KLM IV : 0+3-2 =1 KOLOM III:1 HASIL PENGURANGAN = (1a9)10 BILANGAN BINER MIS: 1011 - 0111= (0100)2 KOLOM I : 1-1=0 PINJAMAN - MASUKAN : 0 KOLOM II : 1-1=0 PINJAMAN - MASUKAN : 0 KOLOM III : 0-1=1 PINJAMAN - MASUKAN : 1 KOLOM IV: 0-0=0 PINJAMAN - MASUKAN : 0 HASIL PENGURANGAN = (0100)2

BILANGAN NEGATIF

BILANGAN YANG MEMPUNYAI BOBOT DIBAWAH 0. MISALNYA 510 ADLAH BILANGAN DESIMAL DIBWH 0-1 1 02 ADALAH BILANGAN BINER YG MEMPUNYAI BOBOT DIBAWAH 0. MIS : BILANGAN DESIMAL -1510 =(9) 1510 1510 = (0) 1510 BILANGAN BINER -1012 = (1) 1012 +1012 = (0) 1012

KOMPLEMEN - 10 BILANGAN DESIMAL

PADA SISTEM BILANGAN DESIMAL UTK MENGGANTI BIL NEGATIF KE BENTUK KOMPLEMEN-10 DILAKUKAN DGN MENGURANGKAN DIGIT BILANGAN NEGATIF DARI 9 LALU MENAMBAHKAN 1 PADA DIGIT PALING KANAN ( LSD ) UTK MENGGANTI BILANGAN NEGATIF KE KOMPLEMEN 9 DGN MENGURANGKAN DIGIT BILANGAN NEGATIF DARI 9 DAN BILANGAN PALING KANAN ( LSD ) TIDAK DITAMBAH 1

KOMPLEMEN - 9 BILANGAN DESIMAL

KOMPLEMEN - 2 BILANGAN BINER

UTK MENGUBAH BIL BINER KE KOMPLEMEN 2 DENGAN MENGUBAH DIGIT BIL BINER TERSEBUT. DIGIT 0 DIUBAH 1 DAN SEBALIKNYA DIGIT 1 DIUBAH MENJADI 0 DAN DIGIT PALING KANAN ( LSB ) DITAMBAH 1 UTK MENGUBAH BIL BINER KE KOMPLEMEN 1 YAITU DENGAN MENGUBAH DIGIT BIL BINER TERSEBUT. DIGIT 0 DIUBAH 1 DAN SEBALIKNYA DIGIT 1 DIUBAH MENJADI 0 DAN DIGIT PALING KANAN ( LSB ) TIDAK DITAMBAH 1

KOMPLEMEN - 1 BILANGAN BINER

PERKALIAN

SUATU BENTUK DARI PENJUMLAHAN YANG DILAKUKAN BERULANG-ULANG. PERKALIAN ANTARA BILANGAN BINER LEBIH MUDAH DAN SEDERHANA DIBANDINGKAN PERKALIAN PD BILANGAN LAIN. KARENA YG DIGUNAKAN HANYA DIGIT 0 DAN 1, DIMANA PERKALIAN DIGIT 1 MEMBERIKAN HASIL BILANGAN SEMULA ( TETAP ) DAN PERKALIAN DENGAN DIGIT 0 AKAN MEMBERIKAN HASIL 0 SUATU BENTUK PENGURANGAN YANG DILAKUKAN BERULANG ULANG, PROSES PERKALIAN PADA RANGKAIAN LOGIKA DGN CARA PENGURANGAN DAN PENGGESERAN ( PENGGESERAN KE KIRI = SHIFT LEFT. BILA HASILNYA 0 ATU POSITIF BERARTI HASIL PEMBAGIAN ADALAH 1, HASIL PENGURANGAN DIGESER KEKIRI SATU BIT DAN DIMULAI LAGI PENGURANGAN OLEH BILANGAN PEMBAGI BILA HASILNYA NEGATIF BERARTI HASIL PEMBAGIAN ADALAH 0. SEBELUM DIGESER KE KIRI HARUS DITAMBAH DGN BILANGAN PEMBAGI SETELAH DIGESER KE KIRI STU BIT DIMULAI PROSES PENGURANGAN OLEH BILANGAN PEMBAGI DGN CARA PENJUMLAHAN KOMPLEMEN - 2

PEMBAGIAN