Anda di halaman 1dari 58

SISTEM BILANGAN

FAKULTAS SAINS TEKNOLOGI


UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2020/2021
Representasi Numeris

Dalam ilmu pengetahuan, teknologi,


bisnis dan hampir semua bidang
usaha yang lain, kita selalu
berhubungan dengan kuantitas.
Secara mendasar ada cara dalam
mempresentasikan kuantitas, yaitu
secara analog dan digital.
Representasi Analog

◦Pada representasi analog kuantitas


diwakili oleh tegangan, arus atau
gerakan meter yang sebanding
dengan nilai kuantitas.
◦Sebagai contoh adalah
speedometer kendaraan bermotor
Representasi Digital

◦Pada representasi digital


kuantitas diwakili secara tidak
proporsional tetapi oleh
lambang yang disebut digit.
◦Sebagai contoh jam digital
yang menampilkan waktu
dalam format digit desimal.
Sistem Bilangan
• Puluhan (Desimal)
Basis = 10
• Biner
Basis = 2
• Oktal
Basis = 8
• Heksadesimal
Basis = 16
I. SISTEM BILANGAN BINER
Elektronika digital secara luas dibuat
menggunakan sistem bilangan biner dan
dinyatakan digit 1 dan 0. Digit biner
digunakan untuk menunjukan dua keadaan
Level tegangan, HIGH atau LOW. Sebagian
besar sistem digital level HIGH
direpresentasikan oleh 1 atau ON dan level
LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
Sistem bilangan biner adalah susunan
bilangan yang mempunyai basis 2 sebab
sistem bilangan ini menggunakan dua
nilai koefisien yang mungkin yaitu 0 dan
1.

Radix (Base) = 2
Bentuk umum :
N = an-1.2n-1 + an-2.2n-2 + … … + a-m.2-m

Contoh :
101 =
Contoh (1.2) Konversi ke biner

4110 =
Integer Reminder
41
41/2 = 20 1
20/2 = 10 0
10/2 = 5 0
5/2 = 2 1
2/2 = 1 0
1/2 = 0 1

▪ 4110 =
Cara lain
20 21 22 23 24 25 26 27 …
1 2 4 8 16 32 64 128

Contoh :
Ubah 55 menjadi bilangan biner

55 =
Biner Desimal
100112
1000102
1011110012
10010012
101100012
1010112
10 11102
LATIHAN KONVERSI KE BINER

◦35210 =
◦2910 =
◦7810 =
◦54210 =
◦10210 =
◦54010 =
Latihan 1
• Ubah bilangan Biner berikut ini menjadi bilangan desimal !
a. (110)2 c. (1110)2 e. (111111)2
b. (10101)2 d. (101101)2
• Ubah bilangan desimal berikut ini menjadi bilangan Biner!
a. (5)10 c. (42)10 e. (155)10
b. (17)10 d. (81)10
OKTADESIMAL
Basis 10 (desimal)→Basis 8 (oktal)

◦ 24510 = ....
245 : 8 = 30 sisa 5
30 : 8 = 3 sisa 6
3 : 8= 0 sisa 3

24510 = 3658

120010 =
Basis 8 (oktal) → basis 10
(desimal)
◦ 3678 = 7 x 80 + 6 x 81 + 3 x 82
= 7 + 48 + 192
= 24710
46278 = 7 x 80 + 2 x 81 + 6 x 82 + 4 x 83
= 7 + 16 + 384 + 2048
= 245510
2671 8 = ........
HEKSA DESIMAL
Basis 10 (desimal)→ basis 16
(hexadecimal)
◦ 16510 =
◦ 165 : 16 = 10 sisa 5
◦ 10 : 16 = 0 sisa A
◦ 16510 = A516

◦ 856710 = .......
◦ 8567 : 16 = 541 sisa 1
◦ 541 : 16 = 33 sisa D
◦ 33 : 16 = 2 sisa 1
◦2 : 16 = 0 sisa 2
◦ 856710 = 2IDI 16
basis 16 (hexadecimal)→Basis 10
(desimal)

◦ 7016 = ......
= 0 x 160 + 7 x 161
= 0 + 112
= 11210
2EF916 = ......
OKTAL→ BINER
◦ Pengelompokan 3 digit

101101112 = 010 110 111


2 6 7
= 2678
3458 = 3 4 5
011 100 101
= 111001012
Hexadesimal → Biner
◦ Pengelompokan 4 digit
1816 =1 8
0001 1000
= 110002

1100101102 = 1 1001 0110


= 0001 1001 0110
= 1 9 6
= 19616
Latihan

BINER OCTAL DESIMAL HEKSADESIMAL

... 462 ... ...

1101111 ... ... ...

... ... 672 ...

... ... ... 2E3


BINARI CODED
DECIMAL (BCD)
Binari coded decimal (BCD)
◦ Merepresentasikan masing-masing 10 digit
desimal menjadi kode4-digit biner.
◦ Kode ini digunakan untuk meng-outputkan
hasil digital ke peralatan yang mendisplaykan
bilangan numerik(0-9), seperti: jam digital,
voltmeter digital
◦ It is important to note that there is no
algorithmic conversion between BCD and
decimal. BCD is only a method for representing
decimal numbers in binary.
KodeASCII (American Standard Code for
Information Interchange)

◦ Merepresentasikan nilai alphanumeric (huruf, bilangan dan simbol)


menjadi nilai-nilai biner
◦ Nilai-nilai ini akan dibaca dan diproses oleh peralatan digital (misal:
komputer, microprocessor) dalam bentuk biner
◦ ASCII Code terdiri dari 7 bit biner →27= 128 kombinasi kode

◦ 7 bit →3 bit MSB dan 4 bit LSB

◦ Contoh:100 0111 = G

Grup 3 bit (MSB) Grup 4 bit (LSB)


BILANGAN BINER
OPERASI PERHITUNGAN
Aritmatika Biner
◦ Operasi aritmatika untuk bilangan biner dilakukan dengan
cara hampir sama dengan operasi aritmatika untuk bilangan
desimal.
◦ Penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
dilakukan digit per digit.
◦ Kelebihan nilai suatu digit pada proses penjumlahan dan
perkalian akan menjadi bawaan (carry) yang nantinya
ditambahkan pada digit sebelah kirinya.
Penjumlahan

Aturan dasar penjumlahan pada sistem


bilangan biner :
0+0=0
0+1=1
1+0=1
1 + 1 = 0, simpan (carry) 1
Penjumlahan Biner
Komplemen
Komplemen ke 2
◦ Metode untuk menyatakan bit bertanda digunakan sistem
komplement kedua (2’s complement form)
Komplemen ke 1
◦ Biner 0 diubah menjadi 1
◦ Biner 1 diubah menjadi 0
Membuat Komplemen ke 2
◦ 1. Ubah bit awal menjadi komplemen pertama
◦ 2. Tambahkan 1 pada bit terakhir (LSB)
Menyatakan Bilangan Bertanda dengan
Komplemen ke 2
◦ Apabila bilangannya positif, magnitude
dinyatakan dengan biner aslinya dan bit
tanda (0) diletakkan di depan MSB.
◦ Apabila bilangannya negatif, magnitude
dinyatakan dalam bentuk komplemen ke 2
dan bit tanda (1) diletakkan di depan MSB
Negasi
◦ Operasi mengubah sebuah bilangan negatif
menjadi bilangan positif ekuivalennya, atau
mengubah bilangan positif menjadi bilangan
negatif ekuivalennya.
◦ Hal tersebut dilakukan dengan
mengkomplemenkan ke 2 dari biner yang
dikehendaki
◦ Misal : negasi dari + 9 adalah – 9
+ 9 = 01001 Biner awal
- 9 = 10111 Negasi (Komplemen ke 2)
+ 9 = 01001 Di negasi lagi
Penjumlahan di Sistem Komplemen ke 2
Dua bilangan positif
Dilakukan secara langsung. Misal penjumlahan +9 dan +4
Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif yang lebih kecil
◦ Misal penjumlahan +9 dan -4. Bilangan -4 diperoleh dari komplemen
ke dua dari +4
Bilangan positif dan sebuah bilangan negatif
yang lebih Besar

◦ Misal penjumlahan -9 dan +4. Bilangan -9 diperoleh dari


komplemen ke dua dari +9
Dua Bilangan Negatif
◦ Misal penjumlahan -9 dan -4. Bilangan -9 dan - 4 masing –
masing diperoleh dari komplemen ke dua dari +9 dan +4
Operasi Pengurangan
Aturan Umum
◦ 0–0=0
◦ 1–0=1
◦ 1–1=0
◦ 0 – 1 =1 , pinjam 1
Operasi Pengurangan
◦ Operasi pengurangan melibatkan komplemen ke 2 pada
dasarnya melibatkan operasi penjumlahan tidak berbeda
dengan contoh – contoh operasi penjumlahan sebelumnya.
◦ Prosedur pengurangan
1. Negasikan pengurang.
2. Tambahkan pada yang dikurangi
3. Hasil penjumlahan merupakan selisih antara
pengurang dan yang dikurangi
Perkalian biner
◦ Perkalian biner pada dasarnya sama
dengan perkalian desimal, nilai yang
dihasilkan hanya “0” dan “1”
◦ Bergeser satu ke kanan setiap dikalikan 1
bit pengali
◦ Setelah proses perkalian masing-masing
bit pengali selesai, lakukan penjumlahan
masing-masing kolom bit hasil
Pembagianbiner
◦ Pembagian biner pada dasarnya sama dengan
pembagian desimal, nilai yang dihasilkan hanya
“0” dan “1”
◦ Bit-bit yang dibagi diambil bit per bit dari sebelah
kiri. Apabila nilainya lebih dari bit pembagi,
maka bagilah bit-bit tersebut, tetapi jika setelah
bergeser1 bit nilainya masih dibawah nilai
pembagi, maka hasil bagi = 0.
Hitung Menggunakan Biner
◦ 24 + (-5) = …
◦ 30 - 4 = …
◦ (-18) + 12 = ..
◦ 25 x 4 = ..
◦ 11 x 12 = …
◦ 18 : 3 = …

Anda mungkin juga menyukai