Anda di halaman 1dari 11

PENDAHULUAN

Pityriasis alba merupakan sebuah pola dermatitis dengan ciri yang paling mencolok berupa hipopigmentasi.1 Pityriasis alba dianggap sebagai dermatitis subklinis atau bentuk yang ringan dari dermatitis atopik, karena seringkali disertai riwayat atopi. Gambaran klinisnya berupa makula atau bercak hipopigmentasi berskuama tipis, berbatas tegas maupun tidak tegas, terlokalisir, umumnya terdapat pada pipi, lengan atas, dan trunkus. 2,3 Meskipun dapat terjadi pada semua ras dan jenis kelamin, hipopigmentasi pityriasis alba lebih jelas terlihat pada individu berkulit gelap, terutama saat musim panas. Sedangkan pada musim dingin skuama jelas terlihat karena kulit kering. enyakit ini umumnya mengenai penderita usia anak dan remaja.1,! "tiologi dan patogenesis pityriasis alba masih belum jelas. ada umumnya

digolongkan sebagai mani#estasi dari dermatitis atopik ringan, tetapi tidak pasti mengenai seluruh individu yang atopik.1 Selain itu, penyakit ini juga digolongkan sebagai penyakit yang timbul setelah terjadi in#lamasi. ajanan matahari yang berlebihan dan tanpa proteksi juga kebiasaan hidup bersih berkorelasi kuat terhadap perkembangan $. 2 %al lain yang dapat mencetuskan pityriasis alba adalah gigitan serangga, iritasi mekanis dari scrubbing, atau bentuk lain dari eczematous dermatitis.& Sebagian besar kasus $ terdiagnosis secara klinis. %ipopigmentasi yang tampak diakibatkan oleh berkurangnya jumlah melanosit dan melanosom. emeriksaan histologi tidak spesi#ik, berupa akantosis yang tidak mencolok dan spongiosis ringan, dengan hiperkeratosis sedang dan parakeratosis yang tidak sempurna.1,2

BAB 2
1

PEMBAHASAN

Pityriasis alba merupakan sebuah istilah yang berasal dari bahasa latin, yang berarti sisik atau skuama 'pityriasis( dan putih 'alba(. ),* Pityriasis alba merupakan suatu penyakit yang tidak menular dengan ciri yang paling mencolok berupa hipopigmentasi.1

2.1 Epidemiologi

+erdapat laporan kejadian sebesar lebih dari &, pada anak-anak di $merika Serikat, namun epidemiologinya belum pernah dijelaskan secara pasti. Pityriasis alba tidak memiliki kecenderungan timbul pada ras tertentu, walaupun penyakit ini memang terlihat lebih jelas pada penderita berkulit gelap karena nampak kontras.1,!,&,) enyakit ini tidak memiliki predileksi jenis kelamin tertentu, walaupun pernah tercatat penderita laki-laki sedikit lebih banyak daripada perempuan. Pityriasis alba lebih sering dijumpai pada penderita berusia kurang dari 2. tahun, terutama pada anak dan remaja yang usianya berkisar antara 3-1) tahun.1,),* enelitian yang dilakukan di daerah /arachi, akistan, menunjukkan persentase kecil '),1,( dari pityriasis alba dibandingkan penyakit kulit lainnya pada pasien di 0umah Sakit endidikan %amdard.1 ada penelitian terhadap imigran $merika 2atin di Spanyol, pityriasis alba merupakan penyakit kulit dengan gejala klinis terbesar '3,3,( dari kelompok eczema '11,2,( yang lebih banyak mengenai pasien kulit hitam '2!,( dibandingkan kulit putih '13,&,( dan kulit coklat 3ndian $merika '14,*,(.1& 2.2 Etiologi dan Patogenesis

"tiologi dan patogenesis pityriasis alba masih belum jelas.2 +idak ada agen de#initi# yang dapat dijelaskan untuk penyakit ini. 3,) +idak terdapat data mengenai peran #aktor genetik dan riwayat keluarga yang berhubungan dengan penyakit ini.! %ipopigmentasi yang terjadi diakibatkan oleh berkurangnya aktivitas melanosit dan berkurangnya jumlah serta ukuran melanosom.1,* atopik belum tentu menderita pityriasis alba.1 enyakit ini pada umumnya digolongkan sebagai mani#estasi dari dermatitis atopik ringan, namun individu yang ada penelitian terhadap penderita pityriasis alba di 3ndia, latar belakang atopi terdeteksi dalam 1&,&, kasus.! enyakit ini juga dapat digolongkan sebagai kelainan kulit yang timbul setelah in#lamasi, diduga karena in#lamasi dapat menyebabkan gangguan sel pigmen. 5akteri Propionibacterium acnes yang hidup dalam #olikel rambut, dianggap mampu memproduksi #aktor depigmentasi secara teoritis. ada anak-anak dengan jerawat komedo atau popular, Propionibacterium acnes memproduksi sejumlah #aktor virulen bioakti# yang merupakan agen in#lamasi dan imunomodulatornya. Sejumlah en6im ekstraseluler dan metabolit secara langsung dapat merusak jaringan host, termasuk melanosit.2,* 5eberapa sumber menggolongkannya sebagai kelainan pigmentasi kulit.2 %ipopigmentasi diduga secara sekunder dapat disebabkan oleh pityriacitrin, suatu substansi yang diproduksi oleh ragi Malassezia, yang berperan sebagai tabir surya alami. ) %ipopigmentasi juga dapat dijelaskan sebagai kerusakan terhadap melanosit dan inhibisi dari tyrosinase by decarboxylic acid, azelic acid 'inhibitor kompetiti# dari tyrosinase(, dan atau metabolit yang diturunkan tryptophanyang diproduksi oleh ragi normal Malassezia furfur,yang merupakan bagia dari permukaan kulit normal. 7adi, beberapa pasien dengan pityriasis alba mengalami sensitivitas terhadap jamur ini. 5erbeda dengan tinea versicolor, organisme ini tidak berkembang dalam jumlah banyak pada pityriasis alba. 7amur patogen juga tidak terlibat dalam kondisi ini.*

ajanan matahari yang berlebihan dan tanpa proteksi diduga menyebabkan penyakit ini jelas terlihat, meskipun penelitian #otobiologik untuk membuktikannya belum dilakukan. 8akta bahwa radiasi ultraviolet dapat memicu kekeringan kulit mungkin dapat menjelaskan hubungan dengan penyakit ini.3 Melanosit diduga menjadi lebih sensiti# pada pasien dengan penyakit ini.* 5erdasarkan musim, hpopigmentasi pityriasis alba lebih jelas terlihat saat musim panas karena proses tanning pada kulit sekitarnya yang normal membuatnya menjadi kontras. Sedangkan pada musim dingin, kulit menjadi kering dan skuama jelas terlihat. 1,2,! ada penelitian anak-anak di +urki yang menderita pityriasis alba, sebagian besar '!&,4,( mengalami eksaserbasi saat musim dingin.3 /ebiasaan hidup bersih berkorelasi kuat terhadap perkembangan pityriasis alba. eningkatan #rekuensi mandi dan penggunaan air panas untuk mandi dihubungkan dengan xeroderma atau kekeringan kulit yang diduga memicu timbulnya penyakit ini.2,3 Selain itu, seringnya mandi dapat mempengaruhi hilangnya daya tahan epidermis dan substansi pelindung lainnya dari permukaan kulit.* %al lain yang dapat mencetuskan pityriasis alba adalah gigitan serangga, iritasi mekanis dari scrubbing, atau bentuk lain dari eczematous dermatitis.& 2.3 Gambaran klinis

itryasis alba sering dijumpai pada anak berumur 3-1) tahun ' 3.-!.,(. 9anita dan pria sama banyak. 4

2esi individual berbentuk makula atau bercak yang bulat, oval, ataupun irregular, yang berwarna merah, pink, atau warna kulit, dan ditutupi lapisan sisik tipis. 5atasnya dapat tegas, tidak tegas, maupun meninggi.1,2,3 ada awalnya, eritema dapat mencolok dan mungkin terdapat krusta serous minimal. Selanjutnya, eritema reda sempurna, dan pada stadium dimana lesi umumnya terlihat oleh dokter, lesi hanya menunjukkan hipopigmentasi dan adanya sisik tipis. %al ini yang pada umumnya mendorong pasien untuk berobat. %ipopigmentasi lebih jelas terlihat pada kulit berwarna gelap, terutama setelah berjemur.1
4

Gambar 1. Pityriasis alba pada wajah.& 5iasanya terdapat beberapa bercak dengan diameter berkisar antara ..&-2 cm, tapi dapat juga berukuran lebih besar, khususnya pada trunkus. ada anak-anak, lesi khususnya terdapat pada wajah '&.-).,(, dan paling banyak berada di sekitar mulut, dagu,dahi, dan pipi.4 ada 2., anak yang terkena, lokasi yang terlibat juga pada leher, lengan, dan bahu.1 dapat simetris pada bokong, paha atas, punggung, dan esktensor lengan, tanpa keluhan. 2esi umumnya menetap, terlihat sebagai leukoderma setelah skuama menghilang.4 enyakit ini dapat asimtomatik ataupun menimbulkan keluhan kosmetik. ) erjalanan penyakit sangat beragam. Sebagian besar kasus muncul untuk beberapa bulan, dan beberapa masih menunjukkan hipopigmentasi selama setahun atau lebih setelah sisik menghilang. 2esi dapat timbul kembali dalam selang waktu tertentu. :urasi rata-rata untuk lokasi umum di muka pada anak-anak adalah setahun atau lebih.1 Pityriasis Alba yang luas 'extensive PA(, lebih sering terlihat pada orang dewasa, dengan ciri-ciri klasik yang sama, terdistribusi lebih luas yang seringkali melibatkan ekstremitas bawah dalam pola yang simetris. /etiadaan #ase in#lamasi yang mendahului
5

dan ketiadaan spongiosis membedakan dari bentuk yang klasik. +erdapat hipotesis tumpang tindih dari bentuk khusus ini dengan hipomelanosia makular yang progresi#, yang terutama terjadi pada wanita dewasa muda, dengan bercak tanpa sisik, hipopigmentasi, terjadi berulang, melibatkan punggung, khususnya setelah musim panas.2 Pityriasis Alba yang terpigmentasi dianggap sebagai varian dari pityriasis alba yang klasik dengan in#eksi dermato#it super#isial yang hampir selalu mengenai wajah. Secara klinis dicirikan oleh hiperpigmentasi kebiru-biruan yang dikelilingi oleh daerah hipopigmentasi bersisik. $rea yang terpigmentasi menunjukkan deposit melanin dalam dermis. Sepertiga dari pasien secara bersamaan mengalami pityriasis alba klasik.2

2.4 Pemeriksaan penunjang 5ila ditemukan gambaran klinis yang sesuai, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang menggunakan lampu 9ood, yang menunjukkan gambaran hipopigmentasi. 2 emeriksaan histologi dari penelitian biopsi menunjukkan ciri-ciri hiperkeratosis '33.33,(, parakeratosis '!.,(, akantosis '&3.33,(, spongiosis '1.,(, dan in#iltrat perivaskuler '1..,(. 5agaimanapun, penemuan ini tidak cukup spesi#ik untuk menegakkan diagnosis. :itemukan pula atropi glandula sebasea pada hampir separuh kasus dalam satu penelitian.1,) %asil pemeriksaan struktur ultra menemukan bahwa selain pengurangan pigmen pada lesi kulit, tidak terdapat terdapat perbedaan pada melanosit antara kulit yang memiliki lesi dan normal pada pasien yang sama, walaupun penemuan ini masih diperdebatkan. erubahan degenerati# berupa menurunnya jumlah melanosit dan berkurangnya jumlah dan ukuran melanosom keratinosit juga ditemukan melalui mikroskop cahaya dan elektron pada lesi. Secara keseluruhan kelainan ini dianggap diakibatkan oleh penurunan melanin.1,)

2. 5 Diagnosis dan Diagnosis Banding

5erdasarkan anamnesis, harus ditanyakan usia timbulnya penyakit, untuk menyingkirkan penyakit kongenital. Setelah itu ditanyakan #aktor resiko yang dapat menimbulkan pityriasis alba, seperti riwayat atopi, riwayat pajanan sinar matahari, riwayat in#lamasi sebelumnya, hingga kebiasaan mandi untuk menunjang diagnosis. :ari gambaran klinis, sisik yang tipis dan distribusi lesi biasanya mengarahkan diagnosis. :iagnosis banding meliputi bentuk hipopigmentasi terlokalisir, khususnya kondisi kulit yang setelah mengalami in#lamasi.2 Pityriasis versicolor juga berbatas tegas dan biasanya bersisik. emeriksaan potassium hydroxide '/;%( dari kerokan skuama harus didapatkan jika timbul keraguan. ada vitiligo, bercaknya lebih putih, dengan batas yang lebih jelas dan selalu tidak disertai sisik.& 5ila pada pemeriksaan lampu 9ood ditemukan hipopigmentasi, diagnosis menjadi semakin sempit. <ntuk mempermudah penegakan diagnosis, algoritma di bawah ini dapat digunakan sebagai pedoman=

Gambar 2. $lgoritma enegakan :iagnosis2

%ipopigmentasi yang jelas terkadang salah didiagnosis dengan vitiligo. sisik.*

ada

vitiligo, bercaknya lebih putih, dengan batas yang lebih jelas dan selalu tidak disertai ada anak yang lebih besar dan dewasa, lesi pada trunkus, sepanjang #ase
8

eritematosa, mungkin salah didiagnosis dengan psoriasis tetapi distribusi dan sisik yang relati# ringan dapat menyingkirkan diagnosis ini. Mycosis fungoides, walaupun relati# jarang, dapat menirukan lesi pityriasis alba. /ondisi ini sulit dibedakan secara histologis, sehingga tindak lanjut dan biopsi ulangan kadang diperlukan.1

2.6 Tatalaksana

%indari hal-hal yang menjadi #aktor resiko seperti pajanan matahari dan mandi berlebihan dan menggunakan air panas, serta cukupi kebutuhan nutrisi. 7ika #aktor pencetusnya adalah eczema ringan, terapi dengan kortikosteroid lemah seperti hidrokortison ..&, atau 1,, atau krim yang mengandung calcineurin inhibitor seperti tacrolimus dan pimecrolimus, juga sering diresepkan. Sisik dapat dikurangi dengan krim emollient lunak, dan untuk lesi kronik pada trunkus pasta tar ringan mungkin berguna. 5agaimanapun, abnormalitas pigmentasi membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk mengalami perbaikan. Syndets 'synthetic balanced detergents( dapat digunakan untuk mencucui muka karena kurang bersi#at iritati# dibandingkan sabun alkali. elembab dapat digunakan dua kali sehari, dan setelah mencuci wajah. Tanning tidak membantu, malah semakin menonjolkan perbedaan bila terlalu sering dilakukan.1,&

2.

Prognosis

Pityriasis alba merupakan penyakit yang sembuh sendiri dan tidak menimbulkan mortalitas. ada umumnya penyakit ini menghilang menjelang usia pubertas.)

BAB 3 KESIMPULAN

Pityriasis alba merupakan penyakit kulit yang tidak menular, ditandai dengan makula atau bercak dengan hipopigmentasi dan sisik tipis. enyakit ini lebih banyak mengenai anak dan remaja, tanpa kecenderungan terhadap ras dan jenis kelamin tertentu. "tiologi dan patogenesisnya belum jelas, diduga berkaitan dengan riwayat atopi, paska in#lamasi kulit, pajanan sinar matahari, kebiasaan mandi, maupun nutrisi. hipopigmentasi diduga terkait dengan gangguan pada sel pigmen kulit. :iagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis #aktor resiko, pemeriksaan #isik dan penunjang untuk menyingkirkan diagnosis banding. :istribusi lesi, pemeriksaan lampu 9ood, dan riwayat in#lamasi sebelumnya merupakan hal yang penting dalam mempersempit diagnosis banding. Pityriasis alba merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya, bahkan tanpa intervensi. emberian emollient dinilai e#ekti# untuk tatalaksana bila tidak disertai in#lamasi. +idak pernah dilaporkan adanya mortalitas akibat penyakit ini. roses

10

DAFTAR PUSTAKA

1.

%olden >$ and 7ones 57.

czema, !ichenification, Prurigo and rythroderma. 3n=

5urns +, 5reathnach S, >o? @, Gri##iths >, editors. 0ookAs +e?tbook o# :ermatology. *th ed. Massachusetts= 5lackwellB 2..!. p. *3*-*31. 2. 2apeere %, et.al. "ypomelanoses and "ypermelanoses. 3n= 9ol## /, Goldsmith 2$, /at6 S3, Gilchrest 5$, aller $S, 2e##ell :7, editors. 8it6patrickAs :ermatology in General Medicine. *th ed. @ew Cork= McGraw-%ill >ompanies, 3ncB 2..1, vol= 1. p. )23-)2! 3. 35alci ::, Sangun ;, :uran @, eker ". "tiopathogenic 8actors and >linical 8indings o# ityriasis $lba.+urkiye /linikleri 7 :ermatol Dserial onlineE 2..4(B 14 '1(= &-1. :iunduh dari http=FFtipbilimleri.turkiyeklinikleri.comFabstractG&3!.).html !. !Hinod S, Singh G, :ash /, Grover S. >linico epidemiological study o# pityriasis alba. 3ndian 7 :ermatol Henereol 2eprol Dserial onlineE 2..2B )1= 331-3!.. :iunduh dari http=FFwww.ijdvl.comFte?t.aspI2..2F)1F)F331F11112 &. ). *. 9ellew 0, %unter 7, Savin 7, :ahl M, editors. #acially Pigmented Skin. 3n= $linical %ermatology. !th ed. Massachusetts= 5lackwellB 2..3. p.2.*. )0ashid 0M, Miller $>, Silverberg M$. Pityriasis Alba. Dserial onlineE :iunduh dari emedicine.medscape.comFarticleF*)2)&).htm 7 5urkhart >G dan 5urkhart >@. Pityriasis Alba& A condition 'ith Possibly Multiple tiologies. +he open dermatology 7ournal Dserial onlineE 2..4B 3= *-1. :iunduhdarihttp=FFwww.benthamopen.orgFpagesFcontent.phpI +;:7F2..4F.......F.......1F+;:7. :8 1. 7aved M, 7airamani >. Pediatric %ermatology& An Audit at "amdard (niversity "ospital )arachi. 7ournal o# akistan $ssociation o# :ermatologists Dserial onlineE 2..) '13 $gustus 2.1.(B 1)= 43-4). diunduh dari http=FFwww.jpad.org.pkFapril,2.,2.june,2.,2.2..)F),2.pediatric,2.dermatoogy.pd#. 4. :juanda $, %am6ah M, dkk. *lmu Penyakit )ulit %an )elamin 2..*. 8akultas /edokteran <niversitas 3ndonesia. 7akarta.
11

disi )elima.

Anda mungkin juga menyukai