Anda di halaman 1dari 23

Referat

OTITIS MEDIA

Disusun oleh : DETJE BERQUEEN WILSON 110.2007.078

Pe

!i

!in" :

D#. $#esn%& S'.T(T

SMF THT RSUD SUBANG SEPTEMBER 2011

$)T) PEN*)NT)R

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya seehingga penyusun dapat menyelesaikan referat mengenai otitis media dalam rangka memenuhi persyaratan Kepaniteraan Senior Ilmu Telinga , Hidung dan Tenggorok jalani "%apan terima kasih yang se&esar ' &esarnya penyusun u%apkan kepada dokter pem&im&ing yang telah mem&erikan kesempatan dan petunjuk demi penyelesaiannya( Penyusun &erharap referat mengenai otitis media ini dapat mem&eri masukan khususnya kepada penyusun sendiri dan juga rekan ' rekan seja)at lainnya( alam penyusunan referat ini tentu saja masih terdapat kelemahan dan kekurangan, untuk itu penyusun &erharap masukan dan kritik yang mem&angun demi per&aikan di masa yang akan datang( i !S" S"#N$ yang sedang saya

Su&ang, septem&er *+,,

Pen+usun

D),T)R ISI
$)T) PEN*)NT)R D),T)R ISI B)B 1. PEND)(ULU)N ,(, ,(* B)B 2. *(, Anatomi Telinga #agian Tengah -isiologi Telinga #agian Tengah $angguan fungsi tu&a

$EL)IN)N TELIN*) TEN*)( *(,(, Tu&a ter&uka a&normal *(*(, .yoklonus Palatal *(*(* Palatoski/is *(*(0 1&struksi tu&a *(0(, #arotrauma

B)B -.

OTITIS .EDI) 0(, 1titis .edia Supuratif 0(,(, 1titis .edia Supuratif Akut 0(,(,(, 0(,(,(* 0(,(,(0 0(,(,(2 0(,(,(3 0(,(,(4 0(,(*(, 0(,(*(* 0(,(*(0 0(,(*(2 0(,(*(3 0(* Patologi Stadium 1.A $ejala klinik 1.A Terapi Komplikasi .iringotomi Perjalanan penyakit 5enis 1.SK $ejala klinis Terapi 1.SK Komplikasi

0(,(* 1titis media Supuratif Kronik

1titis .edia non Supuratif 0(*(, 1titis .edia serosa akut

0(*(,(, 0(*(,(* 0(*(,(0 0(*(*(, 0(*(*(*

Penye&a& $ejala dan tanda Pengo&atan $ejala dan tanda Pengo&atan

0(*(* 1titis .edia serosa kronik

BAB 1 PENDAHULUAN
Otitis media atau penyakit telinga tengah merupakan penyakit kedua tersering pada anak- anak setelah infeksi saluran pernapasan atas. Penyakit ini sering ditemukan dalam bentu kronik atau lambat yang menyebabkan kehilangan pendengaran dan pengeluaran sekret Anatomi telinga 1. Telinga Luar : daun telinga liang telinga Membran timpani 2. Telinga Tengah : Tuba Eusta hius !a"um Timpani Mastoid #. Telinga $alam : %okhlear & 'umah (iput )estibular & kanalis (emilunaris Telinga bagian tengah terdiri dari : a. Tuba Eusta hius *dalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring Tuba eusta hius terdiri dari tulang ra+an pada 1&# ke arah nasofaring dan 2&# terdiri dari tulang ,ungsi tuba eusta hius : 1. $rainage sekret yang berasal dari antrum mastoid bersama - sama a"um tymphani masuk ke nasofaring 2. )entilasi : mengatur tekanan udara antara a"um tymphani dengan udara luar . 1 atm/. *danya fungsi "entilasi ini dapat dibuktikan dengan perasat "alsa"a dan persata toynbee

Pada anak - anak 0 fungsi tuba eusta hius belumlah sempurna0 diamter tuba masih relatif lebih besar daripada de+asa dan kedudukannya lebih hori1ontal sehingga mudah ter2adi refluks dari nasofaring ke ka"um timphani. *kibatnya bila ter2adi rhinitis pada anak mudah men2adi komplikasi men2adi Otitis Media *kut .OM*/. Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila O2 diperlukan masuk ke telinga tengah atau pada saat mengunyah 0 menelan dan menguap. b. !a"um tympani 3erbentuk kubus0 merupakan rongga& ruangan yang mempunyai 4 dinding0 yaitu : 1. (uperior 2. 5nferior #. Posterior 7. *nterior 8. Medial 4. Lateral : 3asis ranii : 3ulbus 6ugularis : *ditus ad antrum0 kanalis semilnaris pars "ertikalis : Tuba Eusta hius : Promontorium0 foramen o"ale0 foramen rotundum : Membran timpani

. Tulang mastoid Tulang mastoid terbentuk melalui proses pneumatisasi rongga mastoid berhubungan dengan aditus ad antrum dan diba+ahnya ber2alan n. fas ialis Fisiologi Telinga ,ungsi telinga tengah adalah sebagai penghantar getaran suara ke telinga bagian dalam yaitu : (uara ditangkap oleh daun2 telinga dan alirkan melalui liang telinga untuk menggetrkan membran timphani0 dan getaran tersebut diula2utkan ke tulang maleus0lalu ke inkus dan ke stapes sehingga menimbulakn suatu gelombang di membrana basilaris dan organ orti dengan menggerkkan perilimfe dan endolimfe sehingga ter2adi potensial aksi pada serabut - serabut saraf pendengaran 0 disini gelombang suara mekanis diubah men2adi energi elektrokimia lalu ditransmisikan ke saraf ranialis )555 dan meneruskannya ke pusat saraf sensorik pendengaran di otak .area #9 - 7:/ melalu saraf pusat yang ada di lobus temporalis

BAB 2 KELAINAN TELINGA TENGAH

2.1 GANGGUAN FUNGSI TUBA EUSTACHIUS


Tuba eusta hius adalah saluran yang menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring. ,ungsi tuba ini adalah untuk "entilasi0 drainase sekret dan menghalangi masuknya sekret dari nasofaring ke telinga tengah. )entilasi berguna untuk men2aga agar tekanan udara dalam telinga tengah selalu sama dengan tekanan udara luar.*danya fungsi "entilasi tuba ini dapat dibuktikan dengan melakukan perasat "alsa"a dan perasat toynbee Perasat )alsa"a dilakukan dengan ara meniupkan dengan keras dari hidung sambil hidung dipen et sambil mulut ditutup. 3ila tuba terbuka maka terasa udara masuk kedalam rongga telinga tengah yang menekan membran timpani kearah lateral. Perasat ini tidak boleh dilakukan apabila ada infeksi pada 2alan napas atas. Perasat Tonybee dilakukan dengan ara menelan ludah sambil hidung dipen et serta mulut ditutup. 3ila tuba terbuka maka akan terasa membran timpani tertarik kemedial. Perasat ini lebih fisiologis. Tuba Eusta hius terdiri dari tulang ra+an pada dua pertiga kearah nasofaring dan sepertiganya terdiri dari tulang. Pada anak0 tuba lebih pendek0 lebih lebar dan kedudukannya lebih hori1ontal dari tuba orang de+asa. Pan2ang tuba orang de+asa #;08 mm dan pada anak diba+ah 9 bulan adalah 1;08 mm. Tuba biasanya dalam keadaan tertutup dan baru terbuka apabila oksigen diperlukan masuk kedalam telinga tengah atau pada saat mengunyah0 menelan0 dan menguap. Pembukaan tuba dibantu oleh otot tensor "eli palatini apabila perbedaan tekanan berbeda antara 2:-7: mm<g. =angguan fungsi tuba dapat ter2adi oleh beberapa hal0 seperti tuba terbuka abnormal0 myoklonus palatal0 palatoskisis0 dan obstruksi tuba.

2.1.1 T>3* TE'3>%* *3?O'M*L Tuba terbuka abnormal ialah tuba terus menerus terbuka0 sehingga udara masuk ke telinga tengah pada +aktu respirasi. %eadaan ini dapat disebabkan oleh hilangnya 2aringan lemak disekitar mulut tuba sebagai akibat turunnya berat badan yang hebat0 penyakit kronis tertentu seperti rinitis atrofi dan faringitis0 gangguan fungsi otot seperti myasthenia gra"is0 penggunaan obat anti hamil pada +anita dan penggunaan estrogen pada pria. %eluhan pasien biasanya berupa rasa penuh dalam telinga atau autofoni .gema suara sendiri terdengar lebih keras/. %eluhan ini kadang-kadang sangat mengganggu0 sehingga pasien mengalami stress berat. Pada peneriksaan klinis dapat dilihat membran timpani yang atrofi0 tipis dan bergerak pada respirasi ( a telltale diagnostic sign). Pengobatan pada keadaan ini kadang-kadang ukup dengan memberikan obat penenang sa2a. 3ila tidak berhasil dapat dipertimbangkan untuk memasang pipa "entilasi (Grommet).

2.2.1 M@O%LO?>( P*L*T*L Myoklonus palatal ialah kontraksi ritmik dari otot-otot palatum yang ter2adi se ara periodik. <al ini menimbulkan bunyi AklikB dalam telinga pasien dan kadangkadang dapat terdengar oleh pemeriksa. %eadaan ini 2arang ter2adi dan penyebab yang pasti belum diketahui. 3iasanya tidak memerlukan pengobatan.

2.2.2 P*L*TO(%5(5( .(>M35?= L*?=5T-L*?=5T/ Pada palatoskisis ter2adi gangguan otot tensor "eli palatini dalam membuka tuba hal ini menyebabkan kemungkinan ter2adinya kelainan ditelinga tengah pada anak dengan palatoskisis0 lebih besar dibandingkan dengan anak normal. Oleh karena itu dian2urkan untuk melakukan koreksi palatoskisis sedini mungkin.

2.2.# O3(T'>%(5 T>3* Obstruksi tuba dapat ter2adi oleh berbagai kondisi0 seperti peradangan di nasofaring0 peradangan adenoid atau tumor nasofaring. =e2ala klinik a+al yang timbul pada penyumbatan tuba oleh tumor adalah terbentuknya airan pada telinga tengah .otitis media serosa/. Oleh karena itu setiap pasien de+asa dengan otitis media serosa kronik unilateral harus dipikirkan kemungkinan adanya a nasofaring. (umbatan mulut tuba di nasofaring 2uga dapat te2adi oleh tampon posterior hidung .3ello C tampon/ atau oleh sikatriks yang ter2adi akibat trauma operasi .adenoidektomi/.

2.3.1 BA !T AU"A #AE !TITIS$


3arotrauma adalah keadaan dengan ter2adinya perubahan tekanan yang tibatiba diluar telinga tengah se+aktu pesa+at terbang atau menyelam0 yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka. *pabila perbedaan tekanan melebihi 9: m<g0 maka otot yang normal akti"itasnya tidak mampu membuka tuba. Pada saat ini ter2adi tekanan negatif dirongga telinga tengah0 sehingga airan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa dan kadang-kadang disertai dengan ruptur pembuluh darah0 sehingga airan ditelinga tengah dan rongga mastoid ber ampur darah. %eluhan pasien berupa kurang dengar0 rasa nyeri dalam telinga0 autofoni0 perasaan ada air dalam telinga dan kadang-kadang tinitus atau "ertigo. Pengobatan biasanya ukup dengan ara konser"atif sa2a0 yaitu dengan memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat "alsa"a selama tidak terdapat infeksi di2alan napas atas. *pabila airan atau airan yang ber ampur darah menetap ditelinga tengah sampai beberapa minggu0 maka dian2urkan untuk tindakan miringotomi dan bila perlu memasang pipa "entilasi (Grommet). >saha pre"entif terhadap barotrauma dapat dilakukan dengan selalu mengunyah permen karet atau melakukan perasat "alsa"a0 terutama se+aktu pesa+at terbang mulai turun untuk mendarat.

BAB 3 !TITIS "EDIA


Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga tengah 0 tuba eusta hius 0 antrum mastoid0 dan sel mastoid. Otitis media terbagi atas otitis media supuratif dan non supuratif .D otitis media serosa D otitis media sekretoria D otitis media musinosa D otitis media efusi/ Masing - masing golongan mempunyai bentuk akut dan kronis 0 yaitu otitis media supuratif akut .Otitis Media *kutD OM*/ dan Otitis Media (upuratif %ronis .OM(%/. 3egitu pula otitis media serosa terbagi men2adi otitis media serosa akut .barotrauma D aerotitis / dan otitis media serosa kronis . (elain itu terdapat 2uga otitis media spesifik0 seperti otitis media tuberkulosa atau otitis media sifilitika. Otitis media adhesi"a.

S%ema &em'agian otitis me(ia Otitis media supuratif akut .OM*/ Otitis Media (upuratif Otitis Media (upuratif kronis .OM(%/ Otitis Media Otitis Media serosa akut .3arotrauma/ Otitis Media ?on supuratif Otitis Media serosa kronis .3ila sekret kental&mukoid glue ear/

Patogenesis te)*a(i otitis me(ia OM* - OME - OM(% & OMP (embuh & normal f. tuba tetap terganggu =angguan tuba Tekanan ?egatif telinga Tengah Efusi 5nfeksi .-/ OME

Etiologi : Perubahan tekanan udara tiba-tiba *lergi 5nfeksi (umbatan : (ekret Tampon Tumor OM* (embuh OME OM(%&OMP

3.1 !TITIS "EDIA SUPU ATIF


Telinga tengah biasanya steril meskipun terdapat mikroba di nasofaring dan faring. (e ara fisiologik terdapat mekanisme pen egahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa dan tuba eusta hius0 en1im dan antibodi( Otitis media ter2adi karena faktor pertahanan tubuh ini terganggu. (umbatan tuba eusta hius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media. %arena fungsinya terganggu0 pen egahan muasi hormon ke dalam telinga tengah dan ter2adi peradangan. Pen etus lain adalah infeksi saluran nafas atas. Otitis media supuratif terbagi 2 : 1. OM (upuratif *kut .OM*/ 2. OM. (upuratif %ronis .OM(%/ Penyebab keduanya adalah bakteri golongan o onus. 3.1.1 !TITIS "EDIA SUPU ATIF AKUT Otitis media akut ter2adi karena fa tor pertahanan ini terganggu. (umbatan tuba eusta hius meriupakan pEenyebab utama dari otitis media. %arena fungsi tuba terganggu0 pen egahan in"asi kuman ke dalam telinga tengah 2uga terganggu0 sehingga kuman masuk ke telinga tengah dan ter2adi peradangan. Pen etus OM* ialah infeksi saluuran napas atas. Pada anak0 makin sering anak terserang infeksi saluran napas atas maka makin besar kemungkinan ter2adinya OM*. Pada bayi0 ter2adinya OM* dipermudah oleh karena tuba eusta hiusnya pendek0 lebar0 dan agak hori1ontal letaknya. 3.1.1.1 Patologi %uman penyebab utama adalah sterpto o us hemoliti fus0 staphilo o us aureus0 pneumo o us. kadang ditemukan haemofillus influen1a0 e. oli0 sterpto o us anhaemoliti us0 proteus "ulgaris0 dan pseudomonas aeruginosa. <. 5nfluen1a sering ditemukan pada anak yang berusia di ba+ah 8 tahun 3.1.1.2 Sta(i+m !"A Perubahan nukosa telinga tengah sebagai akibat infe2si dapat dibagi atas 8 stadium :

1. (tadium Oklusi Tuba Eusta hius *danya gambaran retraksi membran timpani akibat ter2adinya tekanan negatif di dalam telinga tengah0 karena adanya absorpsi udara. %adang membran timpani terlihat normal atau ber+armna keruh pu at. Efusi mungkin telah ter2adi 0 tapi tidak dapat dideteksi (tadium ini sulit dibedakan dengan otitis media serosa yang disebabkan oleh "irus atau alergi 2. (tadium <iperemis Tampak pembuluh darah melebar di membran timpani sehingga membran timpani tampak hipermeis serta edema. (ekret yang terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga suikar dilihat #. (tadium (upurasi Edema yang hebat pada mukosa telinga tenagh dan han urnya sel epitel superfi ial0 serta terbentuknya eksudat yang purulen di ka"um timpani yang menyebakan membran timpani menon2ol .bulging/ ke arah telinga luar Pasien tampak sangat sakit0 dan suhu meningkat0 serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. 3ila tidak dilakukan insisi .miringotomi/ pada stadium ini0 kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan keluar nanah ke liang telinga luar. $ann bila ruptur0 maka lubang tempat ruptur . perforasi / tidak akan menutup kembali 7. (tadium Perforasi %arena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau "irulensi kuman yang tinggi0 maka dapat ter2adi ruptur membran timpani 8. (tadium 'esolusi 3.1.1.3 Ge*ala Klini% !"A =e2ala tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.

Pada anak yang sudah dapat berbi ara keluhan utamanya adalah rasa nyeri didalam telinga dan panas yang tinggi0 biasanya terdapat ri+ayat batuk pilek sebelumnya0. Pada anak yang sulebih besar& pada de+asa0 disamping rasa nyeri 2uga terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau rasa kurang dengar. Pada bayi dan anak ke il0 ge2ala khas OM* adalah suhu tubuh tinggi dapat sampai #908 ! .pada stadium supurasi/0 anak gelisah dan sukar tidur0 tiba - tiba anak men2erit +aktu tidur0 diare0 ke2ang0 dan kadang - kadang anak memegang telinga yang sakit. 3ila ter2adi ruptur membran timpani0 maka sekret mengalir ke liang telinga 0 suhu tubuh turun anak tertidur tenang 3.1.1., Te)a&i Pengobatan OM* tergntung stadium penyakitnya. Pada stadium oklusi0 penggobatan terutama bertu2uan untuk membuka kembali tuba eusta hius0 sehingga tekanan negatif pada telinga tengah hilang0 sehingga diberikan obat tetes hidung <!l efedrin :08 F dalam larutan fisiologik untuk anak G12 tahun0 atau <!l efedrin 1 F dalam larutan fisiologik untuk anak H 12 tahun dan pada orang de+asa. (umber infeksi harus diobati *ntibiotik diberikan 2ika penyebabnya kuman0 bukan oleh "irus atau alergi Sta(i+m P)es+&+)asi adalah antibiotika0 obat tetes hidung dan analgetika. 3ila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus0 sebaiknya dilakukan miringotomi. *ntibiotik yang dian2urkan ialah golongan penisilin .ampi illin/.. *ntibiotik yang dian2urkan ialah dari golongan penisilin atau ampi ilin. Terapi a+al diberikan peni illin intramus ular agar didapatkan konsentrasi yang adekuat di dalam darah0 sehingga tidak ter2adi mastoiditis yang terselubung0. =angguan pendengaran sebagai ge2ala sisa dan kkekambuhan. Pemberian antibiotika dian2urkan minimal ; hari . 3ila pasien alergi terhadap penisilin0 maka diberikan eritromisin. Pada anak0 ampisilin diberikan dengan dosis 8: - 1:: mg&kg33 per hari0 dibagi dalam 7 dosis0 atau amoksisilin 7: mb&kg33 dibagi dalam # dosis0 atau eritromisin 7: mg&kg33&hari

Pada sta(i+m s+&+)asi disamping diberikan antibiotik0 idealnya harus disertai dengan miringotomi0 bila membran timpani masih utuh. $engan miringotomi ge2al - ge2ala klinis lebih epat hilang dan ruptur dapat dihindari. Pada sta(i+m &e)-o)asi sering terlihat sekret banyak keluar dan kadang terlihat keluarnya sekret se ara berdenyut .pulsasi/. Pengobatan yang diberikan adalah obat u i telinga <2O2 #F selama # - 8 bhari serta antibiotik yang adekuat. 3iasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam +aktu ; - 1: hari Pada sta(i+m )esol+si0 maka membran timpani berangsur normal kembali0 sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani menutup. 3ila tidak ter2adi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi membran timpani. %eadaan ini dapat disebabkan karena berlan2utnya edema mukosa teling tengah. Pada keadaan demikian0 antibiotika dapat dila2utkan sampai # minggu. 3ila # minggu setrelah pengobatan sekret masih tetap banyak0 kemungkinan telah ter2adi mastoiditis. 3ila OM* berlan2ut dengan keluarnya sekret dari telinga tenagh lebih dari # minggu0 mka keadaan ini disebut OMS subakut. 3ila perforasi menetap dan sekret tetap keluar lebih dari satu setengah bulan atau dua bulan0 maka keadaan ini disebut OMSK 3.1.1.. Kom&li%asi (ebelum adanya antibiotika0 0 OM* dapat menimbulkan yaitu abses subperiosteal sampai komplikasi yang berat .meningitis dan abses otak/ 3.1.1./ "I ING!T!"I Miringotomi adalah tindakan insisi pada pars lensa membran timpani 0 agar ter2adi drainase sekret dari telinga tengah ke liang telinga luar.

5stilah ini sering dika aukan dengan parasintesis0 dimana parasintesis adalah pungksi membran timpani untuk mendapatkan sekret guna pemeriksaan mikrobiologik .dengan semprit atau 2arum khusus/ Miringotomi merupakan tindakan pembedahan ke il yang dilakukan dengan syarat tindakan terseebut harus se ara a-"ue.dilaihat langsung/0 anak harus tenang dan dapat dikuasai0 sehingga membran timpani dapat terlihat dengan baik. Lokasi miringotomi adalah di kuadran postero-inferior >ntuk tindakan ini memerlukan lampu kepala dengan sinar yang ukup terang0 memakai orong telinga yang sesuai d+engan besar liang telinga0 dan pisau parasintesis yang digunakan berukuran ke il dan steril Komplikasi miringotomi Pendarahan akibat trauma pada liang telinga luar $islokasi tulang pendengaran Trauma pada fenestra rotundum Trauma pada n. fasialis Trauma pada bulbus 2ugulare

Mengingat kemungkinan komplikasi itu0 maka dian2urkan untuk emlakukan miringotomi denga2n narkose umum dan memakai mikroskop Tindakan miringotomi dengan memakai mikroskop0 selain aman0 dapat 2uga untuk menghisap sekret dari telinga tengah sebanyak - bayanknya. <any dengan ara ihi biayanya lebih mahal 3ila terapi yang diberikan sudah adekuat0 sbetulnya miringotomi tidak perlu dilakukan 0 ke uali bila 2elas tampak adanya nanah di telinga tengah. %omplikasi parasentesis kurang lebih sama dengan komplkasi miringotomi

3.1.2 !TITIS "EDIA SUPU ATIF K !NIK $ulu disebut otitis media perforata atau dalam sebutan sehari - hari adalah ongek. otitis media supuratif kronis adalah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi

membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus - menerus atau hilang timbul. (ekret mungkin en er atau kental0 bening atau berupa nanah.

3.1.2.1 Pe)*alanan Pen0a%it Otitis media akut dengan perforasi membran timpani men2adi otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. 3ila proses infeksi kurang dari 2 bulan disebut otitis media supuratif sub akut. 3eberapa faktor yang menyebabkan OM* men2adi OM(% adalah : 1. Terapi yang terlambat diberikan. 2. Terapi yang tidak adekuat. #. )irulensi kuman yang tinggi. 7. $aya tahan tubuh pasien rendah .kurang gi1i/. 8. <igiene buruk. Letak perforasi di membran timpani penting untuk menentukan tipe OM(%. Perforasi membrana timpani dapat ditemukan di daerah sentral0 marginal atau atik.

3.1.2.2 1enis !"SK OM(% dibagi atas 2 2enis yaitu : 1. OM(% tipe A3enignaB .tipe aman/0 2. OM(% tipe AMalignaB .tipe bahaya/. 3erdasarkan akti"itas sekret yang keluar dikenal 2uga OM(% aktif dan OM(% tenang0 OM(% aktif adalah OM(% dengan sekret yang keluar dari apung a"um timpani se ara aktif0 sedangkan OM(% tenang adalah yang keadaan a"um timpani terlihat basah & kering. Proses peradangan pada OM(% tipe benigna terbatas pada mukosa sa2a0 dan biasanya tidak mengenai tulang0 perforasi terletak di sentral0 umumnya tipe benigna 2arang menimbulkan komplikasi yang berbahaya0 2uga tidak terdapat kolestaetom @ang dimaksud OM(% tipe maligna adalah OM(% yang disertai oleh kolestaetom0 2enis ini dikenal dengan OM(% tipe bahaya atau OM(% tipe tulang0 perforasi terletak di marginal atau atik0 kadang -kadang terdapat 2uga koleteatom pada OM(% dengan perforasi sub total0 sebagian besar komplikasinya berbahaya dan fatal. 3.1.2.3 Ge*ala Klinis

Mengingat OM(% tipe maligna seringkali menimbulkan komplikasi yang berhahaya0 maka perlu ditegakkan diagnosis dini. akan adanya OM(% tipe maligna0 yaitu : 1. Perforasi pada marginal atau pada atik0 tanda ini biasanya tanda dini dari OM(% tipe maligna0 sedangkan kasus yang sudah lan2ut dapat terlihat. 2. *bses atau fistel retro - auriguler .belakang telinga/. #. Polip atau 2aringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari telinga tengah. 7. (ekret berbentuk nanah dan berbau khas .aroma kolesteatom/. 8. Terlihat bayangan kolesteatom pada poto rontgen mastoid. 3.1.2., Te)a&i !"SK Terapi OM(% tidak 2arang memerlukan +aktu lama serta harus berulang ulang. (ekret yang keluar tidak epat kering atau selalu kambuh lagi. %eadaan ini antara lain disebabkan oleh satu atau beberapa keadaan0 yaitu : 1. *danya perforasi membran timpani yang permanen. 2. Terdapat sumber infeksi di faring0 nasofaring0 hidung dan sinus paranasal. #. (udah terbentuk 2aringan patologik yang irre"ersible dalam rongga mastoid. 7. =i1i dan higiene yang kurang Prinsip terapi OM(% tipe benigna adalah konser"atif atau dengan medikamentosa. 3ila sekret yang keluar terus - menerus0 maka diberikan obat pen u i telinga0 berupa larutan <2:2 # F selama # - 8 hari. (etelah sekret berkurang0 maka terapi dilan2utkan dengan memberikan obat tetes telinga yang mengandung *3 dan kortikosteorid. Obat tetes telinga sebaiknya 2angan diberikan se ara terus menerus lebih dari 1 atau 2 Minggu atau pada OM(% yang sudah terkena obat tetes sebanyak yang bersifat ototoksik. (e ara oral diberikan *3 dari golongan ampisilin0 atau eritromisin. Pada infeksi yang di urigai penyebabnya telah resisten terhadap ampisilin dapat diberikan ampisilin as. %la"ulanat. 3ila sekret telah kering0 terapi perforasi masih ada setelah di obser"asi selama 2 bulan0 maka idealnya dilakukan miringoplasti atau timpanoplasti. Operasi ini bertu2uan menghentikan infeksi se ara permanen0 memperbaiki membran timpani Ialaupun diagnosis pasti baru dapat ditegakkan di kamar operasi0 namun beberapa tanda klinik dapat men2adi pedoman

yang perforasi0 men egah ter2adinya perforasi atau perusakan pendengaran yang lebih berat0 serta memperbaiki pendengaran. 3ila terdapat sumber infeksi yang menyebabkan sekret tetap ada0 atau ter2adi infeksi berulang0 maka sumber infeksi itu harus diobati lebih dahulu0 mungkin 2uga perlu dilakukan pembedahan0 misalnya adenoidektomi atau tonsilektomi. Prinsip OM(% tipe maligna yaitu pembedahan mastoidektomi. dilakukan pembedahan. dilakukan insisi abses0 mastoidektomi. 'ongga telinga tengah dan rongga mastoid berhubungan langsung melalui aditus ad antrum0 oleh karenanya infeksi kronis telinga tengah yang sudah berlangsung lama biasanya disertai infeksi kronis dari rongga mastoid yang dikenal dengan mastoiditis. 3eberapa ahli menggolongkan mastoiditis ke dalam komplikasi OM(%. *da beberapa 2enis pembedahan atau tehnik operasi yang dapat dilakukan pada OM(% dengan mastoiditis kronis0 baik tipe benigna atau maligna antara lain : 1. Mastoidektomi sederhana. 2. Mastoidektomi radikal. #. Mastoidektomi radikal dengan modifikasi. 7. Miringoplasti. 8. Timpanoplasti. 4. Pendekatan ganda timpanoplasti. 6enis operasi mastoid yang dilakukan tergantung pada luasnya infeksi atau kolesteatom0 sarana yang tersedia0 serta pengalaman operator. %adang dilakukan kombinasi dari 2enis operasi itu sesuai dengan luasnya infeksi atau kerusakan. 3.1.2.. Kom&li%asi %omplikasi otitis media ter2adi bila sa+ar .barier/ pertahanan telinga tengah yang normal dile+ati0 sehingga memungkinkan infeksi men2alar ke struktur sekitarnya. Pertahanan pertama ialah mukosa a"um timpani yang menyerupai mukosa saluran nafas yang mampu melokalisasi dan mengatasai infeksi. 3ila sa+ar ini runtuh0 masih ada sa+ar yang kedua0 yaitu dinding tulang a"um timpani dan sel mastoid. 3ila sa+ar ini masih runtuh0 maka struktur lunak di Terapi konser"atif dengan medikamentosa hanya merupakan terapi sementara sebelum 3ila terdapat abses sub periosteal retroaurikuler0 maka sebaiknya dilakukan tersendiri sebelum dilakukan

sekitarnya akan terkena. 'untuhnya periosteum akan menyebabkan ter2adinya abses sub periosteal0 suatu komplikasi yang relatif tidak berbahaya. Tetapi bila infeksi mengarah ke dalam0 ke tulang temporal dan ke arah kranial relatif berbahaya. Pada kebanyakan kasus0 bila sa+ar tulang terlampaui0 suatu dinding pertahanan ketiga yaitu 2aringan granulasi akan terbentuk. Pada kasus akut atau suatu eksaserbasi akut0 penyebaran biasanya melalui osteotromboflebitis .hematogen/. Pada kasus ini0 terutama yang kronis penyebaran biasanya melalui erosi tulang. !ara penyebaran yang lainnya ialah melalui 2alan yang sudah ada misalnya fenestra rotundum0 meatus akustikus interna0 duktus perilimfatik atau duktus endolimfatik.

-.2 OTITIS .EDI) NON SUPUR)TI, ?ama lainnya adalah otitis media musinosa 0 otitis media efusi0 otitis media sekretoria0 otitis media mu oid .glue ear/. Otitis media serosa adalah keadaan terdapatnya sekret yang non purulen di telinga tengah 0 sedangkan membran timpani terlihat utuh. *danya airan di telinga tengah dengan membran timpani yang utuh tanpa adanya tanda - tanda infeksi disebut otitis media dengan efusi. *pabila efusi tersebut en er disebut otitis media serosa dan apabila kental seperti lem disebut otitis media mukoid (glue ear). Ottis media efusi terbatas pada keadaan timpani utuh tanpa ada tanda radang . 3ila efusi tersebut berbentuk pus0 membran timpani utuh dan disertai tanda - tanda radang maka disebut otitis media akut Otitis media serosa ter2adi terutama akibat adanya transudat atau plasma yang mengalir dari pembuluh darah ke telinga tengah yang sebagian besar ter2adi akibat adanya tekanan hidrostatik0 sedangkan pada otitis media mukoid0 airan yang ada di telinga tengah timbul akibat sekresi aktif dari kelen2ar dan kista yang terdapat di dalam mukosa telinga tengah0 tuba eusta hius0 dan rongga mastoid. ,aktor yang berperan utama adalah terganggunya fungsi tuba eusta hius. ,aktor lainnya adalah adenoid hipertropi 0 adenoiditis0 sumbing palatum0 tumor di nasofaring0 barotrauma0 sinusitis0 rhinitis0 defisiensi imunologik atau metabolik. %eadaan alergi sering berperan sebagai faktor tambahan dalam timbulnya airan dalam telinga tengah.

Pada dasarnya otitis media serosa dibagi atas dua 2enis0 yaitu : 3.2.1 !titis me(ia se)osa a%+t #Ba)ot)a+ma$

*dalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah se ara tiba tiba yang disebabkan oleh gangguan fungsi tuba. Otitis media serosa akut lebih sering ter2adi pada orang de+asa #.2.1.1 %eadaan akut ini dapat disebabkan oleh : sumbatan tuba0 misalnya pada barotrauma "irus0 biasanya infeksi "irus saluran napas atas alergi pada 2alan napas atas idiopatik

#.2.1.2 =e2ala dan tanda: =e2ala yang menon2ol adalah pendengaran berkurang Telinga terasa tersumbat (uara sendiri terdengar lebih nyaring atau berbeda pada telinga yang %adang terasa ada airan yang bergerak pada telinga saat posisi kepala Terdapat sedikit nyeri pada telinga saat a+al tuba terganggu dimana

sakit .dipla usis binauralis/ berubah. timbul tekanan negatif pada telinga tengah .misalnya pada barotrauma/. (etelah sekret terbentuk0 tekanan ini pelan - pelan menghilang. ?yeri tidak ada 2ika penyebabnya "irus atau alergi %adang terdapat "ertigo0 tinitus0 pusing Pada otoskop0 membran timpani terlihat retraksi. %adang terlihat Tuli konduktif dapat terdeteksi dengan garpu tala

gelembung udara atau permukaan airan pada a"um timpani

#.2.1.# Pengobatan : Medika mentosa @aitu : obat "asokostriktor lokal.tetes hidung/0 antihistamin Pembedahan $ilakukan 2ika dalam 1 atau 2 minggu ge2ala masih menetap.

tube/

$ilakukan miringotomi0 serta pemasangan pipa "entilasi. grommet

3.2.2 !titis me(ia se)osa %)oni% #gl+e ea)$ *dalah keadaan terbentuknya sekret di telinga tengah se ara bertahap tanpa rasa nyeri dengan ge2ala - ge2ala pada telinga yang berlangsung lama. 3ila sekret kental seperti lem maka disebut glue ear Otitis media serosa kronik sering ter2adi pada anak - anak. Otitis media serosa unilateral pada orang de+asa tanpa penyebab yang 2elas harus dipikirkan kemungkinan karsinoma nasofaring. Otitis media serosa kronik dapat ter2adi sebagai ge2ala sisa dari otitis media akut yang tidak sembuh sempurna 0 infeksi "irus0 keadaan alergi0 atau gangguan mekanis pada tuba. #.2.2.1 =e2ala dan tanda : Tuli lebih menon2ol daripada otitis media serosa akut0 yaitu 7:- 8: d3 Membran timpani terlihat utuh0 retraksi0suram0 kuning kemerahan atau

keabu-abuan #.2.2.2 Pengobatan : 6ika masih baru0 bisa diberikan dekongestan tetes hidung serta kombinasi anti histamin - dekongestan per oral.Pengobatan dilakukan selama # bulan. 6ika pengobatan medikamentosa tidak berhasil0maka dilakukan pengeluarkan sekret dengan miringotomi dan memasang pipa "entilasi .grommet tube/ *tasi&obati faktor penyebab0 seperti alergi0 pembesaran adenoid atau tonsil0infeksi hidung atau sinus

DAFTA PUSTAKA
1. 3oeis : Penyakit Telinga Tengah dan MastoidJ 3uku *2ar Penyakit T<T0 Edisi 40 !etakan 5550 199;J KK - 112. 2. <endarto < dan Ent2ep. < : Telinga0 3uku *2ar 5lmu Penyakit Telinga <idung TenggorokanJ Edisi %edua0 ,%>50 1998J 1 - 4. #. Lainul *. 6afar : %elainan Telinga Tengah0 3uku *2ar 5lmu Penyakit Telinga <idung TenggorokanJ Edisi %etiga0 ,%>50 199;J 87 - 4:. 7. <elmi : %omplikasi OM(% dan Mastoiditis0 3uku *2ar T<TJ Edisi Empat0 ,%>50 2:::J 42 - 48.

Anda mungkin juga menyukai