Anda di halaman 1dari 58

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Operasi dan Pemeliharaan

PAB 1.1. Program Pemeliharaan Tujuan utama program pemeliharaan adalah untuk memanfaatkan modal investasi yang telah ditanamkan dalam pembangunan sistem riol suatu kota, agar dapat dioperasikan dengan efisien dan kinerja yang optimum. Jenis-jenis program pemeliharaan yang penting diantaranya adalah sebagai berikut: a. Pemeliharaan Pencegahan (Preventive Maintenance) Jadual operasi pemeliharaan harus direncanakanyang rapi dan ketat, agar dapat memperkecil gangguan dan memperbaiki kemacetan serta memperlancar operasi setempat agar umur efektifnya panjang. b. Pemeliharaan Perbaikan (Corrective Maintenance) Reparasi atau mengganti alat-alat atau pelengkapan yang telah rusak. c. Pemeliharaan Urusan Rumah Tangga (House Keeping Maintenance) Menjaga kebersihan dan keindahan semua unit fasilitas yang ada. d. Pendataan dan Pelaporan Pendataan dan pelaporan perlu dilaksanakan dengan jadual waktu yang periodik dan disusun yang rapi serta informatif.

1.2.

Permasalahan Operasi yang Sering Terjadi dan Penangananya

1.2.1. Permasalahan Hidrolis Eksisting air penggelontor sangat kecil, sehingga transportasi tinja tidak selalu dapat berenang hanyut, melainkan sebagian kandas, tertinggal dan lengket di dasar saluran, mengakibatkan kekasaran pipa menjadi besar dan mengecilnya ruang dalam pipa. Disamping itu, emisi gas H2S tinja busuk tidak dapat dihindari. Alternatif penangannya antara lain: 1. Sistem flushing di tiap WC distandarisasi, misal > 15L

Novalia Gultom L2J009028

VI-1

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

2. Menjaga agar kotodan padat dari luat tidak masuk ke dalam riol dengan membuat saringan pada setiap inlet pemasukan misal inlet pengenceran air hujan. 3. Pembersihan saluran diintensifkan, terutama pembilasan air dari terminal cleanout sering dilakukan, serta sistem penggelontoran yang diefektikan. 4. Elevasi setiap bak kontrol dibuat lebih tinggi dari elevasi lahan tanah sekitarnya, agar tidak terbenam limpasan air hujan yang mungkin dapat masuk dan membawa kotoran yang hanyut. Sistem drainase jalan yang dilalui jalur pipa riol diperbaiki, agar air infiltrasi yang masuk ke celah-celah lubang tutup manhole tidak membawa hanyut benda-benda padat kasar yang berpotensi

mengakibatkan penyumbatan.

1.2.2. Permasalahan Endapan dan Sampah Lajur saluran pada jalan yang drainasenya jelek, infiltrasi air hujan yang masuk melalui celah-celah lubang manhole, sering membawa hanyutan suspensi padatan diskrit dan sampah. Hal ini berpotensi untuk menbuat sumbatan-sumbatan aliran dan emisi gas H2S CO2, dan gas methan. Permasalahnnya adalah operasi pembersihan endapan tidak dapat dilakukan karena adanya gas CO2 yang bila mematikan operator. Untuk itu maka, sebelumnya masuk manhole, lebih dulu diturnkan nyala lampu lilin atau lentera. Jika nyala lampu lentera mati yang bukan karena tiupan angin, berarti bahwa di dalam riol ada gas CO2 berkonsentrasi tinggi yang dapat membahayakan pekerja. Alternatif penganganannya: 1. Drainase jalan diperbaiki 2. Kebersihan jalan dijaga 3. Tutup manhole dikunci, sehingga tidak dapat diisi sampah 4. Inspeksi rutin tutup manhole.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 2

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

1.2.3. Permasalahan Tutup Manhole Tutup manhole terbuat dari besi baja, mahal harganya. Jika tidak dikunci berpotensi hilang dicuri orang. Alternatif penanganannya: 1. Tutup manhole dikunci 2. Inspeksi Rutin

1.2.4. Permasalahan Akar Pohon Pepohonan sekitar lajur saluran mempunyai akar yang berpotensi untuk: a. Merubah kedudukan perletakan pipa, yang dapat mengangkat, menurunkan, menggeser ke kanan ke kiri, dan mungkin mengakibatkan pasangan pipa lepas atau pipa patah. b. Masuk ke dalam celah-celah sambungan, oleh akar serabut yang halus, sehingga mengakibatkan kebocoran pipa serta menggangu jalannya aliran yang mungkin bisa terjadi penyumbatan. Alternatif penanganannya: 1. Dilarang menanam pohon terlalu dekat dengan lajur saluran pipa riol, terutama untuk jenis pohon yang berakar panjang dan berserabut. 2. Pemeliharaan rutin. Bila terjadi, dibersihkan dengan alat Root Cutting Saw.

1.3.

Pemeliharaan Pencegahan Program kerja pemeliharaan pencegahan meliputi pekerjaan rutin

terjadwal pengawasan dan pemeliharaan saluran. Dimulai dengan pengawasan mula-mula (Pre-inspection). Dari pengawasan mula, diperoleh metoda dan jenis pemeliharaan pencegahan berikutnya, sehingga dapat diketahui peralatan yang diperlukan.

1.4.

Pemeliharaan Perbaikan

Novalia Gultom L2J009028

VI- 3

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Perbaikan meliputi normalisasi pada pipa riol, reparasi mesin-mesin pompa dan alat-alat mekanik lainnya. Adapun pemeliharaan rumah tangga dan pendataan dan pelaporan, sudah jelas seperti yang diuraikan di atas.

PTPA

BAB VI STANDAR OPERASI PROSEDUR ( SOP ) DAN MANAJEMEN SANITARY LANDFILL

6.1 Teknik Operasional Sanitary Landfill 6.1.1 Persiapan Operasi Pada Lahan Sanitary Landfill
Sebelum lahan TPA diisi dengan sampah, maka perlu dilakukan penyiapan lahan agar kegiatan pembuangan berikutnya dapat berjalan dengan lancar. Beberapa kegiatan penyiapan lahan tersebut akan meliputi : Penutupan lapisan kedap air dengan lapisan tanah setempat yang dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kerusakan atas lapisan tersebut akibat operasi alat berat di atasnya. Umumnya diperlukan lapisan tanah setebal 5,0-50,0 cm yang dipadatkan di atas lapisan kedap air tersebut . Persediaan tanah penutup perlu disiapkan di dekat lahan yang akan dioperasikan untuk membantu kelancaran penutupan sampah. Perletakan tanah penutup harus memperhatikan kemampuan operasi alat berat yang ada. Sel harian yang telah ditentukan ukuran panjang, lebar dan tebalnya perlu dilengkapi dengan patok-patok yang jelas. Hal ini dimaksudkan untuk membantu petugas atau operator dalam melaksanakan kegiatan pembuangan sehingga sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Beberapa pengaturan perlu disusun dengan rapih diantaranya :

Novalia Gultom L2J009028

VI- 4

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Perletakan tanah penutup. Letak titik pembongkaran sampah. Manuver kendaraan saat pembongkaran.

Sebelum dimulainya penimbunan di fase pelaksanaan penimbunan yang baru, yaitu : Penyiapan ruas perletakan jalan kerja di lokasi yang sudah ditentukan. Pemindahan kantor direksi lapangan dan pemasangan tenda garasi sementara di lokasi yang ditentukan. Penempatan alat-alat berat dan kebutuhan operasionil lainnya. Penempatan cadangan tanah penutup antara dan harian untuk kebutuhan satu fase pelaksanaan penimbunan. Sebelum dimulainya suatu hari operasi, yaitu : Penempatan cadangan tanah penutup harian di suatu lokasi yang berdekatan dengan sel harian. Penentuan lokasi sel harian dan lintasan pencapaiannya oleh pihak pengawas operasionil. Pemasangan jaring pelindung disekitar lokasi sel harian dengan

memperhatikan arah angin.

6.1.1.1 Penempatan Cadangan Tanah Penutup Lokasi cadangan tanah penutup (stockpile area) berada di daerah yang tidak akan mengganggu perlintasan kendaraan operasional, yaitu : Lokasi cadangan tanah penutup harian tidak boleh terletak berjauhan dari lokasi sel harian tersebut. Penentuan lokasi ini ditentukan oleh : Jarak maksimal antara lokasi cadangan tanah harian dengan rencana penempatan sel adalah 20 meter. Sebaiknya ditempatkan pada lokasi yang tidak dilalui kendaraan operasionil seperti dipermukaan atau didepan timbunan sel yang sudah terbentuk dihari Novalia Gultom L2J009028 VI- 5

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

sebelumnya atau didaerah rencana penempatan lokasi sel untuk keesokan harinya.

Walaupun demikian penempatan lokasi ini sebaiknya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan praktis dilapangan.

6.1.1.2 Penempatan Peralatan Operasional Peralatan operasionil seperti alat berat, lampu penerangan lapangan, dan lain-lain, ditempatkan pada garasi sementara yang berdekatan dengan kantor direksi lapangan. Penempatan peralatan ini dilakukan pada lokasi yang tidak mengganggu perlintasan kendaraan operasional.

6.1.2

Kegiatan Operasional Pada Sanitary Landfill Petunjuk sistem dan pola operasional ini dibuat agar dalam pelaksanaan

dilapangan bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan, begitu pula bila terdapat hambatan atau penyimpangan di lapangan bisa dievaluasi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

6.1.2.1 Pokok-pokok Kegiatan Operasional Kegiatan pengoperasian TPA meliputi : Pendataan truk bermuatan sampah yang masuk ke TPA, seperti pemeriksaan registrasi atau penerimaan izin masuk. Setiap kendaraan yang ingin

melakukan penimbunan di lokasi Sanitary Landfill harus memiliki Surat Izin Penimbunan (SIP) yang dikeluarkan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kebumen, dengan tujuan untuk mencegah adanya kendaraan pengangkutan yang ingin melakukan penimbunan di dalam lahan. Di dalam SIP tercantum data-data antara lain mengenai : Nomor Surat Tanda Nomor Kepolisian (STNK) Nomor bukti Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Nomor daftar kendaraan pengangkutan Jenis kendaraan pengangkutan

Novalia Gultom L2J009028

VI- 6

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Berat kosong kendaraan Nama pengemudi pengemudi Tanda pengesahan dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Kebumen

Penimbangan beban truk sampah Penimbangan dilakukan terhadap berat kendaraan pengangkut dalam keadaan penuh, sehingga dari data berat kendaraan kosong yang tercantum dalam SIP akan didapat berat sampah yang terangkat. Penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui jumlah sampah yang sudah masuk ke dalam lahan berdasarkan data yang tercatat dalam satuan waktu tertentu (harian, mingguan, atau bulanan).

Pengaturan lalu lintas truk sampah dan sekaligus pengarahannya ke dan dari ruang manuver. Operasi penimbunan sampah selanjutnya akan terbagi ke dalam empat tahapan utama, yaitu : Operasi penurunan sampah (tipping atau unloading), yang dilakukan di lokasi kerja penurunan. Penurunan sampah dari truk di tempat curah ke tempat penimbunan oleh crawler tractor. Operasi pemindahan sampah (removing) yang bertujuan untuk

memindahkan sampah dari lokasi kerja penurunan ke suatu lokasi yang dekat dengan lokasi kerja penimbunan. Lokasi ini disebut lokasi perletakan sampah sementara. Operasi penimbunan sampah, merupakan operasi yang bertujuan untuk memindahkan sampah menuju ke dalam lokasi kerja penimbunan. Operasi ini meliputi : Pengambilan dan penyebaran sampah (feeding dan spreading-in) Pemadatan sampah (compacting). Perataan sampah oleh alat berat dilakukan lapis demi lapis agar tercapai kepadatan optimum yang diinginkan. Dengan proses pemadatan yang baik diharapkan kepadatan Novalia Gultom L2J009028 VI- 7

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

sampah meningkat hampir dua kali. Pemadatan tanah bertujuan untuk memadatkan tanah yang tersebar di seluruh bagian permukaan timbunan. Pemadatan arah sebaiknya dilakukan pada hari itu juga, tetapi mengingat keterbatasan waktu, maka pekerjaan juga dapat dilakukan keesokan harinya. Operasi ini dilakukan oleh alat berat yang memiliki kapasitas berat, seperti excavator. Operasi penutupan. sampah (covering), merupakan operasi yang bertujuan untuk melapisi atau menutup timbunan sampah padat dengan tanah. Penyebaran tanah bertujuan untuk menutup timbunan sampah padat dengan tanah penutup, oleh karena itu tahap ini baru dapat dilakukan setelah pekerjaan pemadatan sampah selesai. Penyebaran tanah dilakukan dengan menggunakan yang sejenis dengan alat berat penyebar sampah bulldozer. Operasi ini merupakan kegiatan terakhir dalam satu hari kerja. Operasi ini meliputi : Pengalian tanah (soil exavation) Pengangkutan tanah (soil removing) Pengumpulan tanah (stockpiling), Penyebaran tanah diatas timbunan sampah padat (soil spreading) Pemadatan tanah penutup (soil compacting). Pemeliharaan saluran lindi dan pengolahan lindi. Pemeliharaan saluran drainase Perawatan dan pemeliharaan jalan menuju dan di dalam TPA. Pemeliharaan dan perawatan pagar disekeliling TPA Pemeliharaan atau perawatan taman di bagian depan TPA. Perawatan atau pemeliharaan segenap peralatan kerja agar selalu siap beroperasi dengan baik. Pengamanan dan pemeliharaan ketertiban dikawasan TPA guna menjaga kelancaran seluruh kegiatan operasi TPA.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 8

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

CONTOH : LANGKAH PROSEDUR KERJA LAHAN TPA

Kendaraan Pengangkut Sampah Pemeriksaan Registrasi dan Penimbangan OPERASI PENURUNAN SAMPAH

Lokasi Kerja Penurunan

OPERASI PEMINDAHAN SAMPAH

Lokasi Perletakan Sampah Sementara

Lokasi Pengumpulan Tanah

OPERASI PENIMBUNAN SAMPAH

OPERASI PENUTUPAN TANAH

Lokasi Kerja Penimbunan (Sel kerja)

Gambar 6.1. Tahapan utama dalam operasi sanitary landfill Argomulyo

Novalia Gultom L2J009028

VI- 9

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

6.1.2.2 Uraian Pelaksanaan Operasional


A. Arus Muatan Sampah Dalam Truk

Kedatangan truk sampah Truk sampah memasuki areal TPA melalui pos pemeriksaan di pintu masuk tempat petugas pemeriksa atau pendata TPA berada. Berhenti didepan pintu masuk, kemudian pengemudi melaporkan kedatangannya kepada petugas TPA dan menyerahkan formulir pengisian atau surat perintah jalan untuk diketahui oleh petugas TPA. Petugas TPA akan mencatat nama truk, asal muatan dan mencatat kubikasi muatan berdasarkan volume sampah yang diangkut berdasarkan formulir yang telah ada atau menimbang berat sampah dengan membandingkan berat truk bermuatan penuh dan truk kosong. Pengaturan ke dan dari areal manuver Truk sampah menuju areal manuver di lokasi pembuangan melalui rute yang telah ditetapkan dan mengikuti rambu-rambu yang dipasang. Petugas TPA akan mengatur lalu lintas truk dan mengarahkannya ke areal manuver. Sesuai dengan pengarahan petugas TPA, truk sampah mengatur posisi ke lokasi pembuangan yang ditentukan dan selanjutnya bermanuver untuk melaksanakan penurunan (unloading) muatan sampahnya. Penurunan (unloading) muatan sampah Truk dalam mengambil posisi utnuk menurunkan sampahnya, harus dibimbing dan diarahkan oleh petugas TPA.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 10

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Atas perintah petugas TPA itu pula truk melalukan penurunan sampahnya ke lokasi yang telah ditetapkan. Penurunan sampah berdasarkan rencana operasi pembuangan akhir. Proses kedatangan truk sampah, penurunan muatan sampah dan

kembalinya truk dari ruang manuver diharapkan memakan waktu tidak lebih dari 6 menit untuk dump truk sedangkan 15-20 menit untuk truk standar.
B. Aliran Truk Kosong atau Pembersihan Truk Sampah

Truk sampah menuju landasan pencucian Setelah selesai menurunkan muatan sampahnya, truk kosong ini selanjutnya meninggalkan areal manuver. Apabila truk kosong ini telah selesai dengan tugasnya maka selanjutnya menuju landasan pencucian untuk membersihkan rodanya dari kotoran sampah agar tidak mengotori jalan yang akan dilewati. Keberangkatan truk sampah Truk sampah yang sudah selesai menurunkan muatan sampahnya dan telah dicuci rodanya dapat segera keluar lewat jalur yang ditentukan. Dipintu keluar pengemudi melaporkan penyelesaian proses pemuatan sampahnya kepada petugas pemeriksa di pos pemeriksaan. Truk sampah berangkat keluar dari areal TPA tersebut. Petugas TPA mencatat waktu keluar dari truk tersebut. Waktu yang dibutuhkan untuk seluruh kegiatan ini adalah 5 menit (tanpa halangan). Pembersihan truk sampah Pembersihan truk sampah dilakukan oleh awak kendaraan pada akhir operasi hari tersebut sebelum kembali ke pool kendaraan. Pencucian mobil dilakukan setiap hari.

C. Arus Sampah dalam TPA

Operasional alat berat (dozer)

Novalia Gultom L2J009028

VI- 11

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Operator menyiapkan dozer untuk beroperasi Dozer berada dilokasi penimbunan sampah untuk mendorong, meratakan dan memadatkan sampah di tempat dimana sel penimbunan sampah telah ditetapkan.

Setelah jam kerja selesai, dozer tetap ditinggal ditempat operasi tetapi ditutup dengan terpal atau plastik pelindung hujan. Operator mengisi formulir lamanya jam operasi dari dozer pada hari tersebut, juga melaporkan tentang kerusakan atau hambatan yang dialami pada hari tersebut.

Formulir diberikan kepada koordinator lapangan.

Pengangkutan sampah dari areal manuver Sampah yang diturunkan di daerah manuver akan segera didorong oleh bulldozer ke lokasi penimbunan yang sudah disiapkan sebelumnya, sejalan dengan pentahapan dalam program dan pedoman operasi. Operasi bulldozer harus mampu mengimbangi frekuensi penurunan sampah dari truk sampah yang datang agar tidak terjadi penumpukan sampah. Penimbunan dan pemadatan Sampah yang sudah berada dilokasi penimbunan kemudian di hampar atau didorong dan dipadatkan oleh bulldozer. Lapisan timbunan sampah dipadatkan dengan cara digiling oleh bulldozer sebanyak 8-10 kali sehingga didapatkan kepadatan optimum 600-650 kg/m3. Operasi kerja bulldozer harus diatur dengan baik agar tidak mengganggu lalu lintas operasi pengangkutan. Pelapisan atau penutupan lapisan sampah Pada akhir penimbunan sampah harus dilakukan penutupan timbunan tersebut dengan tanah urugan yang sudah disiapkan sebelumnya.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 12

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Tanah penutup disiapkan dan diambil dari bukit di sebelah lokasi TPA. Penggalian dan penumpukan tanah penutup dilakukan sebaiknya oleh excavator. Apabila belum ada alat tersebut bisa digunakan alat berat bulldozer.

Setelah lapisan penutup dihamparkan kemudian langsung dipadatkan kembali dengan bulldozer 1-3 kali sehingga diperoleh ketebalan lapisan penutup sekitar 15-20 cm untuk bidang datar dan 30-40 cm pada bidang miring.

Penutupan sampah dengan tanah urugan sesuai dengan program operasi. Pengangkutan tanah penutup dilakukan dengan menggunakan truk khusus untuk mengangkut tanah.

6.1.3

Pengaturan Lalu Lintas Arus kendaraan pengangkut yang diperkirakan sangat padat, sehingga

akan menimbulkan kemacetan lalu lintas di jalan menuju ke lokasi. Oleh karena itu pengaturan kendaraan arus dimulai sebelum kendaraan pengangkut melewati pintu masuk lahan Sanitary Landfill . Pengaturan lalu lintas untuk jalan akses menuju Sanitary Landfill bertujuan untuk : 1. Menertibkan arah pergerakan lalu lintas kendaraan seperti : Kendaraan pengangkut hanya akan berhenti atau berjalan apabila diperintahkan oleh petugas yang bersangkutan. Kendaraan pengangkut berjalan di jalur sebelah kiri arah jalannya. Kendaraan pengangkut jenis trailer hanya diijinkan bergerak di atas jalan penghubung, sedangkan jenis non-trailer dapat bergerak di atas ruas perletakan jalan kerja. Dahulukan kendaraan yang akan keluar dari lokasi kerja penurunan atau dari ruas perletakan jalan kerja dan ingin kembali ke jalan penghubung. Pengaturan lokasi dan posisi kendaraan pengangkut dalam menurunkan muatan sampahnya harus ditentukan oleh pengawas lapangan, tetapi sebaiknya bagian muka kendaraan menghadap ke arah jalan. Novalia Gultom L2J009028 VI- 13

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

2. Mencegah kemacetan yang timbul sebagai akibat perubahan arah kendaraan, seperti : Kendaraan pengangkut tidak dapat berhenti dan berbalik arah di seberang tempat, terutama di tepat yang dapat menyulitkan perlintasan kendaraan lainnya. Kendaraan pengangkut hanya dapat berbalik arah di tempat khusus, pada tempat yang telah ditentukan. Kendaraan pengangkut yang mogok harus segera di pindahkan ke tempat yang tidak mengganggu perlintasan, seperti halaman kantor pengelola. Kendaraan pengangkut hanya diperbolehkan berada di lokasi lahan sesuai dengan keperluannya. Kendaraan pengangkut harus segera bergerak ke luar lahan setelah menurunkan muatan sampah. 3. Mencegah timbulnya kecelakaan lalu lintas, seperti : Kecepatan maksimum kendaraan di jalan yang lurus adalah 20 Km/jam. Kendaraan pengangkut dilarang saling mendahului, kecuali diperintahkan oleh petugas. Menjaga ketertiban lalu lintas ini diperlukan perangkat bantuan seperti : Rambu-rambu petunjuk lalu lintas. Tanda pembatas di setiap lokasi kerja penurunan. Tindakan tegas bagi para pelanggar ketentuan pengaturan lalu lintas di dalam lokasi lahan. Petugas-petugas pengawas yang cukup.

6.I.4

Pengaturan Lahan Cukup sulit untuk menghasilkan suatu Sanitary Landfill yang teratur dan

tersusun dengan rapi, sehingga perlu adanya suatu pengaturan lahan yang diawali dengan pembongkaran, pemadatan dan penutupan sampah pada lokasi secara efisien sehingga menimbulkan kesan yang baik. Pengaturan tersebut meliputi :
a. Pengaturan Sel

Novalia Gultom L2J009028

VI- 14

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Pada sistem Sanitary Landfill dalam desain ini, satu zona terdiri dari beberapa subzona yang dapat menampung timbunan sampah >10 hari, subzona terdiri dari sel-sel harian yang dapat menampung sampah selama satu hari. Sel-sel harian ini akan ditutup dengan tanah penutup harian, setiap akhir jam operasi, untuk menghindari penyebaran populasi lalat yang dapat berperan sebagai vektor penyakit, dengan asumsi dalam jangka waktu 7 hari, telur lalat akan mengalami penetasan dalam sampah.

Untuk pengaturan sel perlu diperhatikan beberapa faktor sebagai berikut : Lebar sel direncanakan 5,0-25,0 m, dengan pertimbangan alat berat dapat bermanuver sehingga lebih efisien. Ketebalan sel direncanakan sebesar 1,0 m. Ketebalan terlalu besar akan menurunkan stabilitas permukaan, sementara terlalu tipis akan

menyebabkan pemborosan tanah penutup. Panjang sel 5,0-20,0 m, dihitung berdasarkan volume padat dibagi dengan lebar dan tebal sel. Batas sel dibuat jelas dengan pemasangan patok patok dan tali agar operasi penimbunan sampah dapat berjalan dengan lancar. b. Pengaturan Subzona/Blok Blok operasi merupakan bagian dari Sanitary Landfill yang digunakan untuk penimbunan sampah selama periode operasi menengah. Pada perencanaan ini periode operasi yang digunakan adalah satu bulan. Karenanya luas blok akan sama dengan luas sel dikalikan perbandingan periode operasi menengah dan pendek. c. Pengaturan Zona Zona operasi merupakan bagian lahan TPA yang digunakan sesuai dengan keadaan topografi lahan yang tersedia. Pada perencanaan ini zona operasi dibagi beberapa zone yang bergantung pada luasan yang ada misal Kasus Rencana TPA Karangsembung Kebumen menjadi 4 zone yaitu : Novalia Gultom L2J009028 VI- 15

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

1. Zona I Ketinggian sel akhir direncanakan 10000 m2 Satu zone terdiri atas 22 blok Satu blok terdiri dari 10-20 sel harian. Volume tampungan sampah sebesar 209172,45 m 3. Ketinggian sel akhir direncanakan 35000 m2 Satu zone terdiri atas 23 blok Satu blok terdiri dari 10-20 sampah harian. Volume tampungan sampah sebesar 693683,63 m 3. Ketinggian sel akhir direncanakan 16000 m2 Satu zone terdiri atas 9 blok Satu blok terdiri dari 10-20 sel harian. Volume tampungan sampah sebesar 1708075,67 m 3. Ketinggian sel akhir direncanakan 16000 m2 Satu zone terdiri atas 10 blok Satu blok terdiri dari 10-20 sel harian. Volume tampungan sampah sebesar 3339739,03 m 3.

2. Zona II

3. Zona III

4. Zona IV

6.1.5

Pembongkaran Sampah Letak titik pembongkaran harus diatur dan diinformasikan secara jelas

kepada pengemudi truk agar mereka membuang pada titik yang benar sehingga proses berikutnya dapat dilaksanakan dengan efisien. Titik bongkar umumnya diletakkan ditepi sel yang sedang dioperasiken dan berdekatan dengan jalan kerja sehingga kendaraan truk dapat dengan mudah mencapai. Beberapa pengalaman menunjukkan bahwa titik bongkar yang ideal sulit dicapai pada saat hujan karena licinnya jalan kerja. Hal ini perlu diantisipasi oleh penanggung jawab Sanitary Landfill agar tidak terjadi.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 16

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Jumlah titik bongkar setiap sel harian ditentukan oleh beberapa faktor : Lebar sel Waktu bongkar rata-rata Frekuensi kedatangan truk pada jam puncak

6.I.6

Perataan Dan Pemadatan Sampah Perataan dan pemadatan sampah dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi

pemanfaatan lahan yang efisien dan stabilitas permukaan Sanitary Landfill yang baik. Kepadatan sampah yang tinggi di Sanitary Landfill akan memerlukan volume lebih kecil sehingga daya tampung Sanitary Landfill bertambah, sementara permukaan yang stabil akan sangat mendukung penimbunan lapis berikutnya. Pekerjaan perataan dan pemadatan sampah sebaiknya dilakukan dengan memperhatikan efisiensi operasi alat berat. Pada Sanitary Landfill dengan intensitas ritase truk yang tinggi, perataan dan pemadatan perlu segera dilakukan setelah sampah dibongkar. Penundaan pekerjaan akan menyebabkan sampah menggunung sehingga pekerjaan perataannya akan kurang efisien dilakukan. Pada Sanitary Landfill dengan intensitas ritase truk yang rendah, perataan dan pemadatan sampah dapat dilakukan secara periodik misalnya pagi atau siang.

Kriteria perataan dan pemadatan sampah yang baik perlu dilakukan dengan memperhatikan : Perataan dilakukan lapis demi lapis. Setiap lapisan diratakan sampah setebal 20,0-50,0 cm, desain pelaksanan diambil 50,0 cm dengan cara mengatur ketinggian blade alat berat. Pemadatan sampah yang telah rata dilakukan dengan menggilas sampah tersebut 3-5 kali. Perataan dan pemadatan dilakukan sampai ketebalan sampah mencapai ketebalan rencana.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 17

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

6.I.7

Penutupan Rencana Penutupan Sanitary Landfill dengan tanah penutup mempunyai fungsi

sebagai berikut : Untuk memotong siklus hidup lalat, khususnya dari telur menjadi lalat. Mencegah perkembangbiakan tikus. Mengurangi rembesan air hujan yang akan membentuk lindi. Mengurangi bau. Mengisolasi sampah dan gas yang terbentuk. Menambah kestabilan permukaan Meningkatkan estetika lingkungan

Frekuensi penutupan sampah dengan tanah disesuaikan dengan metode yang diterapkan dan ketersediaan tanah sebagai media penutup. Penutupan sampah sesuai dengan metode Sanitary Landfill akan dilakukan setiap hari. Ketebalan tanah penutup yang direncanakan : Tanah penutup harian, untuk penutupan sel harian adalah dengan lapisan tanah padat setebal 10,0 cm. Tanah penutup harian, untuk penutupan sel antara adalah dengan lapisan tanah padat setebal 30,0 cm. Tanah penutup akhir, untuk penutupan akhir adalah dengan lapisan tanah padat setebal 50,0 cm.

6.1.8

Fasilitas Pengamanan Gas Gas yang yang terbentuk di TPA umumnya gas karbon dioksida (CO2) dan

gas methana (CH4) dengan komposisi yang hampir sama, dan gas-gas lain yang sangat sedikit jumlahnya. Kedua gas merupakan gas yang berbahaya, karena mudah terbakar dan meledak karenanya perlu dilakukan pengendalian pada gas tersebut. Pengendalian dilakukan dengan pemasangan ventilasi penyaluran gas, secara vertikal dan horisontal agar gas dapat keluar dari timbunan sampah pada

Novalia Gultom L2J009028

VI- 18

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

titik-titik tertentu. Untuk ini perlu diperhatikan kualitas tanah penutup. Tanah penutup yang banyak memiliki rekahan dapat menyebabkan gas lebih mudah lepas ke udara babas. Pemasangan pipa gas di letakkan pada setiap jarak radius 25,00 hingga 50,0 m arah memanjang dan arah melintang serta memperhatikan juga arah angin yang bertiup di TPA.

6.2 PEMELIHARAAN SANITARY LANDFILL


6.2.1 Umum Pemeliharaan Sanitary Landfill dimaksudkan untuk menjaga agar setiap prasarana dan sarana yang ada dalam kondisi siap operasi dengan petunjuk kerja yang baik. Program pemeliharaan umumnya mengutamakan kegiatan pemeliharaan yang bersifat preventif untuk mencegah terjadinya kerusakan dengan

melaksanakan pemeliharaan rutin. Pemeliharaan korektif dimaksudkan untuk segera melakukan perbaikan kerusakan-kerusakan kecil agar tidak berkembang menjadi besar dan kompleks.

6.2.2

Pemeliharaan Alat Berat Alat berat penting pada operasi Sanitary Landfill sehingga kinerja perlu

dijaga dan dirawat dengan baik. Buku manual pengoperasian dan pemeliharaan alat berat harus selalu dijalankan dengan benar agar alat berat terhindar dari kerusakan. Kegiatan penggantian minyak pelumas baik mesin maupun transmisi harus diperhatikan sesuai ketentuan pemeliharaannya. Perlu dihindari kelalaian penggunaan komponen seperti baterai, filter-filter dan lain-lain, serta perlunya dilakukan efisiensi dalan penggunaanya.

6.2.3

Pemeliharaan Jalan Kerusakan jalan Sanitary Landfill umumnya dijumpai pada ruas jalan

masuk dimana kondisi jalan bergelombang maupun berlubang yang disebabkan oleh beratnya beban truk sampah yang melintasinya. Novalia Gultom L2J009028 VI- 19

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Jalan yang berlubang atau bergelombang menyebabkan kendaraan tidak dapat melintasinya dengan lancar sehingga terjadi penurunan kecepatan yang berarti menurunnya efisiensi pengangkutan, disamping lebih cepat ausnya beberapa komponen seperti kopling, rem dan lain-lain. Keterbatasan dana pemeliharaan seringkali menjadi kendala perbaikan sehingga kerusakan jalan dibiarkan berlangsung lama tanpa disadari telah menurunkan efisiensi pengangkutan. Hal ini sebaiknya diantisipasi dengan melengkapi manajemen Sanitary Landfill dengan kemampuan memperbaiki kerusakan jalan sekalipun bersifat temporer seperti misalnya perkerasan dengan pasir dan batu. Bagian lain yang juga sering mengalami kerusakan dan kesulitan adalah jalan operasi dimana kondisi jalan tersebut memiliki kestabilan yang rendah. Khususnya bila dibangun diatas sel harian. Jalan operasi dibanyak Sanitary Landfill juga memiliki faktor kesulitan lebih tinggi pada saat hari hujan sehingga secara keseluruhan menyebabkan waktu operasi pengangkutan di Sanitary Landfill menjadi lebih panjang. Pengurugan dengan sirtu umumnya sangat efektif memperbaiki jalan yang bergelombang dan berlubang.

6.2.4

Pemeliharaan Lapisan Penutup Lapisan penutup Sanitary Landfill perlu dijaga kondisinya agar tetap

dapat berfungsi dengan baik. Perubahan temperatur dan kelembaban udara dapat menyebabkan timbulnya retakan permukaan tanah yang memungkinkan terjadinya aliran gas keluar dari lahan ataupun mempercepat rembesan air hujan pada saat musim hujan. Untuk itu keretakan yang terjadi perlu segera ditutup dengan tanah sejenis. Proses penurunan permukaan tanah juga sering tidak berlangsung seragam sehingga ada bagian yang menonjol ataupun melengkung kebawah. Perbedaan permukaan ini perlu diratakan dengan mengontrol kemiringan ke arah saluran drainase. Penanaman rumput disarankan untuk mengurangi efek retakan tanah melalui jaringan akar yang dimilikinya.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 20

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Pemeriksaan kondisi permukaan Sanitary Landfill perlu dilakukan minimal sebulan sekali atau beberapa hari setelah hujan untuk memastikan tidak terjadinya erosi air hujan. 6.2.5 Pemeliharaan Saluran Drainase Pemeliharaan saluran drainase secara umum sangat mudah dilakukan. Pemeliharaan rutin tiap minggu khususnya pada musim hujan perlu dilakukan untuk menjaga agar tidak terjadi kerusakan saluran yang serius. Saluran drainase perlu dipelihara dari tanaman rumput atau semak yang mudah sekali tumbuh akibat endapan tanah hasil erosi tanah penutup dan erosi akibat aliran air yang deras. Lapisen semen yang retak atau pecah perlu segera diperbaiki agar tidak mudah lepas oleh erosi air, sementara saluran tanah yang berubah profilnya akibat erosi perlu segera dikembalikan ke dimensi semula agar dapat berfungsi mengalirkan air dengan baik.

6.2.6

Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Lindi Seperti diketahui bersama bahwa setiap jenis pengolahan diperlukan

kondisi tertentu yang dapat mendorong terjadinya proses yang optimal. Pada proses anaerobik, pertumbuhan lumpur anaerobik di instalasi adalah sangat lambat dan ini hanya mungkin jika kondisi-kondisi tertentu dapat dicapai. Kondisi (environmental factors) yang diperlukan sehingga tercapai proses yang optimal dapat dilihat pada tabel .1. dibawah ini.

Tabel 1: Kondisi yang diperlukan untuk proses pengolahan anaerobik No Parameter Kondisi

1 Ternperatur > 10 C 2 pH 6,2 - 7,5 3 Alkalinity Sufficient buffer capacity 4 Nutrien untuk tumbuh harus tersedia 5 Zat-zat beracun hanya dalam jumlah kecil Sumber : Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, Kimpraswil, 2002

Novalia Gultom L2J009028

VI- 21

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Agar dapat tercapai kinerja yang baik dari sistem pengolahan anaerobik perlu dihindarkan terjadinya fluktuasi yang besar pada temperatur dan beban organik (organic loading).

6.2.6.1 Operasi

dan

Pemeliharaan

Bak

Pengumpul

Sementara

dan

Bak Equalisasi Bak pengumpul sementara dan bak equalisasi merupakan unit tambahan di dalam instalasi pengolahan lindi. Bak pengumpul sementara dan bak equalisasi merupakan unit penerima lindi dari saluran pipa pengumpul lindi dari yang berfungsi untuk meratakan aliran serta menanggulangi beban lindi yang bervariasi, sehingga efluen dari bak pengumpul dapat dialirkan secara terkendali ke dalam unit pengolahan berikutnya. Dengan penempatan bak ini yang terletak di hulu unit pengolahan lainnya, maka dapat dipastikan bahwa unit ini memerlukan pemeliharaan yang seksama karena adanya endapan akan berakumulasi di dalamnya. Hal yang perlu diperhatikan adalah pengaliran efluen dari bak pengumpul ke dalam kolam anaerobik, jangan sampai merusak lapisan kerak buih yang menutupi kolam, karena lapisan ini berfungsi juga untuk mencegah keluarnya bau ke lingkungan sekitar kolam.

6.2.6.2 Operasi dan Pemeliharaan Kolam Anaerobik Kolam anaerobik diletakkan setelah bak equalisasi, sehingga lindi dialirkan secara langsung ke unit ini. Dalam hal demikian perlu diperhatikan agar curahan lindi yang baru tidak memecahkan lapisan kerak buih yang sudah terbentuk. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah : a. Kolam anaerobik beroperasi tanpa adanya oksigen terlarut (DO) b. Pada kolam anaerobik yang dioperasikan secara baik, permukaan kolam akan tertutup lapisan kerak buih yang membantu kondisi kolam dalam keadaan anaerobik serta mengurangi bau yang timbul. c. Hal penting yang perlu diingat, antara lain: pH air di dalam kolam harus +7.0 agar kondisi bakteri seimbang.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 22

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Mencegah timbulnya bau dengan mempertahankan DO=0 dan lapisan kerak putih. Beban organik dipertahankan (100-400) g/m3 hari. Resirkulasi terbatas efluen kolam fakultatif.

6.2.6.3 Operasi dan Pemeliharaan Kolam Fakultatif Pada proses pengolahan lindi yang terjadi di dalam kolam fakultatif terdiri dari dua zone yakni pada lapisan bagian atas kolam terjadi proses penyesuaian secara aerobik, sedangkan di bagian dasar kolam proses penguraiannya secara anarobik. Kondisi fakultatif dapat terjadi pada kedalaman kolam antara 1-2,4 meter, dimana oksigen yang tersedia disuplai dari angin dan alga (proses fotosintetis) yang terjadinya dipermukaan, tidak mampu menembus lapisan air sampai di bagian dasar kolam. Beban BOD yang mampu diolah oleh kolam fakultatif berkisar antara (40 - 60) g/m3 hari. Efektivitas dari kolam tersebut tergantung dari lamanya waktu tinggal lindi di dalam kolam (biasanya antara 20-40 hari) selama proses pengolahan. Dalam kondisi demikian penurunan kadar BOD dapat mencapai 7090% dan menurunkan koliform antara 60-99%. Pemeliharaan selama masa operasi perlu dilaksanakan secara rutin mengingat kondisi yang terjadi selama proses pengolahan sangat bervariasi oleh adanya komponen organik maupun anorganik yang terbentuk dan yang paling spesifik adalah kemungkinan terjadinya alga bloom (pertumbuhan alga yang berlebihan) sehingga dapat menimbulkan bau septik (busuk). Kolam stabilisasi adalah salah satu sistem pengolahan yang mempunyai ciri khusus yang dioperasikan secara menerus sehingga mampu menghasilkan efluen dengan kualitas yang sangat baik. Sebaliknya apabila cara pengoperasian tersebut tidak rutin (kemungkinan tersendat) maka efluen yang dihasilkan dari adanya proses yang terjadi di dalam kolam tersebut akan sangat rendah kualitasnya, disamping akan banyak nyamuk yang berdiam di kolam maupun bau (busuk) yang terjadi. Adapun pengoperasian dan pemeliharaan yang perlu dilakukan, antara lain Novalia Gultom L2J009028 VI- 23

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

1. Tanaman yang ada pada tanggul kolam harus diusahakan pendek (tanaman perdu) dan tidak diizinkan meluas ke dalam kolam. Tanaman rumput dibolehkan tumbuh kearah bawah di bagian tepi tanggul untuk melindungi talud (pasangan) bila hal ini dipakai. 2. Buih (scum) dari kolam fakultatif dikurangi dan dibersihkan. Buih dan alga yang terbentuk tidak diperbolehkan tinggal dipermukaan air tetapi harus diangkat dan dikeringkan dan dibuang di tempat pembuangan yang direncanakan tidak perlu jauh dari lokasi kolam. 3. Inlet dan outlet dari kolam untuk pengaliran lindi harus bebas dari endapan. 4. Beberapa tumbuhan yang tumbuh di bagian tepi pelindung tanggul kolam yang keras atau dari air yang ada di kolam harus dibersihkan. 5. Pemeriksaan harus dilakukan terhadap kerusakan tanggul dari gangguan akibat liang/lubang binatang pengerat, ulat, semut dan sebagainya. Apabila hal seperti ini terjadi pada tanggul kolam, maka harus dibenahi kembali dengan segera dari binatang atau serangga harus dibersihkan dari kolam dengan penyemprotan, penyediaan lebih banyak pencegah kerusakan lingkungan atau bila diperlukan dengan racun atau perangkap. 6. Petugas yang menangani pemeliharaan kolam stabilisasi, khususnya kolam fakultatif harus diberikan instruksi secara jelas mengenai kewajiban dan waktu pemeliharaan yang perlu dilakukan.

6.2.6.4 Operasi dan Pemeliharaan Kolam Maturasi Pengoperasian dan pemeliharaan kolam maturasi, antara lain : 1. Inlet dan outlet harus dijaga kelancaran pengolahannya, terutama untuk inlet, harus bebas dari endapan, karena sistem ini merupakan kelanjutan dari kolam fakultatif yang mana kemungkinan penyumbatan inlet akibat endapan bisa terjadi. 2. Alga yang terbentuk di permukaan harus diangkat karena nantinya menimbulkan bau. 3. Tidak dibolehkan adanya tumbuhan besar pada tanggul kolam, dan biasanya hanya tanaman sejenis perdu yang tidak merusakkan tanggul. Tumbuhan

Novalia Gultom L2J009028

VI- 24

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

rumput dapat ditanam di pinggiran tanggul dan talud sebagai pelindung, tetapi tidak diperbolehkan sampai tumbuh ke arah dasar kolam. 4. Untuk mengetahui kualitas efluen, maka pencatatan secara rutin terhadap aliran inlet dan outlet harus dilakukan, beberapa besar debit yang masuk dan keluar untuk mengetahuinya kualitas efluen. 5. Terhadap bahaya kerusakan tanggul, harus dilakukan pemeriksaan yang seksama tentang kemungkinan adanya pengrusakan dari binatang pengerat, ular, semut dan lain sebagainya. Apabila hal ini terjadi, maka perlu dilakukan tindakan pencegahan lebih lanjut misalnya dengan dilakukan penyemprotan atau pemakaian racun terhadap hewan perusak tersebut. Sedangkan untuk pengamanan terhadap kolam sendiri, perawatan sebaiknya dilakukan.

Beberapa indikasi gangguan dan penanggulangan yang disarankan dapat dilihat pada tabel 6.2.

Kolam penampungan dan pengolahan lindi seringkali mengalami pendangkalan akibat endapan suspensi. Hal ini akan menyebabkan semakin kecilnya volume efektif kolam yang berarti semakin berkurangnya waktu tinggal yang selanjutnya akan berakibat pada rendahnya efilsiensi pengolahan yang berlangsung. Untuk itu perlu adanya perawatan agar kedalaman efektif kolam dapat dijaga. Lumpur endapan yang mulai tinggi melampaui dasar efektif harus segera dikeluarkan. Lumpur yang terkumpul yang selanjutnya dapat dibiarkan mengering dan dimanfaatkan sebagai tanah penutup harian.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 25

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Tabel 6.2. Permasalahan dan penanggulangan yang sering terjadi pada IPL
Jenis Gangguan Bila terjadi bau pada kolam Fakultatif Penanggulangan 1. Hal ini biasanya terjadi akibat akumulasi busa (scum) dan khususnya meningkatnya produksi alga. Hal ini terjadi akibat kondisi anaerobik mendominasi proses dalam sistem. Bentuk itu dapat dicegah dengan membersihkan buih (scum) dan alga yang tumbuh di permukaan air pinggiran kolam. 2. Bila pH<7 maka tambahkan kapur pada inletnya. Tingkat perembesan yang tinggi Pada kolam pengoperasian Kondisi yang sebagian besar terjadi pada dasar kolam, umumnya akhirnya akan tertutup/terhenti dengan sendirinya. Namun bila keadaan perapatan dengan sendirinya tidak dapat terbentuk/terjadi, maka kolam memerlukan adanya pematusan dan proteksi dari bahan impermeable, misalnya lapisan plastik, soil cement dan lain-lain. Alternatif lainnya dapat juga dilakukan penutupan (sealing) secara menyeluruh dengan tanah liat dengan menaburkannya kedalam kolam. Semua jenis tanaman harus dijauhkan dari dasar kolam sebelum diisi. Kedalaman cairan harus lebih besar dari 1 meter. Bila memungkinkan kolam harus diisi secepatnya. Beberapa tanaman yang tumbuh dipermukaan air pada kolam selama masa pengisian harus dibuang.

Tanaman yang tumbuh selama kolam akan diisi

Novalia Gultom L2J009028

VI- 26

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Perkembangan pertumbuhan lapisan alga pada kolam fakultatif dan maturasi.

Hentikan terjadinya lapisan alga dengan penyemprotan air bertekanan tinggi kepermukaan secara teliti. Dapat juga ditambahkan CuSO4 ke dalam kolam pada pengenceran 1 mg/liter. Alga yang diambil dari kolam dapat dikeringkan dilapisan atas tumbuhan rumput pada tanggul atau dibakar (setelah kering).

Ketinggian tanaman yang tumbuh Pematangan dilakukan secara periodik untuk menjaga agar tanaman tersebut dapat pada tanggul kolam dikendalikan dan tidak tumbuh liar.

Tabel 6.2. Permasalahan dan penanggulangan yang sering terjadi pada IPL (lanjutan)
Jenis Gangguan Tumbuhan yang berkembang sampai dipermukaan kolam. Penanggulangan Kedalaman kolam harus ditambah atau tingkatkan beban untuk menutup cahaya dari dasar kolam. Hilangkan rumput liar tersebut dari dasar kolam dengan memakai alat perahu. Untuk mencegah kerusakan pada lapisan kedap air, maka selama pembersihan harus dilakukan secara hati-hati. Buang beberapa lumpur yang telah terakumulasi yang mengakibatkan pendangkalan. Lubang hewan dan serangga Pada tanggul kolam Lubang yang ada harus ditutup, Hindarkan keberadaan makanan hewan yang mungkin tumbuh disekitar IPL. Perangkap atau racun serangga bila diperlukan dapat dipakai dengan melakukan penyemprotan, secara hati-hati.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 27

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Gangguan hewan terbang atau Nyamuk

Agar diusahakan kolam dan bagian pinggir kolam kondisinya bersih dari tumbuhan liar. Khususnya untuk kolam fakultatif dan maturasi harus bebas dari buih/busa/alga yang terakumulasi dipermukaan. Semprot dengan air bertekanan tinggi dipermukaan air tersebut.

Konsentrasi kandungan alga yang cukup tinggi pada efluen Pada aliran penerirna, Terjadinya aliran pendek yang mengakibatkan efisiensi pengolahan rendah atau timbul Baru.

Hentikan aliran dari bawah kepermukaan dimana populasi dari alga adalah rendah (mungkin sangat variatif). Pakai aliran horisontal filter Perbaikan sistem aliran dengan dengan menambahkan dari inletbatu ataukerikil. outlet dengan penyekat (baffles). Perbaiki sistem sirkulasi arah angin bila mungkin dan bersihkan lumpur (bila diperlukan) serta daur ulang (bila perlu).

Sumber : Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah, Kimpraswil, 2000.

Novalia Gultom L2J009028

VI- 28

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

2.6.5 Operasi dan Pemeliharaan Bak Pengering Lumpur Unit pengering lumpur merupakan rangkaian terakhir dari sistem IPL. Lumpur yang dikeringkan di unit pengeringan ini berasal dari kolam fakultatif dan atau kolam maturasi. Lamanya waktu yang diperlukan untuk mengeringkan lumpur pada unit pengering antara 1 -2 minggu, (tergantung dari ketebalan lumpur yang terapung). Mengingat lumpur yang ditampung pada unit pengering relatif masih belum stabil, maka untuk menghindarkan pencemaran lain akibat terkena curahan air hujan (di musim hujan) pada unit pengering tersebut dilengkapi dengan saluran yang mengalir ke arah kolam fakultatif. Apabila lumpur yang ditampung dalam unit pengering tersebut sudah kering, maka lumpur tersebut dapat diangkat secara periodik dan dapat digunakan sebagai pupuk atau campuran bahan penimbun lahan yang memerlukan urugan. Mengingat lumpur yang dialirkan ke unit pengering relatif cukup pekat maka pemeliharaan saluran yang menghubungkan antara unit-unit yang dihubungkan harus dijaga kelancaran alirannya, untuk menghindarkan penyumbatan yang mungkin terjadi akibat aliran kurang lancar. Sistem pengolahan anaerobik memberikan beberapa keunggulan untuk diterapkan, antara lain: Biaya investasi rendah. Biaya pemeliharaan dan biaya pengoperasian rendah. Teknologi sederhana (tidak memerlukan electromechanical equipment) Sederhana dalam pengoperasian sehingga tidak memerlukan tenaga skill yang tinggi Penggunaan energi yang rendah. Lumpur yang dihasilkan sedikit dan sudah stabil

Novalia Gultom L2J009028

VI-25

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Namun disamping beberapa keunggulan tersebut diatas, juga perlu diperhatikan beberapa kekurangan, sebagai berikut: Tidak bisa menerima beban organik yang mendadak. Temperatur influen tidak boleh jauh berbeda dengan temperatur kolam. Influen tidak boleh mengandung zat beracun baik bagi mikroba anaerobik dan alga. Dapat terjadi penyumbatan (clogging) jika perawatan kurang memadai Sering terjadi gangguan lalat dan bau. Membutuhkan lahan yang cukup luas

6.2.7 Pemeliharaan Fasilitas Lain. Fasilitas-fasilitas lain seperti bangunan kantor, pos jaga, garasi dan sebagainya perlu dirawat fasilitas yang lain. Pemeliharaan dapat berupa pengecatan dan lain sebagainya.

6.3 Pengawasan Dan Pengendalian Tpa Sanitary Landfill


6.3.1 Pengawasan Kegiatan Pembangunan 6.3.1.1 Tujuan Pengawasan dan Pengendalian Pengawasan dan pengendalian Sanitary Landfill dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa setiap kegiatan pada Sanitary Landfill dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan dan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut : Apakah sampah yang dibuang merupakan sampah perkotaan dan bukan jenis sampah yang lain Apakah volume dan berat sampah yang masuk diukur dan dicatat dengan baik Apakah sel pembuangan dan titik bongkar sudah ditentukan. Apakah pengemudi sudah diarahkan ke lokasi yang benar. Apakah truk pengangkut membongkar pada lokasi yang benar. Apakah tanah penutup telah tersedia Apakah perataan dan pemadatan dilakukan sesuai dengan rencana

Novalia Gultom L2J009028

VI-26

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Apakah penutupan telah dilakukan dengan baik Apakah prasarana dan sarana dioperasikan dan dipelihara dengan baik

6.3.1.2 Tata Cara Pengawasan dan Pengendalian Pengawasan dilakukan dengan kegiatan pemeriksaan yang meliputi : Pemeriksaan kedatangan sampah. Pemeriksaan rute pembuangan. Pemeriksaan operasi pembuangan. Pemeriksaan unjuk kerja fasilitas Pengendalian aktifitas Sanitary Landfill untuk mengarahkan operasional pembuangan dan kinerja fasilitas sesuai fungsinya, seperti : Pemberian petunjuk operasi pembuangan. Pemeriksaan kualitas pengolahan lindi dan pemberian petunjuk cara pengoperasian yang baik.

6.3.2 Pendataan Dan Pelaporan 6.3.2.1 Pendataan Sanitary Landfill Data-data TPA yang diperiukan akan mencakup : Data kedatangan kendaraan pengangkutan sampah dan volume sampah yang diperlukan untuk mengetahui kapasitas pembuangan harian, yang akan digunakan untuk mengevaluasi perencanaan Sanitary Landfill yang telah disusun berkaitan dengan kapasitas tampung dan usia pakai Sanitary Landfill. Data ini dapat dikumpulkan di pos pengendalian Sanitary Landfill dimana terdapat petugas yang secara teliti memeriksa, mengukur dan mencatat data tersebut dengan bantuan form kedatangan truk. Data kondisi instalasi pengolahan lindi khususnya kualitas parameter pencemar untuk mengetahui efisiensi pengolahan lindi dan potensi pencemaran yang masih ada. Data ini diperoleh melalui pemeriksaan kualitas lindi di laboratorium.

Novalia Gultom L2J009028

VI-27

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Data operasi dan pemeliharaan alat berat yang merupakan data kinerja alat berat dan pemantauan pemeliharaan.

6.3.2.2 Pelaporan Data-data diatas perlu dirangkum dengan baik menjadi suatu laporan yang dengan mudah memberikan gambaran mengenai kondisi pengoperasian dan pemeliharaan Sanitary Landfill kepada para pengambil keputusan maupun perencana bagi pengembangan Sanitary Landfill berikutnya.

6.3.3 Pengendalian Sanitary Landfill 6.3.3.1 Pengendalian Lalat Pengembangan lalat dapat terjadi dengan cepat yang umumnya disebabkan oleh terlambatnya penutupan sampah dengan tanah, sehingga tersedia cukup waktu bagi telur lalat untuk berkembang biak menjadi larva dan lalat dewasa. Karenanya perlu diperhatikan dengan seksama jangka waktu paling lama untuk penutupan tanah. Semakin pendek periode penutupan tanah akan semakin kecil pula kemungkinan perkembangan lalat. Apabila lalat telah berkembang biak, dapat dilakukan penyemprotan insektisida dengan menggunakan mistblower. Tersedianya pepohonan dalam hal ini sangat membantu pencegahan penyebaran lalat ke lingkungan luar Sanitary Landfill.

6.3.3.2 Pencegahan Kebakaran atau Asap Kebakaran di dalam Sanitary Landfill dapat ditimbulkan oleh : 1. Hal-hal yang bersumber dari alat berat, seperti : Hubungan singkat pada sistem listrik alat berat Kebocoran bahan bakar, oli dan lainnya.

2. Hal-hal yang disebabkan oleh kelalaian atau kesengajaan manusia, seperti : Terbuangnya puntung rokok diatas sampah yang mudah terbakar. Melakukan pembakaran sampah secara liar dengan maksud mengurangi beban pekerjaan. Novalia Gultom L2J009028 VI-28

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

3. Hal-hal yang bersumber dari timbunan sampah itu seperti bereaksinya jenis sampah yang mudah terbakar dengan panas yang ditimbulkan oleh gas. 4. Kebakaran atau asap dapat terjadi karena gas methana (CH4) terlepas tanpa kendali dan bertemu dengan sumber api. Bebasnya gas methana seperti telah dibahas sebelumnya dapat ditentukan oleh kondisi dan kualitas tanah penutup.

Cara terbaik dalam perlindungan bahaya kebakaran ini adalah melakukan langkah-langkah pencegahan. Beberapa langkah pencegahan bahaya kebakaran ini antara lain : 1. Melakukan pemeriksaan berkala terhadap semua alat berat yang akan dioperasikan, terutama guna mencegah terjadinya kebocoran-kebocoran bahan bakar atau sistem listrik alat berat. 2. Melengkapi setiap alat berat dengan pemadam kebakaran, sebagai penanggulangan awal apabila terjadi kebakaran . 3. Melarang seluruh pekerja untuk merokok atau melakukan pembakaran di dalam lahan terutama di musim kemarau. 4. Melakukan pemeriksaan singkat terhadap jenis sampah yang masuk ke dalam lokasi. 5. Menyiapkan satu sarana hubungan komunikasi dengan unit pemadam kebakaran terdekat. 6. Sampah yang tidak tertutup tanah sangat mudah terjadi kebakaran, karena penyebaran gas ke seluruh permukaan Sanitary Landfill. Untuk mencegah kasus ini perlu dilakukan pemeliharaan lapisan tanah penutup. 6.3.3.3 Pencegahan Pencemaran Air Pencegahan pencemaran air sekitar Sanitary Landfill dilakukan dengan menjaga agar lindi yang dihasilkan dari Sanitary Landfill dapat : Terbentuk sekecil mungkin dengan mencegah rembesan air hujan melalui konstruksi drainase dan tanah penutup yang baik. Terkumpul pada kolam pengumpul dengan lancar Terolah dengan baik pada IPL, dan kadarnya secara periodik diperiksa.

Novalia Gultom L2J009028

VI-29

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Adapun pencegahan pencemaran air disekitar Sanitary Landfill dapat dilakukan dengan : Membuat Instalasi Pengolah Limbah (IPL) berdekatan dengan sumber lindi. Membuat drainase keliling dan drainase dalam lahan TPA. Membuat sumur pemantauan di hulu dan hilir lokasi Membuat lapisan dasar lahan Sanitary Landfill yang kedap air. Air permukaan akan dikendalikan dengan membuat saluran drainase sementara di atas timbunan sampah yang telah selesai dikerjakan. Saluran digali dengan manual atau dengan bantuan alat berat, seperti back-hoe. Mengingat tipisnya lapisan tanah penutup, saluran drainase sementara harus dibuat, sebaiknya hanya menggunakan tenaga manusia (manual). Saluran dibuat dengan kriteria antara lain memiliki kemiringan sekitar 0,5 % mengarah menuju keluar wilayah fase pelaksanaan penimbunan, lebar saluran 30,0-50,0 cm dengan kedalaman maksimal 30,0 cm.

6.3.3.4 Pemulungan Sampah Pemulungan sampah (salvaging) adalah usaha pergambilan sampah yang sudah berada di atas lahan pembuangan akhir dengan maksud untuk mendapat kembali benda-benda yang memiliki nilai ekonomis. Tindakan beroperasinya para pemulung sampah ini mempunyai akibat baik dan buruk bagi operasi Sanitary Landfill. Akibat baik dari pemulungan sampah ini adalah : Berkurangnya volume sampah yang akan ditimbun, adanya pemanfaatan kembali sampah yang masih dapat digunakan lagi (recycling) Memberikan kesempatan kerja bagi para pemulung. Akibat buruk dari pemulungan sampah ini adalah : Mengganggu operasi Sanitary Landfill Menimbulkan kecelakaan kerja.

Novalia Gultom L2J009028

VI-30

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Pemulungan sampah sebaiknya dilarang keras di dalam lokasi, karena pemulungan sampah seharusnya dilakukan di daerah timbulan sampah atau di TPS yang berada di wilayah pelayanan. Apabila pemulungan diperbolehkan

berlangsung di dalam lokasi maka sebaiknya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut : Pembatasan lokasi kerja para pemulung dengan tegas. Lokasi yang diperbolehkan adalah lokasi kerja penurunan dan lokasi perletakan sampah sementara. Pemulung di dalam lokasi kerja penimbunan sama sekali tidak diizinkan, karena hal ini akan menghambat dan mengacaukan pekerjaan penyebaran ataupun pemadatan. Para pelanggar sebaiknya ditindak tegas, misalnya dengan menyita peralatannya atau tidak mengizinkan pelanggar itu untuk bekerja lagi di dalam lahan. Pembatasan jumlah pemulung dan melakukan pendaftaran pemulung yang diperbolehkan bekerja di dalam lahan. Membuat suatu program penerangan bagi para pemulung yang ada di daerah itu. Program penerangan ini akan antara lain : Penerangan mengenai akibat baik dan buruk dari kehadiran mereka. Penerangan mengenai jenis-jenis sampah yang berbahaya dan jenis sampah yang masih dapat berguna. Penerangan singkat mengenai prosedur kerja Sanitary Landfill dan beberapa hal yang harus dituruti oleh para pemulung, seperti lokasi kerja pemulung, jam kerja pemulung, dan lain-lain. Kerja sama lain yang diharapkan dari para pemulung misalnya dalam menjaga ketertiban di antara mereka sendiri atau turut serta menjaga kebersihan lahan. Keamanan kerja dan tindakan yang harus ditempuh apabila terjadi kecelakaan. Tindakan tegas yang akan diambil apabila terjadi pelanggaran.

Novalia Gultom L2J009028

VI-31

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

6.4 Pemantauan Lingkungan


Pemantauan lingkungan pada Lokasi Lahan TPA Sanitary Landfill pada umunya bertujuan bertujuan untuk : Mendeteksi adanya perubahan kondisi lingkungan. Menemukan adanya dampak negatif pada Sanitary Landfill, misalnya pencemaran terhadap air tanah, bau yang timbul, dan sebagainya. Menentukan tindakan-tindakan perbaikan atau pengananan terhadap dampak negatif yang timbul. Mendapatkan parameter-parameter acuan rencana yang dapat digunakan untuk perencanaan Sanitary Landfill berikutnya. Guna mencapai tujuan-tujuan di atas maka usaha-usana pemantauan lingkungan yang akan dilakukan meliputi : Pemantauan terhadap air tanah. Pemantauan terhadap air permukaan Pemantauan terhadap gas, dan Pemantauan terhadap kualitas lindi.

6.4.1

Pemantauan Terhadap Air Tanah Pemantauan terhadap air tanah dilakukan dengan membuat beberapa

sumuran pemeriksa di sekitar lahan Sanitary Landfill. Penentuan lokasi sumuran dilakukan dengan mempertimbangkan arah aliran air tanah yang melintasi lahan, yaitu : a. Satu buah sumuran sebelum lokasi Sanitary Landfill (hulu atau upgradient aliran air tanah), yang merupakan indikator awal kualitas air tanah. b. Satu buah sumuran setelah lokasi Sanitary Landfill (hilir atau downgradient aliran air tanah), yang merupakan indikator tingkat pencemaran lindi terhadap air tanah.

Novalia Gultom L2J009028

VI-32

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

c. Dua buah sumuran setelah lokasi Sanitary Landfill (downgradient aliran air tanah) tetapi dalam arah yang menyamping. Sumuran ini merupakan indikator tingkat penyebaran lindi dalam arah melintang. Pemeriksaan air tanah dilakukan secara berkala dengan mengambil sampel dari sumur pemeriksa. Parameter-parameter kualitas air tanah yang harus diperiksa dalam pemantauan ini dapat dilihat pada tabel 3.

6.4.2 Pemantauan Terhadap Kualitas Air Permukaan Terdekat Pemantauan terhadap air permukaan akan di lakukan pada Sungai terdekat lokasi TPA . Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kualitas air sungai antara lain : 1. Lindi yang merembes keluar dari bukit timbunan dan mengalir di atas lereng bukit. 2. Aliran air tanah yang berpotongan dengan aliran air sungai, sehingga turut mempengaruhi kualitas air permukaan. 3. Limpasan dari bukit timbunan yang dapat membawa sedimen. 4. Pengaruh dari efluen Instalasi Pengolahan Lindi (IPL)

Parameter-parameter kualitas air permukaan yang perlu diperiksa dapat dilihat pada tabel 3. Untuk setiap aliran kali diperlukan tiga buah lokasi sampling, misalnya kasus di TPA Karangsembung Kebumen ( TA, Santi Khaerunissa , TL Undip, 2003 ) misalnya yaitu pada : 1. Hulu sungai , pada bagian kali sebelum memasuki lokasi Sanitary Landfill. 2. Bagian kali yang berada di dalam wilayah Sanitary Landfill tetapi sebelum terdapatnya titik buangan dari IPL. Dari sampling bagian ini juga dapat diperoleh kualitas air permukaan sebagai pengaruh dari limpasan air dari bukit atau drainase. 3. Hilir kali, pada bagian kali setelah melalui lokasi Sanitary Landfill dan melalui titik pelepasan effluen dari IPL.

Novalia Gultom L2J009028

VI-33

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Sampling dilakukan 4 kali dalam setahun, yaitu : 1. Pada musim kemarau dan hari kering, untuk mengetahui pengaruh dari Sanitary Landfill terhadap aliran kali pada saat kondisi kali sedang tidak maksimum. 2. Pada musim hujan dan hari hujan, untuk mengetahui pengaruh dari Sanitary Landfill terhadap aliran kali pada saat kondisi kali sedang tidak minimum.

6.4.3 Pemantauan Terhadap Gas Pemantauan terhadap gas dari suatu Sanitary Landfill diperlukan untuk : 1. Memantau perpindahan gas di bawah permukaan tanah keluar lokasi. Dari hasil pemantauan ini dapat diketahui efektifitas sistem pengendalian gas yang ada. Pemantauan konsentrasi dan jenis gas di lokasi selama penimbunan juga diperlukan, untuk menjamin keamanan pekerja. 2. Memantau bangunan di sekitar lokasi, untuk mencegah kemungkinan akumulasi gas di dalam bangunan. Akumulasi gas dalam ruangan tertutup akan mudah mencapai konsentrasi dapat meledak, yaitu 5% volume gas metana (CH4) terhadap udara. Pemantauan gas Sanitary Landfill berada pada titik sebagai berikut : 1. Berdekatan dengan perbatasan Sanitary Landfill, yaitu bersebelahan dengan pagar hijau pelindung. Pemantauan dillakukan dengan sumuran-sumuran. Kedalaman sumuran sekitar 1,02,0 m, dengan syarat dasar sumur terletak di atas muka air tanah, karena muka air tanah berfungsi sebagai lapisan impermeabel terhadap perpindahan gas.

2. Pemantauan di dalam bangunan. Konsentrasi maksimum gas methana (CH4)


di bangunan sekitar lokasi 1,25% dari volume udara.

Novalia Gultom L2J009028

VI-34

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

6.4.4 Pemantauan Terhadap Lindi Pemantauan terhadap kualitas dan kuantitas lindi dilakukan pada : 1. Bak pengumpul sementara saluran lindi di tiap saluran primernya. Sampling dari titik ini berguna untuk mengetahui kualitas dan kuantitas lindi yang tertampung dari tiap-tiap zona pembagian lahan. 2. Bak penampung pada IPL. Sampling dari titik ini berguna untuk mengetahui kualitas dan kuantitas influen dari suatu IPL. 3. Jaringan pipa efluen IPL. Sampling dari titik ini berguna untuk mengetahui kualitas dan kuantitas efluen dari IPL, sehingga akan diperoleh angka efisiensi dari IPL.

Sampling dilakukan empat kali dalam setahun, yaitu : 1. Pada musim kemarau dan hari kering, yang dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik lindi pada kondisi produksi sedang tidak maksimum. 2. Pada musim hujan dan hari hujan, yang dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik lindi pada kondisi produksi sedang tidak minimum.

Parameter-parameter

kualitas

lindi

yang

harus

diperiksa

dalam

pemantauan ini dapat dilihat pada tabel 3. Selain dapat dipantaunya efisiensi dari IPL dan karakteristik lindi dari masing-masing zona dan mempertimbangkan perkiraan kuantitas lindi yang terbentuk, hasil pemantauan terhadap air tanah dan air permukaan, maka dapat diperoleh : a) Pengaruh lindi dengan karakteristik tertentu terhadap suatu perairan yang memiliki suatu karakteristik awal. Hal ini tentunya akan berkaitan dengan tingkat pengenceran dari suatu perairan. b) Pengaruh lindi dengan karakteristik tertentu terhadap karakteristik air tanah. c) Penurunan pengaruh lindi dengan karakteristik tertentu terhadap jarak pengaliran air tanah tertentu. Novalia Gultom L2J009028 VI-35

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

d) Perkiraan tingkat lolosnya lindi dalam aliran air tanah dan air permukaan.

Tabel 3. Parameter kualitas pemantauan. Parameter Air tanah Fisika Suhu Konduktifitas Suhu Suspended solid Kekeruhan Konduktifitas Kimiawi pH pH pH Klorida Kesadahan Klorida Nitrat Nitrat Nitrat Nitrit Nitrit Nitrit Amonia Amonia Amonia Zn DO Sufat Mn COD Zn DO BOD Mn COD Logam berat DO BOD COD TOC BOD Logam berat TOC Logam berat Biologis Total koliform Fecal koliform Total koliform Fecal koliform Sumber : Parametrix, Inc. Solid Waste Landfill Design Manual. Air permukaan Suhu Kekeruhan Lindi

Novalia Gultom L2J009028

VI-36

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

6.5 Organisasi Operasi Dan Kebutuhan Personalia Pada Sanitary Landfill


6.5.1 Struktur Organisasi Pengelola Sanitary Landfill Pelaksanaan Sanitary Landfill dapat berjalan baik dan mencapai sasaran yang diharapkan apabila disertai dengan organisasi pengelola yang baik. Usulan struktur organisasi pengelolaan Sanitary Landfill minimal di suatu lahan lahan TPA dapat dilihat pada gambar 2. Sedangkan tabel 4. menunjukkan kesimpulan jumlah anggota struktur organisasi ini. Uraian tiap komponen dalam struktur organisasi tersebut, sebagai berikut :

1. Kepala sanitary landfil1 Lahan TPA. Tugas dan kewajiban, yaitu : Merupakan orang pertama yang mewakili Dinas Pengelola Sampah Wilayah Layanan dan Dinas Lingkungan Hidup setempat dalam menangani masalah-masalah yang dijumpai di lapangan. Bertanggung jawab kepada Dinas Pengelola Sampah dan Dinas Lingkungan Hidup setempat mengenai kelangsungan operasi dan kelancaran administrasi pada Sanitary Landfill ini. Memimpin koordinasi antar kepala bagian. Memberikan informasi atau hubunga n yang dioerlukan untuk masyarakat atau pemerintah daerah 2. Kepala Bagian Umum. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala Sanitary Landfill Lahan TPA mengenai masalah administrasi, keuangan, dan kepegawaian guna menunjang kelangsungan operasi Sanitary Landfill. Melakukan koordinasi dengan setiap kepala bagian. Membawahi seksi administrasi, keuangan, dan kepegawaian. VI-37

Novalia Gultom L2J009028

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Memberi persetujuan mengenai suatu permohonan untuk pengeluaran biaya.

3. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengawasan Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala Sanitary Landfill mengenai masalah perencanaan dan pengawasan pelaksanaan operasi Sanitary Landfill. Melakukan koordinasi dengan setiap kepala bagian. Membawahi seksi perencanaan dan pengawasan. Melakukan koordinasi mengenai pemantauan lingkungan

4. Kepala Bagian Pemeliharaan Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala Sanitary Landfill mengenai masalah pemeliharaan seluruh peralatan dan fasilitas Sanitary Landfill. Melakukan koordinasi dengan setiap kepala bagian. Membawahi seksi pemeliharaan peralatan mekanis dan seksi pemeliharaan fasilitas pendukung. Mengajukan usulan anggaran biaya pemeliharaan dan menyampaikan laporan penggunaan keuangan kepada kepala Sanitary Landfill. 5. Kepala Bagian Operasi Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala Sanitary Landfill. mengenai

kelangsungan operasi Sanitary Landfill. Melakukan koordinasi dengan setiap kepala bagian. Membawahi koordinator peralatan mekanis, koordinator pekerjaan manual dan koordinator Instalasi Pengolah Lindi.. Mengajukan usulan anggaran biaya operasi dan menyampaikan laporan penggunaan keuangan kepada kepala Sanitary Landfill.

Novalia Gultom L2J009028

VI-38

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

6. Seksi Administrasi. Beranggotakan satu orang yang bertanggung jawab langsung pada kepala bagiannya. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai kelancaran seluruh urusan administrasi. Melakukan pencatatan dan penyimpanan arsip-arsip tentang : Jumlah dan jenis peralatan/perlengkapan lainnya. Pemakaian bahan bakar. Pemakaian minyak pelumas, suku cadang, dan lainnya. Jumlah sampah, jumlah kendaraan, jenis kendaraan, asal sampah, hari, tanggal, bulanan hasil monitor lainnya yang diperlukan, Surat keluar atau masuk. Peraturan-peraturan pemerintah, persetujuan atau keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan Sanitary Landfill. 7. Seksi Keuangan. Beranggotakan satu orang yang bertanggung jawab langsung pada kepala bagiannya. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai masalah keuangan Sanitary Landfill. Membuat pembukuan dan laporan keuangan bulanan dan tahunan. Mengajukan usulan dan meminta persetujuan ke kepala bagian atas suatu pengeluaran biaya. Melakukan pembayaran atas suatu permohonan biaya yang telah disetujui. Mengkoordinasikan pembayaran gaji pegawai dan segala bentuk tunjangan kerja lainnya. Menyusun usulan rencana anggaran tahunan yang nyata berdasarkan pengalaman pelaksanaan Sanitary Landfill pada tahun sebelumnya sebagai masukan kepada pihak yang berwenang. Novalia Gultom L2J009028 VI-39

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

8. Seksi Kepegawaian. Beranggotakan satu orang yang bertanggung jawab langsung pada kepala bagiannya. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai masalah kepegawaian Sanitary Landfill. Melakukan pencatatan seluruh kegiatan pegawai di lapangan, seperti data pribadi, absensi, gaji pegawai, dan lainnya. Menyusun usulan dan mengatur pelaksanaan pendidikan latihan.dan pengembangan kemampuan pegawai.

9. Seksi Keamanan. Beranggotakan seorang kepala keamanan yang membawahi beberapa tenaga satuan keamanan. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagian umum mengenai masalah keamanan di dalam Sanitary Landfill. Melakukan koordinasi dengan setiap petugas lapangan. Membawahi beberapa anggota satuan pengamanan. Mengajukan usulan mengenai sarana atau biaya keamanan yang dibutuhkan. 10. Seksi Perencanaan Beranggotakan satu orang yang bertanggung jawab langsung pada kepala bagiannya. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada Kabag Perencanaan dan Pengawasan mengenai masalah yang berkaitan dengan tugasnya. Melakukan koordinasi dengan seksi pengawasan mengenai rencana pelaksanaan operasi. Menyusun rencana mengenai operasi penimbunan seperti : Penentuan arah lalu-lintas.

Novalia Gultom L2J009028

VI-40

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Penentuan lokasi penurun. Penentuan lokasi penimbunan. Penentuan lokasi pengambilan tanah penutup. Penentuan lokasi penutupan tanah, usulan pembukaan sub-zona kerja. Penentuan penggunaan alat, dan Pemindahan sub-zona kerja, misalnya karena perubahan musim

11. Seksi Pengawasan Beranggotakan satu orang yang bertanggung jawab langsung pada kepala bagiannya. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai pengawasan kelangsungan operasi sanitary Iandfill. Melakukan koordinasi dengan seksi Perencanaan mengenai rencana pelaksanaan operasi. Melakukan pengawasan dari pelaksanaan rencana. Melakukan pengukuran lapangan untuk membagi kapling pembuangan sampah (memasang tanda batas lokasi kerja). Melakukan persiapan daerah penurunan dan penimbunan, termasuk memasang jaring pelindung angin. Melakukan kegiatan pemantauan lingkungan.

12. Seksi Pemeliharaan Peralatan Mekanik Beranggotakan seorang yang membawahi tugas pemeliharaan. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai pemeliharaan peralatan mekanis yang dimiliki, seperti alat-alat berat dan jembatan timbang. Memberi laporan mengenai kondisi peralatan mekanis. Mengusulkan penggantian beberapa komponen peralatan atau bahan lain yang dibutuhkan.

Novalia Gultom L2J009028

VI-41

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Memberi masukan kepada Kabag Pemeliharaan Peralatan Mekanik mengenai biaya pemeliharaan fasilitas pendukung bulanan atau tahunan. Melakukan pemanasan dan pemeriksaan mesin setiap pagi sebelum beroperasi. Melakukan penambahan atau penggantian pelumas mesin sesuai dengan aturan pemeliharaan mesin. Melakukan perbaikan bila diperlukan. Melakukan pemeriksaan semua peralatan setiap hari pada saat tenaga operasi bekerja dan setiap sore hari setelah melakukan pencucian alat mesin, pengisian bahan bakar.

Melakukan

pemeliharaan

mesin-mesin

sesuai

dengan

aturan

pemeliharaannya. Melakukan pemeliharaan jembatan timbang dengan aturan

pemeliharaannya. 13. Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pendukung. Beranggotakan dua orang yang bertanggung jawab akan pemeliharaan fasilitas pendukung. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada Kabag Pemeliharaan Fasilitas Pendukung mengenai pemeliharaan beberapa fasilitas gedung kantor, hanggar, bangunan penunjang. Memberi laporan mengenai kondisi fasilitas penunjang. Mengusulkan penggantian atau bahan lain yang dibutuhkan dalam pemeliharaan. Memberi masukan kepada kepala bagian mengenai biaya pemeliharaan fasilitas pendukung bulanan atau tahunan. Tugas dan kewajiban yaitu setiap hari melakukan pembersihan pada bangunan kantor, penyapuan halaman kantor, pembersihan bagian jalan, hanggar, tempat cuci, IPL dan lain-lain.

Novalia Gultom L2J009028

VI-42

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

14. Seksi Operasi Peralatan Mekanik. Beranggotakan antara tiga orang untuk 2 unit alat berat dan 1 unit jembatan timbang. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai operasi peralatan mekanik yang dimiliki, seperti alat-alat berat, pompa bahan bakar dan jembatan timbang. Memberi laporan mengenai pemakaian dan kondisi peralatan mekanis, termasuk juga diantaranya jumlah jam pemakaian. Memberi masukan kepada kepala bagian mengenai biaya operasi peralatan mekanik bulanan atau tahunan. Melakukan pengaduan tentang kerusakan atau kegagalan operasi alat berat lainnya ke bagian Pemeliharaan setelah disetujui oleh kepala Bagian Operasi. Mengoperasikan alat berat dan jembatan timbangan sesuai dengan ketentuannya. Melakukan pengaduan tentang kerusakan atau kegagalan operasi peralatan mekanis bagian Pemeliharaan setelah disetujui oleh Kepala Bagian Operasi. Membantu tenaga pemeliharaan mesin setiap pagi sebelum beroperasi. Turut serta menjaga terpeliharanya peralatan mekanis. Khusus untuk tenaga operasi jembatan timbang, bertanggung jawab mengenai pelaksanaan operasi di jembatan timbang. Melaksanakan penimbangan kendaraan pengangkut sampah.

15. Seksi Operasi Pekerjaan Manual. Beranggotakan dua orang pada pekerjaan manual. Tugas dan kewajiban, yaitu :

Novalia Gultom L2J009028

VI-43

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Bertanggung jawab kepada kepala bagian mengenai operasi yang terlibatkan, secara langsung (non-mekanik) pada perkerjaan saluran permukaan, penurunan, pengangkut, kebersihan dan lainnya.

Memberi laporan mengenai peralatan manual yang digunakan. Memberi masukan kepada kepala bagian mengenai biaya operasi peralatan manual bulanan atau tahunan. Melakukan pembuatan saluran permukaan, penurunan sampah dari kendaraan pengangkut, penyebaran sampah, penggalian tanah, penyebaran tanah penutup, dan lain.

Turut serta menjaga kebersihan lokasi kerja. Turut serta menjaga keselamatan kerja. Memberi masukan mengenai pemakaian dan kondisi peralatan yang digunakan, seperti pacul, penggaruk sampah, dan lainnya. Membantu pekerjaan-pekerjaan lain yang sifatnya tidak dapat dijangkau oleh peralatan mekanis.

16. Seksi Operasi Instalasi Pengolahan Lindi (IPL) Beranggotakan satu orang yang bertanggung jawab langsung pada kepala bagiannya. Tugas dan kewajiban, yaitu : Bertanggung jawab kepada kepala bagiannya mengenai operasi IPL. Menghidupkan dan mematikan mesin pompa pada saat dibutuhkan, melakukan penjagaan operasi pompa. Melakukan penambahan bahan kimia atau lainnya sesuai dengan tata-cara operasionil. Membawahi dan mengkoordinasikan beberapa tenaga operasi IPL. Memberi laporan mengenai pemakaian dan kondisi peralatan di dalam IPL. Memberi masukan kepada kepala bagian mengenai biaya operasi IPL kepada bagian Pemeliharaan setelah disetujui oleh kepala Bagian Operasi.

Novalia Gultom L2J009028

VI-44

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

17. Tenaga Satuan Keamanan. Berjumlah satu orang dengan tugas dan kewajiban sebagai berikut : Membantu pengaturan kendaraan pada pintu masuk dan lalu lintas di luar lahan kerja. Melakukan penertiban terhadap orang-orang yang tidak berkepentingan atau orang-orang yang mengganggu operasi. Melakukan pengamanan pada seluruh fasilitas, bangunan, peralatan, dan lain-lainnya dari pencurian atau perusakan. Melakukan pengamanan di daerah penurunan sampah sampai ke daerah penimbunan, supaya keiancaran pekerjaan tetap terjamin dan mencegah terjadinya kecelakaan. Melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan.

Tabel 4. Perincian kebutuhan pekerja (SDM) pada Sanitary Landfill


No
1

Jabatan
2

Jumlah
3

Novalia Gultom L2J009028

VI-45

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kepala Sanitary Landfill Kabag Umum. Kabag Perencanaan dan Pengawasan Kabag Pemeliharaan Kabag Operasi Seksi Administrasi Seksi Keuangan Seksi Kepegawaian Seksi Keamanan - Tenaga satuan keamanan

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 11 12

Seksi Perencanaan Seksi Pengawasan Seksi Pemeliharaan Peralatan Mekanik - Penanggung jawab dan tenaga pemeliharaan

13

Seksi Pemeliharaan Fasilitas Pendukung - Penanggung jawab dan tenaga pemeliharaan 2

14

Seksi Operasi Peralatan Mekanik - Penanggung jawab dan tenaga operasi 3

15

Seksi Operasi Pekerjaan Manual - Penanggung jawab dan tenaga operasi 2 1 21

16

Seksi Operasi IPL Jumlah

TABEL HARIAN Daftar Monitoring Kendaraan Sampah

Novalia Gultom L2J009028

VI-46

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Hari / Tangga
No

:
Jam Tiba
3

Nomor Kendaraan
2

Ritase rit

Jam Kembali
5

Ukuran Kendaraan
6

Volume terangkut 3 (m /ton)


7

Novalia Gultom L2J009028

VI-47

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

JUMLAH

., . Pengurus Sanitary Landfill

(..)

TABEL BULANAN Monitoring Pengangkutan Sampah ke Sanitary Landfill

Novalia Gultom L2J009028

VI-48

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Bulan :
No Tanggal Volume terangkut 3 (m /ton)
3

Keterangan

Novalia Gultom L2J009028

VI-49

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

JUMLAH

, . Kepala Seksi Operasional Pengurus Sanitary Landfill

(..)

(..)

TABEL TAHUNAN Monitoring Pengangkutan Sampah ke Sanitary Landfill

Tahun :

Novalia Gultom L2J009028

VI-50

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

No

Bulan

Volume terangkut 3 (m /ton)


3

Keterangan

JUMLAH

Novalia Gultom L2J009028

VI-51

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

.., . Kepala Seksi Operasional Pengurus Sanitary Landfill

(..)

(..)

Kepala Seksi Operasional

(..)

Novalia Gultom L2J009028

VI-52

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA SANITARY LANDFILL ARGOMULYO STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA SANITARY LANDFILL TPA KARANGSEMBUNG

DPLH KOTA KEBUMEN


DPLH KOTA SALATIGA

KEPALA SANITARY LANDFILL

Umum

Perencanaan dan Pengawasan

Pemeliharaan

Operasi

Administrasi

Perencanaan

Peralatan Mekanik

Peralatan Mekanik

Keuangan

Pengawasan

Fasilitas Pendukung

Pekerjaan Manual

Kepegawaian

Instalasi Pengolahan Lindi

Keamanan

Gambar 6.2. Struktur organisasi pengelola sanitary landfill Argomulyo

Novalia Gultom L2J009028

VI-53

Tugas Perencanaan TPA Kabupaten Klaten

Novalia Gultom L2J009028

VI-54

Anda mungkin juga menyukai