Anda di halaman 1dari 109

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PA : Drs. ARIFIN, M.AP


PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

SATKER/SKPD : DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMERINTAH


DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
NAMA PPK : AGUS NUGROHO, ST

JASA KONSTRUKSI DESIGN AND BUILD


PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN JL. ROROTAN IV KEL.
ROROTAN KEC. CILINCING, JAKARTA UTARA

BIDANG PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN


TAHUN ANGGARAN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI DESIGN AND BUILD


PEMBANGUNAN RUMAH SUSUN JL. ROROTAN IV KEL. ROROTAN KEC. CILINCING,
JAKARTA UTARA

I. LATAR BELAKANG

DKI Jakarta merupakan salah satu kota dengan kepadataan penduduk cukup tinggi yaitu
berkisar 13.800/km2, hal ini dipicu oleh tingginya arus urbanisasi yang merupakan
permasalahan yang belum dapat diatasi Pemda Provinsi DKI Jakarta. Dengan tingginya
kepadatan penduduk di DKI Jakarta, maka kebutuhan akan rumah layak huni pun semakin
meningkat.

Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta berkewajiban memenuhi kebutuhan perumahan


bagi penduduknya sehingga Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat
mengupayakan pembangunan perumahan secara vertikal yakni rumah susun. Rumah
susun yang dimaksud adalah rumah susun sederhana sewa (rusunawa) yang diperuntukan
bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) maupun menengah ke bawah.

Sebagai upaya pemenuhan kebutuhan perumahan yang layak huni bagi masyarakat
berpenghasilan rendah dan dikaitkan dengan penataan lingkungan di kawasan tersebut,
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Provinsi DKI Jakarta telah membuat program pembangunan rumah susun yakni Rumah
Susun Jl. Rorotan IV, Jakarta Utara yang berlokasi di Jl. Rorotan IV , Kelurahan Rorotan,
Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara di atas lahan seluas 34.886 m2 sebagai bagian dari
pengembangan kawasan pembangunan utara sesuai dengan RTRW DKI. Pada lokasi ini
tahun 2017 akan dibangun rumah susun sebanyak 4 Tower; 16 Lantai; 1.020 unit; Tipe 36.

Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara ini
ditujukan untuk warga DKI Jakarta yang terprogram dan warga tidak terprogram/ umum
sebagai upaya penataan wilayah serta pemenuhan kebutuhan perumahan warga dengan
terbangunnya rumah susun 16 lantai dengan unit hunian tipe 36 yang siap huni.
Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara ini
dilaksanakan dengan sistem design and build menggunakan anggaran yang bersumber dari
dana APBD Provinsi DKI Jakarta TA. 2017.

Untuk melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi kegiatan Pembangunan Rumah Susun Jl.
Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara dengan sistem design and build tahun
2017 yang meliputi pekerjaan struktur 16 lantai rumah susun sampai dengan finishing
(siap huni) akan ditugaskan kepada Kontraktor Pelaksana design and build setelah melalui
proses pengadaan barang/ jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
II. MAKSUD DAN TUJUAN

II.1. Maksud
Maksud dari pelaksanaan jasa konstruksi design and build Pembangunan Rumah
Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara adalah terpenuhinya
kebutuhan perumahan yang diperuntukan bagi masyarakat berpenghasilan rendah
(MBR).

II.2. Tujuan
Tujuan pelaksanaan jasa konstruksi design and build ini adalah tersedianya tempat
tinggal yang layak huni dan berwawasan lingkungan bagi masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) dan dikaitkan dengan penataan lingkungan di kawasan tersebut.

II.3 Dasar Hukum


1. Undang-Undang No. 28 tahun 2008 tentang Bangunan Gedung.
2. Undang - Undang No. 20 tahun 2011 tentang Rumah Susun.
3. Perpres 4 tahun 2015 pasal 73 dan Instruksi Presiden Republik Indonesia No. 1
Tahun 2015 tentang Percepatan Pelaksanaan Pengadaan barang/ Jasa
Pemerintah, yakni sebagai berikut :
Dalam hal pemilihan penyedia barang/ jasa dilakukan mendahului penetapan
DIPA/DPA, jika kondisinya sebagai berikut :
a. DIPA/DPA belum ditetapkan;
b. Apabila proses pemilihan penyedia barang/jasa dibatalkan karena DIPA/ DPA
tidak ditetapkan atau alokasi anggaran dalam DIPA/DPA yang ditetapkan
kurang dari nilai pengadaan yang diadakan, kepada penyedia barang/ jasa tidak
diberikan ganti rugi.
4. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah beserta perubahannya.
5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 60/PRT/1992 tentang Persyaratan Teknis
Pembangunan Rumah Susun.
6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2015 tentang Standard dan
Pedoman Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terintegrasi rancang dan bangun
(Design and Build).
7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 332/KPTS/M/2002
tentang Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara.
8. Peraturan Daerah No. 4 tahun 1975 tentang Ketentuan Bangunan Bertingkat di
Wilayah DKI Jakarta.
9. Peraturan Daerah No. 7 tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah DKI Jakarta.
10. Peraturan Daerah No. 7 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung.
11. Peraturan Daerah No. 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI
Jakarta.
12. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 258 tahun 2014 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah.
13. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 27 tahun 2009 tentang Kebijakan
Pembangunan Rumah Susun Sederhana.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
14. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 142 tahun 2013 tanggal 12 Desember
2013 dan perubahan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 161 Tahun
2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pedoman
Standar Minimal Tahun 2013.

III. TARGET/SASARAN

Target ataupun sasaran yang ingin dicapai terkait pekerjaan jasa konstruksi design and
build Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
adalah terbangunnya 4 Tower rumah susun 16 lantai ( 1.020 unit hunian) yang siap huni.

IV. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG DAN JASA

Pengadaan barang dan jasa konstruksi design and build Pembangunan Rumah Susun Jl.
Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara ini diselenggarakan oleh Pemerintah
Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan dilaksanakan oleh Dinas Perumahan dan
Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta yang dalam hal ini diwakili oleh :

a. Pengguna Anggaran
Nama : Drs. Arifin, M.AP
NIP : 197206221992031003
Jabatan : Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah
Provinsi DKI Jakarta
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta
Pusat

b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)


Nama : Agus Nugroho, ST
NIP : 197308081996031001
Jabatan : Kepala Bidang Pembangunan Perumahan dan Permukiman
Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi
DKI Jakarta
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta
Pusat

c. Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa


Alamat : Jl. Kebon Sirih No. 18 A, Blok H Lantai 20.

d. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan


Unit : Dinas Perumahan Dan Gedung Pemda
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta
Pusat

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
V. ANGGARAN PELAKSANAAN

Sumber Dana
Biaya pekerjaan Jasa Konstruksi design and build Kegiatan Pembangunan Rumah Susun Jl.
Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara dibebankan pada APBD Provinsi DKI
Jakarta melalui Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara
(PPAS) Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Tahun Anggaran 2017, dengan
uraian sebagai berikut :

Urusan : Perumahan Rakyat


Organisasi : Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
Program : Program Penyediaan Perumahan Rakyat
Kegiatan : Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec.
Cilincing, Jakarta Utara
Lokasi Kegiatan : Provinsi DKI Jakarta
Uraian Kegiatan : Fisik
Kode Rekening : 5.2.3.26.14
Tahun Anggaran : 2017

Pembiayaan
Besarnya biaya Jasa konstruksi design and build Kegiatan Pembangunan Rumah Susun Jl.
Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara mengacu kepada ketentuan-
ketentuan dalam Peraturan Gubenur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013 tanggal
12 Desember 2013 dan Peraturan Gubenur Provinsi DKI Jakarta Nomor 161 Tahun 2014
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah dan juga sesuai dengan E-
Budgeting dan E-Planning.

Perkiraan biaya untuk Jasa Konstruksi design and build kegiatan Pembangunan Rumah
Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara sesuai dengan Rencana Kerja
dan Anggaran (RKA) Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta Tahun Anggaran 2017 sebesar Rp. 453.486.841.687,00 (Empat ratus lima puluh
tiga milyar empat ratus delapan puluh enam juta delapan ratus empat puluh satu ribu
enam ratus delapan puluh tujuh rupiah).

Metode Pembayaran

Tata cara pembayaran Jasa konstruksi design and build Kegiatan Pembangunan Rumah
Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara ini mengikuti persentase
realisasi pelaksanaan di lapangan.

VI. RUANG LINGKUP KEGIATAN, LOKASI PEKERJAAN DAN DATA PENUNJANG

VI.1 RUANG LINGKUP

Lingkup kegiatan yang harus dilakukan penyedia jasa konstruksi design and build
Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
ini Tahun Anggaran 2017, antara lain meliputi :
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
VI.1.1 Tahap Detail Engineering Design :
Diperlukan sebelum dan selama proses pelaksanaan konstruksi dengan
dukungan tenaga ahli untuk menjamin waktu dan mutu/ kualitas pekerjaan,
yakni :
Membuat detail design yang berupa gambar rencana dan persyaratan
teknis termasuk revisi yang diperlukan, khususnya dalam aspek biaya,
waktu dan kemudahan pelaksanaan.
Membuat uraian detail mengenai pekerjaan struktur lengkap dengan
perhitungan-perhitungannya;
Membuat rincian spesifikasi teknis dan spesifikasi khusus;
Membuat gambar-gambar detail pelaksanaan;
Membuat rincian volume pekerjaan dan rencana anggaran biaya;
Menyiapkan bahan dan mengikuti proses perizinan;
Bertanggung jawab untuk memproses perizinan bangunan antara lain
sampai dengan diterbitkannya IMB dan SLF;
Menyerahkan dokumen hasil detail engineering design (DED) dan data-
data pendukung perencanaan lainnya antara lain data sondir.

VI.1.2 Tahap Pelaksanaan Konstruksi :


Lingkup kegiatan konstruksi yang harus dilakukan penyedia jasa konstruksi
design and build ini meliputi kegiatan pelaksanaan fisik Pembangunan
Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara Tahun
Anggaran 2017, antara lain meliputi :

Pekerjaan Persiapan
Pelaksanaan pekerjaan persiapan disesuaikan kebutuhan dan metode
pelaksanaan yang digunakan, seperti : pekerjaan sondir dan boring,
pengukuran lahan ulang, pematangan lahan, pembuatan papan nama
proyek, pembuatan direksi keet, gudang, bedeng pekerja, penyambungan
listrik dan air kerja selama proyek, foto/ dokumentasi proyek, sewa
peralatan kerja, dan lain-lain.

Pekerjaan Struktur
Pelaksanaan pekerjaan struktur disesuaikan kebutuhan dan metode
pelaksanaan yang digunakan, seperti: pekerjaan struktur bawah
(pondasi), struktur atas (pekerjaan kolom, balok, pelat lantai dan tangga,
lantai atap), struktur GWT dan STP dan lain-lain.

Pekerjaan Arsitektur
Pelaksanaan pekerjaan arsitektur disesuaikan kebutuhan dan metode
pelaksanaan yang digunakan, seperti : pekerjaan pasangan dinding, lantai,
kusen, pintu dan jendela, plafond, sanitair, pengecatan, finishing fasade
dan lain-lain.

Pekerjaan Mekanikal
Pelaksanaan pekerjaan mekanikal disesuaikan kebutuhan dan metode
pelaksanaan yang digunakan, seperti : pekerjaan plumbing, fire
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
protection, transportasi dalam gedung/elevator, tata udara, instalasi gas,
STP, dan lain-lain.

Pekerjaan Elektrikal
Pelaksanaan pekerjaan Elektrikal disesuaikan kebutuhan dan metode
pelaksanaan yang digunakan, seperti : pekerjaan listrik (titik lampu, stop
kontak), fire alarm, genset, MaTV, penangkal petir, tata suara, CCTV dan
lain-lain.

Pekerjaan Site Development


Pelaksanaan pekerjaan Site Development disesuaikan kebutuhan dan
metode pelaksanaan yang digunakan, seperti : pekerjaan jalan dan parkir,
ruang pompa dan GWT, saluran drainase, penanaman pohon dan lain-
lain.

Pekerjaan Fasilitas Penunjang


Pelaksanaan pekerjaan Fasilitas Penunjang disesuaikan kebutuhan dan
metode pelaksanaan yang digunakan, seperti : pekerjaan RPTRA, CCTV,
jaringan gas, security gate, acces control dan lain-lain.

Membuat as built drawing (gambar yang sesuai dengan yang


dilaksanakan).

Biaya penyambungan daya PLN, PDAM, dan Gas.

VI.1.3 Tahap Pemeliharaan dan Pengoperasian Awal

Melaksanakan perbaikan pekerjaan sesuai defect list.


Membuat as built drawing (gambar yang sesuai dengan yang
dilaksanakan).
Menyiapkan manual/ pedoman pemakaian dan pemeliharaan bangunan
serta peralatan.
Memberikan anggaran biaya untuk pekerjaan yang terpasang sebagai
laporan pemeriksaan.
Menyiapkan garansi / jaminan / sertifikat peralatan dan training operator.
Membuat Berita Acara penyerahan kedua (terakhir) pekerjaan kepada
PEMBERI TUGAS.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
VI.2 LOKASI PEKERJAAN

Pekerjaan Jasa konstruksi design and build Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel.
Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara ini berlokasi di Jl. Rorotan IV, Kelurahan Rorotan,
Kecamatan Cilincing, Kota Administrasi Jakarta Utara
Batasan wilayah
Sebelah Utara : Permukiman
Sebelah Barat : Permukiman
Sebelah Selatan : Permukiman
Sebelah Timur : Permukiman

Peta lokasi lahan

Foto Kondisi Lahan


Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
VI.3 DATA PENUNJANG

1. Semua data-data dan informasi yang tercantum dalam Kerangka Acuan Kerja
(KAK) ini, yang menjadi lampiran dokumen kontrak merupakan dasar acuan
dalam pelaksanaan jasa konstruksi design and build.
2. Apabila ada informasi lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas
konsultansi dapat berkonsultasi dengan pemberi tugas maupun pihak-pihak yang
terkait.

VII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan yang akan diberikan kepada Kontraktor Pelaksana design and
build untuk memenuhi pekerjaan jasa konstruksi ini selama 315(tiga ratus lima belas) hari
kalender terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sedangkan jangka waktu pemeliharaan pekerjaan
selama 365 (tiga ratus enam puluh lima) Hari Kalender terhitung sejak tanggal berakhirnya
Surat Perjanjian/Kontrak.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
VIII. JANGKA WAKTU SERTIFIKAT GARANSI

Penyedia Barang/ Jasa harus membuat Jaminan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Bank
maupun Asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebelum memulai pekerjaan dan
jangka waktu Jaminan Pelaksanaan berlaku mulai dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sampai dengan berakhirnya jangka
waktu pelaksanaan serta Jaminan Pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Bank maupun
Asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama 1 (satu) Tahun sejak ditanda
tanganinya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I.

IX. PERSYARATAN PENYEDIA

Penyedia Barang/ Jasa dalam pelaksanaan pengadaan barang/ jasa wajib memenuhi
persyaratan, yakni sebagai berikut :

1. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki surat ijin usaha :


a. Surat ijin usaha jasa konstruksi sesuai dengan bidang/sub bidang yang masih berlaku
(perpanjangan tidak berlaku);
b. Sertifikat badan usaha sebagai berikut:
1). SBU terintegrasi kualifikasi non kecil dengan subklasifikasi Jasa Terintegrasi Untuk
Konstruksi Bangunan Gedung (TI505) (perpanjangan tidak berlaku); atau
2). SBU tunggal bagi badan usaha yang bermitra/KSO bidang pelaksanaan konstruksi
dengan badan usaha bidang perencanaan konstruksi:
i. SBU pelaksana konstruksi kualifikasi non kecil dengan subklasifikasi Jasa
Pelaksana Konstruksi Bangunan Multi atau Banyak Hunian (BG002) atau Jasa
Pelaksana Konstruksi Bangunan Gedung Lainnya (BG009) (perpanjangan
tidak berlaku).
ii. SBU perencana konstruksi dengan subklasifikasi Jasa Desain Arsitektural
(AR102), dan Jasa Desain Rekayasa untuk Konstruksi Pondasi serta Struktur
Bangunan (RE102) (perpanjangan tidak berlaku).

c. Memiliki pengalaman yang sejenis (design and build) atau yang berpengalaman
dengan pekerjaan Konstruksi Bangunan Multi atau Banyak Hunian (BG002) atau
Bangunan Gedung Lainnya (BG009) dengan uraian sebagai berikut :
- bagi Badan Usaha Bidang Pelaksanaan Konstruksi yang melakukan
kemitraan/KSO dengan Badan Usaha Bidang Perencanaan Konstruksi harus
memiliki pengalaman Pekerjaan konstruksi bangunan multi hunian atau
Bangunan Gedung Lainnya dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir dan

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
memiliki pengalaman perencanaan pekerjaan bangunan multi hunian atau
Bangunan Gedung Lainnya dalam kurun waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir;
- bagi Badan Usaha Bidang Konstruksi Terintegrasi Memiliki pengalaman
pekerjaan konstruksi terintegrasi bangunan multi hunian atau Bangunan Gedung
Lainnya.
d. Perhitungan Kemampuan Dasar (KD), dengan ketentuan:

1) KD = 3 NPt;
NPt = Nilai pengalaman tertinggi dalam 10 (sepuluh)tahun terakhir;
2) Dalam hal kemitraan yang diperhitungkan adalah KD perusahaan yang
mewakili kemitraan (leadfirm);
3) KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai HPS;
4) Pengalaman perusahaan dinilai dari nilai kontrak dan status peserta pada
saat menyelesaikan kontrak sebelumnya;
5) Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan
sekarang dengan present value menggunakan perhitungan sebagi berikut :
NPs = Npo x (ls/lo)
NPs = Nilai pekerjaan sekarang
Np = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila
ada) saat serah terima pertama
lo = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah
terima pertama
ls = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (bila
belum ada dapat dihitung dengan regresi linier
berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya).

Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang sesuai yang merupakan
komponen terbesar dari pekerjaan.

2. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku;


3. Sertifikat Manajemen Mutu/ISO 9000 series yang masih berlaku dilengkapi bukti hasil
Audit External tahun terakhir (perpanjangan tidak berlaku);
4. Sertifikat ISO Lingkungan 14000 series yang masih berlaku dilengkapi bukti hasil audit
external tahun terakhir (perpanjangan tidak berlaku);
5. Sertifikat SMK3 dari Kemenakertrans Republik Indonesia yang masih berlaku, sesuai PP
No. 50 Tahun 2012 (perpanjangan tidak berlaku);
6. Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahannya (bila ada), untuk badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas, harus dilampiri bukti pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM;
7. NPWP Perusahaan;
8. Bukti telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT tahun 2015);

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
9. Bukti pengalaman melaksanakan pekerjaan konstruksi, paling sedikit 1 (satu) pekerjaan
sebagai penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan
pemerintah mapun swasta dibuktikan dengan melampirkan kontrak;
10. Memiliki kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi;
11. Dalam hal peserta melakukan kemitraan, peserta wajib mempunyai/ mengunggah
Perjanjian Kerja Sama Operasi/ kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan
perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut;
12. Perhitungan Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan ketentuan :

a) SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan;


KP = Kemampuan untuk menangani paket pekerjaan;
b) untuk usaha non-kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
c) dalam hal kemitraan, yang diperhitungkan adalah SKP semua perusahaan
yang bermitra.

13. Memiliki Dukungan Keuangan dari Bank Umum Pemerintah/ Swasta sebesar 10 % dari
nilai total Harga Perkiraan sendiri (HPS);
14. Memiliki alamat yang dapat dijangkau (dibuktikan dengan Surat Keterangan Domisili);
15. Membuat surat pernyataan tidak menuntut apabila pelaksanaan fisik tersebut
dibatalkan pelaksanaannya.
16. Memiliki pengalaman pada pekerjaan bangunan gedung yang menggunakan metode
precast yang dapat dibuktikan.

X. SPESIFIKASI DATA PERSONIL & PERALATAN

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi


Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
sekurang-kurangnya terdiri dari:

Daftar Tenaga Ahli Tahap Detail Engineering Design :

Jumlah Pendidikan Tahun Sertifikat Keahlian


No Jabatan
Personil Minimum Pengalaman Minimum

A TENAGA AHLI
Arsitek Madya, memiliki
Team Leader / S1 Teknik 12 Tahun IPTB Perencanaan
1 1
Ahli Arsitektur Arsitektur Golongan A

Ahli Teknik Bangunan


Ahli S1 Teknik Gedung Madya, memiliki
2 1 9 Tahun
Struktur/Sipil Sipil IPTB Perencanaan
Golongan A

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Jumlah Pendidikan Tahun Sertifikat Keahlian
No Jabatan
Personil Minimum Pengalaman Minimum
S1 Teknik 9 Tahun
3 Ahli Geoteknik 1 Ahli Geoteknik Madya
Sipil
Memiliki SKA yaitu : Ahli
Teknik Mekanikal Madya
atau Ahli Teknik
Transportasi Dalam
Gedung Madya atau Ahli
S1 Teknik 9 Tahun
4 Ahli Mekanikal 1 Tata Udara dan
Mesin Refrigerasi Madya atau
Ahli Teknik Plambing dan
Pompa Mekanik Madya,
memiliki IPTB
Perencanaan Golongan A

Memiliki SKA yaitu : Ahli


Teknik Tenaga Listrik
Madya/ Ahli Teknik
S1 Teknik Elektronika dan
5 Ahli Elektrikal 1 9 Tahun
Elektro Telekomunikasi Dalam
Gedung Madya, memiliki
IPTB Perencanaan
Golongan A

Ahli Manajemen
Konstruksi Madya atau
S1 Teknik
Ahli Teknik Bangunan
6 Ahli Estimator 1 Sipil / Teknik
9 Tahun Gedung Madya atau
Arsitektur
Arsitek Madya

ASISTEN
B.
TENAGA AHLI
Asisten Ahli S1 Teknik 5 Tahun
1 1
Arsitektur Arsitektur
Asisten Ahli S1 Teknik 5 Tahun
2 1
Struktur/ Sipil Sipil
Asisten Ahli S1 Teknik 5 Tahun
3 1
Mekanikal Mesin
Asisten Ahli S1 Teknik 5 Tahun
4 1
Elektrikal Elektro
S1, Teknik
Sipil / Teknik
Asisten Arsitektur / 5 Tahun
5 1
Estimator Teknik Mesin
/ Teknik
Elektro
TENAGA
C.
PENDUKUNG
CAD Operator S1 / D3 /
1 1 -
Arsitektur STM/SMK

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Jumlah Pendidikan Tahun
No Jabatan SKT Minimum
Personil Minimum Pengalaman
S1 / D3 /
CAD Operator
2 1 STM/SMK -
Struktur / Sipil
S1 / D3 /
CAD Operator
3 1 STM/SMK -
Mekanikal
S1 / D3 /
CAD Operator
4 1 STM/SMK -
Elektrikal
S1 / D3 /
5. Surveyor 2 STM/SMK -

Daftar Tenaga Ahli Tahap Pelaksanaan Konstruksi :

Jumlah Pendidikan Tahun


No Jabatan SKA Minimum
Personil Minimum Pengalaman
A. TENAGA AHLI
1 Project 1 S1 Teknik Ahli Utama
Manager Sipil 13 Tahun Manajemen Proyek
(602) dan Ahli
Utama Teknik
Bangunan Gedung
(201)
2 Site Manager 1 S1 Teknik 9 Tahun Ahli Madya
Sipil Manajemen
Proyek(602)
3 Tenaga Ahli 1 S1 Teknik 9 Tahun Ahli Madya Teknik
Struktur Sipil Bangunan Gedung
(201)
4 Tenaga Ahli 1 S1 Teknik 9 Tahun Arsitek Madya (101)
Arsitektur Arsitektur
5 Tenaga Ahli 1 S1 Teknik 9 Tahun Ahli Madya Teknik
Mekanikal Mesin Mekanikal (301)
6 Tenaga Ahli 1 S1 Teknik 9 Tahun Ahli Madya Teknik
Elektrikal Listrik/ Tenaga Listrik (401)
Elektro
7 Tenaga Ahli K3 1 S1 T.Sipil/ 5 Tahun Ahli Muda K3
Konstruksi T.Arsitektur Konstruksi (603)
/ T.Mesin/
T.Elektro
8 Tenaga Ahli 1 S1 T.Sipil/ 5 Tahun Ahli Muda Sistem
Sistem T.Arsitektur Manajemen Mutu
Manajemen / T.Mesin/ (604)
Mutu T.Elektro

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
B. TENAGA TEKNIS SKT Minimum
1 Pelaksana Sipil 4 D3/S1 T. pelaksana bangunan
Sipil gedung/pek.gedung
(TS022)

2 Pelaksana 4 S1 pelaksana bangunan


Arsitektur T.Arsitektur gedung/pek.gedung
(TA022)

3 Pelaksana 4 STM pelaksana lapangan


Mekanikal jurusan pekerjaan ME
Mesin/D3 bangunan gedung
Mesin/ S1 bertingkat tinggi
T. Mesin (TM044)
4 Pelaksana 4 STM Teknisi instalasi
Elektrikal jurusan penerangan dan
Listrik/D3 daya fasa tiga
Elektro/ S1 (TE022)
T. Elektro
5 Juru Ukur 1 D3/STM Juru ukur kuantitas
jurusan diutamakan
pembangun bangunan gedung
an (TA027)/Juru ukur
atau teknisi survey
pemetaan (TS004)
6 Drafter 1 STM juru
sederajat gambar/Draftman-
Arsitektur (TA003)
7 Logistik proyek 1 D3/STM/SLT
A sederajat

Catatan :
1) Tenaga Ahli Perencana harus memiliki pengalaman merancang gedung
bertingkat tinggi dan Tenaga Ahli Konstruksi harus memiliki pengalaman
membangun gedung bertingkat tinggi dan dilengkapi dengan Surat Pernyataan
Tenaga Ahli yang ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur
perusahaan, Daftar Riwayat Hidup (CV) dilengkapi dengan referensi pemberi
kerja, Ijazah dan Sertifikat Kompetensi Ahli (SKA);
2) Tenaga Teknis dan Asisten Tenaga Ahli harus dilengkapi dengan Surat
Pernyataan Tenaga Teknis yang ditandatangani oleh yang bersangkutan
diketahui Direktur perusahaan, Daftar Riwayat Hidup (CV), Ijazah, Sertifikat
Keterampilan Kerja (SKK/ SKT) dan berdasarkan atas persetujuan PPK pada saat
akan dimobilisasi dalam pelaksanaan kontrak.

Semua data kelengkapan personil yang diperlukan harus dari hasil pemindaian
dokumen asli dan masih berlaku.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi
Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
sekurang-kurangnya terdiri dari :

VOLUME KAPASITAS
NO NAMA PERALATAN MILIK/SEWA
(Minimum) (Minimum)
1 Tower Crane 2 Unit Radius 45 m

2 Concrete Pump 1 Unit

3 Generator Set Silent 1 Unit 150 KVA

4 Alat Pancang Hydraulic 1 Unit 300 Ton

5 Beton mollen 1 Unit

6 Vibrator 1 Unit

7 Bar Bender 1 Unit

8 Bar Cutter 1 Unit

9 Mobil Pick Up 1 Unit

10 Truck 1 Unit

11 Scaffolding 4.000 Set

12 Theodolite 1 Unit

13 Leveling 1 Unit

1 Unit
14 Ligth truck
1 Unit
15 Lift Barang/passanger hoist 1,3 Ton

Catatan :
1) Peralatan Tower Crane, Genset Silent, dan lift barang (passenger hoist) merupakan
peralatan utama yang harus disampaikan informasinya dalam penawaran dengan
status kepemilikan berupa milik sendiri atau sewa jangka panjang/surat dukungan.
Persyaratan tersebut mutlak harus dipenuhi dan akan diberi penilaian teknis sebagai
ambang batas nilai teknis peralatan.
2) Peralatan lainnya (concrete pump, alat pancang hydraulic, beton mollen, vibrator, bar
bender, bar cutter, mobil pick up, truck, scaffolding, theodolite, leveling dan light
truck) apabila disampaikan informasinya dalam penawaran dengan status
kepemilikan berupa milik sendiri atau sewa jangka panjang/surat dukungan
peralatan, akan diberi penilaian teknis tambahan sebagai nilai teknis peralatan
3) Peserta pelelangan mengunggah daftar peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasinya, meliputi jenis peralatan, kapasitasnya,
komposisi dan jumlahnya yang dapat dibuktikan.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
4) Jika peralatan merupakan milik sendiri, peserta pelelangan mengunggah bukti
kepemilikan (kuitansi pembelian peralatan/faktur) yang dapat dibuktikan.
5) Jika peralatan merupakan sewa jangka panjang harus menyampaikan surat
pernyataan sewa jangka panjang dengan pemilik peralatan dan jaminan si pemilik
bahwa peralatan akan siap untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
6) Jika peralatan merupakan dukungan harus menyampaikan surat dukungan peralatan
dari pemilik peralatan dan jaminan si pemilik bahwa peralatan akan siap untuk
digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

XI. PENDEKATAN DAN METODOLOGI

Pendekatan dan metodologi penyelesaian masalah yang terkait dengan pekerjaan jasa
konstruksi kegiatan Pembangunan Rumah Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing,
Jakarta Utara yakni mengacu kepada:
1. Data-data dan informasi yang tercantum dalam KAK sebagai dasar acuan dalam
pelaksanaan kegiatan jasa konstruksi dan penyelesaian masalah terkait kegiatan jasa
konstruksi di lapangan.
2. Apabila ada informasi lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan jasa
konstruksi dan penyelesaian masalah terkait kegiatan jasa konstruksi dapat
berkonsultasi dengan pemberi tugas maupun pihak-pihak yang terkait.

XII. HASIL YANG DIHARAPKAN (KELUARAN)

Hasil yang diharapkan dari pekerjaan jasa konstruksi kegiatan Pembangunan Rumah
Susun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara adalah terbangunnya 4
tower rumah susun 16 lantai (1.020 unit hunian) yang siap huni.

XIII. BATASAN YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PENYEDIA JASA KONSTRUKSI


Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa konstruksi harus mematuhi petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen baik secara lisan maupun
tertulis dan berpedoman kepada peraturan-peraturan yang berlaku.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
BAB II
PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN

II. 1 KONSEPSI DASAR PERANCANGAN ARSITEKTUR

Rumah Susun terdiri dari 2 suku kata; RU = Rumah, berdasarkan SNI 03-01733-2004, yang
dimaksud Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga. SU = Susun, susunan unit rumah/hunian dalam bentuk
mendatar (horizontal) dan dalam bentuk menaik (vertikal). NA = Sederhana, sederhana
adalah tidak mewah, tidak berlebih-lebihan. Dalam hal ini untuk sebuah rumah, ada
elemen-elemen pembentuk ruang yang minimal seperti: lantai, dinding dan atap dengan
konstruksi yang memadai dapat menahan gaya-gaya luar seperti gaya geser/gempa, gaya
tekan vertikal, juga gaya dari angin dan dilengkapi fasilitas MEP.

A. DATA BANGUNAN
Data bangunan merupakan diskripsi umum pekerjaan dan data fisik kondisi bangunan
yang mencantumkan data umum, data bangunan, bentuk bangunan, fungsi bangunan,
ketinggian lantai dan luasan lantai bangunan. Data tersebut dipakai sebagai dasar
perancangan Sistem Sanitasi, Drainase dan Plambing (SDP). Sistem Tata Udara Gedung,
dan Sistem Transportasi dalam Gedung. Adapun data-data tersebut adalah sebagai
berikut :

1. Data Umum.
Lokasi : Rusun Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Pemberi Tugas : Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
2. Bentuk Bangunan.
Bangunan mempunyai bentuk persegi panjang dengan 16 (enam belas) lapis lantai
yang mempunyai luas lantai yang sama antara satu lantai dengan yang lainnya.
Denah Ruang Lantai 1 berbeda dengan denah lantai diatasnya berkaitan dengan
fungsi ruang yang berbeda, yaitu untuk kebutuhan fasilitas umum. Untuk Lantai 2
sampai dengan Lantai 16 mempunyai denah ruang yang sama (tipikal) yaitu
untuk hunian. Dibawah ini menggambarkan bentuk bangunan berdasarkan denah
per lantai dan denah tampak potongannya. Denah lantai, tampak dan potongan
bukan merupakan hal yang mengikat dan dimungkinkan masih bisa dikembangkan
oleh calon penyedia yang disesuaikan dengan bentuk lahan atau site sebagai dasar
penawaran pekerjaan.

Denah Lantai 1

Denah Lantai 2 s/d Lantai 16

HUNIAN
ATAP

Denah Tampak Bangunan Utama


Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Selain bangunan tersebut perlu dibangun bangunan penunjang diantaranya :
Rumah Pompa, Ground Water Tank, Gas Station, Rumah Genset dan Trafo, Instalasi
Pengolah Air Limbah, CCTV, Gate Parking dan fasilitas penunjang lainnya sesuai
kebutuhan operasional gedung.

3. Fungsi Bangunan.
Fungsi bangunan tercermin oleh fungsi ruang yang berada pada setiap lantai dalam
bangunan tersebut. Fungsi bangunan dalam pekerjaan perancangan dasar ini hanya
sebagai dasar untuk pekerjaan pengembangan rancangan. Sehingga jika terjadi
perubahan, akan dikoreksi kembali sesuai dengan hasil konsultasi/diskusi, hasil
rapat, lokakarya, dan sebagainya. Secara umum fungsi gedung yang di fasilitasi
dalam ruang pada setiap lantai adalah sebagai berikut:

No. Lantai Fungsi


1. Lantai - 1 Fasilitas Umum

Komersial

2. Lantai 2 s.d 16 Hunian

3. Lantai - Atap Utilitas yang diperlukan

4. Luas dan Ketinggian Lantai Bangunan


Dengan melihat gambar tampak diatas diketahui luas lantai, tinggi lantai dan
elevasi masing-masing lantai untuk sebagai berikut :

A. Bangunan Utama

No. Lantai Luas Lantai (m2) Tinggi Lantai (m) Elevasi (m)
1. Lantai - 1 790 4 + 1,00
2. Lantai - 2 790 3,2 +5.00
3. Lantai - 3 790 3,2 +8.20
4. Lantai - 4 790 3,2 +11,40
5. Lantai 5 790 3,2 +14,60
6. Lantai 6 790 3,2 +17,80
7. Lantai 7 790 3,2 +21.00
8. Lantai 8 790 3,2 +24,20
9. Lantai 9 790 3,2 +27,40
10. Lantai 10 790 3,2 +30,60
11. Lantai 11 790 3,2 +33,80
12. Lantai 12 790 3,2 +37,00
13. Lantai 13 790 3,2 +40,20
14. Lantai 14 790 3,2 +43,40
15. Lantai 15 790 3,2 +46,60
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
No. Lantai Luas Lantai (m2) Tinggi Lantai (m) Elevasi (m)
16. Lantai 16 790 3,2 +49,80
17. Lantai RL 790 --- +53,00
Total : 13,430 --- ---

Catatan : * Estimasi Elevasi tanah external/site = 0.00 m.


Data diatas hanya sebagai acuan sementara yang dapat berubah saat
pengembangan rancangan atau DED. Sehingga jika terjadi perubahan, akan
dikoreksi kembali sesuai dengan hasil konsultasi/diskusi, hasil rapat, lokakarya, dan
sebagainya.

B. HUNIAN / TEMPAT TINGGAL


1. Deskripsi Secara Umum
Gedung Hunian/Tempat tinggal mempunyai fungsi sebagai tempat tinggal/hunian
yang bersusun pada gedung bertingkat. Unit rumah susun ini terdapat pada lantai 2-
16. Sedangkan untuk lantai 1 digunakan untuk fasilitas pendukung publik. Untuk tiap
unit rumah susun dapat ditinggali oleh 4 orang, dengan fasilitas ruang keluarga (1
unit, kamar tidur (2 unit), kamar mandi (1 unit), tempat jemur (1 unit), ruang dapur (1
unit) dengan spesifikasi sebagai berikut :
1. Jumlah Lantai = 16 Lapis + Atap
2. Luas Bangunan Minimal Per 1 Tower = 13.000 m2
3. Jumlah Unit Hunian Minimal Per 1 Tower = 255 unit
4. Luas Unit Hunian Minimal Per 1 Unit Hunian = 36 m2

2. Fasilitas
Fasilitas yang terdapat pada rumah susun ini antara lain :

No Kebutuhan Ruang
1. Hunian
2. Hunian difabel
3. Ruang bersama
4. Ruang Pengelola RT/RW
5. Kantor Unit Pengelola Rusun
6. Ruang Duka (termasuk ruang pemulasaran)
7. Unit usaha
8. Ruang Panel Listrik
9. Ruang sampah dan janitor
10. Shaft plumbing
11. Parkir kendaraan (mobil, motor & sepeda)
12. Elevator penumpang
13. Elevator barang
14. Fasilitas RPTRA
Dalam bangunan:
a. Ruang serbaguna

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
No Kebutuhan Ruang
b. Ruang perpustakaan
c. Ruang laktasi
d. Ruang pengelola RPTRA
e. Ruang Pembina Kesejahteraan Keluarga (PKK)
f. Toilet (pria, wanita dan disabilitas)
g. Tempat cuci tangan
h. Gudang dan/atau
i. Pantry
j. TK
k. PAUD
Luar bangunan:
a. Lapangan olahraga
b. Tempat bermain anak
c. Jalur lari (jogging track)
d. Jalur refleksi
e. Panggung terbuka (amphitheatre)
f. Kolam gizi
g. Taman Tanaman Obat Keluarga (Toga)

C. KONSEP AWAL PERANCANGAN


Kriteria perancangan merupakan pertimbangan umum termasuk normatif standar yang
mendasari proses perencanaan dan perancangan Rumah Susun. Kriteria perancangan
dibutuhkan agar bangunan beserta lingkungannya secara guna (fungsional) dan citra
(konsep estetika, ekspresi) mampu mencapai target yang telah disepakati bersama,
dalam hal ini kriteria perancangan menjadi alat ukur (benchmark). Untuk mengakomodasi
berbagai tuntutan aktivitas yang ada, kriteria-kriteria yang digunakan antara lain:

1. Memenuhi standar bangunan rumah susun / tempat tinggal


Kriteria yang digunakan:
Berdasar standar ruang yang ada
Memenuhi persyaratan Panduan Hunian / Tempat Tinggal
Memenuhi persyaratan standar teknis bangunan Gedung Negara

2. Aspek ekonomi dan berkesinambungan


Kriteria yang digunakan:
Bangunan ekonomis dan efektif
Penggunaan energi yang hemat
Pemeliharaan murah
Pertimbangan umum pada:
Biaya pemeliharaan

3. Aspek Efisiensi
Kriteria yang digunakan:
Hubungan antar fungsi
Pergerakan orang dan distribusi barang
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Penggunaan ruang
Pertimbangan umum pada:
Desain yang menekan biaya operasional
Bangunan terarah, terkendali, dan terorganisasi dengan baik

4. Fleksibel
Mudah merespon perubahan penggunaan
Dapat berkembang sesuai kebutuhan
Pentahapan dalam perencanan, tahap konstruksi atau pembangunan masa
dating

5. Fungsional
Kriteria yang digunakan:
Pemisahan
Kenyamanan
Privasi
Pertimbangan umum pada:
Standar dan hubungan ruang
Lingkungan hunian dan public

6. Arsitektur yang baik


Kriteria yang digunakan:
Sosial
Taraf hidup
Estetika

Disisi yang lain, perencanaan Rumah Susun ini di dasarkan pada kriteria bangunan
rumah susun yang baik. Dimana kriteria yang harus dijawab pada bagian ini antara lain:
1. Berarsitektur bagus
Memberikan nilai positif pada komunitas dan konteks sosia
Memperlihatkan komposisi yang baik
Memberi nilai estetis baik eksternal maupun internal
2. Sesuai dengan lingkungan
Menjadi tetangga yang baik terhadap lingkungan
Sesuai dengan tapak dan persyaratan perencanaan kota
Menciptakan keberpihakan pada lingkungan hidup sekitarnya
3. Mudah bagi pengguna, ramah lingkungan
Tampak bangunan menarik dengan skala manusia
Main entrance yang jelas dan pintu masuk khusus yang mudah dilihat
Entrance dan area penerima yang mengundang
Jalur yang sederhana, jelas dan mudah dikenali
Ruang dalam yang menentramkan dengan pandangan ke arah luar
Pencahayaan dan ventilasi alami yang mencakup semua bagian ruang
Kenyamanan dan privasi\
Lansekap yang menarik dan taman dalam estetis
4. Memberikan lingkungan yang aman dan nyaman
Rancangan untuk keamanan dan kesehatan
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Perencanaan evakuasi kebakaran yang baik
Perencanaan kontrol keamanan
5. Akses yang mudah
Kendaraan penghuni yang mencukupi
Akses untuk pejalan kaki
Akses mudah untuk penyandang cacat
Akses terpisah untuk suplai barang dan pembuangan sampah
6. Memenuhi standar bangunan rumah susun
Berdasar standar ruang yang ada
Memenuhi persyaratan Panduan Bangunan Rumah Susun
Memenuhi persyaratan standar teknis bangunan Gedung Negara
7. Efisiensi
Hubungan antar fungsi
Pergerakan orang dan distribusi barang
Penggunaan ruang
8. Memenuhi standar konstruksional
Bahan bangunan dan finishing yang sesuai estndar
Finishing yang mudah dan ekonomis dalam pemeliharaan
Sistem jaringan yang terorganisasi dan mudah digunakan serta mudah
disesuaikan dengan kebutuhan masa dating

Yang menjadi perhatian dalam perancangan bangunan gedung Rumah Susun ini adalah:
1. Isu Strategis
Esensi rumah susun
Ukuran dan Skala rumah susun
Tahapan Pengembangan rumah susun
Kelengkapan Fasilitas dan Kebutuhan Ruang
2. Isu Fungsional
Pengelompokan Fungsi
Dimensi, Rasio, dan Faktor Temporal
Sirkulasi dalam Rumah Susun
Keselamatan dan Keamanan
3. Isu Teknikal
Aspek Visual: Cahaya dan Warna
Kenyamanan Thermal
Infrastruktur
Pengoperasian dan Perawatan
4. Isu Behavioral
Citra Bangunan dan Lingkungan Rumah Susun
Citra Ruang-ruang dalam Rumah Susun
Akomodasi Perilaku Manusia

D. Arsitektur Bangunan

Bentuk dan detail bangunan tropis yang modern dipilih sebagai jawaban dari kriteria
aspek ekonomi dan sustainability bangunan. Penempatan bukaan pada dinding
merupakan datum estetika sekaligus pertimbangan aspek fungsional.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Konsep yang direncanakan adalah bangunan ramah lingkungan dan sehat, sehingga
penggunaan elemen alam setempat sebagai finishing ataupun struktur konstruksi akan
digunakan namun tetap mengutamakan kaidah kesehatan dan kenyamanan antara Iain:
a. Mudah dibersihkan dan dirawat

b. Tidak menyimpan debu


c. Menimbulkan citra yang mendukung visi dan misi kesehatan dan kenyamanan
d. Mempertimbangkan aspek lokalitas dalam arti mudah didapat

E. Aspek Fisika Bangunan


a. Penerangan
Penerangan sangat erat hubungannya dengan pengaturan cahaya, baik alami maupun
penerangan buatan.Setiap ruang (ruang dalam) diharuskan mendapatkan penerangan
yang cukup sehingga tidak mengakibatkan kelelahan pada mata ataupun berkurangnya
daya penglihatan. Syarat penerangan untuk berbagai kegiatan tidak sama, demikian pula
standar yang ada juga berbeda-beda, tergantung dari luasan / volume ruangan.
Masalah yang dihadapi dalam pengaturan penerangan didaerah tropis adalah
bagaimana mendapatkan cahaya alami tanpa terpengaruh oleh gangguan panas dan
silau cahaya matahari.Hal ini mengingat biaya untuk penerangan buatan, seperti beban
listrik, masih tinggi, baik dari PLN maupun dari genset.
Pengaturan intensitas cahaya alami ini cukup berpengaruh dalam menentukan posisi
bangunan, tinggi ruangan maupun luasan dinding transparant(jendela).
Cahaya alami yang diharapkan dapat memberikan penerangan di dalam ruangan adalah
yang tidak langsung dan bukan cahaya pantulan dari bidang mengkilat (menyilaukan).
Untuk itulah beberapa pendekatan dapat dipakai, antara lain adalah :
- Pengaturan dinding transparant (jendela, bovenlicht) sedemikian rupa sehingga
sinar matahari tidak dapat secara langsung masuk.
- Memperhitungkan lebar atap teritis / level maupun Sun Screen sehingga dapat
menghindari sinar matahari langsung

Untuk mendapatkan kuat terang yang cukup dari cahaya matahari tidak langsung
tersebut, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
- Luasan dinding transparant (jendela, bovenlicht, ventilasi) adalah 20% - 50% dari
luas lantai (20% bila jendela itu menghadap ruang terbuka).
- Tinggi langit-langit sebaiknya antara 3,25 3,75 m dari lantai.
- Untuk ruangan yang lebarnya lebih dari 8,40 m diperlukan penerangan
tambahan dengan cahaya buatan.

Untuk pencahayaan bangunan Rumah Susun Pangadegan ini akan menggunakan dua
sistem pencahayaan tersebut. Dan untuk pencahayaan buatan pada akan
mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
Intensitas cahaya pada tiap ruangan hendaknya dapat diatur dengan mudah

Perbedaan intensitas cahaya yang gradual akan sangat membantu penghuni untuk
beradaptasi terhadap ruang yang akan dituju. Oleh karena itu diperlukan ruang-
ruang transisi untuk menuju ruangan dengan intensitas cahaya yang berbeda.

Sumber-sumber cahaya hendaknya dilindungi untuk meminimalisasi cahaya


menyilaukan dan temperatur yang tinggi. Penggunaan beberapa lampu dengan
intensitas rendah lebih baik daripada satu lampu dengan intensitas tinggi.

Menghindari bahan-bahan yang dapat mengakibatkan silau (glare) pada pintu,


jendela, dinding, lantai dan funiture.
b. Penghawaan
Konsep pengolahan dan pengendalian udara (penghawaan) pada ruang pada
hakekatnya terdiri dari tiga hal yaitu:
pengendalian kalor/panas dan suhu serta penggunaan bahan material bangunan
(jenis, tekstur), zat pelapis/cat (warna), orientasi bangunan terhadap arah sinar
matahari dan angin, tata hijau lingkungan mempengaruhi seberapa besar atau
seberapa kecil panas/kalor yang diserap atau dikeluarkan untuk menciptakan
suhu nyaman bagi pengguna yaitu berkisar 25-26 C.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
pengendalian kelembaban udara. Kelembaban udara yang nyaman bagi tubuh
adalah sekitar 40-70%. Salah satu strategi untuk mengendalikan kelembaban
udara dalam ruang yaitu dengan mempercepat proses penguapan. Hal ini dicapai
dengan mengoptimalkan aliran sirkulasi udara (ventilasi). Ventilasi diperoleh
dengan memanfaatkan perbedaan bagian-bagian ruangan yang berbeda
suhunya, dan karena berbeda tekanan udaranya.
Pengendalian pertukaran udara. Kesegaran udara dalam ruang serta
kesehatannya diukur dengan besarnya kadar zat asam (CO2) tidak melebihi 0.1-
0.5%. Pergantian udara dalam ruang dikatakan baik apabila untuk ruangan
dengan dimensi 5 m3 /orang, udara dalam ruang harus diganti 5 kali per jam.
Semakin kecil rasio ruang perorang,
frekuensi pergantian udara semakin tinggi.

c. Pengendalian Kebisingan
Yang dimaksud dengan ketenangan disini yang berhubungan dengan pengontrolan
suara dalam suatu ruangan, baik suara yang berasal dari ruangan itu sendiri ataupun
dari luar ruangan. Komunikasi dalam ruangan diharapkan dapat berlangsung secara
wajar tanpa ada gangguan suara lain serta tidak diperlukan penggunaan alat bantu
(pengeras suara).
Kondisi yang sedemikian dapat dicapai dengan berbagai cara, antara lain :
Menggunakan bahan bidang dinding ruangan yang tidak begitu memantulkan suara.
- Membuat unsur penghalang (barrier) dengan menanam pohon-pohon tinggi
atau membuat bukit-bukit kecil dengan pohon perdu.

- Menggunakan bahan penutup atap yang tidak menimbulkan suara begitu keras
pada waktu hujan.

F. Struktur Bangunan

Bahan Bangunan
Pemanfaatan material tetap mengutamakan segi ekonomis melalui penggunaan
bahan bangunan yang umum dan mudah didapat, namun diperoleh mutu konstruksi
yang baik serta penyelesaian fasad arsitektural yang memadai untuk mewujudkan
citra kelas hunian menengah

Sistem Pondasi
Sistem pondasi yang digunakan tergantung dari karakter tanah lahan perencanaan
Rumah Susun. Untuk bangunan15 lantai, pada umumnya digunakan pondasi telapak
yang didukung oleh tiang pancang pada setiap kolom utamanya.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Dinding Interior
Dinding ruang daIam diupayakan tetap mengutamakan segi kesehatan, yaitu
menggunakan bahan finishing dinding dan sistem konstruksi yang mudah
dibersihkan, tidak menyimpan debu atau kotoran dan warna yang dipilih adalah
warna hangat untuk menunjang kenyamanan. Pada ruang tertentu yang telah diatur
sesuai dengan standar persyaratan maka kualitas dinding menuruti aturan dalam
standar tersebut.

Bahan Lantai
Untuk bahan lantai perlu dihindari bahan-bahan yang licin untuk menghindari selip.
Penggunaan material yang licin, seperti keramik hendaknya dikombinasi dengan
tekstur agar tidak terlalu licin. Dan untuk bahan lantai bangunan Rumah Susun ini
menggunakan bahan keramik yang dipadukan dengan keramik bertekstur agar tidak
terjadi selip tetapi tetap ekonomis sebagai bahan lantai pada area kering. Sedang
untuk area basah (seperti: toilet, spoelhoek, dan pantry) akan menggunakan bahan
keramik lantai bertekstur.

Pintu dan Jendela


Lebar pintu dengan satu daun berkisar antara 80-90 cm agar orang dapat masuk ke
dalam ruangan. Pada ruangan-ruangan yang penting, pintu yang digunakan adalah
pintu dua daun dengan lebar bersih minimal 120 cm. Lebar pintu ini untuk
mengantisipasi masuk keluarnya orang dalam jumlah banyak dalam waktu yang
bersamaan.
Jendela harus dapat dibuka dan ditutup oleh anak-anak. Ujung frame yang
berbahaya hendaknya diberi pengaman semacam karet. Untuk keamanan, jenis
jendela yang dianjurkan adalah jendela yang tidak mudah digerakkan oleh angin,
dalam hal ini jendela geser lebih efisien.

a.1. Kesehatan
Untuk menjaga kesehatan, pemakai ruangan, hendaknya mendapat cahaya
matahari dan udara segar guna mengurangi kelembaban. Hal ini dapat diperoleh
dengan perencanaan letak bangunan yang tepat serta menggunakan ventilasi yang
mencukupi.
Untuk ventilasi yang dapat mencukupi kebutuhan wajar diperlukan lubang
ventilasi seluas 1/8 dari luas lantai (tergantung pula pada kecepatan angin dan
jumlah pemakai ruangan).
Berikut ini disajikan tabel perbandingan luas ruangan dengan pertukaran udara
yang diperlukan per orang.

Pertukaran udara yang diperlukan


Luas ruang / orang
setiap 1 orang
3 m 0,8 m
6 m 0,6 m
9 m 0,48 m
15 m 0,31 m

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Dengan pengaturan yang demikian, diharapkan dapat ikut menjaga kesehatan
pemakai ruangan.

a.2. Keamanan
Yang dimaksud dengan keamanan disini adalah hal-hal yang berhubungan dengan
keamanan gedung itu sendiri, seperti dari bahaya api dan bahaya dari
luar,misalnya pencurian.
Keamanan gedung dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu ;
Pencegahan
Untuk mencegah bahayaapi, bangunan harus lebih banyak menggunakan
bahan yang tahan api. Terutama untuk ruang-ruang yang berkapasitas besar
dan didalamnya terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar.
Sedang untuk penyelamatannya dapat dilakukan dengan :
Membuat lebar pintu yang cukup dan jumlahnya memadai sesuai dengan
fungsi dan kapasitasnya.

Membuat bukaan pintu selalu keluar.

Pada bangunan-bangunan yang bertingkat, jarak tangga paling jauh 30


m.

Menyediakan alat pemadam kebakaran, baik hydrant pilar maupun


tabung pemadam kebakaran pada tempat-tempat yang mudah dijangkau.

Memasang penangkal petir, terutama pada bangunan-bangunan yang


tinggi dan pada tapak yang terpencil.

Pemasangan instalasi listrik harus baik dan memenuhi standart yang


berlaku dan mudah diadakan pengontrolan.
Ruang Gerak
Dalam penentuan (besaran) ruang harus mempertimbangkan ruang gerak
(flow) secukupnya bagi pemakai sehingga tidak mengurangi efisiensi kerja.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Besaran ruang dan standard yang dipakai dalam menentukan ruang gerak
disajikan pada bagian tersendiri.

a.3. Kenyamanan
Faktor kenyaman ruangan yang dimaksud disini adalah yang erat hubungannya
dengan temperatur ruang.
Untuk menghindari temperatur yang terlampau panas/gerah, diusahakan sinar
matahari tidak secara langsung masuk ke dalam ruangan dan diusahakan
menggunakan sistem sirkulasi angin yang baik (cross ventilation).
Persyaratan ruang tersebut diatas tidak mungkin dapat terpenuhi secara
sempurna atau maksimal, namun diharapkan dapat terpenuhi secara optimal
dengan memberi bobot tertentu pada setiap persyaratan, sehingga dapat
mencapai kondisi ruangan yang diinginkan

b. Persyaratan khusus
Persyaratan khusus adalah persyaratan yang berlaku bagi ruangruang
tertentu secara khusus sesuai dengan fungsi ruang tersebut, contoh :
b.1. Ruang Hunian dan Ruang Kantor
Persyaratan khusus yang harus dipenuhi adalah;
Penerangan
Ruang-ruang dengan kedalaman antara 4,50-6.00 m memerlu-kan jendela
dengan ketinggian minimum sebesar 3.00 m
Apabila kedalaman melebihi 6 m, maka diperlukan penerangan buatan.
Penerangan untuk setiap ruang berbeda-beda sesuai dengan fungsi yang
diinginkan

Ventilasi
Ventilasi harus cukup untuk pergantian udara dalam ruangan.
Tabel pergantian udara untuk tiap orang perjam dapat dilihat sebagai berikut :

Fungsi Ruang Kebutuhan (m)


WC dan services 10
Administrasi 10 20
Ruang pribadi 21 34

Ketenangan
Perencanaan bangunan hendaknya menghindarkan adanya lubang dinding
yang menghadap ke sumber kebisingan dan juga menghindarkan bentuk L dan
U yang langsung menyilang dengan sumber kebisingan seperti yang terlihat
dalam gambar berikut ini

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Selanjutnya harus dihindari adanya pintu ruang yang saling berhadap-hadapan
satu sama lain, lalu lintas ramai pada gang/selasar dan ketinggian lantai atas
yang tidak tepat (terlalu rendah)

G. Modul Bangunan
Yang dimaksud dengan modul di sini adalah suatu standar ukuran yang akan dipakai
sebagai dasar dalam perencanaan ruang dan struktur bangunan.
Ada beberapa tingkat modul, yaitu :
a. Modul dari unit aktivitas/ gerak, yaitu suatu unit gerak terkecil dari suatu
kegiatan.

JENIS KEGIATAN BENTANG EFEKTIF

1. Berdiri diam

Berdiri kerja

2. Duduk istirahat

Duduk kerja

3. Berjalan

NEUFERT ARCHITECT DATA

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
b. Modul dari unit ruang yaitu suatu gabungan dari unit-unit aktivitas.
c. Modul dari kelompok ruang yaitu pengelompokkan ruang-ruang yang saling
mempunyai hubungan erat membentuk unit kelompok ruang.
d. Modul dari inti bangunan yaitu gabungan dari unit ruang dengan unit ruang
lainnya, unit ruang dengan kelompok ruang, serta kelompok ruang dengan
kelompok ruang lainnya.
Untuk menentukan modul ruang dan modul bangunan pada bangunan perlu
dipertimbangkan juga berbagai kebutuhan ruang gerak dari aktivitas pokok yang
terjadi.
Dari beberapa analisis ruang gerak dapat diperoleh suatu modul dasar terkecil
dari seluruh kegiatan, yaitu n = 30 C, sehingga dalam menentukan besaran unit-
unit ruang maupun struktur bangunannya dipakai kelipatan dari n = 30 C.
Dalam menentukan modul unit bangunan/struktur, selain berdasarkan
kebutuhan ruang gerak juga mempertimbangkan kekuatan konstruksi (beton,
baja, kayu).
Dengan pertimbangan / perhitungan modul dasar di atas, maka dalam
menentukan luas tapak bangunan diambil kelipatan dari 30 cm, fleksibilitas
ruang yang dapat menampung tingkatan dan macam kegiatan didalamnya serta
mempertimbangkan kemudahan konstruksi(menghindari delatasi).
Pada perencanaan ini tidak terlepas kaitannya dengan TOR yang ada. Ketentuan-
ketentuan sesuai Kerangka Acuan yang ada.

II.2 KONSEP DASAR PERANCANGAN STRUKTUR

- Analisa Pendekatan Sistem Struktur


- Konsep Dasar Perencanaan Sistem Struktur Atas
- Konsep Dasar Perencanaan Sistem Struktur Bawah

A. PENDEKATAN SISTEM STRUKTUR


Kondisi lahan merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode
pendekatan struktur terutama dalam menentukan jenis pondasi untuk area yang
sudah dipenuhi oleh bangunan existing ataupun berdekatan dengan banguan existing,
tentunya dalam pelaksanaan nanti harus dipertimbangkan adanya gangguan-gangguan
yang diakibatkan oleh proses pembangunan terhadap bangunan-bangunan sekitarnya.
Pemilihan system struktur dan pondasi untuk pekerjaan struktur Proyek Perencanaan
DED Rusun,harus mempertimbangkan hal tersebut diatas, sehingga pada perencanaan
struktur diharapkan kendala-kendala pelaksanaan diminimalisasikan dengan pemilihan
bentuk sistem struktur dan metode yang tepat.
Sistem struktur mengacu pada kaidah-kaidah perencanaan yang ada dan bukan hanya
kuat tapi juga aman dan nyaman bagi pengguna.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
1. KONSEP DASAR PERANCANGAN STRUKTUR ATAS
1.1 PENDEKATAN PERANCANGAN STRUKTUR

1. Maksud Pendekatan
Pendekatan perancangan ini dibuat guna mendapatkan sistem struktur yang
proposional dengan memperhatikan bentuk rancangan arsitektur, waktu
pelaksanaan, pentahapan perencanaan yang terpadu.

2. Tujuan Pendekatan
Agar dapat diketahui hal-hal yang harus diperhatikan oleh perencana struktur
dengan berbagai disiplin lainnya yaitu : Arsitektur, Mekanikal, Elektrikal dan
sebagainya, sehingga dihasilkan perencanaan yang terpadu.

3. Strategi Pendekatan.
a. Syarat Umum
Ada beberapa syarat umum yang harus dipenuhi oleh setiap System
Struktur yang akan digunakan yaitu :
1. Untuk pondasi harus dapat mendukung baik beban vertical (beban mati
dan beban berguna), upper structure maupun beban horizontal (beban
gempa) yang bekerja pada bangunan dengan cukup efektif.
2. Struktur harus cukup kuat, kaku dan stabil.
3. Sesuai dengan rancangan Arsitektur yang ada.
4. Dapat mendukung Service Sistem misalnya Elektrikal, Mekanikal dan
sebagainya.
5. Mudah dan cepat pelaksanaannya.
6. Tahan terhadap bahaya kebakaran dan cuaca, kelusuhan dan keausan.
7. Mempunyai interaksi yang baik antara struktur atas bangunan, pondasi
dan tanah.
8. Cukup ekonomis.
9. Keselamatan pemakai bangunan bila terjadi bencana alam maupun ulah
manusia (huru-hara)
10. System struktur yang digunakan mempunyai resiko yang kecil terhadap
lingkungan sekitar.
Dalam proses peraturan system struktur yang cocok, maka ke sepuluh
persyaratan umum diatas selalu ditinjau sebagai batasan yang harus
dipenuhi (Design Constraint).

b. Keadaan Lingkungan
lingkungan sekitar proyek sangat berpengaruh dalam mementukan metoda
yg akan dipergunakan khususnya penentuan jenis pondasi .

c. Ekonomis

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Sedapat mungkin digunakan bahan-bahan bangunan yang dapat diproduksi
di dalam negeri sesuai dengan TOR. Hal ini, selain menghemat biaya, juga
dapat mempermudah proses pemesanan dan turut membantu program
pemerintah dalam menggalakkan produksi dalam negeri.

1.2 Perencanaan Umum Struktur Bangunan Gedung.


Umum dan Tahapan Analisa Struktur

Analisis struktur merupakan salah satu bagian dari proses perencanaan struktur
bangunan seperti yang diuraikan dalam dalam tahapan-tahapan berikut.
Tahap pengumpulan data. Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam perencanaan
konstruksi bangunan, seperti lokasi, fungsi bangunan, peraturan-peraturan yang
berlaku, bentuk bangunan dan hal khusus lain diperlukan. Seperti halnya Proyek
Perencanaan DED Pembangunan Rumah Susun yang akan direncanakan ini
merupakan gedung 16 lantai dengan luas bangunan rumah susun per bloknya
13.000 m yang diperuntukan sebagai gedung Hunian.

Dari segi bentuk bangunan sangat mempengaruhi kemampuan struktur dalam


menahan gempa. Beberapa bentuk bangunan yang baik berdasarkan kajian struktur
dapat dilihat dibawah ini:

Sedangkan beberapa bentuk bangunan yg kurang baik berdasarkan kajian struktur dan
alternative pemecahannya dapat dilihat dibawah ini:

J
i
k
a

d
i
l
i
h
a
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
t dari bentuk denah desain arsitek maka termasuk kategori bentuk gedung yg baik
untuk menahan gaya gempa, namun jika dilihat ratio panjang bangunan terhadap
lebar bangunan didapat lebih dari 3 maka lebih baik gedung di pecah menjadi 2
bagian agar ratio panjang terhadap lebar kurang dari 3 sehingga gedung lebih kaku
dalam menerima beban gempa.

Faktor- faktor lainnya seperti lokasi, jenis tanah dan fungsi bangunan, merupakan
faktor penting yang mutlak diketahui dalam kaitannya dengan analisis gempa
rencana yakni dalam penentuan factor keutamaan,kategori risiko struktur dan
klasifikasi situs desain seismic. Adapun tahapan analisa struktur dalam SNI
1726:2012 dapat diuraikan sebagai berikut:

Tahapan Analisis
1. Tentukan Kategori Resiko Bangunan Gedung, (I-
IV)
2. Tentukan faktor Keutamaan
3. Tentukan parameter percepatan tanah (SS, S1)
4. Tentukan Klasifikasi Situs (SA-SF)
5. Tentukan faktor Koefisien Situs (Fa, Fv)
6. Hitung parameter percepatan desain (SDS, SD1)
7. Tentukan Kategori Desain Seismik, KDS (A-F)
8. Pilih sistem dan parameter struktur (R, Cd, o)

9. Evaluasi sistem struktur terkait dengan


ketidakberaturan konfigurasi
10. Tentukan fleksibilitas diafragma (fleksibel, semi-kaku,
kaku)
11. Tentukan faktor redundansi ()
12. Tentukan prosedur analisis gaya lateral
13. Hitung beban lateral
14. Tambahkan beban ortogonal, bila dipersyaratkan
15. Tambahkan beban torsi, bila dipersyaratkan
16. Lakukan analisis
17. Kombinasikan hasilnya
18. Cek kekuatan, defleksi, stabilitas

1.3 Faktor Keutamaan,Kategori Risiko Struktur Bangunan dan Klasifikasi Situs Desain
Seismik

Dalam SNI 1726:2012 terdapat berbagai kategori risiko struktur bangunan gedung
dan non gedung tepatnya pada tabel 1, Penentuan besarnya gempa rencana dalam
SNI 1726:2012 harus dikalikan dengan suatu factor keutamaan ( Ie) yang mana
tercantum dalam tabel 2. Dalam proyek ini dimana fungsi gedung diperuntukan
sebagai Sarana Hunian maka sesuai tabel 1(SNI 1726 2012) termasuk dalam
kategori risiko II,sedangkan factor keutamaan (Ie) yang dapat dipergunakan
sesuai tabel 2(SNI 1726 2012) adalah 1.
Sedangkan dalam menentuan klasifikasi situs desain seismic erat hubungannya
dengan jenis tanah yang didapat dari hasil penyelidikan tanah khususnya
penyelidikan bor dalam (sedalam 30m),.Dari hasil bor dalam ini tipe kelas situs
dapat ditentukan sesuai SNI 1726:2012 tabel 3..
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Kelas Situs (m/detik) atau (kPa)

SA (batuan keras) > 1500 N/A N/A

SB (batuan) 750 sampai 1500 N/A N/A

SC (tanah keras, sangat


350 sampai 750 >50 > 100
padat dan batuan lunak)

SD (tanah sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100

SE (tanah lunak) < 175 <15 < 50


Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah dengan
karateristik sebagai berikut :
1. Indeks plastisitas, PI > 20,
2. Kadar air, w > 40 %, dan
3. Kuat geser niralir
SF (tanah khusus, yang Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
membutuhkan investigasi karakteristik berikut:
- Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa
geoteknik spesifik dan
seperti mudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah
analisis respons spesifik- tersementasi lemah,
situs yang mengikuti - Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H > 3 m),
Pasal 6.9.1) - Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H > 7,5 m dengan
Indeks Plasitisitas, PI > 75),
- Lapisan lempung lunak/medium kaku dengan ketebalan H > 35 m
dengan su < 50 kPa.

Gambar 3. Klasifikasi Situs SNI 1726:2012

1.4 Wilayah Gempa dan Spektrum Respons

Dalam buku Peraturan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur
Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 1726:2012),menentukan pengaruh gempa
rencana yang harus ditinjau dalam perencanaan dan evaluasi struktur bangunan dan
non gedung serta berbagai bagian dan peralatannya secara umum.Gempa rencana
ditetapkan sebagai gempa dengan kemungkinan terlewati besarannya selama umur
struktur bangunan 50 tahun adalah sebesar 2 persen. Dimana parameter percepatan
gempa sesuai dengan SNI 1726:2012 terdapat :
- Parameter Ss (percepatan batuan dasar pada periode pendek)
- Parameter S1 (percepatan batuan dasar pada periode 1 detik)

Parameter-parameter tersebut harus ditetapkan masing-masing dari respon spectral


percepatan 0.2 detik dan 1 detik dalam peta gerak tanah seismic,dengan
kemungkinan 2 persen terlampaui dalam 50 tahun sesuai dengan lokasi bangunan.

Gambar 4. Peta untuk Ss(Parameter Respon Spektral Percepatan Gempa Max yang
dipertimbangkan resiko-tertarget(MCER),Periode Ulang Gempa = 2500
tahun ; T=0.2 detik
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Gambar 5. Peta untuk S1(Parameter Respon Spektral Percepatan Gempa Max yang
dipertimbangkan resiko-tertarget(MCER),Periode Ulang Gempa = 2500
tahun ; T=1 detik

Gambar 6. Peta Lokasi diambil dari Website Puskim

Gambar 7. Respon Spectrum Gempa Rencana diambil dari Website Puskim


Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Dari gambar 7 didapat bahwa Parameter S1 (percepatan batuan dasar pada periode 1 detik)
=0.289 sedangkan Parameter Ss (percepatan batuan dasar pada periode pendek)=0.65
sehingga dari parameter S1 dan Ss tadi didapat Koefisien parameter Fa yg didapat dari
interpolasi pada table 4 SNI 1726:2012 sedangkan Koefisien parameter Fv didapat dari hasil
interpolasi pada table 5 1726:2012.

Gambar 8. Koefisien Situs Fad an Fv

1.4 Parameter Percepatan Spectra Desain (SDS dan SD1)

Tahapan analisa gempa selanjutnya adalah menentukan Parameter Percepatan Spectra Desain
(SDs dan SD1)

Parameter Percepatan Spectra Desain periode pendek (SDs) dan pada periode 1 detik (SD1)
harus ditentukan dengan rumusan dibawah ini :

1.5 Menentukan Kategori Desain Seismik

Suatu Struktur harus ditetapkan memiliki suatu desain seismic dengan mengikuti pasal ini dan
jika S1 < 0.75 maka penentuan kategori desain seismiknya diijinkan untuk ditentukan
berdasarkan tabel 6 dan 7 SNI 1726:2012 seperti ditunjukan dibawah ini :

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Gambar 9. Kategori Desain Seismik

1.5 Pemilihan Sistem Struktur Atas


Prosedur analisis dan desain seismic yang dipergunakan dalam perencanaan struktur
bangunan gedung dan komponennya harus seperti yang ditetapkan dalam SNI 1726
2012.Struktur bangunan gedung harus memiliki system penahan gaya lateral dan
vertical yang lengkap,yang mampu memberikan kekuatan,kekakuan dan kapasitas
disipasi energy yang cukup untuk menahan Gaya gempa desain dalam batasan-
batasan kebutuhan deformasi dan kekuatan yang disyaratkan.
Gaya gempa desain dan distribusinya disepanjang ketinggian struktur bangunan
gedung,harus ditetapkan berdasarkan salah satu prosedur yang sesuai yang
ditunjukan dalam pasal 7.6 SNI 1726:2012 dan gaya dalam serta deformasi yang
terkait pada komponen elemen struktur tersebut harus ditentukan.
Dalam pemilihan system struktur yang akan dipergunakan dalam pemodelan, SNI
1726:2012 (tabel 9) juga mengatur jenis-jenis struktur apa saja yang diperbolehkan
dalam suatu pemodelan tergantung dari kelas situs tanah dari lokasi bangunan yang
akan direncanakan.
Ada beberapa sistem struktur saat ini yang dapat dijadikan alternatif sistem yang
akan digunakan, diantaranya adalah :

1. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM),dengan dimana struktur berbentuk


rangka ruang yang terdiri dari Kolom, Balok dan pelat lantai sehingga semua gaya-
gaya yang terjadi baik akibat berat sendiri struktur, beban hidup dan gaya-gaya
luar seperti angin dan gempa ditahan oleh sistem struktur tersebut.SRPM
berdasarkan SNI 1726:2012 terdiri atas 3 jenis yaitu:

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
- Sistem Rangka Pemikul Momen Biasa (SRPMB)
- Sistem Rangka Pemikul Momen Menengah (SRPMM)
- Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK)
Sistem semacam ini relatif sederhana dan ekonomis, namun kekakuannya perlu
ditinjau terutama untuk bangunan tinggi
Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku.

Gambar 10. Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM)

2. Sistem Rangka Gedung, adalah sistem yang menggunakan rangka ruang secara
lengkap untuk memikul beban gravitasi, sedangkan beban lateral/gempa dipikul
oleh dinding struktural/dinding geser.

Gambar 11. Sistem Rangka Gedung


Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
3. Sistem Ganda (Dual Sistem) adalah sistem yang menggunakan rangka ruang
secara lengkap dan dinding struktural/dinding geser, dimana gaya gravitasi
dipikul 100% oleh rangka ruang yang berupa SRPMM.sedangkan gaya lateral
dipikul oleh Dinding geser sebesar 75 % dan SRPMM memilul gaya lateral
sebesar 25 %.

Dari 3 jenis sistem struktur yang disebutkan diatas dapat dibuatkan suatu bagan
sebagai berikut:

KDS Versus Resiko Kegempaan


Code Tingkat Resiko Kegempaan (SNI 2847-
201X)
Rendah Menengah Tinggi

RSNI 1726- KDS KDS KDS


201X A,B C D, E, F

SRPMB/M/K SRPMM/K SRPMK


SDSB/K SDSB/K SDSK

SRPM = SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN


SDS = SISTEM DINDING STRUKTUR
B; M; K = BIASA; MENENGAH; KHUSUS

Gambar 12. Bagan Pemilihan Sistem struktur berdasarkan SNI 1726:2012


berdasarkan tingkat resiko gempa dan Kelasifikasi Situs

4. Sistem Rangka Baja, sistem rangka baja adalah struktur yang mengandalkan
kekuatan dari baja sebagai struktur utama.
Spesifikasi teknis struktur bangunan gedung dengan sistem rangka baja secara
umum meliputi ketentuan-ketentuan :
a. Struktur Lantai baja
Tebal pelat baja harus diperhitungkan, sehingga bila ada lendutan masih
dalam batas kenyamanan.
Sambungan-sambungan harus rapat betul dan bagian yang tertutup harus
dilapis dengan bahan pelapis untuk mencegah timbulnya korosi.
Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan SNI/SKSNI/SKBI yang berlaku.

b. Struktur kolom baja


Kolom baja harus mempunyai kelangsingan maksimum 150.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Kolom baja yang dibuat dari profil tunggal maupun tersusun harus
mempunyai minimum 2 sumbu simetris.
Sambungan antara kolom baja pada bangunan bertingkat tidak boleh
dilakukan pada tempat pertemuan antara balok dengan kolom, dan harus
mempunyai kekuatan minimum sama dengan kolom.
Sambungan kolom baja yang menggunakan las harus menggunakan las listrik,
sedangkan yang menggunakan baut harus menggunakan baut mutu tinggi.
Penggunaan profil baja tipis yang dibentuk dingin, harus berdasarkan
perhitungan-perhitungan yang memenuhi syarat kekuatan, kekakuan, dan
stablitas yang cukup.
Bahan-bahan dan tegangan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan-
ketentuan dalam SKBI/SKSNI/SNI yang berlaku.

Dari ke 4 sistem diatas yg paling tepat diterapkan untuk proyek ini adalah
sistem ganda dan dikarenakan jenis tanah dilokasi termasuk dalam kategori
tanah lunak maka berdasarkan table 9 SNI 1726:2012 maka system struktur
yg tepat untuk diterapkan pada proyek ini adalah system ganda dengan
rangka pemikul momen khusus yang mampu menahan paling sedikit 25%
gaya gempa yang ditetapkan sedangkan dinding geser beton bertulangan
khusus yang menahan 75% gaya gempa yang ditetapkan.dimana Koefisien
modifikasi respon yg dipakai (R=7),factor kuat lebih system (o=2.5) dan
Faktor pembesaran defleksi (Cd=5.5).

Semua sistem struktur yang dipilih akan diestimasi sehingga sistem struktur
yang dipilih akan memenuhi kriteria seperti :
- Keselamatan (Safety)
- Kelayanan (Serviceability)
- Efisiensi Biaya.

1.6 Menentukan Faktor Redudansi


Faktor Redundansi untuk KDG D, E atau F

Nilai dapat diambil = 1.0 bila:


Masing-masing tingkat yang menahan lebih dari 35% gaya geser dasar pada
arah yang ditinjau harus memenuhi persyaratan Tabel 12
ATAU
Struktur dengan denah teratur di semua tingkat asalkan sistem penahan gaya gempa terdiri
dari paling sedikit dua bentang perimeter penahan gaya gempa yang merangka pada masing-
masing sisi struktur dalam masing-masing arah ortogonal di setiap tingkat yang menahan
lebih dari 35 persen geser dasar. Jumlah bentang untuk dinding geser harus dihitung sebagai
panjang dinding geser dibagi dengan tinggi tingkat atau dua kali panjang dinding geser dibagi
dengan tinggi tingkat untuk konstruksi rangka ringan.

Selain itu nilai harus diambil = 1.3


Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
1.7 Menentukan Perkiraan Periode Fundamental Alami

Untuk menentukan periode getar alami dapat dilihat pada pasal 7.8.2.1 SNI
1726:2012
Periode fundamental pendekatan (Ta) dalam detik, harus ditentukan berdasarkan
rumus

Untuk struktur dengan ketinggian < 12 tingkat dimana penahan gaya seismic terdiri
dari rangka penahan momen beton atau baja secara keseluruhan dan tinggi tingkat
paling sedikit 3m dapat dihitung dengan rumusan:

Gambar 13. Koefisien batas atas (Cu) dan Parameter Ct dan x

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
1.8 Menentukan Gaya Lateral Rencana

Berdasarkan SNI 1726:2012 Gaya lateral static equivalent dapat ditentukan


berdasarkan rumusan:

Sedangkan nilai k didapat dari hasil interpolasi

Gaya lateral tingkat rencana didapat dari rumusan= Gaya lateral tingkat Dinamik *
factor scala

1.9 Kombinasi Pembebanan


Sesuai dengan pasal 4.2.2 atau 4.2.3 SNI 1726:2012, Komponen-elemen struktur dan
elemen-elemen fondasi harus dirancang sedemikian hingga kuat rencananya sama
atau melebihi pengaruh beban-beban terfaktor dengan kombinasi sebagai berikut :

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
A. Kombinasi Beban Ultimate
1. 1.4D
2. 1.2D + 1.6L + 0.5(Lr atau R)
3. 1.2D + 1.6(Lr atau R) + (L atau 0.5W)
4. 1.2D + 1.0W + L + 0.5(Lr atau R)
5. 1.2D + 1.0E + L
6. 0.9D + 1.0W
7. 0.9D + 1.0E

Perkecualian:
Faktor beban untuk L pada kombinasi 3, 4, dan 6 boleh diambil sama dengan 0,5 kecuali
untuk ruangan garasi, ruangan pertemuan dan semua ruangan yang nilai beban hidupnya
lebih besar daripada 5 kN/m2.

B. Kombinasi Beban Layan

1. 1.0D
2. 1.0D + 1.0L
3. 1.0D + 1.0(Lr atau R)
4. 1.0D + 0.75L + 0.75(Lr atau R)
5. 1.0D + (0.6W atau 0.7 E)
6. 1.0D + 0.75(0.6W atau 0.7E) +0.75L+ 0.75(Lr atau R)
7. 0.6D + 0.6W
8. 0.6D + 0.7E
Pengaruh yang paling menentukan dari beban-beban angin dan seismic harus
ditinjau,namun kedua beban tersebut tidak perlu ditinjau secara simultan seperti
yang tercantum dalam pasal 7.4 ( untuk definisi khusus mengenai pengaruh
beban gempa E).

Definisi E untuk Penggunaan dalam Kombinasi Beban:

Untuk Kombinasi Beban: 1.2D + 1.0E + 0.5L

E = QE + 0.2 SDS D

Untuk Kombinasi Beban: 0.9D + 1.0E

E = QE - 0.2 SDS D

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
E = QE 0.2 SDS D

Pengaruh gempa horizontal Pengaruh gempa vertical

E = pengaruh gaya gempa horizontal and


vertical
QE = pengaruh gaya gempa horizontal
SDS = parameter percepatan spektral desain pada
perioda pendek
D = pengaruh beban mati
= faktor redundansi
(bergantung pada tingkat redundansi pada
sistem penahan gempa lateral; bervariasi
dari 1.0 hingga 1.3)

1.10 Peraturan dan Acuan

Dalam melakukan perencanaan detil Struktur atas, Konsultan Perencana akan


mengikuti ketentuan-ketentuan seperti standar, pedoman, dan peraturan yang
berlaku, antara lain meliputi:

Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-


1.3.53.1987 UDC: 699.841 dan Tata Cara Perencanaan Pembebanan untuk
Rumah dan Gedung, SNI-03-1727-1989
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan
Non Gedung, SNI 1726:2012
Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002
Spesifikasi Bahan Bangunan Indonesia SNI 03-6861-2002
American Society For Testing and Materials (ASTM)
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-
2012
Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang Untuk
Rumah dan Gedung,SNI 03-1734-1989

Bahan struktur bangunan baik untuk struktur beton bertulang, struktur kayu
maupun struktur baja harus mengikuti standar Nasional Indonesia tentang Bahan
Bangunan yang berlaku.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Ketentuan penggunaan bahan bangunan dimungkinkan disesuaikan dengan
kemajuan teknologi bahan bangunan, khususnya disesuaikan dengan kemampuan
sumber daya setempat dengan tetap harus mempertimbangkan kekuatan dan
keawetan sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan. Ketentuan lebih rinci
agar mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Nasional Indonesia yang
berlaku.

2. KONSEP DASAR PERENCANAAN STRUKTUR BAWAH


Pada Perencanaan struktur bawah ada beberapa kajian yang perlu diperhatikan,
yaitu:
Survei lokasi : Survey lokasi sangat penting dalam menentukan jenis system
struktur yang akan diterapkan.
Pengukuran dan penyelidikan tanah : Untuk menganalisis kondisi struktur tanah
sebagai rekomendasi penerapan system struktur bawah.

2.1 Pemilihan struktur bawah


Konsep Perencanaan Pondasi
Sistem struktur pondasi harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan
bangunan terhadap berat sendiri, beban hidup dan gaya-gaya luar seperti tekanan
angin dan gempa. Pondasi bangunan gedung disesuaikan dengan kondisi
tanah/lahan, beban yang dipikul, dan klasifikasi bangunannya. Faktor utama yang
sering menjadi bahan pertimbangan untuk pemilihan jenis pondasi adalah :
Lingkungan sekitar, biaya dan keandalannya. Keandalan disini diartikan keyakinan
dari ahli pondasi dimana rancangan yang tertulis dalam dokumen desain akan
memperoleh kondisi yang mendekati dilapangan. Lokasi proyek berada dikawasan
yang sudah banyak bangunan eksistingnya oleh karena itu pemilihan jenis pondasi
yang akan digunakan khususnya pada metode pelaksanaan harus dipilih dengan
benar agar tidak merusak bangunan-bangunan yang ada disekitarnya.

Beberapa Alternatif Pondasi dapat diterapkan pada lahan ini diataranya :


a. Bore Pile (Pondasi dalam), manfaat dari pemakaian tiang bore adalah :
Lingkungan sekitar praktis tidak ada gangguan ( sedikit gangguan )
Metode desain yang handal. Berbagai metoda desain yang rasional telah
dikembangkan untuk berbagai macam pembebanan dan kondisi tanah.
Keyakinan kedalaman yang dapat dicapai dan dapat diinspeksi.
Dapat dikonstruksikan pada berbagai jenis tanah. Penetrasi dapat dilakukan
pada tanah kerikil dan berbatu dan khususnya bila diameter tiang bore cukup
besar.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Gambar 14. Tahapan Pelaksanaan Pondasi Bored Pile

b. Tiang pancang Hidrolik Jack (Pondasi Dalam), manfaat dari pemakaian tiang
pancang dengan system hidrolik jack adalah :
Lingkungan sekitar praktis tidak ada gangguan ( karena pondasi pancang
dilaksanakan dengan cara ditekan dengan beban dan peralatan hidrolik )
Kapasitas pondasi langsung dapat diketahui dengan beban 200 % beban
rencana ( Design load ).
Keyakinan kapasitas rencana langsung dapat dicapai dan dapat dievaluasi
secara langsung.

c. Berdasarkan uraian diatas tentang beberapa alternatif pondasi yang akan


digunakan dimana bangunan yang akan dibangun adalah Rusun 16 lantai
dengan kategori beban berat. Sehingga jenis pondasi yang disarankan
menggunakan pondasi dalam dengan jenis tiang pancang atau tiang bor dengan
kedalaman 26 m.
Hal tersebut sesuai dengan hasil penyelidikan tanah yang telah dilaksanakan
dimana lapisan tanah keras berupa lapisan pasir padat dengan nilai Nspt 60
blows/30 cm ditemukan pada kedalaman 5.50 m 13.00 m dan 26.00 m (tebal
5 m).

2.2 Loading Test

Pekerjaan ini harus dilakukan setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan,


khususnya pondasi dalam ( Bored Pile dan Tiang Pancang ).
Pelaksanaan loading test pada pondasi dilakukan dengan dua system yaitu Statik
Loading test ( Kentledge system, Reaction Pile ) dan Dinamic Loading Test ( PDA )

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Gambar 15. Statik Loading Test ( Kentledge System )

Gambar 16. Statik Loading Test ( Reaction Pile)

Gambar 17. Dinamik Loading Test (PDA)

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
II.3 KONSEP DASAR MEKANIKAL

A. LINGKUP PEKERJAAN.
Lingkup pekerjaan Sistem Mekanikal dalam pekerjaaan ini meliputi : Pekerjaan Sanitasi,
Drainase dan Plambing (SDP), Pekerjaan Tata Udara dalam Gedung, dan Pekerjaan
Transportasi dalam Gedung. Adapun secara rinci pekerjaan-pekerjaan tersebut
melingkupi beberapa sub pekerjaan sistem sebagaimana dijabarkan dalam sistem-sistem
berikut ini :
1. Sistem Sanitasi, Drainase dan Plambing
a. Sistem Air Bersih.
Sistem ini melingkupi sistem penyediaan, penampungan, transfer dan distribusi
air bersih. Air bersih dimaksud adalah air yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai gedung yang diperoleh dari air yang keluar dari fixture-
fixture sink, faucet, jet shower, janitor, dsb. Dalam perancangan sistem air bersih
ini akan didapatkan spesifikasi dan dimensi pipa, peralatan atau unit utama
beserta peralatan bantunya.
b. Sistem Air Bekas, Air Kotor dan Vent.
Sistem air bekas merupakan sistem pemipaan (datar dan tegak) yang berasal dari
floor drain dan sink untuk disalurkan ke saluran gedung/kawasan atau ke Unit
Pengolah Limbah. Sedangkan sistem air kotor merupakan sistem pemipaan
(datar dan tegak) yang berasal dari Closet dan Urinal disalurkan ke Unit Pengolah
Limbah. Udara yang terjebak dalam pipa air bekas dan air kotor di salurkan
melalui pipa vent. Perancangan juga memperhitungkan sistem vent. Unit
Pengolah Limbah perlu dirancang kapasitas dan type pengolah disesuaikan
dengan kondisi di tempat pekerjaan. Dalam perancangan sistem air bekas, air
kotor dan vent ini juga akan didapatkan spesifikasi dan dimensi pipa, peralatan
atau unit utama beserta peralatan bantu dalam sistem air buangan gedung ini.
c. Sistem Air Hujan.
Sistem air hujan dirancang untuk menyalurkan air hujan yang tertangkap pada
proyeksi atap, balkon, dan area terbuka yang ada di bangunan. Air hujan yang
tertangkap akan dialirkan oleh pipa datar dan pipa tegak ke saluran drainase
gedung dan atau kawasan /kota. Lingkup perancangan hanya untuk
mendapatkan spesifikasi dan dimensi pipa air hujan dalam bangunan.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Diperhitungkan juga dimensi saluran gedung yang dibutuhkan untuk
menyalurkan air hujan ke saluran drainase kawasan. Untuk sepesifikasi saluran
drainase dirancang oleh tenaga sipil/lansecap.

2. Sistem Instalasi Gas.


Sistem Instalasi Gas yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Sistem Instalasi Gas
Liquid Petrolium Gas (LPG), yang merupakan sistem pemipaan dan accesoriesnya
distribusi gas, intalasi tabung gas, beserta instrumentasinya.

3. Sistem Pemadam Kebakaran.


Sistem Pemadam Kebakaran yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Sistem
Pemadam Api Ringan, Sistem Hydran dan Sistem Sprinkler.
a. Sistem Alat Pemadam Api Ringan.
Sistem Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau Portable Fire Extinguisher
dimaksudkan sebagai proteksi aktif penyediaan sarana pemadam kebakaran
pada ruang/area/zone terbatas yang memiliki luasan realtif kecil disesuaikan
dengan kapasitas agent alat pemadam.
b. Sistem Hydrant
Sistem Hydrant dimaksudkan sebagai proteksi aktif penyediaan sarana pemadam
kebakaran pada area/zone tertentu yang memiliki luasan realtif besar dengan
menyemprotkan air pemadam untuk waktu minimal 1 jam. Perancangan
kapasitas air ditentukan oleh banyaknya pipa tegak, yang bisa melingkupi area
pemadaman sebagaimana disyaratkan. Sistem dilengkapi terdiri dari Hydrant
Box Indoor, Hydrant Box Indoor, Hydrant Pillar dan Siamese Connection. Selain
itu juga direncanakan spesifikasi Pompa Pemadam Kebakaran yang terdiri dari
Electric Fire Pump (EFP), Diesel Fire Pump (DFP) dan Jockey Fire Pump (JFP)
sebagai pensupply air pemadam kebakaran.
c. Sistem Sprinkler
Sistem Sprinkler dimaksudkan sebagai proteksi aktif penyediaan sarana
pemadam kebakaran pada ruang/area/zone tertentu yang memiliki luasan realtif
kecil dengan menyemprotkan air pemadam secara otomatis. Operasional
sprinkler ditentukan pada glass bulb yang akan pecah pada suhu tertentu,
kemudian air dipancarkan ke area kebakaran.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
4. Sistem Tata Udara dalam Gedung.
Sistem Tata Udara dalam Gedung yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Sistem
Ventilasi dan Air Conditioning.
a. Sistem Ventilasi
Sistem ventilasi yang dimaksudkan disini adalah ventilasi mekanik. Sistem
Ventilasi Mekanik dilengkapi Fan sebagai penggerak udara untuk memasok atau
mengeluarkan udara dalam ruangan atau sebaliknya untuk mendapatkan
sirkulasi udara yang nyaman bagi pengguna gedung.
b. Sistem Air Conditioning.
Sistem Ai Sistem Tata Udara direncanakan dalam pekerjaaan ini dimaksudkan
untuk mengatur kondisi ruangan yang membuat pemakai ruangan menjadi
nyaman dalam menggunakan ruangan sebagaimana fungsinya atau sebagai
peryaratan kondisi ruangan untuk ruangan mesin atau peralatan tertentu.

5. Sistem Transportasi dalam Gedung.


Sistem Tata Udara dalam Gedung yang dimaksud dalam pekerjaan ini adalah Sistem
Elevator/Lift. Untuk kebutuhan Rumah Susun (Rusun), Elevator/Lift dimaksud hanya
Sistem Lift Penumpang dalam gedung untuk memfasilitasi pemakai gedung dalam
mobilasi dari satu lantai ke lantai lainnya

B. KRITERIA PERANCANGAN.
1. Kriteria Umum.
Sebagaimana disebutkan dalam pedoman teknis Permen PU No : 05/PRT/2007 tentang
Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Susun Sederhana Bertigkat Tinggi, Kriteria umu
ini harus dipenuhi sebagai pedoman perancangan pekerjaan ini. Adapun Kreiteria
tersebut adalah :
a. Bangunan Rumah Rusuna Bertingkat Tinggi harus memenuhi persyaratan
fungsional, andal, efisien, terjangkau, sederhana namun dapat mendukung
peningkatan kualitas lingkungan di sekitarnya dan peningkatan produktivitas kerja.
b. Kreativitas desain hendaknya tidak ditekankan kepada kemewahan material, tetapi
pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan fungsi sosial
bangunan, dan mampu mencerminkan keserasian bangunan gedung dengan
lingkungannya;
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
c. Biaya operasi dan pemeliharaan bangunan gedung sepanjang umurnya diusahakan
serendah mungkin.
d. Desain bangunan rusuna bertingkat tinggi dibuat sedemikian rupa, sehingga dapat
dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.
e. Bangunan rusuna bertingkat tinggi harus diselenggarakan oleh pengembang atau
penyedia jasa konstruksi yang memiliki Surat Keterangan Ahli sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk kriteria khusus dijabarkan dalam kriteria perancangan sistem mekanikal
sebagaimana kiteria perancangan dibawah ini.

2. Kriteria Perancangan Sistem Sanitasi Drainase dan Plambing


Perancangan sistem plambing ini didasarkan pada standart yang terkait dengan sistem
plambing, mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia, dan
referensi buku. Adapun referensi, standart dan Peraturan Perundangan yang dimaksud
adalah sebagai berikut :
a. Standard, Peraturan Perundangan dan Referensi.
i. Permen PU No : 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah
Susun Sederhana Bertigkat Tinggi.
ii. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem air
Minum.
iii. Kep. Men. Lingkungan Hidup No.112 Th 2003, tentang Baku Mutu Air Limbah
Domestik
iv. Kep. Men. Kesehatan 907/Menkes/SK/VII/2002, tentang Syarat-syarat dan
Pengawasan Kwalitas Air Minum.
v. Kep. Men. Lingkungan Hidup No.111 Th 2003, tentang Pedoman Mengenai
Syarat dan Tata Cara Perijinan serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah ke
Air atau Sumber Air
vi. SNI-03-6481-2000 : Sistem Plumbing 2000
vii. SNI-03-7065-2005 : Tata Cara Perencanaan Sistem Plambing
viii. SNI 03-2398-2002 Tata cara perencanaan tangki septik dengan sistem resapan,
atau edisi terbaru.
ix. SNI 03-6379-2000 Spesifikasi dan pemasangan perangkap bau.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
x. SNI 03-2453-2002 Tata cara perencanaan sumur resapan air hujan untuk lahan
pekarangan.
xi. SNI 03-2459-2002 Spesifikasi sumur resapan air hujan untuk lahan pekarangan.

b. Kriteria Perancangan Sistem


i. Sumber air diambil dari air PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).
ii. Untuk cadangan, air juga diambil dari air sumur dalam.
iii. Jika dimungkinkan ada sumber air dari kawasan, maka perlu diambilkan dengan
sumber air kawasan.
iv. Qualitas air bersih yang diharapkan, mengacu pada Kep. Men. Kesehatan No :
907/Menkes/SK/VII/2002, tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kwalitas Air
Minum.
v. Pemakaian air bersih per hari berdasarkan SNI-03-7065-2005, Tabel 1. adalah
sebagai berikut :
Asrama : 120 liter/tempat tidur
Kantor : 50 liter/pegawai/hari
Gd Pertemuan : 25 liter/kursi
Komersial/Toserba : 5 liter/m2
vi. Tekanan keluaran pada fiture unit berdasarkan SNI-03-7065-2005, Tabel 6, dan
referensi buku Mechanical and Electrical Equipment for Building, 6 th adalah
sebagai berikut :
Kloset duduk : 0,4 kg/cm2
Peturasan : 0,4 kg/cm2
Head Shower : 0,8 kg/cm2
Kran/Faucet biasa : 0,3 kg/cm2
Kran taman : 2,1 kg/cm2
vii. Kecepatan laju aliran dalam pipa : 0,9 ~ 2 m/dt
viii. Kapasitas Ground Tank : 1 ~ 3 hari
ix. Kapasitas Aliran jam puncak : 2 ~ 3 kali
x. Kapasitas Air buangan geding dipakai kebutuhan air bersih dalam satu hari
dikalikan faktor koreksi.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
xi. Kapasitas Air Bekas dan Air Kotor didasarkan proporsi jumlah Unit Beban Alat
Plambing air buangan.
xii. Unit Beban Alat Plambing (UBAP) sebagaimana SNI-03-7065-2005, Tabel 6,
diantaranya sebagai berikut :
Kloset tanki gelontor : 4 UBAP
Peturasan : 4 UBAP
Bak cuci tangan : 2 UBAP
Bak cuci dapur : 2 UBAP
xiii. Muka air tanah cukup dalam, namun area site/external relatif sempit, sehingga
unit pengolah air limbah cocok dipilih Instalasi Pengolahan Air Limbah, Sewage
Treatment Plant (STP) dan Bioseptic (BIOS)
xiv. Pipa vent sebagaimana SNI-03-7065-2005, harus memenuhi persyatatan
diantaranya :
Pipa vent sirkit dan loop : 32 mm (min)
Pipa vent lepas : pipa vent x pipa buangan.
Pipa vent tegak : pipa vent pipa buangan.
Ukuran pipa tegak dan cabang sebagaimana disyaratkan SNI-03-
7065-2005, Tabel 11.
xv. Beban maksimal yang diijinkan pada talang dan pipa air hujan didasarkan pada
SNI-03-7065-2005, Tabel 12. Dengan catatan sbb :
Curah Hujan : 100 mm/jam
Jika curah hujan > 100 mm/jam :
Beban Talang jadi : Beban talang max. x 10
kelebihan curah hujan -100
xvi. Kemiringan pipa datar (slope) minimal : 1%.

3. Kriterian Perancangan Sistem Instalasi Gas


Perancangan sistem plambing ini didasarkan pada standart yang terkait dengan
sistem plambing, mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia,
dan referensi buku. Adapun referensi, standart dan Peraturan Perundangan yang
dimaksud adalah sebagai berikut :

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
a. Standard, Peraturan Perundangan dan Referensi.
i. Permen PU No : 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertigkat Tinggi.
ii. SNI 1452:2007, Tabung Baja LPG.
iii. Standar Nasional Indonesia SNI 05-3563:1994, Bejana Tekan.
iv. Standar Nasional Indonesia SNI 13-3619:1994, Penanganan Tabung
Bertekanan.
v. Standar Nasional Indonesia SNI 15-1591:2006, Katup Tabung Baja LPG.
vi. Pedoman Tekaniks Instalasi Pengisian, Penanganan dan Penggunaan
serta Pemeiksaan Berkala Liquiefied Petroleum Gas., Kementrian ESDM,
Dirjen Minyak & Gas.
b. Kriteria Perancangan Sistem
i. Tabung LPG harus di desain, dikonstruksi dan diuji sesuai dengan SNI
1452:2007 atau standar internasional.
ii. Tangki LPG dengan kapasitas air lebih dari 500 liter harus di desain,
difabrikasi dan diuji sesuai dengan SNI 05-3563-1994 atau ASME Section
VIII (edisi terakhir).
iii. Persyaratan instalasi gas beserta pengaman keselamatan yang telah
disyaratkan dalam Pedoman Tekaniks Instalasi Pengisian, Penanganan
dan Penggunaan serta Pemeiksaan Berkala Liquiefied Petroleum Gas.,
Kementrian ESDM, Dirjen Minyak & Gas.

4. Kriterian Perancangan Sistem Pemadam Kebakaran


Perancangan Sistem Pemadam Kebakaran ini didasarkan pada standart yang terkait
dengan sistem pemadam kebakaran, mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia, dan referensi buku. Adapun referensi, standart dan Peraturan
Perundangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Standard, Peraturan Perundangan dan Referensi.
i. Permen PU No : 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertigkat Tinggi.
ii. SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan, Pemasangan Pemadam
Api Ringan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah
dan Gedung.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
iii. SNI 03-1745-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem Pipa
Tegak dan Selang untuk Pencegahan bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung.
iv. SNI 03-3989-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sistem
Sprinkler Otomatik untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran pada Bangunan
Gedung
v. SNI 03-6570-2001, Instalasi Pompa yang dipasang tetap untuk Proteksi
Kebakaran.
vi. Pencegahan dan Penanggulangan Bahaya Kebakaran Dinas Pekerjaan
Umum.

b. Kriteria Perancangan Sistem


i. Klasifikasi Bahaya Kebakaran APAR : Ringan
ii. Jenis kebakaran dan agent alat pemadam kebakaran yang dipakai dalam
perancangan ini adalah :
Jenis Kebakaran Agent
A Benda padat non logam Carbon Dioxide (CO2)
B Cair dan Gas Dry Chemical
C Kelistrikan Carbon Dioxide (CO2)

iii. Area proteksi kebakaran ditentukan oleh kapasitas agent dan jenis
kebakaran.
iv. Klasifikasi Stand Pipe Hydrant: III
v. Tekanan residual minimal
Stand Pipe dia. 65 mm : 6,5 bar
Stand Pipe dia. 40 mm : 4,5 bar
vi. Jumlah Riser : jarak HBI (max = 40 m)
vii. Kapasitas Aliran / Shaft-1 : 500 GPM
viii. Kapasitas Aliran / Shaft 2, dst : 250 GPM
ix. Jarak Hydrant Box Indoor : 40 m (max)
x. Jarak Hydrant Box Outdoor : 60 m ( max)
xi. Klasifikasi Hunian Sprinkler : Light Hazard
xii. Jarak Sprinkler : 4.6 m (max)
xiii. Jenis Barang : Non-Combustable
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
xiv. Area Proteksi Pemadaman : 21 m2
xv. Jarak Sprinkler : 4.6 m (max)
xvi. Kepadatan pancaran sprinkler : 49 lpm/1,29bar
xvii. Temperature Rating : 57C & 79C

5. Kriteria Perancangan Sistem Tata Udara dalam Gedung.


Perancangan sistem Tata Udara dalam Gedung ini didasarkan pada standart yang
terkait dengan sistem plambing, mengacu pada peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia, dan referensi buku. Adapun referensi, standart dan Peraturan
Perundangan yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a. Standard, Peraturan Perundangan dan Referensi.
i. Permen PU No : 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertigkat Tinggi.
ii. SNI 03-6389-2000 Konservasi energi selubung bangunan pada bangunan
gedung.
iii. SNI 03-6390-2000 Konservasi energi sistem tata udara pada bangunan
gedung.
iv. SNI 03-6196-2000 Prosedur audit energi pada bangunan gedung.
v. SNI 03-6572-2001 Tata cara perancangan sistem ventilasi dan
pengkondisian udara pada bangunan gedung, atau edisi terbaru.
vi. SMACMA: Sheet Metal and Air Conditioning Contractors' National
Association
vii. ASHRAE : American Society of Heating, Refrigerating and Air-Conditioned
Engineer

b. Kriteria Perancangan Sistem


i. Catu udara segar (Air Change per Hour) untuk ruang-ruang :
Toilet : 10 ~ 15
Gudang :3~6
Dapur : 15~30
R. Mesin : 20 ~ 30
ii. Kecepatan udara dalam ducting : 2 ~ 3 m/s

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
iii. Suhu dan Kelembaban ruangan dikondisikan untuk kenyamanan pemakai
ruang-ruang :
R. Mesin : 201 oC , 55% RH
Kantor : 201 oC , 55% RH
R. Pertemuan : 201 oC , 55% RH
iv. Suhu dan Kelembaban udara luar (ambient) : 32 oC , 90% RH

6. Kriteria Perancangan Sistem Transportasi dalam Gedung


Perancangan Sistem Elevator didasarkan pada kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Standard, Peraturan Perundangan dan Referensi.
i. Permen PU No : 05/PRT/2007 tentang Pedoman Teknis Pembangunan
Rumah Susun Sederhana Bertigkat Tinggi.
ii. SNI 03-1735-2000 Tata cara perencanaan akses bangunan dan akses
lingkungan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan gedung.
iii. SNI 03-1746-2000 Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan
keluar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan
gedung.
iv. SNI 03-6573-2001 Tata cara perancangan sistem transportasi vertikal
dalam gedung (lif).

b. Kriteria khusus Lift untuk Rusun :


i. Penggunaan Lift direncanakan untuk lantai 6 keatas, bila diperlukan
dapat digunakan sistem pemberhentian Lift di lantai genap/ganjil.
ii. Jumlah, ukuran, dan konstruksi sarana hubungan vertikal harus
berdasarkan fungsi luas bangunan, dan jumlah pengguna ruang, serta
keselamatan penghuni bangunan gedung.
iii. Jumlah, kapasitas, dan spesifikasi Lift sebagai sarana hubungan vertikal
dalam bangunan rusuna bertingkat tinggi harus mampu melakukan
pelayanan yang optimal untuk sirkulasi vertikal pada bangunan, sesuai
jumlah pengguna bangunan gedung.
iv. Salah satu Lift yang tersedia harus memenuhi persyaratan Lift kebakaran.
Lift kebakaran dapat berupa Lift khusus kebakaran atau Lift penumpang

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
biasa atau Lift barang yang dapat diatur pengoperasiannya sehingga
dalam keadaan darurat dapat digunakan secara khusus oleh petugas
kebakaran.

c. Lift Penumpang (Passengger Elevator) dan Lift Service (Service Elevator)


Pemilihan Lift penumpang maupun lift service harus memperhitungkan hal-hal
sebagai berikut :
i. Waktu Tunggu Rata-rata (WTR) Waiting Time
ii. Perbandingan Daya Angkut Grup (DAG) terhadap jumlah penghuni harus
lebih besar dari Tuntutan Arus Sirkulasi (TAS) yang disyaratkan.
iii. Secara khusus dipertimbangkan waktu pemakaian elevator saat beban
puncak, pada saat jam sibuk serta saat terjadi bencana sehingga dapat
diperkirakan Traveling Time Limit.

C. URAIAN SISTEM.
1. Sistem Sanitasi Drainase dan Plambing
a. Sistem Air Bersih.
Sebagaimana yang diuraikan dalam lingkup pekerjaan, Sistem air bersih terdiri
dari sistem penyediaan, penampungan, transfer dan distribusi air bersih. Air
bersih yang berasal dari sumber air bersih ditampung ke Ground Tank. Dari
Ground Tank, air bersih ditransfer ke Roof Tank menggunakan Lifting Pump.
Selanjutnya air didistribusikan secara gravitasi ke Fixture unit : sink, shower,
dalam gedung..

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Schematic Diagram Sistem Air Bersih

Beberapa Peralatan Utama dan peralatan pendukung instalasi air bersih perlu
diperhatikan dalam pengembangan rancangan dan DED

i. Penyediaan air bersih.


Penyediaan air bersih berasal dari air PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum) dan air sumur dangkal (Shallow Well). Air PDAM dipakai sebagai
sumber utama ketersediaan air bersih, sedang air sumur dalam sebagai
cadangan. Jika ada sumber air bersih dari kawasan, lebih baik
dipergunakan air bersih kawasan, untuk efesiensi dan operasional.
Instalasi pipa pada sistem-sistem tersebut diatas, dilengkapi dengan Flow
Meter sebagai parameter ukuran kebutuhan air bersih harian ataupun
bulanan.

ii. Ground Tank dan Ruang Pompa.


Penampung Air Bawah (Ground Tank) mampu menampung air bersih
untuk kebutuhan air bersih gedung minimal dalam satu (1) hari dan harus
memperhitungkan cadangan air yang akan dibutuhkan apabila terjadi
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
kebakaran. Pada saat pengembangan rancangan dan DED perlu dipikirkan
tipe Ground Tank dimaksud berkaitan dengan lanscape
Sebagaimana yang diuraikan dalam lingkup pekerjaan, Sistem air bersih
terdiri dari sistem penyediaan, penampungan, transfer dan distribusi air
bersih. Penyediaan air bersih berasal dari air PDAM (Perusahaan Daerah
Air Minum) dan air sumur dangkal (Shallow Well).

Skematik Diagram Ground Tank & Ruang Pompa

iii. Sistem Zoning


Sistem Zoning instalasi perlu dilakukan untuk mendapatkan kemudahan
saat operasional. Ukuran pipa lebih kecil dibandingkan instalasi 1 pipa
utama, namun jumlah yang banyak.

iv. Sistem Ring/Loop


Sistem ini cocok diperuntukan untuk
instalasi pipa air dalam 1 lantai. Dengan
sistem ini dimungkinkan perbaikan pipa air
di satu sisi tanpa mengganggu operasional
di sisi lain.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
v. Meter Air
Meter Air diperuntukan untuk mengukur
komsumsi air bersih pada setiap unit.
Selain itu juga dipasang valve yang
diperlukan untuk menutup aliran saat
terjadi kebocoran pipa dalam unit rusun
atau perbaikan Meter Air.

b. Sistem Air Bekas, Air Kotor dan Vent.


Sistem Air Bekas merupakan sistem penyaluran air buangan yang berasal dari air
buangan floor drain dan sink di toilet maupun pantry melewati pipa datar dan
pipa tegak menuju ke saluran drainase gedung atau ke Unit Pengolahan Limbah.

Skematik Diagram Sistem Air Bekas, Air Kotor, Vent & Air Hujan

Unit Pengolah Air Limbah dimaksud adalah sistem pengolah air limbah yang
berasal dari gedung kemudian diolah Unit Pengolah Air Limbah sehingga air
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
keluar menuju ke saluran gedung/kawasan/kota memenuhi
persyaratan/ketentuan air limbah. Beberapa pilihan unit pengolah limbah perlu
diipertimbangkan saat pengembangan rancangan dan DED. Hal ini didasarkan
pada kapasitas air buangannya. Jika kapasitas relatif kecil bisa dipergunakan
Sistem Sewage Treatment Plant (STP). Tapi untuk kapasitas besar bisa
dipergunakan Instalasi Pengolah Air Limbah dengan sistem extended aeration.
Skematik Diagram Sewage Treatment Plant

Skematik Diagram Instalasi Pengolahan Air Limbah

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
c. Sistem Air Hujan
Sistem Air Hujan merupakan sistem penyaluran air hujan yang berasal dari atap
gedung, dan atau tempias hujan di balkon melewati pipa datar dan pipa tegak
menuju ke saluran gedung/kawasan/kota. Perencanaan meliputi perhitungan
drainase saluran gedung, namun spesifikasi teknis disyaratkan dalam pekejaan
sipil dan lanscape.

2. Sistem Instalasi Gas


Sistem instalasi gas dibutuhkan pada dapur untuk keperluan memasak dalam Unit
Rusun. maupun kepentingan komersial. Untuk konsumsi gas yang besar setiap
harinya pastilah membutuhkan tabung gas yang besar pula. Oleh karena itu
sebaiknya tabung gas terpisah dari area dapur, selain membuat ruangan menjadi
sempit juga lebih riskan akan bahaya kebakaran apabila tabung gas di letakan dekat
dengan sumber api yaitu kompor. Perancangan mengacu pada instalasi gas beserta
sistem pengamannya. Sebagaimana gambar dibawah ini, diilustrasikan instalasi gas
sentral yang biasanya ditempatkan secara khusus dalam rumah instalasi gas (Gas
Station). Dalam instalasi gas sentral ini, selain tabung gas sebagai penampung LPG,
intalasi pipa, valve beserta accessories lainnya, juga dilengkapi dengan Regulator
Tabung, Pigtail Hose , Pessure Gauge, Regulator High Pressure, Selenoid Valve dan
Alarm Detector.

Skematik Instalasi Gas Sentral


Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Kapasitas tabung, ukuran diameter pipa beserta accesoriesnya harus di sesuaikan
dengan volume gas yang akan di gunakan. Untuk keperluan kompor dalam dapur
rumah susun mempunyai tekanan rendah (Low Pressure), dimana tidak memerlukan
api besar atau panas tinggi.
Selain dari instalasi gas itu sendiri, intalasi dan ruang harus dilengakapi dengan Panel
Kontrol dan Alarm Gas Detector. Panel kontrol dirangkai dengan selenoid yang ada
di sentral gas dan gas alarm detector yang berada di titik-titik keluarnya aliran gas.
Panel ini berfungsi memutuskan aliran listrik ke selenoid apabila terjadi kebocoran.
Penel ini dapat juga di hubungkan dengan panel gas induk alarm dari mal atau panel
alarm kebakaran (MCFA) untuk memberi informasi letak penghuni yang mengalami
kebocoran gas agar segera mematikan aliran gas sentral gedung.
Gambar dibawah ini mengilustrasikan distribusi Gas dalam gedung dialirkan dalam
pipa khusus, mengalirkan gas LPG sampai ke Dapur maupun area komersial dalam
gedung Rusun.

Skematik Instalasi Gas dalam Blok Rumah Susun

Beberapa konsep intalasi yang bisa diterapkan dalam instalasi gas dalam pekerjaan
ini adalah sebagai berikut :
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
a. Sistem Zoning
Sistem Zoning instalasi perlu dilakukan untuk mendapatkan kemudahan saat
operasional. Ukuran pipa lebih kecil dibandingkan instalasi 1 pipa utama, namun
jumlah yang banyak.

b. Sistem Ring/Loop
Sistem ini cocok diperuntukan untuk
instalasi pipa gas dalam 1 lantai.
Dengan sistem ini dimungkinkan
perbaikan pipa gas di satu sisi tanpa
mengganggu operasional di sisi lain.

c. Meter Gas
Meter Gas diperuntukan untuk
mengukur komsumsi gas pada setiap
unit. Selain itu juga dipasang valve,
solenoid valve dan regulator untuk
pengaturan tekanan sistem dan
keamanan terhadap bahaya kebocoran
gas.

3. Sistem Pemadam Kebakaran


a. Sistem Alat Pemadam Api Ringan
Alat Pemadam Api Ringan (APAR) atau Portable Fire Extinguisher berfungsi
sebagai alat pemadam api pada ruang/area/zone terbatas yang memiliki luasan
realtif kecil disesuaikan dengan kapasitas agent alat pemadam. Perancangan
didasarkan pada pengukuran ruang atau area tertentu dengan melihat jenis
kebakaran. Penempatan Alat Pemadam Api Ringan pada lokasi yang mudah
dilihat dan dijangkau pemakai gedung sehingga api dapat segera dipadamkan
pada radius area tersebut. Beberapa hal yang menyangkut penyekatan ruangan
atau kompartemen akan menambah kapasitas atau jumlah alat pemadam.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Dalam hal ini perancangan harus melihat dampak kompartemensi dengan
melihat aspek akses pada area yang terbakar.

b. Sistem Hydrant
Perancangan Sistem Instalasi Pemadam Kebakaran Hydrant diperlukan untuk
keselamatan gedung Bangunan Tinggi. Selain itu Pompa Pemadam Kebakaran
yang terdiri dari Electric Fire Pump (EFP), Diesel Fire Pump (DFP) dan Jockey Fire
Pump (JFP). Pompa Electric Fire Pump (EFP) akan beroperasi saat ada sumber
listrik dari PLN. Namun jika listrik PLN padam, secara otomatis Diesel Fire Pump
(DFP) hidup. Jockey Fire Pump (JFP) berfungsi mempertahankan tekanan dalam
sistem distribusi pipa pemadam sehingga didapatkan tekanan yang
konstan/tetap. Air pemadam didisitribusikan dengan menggunakan sistem
loop/ring ke semua hydrant pillar di area kawasan dalam lingkup pekerjaan ini.
Untuk penyambungan ke Hydrant Box Indoor (HBI) didistribusikan terpisah
dengan sistem sprinkler, melalui pipa datar dan pipa tegak sampai HBI
tertinggi/terjauh. Siamese Connection dirancang untuk menyambung sistem
pemadam kebakaran untuk gedung atau kawasan ini ke Mobil Pemadam
Kebakaran setempat.

Skematik Diagram Pompa Pemadam Kebakaran.

c. Sistem Sprinkler
Sistem Sprinkler berfungsi memadamkan api pada ruang/area/zone tertentu
diseuaikan dengan klasifikasi hunian terhadap bahaya kebakaran. Operasional
sprinkler ditentukan pada glass bulb yang akan pecah pada suhu tertentu,
kemudian air dipancarkan ke area kebakaran. Air pemadam didisitribusikan ke

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
dalam gedung dengan terlebih dahulu diatur (dikurangi) tekanannya oleh
Pressure Reducing Valve (PRV) menyesuaikan kebutuhan tekanan kerja sprinkler
pada titik terjauh. Pada setiap lantai juga dipasang Branch Control Valve (BCV)
yang akan mengatur tekanan dan operasional pada setiap lantai. didengan
menggunakan sistem loop/ring ke semua hydrant pillar di area kawasan dalam
lingkup pekerjaan ini.

Schematic Diagram Sistem Pemadam Kebakaran

4. Sistem Tata Udara dalam Gedung


a. Sistem Ventilasi
Sistem Ventilasi mekanik dipergunakan untuk tangga darurat. Type fan yang
dipakai untuk menghembuskan udara ke dalam tangga darurat ini adalah
Centrifugal Fan. Unit Fan ini mempunyai kapasitas aliran yang besar, dan
tekanan statis yang besar sehingga cocok untuk kebutuhan ventilasi tersebut.
Selain itu fan juga bisa dipergunakan untuk membuang bau yang dalam shaf
sampat. Fan yang cocok untuk kebutuhan ventilasi ini adalah Roof Fan.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Schematic Diagram Sistem Ventilasi Mekanik

b. Sistem Air Conditioning


Unit AC hanya dipergunakan dalam Ruang Mesin Lift. Untuk Air Conditioning
yang dipakai ruang lain perlu dipertimbangkan dalam pengembangan rancangan
atau DED. memudahkan operasional dan perawatan unit secara umum dan
sederhana.

5. Sistem Transportasi dalam Gedung.


Sistem Lift Penumpang (Passengger Elevator)
Sistem Lift Penumpang dalam gedung dimaksudkan untuk memfasilitasi pemakai
gedung dalam mobilasi dari satu lantai ke lantai lainnya. Kapasitas Lift dan Jumlah
Lift menjadi pertimbangan tersendiri saat pemilihan unit. Pertimbangan efesiensi
dan biaya operasional merupakan masalah utama kebutuhan Lift ini.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Schematic Diagram Sistem Transportasi dalam Gedung

II.4 KONSEP DASAR ELEKTRIKAL

A. Lingkup Pekerjaan
Seluruh rancangan Pekerjaan Elektrikal Rumah Susun ini mencakup:
1. Pekerjaan Elektrikal/Listrik Arus Kuat :
- Sistem Catu Daya dan Distribusi Listrik.
- Sistem Pencahayaan.
- SistemKotak Kontak.
- Sistem Proteksi Petir.

2. Pekerjaan Elektronika/Listrik Arus Lemah :


- Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran.
- Sistem CCTV.
- Sistem MATV.
- Sistem Access Control.

B. Standar dan Peraturan


Standar dan Peraturan yang digunakan dalam perancangan Pekerjaan Elektrikal pada
proyek ini adalah sebagai berikut:
- Pertimbangan-pertimbangan Pra Rancangan Teknik Elektrikal.
- Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011), SNI 0225:2011.
- Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan Gedung,

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SNI 03-6197-2000.
- Tatacara Perancangan Pencahayaan Darurat, Tanda Arah dan
Sistem Peringatan Bahaya Pada Bangunan Gedung, SNI 03-6574-2001.
- Sistem Proteksi Petir Pada Bangunan Gedung, SNI 03-7015-2004.
- Tatacara Perancangan Deteksi dan Alarm Kebakaran Untuk Pencegahan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung, SNI 03-3985-2000.
- Standar negara lain yang berlaku di Indonesia seperti : IEC VDE, DIN, NEMA, JIS, NFPA,
dan lain-lainsejauh tidak bertentangan dengan standar dan peraturan-peraturan yang
berlaku di negara Indonesia
- Data teknik dari produk di bidang peralatan sistem yang dibuat oleh pabrik-pabrik dari
berbagai negara dan memiliki ISO-9001.
- Standar dan Peraturan lain yang terkait.

C. Kebijakan Rancangan
Untuk memberikan rancangan yang optimum, kebijakan rancangan yang diterapkan
adalah sebagai berikut :
- Mengikuti Standar dan Peraturan yang berlaku di Indonesia yang dinyatakan pada item
1.3 diatas.
- Mengikuti PerancanganRumah Susun sebelumnya.
- Memperhatikan kondisi eksisting lingkungan Rumah Susun.
- Mengikuti Master Plan Rumah Susun.
- Mengikuti permintaan Dinas Perumahan DKI Jakarta sebanyak mungkin.
- Menseimbangkan antara unjuk kerja, ekonomis, ketahanan operasi dan perawatan
sistem.

1. Pekerjaan Elektrikal/Listrik Arus Kuat

Sistem Catu Daya & Distribusi Listrik

Fungsi Sistem Catu Daya dan Distribusi Listrik dalam bangunan Rumah Susun ini dirancang
sebagai sarana penunjang pendukung aktivitas penghuni/penyewa Rumah Susun,
termasuk didalamnya sebagai penunjang keselamatan bila terjadi keadaan darurat
dengan mengikuti peraturan-peraturan dan standar yang ada.

Sistem Catu Daya dan Distribusi Listrikini dirancang untuk dapat mencapai tujuan sebagai
berikut :
a. Kehandalan dan flesibilitas layanan sistem.
b. Proteksi/pengamanam terhadap penyewa /penghuni.
c. Hemat dalam pemakaiannya daya listrik, dalam hal ini erat hubungannya dengan
pemilihan sistem yang akan digunakan dalan Rumah Susun ini.
d. Mudah dioperasikan, dirawat dan biaya investasinya relatif murah.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Kriteria Perancangan

Catu daya listrik untuk Rumah Susun diambil dari jaringan PLN tegangan rendah 220/380
V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz dicatu kesatu PUTR-FASUM dan Panel Sub Distribusi Hunian
(PSD-HU) ke Rumah Susun.
Sesuai Standar Perusahaan Umum Listrik Negara (SPLN) maka tegangan nominal
maupun variasi tegangan dan pengaturan tegangan seperti yang diuraikan di bawah ini
juga merupakan dasar perancangan selanjutnya.

Sistem Distribusi Tegangan Rendah PLN :


- Tegangan nominal : 220/380 V.
- Variasi tegangan : maksimum +5% diatas nominal.
minimum -5% dibawah nominal.
- Pengaturan tegangan : maksimum 5%.
- Sistem distribusi : tiga fasa dan empat kawat.

Perhitungan Arus Hubung Singkat (short circuit current), Arus Beban, Pemilihan
Kabel, dan Perhitungan Jatuh Tegangan (Drop Voltage).

Perhitungan arus hubung singkat bertujuan untuk menentukan 'initial symetrical


short-circuit current' dan 'peak prospective short-circuit current' yang akan
diperlukan dalam pemilihan peralatan switching untuk panel hubung bagi utama dan
panel-panel distribusi sesuai dengan sistem jaringan yang akan diamankan.

Arus beban dihitung untuk mengetahui besaran arus yang ada pada beban-beban
listrik yang terpasang sebanding dengan besar daya dari beban tersebut.

Pemilihan jenis kabel disesuaikan dengan tujuan penggunaannya, antara satu panel
dengan panel yang lainnya dan antara panel dengan beban-beban daya listrik yang
terpasang.

Susut tegangan dihitung untuk memeriksa dan menjamin tegangan di tiap-tiap beban
berada pada batas-batas nilai yang diijinkan.

Perhitungan parameter-parameter di atas menggunakan program Ecodial L3.4. :

Catu daya listrik dicatu dari Gardu PLN 220/380 V, 3 fasa, 4 kawat, 50 Hz.
Catu daya dari Gardu PLN menuju Panel Sub Distribusi Hunian (PSD-H).
Catu daya dari PSD-H menuju kWh meter setiap hunian Rumah Susun.
Catu daya dari Gardu PLN juga menuju ke PUTR-KONSUMEN dan panel daya
Rumah Susun.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Daya listrik tegangan menegah dari gardu PLN untuk melayani beban normal dan
emergency panel-panel Fasum dan Fasum untuk memenuhi kebutuhan beban-
beban :
a. Pencahayaan ruang Fasum dan Fasos.
b. Kontak kontak untuk peralatan ruang Fasos/Fasum.
c. Lift.
d. Pompa-pompa.

Dalam setiap kWh-meter hunian disetiap lantai feeder distribusi akan menuju
breaker masing-masing hunian.
Kabel menghubungkan panel ruang hunian dengan masing-masing breaker
pencahayaan/daya kamar hunian yang akan dilewatkan melalui riser shaft elektrikal
dari lantai yang bersangkutan.
Kabel-kabel yang melalui riser shaft akan diletakkan pada tangga/rak kabel yang
bersangkutan.

Catu Daya Cadangan

Catu daya cadangan untuk Rumah Susun dirancang untuk back up pencahayaan dankotak
kontak ruang Fasilitas Umum (Fasum) dan Fasilitas Sosial (Fasos),serta untuk back up
pompa-pompa.

Kriteria Perancangan

Pada kejadian catu daya PLN terganggu/padam, seluruh beban pencahayaan dan kotak
kontak ruangan Fasum dan Fasos yang ada harus tetap nyala/beroperasi.
Catu daya cadangan tersebut dipasok dari diesel generator set yang diletakkan di Rumah
Genset.
Diesel Genset hanya melayani beban-beban Fasum dan Fasos sebagai berikut :
* Pencahayaan dalam danluar 100 %.
* Kotak kontak 100 %.
* Pompa-pompa 100 %.
* Lift 100 %.
* Peralatan CCTV dan Access Control 100 %.

Sistem Pencahayaan

Sistem pencahayaandisediakan berdasarkan kewajaran pemilihan material dan komponen


serta mempertimbangkan berbagai elemen seperti kontrol brightness, refleksi specular
sesuai aturan berlaku, biaya operasi dan perawatan.
Dari titik pandang ini, berikut lampu yang diusulkan untuk Rumah Susun ini adalah tipe
pasangan surface tanpa reflector untuk seluruh ruangan hunian Rumah Susun.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Kriteria Perancangan
Iluminasi yang diusulkan harus memenuhi standar iluminasi yang berlaku di Indonesia
yaitu sesuai dengan standar Konservasi Energi Sistem Pencahayaan Pada Bangunan
Gedung, SNI 03-6197-2000.

i. Tingkat iluminasi Ruang-ruang dibutuhkan


50 100 lux Seluruh ruangan
ii. Rating tegangan catu 1fasa, 220 V, 50 Hz, 3fasa, 220/380
V, 50 Hz
iii. Klasifikasi sirkit cabang Sirkit catu daya normal dan back up
iv. Jumlah pencahayaan back-up Ruang yang dibutuhkan
100 % pencahayaan pada normal Semua ruang fasilitas umum dan
fasilitas sosial
v. Tipe fixture pencahayaan Ruang yang dibutuhkan
PL-C 14 W x1 (surface) Seluruh ruang
TK TL 36 W (surface) Ruang ME
vi. Pipa conduit untuk pengkabelan Pipa konduit tertanam dalam
beton atau dinding

Semua lampu yang digunakan pada proyek ini adalah tipe LED.

Sistem Kotak Kontak


Kotak kontak diperlukan untuk melayani kebutuhan daya yang relatif kecil:
- Keperluanruang hunian,ruang fasilitas umum, fasilitas sosial,ruang peralatan dan lain-
lain.
- Keperluan utilitas.
- Keperluan lainnya.
Kotak kontak yang dipasang pada umumnya adalah tipe satu fasa dan dipasang di dinding
dengan ketinggian 1.500 mm dari muka lantai finish.

Kriteria Perancangan
Kotak kontak dihitung berdasarkan atas :
i. Daya Listrik Unit Hunian 1300 VA
ii. Daya Listrik Fasos Fasum Sesuai kebutuhan
iii. Standar jumlah dari kotak kontak per Ruang yang dibutuhkan
m2 (1 sirkit 6 titik)
15 30 m2 Ruang-ruang fasilitas umum, fasilitas sosial,
ruang hunian, dll
iv. Rating Catu Daya 1fasa, 220 V, 50 Hz
v. Klasifikasi sirkit cabang Sirkit catu daya normal & back-up
vi. Pipa conduit pengkabelan Ditanam dalam beton atau dinding
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
vii. Tipe kotak kontak 1 fasa, 10A dan 1 fasa, 16 A dengan
pembumian pasangan dinding

Sistem Proteksi Petir


Berdasarkan data klimatologi, bahwa disekitar Rumah Susun Jakarta ini, memiliki tingkat
petir sedang.

Untuk melindungi penyewa/penghuni dan Rumah Susun ini dari bahaya sambaran petir,
maka perlu dipasang Sistem Proteksi Petir.

Kriteria Perancangan

Sistem Proteksi Petiryang diusulkanuntuk Rumah Susun ini adalah Sistem Proteksi Petir
Franklin-Faraday yang sesuai dengan SNI 03-7015-2004.

Terminal udara dipasang di atap bangunan Rumah Susun dengan tinggi tertentu
kemudian dihubungkan satu dengan yang lain lalu disambung ke elektroda
pembumian melalui kabel penghantar pembumian.

Kabel penghantar pembumian dihubungkan ke kotak pembumian lalu dibumikan ke


elektroda pembumian.

Elektroda pembumian dihubungkan ke tanah dalam bak kontrol, dengan tahanan


pembumian yang tidak lebih dari 5 ohm.

Kabel penghantar pembumian diharuskan tidak ada kontak langsung dengan manusia
yang ada disekitarnya bila terjadi sambaran.

2. Pekerjaan Elektronika/Listrik Arus Lemah

2.1 Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran


Rumah Susun ini terdiri dari 16 lantai (lebih dari 3 lantai) dan menurut SNI 03-3985-2000,
harus dilengkapi dengan SistemDeteksi dan Alarm Kebakaran.

Tujuan dari Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran ini adalah untuk memberikan peringatan
dinikepada penyewa/penghuni Rumah Susun agar dapat mengetahui secara cepat bila
terjadi kebakaran,sehingga bahaya kebakaran dapat dengan segera dikendalikan.

Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran yang diusulkan adalah Sistem Semi Addressable,
karena untuk sistem analog/konvensional setinggi-tingginya hanya 10 zona sedang untuk
bangunan Rumah Susun ini adalah terdiri dari 16 lantai sehingga tidak mungkin
menggunakan sistem yang analog/konvensional.
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
Kriteria Perancangan

a. Dalam merancang sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran ini perlu diperhatikan hal hal
sebagai berikut :
- Fungsi ruang.
- Luas lantai dan jumlah lantai.
- Fungsi kontrol.

b. Perhitungan detektor

Pemasangan detektor panas


Pemasangan detektor panas untuk setiap ruangan dengan luas 46 m 2 dan tinggi
langit-langit 3 m harus dipasang satu alat detektor panas.

Pemasangan detektor asap


Pemasangan detektor asap untuk setiap ruangan dengan luas 92 m 2 dan tinggi
langit-langit 3 m harus dipasang satu alat detektor asap.

Untuk ketinggian langit-langit antara 3 9 m, jarak antara detektor harus dikalikan


sesuai table dibawah :

FAKTOR PENGALI

Ketinggian Langit-Langit (m) Faktor Pengali (%)


0,0 - 3,0 100
3,0 - 3,6 91
3,6 - 4,2 84
4,2 - 4,8 77
4,8 - 5,4 71
5,4 - 6,0 64
6,0 - 6,6 58
6,6 - 7,2 52
7,2 - 7,8 46
7,8 - 8,4 40
8,4 - 9,0 34

Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran yang terpasang pada Rumah Susun ini adalah
tipe semi addressable.

Peralatan utama Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran terdiri dari Master Control
Fire Alarm (MCFA) yang terintegrasi dengan Sistem Lift.
SistemDeteksi dan Alarm Kebakaran tersebut adalah untukmendeteksi seluruh
lantai hunian yangdipasang detektor panas tetap dan detektor kombinasi
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
panas&ROR konvensional yang akan berkomunikasi dengan panel kontrol MCFA
melalui kotak terminasi(TB-FA) apabila terjadi kebakaran.

Peralatan utama MCFA Sistem Deteksi dan Alarm Kebakaran ini diletakkan di Ruang
Kontrol di lantai satu (Fasum).

2.2 Sistem CCTV

Sistem CCTV disediakan untuk memantau lokasi area yang dianggap rawan yaitu pintu
masuk utama, hall tangga, hall lift , koridor dan tempat-tempat lain yang dianggap rawan.

Kriteria Perancangan
a. Memberikan rasa aman pada penyewa/penghuni dengan adanya Sistem CCTV ini.
b. Peralatan deteksi berupa camera ditempatkan disetiap lantai tanpa mengganggu
aktivitas penyewa/penghuni.
c. Pusat kontrol CCTV ditempatkan di ruang kontrol di lantai 1.
d. Semua data rekam CCTV ditempatkan pada DVR Sistem CCTV tersebut.

2.3 Sistem MATV

Sistem MATV disediakan untuk memberikan sarana informasi dan hiburan pada
penyewa/penghuni Rumah Susun.

Kriteria Perancangan
a. Memberikan informasi dan hiburan pada penyewa/penghuni dengan adanya Sistem
MATV ini.
b. Outlet MATV ditempatakan disetiap hunian disetiap lantai.
c. Pusat kontrol MATV ditempatkan di ruang kontrol di lantai 1.

2.4 Sistem Access Control

Sistem Access Control disediakan untuk memberikan keamanan pada penyewa/penghuni


Rumah Susun dari gangguan pihak-pihak yang tidak berkepentingan yang akan masuk ke
Rumah Susun.

Kriteria Perancangan
a. Memberikan rasa aman pada penyewa/penghuni dari gangguan pihak-pihak yang
tidak berkepentingan.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
3. Konservasi Energi Dalam Perancangan Pekerjaan Elektrikal

Konservasi energi sekarang telah banyak diterapkan di dunia termasuk di Indonesia,


begitu pula akan diterapkan pada perancanganRumah Susun ini.

Untuk mencapai apa yang telah disebutkan diatas, maka akan dilakukan berbagai upaya
sebagai berikut :

- Dalam perancangan Rumah Susun Bebek yang baru ini,teknologi penghematan energy
akan diterapkan.
- Pemilihan fasilitas, peralatan, bahan/material, dll. akan diarahkan pada yang
berkonsumsi energiyang secara langsung maupun tak langsung yang hemat.
- Dalam operasi bangunan Rumah Susun ini sistem optimum penghematan
energisedapat mungkin akan diterapkan.

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN ARSITEKTUR

ITEM
URAIAN MEREK
NO PEKERJAAN
I. PEK. PASANGAN
DAN PLESTERAN
A PASANGAN Bahan : Pasangan Bata Ringan
Interior : - Celcon
Autoclave Aerated Concrete Block (Light Concrete Block) dengan Indonesia
ukuran standard yang terdapat di pasaran - Hebel
- Power Block

Tangga Kebakaran : Pasangan Bata Merah 200x100x50 mm - ex.Kaoshin


seluruh sisi dindingnya menggunakan dinding bata merah

Adukan : Untuk pasangan bata, bata merah dan bata - Mortar Utama
ringan, menggunakan semen instant - AM
jenis MU-380, dengan ketebalan spesi - Prime Mortar
= 10 mm (system thick bed)

B PLESTERAN Tipe Plesteran :


- Plester premium menggunakan jenis ex.MU-100, dengan tebal - Mortar Utama
aplikasi 10 mm, daya sebar 2.4 m2/ sak 40kg/ 10mm - AM
- Prime Mortar
- Perekat dinding keramik menggunakan jenis ex.MU-400,
dengan tebal aplikasi 3 mm, daya sebar 5 m/25 kg dan
Grouting menggunakan MU-408.

- Perekat dinding keramik khusus daerah basah (toilet, dll)


menggunakan jenis MU-460, dengan daya sebar 5 m2 /
sak 25 kg.

C ACIAN Acian diatas plester dan beton menggunakan jenis MU-200 - Mortar Utama
dengan tebal aplikasi 1,5 mm dan daya sebar 20 m/40 kg - AM
- Prime Mortar

D ANTI RAYAP Dipilih yang tidak membahayakan manusia dan sudah disetujui - Bayer Basileum 505
oleh Ditjen POM Depkes RI, digunakan pada seluruh lantai bangunan setara
termasuk area landscape - CV Duta Chemical

II. PEKERJAAN FINISHING

A. LANTAI
ex.:
1 Keramik - Keramik 200/200, 300/300, 400/400 atau sesuai gambar - KW1 - Roman

- Step Nosing sesuai standar keramik yang dipakai. - Roman

Perekat Keramik - MU-450, MU-460 untuk daerah basah - Mortar Utama


- AM
- Prime Mortar

Grouting - MU 408 - Mortar Utama


- AM Grout
- ASA Grout

2 Waterproofing - Tipe Pre Applied / Integral System untuk Clear Water Tank - Hitchins
- Tipe coating untuk toilet - Penetron
- Tipe kristalin untuk GWT, coating non toxic - Casali
- Untuk R. ME, roof (atap)
memakai tipe Liquid membrane + screed +
kawat ayam
- Tipe Membrane untuk Dak Atap Beton

3 Floor Hardener - Warna : standard sesuai adukan/ natural - Fosroc


- Finishing : Non metalic - SIKA
- Density : R.MEP & Tangga kebakaran : 3 kg/m - Flowcrete

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
B. DINDING

1 Cat dinding - Jenis : Acrylic emulsion fungus resistant ex.:


untuk interior. - ICI / Dulux
: Waterbase paint untuk interior - Jotun
: Weathershield untuk exterior - Mowilex
Epoxy untuk ruang ME
- Lapisan : satu kali primer, 2 kali finishing minimal
sampai kondisi warna diterima oleh perencana.

2 Keramik - Ukuran : Keramik 200/200 atau sesuai gambar - KW1 - Roman

3 Plint - Plint Keramik sesuai dengan


finishing lantai dengan ukuran 50 /400 mm atau
sesuai module Keramikyang digunakan
- Plint coak/recess-wall finish cat untuk ruang M/E tinggi 50 mm

4 Grouting - Grouting keramik/homogenous tile - MU


- AM Grout
- ASA Grout

Perekat - Perekat keramik / homogenous tile (untuk daerah basah) - MU


- AM Grout
- ASA Grout

C. FAADE

1 Precast Beton by precast specialist WIKA


PPI
Adhi Precast

D. WINDOW WALL

1 Kosen Aluminium Material : Aluminium extrusion - Alkasa


Extrusion : sesuai dengan shopdrawing yang - Alexindo
disetujui oleh MK.
Finishing : Anodize .......
Ukuran profil luar : 4" x 1 3/4" tebal minimal 2 mm untuk
bentang > 3 m, minimal 1,2 mm untuk
bentang < 3 m.
Ukuran profil dalam : 3" x 1 3/4" tebal minimal 2 mm untuk
bentang > 3 m, minimal 1,2 mm untuk
bentang < 3 m.
Defleksi yang diijinkan : 1 / 175
Garansi : 20 tahun

3 Kaca - Ukuran : sesuai gambar - Asahimas


- Tebal : 6 mm
- Tipe : Panasap 6 mm

E. PLAFOND

1 Gypsum Board Finish : cat - Knauff


Ukuran : sesuai gambar - Elephant
Tebal : 9 mm
Fire Rating : 30 menit
Rangka : System Metal Furring Standard Manufactured
Sistem Pemasangan : Concealed
List W Angle : 2 x 2 ; shadow gap

2 Calcium Silicate Board Finish : cat roll - Kalsiboard


Ukuran : sesuai gambar - Eternit Gresik
Tebal : 6 mm ( atau sesuai gambar )
Rangka : System metal furring standard manufactured

3 List Plafond Bahan : Aluminium Anodized W chanel (shadow line)


Ukuran : 2 x 2 cm

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
F. KUSEN ALUMINIUM

Material : Aluminium extrusion - Alkasa


Extrusion : sesuai dengan shopdrawing yang - Alexindo
: disetujui oleh MK.
Finishing : Anodize......
Ukuran profil : 40 x 150 cm tebal minimal 2 mm untuk
bentang > 3 m, minimal 1,2 mm untuk
bentang < 3 m.
Defleksi yang diijinkan : 1 / 175
Garansi : 20 tahun

G. IRON MONGERIES

Finish : Satin Finish - Fino


Material : Stainless steel - Griff
Spesifikasi : lihat door schedule
Garansi : minimal 5 tahun

H. PEKERJAAN
KACA & CERMIN

sesuai gambar( dengan support plywood dan bevel pada ujung kaca) - Asahimas
- Himalaya Abadi

I. ATAP

1 Insolasi Kondensasi - Thermal insulation - MDU shield


untuk atap dak beton - Fiber Cellulose Cool &
Cossy

2 Waterproofing dak Tipe : Liquid Membrane/ Flintkote - Fosroc


Atap Tebal : : 3 mm Fosroc, 1,5 mm - Bitutene
- Axter
(PT.Tirta Citra
BaraPersada)

J. LAIN-LAIN

1 Sanitair Type : "green" concept. - TOTO atau setara


cat : Khusus untuk kloset unit hunian memakai closet duduk siram Ex Lokal

2 Cat Metal Type : Cat Duco Oil Base - ICI / Dulux


Aplikasi : satu primer, dua kali finish minimal semi - Jotun Paint
gloss, sesuai yang diterima oleh Perencana - Kansai Paint
(harus buat sample). - Nippon Paint

3 Pintu Besi
a. untuk Fire Door Type : Normal (tanpa jendela pengintai) - Bostinco
Bentuk : lihat skema kusen pintu & jendela - Lion
Finishing : cat Duco
Fire rating : 2 jam (DKI)

b. untuk Shaft Type : Normal (tanpa jendela pengintai)


Bentuk : lihat skema kusen pintu & jendela
Finishing : cat Duco
Fire rating : 2 jam (DKI)

c. untuk Ruang M/E Type : Normal


Bentuk : lihat skema kusen pintu & jendela
Finishing : cat Duco
Fire rating : 2 jam (DKI)

4 Kosen & Pintu Kayu Material : Double


Kayu taekwood
Kamper Oven - ex Lokal
Bentuk : Lihat skema kusen pintu dan jendela
Finishing : Melamic - Propan
Iron Mongery : Lihat tabel spesifikasi

5 Paving Block & Ukuran : 20 x 20 cm, 30 x 30 cm atau sesuai gambar - Dusaspun


Kansteen Ketebalan : 6 cm utk pedestrian, 8 cm untuk jalan - Conbloc Indonesia
Warna : ditentukan kemudian - Cisangkan

6 Grass Block Ukuran : equivalent with Paving block - Dusaspun


- Conbloc Indonesia
- Cisangkan

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN STRUKTUR

ITEM
NO URAIAN MEREK
MATERIAL
I Beton Minimal fc' 35fc
Minimal Mpa30 Mpa - Jaya Mix
- Holcim Mix
- Pioneer
dan yang setara
II Baja Tulangan - Krakatau Steel
- Tulangan Utama Lentur 13<D<32 (BJTD 40) - Cakra Steel
- Tulangan Sengkang D10 ATAU D13 (BJTD 40) - Master Steel
dan yang setara
III Baja Profil ST 37 Mild Steel - Cigading
- Krakatau Steel
- Gunung Garuda
dan yang setara
IV Water Proofing Membran coating WP - Tam
& Floor hardener Concrete Integral Water proofing - Sika
& Water stop PVC Membran WP - Fosroc
dan yang setara

V Anti Rayap Dipilih yang tidak membahayakan manusia dan sudah - Bayer Basileum 505
disetujui oleh Ditjen POM Depkes RI - Lemkra
dan yang setara

VI Bonding agent SIKA


FEB
Cormix

VII Additive Beton + SIKA


Plasticizer FEB
Cormix

VIII Minyak Bekisting Beton SIKA


FEB
Cormix

IX Fire Proofing Spray system - Cafco


Coating system - Sika
- Ebara
dan yang setara

X Tiang Pancang Minimal Mutu K-400


Tiang
- Tiang Pancang
Pancang Jacking
Diesel Hammer 45X45 (AREA TERBUKA)
Pile
- Tiang Pancang Pressed pile 45X45 (AREA PADAT)
Dipancang sampai Final Set
PERATURAN :
SNI GEMPA - 2012
SNI BETON - 2013
SNI BEBAN - 2013
SNI BAJA - 2015

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
OUTLINE INFRASTRUKTUR

NO ITEM SPESIFIKASI MERK

1 JALAN DAN PARKIR SUBGRADE CBR >=6%

BASECOURSE DAN SUBBASE

FINSIH ASPHAL T= 7 CM

2 TROTOAR PAVING BLOCK T= 6 CM CISANGKAN ATAU SETARA

3 KANSTIN T = 250 CISANGKAN ATAU SETARA

4 DRAINASE BETON CAST IN SITU ATAU PRECAST DUSASPUN, BETON ELEMINDO, PRECON

SALURAN TERTUTUP

MAMPU MENGALIRKAN AIR HUJAN 300 MM/JAM

SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN ELEKTRIKAL & ELEKTRONIK

NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

I. TENAGA LISTRIK

Generator set
1. Kapasitas : Sesuai gambar Perencana.
Engine
Diesel 4 Cycle, Electronic, Governor, Water Cooling MTU-Kohler
Radiator (Engine Mounted Radiator Type)
1500 RPM Mitsubishi-Kohler
4 Pole wye (Y) connection
Alternator Self Exciting (PMG) Brushless Type 125 C Cummins (ONAN)
(class H) insulation.

Marathon

Stanford

Leroy somer

2. Panel LVMDP 400 Jenis / Type : Sesuai Spesifikasi dan Industira Putra
Volt : Gambar.
HasnaPrima

Circuit Breaker : EGA, TP Panel

Schneider

Contactor / relay : LS

Siemens

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

Time Delay : ABB

Transformator : Telemecanique
pengukuran
- CT, PT Omron

Metering : ABB
- Analog
AEG / GAE

- Elektronik : Matsushita

Omron

Selector Switch :
- Ampermeter AGS

- Voltmeter SEG
:
UNINDO
Terminal Block
:
Siemens
Busbar Support GAE
Crompton
Heles

Schneider
Fuji
ABB
Socomec

Schneider
GAE

Kasuga
Hager

Socomec

3. Panel Kontrol Jenis / Type : Sesuai Spesifikasi dan Industira Putra


Genset 400 Volt : Gambar. HasnaPrima
EGA, TP Panel
Komponen LV
Schneider
(Circuit Breaker) :
General Electric
Siemens
ABB
Komponen LV
(Contactor / relay) : Telemecanique
Omron
ABB
AEG / GAE
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

4. Panel Distribusi tiap Jenis / Type : Sesuai Spesifikasi dan Industira Putra
lantai : Gambar HasnaPrima
EGA, TP Panel
Circuit Breaker :
Schneider
General Electric
Siemens
Contactor / relay : ABB

Telemecanique
Omron
ABB
Tansformator :
AEG / GAE
pengukuran
- CT
- PT AGS
SEG
Metering : UNINDO
- Analog
Siemens
GAE
Crompton
- Elektronik :
Heles

Schneider
Fuji
: ABB
KWH Meter Socomec

Actaris
Fuji
Selector Switch
- Ampermeter Socomec

- Voltmeter Schneider

GAE

5. Kabel LV Jenis/kapasitas : Sesuai gambar (NYY, Kabelindo


NYA, NYFGbY)
Kabelmetal

Supreme

Fire Resistance : Fire Resistance Cable Voksel


Cable (not Fire Retardant
Cable)) Jembo

Insulation : XLPE or mineral (Low


smoke, Free Halogen), Betaflame
double layer
Draka
Standard : BS 6387 (C,W,Z)
9500 C or 6500 C c/w Nexan
Shower
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

Swan Cable

6. Lampu Jenis/Type : sesuai Spesifikasi dan


Pencahayaan Gambar.

a. Armature : Cat Powder Coating Phillips

Interlite

CEN
: LED
b. Tube TCM

: Electronic
Phillips
c. Ballast
: IP 34 Osram, Panasonic

d. Transformator : Philips
dan Ignitor
: Atco

e. Capasitor :
Atco

f. Lamp Holder : C/w Battery 4 Hours Philips


duration

g. Starter Philips

Vosloh
h. Power Pack

Philips

Atco

Westaust/WA

Menvier

7. Kotak-kontak dan Jenis : Sesuai gambar Schneider


Saklar
(Ex.Clipsal)
BOSS

MK

Berker

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

ABB

Hager

8. MCB Box Clipsal, BOSS

Hager, MK

ABB

9. Pipa & Fitting - UPVC Clipsal, BOSS

Ega

MK
- Galvanized

Bakrie

PPI

Matsushita

10. Cable Tray/Cable BjLS Tri Abadi


Ladder
Interack

Three Star

11. Multi Transit Cable Fire Rating 2 hours. Lycab


Chrystalized in high temperature at 800 C
Volume expansion > 4 times Wilson
Standard : JIS, BS, NFPA
BST

Inaba

II. SISTEM
PERLINDUNGAN

1. Penangkal Petir Sistem Konvensional

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

2. Arrester Spesifikasi & jumlah : sesuai gambar OBO

Critect

Furse

3. Pentanahan Cu Rod masip 25 mm2 Lokal

BC conductor 70 mm2 (Gambar Perencanaan)

III. FIRE ALARM

1. Peralatan Utama Nohmi

Notifier

Siemens

ESSER

2. Kabel - NYA, AWG-18 Kabelindo

Kabelmetal

Supreme

Voksel

Fire Resistance Cable (not Fire Retardant Cable). Jembo


Insulation :XLPE or mineral (Low smoke, Free Tranka
Halogen, double layer).
Standard : BS 6387 (C,W,Z)
9500 C or 6500 C c/w Shower Betaflame

Draka

Nexan

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

3. Conduit/Fitting - UPVC Clipsal

Ega

MK

- Galvanized BOSS

Bakrie

PPI

Matsushita

4. Multi Transit Cable Fire Rating 2 hours. Lycab


Chrystalized in high temperature at 800 C
Volume expansion > 4 times Wilson
Standard : JIS, BS, NFPA
BST

Inaba

IV. TATA SUARA

1. Peralatan Utama Bosch

TOA

Panasonic

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

2. Kabel - NYMHY Kabelindo

Kabelmetal

Supreme

Voksel

Fire Resistance Cable (not Fire Retardant Cable). Jembo


Insulation :XLPE or mineral (Low smoke, Free
Halogen, double layer). Tranka
Standard : BS 6387 (C,W,Z)
9500 C or 6500 C c/w Shower
Betaflame

Draka

Nexan

3. Pipa & Fitting - UPVC Clipsal

Ega

MK

- Galvanized BOSS

Bakrie

PPI

Matsushita

4. Multi Transit Cable Fire Rating 2 hours. Lycab


Chrystalized in high temperature at 800 C
Volume expansion > 4 times Wilson
Standard : JIS, BS, NFPA
BST

Inaba

V. MATV
Antena IRCO
1. Peralatan Utama
Splitter, Copler & Penguat Sinyal (Booster)
Televes

IKUSI

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

Belden
2. Kabel Coaxial Cable, RG-57
Sinar

Jembo

Supreme

3. Pipa & Fitting - UPVC Clipsal

Ega

MK

- Galvanized BOSS

Bakrie

PPI

Matsushita

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

VI. SISTEM CCTV


ACCES CONTROL
DAN GATE
PARKING
- UCS C200 M2 Rack Svr, 1x E5620, 1x4GB,
1. SQL SERVER 1PS
- 2.40GHz Xeon E5620 80W CPU/12MB
cache/DDR3 1066MHz
- 4GB DDR3-1333MHz RDIMM/PC3-
10600/dual rank 1Gb DRAMs
- LSI 1064E (4-port SAS 3.0G RAID 0, 1, 1E )
Mezz Card
- Gen 2 300GB SAS 15K RPM 3.5in HDD/hot
plug/C200 drive sled
- Power Cord, 250VAC 10A CEE 7/7 Plug, EU
- 2.40GHz Xeon E5620 80W CPU/12MB
cache/DDR3 1066MHz
- 4GB DDR3-1333MHz RDIMM/PC3-
10600/dual rank 1Gb DRAMs
- 650W power supply, w/added 5A Standby for
UCS C200 or C210
- G3 shorter stronger Rail Kit for UCS 200, 210
Rack Servers
- HDD slot blanking panel for UCS C200 M1
Rack Servers
- CPU heat sink for UCS C200 M1 Rack Server
- PCIe Full Height blanking panel for UCS C-
Series Rack Server
- PCIe Low Profile blanking panel for UCS 200
M1 Rack Server
- Internal SAS Cable for a base UCS C200
Server
- Power supply unit blnking pnl for UCS 200 M1
or 210 M1
- UC PLUS 8X5XNBDOS UCS C200 M2 Rack
Svr, 1x E5620, 1x4GB
lengkap dengan software

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

2. SOFTWARE Merupakan software keseluruhan dari system


CCTV dan Akses kontrol dan
- Video Management Server, minimal serie 6
- Virtual matrik
- Windows Server Standard Edition
- Database Software SQL Server
- Software aplication
- Software License & Support
- Software Sistem Integrasi
-. License untuk 10 user operator
-. Module interface untuk Fire Alarm Panel
-. Module interface untuk Sistem Sekuriti
Alarm
-. Module interface untuk Sistem Access
Control & Guard Tour
-. Module interface untuk Sistem CCTV
-. Implementasi untuk programming Software
Sistem Operating Procedure (SOP) dan
pembuatan Graphic Map

3. WORKSTATION Platform : Workstation Profesional Fujitsu


UNTUK OPERATOR Processor HP
DAN APLIKASI Type : Intel Xeon E3-1245v DEL
SOFTWARE Memory : 8GB (1x 8GB) DDR3 IBM
ATI Radeon / nVidia Geforce 4
Video Type : Gb, DDR 3
Harddisk : 1 TB Serial ATA 7200 rpm
Optical Drive : DVD RW
Networking : 10 / 100 / 1000 Mbps LAN
Keyboard : Wireless Keyboard
Mouse : Wireless Mouse
O/S : Windows 8.1 Profesional 64 Bit
Monitor : 23 LED
4. ACCES SWITCH Catalyst 3750X 24 Port PoE IP Base Tipe Cisco 3750-
CAT 3750X IOS UNIVERSAL WITH WEB POE 24 Port
BASE DEV MGR 10/100/1000 Mbps
Catalyst 3K-X 715W AC Secondary Power
Supply Setara
Catalyst 3K-X 10G Network Module option
PID
AC Power Cord for Catalyst 3K-X (Europe)
Catalyst 3K-X 715W AC Power Supply
Catalyst 3750X Stack Power Cable 30 CM
Cisco StackWise 50CM Stacking Cable
SMARTNET 8X5XNBD Catalyst 3750X 24
PoE IP Base
5. VIDEO RECORDER Digital Multiplexer Network Video Recorder 64
Channel Digital, IP BASE 10/100TX, 1960 fps
1080 Pi dengan Harddisk Khusus untuk cctv
(Surveillance HDD) Kapasitas 24TB termasuk
Licence 64 Kamera - SATA 6 Gb/s - Cache 128
Mb lengkap dengan joytick & keyboard dan LED
Monitor 32 Inch support HDMI dan 1080p
TV LED 60" Full Screen 1080 Pi
Rak kabinet beserta aksesoris 42U 19 Inch Ex.
DTC, ABBA, HP
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

6. Network Attached Tipe : Intel Xeon Processor E5-


Storage (NAS) - Untuk Prosesor 2407 (10M Cache, 2.20 GHz)
Akses Kontrol dan Processor : 10M Cache
Parkir Cache
Memori : 24GB (3 x 8GB) DDR3
Standar RDIMM
Maks. : 2TB RDIMM
Memori
Storage #1 : 84TB (14 x 6TB) SATA
Slot : 4 x PCIe (one slot occupied
by Smart Array P822)
Bays : (12) Twelve 3.5" Large Form
Provided Factor (LFF) hot-plug drive
bays in front
and (2) two LFF hot-plugs
drive bays in rear
Pendinginan : 6 Hot-plug Redundant Fans
ship standard
Jaringan : 4x Gigabit Ethernet
Chasis : 2U Rackmount Chassis
Power : 750 Watts, Hot Plug
Supply Redundant
Softwares : Windows Storage Server
2012
7 ALAT PENDUKUNG Printer dot matrix Ex. Epson LX 300
Proximity Reader
Communication RS323, power supply DC 5 V,
read distance 7-10 cm
work frequency 125 khz
Magnetic Card Reader termasuk printing
Panel Access Kontrol kapasitas 16 reader,
lengkap dengan PSU, Battery & Charger
termasuk
Kabel LAN
Box Untuk pelindung peralatan Utama Access di
Lantai 6 dan 12

Line-Interactive, UPS 2200VA / 1980W, 230V,


Single-Phase, 2U Rack, RS-232 Serial Port,
USB, Power Management Software Ex. APC,
Liebert Emerson, Eaton

Kabel Distribusi dari Access Switch di Peralatan


Utama ke masing masing Access
Switch di tiap Lantai menggunakan Kabel UTP
RJ 45 Cat 6 Ex. Systemax, Panduit, DTC
lengkap dengan kaonduit High Impact, Clamp,
Pitser, stapping dan peralatan bantu lainnya
8 KABEL DISTRIBUSI & Kabel NYA 25 mm
PENTANAHAN Cadweild or Crimped Connection

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

9 GATE PARKING Dispencer Ticket Manless w/Proximity Reader


Printer Thermal : EPSON TM-T81 Serial - Black
atau setara
Dispencer Camera for Plat Number
Barrier Gate Access Pro
Line-Interactive, UPS 1100VA / 550W, 230V, PF
0.5, Single-Phase, Tower Ex. APC
Pos Galvanis
PC Workstation : Intel Core i3-4160, 2GB
(1x2GB) DDR3, 500GB HDD SATA, DVDRW,
VGA
Intel HD Graphics, NIC, Audio, Win8.1 64bit.
LED 18 Inch
Controller Board w/serial port
Printer dot matrix with Auto Cutter Ex. EPSON
TM-U220B Serial - White
Barcode Reader CS-300
Proximity Reader
DBR Mini
Dispencer Camera for Plat Number
Barrier Gate Access Pro
Line-Interactive, UPS 1100VA / 550W, 230V,
PF 0.5, Single-Phase, Tower Ex. APC
Stabilizer Ex. Matsuyama atau setara
10 KAMERA Instalasi Kamera
Outdoor Speed Dome Camera 36 Ex. Siemens, Johnson
x Zoom, IP Base 10/100/1000 IP Control, Schneider Pelco,
66 Vandal Proof, 30 fps High Res Bosch, Honeywell, Vicon
D/N color Wide Angle, 360
lengkap dengan tiang penyangga
dan Pondasi dan pelindung
kamera
Indoor Fixed Dome Camera, 1.3
MP, IR Mini Dome Camera, 1/6.9
Inch, sensitivity f/2.0 30 fps,
progessive scan CMOS Sensor,4
mm lens, 30 Mtrs IR range, RJ 45
Connector, Integrated 68 Diagonal
Field of View Lens, Web Base user
interface, POE
Indoor Speed Dome Camera, 2.0 Megapixel, 20x
Optical Zoom, 12x Digital Zoom, Wide Dynamic
Range Camera (WDR), 16:9 Aspect Ratio,
1920x1080 Resolution at 30/25 IPS , 360
Continuous Pan Rotation at 280 per Second,
Power over Ethernet (PoE), 16 Preset, Tours,
255 Dome Presets, 32 Window Blanks, Ability to
Control and Monitor Video Over IP, Networks,
Built-in Analytics, Including AutoTracker and
Adaptive Motion Detection, 2 Simultaneous
Video Streams: Dual H.264 and Scalable
MJPEG USB Expansion Slots for Alarms and
Audio Accessories

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO ITEM PEKERJAAN URAIAN SPESIFIKASI MEREK

11 PANEL CCTV Patch Panel/Access Switch - 1 Set berisi :


Patch Panel 24 Ports, RJ 45 Cat 6
UTP Patch Cord RJ 45 Cat 6, 2 meter
Cable Management Cat 6
19" Wallmount Rack 15U, mm depth=600 complete with fan 220 Vac
dan Power Supply
Access Switch Managed, 16 Port -10/100Mbps Port, POE Ex Cisco,
Pelco atau HP
MCB 1P 6A.
12 KABEL LADDER, Dimensi : 150 x 100 mm
KABEL TRAY Aksesoris Tray Elbow, Tee, Cross serta Inside dan
Outside Riser

SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. PEKERJAAN URAIAN MERK

PEKERJAAN
INSTALASI - Spindo
FIRE FIGHTING
- Bakrie
1. Pipa - Untuk Di dalam bangunan : Black steel pipe
schedule 40 ASTM A120 / ASTM A53-A - KS

- Untuk di luar bangunan dan under ground :


Galvanized steel pipe sch. 40 ASTM A120/ASTM
A53-A

2. Gate Valve / - Tekanan kerja minimum : - Kitz


Globe Valve Di ruang pompa : 20 kg/cm
Sebelum PRV : 20 kg/cm - Viking
Setelah PRV : 16 kg/cm
- Toyo
- Diameter 2,5 screwed bronze
- Diameter 3 flanged cast iron - Victaulic
- Type : OS & Y

3. Check Valve, - Type Anti Water Hammer - Kitz


Strainer
Anti Water Hammer - Tekanan kerja minimum : - Viking

Di ruang pompa : 20 kg/cm - Toyo


Sebelum PRV : 20 kg/cm
Setelah PRV : 16 kg/cm - Victaulic
- Diameter 2,5 screwed bronze

- Diameter 3 flanged cast iron

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. PEKERJAAN URAIAN MERK

4. Box Hydrant - Bahan : Steel plated - X-Fire

- Tebal bahan untuk penempatan di halaman dan - Viking


parkir minimum 1,8 mm
- Hoozeki
- Tebal bahan untuk penempatan di dalam
bangunan minimum 1,2 mm

- Tutup kaca + ventilasi + pintu engsel 180

5. Safety Valve / - Cast iron / bronze - Viking


Air Release Valve - Kitz
- Tekanan kerja minimum 15 kg/cm2 - Victaulic

6. Pompa Jockey - Type : Centrifugal / Vertikal -


Multistage GAETorishima
: ----- USGPM (lihat gambar) - Ebara
- Kapasitas : ----- m (lihat gambar)
: 1450 / 2900 rpm Indobara
- Head - Groundfoss

- Putaran

- Lengkap dengan sistem control dan panel kontrol

7. Pompa Utama - Type : Vertikal Turbine (Negative - Firebank


Elektrik - NFPA-20 Suction)/
Horizontal Split Case (Positf) - SPP
: ----- USGPM (lihat gambar)
- Kapasitas : ----- m (lihat gambar) - WILO
: disesuaikan dgn. putaran
- Head pompa

- Putaran

8. Pompa Utama - Type : Vertika Turbine Pompa :


Diesel - NFPA-20 : ----- USGPM (lihat gambar) - Firebank
- Kapasitas : ----- m (lihat gambar)
: disesuaikan dgn. putaran - SPP
- Head pompa
: - Sistem kontrol dan panel - Wilo
- Putaran kontrol NFPA-20

- Silencer, exhaust, air filter,


automatic battery charge, Diesel :
- Dilengkapi daily tank untuk 6 jam - Cummins
operasi, panel kontrol,
- Clarke
wiring, time delay relay,
dan lain-lain. - Cartepilar

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. PEKERJAAN URAIAN MERK

9. Panel Control Type : NFPA - 20 - Tornatec


Pompa - NFPA-20
- Firetrol

- Metron

10. Motor Pompa - Putaran : 2900 rpm / putaran sesuai - ABB


(NFPA-20) pompanya
: 55 - Western
- IP motor Electric

- WEG

- CMG

11. Fire Bridgade - Type : Dapat diatur dengan - X-Fire


Connection pengaturan yang yang
: fleksible - Quick Fire
- Tekanan Minimum 12 kg/cm
kerja - Appron

- Hoozeki

12. Pressure Reducing - Type : Setting adjustable - OCV


Valve
- Socla

- Kitz

- Viking

- Victaulic

13. Pillar Hydrant - Type : Two way 100 x 65 x 65 - X-Fire


: Cast iron
- Bahan : Air release valve - Appron

- Dilengkapi - Hoozeki

- Quick Fire

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. PEKERJAAN URAIAN MERK

14 Sprinkler Head Diameter : Sprinkler head : 15 mm - Viking


(UL/FM) Material : anti korosif
Automatic head sensitive - Victaulic
nozzle
- Glass bulb tingkat suhu 68 - Kide
deg.C

- Glass bulb tingkat suhu 79


deg.C (Kitchen)

- Type head (upright /


pendent) lsee of drawing ar

15 Fire Extinguisher - Type A : Multi Purpose Dry Chemical - X-Fire


: NFPA / Dinas PMK DKI
- Standard - Quick Fire

- Citi Fire

- Servvo

16 Flow Switch - Type : khusus untuk Fire Sprinkler - Viking


(UL/FM)
- Dilengkapi : Time delay relay - Tyco

- Victaulic

- Potter

17 Alarm control valve - Ukuran sesuai dengan riser pipe - Viking


(UL/FM)
- Type : horisontal / vertikal (lihat) gambar) - Tyco

- Victaulic

18 BCV (Branch - Cast iron / bronze - Tyco


Controll Valve)
- Tekanan kerja minimum 16 kg/cm - Victaulic

- Lengkap dengan Tampered Switch - Viking

19 Sight Glass - Cast iron / bronze - Tyco

- Tekanan kerja minimum 16 kg/cm2 - Victaulic

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN MEKANIKAL

NO. PEKERJAAN URAIAN MERK

- Viking

- Tyco

20 Air Valve - Cast Iron - Louis Victor


- Tozen
-
Working pressure 16 kg/cm2 - Yoshitake
- Tyco
- Victaulic
- Viking

PEKERJAAN
INSTALASI GAS
1 Pipa - Sesuai ketentuan dari PGN/Pertamina

2. Ball valve - Sesuai ketentuan dari PGN/Pertamina

3. Safety Valve / - Sesuai ketentuan dari PGN/Pertamina


Air Release Valve
4. Regulator Sesuai ketentuan dari PGN/Pertamina
5. Meter Gas Sesuai ketentuan dari PGN/Pertamina

14. Pressure gauge Sesuai ketentuan dari PGN/Pertamina

SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN AC

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
VENTILASI

1 AC Split - Type : Wall Mounted - Daikin


- Type compressor : Scroll/Rotary - LG
- Capacity : See drawing - Fujitsu
- Elec. Characteristic : 380/220 V / 3/1 Ph / 50 Hz
- Refrigerant : R 134a

2 Axial Fan - Blade type : Aerofoil - TLT


- Drives : Direct - Massive
- Capacity : See drawing - Nicotra
- Kruger
- Vortice
-S&P

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN AC

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
VENTILASI

3 Centrifugal Fan - Blade type : Forward curve DIDW - TLT


- Drives : Belt Driven - Massive
- Capacity : See drawing - Nicotra
- Kruger
- Vortice
-S&P

4 Electric Motor for - Type : Squirrel Cage - ABB


Fan Axial & - Motor Revolution : 1,450 ~ 1500 rpm - Teco
Centrifugal - IP Motor : Class IP 55 - GE
- Elec. Characteristic : 380 V / 3 Ph / 50 Hz - Siemens
- WILO

5 Ceiling Fan - Sirocco : - Vortice


- National
- KDK
- Massive

6 Refrigerant Pipe - Material : Copper Seamless - Streamer Muller


- Class : Type K or L (ASTM B - Crane Enfield
280) - Kembla

7 Drain Pipe - Material : PVC class 10 kg - Rucika


- Pralon
- Wavin
- Vinilon

8 Seal tape - Material : - Aluminium - Instape


- AB tape
- Idenden

SPESIFIKASI MATERIAL PEKERJAAN ELEVATOR dan Gondola

NO. PEKERJAAN URAIAN MEREK


LIFT

1 Lift Penumpang - Kapasitas : See Schedule - Mitsubishi


dan Lift Service - Tipe : See Schedule Japan-Thailand
- Pelayanan d : See Schedule atau setara
- Elec. Characteristic : 380 V / 3 Ph / 50
220 V / 1 Ph
- Accessories : Automatic Rescue Device
Access Control Card
Emergency Communication
Emergency Lighting

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO. PEKERJAAN URAIAN MEREK
LIFT
2 GONDOLA Gondola Type : Temporary Manual Roof Beem

Loading
Capacity :
Lefting Height : 100 m
PlatForm : 2000 x 650 x 1000
Suspension
Rope : 2 x 8.4 mm
Lifting Speed : 8.0 m / menit
Travelling
Speed : 2.0 m / menit
Luffing arm
Speed : 2.0 m / menit
Turning Speed : 2.0 m / menit
Power : 4 kw, 380v / 3 ph / 50Hz
Motor : Bonfighlioly, Vario
c/w : Remote Control

WIRE ROPE
Diameter : 8 mm
Main Rope : 2 x 70 m
Safety Rope : 2 x 70 m
Type : Galvanized
B. Strenght : 3600 Kg
Structure : Sc 6x19

HOIST
Position On Platform
Quantity 2 (two) unit
SWL 500 Kg
Lifting Speed 8.0 M/Min
Power
Consumpt 380V/3Phase/0.5Kw
Self Weight 34 Kg
Safety Device Block Stop
Operation Push Button
Power Failure Brake Released

PLATFORM
Construction Steel with Al.sheet
Size 2000 x 650 x 1000
Weight 90 Kg
Quantity 1 unit
Panel Listrik
Tipe : Wall Mounted
Indeks Proteksi : IP 40
Bahan : Steel Plate 2.0 mm
Finishing : Powder Coating
Warna : RAL 7032
lengkap dengan MCCB incoming, kontrol, wiring & aksesoris
serta peralatan pendukung lainnya sehingga dapat berfungsi
dengan baik.

Pengkabelan
Type : NYYHY 5x2,5
Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
NO. PEKERJAAN URAIAN MEREK
LIFT

SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL PLAMBING

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
PLUMBING

1. Transfer Pump - Type : Centrifugal End Suction- - Grundfos


Mechanical Seal Indonesia
: See Drawing
- Quantity : m3/jhour (see drawing) - Ebara-
m (see drawing) Indobara
- Capacity 2900rpm
- GAE
- Head
- Wilo
- Revolution

2. Packaged Booster - Type : Package Booster Pump - Grundfos


Pump automatic parallel alternate Indonesia
operation with inverter.
- Ebara-
: See of drawing Indobara
- Quantity : m3/hour (see drawing)
: m (see drawing) - Flowserve
- Capacity : 2900 rpm
- Wilo
- Head

- Revolution

3. Pipa Air Bersih - PP-R PN-20 untuk Riser Transfer ke Roof Tank
Pipa PPR :
- PP-R PN-20 untuk pipa tegak distribusi - Kelen

- PP-R PN-10 untuk distribusi horizontal setiap - Toro


lantai
- Agrusan

- Fitting PP-R : PN-25

4. Clean Out - Cover : Stainless Steel - Toto


: Disesuaikan dengan pipa
- Body pembuangan - Kakuday

5. Kran Taman - Type : Sillcock with hose coupling - Toto

- Kakuday

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL PLAMBING

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
PLUMBING

6. Pompa Sumppit - Type : Submersible Drainage & - Grundfos


Sewage pump automatic Indonesia
parallel alt operation with
floater with QDC - Ebara-
Indobara
:
- Jumlah : ..unit (lihat gambar) - Wilo
: m/jam (lihat gambar)
- Kapasitas m (lihat gambar)

- Head

7. Electrode Water - Type : Stick electrode - Hattersley


Level Control - Tegangan : 24 Volt
- Omron

- Kitz

8. Flexible Joint - Tekanan : 16 kg/cm2 - Danfoss


: Ruber, Nylon dengan
- Bahan reinforced - Socla

- - Tozen

9. Roof Tank - Material : Fibreglass/Plastik - Penguin


- Tebal : 12-19mm
- Finish : Sisi bagian luar dilengkapi - Profil
dengan coating anti ultra
violet dan sisi bagian dalam - Excel
diproteksi dengan coating anti
lumut dan oksidant.
- Assesories Lengkap dengan drain,
manhole, pondasi dan pipa
: vent.

10. Gate Valve Working pressure : - Danfoss


Sebelum PRV : 12 kg/cm
Setelah PRV : 10 kg/cm 8 - Socla

- Kitz
Diameter 50 : Screw bronze
Diameter 65 : flanged cast iron - Toyo

- Magno

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL PLAMBING

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
PLUMBING

11. Check Valve, Working pressure : 12 kg/cm - Danfoss


Strainer, Diameter 50 : Screw bronze
Eliminator - Anti Diameter 65 : flanged cast iron - Socla
Water Hammer
- Kitz

- Magno

12. Pipa Air Kotor dan uPVC kelas 10 kg/cm - Rucika


Kotoran
- Vinilon

- Wavin

Pipa Venting - Pipa Vertikal : uPVC kelas 10 kg/cm - Kubota

- Unilon
- Pipa Horizontal : uPVC kelas D

Pipa Air Buangan


Kitchen Sink
- uPVC kelas 10 kg/cm

13. Safety Valve / Air - Cast iron / bronze - Danfoss


Release Valve
-
Working pressure 16 kg/cm2 - Socla

- Kitz

- Yoshitake

14. Pressure gauge Working - VPG


pressure/Indikator : 25 kg/cm2
- Nagano

15. Floor Drain Stainless Steel plated with removable strainer type - Toto
bell trap
- Kakuday

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL PLAMBING

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
PLUMBING

16. Water Meter - Brass / Bronze - Aktaris


-
Working pressure 10 kg/cm2 - Yuta

- B&R

17. Air Valve / Air Vent - Cast Iron - Socla


-
Working pressure 16 kg/cm2 - Yoshitake

18. Foot Valve - Cast Iron - Kitz


-
Working pressure 12 kg/cm2 - Socla

19. Grease Trap - Cast Iron - Antasan


(Portable)
-
Working pressure 10 kg/cm2 - Tico

- Kamplas

20. Tutup Manhole - Cast Iron - Antasan


Sumpit dan
Sewage pit - SPI

21. Roof Drain - Cast Iron - Antasan


-
Working pressure 8 kg/cm2 - Kharisma

- Austindo

22. Pressure Reducing - Type : Setting adjustable - Socla


Valve
- Danfoss

- OCV

23. Pipa Buangan Air -


uPVC : Working pressure 10 kg/cm2 - Rucika
Hujan
- Vinilon

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
SPESIFIKASI TEKNIS MATERIAL PLAMBING

PEKERJAAN
NO. URAIAN MERK
PLUMBING

- Kubota

- Unilon
-
Galvanized Iron Pipe Sch.40 ( 4 meter vertical
dan 4 meter horizontal lantai terbawah dan
berlaku juga untuk pipa transfer)
- Bakrie

- PPI

- Spindo

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara
BAB III
PENUTUP

1. Apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan, peraturan, pedoman dan
kebijakan pemerintah yang berlaku maka segala sesuatu yang termaksud di dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini diteliti dan ditinjau kembali.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini, jika dianggap perlu akan ditetapkan kemudian.

Demikian KAK ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 2016

Mengetahui,
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Kepala Bidang Pembangunan Perumahan Dan
Provinsi DKI Jakarta Permukiman
Selaku Pengguna Anggaran (PA), Selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA),

Drs. Arifin, M.AP Agus Nugroho, ST


NIP. 197206221992031003 NIP. 197308081996031001

Paraf Paraf
PPK PA

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Konstruksi Kegiatan Pembangunan Rumah Susun


Jl. Rorotan IV Kel. Rorotan Kec. Cilincing, Jakarta Utara

Anda mungkin juga menyukai