(KAK)
PEMERINTAH PROVINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA
PROVINSI DKI JAKARTA
Kompleks Dinas Teknis Jatibaru Jl. Taman Jatibaru No.1
Jakarta Pusat
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Sebuah kota yang terus berkembang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak
urusan dalam pelayanan kepada masyarakat yang penuh dinamika, sehingga Pemerintah Daerah
Provinsi DKI Jakarta harus mengantisipasinya melalui pengembangan sarana dan prasarana
pendukung. Salah satu instansi yang memberikan jasa kepada masyarakat adalah Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta, yang berada di setiap wilayah dan
kabupaten, sehingga dibutuhkan gedung kantor di tiapwilayah dan kabupaten di Provinsi DKI
Jakarta untuk mengakomodasi kebutuhan akan gedung kantor yang representatif/memadai
terhadap instansi tersebut sangatlah dibutuhkan, hal ini merupakan upaya pemenuhan
pelayanan prima Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI
Jakarta direncanakan dilakukan lebih dari 12 bulan, bangunan ini melingkupi Gedung Kantor
Dinas Pemadam kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Bangunan yang
terdiri dari gedung kantor utama 12 lantai dan gedung kantor pendukung dan kantor Suku Dinas
masing-masing 4 lantai. Gedung ini dilengkapi dengan sarana pendukung mutakhir Pemadam
Kebakaran seperti Helipad, Barak petugas terpadu, Pusat layanan kesehatan, Command
Center/Pusat Pengendalian Operasi Dinas Pemadam Kebakaran. Dengan adanya fasilitas ini
diharapkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI jakarta dapat
bertugas dengan lebih baik dalam melayani warga dan mencegah bahaya Kebakaran di wiilayah
DKI Jakarta.
Pada tahun 2014 dilakukan pekerjaan pondasi, tahun 2015 dilaksanakan lanjutan pekerjaan
pondasi sampai dengan struktur lantai 3. Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pemadam
kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta ini selanjutnya dilaksanakan dengan
anggaran yang bersumber dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta mulai dari Tahun Anggaran 2016
sampai dengan Tahun Anggaran 2017 yang akan dilaksanakan dengan pembiayaan Tahun Jamak
(Multi Years).
Disisi lain dalam pelaksanaan jasa konstruksi, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta selaku Pengguna Anggaran dari kegiatan tersebut diatas,
berkeinginan untuk dapat melibatkan pihak ketiga secara maksimal dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud, sehingga hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.
II.2. Tujuan
Sedangkan tujuan dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah tersedianya gedung kantor yang
representatif/memadai bagi pegawai Dinas Pemadam kebakaran dan Penanggulangan
Bencana Provinsi DKI Jakarta Bangunan dan pegawai Suku Dinas Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana Kota Administrasi Jakarta Pusat.
III. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruks iini adalah
tersedianya kantor pelayanan bagi masyarakat di seluruh Provinsi DKI Jakarta sehingga
pemenuhan pelayanan prima dapat terlaksana.
IV.2 PenggunaJasa
a. Pengguna Anggaran
Nama :
Ika Lestari Aji, S.E., M.M.
NIP :
196512151985032003
Jabatan :
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Nama : Ir. Chairul Lantip, M.S.E
NIP : 19701016 199603 1 001
Jabatan : Kepala Bidang Pembangunan Gedung Pemerintah Daerah
Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat
V. PEMBERI TUGAS
Pemberi Tugas pekerjaan ini adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
cq. Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang dalam hal
ini diwakili oleh Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Provinsi DKI
Jakarta selaku Pengguna Anggaran yang beralamat di Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1
Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Perkiraan biaya untuk Jasa Konstruksi Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar Rp. 251.420.896.000,- (Dua Ratus
Lima Puluh Satu Milyar Empat Ratus Dua Puluh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu
Rupiah).
2016 2017 Total
Pagu Anggaran Pembangunan Rp.35.000.000.000,- Rp.253.922.871.000,- Rp.288.922.871.000,-
Kantor Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana
Provinsi DKI Jakarta Tahun Jamak
2016-2017
(Keputusan DPRD Provinsi DKI
Jakarta Nomor 40 Tahun 2015)
Jangka waktu pelaksanaan yang akan diberikan kepada Kontraktor Pelaksana untuk
memenuhi pekerjaan jasa konstruksi ini selama 540 (Lima ratus empat puluh) Hari Kalender
terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), sedangkan Jangka Waktu Pemeliharaan pekerjaan selama 180 (seratus
delapan puluh) Hari Kalender terhitung sejak tanggal berakhirnya Surat Perjanjian / Kontrak.
Dengan jadwal sebagai berikut :
2016 2017
KEGIATAN APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JULI AGS SEP OKT NOV
Jenis Kontrak
1. Jenis kontrak pengadaan berdasarkan pembayaran yaitu Kontrak Gabungan antara
Kontrak Lumpsum dengan Kontrak Harga Satuan.
2. Jenis kontrak berdasarkan pembebanan tahun anggaran yaitu kontrak tahun jamak.
3. Jenis kontrak berdasarkan pembebanan tahun sumber pendanaan yaitu kontrak
pengadaan tunggal.
4. Jenis kontrak berdasarkan jenis pekerjaan yaitu kontrak pengadaan pekerjaan tunggal.
B. Cara Pembayaran
Pembayaran dilakukan dengan cara termyn yang terdiri dari :
1. Termyn ke I (satu) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 20%, dibayarkan
senilai 20% dari nilai kontrak;
2. Termyn ke II (dua) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 50%, dibayarkan
senilai 30% dari nilai kontrak;
3. Termyn ke III (tiga) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 75%, dibayarkan
senilai 25% dari nilai kontrak;
4. Termyn ke IV (empat) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 100%, dibayarkan
senilai 25% dari nilai kontrak.
Penyedia Barang/ Jasa harus memiliki surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang masih berlaku
sesuai bidang/sub bidang, klasifikasi dan subklasifikasi (SBU) :
Peraturan LPJK Nasional Nomor 10 Tahun 2013
Bangunan Gedung
BG009 Jasa Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk didalamnya pembangunan baru,
Untuk Konstruksi penambahan, peningkatan serta pekerjaan renovasi) dari bangunan
Bangunan Gedung Lainnya lainnya seperti, rumah ibadah dan penjara.
Mekanikal
MK001 Jasa Pelaksana Konstruksi Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan meliputi :
Pemasangan Pendingin Pemasangan elektrik maupun non elektrik, ventilasi, lemari
Udara (AC), Pemanas dan pendingin/peralatan AC, ducting & pekerjaan metal lembaran
Ventilasi yang dilakukan secara terintegrasi dari pekerjaan tersebut
MK002 Jasa Pelaksana Konstruksi Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan meliputi :
Pemasangan Pipa Air 1. Sistem perpipaan utama air panas dan dingin, instalasi
(Plumbing) Dalam Bangunan sprinkler, pipa air kotor, pipa air drain;
dan Salurannya 2. Perlengkapan sprinkler; dan
3. Sistem pemadam kebakaran.
MK005 Jasa Pelaksana Konstruksi Pekerjaan pelaksana pemasangan lift, eskalator dan jalan
Pemasangan Lift dan Tangga pejalan kaki yg dapat bergerak termasuk pekerjaan konstruksi
Berjalan perlengkapan keselamatan dari kebakaran (tangga darurat)
Elektrikal
EL010 Jasa Pelaksana 1. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan listrik di dalam dan
Konstruksi diluar gedung, pabrik maupun jaringan konstruksi;
Instalasi Tenaga Listrik 2. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan listrik dan peralatan
Gedung dan Pabrik untuk sistem tenaga listrik darurat;
3. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan alat pembatas daya
listrik dan meteran listrik;
4. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan alarm kebakaran;
5. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan alarm pencurian;
6. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan antena segala
macam type antenna termasuk antena satelit dan jalur
Catatan :
1) Tenaga Ahli harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Ahli/ Terampil yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur perusahaan, Daftar Riwayat
Hidup (CV), Ijazah, Sertifikat Kompetisi Ahli (SKA), KTP;
2) Tenaga Teknis/Terampil, harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Terampil yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur perusahaan, Daftar Riwayat
Hidup (CV), Ijazah, Sertifikat Keterampilan Kerja (SKK/ SKT) dan KTP yang masih berlaku;
3) Tenaga lain/Pendukung yang diperlukan, harus dilengkapi dengan Ijazah dan KTP yang
masih berlaku;
4) Harga satuan upah tenaga kerja tidak boleh dibawah Upah Minimum Sektoral Provinsi
(UMSP) Tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 20 tahun
2015 tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi tahun 2015.
Semua data kelengkapan personil yang diperlukan harus dari hasil pemindaian dokumen
asli dan masih berlaku.
Daftar Peralatan Utama minimal yang harus disediakan untuk pekerjaan ini terdiri dari :
No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas Keterangan
1) Peserta pelelangan harus mengunggah daftar peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasinya, meliputi jenis peralatan, kapasitasnya,
komposisi dan jumlahnya serta foto peralatan yang diajukan;
2) Jika peralatan milik sendiri, peserta pelelangan wajib mengunggah bukti kepemilikan
(kuitansi pembelian peralatan) dalam bentuk hasil scan dokumen asli;
3) Jika peralatan merupakan sewa, peserta pelelangan wajib mengunggah surat perjanjian
kerjasama/dukungan dengan pemilik peralatan (asli di atas materai) dan jaminan si
pemilik bahwa peralatan akan siap untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.
XIII. DAFTAR PEKERJAAN YANG DIBUAT ANALISA,SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN YANG DISERTAI
SURAT DUKUNGAN DISTRIBUTOR DAN SYARAT TEKNIS LAINNYA
Untuk harga satuan upah pekerja tidak boleh dibawah Upah Minimum Sektoral Provinsi
(UMSP) Tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 20 tahun
2015 tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi tahun 2015.
1. Data-data dan informasi yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS),Gambar Kerja/DED,serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagai dasar acuan dalam
pelaksanaan kegiatan jasa konstruksi dan penyelesaian masalah terkait kegiatan jasa
konstruksi di lapangan.
2. Apabila ada informasi lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan jasa konstruksi
dan penyelesaian masalah terkait kegiatan jasa konstruksi dapat berkonsultasi dengan
pemberi tugas maupun pihak-pihak yang terkait.
Pasal 1
SITUASI
(1) Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi
DKI Jakarta akan dilaksanakan pada lokasi yang telah ditetapkan di JL. Zainul Arifin NO.71,
Kota Administrasi Jakarta Pusat
(2) Calon pemborong wajib meneliti situasi lapangan, terutama kondisi tanah, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang berpengaruh terhadap penawarannya, disamping ketentuan-
ketentuan dalam RKS.
(3) Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
claim dikemudian hari.
Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada setiap lokasi tersebut di atas meliputi:
1. Pekerjaan persiapan dan pembersihan lokasi.
2. Pekerjaan Pembangunan Gedung pada Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta:
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
- Pekerjaan Halaman(Site development)
3. Pembuatan tangga beton bertulang dengan railing tangga sesuai gambar perencanaan.
4. Pekerjaan drainase/instalasi plumbing/pemipaan sesuai gambar perencanaan
5. Pekerjaan instalasi listrik sesuai gambar perencanaan.
6. Pekerjaan penangkal petir sesuai gambar perencanaan.
7. Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan
ini.
Pasal 4
UKURAN
(1) Satuan Ukur
Semua ukuran tersebut dalam gambar kerja dinyatakan dalam ukuran matrik, kecuali
untuk baut-baut dan sejenisnya dalam inch.
(2) Ukuran Penduga
Ukuran penduga adalah induk ukuran darimana semua ketinggian dan kedalaman diambil,
berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5 x 5 cm dengan semua sisi diketam rata
dimeni 2 kali sepanjang tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm.
Ukuran Penduga ini dinyatakan dengan huruf (P) dibuat oleh Pemborong dibawah
pengawasan Direksi dan dipelihara selama pelaksanaan.
(3) Ukuran pokok lebih kurang + 0.00 adalah tinggi lantai bangunan induk dalam hal ini peil
Ruang masuk yang ditentukan + 50 cm dari muka tanah yang telah dimatangkan.
Selanjutnya semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi lantai + 0.00 ini.
PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
(1) Papan Nama Proyek
a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran lebar
1.20 m, panjang 2.40 m dari papan multiplek, dilengkapi dengan tulisan sesuai
petunjuk Direksi.
b. Ditanam dalam halaman depan dengan dicor beton adukan 1 pc:2 pc:3 kr. yang kuat.
Pasal 6
PEMATANGAN LOKASI
(1) Galian Pondasi
a. Galian pondasi dibuat sesuai dengan gambar.
b. Tanah bekas galian ditumpuk diluar papan bangunan.
(2) Galian Saluran Air Hujan
a. Galian jalur ini dibuat sesuai dengan gambar.
b. Tanah bekas galian dapat dipergunakan menimbun ruangan bangunan setelah
dibersihkan dari sampah yang mengotorinya.
c. Galian semuanya dibuat sesuai dengan gambar.
(3) Pemotongan Tanah
a. Pemotongan tanah dilakukan untuk lokasi yang keadaan permukaan tanahnya lebih
tinggi dari peil lantai yang telah ditentukan.
b. Tanah bekas pemotongan ini dibuat dan diratakan dihalaman bangunan yang rendah.
Bila tidak ada halaman yang rendah ditimbun disuatu tempat yang akan ditentukan
kemudian pada waktu pelaksanaan oleh Direksi.
c. Muka Tanah dimana akan didirikan bangunan di atasnya, harus dibentuk dengan rata
menurut garis-garis dan ketinggian yang sudah ditentukan dalam gambar rencana.
PASAL 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN
PASAL 2
ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN
PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN
1. Penyedia barang/jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman,
sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan
pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi / pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.
PASAL 4
BAHAN DAN PERALATAN
1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan peketjaan sesuai
dalam surat perjanjian/kontrak, adalah disediakan oleh penyedia barang/jasa.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat /perjanjian/kontrak, RKS,
gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan
peralatan tersebut untuk mendapat persetujuan dari pengguna barang/jasa.
d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan
peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari lokasi
/ lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/dipasang belum atau telah mendapat
persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
maka penyedia barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan
tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka
penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan.
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib
dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.
1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK.
PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci, yang
terdiri dari :
a. Time Schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot
untuk setiap minggunya.
b. Pada Time Schedule dilengkapi pula dengan kurva S dan harus di tanda tangani oleh
pihak yang terkait .
2. Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasi.
4. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk diperiksa/disetujui oleh pengawas
teknis dan disahkan oleh pengguna barang/jasa.
5. Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek melebihi 6 % dari rencana
awal maka perlu adanya perubahan schedule (Reschedule ) .
6. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek.
PASAL 8
FOTO PROYEK
1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Pengguna barang/jasa dengan
menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi
untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
3. Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing
adalah untuk:
(1) Satu set untuk Kuasa Pengguna Anggaran.
(2) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
(3) Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk
Pengawas Teknis atau Kuasa Pengguna Anggaran.
5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3
(tiga) kali.
PASAL 9
PERBEDAAN UKURAN
1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan
skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau
Perencana.
PASAL 10
SARANA PENUNJANG PROYEK
1. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti
los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan.
1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancang dilokasi proyek
pada tempat yang mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan
dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
240 Cm
1) Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus
dilaksanakan. Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat
dikerjakan oleh rekanan dengan pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan, maka
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit / Satuan Kerja yang
bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik.
2) Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh
Perencana yang didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh
Pengawas Teknis serta Perencana.
Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersamarekanan, Unit / Satuan Kerja,
dan Pengawas Teknis serta Perencana.
3) Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk
tidak dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru
ditetapkan bersama dan dituangkan dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.
PASAL 13
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi.
Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
ketentuan K3 di lingkungan proyek.
a. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3, yang
bisa dilihat di pedoman peraturan K3.
Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri
(personal protective equipment), diantaranya:
Pelindung mata dan wajah
Kaca mata safetygoggle, pelindung wajah helm pengelas
Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan:
foam earplugs, PVC earplugs, earmuffs
Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai kepala;
sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan.
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya
Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenisnya
Sarana Peralatan Lingkungan berupa:
tabung pemadam kebakaran
pagar pengamanan
penangkal petir darurat
pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
jaring pengamanan pada bangunan tinggi
pagar pengaman lokasi proyek
tangga
peralatan P3K
Rambu-Rambu Peringatan, antara lain dengan fungsi :
PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN
1. Lingkup Pekerjaan
A. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan
Gambar Kerja dan Spesifikasi.
B. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan tanah, batu-
batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat proyek, pembuangan lapisan
tanah atas atau humus, pembuangan bekas-bekas longsoran, yang kesemuanya
disesuaikan dengan Spesifikasi ini.
C. Pekerjaan pengurugan kembali sesuai lingkup pekerjaan sampai pada elevasi yang
telah ditentukan didalam Gambar Kerja.
2. Persyaratan Pekerjaan
A. Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Bench Mark ( BM ) yang bersifat tetap
maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.
B. Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
Pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.
E. Pekerjaan Galian
1. Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan sistem
drainase yang baik.
2. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat
dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang
berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah selesai.
Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
3. Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk menahan
lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian tersebut tidak ambruk,
dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
4. Apabila terjadi kerusakan bangunan/konstruksi yang diakibatkan oleh pekerjaan
galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan
tersebut dan harus menggantinya atas biaya Kontraktor.
2. Pengurugan
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Tidak boleh dilakukan pengurugan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan
yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-
alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air
yang benar dan dipadatkan kembali. Ketinggian pengurugan setelah
dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang tercantum didalam gambar
kerja.
3. Pemadatan
a. Kontraktor harus memperhatikan ketepatan pemadatan bahan-bahan urugan
dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.
PASAL 2
PEKERJAAN PONDASI PASANGAN BATU KALI
1. Spesifikasi Bahan
a. Bahan untuk Pondasi batu kali adalah batu belah kualitas baik dengan ukuran
maksimum 30 cm dan minimum 10 cm.
b. Adukan Pengisi digunakan campuran 1 Pc : 4 Psr, atau sesuai yang disyaratkan
Perencana.
1. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari arsitek dalam
uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.
2. Persyaratan bahan.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk: beton, baja, pasangan bata yang di
plester, pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain bahan yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis terlebih dahulu, acuan yang
terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setara, ukuran kayu yang
dipergunakan tergantung dari perencanaan struktur dengan tebal multiplek minimum 12
mm.
PASAL 4
1. Pedoman Pekerjaan :
Seluruh pekerjaan strukur beton bertulang harus berpedoman pada peraturan konstruksi
beton yang berlaku yaitu :
a. Perhitungan gaya gempa dalam SNI 1726-2012
b. Tata cara perencanaan Struktur Beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002
c.Tata cara perencanaan Struktur Baja untuk bangunan gedung SNI 03-1929-2002
d. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedungS.K.B.I 1.3.53.1987 UDC
624.042
Peraturan- peraturan yang diperlukan tersebut di atas harus di sediakan Pemborong di
Site Sehingga memudahkan apa bila hendak digunakan.
a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh Ahli ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaan.
b. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan gambar
dan Spesifikasi Struktur.
c.Apabila pengawas Teknis memandang perlu, Pemborong dapat meminta nasihat.
A. Semen
1. Semen yang digunakan adalah semen Portland Lokal yang memenuhi Syarat-
Syarat dari :
PeraturanPeraturan Relevan yang tercantum pada Pasal ini ayat 1.
Mempunyai Sertifikasi uji (Test Sertificate) dari Laboratorium yang disetujui
secara tertulis dari Pengawas Teknis .
2. Semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam macam jenis/merek semen untuk suatu Konstruksi /
struktur yang sama ), dalam keadaa baru dan asli , dikirim dari kantong kantong
semen yang masih disegel dan tidak pecah .
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, semen diterimakan
dalam zat (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan di gudang yang cukup Ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai , zak-zak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 meter atau maksimum 10 zak, setiap
pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu dan dapat ditolak penggunaannya
tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya pemborong.
1. Semua pemakaian batu pecah ( Agregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
a. Peraturanperaturan relevan yang tercantum dalam pasal ini ( 1 ).
b. Bebas dari tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran
kotoran lainnya).
2. Kerikil dan batu pecah ( Agregat Kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari
38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawasa Teknis, Gradasi dan Agregat-agregat tersebut secara keseluruhan
harus dapat menghasilkan mutu beton yang diisyaratkan, padat dan mempunyai
daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam Proporsi campuran yang akan
dipakai. Pengawas Teknis harus meminta kepada pemborong untuk mengadakan
test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk
oleh Pengawas Teknis, setiap saat di laboratorium yang disetujui Pengawas Teknis
atas biaya Pemborong.
3. Dalam hal ini adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai,
maka pemborong diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Pengawas Teknis.
4. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah dan terkotori.
D. Besi Beton
1. Semua beton yang digunakan harus memenuhi Syarat Syarat :
a. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada Pasal ini ( ayat 1)
b. Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak / karat dan tidak cacat (
retak-retak ), mengelupas, luka dan sebagainya.
c. Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan
Beton Indonesia.
d. Mempunyai penampang yang sama rata.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur, besi beton harus
disuplai dari sumber ( Manufacture ) dan tidak dibenarkan untuk mencampur
adukan bermacam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.
3. Sebelum mengadakan pemesanan pemborong harus mengadakan pengujian
mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
Pengawas Teknis, berjumlah minimal 3 ( tiga ) batang untuk tiap-tiap jenis
percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya kurang lebih 100 cm.
Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Pengawas Teknis.
4. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Pengawas
Teknis tidak diperkenankan sama sekali dan hasil test yang bersangkutan tidak sah
5. Semua biaya biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti Steel Wiremesh atau
yang semacam itu, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur.
6. Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan
tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi
tersebut.
7. Besi beton yang tidak memenuhi syarat syarat karena kualitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi Struktur harus dikeluarkan dari site setelah menerima Instruksi
tertulis dari Pengawas Teknis, dalam waktu 2 X 24 jam atas biaya Pemborong.
1. Pengawas Teknis berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat
benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang di buat dua sample untuk
tiap 5 m3.
2. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dam memenuhi syarat dalam Peraturan
Beton Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus. Cetakan harus berbentuk
bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dan memenuhi
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
3. Pengambilan adukan beton, pencetakan beda uji kubus dan curingnya harus
dibawah Pengawasan Teknis. Prosedurnya harus memenuhi syarat syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
4. Pengujian pada umumnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,
termasuk juga pengujian pengujian kekentalan adukan (slump) dan pengujian
tekan (Crushing Test).
Jika beton tidak memenuhi syarat syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan Pemborong harus
menyingkirkan dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekan gagal maka perbaikan
perbaikan atau langkah langkah yang diambil harus dilakukan dengan
mengikuti prosedur-prosedur Peraturan Beton Indonesia atas biaya Pemborong.
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung
jawab Pemborong.
6. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan tanggal
pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain lain data yang perlu
dicatat.
7. Benda uji kubus harus ditest di Laboratorium Beton yang disetujui oleh Pengawas
Teknis.
8. Laporan Asli (bukan foto copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada
Pengawas Teknis dan Perencana Struktur segera sesudah selesai percobaan,
dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, devisi standard
Percobaan / Test kubus beton dilakukan untuk umur umur beton 3,7 dan 14 hari
dan juga untuk umur beton 28 hari.
9. Apabila dalam pelaksanaan nanti kepadatan bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Pengawas Teknis berhak meminta Pemborong supaya
mengadakan percobaan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan
mengadakan percobaan loading atas biaya Pemborong. Percobaan percobaan
ini harus memenuhi syaratsyarat dalam Peraturan Beton Indonesia. Apabila
gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan petunjuk Pengawas Teknis. Semua biayabiaya untuk percobaan dan
akibatakibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.
4. Atas pertimbangan khusus Pengawas Teknis dan pada keadaan keadaan khusus
misalnya untuk volume pekerjaan yang akan dicor relatif sedikit / kecil dan
sederhana maka izin pengecoran dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari
tersebut.
5. Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal apabila
terjadi salah satu keadaan seperti tersebut.
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana
pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi
musalnya tulangan, pembersih bekisting atau hal hal lain yang tidak sesuai
dengan gambar gambar dan spesifikasi.
Jika tidak ada persetujuan dari Pengawas Teknis, maka Pemborong dapat
diperintahkan untuk menyingkir / membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis atas biaya Pemborong
sendiri.
6. Adukan beton harus secepatnya di bawah ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara ( metode ) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregrat dan tercampurnya kotoran
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat alat pengangkut mesin
haruslah mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis, sebelum alat alat
didatangkan ketempat pekerjaan.
7. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
8. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain lain). Dan basahi dengan air semen.
9. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang
akanmenyebabkab pengendapan / pemisahan aggregat. Pengecoran harus
dilakukan secara terus menerus (continue / tanpa berhenti). Adukan yang tidak
dicor (ditinggikan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin
adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenan untuk dipakai lagi.
5. Admixture pada umumnya dengan pemilih bahan bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan suatu admixture. Jika penggunaan admixture masih
dianggap perlu, Pemborong diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Pengawas Teknis mengenai hal tersebut.
Untuk itu Pemborong harap memberitahukan nama perdagangan Admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara cara pemakaiannya resiko resiko
/ efek samping dan keterangan keterangan lain yang dianggap perlu. Sebelum
pekerjaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh beton dengan ukuran
10 x 10 x 20 cm3 yang telah menggunakan campuran kedap air tersebut, contoh
tersebut oleh Pengawas Teknis akan direndam dalam cairan berwarna selama 2 x
24 jam dan setelah itu contoh diangkat dan dikeringkan.
J. Siar Pelaksanaan
1. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan beton
yang berlaku mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari suatu
konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan tiap siar pelaksanaan yang
menahan gaya besar harus diberikan besi tambahan / dowel yang sesuai untuk
menahan gaya geser tersebut.
2. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan
dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran kotoran disingkirkan dengan air dan
menyikat sampai aggregate kasar tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih
Coltbond harus dilapiskan merata seluruh permukaan.
M. Pengganti Besi.
1. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar.
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada maka.
a. Pemborongan dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tersedia dalam gambar. Usulan pengganti tersebut harus
segera dikonfirmasikan pada perencana.
b. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari perencanaan Konstruksi.
c. Jika disusulkan perubahan dari rangkaian pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana
Konstruksi.
d. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Pemborong.
2. Tiap luas dinding yang lebih besar dari kolom kolom praktis / ring balok, dengan
ukuran 13 x 13 cm.
Tulangan kolom praktis / ring balok adalah 4 diameter 10 mm dengan sengkang
diameter 6 mm jarak 20 cm.
3. Untuk lisplank bata dan dinding dinding lainnya yang tingginya > 3 m harus
diberi kolom praktis setiap jarak 3 m dan bagian atasnya diberikan ring balok.
Ukuran dan tulangan kolom praktis dan ring balok seperti pada butir 2.
O. Tanggungjawab kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan
di atas, sesuai dengan gambar konstruksi yang diberikan. Hadir atau tidaknya
Pengawas Teknis selaku wakil Perencana, yang sejauh mungkin tidak melihat /
mengawas / menegur, maka kontraktor tetap bertanggung jawab penuh terhadap hasil
kualitas pekerjaan.
1. Spesifikasi bahan.
A. Air
air yang digunakan harus air bersih yang memenuhi syarat untuk diminum (air minum),
dan semua biaya untuk mendapatkan air bersih sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
B. Batu Split / koral
Batu split / koral yang digunakan harus yang bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat syarat yang tercantum
dalam SNI 03-2847-2002
C. Pasir
Pasir beton harus bersih dan bebas dari bahan bahan organis, Lumpur dan sejenis-
jenisnya dan juga memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat
syarat yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002. Pasir laut tidak diperbolehkan untuk
dipakai.
D. Semen
Semen yang digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 1965 atau type 1
menurut ASTM.C.150 dan memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (N.C.8-172). Semen yang rusak tidak
diperbolehkan dipakai.
PASAL 7
PEKERJAAN BAJA
1. Ketentuan Umum
A. Persyaratan-persyaratan umum konstruksi baja dan istilah teknik secara umum
menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan
lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan baja harus sesuai
dengan standard dibawah ini :
1. Tata cara perencanaan Struktur Baja untuk bangunan gedung SNI 03-1929-2002
2. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
3. Peraturan Muatan Indonesia (PMI).
4. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) NI.3 1970.
5. American Society for Testing Material (ASTM).
6. American Welding Society (AWS).
2. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi
Kuda-kuda/Konsul baja secara lengkap sesuai dengan gambar rencana dan
persyaratan teknis ini.
B. Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua material, peralatan, tenaga kerja, upah dan
fabrikasi konstruksi baja. Yang termasuk dalam pabrikasi struktur baja adalah: rafter,
gording, plat penyambung trekstang, ring mur baut, ikatan angin, penggantung talang,
dll.
C. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan (Galvanize) pada seluruh bidang konstruksi baja.
D. Pengangkutan dari tempat pabrikasi ke lokasi pekerjaan.
E. Penyimpanan pada tempat-tempat yang terlindung (beratap) dan diletakkan diatas
landasan kayu.
F. Erection, pemasangan konstruksi baja sampai keseluruhan komponen terpasang
sesuai dengan gambar rencana.
3. Material / Bahan
A. Baja struktur harus mempunyai mutu sesuai dengan ASTM A36 dengan 1600 kg/cm 2
dengan kualitas ST 37.
B. Baut, mur dan ring dari jenis High Strength ASTM A325 Galvanized. Semua baut
dan mur harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat, konsentris dan siku terhadap
batangnya, dengan kepala mur yang berbentuk horizontal. Batang baut harus lurus
dan baik, dengan diameter 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang digunakan.
C. Pengelasan dengan Arch Welding Electrodes sesuai AWS A5.5-69. mutu las E70xx
D. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas
dari karat, cacat, karena tumbukan, tekuk atau puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana.
E. Semua material baja harus diperoleh dari Supplier yang dapat dipertanggung-
jawabkan dengan disertai Sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, Pemborong harus
menyerahkan hasil pengujian test (test support) dari semua jenis-jenis pengujian yang
dibutuhkan dan berhubungan dengan semua bagian konstruksi ba
H. Bagian konstruksi baja yang telah selesai harus bebas dari puntir, bengkok dan
sambungan-sambungan terbuka.
5. Percobaaan Pemasangan
A. Sebelum pemasangan (erection/montage), konstruksi baja harus dipasang sementara
(montage percobaan) untuk diperiksa oleh Pengawas mengenai alignment serta
ketepatannya seluruh bagian dan sambungan. Montage sementara tidak boleh dilepas
sebelum disetujui.
B. Sebelum pelaksanaan pengecatan, permukaan baja harus dibersihkan dari segala
macam kotoran, karat dan miles scale sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau power tool brush atau cara lain
yang disetujui oleh Pengawas, dan dilakukan dalam tempat yang terlindungi.
Kebersihan permukaan harus mencapai tingkat Sa 2,5 menurut standard SSPC.
C. Kecuali disebut lain dalam petunjuk pabrik, pengecatan tidak boleh dilakukan pada
keadaan suhu udara dibawah 13 O C atau lebih dari 38 O C. Pengecatan dilakukan
dengan cara spray yang peralatannya mempunyai kapasitas yang sesuai dengan
pekerjaan ini dan compressor yang digunakan harus dilengkapi dengan water traps
(pembuang air yang terkondensi). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan cat
dasar (meni) yang mempunyai kualitas setara dengan produksi ICI, dengan cara dan
ketebalan sesuai petunjuk pabrik.
D. Bagian-bagian konstruksi yang telah selesai dicat harus dihindarkan terhadap hujan
atau pengotoran-pengotoran melalui udara sebelum cat menjadi kering.
6. Pengangkutan / Transportasi
A. Apabila pabrikasi dilakukan diluar lokasi, Pemborong harus sudah melakukan
penyelidikan tenang pola pengangkutan yang digunakan. Terjadinya kerusakan atau
kelambatan akibat kesalahan dalam pola pengangkutan ke lokasi resiko pemborong,
tanpa angkutan ke lokasi menjadi resiko Pemborong, tanpa hal untuk mengajukan
tambahan waktu ataupun ganti rugi.
B. Pengiriman komponen konstruksi baja disertai daftar perincian komponen (marking
list), uraian tentang kode, nama, ukuran, jumlah komponen, berat satuan komponen
dan berat total. Pengiriman sebaiknya dilakukan dalam 1 unit lengkap.
7. Penyimpanan
1. Penyimpanan hasil dari fabrikasi harus dilakukan pada tempat yang terlindung dan
bebas dari pengaruh cuaca, dengan meletakkan baja sejajar/sebidang dengan tempat
sebenarnya, dalam posisi yang tidak merusak bentuk konstruksi.
2. Baut, mur dan ring/cincin harus disimpan dalam kotak-kotak yang bebas debu ataupun
pasir yang dapat merusak. Tidak diijinkan menggunakan baut, mur dan ring/cincin yang
sudah berkarat atau rusak.
B. Pemasangan harus dikerjakan secara hati-hati dan teliti. Drift yang digunakan harus
mempunyai diameter yang lebih dari lubang baut. Penggunaan martil yang
berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan.
Konstruksi baja dapat dipasang permanen setelah sebagian besar struktur baja
terpasang dan disetujui Pengawas mengenai ketetapan garis vertikal dan
horisontalnya.
C. Baut yang dipasang harus sesuai dengan diameter lubang dan dilengkapi dengan
cincin/ring yang bagian ujungnya menghadap keluar. Kepala baut tidak boleh
menyimpang lebih dari 3,5 O terhadap as baut. Dalam keadaan terpasang permanen,
ulir baut harus bebas atau menonjol melalui mur sekurang-kurangnya 1,5 mm dan
tidak boleh lebih dari 4,5 mm.
D. Baut baja keras dikencangkan dengan kunci momen yang dapat menunjukkan bila
tercapai torque yang diisyaratkan dan telah disetujui oleh Pengawas. Bila digunakan
kunci momen mesin, maka harus dari jenis yang akan slip bila tegangan atau torque
yang diisyaratkan tercapai.
Pemborong harus menyediakan seluruh perancah dan peralatan yang dibutuhkan
sesuai dengan lingkup pekerjaan dan meminta persetujuan dari pengawas.
9. Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
b. Semua pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi tanpa menimbulkan kerusakan
pada bahan bajanya.
c. Elektroda las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari elektroda tersebut selama masa penyimpanan.
d. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari berbagai kotoran, cat, minyak,
dan karat.
e. Setelah dilakukan pengelasan, sisa-sisa atau kerak harus dibersihkan dengan baik.
f. Standart mutu las sesuai dengan gambar E 70 XX yaitu menggunakan elektroda 70.
Dengan ketebalan las 6mm atau yang disebutkan sesuai gambar.
g. Peralatan las listrik ini terdiri dari :
Udara luar yang mengandunng O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik
dari logam las. Cairan selaput yang disebut terak akan tereapung dadn membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.
1. Spesifikasi Bahan
a. Jenis Profile Komponen Baja Ringan
Rangka atap kaso dan reng baja ringan memakai profil kaso C77 dan reng V33 dengan
ketebalan 0,50 mm.
b. Persyaratan Mutu Bahan
1) Mutu Baja adalah G.550 (Light Hight Tensile Steel) dengan persyaratan:
Kekuatan leleh minimum 550 Mpa.
Tegangan maksimum.
Modulus elastisitas minimum 200.000 Mpa.
Modulus geser minimum 80.000 Mpa.
2) Lapisan anti karat Hot Deep Galvanis dengan persyaratan:
Kelas Galvanis Z 220.
Kadar minimum AZ adalah 150 g/m2 dan kadar Z adalah 180 g/m2.
3) Self Drilling Screw yang dipakai dengan persyaratan :
Panjang termasuk kepala baut minimal 36 mm.
Kepadatan alur 16 alur.
Diameter badan dengan alur 4.8 mm.
Diameter badan tanpa alur 3.8 mm.
Kekuatan Mekanikal minimum:
- Gaya geser baut 5.1 kN perbuah.
- Gaya aksial 8.6 kN.
- Gaya torsi 6.9 kN.
2. Pabrikasi
a. Semua komponen rangka atap kaso dan reng baja ringan dibuat dipabrik dengan mesin
khusus agar diperoleh bentuk dan ukuran yang presisi.
b. Disain konstruksi kuda-kuda dikerjakan dengan program komputer dan oleh perusahaan
kuda-kuda berstandar internasional.
3. Pemasangan
a. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus mengajukan shop drawing lengkap
dengan sertifikat pendukung dari perusahaan sub kontraktor. Shop drawing harus
mendapat persetujuan dari Pengawas dan Pengelola Proyek.
b. Pelaksanapemasangan harus dari perusahaan yang mempunyai tenaga kerja bersertifikat
dengan keahlian khusus untuk pekerjaan ini.
c. Pemasangan dengan menggunakan peralatan kerja dan peralatan keamanan yang
memenuhi standar.
d. Perakitan dilapangan harus mengikuti sistem konstruksi dan jenis-jenis profil komponen
yang sudah disetujui.
e. Untuk konstruksi konsul penggantung lisplank GRC harus menggunakan profil baja C
dengan ukuran sesuai gambar. Baja C ini juga berfungsi sebagai gording pengikat antar
konsul.
f. Angkur pengkait lisplank GRC dilas pada baja C dan bukan pada komponen baja ringan.
PASAL 1
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING
1. B a h a n.
A. Dinding Granit tile ukuran 60 x 60 cm depan lift.
B. Lantai Keramik ukuran 40 x 40 cm untuk ruangan, dinding dan lantai toilet lantai 2, 3, 4
dan 5.
C. Dinding keramik ukuran 30 x 30 cm untuk meja dapur.
D. Lantai Keramik ukuran 20 x 20 cm untuk lantai toilet, ukuran 20 x 25 untuk dinding
toilet lantai dasar dan lantai 1.
E. Plin lantai keramik 10 x 40 cm.
Dari kualitas keramik setara produksi ROMAN memenuhi standar SNI dengan ukuran
dan warna ditentukan kemudian.
F. Rabat Beton
Dibuat dari jenis beton B1
G. Plesteran.
Harus mempunyai bahan dasar PC, pasir dan air sesuai dengan syarat-syarat pada
pasal di muka
H. P a s i r.
Dasar untuk lantai (termasuk juga lantai beton) harus terdiri dari pasir urug yang
dipadatkan merata.
I. Floor Hardener
Powder untuk spesifikasi menengah produk Sika warna
3. Cara pelaksanaan
A. Lantai keramik
1. Lantai keramik dipasang di atas pasangan semen M1 (floor). Bila pemasangan
keramik dilakukan di atas dinding, maka dinding tersebut harus diplester
dahulu dengan plesteran kasar, agar diperoleh dinding yang lurus dan vertikal.
2. Pemasangan keramik harus dengan adukan M1 setebal minimum 1,5 cm,
Dalam pemasangan bagian bawah dari ubin harus terisi padat dengan semen.
3. Pola pemasangan harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar.
4. Jarak antara lantai (naat) 2 mm atau bila ditentukan lain pada gambar. Untuk
mengisi naat digunakan pasta semen (semen campur dengan air sampai diperoleh
bahan plastis). Untuk keperluan khusus dapat dipergunakan bahan kimia tertentu
sebagai isian naat, misalnya agar naat tahan asam, tahan air dan sebagainya.
PASAL 2
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
1. Bahan
A. Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton.
B. P a s i r
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus memenuhi
persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.
PASAL 3
PEKERJAAN CAT, DAN FINISHING LAINNYA
1. B a h a n.
A. Pengertian cat disini meliputi emulsi, sealer sement-emulsion filler dan pelapis-
pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
B. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng dimana tertera nama perusahaan
pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
C. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas. Untuk cat
tembok dipilih kualitas setara produksi Dullux, warna disesuaikan.
D. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan kualitas
setara produksi yang sama dengan kualitas setara produksi cat jadi yang dipilih.
E. Cat meni untuk pekerjaan kayu dan besi menggunakan kualitas setara produksi
GLOTEX atau FTALIT ex Kansai Paint.
F. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.
3. Syarat-syarat pelaksanaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana.
A. Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul pada tempat yang
berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit
3 kali dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh
pabrik.
PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Bagian ini mencakup syarat-syarat untuk pekerja, pekerjaan, material dan
peralatan.
1.2. Meliputi penyediaan kusen, daun jendela aluminium sesuai gambar dan
spesifikasi yang diminta beserta perlengkapan dan aksesori untuk
pemasangannya.
1.3. Meliputi tanggung-jawab penyimpanan, perawatan serta pemasangannya dengan
kualitas setara commercial quality
1.4. Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah:
- Pasal Pekerjaan Pasangan.
- Pasal Pekerjaan Pengecetan.
- Pasal Pekerjaan Metal Pabrikasi.
- Pasal Alat Penggantung dan Pengunci.
1.5. Referensi
a. Semua pekerjaan harus mengacu ke standar :
- SII 00649-82- Extrusi Jendela.
- SII 0405-80- Alumunium Extrussion.
- SII 0695-82- Alumunium Extruder Number.
- ASTM E331-84- Water Leakade.
b. Quality Assurance :
- Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus diproduksi
oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang
sukses dan diterima oleh Pengawas dan pemberi tugas.
- Single source responsibility: Untuk menjamin kualitas penampilan dan
performance, harus memakai material untuk sistem yang berasal dari
satu manufaktur (single manufaktur) dengan sistem yang tersedia atau
disetujui oleh sistem dari manufaktur.
- Building concrete stuktural tolerance: harus tidak lebih dari toleransi yang
diijinkan.
c. Kualifikasi Pekerjaan
- Sedikitnya harus ada 1 (satu) orang yang sepenuhnya mengerti terhadap
bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan kebutuhan
yang diperlukan selama pelaksamnaan.
- Tenaga kerja yang terlatih tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerjaan, Direksi tidak mengijinkan
tenaga kerja tampa atau kurang skill-nya.
1.10. Test
a. Typical Window
1. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terlebih dahulu, termasuk
pemasangan kaca dan sealant.
2. Sample dari material alumunium harus ditest di laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas, dan test tersebut harus meliputi :
- Ketebalan material
- Staining test
- Weight test
- Corrosion test
3. Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan
kapasitas waterproof untuk kusen-kusen jendela, dan disaksikan oleh
Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
b. Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila Pengawas dan Pemberi Tugas
mempertimbangkan terhadap hal-hal yang tidak sesuai (rusak) dengan hasil
test kekuatan dan sebagainya, kontraktor harus segera memperbaikinya
dan/atau menggantinya dengan unit baru sesuai persetujuan Pengawas dan
Pemberi Tugas.
2. Bahan
A. Jendela dan Pintu
1. Material : Alumunium Extrussion
2. Extrussion : Sesuai dengan ditunjukan dalam shop drawing yang
disetujui oleh pemberi tugas, Pengawas, Perencana,
dan Konsultan kusen pintu dan jendela
E. Treatment permukan material yang kontak langsung dengan alkaline seperti concrete,
mortar atau plaster, harus dengan finish clear lacquer atau anti corrosive treatment
seperti asphaltic varnish atau matrial isulasi lain.
3. Penerapan
3.1. Persiapan
a. Sebelum pabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi
dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat.
b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan cermat,
ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan detai dan alumunium
yang berhubungan langsung dengan material-material struktural lain.
c. Proses pabrikasi harus di utamakan disiapkan sebelum pelaksanaan, dengan
mempersiapkan shop drawings yang menunjukan lay-out, lokasi, kualitas, bentuk
dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
d. Semua frame-frame untuk partisi jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara
akurat dan pabrikasi untuk pengepasan dengan pengukuran site.
3.2. Fabrication / Assembly
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan shop
assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly yang baik
dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / joints
3.3. Pemasangan
a. Election Tolerance :
1. Batas perbedaan tegak dan level : rata rata 0.1 %
- 3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
- 3 mm dalam 3 m, secara horisontal (Z)
b. Set unit-unit dengan tegak, level dengan garis yang benar, tanpa terkelupas atau
merusak frame.
c. Pasangan anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk pergerakan,
termasuk ekspansi dan kontraksi.
d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk
metal-metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton, dengan
cat bituminous atau preformed separators untuk menghindari kontak dan korosi.
e. Set sill members pada bantalan sealant dan baffles untuk memberi kontruksi yang
weathertight.
f. Pasangan pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.
g. Potongan alumunium dari profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk
menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya dan harus
dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi
menempel pada permukaan alumunium.
h. Pengelasan hanya diijinkan dari bagian dalam, menggunakan non actyted gas (argon)
dan tidak boleh diekspose.
i. Buatlah match joints member dengan skrup yang cocok, rivets, las, untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat dalam
gambar.
j. Peralatan anchor untuk alumunium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel
tebal 2-3 mm diset pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stauinless steel atau material non corrosive lain, concealed type.
Paskan frame bersama-sama pada titik contact joints dengan hairline joints,
waterproof joints dari bagian belakang dengan sealent untuk menahan (watertight)
1000 kg/cm2.
l. Setel hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan
langsung dengan alumunium frame dan hubungan harus dengan chromium coat
pada permukaannya untuk menghindari kontak korosif.
m. Toleransi pemasangan (erection) untuk alumunium frame pada sisi dinding 10-15
mm harus diisi dengan grouting.
n. Sebelum pemasangan alumunium frame, khususnya pada propel window, upper dan
lower window, sill harus di check lever dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.
PASAL 5
PEKERJAAN KUSEN PVC KUBIKAL
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat fabrikasi lainnya dan
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dicapai pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Bagian ini mencakup syarat-syarat untuk pekerja, pekerjaan, material dan peralatan.
c. Meliputi penyediaan kusen pintu PVC dan cubical di area service meliputi toilet dan
janitor sesuai gambar dan spesifikasi yang diminta beserta perlengkapan dan aksesori
untuk pemasangannya.
2. Persyaratan Bahan
a. Kusen dan daun pintu dari material PVC menggunakan produk lokal dengan kualitas yang
baik setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas dan konsultan
perencana.
b. Untuk Kusen dan daun pintu Cubicle menggunakan bahan material Complex Penolic Panel
(Serbuk kayu 70% + Penolic lem 30% dan di press) dan lapisan Finishing Paper pres lapis
resin tanpa pori, ex Spot/Matrix atau setara .
3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pintu-pintu tersebut harus dibuat sesuai ukuran yang tertera dalam gambar.
b. Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain untuk pintu pintu Cubicle sesuai
dengan produk yang digunakan dan menjadi 1 (satu) paket dengan pekerjaan cubicle.
c. Pintu-pintu harus betul-betul persegi dan datar.
PASAL 6
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati pada Curtain Glass
wall danpartisi ruangan.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan pekerjaan kusen, pintu dan jendela serta Pekerjaan
Curtain Glass Wall.
d. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui Pemberi Tugas atau Pengawas.
2. Persyaratan Bahan
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari pengambangan
(Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) dan stopsol produk sekualitas
ASAHIMAS. Kaca tebal minimum 5 mm dan 8 mm, atau sesuai perhitungan,
digunakan untuk pemasangan pada daerah Interior dan eksterior diseluruh pintu dan
jendela kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.
Untuk pintu kaca Frameless dan partisi kaca, menggunakan produk sekualitas
ASAHIMAS, dengan ketebalan 12 mm / 15 mm atau sesuai perhitungan, dan telah
melalui proses tempered sesuai standard (clear float tempered glass).
c. Toleransi
Panjang-lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.
f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan MK/
Direksi Pengawas sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.
g. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda
/ dihaluskan.
h. Bahan Sealant :
Sealant yang digunakan adalah Neutral Sealant produk Dow Corning warna putih atau
produk lain yang setara, untuk Struktural sealant menggunakan type 795 sedangkan
untuk Weatherseal sealant menggunakan type 791. Lebar permukaan sealant yang
melekat dengan mullion /transom ditentukan berdasarkan kalkulasi struktur (Structural
Calculation), sehingga dapat diperoleh Structural Bite (minimum 6 mm), serta kalkulasi
pergerakan sambungan (Joint Movement Calculation) sehingga diperoleh Minimum Joint
Width.
Sealant yang digunakan memenuhi ketentuan peraturan standard test yang berlaku
antara lain :
ASTM-C-920-86;
ASTM-C-679
JIS A - 5758 ;
BS 5889 dan memberikan jaminan garansi pabrik selama 10 (sepuluh) tahun.
i. Sistem spider menggunakan sistem spider dari Kenari Djaja.
j. Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun jendela, dan pintu, agar
tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran, harus dari kualitas terbaik,
produksi dari pabrik yang disetujui Pengawas.
k. Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng, tidak boleh kering, atau
sudah mengeras.
PASAL 8
PEKERJAAN LOGAM BUKAN STRUKTUR
1. B a h a n.
Bahan Logam Untuk Pekerjaan Bukan Struktur.
A. Pelat seng datar, dan yang dipakai harus BWG 28 / BJLS 30.
B. Pelat baja, dengan mutu St-37.
2. Macam Pekerjaan
A. Menyediakan batang angker, beugel, plat penjepit, dan penyambung beserta baut dan
ringnya.
B. Talang atap beserta corongnya, dan perlengkapan lainnya.
C. Membuat grill-grill untuk dipasang di atas saluran selokan, kecuali bila ditentukan
lain.
D. Pada hubungan-hubungan tertentu, misalnya hubungan batas atap dengan tembok,
bagian-bagian lain yang memungkinkan kebocoran air hujan, harus ditutup dengan
lembaran timah hitam/Black Lood, sehingga kemungkinan bocor dapat dihindarkan.
E. Pekerjaan logam bukan untuk Struktur
Ini meliputi pengadaan semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat non struktural.
F. Pekerjaan logam lainnya meliputi :
a. Perlengkapan untuk drainage.
b. Pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.
3. Syarat-syarat umum.
A. Pekerjaan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang
tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya, plat-plat siku.
B. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran
yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi kecuali
kalau gambar detail menunjukkan hal tersebut.
C. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang hati-hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-
barang/pekerjaan lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangannya, walaupun
tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau persyaratan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
D. Pemborong harus mengambil ukuran ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan
tidak hanya dari gambar-gambar kerja, untuk memasang pekerjaan pada tempatnya,
terutama pada bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
E. Bahan lain.
Kecuali bila dinyatakan lain, maka semua logam-logam lain dalam pasal ini yang
berada di luar bangunan harus baja yang digalvanisir celup panas atau logam bukan
besi yang disetujui Pengawas.
F. Pemasangan dan penyambungan.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Semua
profil-profil harus benar-benar tepat, lurus sesuai dengan detail gambar. Pengerjaan ini
meliputi pengadaan dan pemasangan semua alat-alat/ perlengkapan-perlengkapan
yang diperlukan untuk memperoleh sambungan / hubungan yang baik, benar dan
kaku. Kecuali bilamana dinyatakan lain didalam gambar, maka untuk kepala sekrup
dan baut supaya dipergunakan yang berkepala datar, khususnya untuk permukaan
terbuka. Untuk pekerjaan mematri, solder pematri harus yang mutunya paling baik,
dan terdiri dari 0,5 timah hitam dan 0,5 timah. "Nuriatic Acid" harus dipergunakan
untuk zat peleburnya.
PASAL 9
PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Spesifikasi bahan
A. Bahan yang digunakan adalah Water proofing Bluechip 300 Wip membran dengan
ketebalan 1,5 mm berkualitas baik dan bergaransi selama 3 ( tiga ) tahun, dan harus
dinyatakan dengan sertifikat garansi.
B. Bahan - bahan yang digunakan harus sesuai dengan standard yang plat / dak baru,
maka plat / dak tersebut harus disket terlebih dahulu sampai bersih.
PASAL 10
PEKERJAAN PLAFOND
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan plafond gypsum tebal 9 mm dan finishing cat tembok dengan rangka Metal
Furing zincalum untuk ruangan area kantor.
b. Pekerjaan plafond GRC tebal 4 mm dan finishing cat tembok dengan rangka hollow
dengan dimensi dan ukuran sesuai gambar bestek/ perencana untuk area kios, toilet,
selasar dan pada bagian yang ditentukan dalam gambar.
2) Permukaan seluruh bidang langit-langit harus datar air /waterpass. Celah yang belum
rapi atau tiap sambungan papan gipsum harus ditutup dengan plamur khusus gipsum
yang halus dan rata dengan papan gipsum sehingga tidak terlihat sambungannya. List
plafond /langit-langit ukuran dan cara pemasangannya harus sesuai dengan gambar
rencana. Setiap sambungan atau pertemuan sudut harus rapi dan rapat sehingga
membentuk garis lurus.
1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lain untuk pelaksanaan pekerjaannya, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding cladding seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar serta sesuai shop drawing dari Kontraktor yang telah disetujui
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Curtain Wall.
2. Persyaratan bahan
a. Aluminium Cladding
Bahan adalah Alumunium Composite Panel, tebal 4 mm, dengan warna yang ditentukan
kemudian. Penggunaan panel pada bangunan dengan warna berbeda harus sesuai dengan
komposisi warna sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, dengan didahului pembuatan
shop drawing yang disetujui Perencana dan MK /Direksi. Angkur-angkur untuk
pemasangan rangka aluminium pemegang panel (cladding) harus terbuat dari aluminium
angle (siku) sesuai kondisi dan perhitungan serta disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Alumunium sheet yang digunakan memenuhi
Exposed : grade 5005 H14/H18
Non exposed : grade 1050A H14
c. Accessories
Silicone Sealant
menggunakan Silicone Sealant (neutral) produk setara Dow Corning yaitu tipe (Structural
Glazing) untuk Aluminium Frame Curtain Wall dan Cladding Alumunium composite panel.
Lebar permukaan sealant yang melekat dengan mullion /transom ditentukan berdasarkan
kalkulasi struktur (Structural Calculation), sehingga dapat diperoleh Structural Bite
(minimum 6 mm), serta kalkulasi pergerakan sambungan (Joint Movement Calculation)
sehingga diperoleh Minimum Joint Width.
(disesuaikan dengan Pekerjaan Silicone Sealant pada Pekerjaan Kaca pada RKS ini).
3. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
alumunium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain, serta melakukan
pengukuran kembali, untuk mendapatkan ukuran yang tepat dalam pembuatan shop
drawing.
b. Cutting List
Modul Persegi panjang, main di sealant lihat gambar.
c. Sistem cladding yang terpasang harus betul-betul akurat balk dalam level (waterpass) nya,
ke-vertikalannya (unting-unting), sudut-sudutnya dan bidang datarnya. Deviasi ijin ketika
diukur dari arah manapun terhadap suatu garis lurus bidang datar adalah berupa formasi
gelombang panjang dengan gelombang sepanjang minimum 20 meter, dengan tingkat
perubahan tidak lebih dari 1: 1000, dengan amplitudo 3 mm ketika diukur dari suatu garis
referensi menggunakan sinar laser.
PASAL 1
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV dan
0,5 KV untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY, untuk
kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY, NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.
1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan
koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis FL 84 (Ref. Phillips).
F. Grounding
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor).
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel
lebih kecil dari 50 mm2, atau sesuai gambar sistem pembumian.
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1" diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0,5
m. Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau
sampai menyentuh permukaan air tanah.
4. Nilai tahanan grounding system untuk panelpanel adalah maximum 5 ohm, diukur
setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
Grounding untuk peralatan elektrikal harus dipisahkan dengan grounding peralatan
elektronik.
5. Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.
H. Konduit
Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact (didalam
beton) atau metal konduit (diluar beton), dimana diameter dalam dari konduit minimum
1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan
lain pada gambar.
A. Panel-Panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Semua panel harus ditanahkan.
B. Kabel-Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun yang rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus memper-
gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum
adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.
D. Lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Direksi/MK.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana
lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.
3. Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs. harus
dilengkapi dengan fleksibel konduit.
4. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus, dan
dari bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi/MK.
E. Pembumian
1. Semua bagian dari sistim listrik harus dibumikan.
2. Elektrode pembumian harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk mencapai
permukaan air tanah.
(4) P E N G U J I A N
A. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta
instansi lain yang berwenang. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi
dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan
untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab
Pemborong sendiri.
3. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian/pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.
4. Motor-Motor Listrik
Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan
motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan ketentuan PUIL.
(5) PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
NO. Bahan/Perlatan Produk
1 Panel Tegangan Rendah
Komponen Panel : AEG, Moeller, Siemens, ABB, GE, MG ex
Schneider, Fuji.
Circuit Breaker AEG, Crompton
Metering Telemecanique, GE
Alat Ukur Schneider, ABB, Socomec
Capacitor Bank ZEZ, Silko, Nokian, Alpivar, Epcos, Voslow, Aid
Electronic.
Pembuat Panel Panelindo Makmur, Guna Elektro, Indo Panel,
Pati Amada, Oni Panel, Industira, Inti Muara
4 Lampu TLD
- Tybe Philips, Osram.
- Starter Philips, Osram.
- Condensor Philips, Osram.
- Fitting Philips, Osram.
- Ballast Low Loss Philips, May + Christy, TE, GL, Refas
- Pabrik Pembuat Philips, Creation, Artolite, Spectra, Interlite,
Lumenlight.
5 Down Light
- Tube Philips, Osram.
- Pabrik Pembuat Philips, Artolite, Lummenlight, Spectra,
Interlite, Creation.
6 Lampu Sorot Luar (Flood Light)
- Lampu Halogen Philips, Osram.
- Pabrik Pembuat Philips, Bega, Thorn, Osram
PASAL 2
PEKERJAAN GENSET
(2). GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance
jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.
(3). KOORDINASI
(7). LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Owner/MK yang disampaikan secara lisan maupun secara
tertulis.
Jumlah material masuk/ ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Owner/MK untuk
diketahui/disetujui.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Owner/MK.
Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Owner/MK.
2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Owner/MK dalam rangkap 3 (tiga).
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Owner/MK/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.
Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi
tugas.
A. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Dalam keadaan normal (PLN ON) kebutuhan dayanya disupply oleh sumber daya PLN
yang mencover keperluan daya untuk semua bangunan.
Pada saat PLN padam, Automatic Main Failure (AMF) pada Panel Kontrol Genset
(PKG)dan Control Device akan bekerja mengoperasikan Incoming Breaker dari Genset
dan melepaskan incoming breaker dari trafo sehingga terjadi perpindahan sumber
daya dari PLN ke Genset begitu juga apabila sumber daya PLN nyala lagi maka terjadi
prosedur sebaliknya.
Kapasitas On Site :
- Kapasitas : 1 x 200 kVA (Prime)
- Putaran : 1.500 RPM
- Starting : Battery 24 V
- Jumlah : Multi-silinder 4 langkah
- Governor : Tipe Electronic
Safety Device :
- Low oil pressure
- High water temperature
- Over speed
- Over voltage
- Over Load
- Over Current
- Emergency Push Button
- Lampu indikator dan horn pada panel generator
Perlengkapan :
- Exhaust muffler residential type with multi chamber reactive combined with
absorption principle.
- Battery dan chargernya
- Jumlah silinder 6 maksimum 8 dengan engine In-line type.
Alternator.
Output kontinyu : 1 x 200 kVA (Prime).
Tegangan : 380/220 V
Frekwensi : 50 Hz
Power factor : 0.8
Connection : star - 4 wires
Protection : IP 23
Insulation : class H
Overload capacity : 10 % selama 1 jam dalam setiap 12 jam kerja
Load Impact : 40 % dari beban maksimum.
Voltage regulation : automatic solid state type with rotating silicon
controlled rectifier (brush-less)
B. Panel Kontrol Generator (PKG).
Type : Free standing, front operated.
Tegangan : 380/220 V
Protection device : Circuit breaker minimum 50 kA dengan over
current, short circuit, under voltage relay,
earth fault relay and shunt trip & reverse
power relay.
Protection : IP 23
Measuring device :
Ammeter c/w current transformator.
Speed Indicator
Push Button :
- Off (Emergency manual shutdown)
- Automatic Service (Controls for auto/off/manual/load test)
- Trial Service
- Manual service
- Manual start
- Manual stop
- Generator circuit breaker lengkap dengan lampu indikator
- Horn Off
- Reset
- Signal Test
- Dilengkapi dengan space heater (dioperasikan dengan selector switch &
thermostat.
Buzzer :
- Over tempeature
- Low oil pressure
- Over speed
- Over current
- Over Crank
- Reverse Power
- Over voltage
1. Bahan tangki harian dibuat dari mild steel plate st.37, harus bebas dari karat dan
tekukan dengan tebal pelat 10 mm. Tangki disand blasting, tangki di test dengan
x-ray dan pressure, test tangki harian ditest dengan pressure test 5 Kg/m.
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang berpenga-laman
khusus tangki dengan peralatan yang cukup dan memenuhi persyaratan
keselamatan kerja.
3. Tukang las harus mempunyai sertifikat las yang masih berlaku dan akan diuji dan
disetujui oleh Direksi sebelum mulai bekerja.
4. Pemotongan plat harus dilakukan dengan acetylene welding equipment electric
driven.
5. Kapasitas tangki mingguan sesuai gambar.
6. Kapasitas tangki harian sesuai gambar.
7. Jenis pipa yang dipakai adalah black steel Medium BS 1387.
8. Jenis fitting yang dipakai adalah black malleable iron fitting, screwed end, 150 psi.
9. Tekanan kerja tangki 0,5 bar.
10. Pemborong harus melengkapi connector pipa untuk Penyambungan ke mobil
tangki ukuran yang sama.
11. Tangki dilengkapi dengan fuel oil level Indicator (sight glass).
B. Ruang Genset
1. Ruang Genset dilapisi Rockwool 2 density 80 kg/m3 pada sekeliling dinding dan
ceiling-nya.
2. Air fresh intake menggunakan sound attenuator untuk meredam suara agar
menjadi 70 dB pada jarak 1 meter dari dinding di saat genset beroperasi.
3. Exhaust air radiator menggunakan sound attenuator untuk meredam suara agar
menjadi 70 dB pada jarak 1 meter dari dinding disaat genset beroperasi.
4. Silencer menggunakan tipe residential.
C. Panel PKG
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Semua panel harus ditanahkan.
D. Kabel-Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
3. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
4. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
(1). U m u m
F. Pentanahan
1. Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan.
2. Tahanan pentanahan maximun adalah 2 ohm.
(18). PENGUJIAN
A. Umum.
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN
serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong
menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri. Peralatan dan bahan tersebut antara
lain, bahan bakar, olie dll untuk keperluan test 2 x 24 jam.
B. Peralatan dan Bahan.
Insulation Level
Sequence
Protection Device
Operation
Full Load Running (Dummy load)
Temperature Rise
Governor Control
Sound Pressure Level
Sequence
Protection device
Operation
Sound Pressure Level
Load Running 0%, 25%, 50% masing-masing 10 menit, 100% selama 1 jam
110% selama 0,5 jam.
Test beban kejut (40 % beban) sebanyak 10 kali dalam 1 jam.
Semua pengetesan menggunakan load bank (dummy load).
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat
panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik
dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa under
voltage, over current, over thermis, short circuit dan lain-lain serta mergger antara
fasa, fasa-netral, fasa-nol.
(c) Kabel
Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel baik dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN
tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan mergger tetap harus
dilaksanakan, dengan nilai tahanan isolasi minimum 50 mega Ohm.
Terminasi untuk bus duct dari Alternator, dimungkinkan bisa dipakai untuk terminasi
kabel. Pengujian kabel melingkupi pengujian kabel kontrol, grounding dan instalasi
pendukung genset.
(19). P R O D U K
Produk dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan
pada dasarnya adalah sebagai berikut :
NO BAHAN/PERALATAN PRODUK
PASAL 3
PEKERJAAN TELEKOMUNIKASI
(1). Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan - ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
2. Type Key Telephone yang ditawarkan sudah mendapat approval dari PT.
Telekomunikasi Indonesia dan telah dipasang dan berfungsi dengan baik
di Indonesia. Memiliki tenaga ahli yang terlatih dan mampu untuk
menangani type Key Telephone tersebut, baik pemasangan, operasional
maupun pemeliharaan. Peserta tender diwajibkan melampirkan sertifikat
training atau surat keterangan mengenai tenaga ahli tesebut dari pabrik
atau perwakilan yang ditunjuk.
4. Fleksibility.
Key Telephone yang ditawarkan bersifat fleksible dalam hal penambahan
disatu lokasi maupun desentralisasi diberikan lokasi (remote module /
kabinet) melalui, analog tie-line, PCM link atau fiber optic. Dapat
dikembangkan kapasitasnya hingga minimal 300 port dengan single mode
(tanpa networking). Apabila ada perubahan versi software, sistem bisa di
up grade dengan mudah tanpa perlu pergantian perangkat keras, seperti
EPROM, Processor Card, memory dan sebagainya.
A. C P U
Common control unit yang ditawarkan minimal memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Stored Program Control (SPC), dengan teknik digital Switching.
b. 8 KHz sampling rate 732.
c. 8 bit "A law" companding.
d. Sesuai dengan CCITT standard G. 732.
e. PCM format 30 channel 2.048 Mbps.
f. Dapat mengaccess 2B+D yaitu 2 clear B channel 64 Kbs dan 1D channel
16 Kbs untuk common channel signalling.
g. CCITT Primary Rate Access 30B + D dengan Q931 signalling.
h. Traffic Capacity minimal 30.000 BHCA.
B. Memory
Memory Key Telephone merupakan bagian dalam proses Stored Program
Control harus dapat menyimpan instruksi system Key Telephone dan data-
data konfigurasi Key Telephone.
C. Digital Switching
Blok switching Key Telephone yang ditawarkan harus terdiri dari "Full Non-
Blocking Digital Time Division Switch" untuk seluruh terminal yang
digunakan.
2. Kondisi Lingkungan
Key Telephone yang ditawarkan harus mempunyai dimensi cabinet sekecil
mungkin dan dapat beroperasi dengan kondisi sebagai berikut :
Relative Humidity : 8 - 90 %
Room Temperature : 4 - 40 celcius
Power Requirement : 220 VAC / 50 Hz
3. Pesawat Operator
Pada pesawat operator harus dilengkapi dengan suatu LCD untuk
menunjukkan informasi dan minimal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Identification nomor dan nama yang dipanggil
b. Speed Call
c. Sistem Alarm
d. Waktu/tanggal
e. Kondisi Extenstion
f. Automatic Recall
g. Intercept
h. Camp on Busy
i. Conference
j. Dialing
k. Direct Trunk Selection
l. Paging
m. Serial Call dari Trunk
3). Konduit
1. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang
bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimal 1 X diameter
kabel. Khusus ruang-ruang tanpa ceiling seperti area parkir, dimana
pemasangannya bersifat outbow memakai konduit khusus.
Untuk pemakaian konduit didalam ruang yang memiliki ceiling (tidak tampak)
cukup memakai konduit biasa.
(5). PENGUJIAN/JAMINAN
Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. Telekomunikasi
Indonesia (TELKOM) dan dari pabrik pembuat. Kontraktor menjamin dengan masa
pemiliharaan selama 6 bulan untuk instalasi dan jaminan hasil pabrik untuk peralatan
selama 2 (dua) tahun setelah masa pemeliharaan.
1). Training
Dalam menunjang operasi dan maintenance KEY TELEPHONE secara teliti dan
benar/terampil, peserta tender harus memberikan training bagi operator dan
teknisi/ Engineer KEY TELEPHONE.
(7). PRODUK
PASAL 4
(1). Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:
Rating Temperatur : 57 0 C.
Alarm Indicator : LED in the base.
Temp. Range : 0 0C 60 0 C
Common Mounting Base : Indicator detektor dilepas
1. Uraian System.
Fire intercome digunakan untuk komunikasi dua arah antara petugas kebakaran
dilapangan dan komandan petugas diruang pusat kendali kebakaran, baik dalam
pemeliharaan instalasi maupun dalam penanggulangan kebakaran.
2. Spesifikasi Peralatan.
3. Instalasi
14). B a t t e r y.
Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu-
waktu supply listrik utama PLN/Genset mati, sistem alarm masih berfungsi dengan
baik Jenis yang digunakan harus jenis Sealed Acid rechargable type Ni-Cd
Battery (36 AH ).
Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (36 AH) dengan
kapasitas kebutuhan (ampere hour) yang disesuaikan, sehingga battery ini sanggup
memberikan supply secara normal dan terus menerus kepada sistem selama
minimum 4 (empat) jam dalam keadaan general alarm.
16). Kabel
Instalasi kabel antara detector ke Detector menggunakan kabel NYA.
Instalasi kabel antara addressable module ke Flow Switch, Hydrant Pump,
Pressurize Fan, dan Tamper Switch menggunakan kabel Fire Resist (FRC).
Instalasi kabel antara Remote Control Panel menuju Announciator menggunakan
kabel FRC. Kabel Riser, kabel antara Addres Module dan dari Addres Module ke
MCPFA, kabel ke manual call point, lamp dan bell serta kabel output ke sistem ME
harus dari jenis FRC (Fire Resist Cable) dimana kabel lamp dan bell ditarik sendiri-
sendiri (terpisah).
17). Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC High Impact dengan diameter
dalam minimum 1 1/2 kali diameter kabel.
Konduit yang digunakan untuk instalasi fire alarm harus dibedakan dengan
konduit yang digunakan untuk instalasi lain ( misalnya : Telekomunikasi, Tata
suara dan lain-lain ).
1). Peralatan
Alarm Bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang
berada diluar hydrant box maka dipasang pada jarak 0,5 m dibawah plafond
atau disesuaikan dengan keadaaan lapangan. Alarm lamp dipasang bersatu
dengan hydrant box.
Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari
detector. Peralatan Sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan
hambatan max. 1 ohm. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam
kelompok Emergency load dari genset.
Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
(authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan
sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.
Pengujian terhadap tahanan isolasi dan grounding kabel instalasi harus dilakukan sesuai
dengan PUIL.
(6). PRODUK
(1). Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Garis besar scope pekerjaan Sistem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut :
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
1). K a b e l
2). K o n d u i t
Jenis konduit yang dipakai adalah PVC high impact dengan diameter 1,5 kali
diameter kabel.
Fungsi :
Spesifikasi :
Spesifikasi :
1. Centralized monitor & multiplexer operation
2. Control up to 16 multiplexer
3. User up to 4 digital keyboard/PC
4. Power : 108 253 VAC/50 Hz 10 watt
5. Monitor Display
Picture Tube : 14" and 20 diagonal
Resolution : 700 TVL dan 450 TVL
Input Impedance : High Impedance atau 75 ohm
Input Signal Level : Composite Video Signal 0,5 to 1,5 Vp-p
Voltage Range : 207 to 264 VAC/75 watt
Surge Arrestor
High Impulse Rating : 4 16 kA (8/20 S)
Filtering : EMI/RFI
Indicator : LED
1). PERALATAN
a. Rak peralatan sistem CCTV ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar
rencana.
b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency power
genset.
c. Rak peralatan sistem CCTV ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan max.
1 ohm dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI)
maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.
Semua peralatan dalam Sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan untuk
instalasi dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan.
(7). PRODUK
PASAL 6
LINGKUP PEKERJAAN TATA SUARA
(1). Umum
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.
Garis besar scope pekerjaan Sistem Tata Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut
:
Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :
2). K A B E L
Kabel Feeder ke Junction Box yang dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah kawat
seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud speaker
yang dipakai adalah jenis NYMHY 3 x 1,5 mm2 dan terletak didalam konduit.
3). K O N D U I T
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC High Impact conduit dengan diameter
dengan minimal 1 1/2 kali diamater kabel.
1. Ceiling Speaker
2. Wall Speaker
3. Column Speaker
4. Horn Speaker
(6). PENGUJIAN/JAMINAN
Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.
Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
Pengukuran impedasi kabel instalasi dilakukan dengan Impedance Meter.
Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan untuk
instalasi dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan.
(7). PRODUK
4. Noise Criteria
R. Kerja : 30 - 45 NC (35 50 dB)
Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api
dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya
celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan
material yang sesuai untuk tujuan tersebut.
4). Instalasi
1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.
3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku)
yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam operasinya.
Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis
harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus
bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat. Urut-urutan pengecatan
adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk
peralatan-peralatan yang cat fabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
penyimpanan dlsb, harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang
ditentukan Pemberi Tugas/MK. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan
standard.
1. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens
dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.
2. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
3. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bekas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.
Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk
itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tsb harus dikonsultasikan dengan
Pemberi Tugas/MKdan disertai gambar detail. Semua ducting atau pipa tembus
dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance 3/4" jika duct atau pipa
berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 3/4" antara isolasi dan sleeve menembus
atap harus diperpanjang 200 mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan pipa atau
duct clereance harus diisi dengan sealant yang tahan api.
Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan
dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan Pemberi Tugas/MK dan pada daftar
peralatan atau data sheet atau sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada
peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama dan nomor,
kontraktor wajib mengusulkan kepada Pemberi Tugas/MK dan semua ini sudah
harus tercantum dalam as built drawing.
Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi
Tata Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap
termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu
instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.
13. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
14. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.
15. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.
2). Umum
1. Centrifugal Fan
Fan harus dari type backward Forward/curve airfoil sesuai seperti yang
dijelaskan dalam daftar peralatan dengan komponen-komponen sbb. :
Tipe in line.
Volute casing dari galvanis steel.
Impeller dari multivane galvanized steel.
Shaft dari mild steel.
Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila
dinyatakan ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam
gambar atau data sheet.
Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi
(high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan
impeller dari alluminium die-cast.
Pemasangan dan pengadaan Split Unit Air Cooled yang terdiri atas Indoor Unit dan
Outdoor Unit berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing-
masing unit sebagai tertera dalam skedul peralatan pada lembar gambar rencana.
2). U m u m
Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit (performance) dapat
dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2. Outdoor Unit.
3. Indoor Unit.
Blower dari indoor fan dari type tangential berjumlah 1 unit dengan
digerakkan oleh motor 4 pole (1450 RPM).
Refrigerant (Liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan
sight glass, refrigerant filter drier, liquid line solenoid valve.
Casing dari indoor diletakkan di dinding untuk type wall mounted atau
diceiling untuk ducted type, cassette type, ceiling mounted.
Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam spesifikasi
ini, berarti hanya permintaan khusus dan ini juga tidaklah berarti menghilangkan hal-hal
lainnya dari persyaratan umum dan suplemen yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan
lain tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal persyaratan umum maupun suplemen
tidak berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.
1.2.3 Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan-
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.
1.3.1 Semua Pekerjaan instalasi harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua
pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa jaminan
selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.
1.3.2 Garansi compressor AC VRV/F adalah 36 bulan terhitung dari tanggal start up dan
komisioning.
1.3.3 Garansi spare parts AC VRV/F adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up dan
komisioning
1.3.4 Garansi kompresor AC NON VRV/F adalah 36 bulan terhitung dari tanggal start up
dan komisioning khusus untuk kapasitas 0.5 5 PK.
1.3.5 Garansi kompresor AC NON VRV/F adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up
dan komisioning khusus untuk kapasitas diatas 5 PK.
1.3.5 Garansi spare parts AC NON VRV/F adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up
dan komisioning.
B. LINGKUP PERKERJAAN
Secara umum Sub paket Pekerjaan sistem Tata Udara Dan Ventilasi Mekanis ini meliputi
pengadaan, pemasangan, testing, adjusting, dan pemeliharaan dari pekerjaan-pekerjaan tersebut
di bawah ini.
2.1 Pengadaan dan pemasangan VRV/Faircooled system dengan menggunakan inverter DC yang
terdiri dari 1 Outdoor dan beberapa indoor unit lengkap dengan control panel lengkap
dengan electronic expansion valve di indoor dan outddor unit dan peralatan standart pabrik
lainnya.
2.2 Pengadaan dan pemasangan unit-unit indoor unit lengkap dengan filter sementara, filter
permanen, fan, cooling coil, casing box drain pain, hanger lengkap, bolt spring mounting dan
perlengkapan standar pabrik.
2.3 Pengadaan dan pemasangan system pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi, lengkap
peralatan pemipaan dan penggantung pipa.
2.4 Pengadaan dan pemasangan unit-unit AC split, dengan kapasitas, jumlah dan tipe indoor unit
sesuai dengan schedule peralatan lengkap dengan control panel dan peralatan standar pabrik
2.5 Pengadaan dan pemasangan system cerobong udara berikut isolasi luar dan dalam, damper-
damper, diffuser/grille, penggantung serta kelengkapan lainnya.
2.6 Pengadaan dan pemasangan Fresh intake Air Fan, toilet exhaust dan unit-unit fan, berikut
system ductingnya dan kelengakapan lainnya dengan kapasitas, tipe dan jumlah sesuai
dengan skedul peralatan
3.1 Umum
Unit AC harus menggunakan tipe VRV/F aircooled. Menggunakan inverter DC. Terdiri dari
1 Outdoor dan multiple indoor, dimana setiap indoornya mempunyai kemampuan
mendinginkan ruangan dan bisa dikontrol setting temperature dan fan speednya secara
independent dengan menggunakan remote control tipe kabel maupun central controller,
terkoneksi dalam 1 refrigerant sirkuit. Seluruh Outdoor, indoor, remote control, refnet
joint, central controller harus merupakan merek yang sama dengan merek AC yang
digunakan. Refrigerant yang digunakan ramah lingkungan atau tipe R410A.
Kompresor
Kompresor haruslah merupakan tipe Scroll (Fully Hermetic, R410A) yang mempunyai
efisiensi tinggi dan dilengkapai dengan control inverter yang dapat merubah kecepatan
putaran kompresor menyesuaikan dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Magnet
tipe Neodymium harus terpasang di dalam rotor kompresor, Magnet Ferrite tidak
diperbolehkan.
Heat Exchanger
Heat Exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang dipasangkan secara mekanik ke
aluminium blue fin, di mana blue fin ini haruslah dilapisi dengan lapisan anti karat setebal
0.2 0.3 micron.
Fan Motor
Motor Fan di Outdoor unit harus memiliki kecepatan bertingkat yang dikendalikan dengan
inverter DC dan mempunyai kemampuan untuk menurunkan noise level jika beroperasi di
malam hari baik secara otomatis maupun manual. Eksternal Static Pressure untuk
Outdoor harus mencapai pada 78.4 Pa.
Perlengakapan Keselamatan
Peralatan Keselamatan berikut ini harus sudah termasuk di dalam outdoor unit : High
pressure switch, Control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors
for compressor and fan motors,over current protection untuk inverter dan anti-recycling
timers, sub cooling.
Oil recovery mode harus beroperasi secara otomatis setiap 6 jam opersi untuk
memastikan kembalinya oil ke compressor.
Unit AC ini harus bisa dikendalikan dari 2 kontrol yakni remote control tipe kabel dan
sentral kontroler
Kontrol sistem unit AC harus dilengkapi dengan Automatic address setting function dari
pabriknya.
A. Indoor Unit
Indoor Unit harus merupakan type ducting dengan design suhu pada 24 CDB dengan suhu
ambient 35 CDB.
Komponen dasar dari indoor unit terdiri dari kipas, motor kipas, evaporator dan
propotional elektronik expansion valve.
Kipas haruslah tipe centrifugal direct drive yang beroperasi dengan tegangan 220-240
volt, 1 phase dan 50 Hz, dan memberikan static pressure minimal 10 140 Pa (duct type).
Dapat dilakukan pengaturan static pressure melalui remote control unit (Jika diperlukan)
pada saat testing dan komisioning. Sehingga static pressure dapat di naikan atau di
turunkan sesuai kebutuhan lapangan.
Indoor unit harus dilengkapi dengan drain pumpdari pabriknya. Dan mampu lift up 700 -
750 mm (tipe duct).
Indoor unit harus dilengkapi dengan electronic expansion valve untuk mengontrol aliran
refrigerant sesuai dengan kapasitas beban ruangan.
Indoor unit dilengkapi dengan fungsi automatic addressing baik untuk penggunaan
individual maupun group.
Indoor unit harus dilengkapi dengan 3 sensor (refrigerant inlet, outlet dan off coil) dimana
setiap 20 detik memberikan informasi kepada sensor outdoor.
Temperatur control dapat mengontrol sampai dengan 16 indoor unit ( 1 Group )
Setiap Indoor sudah dilengkapi dengan Drain Pan yang dapat di akses mudah untuk
perawatan. Dan sudah di lengkapi dengan perlakuan anti bacterial Silver ion untuk
mencegah pertumbuhan lendir, jamur, dan bacteria yang menyebabkan halangan dan
bau.
Noise level pada 29 49 dBA diukur pada jarak 1.5 meter.
Semua Outdoor harus dipasang di atas atap atau di samping bangunan dan terhubung
ke indoor yang ada di dalam gedung, dimana 1 unit outdoor akan terkoneksi ke seluruh
indoor maximum di lantai 4 yang berurutan atau jarak indoor teratas dan terbawah
maximum 15 meter.
Panjang pipa refrigerant antara outdoor ke indoor harus mampu mencapai 165 meter
dengan beda ketinggian 90 meter tanpa oil trap.
Outdoor dan indoor unit harus dirakit secara utuh di pabrik dan ditest di pabrik sebelum
dikirim, Outdoor unit harus sudah terisi refrigerant R410A.
Pemasangan unit outdoor dan indoor harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
Outdoor unit haruslah weatherproof yang dibuat dengan panel anti karat dan dicat
dengan baked enamel.
Outdoor unit harus memiliki 1 unit Scroll Compressors tipe inverter.
Outdoor unit yang memiliki 2 unit Scroll Compressor atau lebih harus tetap beroperasi
walaupun salah satu Compressor rusak.
Noise level outdoor unit tidak boleh melebihi 68 db (A) pada saat beroperasi, di mana ini
diukur secara horizontal dengan jarak 1 meter dan pada ketinggian 1.5 meter dari atas
pondasinya.
Outdoor COP minimal pada 3.00 pada kondisi 27 EDB / 19 EWB dan ambient temperatur
35 C.
Setiap Outdoor unit harus sudah dilengkapi dengan Service Valve.
Koneksi pipa setiap outdoor di sediakan oleh pembuat barang termasuk cabang (Refnet)
dari outdoor ke indoor.
PCB outdoor sudah dilengkapi dengan Ferrit Core (Noise reducer).
Combinasi Indoor dan Outdoor / Index Ratio Indoor ke Outdoor maksimal 130%.
2). U m u m
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi.
Type disposable atau washable, fire resistance, media dari metalic dengan
ketebalan 2. Filter Frame terbuat dan galvanised steel berpenampang U.
Effisiensi pre filter 30-35% berdasarkan standard ASHRAE 52-76
Atmosphere dust sport, everage arrestance 70%, pada keadaan low
velocity medium ficture dan efficiency 70%.
2. Bag Filter
Bag Filter dipergunakan untuk AHU yang mempunyai kapasitas 1 m 3/s
sampai 2,5 m3/s yang melayani ruangan-ruangan yang berhubungan
dengan publik.
Filter ini berupa kantung-kantung yang berbentuk V, terbuat dari
fiberglass yang berbentuk paket kantung-kantung ini dipasang pada frame
yang terbuat dari galvanised stell dengan ketebalan 25 mm. Pemasangan
pada unit AHU harus kuat dan mudah dilepas ketika akan dibersihkan (bila
diperlukan).
3. Carbon Filter
Carbon filter dipergunakan untuk Fan yang melayani ruangan-ruangan
yang berasap dan berbau seperti asap rokok atau dapur.
Filter ini berbentuk Cartridge-cartridge silender yang berisi activated
carbon. Cartridge ini terbuat dari 2 buah silinder yang berbeda diameter,
terbuat dari galvanised stell dan berlubang-lubang kecil. Ruangan antara
dua silender tersebut diisi carbon yang telah dipadatkan dalam wadah
tahan getaran dan dapat menyerap asap. Lebar ruangan antara silinder
16mm, lalu Cartridge ini ditutup dengan lockring dan diikat dengan gasket
efesiensi filter 8095 % berdasarkan ASHRAE 52/76 Atmosphire dust
sport Resistage filter adalah 0,55 in WG (137 Pa).
Filter yang dipasang harus dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap tipe dan efisiensinya (bila diperlukan).
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam
getaran (Vibration Isolation/Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar
seperti, Split System Unit, Fan dan perlu juga untuk duct, pipa dll.
Start, stop dan status dari masing-masing unit AC dan ventilasi harus dapat
diremote dari panel kontrol yang letaknya di setiap tipe unit Apartment.
Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasuk
pabrikasi) pekerjaan duct lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi, damper, grilles, register,
berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan tersebut seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.
2). U m u m
a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti
pekerjaan duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/accessories
yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar
yang menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dengan jalur-jalur
instalasi lainnya berikut detail dan potongan-potongan yang diperlukan
setelah mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan sebelum
dilaksanakan.
c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan
penampang laluan udara. Jika diperlukan lining untuk ukuran duct tersebut,
berarti penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan ducting dari Baja Lapis Seng (BJLS).
e. Pemotongan bahan ducting dilakukan di luar proyek dan fabrikasinya dapat
dilakukan di area proyek.
Panjang flexible connection tak lebih dari 20 cm, dan tidak menimbulkan
kebocoran pada sambungan.
16. Alumunium Flexible Round Duct terdiri dari tipe 2 lapis aluminium laminate
incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis fire
resistance. Tekanan kerja max. 5 inch WG. Flexible duct ke peralatan
memakai klem khusus (quick klem) dari bahan plastic.
Setiap flexible duct yang nyambung ke main duct harus pakai spigot.
3). Material
1. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
2. Pipa Refrigerant : Pipa Tembaga (Copper) ASTM B88 type L/M
2). Material
1. Isolasi luar (ducting): Fibre glass tebal 25 mm, density 32 kg/m3, thermal
cond.0,032 w/m K. atau Polyethylene Sheet, density 35 kg/m thermal cond.
0,035 w/m K.
2. Isolasi dalam (ducting/plenum): Fibre glass,tebal 25 mm, density 48 kg/m 3
thermal cond. 0,032 w/m K. lengkap dengan glass colth dan wire mesh atau
Polyethylene Sheet.
3. Pipa condensate drain & Pipa Refrigerant : Polyethylene foam, density 35-40
kg/m3, thermal cond. 0,033 w/m K.
4. Isolasi peralatan & alat bantu pipa: Polyethylene team, density 35-40 kg/m3,
thermal cond. 0,033 w/m K.
5. Aluminium foil: Double sided reinforced fire retardant.
6. Adhesive tape: Adhesive aluminiumfoil, fire retardant.
2. Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindungan dengan metal jacketing
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak
pelindungnya, bila ada perbaikan.
2). Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan
perletakan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar
yang menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan instrument kontrol.
Panel
a) Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel
tenaga dan panel-panel kontrol harus dari merek yang sama yang
digunakan pada instalasi listrik.
4. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam conduit
high impact.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan
AC yang bersangkutan.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum
diurug kembali.
Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi
tanda adanya galian kabel dan tanda arah kabel.
Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi
lainnya, harus dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel
schoen". Kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.
1). Pondasi
1. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk condensing unit, kipas angin (Fan),
panel-panel listrik tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
2. Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi
untuk masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada
Pemberi Tugas dan MK untuk diperiksa dan disetujui.
3. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman
pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
4. Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia concrete block
(seperti ditunjukkan dalam gambar rencana) untuk dipasang dibawah peralatan
tsb.
5. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin.
6. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang
diperlukan.
7. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil,
batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui.
Semua dudukan harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang cukup dan dibuat
pada lantai.
2). Pengecatan
Seluruh unit T Bar Linear diffuser dan Return yang akan dipasang harus melalui
Test dan dinyatakan lulus oleh Lab Teknik kondisi lingkungan.
Departement Fisika Teknik ITB Bandung.
Untuk dimensi dari T Bar Linear Diffuser dan Return harus mengacu ke gambar
Interior dan untuk Aliran Udara (CFM) mengacu ke gambar instalasi AC.
Aliran udara yang mengalir melalui T Bar Linear Diffuser tidak boleh kurang dari
yang tercantum di gambar denah instalasi AC sementara untuk Static Pressure,
toleransi yang diberikan lebih kurang 5% dari yang tercantum di tabel lampiran.
4. Pengukuran listrik
Voltmeter
Ampermeter/ampertang
Insulation test/meneger test
Megger Test
(15). PRODUK
NO URAIAN PRODUK
1. BRITISH STANDARD
2. ANSI Code A.17.1
3. Pedoman Pengawasan Instalasi Lift No. th.1978
4. Keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI Jakarta No.1173 th 1978.
5. Peraturan Daerah DKI No.3 th.1975.
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987 sebagai SKBI - 3.4.53 th
1987
7. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.
Pekerjaan instalasi in harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Pemasangan Instalasi Elevator dan Escalator dari Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam
Surat Penawaran.
(3). KOORDINASI
1. UMUM
Dalam jangka waktu 90 hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai pekerjaan
instalasi peralatan ataupun material, Pemborong harus menyerahkan shop drawing,
daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini untuk disetujui
oleh MK/Direksi Pengawas.
Pemilik tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.
2. SHOP DRAWINGS
Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang
diperlukan untuk dipariksa dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja
ini berarti Pemborong sudah mempelajari dengan seksama gambar-gambar Struktur,
Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah menghasilkan kondisi
yang sebenarnya di proyek.
4. SELEKSI DATA
Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Pemborong harus melengkapi dengan
seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga).
Pemborong harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan
tanda.
Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menseleksi peralatan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
Quality Asurance
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas produk.
Yang menyatakan bahwa produk ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah
terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu
dengan baik.
(8). LAPORAN-LAPORAN
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah MK/Direksi Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
Jumlah material masuk/ditolak
Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah/kurang
Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK/Direksi Pengawas untuk
diketahui/disetujui.
2. LAPORAN PENGETESAN
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada MK/Direksi Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel, dan lain sebagainya.
Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak MK/Direksi Pengawas
Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama minimum
1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pertama.
Sejak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila terjadi
kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi, Pemborong wajib mengganti atau
memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka
garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi
kerusakan pada peralatan utama (mis : motor terbakar), maka motor tersebut
harus diganti dengan yang baru dan tidak boleh wiringnya digulung baru.
1. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
2. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan
memperbaiki dan melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna,
baik yang belum atau yang sudah diperingatkan sebelumnya tanpa adnya
tambahan biaya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
4. Pemborong harus menyerahkan dokumen lengkap pada saat serah terima
pekerjaan pertama berupa :
a. As built drawing
b. Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
- Brosur Teknis
- Maintenance Manual
- Operator Manual
- Elektrikal wiring/kontrol
c. Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini
lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
d. Data test report
e. Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi
f. Spare parts dan tools.
Semua point a s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3
(tiga) sets.
5. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI
Perubahan material, dan lain-lainnya harus mendapat instruksi dari pemilik secara
tertulis sebelum dilaksanakan. Dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang
ada harus disetujui oleh MK/Direksi Pengawas secara tertulis.
6. IJIN - IJIN
Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.
1. Pekerjaan Instalasi Listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi
listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan
aman, sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut harus
sudah dapat dipergunakan oleh pemilik.
2. Seluruh peralatan yang direncanakan dalam instalasi ini adalah untuk bekerja
pada frekwensi 50 Hz 2 Hz dan tegangan 220/380 Volt 10 %.
1). UMUM
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.
Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan maka pemborong wajib memberitahukan hal tersebut merupakan
kewajiban pemborong untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.
5. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari antara
lain:
Operation manual
Maintenance manual
Daftar suku cadang yang perlu disediakan
Gambar as built drawing
Semua electronic dan electric wiring dll.
2. Lantai Kereta
Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty
tile, warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut
elevator.
Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi seperti
tergambar untuk lift dengan type Single Door.
Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat
pengatur kecepatan.
Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
2. Landing Door.
Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
Dilengakpi dengan narrow jamb.
Terbuat dari stainless steel
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.
4. Hall Button.
Hanya ada satu buah disetiap lantai.
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk
operasi ke arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk
operasi ke arah bawah.
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk
operasi ke arah atas bawah.
Pushbutton merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.
Type digital hanya dilantai 1, sedangkan lantai lainnya hanya petunjuk arah
perjalanan kereta.
Harus dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala dan
berbunyi pada saat kedatangan kereta.
6. Buffer.
Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana
dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan
sendiri oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke
lantai beton struktur yang ada).
7. Guide Rail.
Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
Untuk Kereta Lift/Elevator.
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur
baut .
Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1 dan panjangnya 14,5
yang dipasang dengan mur baut sebanyak empat buah disetiap
sisinya.
Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus
dicat anti karat.
Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.
8. Counter Weight.
9. Compensating
Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.
10. Rem
Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai
dengan standard pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan
bawah dari kereta lift dan counterweight.
1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10% Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas
penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
3. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai
peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh lebih besar dari 3 mm
5). ROPE
1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengankapasitas lift
secara standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan
pada rope dipasangkan pada rope end (detch and Hitch) yang terletak pada
suatu profil baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safety
switch dan per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.
Di lantai Dasar harus disediakan dan dipasang Sakelar khusus untuk petugas-
petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dalam Bahasa Indonesia SAKELAR
KEBAKARAN. Untuk mengoperasikan sakelar tersebut tidak boleh menggunakan
kunci dan harus diletakkan didalam kotak besi yang mempunyai panel depan
terbuat dari stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah
dipecahkan.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan ON atau OFF.
Perlu dilengkapi Supervisory Panel dengan 3 buah intercom yang diletakkan di
Ruang Mesin, Ruang Maintenance dan Ruang Security.
semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak ada
panggilan atau permintaan baru terdaftar.
Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun ke
lantai 1 (satu), tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan dari
dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar kereta/lantai.
1. Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 40 C dan RH maksimum 95%.
3. Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang akan
disediakan oleh pemborong lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya
dapat dilayani dari depan.
4. Box panel harus terbuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka penguat dan
dicat anti karat.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
7. Earth Quick Protection.
8. INSTALASI LISTRIK
Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dari pemborong instalasi ini
adalah :
1. Panel daya (tebal 2 mm) beserta kabel feeder dari panel daya ke panel kontrol
elevator.
2. Kabel kontrol dari panel kontrol elevator ke setiap bagian yang memerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator, diatas dan dibawah kereta lift.
4. Intercom dengan master station, di ruang mesin elevator dan di ruang Control
Engineering, dengan cabang pada kereta. Didalam operasinya, cabang dapat
memanggil master station dan master station dapat memanggil cabang.
5. Penambahan batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan Automatik Charger.
6. Penyediaan kabel FRC/MICC untuk Fire lift oleh kontraktor listrik.
7. Penarikan kabel untuk paging system yang langsung dikontrol/dihubungkan
dengan paging sentral oleh kontraktor sound system.
9. LAIN - LAIN
1). DATA LIFT
A. DATA LIFT Gedung A1
(4). P R O D U K.
1). PRODUK
PABX Panasonic, National , Nec, Setara
Instalasi ITC 2 x 2 x 0.6 mm dalam conduit.
PASAL 9
PEKERJAAN PLUMBING
(1). U M U M
1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Sambungan Flexible
5. Penggantung dan penumpu
6. Sleeve
7. Lubang pembersihan
8. Bak kontrol
9. Balok Beton
10. Galian dan pengurukan kembali
11. Pengecatan
12. Pengakhiran
13. Pengujian
14. Peralatan Bantu
AB
Penyiram Tanaman 10 15 20 PVC IA
CW
AK
Air Kotor dan Air Bekas GR 10 10 PVC IA
SW
Air Bekas Saniter (Horizontal & ABK
GR 8 10 PVC IA
Vertikal) SW
Air Buangan Dapur Horizontal & ABD
GR 8 10 PVC IA
Vertikal) SW
Air Bekas dan Air Kotor yg. di ABK GIP
10 15 20 IA
pompakan dari Sumpit ke STP SW Medium
Vent VT 3 10 10 PV-10 IA
AH
Air Hujan GR 10 10 PVC IA
SD
Penggunaan :
- Pipa Tegak Air Dingin Dalam Gedung
Tekanan Standard 10 bar.
Uraian Keterangan
Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau A-metal body class 300
lb dengan sambungan ulir, BS 21/ANSI B 2.1. dia 50 mm
keatas, cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.
Uraian Keterangan
Penggunaan : - Vent
Uraian Keterangan
Uraian Keterangan
Fitting & Jointing : PP-R, Hot Welding Jointing Type : DIN 16 962.
f. Skedul Valve
Isolating Regulating Check
a. U m u m
1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
flens, water mur dapat digunakan bila keadaan sangat memaksa.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.
12. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.
Untuk pipa kebakaran dan pipa plumbing yang terbuat dari baja minimum 75
cm dibawah tanah diberi lapisan anti karat merek Densopol/Densotape dengan
overlap 10 mm dan harus dilapis minimal 2 kali.
Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10-15 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa
batu-batuan atau benda keras yang lain.
Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.
1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
tabel berikut ini :
----------------------------------------------------------------------
Jenis Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
Pipa (mm) -------------------------------
Interval Interval
mendatar Tegak
(m) (m)
Catatan :
- khusus untuk pipa non baja, harus memperhatikan pentunjuk dari pabrik
pembuat.
2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
a. Perubahan perubahan arah.
b. Titik percabangan.
c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.
3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :
a. Diameter Batang
----------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
----------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan factor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil
dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor
dari 2 keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak.
----------------------------------------------------------
b. Bentuk gantungan.
4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.
----------------------------------------------------------------
NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA
----------------------------------------------------------------
Air Bersih Biru
Air Kotor Hitam
Air Pemadam Kebakaran Merah
Udara Hijau
5. Vent Abu-abu
----------------------------------------------------------------
Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini :
- Di ruang Mesin
----------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
----------------------------------------------------------
Sampai 75 mm 20 mm
e. Pemasangan Strainer.
Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
a. Katup-katup Pengontrol.
b. Katup-katup pengurang tekanan.
Ven udara otomatis harus disediakan ditempat - tempat tertinggi dan kantong udara.
Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar Perencanaan.
Material :
Body & Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 cast bronce ASTM B.61, B.62.
Stem : Stainless Steel AISI 303
Spring : Stainless Steel AISI 302
Spool : Ductile Iron ASTM A 536
Diapraghma Plate : Ductile Iron ASTM A 536
Seat Ring : Cast Bronze B.62
Diapraghma : Nylon Reinvorced Buna-N
O Rings : Buna-N
Seat Disc : Buna-N
Bagian dalam dan luar Body PRV harus di Coated Epoxy, khusus body luar perlu
dilapisi dengan cat Enamel, setelah dicoated Epoxy.
Rating Temp. : 32 F s/d s/d 180 F
Pressure Rating :
- Class 150 : maksimum 250 PSI
- Class 300 : maksimum 640 PSI
Dapat terbuka penuh pada posisi terendah dan tertutup rapat pada posisi tertinggi.
Float Pilot dilengkapi dengan batang tegak tempat kedudukan dari Float yang dapat
diatur posisi terendah & posisi tertinggi.
Dapat dengan mudah dibersihkan dan diperbaiki tanpa harus memindahkan Float
Valve dari posisinya.
Bagian dalam dan bagian luarnya harus dicoated Epoxy dan bagian luarnya perlu
lapisan tambahan lapisan enamel untuk pencegahan maximum dari karat.
Setiap Float Control Valve harus diuji pengoperasiannya dan diuji secara hydrostatic,
sebelum dikapalkan.
Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar Perencanaan.
Material :
Body & Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 cast bronce ASTM B.61, B.62.
Stem : Stainless Steel AISI 303
Spring : Stainless Steel AISI 302
Spool : Ductile Iron ASTM A 536
Seat Disc Retainer : Ductile Iron ASTM A 536
Diapraghma Plate : Ductile Iron ASTM A 536
Seat Ring : Ductile Iron ASTM A 536
1. Dia 15 mm s/d 40 mm
* Body : Bronze (ASTM BB2 C83600)
* Bonet : Bronze (ASTM BB2 C83600)
* Discharge : Bronze (ASTM BB2 C83600)
* Stem : Brass ROD (ASTM B16-C36000)
* Packing : PTFE
* Packing Nut : Brass (ASTM B16 C36000)
* Hand Whell : Cast Iron
n. Strainer
Untuk diameter (15 mm s/d 40 mm)
Body : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Capacity : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Plug : Brass (ASTM B 16 C 36000)
Screen : Stainless Steel (ASTM SU 304)
o. Check Valve
Body : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Capacity : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Discharge : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Seat : NBR (ASTM BUNA - N)
Spring : Stainless Steel (ASTM SU 304)
p. Valve-Valve
r. Sambungan Ulir.
s. Sambungan Las
a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum (untuk
saluran air minum menggunakan flange).
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau
elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas, lengkap dengan
srtifikat las yang berlaku.
c. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada Pemberi
Tugas/MK contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
d. Tukang las harus mempunyai sertifikat las yang masih berlaku dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pemberi Tugas/MK.
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrikyang berkondisi baik
menurut penilaian Pemberi Tugas/MK.
Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal
threat.
w. SLEEVES.
a. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.
x. Pembersihan.
Desinfeksi :
(4). P E N G U J I A N
1). Sistem Air Bersih.
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan 1,5 kali tekanan kerja
dengan jangka waktu 12 jam tanpa ada penurunan.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali
sesuai dengan point 1 diatas.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.
(5). PENGECATAN
1). U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
Pipa servis.
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi.
Flens.
Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
Peralatan yang catnya harus diperbarui.
a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di tags
katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.
1). U M U M
a. Tangki air bawah tanah dapat dibuat dari beton yang cukup kedap air
dengan finisihing keramik.
b. Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higienis sebagai berikut,
Membuat penyekat, sehingga terjadi aliran air.
Menghilangkan sudut tajam
a. Transfer pump dimaksud untuk memindahkan air dari raw water tank ke ground
water tank.
b. Transfer pump set terdiri dari 2 pompa yang bekerja bergantian.
c. Transfer pump set terdiri dari dari peralatan sebagai berikut,
- 2 pompa berikut motor
- Panel pompa dan perkabelan
- Pompa hisap lengkap dengan isolating valve Y, strainer, flexible joint,
suction pressure gauge, under pipe (sesuai gambar).
- Pipa tekan lengkap dengan isolating valve, non water hammer non return
valve, flexible joint, pressure gauge dsb.
- Panel pompa lengkap dengan perkabelan, level switch H-L, Level switch L- LL
serta manual switch di panel maupun remote.
- Pompa dikopel oleh pabrikan dengan surat keterangan oleh pabrik tersebut
(ada Certifikat Country of Origin dan Bill of Leading bila import).
a. Transfer pump dimaksud untuk memindahkan air dari tangki bawah ke tangki atas
(roof tank).
b. Transfer pump set terdiri dari 2 pompa yang bekerja bergantian.
c. Transfer pump set terdiri dari dari peralatan sebagai berikut,
- 2 pompa berikut motor
- Panel pompa dan perkabelan
- Pompa hisap lengkap dengan isolating valve Y, strainer, flexible joint,
suction pressure gauge, under pipe (sesuai gambar).
- Pipa tekan lengkap dengan isolating valve, non water hammer non return
valve, flexible joint, pressure gauge dsb.
- Panel pompa lengkap dengan perkabelan, level switch H-L, Level switch L-
LL serta manual switch di panel maupun remote.
d. Pengaturan Transfer Pump sebagai berikut,
- Satu pompa bekerja.
Pergantian pompa yang bekerja dapat dilakukan dengan memutar Selector
switch.
- Apabila muka air di tangki turun ke batas L maka pompa akan ON sampai
muka air naik ke batas H.
- Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air di tangki bawah berada
diambang batas LL dan akan bekerja lagi apabila air tersisi kembali sampai
batas L.
h. Pompa booster harus dilengkapi dengan surat keterangan dari pabrik pompa
bahwa pompa tersebut adalah packaged system.
i. Spesifikasi pompa Booster digunakan mengacu kepada spesifikasi pompa Transfer
(4.03.3 e).
Sebagai perbandingan :
- Jumlah Carbon yang harus diisi untuk carbon filter (berdasarkan kap 35
m3/jam) adalah 2600 liter.
- Sedangkan untuk sand filter diperlukan Coarse 1100kg, Silica 3000 kg, dan
Fine Silica 6100 kg.
1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Manhole
4. Sumur Periksa
5. Bak Air Bekas/Bak Air Kotor
6. Pompa Air Bekas/Pompa Air Kotor
7. Grease Trap
8. Sumur Rembesan
9. Floor Drain
10. Floor Clean Out / Ceiling Clean Out
11. Roof Drain
B. PERPIPAAN
1. Umum
- Macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk Air Hujan, Air Limbah
Saniter, Air Limbah Dapur
- Jenis pipa lihat SPESIFIKASI PERPIPAAN.
3. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal
Laundry & Flor Drain akan disalurkan ke tangki pengumpul (collection Tank) untuk
selanjutnya dipompakan ke unit STP yang terletak di B1 dan B2. Khusus bunangan
air dari Kitchen Sink akan dilewatkan melalui Grease Trap, individual maupun
sentral sebelumke STP.
C. SUMUR PERIKSA
1. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah dan atau :
- Ukuran pipa 100 mm jarak antara sumur periksa 15m
- Ukuran pipa 150 mm s/d 200 mm jarak antara sumur periksa 30m
- Ukuran pipa 250 s/d 1000 jarak antara sumur periksa 45m
D. MANHOLE
1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi
grease/lemak akan terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 550 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukkan lokasi.
1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air kotor
seperti diuraikan disini.
2. Bak air limbah harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian
sipil/konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus dapat dipompa.
3. Setiap bagian bak air kotor harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 :
10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135 C.
4. Bak air kotor (Sewage Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :
1. Setiap bak air kotor minimum harus dipasang dua buah pompa air kotor.
2. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan komponen sebagai berikut:
Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak
sewage
Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.
Di setiap pompa harus dipasang termal over load untuk safety motor.
Alarm berupa lampu/bell bila pompa tidak bekerja.
1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air bekas
seperti diuraikan disini.
2. Bak air bekas harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian
sipil/konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus dapat dipompa.
3. Setiap bagian bak air bekas harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1:10
kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135 C.
4. Bak air bekas (Sump Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :
1. Setiap bak air bekas minimum harus dipasang dua buah pompa air bekas.
2. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan kompoenen sebagai berikut:
J. FLOOR DRAIN
1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50 mm Water Seal.
2. Floor Drain terdiri dari :
Chromium plated bonze cover and ring
PVC Check
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection dan dengan flange
untuk Water prooving.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :
1. Floor Clean Out/Ceiling cleanout yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Water Proofed Type
2. Floor Clean Out/Ceiling clean out terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.
L. ROOF DRAIN
1. Roof Drain yang dipergunkan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproof.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
buangan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :
M. P" TRAP
P" TRAP yang digunakan disini harus jenis multi inlet dengan main inlet
menggunakan 80 mm.
Tinggi Air minimum pada Trap 8 mm.
P" TRAP yang digunakan harus dibuat dari PVC.
Produk : Austindo
1 PUMPS
1. UMUM
Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadan Kebakaran yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-Syarat Teknis ini.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi pemadam kebakaran
(fire hydrant dan fire extinguisher) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem pemadam kebakatan (fire hydrant dan fire extinguisher) sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik
Khusus atau gambar dokumen.
Perincian umum pekerjaan instalasi pemadam kebakaran ini adalah sebagai berikut :
2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa fire hydrant lengkap beserta fitting-fitting-nya dan
alat-alat bantunya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan hydrant box, fire extinguisher, siamese connection, gate valve,
check valve, savety valve, foot valve, strainer, pressure switch, pressure gauge, fire
departement connection/landing valve (valve untuk hubungan Dinas Pemadam Kebakaran
setempat) dan peralatan lainnya.
2.3. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan instalasi.
2.4. Pengujian instalasi fire hydrant terhadap kebocoran dengan tekanan hidrostatis, baik secara
bagian (partial) maupun secara keseluruhan (overall).
2.5. Pengujian sistem kerja fire hydrant secara keseluruhan dan mengadakan pengamatannya,
sampai sistem berfungsi dengan baik.
2.6. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.
3. PERSYARATAN UMUM
3.1. Semua pekerjaan instalasi pemadam kebakaran seperti yang tersebut pada lingkup pekerjaan di
atas harus dilaksanakan dengan persetujuan Direksi/Pengawas dan memenuhi semua
persyaratan yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Tenaga Kerja,
Departemen PU, dll.
4. MATERIAL
4.1. P i p a.
Semua pipa, dari diameter 1 - 6, di dalam gedung maupun di luar gedung dan branch pipe
(pipa cabang) dari bahan Pipa hitam Sch.40 yang memenuhi standar BS 1387/1967.
Pipa ex BAKRIE atau setara.
4.2. Accessories.
4.2.1 Fitting.
Untuk Pipa hitam standar BS 1387/1967 Medium Class, fitting harus terbuat dari
material yang sama (pipa hitam).
4.2.2 Valves.
Seluruh valve dan flexible joint yang dipakai di pemipaan fire hydrant harus dari jenis
fire fighting valves yang mempunyai tekanan kerja 150 psi dan tekanan test 300 psi
(kelas 150) serta dilengkapi dengan ball drip valve, automatic release valve, discharge
pressure gauge dan water level gauge device.
4.2.3. Pressure Gauge.
Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter minimum 3"
dengan skala 0 sampai 2 x tekanan kerja maksimum (20 bar).
4.5.Siamese Connection.
4.5.1 Siamese connection yang digunakan adalah dari jenis 2 way 2-1/2". Kopling disesuaikan
dengan jenis kopling dinas kebakaran setempat, lengkap dengan tutup dan rantainya.
4.5.2 Selain ball valve pada outletnya, hydrant pillar juga harus dilengkapi dengan main valve
dan fasilitas drainnya.
4.5.3 Penawaran Siamese connection harus disertai brosur lengkap dan ditandai warna
untuk pemilihannya (ex APPRON atau setara).
4.5.4 Siamese connection dan outdoor hydrant box harus dipasang di atas pondasi beton dan
diberi angkur.
5. PEMASANGAN PIPA
5.1. Pipa Tegak (Riser).
Pipa dipasang dengan support dari besi / baja kanal serta U-klem sesuai dengan diameter
pipa.
Jarak antara support maksimal 3 m dan harus mempunyai jarak yang cukup terhadap lantai
untuk memudahkan pemasangan.
5.2. Pipa Mendatar (Cross Main / Branch).
Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara
penggantungan yang satu dengan yang lainnya maksimum 2 meter.
Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5.3. Pemasangan Pipa.
Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat menggunakan sambungan ulir
(screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream agar gram yang ada di pipa hilang.
Semua pipa sebelum disambungkan, bagian dalamnya harus dibersihkan terlebih dahulu.
Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor.
Pipa yang berdiameter 2 1/2" ke atas harus memakai sambungan flens dan di antara flens
tersebut harus dipasang packing pencegah kebocoran.
7. SISTIM KERJA
7.1. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
7.2. Direksi/Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
7.3. Semua biaya pengujian ataupun pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
7.4. Termasuk dalam biaya pengujian adalah pengadaan tenaga listrik, bahan bakar dan air.
8. PENGECATAN
8.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka panggantung rangka penyangga, semua unit
yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(prime coating). Cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan
masing-masing.
8.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau dinyatakan lain dalam
spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
8.3. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi
merk I.C.I. dengan warna sebagai berikut:
8.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi peralatannya
dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang
hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Direksi/Pengawas.
9. PENYANGGA
9.1. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantungharus dipasang pada
konstruksi dengan insert dan sesuai dengan gambar dokumen.
9.2. Penyangga dan penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :
9.3. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang lain.
9.4. Semua pipa tegak lurus harus ditumpu dengan besi U dengan diameter 1/2" yang diulir
dipasang / diikat dengan mur pada besi kanal C. Sebagai landasan pipa digunakan kayu,
sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara kleman
maksimal 3 meter.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper) sesuai
dengan persyaratan pabriknya pada seluruh pompa yang dapat menghasilkan getaran yang
seminimum mungkin. Untuk meredam getaran menjalar melalui pipa dipasang flexible connection
jenis double sphere.
Harga pekerjaan ini harus dimasukkan ke dalam harga penawaran pompa yang bersangkutan.
Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan di semua ruang mekanikal yang
kemudian dihubungkan ke saluran pembuangan. Bahan pipa dipakai PVC atau bahan lain yang tidak
berkarat, sambungan dari pompa ke pipa drain digunakan pipa flexible, sambungan harus mudah
dilepas dan pasang kembali.Sistim ini harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut petunjuk
Direksi/Pengawas.
12.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang pungumpul kotoran pada tempat-tempat
rendah dan tertutup.
12.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang fitting untuk penempatan alat ukur yang
tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting untuk keperluan pengukuran
pada saat pengujian.
DAFTAR MATERIAL
1. UMUM
PENJELASAN
Pasal ini menjelaskan secara spesifik / khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan Sprinkler, dan ini
merupakan bagian dari RKS Pekerjaan MEP.
GAMBAR-GAMBAR PERENCANAAN
Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa-pipa,
fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disesuaikan dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan, apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap
dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.
KORELASI PEKERJAAN
Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada dilakukan oleh pihak lain Pelaksana
Pekerjaan harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar pekerjaan ini
bilamana ada kepada pihak yang melaksanakannya.
Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupannya pada dinding, lantai, langit-
langit untuk jalannya kawat, pipa dan duct yang dilakukan pihak lain.
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan
kepada pihak yang melaksanakannya.
Semua penarikan kabel-kabel listrik penyulang sampai ke panel peralatan dilakukan oleh pihak
lain. Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang diperlukan
kepada pihak lain yang mengerjakannya.
Semua penarikan pipa hidrant dan pipa sprinkler tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dan memberikan
data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk menanggulangi persoalan
ini.
Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya, baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas tidak dapat dituntut bilamana ada
gugatan dari sub Pelaksana Pekerjaan karena ketidak lancaran pembayaran yang harus
diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan.
2. LINGKUP PEKERJAAN
Pemipaan
Untuk pemipaan hydrant dan sprinkler digunakan Galvanized Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan
harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
Demikian juga untuk fitting digunakan Galvanized Steel Pipe class 20 K, Weld Type.
Valve - valve
Gate Valve :
Menggunakan tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end untuk valve sampai dengan 2" atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk
diameter 65 mm s/d 200 mm.
Menggunakan tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft,
hand wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar 2".
Check Valve :
Digunakan material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk,
screwed end untuk valve sampai dengan 2".
Digunakan swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk ukuran lebih besar 2.
Flexible Connection
Digunakan flexible connection model doublesphere dengan material Neoprene Rubber yang
dapat menahan tekanan sampai 14 kg/cm.
Sprinkler Head
Menggunakan tipe pendent standard coverage standard response
Temperature rating 70 celcius
Min opr system 7psi, max opr system 175psi
Material body kuningan (brass), fuse tembaga (cooper)
4. INSTALASI PEMIPAAN
Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 20 kg/cm,
tanpa mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak turun/berubah.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150
meter.
Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan wakil dari
Pemberi Tugas/Konsultan Perencana, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan
dibuatkan Berita Acaranya.
6. PENGECATAN
Pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas.
Pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada setiap jarak + 4 m dengan
arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.
7. DAFTAR MATERIAL
item Material setara
1 Pipa Schedulle 40: BAKRIE, PPI, SPINDO
2 Valve KITZ, TOYO, HONEYWELL
3 strainer KITZ, TOYO, HONEYWELL
4 Flexible connection VIKING, TYCO
5 Air Release Valve POTTER
6 SPRINKLER HEAD VIKING, TYCO
1. Apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan, peraturan, pedoman dan
kebijakan pemerintah yang berlaku maka segala sesuatu yang termaksud di dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini diteliti dan ditinjau kembali.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini, jika dianggap perlu akan ditetapkan kemudian.
Jakarta, 2016
Mengetahui :
Kepala Bidang
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pembangunan Gedung Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta Dinas Perumahan dan Gedung
Selaku Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
Pengguna Anggaran (PA) Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)