Anda di halaman 1dari 211

KERANGKA ACUAN KERJA

(KAK)
PEMERINTAH PROVINSI
DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA
PROVINSI DKI JAKARTA
Kompleks Dinas Teknis Jatibaru Jl. Taman Jatibaru No.1
Jakarta Pusat

KEGIATAN TAHUN JAMAK (MULTI YEARS)


JASA KONSTRUKSI
PEMBANGUNAN KANTOR DINAS PEMADAM
KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN
BENCANA PROVINSI DKI JAKARTA

DINAS PERUMAHAN DAN GEDUNG


PEMERINTAH DAERAH PROVINSI DKI JAKARTA
2016-2017
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
TERM OF REFERENCES (TOR)

PEKERJAAN JASA KONSTRUKSI


PEMBANGUNAN KANTOR DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN
PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Sebuah kota yang terus berkembang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki banyak
urusan dalam pelayanan kepada masyarakat yang penuh dinamika, sehingga Pemerintah Daerah
Provinsi DKI Jakarta harus mengantisipasinya melalui pengembangan sarana dan prasarana
pendukung. Salah satu instansi yang memberikan jasa kepada masyarakat adalah Dinas Pemadam
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta, yang berada di setiap wilayah dan
kabupaten, sehingga dibutuhkan gedung kantor di tiapwilayah dan kabupaten di Provinsi DKI
Jakarta untuk mengakomodasi kebutuhan akan gedung kantor yang representatif/memadai
terhadap instansi tersebut sangatlah dibutuhkan, hal ini merupakan upaya pemenuhan
pelayanan prima Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta.
Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI
Jakarta direncanakan dilakukan lebih dari 12 bulan, bangunan ini melingkupi Gedung Kantor
Dinas Pemadam kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Bangunan yang
terdiri dari gedung kantor utama 12 lantai dan gedung kantor pendukung dan kantor Suku Dinas
masing-masing 4 lantai. Gedung ini dilengkapi dengan sarana pendukung mutakhir Pemadam
Kebakaran seperti Helipad, Barak petugas terpadu, Pusat layanan kesehatan, Command
Center/Pusat Pengendalian Operasi Dinas Pemadam Kebakaran. Dengan adanya fasilitas ini
diharapkan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI jakarta dapat
bertugas dengan lebih baik dalam melayani warga dan mencegah bahaya Kebakaran di wiilayah
DKI Jakarta.

Pada tahun 2014 dilakukan pekerjaan pondasi, tahun 2015 dilaksanakan lanjutan pekerjaan
pondasi sampai dengan struktur lantai 3. Pembangunan Gedung Kantor Dinas Pemadam
kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta ini selanjutnya dilaksanakan dengan
anggaran yang bersumber dari dana APBD Provinsi DKI Jakarta mulai dari Tahun Anggaran 2016
sampai dengan Tahun Anggaran 2017 yang akan dilaksanakan dengan pembiayaan Tahun Jamak
(Multi Years).

Disisi lain dalam pelaksanaan jasa konstruksi, Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah
Daerah Provinsi DKI Jakarta selaku Pengguna Anggaran dari kegiatan tersebut diatas,
berkeinginan untuk dapat melibatkan pihak ketiga secara maksimal dalam pelaksanaan kegiatan
dimaksud, sehingga hal ini sesuai dengan apa yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun
2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 2


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
II. MAKSUD DAN TUJUAN
II.1. Maksud
Maksud dari Kerangka Acuan Kerja (KAK)Jasa Konstruksi Pembangunan Kantor Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakartaadalah terpenuhinya
kebutuhan perkantoran yang diperuntukan bagi pegawai Dinas Pemadam kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Bangunan dan pegawai SukuDinas Pemadam
Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Administrasi Jakarta Pusat agar dapat
bertugas dengan lebih baik dalam melayani warga dan mencegah bahaya Kebakaran di
Provinsi DKI Jakarta

II.2. Tujuan
Sedangkan tujuan dari Kerangka Acuan Kerja (KAK) adalah tersedianya gedung kantor yang
representatif/memadai bagi pegawai Dinas Pemadam kebakaran dan Penanggulangan
Bencana Provinsi DKI Jakarta Bangunan dan pegawai Suku Dinas Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana Kota Administrasi Jakarta Pusat.

II.3.Dasar Hukum terkait Pembangunan Gedung Pemerintah


a. Undang-Undang No. 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
b. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
beserta Perubahannya perpres No. 4 tahun 2015;
c. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 30/PRT/M/2006 tentang Pedoman
Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesbilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan;
e. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 45/PRT/M/2008 tentang Pedoman Teknis
Pembangunan Gedung Negara;
f. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 43/PRT/M/2008 tentang Standard dan
Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara;
g. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 19/PRT/M/2015 tentang Standard dan Pedoman
Pengadaan Pekerjaan Konstruksi terintegrasi rancang dan bangun (Design and Build);
h. Peraturan Daerah No. 4 tahun 1975 tentang Ketentuan Bangunan Bertingkat di Wilayah
DKI Jakarta;
i. Peraturan Daerah No. 7 tahun 1991 tentang Bangunan dalam Wilayah DKI Jakarta.
j. Peraturan Daerah No. 7 tahun 2010 tentang Bangunan Gedung;
k. Peraturan Daerah No. 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DKI Jakarta;
l. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 258 tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah;
m. Peraturan dan standar-standar teknis seperti: PBI, SNI,SKBI, dan SKSNI.

III. TARGET/SASARAN

Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan konstruks iini adalah
tersedianya kantor pelayanan bagi masyarakat di seluruh Provinsi DKI Jakarta sehingga
pemenuhan pelayanan prima dapat terlaksana.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 3


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
IV. NAMA ORGANISASI PENGADAAN BARANG/JASA

IV.1. Data Kegiatan


Urusan :Perumahan Rakyat
Organisasi : Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
Program :Program Pembangunan Gedung Pemda
Kegiatan :Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Lokasi Kegiatan :Provinsi DKI Jakarta
Uraian Kegiatan :Pengadaan Konstruksi
Kode Rekening :5.2.3.26.01
Tahun Anggaran :2016

IV.2 PenggunaJasa
a. Pengguna Anggaran

Nama :
Ika Lestari Aji, S.E., M.M.
NIP :
196512151985032003
Jabatan :
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI
Jakarta
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat
b. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
Nama : Ir. Chairul Lantip, M.S.E
NIP : 19701016 199603 1 001
Jabatan : Kepala Bidang Pembangunan Gedung Pemerintah Daerah
Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat

c. Pelaksana Pengadaan Barang dan Jasa


ULP : Pokja Badan Pelayanan Pengadaan Barang dan Jasa
Alamat : Jl. Kebon Sirih No. 18 A, Blok H Lantai 20.

d. Panitia Pemeriksa Hasil Pekerjaan


Unit : Dinas Perumahan dan Gedung Pemda
Alamat : Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1, Tanah Abang, Jakarta Pusat

V. PEMBERI TUGAS
Pemberi Tugas pekerjaan ini adalah Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta
cq. Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Provinsi DKI Jakarta yang dalam hal
ini diwakili oleh Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan Daerah Provinsi DKI
Jakarta selaku Pengguna Anggaran yang beralamat di Komplek Dinas Teknis Jatibaru No. 1
Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 4


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
VI. SUMBER DANA DAN PERKIRAAN BIAYA
Kegiatan Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana
Provinsi DKI Jakarta sesuai dengan Keputusan DPRD Provinsi DKI Jakarta Nomor 40 Tahun 2015
tentang Persetujuan DPRD Provinsi DKI Jakarta terhadap Usulan Kegiatan Tahun Jamak Tahun
Anggaran 2016-2017 dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Perumahan dan Gedung
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2016 Nomor 015/DPA/2016 tanggal 21
Januari 2016, yang dianggarkan dalam dua tahap yaitu Tahap I pada Tahun Anggaran 2016
sebesar Rp. 34.440.937.186,- (Tiga puluh empat milyar empat ratus empat puluh juta sembilan
ratus tiga puluh tujuh ribu seratus delapan puluh enam rupiah) dan Tahap II pada Tahun
Anggaran 2017 sebesar Rp.251.473.075.244,71- (Dua ratus lima puluh satu milyar empat ratus
tujuh puluh tigajuta tujuh puluh lima ribu dua ratus empat puluh empat tujuh puluh satu sen
rupiah).

Perkiraan biaya untuk Jasa Konstruksi Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta adalah sebesar Rp. 251.420.896.000,- (Dua Ratus
Lima Puluh Satu Milyar Empat Ratus Dua Puluh Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Enam Ribu
Rupiah).
2016 2017 Total
Pagu Anggaran Pembangunan Rp.35.000.000.000,- Rp.253.922.871.000,- Rp.288.922.871.000,-
Kantor Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana
Provinsi DKI Jakarta Tahun Jamak
2016-2017
(Keputusan DPRD Provinsi DKI
Jakarta Nomor 40 Tahun 2015)

Nilai DPA 2016 untuk Jasa Rp.34.440.937.186,-


Konstruksi
(DPA DPGP Provinsi DKI Jakarta
Tahun Anggaran 2016 Nomor Rp.288.922.871.000,-
015/DPA/2016 tanggal 21 Januari
2016)

Rencana Nilai DPA 2017 untuk Jasa Rp. 251.473.074.355,8,-


Konstruksi

VII. RUANG LINGKUP


7.1. RuangLingkup/Batasan Lingkup Pengadaan Pekerjaan Konstruksi
Lingkup pekerjaan fisik yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana
Pekerjaan Konstruksi untuk Kegiatan Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran
dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2016-2017, antara
lain meliputi :
1. Pekerjaan Persiapan meliputi pembuatan bedeng kerja, persiapan administrasi
proyek seperti time schedule, kurva S, pembuatan papan nama proyek,
penyambungan listrik dan air kerja selama proyek, foto/ dokumentasi proyek, sewa
peralatan kerja, peralatan keselamatan kerja, P3K, dan lain-lain (sesuai HPS).
2. Pekerjaan Struktur meliputi pelaksanaan pekerjaan struktur atas 12 lantai dan 4
lantai yang terdiri dari pekerjaan kolom, balok, pelat lantai, tangga, dan lain-lain
(sesuai HPS).
3. Pekerjaan Arsitektur meliputi pekerjaan pasangan lantai dan dinding, pekerjaan
plafond, pekerjaan penutup atap, dan lain-lain (sesuai HPS).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 5


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal meliputi pekerjaan mesin lift, pekerjaan installasi
air, instalasi listrik, armature lampu, peralatan sanitair, dan lain-lain (sesuai HPS).
TAHAPAN PEKERJAAN
TA. 2014 TA. 2015 TA. 2016 TA. 2017
- PEK. PERSIAPAN - PEK. PERSIAPAN - PEK. PERSIAPAN - PEK. PERSIAPAN
- PEK. STRUKTUR - PEK. PENYELESAIAN - PEK. - PEK. ARSITEKTUR
SEBAGIAN STRUKTUR PENYELESAIAN
BAWAH SEBAGIAN BAWAH STRUKTUR
BANGUNAN DAN SEBAGIAN SEBAGIAN ATAS
STRUKTUR ATAS DAN SEBAGIAN
BANGUNAN PEK. ARSITEKTUR
SERTA PEK. M/E
- PEK. M/E
- PEK. SARANA
PRASARANA
- PEK. FASILITAS
PENUNJANG

7.2 Lokasi Kegiatan


Lokasi : Jl. KH. Zainul Arifin No. 71
Kota Administrasi : Jakarta Pusat

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 6


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
VII.3 DATA PENUNJANG
1. Informasi yang akan diberikan kepada Kontraktor Pelaksana, pada umumnya terdiri
atas dokumen pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan berupa :
- Gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan pekerjaan
- Rencana anggaran biaya
- Informasi-informasi lain yang diperlukan
2. Semua data-data dan informasi yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-
syarat (RKS), Gambar Kerja/DED, serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang akan
menjadi lampiran dokumen kontrak merupakan dasar acuan dalam pelaksanaan
konstruksi.
3. Apabila ada informasi lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan tugas
Kontraktor Pelaksana dapat berkonsultasi dengan pemberi tugas maupun pihak-
pihak yang terkait.

VIII. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

Jangka waktu pelaksanaan yang akan diberikan kepada Kontraktor Pelaksana untuk
memenuhi pekerjaan jasa konstruksi ini selama 540 (Lima ratus empat puluh) Hari Kalender
terhitung sejak tanggal dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK), sedangkan Jangka Waktu Pemeliharaan pekerjaan selama 180 (seratus
delapan puluh) Hari Kalender terhitung sejak tanggal berakhirnya Surat Perjanjian / Kontrak.
Dengan jadwal sebagai berikut :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 7


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
TIME SCHEDULE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN KANTOR PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA PROV DKI JAKARTA
TAHUN ANGGARAN 2016-2017

2016 2017
KEGIATAN APR MEI JUN JUL AGST SEP OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN JULI AGS SEP OKT NOV

Jadwal Lelang Jadwal Pelaksanaan Fisik

1 Penyusunanan TOR/ KAK

2 Kaji ulang RUP


3 SPT Pelelangan Umum
4 Pelelangan umum
5 Pelaksanaan Kontruksi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
6 Pemeliharaan 6 bulan

Keterangan : : Jadwal Lelang Fisik


:
: Jadwal Pelaksanaan Fisik
:
:: Jadwal Pelaksanaan Fisik
IX. JANGKA WAKTU SERTIFIKAT GARANSI
Penyedia Barang/Jasa harus membuat Jaminan Pelaksanaan yang dikeluarkan oleh
Bank maupun Asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku sebelum memulai pekerjaan
dan jangka waktu Jaminan Pelaksanaan berlaku mulai dikeluarkannya Surat Perintah Mulai
Kerja (SPMK) oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sampai dengan berakhirnya jangka
waktu pelaksanaan serta Jaminan Pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Bank maupun
Asuransi sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama 6 (Enam) Bulan sejak ditanda
tanganinya Berita Acara Serah Terima Pekerjaan I.

IX. METODE PELELANGAN DAN CARA PEMBAYARAN


A. Metode Pelelangan
Metode yang akan digunakan untuk menentukan Kontraktor Pelaksana adalah metode
Pelelangan Umum dengan Prakualifikasi Sistem Nilai 2 (dua) file, sesuai Peraturan
Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah beserta
perubahannya, terakhir dengan Peraturan Presiden No. 4 tahun 2015.

Jenis Kontrak
1. Jenis kontrak pengadaan berdasarkan pembayaran yaitu Kontrak Gabungan antara
Kontrak Lumpsum dengan Kontrak Harga Satuan.
2. Jenis kontrak berdasarkan pembebanan tahun anggaran yaitu kontrak tahun jamak.
3. Jenis kontrak berdasarkan pembebanan tahun sumber pendanaan yaitu kontrak
pengadaan tunggal.
4. Jenis kontrak berdasarkan jenis pekerjaan yaitu kontrak pengadaan pekerjaan tunggal.

B. Cara Pembayaran
Pembayaran dilakukan dengan cara termyn yang terdiri dari :
1. Termyn ke I (satu) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 20%, dibayarkan
senilai 20% dari nilai kontrak;
2. Termyn ke II (dua) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 50%, dibayarkan
senilai 30% dari nilai kontrak;
3. Termyn ke III (tiga) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 75%, dibayarkan
senilai 25% dari nilai kontrak;
4. Termyn ke IV (empat) dibayarkan setelah prestasi pekerjaan mencapai 100%, dibayarkan
senilai 25% dari nilai kontrak.

XI. PERSYARATAN PENYEDIA


Penyedia Barang/ Jasa dalam pelaksanaan Pengadaan Barang/ Jasa wajib memenuhi
persyaratan sesuai yang tercantum Peraturan Presiden No. 4 Tahun 2015 tentang Perubahan
Keempat atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah, yakni sebagai berikut :
a. Peserta kualifikasi yang berbadan usaha harus memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)
sesuai dengan bidangnya yang masih berlaku (bagi yang sedang proses perpanjangan
tidak berlaku);

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 9


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
b. Peserta kualifikasi harus memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) dengan Klasifikasi
Bangunan Gedung dan Sub-Klasifikasi Jasa Pelaksana untuk Konstruksi Bangunan Gedung
Lainnya (BG009), untuk Pemasangan Pendingin Udara (AC), Pemanas dan Ventilasi
(MK001), untuk Pemasangan Pipa Air (Plumbing) dalam Bangunan dan Salurannya
(MK 002), Lift dan tangga Berjalan (MK005) dan Instalasi Tenaga Listrik Gedung dan
Pabrik (EL010) yang masih berlaku (bagi yang sedang proses perpanjangan tidak berlaku);
c. Tanda Daftar Perusahaan (TDP) yang masih berlaku;
d. Sertifikat Manajemen Mutu/ISO 9001 : 2008 yang masih berlaku dilengkapi bukti hasil
Audit External tahun terakhir, hasil pemindaian (scan asli);
e. Sertifikat ISO Lingkungan 14001 : 2004 yang masih berlaku dilengkapi bukti hasil audit
external tahun terakhir, hasil pemindaian (scan asli);
f. Sertifikat SMK3 dari Kemenakertrans Republik Indonesia yang masih berlaku, sesuai PP
No. 50 Tahun 2012 (bagi yang sedang proses perpanjangan tidak berlaku, scan asli);
g. Menyampaikan sertifikat Kepesertaan BPJS Ketenaga Kerjaan atau Jamsostek perusahaan
dilampiri bukti setoran 3 bulan terakhir (scan asli);
h. Akte Pendirian Perusahaan beserta perubahannya (bila ada), untuk badan usaha yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT), sesuai dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas, harus dilampiri bukti pengesahan dari Kementerian Hukum
dan HAM;
i. NPWP Perusahaan;
j. Bukti telah melunasi kewajiban pajak tahun terakhir (SPT Tahunan tahun 2015).
k. Bukti pengalaman melaksanakan pekerjaan, paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai
penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah
mapun swasta dibuktikan dengan melampirkan kontrak; dilengkapi Berita Acara Serah
Terima I & II, bukti potongan pajak (PPn & PPh);
l. Surat pernyataan bertanggung jawab terhadap konstruksi DED (satu kesatuan konstruksi);
m. Memiliki Kemampuan menyediakan fasilitas dan peralatan serta personil yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan;
n. Dalam hal peserta melakukan kemitraan, peserta wajib mempunyai/ mengunggah
Perjanjian Kerja Sama Operasi/ kemitraan yang memuat persentase kemitraan dan
perusahaan yang mewakili kemitraan tersebut.
o. Perhitungan Kemampuan Dasar (KD) pada pekerjaan yang sejenis (Konstruksi Bangunan
Gedung Lainnya (BG009)/ Bangunan diatas 4 lantai), dengan ketentuan:
1) KD = 3 NPt;
NPt = Nilai pengalaman tertinggi dalam 10 (sepuluh) tahun terakhir;
2) Dalam hal kemitraan yang diperhitungkan adalah KD perusahaan yang mewakili
kemitraan;
3) KD sekurang-kurangnya sama dengan nilai HPS;
4) Pengalaman perusahaan dinilai dari nilai kontrak dan status peserta pada saat
menyelesaikan kontrak sebelumnya;
5) Nilai pengalaman pekerjaan dapat dikonversi menjadi nilai pekerjaan sekarang dengan
present value menggunakan perhitungan sebagi berikut :
NPs = Npo x (ls/lo)
NPs = Nilai pekerjaan sekarang
Np = Nilai pekerjaan keseluruhan termasuk eskalasi (apabila ada) saat serah terima
pertama

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 10


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
lo = Indeks dari Biro Pusat Statistik (BPS) pada bulan serah terima pertama
ls = Indeks dari BPS pada bulan penilaian prakualifikasi (bila belum ada dapat
dihitung dengan regresi linier berdasarkan indeks bulan-bulan sebelumnya).
Indeks BPS yang dipakai adalah indeks yang sesuai yang merupakan komponen
terbesar dari pekerjaan.
p. Perhitungan Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan ketentuan :
a) SKP = KP jumlah paket yang sedang dikerjakan;
KP = Kemampuan untuk menangani paket pekerjaan;
b) untuk usaha non-kecil KP = 6 atau KP = 1,2 N
c) dalam hal kemitraan, yang diperhitungkan adalah SKP semua perusahaan yang
bermitra.
q. Memiliki Dukungan Keuangan dari Bank Umum Pemerintah/ Swasta sebesar 10 % dari
nilai total Harga Perkiraan sendiri (HPS).
r. Memiliki alamat yang dapat dijangkau (dibuktikan dengan Surat Keterangan Domisili).

Penyedia Barang/ Jasa harus memiliki surat Izin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) yang masih berlaku
sesuai bidang/sub bidang, klasifikasi dan subklasifikasi (SBU) :
Peraturan LPJK Nasional Nomor 10 Tahun 2013
Bangunan Gedung
BG009 Jasa Pelaksana Pekerjaan Pelaksanaan (termasuk didalamnya pembangunan baru,
Untuk Konstruksi penambahan, peningkatan serta pekerjaan renovasi) dari bangunan
Bangunan Gedung Lainnya lainnya seperti, rumah ibadah dan penjara.
Mekanikal
MK001 Jasa Pelaksana Konstruksi Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan meliputi :
Pemasangan Pendingin Pemasangan elektrik maupun non elektrik, ventilasi, lemari
Udara (AC), Pemanas dan pendingin/peralatan AC, ducting & pekerjaan metal lembaran
Ventilasi yang dilakukan secara terintegrasi dari pekerjaan tersebut
MK002 Jasa Pelaksana Konstruksi Pekerjaan pelaksana pemasangan dan perawatan meliputi :
Pemasangan Pipa Air 1. Sistem perpipaan utama air panas dan dingin, instalasi
(Plumbing) Dalam Bangunan sprinkler, pipa air kotor, pipa air drain;
dan Salurannya 2. Perlengkapan sprinkler; dan
3. Sistem pemadam kebakaran.
MK005 Jasa Pelaksana Konstruksi Pekerjaan pelaksana pemasangan lift, eskalator dan jalan
Pemasangan Lift dan Tangga pejalan kaki yg dapat bergerak termasuk pekerjaan konstruksi
Berjalan perlengkapan keselamatan dari kebakaran (tangga darurat)
Elektrikal
EL010 Jasa Pelaksana 1. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan listrik di dalam dan
Konstruksi diluar gedung, pabrik maupun jaringan konstruksi;
Instalasi Tenaga Listrik 2. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan listrik dan peralatan
Gedung dan Pabrik untuk sistem tenaga listrik darurat;
3. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan alat pembatas daya
listrik dan meteran listrik;
4. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan alarm kebakaran;
5. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan alarm pencurian;
6. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan antena segala
macam type antenna termasuk antena satelit dan jalur

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 11


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
televisi kabel didalam gedung;
7. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan penangkal petir; dan
8. Jasa pelaksana instalasi dan perawatan listrik Khusus seperti
instalasi listrik kapal, instalasi Listrik tahan api dan
sejenisnya.

XII. TENAGA AHLI DAN DAFTAR PERALATAN


Berdasarkan peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional Nomor 1 Tahun
2014, maka tenaga ahli sekurang - kurangnya yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan
pekerjaan konstruksi kegiatan ini adalah sebagai berikut :
Berdasarkan Lampiran 24 Perlem Nomor
Jumlah/
No Personil Pendidikan 01Tahun 2014
Pengalaman
Sertifikat Keahlian Kode
1. Project S2 Teknik Sipil 1 / 10 tahun Ahli Teknik Bangunan Gedung, 201, 601
Manager Ahli Manajemen Konstruksi, dan 602
Ahli Manajemen Proyek Ahli
Utama IV-B
2. Site Manager S1 Teknik Sipil 1 / 10 tahun Ahli Manajemen Konstruksi dan 601 dan
Teknik Bangunan Gedung 201
Ahli Madya III-B
3. Quality S1 Teknik Sipil 1 / 10 tahun Ahli Manajemen Proyek dan 602 dan
Manager Teknik Bangunan Gedung 201
Ahli Madya III-B
4. Site Engineer S1 Teknik Sipil 1 / 9 tahun Ahli Teknik Bangunan Gedung 201
Struktur Ahli Madya III-A
5. Site Engineer S1 Teknik 1 / 9 tahun Ahli ArsitekAhli Madya III-A & 101
Arsitek Arsitektur Sert Greenship Prof (GP)
6. Site Engineer S1 Teknik Mesin 1 / 9 tahun Ahli Teknik Mekanikal 303
Mekanikal Ahli Madya III-A
7. Site Engineer S1 Teknik Elektro 1 / 9 tahun Ahli Teknik Listrik 401
Elektrikal Ahli Madya III-A
8. Pelaksana S1 Teknik Sipil 2 / 7 tahun Ahli Teknik Bangunan Gedung 201
Struktur Ahli Muda II-C
9. Pelaksana S1 Teknik 1 / 7 tahun Ahli ArsitekAhli Muda II-C & 101
Arsitektur Arsitektur Sert Greenship Prof (GP)
10. Pelaksana S1 Teknik Mesin 1 / 7 tahun Ahli Tek MekanikalAhli Muda 303
Mekanikal II-C & Sert Greenship (GP)
11. Pelaksana S1 Teknik Elektro 1 / 7 tahun Ahli Tek ListrikAhli Muda II-C 401
Elektro & Sert Greenship (GP)
12. Surveyor S1 Teknik Geodesi 1 / 9 tahun Ahli Geodesi Ahli Madya III-A 217
Engineer
13. Logistik S1 Teknik Sipil 1 / 7 tahun Ahli Teknik Bangunan Gedung 201
Ahli Muda II-C
14. Quantity S1 Teknik Sipil 1 / 7 tahun Ahli Teknik Manajemen 601
Surveyor Konstruksi Ahli Muda II-C

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 12


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
15. Safety S1 Teknik Sipil 1 / 7 tahun Ahli K3 Konstruksi Ahli Muda 603
Engineer/K3 II-C
16. Keuangan & S1 Akuntansi 1 / 7 tahun -
Adm
17. Drafter/Cad S1 / D3 Teknik Sipil 3 / 5 tahun SKT Juru Gambar -

Catatan :
1) Tenaga Ahli harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Ahli/ Terampil yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur perusahaan, Daftar Riwayat
Hidup (CV), Ijazah, Sertifikat Kompetisi Ahli (SKA), KTP;
2) Tenaga Teknis/Terampil, harus dilengkapi dengan Surat Pernyataan Tenaga Terampil yang
ditandatangani oleh yang bersangkutan diketahui Direktur perusahaan, Daftar Riwayat
Hidup (CV), Ijazah, Sertifikat Keterampilan Kerja (SKK/ SKT) dan KTP yang masih berlaku;
3) Tenaga lain/Pendukung yang diperlukan, harus dilengkapi dengan Ijazah dan KTP yang
masih berlaku;
4) Harga satuan upah tenaga kerja tidak boleh dibawah Upah Minimum Sektoral Provinsi
(UMSP) Tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 20 tahun
2015 tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi tahun 2015.
Semua data kelengkapan personil yang diperlukan harus dari hasil pemindaian dokumen
asli dan masih berlaku.

Daftar Peralatan Utama minimal yang harus disediakan untuk pekerjaan ini terdiri dari :
No Nama Peralatan Jumlah Kapasitas Keterangan

1. Concrete Mixer 1 unit 0.6 m3 - Daftar peralatan yang disampaikan harus


2. Concrete Vibrator 1 unit 58 mm
menjelaskan jenis alat, jumlah kapasitas,
merk dan type, tahun pembuatan,
3. Schafolding 5000 set - kondisi, lokasi sekarang dan status
4. Bar Bender 1 unit sd 42 mm kepemilikan.
- Seluruh Peralatan yang disampaikan
5. Bar Cutter 1 unit sd 42 mm harus dilampirkan dengan bukti
6. 205 HP kepemilikan / sewa alat serta foto alat
Air Compressor 1 unit
yang bersangkutan
7. Theodolit 1 unit Pembacaan 10

8. Waterpass 1 unit Akurasi 2.0 mm

9. Pompa Air 1 unit 4

10. Generator Set 1 unit 10 KVA

11. Vibrator Roller 1 unit 8 Ton


12. Mobil Crane 1 unit 25 35 Ton
13. Bor Beton 15 unit 1300 rpm

14. Stamper 2 unit 80 kg

15. Lift Kerja 3 unit

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 13


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Catatan :

1) Peserta pelelangan harus mengunggah daftar peralatan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan dan spesifikasinya, meliputi jenis peralatan, kapasitasnya,
komposisi dan jumlahnya serta foto peralatan yang diajukan;
2) Jika peralatan milik sendiri, peserta pelelangan wajib mengunggah bukti kepemilikan
(kuitansi pembelian peralatan) dalam bentuk hasil scan dokumen asli;
3) Jika peralatan merupakan sewa, peserta pelelangan wajib mengunggah surat perjanjian
kerjasama/dukungan dengan pemilik peralatan (asli di atas materai) dan jaminan si
pemilik bahwa peralatan akan siap untuk digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

XIII. DAFTAR PEKERJAAN YANG DIBUAT ANALISA,SPESIFIKASI TEKNIS BAHAN YANG DISERTAI
SURAT DUKUNGAN DISTRIBUTOR DAN SYARAT TEKNIS LAINNYA

1. Pekerjaan yang dibuat analisa :


a) Pekerjaan beton ready mix K 350
b) Pekerjaan besi ulir (kg)
c) Pekerjaan lantai homogenus/granit tile
d) Pekerjaan finishing dinding aluminium composit
e) Pekerjaan dinding bata 1 : 4
f) Pekerjaan titik lampu

2. Pekerjaan yang dilampirkan Surat Dukungan dan Brosur


a) Beton ready mix K 350
b) Besi beton
c) Finishing aluminium composit
d) Lantai homogenus/granit tile
e) Armature lampu
f) Sanitair

3. Syarat Teknis Lainnya


Peserta harus menyampaikan jangka waktu pelaksanaan pekerjaan/time schedule sampai
dengan serah terima pekerjaan 1 (pertama)/PHO dilengkapi dengan Kurva S dan Network
Planning System yang menggambarkan lintasan kritis.

Untuk harga satuan upah pekerja tidak boleh dibawah Upah Minimum Sektoral Provinsi
(UMSP) Tahun 2015 sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 20 tahun
2015 tentang Upah Minimum Sektoral Provinsi tahun 2015.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 14


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
XIV. PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Pendekatan dan metodologi penyelesaian masalah yang terkait dengan pekerjaan jasa
konstruksi kegiatan Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan
Bencana Provinsi DKI Jakarta yakni mengacu kepada:

1. Data-data dan informasi yang tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat
(RKS),Gambar Kerja/DED,serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) sebagai dasar acuan dalam
pelaksanaan kegiatan jasa konstruksi dan penyelesaian masalah terkait kegiatan jasa
konstruksi di lapangan.

2. Apabila ada informasi lain yang diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan jasa konstruksi
dan penyelesaian masalah terkait kegiatan jasa konstruksi dapat berkonsultasi dengan
pemberi tugas maupun pihak-pihak yang terkait.

XV. KELUARAN/PRODUK YANG DIHASILKAN


Keluaran/Produk yang akan dihasilkan adalah terbangunnya gedung perkantoran Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta dan Kantor Suku
Dinas Pemadam Kebakaran Kota Administrasi Jakarta Pusat yang berjumlah 12 lantai dan 4
lantai.

XVI. BATASAN YANG HARUS DIPERHATIKAN OLEH PENYEDIA JASA KONSTRUKSI


Dalam melaksanakan pekerjaan, penyedia jasa konstruksi harus mematuhi petunjuk-
petunjuk yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen baik secara lisan maupun tertulis
dan berpedoman kepada peraturan-peraturan yang berlaku.

XV.1 Peraturan Perundang-undangan


a. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa
Pemerintah beserta perubahannya, terakhir dengan Peraturan Presiden No. 4
tahun 2015.
b. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013 tanggal 12
Desember 2013 dan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 161 Tahun
2014 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

XV.2 Peraturan lainnya


Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) yang mencakup syarat umum, administrasi
maupun teknis yang akan dicantumkan dalam dokumen kontrak.
a. Apabilaterdapathal-hal yang bertentangandenganketentuan, peraturandan
pedoman, makasegala yang terteraakanditinjaukembali.
b. Hal-hal yang belum diatur dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini akan ditetapkan
lebih lanjut.
c. Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi Pembangunan Kantor Dinas
Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta ini dibuat
untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 15


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
BAB II
SYARAT-SYARAT TEKNIS DAN BAHAN

Pasal 1
SITUASI

(1) Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi
DKI Jakarta akan dilaksanakan pada lokasi yang telah ditetapkan di JL. Zainul Arifin NO.71,
Kota Administrasi Jakarta Pusat
(2) Calon pemborong wajib meneliti situasi lapangan, terutama kondisi tanah, sifat dan luasnya
pekerjaan dan hal-hal lain yang berpengaruh terhadap penawarannya, disamping ketentuan-
ketentuan dalam RKS.
(3) Kelalaian dan kurang ketelitian dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan
claim dikemudian hari.

Pasal 2
LINGKUP PEKERJAAN

Pekerjaan yang harus dilaksanakan pada setiap lokasi tersebut di atas meliputi:
1. Pekerjaan persiapan dan pembersihan lokasi.
2. Pekerjaan Pembangunan Gedung pada Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan
Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta:
- Pekerjaan Persiapan
- Pekerjaan Struktur
- Pekerjaan Arsitektur
- Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal
- Pekerjaan Halaman(Site development)
3. Pembuatan tangga beton bertulang dengan railing tangga sesuai gambar perencanaan.
4. Pekerjaan drainase/instalasi plumbing/pemipaan sesuai gambar perencanaan
5. Pekerjaan instalasi listrik sesuai gambar perencanaan.
6. Pekerjaan penangkal petir sesuai gambar perencanaan.
7. Unsur penunjang lainnya dan segala sesuatu yang nyata-nyata termasuk dalam pekerjaan
ini.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 16


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pasal 3
PEKERJAAN PELAKSANAAN

Untuk menjamin mutu dan kelancaran pekerjaan, Pemborong harus menyediakan :


(1) Pelaksana ahli yang mengerti gambar dan cara-cara pelaksanaan.
(2) Pelaksana yang trampil dalam bidang pekerjaan.
(3) Pompa air mesin pemadat tanah, alat-alat pengukur seperti waterpas, penyekat tegak dan
alat-alat bantu lainnya, diperlukan untuk ketelitian, kerapihan ketepatan pekerjaan.
(4) Bahan yang harus sudah ada ditempat menjelang waktu pengerjaan sehingga tidak akan
terjadi kelambatan pelaksanaan dari jadwal yang telah ditentukan.

Pasal 4
UKURAN
(1) Satuan Ukur
Semua ukuran tersebut dalam gambar kerja dinyatakan dalam ukuran matrik, kecuali
untuk baut-baut dan sejenisnya dalam inch.
(2) Ukuran Penduga
Ukuran penduga adalah induk ukuran darimana semua ketinggian dan kedalaman diambil,
berupa balok sepanjang 200 cm berpenampang 5 x 5 cm dengan semua sisi diketam rata
dimeni 2 kali sepanjang tegak lurus pada tanah bangunan sedalam 100 cm.
Ukuran Penduga ini dinyatakan dengan huruf (P) dibuat oleh Pemborong dibawah
pengawasan Direksi dan dipelihara selama pelaksanaan.
(3) Ukuran pokok lebih kurang + 0.00 adalah tinggi lantai bangunan induk dalam hal ini peil
Ruang masuk yang ditentukan + 50 cm dari muka tanah yang telah dimatangkan.
Selanjutnya semua ukuran tinggi dalam gambar diambil dari tinggi lantai + 0.00 ini.

PASAL 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
(1) Papan Nama Proyek
a. Kontraktor wajib membuat dan memasang papan nama proyek dengan ukuran lebar
1.20 m, panjang 2.40 m dari papan multiplek, dilengkapi dengan tulisan sesuai
petunjuk Direksi.
b. Ditanam dalam halaman depan dengan dicor beton adukan 1 pc:2 pc:3 kr. yang kuat.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 17


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(2) Izin Mendirikan Bangunan
Kontraktor wajib membayar/mengganti biaya pengurusan IMB kepada konsultan
Perencana selambat-lambatnya 3 (tiga) minggu setelah SPK pelaksanaan dikeluarkan.

(3) Papan Bangunan (Bouwplank)


a. Setelah Permukaan tanah yang akan dibangun, bangunan dibersihkan dari kotoran
sampah maupun pohon, baru diizinkan membuat papan bangunan.
b. Papan bangunan dari kayu borneo tebal 2 cm dengan tiang kaso 5/10 jarak tiang 1
meter.
c. Papan bangunan permukaan atasnya ditempatkan setinggi lantai bangunan induk
(peil 0.00) dan minimal 2 m dari As Bangunan kearah luar.
d. Papan Bangunan boleh dibongkar sesudah mulai pekerjaan dinding bata.
e. Patok peil beton dibuat dari beton 15 x 15cm.

(4) Penyediaan Air Kerja


a. Air kerja diadakan dengan membuat sumur pantek.
b. Sekeliling dipasang lantai beton adukan 1 pc : 2 pc : 3 kr seluas 1 m tebal 10 cm.
c. Peletakan pompa ditentukan oleh pengawas lapangan.
d. Pompa ini tidak boleh dibongkar dan menjadi milik proyek, pada penyerahan
kedua diserahkan dalam keadaan baik dan berfungsi.
e. Apabila air dilokasi tidak memenuhi persyaratan, maka kontraktor harus
mendapatkannya dengan membeli air yang memenuhi persyaratan.
5) Ketetapan letak bangunan diukur dengan patok yang dipancang kuat-kuat dan papan
terentang dengan ketebalan 2 cm diketam rata pada sisinya. Pemborong harus
menyediakan orang yang ahli dalam cara-cara mengukur. Alat-alat penyipat datar
(theodolit, waterpas) prisma silang harus selalu berada di lapangan.
6) Pembongkaran dan Pembersihan.
a. Semua penghalang dalam batas tanah bangunan yang menghalangi jalannya pekerjaan
harus dibongkar atau dibersihkan dan dipindah dari tanah bangunan, kecuali hal-hal
yang tercantum dalam gambar atau yang ditentukan oleh Pemberi Tugas. Dilindungi
agar tetap utuh. Pelaksanaan pembongkaran harus dilakukan dengan sebaik-baiknya
untuk menghindarkan harta/benda yang berdekatan dari kerusakan.
b. Apabila terdapat pondasi bekas bangunan eksisting, pembongkaran sepenuhnya
menjasi tanggung jawab kontraktor pelaksana dan harap diperhitungkan dalam
schedule pelaksanaannya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 18


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
c. Kerusakan yang terjadi pada harta/benda intansi atau badan lain atau perorangan di
dalam atau di luar halaman karena alasan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan harus
diperbaiki tanpa penambahan biaya dari Pemberi Tugas.
d. Semua pohon semak, rumput dan tumbuh-tumbuhan lainnya yang ada di daerah yang
harus diurug, harus dihilangkan/dibersihkan yang sebelumnya harus dikoordinasikan
dengan pengawas teknis.

7) Perlindungan Pada Benda-benda yang berfaedah.


a. Semua saluran-saluran yang masih berfungsi, riol, air, listrik atau benda-benda lain yang
berfaedah, harus dilindungi agar tidak rusak, kecuali kalau dinyatakan untuk
dihilangkan. Bila timbul kerusakan harus diperbaiki atau diganti Pemborong.
b. Daerah tapak bangunan yang letaknya lebih rendah dari pada tinggi tanah sekelilingnya,
harus dilindungi dari erosi yang terjadi, antara lain dengan cara pembuatan tanggul-
tanggul tanah dan selokan sementara.

Pasal 6
PEMATANGAN LOKASI
(1) Galian Pondasi
a. Galian pondasi dibuat sesuai dengan gambar.
b. Tanah bekas galian ditumpuk diluar papan bangunan.
(2) Galian Saluran Air Hujan
a. Galian jalur ini dibuat sesuai dengan gambar.
b. Tanah bekas galian dapat dipergunakan menimbun ruangan bangunan setelah
dibersihkan dari sampah yang mengotorinya.
c. Galian semuanya dibuat sesuai dengan gambar.
(3) Pemotongan Tanah
a. Pemotongan tanah dilakukan untuk lokasi yang keadaan permukaan tanahnya lebih
tinggi dari peil lantai yang telah ditentukan.
b. Tanah bekas pemotongan ini dibuat dan diratakan dihalaman bangunan yang rendah.
Bila tidak ada halaman yang rendah ditimbun disuatu tempat yang akan ditentukan
kemudian pada waktu pelaksanaan oleh Direksi.
c. Muka Tanah dimana akan didirikan bangunan di atasnya, harus dibentuk dengan rata
menurut garis-garis dan ketinggian yang sudah ditentukan dalam gambar rencana.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 19


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
BAB III
KETENTUAN TEKNIS UMUM PEKERJAAN

PASAL 1.
RENCANA PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan


a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, Pengguna Barang/Jasa bersama-sama dengan penyedia
barang/jasa, perencana, pengawas teknis, suku dinas terkait dan instansi terkait lainnya,
terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian
/kontrak.
b. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
adalah :
1) Organisai kerja.
2) Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan.
3) Jadwal pelaksanaan pekerjaan.
4) Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil.
5) Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan.
6) Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai
rencana kerja.
7) Penyusunan program mutu proyek.

2. Pengguna Program Mutu


a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan
disepakati pengguna barang/jasa pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan dapat
direvisi sesuai dengan kondisi di lapangan.
b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :
1) Informasi pengadaan barang/jasa.
2) Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa.
3) Jadwal pelaksanaan.
4) Prosedur pelaksanaan pekerjaan.
5) Prosedur instruksi kerja.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 20


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
6) Pelaksanaan kerja.
c. Pemeriksaan bersama
1) Tahap awal periode pada pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-
sama dengan penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama.
2) Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia
peneliti pelaksanaan kontrak.

PASAL 2
ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat


perjanjian/kontrak, penyedia barang / jasa harus membuat organisasi pelaksanaan
lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya
masing-masing.
2. Penempatan personil harus proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya
masing-masing sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan
kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek penyedia barang/jasa menunjuk penanggung jawab
lapangan (Kepala Proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus
mendapatkan persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
4. Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil
ataupun para penanggungjawab lapangan, diluar pekerjaan/proyek yang bersangkutan.
5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggungjawab lapangan harus
berada dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan / sakit dan penyedia barang/jasa harus
menunjuk / menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentunan yang telah
ditetapkan, maka Kuasa Pengguna Anggaran berhak memerintahkan penyedia
barang/jasa supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

PASAL 3
TENAGA KERJA LAPANGAN

1. Penyedia barang/jasa wajib memperkerjakan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman,
sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan
pekerjaan.
2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan
lokasi / pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 21


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak
mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara dilokasi pekerjaan /
proyek.
4. Penyedia tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk tenaga
kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

PASAL 4
BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan peketjaan sesuai
dalam surat perjanjian/kontrak, adalah disediakan oleh penyedia barang/jasa.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di
Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat /perjanjian/kontrak, RKS,
gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan
peralatan tersebut untuk mendapat persetujuan dari pengguna barang/jasa.
d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan
peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari lokasi
/ lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/dipasang belum atau telah mendapat
persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
maka penyedia barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan
tidak berhak menuntut ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka
penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan
mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa. Prosedur penggantian harus
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan.
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib
dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 22


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 5
MOBILISASI

1. Mobilisasi meliputi :
a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, gudang dan sebagainya.
c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.
2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara
bertahap sesuai dengan kebutuhan.
3. Mobilisasi paling lambat harus sudah dimulai dilaksanakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari
kalender sejak diterbitkan SPMK.

PASAL 6
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci, yang
terdiri dari :
a. Time Schedule dalam bentuk bar-chart, dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot
untuk setiap minggunya.
b. Pada Time Schedule dilengkapi pula dengan kurva S dan harus di tanda tangani oleh
pihak yang terkait .
2. Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat
perjanjian/kontrak.
3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh jenis
pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan realisasi.
4. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk diperiksa/disetujui oleh pengawas
teknis dan disahkan oleh pengguna barang/jasa.
5. Bila terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan pekerjaan proyek melebihi 6 % dari rencana
awal maka perlu adanya perubahan schedule (Reschedule ) .
6. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada di lokasi/lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel di ruangan rapat proyek.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 23


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 7
LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN
1. Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas
kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat didalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan
harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.
b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :
1) Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
2) Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
3) Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
4) Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
5) Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan.
6) Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh penyedia barang/jasa, dan diperiksa oleh
pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang
dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna barang/jasa.
d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan yang selaku pelaksana proyek,
terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan pengawas teknis dalam Buku Harian
Lapangan (BHL).
e. Jika penyedia barang/jasa tidak dapat menerima / menyetujui pendapat/perintah pengawas
harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang
tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri
atau yang diperintah oleh pengawas teknis maupun Kuasa Pengguna Anggaran.
2. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal yang penting yang
perlu dilaporkan.
3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal yang penting yang perlu
dilaporkan.

PASAL 8
FOTO PROYEK
1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, Pengguna barang/jasa dengan
menugaskan kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi
untuk tahapan-tahapan pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 24


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk Pengawas Teknis,
disusun dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran
angsuran tetapi tidak termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut:
Tahap I Bobot Papan nama proyek, keadaan lokasi, galian
pondasi dan pasangan pondasi
0 % - 25 %
Tahap II Bobot Pekerjaan Struktur / Konstruksi
25 % - 50 %
Tahap III Bobot Pekerjaan atap / finishing
50 % - 75 %
Tahap IV Bobot Pekerjaan finishing / Detail / Seluruh Pekerjaan
selesai
75 % - 100 %

3. Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 3 (tiga) set dilampirkan pada saat
pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing
adalah untuk:
(1) Satu set untuk Kuasa Pengguna Anggaran.
(2) Satu set untuk Penyedia Barang/Jasa.
(3) Satu set untuk Konsultan selaku Pengawas Teknis.
4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk
Pengawas Teknis atau Kuasa Pengguna Anggaran.
5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan
penempatan dalam album disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran, untuk teknis
penempelan/penempatan dalam album ditentukan oleh Pengawas Teknis.
6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa force majeure diambil 3
(tiga) kali.
PASAL 9
PERBEDAAN UKURAN
1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan
skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau
Perencana.
PASAL 10
SARANA PENUNJANG PROYEK
1. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti
los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 25


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Penyedia barang/jasa juga harus menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna Anggaran
dan Pengawas Teknis dengan jumlah sesuai kebutuhan.
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh penyedia
barang/jasa serta terlebih dahulu dan mendapatkan persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.
3. Sarana Penunjang Direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar pengaman dan
perlengkapannnya serta pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam
pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan
selesai.
4. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja bantu yaitu: air,
aliran listrik, pompa air, beton molen, vibrator, alat-alat pemadam kebakaran, dll.
5. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak
disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan syarat-syarat (RKS) maupun dalam gambar tetap
menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.
6. Untuk penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud, tanah dan halaman akan
diserahkan kepada penyedia barang/jasa dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan
jika pelaksanaan pekerjaan telah selesai, segal kerusakan yang terjadi diatas tanah/halaman
akibat pelaksanaan seperti kerusakan saluran /got, tanaman dan lain sebagainya harus
diperbaiki kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia barang/jasa yang
bersangkutan.
7. Setelah penyedian barang/jasa mendapat bartas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud
pada ayat (5) pasal ini, maka penyedia barang/lasa harus bertanggung jawab penuh atas
segala sesuatu yang ada didaerahnya meliputi :
a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/ kecerobohan yang disengaja
maupun tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah/keliru.
c. Kehilangan-kehilangan.
8. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas penyedia barang/jasa diizinkan untuk
mengadakan pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain
penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya.
9. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam
kotoran bekas-bekas bongkaran dan alat-alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan
Pengawas Teknis/ Kuasa Pengguna Anggaran.
PASAL 11
PAPAN NAMA PROYEK

1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancang dilokasi proyek
pada tempat yang mudah dilihat umum.
2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan dan
dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 26


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran, isi dan warnanya diatur dalam Surat Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 438/2000 tanggal 9 Maret 2000.
4. Bentuk dan ukuran papan proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :
a. Papan nama proyek dibuat multiplek tebal 6 mm dengan ukuran lebar 240 cm dan
tinggi 175 cm.
b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan
kondisi lapangan.
c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.
Logo DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN Logo
DKI PENANGGULANGAN BENCANA Unit
UNIT : .
Nama Kegiatan :.......................... Perencana: . . . . .
Rincian Kegiatan : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Pengawas : . . . . .
175 Cm

No. Kode Rekening: . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .


Jenis Pekerjaan :.......................... Spesifikasi Umum
Lokasi :.......................... Proyek :
Tahun Anggaran : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Pelaksana :
PT/CV :..........................
No. :.......................... Mulai : . . . . . . .
Kualifikasi : . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Selesai :. . . . . . .
Alamat :..........................

Masyarakat dapat menyampaikan informasi : Direksi :....


Kepada :.......................... Telp/Faks : . . . .
Telp/Faks :..........................

240 Cm

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 27


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 12
PERUBAHAN PEKERJAAN

1) Pada dasarnya seluruh volume dan item pekerjaan yang tercantum dalam kontrak harus
dilaksanakan. Apabila karena sesuatu hal volume dan atau item pekerjaan tidak dapat
dikerjakan oleh rekanan dengan pertimbangan yang bisa dipertanggung jawabkan, maka
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari Kepala Unit / Satuan Kerja yang
bersangkutan, Pengawas Teknis dan Perencana Teknik.
2) Persetujuan dimaksud dituangkan dalam Berita Acara Perubahan Pekerjaan yang dibuat oleh
Perencana yang didasarkan atas Berita Acara Peninjauan Lapangan yang dibuat oleh
Pengawas Teknis serta Perencana.
Adapun Berita Acara Perubahan tersebut ditanda tangani bersamarekanan, Unit / Satuan Kerja,
dan Pengawas Teknis serta Perencana.
3) Jika dimungkinkan item atau volume pekerjaan yang telah mendapat persetujuan untuk
tidak dilaksanakan dapat dilakukan pengalihan pekerjaan. Item dan volume pekerjaan baru
ditetapkan bersama dan dituangkan dalam Berita Acara tambah Kurang dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatas.

PASAL 13
KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)
Penerapan prinsip K3 di proyek sangat perlu diperhatikan dalam pekerjaan konstruksi.
Pelaksana konstruksi harus mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip kerja sesuai
ketentuan K3 di lingkungan proyek.

a. Kelengkapan Administrasi K3
Setiap pelaksanaan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi kelengkapan administrasi K3, yang
bisa dilihat di pedoman peraturan K3.

b. Penyusunan Safety Plan


Safety plan adalah rencana pelaksanaan K3 untuk proyek yang bertujuan agar dalam
pelaksanaan nantinya proyek akan aman dari kecelakaan dan bahaya penyakit sehingga
menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi.

c. Pelaksanakan Kegiatan K3 di Lapangan


Kegiatan K3 di lapangan berupa pelaksanaan safety plan, melalui kerja sama dengan instansi
yang terkait K3, yaitu depnaker, polisi dan rumah sakit.
Pengawasan pelaksanaan K3, meliputi kegiatan:

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 28


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Safety patrol
Safety supervisor (pengawasan)
Safety meeting (rapat pembahasan)

d. Perlengkapan dan Peralatan K3


Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi:
pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan.
Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan-slogan yang mengingatkan
perlunya bekerja dengan selamat.

Sarana peralatan yang melekat pada orang atau disebut perlengkapan perlindungan diri
(personal protective equipment), diantaranya:
Pelindung mata dan wajah
Kaca mata safetygoggle, pelindung wajah helm pengelas
Pelindung pendengaran, dan jenis yang paling banyak digunakan:
foam earplugs, PVC earplugs, earmuffs
Pelindung kepala atau helm (hard hat) yang melindungi kepala karena memiliki hal
berikut: lapisan yang keras, tahan dan kuat terhadap benturan yang mengenai kepala;
sistem suspensi yang ada didalamnya bertindak sebagai penahan goncangan.
Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot
Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya
Pelindung bahaya jatuh dengan jenis-jenisnya
Sarana Peralatan Lingkungan berupa:
tabung pemadam kebakaran
pagar pengamanan
penangkal petir darurat
pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja
jaring pengamanan pada bangunan tinggi
pagar pengaman lokasi proyek
tangga
peralatan P3K
Rambu-Rambu Peringatan, antara lain dengan fungsi :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 29


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
peringatan bahaya dari atas
peringatan bahaya benturan kepala
peringatan bahaya longsoran
peringatan bahaya api
peringatan tersengat listrik
penunjuk ketinggian (untuk bangunan yang lebih dari 2 lantai)
penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara
penunjuk batas ketinggian penumpukan material
larangan memasuki area tertentu
larangan membawa bahan-bahan berbahaya
petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek)
peringatan untuk memakai alat pengaman kerja
peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu)
peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik (untuk orang tertentu)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 30


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
BAB III
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN STRUKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN GALIAN DAN URUGAN

1. Lingkup Pekerjaan
A. Penyediaan tenaga kerja, bahan, fasilitas pelaksanaan dan kebutuhan-kebutuhan
lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang sesuai dengan
Gambar Kerja dan Spesifikasi.
B. Pekerjaan galian tanah meliputi pekerjaan penggalian atau pembuangan tanah, batu-
batuan atau material lain yang tidak berguna dari tempat proyek, pembuangan lapisan
tanah atas atau humus, pembuangan bekas-bekas longsoran, yang kesemuanya
disesuaikan dengan Spesifikasi ini.
C. Pekerjaan pengurugan kembali sesuai lingkup pekerjaan sampai pada elevasi yang
telah ditentukan didalam Gambar Kerja.

2. Persyaratan Pekerjaan
A. Tata Letak
Kontraktor bertanggung jawab atas tata letak yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Sebelum penataan, Kontraktor harus menyerahkan rencana tata letak
untuk mendapat persetujuan dari Direksi Bench Mark ( BM ) yang bersifat tetap
maupun sementara harus dijaga dari kemungkinan gangguan atau pemindahan.

B. Pengawasan
Selama pelaksanaan pekerjaan tanah ini, Kontraktor harus diwakili oleh seorang
Pengawas ahli yang sudah berpengalaman dalam bidang pekerjaan
penggalian/pengurugan, yang mengetahui semua aspek pekerjaan yang harus
dilaksanakan sesuai kontrak.

C. Pekerjaan Pembersihan dan Pembongkaran


1. Semua benda dipermukaan seperti humus, pohon, akar dan tonjolan, serta
rintangan-rintangan dan lain-lain yang berada didalam batas daerah
pembangunan yang tercantum dalam gambar, harus dibersihkan dan/atau
dibongkar kecuali untuk hal-hal dibawah ini :
a. Sisa-sisa pohon yang tidak mengganggu dan akar-akar serta benda-benda
yang tidak mudah rusak, yang letaknya minimal 1 meter dibawah dasar
pondasi.
b. Pembongkaran tiang-tiang, saluran-saluran dan selokan-selokan hanya
sedalam yang diperlukan dalam penggalian ditempat tersebut.
c. Kecuali pada tempat-tempat yang harus digali, lubang-lubang bekas
pepohonan dan lubang-lubang lain, harus diurug kembali dengan bahan-
bahan yang baik dan dipadatkan.
2. Kontraktor bertanggung jawab untuk membuang sendiri tanaman-tanaman dan
puing-puing ke tempat yang ditentukan oleh Direksi/Pengawas.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 31


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Kontraktor harus melestarikan semua benda-benda yang ditentukan tetap berada
pada tempatnya.
4. Obstacle.
a. Kriteria obstacle adalah berupa konstruksi beton, pasangan batu kali,
pasangan dinding tembok, besi-besi tua dan lain-lain bekas konstruksi
bangunan lama, yang cara pembongkarannya memerlukan metoda khusus
dengan menggunakan peralatan yang lebih khusus pula (misalnya beton
breaker, compressor, mesin potong) dibanding dengan peralatan yang
digunakan pada pekerjaan galian tanah.
b. Semua bongkahan dan kotoran dari bekas pembongkaran, konstruksi
eksisting, galian dan lain-lain, harus segera dikeluarkan dari tapak dan
dibuang ketempat yang ditentukan oleh Direksi. Semua peralatan yang
diperlukan pada paket pekerjaan ini, harus tersedia di lapangan dalam
keadaan siap pakai.
c. Pemborong harus tetap menjaga kebersihan di area pekerjaan dan sekitarnya
yang diakibatkan oleh semua kegiatan pekerjaan ini, serta menjaga keutuhan
terhadap material/barang-barang yang sudah terpasang (eksisting).
5. Batasan pembongkaran obstacle adalah sebagai berikut :
a. Pada daerah titik pondasi setempat sampai mencapai kedalaman yang masih
memungkinkan, obstacle tersebut bisa dibongkar/digali sesuai dengan
kondisi dan sifat tanah pada daerah tersebut.
b. Pada jalur yang akan dibuat poer dan sloof mulai dari permukaan tanah
eksisting sampai dengan dibawah permukaan dasar urugan pasir dari
konstruksi beton pondasi dan sloof.
D. Pembuangan Humus
1. Sebelum mulai pekerjaan seluruh tapak pekerjaan, lapisan humus harus
dibersihkan sedalam 30 cm atau apabila lapisan humus tersebut dalamnya lebih
dari 30 cm maka pembuangan humus maksimalnya dalamnya 1 meter sehingga
bebas dari sisa-sisa tanah bawah (subsoil), bekas-bekas pohon, akar-akar, batu-
batuan, semak-semak atau bahan-bahan lain.
2. Humus yang didapat dari pengupasan tersebut harus dibuang ketempat yang
sudah ditentukan oleh Direksi.

E. Pekerjaan Galian
1. Selama proses penggalian, lapangan harus dijaga agar selalu mendapatkan sistem
drainase yang baik.
2. Penggunaan mesin untuk penggalian diperbolehkan, kecuali untuk tempat-tempat
dimana penggunaan mesin-mesin tersebut dapat merusak benda-benda yang
berada didekatnya, bangunan-bangunan ataupun pekerjaan yang telah selesai.
Dalam hal ini metoda pekerjaan dengan tangan yang harus dilaksanakan.
3. Kontraktor harus membuat turap sementara yang cukup kuat untuk menahan
lereng-lereng tanah galian sehingga lereng-lereng galian tersebut tidak ambruk,
dan agar tidak mengganggu pekerjaan.
4. Apabila terjadi kerusakan bangunan/konstruksi yang diakibatkan oleh pekerjaan
galian, maka Kontraktor harus bertanggung jawab terhadap kerusakan bangunan
tersebut dan harus menggantinya atas biaya Kontraktor.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 32


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5. Kontraktor harus melakukan perlindungan dan perawatan yang cukup untuk
bagian-bagian pekerjaan diatas maupun dibawah tanah, drainase, saluran-saluran
pembuangan dan rintangan-rintangan yang dihadapi dalam pelaksanaan
pekerjaan. Semua biaya yang ditimbulkan menjadi tanggung jawab Kontraktor.
6. Kemiringan galian harus dibuat minimal dengan perbandingan 1 horisontal
dengan 1 vertikal, kecuali diperlihatkan lain dalam gambar.
F. Pekerjaan Urugan
1. Bahan Urugan
a. Bahan urugan yang dipakai adalah tanah merah atau pasir urug darat yang
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan, dan harus didatangkan dari
luar proyek. Lokasi sumber jenis bahan urugan tersebut diatas, harus
mendapat persetujuan dari Direksi. Tanah bekas galian pada umumnya tidak
boleh dipakai lagi untuk bahan urugan, kecuali apabila tanah tersebut
memenuhi persyaratan sebagai bahan urugan dan mendapat persetujuan
dari Direksi.
b. Sumber bahan urugan ini harus mempunyai jumlah yang cukup untuk
menjamin penyediaan bahan urugan yang bisa mencukupi kebutuhan seluruh
proyek.
c. Semua bahan urugan, harus mendapat persetujuan dari Direksi, baik mengenai
kualitas bahan maupun sumber bahan itu sendiri sebelum dibawa atau
digunakan didalam lokasi pekerjaan.
d. Bahan urugan yang mengandung tanah organis, akar-akaran, sampah dan lain-
lain, tidak boleh dipergunakan untuk urugan. Bahan-bahan seperti ini harus
dipindahkan dan ditempatkan pada daerah pembuangan yang disetujui atau
ditunjuk oleh Direksi.
e. Daerah yang akan diurug harus dibersihkan dari humus dengan cara stripping
setebal 30 cm.
f. Bahan-bahan urugan yang sudah ditempatkan dilokasi pengurugan tetapi tidak
memenuhi standar, harus dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas biaya
sendiri.

2. Pengurugan
a. Lapisan tanah lunak (lumpur) yang ada harus dihilangkan dengan dikeruk,
sebelum pekerjaan pengurugan dimulai. Pada saat pengerukan dan
pengurugan, daerah ini harus dikeringkan.
b. Tidak boleh dilakukan pengurugan selama hujan deras. Jika permukaan lapisan
yang sudah dipadatkan tergenang oleh air, Kontraktor harus membuat alur-
alur pada bagian teratas untuk mengeringkannya sampai mencapai kadar air
yang benar dan dipadatkan kembali. Ketinggian pengurugan setelah
dipadatkan harus mencapai elevasi sesuai yang tercantum didalam gambar
kerja.

3. Pemadatan
a. Kontraktor harus memperhatikan ketepatan pemadatan bahan-bahan urugan
dan juga memperbaiki kekurangan-kekurangan akibat pemadatan yang tidak
cukup.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 33


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
b. Kontraktor harus menentukan jenis ukuran dan berat dari alat yang paling
sesuai untuk pemadatan bahan urugan yang ada. Alat-alat pemadatan ini harus
mendapat persetujuan Direksi/Pengawas.
c. Pemadatan tanah harus dilakukan lapis demi lapis dengan ketebalan tiap
lapisan maksimum 30 cm dan dipadatkan sampai mencapai paling sedikit 90 %
(modified proctor) dari kepadatan kering maksimum seperti yang ditentukan
dalam AASHTO T99.
d. Kontraktor harus mengadakan test/pengujian terhadap bahan urugan dan hasil
pemadatan apabila dikehendaki oleh Direksi dan Konsultan Pengawas. Biaya
pengujian ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 2
PEKERJAAN PONDASI PASANGAN BATU KALI

1. Spesifikasi Bahan
a. Bahan untuk Pondasi batu kali adalah batu belah kualitas baik dengan ukuran
maksimum 30 cm dan minimum 10 cm.
b. Adukan Pengisi digunakan campuran 1 Pc : 4 Psr, atau sesuai yang disyaratkan
Perencana.

2. Syarat Syarat Pelaksanaan


a. Bentuk dan Ukuran Pondasi sesuai yang tercantum dalam gambar rencana atau sesuai
dengan petunjuk Perencana.
b. Pada pasangan batu kali ini dasar maupun celah-celah batu kali harus di isi
adukan/perekat.
c. Bila digunakan batu kali atau batu bulat harus di pecah sekurang-kurangnya
mempunyai muka berbentuk pipih.
d. Pasangan pondasi batu kali dikerjakan di atas pasir urug setebal 5 cm 10 cm padat
sesuai dengan gambar rencana.
e. Setiap pertemuan pondasi harus dipasang stek dari besi beton diameter 12-40 D.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 34


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 3

PEKERJAAN ACUAN / BEKISTING

1. Lingkup pekerjaan.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan peralatan, pengangkutan dan
pelaksanaan untuk menyelesaikan semua pekerjaan beton sesuai dengan gambar-gambar
konstruksi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan tambahan dari arsitek dalam
uraian dan syarat-syarat pelaksanaannya.

2. Persyaratan bahan.
Bahan acuan yang dipergunakan dapat dalam bentuk: beton, baja, pasangan bata yang di
plester, pemakaian bambu tidak diperbolehkan. Lain-lain bahan yang akan dipergunakan
harus mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis terlebih dahulu, acuan yang
terbuat dari kayu harus menggunakan kayu jenis meranti atau setara, ukuran kayu yang
dipergunakan tergantung dari perencanaan struktur dengan tebal multiplek minimum 12
mm.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 35


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Syarat-syarat Pelaksanaan

a. Perancangan konstruksinya harus direncanakan untuk dapat menahan beban-beban,


tekanan lateral dan tekanan yang di izinkan seperti tercantum pada Recommended
Practice For Concrete Formwork ( ACI.347-68 ) dan peninjauan terhadap beban angin
dll, peraturan harus dikontrol terhadap Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah
setempat.
b. Semua ukuran-ukuran penampang Struktur beton yang tercantum dalam gambar
struktur adalah ukuran bersih penampang beton, tidak termasuk plesteran / finishing.
c. Sebelum memulai pekerjaan, pemborong harus memberikan gambar-gambar dan
perhitungan acuan serta sample bahan yang akan dipakai, untuk disetujui oleh
Pengawas Teknis. Pada dasarnya tiap-tiap bagian bekisting harus mendapat
persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis, sebelum bekisting di buat pada bagian itu.
d. Acuan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk dan
cukup kuat menampung beban-beban sementara maupun tetap sesuai dengan
jalannya pengecoran beton.
e. Susunan acuan dengan penunjang-penunjang harus diatur sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dilakukannya inspeksi dengan mudah oleh Pengawas Teknis.
Penyusunan harus sedemikian rupa sehingga pada pembongkarannya tidak
menimbulkan kerusakan pada bagian beton yang bersangkutan.
f. Cetakan beton harus dibersihkan dari segala kotoran yang melekat seperti potongan-
potongan kayu, kawat, tahi gergaji, tanah dan sebagainya.
g. Acuan harus menghasilkan sebagian konstruksi yang ukuran, kerataan/kelurusan,
elevasi dan posisinya sesuai dengan gambar-gambar konstruksi.
h. Kayu acuan harus bersih dan dibasahi terlebih dahulu sebelum pengecoran, harus
dihindarkan dari kumpulnya air pada sisi bawah.
i. Cetakkan beton harus dibikin supaya tidak terjadi kebocoran atau hilangnya air semen
selama pengecoran, tetap lurus dan tidak bergoyang.
j. Sebelumnya dengan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis baut-baut
dan tie rod yang dpergunakan untuk ikatan-ikatan dalam beton harus diatur
sedemikian rupa sehingga bila bekisting di bongkar kembali, maka semua besi tulangan
harus berada dalam permukaan beton.
k. Pada bagian terendah dari bekisting kolom atau dinding harus ada bagian yang di buka
untuk inspeksi dan pembersihan.
l. Setelah pekerjaan di atas selesai pemborong harus meminta persetujuan dari
Pengawas Teknis dan minimum 3 ( tiga ) hari sebelum pengecoran kepada Pengawas
Teknis.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 36


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Pembongkaran.

a. Pembongkaran dilakukan sesuai dengan peraturan beton Indonesia, dimana bagian


konstruksi yang di bongkar cetakannya harus dapat memikul berat sendiri dan beban-
beban pelaksanaannya.
b. Cetakan bagian konstruksi di bawah in boleh dilepas dalam waktu sebagai berikut:
1. sisi-sisi balok dan kolom yang tidak dibebani minimal 7 hari .
2. sisi-sisi balok dan kolom yang dibebani minimal 21 hari.
c. Setiap rencana pembongkaran bekisting harus diajukan terlebih dahulu secara tertulis
untuk disetujui oleh Pengawas Teknis.
d. Permukaan beton harus terlihat baik pada saat acuan di buka, tidak bergelombang,
berlubang atau retak-retak dan tidak menunjukan gejala keropos.
e. Apabila setelah cetakan di bongkar ternyata terdapat bagian beton yang keropos atau
cacat, mempengaruhi kekuatan konstruksi tersebut, maka pemborong harus segera
memberitahukan kepada Pengawas Teknis meminta persetujuan tertulis cara
perbaikan pengisian atau pembongkarannya, pemborong tidak diperbolehkan
menutupi atau mengisi bagian beton yang keropos tanpa mendapat persetujuan
secara tertulis dari Pengawas Teknis. Semua resiko yang terjadi akibat pekerjaan
tersebut dan biaya-biaya perbaikan, pembongkaran atau pengisian atau penutupan
bagian tersebut menjadi tanggung jawab pemborong.
f. Meskipun hasil pengujian kubus-kubus beton memuaskan, Pengawas Teknis
mempunyai wewenang untuk menolak konstruksi yang cacat seperti berikut :
1. konstruksi yang keropos dapat mengurangi kekuatan konstruksi.
2. Konstruksi beton yang tidak sesuai dengan ukuran dan bentuk yang direncanakan
atau posisinya tidak sesuai dengan gambar rencana.
3. Konstruksi beton yang tidak tegak lurus atau tidak rata seperti yang telah
direncanakan.
4. Dan cacat-cacat lainnya yang menurut pendapat Perencana/Pengawas Teknis dapat
mengurangi kekuatan konstruksi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 37


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5. Alternatif acuan / bekisting
Pemborong dapat mengusulkan alternatif jenis acuan yang akan di pakai, dengan
melampirkan brosur/gambar beserta perhitungannya untuk mendapat persetujuan tertulis
dari Pengawas Teknis. Dengan catatan alternaif tersebut tidak merupakan kerja tambah
dan tidak menyebabkan kelambatan dalam pekerjaan.

PASAL 4

PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Pedoman Pekerjaan :

Seluruh pekerjaan strukur beton bertulang harus berpedoman pada peraturan konstruksi
beton yang berlaku yaitu :
a. Perhitungan gaya gempa dalam SNI 1726-2012
b. Tata cara perencanaan Struktur Beton untuk bangunan gedung SNI 03-2847-2002
c.Tata cara perencanaan Struktur Baja untuk bangunan gedung SNI 03-1929-2002
d. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk rumah dan gedungS.K.B.I 1.3.53.1987 UDC
624.042
Peraturan- peraturan yang diperlukan tersebut di atas harus di sediakan Pemborong di
Site Sehingga memudahkan apa bila hendak digunakan.

2. Syarat Tenaga Kerja :

a. Semua pekerjaan harus dilaksanakan oleh Ahli ahli atau tukang-tukang yang
berpengalaman dan mengerti benar akan pekerjaan.
b. Semua pekerjaan yang dihasilkan harus mempunyai mutu yang sesuai dengan gambar
dan Spesifikasi Struktur.
c.Apabila pengawas Teknis memandang perlu, Pemborong dapat meminta nasihat.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 38


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Persyaratan Bahan

A. Semen
1. Semen yang digunakan adalah semen Portland Lokal yang memenuhi Syarat-
Syarat dari :
PeraturanPeraturan Relevan yang tercantum pada Pasal ini ayat 1.
Mempunyai Sertifikasi uji (Test Sertificate) dari Laboratorium yang disetujui
secara tertulis dari Pengawas Teknis .
2. Semen yang akan dipakai harus dari satu merek yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam macam jenis/merek semen untuk suatu Konstruksi /
struktur yang sama ), dalam keadaa baru dan asli , dikirim dari kantong kantong
semen yang masih disegel dan tidak pecah .
3. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan, semen diterimakan
dalam zat (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat dan harus
disimpan di gudang yang cukup Ventilasinya dan diletakkan pada tempat yang
ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai , zak-zak semen tersebut tidak boleh
ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 meter atau maksimum 10 zak, setiap
pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan, dengan maksud agar pemakaian
semen dilakukan menurut urutan pengirimannya.
4. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terdapat kerusakan akibat salah
penyimpanan, dianggap sudah rusak, membatu dan dapat ditolak penggunaannya
tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari
lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam atas biaya pemborong.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 39


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
B. Agregat ( Aggregates )

1. Semua pemakaian batu pecah ( Agregat kasar ) dan pasir beton, harus memenuhi
syarat-syarat :
a. Peraturanperaturan relevan yang tercantum dalam pasal ini ( 1 ).
b. Bebas dari tanah liat (tidak bercampur dengan tanah liat atau kotoran
kotoran lainnya).
2. Kerikil dan batu pecah ( Agregat Kasar ) yang mempunyai ukuran lebih besar dari
38 mm, untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan tertulis dari
Pengawasa Teknis, Gradasi dan Agregat-agregat tersebut secara keseluruhan
harus dapat menghasilkan mutu beton yang diisyaratkan, padat dan mempunyai
daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam Proporsi campuran yang akan
dipakai. Pengawas Teknis harus meminta kepada pemborong untuk mengadakan
test kualitas dari agregat-agregat tersebut dari tempat penimbunan yang ditunjuk
oleh Pengawas Teknis, setiap saat di laboratorium yang disetujui Pengawas Teknis
atas biaya Pemborong.
3. Dalam hal ini adanya perubahan sumber dari mana agregat tersebut disuplai,
maka pemborong diwajibkan untuk memberitahukan secara tertulis kepada
Pengawas Teknis.
4. Agregat harus disimpan ditempat yang bersih, yang keras permukaannya dan
dicegah supaya tidak terjadi pencampuran dengan tanah dan terkotori.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 40


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
C. Air
1. Air yang dipergunakan untuk semua pekerjaan-pekerjaan dilapangan adalah air
bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahn kimia (asam alkali), tidak
mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton / tulangan,
minyak atau lemak dan memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia serta
diuji terlebih dahulu oleh Laboratorium yang disetujui oleh Pengawas Teknis.
2. Air yang mengandung garam ( air laut ) sama sekali tidak diperkenankan untuk
dipakai .

D. Besi Beton
1. Semua beton yang digunakan harus memenuhi Syarat Syarat :
a. Peraturan-peraturan relevan yang tercantum pada Pasal ini ( ayat 1)
b. Baru, bebas dari kotoran-kotoran, lapisan minyak / karat dan tidak cacat (
retak-retak ), mengelupas, luka dan sebagainya.
c. Dari jenis baja dengan mutu sesuai yang tercantum dalam gambar dan bahan
tersebut dalam segala hal harus memenuhi ketentuan-ketentuan Peraturan
Beton Indonesia.
d. Mempunyai penampang yang sama rata.
2. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari ketentuan ketentuan diatas,
harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur, besi beton harus
disuplai dari sumber ( Manufacture ) dan tidak dibenarkan untuk mencampur
adukan bermacam sumber besi beton tersebut untuk pekerjaan Konstruksi.
3. Sebelum mengadakan pemesanan pemborong harus mengadakan pengujian
mutu besi beton yang akan dipakai, sesuai dengan petunjuk-petunjuk dari
Pengawas Teknis, berjumlah minimal 3 ( tiga ) batang untuk tiap-tiap jenis
percobaan, yang diameternya sama dan panjangnya kurang lebih 100 cm.
Percobaan mutu besi beton juga akan dilakukan setiap saat bilamana dipandang
perlu oleh Pengawas Teknis.
4. Contoh besi beton yang diambil untuk pengujian tanpa kesaksian Pengawas
Teknis tidak diperkenankan sama sekali dan hasil test yang bersangkutan tidak sah
5. Semua biaya biaya percobaan tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab
pemborong. Penggunaan besi beton yang sudah jadi seperti Steel Wiremesh atau
yang semacam itu, harus mendapat persetujuan tertulis Perencana Struktur.
6. Besi beton harus dilengkapi dengan label yang memuat nomor pengecoran dan
tanggal pembuatan, dilampiri juga dengan sertifikat pabrik yang sesuai untuk besi
tersebut.
7. Besi beton yang tidak memenuhi syarat syarat karena kualitasnya tidak sesuai
dengan spesifikasi Struktur harus dikeluarkan dari site setelah menerima Instruksi
tertulis dari Pengawas Teknis, dalam waktu 2 X 24 jam atas biaya Pemborong.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 41


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
E. Kualitas Beton
1. Kecuali bila ditentukan lain dalam gambar, kualitas beton adalah Fc-30 Mpa
(Tegangan tekan hancur karakteristik untuk silinder beton ukuran diameter 15 cm
dan tinggi 30 cm pada usia 28 hari ). setara dengan K361,45. Evaluasi penentuan
karakteristik ini Mengacu pada standar SNI 03-2847-2002 yang merujuk pada ACI
(American Concrete Institute). Mutu beton K-175 digunakan pada umumnya
untuk kolom-kolom praktis, pagar, regol dan bagian bagian lain yang tidak
memikul beban, kecuali ditentukan lain.
2. Pemborong harus memberikan jaminan atas kemampuannya membuat kualitas
beton ini dengan memperhatikan data-data pengalaman pelaksanaan di lain
tempat dan dengan mengadakan trial-mix di Laboratorium.
3. Selama pelaksanaan harus dibuat benda-benda uji berupa silinder beton dan
kubus beton, menurut ketentuan-ketentuan yang di sebut dalam Peraturan Beton
Indonesia mengingat bahwa W/C factor yang sesuai disini adalah sekitar 0,25-0,55
maka pemasukan adukan ke dalam cetakan benda uji dilakukan menurut
peraturan beton Indonesia tanpa menggunakan penggetar.
Pada masa-masa pembetonan pendahuluan harus dibuat min 1 benda uji per 1,5
m3 beton hingga dengan cepat dapat diperoleh 20 benda uji yang pertama,
pengambilan benda uji harus dengan periode antara yang disesuaikan dengan
kecepatan pembetonan.
4. Pemborong harus membuat laporan tertulis atas data-data kualitas beton yang
dibuat dengan disahkan oleh Pengawas Teknis dan laporan tersebut harus
dilengkapi dengan perhitungan tekanan beton.
5. Laporan tertulis tersebut harus disertai setifikat dari Laboratorium.
6. setiap akan diadakan pengecoran atau setiap 5 m3, selama pelaksanaan harus ada
pengujian slump, dengan syarat minimum 5 cm dan maksimum 12 cm. Cara
pengujian slump sebagai berikut :
Contoh beton diambil tepat sebelum di tuangkan kedalam cetakan beton
(bekisting) cetakan slump dibasahkan dan ditempatkan diatas kayu yang rata atau
plat beton. Cetakan diisi sampai kurang lebih sepertiganya. Kemudian adukan
tersebut ditusuk-tusuk 25 kali dengan besi diameter 16 mm panjang 30 cm
dengan ujung yang bulat ( seperti peluru ).
Pengisian dilakukan dengan cara serupa untuk dua lapisan berikutnya. Setiap
lapisan ditusuk-tusuk 25 kali dan setiap tusukan harus masuk dalam satu lapisan
yang bawahnya. Setelah atas nya diratakan, segera cetakan di angkat perlahan-
lahan dan di ukur penurunannya ( nilai slump-nya ).

F. Syarat syarat pelaksanaan :


1. Pemborong harus bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan beton sesuai
dengan ketentuan ketentuan yang disahkan, termasuk kekuatan, toleransi dan
penyelesaian.
2. Khusus untuk pekerjaan beton bertulang yang yang terletak langsung di atas
tanah, harus dibuatkan lantai kerja dari beton tak bertulang dengan campuran
semen : pasir : kerikil = 1:3:5 setebal minimal 5 cm atau seperti tercantum pada
gambar pelaksana .

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 42


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Beton yang digunakan pada proyek ini adalah beton Ready mix Fc-30 Mpa untuk
beton Struktur utama. khusus untuk beton kolom praktis, ring balk, pagar dan
regol boleh digunakan Site Mixing dengan mutu K-175 atau menggunakan
campuran 1 semen : 2 pasir : 3 kerikil.

4. Syarat khusus untuk Beton Ready Mix.


a. Pada prinsipnya semua persyaratan-persyaratan untuk yang di buat di lapangan
berlaku juga untuk beton Ready Mix, baik mengenai persyaratan material
semen, agregat, air ataupun admixture, testing beton, slump dan sebagainya.
b.Diisyaratkan untuk pemesanan beton Ready mix yang sudah terkenal mengenai
stabilitas mutunya, kontinuitas penyediaannya dan mempunyai / mengambil
material-material dari tempat tertentu yang tetap dan bermutu baik.jika mutu
beton yang relatif sangat besar maka selain mutu beton mak harus diperhatikan
betul-betul tentang kontinuitas pengadaan agar tidak terjadi hambatan dalam
waktu pelaksanaan.
c. Pengawas Teknis akan menolak setiap beton Ready Mix yang sudah mengeras
atau menggumpal atau tidak digunakan dalam pengecoran. Usaha- usaha untuk
menghaluskan / menghancurkan beton Ready Mix yang sudah mengeras atau
menggumpal sama sekali tidak diperbolehkan.
d. Pemborong harus meminta jaminan tertulis kapada Supplier Beton Ready Mix
jaminan tentang mutu beton yang digunakan walaupun demikian, untuk
mengecek mutu beton yang dipakai maka baik Pemborong maupun Supplier
Beton Ready Mix masing-masing harus membuat kubus Beton percobaan untuk
ditest di Laboratorium yang ditunjuk / disetujui oleh Pengawas Teknis dan
jumlah Silinder atau khusus beton di buat sesuai dengan Peraturan Beton
Indonesia.
e. Beton Ready Mix yang tidak memenuhi mutu yang diisyaratkan, walaupun di
suplai oleh perusahaan Beton Ready Mix, tetap merupakan tanggung jawab
sepenuhya Pemborong.
f. Beton Ready Mix yang sudah melebihi waktu 3 ( tiga ) jam, yaitu terhitung sejak
dituangkan air kecampur beton ke dalam truk Ready Mix dari plant/pabrik
sampai selesainya beton Ready Imx tersebut dituangkan dicor, tidak dapat
digunakan atau dengan perkataan lain akan ditolak, segala akibat biaya yang
ditimbulkan menjadi beban dan resiko Pemborong.

g. Adukan beton yang di buat di tempat ( site mixing )


adukan beton harus memenuhi syarat-syarat :
Semen diukur menurut berat.
Agregat diukur menurut berat.
Pasir diukur menurut berat.
Adukan beton di buat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete mixing).
Jumlah adukan beton tidak boleh melebuhi kapasitas mesin pengaduk.
Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan
berada dalam mesin pengaduk .

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 43


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dahulu, sebelum adukan beton yang baru dimulai.

G. Test Kubus Beton ( Pengujian Mutu Beton ).

1. Pengawas Teknis berhak meminta setiap saat kepada Pemborong untuk membuat
benda uji silinder atau kubus dari adukan beton yang di buat dua sample untuk
tiap 5 m3.
2. Untuk benda uji berbentuk silinder, cetakan harus berbentuk silinder dengan
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dam memenuhi syarat dalam Peraturan
Beton Indonesia. Untuk benda uji berbentuk kubus. Cetakan harus berbentuk
bujur sangkar dalam segala arah dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm dan memenuhi
syarat dalam Peraturan Beton Indonesia.
3. Pengambilan adukan beton, pencetakan beda uji kubus dan curingnya harus
dibawah Pengawasan Teknis. Prosedurnya harus memenuhi syarat syarat dalam
Peraturan Beton Indonesia.
4. Pengujian pada umumnya dilakukan sesuai dengan Peraturan Beton Indonesia,
termasuk juga pengujian pengujian kekentalan adukan (slump) dan pengujian
tekan (Crushing Test).
Jika beton tidak memenuhi syarat syarat pengujian slump, maka kelompok
adukan yang tidak memenuhi syarat itu tidak boleh dipakai dan Pemborong harus
menyingkirkan dari tempat pekerjaan. Jika pengujian tekan gagal maka perbaikan
perbaikan atau langkah langkah yang diambil harus dilakukan dengan
mengikuti prosedur-prosedur Peraturan Beton Indonesia atas biaya Pemborong.
5. Semua biaya untuk pembuatan dan percobaan benda uji kubus menjadi tanggung
jawab Pemborong.
6. Benda uji kubus harus ditandai dengan suatu kode yang menunjukan tanggal
pengecoran, bagian struktur yang bersangkutan dan lain lain data yang perlu
dicatat.
7. Benda uji kubus harus ditest di Laboratorium Beton yang disetujui oleh Pengawas
Teknis.
8. Laporan Asli (bukan foto copy) hasil Percobaan harus diserahkan kepada
Pengawas Teknis dan Perencana Struktur segera sesudah selesai percobaan,
dengan mencantumkan besarnya kekuatan karakteristik, devisi standard
Percobaan / Test kubus beton dilakukan untuk umur umur beton 3,7 dan 14 hari
dan juga untuk umur beton 28 hari.
9. Apabila dalam pelaksanaan nanti kepadatan bahwa mutu beton yang dibuat
seperti yang ditunjukan oleh benda uji kubusnya gagal memenuhi syarat
spesifikasi, maka Pengawas Teknis berhak meminta Pemborong supaya
mengadakan percobaan percobaan non destruktif atau kalau memungkinkan
mengadakan percobaan loading atas biaya Pemborong. Percobaan percobaan
ini harus memenuhi syaratsyarat dalam Peraturan Beton Indonesia. Apabila
gagal, maka bagian pekerjaan tersebut harus dibongkar dan dibangun baru sesuai
dengan petunjuk Pengawas Teknis. Semua biayabiaya untuk percobaan dan
akibatakibat gagalnya pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab Pemborong.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 44


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
H. Pengecoran Beton.
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian bagian
struktur dari pekerjaan beton, Pemborong harus mengajukan permohonan izin
pengecoran tertulis kepada Pengawas Teknis minimum 3 (tiga) hari sebelum
tanggal / hari pengecoran.
2. Permohonan izin pengecoran tertulis tersebut hanya boleh diajukan apabila
bagian pekerjaan yang akan dicor tersebut sudah siap artinya Pemborong sudah
mempersiapkan bagian pekerjaan tersebut sebaik mungkin sehingga sesuai
dengan gambar dan spesifikasi.
3. Kontraktor wajib menyiapkan concrete pump apabila volume beton yang akan
dicor mencapai volume 15 m3 atau lebih.

4. Atas pertimbangan khusus Pengawas Teknis dan pada keadaan keadaan khusus
misalnya untuk volume pekerjaan yang akan dicor relatif sedikit / kecil dan
sederhana maka izin pengecoran dapat dikeluarkan lebih awal dari 3 (tiga) hari
tersebut.
5. Izin pengecoran tertulis yang sudah dikeluarkan dapat menjadi batal apabila
terjadi salah satu keadaan seperti tersebut.
a. Izin pengecoran tertulis telah melewati 7 (tujuh) hari dari tanggal rencana
pengecoran yang disebutkan dalam izin tersebut.
b. Kondisi bagian pekerjaan yang akan dicor sudah tidak memenuhi syarat lagi
musalnya tulangan, pembersih bekisting atau hal hal lain yang tidak sesuai
dengan gambar gambar dan spesifikasi.
Jika tidak ada persetujuan dari Pengawas Teknis, maka Pemborong dapat
diperintahkan untuk menyingkir / membongkar beton yang sudah dicor
tanpa persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis atas biaya Pemborong
sendiri.
6. Adukan beton harus secepatnya di bawah ketempat pengecoran dengan
menggunakan cara ( metode ) yang sepraktis mungkin, sehingga tidak
memungkinkan adanya pengendapan aggregrat dan tercampurnya kotoran
kotoran atau bahan lain dari luar. Penggunaan alat alat pengangkut mesin
haruslah mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis, sebelum alat alat
didatangkan ketempat pekerjaan.
7. Pengecoran beton tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum pemasangan besi
beton selesai diperiksa dan mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
8. Sebelum pengecoran dimulai, maka tempat tempat yang akan dicor terlebih
dahulu harus dibersihkan dari segala kotoran kotoran (potongan kayu, batu,
tanah dan lain lain). Dan basahi dengan air semen.
9. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan
adukan dengan menjatuhkan dari suatu ketinggian lebih dari 1,5 m yang
akanmenyebabkab pengendapan / pemisahan aggregat. Pengecoran harus
dilakukan secara terus menerus (continue / tanpa berhenti). Adukan yang tidak
dicor (ditinggikan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin
adukan beton, dan juga adukan yang tumpah selama pengangkutan, tidak
diperkenan untuk dipakai lagi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 45


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
I. Pemadatan Beton
1. Beton Harus dipadatkan dengan menggunakan vibrator dengan ukuran yang
sesuai selama pengecoran berlangsung dan tidak merusak acuan maupun posisi /
rangkaian tulangan.
2. Pekerjaan beton yang telah selesai harus bebas kropos (huney comb), yaitu
memperlihatkan permukaan yang halus bila cetakan dibuka.
3. Pemborong harus menyiapkan vibratorvibrator untuk menjamin pemadatan
yang baik.
Vibrator yang dipakai harus dengan frekuensi tidak kurang dari 3000 cyrcles
permenit dan kemampuan memberikan percepatan pada beton setelah kontak.
Pada umumnya jarum pengetar dimasukan kedalam adukan kira kira vertikal,
tetapi dalam keadaan keadaan khusus boleh miring sampai 45o. Selama
penggetaran, jarum tidak boleh digerakan kearah horizontal karena hal ini akan
menyebabkan pemisahan bahan bahan. Harus dijaga jarum tidak mengenai
cetakan atau bagian beton yang sudah mulai mengeras. Karena itu jarum tidak
boleh dipasang lebih dekat dari 5 cm dari cetakan atau dari beton yang sudah
mengeras. Juga harus diusahakan agar tulangan tidak terkena oleh jarum, agar
tulangan tidak terlepas dari betonnya dan getaran gataran tidak merambat
kebagian bagian lain dimana betonnya sudah mulai mengeras. Lapisan yang
digetarkan tidak boleh tebal dari panjang jarum dan pada umumnya tidak boleh
lebih tebal dari 30-50 cm. Berhubung dengan itu maka pengecoran bagian
bagian konstruksi yang sangat tebal harus dilakukan lapis demi lapis, sehingga tiap
tiap lapis dapat dipadatkan dengan baik. Jarum penggetar ditarik dari adukan
beton apabila adukan mulai sampai mengkilap sekitar jarum ( air semen mulai
memisahkan diri dari aggregat ) yang pada umumnya tercapai setelah maksimum
30 detik. Penarikan jarum ini dilakukan secara perlahan-lahan, agar rongga bekas
jarum dapat diisi penuh lagi dengan adukan.

4. Pemborong harus menyediakan paling sedikit 2 vibrator ekstra / cadangan untuk


masing -masing ukuran yang digunakan, untuk digunakan pada saat yang lain
rusak, sehingga kontinuitas pengecoran beton tetap terjamin.

5. Admixture pada umumnya dengan pemilih bahan bahan yang seksama, cara
mencampur dan mengaduk yang baik dan cara pengecoran yang cermat tidak
diperlukan penggunaan suatu admixture. Jika penggunaan admixture masih
dianggap perlu, Pemborong diminta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan
tertulis dari Pengawas Teknis mengenai hal tersebut.
Untuk itu Pemborong harap memberitahukan nama perdagangan Admixture
tersebut dengan keterangan mengenai tujuan, data data bahan, nama pabrik
produksi, jenis bahan mentah utamanya, cara cara pemakaiannya resiko resiko
/ efek samping dan keterangan keterangan lain yang dianggap perlu. Sebelum
pekerjaan dimulai Pemborong harus menyerahkan contoh beton dengan ukuran
10 x 10 x 20 cm3 yang telah menggunakan campuran kedap air tersebut, contoh
tersebut oleh Pengawas Teknis akan direndam dalam cairan berwarna selama 2 x
24 jam dan setelah itu contoh diangkat dan dikeringkan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 46


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Kemungkinan contoh tersebut dipatahkan menjadi dua dan dilihat berapa tebal
meresapnya cairan berwarna tersebut kedalam beton.

J. Siar Pelaksanaan
1. Posisi dan pengaturan siar pelaksanaan harus sesuai dengan peraturan beton
yang berlaku mendapat persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
Umumnya posisi siar pelaksanaan terletak pada 1/3 bentang tengah dari suatu
konstruksi. Bentuk siar pelaksanaan harus vertikal dan tiap siar pelaksanaan yang
menahan gaya besar harus diberikan besi tambahan / dowel yang sesuai untuk
menahan gaya geser tersebut.

2. Sebelum pengecoran beton baru, permukaan dari beton lama supaya dibersihkan
dengan seksama dan dikasarkan. Kotoran kotoran disingkirkan dengan air dan
menyikat sampai aggregate kasar tampak. Setelah permukaan siar tersebut bersih
Coltbond harus dilapiskan merata seluruh permukaan.

K. Curing dan Perlindungan Tes Beton.


1. Beton harus dilindungi sejauh mungkin terhadap matahari selama berlangsungnya
proses pengerasan, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton harus dijaga tetap basah terus menerus selama 14 hari.
Khusus untuk kolom, maka curing beton dapat dilakukan dengan cara menutupi
dengan karung basah sedangkan untuk lantai selama 7 hari atau menggenangi
dengan air pada permukaan beton tersebut.
3. Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan
perlindungan atas beton harus lebih diperhatikan. Pemborong bertanggung jawab
atas retaknya beton karena susut akibat kelalaian ini.

L. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton


1. Pembengkokan besi beton harus dilakukan dengan hati hati dan teliti / tepat
pada posisi pembengkokan sesuai gambar dan tidak menyimpang dari Peraturan
Beton Indonesia.
Pembengkokan tersebut harus dilakukan oleh tenaga ahli, dengan menggunakan
alatalat (bar bender) sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan cacat patah,
retakretak dan sebagainya. Semua pembengkokan tulangan harus dilakukan
dalam keadaan dingin dan pemotongan harus dengan bar Cutter, tidak boleh
dengan api.
2. Sebelum penyetelan dan pemasangan besi beton dimulai Pemborong diwajibkan
membuat gambar kerja (Shop Drawing) berupa penjabaran gambar rencana
Pembesian Struktur, rencana kerja pemotongan dan Pembengkokan besi beton
(Bending schedule) yang diserahkan kepada Pengawas Teknis untuk mendapatkan
persetujuan tertulis.
3. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil peil, sesuai dengan gambar dan
harus sudah diperhitungkan mengenai toleransi penurunannya.
4. Pasangan selimut beton (beton decking) harus sesuai dengan gambar detail
standar.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 47


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Sebagai catatan, pemasangan tulangan utama tarik tekan penampang, sehingga
pemakaian selimut beton yang melebihi ketentuan tersebut diatas harus
mendapat persetujuan tertulis dari Pengawasan Teknis dan Perencana.
5. Sebelum besi beton dipasang besi beton harus bebas dari kulit besi karat, lemak,
kotoran serta bahan bahan lain yang dapat mengurangi daya lekat.
6. Pemasangan Rangkain Tulangan yaitu kait kait, panjang penjangkaran, overlap,
letak sambungan dan lain lain harus sesuai dengan gambar. Apabila ada
keraguan tentang rangkaian tulangan maka pemborong harus memberitahukan
kepada Pengawas Teknis/Perencana Struktur untuk klasifikasi. Untuk hal itu
sebelumnya Pemborong membuat gambar pembengkokan baja tulangan (bending
schedule), diajukan kepada Pengawas Teknis untuk mendapat persetujuannya.
7. Penyetelan besi beton harus dilakukan dengan teliti, terpasang pada kedudukan
yang teguh untuk menghindari pemindahan tempat dengan menggunakan kawat
yang berukuran tidak kurang dari 16 gauge atau klip yang sesuai pada setiap tiga
pertemuan. Pembesian harus ditunjang dengan beton atau penunjang besi,
spacers atau besi penggantung seperti yang ditunjuk pada gambar atau
dicantumkan pada spesifikasi ini. Penunjang penunjang metal tidak boleh
diletakkan berhubungan dengan bekisting.
8. Ikatan kawat harus dimasukan dalam penampungan beton, sehingga tidak
menonjol kepermukaan beton.
9. Sengkang sengkang harus diikat pada tulangan utama dan jaraknya harus sesuai
dengan gambar.
10. Precast Mortal Spacing Block harus digunakan untuk menahan jarak dan yang
tapat pada tulangan dan minimum mempunyai kekuatan beton yang sama
dengan beton yang dicor.
11. Sebelum pengecoran semua penulangan harus betul betul bersih dari semua
kotoran kotoran.

M. Pengganti Besi.
1. Pemborong harus mengusahakan supaya besi yang dipasang adalah sesuai dengan
apa yang tertera pada gambar.
2. Dalam hal ini dimana berdasarkan pengalaman Pemborong atau pendapatnya
terdapat kekeliruan atau kekurangan atau perlu penyempurnaan pembesian yang
ada maka.
a. Pemborongan dapat menambah ekstra besi dengan tidak mengurangi
pembesian yang tersedia dalam gambar. Usulan pengganti tersebut harus
segera dikonfirmasikan pada perencana.
b. Jika hal tersebut diatas akan dimintakan oleh Pemborong sebagai pekerjaan
lebih, maka penambahan tersebut hanya dapat dilakukan setelah ada
persetujuan tertulis dari perencanaan Konstruksi.
c. Jika disusulkan perubahan dari rangkaian pembesian maka perubahan
tersebut hanya dapat dijalankan dengan persetujuan tertulis dari perencana
Konstruksi.
d. Mengajukan usul dalam rangka tersebut diatas adalah merupakan juga
keharusan dari Pemborong.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 48


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Jika Pemborong tidak berhasil mendapatkan diameter besi yang sesuai dengan
yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran diameter besi
dengan yang terdekat dengan catatan :
a. Harus ada persetujuan tertulis dari Pengawas Teknis.
b. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak
boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud
adalah jumlah luas). Khusus untuk balok induk, jumlah luas penampang besi
pada tumpuan juga tidak boleh beda jauh dari pembesian aslinya.
c. Pengganti tersebut tidak boleh mengakibatkan keruwetan pembesian
ditempat tersebut atau didaerah overlapping yang dapat menyulitkan
pembetonan atau penyampaian penggetar.
d. Tidak ada pekerjaan tambahan dan tambahan waktu pelaksanaan.

4. Pemasangan Alat alat di Dalam Beton.


a. Pemborong tidak dibenarkan untuk membobok, membuat lubang atau
memotong konstruksi beton yang sudah jadi tanpa sepengetahuan dan ijin
tertulis dari Perencana Struktur.
b. Ukuran dan pembuatan lubang, pemasangan alat di dalam beton,
pemasangan sparing dan sebagainya, harus sesuai gambar atau menurut
petunjuk petunjuk Pengawas Teknis.
c. Perkuatan pada lubang beton untuk keperluan pekerjaan Mekanikal dan
Elektrikal yang akan dibuat kemudian oleh Perencana Struktur tetap menjadi
beban Pemborong.

N. Kolom Praktis dan Ring Balok untuk Dinding.


1. Setiap dinding yang bertemu dengan kolom harus diadakan penjangkaran dengan
jarak antara 60 cm, panjang jankar minimum 60 cm dibagian yang tertanam dalam
bata 30 cm diameter 8 mm.

2. Tiap luas dinding yang lebih besar dari kolom kolom praktis / ring balok, dengan
ukuran 13 x 13 cm.
Tulangan kolom praktis / ring balok adalah 4 diameter 10 mm dengan sengkang
diameter 6 mm jarak 20 cm.
3. Untuk lisplank bata dan dinding dinding lainnya yang tingginya > 3 m harus
diberi kolom praktis setiap jarak 3 m dan bagian atasnya diberikan ring balok.
Ukuran dan tulangan kolom praktis dan ring balok seperti pada butir 2.

O. Tanggungjawab kontraktor.
Kontraktor bertanggung jawab penuh atas kualitas konstruksi sesuai dengan ketentuan
di atas, sesuai dengan gambar konstruksi yang diberikan. Hadir atau tidaknya
Pengawas Teknis selaku wakil Perencana, yang sejauh mungkin tidak melihat /
mengawas / menegur, maka kontraktor tetap bertanggung jawab penuh terhadap hasil
kualitas pekerjaan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 49


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 6
PEKERJAAN BETON TIDAK BERTULANG

1. Spesifikasi bahan.
A. Air
air yang digunakan harus air bersih yang memenuhi syarat untuk diminum (air minum),
dan semua biaya untuk mendapatkan air bersih sepenuhnya menjadi tanggung jawab
kontraktor.
B. Batu Split / koral
Batu split / koral yang digunakan harus yang bersih dan bermutu baik serta
mempunyai gradasi serta kekerasan sesuai dengan syarat syarat yang tercantum
dalam SNI 03-2847-2002
C. Pasir
Pasir beton harus bersih dan bebas dari bahan bahan organis, Lumpur dan sejenis-
jenisnya dan juga memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat
syarat yang tercantum dalam SNI 03-2847-2002. Pasir laut tidak diperbolehkan untuk
dipakai.
D. Semen
Semen yang digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 1965 atau type 1
menurut ASTM.C.150 dan memenuhi S.400 menurut Standard Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (N.C.8-172). Semen yang rusak tidak
diperbolehkan dipakai.

2. Syarat syarat pelaksanaan


A. Pemukaan tanah yang akan dilapisi beton tumbuk harus rata dan diperkeras.
B. Setelah permukaan rata dan keras kemudian digelar pasir urug dengan ketebalan 5-10
cm.
C. Beton tumbuk digelar dengan ketebalan minimal 5 cm.

PASAL 7
PEKERJAAN BAJA

1. Ketentuan Umum
A. Persyaratan-persyaratan umum konstruksi baja dan istilah teknik secara umum
menjadi satu kesatuan dalam bagian buku persyaratan teknis ini. Kecuali ditentukan
lain dalam buku persyaratan teknis ini, maka semua pekerjaan baja harus sesuai
dengan standard dibawah ini :
1. Tata cara perencanaan Struktur Baja untuk bangunan gedung SNI 03-1929-2002
2. Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (PPBBI) 1983.
3. Peraturan Muatan Indonesia (PMI).
4. Peraturan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI) NI.3 1970.
5. American Society for Testing Material (ASTM).
6. American Welding Society (AWS).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 50


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
7. Steel Structural Painting Council (SSPC).
8. Standar Industri Indonesia (SII).
B. Pemborong harus melaksanakan pekerjaan ini dengan ketepatan dan kesesuaian yang
tinggi menurut persyaratan teknis ini, gambar rencana dan instruksi-instruksi yang
diberikan pengawas.
C. Semua material yang digunakan harus baru dengan kualitas terbaik sesuai dengan
persyaratan dan diketahui Pengawas. Pengawas berhak untuk meminta diadakan
pengujian atas bahan bahan tersebut dan Pemborong harus bertanggung jawab atas
segala biaya untuk keperluan tersebut.
D. Pola (mal) pengukuran dan peralatan-peralatan lain yang dibutuhkan untuk menjamin
ketelitian pekerjaan harus disediakan oleh pemborong. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita baja yang telah disetujui oleh Pengawas, ukuran-
ukuran dari pekerjaan baja yang tertera pada gambar rencana dianggap ukuran pada
250 O C.

2. Lingkup Pekerjaan
A. Pekerjaan ini mencakup segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan konstruksi
Kuda-kuda/Konsul baja secara lengkap sesuai dengan gambar rencana dan
persyaratan teknis ini.
B. Pekerjaan ini meliputi penyediaan semua material, peralatan, tenaga kerja, upah dan
fabrikasi konstruksi baja. Yang termasuk dalam pabrikasi struktur baja adalah: rafter,
gording, plat penyambung trekstang, ring mur baut, ikatan angin, penggantung talang,
dll.
C. Pelaksanaan pekerjaan pengecatan (Galvanize) pada seluruh bidang konstruksi baja.
D. Pengangkutan dari tempat pabrikasi ke lokasi pekerjaan.
E. Penyimpanan pada tempat-tempat yang terlindung (beratap) dan diletakkan diatas
landasan kayu.
F. Erection, pemasangan konstruksi baja sampai keseluruhan komponen terpasang
sesuai dengan gambar rencana.

3. Material / Bahan
A. Baja struktur harus mempunyai mutu sesuai dengan ASTM A36 dengan 1600 kg/cm 2
dengan kualitas ST 37.

B. Baut, mur dan ring dari jenis High Strength ASTM A325 Galvanized. Semua baut
dan mur harus mempunyai kepala yang ditempa, tepat, konsentris dan siku terhadap
batangnya, dengan kepala mur yang berbentuk horizontal. Batang baut harus lurus
dan baik, dengan diameter 1,5 mm lebih kecil dari diameter lubang yang digunakan.
C. Pengelasan dengan Arch Welding Electrodes sesuai AWS A5.5-69. mutu las E70xx
D. Semua baja yang digunakan harus sesuai bentuk, ukuran dan ketebalannya serta bebas
dari karat, cacat, karena tumbukan, tekuk atau puntir, dengan berat sesuai gambar
rencana.
E. Semua material baja harus diperoleh dari Supplier yang dapat dipertanggung-
jawabkan dengan disertai Sertifikat dari pabrik. Jika dianggap perlu, Pemborong harus
menyerahkan hasil pengujian test (test support) dari semua jenis-jenis pengujian yang
dibutuhkan dan berhubungan dengan semua bagian konstruksi ba

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 51


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Pabrikasi
A. Sebelum pabrikasi dilakukan, Pemborong harus mengajukan gambar kerja (shop-
drawing) sesuai dengan gambar rencana untuk disetujui oleh Pengawas, dan
pemborong tidak diperkenankan memulai pekerjaan sesuai sebelum gambar kerja
tersebut disetujui. Gambar kerja harus menunjukkan detail pelaksanaan secara jelas,
untuk hal-hal berikut :
1. Dimensi Lay Out dalam metrik.
2. Type dan lokasi sambungan.
3. Daftar baut secara detail.
4. Dimensi bagian-bagian konstruksi, bentuk, detail dan berat setiap unit konstruksi.
B. Pemborong harus minta ijin dan persetujuan dari Pengawas tentang batasan toleransi
yang akan digunakan sehubungan dengan fabrikasi harus dilaksanakan dalam batasan
toleransi yang disetujui.
C. Pabrikasi harus dilaksanakan dalam bengkel/workshop yang memenuhi persyaratan,
terlindung dari pengaruh cuaca dan banjir. Pemborong harus membuat workshop
dilokasi sesuai dengan lingkup pekerjaan dengan persetujuan Pengawas. Apabila
pabrikasi dilakukan diluar lokasi, maka pemborong harus menanggung biaya yang
dikeluarkan oleh Pengawas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan tersebut.
D. Pemotongan harus dilakukan dengan mesin potong dari kualitas terbaik atau disetujui
oleh pengawas dapat dilakukan dengan las potong yang cukup memadai dengan
ketentuan bahwa ujung bekas potongan harus digerinda sampai halus dan
mendapatkan permukaan yang rata.
E. Pengelasan harus dilakukan dalam tempat yang beratap dan dilaksanakan dan
menggunakan las busur listrik. Batang las yang akan digunakan harus dari bahan yang
sama dengan bahan yang akan dilas harus bebas dari cacat-cacat, retak, cat minyak,
dan kotoran-kotoran lainnya yang akan mengurangi kekuatan sambungan las.
F. Permukaan yang akan disambung harus rata satu sama lain, digerinda lebih dahulu
sebelum dilakukan penyambungan dan tidak boleh bergeser selama pengelasan
dilakukan. Sisa-sisa atau material las yang berlebihan atau kerak-kerak las harus
segera dibersihkan.
G. Dalam hal terdapat keraguan terhadap mutu las, maka Pengawas berhak
memerintahkan pemeriksaan hasil pengelasan kepada pihak ketiga yang
independent secara visual maupun dengan non destructive test.Pemeriksaan hasil
pengelasan dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Radio Graphic Test :


Test dilakukan dilaboratorium atau workshop dengan mengambil sample secara
random menurut kebutuhan. Sample tersebut diutamakan pada tempat-tempat
pengelasan yang struktural. Jika dari hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa
lebih dari 40 % sample tidak memenuhi persyaratan maka semua hasil pengelasan
ditolak.
2. Percobaan Tarik terhadap sample.
Semua biaya untuk pengujian tersebut menjadi tanggung-jawab Pemborong.

H. Bagian konstruksi baja yang telah selesai harus bebas dari puntir, bengkok dan
sambungan-sambungan terbuka.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 52


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
I. Untuk bagian konstruksi baja yang lebih pendek dari 10 m panjang, toleransi
ketetapan yang diijinkan dari bagian-bagiannya tidak boleh lebih dari 1,5 mm menurut
detail, sedangkan untuk bagian yang lebih panjang, tidak boleh menyimpang dari 3
mm.
J. Bagian-bagian yang mengalami gaya tekan, tidak boleh mempunyai deviasi kelurusan
lebih dari 1/1000 panjang jarak tumpuan.

5. Percobaaan Pemasangan
A. Sebelum pemasangan (erection/montage), konstruksi baja harus dipasang sementara
(montage percobaan) untuk diperiksa oleh Pengawas mengenai alignment serta
ketepatannya seluruh bagian dan sambungan. Montage sementara tidak boleh dilepas
sebelum disetujui.
B. Sebelum pelaksanaan pengecatan, permukaan baja harus dibersihkan dari segala
macam kotoran, karat dan miles scale sehingga menjadi logam yang bersih dengan
menggunakan penyemprot pasir (sand blasting) atau power tool brush atau cara lain
yang disetujui oleh Pengawas, dan dilakukan dalam tempat yang terlindungi.
Kebersihan permukaan harus mencapai tingkat Sa 2,5 menurut standard SSPC.
C. Kecuali disebut lain dalam petunjuk pabrik, pengecatan tidak boleh dilakukan pada
keadaan suhu udara dibawah 13 O C atau lebih dari 38 O C. Pengecatan dilakukan
dengan cara spray yang peralatannya mempunyai kapasitas yang sesuai dengan
pekerjaan ini dan compressor yang digunakan harus dilengkapi dengan water traps
(pembuang air yang terkondensi). Pengecatan dilakukan dengan menggunakan cat
dasar (meni) yang mempunyai kualitas setara dengan produksi ICI, dengan cara dan
ketebalan sesuai petunjuk pabrik.
D. Bagian-bagian konstruksi yang telah selesai dicat harus dihindarkan terhadap hujan
atau pengotoran-pengotoran melalui udara sebelum cat menjadi kering.

6. Pengangkutan / Transportasi
A. Apabila pabrikasi dilakukan diluar lokasi, Pemborong harus sudah melakukan
penyelidikan tenang pola pengangkutan yang digunakan. Terjadinya kerusakan atau
kelambatan akibat kesalahan dalam pola pengangkutan ke lokasi resiko pemborong,
tanpa angkutan ke lokasi menjadi resiko Pemborong, tanpa hal untuk mengajukan
tambahan waktu ataupun ganti rugi.
B. Pengiriman komponen konstruksi baja disertai daftar perincian komponen (marking
list), uraian tentang kode, nama, ukuran, jumlah komponen, berat satuan komponen
dan berat total. Pengiriman sebaiknya dilakukan dalam 1 unit lengkap.
7. Penyimpanan
1. Penyimpanan hasil dari fabrikasi harus dilakukan pada tempat yang terlindung dan
bebas dari pengaruh cuaca, dengan meletakkan baja sejajar/sebidang dengan tempat
sebenarnya, dalam posisi yang tidak merusak bentuk konstruksi.
2. Baut, mur dan ring/cincin harus disimpan dalam kotak-kotak yang bebas debu ataupun
pasir yang dapat merusak. Tidak diijinkan menggunakan baut, mur dan ring/cincin yang
sudah berkarat atau rusak.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 53


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
8. Pemasangan (Erection / Montage)
A. Pelaksanaan erection baru dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan dari
Pengawas dan Pemborong harus sudah menyiapkan pedoman/petunjuk tentang
pemasangan konstruksi baja (erection manual book), yang berisikan :
1. Uraian tentang lingkup pekerjaan, jenis dan type komponen serta bentuk dan
ukurannya.
2. Daftar perincian komponen (marking list), uraian tentang nama, kode dan ukuran
tiap komponen, jumlah komponen, berat per satuan dan berat total komponen.
3. Prosedur pemasangan komponen, uraian tentang tahapan pemasangan dan
peralatan pembantu.
4. Perincian posisi angkur dan baut, uraian tentang gambar, letak elevasi, ukuran
dan jumlah baut / angkur.
5. Gambar-gambar pemasangan (erection drawing).
6. Uraian tentang tata letak, bentuk dan jenis pemasangan komponen konstruksi
baja dalam bentuk gambar.

B. Pemasangan harus dikerjakan secara hati-hati dan teliti. Drift yang digunakan harus
mempunyai diameter yang lebih dari lubang baut. Penggunaan martil yang
berlebihan yang dapat merusak atau mengganggu material tidak diperkenankan.
Konstruksi baja dapat dipasang permanen setelah sebagian besar struktur baja
terpasang dan disetujui Pengawas mengenai ketetapan garis vertikal dan
horisontalnya.
C. Baut yang dipasang harus sesuai dengan diameter lubang dan dilengkapi dengan
cincin/ring yang bagian ujungnya menghadap keluar. Kepala baut tidak boleh
menyimpang lebih dari 3,5 O terhadap as baut. Dalam keadaan terpasang permanen,
ulir baut harus bebas atau menonjol melalui mur sekurang-kurangnya 1,5 mm dan
tidak boleh lebih dari 4,5 mm.
D. Baut baja keras dikencangkan dengan kunci momen yang dapat menunjukkan bila
tercapai torque yang diisyaratkan dan telah disetujui oleh Pengawas. Bila digunakan
kunci momen mesin, maka harus dari jenis yang akan slip bila tegangan atau torque
yang diisyaratkan tercapai.
Pemborong harus menyediakan seluruh perancah dan peralatan yang dibutuhkan
sesuai dengan lingkup pekerjaan dan meminta persetujuan dari pengawas.

9. Pengelasan
a. Pengelasan harus dikerjakan oleh tenaga ahli dan berpengalaman.
b. Semua pekerjaan pengelasan harus dikerjakan dengan rapi tanpa menimbulkan kerusakan
pada bahan bajanya.
c. Elektroda las yang dipergunakan harus disimpan pada tempat yang dapat menjamin
komposisi dan sifat-sifat dari elektroda tersebut selama masa penyimpanan.
d. Permukaan dari daerah yang akan dilas harus bebas dari berbagai kotoran, cat, minyak,
dan karat.
e. Setelah dilakukan pengelasan, sisa-sisa atau kerak harus dibersihkan dengan baik.
f. Standart mutu las sesuai dengan gambar E 70 XX yaitu menggunakan elektroda 70.
Dengan ketebalan las 6mm atau yang disebutkan sesuai gambar.
g. Peralatan las listrik ini terdiri dari :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 54


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1) Pesawat las
Pesawat las jenis AC terdiri dari transformator yang dihubungkan dengan jala PLN atau
dengan pembangkit listrik, motor disel, atau motor bensin. Kapasitas trafo
biasanya 500 sampai 1000 ampere. Sedangkan voltase (tegangan) yang ke luar dari
pesawat trafo ini antara 36 sampai 70 volt, dan ini bervariasi menurut pabrik yang
mengeluarkan pesawat las trafo ini.
Pesawat jenis DC ini dapat berupa pesawat tranformator rectifier, pembangkit listrik
motor disel atau motor bensin, maupun pesawat pembangkit listrik yang digerakan
oleh motor listrik digerakkan oleh motor listrik (motor generator).
2) Alat-alat bantu las
Pada pengelasan terdapat alat bantu yang terdiri dari :
Kabel las,
Pemegang elektroda,
Palu las,
Sikat kawat,
Klem masa,
Penjepit.
3) Perlengkapan keselamatan kerja
Pada perlengkapan keselamatan kerja terdiri dari :
Helm las (topeng las),
Tarung tangan
Baju las (apron)
Sepatu las
Kamar las
4) Elektroda
Elektroda yang dipergunakan padalas busur mempunyai perbedaan komposisi selaput
maupun kawat inti. Diantaranya adalah elektroda berselaput .
Pada elektroda ini pengelasan fluksi pada kawat inti dapat dengan cara destruksi,
semprot atau celup.
Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 sampai 7 mm dengan panjang antara 350
sampai 450 mm.
a) Jenis jenis Selaput Fluksi Elektroda
Bahan untuk selaput fluksi elektroda tergantung pada kegunaanya, yaitu antara
lain selulosa, kalium karbonat, tintanikum dioksida, kaolin, kalium oksida
mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silicon, besi mangan dan sebagainya,
dengan persentase yang berbeda-beda untuk tiap jenis elektroda.
b) Tebal selaput
Tergantung dari jenisnya, tebal selaput elektroda antara 10% sampai 50% dari
diameter elektroda.
Pada waktu pengelasan selaput elektroda ini nakan ikut mencair dan
menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur listrik, dan sebagian
benda kerja terhadap udara luar.

Udara luar yang mengandunng O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik
dari logam las. Cairan selaput yang disebut terak akan tereapung dadn membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 55


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 8
PEKERJAAN BAJA RINGAN

1. Spesifikasi Bahan
a. Jenis Profile Komponen Baja Ringan
Rangka atap kaso dan reng baja ringan memakai profil kaso C77 dan reng V33 dengan
ketebalan 0,50 mm.
b. Persyaratan Mutu Bahan
1) Mutu Baja adalah G.550 (Light Hight Tensile Steel) dengan persyaratan:
Kekuatan leleh minimum 550 Mpa.
Tegangan maksimum.
Modulus elastisitas minimum 200.000 Mpa.
Modulus geser minimum 80.000 Mpa.
2) Lapisan anti karat Hot Deep Galvanis dengan persyaratan:
Kelas Galvanis Z 220.
Kadar minimum AZ adalah 150 g/m2 dan kadar Z adalah 180 g/m2.
3) Self Drilling Screw yang dipakai dengan persyaratan :
Panjang termasuk kepala baut minimal 36 mm.
Kepadatan alur 16 alur.
Diameter badan dengan alur 4.8 mm.
Diameter badan tanpa alur 3.8 mm.
Kekuatan Mekanikal minimum:
- Gaya geser baut 5.1 kN perbuah.
- Gaya aksial 8.6 kN.
- Gaya torsi 6.9 kN.
2. Pabrikasi
a. Semua komponen rangka atap kaso dan reng baja ringan dibuat dipabrik dengan mesin
khusus agar diperoleh bentuk dan ukuran yang presisi.
b. Disain konstruksi kuda-kuda dikerjakan dengan program komputer dan oleh perusahaan
kuda-kuda berstandar internasional.

3. Pemasangan
a. Sebelum pemasangan dimulai, kontraktor harus mengajukan shop drawing lengkap
dengan sertifikat pendukung dari perusahaan sub kontraktor. Shop drawing harus
mendapat persetujuan dari Pengawas dan Pengelola Proyek.
b. Pelaksanapemasangan harus dari perusahaan yang mempunyai tenaga kerja bersertifikat
dengan keahlian khusus untuk pekerjaan ini.
c. Pemasangan dengan menggunakan peralatan kerja dan peralatan keamanan yang
memenuhi standar.
d. Perakitan dilapangan harus mengikuti sistem konstruksi dan jenis-jenis profil komponen
yang sudah disetujui.
e. Untuk konstruksi konsul penggantung lisplank GRC harus menggunakan profil baja C
dengan ukuran sesuai gambar. Baja C ini juga berfungsi sebagai gording pengikat antar
konsul.
f. Angkur pengkait lisplank GRC dilas pada baja C dan bukan pada komponen baja ringan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 56


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
BAB V
SYARAT TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN ARSITEKTUR

PASAL 1
PEKERJAAN LANTAI DAN PELAPIS DINDING

1. B a h a n.
A. Dinding Granit tile ukuran 60 x 60 cm depan lift.
B. Lantai Keramik ukuran 40 x 40 cm untuk ruangan, dinding dan lantai toilet lantai 2, 3, 4
dan 5.
C. Dinding keramik ukuran 30 x 30 cm untuk meja dapur.
D. Lantai Keramik ukuran 20 x 20 cm untuk lantai toilet, ukuran 20 x 25 untuk dinding
toilet lantai dasar dan lantai 1.
E. Plin lantai keramik 10 x 40 cm.
Dari kualitas keramik setara produksi ROMAN memenuhi standar SNI dengan ukuran
dan warna ditentukan kemudian.
F. Rabat Beton
Dibuat dari jenis beton B1
G. Plesteran.
Harus mempunyai bahan dasar PC, pasir dan air sesuai dengan syarat-syarat pada
pasal di muka
H. P a s i r.
Dasar untuk lantai (termasuk juga lantai beton) harus terdiri dari pasir urug yang
dipadatkan merata.
I. Floor Hardener
Powder untuk spesifikasi menengah produk Sika warna

2. Macam dan lingkup pekerjaan


A. Pekerjaan lantai meliputi pemasangan ubin dan pekerjaan lain yang berhubungan
dengan pekerjaan ini seperti : Pekerjaan Lantai Kerja dan Rabat Beton.
Sebelumnya harus mendapat persetujuan dari Pengawas/Perencana.
B. Pemasangan lantai keramik di seluruh ruangan, kecuali yang ruangan-ruangan yang
disebutkan sesuai dengan gambar.

3. Cara pelaksanaan
A. Lantai keramik
1. Lantai keramik dipasang di atas pasangan semen M1 (floor). Bila pemasangan
keramik dilakukan di atas dinding, maka dinding tersebut harus diplester
dahulu dengan plesteran kasar, agar diperoleh dinding yang lurus dan vertikal.
2. Pemasangan keramik harus dengan adukan M1 setebal minimum 1,5 cm,
Dalam pemasangan bagian bawah dari ubin harus terisi padat dengan semen.
3. Pola pemasangan harus disesuaikan dengan pola yang dibuat pada gambar.
4. Jarak antara lantai (naat) 2 mm atau bila ditentukan lain pada gambar. Untuk
mengisi naat digunakan pasta semen (semen campur dengan air sampai diperoleh
bahan plastis). Untuk keperluan khusus dapat dipergunakan bahan kimia tertentu
sebagai isian naat, misalnya agar naat tahan asam, tahan air dan sebagainya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 57


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5.Pengisian/pengecoran naat dilakukan paling cepat 24 jam setelah lantaidipasang,
sewaktu mengecor naat, lantai sudah benar-benar melekat dengan kuat pada
dinding/lantai, celah-celah antara lantai yang satu dengan yang lain harus bersih
dari debu dan kotoran lain sebelum dicor.
6. Kotoran semen dan lainnya yang menempel pada permukaan lantai, khusus pada
waktu pengecoran naat harus dibersihkan sebelum menjadi keras / kering.
7. Bila pada keseluruhannya pemasangan tegel telah selesai, maka dinding / lantai
tersebut harus dilap / disapu bersih, kemudian dilakukan penelitian, apakah
seluruh lantai tersebut telah terpasang dengan rapih dan baik (tidak miring, tidak
lepas dan lain-lain).
8. Bila pekerjaan pemasangan rapih dan teliti, begitu selesai saat pemasangan tidak
perlu lagi dibersihkan, tetapi bila masih diperlukan lantai dapat dibersihkan
dengan lap basah atau bahan-bahan pembersih lunak yang ada di pasaran.
(misalnya: air dicampur dengan 15 % cuka). Bila sangat terpaksa, untuk
menghilangkan kotoran yang sukar terlepas, dapat digunakan sikat baja (untuk
menyikatnya) atau bahan pembersih spesial disesuaikan dengan jenis kotorannya.
9. Pasangan lantai diberi kemiringan untuk daerah service (kamar mandi), selasar.
B. Lantai Floor Hardener
1. Lantai beton dasar harus memiliki kadar minimum semen sebesar 300 kg/m3.
2. Lantai beton harus dikerjakan sesuai dengan standar pengerjaan lantai beton yang
benar.
3. Bila permukaan beton telah melewati setting time maka floor hardener ini dapat
ditaburkan secara merata dengan dosis rata rata 5 kg/m2 atau sesuai dengan
yang disyaratkan.
4. Aplikasi harus berlangsung tanpa terputus.
5. Metode pengecoran secara bertahap untuk memastikan bahwa lokasi pengecoran
dapat dilaksanakan dengan tenaga kerja dan dosis bahan floor hardener secara
tepat.
6. Floor hardener ditaburkan secara bertahap kemudian segera digosok (di trowel).
7. Finishing akhir harus menggunakan mesin trowel pada saat beton sudah
mengeras dan kuat menahan beban mesin agar didapatkan permukaan yang lebih
padat.
8. Segera dilapisi Curing Compound untuk mengurangi terjadinya penguapan air
beton.
9. Jika akan segera dibebani maka sebaiknya dilindungi dengan multipleks plywood.

PASAL 2
PEKERJAAN DINDING DAN PLESTERAN
1. Bahan
A. Semen Portland / PC
Semen untuk pekerjaan batu dan plesteran sama dengan yang digunakan untuk
pekerjaan beton.
B. P a s i r
Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras. Kadar lumpur yang
terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus memenuhi
persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 58


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
C. Air
Air yang digunakan untuk adukan dan plesteran sama dengan di pekerjaan beton (lihat
pasal sebelumnya ).
D. Batu bata
Batu bata yang dipakai adalah batu bata dengan standard mutu setaraf Jatiwangi.
Bata merah tersebut ukurannya harus memenuhi persyaratan NI 10 dan PUBB 1970
(NI-3).
2. Macam Pekerjaan
A. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam- macam ukuran
perbandingan campuran tersebut di bawah ini

Macam Perbandingan Penggunaan


M1 1 Pc : 2 Ps 1. Untuk pemasangan batu belah, dinding batu bata yang kedap
air.
2. Untuk pekerjaan pasangan ubin plint, Ubin keramik, ubin
Porselen.
M2 1 Pc : 3 Ps1. 1. Untuk plesteran beton bertulang yang tidak kedap air.
2. Untuk rollag pasangan batu bata.
M3 1 Pc : 4 Ps 1. Untuk pasangan pondasi dari batu gunung belah.
2. Untuk adukan di bawah lantai ubin.
3. Untuk plesteran lingir (sponingan).
4. Untuk pasangan ubin yang menempel pada pasangan batu
beton.
M4 1 Pc : 5 Ps 1. Untuk pasangan dinding yang tidak kedap air.
2. Untuk semua plesteran dinding tidak kedap air untuk bagian
dalam maupun bagian luar.

B. Pasangan batu bata.


Batu bata yang akan dipasang harus direndam dalam air hingga jenuh dan sebelum
dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya harus lurus dan
batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Semua campuran adukan harus
dicampur dengan mesin pengaduk. Tempat adukan tidak boleh langsung di atas
tanah tapi harus pakai alas (kayu dan lain-lain).
C. Plesteran dinding dan skonengan / plester sudut
Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan disiram dengan air.
Sebelumnya dibuat kepala plesteran dengan ketebalan plester yang direncanakan.
Tebal plesteran paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja
selesai tidak boleh langsung diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta
semen yang sejenis / acian. Selama proses pengeringan plesteran harus disiram
dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang
terlalu cepat. Penyampuran adukan hanya boleh menggunakan mesin pengaduk.
Pengadukan harus di atas aas dari papan dan lain-lain. Dinding yang akan dicat
tembok harus digosok dengan amplas bekas pakai atau kertas zak semen. Semua
beton yang akan diplester harus dibuat kasar dulu agar plesteran dapat merekat.
Untuk semen skonengan harus digunakan campuran M3, rata, siku dan tajam pada
sudutnya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 59


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
D. Mengorek sambungan
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5 cm agar penyelesaian dinding
dapat melekat dengan baik.
E. Perlindungan
Pada waktu hujan dinding yang tidak terlindung harus diberi perlindungan dengan
menutupi bagian atas temboknya supaya pasangan yang belum kering tidak rusak kena
air.

PASAL 3
PEKERJAAN CAT, DAN FINISHING LAINNYA

1. B a h a n.
A. Pengertian cat disini meliputi emulsi, sealer sement-emulsion filler dan pelapis-
pelapis lain yang dipakai sebagai cat dasar, cat perantara dan cat akhir.
B. Cat pigmen harus dimasukkan dalam kaleng dimana tertera nama perusahaan
pembuat, petunjuk pemakaian, formula, warna nomor seri dan tanggal
pembuatannya.
C. Semua cat yang akan dipakai harus mendapat persetujuan Pengawas. Untuk cat
tembok dipilih kualitas setara produksi Dullux, warna disesuaikan.
D. Plamur dan dempul untuk pekerjaan cat tembok dan cat kayu digunakan kualitas
setara produksi yang sama dengan kualitas setara produksi cat jadi yang dipilih.
E. Cat meni untuk pekerjaan kayu dan besi menggunakan kualitas setara produksi
GLOTEX atau FTALIT ex Kansai Paint.
F. Bahan pengencer digunakan dari produksi pabrik yang sama dengan bahan yang
diencerkan.

2. Macam dan lingkup pekerjaan.


A. Mengecat dengan cat tembok pada bidang dinding eksterior dan interior,khusus untuk
ruang kelas dibedakan warnanya antara dinding depan dengan samping dan belakang
seperti dinyatakan pada gambar.
B. Finishing dengan cat minyak untuk bidang permukaan kayu seperti panil-panil daun
pintu, kosen, papan lisplang, usuk dan sebagainya seperti tertera di gambar.
C. Mengecat semua tembok bidang langit-langit dari bahan asbes, dengan warna akan
ditentukan kemudian.

3. Syarat-syarat pelaksanaan.
Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecatan harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Perencana.
A. Cat tembok
Bidang yang akan dicat sebelumnya harus dibersihkan dengan cara menggosok
memakai kain yang dibasahi air, setelah kering didempul pada tempat yang
berlubang sehingga permukaannya rata dan licin untuk kemudian dicat paling sedikit
3 kali dengan roller 20 cm sampai baik atau dengan cara yang telah ditentukan oleh
pabrik.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 60


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
B. Rencana pengecatan
INTERIOR EXTERIOR
- Plesteran Cat dasar alkali Cat dasar alkali
+ 3 kali cat emulsi + 3 kali cat emulsi
- Langit-langit 3 kali cat emulsi 3 kali cat emulsi

PASAL 4
PEKERJAAN KUSEN, DAUN PINTU DAN JENDELA ALUMINIUM
1. Lingkup Pekerjaan
1.1. Bagian ini mencakup syarat-syarat untuk pekerja, pekerjaan, material dan
peralatan.

1.2. Meliputi penyediaan kusen, daun jendela aluminium sesuai gambar dan
spesifikasi yang diminta beserta perlengkapan dan aksesori untuk
pemasangannya.
1.3. Meliputi tanggung-jawab penyimpanan, perawatan serta pemasangannya dengan
kualitas setara commercial quality
1.4. Pekerjaan yang terkait dengan pekerjaan ini adalah:
- Pasal Pekerjaan Pasangan.
- Pasal Pekerjaan Pengecetan.
- Pasal Pekerjaan Metal Pabrikasi.
- Pasal Alat Penggantung dan Pengunci.
1.5. Referensi
a. Semua pekerjaan harus mengacu ke standar :
- SII 00649-82- Extrusi Jendela.
- SII 0405-80- Alumunium Extrussion.
- SII 0695-82- Alumunium Extruder Number.
- ASTM E331-84- Water Leakade.
b. Quality Assurance :
- Kualifikasi manufaktur: produk yang digunakan disini harus diproduksi
oleh perusahaan yang sudah terkenal dan mempunyai pengalaman yang
sukses dan diterima oleh Pengawas dan pemberi tugas.
- Single source responsibility: Untuk menjamin kualitas penampilan dan
performance, harus memakai material untuk sistem yang berasal dari
satu manufaktur (single manufaktur) dengan sistem yang tersedia atau
disetujui oleh sistem dari manufaktur.
- Building concrete stuktural tolerance: harus tidak lebih dari toleransi yang
diijinkan.
c. Kualifikasi Pekerjaan
- Sedikitnya harus ada 1 (satu) orang yang sepenuhnya mengerti terhadap
bagian ini selama pelaksanaan, paham terhadap kebutuhan kebutuhan
yang diperlukan selama pelaksamnaan.
- Tenaga kerja yang terlatih tersedia harus cukup serta memiliki skill yang
dibutuhkan.
- Dalam penerimaan atau penolakan pekerjaan, Direksi tidak mengijinkan
tenaga kerja tampa atau kurang skill-nya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 61


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1.6. Submittal ( Pengiriman )
Kontraktor harus mengirimkan hal-hal berikut untuk persetujuan pemberi tugas,
Pengawas, dan Perencana.
a. Shop drawing yang menunjukan pabrikasi, pemasangan dan finish dari
spesifikasi berdasarkan pengecekan kembali dimensi-dimensi pada site, yang
terdiri dari :
- Evaluation dan member dari profil.
- Hubungan join untuk system framing, entrance doors.
- Detail detail dari bentuk yang diperlukan.
- Reinforcing.
- Anchograme system.
- Interfacing dengan kontruksi bangunan.
- Kemungkinan-kemungkinan untuk ekspansi dan kontruksi
- Hardware, termasuk lokasi, posisi tinggi pemasangan, reinforcement,
pemasangan-pamasangan khusus.
- Metode dan aksesori pemasangan kaca.
- Internal sealer yang diperlukan dan tipe-tipe yang direkomendasikan.

b. Kontraktor harus mengirimkan 3 set contoh potongan profil dari pasangan


jamb dan heads dari kusen dan pintu-pintu yang ditunjukan dalam gambar,
dengan ukuran panjang 30 cm profil alloy, beseta kaca ukuran 30 cmx 30 cm
termasuk mock-up ukuran setandar (cukup jelas) yang menunjukan contoh
pemasangan dan finishing yang sudah final.
c. Kirimkan foto copy beserta laporan tersebut sebelumnya yang berisi
performance untuk ukuran sistem yang sama sebagai pengganti test kembali
atau datadata pendukung lain.
1.7. Penyimpanan dan Perawatan.
a. Kontraktor harus mengirim unit-unit pabrikasi dan bagian-bagian
komponennya ke site proyek.
b. Simpanlah unit-unit dan komponen-komponen tersebut di tempat yang
kering, dengan setiap profil harus dilindungi dengan polyethylene film, dan
lengkap label, tipe, nomor dan lokasi pemasangan dalam kemasan yang
tertutup asli dari pabrik. Bagian-bagian yang rusak tidak akan diterima, item-
item dengan cacat atau goresan kecil akan dipertimbangkan sebagai
kerusakan, kecuali yang terjadi adalah kondisi sebaliknya atau kondisi baik.
1.8. Garansi
Kontraktor harus mengirimkan garansi-garansi sebagai berikut :
a. Garansi tertulis dari fabricator untuk alumunium alloy dan anodizing,
minimum 10 tahun.
Garansi juga harus menyangkut kegagalan pekerjaan atau material, hilangnya
property mekanis (loss of mechanical properties), kebocoran air, kegagalan
structural, non uniformity of surfaces, korosi/karat, dan hal-hal lain yang
berhhubungan dengan persyaratan performance.
b. Kontraktor harus mengirimkan bukti-bukti mengenai sumber dari matrial dan
aksesorisnya dalam bentuk sertifikat Certificate of Origin dari manufaktur
yang disetujui oleh Pengawas dan pemberi tugas.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 62


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1.9. System Requirements
Design requirements
a. Sediakan gambar-gambar basic design tanpa identifikasi dan pemecahan
masalah thermal atau structural movement, glazing, anchorage, atau
moisture disposal, dengan tujuan membuat gambar basik dimensi.
b. Persyaratan-persyaratan penunjukan detail-detail dimaksudkan untuk
membentuk basic dimensi dari unit-unit, sight lines, dan profil-profil dari
member.
c. Sediakan concealed fastening disemua tempat.
d. Manufaktur bertanggung jawab untuk mengikuti design, persyaratan-
persyaratan atau rekayasa system, termasuk modifikasi-modifikasi yang
diperlukan untuk memenuhi spesifikasi yang dibutuhkan untuk
mempertahankan konsep design visual.
e. Pertimbangan pertimbangan tambahan diperlukan mengingat kondisi
kondisi khusus site untuk gerakan kontraksi dan expansi sehingga tidak ada
kemungkinan kehilangan, pelemahan atau kegagalan hubungan antara unit-
unit dan struktur bangunan atau antara unit-unit itu sendiri.
f. Berikan ekspansi dan kontraksi agar gerakan struktural terjadi tidak
menyebabkan kerusakan pada penampilan dan performance.

1.10. Test
a. Typical Window
1. Semua jendela-jendela typical harus dipasang terlebih dahulu, termasuk
pemasangan kaca dan sealant.
2. Sample dari material alumunium harus ditest di laboratorium yang
disetujui oleh Pengawas, dan test tersebut harus meliputi :
- Ketebalan material
- Staining test
- Weight test
- Corrosion test
3. Kontraktor harus melakukan test untuk kekuatan, workman ship, dan
kapasitas waterproof untuk kusen-kusen jendela, dan disaksikan oleh
Pengawas, Perencana dan Pemberi Tugas.
b. Maintenance Period
Pada saat akhir periode maintenance, bila Pengawas dan Pemberi Tugas
mempertimbangkan terhadap hal-hal yang tidak sesuai (rusak) dengan hasil
test kekuatan dan sebagainya, kontraktor harus segera memperbaikinya
dan/atau menggantinya dengan unit baru sesuai persetujuan Pengawas dan
Pemberi Tugas.

2. Bahan
A. Jendela dan Pintu
1. Material : Alumunium Extrussion
2. Extrussion : Sesuai dengan ditunjukan dalam shop drawing yang
disetujui oleh pemberi tugas, Pengawas, Perencana,
dan Konsultan kusen pintu dan jendela

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 63


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Color extrusstion : Anodize Natural Standar
4. Profil width : Untuk kusen jendela = 1,75 x 4
5. Maximum allowable
Profile width : 20 mm (1/175)
6. Ketebalan profil : 1,5 mm sesuai yang ditunjukan dalam shop drawing.
7. Fabricator : Kualitas setara produksi YKK, SII.
B. Fastener
1. Steel galvanizeg, alumunium, atau matrial non core lain yang cocok dengan item-
item fastener, dan harus memiliki kekuatan yang cukup.
2. Pemasangan dengan concealed fastener disemua tempat.
C. Hardware
1. Harus sesuai dengan type dan matrial hardware yang ditunjukan dalam pasal
sepesifikasi hardware.
2. Kontraktor harus menyerahkan mock-up dan scale termasuk system
pemasangan pada lokasi sesuai persetujuan yang diarahkan oleh KMK dan
pemberi tugas.
3. Type dan material hardware haruslah kompatibilitas pada pemasangan dan
berasal dari manufaktur yang disetujui.
D. Aksesoris
Harus dibuat dengan concealed fastener galfanized stainless steel, rubber weather
strip dan hanger yang dihibungkan ke alumunium didempul dengan sealant. Anchor
untuk kusen-kusen alumunium haruslah memiliki ketebalan 2-3 mm hot dip
galvanized steel dengan minimum 13 micron untuk memungkinkan pergerakan.

E. Treatment permukan material yang kontak langsung dengan alkaline seperti concrete,
mortar atau plaster, harus dengan finish clear lacquer atau anti corrosive treatment
seperti asphaltic varnish atau matrial isulasi lain.

3. Penerapan
3.1. Persiapan
a. Sebelum pabrikasi kontraktor harus melakukan check di site semua dimensi
dimensi dan kondisi project untuk menghindari informasi yang terlambat.
b. Kontraktor harus mereview gambar-gambar dan kondisi lapangan dengan cermat,
ukuran dan lubang-lubang, persiapan mock-up sambungan detai dan alumunium
yang berhubungan langsung dengan material-material struktural lain.
c. Proses pabrikasi harus di utamakan disiapkan sebelum pelaksanaan, dengan
mempersiapkan shop drawings yang menunjukan lay-out, lokasi, kualitas, bentuk
dan dimensi sesuai yang diarahkan oleh Pengawas dan Pemberi Tugas.
d. Semua frame-frame untuk partisi jendela-jendela dan pintu-pintu harus secara
akurat dan pabrikasi untuk pengepasan dengan pengukuran site.
3.2. Fabrication / Assembly
a. Shop Assembly
Dimana dimungkinkan harus siap dipasang di site proyek. Bila tidak merupakan shop
assembly, lakukan pra-pengepasan di shop untuk memastikan assembly yang baik
dan tepat guna.
b. Sambungan-sambungan / joints

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 64


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1. Buatlah dengan hati-hati agar pekerjaan-pekerjaan ekpose match untuk
memberikan garis dan design yang kontinyu. Pakailah perlengkapan mesin
untuk mengepaskan frame dengan paku bersama-sama pada titik-titik joints
contact dengan hairline joints, waterproof joints dari belakang dengan
sealant.
2. Pemakain sealant tidak diijinkan pada permukaan ekspose.

3.3. Pemasangan
a. Election Tolerance :
1. Batas perbedaan tegak dan level : rata rata 0.1 %
- 3 mm dalam 3 m, secara vertikal (V)
- 3 mm dalam 3 m, secara horisontal (Z)
b. Set unit-unit dengan tegak, level dengan garis yang benar, tanpa terkelupas atau
merusak frame.
c. Pasangan anchor dengan kuat pada tempatnya, memungkinkan untuk pergerakan,
termasuk ekspansi dan kontraksi.
d. Pisahkan material-material yang tidak sama pada titik-titik hubungan, termasuk
metal-metal yang berhubungan dengan pasangan atau permukaan beton, dengan
cat bituminous atau preformed separators untuk menghindari kontak dan korosi.
e. Set sill members pada bantalan sealant dan baffles untuk memberi kontruksi yang
weathertight.
f. Pasangan pintu-pintu dan hardware sesuai dengan instruksi tertulis dari manufaktur.
g. Potongan alumunium dari profil harus dibuat dengan dasar yang baik untuk
menghindari kerusakan, tergores atau rusak pada permukaannya dan harus
dijauhkan dari material-material baja/besi untuk menghindari debu-debu besi
menempel pada permukaan alumunium.
h. Pengelasan hanya diijinkan dari bagian dalam, menggunakan non actyted gas (argon)
dan tidak boleh diekspose.
i. Buatlah match joints member dengan skrup yang cocok, rivets, las, untuk
mendapatkan bentuk dan kualitas yang dibutuhkan atau sesuai yang terlihat dalam
gambar.
j. Peralatan anchor untuk alumunium frame haruslah dengan hot dip galvanized steel
tebal 2-3 mm diset pada interval 60 mm.
k. Fastener harus dari stauinless steel atau material non corrosive lain, concealed type.
Paskan frame bersama-sama pada titik contact joints dengan hairline joints,
waterproof joints dari bagian belakang dengan sealent untuk menahan (watertight)
1000 kg/cm2.
l. Setel hardware dan material-material reinforcing pada metal lain yang berhubungan
langsung dengan alumunium frame dan hubungan harus dengan chromium coat
pada permukaannya untuk menghindari kontak korosif.
m. Toleransi pemasangan (erection) untuk alumunium frame pada sisi dinding 10-15
mm harus diisi dengan grouting.
n. Sebelum pemasangan alumunium frame, khususnya pada propel window, upper dan
lower window, sill harus di check lever dan waterpass pada bukaan-bukaan dinding.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 65


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
o. Untuk pemasangan (erection) frame pada area watertight khususnya pada ruang AC,
harus disediakan systhenic rubber atau systhenic resin untuk swing door dan double
door.
p. Tepi-tepi akhir frame pada dinding harus diset dengan sealent untuk membuatnya
sound proof dan watertight.
q. Lower sill pada frame alumunium eksterior harus diberi flashing untuk menahan air
hujan.
3.4. Adjusting
Test fungsi operasi daun jendela setelah operasi penutupan, latching speeds dan
hardware-hardware lain sesuai dengan instruksi manufaktur untuk memastikan operasi
daun jendela berjalan halus (smooth).
3.5. Protektion
a. Semua alumunium harus dilindungi dengan type-type proteksi atau material-
material lain yang disetujui oleh Owner saat diserahkan ke lapangan.
b. Protektive material tersebut hanya boleh dibuka bila diperlukan pada saat protective
material akan dipakai pada alumunium.
c. Tepi-tepi pintu harus dilindungi dengan plastik type atau zinc chromate primer
(transparent varnish) pada saat pelesteran akan dilaksanakan. Bagian-bagian lain
harus tetap dilindungi dengan lacquer film sampai seluruh pekerjaan selesai.
d. Pemakaian varnish tidak diijinkan untuk permukaan-permukaan yang tidak akan
didempul atau disealant.

PASAL 5
PEKERJAAN KUSEN PVC KUBIKAL

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan meliputi penyediaan tenaga kerja, peralatan dan alat-alat fabrikasi lainnya dan
melaksanakan pekerjaan ini sehingga dicapai pekerjaan yang baik dan sempurna.
b. Bagian ini mencakup syarat-syarat untuk pekerja, pekerjaan, material dan peralatan.
c. Meliputi penyediaan kusen pintu PVC dan cubical di area service meliputi toilet dan
janitor sesuai gambar dan spesifikasi yang diminta beserta perlengkapan dan aksesori
untuk pemasangannya.

2. Persyaratan Bahan
a. Kusen dan daun pintu dari material PVC menggunakan produk lokal dengan kualitas yang
baik setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari pengawas dan konsultan
perencana.
b. Untuk Kusen dan daun pintu Cubicle menggunakan bahan material Complex Penolic Panel
(Serbuk kayu 70% + Penolic lem 30% dan di press) dan lapisan Finishing Paper pres lapis
resin tanpa pori, ex Spot/Matrix atau setara .

3. Syarat-syarat Pelaksanaan
a. Pintu-pintu tersebut harus dibuat sesuai ukuran yang tertera dalam gambar.
b. Perlengkapan seperti engsel, kunci, handle, dan lain-lain untuk pintu pintu Cubicle sesuai
dengan produk yang digunakan dan menjadi 1 (satu) paket dengan pekerjaan cubicle.
c. Pintu-pintu harus betul-betul persegi dan datar.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 66


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
d. Permukaan-permukaan yang kelihatan harus lurus, tidak ada bekas-bekas mesin dan atau
penyelesaian lainnya.
e. Komponen pintu harus dipasang dalam struktur yang kaku sesuai dengan petunjuk
pemasangan dari pabriknya.
f. Jika pekerjaan PVC dan Cubicle akan dipasang setelah rangka pada bangunan sekelilingnya
telah selesai, Kontraktor menjamin bahwa segala pekerjaan kusen yang harus dipasang
telah disetel ke dalam rangka yang telah disediakan.
g. Pekerjaan kusen tidak boleh dipasang dulu dalam kedudukannya sampai rangka pada
lantai, dinding dan langit-langit telah selesai.

PASAL 6
PEKERJAAN KACA
1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, biaya, peralatan dan alat-
alat bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil
pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.
b. Pekerjaan ini meliputi kaca daun pintu, kaca daun jendela, kaca mati pada Curtain Glass
wall danpartisi ruangan.
c. Pekerjaan ini berkaitan dengan pekerjaan kusen, pintu dan jendela serta Pekerjaan
Curtain Glass Wall.
d. Bahan untuk membersihkan kaca harus disetujui Pemberi Tugas atau Pengawas.

2. Persyaratan Bahan
a. Umum
Kaca adalah benda yang terbuat dari bahan glass yang pipih pada umumnya mempunyai
ketebalan yang sama, mempunyai sifat tembus cahaya, diperoleh dari pengambangan
(Float Glass). Kedua permukaannya rata, licin dan bening.
b. Khusus
Digunakan lembaran kaca bening (clear float glass) dan stopsol produk sekualitas
ASAHIMAS. Kaca tebal minimum 5 mm dan 8 mm, atau sesuai perhitungan,
digunakan untuk pemasangan pada daerah Interior dan eksterior diseluruh pintu dan
jendela kaca Frame, kecuali hal khusus lain seperti dinyatakan dalam gambar.
Untuk pintu kaca Frameless dan partisi kaca, menggunakan produk sekualitas
ASAHIMAS, dengan ketebalan 12 mm / 15 mm atau sesuai perhitungan, dan telah
melalui proses tempered sesuai standard (clear float tempered glass).
c. Toleransi
Panjang-lebar; ukuran panjang dan lebar tidak boleh melampaui toleransi seperti
yang ditentukan oleh pabrik, yaitu toleransi panjang dan lebar kira-kira 2 mm.
Kesikuan; kaca lembaran yang berbentuk segi empat harus mempunyai sudut siku
serta tepi potongan yang rata dan lurus. Toleransi kesikuan maksimum yang
diperkenankan adalah 1,5 mm per meter panjang.
Ketebalan; ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melampaui toleransi
yang ditentukan pabrik, yaitu maksimum 0.3 mm.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 67


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
d. Ketebalan semua kaca terpasang harus mengikuti standard perhitungan dari pabrik
bersangkutan, yang antara lain mempertimbangkan penggunaannya pada bangunan, luas
/ ukuran bidang kaca (cutting size), maupun tekanan positif dan yang akan bekerja pada
bidang kaca. Perhitungan ini harus disetujui MK/ Direksi dan Konsultan Perencana.
e. Cacat-cacat yang tidak diizinkan harus sesuai dengan ketentuan dari pabrik.
Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang-ruang yang berisi gas
terdapat pada kaca).
Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat mengganggu
pandangan.
Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah pada kaca baik sebagian atau
seluruh tebal kaca).
Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan lebar kearah luar
/masuk).
Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave); benang adalah cacat garis
timbul yang tembus pandang, sedang gelombang adalah permukaan kaca yang
berobah dan mengganggu pandangan.
Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan (scratch).
Bebas awan (permukaan kaca yang mengalami kelainan kebeningan).
Bebas goresan (luka garis pada permukaan kaca).
Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

f. Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat persetujuan MK/
Direksi Pengawas sesuai pengarahan dan saran dari Perencana.
g. Sisi-sisi kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan, harus digurinda
/ dihaluskan.
h. Bahan Sealant :
Sealant yang digunakan adalah Neutral Sealant produk Dow Corning warna putih atau
produk lain yang setara, untuk Struktural sealant menggunakan type 795 sedangkan
untuk Weatherseal sealant menggunakan type 791. Lebar permukaan sealant yang
melekat dengan mullion /transom ditentukan berdasarkan kalkulasi struktur (Structural
Calculation), sehingga dapat diperoleh Structural Bite (minimum 6 mm), serta kalkulasi
pergerakan sambungan (Joint Movement Calculation) sehingga diperoleh Minimum Joint
Width.
Sealant yang digunakan memenuhi ketentuan peraturan standard test yang berlaku
antara lain :
ASTM-C-920-86;
ASTM-C-679
JIS A - 5758 ;
BS 5889 dan memberikan jaminan garansi pabrik selama 10 (sepuluh) tahun.
i. Sistem spider menggunakan sistem spider dari Kenari Djaja.

j. Dempul yang digunakan untuk memasang kaca pada kusen, daun jendela, dan pintu, agar
tidak menimbulkan suara pada waktu menerima getaran, harus dari kualitas terbaik,
produksi dari pabrik yang disetujui Pengawas.
k. Dempul untuk memasang kaca, pada waktu diterima dikaleng, tidak boleh kering, atau
sudah mengeras.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 68


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Syarat-Syarat Pelaksanaan
a. Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar, uraian dan
syarat-syarat pekerjaan dalam buku ini, serta ketentuan yang digariskan /disyaratkan oleh
pabrik bersangkutan.
b. Pekerjaan ini memerlukan keahlian dan ketelitian
c. Semua bahan yang akan dipasang harus disetujui oleh Direksi Pengawas.
d. Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan benturan, dan diberi
tanda agar mudah diketahui.
e. Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, serta diharuskan menggunakan alat-alat
pemotong kaca khusus, menjadi lembaran kaca dengan ukuran tertentu (cutting size).
f. Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak diperkenankan retak dan
pecah pada sealant /tepinya, bebas dari segala noda dan bekas goresan.
g. Pemasangan sealant :
Persiapan material
- Gun sealant : - Turbo gun (untuk kemasan sausage / ff)
- Manual gun (untuk kemasan catridge)
- Kape (dari plat atau plastic)
- Pisau cutter
- Kain majun warna
Material :
- Sealant
- Masking tape
- Back Up Rod material
- Primer
Cara Aplikasi :
- Bersihkan areal yang akan dipasangi sealant (bersih dari : debu, minyak, air
/daerah yang lembab)
- Pasang back up rod di celah dengan kedalaman yang sudah ditentukan seperti
yang tercantum pada shop drawing bahan backing material adalah :
Open-cell polyurethane, close-cell polyethyine atau non gassing polyolefin
adalah material-material yang direkomendasi untuk backer rod material.
- Pasang masking tape pada 2 (dua) tepi celah yang akan di sealant, pemasangan
masking tape mundur 1 (satu) mm dari material yang akan di sealant.
- Sealant di pasang pada gun yang tersedia dengan terlebih dahulu memotong
ujung catridge / sausage kemudian dipasangi nozzle.
- Bersihkan kembali material dengan primer untuk lebih menjamin daya rekat
sealant terhadap material.
- Potong ujung nozzle dengan kemiringan & ukuran yang diinginkan dan sesuai
keperluan.
- Sealant di aplikasi dengan cara memompa gun dengan nozzle di arahkan ke
celah material yang akan di sealant, kemudian sealant kita tooling dengan kape
(alat tooling yang disediakan).
- Buka masking tape, sealant didiamkan.
- Waste / sisa sealant dibersihkan setelah sealant mengeras dengan menggunakan
alat dari plastic.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 69


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 7
PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
1. B a h a n.
A. Kunci pintu yang dipakai adalah kualitas setara produksi KEND, TESSA.
B. Kunci dan hak angin jendela produk lokal.
C. Engsel yang digunakan adalah engsel Nylon kualitas setara produksi ARCH /engsel
staintless steel kualitas setara produksi YANK, ALPHA untuk engsel pintu dan engsel
jendela.
D. Grendel produk lokal.
E. Besi neut dan angker dari besi beton 3/8".
F. Untuk alat-alat penggantung dan kunci khusus, Pemborong diwajibkan mengajukan
contoh-contoh terlebih dahulu, untuk mendapatkan persetujuan Pengawas /
Perencana.
2. Macam dan lingkup pekerjaan.
A. Pengadaan dan memasang kunci pada semua pintu sesuai rencana pada gambar.
B. Memasang 3 (tiga) buah engsel pada setiap daun pintu, dan 2 (dua) buah engsel pada
setiap daun jendela.
C. Memasang grendel pada daun pintu, grendel dan hak angin pada daun jendela
3. Syarat-syarat pelaksanaan
A. Semua pemasangan harus rapih, sehingga pintu-pintu dan jendela dapat ditutup dan
dibuka dengan mudah, lancar dan ringan.
B. Sebelum penyerahan pekerjaan semua kunci-kunci diminyaki sehingga dapat bekerja
dengan baik.

PASAL 8
PEKERJAAN LOGAM BUKAN STRUKTUR
1. B a h a n.
Bahan Logam Untuk Pekerjaan Bukan Struktur.
A. Pelat seng datar, dan yang dipakai harus BWG 28 / BJLS 30.
B. Pelat baja, dengan mutu St-37.

2. Macam Pekerjaan
A. Menyediakan batang angker, beugel, plat penjepit, dan penyambung beserta baut dan
ringnya.
B. Talang atap beserta corongnya, dan perlengkapan lainnya.
C. Membuat grill-grill untuk dipasang di atas saluran selokan, kecuali bila ditentukan
lain.
D. Pada hubungan-hubungan tertentu, misalnya hubungan batas atap dengan tembok,
bagian-bagian lain yang memungkinkan kebocoran air hujan, harus ditutup dengan
lembaran timah hitam/Black Lood, sehingga kemungkinan bocor dapat dihindarkan.
E. Pekerjaan logam bukan untuk Struktur
Ini meliputi pengadaan semua bahan, tenaga, peralatan, perlengkapan serta
pemasangan dari semua pekerjaan baja yang bersifat non struktural.
F. Pekerjaan logam lainnya meliputi :
a. Perlengkapan untuk drainage.
b. Pekerjaan yang berhubungan dengan listrik.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 70


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
c. Pekerjaan yang berhubungan dengan plumbing.
d. Angker-angker, baut-baut, dan lain-lain yang lazim diperlukan untuk melengkapi
pekerjaan kontruksi pada umumnya.
e. Pekerjaan Pintu Pagar.
f. Pekerjaan Papan Nama.

3. Syarat-syarat umum.
A. Pekerjaan logam harus dilaksanakan sesuai dengan keterangan-keterangan yang
tertera dalam gambar, lengkap dengan penyangga-penyangganya, alat untuk
memasang dan menyambungnya, plat-plat siku.
B. Pengerjaan harus bertaraf kelas satu, semua pekerjaan ini harus diselesaikan dari
puntiran, tekukan dan hubungan terbuka. Semua bagian harus mempunyai ukuran
yang tepat, sehingga dalam pemasangannya tidak akan memerlukan pengisi kecuali
kalau gambar detail menunjukkan hal tersebut.
C. Semua detail dan hubungan harus dibuat dengan teliti dan dipasang hati-hati untuk
menghasilkan tampak yang rapi sekali. Semua perlengkapan atau barang-
barang/pekerjaan lain yang perlu demi kesempurnaan pemasangannya, walaupun
tidak secara khusus diperlihatkan dalam gambar atau persyaratan disini, harus
diadakan/disediakan, kecuali jika dipersyaratkan lain.
D. Pemborong harus mengambil ukuran ukuran sesungguhnya di tempat pekerjaan dan
tidak hanya dari gambar-gambar kerja, untuk memasang pekerjaan pada tempatnya,
terutama pada bagian-bagian yang terhalang oleh benda lain.
E. Bahan lain.
Kecuali bila dinyatakan lain, maka semua logam-logam lain dalam pasal ini yang
berada di luar bangunan harus baja yang digalvanisir celup panas atau logam bukan
besi yang disetujui Pengawas.
F. Pemasangan dan penyambungan.
Pekerjaan las harus dilakukan oleh yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Semua
profil-profil harus benar-benar tepat, lurus sesuai dengan detail gambar. Pengerjaan ini
meliputi pengadaan dan pemasangan semua alat-alat/ perlengkapan-perlengkapan
yang diperlukan untuk memperoleh sambungan / hubungan yang baik, benar dan
kaku. Kecuali bilamana dinyatakan lain didalam gambar, maka untuk kepala sekrup
dan baut supaya dipergunakan yang berkepala datar, khususnya untuk permukaan
terbuka. Untuk pekerjaan mematri, solder pematri harus yang mutunya paling baik,
dan terdiri dari 0,5 timah hitam dan 0,5 timah. "Nuriatic Acid" harus dipergunakan
untuk zat peleburnya.

PASAL 9
PEKERJAAN WATER PROOFING
1. Spesifikasi bahan
A. Bahan yang digunakan adalah Water proofing Bluechip 300 Wip membran dengan
ketebalan 1,5 mm berkualitas baik dan bergaransi selama 3 ( tiga ) tahun, dan harus
dinyatakan dengan sertifikat garansi.
B. Bahan - bahan yang digunakan harus sesuai dengan standard yang plat / dak baru,
maka plat / dak tersebut harus disket terlebih dahulu sampai bersih.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 71


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
C. Untuk plat / dak lama yang telah dipasangi water pfoofing, maka harus dilakukan
pengupasan sceeding dari water proofing lama sampai plat / dak beton bersih,
kemudian disikat sampai bersih.
D. Kemudian dilakukan Coatting coltbond 1:1:1 yang berfungsi sebagai perekat.
E. Pengaturan leveling / kemiringan dilakukan dengan scread kurang lebih 0.5 %.
F. Setelah itu dilakukan primer coating dengan bahan cat cair primer, yang dilanjutkan
dengan water proofing dengan membran sheet bakar.
G. Pada pertemuan dengan dinding bata, maka harus dilakukan bobokan plesteran
setinggi 20 cm.
H. Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 : 3 ditentukan oleh
pabrik dan standard lainnya.

2. Syarat syarat pelaksanaan


A. Untuk plat / dak baru, maka plat / dak tersebut harus disket terlebih dahulu sampai
bersih.
B. Untuk plat / dak lama yang telah dipasangi water proofing, maka harus dilakukan
pengupasan screeding dari water proofing lama sampai plat / dak beton bersih,
kemudian disikat sampai bersih.
C. Kemudian dilakukan Coatting coltbond 1:1:1 yang berfungsi sebagai perekat.
D. Pengaturan leveling / kemiringan dilakukan dengan scread kurang lebih 0.5 %.
E. Setelah itu dilakukan primer coating dengan bahan cat cair primer, yang dilanjutkan
dengan water proofing dengan membran sheet bakar.
F. Pada pertemuan dengan dinding bata, maka harus dilakukan bobokan plesteran
setinggi 20 cm.
G. Semua pertemuan 90 derajat atau sudut yang lebih tajam harus dibuat tumpul, yaitu
menutup sepanjang sudut tersebut dengan adukan kedap air 1 : 3.
H. Setelah water proofing dilaksanakan, plat / dak beton tersebut harus ditest dengan
menggenangi plat / dak tersebut dengan air selama 24 jam dan dilihat dibagian bawah
plat / dak, jika masih bocor / rembes maka harus dilakukan injeksi pada retakan yang
menyebabkan kebocoran tersebut.

PASAL 10
PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan
a. Pekerjaan plafond gypsum tebal 9 mm dan finishing cat tembok dengan rangka Metal
Furing zincalum untuk ruangan area kantor.
b. Pekerjaan plafond GRC tebal 4 mm dan finishing cat tembok dengan rangka hollow
dengan dimensi dan ukuran sesuai gambar bestek/ perencana untuk area kios, toilet,
selasar dan pada bagian yang ditentukan dalam gambar.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 72


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Persyaratan Bahan
a. GYPSUM BOARD ukuran 240 x 120 x 0.9 cm.
b. GRC Board ukuran 120 x 60 x 0.9 cm.
c. Motif /potongan gypsum dan GRC disesuaikan dengan gambar rencana.
d. Bahan-bahan penutup langit langit yang akan dipakai harus dalam keadaan terbaik,
mulus, tidak retak dan cacat.
e. Untuk rangka plafond gypsum menggunakan Metal Furing berkualitas baik, utuh, mulus,
lurus dan kuat serta dimeni anti karat dengan ukuran sesuai gambar rencana.
f. Untuk rangka plafond GRC menggunakan besi hollow berkualitas baik, utuh, mulus, lurus
dan kuat serta dimeni anti karat dengan ukuran sesuai gambar rencana.
g. Sebelum dipasang, bahan-bahan yang akan dipakai harus diserahkan contoh-contohnya
untuk terlebih dahulu mendapatkan persetujuan pengawa
3. Syarat Pelaksanaan Pekerjaan
a. Untuk plafond gypsum rangka Metal Furing
1) Rangka langit-langit dipasang pada ketinggian dari lantai menurut gambar dan
berkotak-kotak sesuai ukuran serta persyaratan untuk bahan penutupnya. Jarak antara
penggantung langit-langit sesuai dengan persyaratan sehingga menjamin bidang
penutup plafond rata dan datar. Rangka langit-langit dari Metal Furing harus dicat
zinchromet anti karat sebelum penutup langit-langit dipasang. Rangka Plafond Metal
Furing terpasang dengan module 60 x 60 (disesuaikan gambar) sambungan antar
rangka menggunakan keling/ramp set yang cukup kuat. Rangka plafond Metal Furing
harus diberi gantungan kawat diameter + 3 mm tiap jarak 120 cm dikaitkanpada
bidang atasnya (plat lantai, balok, kuda-kuda /gording).

2) Permukaan seluruh bidang langit-langit harus datar air /waterpass. Celah yang belum
rapi atau tiap sambungan papan gipsum harus ditutup dengan plamur khusus gipsum
yang halus dan rata dengan papan gipsum sehingga tidak terlihat sambungannya. List
plafond /langit-langit ukuran dan cara pemasangannya harus sesuai dengan gambar
rencana. Setiap sambungan atau pertemuan sudut harus rapi dan rapat sehingga
membentuk garis lurus.

b. Untuk plafond GRC rangka hollow


1) Modul rangka langit-langit GRC 120cm x 60cm kecuali bila dalam gambar dinyatakan
lain. Ukuran rangka penggantung adalah hollow uk. 40mm x 40mm x 4mm dan uk.
20mm x 40mmx 4mm untuk bagian sisi tembok.
2) Kerangka-kerangka tersebut harus sesuai dengan tinggi permukaan, corak-corak sesuai
dengan yang dinyatakan pada gambar.
3) Semua bagian-bagiannya harus saling bersambungan secara waterpass dan struktur
keseluruhannya harus merupakan penopang yang baik dari rangka atap yang
dikokohkan pada tembok.
4) Seluruh permukaan langit-langit ini harus datar air (water pass). Celah-celah harus
benar-benar lurus dengan polanya sesuai dengan petunjuk gambar, pada pertemuan
dengan dinding dibuat sesuai dengan gambar. Pemasangan langit-langit GRC tersebut
harus dirivet, pada kerangka-kerangka hollow. Letak rivet tersebut harus diatur agar
rapih dan beraturan jaraknya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 73


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 11
PEKERJAAN DINDING CLADDING ALUMINIUM

1. Lingkup pekerjaan
a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat
bantu lain untuk pelaksanaan pekerjaannya, sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang
bermutu baik dan sempurna.
b. Meliputi seluruh pekerjaan dinding cladding seperti yang dinyatakan / ditunjukkan dalam
gambar serta sesuai shop drawing dari Kontraktor yang telah disetujui
c. Pekerjaan ini dilakukan secara terpadu dengan Pekerjaan Curtain Wall.

2. Persyaratan bahan
a. Aluminium Cladding
Bahan adalah Alumunium Composite Panel, tebal 4 mm, dengan warna yang ditentukan
kemudian. Penggunaan panel pada bangunan dengan warna berbeda harus sesuai dengan
komposisi warna sebagaimana ditunjukkan dalam gambar, dengan didahului pembuatan
shop drawing yang disetujui Perencana dan MK /Direksi. Angkur-angkur untuk
pemasangan rangka aluminium pemegang panel (cladding) harus terbuat dari aluminium
angle (siku) sesuai kondisi dan perhitungan serta disesuaikan dengan gambar rencana.
b. Alumunium sheet yang digunakan memenuhi
Exposed : grade 5005 H14/H18
Non exposed : grade 1050A H14
c. Accessories
Silicone Sealant
menggunakan Silicone Sealant (neutral) produk setara Dow Corning yaitu tipe (Structural
Glazing) untuk Aluminium Frame Curtain Wall dan Cladding Alumunium composite panel.
Lebar permukaan sealant yang melekat dengan mullion /transom ditentukan berdasarkan
kalkulasi struktur (Structural Calculation), sehingga dapat diperoleh Structural Bite
(minimum 6 mm), serta kalkulasi pergerakan sambungan (Joint Movement Calculation)
sehingga diperoleh Minimum Joint Width.
(disesuaikan dengan Pekerjaan Silicone Sealant pada Pekerjaan Kaca pada RKS ini).

3. Syarat-syarat pelaksanaan.
a. Sebelum memulai pelaksanaan kontraktor diwajibkan meneliti gambar-gambar dan
kondisi di lapangan, membuat contoh jadi untuk semua detail sambungan dan profil
alumunium yang berhubungan dengan sistem konstruksi bahan lain, serta melakukan
pengukuran kembali, untuk mendapatkan ukuran yang tepat dalam pembuatan shop
drawing.
b. Cutting List
Modul Persegi panjang, main di sealant lihat gambar.
c. Sistem cladding yang terpasang harus betul-betul akurat balk dalam level (waterpass) nya,
ke-vertikalannya (unting-unting), sudut-sudutnya dan bidang datarnya. Deviasi ijin ketika
diukur dari arah manapun terhadap suatu garis lurus bidang datar adalah berupa formasi
gelombang panjang dengan gelombang sepanjang minimum 20 meter, dengan tingkat
perubahan tidak lebih dari 1: 1000, dengan amplitudo 3 mm ketika diukur dari suatu garis
referensi menggunakan sinar laser.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 74


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
d. Sebelum pekerjaan pembuatan 1 penyetelan frame aluminium dimulai, harus dibuat
dahulu shop drawing lengkap, yang meliputi gambar denah, lokasi, bentuk, dan ukuran,
serta perhitungan struktur seluruh komponen dan perkuatannya, yang semuanya harus
disetujui terlebih dulu oleh Perencana dan MK/ Direksi.
e. Pihak Kontraktor harus menyerahkan contoh material yang akan digunakan disertai
dengan laporan pengujian material untuk disetujui oleh Perencana dan MK/ Direksi.
f. Semua frame dan panel, baik untuk dinding masif (aluminium cladding), dibuat/ distel di
pabrik (work shop) secara masinal dengan teliti, sesuai dengan ukuran dan kondisi
lapangan, agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan. Pekerjaan yang dilakukan di
lapangan hanya pekerjaan pemasangan saja.
g. Pemotongan aluminium hendaknya dilakukan di pabrik (work shop) tidak di lapangan,
dijauhkan dari material besi untuk menghindarkan penempelan debu besi pada
permukaannya. Disarankan untuk mengerjakannya pada tempat yang aman dengan
hati-hati tanpa menyebabkan kerusakan pada permukaannya.
h. Sebelurn pekerjaan pembuatan /penyetelan dan pemasangan dilakukan, harus ada
persetujuan terlebih dulu dari MK /Direksi.
i. Penyekrupan harus dipasang tidak terlihat dari luar dengan sekrup stainless steel,
sedemikian rupa sehingga hair line dari tiap sambungan harus kedap air dan memenuni
syarat kekuatan terhadap air.
j. Sekeliling tepi frame yang berbatasan dengan dinding agar diberi silicone sealant atau
yang lebih baik supaya kedap air dan suara.
k. Sambungan vertikal maupun horizontal, sambungan sudut maupun silang, harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga pengkombinasian profil-profil aluminium harus
sempurna. Bila perlu dapat dilakukan dengan menggunakan sekrup-sekrup pengaku yang
tidak boleh terlihat dari luar.
l. Kontraktor diwajibkan untuk mengamankan alumunium panel yang sudah terpasang dari
kotoran, air, cat, plesteran dan hal-hal lain yang dapat merusak, seperti benturan dengan
benda-benda keras dan lain-lainnya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 75


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
BAB V
SYARAT TEKNIS PEKERJAAN PLUMBING, MEKANIKAL & ELEKTRIKAL

PASAL 1
PEKERJAAN ELEKTRIKAL

(1). LINGKUP PEKERJAAN ELEKTRIKAL


A. U m u m
Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila
ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

B. Uraian Lingkup Pekerjaan


Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan instalasi listrik
ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam keadaan
baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar lingkup pekerjaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :


1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Panel dan kabel Tegangan
Rendah.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Instalasi Penerangan dan kotak-kontak
biasa.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Armature lampu penerangan.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Sistem pembumian.
5. Pembuatan as built drawing (gambar terpasang).
6. Mendapatkan pengesahan instalasi dari instansi yang berwenang.
7. Pengadaan, Pemasangan Rak kabel untuk jalur kabel daya dan penerangan dalam
bangunan serta peralatan bantunya.
8. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Penangkal petir.
9. Mengadakan pelatihan terhadap operator dari pihak pemberi tugas.

(2). KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN


A. Panel Tegangan Rendah
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel (Free Standing atau Wall Mounting) harus dibuat dari plat besi tebal
minimal 2 mm dengan rangka besi dan seluruhnya harus dizinchromat dan di duco
2 kali dan harus dipakai cat Power Coating, warna dan cat akan ditentukan
kemudian oleh pihak owner. Pintu dari panel-panel tersebut harus dilengkapi
dengan master key.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 76


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-komponen
dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T, 1
busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding Besarnya busbar harus diperhitung-
kan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa menyebab-
kan suhu yang lebih dari 65 C .
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipergunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diperbolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan tipe Elektronik :
Pengukuran minimal terdiri dari
- Arus, Tegangan, Frequensi, Daya Aktif, Reaktif, Faktor Daya dan lain-lain.
Akurasi arus dan dan tegangan 0,5%
Akurasi Energi dan Daya 1%
Sisplay Back Lit LCD
Konesi Tegangan 0 400 AC
Temp. Operasi -10C sampai dengan 55C
Kelembaban 5 - 95% pada 40 C.
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi/MK.
7. Komponen - komponen pengaman yang dapat dipakai adalah :
a. A.C.B.
b. MCCB.
c. M.B.
d. Miniatur Circuit Breaker
Rated current : sesuai gambar
Operating voltage : 200 V, 380 V
Frequency : 50 Hz
Breaking capacity : 6 KA
Permitted ambient temp. : 55 C
Overload release : sesuai gambar.
e. Auxiliary relay
A.C.B. pada incoming & outgoing
Rated continous current : sesuai gambar
Type : Fixed mounted.
Number of pole : 3 phase, 4 pole.
Rated operating voltage : 380 Volt.
Frequency : 50 Hz.
Permitted ambient temp. : max. 55 C
Rated short time current (0.5 s) : 65 KA.
Operator Mechanism : Motorized withstored energy
feature motor & clossing
solenoid 220 V,50 Hz.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 77


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Over load release : Adjustable.
Instantenous over current : Adjustable.
Auxiliary release yang mungkin
Ada (lihat gambar) : - Under voltage release 220
- Shunt trip
Auxiliary switch : 4 NO +
M.C.C.B pada incoming outgoing.
Rated continous current : 70 A, 100 A, 160 A, 200A, 250A
atau dinyatakan lain pada
gambar
Type : Fixed mounted.
Number of pole : 3 phase, 4 pole.
Rated operating voltage : 380 Volt.
Rated Frequency : 50 Hz.
Permitted ambient temp. : max. 55 C
Rated short time current (0.5 s) : 35 KA.
Operator Mechanisem : Manual Operation & motorized
(for incoming)
Over load release : Adjustable.
Instantenous over current : Adjustable
Auxiliary release yang mungkin ada (lihat gambar):
Auxiliary switch : 4 NO + 1 NC

M.B. Untuk beban motor-motor


Rated Current : Sesuai gambar
Operating Voltage : 380 volt
Type : Fixed mounted

B. Kabel Tegangan Rendah

1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6 kV dan
0,5 KV untuk kabel NYM.
2. Pada prinsipnya kabel-kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY, untuk
kabel penerangan dipergunakan kabel NYM dan NYFGbY atau NYY, NYA.
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK.
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

C. Lighting Fixtures untuk lampu TLD

1. Tebal plat besi untuk lighting fixtures tersebut minimum 0,7 mm.
2. Condensor yang dipasang seri pada lampu-lampu TL harus dapat memberikan
koreksi factor total minimal 0,85.
3. Tabung TLD yang dapat dipakai adalah jenis FL 84 (Ref. Phillips).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 78


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Fitting lampu dari tipe yang tidak menggunakan mur baut.
5. Semua lighting fixtures harus dicat dengan cat Power Coating bebas dari karat dan
lecet-lecet, dengan ICI acrylic paint warna putih, contoh harus disetujui oleh MK.
6. Konstruksi lighting fixtures pada umumnya harus memberikan effisiensi
penerangan yang maksimal, rapih kuat serta sedemikian rupa hingga pekerjaan-
pekerjaan seperti penggantian lampu, pembersihan, pemeriksaan dan pekerjaan
pemeliharaan dengan mudah dapat dilaksanakan.
7. Pada semua lighting fixtures harus dibuatkan mur dan baut sebagai tempat
terminal pentanahan (grounding).
8. Lighting Fixtures harus dilengkapi dengan reflector alluminium dan louver type M5.
D. Lampu Tabung (Down Light)
1. Lighting fixtures harus dilengkapi dengan reflektor alluminium.
2. Lamp holder sesuai type lampu yang digunakan.
3. Diameter dari kap lampu minimal lihat gambar
4. Lampu yang dipakai dari jenis lampu incandescent dan FL atau sesuai gambar,
contoh harus disetujui oleh MK.

E. Lampu Sorot (spot light) dalam bangunan (Jika Diperlukan)


1. Lighting fixtures dari bahan alluminium dan berbentuk silinder atau sesuai gambar.
2. Lamp holder menggunakan standar E-27. Atau sesuai kebutuhan
3. Lighting fixtures akan dipasang outbouw pada duct plafon.(lihat gambar)
4. Lampu yang dipakai dari jenis lampu Halogen atau PAR/Produk Philips jenis
reflektif.
5. Contoh harus disetujui oleh Direksi/MK dan perencana.

F. Lampu Sorot Luar (Flood Light) (Jika Diperlukan)


1. Lampu sorot luar dimaksudkan untuk menyorot bangunan seperti yang ditunjukkan
didalam gambar.
2. Lamp-housing dari die-cast alluminium atau steel stoved enamel finished dan
dilengkapi dengan anodized alluminium reflektor.
3. Mounting base harus diperlengkapi sehingga dapat terpasang dengan baik.
4. Lamp-housing harus tahan cuaca dari alluminium IP-44.
5. Lampu yang dipakai dari jenis Metal Halide. (lihat gambar)
6. Contoh harus disetujui oleh Direksi/MKdan perencana.
G. Lampu Emergency dan Orientasi
1. Lampu emergency yang digunakan jenis fluorescent, lengkap dengan battery dan
chargernya.
2. Pada saat listrik PLN/Genset menyala charger akan mengisi battere dan lampu
harus dapat dioperasikan dari listrik PLN/Genset melalui rangkaian terpisah (satu
buah lampu) dan dapat dihidup matikan dengan switch.
Bila PLN/Genset mati, lampu tetap menyala (tanpa terputus) dan dioperasikan
sumber daya battery (lampu yang lain). Bila PLN/Genset hidup battery harus diisi
kembali dan semua operasi tersebut di atas harus dapat bekerja secara otomatis.
3. Battery yang dipakai jenis dry cell Nickel Cadmium dan harus sanggup menampung
operasi selama minimal 2 jam, kapasitas battery disesuaikan dengan TLD yang
dipasang.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 79


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Tegangan input adalah 220 V, 10% 50 Hz, 1 phase, diperlengkapi dengan
indikator LED dan peralatan push to Check battery.
5. Chargernya harus dapat mengisi battery pada kapasitas penuh selama 1 x 24 jam.
6. Inverternya harus tidak bekerja bila lampu dinyalakan dari sumber PLN/Genset.
7. Untuk lampu orientasi dipakai jenis flourescent (TL) dan Incandescen (PL) maintain
lengkap dengan battery dan chargernya atau sesuai gambar.
8. Untuk lampu exit dipakai jenis flourescent 1x10 W maintain lengkap dengan battery
dan chargernya.
9. Contoh lampu exit harus disetujui oleh Direksi/MK dan perencana.

E. Kotak-Kontak Dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipasang pada dinding tembok bata adalah type
pemasangan masuk/inbow (flush-mounting).
2. Kotak-kontak biasa (inbow) yang dipasang mempunyai rating 13 A dan mengikuti
standard VDE, sedangkan Kotak-kontak khusus/tenaga atau (outbow) mempunyai
rating 15 A dan mengikuti standard BS ( 3 pin ) dengan lubang bulat.
3. Flush-box (inbouw doos) untuk tempat saklar, kotak-kontak dinding dan push
button harus dipakai dari jenis bahan bakely atau metal.
4. Kotak-kontak dinding yang dipasang 30 cm dari permukaan lantai dari ruang-ruang
yang basah/ lembab harus jenis Water Dicht (WD) sedang untuk saklar dipasang
150 cm dari permukaan lantai atau sesuai gambar.
5. Kotak-kontak yang khusus di dalam box di bawah lantai, harus dari pabrik pembuat
yang sama dengan underfloor duct atau built in.

F. Grounding
1. Kawat grounding dapat dipergunakan kawat telanjang (BCC = Bare Copper
Conductor).
2. Besarnya kawat grounding yang dapat digunakan minimal berpenampang sama
dengan penampang kabel masuk (incoming feeder) untuk penampang kabel
lebih kecil dari 50 mm2, atau sesuai gambar sistem pembumian.
3. Elektrode pentanahan untuk grounding digunakan pipa galvanized minimum
berdiameter 1" diujung pipa tersebut diberi/dipasang copper rod sepanjang 0,5
m. Electrode pentanahan yang dipantek dalam tanah minimal sedalam 12 m atau
sampai menyentuh permukaan air tanah.
4. Nilai tahanan grounding system untuk panelpanel adalah maximum 5 ohm, diukur
setelah tidak turun hujan selama 3 hari berturut-turut.
Grounding untuk peralatan elektrikal harus dipisahkan dengan grounding peralatan
elektronik.
5. Lihat gambar detail untuk Box dan terminal pembumian.

G. Kabel Trunking Dan Tangga Kabel


1. Lihat gambar detail untuk kabel tray.
2. Cara pemasangan kabel trunking harus digantung pada dak beton dengan besi
bunder berulir (iron rod diameter 10 mm).
3. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk trunking harus dibuat sedemikian
rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang diperkenankan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 80


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Sebelum dipasang kabel trunking tersebut harus dizinchromate dua kali dan dicat
finishing dua kali produk ICI, warna akan ditentukan kemudian.
5. Cable Ladder yang dipasang didalam shaft/pada dinding kabel menggunakan bahan
UNP-10 dan dipasang setiap jarak 1 (satu) meter. Dilengkapi dengan klem-klem
kabel, sebelum dipasang cable ladder ini harus dizinchromate dua kali dan dicat
dengan cat finishing dua kali produk ICI, warna akan ditentukan kemudian.
6. Kabel yang dipasang diatas trunking dan pada cable ladder harus diklem (diikat)
dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie) anti ultra violet, produk 3M atau
setaraf.
7. Sebelum pemasangan kabel trunking harus dikoordinasikan terlebih dahulu dengan
instalasi lainnya (AC, Plumbing).

H. Konduit

Konduit instalasi penerangan yang dipakai adalah dari jenis PVC High Impact (didalam
beton) atau metal konduit (diluar beton), dimana diameter dalam dari konduit minimum
1,5 kali diameter kabel dan minimum diameter dalam adalah 19 mm, atau dinyatakan
lain pada gambar.

(3) PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

A. Panel-Panel
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Semua panel harus ditanahkan.

B. Kabel-Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
3. Kabel daya yang dipasang di shaft harus dipasang pada tangga kabel, diklem dan
disusun yang rapi.
4. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
5. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.
6. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus memper-
gunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
7. Semua kabel yang ditanam harus pada kedalaman 80 cm minimum, dimana
sebelum kabel ditanam ditempatkan lapisan pasir setebal 15 cm dan diatasnya
diamankan dengan batu bata sebagai pelindungnya. Lebar galian minimum
adalah 40 cm yang disesuaikan dengan jumlah kabel.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 81


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
8. Untuk kabel feeder yang dipasang di dalam trench harus mempergunakan kabel
support, minimum setiap 50 cm.
9. Pada route kabel setiap 25 m dan disetiap belokan harus ada tanda arah jalannya
kabel.
10. Kabel yang ditanam dan menyeberangi selokan atau jalan atau instalasi lainnya
harus ditanam lebih dalam dari 50 cm dan diberikan pelindung pipa galvanis
dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
11. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel.
12. Kabel penerangan yang terletak diatas rak kabel harus tetap didalam konduit.
13. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2,5 kali penampang kabel.
14. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
terminal yang terbuat dari bahan yang sama dengan bahan konduitnya dan
dilengkapi dengan skrup untuk tutupnya dimana tebal kotak terminal tadi
minimum 4 cm.
15. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m disetiap
ujungnya.
16. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.
17. Penyambungan kabel untuk penerangan dan kotak-kontak harus di dalam kotak
penyambungan dan memakai alat penyambung berupa las-dop.

C. Kotak Kontak Dan Saklar


1. Kotak-kontak dan saklar yang akan dipakai adalah type pemasangan masuk dan
dipasang pada ketinggian 300 mm dari level lantai untuk kotak-kontak dan 1.500
mm untuk saklar atau sesuai gambar detail.
2. Kotak kontak dan saklar yang dipasang pada tempat yang lembab harus type water
dicht (bila ada).
3. Kotak-kontak yang khusus dipasang pada kolom beton harus terlebih dahulu
dipersiapkan sparing untuk pengkabelannya, disamping metal doos tang harus
terpasang pada saat pengecoran kolom tersebut.

D. Lampu Penerangan
1. Pemasangan lampu penerangan harus disesuaikan dengan rencana plafond dari
Arsitek dan disetujui oleh Direksi/MK.
2. Lampu tidak diperkenankan memberikan beban kepada rangka plafond, dimana
lampu yang terpasang harus mempunyai gantungan tersendiri.
3. Instalasi kabel Penerangan yang berhubungan langsung dengan lampu ybs. harus
dilengkapi dengan fleksibel konduit.
4. Tiang lampu penerangan untuk diluar bangunan harus dipasang tegak lurus, dan
dari bahan serta konstruksi yang disetujui oleh Direksi/MK.

E. Pembumian
1. Semua bagian dari sistim listrik harus dibumikan.
2. Elektrode pembumian harus ditanam sedalam 12 m minimum untuk mencapai
permukaan air tanah.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 82


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Tahanan pembumian maximun adalah 2 ohm.
4. Jarak minimum dari elektrode pembumian adalah 3 m dan disesuaikan dengan sifat
tanahnya.
5. Jenis pembumian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar rencana, dimana
untuk peralatan listrik bertegangan menengah harus dipisahkan dari pembumian
untuk tegangan rendah dan electronic.

(4) P E N G U J I A N
A. U m u m
Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian secara
individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi dengan
sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN serta
instansi lain yang berwenang. Setelah peralatan tersebut dipasang, harus diadakan
pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa sistem berfungsi
dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus pengujian dan peralatan
untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong menjadi tanggung jawab
Pemborong sendiri.

B. Pengujian Peralatan dan Bahan


Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.
1. Panel-panel Tegangan Menengah dan Rendah
Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari
pembuat panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut
berfungsi baikdan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan
berupa undervoltage, over current, overthermis, short circuit dan lain-lain serta
megger antara fasa, fasa netral, fasa nol.

2. Kabel-kabel Tegangan Menengah dan Rendah


Untuk kabel tegangan menengah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang
terutama menjamin bahan isolasi kabel baik serta tidak melanggar ketentuan-
ketentuan PLN tentang isolasi kabel tegangan menengah maupun tegangan
rendah, pengujian dengan megger tetap harus dilaksanakan, dengan nilai tahan
isolasi minimum 50 mega Ohm.

3. Lighting Fixtures
Setiap lighting fixtures yang menggunakan Ballast dan kapasitor harus dilakukan
pengujian/pengukuran faktor daya. Dalam hal ini faktor daya yang diperbolehkan
minimal 0,85.

4. Motor-Motor Listrik
Pengukuran tahanan isolasi motor-motor listrik harus dilakukan. Pemasangan
motor-motor listrik bisa dilaksanakan setelah hasil pengukuran tidak melanggar
ketentuan ketentuan PUIL.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 83


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5. Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistim harus dilakukan pengukuran tahanan dengan
maximum 2 Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan
cuaca tidak turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.

(5) PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah
NO. Bahan/Perlatan Produk
1 Panel Tegangan Rendah
Komponen Panel : AEG, Moeller, Siemens, ABB, GE, MG ex
Schneider, Fuji.
Circuit Breaker AEG, Crompton
Metering Telemecanique, GE
Alat Ukur Schneider, ABB, Socomec
Capacitor Bank ZEZ, Silko, Nokian, Alpivar, Epcos, Voslow, Aid
Electronic.
Pembuat Panel Panelindo Makmur, Guna Elektro, Indo Panel,
Pati Amada, Oni Panel, Industira, Inti Muara

2 Kabel Tegangan Rendah


Kabel Power Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Sumindo,
Jembo.
Kabel Lampu & Stop Kontak Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Sumindo,
Jembo.
3 Konduit High Impact Ega, Clipsal

4 Lampu TLD
- Tybe Philips, Osram.
- Starter Philips, Osram.
- Condensor Philips, Osram.
- Fitting Philips, Osram.
- Ballast Low Loss Philips, May + Christy, TE, GL, Refas
- Pabrik Pembuat Philips, Creation, Artolite, Spectra, Interlite,
Lumenlight.
5 Down Light
- Tube Philips, Osram.
- Pabrik Pembuat Philips, Artolite, Lummenlight, Spectra,
Interlite, Creation.
6 Lampu Sorot Luar (Flood Light)
- Lampu Halogen Philips, Osram.
- Pabrik Pembuat Philips, Bega, Thorn, Osram

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 84


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
7 Lampu Sorot (Spot Light)
dalam gedung
- Lampu Halogen
- Pabrik Pembuat Philips, Artolite, Hitachi, Thorn

8 Kotak Kontak Berker, Legrand, Clipsal


9 Saklar Berker, Legrand, Clipsal
10 Transformer
- Type Indoor
- Pabrik Pembuat Starlite, Trafindo, Unindo.
11 Lampu Emergency Menvier, Samco, Maxspid, Wester Australia
(WA)
12 Rak Kabel Interack, Metosu, Treestar, Elpro.
13 Fire Resistance Cable Wilson, Fuji, Pirelle, Radox, SCM, SK, Olex, Beta
Flam.
14 Fire Stop Fuji, Promat, Hilti
15 Lighting Protection EF, LPI-Guardian Cat, Viking LPI 3000
16 Stop Kontak Lantai Legrand, National
17 Fuse Box Hager, Luca, Sinema

PASAL 2
PEKERJAAN GENSET

(1). PERATURAN PEMASANGAN


Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai
berikut :

a. PUIL (Peraturan Umum Instalasi Listrik) yang berlaku.


b. PERDA (Peraturan Daerah) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi ini.
c. Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dan yang berkaitan dengan instalasi
listrik.
d. SLI (Standard Listrik Indonesia) yang berlaku.
e. Standard penerangan buatan dalam gedung.
f. Standar IEC dan Standar Internasional lainnya bagi hal-hal yang belum diatur dalam
standar/peraturan diatas.
g. Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara Perencanaan Teknis Konversi
Energi pada Bangunan Gedung.

(2). GAMBAR-GAMBAR
1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan-persyaratan ini merupakan suatu
kesatuan yang saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada dan mempertimbangkan juga kemudahan service maintenance
jika peralatan peralatan sudah dioperasikan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 85


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Gambar-gambar Arsitek dan Struktur/Sipil harus dipakai sebagai referensi untuk
pelaksanaan dan detail finishing instalasi.
4. Sebelum pekerjaan dimulai, Pemborong harus mengajukan gambar kerja dan detail
kepada Owner/MK untuk dapat diperiksa dan disetujui terlebih dahulu. Dengan
mengajukan gambar-gambar tersebut, Pemborong dianggap telah mempelajari
situasi dari instalasi lain yang berhubungan dengan instalasi ini.
5. Pemborong instalasi ini harus membuat gambar-gambar instalasi terpasang yang
disertai dengan operating dan Maintenance Instruction serta harus diserahkan
kepada Owner/MK pada saat penyerahan pertama dalam rangkap 3 (tiga), dijilid
serta dilengkapi dengan daftar isi dan data notasi.

(3). KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi


lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3. Apabila pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka semua
akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.
(4). PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus


menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada Owner/MK dalam rangkap 3 (tiga)
untuk disetujui.
2. Pemborong harus mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong
harus segera menghubungi Owner/MK. Pengambilan ukuran dan/atau pemilihan
kapasitas peralatan yang salah akan menjadi tanggung jawab Pemborong.

(5). TESTING DAN COMMISSIONING

1. Sebelum Testing dan Commissioning dilaksanakan pemborong wajib mengajukan


terlebih dahulu program Testing dan Commissioning .
2. Pemborong instalasi ini harus melakukan semua testing dan pengukuran yang
dianggap perlu dan atau yang diminta oleh Owner/MK untuk mengetahui apakah
keseluruhan instalasi dapat berfungsi dengan baik dan dapat memenuhi semua
persyaratan yang diminta.
3. Semua bahan, perlengkapan dan instalasi lain yang diperlukan untuk mengadakan
testing tersebut merupakan tanggung jawab Pemborong.

(6). MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN


1. Peralatan instalasi ini harus digaransi selama 18 (Delapan belas) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 86


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah 18 (Delapan belas) bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
3. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan mengatasi segala
kerusakan yang akan terjadi tanpa adanya tambahan biaya.
4. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
5. Selama masa pemeliharaan ini, apabila Pemborong instlasi ini tidak melaksanakan
teguran dari Owner/MK atas perbaikan/penggantian/penyetelan yang diperlukan,
maka Owner/MK berhak penyerahkan perbaikan/penggantian/ penyetelan tersebut
kepada pihak lain atas biaya Pemborong instalasi ini.
6. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini harus melatih petugas-
petugas yang ditunjuk oleh Pemilik sehingga dapat mengenali sistim instalasi dan
dapat melaksanakan pemeliharaannya.
7. Serah terima pertama dari instalasi ini baru dapat dilaksanakan setelah ada bukti
pemeriksaan dengan hasil yang baik yang ditanda tangani bersama oleh Pemborong
dan Owner/MK serta dilampiri Surat Ijin Pemakaian dari Jawatan Keselamatan Kerja
dan instansi yang berwenang lainnya.
8. Serah terima setelah masa pemeliharaan instalasi ini baru dapat dilaksanakan
setelah :
a) Berita Acara serah terima kedua yang menyatakan bahwa instalasi ini dalam
keadaan baik, ditandatangani bersama Pemborong dan Direksi / MK.
b) Pemborong telah menyerahkan semua Surat Izin Pemakaian dari instansi
pemerintah yang berwenang, misalnya Dinas Pemadam Kebakaran dan
Instalasi Keselamatan Kerja, dll, hingga intalasi yang telah terpasang dapat
dipakai tanpa menyalahi peraturan instalasi yang bersangkutan.
c) Semua gambar terpasang beserta operating, instruction, technical dan
maintenance manual rangkap 3 (tiga) termasuk 1 (satu) set asli telah
diserahkan kepada MK/Direksi.

(7). LAPORAN-LAPORAN
1. Laporan Harian dan Mingguan
Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang
memberikan gambaran mengenai :
Kegiatan fisik
Catatan dan perintah Owner/MK yang disampaikan secara lisan maupun secara
tertulis.
Jumlah material masuk/ ditolak
Jumlah tenaga kerja
Keadaan cuaca, dan
Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada Owner/MK untuk
diketahui/disetujui.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 87


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Laporan Pengetesan
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada Owner/MK dalam rangkap 3
(tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi.
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel
dan lain-lainnya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak Owner/MK.

(8). PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN


Pemborong instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan
yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada dilapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan yang bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi
yang akan diberikan oleh pihak Owner/MK.

Penanggung jawab tersebut diatas juga harus berada ditempat pekerjaan pada saat
diperlukan/ dikehendaki oleh pihak Owner/MK.

(9). PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI


1. Pelaksanaan instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan
kondisi lapangan, harus mendapat persetujuan tertulis dahulu dari pihak konsultan
Perencana dan Owner/MK.

2. Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak Owner/MK dalam rangkap 3 (tiga).

3. Perubahan material, dan lain-lainnya, harus diajukan oleh pemborong kepada


Owner/MK, secara tertulis dan pekerjaan tambah/kurang/perubahan yang ada
harus disetujui oleh Owner/MK secara tertulis.

(10). IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh biaya
yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

(11). PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini serta mengembalikannya kekondisi semula, menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 88


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran hanya dapat dilaksanakan apabila ada
persetujuan dari pihak Owner/MK secara tertulis.

(12). PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi secara periodik dan
tidak kurang dari tiap dua minggu.
2. Pemeriksaan khusus harus dilaksanakan oleh Pemborong instalasi ini, apabila ada
permintaan dari pihak Owner/MK/Pemilik dan atau bila ada gangguan dalam
instalasi ini.

(13). RAPAT LAPANGAN

Wakil pemborong harus selalu hadir dalam setiap rapat proyek diatur oleh pemberi
tugas.

(14). LINGKUP PEKERJAAN GENSET

A. U m u m

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan
kewajiban pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga
sesuai dengan ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

B. Uraian Lingkup Pekerjaan

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Diesel Genset


ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkannya dalam
keadaan baik dan siap dipergunakan.

Genset ini direncanakan untuk memberikan supply listrik ke Bangunan apabila


sumber listrik dari PLN terhenti atau dioperasikan pada saat waktu beban puncak
untuk menghemat biaya listrik. Lingkup pengadaan genset adalah sebagai berikut:

1. Instalasi Genset untuk Mall

Pengadaan, pemasangan dan pengujian Genset 1 x 200 kVA (type : Prime


Power.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 89


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit Panel Kontrol Genset,
lengkap dengan AMF.
Pengadaan dan pemasangan 1 unit Tangki Solar Harian dengan kapasitas
sesuai gambar lengkap dengan isinya dan pemipaan, pompa lisrik, pompa
tangan dan peralatan bantunya.

Pengadaan, pemasangan dan pengujian instalasi pengkabelan ke Panel Kontrol


Genset dan kabel-kabel kontrolnya.
Pengadaan, pemasangan dan pengujian Grounding System.

2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian 1 (satu) unit Tangki Solar mingguan


kapasitas 5.000 liter, beserta isi dan accessoriesnya (agar dilengkapi sertifikat
lulus test pressure tank dan x ray dari badan instansi pemerintah/Tera)
3. Pengadaan dan pemasangan pipa exhaust genset
4. Pengadaan operation, maintenance, manual-book dan as built drawing.
5. Melakukan training operator.
6. Pekerjaan sipil (Sparing & opening, bobokan dan perapian kembali dll.).
7. Peredam suara ruang genset.
8. Pengadaan dan pemasangan Exhaust Fan ruang Genset, sound attenuator, fresh
air intake duct, fresh air duct dan combustion fan.
9. Marking/identifikasi/labeling/cat/finishing dari pada pemipaan, pengkabelan,
breaker, instrumentasi, valve, pompa dst.

(15). MODE OPERASI

Dalam keadaan normal (PLN ON) kebutuhan dayanya disupply oleh sumber daya PLN
yang mencover keperluan daya untuk semua bangunan.
Pada saat PLN padam, Automatic Main Failure (AMF) pada Panel Kontrol Genset
(PKG)dan Control Device akan bekerja mengoperasikan Incoming Breaker dari Genset
dan melepaskan incoming breaker dari trafo sehingga terjadi perpindahan sumber
daya dari PLN ke Genset begitu juga apabila sumber daya PLN nyala lagi maka terjadi
prosedur sebaliknya.

(16). KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

A. Diesel Generating Set

Kapasitas On Site :
- Kapasitas : 1 x 200 kVA (Prime)
- Putaran : 1.500 RPM
- Starting : Battery 24 V
- Jumlah : Multi-silinder 4 langkah
- Governor : Tipe Electronic

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 90


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Measuring Device :
- Oil pressure gauge
- Water temperature gauge
- Oil temperature gauge
- Charging ammeter
- Tachometer

Safety Device :
- Low oil pressure
- High water temperature
- Over speed
- Over voltage
- Over Load
- Over Current
- Emergency Push Button
- Lampu indikator dan horn pada panel generator

Perlengkapan :
- Exhaust muffler residential type with multi chamber reactive combined with
absorption principle.
- Battery dan chargernya
- Jumlah silinder 6 maksimum 8 dengan engine In-line type.

Alternator.
Output kontinyu : 1 x 200 kVA (Prime).
Tegangan : 380/220 V
Frekwensi : 50 Hz
Power factor : 0.8
Connection : star - 4 wires
Protection : IP 23
Insulation : class H
Overload capacity : 10 % selama 1 jam dalam setiap 12 jam kerja
Load Impact : 40 % dari beban maksimum.
Voltage regulation : automatic solid state type with rotating silicon
controlled rectifier (brush-less)
B. Panel Kontrol Generator (PKG).
Type : Free standing, front operated.
Tegangan : 380/220 V
Protection device : Circuit breaker minimum 50 kA dengan over
current, short circuit, under voltage relay,
earth fault relay and shunt trip & reverse
power relay.
Protection : IP 23
Measuring device :
Ammeter c/w current transformator.
Speed Indicator

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 91


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Voltmeter c/w 7 step selector switch
Frequency meter
- Power cactor meter
kWH meter
Hour meter
Zero volt meter
Double volt meter
Double Freq. meter
Signal Lamps :
- Start
- Start Failure
- Engine Running
- Supervision On"
- Automatic blocked
- Main "ON"
- Generator "ON"
- Low oil Pressure
- Over temperature
- Generator overload under voltage and earth
- Generator over speed control
- Under voltage trip
- Over Voltage
- Over Current
- Reverse Power

Push Button :
- Off (Emergency manual shutdown)
- Automatic Service (Controls for auto/off/manual/load test)
- Trial Service
- Manual service
- Manual start
- Manual stop
- Generator circuit breaker lengkap dengan lampu indikator
- Horn Off
- Reset
- Signal Test
- Dilengkapi dengan space heater (dioperasikan dengan selector switch &
thermostat.
Buzzer :
- Over tempeature
- Low oil pressure
- Over speed
- Over current
- Over Crank
- Reverse Power
- Over voltage

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 92


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Over Exciter current
- Under voltage
- Emergency stop

C. Exhaust Gas Pipe.


Menggunakan carbon steel
Dilapisi insulation dari ceramic fibre dengan density 100 kg/m 3, thickness
25mm.
Kemudian dibungkus galvanized sheet steel (BJLS) 0,6 mm.
Seluruh lapisan isolasi digunakan sepanjang pipa exhaust.

D. Pompa Bahan Bakar.


1. Pompa ini dipergunakan untuk memindahkan bahan bakar dari tempat
penyimpanan ke tangki harian diruang diesel dari jenis pompa tangan dan pompa
listrik.
2. Spesifikasi Teknis.
Type : Gear
Laju aliran : 200 ltr/menit
Tekanan : 3 bar
Motor : 1 HP, 220V/380V/3ph/50HZ
On/Off : Stop start dengan level switch bisa dengan
manual Switch.

E. Tempat Penyimpanan Bahan Bakar dan Tangki Harian.

1. Bahan tangki harian dibuat dari mild steel plate st.37, harus bebas dari karat dan
tekukan dengan tebal pelat 10 mm. Tangki disand blasting, tangki di test dengan
x-ray dan pressure, test tangki harian ditest dengan pressure test 5 Kg/m.
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga yang berpenga-laman
khusus tangki dengan peralatan yang cukup dan memenuhi persyaratan
keselamatan kerja.
3. Tukang las harus mempunyai sertifikat las yang masih berlaku dan akan diuji dan
disetujui oleh Direksi sebelum mulai bekerja.
4. Pemotongan plat harus dilakukan dengan acetylene welding equipment electric
driven.
5. Kapasitas tangki mingguan sesuai gambar.
6. Kapasitas tangki harian sesuai gambar.
7. Jenis pipa yang dipakai adalah black steel Medium BS 1387.
8. Jenis fitting yang dipakai adalah black malleable iron fitting, screwed end, 150 psi.
9. Tekanan kerja tangki 0,5 bar.
10. Pemborong harus melengkapi connector pipa untuk Penyambungan ke mobil
tangki ukuran yang sama.
11. Tangki dilengkapi dengan fuel oil level Indicator (sight glass).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 93


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
F. Cubicle dan Component Kontrol Genset
1. Panel tegangan rendah harus mengikuti standard VDE/DIN dan juga harus
mengikuti peraturan IEC dan PUIL.
2. Panel-panel harus dibuat dari plat besi tebal 2 mm dengan rangka besi dan
seluruhnya harus dizinchromat dan di duco 2 kali dan harus dipakai cat dengan
cat bakar, warna dan merk akan ditentukan kemudian. Pintu dari panel-panel
tersebut harus dilengkapi dengan master key.
3. Konstruksi dalam panel-panel serta letak dari komponen-komponen dan
sebagainya harus diatur sedemikian rupa, sehingga bila perlu dilaksanakan
perbaikan-perbaikan, penyambungan-penyambungan pada komponen-
komponen dapat mudah dilaksanakan tanpa mengganggu komponen-komponen
lainnya.
4. Setiap panel harus mempunyai 5 busbar copper terdiri dari 3 busbar phase R-S-T,
1 busbar neutral dan 1 busbar untuk grounding. Besarnya busbar harus
diperhitungkan untuk besar arus yang akan mengalir dalam busbar tersebut tanpa
menyebabkan suhu yang lebih dari 65 C. Besarnya busbar netral harus sama
dengan busbar phase.
Setiap busbar copper harus diberi warna sesuai peraturan PLN, lapisan yang
dipegunakan untuk memberi warna busbar dan saluran harus dari jenis yang
tahan terhadap kenaikan suhu yang diper bolehkan.
5. Alat ukur yang dipergunakan adalah jenis semi flush mounting dalam kotak tahan
getaran, untuk Ampermeter dan Voltmeter dengan ukuran 96 x 96 mm dengan
skala linear dan ketelitian 1% dan bebas dari pengaruh induksi serta ada sertifikat
tera dari LMK/PLN (minimum 1 buah untuk setiap jenis alat ukur).
6. Ukuran dari tiap-tiap unit panel harus disesuaikan dengan keadaan dan keperluan
sesuai dengan yang telah disetujui oleh Direksi lapangan.
7. Komponen-komponen pengaman yang dapat dipakai adalah
1. MCCB/ACB
Untuk Incoming dan Outgoing PKG
Rated Current : sesuai gambar
Operating Voltage : 380 /220 V
Frequency : 50 Hz
Type : Adjustable
Poles :4
Breaking Capacity : sesuai gambar
Permitted ambient temp : 55C
a. Fuse untuk pengukuran.
b. Relay-relay Proteksi

2. Komponen-komponen pengukuran yang dapat dipakai :


a. Current Transformer
b. KWH meter
c. Ampermeter
d. Voltmeter
e. Frequency meter
f. Power Factor meter

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 94


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
G. Kabel Tegangan Rendah
1. Kabel-kabel yang dipakai harus dapat dipergunakan untuk tegangan min. 0,6
kV.
2. Kabel daya yang dipergunakan adalah : Jenis NYY
3. Sebelum dipergunakan, kabel dan peralatan bantu lainnya harus dimintakan
persetujuan terlebih dahulu pada MK .
4. Penampang kabel minimum yang dapat dipakai 2,5 mm2.

(17). PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


A. Diesel Generator Set.
1. Diesel Genset harus didudukan diatas pondasi dengan mempergunakan spring
mounting, atau yang direkomendasikan oleh Pabrik Pembuat.
2. Spring anti Vibration mounting harus mempunyai effisiensi tidak kurang dari 95%.
3. Posisi Diesel Genset harus lurus baik secara vertikal maupun horisontal.
4. Anchor dan dynabolt dari Diesel Genset harus benar-benar tepat pada lubang
pondasi yang telah ditetapkan dan di cek dengan baik dan kuat.
5. Pipa Exhaust dan silencer harus diisolasi dengan ceramic fibre density 100 kg/m 3
tebal 25 mm, dan dibungkus dengan alumminium sheet 60 di sepanjang pipa.
6. Sambungan pipa ke mesin harus mempergunakan flexible joint.

B. Ruang Genset
1. Ruang Genset dilapisi Rockwool 2 density 80 kg/m3 pada sekeliling dinding dan
ceiling-nya.
2. Air fresh intake menggunakan sound attenuator untuk meredam suara agar
menjadi 70 dB pada jarak 1 meter dari dinding di saat genset beroperasi.
3. Exhaust air radiator menggunakan sound attenuator untuk meredam suara agar
menjadi 70 dB pada jarak 1 meter dari dinding disaat genset beroperasi.
4. Silencer menggunakan tipe residential.

C. Panel PKG
1. Panel-panel harus dipasang sesuai dengan petunjuk dari pabrik pembuatnya dan
harus rata (horisontal).
2. Setiap kabel yang masuk/keluar dari panel harus dilengkapi dengan gland dari
karet atau penutup yang rapat tanpa adanya permukaan yang tajam.
3. Semua panel harus ditanahkan.

D. Kabel-Kabel
1. Semua kabel di kedua ujungnya harus diberi tanda dengan kabel mark yang jelas
dan tidak mudah lepas untuk mengindentifikasikan arah beban.
2. Setiap kabel daya pada ujungnya harus diberi isolasi berwarna untuk
mengindentifikasikan phasanya sesuai dengan PUIL.
3. Setiap tarikan kabel tidak diperkenankan adanya sambungan, kecuali pada kabel
penerangan.
4. Untuk kabel dengan diameter 16 mm2 atau lebih harus dilengkapi dengan sepatu
kabel untuk terminasinya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 95


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5. Pemasangan sepatu kabel yang berukuran 70 mm2 atau lebih harus
mempergunakan alat pres hidraulis yang kemudian disolder dengan timah pateri.
6. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu rak
kabel.
7. Semua kabel yang akan dipasang menembus dinding atau beton harus dibuatkan
sleeve dari pipa galvanis dengan diameter minimum 2 kali penampang kabel.
8. Setiap pemasangan kabel daya harus diberikan cadangan kurang lebih 1 m di
setiap ujungnya.
9. Penyusunan konduit diatas trunking kabel harus rapi dan tidak saling menyilang.

E. Pipa Bahan Bakar

(1). U m u m

a. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin


kebersihan, kerapihan, ketinggian yang benar, serta memperkecil banyaknya
penyilangan.
b. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari
50 mm diantara pipa pipa atau dengan bangunan & peralatan.
c. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam / runcing serta
penghalang lainnya.
d. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang
diperlukan antara lain katup penutup, pengatur, katu balik dan sebagainya,
sesuai dengan fungsi sistem dan yang diperlihatkan digambar.
e. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi
dengan UNION JOINT atau FLANGE dan menggunakan pipa BS SCH 40.
f. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan cabang pada
pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.

(2). Pemasangan Katup-katup


1. Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar,
spesifikasi dan untuk bagian-bagian berikut ini :

a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.


b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik titik rendah.
Diruang Mesin
-----------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
-----------------------------------------------------------
Sampai 75 mm 20 mm
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
-----------------------------------------------------------
- Lain-lain, ukuran katup 20 mm

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 96


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
c. Ventilasi Udara Otomatis
d. Katup kontrol aliran keatas dan kebawah
e. Katup by-pass

(3). Pemasangan Strainer

1. Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi.


(4). Pemasangan sambungan-sambungan Pemuaian
Sambungan-sambungan ekspansi panas, harus disediakan untuk pemipaan
pada tempat-tempat yang mungkin timbul Pemuaian.

(5). Pemasangan Katup-katup Pelepasan Tekanan


Katup-katup pelepasan tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang
mungkin timbul kelebihan tekanan.

(6). Pemasangan katup-katup Pengaman


Katup-katup Pengaman harus disediakan di tempat-tempat yang dekat
dengan sumber tekanan.

(7). Water Separator


Instalasi pemipaan bahan bakar dilengkapi dengan water eparator.

F. Pentanahan
1. Semua bagian dari sistim listrik harus ditanahkan.
2. Tahanan pentanahan maximun adalah 2 ohm.

(18). PENGUJIAN
A. Umum.

Sebelum semua peralatan utama dari sistim dipasang, harus diadakan pengujian
secara individual. Peralatan tersebut baru dapat dipasang setelah dilengkapi
dengan sertifikat pengujian yang baik dari pabrik yang bersangkutan dan LMK/PLN
serta instansi lain yang berwenang untuk itu. Setelah peralatan tersebut dipasang,
harus diadakan pengujian secara menyeluruh dari sistim, untuk menjamin bahwa
sistem berfungsi dengan baik. Semua biaya untuk mendapatkan sertifikat lulus
pengujian dan peralatan untuk pengujian yang perlu disediakan oleh Pemborong
menjadi tanggung jawab Pemborong sendiri. Peralatan dan bahan tersebut antara
lain, bahan bakar, olie dll untuk keperluan test 2 x 24 jam.
B. Peralatan dan Bahan.

Peralatan dan Bahan Instalasi Listrik yang harus diuji.

(a) Diesel Genset

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 97


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1) Test pabrik pembuat harus dilakukan menurut standard pabrik dan minimal
meliputi testing :

Insulation Level
Sequence
Protection Device
Operation
Full Load Running (Dummy load)
Temperature Rise
Governor Control
Sound Pressure Level

2) Test lapangan harus dilakukan minimal meliputi:

Sequence
Protection device
Operation
Sound Pressure Level
Load Running 0%, 25%, 50% masing-masing 10 menit, 100% selama 1 jam
110% selama 0,5 jam.
Test beban kejut (40 % beban) sebanyak 10 kali dalam 1 jam.
Semua pengetesan menggunakan load bank (dummy load).

(b) Panel PKG

Panel-panel tersebut harus dilengkapi dengan sertifikat lulus pengujian dari pembuat
panel yang menjamin bahwa setiap peralatan dalam panel tersebut berfungsi baik
dan bekerja sempurna dalam keadaan operasional maupun gangguan berupa under
voltage, over current, over thermis, short circuit dan lain-lain serta mergger antara
fasa, fasa-netral, fasa-nol.

(c) Kabel

Untuk kabel tegangan rendah, sertifikat lulus pengujian harus dari PLN yang terutama
menjamin bahan isolasi kabel baik dan tidak melanggar ketentuan-ketentuan PLN
tentang isolasi kabel tegangan rendah, pengujian dengan mergger tetap harus
dilaksanakan, dengan nilai tahanan isolasi minimum 50 mega Ohm.

Terminasi untuk bus duct dari Alternator, dimungkinkan bisa dipakai untuk terminasi
kabel. Pengujian kabel melingkupi pengujian kabel kontrol, grounding dan instalasi
pendukung genset.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 98


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(d) Pentanahan/Grounding
Semua pentanahan dari sistem harus dilakukan pengukuran tahana dengan maximum
2 Ohm pada masing-masing pentanahan dan dilakukan pada keadaan cuaca tidak
turun hujan selama minimal 3 hari berturut-turut.

(19). P R O D U K
Produk dan peralatan harus memenuhi spesifikasi, pemborong dimungkinkan untuk
mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang dispesifikasikan. Pemborong baru
bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis. Produk bahan dan peralatan
pada dasarnya adalah sebagai berikut :

NO BAHAN/PERALATAN PRODUK

1 Genset Catterpilar, Yanmar, Mitsubishi, Deutz,


Cummins.
2 Alternator AVK, Stamford, Marathon, LS
3 Komponen Panel MG, Moeller,GE.
4 Pembuat Panel Panelindo, Guna Elektro, Indo Panel, Oni
Panel, EGA, Intimuara
5 Kabel Power Kabelindo, Kabel Metal, Tranka, Supreme
6 Tangki Bahan Bakar Produk Lokal
7 Alat-alat Ukur AEG, GE
8 Relay-relay Contactor Telemecanique, Tagami, GE
9 Rak Kabel Interack, Metosu, Elpro.
10 Klem/Pengikat Kabel Legrand, 3M
11 Pompa Bahan Bakar Ebara, All Weiler, GAE.
12 Pipa-pipa Bahan Bakar PPI, Bakrie, Spindo
13 Fan Fantech, National, Kruger, S&P

PASAL 3
PEKERJAAN TELEKOMUNIKASI

(1). Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan - ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 99


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(2). Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem Telekomunikasi
Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem
Telekomunikasi ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Sistem Telekomunikasi yang dimaksud adalah sebagai
berikut :

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kotak hubung bagi utama (MDF/Main


Distribution Frame) Telekomunikasi.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung Bagi/Terminal Box di setiap
lantai.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem
Telekomunikasi antara peralatan sentral Kotak Hubung dengan sentral Key
Telephone dan Terminal Box PT. Telkom.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian peralatan komunikasi .
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak
Hubung Bagi dengan peralatan komunikasi.
6. Pengadaan dan pemasangan Kabel Tray dan Kabel Ladder .
7. Melakukan Testing, Commissioning & Training.

(3). Ketentuan Bahan Dan Peralatan


Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi persyaratan-persyaratan
teknis sebagai berikut:

(a). Pesawat Telepon Standard.


Sesuai dengan standard PT. Telkom.
Model pushbutton /dial. (MF 12 keys).
Level sinyal panggilan bell maximum 80 dB/1m. Mempunyai ring volume control
(peredam) 10 dB (adjustable).

(b). PESAWAT CENTRAL KEY TELEPHONE


1). Spesifikasi Umum
1. Key Telephone yang ditawarkan adalah sistem Key Telephone digital dan
merupakan produk baru dari produk Key Telephone yang diageni, sehingga
life cycle dari produk tersebut dapat bertahan hingga minimum 10 (sepuluh)
tahun mendatang, termasuk suku cadangnya. Peserta tender diwajibkan
melampirkan jaminan life cycle dan spare part selama minimal 10 (sepuluh)
tahun dari prinsipal.

2. Type Key Telephone yang ditawarkan sudah mendapat approval dari PT.
Telekomunikasi Indonesia dan telah dipasang dan berfungsi dengan baik
di Indonesia. Memiliki tenaga ahli yang terlatih dan mampu untuk
menangani type Key Telephone tersebut, baik pemasangan, operasional
maupun pemeliharaan. Peserta tender diwajibkan melampirkan sertifikat
training atau surat keterangan mengenai tenaga ahli tesebut dari pabrik
atau perwakilan yang ditunjuk.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 100


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Reliability.
a. Key Telephone yang ditawarkan harus memiliki tingkat keandalan yang
tinggi dalam hal kwalitas komponen, pabrikasi, sistem design, sistem
redundancy dan lain sebagainya. Peserta tender diminta memberikan
data-data yang mendukungnya, seperti sertifikat ISO 9000, hasil
Customer poll dan sebagainya.

b. Key Telephone yang ditawarkan harus memiliki redundancy selengkap


mungkin terhadap setiap komponen kritis, minimal Main/Lokal
processor, main memory, backup memory, main/ lokal/ group switching
dan Power supply. Sistem harus memiliki sifat Cross Redundancy
artinya sistem harus dapat memiliki intelegensi untuk memilih processor
atau memory yang masih baik walaupun salah satu kelompok memory
atau processor tersebut mengalami kerusakan.

4. Fleksibility.
Key Telephone yang ditawarkan bersifat fleksible dalam hal penambahan
disatu lokasi maupun desentralisasi diberikan lokasi (remote module /
kabinet) melalui, analog tie-line, PCM link atau fiber optic. Dapat
dikembangkan kapasitasnya hingga minimal 300 port dengan single mode
(tanpa networking). Apabila ada perubahan versi software, sistem bisa di
up grade dengan mudah tanpa perlu pergantian perangkat keras, seperti
EPROM, Processor Card, memory dan sebagainya.

5. Maintenance, Problem Solving dan Service.


a. Sistem Key Telephone yang ditawarkan telah dilengkapi dengan software
diagnostic, alarm/problem report, terminal maintenance dan manual
yang lengkap.
b. Apabila terjadi problem di sistem, sistem Key Telephone mampu diakses
secara on-line bersama-sama melalui terminal maintenance lokal dan
supervisi melalui remote maintenance.
c. Sistem Key Telephone yang ditawarkan harus dapat secara otomatis
melakukan daily maintenance routine secara software, dan setiap
bagian kerusakan dapat di isolasi sehingga tidak terjadi kerusakan yang
lebih parah. Laporan dari kerusakan ditampilkan pada alarm/ problem
report.

2). Kemampuan Key Telephone


Peserta tender harus memberikan penjelasan mengenai kemampuan standard
dari Key Telephone yang ditawarkan. Selain dari pada itu Key Telephone yang
ditawarkan memiliki kemampuan tambah, minimal adalah :
Automatic operator yang dilengkapi dengan announcer 2 (dua) bahasa
yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia.
Automatic Call Distribution.
Voice Messaging Sistem (Voice Mail).
Facsimile Server.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 101


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Personal communication system (PCS) atau wireless Key Telephone yang
terintegrasi dalam Key Telephone dan sesuai dengan standard Common
Air Interface (CAI).

Selain kemampuan tambahan minimal seperti tersebut diatas, akan lebih


diutamakan apabila mempunyai kemampuan yang lain lagi, misalnya :
a. Interactive Voice Response System (Key Telephone - Host Computer
Application).
b. Networking secara full feature transparent baik malalui tie line analog
maupun digital 2 Mbps dan 1.5 Mbps trunk.
c. ISDN Interfacing.

3). Kapasitas Key Telephone


Dengan single mode (tanpa networking), Key Telephone yang ditawarkan
harus dapat dikembangkan hingga minimal 64 extension.

4). System Key Telephone


1. Sistem Arsitektur
Peserta tender diharuskan menjelaskan didalam penawarannya mengenai
detail sistem arsitektur dari Key Telephone yang ditawarkan yaitu
mengenai blok diagram dan kapasitas dari CPU, Switching, Port Interface
serta sistem Redundancynya.

A. C P U
Common control unit yang ditawarkan minimal memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Stored Program Control (SPC), dengan teknik digital Switching.
b. 8 KHz sampling rate 732.
c. 8 bit "A law" companding.
d. Sesuai dengan CCITT standard G. 732.
e. PCM format 30 channel 2.048 Mbps.
f. Dapat mengaccess 2B+D yaitu 2 clear B channel 64 Kbs dan 1D channel
16 Kbs untuk common channel signalling.
g. CCITT Primary Rate Access 30B + D dengan Q931 signalling.
h. Traffic Capacity minimal 30.000 BHCA.

B. Memory
Memory Key Telephone merupakan bagian dalam proses Stored Program
Control harus dapat menyimpan instruksi system Key Telephone dan data-
data konfigurasi Key Telephone.

C. Digital Switching
Blok switching Key Telephone yang ditawarkan harus terdiri dari "Full Non-
Blocking Digital Time Division Switch" untuk seluruh terminal yang
digunakan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 102


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
D. Port Interface
Blok port interface harus dapat dipakai untuk perangkat suara (Voice) dan
data secara simultan dengan hanya menggunakan 1 pair (2 kawat) kabel.
Juga Key Telephone harus mempunyai fasilitas pesawat cabang untuk
dioperasikan sebagai wireless extension, serta mempunyai fasilitas multi media
communication, Personal Communication System (PCS), ISDN terminal,
personal computer, mini computer, Hosts, Voice Mail Module, Text Mail
Module dan SMS.

2. Kondisi Lingkungan
Key Telephone yang ditawarkan harus mempunyai dimensi cabinet sekecil
mungkin dan dapat beroperasi dengan kondisi sebagai berikut :

Relative Humidity : 8 - 90 %
Room Temperature : 4 - 40 celcius
Power Requirement : 220 VAC / 50 Hz

3. Pesawat Operator
Pada pesawat operator harus dilengkapi dengan suatu LCD untuk
menunjukkan informasi dan minimal memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
a. Identification nomor dan nama yang dipanggil
b. Speed Call
c. Sistem Alarm
d. Waktu/tanggal
e. Kondisi Extenstion
f. Automatic Recall
g. Intercept
h. Camp on Busy
i. Conference
j. Dialing
k. Direct Trunk Selection
l. Paging
m. Serial Call dari Trunk

5). Pesawat Cabang


a. Pesawat cabang yang digunakan dalam sistem adalah pesawat analog.
b. Alternatif penggunaan pesawat analog dan digital dapat diajukan oleh Peserta
tender sebagai alternatif jenis pesawat cabang yang akan digunakan dengan
melampirkan katalog, spesifikasi dalam bahasa Indonesia dan harga masing-
masing pesawat.

6). Automatic Operator dengan Announcement


Fasilitas automatic operator yang dilengkapi dengan 36 port intergrated
announcement dengan 2 bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
sehingga dapat langsung memutar nomor extension tanpa bantuan operator.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 103


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Kapasitas trunk untuk automatic attendant dapat dikembangkan sampai 100
saluran.
Kapasitas announcement dapat dikembangkan hingga 100 message.
Peserta tender diminta untuk melampirkan penjelasan feature atau metode
untuk mengatur route dan step-step dari incoming automatic operator call.

7). Power Supply


Power supply yang ditawarkan, terdiri dari :
a. Power supply untuk system Key Telephone
b. Unit automatic charger untuk battery
c. Back up battery kapasitas 400 AH/4 jam.

8). Battery Set

Voltage : 48 VDC untuk 60 extension/ 290 AH/ 4 jam


Jenis : Sealed Lead Acid Rechargeable
Type : Nicad, MF (Maintenace Free)
Accessories : Battery charger

(4). PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN.


1). Kotak Hubung dan atau Central Exchange.
1. Sistem penyambungan didalam Main Distribution Frame adalah slip dengan alat
connection/disconnection, penyusunan yang dilakukan adalah 100 pair per block
vertikal/horisontal dengan cross connect dilengkapi Signal Surge Arrestor.
2. Penyambungan kabel didalam MDF, Junction Box dan atau Central Exchange
harus mempergunakan terminal strip dengan koneksi solder less (krone atau
setara).
3. Kabel yang masuk keluar ke/dari MDF, Junction Box dan atau Central Exchange
harus memakai kabel gland dan tanda untuk mengidentifikasikan rute kabel
dengan memakai "cable marking".
4. Kotak hubung MDF, dan Junction Box harus dibuat dari plat baja dengan tebal
minimum 2 mm dan dilapisi dengan light grey colour baked acrylic paint.
5. Semua Kotak Hubung dari Junction box ke main distribution frame harus
ditanahkan dengan menggunakan kabel NYAF 16 mm2 dengan hambatan max 1
Ohm (Grounding).
6. Jarak antara ground instalasi telepon dengan ground instalasi listrik paling dekat 3
m, sedangkan dengan ground penangkal petir paling dekat 5 m (standard PT.
Telkom).
7. Kotak Hubung dan atau Central Exchange diperkuat kelantai bangunan dengan 4
buah dynabolt 5/8 x 2" dan antara lantai dengan Kotak Hubung harus dipasang
karet setebal 2 mm.
8. Kotak Hubung Bagi dipasang kedinding dengan memakai dynabolt " x 2"
sebanyak 4 buah pada ketinggian 150 cm.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 104


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2). Kabel Telepon
1. Kabel feeder yang digunakan adalah ITC dengan kapasitas sesuai gambar rencana.
2. Kabel distribusi dari junction box ke tiap-tiap outlet pada dinding memakai ITC
yang dimasukan dalam konduit menuju outlet pada dinding.
3. Semua kabel yang dipasang diatas langit-langit harus diletakkan pada suatu
trunking kabel/Tray.
4. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada tangga
kabel dan diikat dengan cable tees.
5. Semua kabel yang terpasang diatas trunking kabel harus dipasang didalam konduit
.
6. Trunking kabel dan tangga kabel harus dipasang horizontal dan satu garis
vertikal.
7. Tangga kabel dipasang kedinding shaft dengan memakai dynabolt berukuran
" x 2" pada jarak 75 cm.
8. Trunking kabel digantung dengan dynabolt berukuran " x 2".
9. Setiap outlet telepon harus memakai konduit ke terminal box (TB), sampai langkah
persiapan bilamana ada penambahan jalur dikemudian hari.

3). Konduit

1. Konduit harus diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem. Jenis konduit yang
bisa dipakai adalah PVC conduit dengan diameter dalam minimal 1 X diameter
kabel. Khusus ruang-ruang tanpa ceiling seperti area parkir, dimana
pemasangannya bersifat outbow memakai konduit khusus.
Untuk pemakaian konduit didalam ruang yang memiliki ceiling (tidak tampak)
cukup memakai konduit biasa.

(5). PENGUJIAN/JAMINAN

Instalasi ini harus mendapatkan sertifikat pengujian yang baik dari PT. Telekomunikasi
Indonesia (TELKOM) dan dari pabrik pembuat. Kontraktor menjamin dengan masa
pemiliharaan selama 6 bulan untuk instalasi dan jaminan hasil pabrik untuk peralatan
selama 2 (dua) tahun setelah masa pemeliharaan.

(6). TRAINING/MASA PEMELIHARAAN/GARANSI

1). Training
Dalam menunjang operasi dan maintenance KEY TELEPHONE secara teliti dan
benar/terampil, peserta tender harus memberikan training bagi operator dan
teknisi/ Engineer KEY TELEPHONE.

2). Training Operator KEY TELEPHONE antara lain mencakup :


a. Pemahaman system secara keseluruhan.
b. Pemahaman penggunaan pesawat operator dan pesawat cabang lainnya.
c. Pemahaman penggunaan fasilitas-fasilitas pesawat operator dan pesawat
cabang.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 105


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3). Training Engineer lain mencakup :
a. Pemahaman system secara keseluruhan.
b. Pemahaman fungsi masing-masing peralatan system Pemahaman penggunaan
pesawat operator dan pesawat cabang termasuk fasilitas-fasilitas tersebut.
c. Pemahaman melakukan pembuatan program atau programmer, perubahan
program, pengaman serta fasilitas yang tercakup dalam Billing System.

(7). PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
spesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari Direksi
dan Perencana.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Peralatan Produk

1. KEY TELEPHONE NEC, Siemens, Alcatel, Philips, Panasonic


2. Kabel ITC Sinar Ewindo, AT & T, Belden, Jembo,
Comscope,
3. Konduit High Impact EGA, Clipsal.
4. Kabel Tray/Ladder Interack, Metosu.

PASAL 4

PEKERJAAN FIRE ALARM

(1). Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 106


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(2). Uraian Lingkup (Scope) Pekerjaan Fire Alarm.

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Instalasi Fire


Alarm ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan instalasi
sistem dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Garis besar scope pekerjaan Instalasi Fire Alarm yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Sistem Fire Alarm yang dipasang adalah System Semi/Hybrid Addressable


b. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Panel Kontrol MCPFA dan sistem.
c. Pengadaan, pemasangan dan pengujian semua jenis Detektor, Manual Station,
Indicator Lamp, Alarm Bell, dan sistem Fire Intercom ( master & slave ).
d. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Terminal Box/Remote Control Panel
disetiap lantai.
e. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kabel-kabel untuk keperluan Monitor dan
Kontrol.
f. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel untuk keperluan interface
dengan :
- Pompa Kebakaran.
- Sistem Plambing ( Flow switch, Branch control valve swicth).
- Sistem Tata Suara dan Telekomunikasi.
- Sistem Listrik.
- Sistem Air Conditioning dan Ventilasi
- Sistem Lift / Escalator / Automatic Door.
g. Mengurus dan menyelesaikan perizinan Instalasi Fire Alarm dari instansi yang
berwenang.
h. Melakukan testing, dan commissioning .
i. Melaksanakan training, dan menyerahkan buku technical manual (on Site & Class
Room).
j. Menyerahkan hak untuk mengaplikasikan software program kepada pihak pemilik
proyek setelah masa pemeliharaan selesai. Program tersebut digunakan untuk
perubahan dan pengembangan data-data pada panel Fire Alarm oleh Owner tanpa
tergantung kepada supplier.

(3). KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN.

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut:

1). Detector Asap Conventional Tipe Photo Electric atau Multisensor/3D

Operating Voltage : 18 - 28 Vdc.


Alarm Current : 5 - 47 mA max.
Operating Temperatur : 0 - 60 C
Relative Humidity : 10 - 90 % max.
Sensitivity : 3 % - 5 % per ft smoke
obscuration (adjustable)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 107


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Alarm Indicator : LED
Common Mounting Base : Indicator detektor dilepas
Material : Flame retardent Noryl plastic

2). Detector Panas Conventional Tipe Temperatur Tetap


(Fixed Temperature Detector)

Rating Temperatur : 57 0 C.
Alarm Indicator : LED in the base.
Temp. Range : 0 0C 60 0 C
Common Mounting Base : Indicator detektor dilepas

3). Detector Panas Conventional Tipe Kombinasi


(Combination of Rate of Rise and Fixed Temperature Heat Detector)

Common Mounting Base : Indicator detektor dilepas


Temperatur Rate : 100 C / 10 menit
Operating Voltage : 15 28 v Dc
Operating Current : 150 micro A.
Fixed Temperatur : 570 C
Operating Temperatur : 0 - 600 C
Alarm Indicator : LED in the base

4). Manual Station Conventional.

T y p e : Jenis yang dipakai merupakan surface mounted


dan dilengkapi dengan Break glass.
Material : Merah.
Rating voltage : 15 - 32 V Dc
Ambient temp. : - 25 C - 80 C
Pelative humidity : 95 %
Contact load : 0.1 A / 1 w
Alarm Indicator : LED and self test button.

5). Alarm Bell.

-Type : Surface mounting, 6 inch anti karat.


- Operating voltage : 20 - 24 V Dc.
- Current consumption : 0.32 A max.
- Power consumption : 2 VA max.
- Sound level : 81 - 95 dB min./1 meter
- Warna : Merah

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 108


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
6). Indicator Lamp.
-Type : Strobe Light.
- Operating voltage : 20 - 24 V Dc.
- Current : 45 micro A.
- Intensitas : 4,75 Candela/sec. (max)
- Flash Rate : 45 20 % flasher/minutes
- Operating temp. : - 300 - 55 C

7). Addressable Module.


- Facility : Input / Output
- Indicator LED : Normal & Trouble
- Operating Temperatur : 0 - 49 C
- Address : Electronic or mechanical switch
- Operating Voltage : 19,8 28 VDC (original)

8). End Of Line Load (EOL)


- Type : Disesuaikan dengan standard system yang
digunakan.
- Kapasitas : disesuaikan dengan jumlah detektor yang
dipasang.

9). Isolator Module.


- Operating Voltage : 17Volt 41 Volt.
- Current compsumption : 130 mA ( Normal ).
7,6 ( Short Circuit ).
- Max Current Short circuit : 500 mA.
- Tahanan isolasi : 80 K Ohm.

10). LED Indikator depan Unit Apartment.


- Voltage : 3,5 Volt DC.
- Current Consumption : 46,2 mA.
- Ambient Temperatur : 10 - 50C.

11). Master Control Panel Fire Alarm (MCPFA)


Sistem yang digunakan pada Master Control Panel Fire Alarm adalah Semi
Addressable, dengan jumlah zone dan point sesuai gambar perencanaan.
MCPFA dilengkapi dengan visual indicator melalui LED maupun melalui display.
Apabila komunikasi data antara MCPFA dan RCP (Remote Control Panel) hilang,
secara serentak visual indicator akan ON dan timbul tone alert.
MCPFA dilengkapi dengan kabinet yang dapat memungkinkan diletakkan pada
dinding.
Spesifikasi Teknis :
Type of communication network : Semi/Hybrid Addressable.
Transmission speed : Min 9600 baud
System capacity : Sesuai kebutuhan dalam gambar
perencanaan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 109


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Capacity of LCD : 90 character
Permissible ambient temperature : 10 50 C
Permissible relative humidity : 10 - 90 %
Kemungkinan software adalah : 4 operator access levels, min
120 event historical log, field programmable, network diagnostic.
Sistem mampu berkomunikasi dengan Remote Control Panel (RCP).
Sistem mampu dilengkapi dengan voice status command.
Sistem mampu dilengkapi dengan status command center.
Sistem mampu dikoneksi dengan remote liquid display unit announciators
counter dan keyboard.
Sistem harus compatible dengan BAC Net.

Fasilitas Interkoneksi untuk keperluan :

1. Sistem Tata Suara.


Memberikan signal audio ke sistem tata suara yang berisi petunjuk evakuasi
berupa rekaman suara manusia dalam bahasa Indonesia & Inggris. Program ini
diaktifkan saat general alarm terjadi.
2. Sliding Door / Automatic Door.
Memberikan indikasi bila terjadi alarm ke sistem sliding door (untuk keperluan
melepas dan membuka automatic door).
3. Sistem Elevator / Lift.
Menurunkan semua Lift pada kondisi general alarm ke lantai dasar.
4. Sistem Hydrant dan Sprinkler
5. Sistem Listrik.
Digunakan untuk memadamkan/ shutdown supply listrik utama gedung setelah
periode waktu tertentu ( pada saat General Alarm ).
6. Sistem Air Conditioning & Ventilasi.
Memberikan indikasi bila terjadi alarm untuk digunakan mengkontrol semua
System Air Conditioning.
Pada saat local Alarm dan General alarm ( Pressurize fan/fan kebakaran,
exhaust fan, dijalankan ) dan supplay fan dimatikan.
7. Sistem Telepon PABX.
Memberikan indikasi bila terjadi general alarm untuk digunakan mengaktifkan
telephone autodial untuk keperluan berhubungan dengan dinas pemadam
kebakaran terdekat.

12). Fasilitas Fire Intercom.


Master Fire intercom berupa panel yang terintegrasi dengan panel kontrol Fire
Alarm.

1. Uraian System.

Fire intercome digunakan untuk komunikasi dua arah antara petugas kebakaran
dilapangan dan komandan petugas diruang pusat kendali kebakaran, baik dalam
pemeliharaan instalasi maupun dalam penanggulangan kebakaran.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 110


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Peralatan Fire Intercome terdiri dari Main handset dan selector swich dan
indikator lamp pada control panel di pusat kendali dan remote handset yang
dihubungkan ke jack intercome yang ada pada hydran box disetiap lantai.

2. Spesifikasi Peralatan.

Fire Intercome Control Panel dilengkapi fasilitas


Indikator suara (audible) dari lampu LED (Visual Flashing Signal) yang akan aktif
bila salah satu jack intercome diaktifkan oleh handset yang dimasukkan
kedalamnya oleh petugas kebakaran. Bilqa handset di Control Panel diangkat,
maka sinyal suara berhenti dan kedipan lampu berubah jadi menyala tetap.
Bila jack intercome yang kedua diaktifkan, maka nada sibuk terdengar pada
handset dan lampu LED yang kedua berkedip.
Disediakan 10 set Portable handset yang dilengkapi jack plug.
Mampu untuk mengoperasikan semua remote intercome secara serempak
(Simultan).
Automatic Supervision untuk kondisi unit panel selector dan kondisi instalasi
(Open Short) tiap saluran intercome.
Master intercome handset.
Selector swqicth untuk ke masing-masing ke Remote intercome handset.
Call in/ On line visual indikator untuk setiap remote handset dan sebuah
common audible signal untuk semua remote handsets.

3. Instalasi

Kabel yang digunakan adalah Fire Resist Cable (FRC).


Sistem dilengkapi dengan standby battere yang discharge secara tetap untuk
operasi selama 4 jam General Alarm.

13). Battery Charger.


Sistem harus dilengkapi battery charger (Pengisi Battery) yang dengan otomatis
mengisi battery setelah terpakai dan mempertahankan tegangan battery (Refresh)
bilamana battery tidak terpakai. Besarnya arus pengisian disesuaikan dengan nilai
rating battery yang digunakan.

14). B a t t e r y.
Battery harus disediakan sebagai sumber tenaga cadangan agar bila sewaktu-
waktu supply listrik utama PLN/Genset mati, sistem alarm masih berfungsi dengan
baik Jenis yang digunakan harus jenis Sealed Acid rechargable type Ni-Cd
Battery (36 AH ).
Battery ini harus bertegangan normal sesuai tegangan sistem (36 AH) dengan
kapasitas kebutuhan (ampere hour) yang disesuaikan, sehingga battery ini sanggup
memberikan supply secara normal dan terus menerus kepada sistem selama
minimum 4 (empat) jam dalam keadaan general alarm.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 111


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
15). Rak Battery.
Battery harus ditempatkan dalam rak lemari yang terkunci. Bagian dalam
lemari harus dilindungi terhadap korosi .
Penyusunan battery dalam rak harus mudah dicapai saat dilaksanakan
maintenance atau penggantian battery.

16). Kabel
Instalasi kabel antara detector ke Detector menggunakan kabel NYA.
Instalasi kabel antara addressable module ke Flow Switch, Hydrant Pump,
Pressurize Fan, dan Tamper Switch menggunakan kabel Fire Resist (FRC).
Instalasi kabel antara Remote Control Panel menuju Announciator menggunakan
kabel FRC. Kabel Riser, kabel antara Addres Module dan dari Addres Module ke
MCPFA, kabel ke manual call point, lamp dan bell serta kabel output ke sistem ME
harus dari jenis FRC (Fire Resist Cable) dimana kabel lamp dan bell ditarik sendiri-
sendiri (terpisah).

17). Konduit
Konduit yang dipakai adalah konduit PVC High Impact dengan diameter
dalam minimum 1 1/2 kali diameter kabel.
Konduit yang digunakan untuk instalasi fire alarm harus dibedakan dengan
konduit yang digunakan untuk instalasi lain ( misalnya : Telekomunikasi, Tata
suara dan lain-lain ).

18). Panel Indicator Remote/Annunciator Panel


Panel Indicator Remote/Annunciator Panel suatu alat yang dipakai untuk
memberikan indikasi lokasi sumber kebakaran (zone area) dan indikasi adanya
sistem sprinkler yang bekerja, indikasi gangguan dari instalasi dengan indikator
Audio berupa buzzer dan indikator visual berupa colour graphic atau dalam
bentuk LCD-display.
Pada panel juga dilengkapi fasilitas button yang berfungsi sebagai silencer /
acknowledge alarm dan reset button. Unit ini dilengkapi dengan tombol test
untuk lampu (lamp test) dan tombol test untuk buzzer test dipasang di Ruang
Security Lantai Ground.

19). Surge Arrestor.


Surge Arrestor untuk incoming line ini harus ditanahkan (grounding) dan
memiliki tahanan tanah max 1 ohm. Kabel grounding menggunakan jenis bar coper
dengan ukuran minimum 6 mm2.

a. AC Power Surge Arrestor


Surge Reduction Filter
Hight Impulse Rating 4 16 kA (8/20 S)
EMI/RFI Filtering
Power Indication LED

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 112


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
b. Signal Line Surge Arrestor

Three Stage Clamping Circuit


Line Current up to 1,5 A
Max. Surge Rating 20 KA (80/20 S)

(4). PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN

1). Peralatan

Koordinat tempat setiap peralatan akan ditentukan kemudian. Manual Push


Button dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang berada
diluar hydrant box maka dipasang pada ketinggian 115 cm dari lantai.

Alarm Bell dipasang bersatu dengan hydrant box dan bilamana ada yang
berada diluar hydrant box maka dipasang pada jarak 0,5 m dibawah plafond
atau disesuaikan dengan keadaaan lapangan. Alarm lamp dipasang bersatu
dengan hydrant box.

Disekitar detector harus ada ruang bebas dengan radius minimal 0,75 m dari
detector. Peralatan Sistem Fire Alarm ini harus ditanahkan (grounding) dengan
hambatan max. 1 ohm. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukkan dalam
kelompok Emergency load dari genset.

2). Kabel dan Konduit


a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di Kabel Tray dan
instalasinya memakai pipa konduit.
b. Semua kabel yang dipasang di shaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel dan di klem ke struktur bangunan dengan sadle klem
c. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland
dan memakai flexible conduit. Isolasi antara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M.ohm.

3). Kabel tray.


a. Kabel tray harus terbuat dari Galvanized finishing dengan lebar 45 cm dan 30
cm, dimana untuk panjang dari masing-masing ukuran tersebut disesuaikan
dengan gambar rencana.
b. Cara pemasangan kabel tray harus digantung pada dak beton dengan besi
bunder berulir (iron rod diameter 10 mm) dengan jarak antar besi penggantung
maksimum 150 cm.
c. Pada setiap belokan atau pencabangan bentuk kabel tray harus dibuat
sedemikian rupa sehingga belokan kabel sesuai dengan bending yang
diperkenankan. Tangga Kabel di shaft terbuat dari Galvanized finishing dengan
ukuran lebar 50 Cm.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 113


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
d. Kabel yang dipasang pada tangga kabel tersebut ( di Shaft ) harus diklem
(diikat) dengan klem-klem kabel (pengikat/kabel tie) produk LEGRAND atau
setara.
e. Sebelum dilakukan pemasangan kabeltray,harus dikoordinasikan terlebih
dahulu dengan instalasi lainnya (mis; VAC, Plumbing dan listrik).
f. Jarak minimum antara kabel tray elektrikal & fire alarm adalah 300 mm.
g. Tangga kabel dipasang ke shaft dengan memakai dynabolt berukuran " x 2"
pada tiap kelipatan jarak maksimum 75 cm.
(5). PENGUJIAN / JAMINAN

Pengujian terhadap sistem kerja peralatan harus dilakukan oleh pihak agen tunggal
(authorized) penjualan peralatan tersebut dan pihak tersebut harus menyiapkan
sertifikat pemasangan yang baik dari instansi yang berwenang.

Pengujian terhadap tahanan isolasi dan grounding kabel instalasi harus dilakukan sesuai
dengan PUIL.

(6). PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan ke Direksi. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi
dan tertulis dari Direksi dan perencana.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Peralatan Produk

1 Peralatan Nohmi, Simplex, Notifier, Siemens,


Esser, Shinwah.
2 Kabel daya Kabel Metal, Kabelindo, Supreme, Sinar
Ewindo.
3 Konduit PVC High Impact Clipsal, Ega.
4 Arrestor Erico, LPI, Viking
5 Kabel Data Belden , Sinar Erwindo, Nexans,
Furukawa
6 Kabel Fire Resistance (FRC) Wilson, Fuji, Nexan, Radox
7 Kabel Tray/Ladder Interack, Metosu.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 114


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 5
PEKERJAAN CCTV

(1). Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

(2). Ruang Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem CCTV.

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem CCTV


ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan instalasi sistem serta menyerahkan
dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan Sistem CCTV yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Master Control Unit, meliputi


fungsi Switcher, Processor/Controller, dan Multiplexer.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian VCD, VCR dan Video Monitor.
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit Kontrol & Monitor dan Alarm
Contact serta Sistem Rak peralatan-peralatan Master Control unit berupa
Indicator Lamp dan Buzzer/Alert.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Camera Color CCTV.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel Video antara Camera CCTV
dengan Master Central unit di ruang Monitor.
6. Melakukan Testing, Commissioning & Training.
7. Meberikan manual book operasional dalam bahasa Indonesia sebanyak 2 set.

(3) KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN.

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :

1). K a b e l

a. Signal video menggunakan frekuensi 10 MHz atau lebih rendah frekuensinya


dan kabel maksimum untuk transmisi diperkirakan rugi-rugi transmisi-nya
pada frekuensi 10 MHz adalah sekitar 13-100 dB.

b. Ukuran kabel Coaxial disesuaikan dengan attenuasi signal video antara


kamera dan monitor, dengan impedance karakteristik 75 Ohm.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 115


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Video input : 0.5 - 2 Vp-p, Composite video.
Video output : 1.0 - 1.4 Vp-p, Internal adjustable.
Attenuasi dan jarak maksimum diperkirakan :

DIAMTER ATTENUASI JARAK


TYPE KABEL LUAR (mm) (dB/1000 M) MAXIMUM
10 Mhz TRANS.(M)
5C - 2V or RG 6/u 7.5 27 500

7C - 2V or RG 1 1/u 10.5 22 600

10C - 2V or RG 15/u 13.2 18 750

2). K o n d u i t

Jenis konduit yang dipakai adalah PVC high impact dengan diameter 1,5 kali
diameter kabel.

(4) MATERIAL DAN PERALATAN UTAMA

1. Indoor Fixed Dome Camera

Model : Color system PAL B


Image Device : inch image format, interline transfer CCD
Pixel : 500 H x 582 V
Resolution : Horisontal PAL color 330 TVL
Sensitivity :
- Usable Picture : 0,45 fc 4,5 lux
- Full Video : 2,2 fc 22 lux
Signal to Noise : > 46 dB
AGC : 18 dB
Lens : 6 mm f/2,0 integral lens
Voltage Range/Power : 12 to 28 VAC or VDC/2 watt
Video Output : 1,0 Vp-p, 75 ohm
Construction : - Polycarbonate (PC) or moulded PC/ABS
Housing.
- Wall or Ceiling mounting, adjustable viewing
position 120 horisontal, 120 vertical, 360
rotation.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 116


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Indoor Pan/Tilt/Dome Camera

Model : Color System PAL


Image Device : inch interline transfer CCD
Pixel : 752x596 pixels
Resolution : Horisontal PAL color, 450 TVL
Sensitivity : Usable video 10 fc/1,0 lux
Signal-to-Noise : > 50 dB
Lens : 12 x zoom/4.0 mm 48 mm)
Voltage Range/Power : 24 VDC/15 watt
Video Output : 1,0 Vp-p, 75 ohm
Automatic : Focus and Iris
Feature : - Setup control RS-232
- Preposition 99 each with 16 character titles.
- Sector/titling 16 independent sectors with 16
character titles/sector.
Pan/Tilt : 360 Continuous/0 - 90 tilt
Pre Posision Speed : 360/sec
Variable Speed : 120/sec

3. Digital Video Multiplexer Recorder

Fungsi :

Mampu mengendalikan dua atau lebih camera kedalam Monitor sehingga


operator bisa memilih tampilan yang diinginkan untuk ditampilkan ke monitor
baik dalam bentuk full screen, sequential atau multiscreen 3x3 dan 4x4 dan
perekaman dapat dilakukan dalam waktu yang bersamaan.
Merubah format Video Analog ke format digital, sehingga perekam dapat
disimpan kedalam harddisk yang terdapat didalam multiplexer.
Mempunyai sistem operasi duplex yang mempunyai dua output yang
berbeda, yaitu tampilan multi screen dan full screen dan pada saat yang
bersamaan merekam secara multi screen dan dapat diplay back tanpa
mengganggu perekaman.

Spesifikasi :

1. Motion detector, untuk mendeteksi gerakan dan otomatis memunculkan


gambar full screen pada monitor dari camera yang mendeteksi adanya suatu
perubahan gerakan.
2. Alarm activation, untuk memunculkan gambar bila ada trigger dari alarm-
contact misal dari door-contact atau sistem security lainnya.
3. Mempunyai password untuk merubah setting.
4. Kualitas gambar dapat di-setting per camera.
5. Teknis :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 117


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Input : 16 channel camera input
- Storage Capacity : 320 GB (internal) expandable
- Compression : Wavelet
- Resolution : 720 x 576/PAL
- Alarm Input : 16 NO/NC, max 40 VDC
- Alarm Output : 4 relay outputs
- Control : RS-232 dan RS 485

4. Video Matrix Switch Processor


Fungsi :
Menghubungkan/menggabungkan lebih dari satu multiplexer sehingga antar satu
multiplexer dengan multiplexer lainnya saling berhubungan dan centralized
monitor.

Spesifikasi :
1. Centralized monitor & multiplexer operation
2. Control up to 16 multiplexer
3. User up to 4 digital keyboard/PC
4. Power : 108 253 VAC/50 Hz 10 watt

5. Monitor Display
Picture Tube : 14" and 20 diagonal
Resolution : 700 TVL dan 450 TVL
Input Impedance : High Impedance atau 75 ohm
Input Signal Level : Composite Video Signal 0,5 to 1,5 Vp-p
Voltage Range : 207 to 264 VAC/75 watt

6. Time Lapse VTR


Operasional :
- Time Format : VHS - 1/2 mcs
- Display Format : Month/Date/Year/Day
- Display Position : Terdapat pada 4 pojok
- Video Input : 0.5 to 2.0 up-p 25 ohm
- Video Output : 1.0 Vp-p composite Video 75 ohm

Signal to Noise Ratio


- Video : Better than 4 dB
- Audio : Better than 43 dB

7. AC Power surge Arrestor

Surge Arrestor
High Impulse Rating : 4 16 kA (8/20 S)
Filtering : EMI/RFI
Indicator : LED

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 118


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(5). PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN.

1). PERALATAN

a. Rak peralatan sistem CCTV ini ditempatkan di ruang sesuai dengan gambar
rencana.
b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency power
genset.
c. Rak peralatan sistem CCTV ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan max.
1 ohm dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio (RFI)
maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada disekitarnya.

2). KABEL DAN KONDUIT

a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking/tray dan


instalasinya menggunakan pipa conduit.
b. Semua kabel yang dipasang dishaft secaravertikal harus dipasang pada tangga
kabel dan diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
c. Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC. High
Impact.
d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible konduit. Isolasi atara urat-urat kabel terhadap tanah minimum
20 M ohm.

(6). PENGUJIAN DAN JAMINAN.

Semua peralatan dalam Sistem CCTV ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.

Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan untuk
instalasi dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan.

(7). PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
di spesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari direksi
dan perencana.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 119


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
No. Bahan/Peralatan Produk

1. TV Camera Samsung, TOA, Bosh


2. TV Monitor Samsung, Philips, Sanyo.
3. Kabel Coaxial Sinar Ewindo, AT & T, Belden,
Comscope, Nexans, Furukawa.
4. Konduit High Impact EGA, Clipsal.
5. Surge Arrestor Erico, LPI, Viking

PASAL 6
LINGKUP PEKERJAAN TATA SUARA

(1). Umum

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar-gambar, dimana bahan-bahan dan
peralatan yang digunakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini.
Bila ternyata terdapat perbedaan antara spesifikasi bahan dan atau peralatan yang
dipasang dengan spesifikasi yang dipersyaratkan pada pasal ini, merupakan kewajiban
pemborong untuk mengganti bahan atau peralatan tersebut sehingga sesuai dengan
ketentuan pada pasal ini tanpa adanya ketentuan tambahan biaya.

(2). Ruang Lingkup (Scope) Pekerjaan Sistem Tata Suara

Sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana, pemborong pekerjaan Sistem Tata


Suara ini harus melakukan pengadaan dan pemasangan serta menyerahkan dalam
keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.

Garis besar scope pekerjaan Sistem Tata Suara yang dimaksud adalah sebagai berikut
:

1. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Peralatan Sentral Sistem Suara, meliputi


unit sumber sinyal suara (program source), unit equalizer, penguat sinyal suara
(audio amplifier), dan Emergency Voice/Evacuation system.
2. Pengadaan, pemasangan dan pengujian unit kontrol & monitor, Sistem Rak
peralatan- peralatan Sentral Sistem Suara dan Main Distribution Frame (MDF).
3. Pengadaan, pemasangan dan pengujian Kotak Hubung Bagi/Terminal Box di
setiap lantai.
4. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel distribusi Sistem Suara antara
peralatan sentral dan sistem rak dengan Kotak Hubung Bagi di setiap lantai.
5. Pengadaan, pemasangan dan pengujian alat pengeras suara (Loud Speaker) dan
jack mikropon sesuai dengan gambar rencana.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 120


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
6. Pengadaan, pemasangan dan pengujian kabel-kabel pemakaian antara Kotak
Hubung Bagi dengan alat pengeras suara dan jack mikropon di setiap lantai.
7. Melakukan Testing, Commissioning & Training.

(3). KETENTUAN BAHAN DAN PERALATAN

Bahan dan peralatan yang akan dipakai harus memenuhi dan atau mendekati
persyaratan teknis sebagai berikut :

1). KOTAK HUBUNG BAGI/TERMINAL BOX


Kotak Hubung Bagi ini harus terbuat dari plat besi setebal 2 mm minimum dan
seluruhnya harus dicat anti karat dengan zinchromat sebelum dicat akhir dengan cat
bakar Acrylic ICI warna kelabu. Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kunci
yang seragam untuk semua Kotak Hubung Bagi dan terminal penyambungan kabel.
Kotak Hubung Bagi ini harus dilengkapi dengan kabel gland sebanyak jumlah kabel
yang keluar/masuk.

2). K A B E L
Kabel Feeder ke Junction Box yang dipakai adalah jenis NYMHY dengan jumlah kawat
seperti pada gambar rencana. Kabel-kabel distribusi ke masing-masing loud speaker
yang dipakai adalah jenis NYMHY 3 x 1,5 mm2 dan terletak didalam konduit.

3). K O N D U I T
Jenis konduit yang bisa dipakai adalah PVC High Impact conduit dengan diameter
dengan minimal 1 1/2 kali diamater kabel.

4). TANGGA KABEL


Tangga kabel dipasang dishaft dan terbuat dari Hot Rollet Steel Sheet dengan Surface
Treatment Hot Dip Galvanized.
Tangga kabel ini harus dilengkapi klem yang terbuat dari aluminium dan mur baut dari
stainless steel yang sesuai dengan besarnya kabel.

(4). PERALATAN SENTRAL

Unit sumber sinyal suara (program source) meliputi :


1. Emergency Sirene Generator
2. Digital Pre-record Message untuk Evakuasi
3. Microphone untuk (Emergency, Paging, Car Call)
4. Cassette Tape Recorder/Player
5. Radio Tuner
6. CD Player

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 121


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Sirene Generator harus dapat diaktifkan oleh sinyal dari Master Control Fire Alarm
System yang secara otomatis mengoverride program Sound System, dengan fasilitas
prioritas pertama untuk fungsi emergency/evakuasi.

Peralatan Sentral Meliputi :


1. Pre Amplifier/Mixer
2. Equalizer
3. Power Amplifier
4. Digital Pre-record Message Voice Board
5. Surveillance Board untuk monitoring short, open, ground fault, power amplifier
failure, speaker line failure.

Sistem harus memiliki kemampuan program software/hardware untuk testing


maintenance untuk simulasi keadaan emergency/evakuasi.

1). LOAD SPEAKER-MELIPUTI :

1. Ceiling Speaker
2. Wall Speaker
3. Column Speaker
4. Horn Speaker

2). EMERGENCY SIRENE GENERATOR


Frequency : 400/750 Hz
Output Level : 100 mV
Indicator : Red Lamp

3) . MICROPHONE UNTUK CAR CALL


Type : Desk top type dynamic microphone
Directional Characteristic : Cardiodid ( unidirectional )
Output Impedance : 600 ohm, unbalance (at 1 kHz)
Sensitivity : 2,2 mV/pa
Frequency Range : 200 - 10.000 Hz
Output Level : -76 dB (16 mV) 3 dB at 1 KHz
Call Sign : 4 tone

4). MICROPHONE UNTUK EMERGENCY/PAGING


Type : Hand held type dynamic microphone
Directional Characteristic : Cardiodid (unidirectional)
Output Impedance : 600 ohm unbalance
Sensitivity : 2,2 mV/pa
Frequency Range : 100 - 10.000 Hz
Output Level : - 58 dB (16 mV) 3 dB at 1 KHz

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 122


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5). MULTI PLAYER
Frequency Response : 50 - 15.000 Hz
Distortion :3%
S/N Ratio : 50 dB
Capacity : 2 Player Cassette + 3 Player Disk

6). RADIO TUNER AM/FM RECEIVER


Output Level : - 20 dB
Output Impedance : 10 K. Ohm
Distortion :1%
S/N Ratio : 70 dB

7). PRE AMPLIFIER


Output Level : -20 dB
Output Impedance : 10 K. Ohm
Frequency Response : 30 - 20.000 Hz 1 dB
Distortion : 0,3 % at 1 k Hz

8). GRAPHIC EQUALIZER


Frequency Response : 20 - 20.000 Hz 1 dB
Equalization Control : 12 dB
Equalization Center
Frequency : 50 Hz - 15 K Hz (26 point)
Harmonic Distortion : 0,2 % at 1 K Hz

9). POWER AMPLIFIER


Frequency Response : 40 - 16.000 Hz 2 dB
Power Output : Sesuai Kebutuhan
Line Voltage : 50 V, 70 V, 100 V
Noise Figure : 80 dB
Input Sensitivity : 0 dBs/775 mV

10). EMERGENCY/EVACUATION POWER AMPLIFIER


Power Requirement : 220 VAC, 24 VDC
Rated Output : Sesuai kebutuhan
Frequency Response : 50 16.000 Hz
Distorsion : 1%
S/N Ratio : 60 dB
Control Input : Fire Alarm, Pre-record message, Power
AC/DC.
Control Output :
- AC/DC Power Conditon
- Short open,, ground leakage
- Power Amplifier Failure

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 123


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
11). EMERGENCY CONTROL PANEL
Power Source : 24 VAC
Interlock : Fire Alarm
Microphone : 4 dBV, 60 ohm / PTT
Output : Emergency 0 dB, 15 ohm
Output Control : 10 individual zone (Expandable)
LCD Display : 30 characters x 4 lines
Monitor Speaker : 3 watt

12). PRE-RECORD MESSAGE


Power Requirement : 24 VDC
Output : 0 dB
No. of Playback Program : 8 program (pre-record)
Memory Card : Scan Disk Complact Flash
Frequency Response : 20 20.000 Hz
Distortion : 0,3 %

13). CEILING SPEAKER


Sound Pressure Level : 96 dB/1 m/1 W
Frequency Response : 300 12.000 Hz
Input Inpedance : 3,3 K Ohm/3 W
5 K Ohm/2 W
10 K Ohm/1 W
Speaker Component : 12 cm dia, 8 ohm

14). HEAT RESISTANT CEILING SPEAKER


Sound Pressure Level : 100 dB/1 M/1 W
Frequency Response : 500 10.000 Hz
Input Impedance : 10 K Ohm
Dimension : 122 cm x 146 (D) mm
Heat Resisting Temperature : 380 C

15). WALL/ BOX SPEAKER


Sound Pressure Level : 91 dB/1 m/1 W
Input Power :6W
Frequency response : 100 - 10.000 Hz
Line Voltage : 100 V
Coverage angle : 100

16). HORN SPEAKER

Sound Pres. Level : 112 dB/1 m/1 W


Input Power : 15 W
Line Voltage : 70 V, 100 V

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 124


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Frequency Response : 250 - 10.000 Hz
Dispersion : 120

18). COLUMN SPEAKER

Sound Pressure Level : 96 dB/1 m/1 W


Frequency response : 160 - 12.000 Hz
Input Power : 15 W

19). VOLUME CONTROL/ATTENUATOR


Input Impedance : 1 - 4 K. Ohm
Rated Power : 3 W, 6 W, 30 W, 60 W
Input Voltage : 100 V

20). SPEAKER SELECTOR SWITCH


10 Channel Selector, 1 all call per unit, sesuai kebutuhan

21). AC POWER SURGE ARRESTOR


Surge Arrestor
High Impulse Rating 4 16 kA (8/20 S)
EMI/RFI Filtering
Power Indication LED

22). SIGNAL LINE SURGE ARRESTOR


Surge Arrestor
Line Current up to 1,5 A
Max. Surge Rating 20 kA (8/20 S

(5). PERSYARATAN TEKNIS PEMASANGAN


1). PERALATAN
a. Rak peralatan Tata Suara ini ditempatkan di Ruang Kontrol sesuai dengan
gambar rencana.
b. Supply listrik untuk peralatan ini dimasukan dalam kelompok emergency
power genset.
c. Rak peralatan sistem suara ini harus ditanahkan (ground) dengan hambatan
max. 2 ohm dan kebal terhadap gangguan (interferensi) dari gelombang radio
(RFI) maupun terhadap gelombang elektromagnetik (EMI) yang ada
disekitarnya.
d. Kebutuhan power amplifier dibagi-bagi menurut kebutuhan PA/BGM, Car Call
dan Emergency.
e. Dan secara keseluruhan bila ada emergency dari MCP-FA, program PA/BGM
dan Car Call di override untuk sirine dan Pre-message Emergency.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 125


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2). KABEL DAN KONDUIT
a. Semua kabel yang dipasang mendatar harus dipasang di trunking/tray dan
instalasinya menggunakan pipa conduit.
b. Semua kabel yang dipasang dishaft secara vertikal harus dipasang pada
tangga kabel dan diklem ke struktur bangunan dengan sadle klem.
c. Pemakaian pipa konduit untuk instalasi ini menggunakan pipa konduit PVC.
High Impact.
d. Semua kabel yang keluar dari rak peralatan ini harus melalui kabel gland dan
memakai flexible konduit. Isolasi atara urat-urat kabel terhadap tanah
minimum 20 M ohm.

(6). PENGUJIAN/JAMINAN
Semua peralatan dalam Sistem Suara ini harus diuji oleh perusahaan pemegang
keagenan peralatan tersebut dimana perusahaan tersebut harus memberikan surat
jaminan atas bekerjanya sistem setelah ternyata hasil pengujian adalah baik.

Pengukuran sound pressure level dilakukan dengan memakai Sound Level Meter.
Pengukuran impedasi kabel instalasi dilakukan dengan Impedance Meter.

Kontraktor menjamin dengan masa pemeliharaan selama masa 6 (enam) bulan untuk
instalasi dan jaminan peralatan selama masa 1 (satu) tahun setelah masa
pemeliharaan.

(7). PRODUK

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari direksi
dan perencana.

Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah sebagai berikut :

No. Bahan/Peralatan Produk

1 Peralatan Panasonic, Philips, TOA, Inter-M


2 Kabel Sinar Ewindo, Yuri, Belden
3 Pipa Konduit PVC (High Impack) EGA, Clipsal
4 Surge Arrestor Eriico, LPI, Viking

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 126


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 7
PEKERJAAN SISTEM TATA UDARA

(1). KETENTUAN UMUM SISTEM TATA UDARA


1). U m u m
Pasal-pasal di bawah ini menjelaskan secara umum ketentuan-ketentuan yang perlu
diikuti untuk semua bagian-bagian yang dalam pelaksanaannya berhubungan dengan
instalasi tata udara.
Gambar-gambar dan spesifikasi adalah ketentuan spesifik yang saling melengkapi dan
sama mengikatnya.

2). Kondisi Perancangan

1. Kondisi udara luar


Temperatur : 33 C (91.4F)
Relative Humidity : 70%

2. Kondisi dalam ruangan (semua ruangan yang di kondisikan)


Temperatur : 24 C 2 C / 75 F 4 F
Relative Humidity : 55 % 10 % RH

3. Kondisi dalam ruangan (Computer atau Ruang Kontrol)


Temperatur : 22 C 1 C
Relative Humidity : 50 % 5% RH

4. Noise Criteria
R. Kerja : 30 - 45 NC (35 50 dB)

3). Perlindungan Kebakaran

Semua peralatan maupun instalasi yang mengharuskan diperlukan tahan terhadap api
dalam jangka waktu tertentu, maupun terhadap penyebaran api disebabkan adanya
celah-celah antara pipa atau duct dengan dinding atau lantai harus menggunakan
material yang sesuai untuk tujuan tersebut.

4). Instalasi

1. Umum.
Semua peralatan dan alat-alat bantu harus dipasang sesuai dengan cara-cara
pemasangan yang secara teknis praktis, baik dan dapat dipertanggung-jawabkan
serta sesuai dengan petunjuk dan instruksi pada brosur atau publikasi yang
dikeluarkan pabrik dari peralatan ataupun alat-alat bantu tersebut.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 127


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2. Landasan Peralatan.
Semua landasan untuk peralatan dan motor, ukurannya sedemikian rupa sehingga
tidak ada bagian-bagian peralatan maupun motor yang berada diluar landasan.
Berat peralatan diartikan berat dalam operasinya.

3. Platforms.
Untuk peralatan seperti fan dan sejenis yang menggantung dan duduk pada suatu
platform, maka platform harus diperkuat dengan suatu frame besi kanal (siku)
yang dilas atau dibautkan, atau dikeling ke frame sehingga cukup kuat, kaku dan
tidak bergetar dalam operasinya.

5). Penetrasi Atap.


Semua bagian instalasi yang menembus atap seperti duct, pipa, venting harus
dilengkapi dengan pinggiran beton (curb) sekeliling bagian-bagian instalasi tersebut
sehingga konstruksinya betul-betul kedap air.

6). Pencapaian Peralatan Untuk Service.


1. Semua peralatan utama ataupun peralatan bantu dalam prinsip pemasangannya
harus mudah untuk bisa diamati, diservice dan mudah dicapai dalam perbaikan,
termasuk juga accessories pipa dan duct seperti valve, damper, filter, venting dll.
Untuk itu kontraktor dalam pemasangannya wajib memperhatikan posisi yang
terbaik dari peralatan dan accessories tsb, sehingga tujuan yang dimaksud
tercapai.
2. Disamping itu kontraktor harus mengusulkan kepada Pemberi Tugas/MK (bila
belum ditunjukkan pada gambar) pintu-pintu service (acces panel), untuk setiap
peralatan dan accessories yang berada dalam shaft atau ceiling yang
memerlukannya, beserta ukuran dan lokasi yang tepat.
3. Bila dalam gambar rencana sudah ditunjukkan ada acces panel yang diperlukan,
maka penggeseran untuk posisi yang tepat dari acces panel tsb sehubungan
dengan letak peralatan/accessories dan kaitannya dengan arsitek/interior perlu
dibicarakan dengan Pemberi Tugas/MK untuk disetujui.

7). Perlindungan Peralatan dan Bahan.


1. Menjadi tanggung jawab dan keharusan bagi kontraktor untuk melindungi
peralatan-peralatan, bahan-bahan baik yang sudah, maupun belum terpasang bila
diperkirakan bisa rusak, cacat ataupun mengganggu situasi sekitarnya ataupun
oleh alam (hujan, debu, pasir, lembab) ataupun oleh bahan-bahan kimia
sekitarnya.
2. Sebelum penyerahan, instalasi dibersihkan atau ditest dan diadjust kembali untuk
membuktikan bahwa peralatan dan bahan beroperasi dengn baik. Peralatan dan
bahan yang rusak atau cacat karena tidak dilakukan perlindungan yang benar
adalah merupakan bagian instalasi yang tidak bisa diterima (serah terima belum
100%).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 128


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
8). Pengecatan

Semua bagian-bagian pekerjaan yang menyangkut carbon steel yang tidak digalvanis
harus dicat dasar dan cat finish. Sebelum pengecatan dilakukan, bagian-bagian harus
bebas dari grease, minyak dan segala kotoran yang melekat. Urut-urutan pengecatan
adalah cat dasar anti karat dan cat finish terdiri atas 2 lapis cat copolymer. Untuk
peralatan-peralatan yang cat fabriknya rusak/cacat dalam pengangkutan,
penyimpanan dlsb, harus dicat kembali sesuai aslinya atau sesuai dengan warna yang
ditentukan Pemberi Tugas/MK. Untuk jalur-jalur pipa, code warna disesuaikan dengan
standard.

9). Anti Karat

1. Semua peralatan bantu instalasi, yang berasal dari besi dan sebelumnya tidak
diperlakukan untuk anti karat (semacam penggantung, dudukan, landasan, flens
dan lain sebagainya) harus dicat dengan cat anti karat, yaitu zinchromate dan
selanjutnya cat finish dengan warna yang ditentukan.
2. Semua baut, mur dan washer haruslah zinc electroplated.
3. Landasan penyangga peralatan (steel bases), seluruhnya harus bersih dari bekas
las-lasan, dicat dasar dengan zinchromate dan cat akhir (finish) 2 lapis.

10). Sleeve, peralatan yang tertanam didinding.

Peralatan bantu, sleeve dan lain-lain yang diperlukan tertanam atau menembus
concrete atau tembok harus dipasang dan dilengkapi sesuai petunjuk dagang. Untuk
itu ukuran, posisi yang disiapkan untuk keperluan tsb harus dikonsultasikan dengan
Pemberi Tugas/MKdan disertai gambar detail. Semua ducting atau pipa tembus
dinding harus menggunakan sleeve dengan clereance 3/4" jika duct atau pipa
berisolasi, clereance tetap dibutuhkan 3/4" antara isolasi dan sleeve menembus
atap harus diperpanjang 200 mm diatas atap lantai. Setelah pemasangan pipa atau
duct clereance harus diisi dengan sealant yang tahan api.

11). Penomoran, Nama Peralatan/Accessories

Semua peralatan terpasang dan accessoriesnya harus diberi code nama peralatan
dan nomor, sesuai seperti yang dicantumkan Pemberi Tugas/MK dan pada daftar
peralatan atau data sheet atau sabagai tercantum pada gambar rencana. Bila ada
peralatan atau accessories yang belum mempunyai kode nama dan nomor,
kontraktor wajib mengusulkan kepada Pemberi Tugas/MK dan semua ini sudah
harus tercantum dalam as built drawing.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 129


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(3). PERSYARATAN TEKNIS PERALATAN DAN INSTALASI.

1). Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan instalasi ini meliputi seluruh pekerjaan pengadaan dan pemasangan Instalasi
Tata Udara (Air Conditioning), Ventilasi Mekanis (Mechanical Ventilation) secara lengkap
termasuk semua perlengkapan dan sarana penunjangnya, sehingga diperoleh suatu
instalasi yang lengkap dan baik serta diuji dengan seksama dan siap untuk dipergunakan.

2). Pengadaan dan Pemasangan

1. Pemasangan, pengaturan dan pengujian semua peralatan tata udara (air


conditioning) seperti : Ac Split (outdoor + indoor), fan, thermostat, kontrol dan lain-
lain.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi ducting.
3. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pipa
refrigerant AC Split.
4. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi pemipaan air
pengembunan (drainage) sampai kesaluran air terdekat.
5. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian seluruh instalasi kontrol AC
split, katup, damper, thermostat, humidistat yg. ada.
6. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian interlock sistim instalasi tata
udara dan ventilasi dengan sistim fire alarm yang ada.
7. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik bagi
instalasi ini seperti kabel dan panel AC.
8. Seluruh indoor unit dan outdoor unit harus dilengkapi dengan isolating vibration.
9. Pengadaan dan pemasangan semua pekerjaan sipil yang terjadi akibat instalasi ini
seperti tercantum dalam dokumen ini
10. Perbaikan kembali semua kerusakan dan finishing yang diakibatkan oleh pekerjaan
instalasi ini.
11. Mendidik petugas dari pemilik gedung, yang ditunjuk mengenai cara-cara
menjalankan dan memelihara instalasi ini.
12. Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.

13. Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
14. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan yang terpasang.
15. Melakukan pekerjaan atau ketentuan lain yang tercantum dalam dokumen ini
beserta addendumnya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 130


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(4). FAN VENTILASI

1). Lingkup Pekerjaan

Pemasangan peralatan ventilasi (fan) termasuk tenaga kerja, supervision, material,


peralatan, aksesoris, service dan pengetesan sehingga siap dioperasikan sesuai dengan
perencanaan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana yang melengkapi
dokumen ini.

2). Umum

1. Spesifikasi teknis yang diuraikan dibawah ini, adalah sebagai kebutuhan


dasar yang harus diikuti. Sedangkan ketentuan ketentuan spesifik terhadap
type, kemampuan (performance) peralatan, kelengkapan dan lainnya dapat
dilihat pada lembar gambar rencana "Daftar Peralatan" ataupun data sheet
bila dilampirkan.
2. Fan harus sudah mendapatkan sertifikat, sesuai standard yang berlaku
dinegara dimana fan tersebut dibuat untuk testing dan rating (performance)
seperti sebagai contoh AMCA standard 210-74 di Amerika.
3. Sound pressure level harus dilengkapi dalam dB dengan Re 10-12 watt
pada octave band mid frequency 60 - 4000 Hz.
4. Dasarnya semua fan harus mempunyai noise level yang rendah dalam
operasinya, dan dalam batas-batas yang normal (max 60 dba, jarak 1 m).
Bilamana ternyata noise levelnya tinggi harus diberi tambahan noise silencer
tanpa adanya tambahan biaya.
5. Pemasangan fan termasuk instalasi kabel dari panel, remote, on off switch
dan pilot lamp.
6. Bagian fan yang berhubungan dengan udara luar (pada intlet atau outlet)
harus diberi kawat nyamuk Stainless Steel yang bisa dibuka untuk dibersihkan
atau bellmouth.
7. Kontraktor mengajukan data produk : printed data dari pabrik pembuat,
katalog, acoustic performance, data pengetesan,performance curve,
pedoman operasional dan maintenance, dan memberikan fan belt untuk
masingmasing fan setelah balancing dilakukan sebagai spare part.

3). Spesifikasi Teknis

1. Centrifugal Fan
Fan harus dari type backward Forward/curve airfoil sesuai seperti yang
dijelaskan dalam daftar peralatan dengan komponen-komponen sbb. :

Tipe in line.
Volute casing dari galvanis steel.
Impeller dari multivane galvanized steel.
Shaft dari mild steel.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 131


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pelumasan memakai grease ball atau roller bearing dan diusahakan
maintenance free.
External rotor motor berputar disekeliling internal stator.
Bisa dilakukan speed kontrol motor fan.
Motor dari jenis TEFC, IP 44, isolasi kelas B.
Fan dan motor duduk pada suatu rangka dudukan (base frame),
dengan posisi motor dapat diatur untuk ketegangan tali kipas (bila
hubungan motor dan fan bukan hubungan langsung).
Drain connection disediakan di bawah fan.
Sediakan pintu akses untuk semua fan scroll diameter lebih 900 mm.
Pintu dari tipe tipe quick opening.
2. Axial Fan

Impeller fan dari type airfoil blade, adjustable pitch.


Material fan :
a) Casing : hot dipped galvanized steel
b) Impeller : alluminium die- cast atau PAG
c) Shaft : carbon steel
d) Pelumasan : grease ball bearing
Dapat dilakukan speed kontrol motor (Variable Speed Control) fan.
Motor dari jenis TEFC, IP 54, isolasi kelas F (outdoor type).
Fan lengkap dengan counter flens untuk peyambungan ke ducting.
Dilengkapi dengan accessories bell mouth (inlet cone) bila inlet suction
tidak disambungkan ke duct (seperti ditunjukkan dalam gambar atau
data sheet).
Sediakan pintu akses untuk semua fan scroll diameter lebih 900 mm.
Pintu dari tipe tipe quick opening.

3. Propeller Fan (wall atau ceiling fan)

Fan dari type propeller untuk dinding maupun ceiling, kecuali bila
dinyatakan ceiling fan dari type centrifugal seperti ditunjukkan dalam
gambar atau data sheet.

Untuk fan dinding yang berhubungan dengan luar lengkap dengan


automatic shutter dari jenis alluminium (bila ditunjukkan dalam gambar
rencana atau data sheet).

Untuk fan dinding dengan kapasitas besar dan static pressure tinggi
(high pressure fan), rangka fan dari baja yang dicat anti karat dengan
impeller dari alluminium die-cast.

Untuk Fan Ceiling harus dilengkapi dengan Automatik Damper (standard


pabrik) yang akan membuka bila Fan beroperasi dan menutup bila Fan
dimatikan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 132


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(5). AIR COOLED SPLIT SYSTEM

1). Lingkup Pekerjaan

Pemasangan dan pengadaan Split Unit Air Cooled yang terdiri atas Indoor Unit dan
Outdoor Unit berikut pemipaan refrigerant dari kedua unit tersebut. Kapasitas masing-
masing unit sebagai tertera dalam skedul peralatan pada lembar gambar rencana.

2). U m u m

Spesifikasi teknik yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang harus
dipenuhi. Sedang ketentuan spesifik dari kemampuan unit (performance) dapat
dilihat pada lembar gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

3). Spesifikasi Teknis

1. Kapasitas unit berdasarkan kepada :

Udara pendingin kondensor 35 C


Temperatur ruang 24 C 2 : Relative Humidity 55% 10% RH

2. Outdoor Unit.

Kompressor dari jenis Centrifugal dengan refrigerant R-134A. Masing-


masing kompressor dilengkapi dengan "Spring Vibrator Isolators",
crankcase, automatic reversible oil pump, crankcase, automatic heater
untuk pengaturan kelarutan minyak selama shutt down.
Casing dari outdoor unit harus waterproof, galvanized steel yang
difinish memakai baked enamel.
Semua pipa suction hendaknya diisolasi dengan "Close Fitting Celcular
Insulation" masing-masing unit dilengkapi dengan factory wired panel
control pengaman terhadap overload, pembatas arus.
Control Pengaman terdiri atas low pressure switch, high pressure
switch, oil pressure safety switch, compressor motor protector, heater
control relay.
Fan dari condensing unit adalah propeller dengan hubungan langsung
dan dilengkapi dengan pelindung pengaman.

3. Indoor Unit.
Blower dari indoor fan dari type tangential berjumlah 1 unit dengan
digerakkan oleh motor 4 pole (1450 RPM).
Refrigerant (Liquid) line mempunyai combination moisture indicator dan
sight glass, refrigerant filter drier, liquid line solenoid valve.
Casing dari indoor diletakkan di dinding untuk type wall mounted atau
diceiling untuk ducted type, cassette type, ceiling mounted.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 133


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Peralatan Pengaturan.
Suatu Room thermostat yang dilengkapi dengan switch Off, Fan Speed,
Cool dan room temperatur setting akan memfungsikan unit beroperasi.

(6). AIR COOLED VRV SYSTEM (VARIABLE REFRIGERANT VOLUME)


A. SPESIFIKASI TEKNIS UMUM

1.1 Persyaratan Umum


Semua persyaratan umum maupun suplemen yang ada merupakan juga bagian daripada
persyaratan system intalasi tata udara ini, sejauh yang berlaku dan berhubungan bagi
perkerjaannya.

Apabila ada beberapa hal dari persyaratan umum yang dituliskan kembali dalam spesifikasi
ini, berarti hanya permintaan khusus dan ini juga tidaklah berarti menghilangkan hal-hal
lainnya dari persyaratan umum dan suplemen yang ada. Hanya apabila ada yang dinyatakan
lain tersendiri di dalam spesifikasi ini, maka hal-hal persyaratan umum maupun suplemen
tidak berlaku lagi untuk sistem instalasi ini.

1.2 Persyaratan Pelaksanaan


1.2.1 Instalasi yang dinyatakan dalam spesifikasi ini harus dilaksanakan sesuai dengan undang-
undang dan peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia serta tidak bertentangan dengan
ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja.

1.2.2 Semua syarat-syarat penerimaan bahan-bahan, peralatan, cara-cara pemasangan, kualitas


perkerjaan dan lain-lain untuk system instalasi ini harus sesuai dengan standart
Internasional maupun Nasional seperti ARI, ASHRAE, SMACNA, ASTM, NFPA, AMCA,
ASME dengan senantiasa mengutamakan peraturan / standart / Persyaratan Nasional

1.2.3 Semua peralatan dan mesin yang dipasang untuk sistem ini, selain dari persyaratan-
persyaratan tersebut di atas, juga tidak boleh menyimpang dari persyaratan yang
dikeluarkan oleh pabrik pembuatnya.

1.2.4 Kondisi Perancangan


a. Kondisi Udara Luar
- Temperatur 35 C
-Relative Humidity 78 C
b. Kondisi dalam ruangan ( semua ruangan yang dikondisikan)
-Temperatur 25C +/- 1C
-Relative Humidity 55% +/- 5% RH
c. Noise Criteria
-Office 40 45 NC
-Koridor, Area Publik 40 45 NC

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 134


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1.3 Masa jaminan

1.3.1 Semua Pekerjaan instalasi harus dijamin akan bekerja dengan sempurna. Semua
pekerjaan yang masuk dalam lingkup pekerjaan ini harus diberi masa jaminan
selama 1 (satu) tahun setelah masa penyerahan pekerjaan tersebut.

1.3.2 Garansi compressor AC VRV/F adalah 36 bulan terhitung dari tanggal start up dan
komisioning.

1.3.3 Garansi spare parts AC VRV/F adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up dan
komisioning

1.3.4 Garansi kompresor AC NON VRV/F adalah 36 bulan terhitung dari tanggal start up
dan komisioning khusus untuk kapasitas 0.5 5 PK.

1.3.5 Garansi kompresor AC NON VRV/F adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up
dan komisioning khusus untuk kapasitas diatas 5 PK.

1.3.5 Garansi spare parts AC NON VRV/F adalah 12 bulan terhitung dari tanggal start up
dan komisioning.

B. LINGKUP PERKERJAAN

Secara umum Sub paket Pekerjaan sistem Tata Udara Dan Ventilasi Mekanis ini meliputi
pengadaan, pemasangan, testing, adjusting, dan pemeliharaan dari pekerjaan-pekerjaan tersebut
di bawah ini.

2.1 Pengadaan dan pemasangan VRV/Faircooled system dengan menggunakan inverter DC yang
terdiri dari 1 Outdoor dan beberapa indoor unit lengkap dengan control panel lengkap
dengan electronic expansion valve di indoor dan outddor unit dan peralatan standart pabrik
lainnya.

2.2 Pengadaan dan pemasangan unit-unit indoor unit lengkap dengan filter sementara, filter
permanen, fan, cooling coil, casing box drain pain, hanger lengkap, bolt spring mounting dan
perlengkapan standar pabrik.

2.3 Pengadaan dan pemasangan system pemipaan refrigerant lengkap dengan isolasi, lengkap
peralatan pemipaan dan penggantung pipa.

2.4 Pengadaan dan pemasangan unit-unit AC split, dengan kapasitas, jumlah dan tipe indoor unit
sesuai dengan schedule peralatan lengkap dengan control panel dan peralatan standar pabrik

2.5 Pengadaan dan pemasangan system cerobong udara berikut isolasi luar dan dalam, damper-
damper, diffuser/grille, penggantung serta kelengkapan lainnya.

2.6 Pengadaan dan pemasangan Fresh intake Air Fan, toilet exhaust dan unit-unit fan, berikut
system ductingnya dan kelengakapan lainnya dengan kapasitas, tipe dan jumlah sesuai
dengan skedul peralatan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 135


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. INFORMASI SISTEM

3.1 Umum

Unit AC harus menggunakan tipe VRV/F aircooled. Menggunakan inverter DC. Terdiri dari
1 Outdoor dan multiple indoor, dimana setiap indoornya mempunyai kemampuan
mendinginkan ruangan dan bisa dikontrol setting temperature dan fan speednya secara
independent dengan menggunakan remote control tipe kabel maupun central controller,
terkoneksi dalam 1 refrigerant sirkuit. Seluruh Outdoor, indoor, remote control, refnet
joint, central controller harus merupakan merek yang sama dengan merek AC yang
digunakan. Refrigerant yang digunakan ramah lingkungan atau tipe R410A.

Kompresor

Kompresor haruslah merupakan tipe Scroll (Fully Hermetic, R410A) yang mempunyai
efisiensi tinggi dan dilengkapai dengan control inverter yang dapat merubah kecepatan
putaran kompresor menyesuaikan dengan beban pendinginan yang dibutuhkan. Magnet
tipe Neodymium harus terpasang di dalam rotor kompresor, Magnet Ferrite tidak
diperbolehkan.

Heat Exchanger

Heat Exchanger harus terbuat dari tube tembaga yang dipasangkan secara mekanik ke
aluminium blue fin, di mana blue fin ini haruslah dilapisi dengan lapisan anti karat setebal
0.2 0.3 micron.

Fan Motor

Motor Fan di Outdoor unit harus memiliki kecepatan bertingkat yang dikendalikan dengan
inverter DC dan mempunyai kemampuan untuk menurunkan noise level jika beroperasi di
malam hari baik secara otomatis maupun manual. Eksternal Static Pressure untuk
Outdoor harus mencapai pada 78.4 Pa.

Perlengakapan Keselamatan

Peralatan Keselamatan berikut ini harus sudah termasuk di dalam outdoor unit : High
pressure switch, Control circuit fuses, crank case heaters, fusible plug, thermal protectors
for compressor and fan motors,over current protection untuk inverter dan anti-recycling
timers, sub cooling.

Oil recovery mode harus beroperasi secara otomatis setiap 6 jam opersi untuk
memastikan kembalinya oil ke compressor.

3.2 Sistem Kontrol

Unit AC ini harus bisa dikendalikan dari 2 kontrol yakni remote control tipe kabel dan
sentral kontroler

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 136


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Sentral kontroler harus rakitan dari pabrik yang sama dengan merek AC yang disupply dan
merupakan tipe touch screen atau tipe yang menggunakan computer. Panjang kabel yang
bisa control yang menghubungkan indoor AC dan outdoor AC sampai ke sentral controller
bisa mencapai 1000 meter tanpa amplifier signal sehingga memudahkan untuk peletakan
sentral controller ini diruangan kontol yang diinginkan sentral controller harus mampu
menampilkan:

Icon dari setiap indoor


Suhu di dalam ruangan setiap indoor
Mengendalikan operasi indoor
Schedule operasi untuk 1 tahun
Setting suhu, fan, dll untuk setiap indoor
Error yang terjadi setiap indoor
Untuk memenuhi fungsi kontrolnya, setiap indoor harus dihubungkan dengan indoor lain
secara looping menuju outdoornya yang kemudian menuju sentral controller dengan
menggunakan 2 kabel ukuran minimal ketebalan 1.25 mm

Kontrol sistem unit AC harus dilengkapi dengan Automatic address setting function dari
pabriknya.

4. SPESIFIKASI PERALATAN UTAMA

A. Indoor Unit

Indoor Unit harus merupakan type ducting dengan design suhu pada 24 CDB dengan suhu
ambient 35 CDB.
Komponen dasar dari indoor unit terdiri dari kipas, motor kipas, evaporator dan
propotional elektronik expansion valve.
Kipas haruslah tipe centrifugal direct drive yang beroperasi dengan tegangan 220-240
volt, 1 phase dan 50 Hz, dan memberikan static pressure minimal 10 140 Pa (duct type).
Dapat dilakukan pengaturan static pressure melalui remote control unit (Jika diperlukan)
pada saat testing dan komisioning. Sehingga static pressure dapat di naikan atau di
turunkan sesuai kebutuhan lapangan.
Indoor unit harus dilengkapi dengan drain pumpdari pabriknya. Dan mampu lift up 700 -
750 mm (tipe duct).
Indoor unit harus dilengkapi dengan electronic expansion valve untuk mengontrol aliran
refrigerant sesuai dengan kapasitas beban ruangan.
Indoor unit dilengkapi dengan fungsi automatic addressing baik untuk penggunaan
individual maupun group.
Indoor unit harus dilengkapi dengan 3 sensor (refrigerant inlet, outlet dan off coil) dimana
setiap 20 detik memberikan informasi kepada sensor outdoor.
Temperatur control dapat mengontrol sampai dengan 16 indoor unit ( 1 Group )
Setiap Indoor sudah dilengkapi dengan Drain Pan yang dapat di akses mudah untuk
perawatan. Dan sudah di lengkapi dengan perlakuan anti bacterial Silver ion untuk
mencegah pertumbuhan lendir, jamur, dan bacteria yang menyebabkan halangan dan
bau.
Noise level pada 29 49 dBA diukur pada jarak 1.5 meter.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 137


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
B. Outdoor unit

Semua Outdoor harus dipasang di atas atap atau di samping bangunan dan terhubung
ke indoor yang ada di dalam gedung, dimana 1 unit outdoor akan terkoneksi ke seluruh
indoor maximum di lantai 4 yang berurutan atau jarak indoor teratas dan terbawah
maximum 15 meter.
Panjang pipa refrigerant antara outdoor ke indoor harus mampu mencapai 165 meter
dengan beda ketinggian 90 meter tanpa oil trap.
Outdoor dan indoor unit harus dirakit secara utuh di pabrik dan ditest di pabrik sebelum
dikirim, Outdoor unit harus sudah terisi refrigerant R410A.
Pemasangan unit outdoor dan indoor harus sesuai dengan rekomendasi dari pabrik.
Outdoor unit haruslah weatherproof yang dibuat dengan panel anti karat dan dicat
dengan baked enamel.
Outdoor unit harus memiliki 1 unit Scroll Compressors tipe inverter.
Outdoor unit yang memiliki 2 unit Scroll Compressor atau lebih harus tetap beroperasi
walaupun salah satu Compressor rusak.
Noise level outdoor unit tidak boleh melebihi 68 db (A) pada saat beroperasi, di mana ini
diukur secara horizontal dengan jarak 1 meter dan pada ketinggian 1.5 meter dari atas
pondasinya.
Outdoor COP minimal pada 3.00 pada kondisi 27 EDB / 19 EWB dan ambient temperatur
35 C.
Setiap Outdoor unit harus sudah dilengkapi dengan Service Valve.
Koneksi pipa setiap outdoor di sediakan oleh pembuat barang termasuk cabang (Refnet)
dari outdoor ke indoor.
PCB outdoor sudah dilengkapi dengan Ferrit Core (Noise reducer).
Combinasi Indoor dan Outdoor / Index Ratio Indoor ke Outdoor maksimal 130%.

C. FILTER ATAU SARINGAN UDARA


1). Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan Filter/saringan udara
yang masuk/inlet ke Fan Coil Unit (Indoor Unit) dan Fress air Duct seperti yang
ditunjukkan dalam spesifikasi teknik ini.

2). U m u m
Spesifikasi teknis yang diuraikan berikut ini adalah sebagai kebutuhan dasar yang
harus dipenuhi.

3). Spesifikasi Teknis


1. Filter

Type disposable atau washable, fire resistance, media dari metalic dengan
ketebalan 2. Filter Frame terbuat dan galvanised steel berpenampang U.
Effisiensi pre filter 30-35% berdasarkan standard ASHRAE 52-76
Atmosphere dust sport, everage arrestance 70%, pada keadaan low
velocity medium ficture dan efficiency 70%.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 138


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Filter yang akan dipasang harus dapat dibuktikan dari brosure merk filter
tersebut terhadap type dan effesiensinya.

2. Bag Filter
Bag Filter dipergunakan untuk AHU yang mempunyai kapasitas 1 m 3/s
sampai 2,5 m3/s yang melayani ruangan-ruangan yang berhubungan
dengan publik.
Filter ini berupa kantung-kantung yang berbentuk V, terbuat dari
fiberglass yang berbentuk paket kantung-kantung ini dipasang pada frame
yang terbuat dari galvanised stell dengan ketebalan 25 mm. Pemasangan
pada unit AHU harus kuat dan mudah dilepas ketika akan dibersihkan (bila
diperlukan).

3. Carbon Filter
Carbon filter dipergunakan untuk Fan yang melayani ruangan-ruangan
yang berasap dan berbau seperti asap rokok atau dapur.
Filter ini berbentuk Cartridge-cartridge silender yang berisi activated
carbon. Cartridge ini terbuat dari 2 buah silinder yang berbeda diameter,
terbuat dari galvanised stell dan berlubang-lubang kecil. Ruangan antara
dua silender tersebut diisi carbon yang telah dipadatkan dalam wadah
tahan getaran dan dapat menyerap asap. Lebar ruangan antara silinder
16mm, lalu Cartridge ini ditutup dengan lockring dan diikat dengan gasket
efesiensi filter 8095 % berdasarkan ASHRAE 52/76 Atmosphire dust
sport Resistage filter adalah 0,55 in WG (137 Pa).
Filter yang dipasang harus dibuktikan dari brosur merk filter tersebut
terhadap tipe dan efisiensinya (bila diperlukan).

(7). PEREDAM GETARAN

1). Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan butir ini adalah pengadaan dan pemasangan alat peredam
getaran (Vibration Isolation/Eliminator) untuk semua mesin yang bergetar
seperti, Split System Unit, Fan dan perlu juga untuk duct, pipa dll.

2). Spesifikasi Teknis

1. Alat peredam getaran (Vibration Isolator) ini harus dapat meredam


getaran mesin dengan effisiensi 90%.
2. Jenis peredam getaran yang dipilih harus sesuai dengan kebutuhan
mesin/unit yang akan diredam getarannya. Peredam getaran yang terpasang
haruslah sesuai dengan persyaratan/rekomendasi pabrik pembuat alat/mesin.
Peredam getaran dapat berupa Neoprene Pad, Neoprene Mounts, Spring
Isolators, Restrain Isolators, Pipe Hanger dll.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 139


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(8). SISTEM PENGATURAN KONTROL OTOMATIS
1). Lingkup pekerjaan

Pengadaan dan pemasangan peralatan sistem kontrol otomatis pada peralatan -


peralatan yang memerlukannya, baik seperti yang dituangkan pada gambar
rencana, maupun yang tidak dituangkan dalam gambar rencana, tapi merupakan
bagian peralatan kontrol yang harus dipasang untuk berfungsinya peralatan
tsb, atau sebagaimana diuraikan pada uraian sistem, sehingga sistem kontrol
dapat berfungsi sebagai mana dikehendaki.

2). Kontrol Sistem AC

Start, stop dan status dari masing-masing unit AC dan ventilasi harus dapat
diremote dari panel kontrol yang letaknya di setiap tipe unit Apartment.

(9). PEKERJAAN DUCTING

1). Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan untuk butir ini adalah pengadaan dan pemasangan (termasuk
pabrikasi) pekerjaan duct lengkap dengan isolasi/tanpa isolasi, damper, grilles, register,
berikut alat-alat bantu yang menunjang pekerjaan tersebut seperti ditunjukkan dalam
gambar rencana yang melengkapi dokumen ini.

2). U m u m

a. Jika tidak diterangkan secara khusus istilah ducting secara umum berarti
pekerjaan duct, fitting, damper, support dan lain-lain komponen/accessories
yang diperlukan untuk melengkapi instalasi ini.
b. Jalur-jalur ducting yang terlihat pada gambar rencana adalah gambar dasar
yang menunjukkan route dan ukuran ducting. Pemborong wajib
menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dengan jalur-jalur
instalasi lainnya berikut detail dan potongan-potongan yang diperlukan
setelah mendapatkan persetujuan dari Pemberi Tugas/Konsultan sebelum
dilaksanakan.

c. Ukuran seperti yang ditunjukkan pada gambar adalah ukuran bersih dan
penampang laluan udara. Jika diperlukan lining untuk ukuran duct tersebut,
berarti penampang harus diperbesar sesuai ketebalan lining.
d. Bahan ducting dari Baja Lapis Seng (BJLS).
e. Pemotongan bahan ducting dilakukan di luar proyek dan fabrikasinya dapat
dilakukan di area proyek.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 140


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3). Konstruksi Duct
1. Konstruksi duct adalah untuk low velocity (low pressure duct) dengan static
pressure didalam duct sampai 3 in WG (750 Pa) dengan kecepatan maksimum
1.800 - 2.500 fpm (9 12.5 m/s).
2. Konstruksi duct harus mengikuti standard SMACNA, kecuali kalau ditentukan
hal-hal yang harus dipenuhi diluar standard tersebut.
3. Semua sambungan melintang duct untuk ukuran diatas 600 mm harus
memakai sambungan flens dari besi siku dengan memakai rubber packing
tebal 2 mm.
4. Hubungan antara dimensi duct dengan pemakaian sheet metal bila tidak
ditunjukkan dalam gambar adalah sebagai berikut :
Diukur berdasarkan sisi terpanjang Galvanized sheet metal
sampai dengan 300 mm : BJLS 50
325 sampai 750 mm : BJLS 60
775 sampai 1.350 mm : BJLS 80
1.350 sampai 2.100 mm : BJLS 100
2.125 keatas : BJLS 120
5. Semua sambungan ducting dengan jarak maks 2.000 mm (sambungan flange,
slip joint, pitsburg lock seam, dan lain-lain) harus betul-betul rapat udara
dengan menggunakan sealant yang mencegah terjadinya kebocoran udara.
6. Percabangan (take off) harus memakai splitter damper yang dapat diatur
dan dikunci pada kedudukannya.
7. Reducer (transition), kemiringan duct dibuat tidak lebih dari 14.
8. Lubang pengetesan, pada main supply dan return duct harus dibuat lobang
pengetesan untuk mengukur temperatur, kelembaban serta static dan velocity
pressure. Setelah selesai ditutup kembali dengan plastik probe yang diisolasi.
9. Penguatan duct, semua duct yang berukuran lebih besar 500 mm
permukaannya harus dibuat cross broken (patah silang).
10. Penggantung duct, cara penggantungan duct harus sedemikian rupa
sehingga praktis tidak terjadi lendutan-lendutan, getaran-getaran dan
deformasi.
11. Persyaratan penggantungan harus mengikuti :
Uk. Terpanjang Duct Dia. Penggantung Trapeze besi siku Jarak
(mm) (mm) (mm) (m)
Sampai dengan 300 8 25 x 25 x 3 2
325 s/d 750 8 25 x 25 x 3 2
775 s/d 1.350 10 30 x 30 x 3 1,5
1375 s/d 2.100 15 40 x 40 x 5 1,5
2.125 keatas 20 40 x 40 x 5 1,5

Catatan : Penggantung ducting memakai Long Screw type.


12. Elbow, dibuat sesuai gambar spesifikasi atau gambar detail.
13. Semua elbow harus dari type full radius elbouw, jari-jari dalam (R t) sama
dengan lebar duct. Untuk keadaan dimana harus menggunakan short radius
elbow (RT lebih kecil dari lebar duct) harus memakai turning vanes.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 141


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
14. Turning vanes jumlah dan posisinya ditentukan dengan chart logaritma atas
dasar (RT)/(RH). Untuk elbow tegak lurus harus memakai guide vanes double
thickness, sesuai gambar detail. Untuk mengikat konstruksi penggantung ke
beton dipergunakan ramset/dynabolt.
15. Sambungan flexible.

Pemborong harus memasang sambungan flexible connection dari bahan


double sheet glass cloth (canvas) tebal 0,65 mm atau lebih, fire
resistance ke duct yang masuk/keluar dari fan atau AHU).

Panjang flexible connection tak lebih dari 20 cm, dan tidak menimbulkan
kebocoran pada sambungan.

Cara pemasangan harus dalam satu garis lurus sedemikian rupa,


sehingga tidak menyebabkan pengecilan luas penampang.

16. Alumunium Flexible Round Duct terdiri dari tipe 2 lapis aluminium laminate
incapsulating dengan steel spring helix dan wire spacing 2 mm jenis fire
resistance. Tekanan kerja max. 5 inch WG. Flexible duct ke peralatan
memakai klem khusus (quick klem) dari bahan plastic.
Setiap flexible duct yang nyambung ke main duct harus pakai spigot.

4). Ducting Tahan Api

1. Duct untuk pekerjaan yang berhubungan dengan control fire, smoke


(stairwell pressurization, smoke duct, ducting yang meliwati fire wall) harus
tahan terhadap api (fire rating) selama 2 jam.
2. Konstruksi duct dari material baja lapis seng (BJLS 140 - tebal 1.37 mm)
dengan sambungan las menerus untuk sambungan memanjang dan
sambungan melintang. Duct dilapisi dengan calcium silicate board density 500
kg/m3, tebal 15 mm, thermal resistance 0,24 m2 K/W dan Heat Transition
coefficient K 2,5 W m2/K.
3. Sambungan duct ke fan tidak dibenarkan memakai canvas flexible joint.
4. Disetiap lekukan Duct keatas harus dipasang penangkap minyak (khusus untuk
kitchen).

5). Fire Dampers/Smoke Damper


Fire damper dipasang sesuai seperti tergambar. Fire damper dari type
horizontal multi blade, dilengkapi fusible link bar dan fusible link frame dan blade
dari bahan 1,6 mm besi plat. Fuse harus mempunyai titik cair 70C. Blade
dikonstruksi demikian rupa sehingga dalam keadaan horisontal titik berat blade
akan secara automatis jatuh dan menutup bila fuse link putus. Frame dan
blade lengkap dengan angle stop, spring cacth, dan lain-lain. (gambar
konstruksi harus disetujui oleh perencana sebelum dibuat/dipasang).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 142


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
6). Grille, Register, Diffuser.
1. Diffuser, grille dan register harus terbuat dari bahan alumunium anodized
profile dan ex. lokal. Pemasangan diffuser/grille ke plafond harus memakai
rubber sponge tebal 6 mm.
2. Warna untuk diffuser, grille dan register di anodized dengan warna akan
ditentukan kemudian oleh Arsitek/Pemberi Tugas.
3. Supply register harus mempunyai vertical dan horisontal blade yang dapat
diatur defleksinya dan memakai volume damper (Opposite Blade Damper).
4. Grille sama seperti supply register dalam konstruksinya, tanpa memakai
volume damper.
5. Volume damper dari diffuser adalah galvanized iron sheet BJLS 80 type :
"Opposite blade damper". Finishing dicat hitam. Konstruksi harus cukup kaku
dan tidak bergetar karena aliran udara, serta dapat dikunci pada
kedudukan yang dikehendaki.
6. Tidak dibenarkan memakai baut pada permukaan dari diffuser/grille/
register.
7. T Bar Linier dan Return Grille dengan material adalah aluminium anodized
dengan warna yang akan ditentukan oleh arsitek / interior.
8. Dimensi dari T Bar Linier Supply & Return mengacu ke gambar Interior.
9. T Bar harus mempunyai pengarah aliran (deflector) yang baik dalam
konstruksinya sehingga fungsi deflector betul-betul membentuk pola aliran
yang memenuhi standartnya dan tidak berubah posisi karena aliran udara.
Bila T Bar diffuser adalah continous maka sambungan antara harus memakai
alignment strip.

7). Plenum Duct


1. Plenum Duct sesuai dengan dimensinya harus menggunakan material sesuai
dengan ketentuan yang tersebut terdahulu.
2. Seluruh sisi plenum harus diperkuat dengan besi siku 40 x 40 x 3 dan kalau perlu
memakai bracing pada sisi yang paling panjang.
3. Diberi isolasi fibre glass density 32 kg/m3 pada bagian luar plenum duct serta
dilapisi aluminium double sided dan density 48 kg/m3 pada bagian dalam yang
dilapisi glass cloth dan wire mesh.

(10). PEKERJAAN PEMIPAAN


1). Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pada butir ini adalah pengadaan dan pemasangan instalasi
pemipaan lengkap dengan fitting-fitting, alat-alat bantu, acessories dengan
isolasi atau tanpa isolasi sesuai seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana
yang melengkapi dokumen ini.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 143


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2). Umum
Seperti apa yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur pipa yang
tercantum adalah gambar dasar yang menunjukkan route dan ukuran pipa.
Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan
dengan jalur-jalur instalasi lainnya, berikut detail atau potongan-potongan yang
diperlukan dan mendapat persetujuan dari Pihak Pemberi Tugas dan MK sebelum
dilaksanakan.

3). Material
1. Pipa Condensate : Pipa PVC klas AW.
2. Pipa Refrigerant : Pipa Tembaga (Copper) ASTM B88 type L/M

a) Konstruksi Pemipaan Refrigerant & Drain untuk Split System.


1. Menyediakan dan memasang instalasi pemipaan untuk seluruh system AC,
(refrigerant dan drain/kondensasi) termasuk fitting-fitting dan alat-alat
bantu).
2. Hendaknya semua pipa refrigerant harus dikerjakan secara hati-hati dan
sebaik mungkin, sebelum dipasang semua bagian harus sudah bersih,
kering dan bebas dari debu dan kotoran dan hendaknya dipasang sependek
mungkin.
3. Kontraktor sudah harus memperhitungkan adanya perbedaan tinggi antara
Kondensing dan Evaporator terhadap adanya panjang pipa yang melebihi
dari standard.
4. Sambungan pipa jenis "hard drawn tubing harus disambung dengan
perantaraan wrought copper fitting atau non porbus brass fittings, dan
dianjurkan dipakai solder perak dengan meniupkan gas mulia seperti
nitrogen kering ke dalam pipa yang sedang disambung untuk
menghindarkan terbentuknya kerak oksida di dalam pipa.
5. Solder lunak "tintead 50-50" tidak boleh dipergunakan, solder tintead
95-5" dapat dipergunakan kecuali pada pipa discharge gas panas.
6. Pipa jenis "soft drawn tubing" dapat disambung dengan solder, nyala api
atau lainnya yang sesuai untuk pipa refrigerant. Pada pipa "precharged
refrigerant lines" yang disediakan oleh pabriknya maka harus dipasang
sesuai dengan persyaratan pabrik.
7. Pipa refrigerant harus disangga dan digantung dengan baik untuk mencegah
melentur dan meneruskan getaran mesin kepada bangunan.
8. Pipa refrigerant harus dipasang sesuai dengan persyaratan "Ashrae Guide
Book" dan atau persyaratan pabrik.
9. Fitting untuk flare points hendaknya jenis standard SAE forged brass
flare menurut ARI standard 720 dengan unit short shank flare.
10. Strainer hendaknya dipasang dalam jaringan refrigerant sebelum masuk ke
thermostatic expansion valve. Apabila ada perbedaan ketinggian antara
condensing unit dan evaporator, maka instalasi pipa refrigerant harus
dilengkapi dengan oil trap.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 144


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(11). PEKERJAAN ISOLASI
1). Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan untuk isolasi ini adalah pengadaan dan pemasangan isolasi
untuk pipa, ducting dan peralatan yang ditentukan, lengkap dengan material
lainnya yang menunjang bagi keperluan isolasi ini.

2). Material
1. Isolasi luar (ducting): Fibre glass tebal 25 mm, density 32 kg/m3, thermal
cond.0,032 w/m K. atau Polyethylene Sheet, density 35 kg/m thermal cond.
0,035 w/m K.
2. Isolasi dalam (ducting/plenum): Fibre glass,tebal 25 mm, density 48 kg/m 3
thermal cond. 0,032 w/m K. lengkap dengan glass colth dan wire mesh atau
Polyethylene Sheet.
3. Pipa condensate drain & Pipa Refrigerant : Polyethylene foam, density 35-40
kg/m3, thermal cond. 0,033 w/m K.
4. Isolasi peralatan & alat bantu pipa: Polyethylene team, density 35-40 kg/m3,
thermal cond. 0,033 w/m K.
5. Aluminium foil: Double sided reinforced fire retardant.
6. Adhesive tape: Adhesive aluminiumfoil, fire retardant.

3). Isolasi luar.


1. Ducting supply dan return yang berada dibawah atap/slab diisolasi dengan
ketebalan 50 mm.
2. Ducting supply dan return yang tidak berada dibawah atap/slab diisolasi dengan
ketebalan 25 mm.
3. Ducting yang aliran udaranya bersuhu sama dengan udara sekitarnya tidak perlu
diisolasi.
4. Ducting yang berhubungan dengan udara luar diisolasi dengan ketebalan 50 mm.
Untuk ducting yang kena sinar matahari langsung harus pakai jacketing lagi dari
bahan baja lapis seng/aluminium tebal 0,8 mm.
5. Cara melekatkan isolasi dengan memakai adhesive klip dan tidak dibenarkan
memakai tali plastik. (lihat gmb. detail).
6. Sambungan antara dengan overlap 75 mm.
7. Selanjutnya dibalut dengan aluminium foil dengan sambungan antara overlap 75
mm.
8. Semua sambungan aluminium foil menggunakan aluminium foil adhesive tape,
sehingga betul-betul kedap udara.

4). Isolasi Dalam (Duct dan Plenum).


1. Isolasi dalam untuk duct dan plenum baik supply maupun return adalah
dimaksudkan untuk menurunkan noise level yang ditimbulkan oleh
peralatan, duct, fitting, dan lain sebagainya. sehingga tercapai NC ruang
yang dikehendaki.
2. Ukuran ducting dan plenum yang ditunjukan dalam gambar adalah ukuran
lobang laluan udara setelah diisolasi dalam.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 145


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Isolasi dalam dari ducting adalah fibre glass tebal 15 mm seperti yang
ditunjukkan dalam gambar dan dari jenis yang khusus untuk isolasi dalam
dimana salah satu sisi dilapis dengan black neoprane compound atau
dilapisi dengan glass cloth fire resistant dan wire mesh.
4. Isolasi dalam dari plenum sama seperti dengan isolasi dalam dari ducting,
dengan kekecualian tebal isolasi 50 mm untuk plenum supply dan 25 mm
untuk plenum return.

5). Isolasi Pipa.


1. Pipa yang diisolasi adalah pipa refrigerant ac split dan pipa condensat.
2. Ketebalan isolasi pipa refrigerant adalah :
diameter s/d 32 mm : tebal 20 mm
3. Ketebalan isolasi pipa condensat :
diameter s/d 25 mm : tebal 9 mm
diameter 25 s/d 100 mm : tebal 13 mm
4. Untuk pipa yang berhubungan dengan udara terbuka dan terkena hujan,
isolasi memakai Jacketing bahan alumunium tebal 0,5 mm.
5. Pipa yang diisolasi yang dilapisi/ditutup dengan aluminium cladding.

6). Perlindungan Isolasi Terhadap Kerusakan.


1. Untuk pipa dan alat bantu pipa (accessories) yang diisolasi dan berada di
Ruang terbuka yang terkena hujan harus memakai pelindung metal jacketing
dari bahan alluminium tebal 0,5 mm, dengan sistem sambungan yang
sedemikian rupa sehingga air hujan tidak bisa merembes kedalam.

2. Untuk alat bantu pipa cara pelaksanaan pelindungan dengan metal jacketing
sedemikian rupa sehingga mudah dilepas/dibuka tanpa merusak
pelindungnya, bila ada perbaikan.

(12). PEKERJAAN LISTRIK/KONTROL

1). Lingkup Pekerjaan.


Lingkup pekerjaan untuk elektrikal/kontrol ini adalah pengadaan dan pemasangan
seluruh instalasi listrik (termasuk motor listrik) pengkabelan, panel-panel dan
instrumentasi kontrol seperti yang ditunjukkan pada gambar-gambar
rencana/diagram yang melengkapi dokumen ini.

2). Umum
Seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana, jalur-jalur kabel dan
perletakan panel dan motor seperti yang tercantum adalah gambar dasar
yang menunjukkan route, lokasi panel dan perletakan instrument kontrol.

Pemborong wajib menyesuaikan dengan keadaan setempat (shop drawing) dan


dengan jalur-jalur instalasi lainnya berikut detail-detail yang diperlukan untuk
mendapatkan persetujuan pihak Pemberi Tugas.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 146


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3). Spesifikasi Teknis
1. Peralatan Listrik
Motor Listrik
a) Motor untuk FCU (Indoor Unit) :
-Jenis induction motor, (motor satu permanent split capacitor
packaged
dengan thermal overload FCU) protector.
- 1 ph/220 V/50 Hz
- 3 tingkat kecepatan
- Insulation class E
b) Motor Fan : - Sama dengan FCU untuk motor yang bukan menjadi
satu packet dengan fan.
- Motor yang menjadi satu dengan fan, jumlah phasa
tergantung kapasitas fan.

Semua motor listrik yang digunakan mempunyai power faktor minimum


0,85 Putaran motor maximum 1450 rpm (untuk motor-motor tersebut
diatas).

Motor-motor yang digunakan disini harus sudah memenuhi standard


NEMA (Amerika), B.S (Inggris), DIN (Jerman), dan JIS (Jepang).

Panel
a) Semua komponen-komponen yang dipergunakan untuk panel
tenaga dan panel-panel kontrol harus dari merek yang sama yang
digunakan pada instalasi listrik.

b) Panel-panel tenaga harus dibuat dari plat besi setebal 2 mm,


dilengkapi dengan kunci Yale atau setaraf. Pengecatan dengan cat
dasar dan duco minimum 2 kali. Warna finishing ditentukan
kemudian.

c) Panel-panel yang bukan berasal langsung dari produk peralatan


tertentu yaitu panel-panel yang dirakit disini haruslah berasal
dari pembuat panel khusus, untuk merk komponen yang dipakai.

d) Tiap-tiap panel dan unit mesin harus digrounded. Tahanan


pentanahan harus lebih kecil dari 3 ohm, diukur setelah minimal
tidak hujan 3 (tiga) hari.

e) Semua panel listrik peralatan harus dilengkapi Auxillary Relay untuk


Fire Alarm Kontrol.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 147


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Panel Starter
a) Star Delta Starter : Bila motor kapasitas 7,5 HP keatas.
b) Direct on Line : Bila motor kapasitas dibawah 7,5 HP.
c) Panel starter harus dilengkapi dengan pilot lamp (red, yellow,
green) voltmeter serta ampermeter dengan selector switch untuk
3 phase, selector switch auto/manual plat nama untuk peralatan
yang dilayani serta push button ON, OFF dan disconneting
switch bila memakai remote star/stop.

2. Duct Pressure Differential Controller (Udara)


- Fungsi Control : PI
- Pressure range : 0 - 75 mm WG
- Power supply : 24 V DC
- Output : 4 - 20 mA DC
- Accuracy : 0,5 % FS

3. Flow Meter (Mechanical impeller sensor type)


Micro processor control monitor,
- Display flowrate/
total highly accurate : 1,5/FS,
- Temp. : sampai 200 F,
- Tekanan : 400 psi,
- Flow range : 1 - 30 fps,
- Linearity/repeability : 1%, stainless steel sensor.

4. Wiring
Wiring untuk instalasi listrik dan control harus dipasang dalam conduit
high impact.
Wiring diagram hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan peralatan
AC yang bersangkutan.
Kabel yang dipasang didalam tanah, jenis NYFGbY harus dipasang
sekurang-kurangnya sedalam 75 cm dengan pasir sebagai alas dan
pelindung, kemudian dilindungi dengan batu pelindung sebelum
diurug kembali.
Pada route kabel, tiap-tiap 50 m dan setiap belokan supaya diberi
tanda adanya galian kabel dan tanda arah kabel.
Untuk kabel yang menyeberangi selokan, jalan raya atau instalasi
lainnya, harus dilindungi dengan pipa galvanis kelas medium.
Ditiap tarikan kabel tidak boleh ada sambungan.
Jari-jari pembelokan kabel, hendaknya minimum 15 kali diameter kabel.
Menghubungkan kabel pada terminal harus menggunakan "kabel
schoen". Kabel 25 mm keatas pemasangan "kabel schoen" harus
menggunakan timah pateri lalu dipres hydraulis.
Ukuran-ukuran lebih kecil cukup dengan tang press tangan.
Setiap kabel yang menuju terminal peralatan harus dilindungi memakai
metal flexible conduit.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 148


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Instalasi harus di megger terlebih dahulu sebelum sistem beroperasi.
Kabel yang dipasang pada dinding luar harus memakai PVC conduit
high impact dan diklem rapi ke dinding memakai klem pipa.
Kabel-kabel yang digantung pada plat beton harus memakai klem
penggantung dan wire rod yang diramset ke beton dan memakai PVC
conduit high impact.
Semua panel star delta dilengkapi dengan :
a) Pilot lamp : red, yellow, green ( R-S-T)
b) Ampere meter : untuk 3 ph dengan selector phase switch
c) Voltmeter : untuk 3 ph dengan selector phase
switch
d) Disconnecting switch untuk remote star stop.

Centralized Remote Star Stop untuk peralatan-peralatan yang


ditunjukkan pada panel diagram ditempatkan diruang control.
Panel remote harus dilengkapi untuk masing-masing Peralatan
dengan pilot lamp (red, yellow, green) dan plat nama masing-masing
peralatan dll. sesuai dengan detail drawing.

(13). PEKERJAAN LAIN-LAIN

1). Pondasi

1. Semua pondasi beton yang diperlukan untuk condensing unit, kipas angin (Fan),
panel-panel listrik tidak termasuk dalam pekerjaan pemborong AC.
2. Pemborong AC harus menyerahkan gambar layout beserta ukuran pondasi
untuk masing-masing peralatan sebelum dilaksanakan oleh pihak lain kepada
Pemberi Tugas dan MK untuk diperiksa dan disetujui.
3. Pondasi peralatan-peralatan lainnya harus mengikuti petunjuk-petunjuk/ pedoman
pabrik pembuat peralatan-peralatan tersebut.
4. Termasuk pekerjaan pemborong AC untuk menyediakan inertia concrete block
(seperti ditunjukkan dalam gambar rencana) untuk dipasang dibawah peralatan
tsb.
5. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration
eliminators) untuk melindungi, bangunan dari suara berisik dan getaran yang
ditimbulkan oleh mesin-mesin.
6. Pemborong AC harus menyediakan dan memasang (sesuai dengan gambar
rencana, atau gambar kerja yang disetujui) semua dudukan (support) atau
penggantung (hanger) untuk mesin-mesin, alat-alat, pipa kabel dan duct yang
diperlukan.
7. Untuk menyesuaikan dengan kondisi-kondisi setempat, dudukan-dudukan atau
penggantung-penggantung tersebut harus dibuat dari konstruksi pipa, profil,
batang (rod) atau strip sesuai dengan gambar rencana atau kerja yang disetujui.
Semua dudukan harus mempunyai pelat-pelat (flanges) yang cukup dan dibuat
pada lantai.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 149


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
8. Semua penggantung harus dipasang pada balok atau pada rangka baja dan harus
berkonsultasi dengan Pemberi Tugas dan Pemborong Sipil.
9. Pembebanan pada balok atau pelat struktur yang ditimbulkan oleh dudukan-
dudukan atau penggantung-penggantung tersebut hendaknya dijaga agar dapat
terbagi cukup merata sehingga tidak menimbulkan tegangan-tegangan yang tidak
wajar.
10. Pemborong AC harus menjamin bahwa instalasi yang dipasangnya tidak akan
menyebabkan penerusan suara dan getaran (vibration & noise transmission)
kedalam ruangan-ruangan yang dihuni.
11. Dalam hal ini dilakukan oleh ahli atau tenaga ahli yang ditunjuk.
12. Pemborong harus bertanggung jawab atas modifikasi-modifikasi yang perlu
untuk memenuhi syarat tersebut.

2). Pengecatan

1. Untuk penggantung/penyangga setelah dicat dasar (zinchromat) harus dicat


dengan cat finish (warna ditentukan oleh MK).
2. Semua equipment, disebabkan gangguan cuaca atau gangguan setempat atau karat
yang merusak sebagian atau seluruh cat aslinya, harus dicat lagi dengan warna
yang sesuai secara keseluruhan atau warna yang diminta pihak Pemberi Tugas.

3). Test Diffuser (T Bar Linear Diffuser)

Seluruh unit T Bar Linear diffuser dan Return yang akan dipasang harus melalui
Test dan dinyatakan lulus oleh Lab Teknik kondisi lingkungan.
Departement Fisika Teknik ITB Bandung.

Test tersebut mencakup :


Aliran udara (CFM)
Static Pressure (Inch H2O)
Noise (dB)

Untuk dimensi dari T Bar Linear Diffuser dan Return harus mengacu ke gambar
Interior dan untuk Aliran Udara (CFM) mengacu ke gambar instalasi AC.
Aliran udara yang mengalir melalui T Bar Linear Diffuser tidak boleh kurang dari
yang tercantum di gambar denah instalasi AC sementara untuk Static Pressure,
toleransi yang diberikan lebih kurang 5% dari yang tercantum di tabel lampiran.

(14). TESTING ADJUSTING DAN BALANCING


1). Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini adalah pelaksanaan testing, adjusting dan balancing untuk
seluruh sistem tata udara dan ventilasi mekanis sehingga didapatkan besaran-
besaran pengukuran yang sesuai seperti yang terlihat dalam gambar-gambar
rencana sehingga sistem betul-betul dapat berfungsi dengan baik dan sesuai
dengan rencana.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 150


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
2). Umum
Pelaksanaan TAB (testing adjusting dan balancing) secara mendasar maksimal
harus mengikuti standard/atau petunjuk yang berlaku secara umum seperti
standard ASHRAE dan SMACNA dengan menggunakan peralatan-peralatan ukur
yang memenuhi untuk pelaksanaan TAB tersebut.

3). Peralatan Ukur.


Minimal peralatan ukur seperti dibawah ini harus dimiliki oleh kontraktor yang
bersangkutan antara lain :

1. Pengukuran laju aliran udara


Pitot tube dengan inclined manometer atau Anemometer dan sejenisnya.
Hood untuk mengukur udara didiffuser.

2. Pengukuran temperatur udara/air


Sling psychrometric/Digital Psychrometric
Thermometer

3. Pengukuran putaran (rpm)


Tachometer atau sejenisnya

4. Pengukuran listrik
Voltmeter
Ampermeter/ampertang
Insulation test/meneger test
Megger Test

5. Pengukuran tekanan-Barometer/pressure gauge

6. Pengukuran laju aliran air (portable field flow meter)

7. Tool (alat-alat kerja) yang diperlukan dalam merubah setting/kedudukan


dari peralatan balancing.

4). Pelaksanaan TAB


1. Sacara detail TAB harus dilaksanakan terhadap seluruh sistim dan bagian-
bagiannya, sehingga didapatkan besaran-besaran pengukuran yang sesuai
atau mendekati besaran besaran yang ditentukan dalam rencana.
2. Dalam pelaksanaan TAB, disamping pengukuran yang dilakukan terhadap
besaran-besaran yang ditentukan dalam design, juga diwajibkan
melaksanakan pengukuran terhadap besaran-besaran yang tidak tercantum
dalam gambar rencana, tapi besaran ini sangat diperlukan dalam penentuan
kondisi dan kemampuan peralatan dan juga sebagai data data yang
diperlukan bagi pihak maintenance dan operation.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 151


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Semua pelaksanaan TAB maupun pengukuran-pengukuran terhadap besaran-
besaran lainnya yang tidak tercantum dalam gambar rencana harus
dituangkan dalam suatu laporan yang bentuknya (formnya) sudah disetujui
oleh pengawas.
4. Pelaksanaan TAB dilakukan oleh tenaga engineer yang betul-betul sudah
berpengalaman dalam pelaksanaan TAB ini.
5. Dalam pelaksanaan TAB, harus selalu didampingi oleh tenaga pengawas,
dimana hasil-hasil pengukuran dan pengamatan yang dilakukan juga
disaksikan oleh pengawas tsb dan dalam laporannya ikut menanda tangani.
6. Sebelum melaksanakan TAB, Kontrator harus membuat suatu rencana kerja,
mengenai prosedure pelaksanaan TAB untuk masing-masing bagian pekerjaan,
dan prosedure ini agar dibicarakan dengan pihak Pemberi Tugas untuk
mendapatkan persetujuannya.
7. Sebelum melaksanakan TAB, Kontraktor sudah harus menyiapkan suatu
bentuk formulir yang berisi item-item yang akan dilakukan untuk masing-
masing system yang akan dilakukan pengetesan.

5). Balancing System Distribusi Udara.


Prosedure Testing and Adjusting :
Test dan sesuaikan putaran blower sesuai kebutuhan design.
Test dan catat motor full load amper.
Lakukan pengukuran dengan pitot tube (tube traverse) untuk mendapatkan
cfm dan fan sesuai design.
Test dan catat static pressure pada inlet dan outlet dari fan.
Test dan sesuaikan cfm untuk sirkulasi udara.
Test dan sesuaikan kebutuhan udara luar untuk masing-masing FCU/FAN.
Test dan catat temp. dB dan Wb dari udara masuk dan keluar dari coil.
Sesuaikan cfm yang dibutuhkan pada semua cabang-cabang utama.
Sesuaikan kebutuhan cfm untuk masing-masing zone.
Test dan sesuaikan masing-masing diffuser/grille terhadap kapasitas dalam
batas % yang dibolehkan.
Identifikasi ukuran, type, masing-masing diffuser dan lakukan recheck
terhadap performance dari jenis diffuser.

(15). PRODUK

1. Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi pemborong dimung-kinkan


untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis dari pihak
Pemberi Tugas.

2. Produk bahan dan peralatan yang direkomendasikan adalah sebagai berikut :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 152


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
NO. URAIAN PRODUK

1 AC SISTEM Daikin, Panasonic, Mitsubishi


2 F a n (standard Amca) Kruger, Panasonic, Fantech, KDK
3 Seng Lokfoam, Sarana Prima, Fumira
4 Komponen Panel dan ABB, MG,GE, Hager.
Pabrik Pembuat Guna Era, Sier, Eltra
5 Pipa Tembaga Crane, Kembla, Wolfrin. Inaba-Denko
6 Pipa PVC Pralon, Rucika, Wafin, Vinilon
7 Lem PVC
Merk/Pabrik Pembuat Asoka, ex Rucika, ex Pralon, Wafin
8 Kabel Listrik Kabelindo, Kabel Metal, Supreme, Tranka.
9 Grille Prima Wangi, Comfort Aire Asli, TAC
10 Diffuser Prima Wangi, Comfort Aire Asli, TAC
11 Aluminium Foil Thermofoil 731, Insfoil, Polyfoil
12 Flexible Duct DEC Insulated, Insflex, Asli
13 Kontrol Belimo, Johnson, Simens, Honeywell
14 Flow Indicator Danfoss, Heneywell, Siemens
15 Peredam Getaran Kinetek, Mason, Embelton, Tozen ex Mekatama.
16 Fire Stopping Promat, Hilti, Fuji, Phyropanel
17 Glasswool AB Wool, Parawool, ACI

NO URAIAN PRODUK

18 Motorized Damper Barcol Air, Belimo, Danfoss, Honyewell


19 Contactor Telemecanique, MG
20 Fire Damper Belimo, Greenheck, Price
21 Isolasi Pipa Refrigrant Armaflex,Thermaflex, Inaba-Denko.
22 Isolasi Pipa Drain Armaflex,Thermaflex, Maxflex.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 153


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 8
PEKERJAAN ELEVATOR/LIFT

(1). PERATURAN PEMASANGAN

Pemasangan instalasi ini pada dasarnya harus memenuhi peraturan-peraturan sebagai


berikut :

1. BRITISH STANDARD
2. ANSI Code A.17.1
3. Pedoman Pengawasan Instalasi Lift No. th.1978
4. Keputusan Gubernur Kepala Daerah DKI Jakarta No.1173 th 1978.
5. Peraturan Daerah DKI No.3 th.1975.
6. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No.378/KPTS/1987 sebagai SKBI - 3.4.53 th
1987
7. Petunjuk dari Pabrik Pembuat Peralatan.

Pekerjaan instalasi in harus dilaksanakan oleh perusahaan yang memiliki Surat Ijin
Pemasangan Instalasi Elevator dan Escalator dari Instansi yang berwenang dan telah
biasa mengerjakannya. Suatu daftar referensi pemasangan harus dilampirkan dalam
Surat Penawaran.

(2). GAMBAR - GAMBAR

1. Gambar-gambar rencana dan persyaratan ini merupakan suatu kesatuan yang


saling melengkapi dan sama mengikatnya.
2. Gambar-gambar sistem ini menunjukkan secara umum tata letak dari peralatan,
sedangkan pemasangan harus dikerjakan dengan memperhatikan kondisi dari
bangunan yang ada.
3. Gambar-gambar Arsitek, Struktur/Sipil maupun Interior harus dipakai sebagai
referensi untuk pelaksanaan.

(3). KOORDINASI

1. Pemborong instalasi ini hendaknya bekerja sama dengan Pemborong instalasi


lainnya, agar seluruh pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan.
2. Koordinasi yang baik perlu ada, agar instalasi yang satu tidak menghalangi
kemajuan instalasi yang lain.
3. Apabila dalam pelaksanaan instalasi ini menghalangi instalasi yang lain, maka
semua akibatnya menjadi tanggung jawab Pemborong.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 154


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(4). PELAKSANAAN PEMASANGAN

1. Sebelum pelaksanaan pemasangan instalasi ini dimulai, Pemborong harus


menyerahkan gambar kerja dan detailnya kepada pemilik dalam rangkap 3 (tiga)
untuk disetujui. Yang dimaksud gambar kerja adalah gambar yang menjadi
pedoman dalam pelaksanaan, lengkap dengan dimensi peralatan, jarak peralatan
satu dengan lainnya, jarak terhadap dinding dan dimensi accessories yang dipakai.
MK/Direksi Pengawas berhak menolak gambar kerja yang tidak mengikuti
ketentuan tersebut di atas.
2. Pemborong wajib mengadakan pemeriksaan ulang atas segala ukuran dan kapasitas
peralatan yang akan dipasang. Apabila ada sesuatu yang diragukan, Pemborong
harus segera menghubungi MK / Direksi Pengawas.

(5). PERSETUJUAN MATERIAL, PERALATAN DAN DOKUMEN YANG DISERAHKAN

1. UMUM
Dalam jangka waktu 90 hari setelah menerima SPK, dan sebelum memulai pekerjaan
instalasi peralatan ataupun material, Pemborong harus menyerahkan shop drawing,
daftar peralatan dan bahan yang akan digunakan pada proyek ini untuk disetujui
oleh MK/Direksi Pengawas.
Pemilik tidak bertanggung jawab atas contoh bahan yang akan dipakai dan semua
biaya yang berkenaan dengan penyerahan dan pengambilan contoh/dokumen ini.

2. SHOP DRAWINGS
Pemborong harus mengajukan gambar kerja berikut detail dan potongan yang
diperlukan untuk dipariksa dan disetujui. Dengan mengajukan gambar-gambar kerja
ini berarti Pemborong sudah mempelajari dengan seksama gambar-gambar Struktur,
Arsitek maupun gambar-gambar instalasi lainnya serta sudah menghasilkan kondisi
yang sebenarnya di proyek.

3. DAFTAR PERALATAN DAN BAHAN


Suatu daftar yang lengkap untuk peralatan dan bahan yang akan digunakan pada
proyek ini harus diserahkan untuk mendapat persetujuan MK/Direksi Pengawas
dengan dilampiri brosur-brosur yang lengkap dengan data-data teknis, performance
dari peralatan. Daftar peralatan dan bahan yang diajukan harus memenuhi
spesifikasi.

4. SELEKSI DATA
Untuk persetujuan bahan dan peralatan, Pemborong harus melengkapi dengan
seleksi data dan menyerahkan dalam rangkap 3 (tiga).
Pemborong harus menunjukkan dalam brosur unit yang dipilih dengan memberikan
tanda.

Data-data pemilihan meliputi :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 155


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Manufacturer Data
Berupa brosur-brosur, spesifikasi dan informasi yang tercetak jelas dan cukup
detail sehubungan dengan persyaratan/ketentuan spesifikasi.

Performance Data
Data-data kemampuan dari unit yang terbaca dari suatu tabel atau curva yang
meliputi informasi yang diperlukan dalam menseleksi peralatan-peralatan lain
yang ada kaitannya dengan unit tersebut.
Quality Asurance
Suatu pembuktian dari Pabrik atau Supplier setempat terhadap kualitas produk.
Yang menyatakan bahwa produk ini sudah diproduksi beberapa tahun, telah
terpasang di beberapa lokasi, dan telah beroperasi dalam jangka waktu tertentu
dengan baik.

(6). PERALATAN DAN BAHAN


1. Umum
Semua peralatan dari bahan maupun komponennya harus baru dan sesuai dengan
brosur yang dipublikasikan dan sesuai dengan spesifikasi sebagai yang diuraikan
maupun pada gambar-gambar rencana dan merupakan produk yang masih beredar
dan diproduksi secara teratur.

2. Peralatan dan Bahan Sejenis


Untuk peralatan dan bahan sejenis yang fungsi penggunaannya sama, harus
diproduksi oleh pabrik (produk) yang sama, sehingga memberikan kemungkinan
dapat dipertukarkan.

3. Penggantian Peralatan dan Bahan


Semua peralatan dan bahan yang diajukan dalam tender pada dasarnya harus
sudah memenuhi spesifikasi walaupun dalam pengajuan saat tender kemungkinan
ada peralatan dan bahan yang belum memenuhi spesifikasi, tetapi tetap harus
dipenuhi sesuai spesifikasi bila sudah ditunjuk sebagai Pemborong.
Untuk peralatan dan bahan yang sudah memenuhi spesifikasi, karena sesuatu hal
yang tidak bisa dihindari terpaksa harus diganti, maka sebagai penggantinya harus
dari jenis setaraf atau lebih baik yang disetujui. Bila pihak MK/Direksi Pengawas,
membuktikan bahwa penggantinya itu betul setaraf atau lebih baik, maka biaya
yang menyangkut pembuktian tersebut harus ditanggung oleh Pemborong.

4. As Built Drawing (Gambar instalasi terpasang)


Pemborong harus menyerahkan 1 (satu) set as built drawings berupa gambar
transparant dan 3 (tiga) set gambar cetak birunya. Gambar as built drawing ini
lengkap untuk seluruh instalasi terpasang pada proyek ini, berikut gambar-gambar
detail dan gambar potongan. As built ini harus menunjukkan lokasi dan posisi yang
tepat dari seluruh bagian-bagian instalasi referensi yang digunakan seperti kolom,
dinding dan lain sebagainya. Pemborong harus menunjukkan pada satu set gambar
cetak biru dari Gambar Kontrak terhadap deviasi-deviasi, pengembangan dan revisi-
revisi yang terjadi semasa pelaksanaan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 156


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pada setiap gambar as built, harus tercantum :
Nama Pemilik
Judul gambar/dan bagian dari bangunan
Nomor gambar
Nomor lembar gambar dan jumlah lembar gambar
Tanggal

(7). PENANGGUNG JAWAB PELAKSANAAN

Penanggung instalasi ini harus menempatkan seorang penanggung jawab pelaksanaan


yang ahli dan berpengalaman yang harus selalu berada di lapangan, yang bertindak
sebagai wakil dari Pemborong dan mempunyai kemampuan untuk memberikan
keputusan teknis dan bertanggung jawab penuh dalam menerima segala instruksi yang
akan diberikan oleh pihak MK/Direksi Pengawas. Penanggung jawab tersebut diatas
juga harus berada di tempat pekerjaan pada saat diperlukan/dikehendaki.

(8). LAPORAN-LAPORAN

1. LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

Pemborong wajib membuat laporan harian dan laporan mingguan yang


memberikan gambaran mengenai :

Kegiatan fisik
Catatan dan perintah MK/Direksi Pengawas yang disampaikan secara lisan
maupun secara tertulis.
Jumlah material masuk/ditolak
Keadaan cuaca
Pekerjaan tambah/kurang

Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian dan setelah ditanda
tangani oleh Project Manager harus diserahkan kepada MK/Direksi Pengawas untuk
diketahui/disetujui.

2. LAPORAN PENGETESAN
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan kepada MK/Direksi Pengawas dalam
rangkap 3 (tiga) mengenai hal-hal sebagai berikut :
Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi
Hasil pengetesan peralatan
Hasil pengetesan kabel, dan lain sebagainya.

Semua pengetesan dan pengukuran yang akan dilaksanakan harus disaksikan oleh
pihak MK/Direksi Pengawas

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 157


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. GARANSI

Semua peralatan, bahan dan mutu hasil pekerjaan harus digaransi selama minimum
1 (satu) tahun terhitung sejak tanggal penyerahan pertama.
Sejak penyerahan pertama tersebut sampai masa garansi berakhir, bila terjadi
kerusakan atau kegagalan pekerjaan instalasi, Pemborong wajib mengganti atau
memperbaiki kerusakan atas biaya sendiri.
Bila terdapat kerusakan pada peralatan sehingga perlu diperbaiki atau diganti maka
garansi tetap berlaku semenjak penggantian atau perbaikan tersebut. Bila terjadi
kerusakan pada peralatan utama (mis : motor terbakar), maka motor tersebut
harus diganti dengan yang baru dan tidak boleh wiringnya digulung baru.

4. MASA PEMELIHARAAN DAN SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Masa pemeliharaan untuk instalasi ini adalah selama enam bulan terhitung
sejak saat penyerahan pertama.
2. Selama masa pemeliharaan ini, Pemborong instalasi ini diwajibkan
memperbaiki dan melaksanakan bagian-bagian pekerjaan yang tidak sempurna,
baik yang belum atau yang sudah diperingatkan sebelumnya tanpa adnya
tambahan biaya.
3. Selama masa pemeliharaan ini, seluruh instalasi yang telah selesai dilaksanakan
masih merupakan tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.
4. Pemborong harus menyerahkan dokumen lengkap pada saat serah terima
pekerjaan pertama berupa :

a. As built drawing
b. Brosur-brosur peralatan dan kontrol yang berisi antara lain :
- Brosur Teknis
- Maintenance Manual
- Operator Manual
- Elektrikal wiring/kontrol
c. Nama-nama supplier peralatan dan kontrol yang terlibat dalam proyek ini
lengkap dengan alamat dan nomor telepon.
d. Data test report
e. Sertifikat jaminan peralatan dan instalasi
f. Spare parts dan tools.

Semua point a s/d f harus dibundel dalam satu bundel dan diserahkan sebanyak 3
(tiga) sets.

5. PENAMBAHAN/PENGURANGAN/PERUBAHAN INSTALASI

Pelaksanaan Instalasi yang menyimpang dari rencana yang disesuaikan dengan


kondisi lapangan, harus dikonsultasikan dengan MK/Direksi Pengawas.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 158


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pemborong instalasi ini harus menyerahkan setiap gambar perubahan yang ada
kepada pihak MK/Direksi Pengawas dalam rangkap 3 (tiga).

Perubahan material, dan lain-lainnya harus mendapat instruksi dari pemilik secara
tertulis sebelum dilaksanakan. Dan pekerjaan tambah / kurang / perubahan yang
ada harus disetujui oleh MK/Direksi Pengawas secara tertulis.

6. IJIN - IJIN

Pengurusan ijin-ijin yang diperlukan untuk pelaksanaan instalasi ini serta seluruh
biaya yang diperlukannya menjadi tanggung jawab Pemborong.

7. PEMBOBOKAN, PENGELASAN DAN PENGEBORAN

1. Pembobokan tembok, lantai dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam


pelaksanaan instalasi ini, harus dikembalikan ke kondisi semula dan menjadi
lingkup pekerjaan instalasi ini.
2. Pembobokan/pengelasan/pengeboran tersebut diatas baru dapat
dilaksanakan apabila sudah ada persetujuan dari pihak pemilik secara tertulis.

8. PEMERIKSAAN RUTIN DAN KHUSUS

1. Pemeriksaan rutin dalam masa pemeliharaan harus dilaksanakan oleh


Pemborong instalasi secara periodik dan minimum 1 kali tiap minggu.
2. Pemeriksaan khusus dalam waktu pemeliharaan harus dilaksanakan oleh
Pemborong instalasi ini, apabila ada permintaan dari pihak MK/Direksi
Pengawas/Pemberi Tugas dan atau bila ada gangguan dalam instalasi ini.
3. Teknisi pelaksanan pekerjaan ini harus sudah tiba di lapangan dalam waktu
1x24 jam sejak waktu dipanggil. Bila tidak, maka perbaikan dapat diberikan
kepada orang lain dengan beban biaya ditanggung oleh Pemborong.

9. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK

1. Pekerjaan Instalasi Listrik yang termasuk pekerjaan ini adalah sistem instalasi
listrik secara lengkap sehingga instalasi ini dapat berjalan dengan baik dan
aman, sehingga pada waktu serah terima pertama instalasi tersebut harus
sudah dapat dipergunakan oleh pemilik.

2. Seluruh peralatan yang direncanakan dalam instalasi ini adalah untuk bekerja
pada frekwensi 50 Hz 2 Hz dan tegangan 220/380 Volt 10 %.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 159


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
(9). LINGKUP PEKERJAAN ELEVATOR/LIFT

1). UMUM

Pemborong harus menawarkan seluruh lingkup pekerjaan yang dijelaskan baik dalam
spesifikasi ini ataupun yang tertera dalam gambar terlampir.
Pemborong agar menawarkan peralatan yang sesuai untuk digunakan dengan
ketentuan-ketentuan pada spesifikasi ini. Bila ternyata terdapat perbedaan antara
spesifikasi bahan dan atau peralatan yang ditawarkan/dipasang dengan spesifikasi yang
dipersyaratkan maka pemborong wajib memberitahukan hal tersebut merupakan
kewajiban pemborong untuk melengkapi peralatan tersebut sehingga sempurna.

2). URAIAN LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan Elevator sebagai tertera dalam gambar-gambar rencana dan


spesifikasi, Pemborong pekerjaan instalasi Lift/Elevator harus melakukan pengadaan,
pemasangan, pengaturan dan pengujian serta menyerahkan dalam keadaan baik dan
siap untuk dipergunakan.
Garis besar lingkup pekerjaan instalasi Lift/Elevator yang dimaksud adalah sebagai
berikut:

1. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian Lift/Elevator, lengkap dengan


kontrol dan accessoriesnya.
2. Pengadaan, pemasangan, pengaturan dan pengujian sumber daya listrik, panel-
panel, peralatan control dan lain-lain bagi instalasi ini.
3 Pengadaan, pemasangan semua pekerjaan sipil yang diperlukan dari instalasi
Lift/Elevator ini.
4 Pengadaan dan pemasangan 1 unit Air Conditioning Split System cap. 2,5 PK untuk
R. Mesin Lift.
5 Menyerahkan gambar-gambar, buku petunjuk cara menjalankan dan memelihara
serta data teknis lengkap peralatan instalasi yang terpasang.
6 Mengadakan pemeliharaan instalasi ini secara berkala selama masa pemeliharaan.
7. Memberikan garansi terhadap mesin/peralatan, dan instalasinya yang terpasang
selama 1 (satu) tahun sejak serah terima pertama.

(3). LINGKUP PEKERJAAN PEMBORONG


Yang menjadi lingkup pekerjaan dari Pemborong Instalasi Lift/Elevator adalah sebagai
berikut :
1. Pengadaan dan pemasangan semua material, peralatan utama serta perlengkapan
bantu yang diperlukan dalam pemasangan instalasi ini sesuai dengan jumlah
Lift/Elevator yang tergambar ataupun terurai dalam spesifikasi teknis sehingga
didapatkan suatu instalasi yang baik dan sempurna dalam pemasangannya.

2. Penyediaan dan pemasangan serta penambahan semua profil baja untuk


tumpuan/pengikat guide rail pada sisi kereta, dan profil baja yang diperlukan untuk
dudukan traction machine (semua profil baja harus dicat anti karat).

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 160


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Mengadakan testing dan commissioning lengkap dengan pengadaan peralatan serta
perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk kebutuhan tersebut.

4. Training meliputi operation, maintenance sampai dengan trouble shooting untuk


tenaga-tenaga yang ditunjuk oleh Pemilik.

5. Pengadaan dokumen yang diperlukan sebanyak 3 (tiga) set yang terdiri dari antara
lain:

Operation manual
Maintenance manual
Daftar suku cadang yang perlu disediakan
Gambar as built drawing
Semua electronic dan electric wiring dll.

6. Semua pengurusan izin-izin dari pihak yang berwenang sehubungan dengan


pemasangan instalasi ini dan yang menyangkut biaya pengurusannya sudah harus
termasuk dalam penawaran pekerjaan ini.

1). DATA KERETA LIFT/ELEVATOR

1. Rangka kereta Elevator

Terbuat atas profil baja yang dicat anti karat


Pada rangka ini terdapat paling sedikit empat buah sliding type guide shoes,
dimana dua buah terletak pada bagian atas kereta dan yang lain pada
bagian bawah kereta tepat di Guide Rail.
Guide Shoes yang dipakai adalah tipe Roller.
Setiap guide shoes harus dilengkapi dengan sistem pelumas sendiri (self
lubrication ) untuk mencegah cepatnya ke-ausan.
Pada rangka bagian bawah yang merupakan tempat tumpuan lantai kereta,
harus terdapat bantalan karet.

2. Lantai Kereta

Terbuat dari plat baja yang dicat anti karat dan dilapisi dengan heavy duty
tile, warna ditentukan kemudian.
Bagian bawahnya dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.
Ukuran dan kekuatan dari lantai ini harus sesuai dengan kapasitas angkut
elevator.

3. Dinding Kereta Elevator


Dinding dalam konstruksinya harus sedemikian rupa sehingga mudah
dipasang atau dilepas, sehingga memudahkan dalam perakitan di lapangan.
Pada bagian luarnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 161


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
4. Langit-langit Kereta Lift/Elevator

Ketinggian langit-langit kereta ini tidak kurang dari 2.500 mm dimana


terdapat pintu darurat yang hanya bisa dibuka dari atas kereta dan
dilengkapi safety switch sehingga lift tidak beroperasi selama pintu tersebut
terbuka.
Terdapat lampu untuk penerangan normal dan untuk penerangan darurat
dengan sumber daya dari batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan
automatic chargernya.
Jenis lampu disesuaikan dengan interior yang dipilih oleh Architect, kecuali
belum ditentukan, maka dapat digunakan sebagai acuan adalah type
Flourescent lighting circular milky white acrylic cover atau 2 buah
fluorescent (TL) 2x20 watt dengan milky white acrylic cover.
Terdapat Exhaust Grille dengan Exhaust Fan yang diletakkan diatas kereta.
Pada bagian atas harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

5. Pintu Kereta Lift/Elevator

Terdiri atas dua panel automatic center opening dengan dimensi seperti
tergambar untuk lift dengan type Single Door.
Penggerak pintu kereta adalah motor listrik yang dilengkapi dengan alat
pengatur kecepatan.
Pada bagian dalamnya harus dilapisi dengan suatu bahan peredam suara.

6. Indikator Kereta Lift/Elevator


Terletak diatas pintu kereta yang dilengkapi dengan penunjuk arah
perjalanan kereta, indikator posisi sangkar elevator dengan tipe digital
disertai bunyi bel (khusus di lantai 1) untuk lantai lainnya hanya penunjuk
arah perjalanan kereta.

7. Car Operating Panel


Terbuat dari stainless steel plate finish.
Push button yang dipakai merupakan soft touch button yang menyala bila
tersentuh.
Terdiri atas peralatan sebagai berikut :
Push button untuk setiap lantai.
Push button untuk membuka pintu kereta
Push button untuk menutup pintu kereta
Push button untuk emergency stop.
On-Off switch untuk lampu penerangan.
Key switch untuk independent operation
Lampu tanda kelebihan penumpang yang dilengkapi dengan buzzer.
Plat nama dari pabrik pembuat lift.
Tulisan kapasitas lift penumpang.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 162


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
8. Pintu Lift dan Pintu Shaft
Lift harus dilengkapi dengan sistem pintu yang bekerja secara otomatis.
Pintu harus mempunyai mekanisme kerja membuka dan menutup secara
serempak, sesaat setelah kereta lift datang di suatu lantai dan sesaat
sebelum kereta lift bergerak meninggalkan lantai.
Pada saat lift bergerak, pintu kereta tidak boleh dapat dibuka dari dalam
kabin, meskipun tombol pembuka pintu ditekan.
Pada saat lift bergerak, motor listrik penggerak pintu harus memberikan
torsi yang cukup kuat pada daun pintu, untuk mencegah pintu dibuka
secara paksa dari dalam kabin.
Pada saat tidak ada sumber daya listrik, pintu-pintu harus dapat dibuka
secara paksa dengan tangan dari dalam kabin dan dari luar shaft.
Setiap pintu shaft harus dilengkapi dengan suatu sistem interlock jenis
electro mechanical, yang mencegah pintu dibuka secara paksa, kecuali
dengan kunci khusus yang disediakan untuk melepas sistem interlock
tersebut.
Sistem interlock electro mechanical pada pintu shaft tersebut harus dapat
dibuka dari kabin, pada saat lift berhenti pada suatu lantai.
Sistem interlock harus dibuat sedemikian sehingga dapat dilepas dari dalam
kabin, pada saat tidak ada sumber daya listrik.
Semua peralatan interlock dan kunci dari pintu kereta dan pintu shaft
harus dapat diperiksa , ditest dan diganti bagian-bagiannya, apabila rusak.
Semua pintu lift harus dilengkapi dengan kontak-kontak listrik yang
mencegah lift bergerak kecuali apabila pintu-pintu telah tertutup rapat.
Kontak-kontak ini harus diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak dapat
dicapai oleh orang-orang yang tidak berkepentingan.
Pintu lift harus dilengkapi dengan safety edge yang terpasang dari ujung
atas sampai ujung bawah panel pintu.
Apabila peralatan ini menyentuh orang atau benda pada saat pintu sedang
menutup, maka pintu kereta dan pintu shaft secara otomatis harus kembali
pada posisi membuka penuh.
Pintu baru akan menutup kembali secara otomatis, setelah melampaui
waktu yang ditentukan.

2). DATA PERALATAN DI SHAFT


1. Magnetic Landing Device.
Untuk memberhentikan kereta elevator pada setiap lantai yang dituju dengan
toleransi maksimum sebesar 5 mm dari level lantai yang bersangkutan.

2. Landing Door.
Mempunyai type dan dimensi yang sama dengan pintu keretanya.
Dilengakpi dengan narrow jamb.
Terbuat dari stainless steel
Harus dilengkapi dengan kunci pembuka secara manual dan interlock secara
electris dan mekanis serta dilengkapi dengan alat penutup otomatis dengan
weight closer.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 163


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3. Door Sills dan Shoe Guards.
Terletak dibawah pintu, terbuat dari Extruded aluminium natural control, yang
didudukkan pada beton yang telah disediakan.

4. Hall Button.
Hanya ada satu buah disetiap lantai.
Untuk lantai yang paling bawah hanya terdapat satu push button untuk
operasi ke arah atas.
Untuk lantai yang paling atas hanya terdapat satu push button untuk
operasi ke arah bawah.
Untuk lantai yang lainnya terdapat dua buah push button untuk
operasi ke arah atas bawah.
Pushbutton merupakan soft touch button yang menyala bila ditekan.

5. Car Position Indicator.

Type digital hanya dilantai 1, sedangkan lantai lainnya hanya petunjuk arah
perjalanan kereta.
Harus dilengkapi dengan Hall Lantern dan gong yang hanya menyala dan
berbunyi pada saat kedatangan kereta.

6. Buffer.

Buffer yang dipakai harus dari jenis oil buffer dimana pada bagian atasnya
diberikan karet setebal 5 mm.
Untuk setiap elevator minimum dipergunakan empat buah buffer dimana
dua buah untuk car buffer dan yang lain untuk counter weight buffer.
Buffer ini ditempatkan di atas suatu dudukan beton yang disediakan
sendiri oleh pemborong pekerjaan lift (tidak boleh di angkur langsung ke
lantai beton struktur yang ada).

7. Guide Rail.

Pemborong pekerjaan Lift agar memberikan data-data untuk Rail, bracket dan
peralatannya sebagai contohnya adalah sebagai berikut :
Untuk Kereta Lift/Elevator.
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal, sesuai standart kapasitas.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur
baut .
Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal 1 dan panjangnya 14,5
yang dipasang dengan mur baut sebanyak empat buah disetiap
sisinya.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 164


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Untuk Counter Weight.
Rail yang dipakai harus terbuat dari profil baja T dengan lebar flange,
ketinggian dan berat nominal sesuai standart kapasitas.
Rail harus dipasang pada bracket pada setiap jarak 2 meter maksimum
dengan memakai besi siku ukuran 80x80x8 mm.
Rail harus diklem pada bracket dengan memakai sliding slip dan mur
baut 5/8.
Sambungan rail terbuat dari plat baja setebal dan panjangnya 12
yang dipasang dengan mur baut 5/8 sebanyak empat buah di setiap
sisinya.

Rail harus dilapis dengan suatu bahan anti karat dan pemegang rail harus
dicat anti karat.
Selain ketentuan tersebut diatas, konstruksi dari rail harus memenuhi
persyaratan yang telah ditentukan dari pabrik.

8. Counter Weight.

Rangka counter weight terbuat dari profil baja.


Isi counter weight adalah sebesar Kereta Elevator ditambah dengan 50%
dari kapasitas beban (balancing 50%), yang terbuat dari besi cor.
Rangka counter weight harus dicat anti karat dan isinya dilapis dengan
suatu bahan anti karat.

9. Compensating

Terdiri dari rope yang terbuat dari kawat baja dengan inti kawat baja yang
dilengkapi dengan rope tensioning.
Rope tensioning berupa pulley yang diberikan beban, diletakkan di pit dan
dilengkapi dengan safety switch.

10. Rem

Rem harus menggunakan sistem arus listrik.


Semua rem harus dirancangkan untuk dapat bekerja pada kapasitas normal
dan sanggup memegang dan memberhentikan lift pada kondisi yang paling
berat/sukar.
Sirkuit sistem kontrol rem harus saling mengunci (interlock) secara elektris
dengan sirkuit kontrol motor traksi dan harus direncanakan dan diatur
sehingga rem hanya bekerja untuk memegang kabin lift pada saat lift telah
berhenti di suatu lantai dan rem tidak digunakan untuk memberhentikan
lift.
Sepatu rem harus bekerja tanpa menimbulkan suara keras.
Kontraktor Lift harus menyediakan satu alat yang gunanya khusus untuk
melepas rem secara manual setelah kereta lift berhenti secara darurat.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 165


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
11. Sepatu Penuntun (Guide Shoes)

Sepatu penuntun harus berbentuk roda atau bentuk lain yang sesuai
dengan standard pabrik dan terikat secara kuat pada bagian atas dan
bawah dari kereta lift dan counterweight.

Setiap sepatu penuntun harus bergerak pada permukaan rel penuntun


dengan halus.

3). DATA MESIN PENGGERAK

1. Mesin penggerak kereta elevator terdiri dari motor arus bolak balik 3 phase 380 V
dengan toleransi 10% Volt 50 Hz.
2. Mesin penggerak ini dilengkapi dengan suatu base frame yang duduk diatas
penyangga beton dan ditempatkan di ruang mesin elevator diatas shaft.
3. Antara base frame dan penyangga, harus ditempatkan bantalan karet sebagai
peredam getaran, dimana pada waktu mesin bekerja defleksi dari karet tersebut
tidak boleh lebih besar dari 3 mm

4). KONTROL SISTEM

Elevator harus mempunyai sebuah panel kontrol untuk mengoperasikan kereta


Elevator, yang sekaligus sebagai kontrol induk yang akan mengendalikan elevator di
dalam sistem kontrolnya. Jenis alat kontrol yang harus dipakai adalah CV - GEAR
LESS.

5). ROPE

1. Rope yang dipakai adalah kawat baja dengan inti kawat baja.
2. Diameter minimum dari rope yang dipakai disesuaikan dengankapasitas lift
secara standart.
3. Sistem pemasangan rope adalah 2 : 1 dimana ujung dari pada rope dipasangkan
pada rope dipasangkan pada rope end (detch and Hitch) yang terletak pada
suatu profil baja dengan dilapisi karet setebal 25 mm dan dilengkapi safety
switch dan per.
4. Sertifikat kawat penggantung harus diserahkan kepada pemilik sebelum
pelaksanaan.

6). SAFETY DEVICE


1. Pengamanan terhadap kelebihan penumpang, dimana secara otomatis akan
membunyikan buzzer yang diletakkan di car board.
2. Pengaman terhadap kelebihan perjalanan, apabila pengaman ini bekerja maka
panel kontrol akan mematikan mesin penggerak dan baru dapat dijalankan
kembali bila secara manual posisi kereta dikembalikan ke kedudukan normal.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 166


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pembatasan yang ada yaitu :
Level 6 cm di bawah level lantai terbawah, dan
Level 10 cm di atas level lantai teratas.

3. Pengaman terhadap ketegangan rope, Apabila pengamanan ini bekerja, maka


panel kontrol akan mematikan mesin penggerak.
4. Pengaman terhadap kelebihan kecepatan, Apabila terjadi kelebihan kecepatan
maka :
Centrifugal switch yang ada di speed governor akan menyebabkan panel
kontrol mematikan mesin penggerak.
Safety gear sebanyak empat buah yang terletak di bagian bawah dari
pengimbang. Berat dan kereta akan mengadakan pengereman di rail dan
micro switch yang ada disana akan menyebabkan panel kontrol mematikan
mesin penggerak.

5. Pengaman pada pintu kereta elevator, berupa :


Door safety edges sebanyak 2 buah, akan bekerja bila tersentuh.

6. Pengaman lift pada saat Sumber Daya listrik PLN terputus :


Pada saat sumber daya listrik utama dari PLN terputus, kereta lift secara
tiba-tiba akan berhenti. Pada saat demikian, lampu darurat didalam kereta
harus menyala secara otomatis, sistem intercom dan bel alarm harus tetap
berfungsi, dengan mendapat sumber daya dari batere.
Secepatnya setelah menerima daya listrik dari Diesel Generating Set
Emergency, semua lift harus dapat bekerja kembali secara normal.
Pemindahan rangkaian dari jaringan listrik PLN ke Diesel Emergency Set
dilakukan secara otomatis di panel utama dan pekerjaan ini termasuk tugas
Kontraktor Listrik.
Bila sumber listrik utama dari PLN telah terhubung kembali maka rangkaian
akan dipindahkan ke keadaan semula pada panel utama listrik.
Pada saat pemindahan tersebut, lift akan berhenti sesaat dan secepatnya
setelah mendapatkan aliran listrik, maka lift akan bekerja secara normal
kembali.
Lengkapi dengan peralatan ALD (Automatic Lanelicy Device).

7. Pengaman Bila Terjadi Kebakaran

Di lantai Dasar harus disediakan dan dipasang Sakelar khusus untuk petugas-
petugas pemadam kebakaran dengan tulisan dalam Bahasa Indonesia SAKELAR
KEBAKARAN. Untuk mengoperasikan sakelar tersebut tidak boleh menggunakan
kunci dan harus diletakkan didalam kotak besi yang mempunyai panel depan
terbuat dari stainless steel hairline finish dan tutup kaca yang mudah
dipecahkan.
Sakelar ini harus diberi tulisan yang jelas untuk kedudukan ON atau OFF.
Perlu dilengkapi Supervisory Panel dengan 3 buah intercom yang diletakkan di
Ruang Mesin, Ruang Maintenance dan Ruang Security.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 167


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Dengan mendudukkan sakelar pada posisi Sakelar pada posisi ON, maka lift
akan bekerja sebagai berikut :

semua panggilan lift dan permintaan lantai akan dibatalkan, dan tidak ada
panggilan atau permintaan baru terdaftar.
Tanpa melihat arah geraknya, lift secara otomatis akan bergerak turun ke
lantai 1 (satu), tanpa berhenti di lantai-lantai lain.
Setelah membuka pintu di lantai dasar dan melepas penumpang-
penumpangnya, lift akan berhenti bekerja.
Untuk selanjutnya pengoperasian lift tersebut hanya dapat dilakukan dari
dalam kereta dan lift tidak akan melayani panggilan dari luar kereta/lantai.

PANEL KONTROL LIFT

1. Panel kontrol ini adalah dari jenis free standing close type dengan lubang ventilasi
secukupnya.
2. Semua komponen kontrol harus dapat bekerja dengan baik pada temperatur
maksimum 40 C dan RH maksimum 95%.
3. Panel kontrol akan diletakkan di atas suatu dudukan beton ringan yang akan
disediakan oleh pemborong lift dan harus dilapisi karet setebal 5 mm dan hanya
dapat dilayani dari depan.

4. Box panel harus terbuat dari plat baja tebal 2 mm dengan rangka penguat dan
dicat anti karat.
5. Semua kabel yang masuk atau keluar panel ini harus dilengkapi dengan cable
gland.
6. Alat kontrol harus dilengkapi dengan suatu alat pencegah interferensi dengan
gelombang pemancar yang ada.
7. Earth Quick Protection.

8. INSTALASI LISTRIK

Pekerjaan instalasi listrik yang termasuk lingkup kerja dari pemborong instalasi ini
adalah :

1. Panel daya (tebal 2 mm) beserta kabel feeder dari panel daya ke panel kontrol
elevator.
2. Kabel kontrol dari panel kontrol elevator ke setiap bagian yang memerlukannya.
3. Lampu dan switch di pit elevator, diatas dan dibawah kereta lift.
4. Intercom dengan master station, di ruang mesin elevator dan di ruang Control
Engineering, dengan cabang pada kereta. Didalam operasinya, cabang dapat
memanggil master station dan master station dapat memanggil cabang.
5. Penambahan batere tipe NI-CAD dry cell lengkap dengan Automatik Charger.
6. Penyediaan kabel FRC/MICC untuk Fire lift oleh kontraktor listrik.
7. Penarikan kabel untuk paging system yang langsung dikontrol/dihubungkan
dengan paging sentral oleh kontraktor sound system.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 168


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
8. Masa jaminan seluruh peralatan adalah 1 tahun.
9. Testing Comissioning, 11% dari kapasitas beban kereta lift.
Continous test : 1 x 24 jam.

9. LAIN - LAIN
1). DATA LIFT
A. DATA LIFT Gedung A1

Tipe : Passenger Elevator


Tipe penggerak : Traction Machine with PM Motor
(Permanent Magnet Motor)
Kapasitas : 1000 kg (15 org)
Ukuran : 1600 x 1500 (internal)
Kecepatan : 90 mpm
Power source : pwr 380V, 3 ph, 50Hz
: light 220 V, 1ph, 50 Hz
No. of stop : 12
Opening : 12 entrance (2 side opening)
Control : AC-VVVF
Operation : Duplex (selective collective)
Door opening : 900 (W) x 2100 (H) mm
Emergency Landing Device : included
Tata udara : Exhaust fan dan Air Conditioned
Ruang Mesin

Tipe : Service Elevator


Tipe penggerak : Traction Machine with PM Motor
(Permanent Magnet Motor)
Kapasitas : 1000 kg (15 org)
Ukuran : 2500 x 1500 (internal)
Kecepatan : 90 mpm
Power source : pwr 380V, 3 ph, 50Hz
: light 220 V, 1ph, 50 Hz
No. of stop : 12
Opening : 12 entrance (1 side opening)
Control : AC-VVVF
Operation : Simplex
Door opening : 1200 (W) x 2100 (H) mm
Emergency Landing Device : included
Tata udara : Exhaust fan dan Air Conditioned
Ruang Mesin

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 169


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
B. DATA LIFT Gedung A3
Tipe : Passenger Elevator
Tipe penggerak : Traction Machine with PM Motor
(Permanent Magnet Motor)
Kapasitas : 1000 kg (15 org)
Ukuran : 1600 x 1500 (internal)
Kecepatan : 90 mpm
Power source : pwr 380V, 3 ph, 50Hz
: light 220 V, 1ph, 50 Hz
No. of stop : 8
Opening : 8 entrance (2 side opening)
Control : AC-VVVF
Operation : Duplex (selective collective)
Door opening : 900 (W) x 2100 (H) mm
Emergency Landing Device : included
Tata udara : Exhaust fan dan Air Conditioned
Ruang Mesin

3). KELENGKAPAN LIFT


Emergency car lighting with automatic Charger.
Interphone system and Emergency Paging System.
Overload Protection Device
Electric Exhaust Fan.
Air Conditioned ruang mesin.
ARD ( Automatic Rescue Device )
Arrival gong.
Auxiliary car operating Panel.
Single phasing protection.
Manhole (car) switch
Pit switch.
Maintenance switch (di dalam & di luar car).
Nuisance call cancellation.
(untuk menghapus panggilan semu, berdasarkan proteksi dari beban).
Non reverse phase sequence protection.
Lampu di atas dan di bawah car lift berikut kawat pangaman & stop kontak.
Emergency alarm.
Rope ditandai untuk tanda di lantai mana car berada.

(4). P R O D U K.

Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.


Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setaraf dengan yang
dispesifikasikan. Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan
tertulis.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 170


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah,

NO. PERALATAN PRODUK

1 Elevator/Lift Mitsubishi, Schindler, Hitachi

1. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor telephone diharuskan melakukan pemeliharaan


selama 3 bulan, sehingga Instalasi dan peralatan tetap bekerja dengan baik.
2. Segala kerusakan yang timbul dan bukan karena kesalahan pemakai oleh pemilik
bangunan harus diperbaiki dan bilamana perlu harus diganti.
3. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor telephone harus melatih dan mengajar operator
Pemilik Bangunan menjalankan dan memperbaiki kerusakan.
4. Setelah penyerahan tahap I, Kontraktor telephone harus memberi garansi terhadap
instalasi dan peralatan selama 3 ( tiga ) bulan tetap dalam keadaan bekerja dengan
sempurna.

1). PRODUK
PABX Panasonic, National , Nec, Setara
Instalasi ITC 2 x 2 x 0.6 mm dalam conduit.

PASAL 9
PEKERJAAN PLUMBING

(1). U M U M

Lingkup pekerjaan sistem perpipaan meliputi :

1. Pipa
2. Sambungan
3. Katup
4. Sambungan Flexible
5. Penggantung dan penumpu
6. Sleeve
7. Lubang pembersihan
8. Bak kontrol
9. Balok Beton
10. Galian dan pengurukan kembali
11. Pengecatan
12. Pengakhiran
13. Pengujian
14. Peralatan Bantu

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 171


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
a. Spesifikasi dan gambar menunjukkan diameter minimal dari pipa dan letak serta arah
dari masing-masing sistem pipa.
b. Seluruh pekerjaan, terlihat pada gambar dan atau spesifikasi dipasang terintegrasi
dengan kondisi bangunan dan menghindari gangguan dengan bagian lainnya.
c. Bahan pipa maupun perlengkapan harus terlindung dari kotoran, air karat dan
stress sebelum, selama dan sesudah pemasangan.
d. Untuk pipa besi dibawah tanah diberi lapisan cat/pita anti karat dengan ketebalan 2-3
mm dan diberi plingkut, kain/karung goni, diplingkut ulang dan diberi pasir.
e. Khusus pipa dan perlengkapan dari bahan plastik, Polyvinil Cloride (PVC), Polypropelene
Random (PP-R), selain disebut diatas harus juga terlindung dari cahaya matahari.
f. Semua barang yang dipergunakan harus jelas menunjukkan identitas pabrik pembuat.
g. Material-material import harus dilengkapi dengan bukti foto copy LC atau BL.

(2). SPESIFIKASI BAHAN PERPIPAAN

a. Daftar Spesifikasi Bahan Perpipaan

Kode Tek. Tek. Tek. Spec. Spec.


Sistem Sistem Kerja Standar Uji Pipa Isolasi
(Bar) (Bar) (Bar)
Transfer Air Bersih Dalam AB GIP
13 15 20 IA
Gedung CW Sch. 40
Distribusi Air Bersih AB GIP
10 15 20 IA
Luar Gedung (Pek. Landscape) CW Medium
Distribusi Air Bersih AB
10 15 20 PVC IA
Dalam Gedung CW

AB
Penyiram Tanaman 10 15 20 PVC IA
CW
AK
Air Kotor dan Air Bekas GR 10 10 PVC IA
SW
Air Bekas Saniter (Horizontal & ABK
GR 8 10 PVC IA
Vertikal) SW
Air Buangan Dapur Horizontal & ABD
GR 8 10 PVC IA
Vertikal) SW
Air Bekas dan Air Kotor yg. di ABK GIP
10 15 20 IA
pompakan dari Sumpit ke STP SW Medium
Vent VT 3 10 10 PV-10 IA
AH
Air Hujan GR 10 10 PVC IA
SD

IA = tidak diisolasi IB = diisolasi

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 172


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
b. Spesifikasi GLV

Penggunaan :
- Pipa Tegak Air Dingin Dalam Gedung
Tekanan Standard 10 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Galvanized steel pipa BS 1387/1967 dan/atau Sch. 40

Sambungan/fitting : Dia 40 mm kebawah malleable iron ANSI B 1.3 class 300


lb, screwed.
Dia 50 mm keatas, wrought steel but weld fitting ANSI B
16,9, Sch. 40.

Flange : Dia 40 mm kebawah Galvanized malleable cast iron RF


class 150 lb, screwed dia 50 mm keatas forged steel RF
class 300 lb, welding joint.

Valve & Strainer : Dia 40 mm kebawah, bronze atau A-metal body class 300
lb dengan sambungan ulir, BS 21/ANSI B 2.1. dia 50 mm
keatas, cast iron body class 300 lb dengan sambungan
flanges.

c. Spesifikasi PV 10 (class VP)

Penggunaan : - Air Kotor


- Air Hujan
- Water Features
- Air Bekas
Tekanan Standard 10 bar

Uraian Keterangan

Pipa : Unplastic Polyvinyl chloride (U-PVC) klas 10 bar atau


Cast Iron

Elbow & Junction : U-PVC Injection Moulded Sanitary fitting large


radius, Solvent Cement joint type, Cast Iron type.

Reducer : U-PVC Injection moulded sanitary fitting concentric,


Solvent Cement Joint Type.

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 173


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Standar : JIS K-6741 / JIS K-6742

Fitting : Unplastic Polyvinyl chloride (U-PVC) klas 10 bar atau


Cast Iron

d. Spesifikasi PV - 10 (Class VP)

Penggunaan : - Vent

Tekanan Standard 8 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Unplastic Polyvinyl chloride (U-PVC) klas 10 bar

Elbow & Junction : U-PVC Injection Moulded pressure fitting, Solvent


Joint type.

Reducer : Seperti diatas, model concentric.

Solvent Cement : Sesuai rekomendasi pabrik pembuat.

Standard : JIS K-6741 / JIS K-6742

Fitting : Unplastic Polyvinyl chloride (U-PVC) klas 10 bar

e. Spesifikasi PP-R (80)

Penggunaan : - Distribusi Air Panas

Tekanan Standard 10 bar.

Uraian Keterangan

Pipa : Polypropylene DIN 8078 : DIN 8077.

Fitting & Jointing : PP-R, Hot Welding Jointing Type : DIN 16 962.

Standard : Approved to BS 6920


Life Time : Tekanan kerja 11,1 bar, pada temp. 80C, 25 tahun
PAI 20 : SDR = 6

f. Skedul Valve
Isolating Regulating Check

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 174


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Service Up to 2 and Up to 2 and Up to 2 and
1 1/2 above 1 1/2 above 1 1/2 Above
Air Dingin Doble
Ball Gate Globe Butterfly Swing
Dalam Gedung Disc
Air Dingin Doble
Ball Gate Globe Butterfly Swing
Diluar Gedung Disc
Air Kotor Dalam Doble
Ball Gate Globe Butterfly Swing
Gedung Disc
Air Kotor Diluar Doble
Ball Gate Globe Butterfly Swing
Gedung Disc
Double
Drain Ball Gate Globe Butterfly Swing
Disc
Air Siram Taman Ball/ Double
Gate Globe Butterfly Swing
(Irigasi) Gate Disc

g. Persyaratan jenis peralatan.


Jenis peralatan yang boleh dipergunakan di sini adalah sebagai berikut :
-----------------------------------------------------------------------------
Fungsi peralatan Ukuran & Joint Water
-----------------------------------------------------------------------------
Katup penutup s/d 40 mm Ball
(stop valve) screwed Butterfly
Gate
Diaphragma
------------------------------------------------
50 mm ke atas
flanged Gate
-----------------------------------------------------------------------------
Katup pengatur s/d 40 mm Globe
(Regulating valve) screwed Butterfly
Diaphragma
------------------------------------------------
50 mm ke atas Butterfly
flanged Globe
-----------------------------------------------------------------------------
Non return valve s/d 40 mm Swing check
screwed
------------------------------------------------
50 mm ke atas double swing check
flanged
disk check
-----------------------------------------------------------------------------
Strainer "Y" type
"Bucket" type
-----------------------------------------------------------------------------
Pressure Reducer Die and flow type

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 175


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
-----------------------------------------------------------------------------
Pressure Indicator Dial dia 100 mm Dial type
-----------------------------------------------------------------------------

(3). PERSYARATAN PEMASANGAN

a. U m u m

1. Perpipaan harus dikerjakan dengan cara yang benar untuk menjamin kebersihan,
kerapihan, ketinggian yang benar minimum 250 mm dari lantai, serta
memperkecil banyaknya penyilangan.
2. Pekerjaan harus ditunjang dengan suatu ruang yang longgar, tidak kurang dari 50
mm di antara pipa-pipa atau dengan bangunan & peralatan.
3. Semua pipa dan fitting harus dibersihkan dengan cermat dan teliti sebelum
dipasang, membersihkan semua kotoran, benda-benda tajam/runcing serta
penghalang lainnya.
4. Pekerjaan perpipaan harus dilengkapi dengan semua katup-katup yang diperlukan
antara lain katup penutup, pengatur, katup balik dan sebagainya, sesuai dengan
fungsi sistem dan yang diperlihatkan dalam gambar.
5. Semua perpipaan yang akan disambung dengan peralatan, harus dilengkapi dengan
flens, water mur dapat digunakan bila keadaan sangat memaksa.
6. Sambungan lengkung, reducer dan expander dan sambungan-sambungan
cabang pada pekerjaan perpipaan harus mempergunakan fitting buatan pabrik.
7. Kemiringan menurun dari pekerjaan perpipaan air limbah harus seperti berikut,
kecuali seperti diperlihatkan dalam gambar.

a. Di bagian dalam bangunan.


Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :1%-2%
b. Di bagian luar bangunan.
Garis tengah 150 mm atau lebih kecil :1%
Garis tengah 200 mm atau lebih besar :1%

8. Semua pekerjaan perpipaan harus dipasang secara menurun ke arah titik


buangan. Pipa pembuangan dan ven harus disediakan guna mempermudah
pengisian maupun pengurasan.
9. Katup (valves) dan saringan (strainers) harus mudah dicapai untuk pemeliharaan
dan penggantian. Pegangan katup (valve handled) tidak boleh menukik.
10. Pekerjaan perpipaan ukuran jalur penuh harus diambil lurus tepat ke arah pompa
dengan proporsi yang tepat pada bagian-bagian penyempitan. Katup-katup dan
fittings pada pemipaan demikian harus ukuran jalur penuh.
11. Kecuali jika tidak terdapat dalam spesifikasi, pipe sleeves harus disediakan di
mana pipa-pipa menembus dinding, lantai, balok, kolom atau langit-langit.
Di mana pipa-pipa melalui dinding tahan api, celah kosong di antara selubung dan
pipa-pipa harus dipakal dengan bahan rock-wool atau bahan tahan api yang lain.
Selama pemasangan, bila terdapat ujung-ujung pipa yang terbuka dalam pekerjaan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 176


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
perpipaan yang tersisa pada setiap tahap pekerjaan, harus ditutup dengan
menggunakan caps atau plugs untuk mencegah masuknya benda-benda lain.

12. Semua galian, harus juga termasuk pengurugan serta pemadatan kembali sehingga
kembali seperti kondisi semula.

Kedalaman pipa air minum minimum 60 cm di bawah Elevasi Finish.

Untuk pipa kebakaran dan pipa plumbing yang terbuat dari baja minimum 75
cm dibawah tanah diberi lapisan anti karat merek Densopol/Densotape dengan
overlap 10 mm dan harus dilapis minimal 2 kali.

Semua pipa diberi lapisan pasir yang telah dipadatkan setebal 10-15 cm untuk
bagian atas dan bagian bawah pipa dan baru diurug dengan tanah tanpa
batu-batuan atau benda keras yang lain.

Untuk pipa di dalam tanah pada tanah yang labil, harus dibuat dudukan beton
pada jarak 2 - 2,5 m dan pada belokan-belokan atau fitting-fitting.

Untuk pipa-pipa yang menyeberangi jalan harus diberi pipa pengaman


(selubung) baja atau beton dengan diameter minimum 2 kali diameter pipa
tersebut.

13. Pekerjaan perpipaan tidak boleh digunakan untuk pentanahan listrik.


14. Semua pipa pembuangan dari Water Closet (WC), Urinoir, Kitchent Sink, Lavatory
serta Floor Drain harus dilengkapi/dipasang leher angsa (P. Trap).
15. Selain pipa Tegak/Riser Vent, maka pipa vent juga harus dipasang pada unit-unit
Saniter seperti Water Closet (WC), Urinoir, Kitchen Sink, Bathtub, Lavatory dan
dihubungkan ke pipa Tegak/Riser Vent.
16. Untuk pipa tegak Air Bekas dan Air Kotor serta Air Hujan pada sambungan/elbow di
lantai terbawah harus diberi penguat/tumpuan yang digantung pada plat atap lantai
yang bersangkutan.
17. Untuk semua belokan pipa didalam tanah harus dilengkapi dengan thrust block.

b. Penggantung dan Penumpu Pipa.

1. Pemipaan harus ditumpu atau digantung dengan hanger, brackets atau sadel
dengan tepat dan sempurna agar memungkinkan gerakan-gerakan pemuaian atau
perenggangan pada jarak yang tidak boleh melebihi jarak yang diberikan dalam
tabel berikut ini :
----------------------------------------------------------------------
Jenis Ukuran Pipa Batas Maximum Ruang
Pipa (mm) -------------------------------
Interval Interval
mendatar Tegak
(m) (m)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 177


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
-----------------------------------------------------------------------------
GIP Sampai 20 1.8 2
------------------------------------------------------------
25 s/d 40 2.0 3
------------------------------------------------------------
50 s/d 80 3.0 4
------------------------------------------------------------
100 s/d 150 4.0 4
------------------------------------------------------------
200 atau lebih 5.0 4
------------------------------------------------------------------------------
GIP Seluruh 1 titik/ 2 titik/
Ukuran Sambungan Sambungan
------------------------------------------------------------------------------

Catatan :
- khusus untuk pipa non baja, harus memperhatikan pentunjuk dari pabrik
pembuat.

2. Penunjang atau Penggantung tambahan harus disediakan pada pipa berikut ini:
a. Perubahan perubahan arah.
b. Titik percabangan.
c. Beban-beban terpusat karena katup, saringan dan hal-hal lain yang sejenis.

3. Ukuran baja bulat untuk penggantung pipa datar adalah sebagai berikut :

a. Diameter Batang
----------------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Batang
----------------------------------------------------------------
Sampai 20 mm 6 mm
25 mm s/d 50 mm 9 mm
65 mm s/d 150 mm 13 mm
200 mm s/d 300 mm 15 mm
300 mm atau lebih besar dihitung dengan factor keamanan 5.
Gantungan ganda 1 ukuran lebih kecil
dari tabel diatas
Penunjang pipa lebih dihitung dengan faktor
dari 2 keamanan 5 terhadap
kekuatan puncak.
----------------------------------------------------------
b. Bentuk gantungan.

- Untuk air dingin : Split ring type atau Clevis type.

4. Penggapit pipa baja yang digalvanis harus disediakan untuk pipa tegak.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 178


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
5. Semua pipa, gantungan dan penumpu sebelum dicat, harus memakai dasar
zinchromat dan pengecatan sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan
bila tidak dinyatakan lain maka warna-warna dibawah ini dapat digunakan untuk
pekerjaan lain.

----------------------------------------------------------------
NO. JENIS CAIRAN WARNA PIPA
----------------------------------------------------------------
Air Bersih Biru
Air Kotor Hitam
Air Pemadam Kebakaran Merah
Udara Hijau
5. Vent Abu-abu
----------------------------------------------------------------

c. Cara pemasangan pipa dalam tanah.

a. Penggalian untuk mendapatkan lebar dan kedalaman yang cukup, minimum 75


cm dibawah tanah, dibawah pipa air minum.
b. Pemadatan dasar galian sekaligus membuang benda- benda keras/ tajam.
c. Membuat tanda letak dasar pipa setiap interval 2 meter pada dasar galian dengan
adukan semen.
d. Urugan pasir minimum 10 cm dibawah dan 15 cm diatas pipa urug dengan tanah
tanpa benda keras.
e. Pipa yang telah tersambung diletakkan di atas dasar (dudukan).
f. Dibuat blok beton setiap interval 2 meter.
g. Pengurugan bertahap dengan pasir 10 cm, tanah halus, kemudian tanah kasar
tanpa benda keras.
h. Untuk pipa yang menyebrangi jalan harus diberi pipa pengaman (selubung) baja
atau beton dengan dia meter minimum 2 x dia meter pipa tersebut.

d. Pemasangan Katup - katup.

Katup-katup harus disediakan sesuai yang diminta dalam gambar, spesifikasi dan
untuk bagian-bagian berikut ini :

a. Sambungan masuk dan keluar peralatan.


b. Sambungan ke saluran pembuangan pada titik-titik rendah.

- Di ruang Mesin
----------------------------------------------------------
Ukuran Pipa Ukuran Katup
----------------------------------------------------------
Sampai 75 mm 20 mm

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 179


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
100 mm s/d 200 mm 40 mm
250 mm atau lebih besar 50 mm
----------------------------------------------------------

- Lain-lain, ukuran katup 20 mm

c. Ventilasi udara otomatis.


d. Katup kontrol aliran ke atas dan ke bawah.
e. Katup pengurang tekanan (Pressure Reducing Valves) Untuk aliran keatas dan ke
bawah.
f. Katup by-pass.

e. Pemasangan Strainer.

Strainer harus disediakan sesuai gambar, spesifikasi dan untuk alat-alat berikut ini :
a. Katup-katup Pengontrol.
b. Katup-katup pengurang tekanan.

f. Pemasangan katup-katup Pelepasan Tekanan.

Katup-katup Pelepasan Tekanan harus disediakan di tempat-tempat yang mungkin


timbul kelebihan tekanan. Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar
Perencanaan.

g. Pemasangan katup-katup pengaman.

Katup-katup pengaman harus disediakan ditempat-tempat yang dekat dengan sumber


tekanan. Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar Perencanaan.

h. Pemasangan Ven Udara Otomatis.

Ven udara otomatis harus disediakan ditempat - tempat tertinggi dan kantong udara.
Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar Perencanaan.

i. Pemasangan katup-katup Pengurangan Tekanan.

Katup-katup pengurang tekanan harus disediakan ditempat-tempat dimana tekanan


pemakai lebih rendah dari tekanan suplai. Untuk pemasangannya disesuaikan dengan
gambar Perencanaan.

j. Pressure Reducing Valve (PRV)


Harus dapat mengurangi tekanan tinggi di dalam pipa tegak distribusi air dingin
menajadi tekanan rendah yang konstan.
Dapat dilengkapi dengan PRV tipe Pilot untuk pengaturan tekanan dan aliran
pemakaian minimal.
Perbaikan/pergantian komponen dari PRV, harus dapat dilakukan di tempat tanpa

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 180


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
harus menurunkan unit PRV.
Setiap unit PRV harus di uji operasionalnya dan pengujian secara hidrostatic dan
tercatat pada sertifikat yang dikeluarkan oleh pabrik pembuat, sebelum unit PRV
dikapalkan.
Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar Perencanaan.

Material :

Body & Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 cast bronce ASTM B.61, B.62.
Stem : Stainless Steel AISI 303
Spring : Stainless Steel AISI 302
Spool : Ductile Iron ASTM A 536
Diapraghma Plate : Ductile Iron ASTM A 536
Seat Ring : Cast Bronze B.62
Diapraghma : Nylon Reinvorced Buna-N
O Rings : Buna-N
Seat Disc : Buna-N
Bagian dalam dan luar Body PRV harus di Coated Epoxy, khusus body luar perlu
dilapisi dengan cat Enamel, setelah dicoated Epoxy.
Rating Temp. : 32 F s/d s/d 180 F
Pressure Rating :
- Class 150 : maksimum 250 PSI
- Class 300 : maksimum 640 PSI

K .Float Control Valve

Dapat terbuka penuh pada posisi terendah dan tertutup rapat pada posisi tertinggi.
Float Pilot dilengkapi dengan batang tegak tempat kedudukan dari Float yang dapat
diatur posisi terendah & posisi tertinggi.
Dapat dengan mudah dibersihkan dan diperbaiki tanpa harus memindahkan Float
Valve dari posisinya.
Bagian dalam dan bagian luarnya harus dicoated Epoxy dan bagian luarnya perlu
lapisan tambahan lapisan enamel untuk pencegahan maximum dari karat.
Setiap Float Control Valve harus diuji pengoperasiannya dan diuji secara hydrostatic,
sebelum dikapalkan.
Untuk pemasangannya disesuaikan dengan gambar Perencanaan.

Material :

Body & Bonet : Ductile Iron ASTM A 536 cast bronce ASTM B.61, B.62.
Stem : Stainless Steel AISI 303
Spring : Stainless Steel AISI 302
Spool : Ductile Iron ASTM A 536
Seat Disc Retainer : Ductile Iron ASTM A 536
Diapraghma Plate : Ductile Iron ASTM A 536
Seat Ring : Ductile Iron ASTM A 536

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 181


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Diapraghma : Nylon Reinvorced Buna-N
O Rings : Buna-N
Seat Disc : Buna-N
Control Pilot
- Body : Bronze B 62
Stainless Steel AISI 303
- Rod & Float : Stainless Steel AISI 303

l. Gate Valve/Globe Valve (100 psi s/d 200 psi)

1. Dia 15 mm s/d 40 mm
* Body : Bronze (ASTM BB2 C83600)
* Bonet : Bronze (ASTM BB2 C83600)
* Discharge : Bronze (ASTM BB2 C83600)
* Stem : Brass ROD (ASTM B16-C36000)
* Packing : PTFE
* Packing Nut : Brass (ASTM B16 C36000)
* Hand Whell : Cast Iron

2. Dia 50 mm Keatas (100 s/d 200 psi)


* Body : Cast Iron (ANSI-A 126-C)
* Bonet : Cast Iron (ANSI-A 126-C)
* Dicharge : Cast Iron (ANSI-A 126-C)
* Stem : Brass (ANSI)
* Seat : Bronze

3. Water Hmmer Eliminator (Tipe HA)


Dipasang pada pipa vertical transfer Air Bersih ke Tangki Atap (Roof Tank)
Dipasang Setelah Check Valve disitem Pompa Transfer.
Tipe dari Water Hammer Eliminator yang dipasang terdiri dari komponen-
komponen sebagai berikut :

No. Komponen Material


1 Water Hammer Eleminator Bronze
2 Check Valve Ductile Iron
3 Ball Valve Bronze
4 Slip on Flange Stainless Steel
5 Connection Standard JIS B2240 ISO 7005 3 (BS4504)

4. Water Hammer Shock Absorber (Tipe MOOHA)


Dipasang pada pipa horizontal transfer Air Bersih ke Tangki Atap (Roof Tank).
Dipasang untuk setiap panjang pipa 40 m 50 m.

No. Komponen Material

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 182


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1 Flange Mild Steel (SS 40)
2 Perforated Pipe PVC Pipe (HT PVC)
3 Elastic Tube Synthetic Rubber
4 Air Chamber Enclosur of Nitrogen Gas
5 Casing Mild Steel (SS 400)
6 HEX Socket Head Cap. Scren Carbon Steel
7 Pressure Gauge c/w Nipple Valve
m. Batterfly Valve
Body : Ductile Iron (FCD 400)
Discharge : Ductile Iron (FCD 400)
Shaft : Stainless Steel (SUS 416)
Seat : EPDM Ethylene Prophyleny Rubber)

n. Strainer
Untuk diameter (15 mm s/d 40 mm)
Body : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Capacity : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Plug : Brass (ASTM B 16 C 36000)
Screen : Stainless Steel (ASTM SU 304)

o. Check Valve
Body : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Capacity : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Discharge : Bronze (ASTM 62 C 83600)
Seat : NBR (ASTM BUNA - N)
Spring : Stainless Steel (ASTM SU 304)

p. Valve-Valve

Untuk dimensi diatas 50 mm


Body : Cast Iron (ANSI A 126 - B)
Cover : Cast Iron (ANSI A 126 - B)
Discharge : Bronze (ANSI)
Discharge Seat : Bronze (ANSI)

q. Automatic Air Vent (AAV)/Anti Vacum Valve

Body : Bronze (BS 1400 LG 2)


Plug : Brass
Discharge : Brass

r. Sambungan Ulir.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting mempergunakan sambungan ulir


berlaku untuk ukuran sampai dengan 40 mm.
2. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada pipa

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 183


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.
3. Semua sambungan ulir harus menggunakan perapat Henep dan zink white
dengan campuran minyak.
4. Semua pemotongan pipa harus memakai pipe cutter dengan pisau roda.
5. Tiap ujung pipa bagian dalam harus dibersihkan dari bekas cutter dengan
reamer.
6. Semua pipa harus bersih dari bekas bahan perapat sambungan.

s. Sambungan Las
a. Sistem sambungan las hanya berlaku untuk saluran bukan air minum (untuk
saluran air minum menggunakan flange).
b. Sambungan las ini berlaku antara pipa baja dan fitting las. Kawat las atau
elektrode yang dipakai harus sesuai dengan jenis pipa yang dilas, lengkap dengan
srtifikat las yang berlaku.
c. Sebelum pekerjaan las di mulai Pemborong harus mengajukan kepada Pemberi
Tugas/MK contoh hasil las untuk mendapat persetujuan tertulis.
d. Tukang las harus mempunyai sertifikat las yang masih berlaku dan hanya boleh
bekerja sesudah mempunyai surat ijin tertulis dari Pemberi Tugas/MK.
e. Setiap bekas sambungan las harus segera dicat dengan cat khusus untuk itu.
f. Alat las yang boleh dipergunakan adalah alat las listrikyang berkondisi baik
menurut penilaian Pemberi Tugas/MK.

g. Setiap lokasi dimana dilakukan pengerjaan pengelasan, mutlak disediakan 1 buah


PAR (minimal 2 kg) untuk alasan keamanan kerja.

t. Sambungan lem PVC.

1. Penyambungan antara pipa dan fitting PVC, mempergunakan lem yang


sesuai dengan jenis pipa dan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik pipa dan
harus melalui persetujuan dan sepengetahuan Pemberi Tugas/MK.
2. Pipa harus masuk sepenuhnya pada fitting, maka untuk ini harus dipergunakan
alat press khusus. Selain itu pemotongan pipa harus menggunakan alat
pemotong khusus agar pemotongan pipa dapat tegak lurus terhadap batang pipa.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti ketentuan
spesifikasi dari pabrik pipa dan tidak boleh dibakar (khusus untuk dia.> 100 mm,
harus mengunakan special tool seperti yang direkomendasikan dari pabrik).
4. Pipa dan fitting PVC yang akan disambung harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran (Jenis daripada lem yang digunakan harus sesuai dengan yang
rekomendasi dari pabrik pembuat pipa).
5. Hasil sambungan pipa dan fitting harus benar-benar menyatu, tidak ada rongga
diantara keduanya.

u. Sambungan khusus pada Pipa Tegak/Riser untuk pipa baja

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 184


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
1. Jalur pipa tegak yang masuk ke dalam shaft dari basement harus menggunakan
Vitaulic Coupling.
2. Sistem penyambungan pipa tersebut disyaratkan pada setiap 3 batang pipa yang
akan disambung, sedangkan sambungan yang terjadi antara 3 batang pipa tetap
menggunakan system penyambungan las seperti yang tersebut pada item no.
2.03.11.
3. Cara penyambungan lebih lanjut dan terinci harus mengikuti spesifikasi dari
pabrik pipa.

v. Sambungan yang mudah dibuka.

Sambungan ini dipergunakan pada alat-alat saniter sebagai berikut :


- Antara Lavatory Faucet dan Supply Valve
- Pada waste fitting dan Siphon.
- Antara kitchen Sink Faucet dan Supply Valve

Pada sambungan ini kerapatan diperoleh dengan adanya paking dan bukan seal
threat.

w. SLEEVES.

a. Selubung untuk pipa-pipa harus dipasang dengan baik setiap kali pipa tersebut
menembus konstruksi beton.
b. Selubung harus mempunyai ukuran yang cukup untuk memberikan
kelonggaran di luar pipa ataupun isolasi.
c. Selubung untuk dinding dibuat dari pipa besi tuang ataupun baja. Untuk yang
mempunyai kedap air harus digunakan sayap.

d. Untuk pipa-pipa yang akan menembus konstruksi bangunan yang mempunyai


lapisan kedap air ( water proofing ) harus dari jenis "Sleeves jadi" yang terbuat
dari fiber dengan ketebalan 10 mm.
e. Rongga antara pipa dan selubung harus dibuat kedap air dengan rubber sealed
atau "Caulk".
f. Setiap instalasi dalam bangunan yang menembus retaining yang menuju ke
halaman/external harus dipasang fleksible flens terbuat dari stainless steel.

x. Pembersihan.

Setelah pemasangan dan sebelum uji coba pengoperasian dilaksanakan, pemipaan


di setiap service (pipa air bersih, air kotor, air hujan dan buangan dapur) harus
dibersihkan dengan seksama, menggunakan cara-cara/ metoda-metoda yang
disetujui sampai semua benda-benda asing disingkirkan.

Desinfeksi :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 185


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Dari 50 mg/l chlor selama 24 jam setelah itu dibilas atau dari 200 mg/l chlor
selama 1 jam setelah itu dibilas.
- Untuk bak air dipoles dengan cairan 200 mg/l chlor selama 1 jam dan setelah
itu dibilas.

(4). P E N G U J I A N
1). Sistem Air Bersih.
1. Kalau tidak dinyatakan lain, semua pemipaan harus diuji dengan 1,5 kali tekanan kerja
dengan jangka waktu 12 jam tanpa ada penurunan.
2. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali
sesuai dengan point 1 diatas.
3. Peralatan-peralatan yang rusak akibat uji tekanan harus dilepas (diputus) dari hubungan-
hubungannya selama uji tekanan berlangsung.

2). Sistem Air Limbah.


1. Pipa-pipa bertekanan harus diuji dengan tekanan air sebesar tekanan kerja 5 kg/ cm 2
selama 12 jam.
2. Pipa-pipa gravitasi harus diuji dengan tekanan statis sebesar 3.0 meter diatas titik
tertinggi selama 1 jam.
3. Kebocoran-kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus diuji kembali.
4. Testing keseluruhan menggunakan bola yang ditulis intensitas toilet yang harus sampai
ke Collecting Tank.

(5). PENGECATAN

1). U m u m
Barang-barang yang harus dicat adalah sebagai berikut:
Pipa servis.
Support pipa dan peralatan Konstruksi besi.
Flens.
Peralatan yang belum dicat dari pabrik.
Peralatan yang catnya harus diperbarui.

2). Persyaratan Pengecatan


Pengecatan harus dilakukan seperti berikut :
--------------------------------------------------------------------------
Lokasi Pengecatan Pengecatan
--------------------------------------------------------------------------
Pipa dan peralatan - Zinchromate primer
dalam plafond 2 lapis

Pipa dan peralatan - Zinchromate primer


expose 2 lapis dan cat akhir 2 lapis.

Pipa Besi dalam tanah - 2 lapis pelapis khusus anti karat


Merk Densopol/Densotape

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 186


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
--------------------------------------------------------------------------
Note : sebelum diadakan pengecatan, pipa harus dalam kondisi sudah bersih.

(6). TESTING DAN COMMISSIONING.

1. Pemborong pekerjaan instalasi harus melakukan semua testing pengukuran secara


partial dan secara system, untuk mengetahui apakah seluruh instalasi yang sudah
dilaksanakaan berfungsi dengan baik dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.
2. Semua tenaga, bahan, perlengkapan yang perlu untuk testing merupakan tanggung
jawab pemborong, sehingga semua persyaratan test yang dianjurkan oleh pabrik hingga
dapat dilakukan dan diketahui hasil test sesuai persyaratan yang ditentukan.
3. Untuk posisi pompa dan motor harus dilakukan pengecekan leveling dari poros pompa
sesuai dengan standar pabrik pembuat.

(7). KATUP LABEL (VALVE TAG).

a. Tags untuk katup harus disediakan di tempat-tempat penting guna operasi dan
pemeliharaan.
b. Fungsi-fungsi seperti "Normally Open" atau "Normally Close" harus ditunjukkan di tags
katup.
c. Tags untuk katup harus terbuat dari plat metal dan diikat dengan rantai atau kawat.

(8). LINGKUP PEKERJAAN MEKANIKAL PLUMBING DAN DRAINASE

1). U M U M

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan instalasi mekanikal plambing secara


keseluruhan adalah pengadaan, transportasi, pembuatan, pemasangan, peralatan-
peralatan bahan-bahan utama dan pembantu serta pengujian, sehingga diperoleh
instalasi yang lengkap dan baik sesuai dengan spesipikasi, gambar dan bill of quantity.

2). URAIAN PEKERJAAN

Lingkup pekerjaan secara garis besar sebagai berikut :


1. Instalasi Sistem Air Bersih
2. Instalasi Sistem Air Limbah dan Drainase
3. Instalasi Sistem Air Hujan
4. Instalasi sistem Siram Taman

3). GAMBAR KERJA

Sebelum kontraktor melaksanakan suatu bagian pekerjaan lapangan, harus


menyerahkan gambar kerja untuk diperiksa dan disetujui antara lain sebagai
berikut:

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 187


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Denah tata ruang dan detail pemasangan dari peralatan utama,
perlengkapan dan fixtures.
- Detail denah pemipaan
- Detail denah pengkabelan
- Detail penempatan sparing, sleeve yang menembus lantai, atap, tembok dll.
- Detail lain yang diminta oleh Pemberi Tugas.

4). GAMBAR INSTALASI TERPASANG

Setiap tahapan penyelesaian pekerjaan, kontraktor harus memberi tanda sesuai


jalur terpasang pada Re-Kalkir gambar tender maupun gambar kerja, sehingga
pada akhir penyelesaian pemasangan sudah tersedia gambar terpasang yang
mendekati keadaan sebenarnya.

(9). SISTEM AIR BERSIH

1). LINGKUP PEKERJAAN

Uraian singkat lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :

a. Tangki Persediaan Air Bersih (ground tank & roof tank)


b. Pompa Distribusi
c. Pompa Booster
d. Pemipaan
e. Pengkabelan
f. Panel listrik
g. Peralatan Instrumen dan pengendalian
h. Penyambungan ke peralatan penunjang
i. Penyambungan ke peralatan plambing

2). PERALATAN UTAMA

3). Persediaan Air Bersih


A. Kebutuhan air bersih diambil langsung dari instalasi air bersih PDAM dengan
menggunakan pemipaan dan ditampung di Ground Water Tank. Air dari
Pompa Deep Well ditampung dalam Raw Water Tank yang kemudian melalui
Sand dan Carbon filter ditampung dalam Ground Water Tank .
Ground Tank ini digunakan untuk persediaan air bersih selama satu hari,
untuk selanjutnya didistribusikan ke tangki air atas (roof tank) yang ada
disetiap menara, melalui pompa yang ada di Basement-2.

a. Tangki air bawah tanah dapat dibuat dari beton yang cukup kedap air
dengan finisihing keramik.
b. Tangki air harus dibuat dengan konstruksi higienis sebagai berikut,
Membuat penyekat, sehingga terjadi aliran air.
Menghilangkan sudut tajam

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 188


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Membuat bak pengurasan pada dasar tangki (drainase)
Mencegah air tanah masuk dalam tangki
Membuat permukaan dinding licin dan bersih
Membuat manhole dengan konstruksi water tight
Membuat semua sleeve kedap air (water proofing)
c. Tangki air harus mempunyai perlengkapan sbb :
Manhole
Tangga
Pipa ven penghubung maupun vent ke udara luar.
Pipa peluap dan pipa penguras.
Indicator muka air
Selubung untuk laluan pipa masuk, pipa isap, pipa penguras, kabel
dsb.
d. Sistem pengendalian
Bila Fixture Unit dibuka akan mengendalikan pompa distribusi.
Pompa akan hidup pada saat terjadi perbedaan tekanan.
Pompa akan mati bila muka air sudah mendekati tepi pipa peluap.
B. Pompa Pemindah untuk ground water tank (Transfer Pump)

a. Transfer pump dimaksud untuk memindahkan air dari raw water tank ke ground
water tank.
b. Transfer pump set terdiri dari 2 pompa yang bekerja bergantian.
c. Transfer pump set terdiri dari dari peralatan sebagai berikut,
- 2 pompa berikut motor
- Panel pompa dan perkabelan
- Pompa hisap lengkap dengan isolating valve Y, strainer, flexible joint,
suction pressure gauge, under pipe (sesuai gambar).
- Pipa tekan lengkap dengan isolating valve, non water hammer non return
valve, flexible joint, pressure gauge dsb.
- Panel pompa lengkap dengan perkabelan, level switch H-L, Level switch L- LL
serta manual switch di panel maupun remote.
- Pompa dikopel oleh pabrikan dengan surat keterangan oleh pabrik tersebut
(ada Certifikat Country of Origin dan Bill of Leading bila import).

d. Pengaturan Transfer Pump sebagai berikut,


- Satu pompa bekerja. Pergantian pompa yang bekerja dapat dilakukan dengan
memutar Selector switch.
- Apabila muka air di ground water tank turun ke batas L maka pompa akan
ON dan memindahkan air dari raw water tank sampai muka air naik ke batas
H, sementara waktu muka air di raw water tank turun maka secara
automatis float valve membuka dan air dari Deep Well akan mengisi raw
water tank.
- Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air di ground water tank berada
diambang batas LL dan akan bekerja lagi apabila air tersisi kembali sampai
batas L.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 189


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
e. Spesifikasi Pompa sebagai berikut :
- Tipe : End Suction centrifugal direct coupled with electro
motor (atau ditentukan lain dalam skedul alat).
- Shaft Seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
- Speed : 1450 rpm, maks. 3000 rpm
- Base Frame : Cast Iron atau steel
- Efisiensi : minimum 80 %.
- Mounting : Spring Mounting Isolator
- Poros : 403
- Impeller : Bronze.

C. Pompa Pemindah untuk roof tank (Transfer Pump).

a. Transfer pump dimaksud untuk memindahkan air dari tangki bawah ke tangki atas
(roof tank).
b. Transfer pump set terdiri dari 2 pompa yang bekerja bergantian.
c. Transfer pump set terdiri dari dari peralatan sebagai berikut,
- 2 pompa berikut motor
- Panel pompa dan perkabelan
- Pompa hisap lengkap dengan isolating valve Y, strainer, flexible joint,
suction pressure gauge, under pipe (sesuai gambar).
- Pipa tekan lengkap dengan isolating valve, non water hammer non return
valve, flexible joint, pressure gauge dsb.
- Panel pompa lengkap dengan perkabelan, level switch H-L, Level switch L-
LL serta manual switch di panel maupun remote.
d. Pengaturan Transfer Pump sebagai berikut,
- Satu pompa bekerja.
Pergantian pompa yang bekerja dapat dilakukan dengan memutar Selector
switch.
- Apabila muka air di tangki turun ke batas L maka pompa akan ON sampai
muka air naik ke batas H.
- Pompa tidak bisa bekerja apabila muka air di tangki bawah berada
diambang batas LL dan akan bekerja lagi apabila air tersisi kembali sampai
batas L.

e. Spesifikasi Pompa sebagai berikut :


- Tipe : End Suction centrifugal direct coupled with electro
motor (atau ditentukan lain dalam skedul alat).
- Shaft Seal : Mechanical
- Casing : Cast Iron/Standard Manufacturer
- Speed : 1450 rpm, maks. 3000 rpm
- Base Frame : Cast Iron atau steel
- Efisiensi : minimum 80 %.
- Mounting : Spring Mounting Isolator

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 190


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Poros : 403
- Impeller : Bronze.

D. Pompa Distribusi (Booster Pump).

a. Pompa Distribusi distribusi berfungsi mengalirkan air ke alat-alat


plambing pada lantai-lantai yang membutuhkan.
b. Pompa Distribusi distribusi harus mampu memasok kebutuhan air kepada
pemakai setiap variasi laju aliran pada setiap saat secara otomatis.
c. Pompa distribusi harus mempunyai sekurang-kurangnya terdiri dari 2
pompa dan paling banyak 4 pompa yang bekerja alternate paralel
sedangkan laju aliran masing-masing pompa dalam berdasarkan
standard pabrik perakit Distribusi pump.
d. Peralatan kendali, untuk laju aliran sampai dengan 33 m 3/ jam boleh
mempergunakan Pressure Control System sedangkan untuk laju aliran
lebih besar dari 35 m3/jam harus mempergunakan flow monitor control
system.
e. Setiap Distribusi pump antara lain terdiri dari peralatan sbb :
Variabel speed control.
Pompa sentrifugal dengan motor.
Tangki tekan dengan tipe membrane.
Inlet dan outlet headers
Katup-katup inlet dan outlet
Check valve anti pukulan air (untuk aliran air by gravitasi)
Inlet strainers
Panel daya dan pengendalian (dilengkapi dengan termal overload
untuk safety motor).
Pressure switch/flow monitor switch
Pressure gauges pada inlet dan outlet pompa
Pengkabelan
Dudukan pompa

f. Pengaturan pompa pada sistem pressure control


Pompa pertama bekerja apabila tekanan air di jaringan turun sampai
ambang batas L pada pressure switch (PS 1).
Pompa kedua bekerja apabila tekanan air di jaringan masih turun
sampai ambang batas L pada pressure switch (PS 2) dan seterusnya.
Pompa pertama, kedua dan seterusnya berhenti apabila tekanan air di
jaringan pemakai naik sampai ambang batas H di PS1, PS2 dan
seterusnya.
Penentuan daerah kerja pompa juga ditentukan oleh kurva pemilihan
pompa yang akan dipakai.
Pompa yang sedang bekerja dapat tiba- tiba berhenti apabila muka air
di tangki hisap turun sampai batas LL, dan akan kembali normal apabila
muka air naik sampai batas "L".
g. Pengaturan pompa pada sistem flow monitor control.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 191


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pompa pertama bekerja apabila laju aliran air di jaringan pemakai naik
sampai ambang batas H1 pada flow monitor .
Pompa kedua bekerja dan pompa pertama berhenti, apabila laju aliran
di jaringan pemakai naik sampai ambang batas H1 pada Flow Monitor.
Pompa ketiga bekerja, pompa kedua tetap bekerja dan pompa pertama
berhenti, apabila laju aliran terus naik sampai ambang batas H2 pada
Flow Monitor.
Pompa ketiga bekerja, pompa kedua bekerja dan pompa pertama juga
bekerja apabila laju aliran pemakai terus naik sampai ambang batas H3
pada Flow Monitor.
Pompa ketiga dan kedua akan berhenti apabila laju aliran di jaringan
pemakai turun sampai ambang batas H3 & H2 pada Flow Monitor.
Pompa pertama akan berhenti apabila laju aliran air di jaringan pemakai
turun di bawah ambang batas H1 pada Flow Monitor dan tekanan air
naik sampai ambang batas H pada PS1.
Semua pompa yang sedang bekerja dapat dengan tiba-tiba stop dan
alarm bekerja apabila muka air dalam tangki hisap turun sampai ambang
batas LL sampai air diisi kembali dan mencapai ambang batas L.
Pompa booster harus dilengkapi dengan surat keterangan dari pabrik
pembuat bahwa pompa tersebut benar menyatakan pompa booster
package system.

h. Pompa booster harus dilengkapi dengan surat keterangan dari pabrik pompa
bahwa pompa tersebut adalah packaged system.
i. Spesifikasi pompa Booster digunakan mengacu kepada spesifikasi pompa Transfer
(4.03.3 e).

4). SAND FILTER & CARBON FILTER


a. Sand filter dan carbon filter berfungsi meningkatkan mutu air dari PDAM
maupun deep well, yaitu untuk menghilangkan kotoran yang masih terkandung
didalamnya sekaligus lebih menjernihkan air sampai 25 ppm.
b. Backwash (pencucian filter) harus dilakukan setiap hari selama 5 menit sampai
10 menit, pada saat beban pemakaian air surut.
c. Filter yang dipergunakan adalah dari jenis pressure type, manual backwash.
d. Laju aliran adalah 10m3/jam/m2 atau dapat disesuaikan (berdasarkan
persetujuan).
e. Bahan tangki terbuat dari mild Steel dengan epoxy lining inside dan anti karat
sedangkan screen terbuat dari bronze atau stainless steel.

Filter terdiri dari :


Tangki termasuk screen
Filter Media untuk Carbon Filter merek Calgon USA
Filter Media untuk Sand Filter berupa Coarse, Silica, Fine Silica.
Valves
Interconnecting piping.
Instruments

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 192


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Control
Life Indicator

Sebagai perbandingan :
- Jumlah Carbon yang harus diisi untuk carbon filter (berdasarkan kap 35
m3/jam) adalah 2600 liter.
- Sedangkan untuk sand filter diperlukan Coarse 1100kg, Silica 3000 kg, dan
Fine Silica 6100 kg.

a. Kapasitas Aktual Sand Filter dan Carbon Filter masing-masing (Lihat


gambar).
b. Perpipaan (lihat spesifikasi perpipaan).
c. Instalasi pipa back wash dibuang ke saluran luar atau ke saluran air hujan
terdekat.
d. Tebal plat (tidak termasuk cat) adalah minimal 8 mm sedangkan sisi bawah
tangki adalah 10 mm.
e. Tangki harus dilengkapi dengan bukti pengujian pressure test dari pabrik
pembuat.

5). SISTEM AIR LIMBAH


A. LINGKUP PEKERJAAN
Uraian singkat lingkup pekerjaan dalam sistem air limbah disini antara lain adalah
sebagai berikut :

1. Perpipaan
2. Penyambungan dengan peralatan Plambing
3. Manhole
4. Sumur Periksa
5. Bak Air Bekas/Bak Air Kotor
6. Pompa Air Bekas/Pompa Air Kotor
7. Grease Trap
8. Sumur Rembesan
9. Floor Drain
10. Floor Clean Out / Ceiling Clean Out
11. Roof Drain

B. PERPIPAAN

1. Umum

- Macam perpipaan air limbah adalah pemipaan untuk Air Hujan, Air Limbah
Saniter, Air Limbah Dapur
- Jenis pipa lihat SPESIFIKASI PERPIPAAN.

2. Limbah Air Hujan

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 193


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Perpipaan air hujan mulai dari Roof Drain diatap atau Kanopy Drain sampai
selokan halaman atau sampai rembesan tanah.

3. Limbah Saniter
Perpipaan Limbah Saniter mulai dari Alat Saniter antara lain Kloset, Urinal
Laundry & Flor Drain akan disalurkan ke tangki pengumpul (collection Tank) untuk
selanjutnya dipompakan ke unit STP yang terletak di B1 dan B2. Khusus bunangan
air dari Kitchen Sink akan dilewatkan melalui Grease Trap, individual maupun
sentral sebelumke STP.

C. SUMUR PERIKSA

1. Sumur periksa harus dipasang pada setiap perubahan arah maupun setiap jarak
maksimum 20 meter pada pipa air limbah utama dalam tanah dan atau :
- Ukuran pipa 100 mm jarak antara sumur periksa 15m
- Ukuran pipa 150 mm s/d 200 mm jarak antara sumur periksa 30m
- Ukuran pipa 250 s/d 1000 jarak antara sumur periksa 45m

2. Sumur periksa harus dibuat dari konstruksi beton.


3. Dasar sumur bagian dalam berukuran minimal 500 x 1.000 mm serta harus dibuat
beralur sesuai fungsi saluran yaitu, lurus, cabang atau belokan.
4. Sumur periksa harus dilengkapi dengan tangga monyet, manhole dan pipa vent.

D. MANHOLE

1. Manhole terdiri dari rangka dan tutup dibuat dari besi tuang serta dilapis cat
bitumen.
2. Rangka dan tutup harus membentuk perangkap, sehingga setelah diisi
grease/lemak akan terbentuk penahan bau.
3. Diameter lubang untuk laluan orang sebesar minimum 550 mm sedangkan untuk
laluan peralatan harus sesuai dengan besaran peralatan tersebut.
4. Finishing permukaan manhole harus disesuaikan dengan peruntukkan lokasi.

E. BAK AIR KOTOR (SEWAGE PIT/COLLECTION TANK).

1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air kotor
seperti diuraikan disini.
2. Bak air limbah harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian
sipil/konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus dapat dipompa.
3. Setiap bagian bak air kotor harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1 :
10 kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135 C.
4. Bak air kotor (Sewage Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :

Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 194


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Sleeve untuk pipa ven
Sleeve untuk kabel-kabel
Level switch untuk fire alarm banjir.
Level switch untuk kendali pompa
Tangga monyet
Manhole untuk laluan pompa

F. POMPA AIR KOTOR (SEWAGE PUMP).

1. Setiap bak air kotor minimum harus dipasang dua buah pompa air kotor.
2. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan komponen sebagai berikut:

Cast iron casing


Cast iron vortex type impeller
Stainless steel shaft
Mechanical seal
Heavy duty grease lubricated bearing
Stainless steel casing guide rail support
Quick discharge coupling

3. Spesifikasi motor sebagai berikut :

Squirrel cage induction type


Winding insulation class F
Water tight
Verticaly mounted

4. Sistem kendali motor pompa

Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di bak
sewage
Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.
Di setiap pompa harus dipasang termal over load untuk safety motor.
Alarm berupa lampu/bell bila pompa tidak bekerja.

G. BAK AIR BEKAS (SUMP PIT)

1. Apabila ditentukan dalam gambar perencanaan, maka harus dibuat bak air bekas
seperti diuraikan disini.
2. Bak air bekas harus dibuat dari konstruksi beton bertulang dibuat oleh bagian
sipil/konstruksi, badan rapat air sedangkan tutup harus dapat dipompa.
3. Setiap bagian bak air bekas harus dapat dipompa, maka dasar bak harus miring 1:10
kearah pompa sedangkan semua ujung sudut sudah dibuat 135 C.
4. Bak air bekas (Sump Pit) harus dilengkapi sebagai berikut :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 195


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Sleeve untuk pipa sewage masuk dan keluar
Sleeve untuk pipa ven
Sleeve untuk kabel-kabel
Level switch untuk fire alarm banjir.
Level switch untuk kendali pompa
Tangga monyet
Manhole untuk laluan pompa
Alarm berupa lampu/bell bila pompa tidak bekerja.

H. POMPA AIR BEKAS ( SUMP PUMP).

1. Setiap bak air bekas minimum harus dipasang dua buah pompa air bekas.
2. Type pompa harus Submersible Centrifugal dengan kompoenen sebagai berikut:

Cast Iron asing


Cast Iron Semi Vortex type impeller
Stainless steel shaft
Mechanical seal
Heavy duty grease lubricated bearing
Stainless steel casing guide rail support
Quick discharge coupling

3. Spesifikasi motor sebagai berikut :


Squirrel cage induction type
Winding insulation class F
Water tight
Verticaly mounted

4. Sistem kendali motor pompa


Start dan stop diatur secara otomatis oleh level switches yang berada di
bak sewage
Pompa bekerja secara bergantian dan bersamaan.
Apabila beban aliran kecil, maka satu pompa bekerja secara bergiliran.
Apabila beban aliran besar maka pompa bekerja bersamaan.
Termal over load.
Alarm berupa lampu/bell ke ruang kontrol bila pompa tidak bekerja atau
mengalami hambatan.

I. GREASE INTERCEPTOR(GREASE TRAP)


1. Grease interceptor harus dipasang disetiap saluran dapur sedekat mungkin
dengan sumber limbah.
2. Grease interceptor harus berfungsi untuk mengumpulkan serta mengeluarkan
kandungan padat dan lemak maupun kandungan ringan lainnya yang terbawa
dalam limbah dapur.
3. Endapan padat harus dapat berkumpul dalam basket (keranjang), selanjutnya

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 196


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
secara berkala akan diangkat oleh petugas pembersihan.
4. Lemak harus dapat berkumpul dalam bak lemak dan selanjutnya secara berkala
akan dikeluarkan oleh petugas pembersihan.
5. Grease Interceptor dapat dibuat dari stailess steel dan atau baja karbon dengan
lapiosan tahan karat.
6. Grease Interceptor harus dibuat dengan konstruksi higenis sesuai dengan
standard DIN 4040 jenis kombinasi.

J. FLOOR DRAIN

1. Floor drain yang dipergunakan disini harus jenis Bucket Trap, Water Prooved type
dengan 50 mm Water Seal.
2. Floor Drain terdiri dari :
Chromium plated bonze cover and ring
PVC Check
Bitumen coated cast iron body screw outlet connection dan dengan flange
untuk Water prooving.
3. Floor Drain harus mempunyai ukuran utama sbb :

Outlet diameter Cover diameter


2 4
3 6
4 8

K. FLOOR CLEAN OUT/CEILING CLEAN OUT

1. Floor Clean Out/Ceiling cleanout yang dipergunakan disini adalah Surface Opening
Water Proofed Type
2. Floor Clean Out/Ceiling clean out terdiri dari :
- Chromium plated bronze cover and ring heavy duty type
- PVC neck
- Bitumen coated cast iron body, screw outlet connection with flange for
waterproofing.
3. Cover and ring harus dengan sambungan ulir dilengkapi perapat karet sehingga
mudah dibuka dan ditutup.

L. ROOF DRAIN

1. Roof Drain yang dipergunkan disini harus dibuat dari Cast Iron dengan konstruksi
waterproof.
2. Luas laluan air pada tutup roof drain ialah sebesar dua kali luas penampang pipa
buangan.
3. Roof Drain harus terdiri atas 3 bagian sebagai berikut :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 197


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Bitumen Coated Cast Iron body dengan water prooved flange.
- Bitumen Coated Neck for adjustable fixing.
- Bitumen Coated cover Dome type

M. P" TRAP
P" TRAP yang digunakan disini harus jenis multi inlet dengan main inlet
menggunakan 80 mm.
Tinggi Air minimum pada Trap 8 mm.
P" TRAP yang digunakan harus dibuat dari PVC.
Produk : Austindo

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 198


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
6). PRODUK
Bahan dan peralatan harus memenuhi spesifikasi.
Pemborong dimungkinkan untuk mengajukan alternatif lain yang setara dengan yang
dispesifikasikan.
Pemborong baru bisa mengganti bila ada persetujuan resmi dan tertulis.
Produk bahan dan peralatan pada dasarnya adalah :
NO. URAIAN PRODUK

1 PUMPS

POMPA DISTRIBUSI (PACKAGED EBARA EX INDOBARA BAHANA, TORISHIMA,


BOOSTER PUMP) GRUNDFOS, WILLO Ex. JERMAN, FLOW SERVE.
POMPA PEMINDAH (TRANSFER/P) EBARA EX INDOBARA BAHANA, SPP, GRUNDFOS,
WILLO Ex. JERMAN, TORISHIMA, TOMPSON KELLY
& LEWIS
MOTOR POMPA TRANSFER TECO, ELEKTRIM, MESS ATAU YANG
DIREKOMENDASIKAN PABRIK PEMBUAT
POMPA SWP, SP C/W QDC EMU, FLYGT, EBARA EX INDOBARA BAHANA,
PUMPEX, WILLO Ex. JERMAN, TORISHIMA
2 PIPA TRANSFER AIR BERSIH,
DISTRIBUSI AIR BERSIH & FITTING FUSIO THERM, KELLEN, TIEMME.
3 CAST IRON PIPE & FITTING XINXING, TIGER, TYLER, DUCKER.
4 PIPA DISTRIBUSI AIR PANAS + FITTING WIRSBO, FUSIO THERM, NEFA THERM.
5 PIPE U-PVC JIS STANDARD (VP)
10 KG/CM2 PRALON, UNILON, RUCIKA, VINILON
6 FITTING PIPA U-PVC JIS STANDARD TSK, RUCIKA, PPI
7 PIPA GIP BAKRIE, PPI
8 FITTING GIP TSP, TOP BRAND, TG, HE
9 SAFETY/RELIEF VALVE OCV, FUSHIMAN, YOSHITAKE, SOCLA
10 FLOW SWITCH PENN, POTTER , JOHNSON.
11 GATE VALVE, CHECK VALVE TOYO EX SINABU, CENTRAL, AFA, KITZ EX SMA,
CLASS 10 K, 16 K, 20 K TOZEN EX MEKATAMA IK, ITAP.
12 GLOBE VALVE TOYO EX SINABU, CENTRAL, AFA, KITZ EX SMA,
CLASS 10 K, 16 K, 20 K TOZEN EX MEKATAMA IK, ITAP.
13 SILENT CHECK VALVE (WAFER TYPE) TOZEN EX MEKATAMA IK,TOYO EX SINABU,
CLASS 10 K, 16 K, 20 K SOCLA, OCV, ITAP.
14 Y. STRAINER TOZEN EX MEKATAMA IK, TOYO EX SINABU, KITZ
CLASS 10 K, 16 K, 20 K EX SMA.
15 AIR VENT VALVE YOSHITAKE, SOCLA, KKK
16 PRESURE REDUCING VALVE (PRV) OCV, SOCLA, KKK
17 BALL VALVE CLASS 10 K TOYO EX SINABU, TOZEN EX MEKATAMA, IK
18 SOLENOID VALVE YOSHITAKE, OCV
19 WATER HAMMER ARRESTER /
ABSORBER/ELIMINATOR TOZEN EX MEKATAMA IK, KKK
20 FLEXIBLE JOINT
CLASS 10 K, 20 K TOZEN EX MEKATAMA IK
21 BUTTERFLY VALVE ASTAM, TOZEN EX MEKATAMA IK, CENTRAL, AFA,
CLASS 10 K, 16 K, 20 K WIKART.
NO. URAIAN PRODUK

24 NOISE & VIBRATION CONTROL PRODUCT


22 FLEXIBLE RUBBER JOINT
SCREWED UNION CLASS 10 K TOZEN EX MEKATAMA IK, AFA.
FLANGED END CLASS 10K, 20K
23 FLEKSIBLE STAINLESS STEEL
SCREWED UNION CLASS 10 K TOZEN EX MEKATAMA IK,
FLANGED END CLASS 10K, 20K
24 NOISE & VIBRATION CONTROL PRODUCT
FLOOR MOUNTING, SPRING ISOLATOR TOZEN EX MEKATAMA IK, EMBELTON, KINETEC
SPRING VIBRATION ISOLATOR HANGER TOZEN EX MEKATAMA IK, EMBELTON, KINETEC
(PIPE HANGER)
VIBRATION ISOLATOR RUBBER PAD TOZEN EX MEKATAMA IK, EMBELTON, KINETEC
25 WATER METER C/W ANTI RETURN ONDA, PAMETERINDO, AVECO, ACTARIS.
26 FLOAT VALVE SOCLA, OCV, KKK.
27 CLEAN OUT SAN-EI, TOTO, AUSTINDO
28 FLOOR DRAIN SAN-EI, AUSTINDO, SINAR LUCKY
39 ROOF DRAIN AUSTINDO
30 P TRAP 80 MM AUSTINDO
31 STAINESS STEEL INDIVIDUAL GREASE
AUSTINDO
INTERCEPTOR
32 FRP ROOF TANK GUNUNG PUTRI, DUA RODA, MARINFIQ UTAMA,
INDURO.
33 PEMBUAT PANEL SIMETRI, GUNA ERA, ONI PANEL.
34 CONSTANT HEAD PILOT OPERATED VALVE KKK EX JAPAN, WATTS, SOCLA, CHEM, OCV.
35 CIRCUIT BREAKER ABB, HAGER, GE, MG EX SCHNEIDER
36 CONDUIT EGA, CLIPSAL, DOUBLE-H
37 KABEL-KABEL KABELINDO, KABEL METAL, SUPREME, TRANKA
38 SAND & CARBON FILTER PEVASA, MEDIFILT
39 LEM PVC EX RUCIKA, EX PRALON, EX UNILON, ASOKA
40 FIRE STOP PYROPANEL, HILTI, PROMAT, SIGNUM
41 ELECTRIC WATER HEATER RHEEM (USA), ROXMON (USA).
42 ELECTRIC STORAGE WATER HEATER ROXMON (USA), EDWARDS (AUSTRALIA)

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 200


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 10
PEKERJAAN PEMADAM KEBAKARAN ( HYDRANT)

1. UMUM

Syarat-syarat Teknis Pekerjaan Pemadan Kebakaran yang diuraikan di sini adalah persyaratan yang
harus dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan
peralatan, dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari
Syarat-Syarat Teknis ini.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya instalasi pemadam kebakaran
(fire hydrant dan fire extinguisher) di dalam dan di luar bangunan sebagai suatu sistem keseluruhan
maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang dispesifikasikan.
Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi dan testing
terhadap seluruh material, serah terima dan pemeliharaan selama 12 bulan.
Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/
syarat-syarat teknis tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga
dimasukkan ke dalam pekerjaan ini.
Secara umum pekerjaan yang harus dilaksanakan pada proyek ini adalah :
Pengadaan dan pengangkutan ke lokasi proyek, pemasangan bahan, material, peralatan dan
perlengkapan sistem pemadam kebakatan (fire hydrant dan fire extinguisher) sesuai dengan
peraturan/standar yang berlaku seperti yang ditunjuk pada syarat-syarat umum untuk
menunjang bekerjanya sistem/peralatan, walaupun tidak tercantum pada Syarat-syarat Teknik
Khusus atau gambar dokumen.

Perincian umum pekerjaan instalasi pemadam kebakaran ini adalah sebagai berikut :
2.1. Pengadaan dan pemasangan pipa-pipa fire hydrant lengkap beserta fitting-fitting-nya dan
alat-alat bantunya.
2.2. Pengadaan dan pemasangan hydrant box, fire extinguisher, siamese connection, gate valve,
check valve, savety valve, foot valve, strainer, pressure switch, pressure gauge, fire
departement connection/landing valve (valve untuk hubungan Dinas Pemadam Kebakaran
setempat) dan peralatan lainnya.
2.3. Pengadaan tenaga kerja beserta peralatan yang digunakan untuk pelaksanaan instalasi.
2.4. Pengujian instalasi fire hydrant terhadap kebocoran dengan tekanan hidrostatis, baik secara
bagian (partial) maupun secara keseluruhan (overall).
2.5. Pengujian sistem kerja fire hydrant secara keseluruhan dan mengadakan pengamatannya,
sampai sistem berfungsi dengan baik.
2.6. Pengangkutan bekas galian dan penimbunan kembali.

3. PERSYARATAN UMUM
3.1. Semua pekerjaan instalasi pemadam kebakaran seperti yang tersebut pada lingkup pekerjaan di
atas harus dilaksanakan dengan persetujuan Direksi/Pengawas dan memenuhi semua
persyaratan yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Tenaga Kerja,
Departemen PU, dll.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 201


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
3.2. Pemasangan instalasi Pemadam Kebakaran ini harus sesuai dengan spesifikasi ini dan semua
peraturan yang berlaku di Indonesia umumnya dan wilayah DKI Jaya khususnya.
3.3. Biaya pengadaan peralatan, perlengkapan/material untuk instalasi pemadam kebakaran ini
harus sudah termasuk bea masuk, perizinan, biaya pemeriksaan oleh pejabat yang berwenang,
biaya penyimpanan (gudang) dan biaya-biaya yang diperlukan untuk pengadaan perlengkapan
pemadam kebakaran juga biaya penyediaan peralatan bantu, testing, comisioning dan biaya
pemeliharaan selama 12 (dua belas) bulan setelah penyelesaian pekerjaan.
3.4. Sebelum melaksanakan pekerjaan instalasi, Kontraktor diwajibkan untuk menyerahkan shop
drawing mengenai jalur pemasangan pipa setepatnya termasuk detail dan metoda
penyanggaan (supporting), angkur (anchor), sleeve dan lain sebagainya.

4. MATERIAL
4.1. P i p a.
Semua pipa, dari diameter 1 - 6, di dalam gedung maupun di luar gedung dan branch pipe
(pipa cabang) dari bahan Pipa hitam Sch.40 yang memenuhi standar BS 1387/1967.
Pipa ex BAKRIE atau setara.

4.2. Accessories.
4.2.1 Fitting.
Untuk Pipa hitam standar BS 1387/1967 Medium Class, fitting harus terbuat dari
material yang sama (pipa hitam).
4.2.2 Valves.
Seluruh valve dan flexible joint yang dipakai di pemipaan fire hydrant harus dari jenis
fire fighting valves yang mempunyai tekanan kerja 150 psi dan tekanan test 300 psi
(kelas 150) serta dilengkapi dengan ball drip valve, automatic release valve, discharge
pressure gauge dan water level gauge device.
4.2.3. Pressure Gauge.
Pressure gauge harus mempunyai penunjuk skala dengan diameter minimum 3"
dengan skala 0 sampai 2 x tekanan kerja maksimum (20 bar).

4.3. Hydrant Box dan Fitting untuk Fire Departement.


4.3.1. Indoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, landing valve untuk Fire Department
(Dinas Pemadam Kebakaran) 2 1/2" dengan bentuk kopling yang sesuai, fire hose
diameter 1-1/2" sepanjang 30 meter dan nozzlenya.
4.3.2 Outdoor hydrant box dilengkapi dengan hose rack, fire hose diameter 2-1/2" sepanjang
30 meter dan nozzlenya.
Box ini harus dilengkapi dengan kunci yang anak kuncinya diletakkan pada sebuah kotak
kaca pada pintu box tersebut.
4.3.3. Hydrant box dari merek APPRON atau setara.
4.3.4 Penawaran harus disertakan dengan brosur lengkap dan pemilihan ditandai dengan
warna dengan jelas (di-stabillo).
4.3.5 Warna box merah gelap (signal red color), dicat bakar.

4.4. Fire Extinguisher.


4.4.1 Fire extinguisher yang dipasang di dalam bangunan adalah dari jenis multy purpose dry
powder (kelas ABC) dengan waktu penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi
dengan pressure gauge.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 202


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge.

Bahan powder : amonium phosphate dan amonium sulphate


Berat isi : 6 kg
Lama pancaran : 15 detik (min)
Jarak pancaran : 5 - 7 meter
Bahan pendorong : N2
4.4.2. Untuk ruang mesin digunakan multy purpose dry powder kelas ABC dengan waktu
penyemprotan yang bisa diatur dan dilengkapi dengan pressure gauge.
Semprotan memanfaatkan tekanan seluruh tabung, tanpa cartridge.
Bahan powder : amonium phosphate dan amonium sulphate
Berat isi : 36 kg
Lama pancaran : 18 detik
Jarak pancaran : 8 - 10 meter
Bahan pendorong : N2
Perlengkapan : trolley
4.4.3 Fire Extinguisher dari merk CHUBB atau setara.

4.5.Siamese Connection.
4.5.1 Siamese connection yang digunakan adalah dari jenis 2 way 2-1/2". Kopling disesuaikan
dengan jenis kopling dinas kebakaran setempat, lengkap dengan tutup dan rantainya.
4.5.2 Selain ball valve pada outletnya, hydrant pillar juga harus dilengkapi dengan main valve
dan fasilitas drainnya.
4.5.3 Penawaran Siamese connection harus disertai brosur lengkap dan ditandai warna
untuk pemilihannya (ex APPRON atau setara).
4.5.4 Siamese connection dan outdoor hydrant box harus dipasang di atas pondasi beton dan
diberi angkur.

5. PEMASANGAN PIPA
5.1. Pipa Tegak (Riser).
Pipa dipasang dengan support dari besi / baja kanal serta U-klem sesuai dengan diameter
pipa.
Jarak antara support maksimal 3 m dan harus mempunyai jarak yang cukup terhadap lantai
untuk memudahkan pemasangan.
5.2. Pipa Mendatar (Cross Main / Branch).
Pipa dipasang dengan penggantung (hanger) sesuai dengan diameter pipa. Jarak antara
penggantungan yang satu dengan yang lainnya maksimum 2 meter.
Jarak antara pipa dengan dinding penggantung bisa disesuaikan dengan keadaan lapangan.
5.3. Pemasangan Pipa.
Semua pipa dengan garis tengah sampai 2" (5 cm) dapat menggunakan sambungan ulir
(screw), ujung dalam pipa dan ulir tersebut harus di ream agar gram yang ada di pipa hilang.

Semua pipa sebelum disambungkan, bagian dalamnya harus dibersihkan terlebih dahulu.
Pipa yang disambung dengan ulir (screw) harus menggunakan seal tape agar tidak bocor.
Pipa yang berdiameter 2 1/2" ke atas harus memakai sambungan flens dan di antara flens
tersebut harus dipasang packing pencegah kebocoran.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 203


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
6. PENGUJIAN

6.1. Pengujian terhadap Kebocoran dan Tekanan.


Semua pipa dan perlengkapanya sesudah dipasang harus diuji dengan hidrolis sebesar 15
kg/cm2 selama 18 jam.
Selama pengujian berlangsung tidak boleh terjadi perubahan/penurunan tekanan.
6.2. Peralatan dan fasilitas untuk pengujian harus disediakan oleh Kontraktor.
6.3. Pengujian harus disaksikan oleh Direksi/Pengawas dan Konsultan Perencana. Pengujian
dilakukan dengan menjalankan seluruh sistem atau aparat yang dipakai dalam menghadapi
bahaya kebakaran.

7. SISTIM KERJA

7.1. Kontraktor harus memperbaiki segala cacat dan kekurangan-kekurangan dengan biaya
sepenuhnya ditanggung oleh Kontraktor.
7.2. Direksi/Pengawas berhak meminta pengulangan pengujian bila dianggap perlu.
7.3. Semua biaya pengujian ataupun pengulangan pengujian merupakan tanggung jawab
Kontraktor.
7.4. Termasuk dalam biaya pengujian adalah pengadaan tenaga listrik, bahan bakar dan air.

8. PENGECATAN

8.1. Kontraktor harus mengecat semua pipa, rangka panggantung rangka penyangga, semua unit
yang dirakit di lapangan dan bahan-bahan yang mudah berkarat dengan lapisan cat dasar
(prime coating). Cat harus sesuai dengan persyaratan pengecatan yang sesuai dengan bahan
masing-masing.
8.2. Pengecatan tidak diperlukan bila alat-alat sudah dicat dipabriknya atau dinyatakan lain dalam
spesifikasinya atau untuk bahan aluminium.
8.3. Untuk peralatan yang tampak, maka bahan-bahan tersebut harus dicat akhir dengan cat besi
merk I.C.I. dengan warna sebagai berikut:

No. BAHAN-BAHAN WARNA NO. CAT ICI


1 Pipa Hydrant Merah Gelap R 404-43006
2 Pipa Drain Hitam R 404-40009
3 Bahan Gantungan & Support Hitam R 404-40009
4 Panah Pengarah Aliran Putih R 404-101

8.4. Kontraktor harus memberikan tanda-tanda huruf dan nomor indentifikasi bagi peralatannya
dengan cat. Sebelumnya Kontraktor wajib memberitahukan mengenai tanda-tanda yang
hendak dipasang pada peralatan-peralatan itu kepada Direksi/Pengawas.

9. PENYANGGA

9.1. Semua pipa-pipa mendatar harus ditumpu dengan baik. Penggantungharus dipasang pada
konstruksi dengan insert dan sesuai dengan gambar dokumen.
9.2. Penyangga dan penggantung harus dipasang sesuai dengan tabel berikut :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 204


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Ukuran pipa nominal (in) <1 1 1/2 2 2 1/2 3 4 5 6 8 10 12
Maximum jarak gantung (ft) 7 9 10 11 12 14 16 17 19 22 23

9.3. Hendaknya tidak ada pipa yang ditumpu atau digantung dengan pipa yang lain.
9.4. Semua pipa tegak lurus harus ditumpu dengan besi U dengan diameter 1/2" yang diulir
dipasang / diikat dengan mur pada besi kanal C. Sebagai landasan pipa digunakan kayu,
sedangkan besi kanal C diikat pada beton atau balok dengan dynabold. Jarak antara kleman
maksimal 3 meter.

10. PEREDAM GETARAN

Kontraktor harus menyediakan dan memasang peredam getaran (vibration damper) sesuai
dengan persyaratan pabriknya pada seluruh pompa yang dapat menghasilkan getaran yang
seminimum mungkin. Untuk meredam getaran menjalar melalui pipa dipasang flexible connection
jenis double sphere.
Harga pekerjaan ini harus dimasukkan ke dalam harga penawaran pompa yang bersangkutan.

11. PIPA DRAINAGE

Kontraktor harus memasang saluran-saluran pipa pembuangan di semua ruang mekanikal yang
kemudian dihubungkan ke saluran pembuangan. Bahan pipa dipakai PVC atau bahan lain yang tidak
berkarat, sambungan dari pompa ke pipa drain digunakan pipa flexible, sambungan harus mudah
dilepas dan pasang kembali.Sistim ini harus disesuaikan dengan keadaan lapangan menurut petunjuk
Direksi/Pengawas.

12. PERALATAN LAIN

12.1 Kontraktor harus menyediakan dan memasang pungumpul kotoran pada tempat-tempat
rendah dan tertutup.
12.2. Kontraktor harus menyediakan dan memasang fitting untuk penempatan alat ukur yang
tidak akan dipasang tetap pada tempat-tempat yang penting untuk keperluan pengukuran
pada saat pengujian.

DAFTAR MATERIAL

item Material setara


1 Pipa Schedulle 40: BAKRIE, PPI, SPINDO
2 Hidrant, siamesse APPRON, ZEKI
3 Fire extinguisher CHUBB
4 Pompa VERSA, FAIRBANKS MORSE, ITT
5 Valve KITZ, TOYO, HONEYWELL

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 205


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PASAL 11
PEKERJAAN PEMADAM SISTEM SPRINKLER

1. UMUM
PENJELASAN
Pasal ini menjelaskan secara spesifik / khusus menyangkut disiplin/sub-pekerjaan Sprinkler, dan ini
merupakan bagian dari RKS Pekerjaan MEP.

GAMBAR-GAMBAR PERENCANAAN
Di dalam gambar-gambar perencanaan ini tidak dimaksudkan untuk menunjukkan semua pipa-pipa,
fitting-fitting, katup-katup dan fixture secara terperinci.
Semua bagian-bagian tersebut di atas walaupun tidak digambarkan atau disebutkan secara spesifik
harus disesuaikan dan dipasang oleh Pelaksana Pekerjaan, apabila diperlukan, agar instalasi ini lengkap
dan dapat bekerja dengan baik sesuai dengan pelaksanaan yang wajar.

KORELASI PEKERJAAN
Semua pekerjaan galian dan penimbunan yang ada dilakukan oleh pihak lain Pelaksana
Pekerjaan harus memberikan data-data, ukuran-ukuran dan gambar-gambar pekerjaan ini
bilamana ada kepada pihak yang melaksanakannya.
Semua pekerjaan pembuatan lubang-lubang dan penutupannya pada dinding, lantai, langit-
langit untuk jalannya kawat, pipa dan duct yang dilakukan pihak lain.
Pelaksana Pekerjaan harus memberikan data-data, ukuran dan gambar-gambar yang diperlukan
kepada pihak yang melaksanakannya.
Semua penarikan kabel-kabel listrik penyulang sampai ke panel peralatan dilakukan oleh pihak
lain. Pelaksana Pekerjaan wajib memberikan data-data dan gambar-gambar yang diperlukan
kepada pihak lain yang mengerjakannya.
Semua penarikan pipa hidrant dan pipa sprinkler tidak tercantum dalam gambar-gambar dan
spesifikasi dilakukan oleh pihak lain, Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dan memberikan
data-data, ukuran dan gambar-gambar kepada pihak lainnya yang mengerjakannya.
Semua fasilitas listrik, air, saniter darurat hendaknya diusahakan oleh Pelaksana Pekerjaan.
Pelaksana Pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak lainnya untuk menanggulangi persoalan
ini.

SUB PELAKSANA PEKERJAAN


Apabila diperlukan tenaga-tenaga ahli khusus, atau tenaga-tenaga pelaksana yang ada tidak
mampu melaksanakan pemasangan, penyetelan, pengujian dan lain-lain maka Pelaksana
Pekerjaan dapat menyerahkan sebagian instalasinya kepada Sub Pelaksana Pekerjaan lain
setelah mendapatkan persetujuan Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas/ Konsultan Perencana

Pelaksana Pekerjaan wajib bertanggung jawab penuh atas segala lingkup pekerjaannya, baik
yang dilaksanakannya sendiri maupun yang telah di sub-kontrakkan.
Pemberi Tugas/Konsultan Perencana/Konsultan Pengawas tidak dapat dituntut bilamana ada
gugatan dari sub Pelaksana Pekerjaan karena ketidak lancaran pembayaran yang harus
diberikan oleh Pelaksana Pekerjaan.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 206


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
PETUNJUK OPERASI DAN PEMELIHARAAN
Pada saat penyerahan untuk pertama kalinya Pelaksana Pekerjaan harus menyerahkan gambar-
gambar, data-data peralatan petunjuk operasi dan cara-cara perawatan dari mesin-mesin
terpasang di bawah Kontrak ini.
Data-data tersebut haruslah diserahkan kepada Pemberi Tugas/Konsultan Pengawas sebanyak
3 (tiga) set dan kepada Konsultan Perencana 1 (satu) set.
Pada saat penyerahan pertama harus diserahkan antara lain : Intruction Manual, Instalation
Manual, Maintenance Manual, Operating Intruction, Trouble Shooting Instruction.
Hendaknya diberikan pula 2 (dua) set singkatan petunjuk operasi dan perawatan kepada
Pemberi Tugas, sebuah dipasang dalam suatu kaca berbingkai dan ditempelkan di dinding
dalam ruang mesin utama atau tempat lain yang ditunjuk oleh Pemberi TugasKonsultan
Pengawas.
Hendaknya Pelaksana Pekerjaan memberikan pendidikan praktek mengenai operasi dan
perawatannya kepada petugas-petugas teknis (Team Engineering) yang ditunjuk oleh Pemberi
Tugas secara cuma-cuma sampai cakap menjalankan tugasnya.
Kontraktor harus memberikan Surat Garansi atau peralatan-peralatan utama kepada Pemberi
Tugas.

DATA SUKU CADANG


Pelaksana Pekerjaan harus menjamin dan melengkapi dengan Surat Jaminan adanya suku cadang yang
mudah diperoleh pada peralatan-peralatan yang sekiranya akan mengalami gangguan atau kerusakan
dalam waktu minimal 5 (lima) tahun baik untuk peralatan utama maupun peralatan penunjang.

2. LINGKUP PEKERJAAN

Pengadaan dan pemasangan peralatan utama sistem sprinkler yang meliputi


pemasangan head sprinkler beserta pemipaannya.
Pengadaan dan pemasangan peralatan dari sistem instalasi/pemipaan, riser pipe,
maupun horizontal pipe pemipaan sprinkler.
Mengadakan Testing and Commissioning terhadap seluruh sistem fire hydrant,
sprinkler hingga berfungsi dengan baik serta memenuhi persyaratan untuk bangunan
tinggi.
Mengurus proses perijinan serta persyaratan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
persetujuan bahwa Instalasi sistem sprinkler dapat dinyatakan baik dan layak pakai
oleh Pemda setempat.
Mengadakan Training Operasional kepada Team Engineering pemilik proyek dan untuk
waktu serta kesiapannya akan ditentukan kemudian bersama Pemberi
Tugas/Konsultan Pengawas.

3. PENJELASAN PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS

A. STANDAR DAN PERATURAN-PERATURAN / PERSYARATAN


Untuk material/peralatan serta pengerjaan instalasi system plambing dan sub-sistem yang menjadi
lingkup pekerjaan dalam bab ini, harus memenuhi dan mengikuti beberapa referensi, standar material
dan pengerjaannya begitu pula Peraturan Daerah terkait namun tidak terbatas kepada apa yang
disebutkan di bawah ini :

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 207


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-1745-2000 disebut sebagai Tata Cara Perencanaan dan
Pemasangan Sistem Pipa Tegak dan Slang Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada
Bangunan Gedung.
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0000-2001 disebut sebagai Instalasi Pompa Yang Dipasang
Tetap Untuk Proteksi Kebakaran.
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-6481-2000 disebut sebagai Sistem Plambing-2000.
- Standar Nasional Indonesia/SNI 03-0255-2000 disebut sebagai Peraturan Umum Instalasi Listrik
(PUIL - 2000) untuk pekerjaan listrik dalam sub-pekerjaan system plambing ini.
- Beberapa standar internasional/negara lain yang tidak bertentangan dengan SNI terkait seperti:
NFPA, National Plumbing Codes, dll.
- Peraturan Perusahaan Air Minum Negara, tentang instalasi air.
- Pedoman Peraturan Plumbing Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Teknik Penyehatan
Dit. Jen. Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.
- Pemeriksaan Umum untuk Pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3 (PUBB) 1956 NI-3 1963.
PUBB 1969.
- Peraturan Beton Indonesia PBI-NI-2/1955. PBI-NI-2/1971. Peraturan
- Perburuhan Indonesia, tentang penggunaan tenaga kerja harian, mingguan, bulanan dan
borongan.
- Dan lain-lain.
- Perda D.K.I. Jakarta Raya No. 3 tahun 1975 , tentang Tata Cara Penanggulangan Bahaya
Kebakaran Pada Bangunan Gedung, sebagai tambahan referensi. SK. Menteri Negara PU No. 28
tahun 2000.

B. MATERIAL / BAHAN-BAHAN YANG DIPAKAI

Pemipaan
Untuk pemipaan hydrant dan sprinkler digunakan Galvanized Steel Pipe Sch. 40, atau ASTM A 53 dan
harus diusahakan semuanya berasal dari satu merk.
Demikian juga untuk fitting digunakan Galvanized Steel Pipe class 20 K, Weld Type.
Valve - valve
Gate Valve :
Menggunakan tipe bronze body, non rising stem, screwed bonnet, solid wedge disk,
screwed end untuk valve sampai dengan 2" atau bisa digunakan tipe Butterfly untuk
diameter 65 mm s/d 200 mm.
Menggunakan tipe flanged or lugged body, stainless steel disk, stainless steel shaft,
hand wheel operated with position indicator untuk valve lebih besar 2".

Check Valve :
Digunakan material bronze body, swing type, Y pattern, screwed cup, metal disk,
screwed end untuk valve sampai dengan 2".
Digunakan swing silent type dengan stainless steel disk dengan body material cast iron
untuk ukuran lebih besar 2.

Tekanan Kerja Valve :


Untuk keperluan fire hydrant dan sprinkler digunakan valve-valve dengan tekanan kerja 300
psi.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 208


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Strainer
Digunakan tipe bronze body screwed cap, stainless steel mesh screwed end untuk
strainer sampai dengan diameter 50 mm.
Digunakan Y pattern, stainless steel perforated screen, bolted bonnet, flanged end
untuk strainer lebih besar dari diameter 50 mm.

Flexible Connection
Digunakan flexible connection model doublesphere dengan material Neoprene Rubber yang
dapat menahan tekanan sampai 14 kg/cm.

Air Release Valve


Air Release Valve yang digunakan adalah jenis peralatan untuk mengeluarkan kandungan udara
pada jalur pemipaan secara automatic.
Besarnya diameter yang digunakan adalah 40 mm.
Material body dan cover dari Cast Iron (besi tuang) yang memenuhi standard ASTM A 126, class
B. Material floating dari bahan stainless steel.
Tekanan kerja peralatan yang digunakan mencapai 150 psi ( 10 kg/cm) pada temperatur air
sampai dengan 80C.

Sprinkler Head
Menggunakan tipe pendent standard coverage standard response
Temperature rating 70 celcius
Min opr system 7psi, max opr system 175psi
Material body kuningan (brass), fuse tembaga (cooper)
4. INSTALASI PEMIPAAN

A. Sistem Penyambungan Pipa


Pipa Sprinkler :
Digunakan sambungan ulir/screwed atau las untuk pipa berdiameter 3" ke bawah dan
dengan menggunakan sambungan flanged untuk diameter pipa 4" ke atas dengan
maximum dua batang pipa serta pada belokan minimal 5 kali diameter pipa dari bahan
yang sesuai dengan jenis bahan pipanya (long elbow).
Sambungan flanged dilakukan pada setiap belokan dan pada setiap dua batang pipa pada
pipa lurus.
Untuk memperkuat terhadap kebocoran, penyambungan pipa dengan ulir harus terlebih
dulu diberi lapisan red lead cement atau pintalan khusus dari asbes.
Sedangkan untuk sambungan flanged harus dilengkapi ring dari karet secara homogen.

B. Penggantung / Penumpu Pipa


Semua pipa harus diikat/ditetapkan dengan kuat dengan penggantung atau angker yang
kokoh (rigit), agar inklinasinya tetap, untuk mencegah timbulnya getaran, dan pipa-pipa
yang menembus dinding harus diberi sleeves.
Pipa horizontal harus digantung dengan penggantung yang dapat diatur dengan jarak
antara tidak lebih dari 2,5 m.
Penggantung atau penumpu pipa adalah product pabrik dan harus disekrup/terikat pada
konstruksi bangunan dengan insert/ angker yang dipasang pada waktu pengecoran beton
atau dengan Ramset.

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 209


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
Pipa-pipa vertikal harus ditumpu dengan clem/clem dan dibuat dengan jarak tidak lebih
dari 3 m'.

C. Pemasangan Fixtures, Fitting dan sebagainya


Semua fixtures harus dipasang dengan baik dan di dalamnya bebas dari kotoran yang akan
mengganggu aliran atau kebersihan air, dan harus terpasang dengan kokoh (Rigit)
ditempatnya dengan tumpuan yang mantap.
Semua fixtures, fitting, pipa-pipa hidrant dan sprinkler dilaksanakan harus rapi tidak
mengganggu waktu pemasangan pekerjaan sipil serta mekanikal dan elektrikal lainnya.
Untuk pipa-pipa yang tekanan airnya tinggi/pipa induk, dipasang balok-balok dari beton
dengan campuran yang kuat dan dipasang setiap ada sambungan pipa, tee, elbow, valve
dan sebagainya.

5. PENGUJIAN INSTALASI PEMIPAAN

Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 20 kg/cm,
tanpa mengalami kebocoran dalam waktu minimum 24 jam tekanan tersebut tidak turun/berubah.
Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 150
meter.

Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Pelaksana Pekerjaan.
Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Konsultan Pengawas dan wakil dari
Pemberi Tugas/Konsultan Perencana, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan
dibuatkan Berita Acaranya.

6. PENGECATAN

Pipa-pipa terlihat (exposed) harus diberi tanda dengan warna atau cat yang warnanya akan ditentukan
kemudian oleh Konsultan Pengawas.

Pipa-pipa dalam ceiling agar mudah dikenali diberikan tanda warna/cat pada setiap jarak + 4 m dengan
arah aliran pada pipa-pipa induk begitu pula pipa-pipa pada shaft dimana terletak pintu pemeriksaan.

Sebagai patokan dipakai warna cat sebagai berikut :


Untuk jaringan pipa hydrant dipakai warna merah.
Untuk jaringan pipa sprinkler dipakai warna coklat atau mengikuti warna pipa existing.

7. DAFTAR MATERIAL
item Material setara
1 Pipa Schedulle 40: BAKRIE, PPI, SPINDO
2 Valve KITZ, TOYO, HONEYWELL
3 strainer KITZ, TOYO, HONEYWELL
4 Flexible connection VIKING, TYCO
5 Air Release Valve POTTER
6 SPRINKLER HEAD VIKING, TYCO

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 210


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta
BAB VII
PENUTUP

1. Apabila terdapat hal yang bertentangan dengan ketentuan, peraturan, pedoman dan
kebijakan pemerintah yang berlaku maka segala sesuatu yang termaksud di dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) ini diteliti dan ditinjau kembali.

2. Hal-hal yang belum diatur dalam KAK ini, jika dianggap perlu akan ditetapkan kemudian.

3. Demikian KAK ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jakarta, 2016
Mengetahui :
Kepala Bidang
Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pembangunan Gedung Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta Dinas Perumahan dan Gedung
Selaku Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta
Pengguna Anggaran (PA) Selaku
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Ika Lestari Aji, S.E., M.M Ir. Chairul Lantip, M.S.E


NIP. 19651215 198503 2 003 NIP 19701016 199603 1 001

Kerangka Acuan Kerja (KAK) Jasa Konstruksi 211


Pembangunan Kantor Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Provinsi DKI Jakarta

Anda mungkin juga menyukai