Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN MINI-CEX (MINI CLINICAL EXAMINATION) 1 Nama NIM Stase Tempat Kasus : Anida Shofiana : 09711203 : Ilmu Obstetri

dan Ginekologi : Bangsal Cempaka, RSUD Sragen :Hamil preterm, riwayat APH(Ante Partum Haemoragic) et causa Plasenta Previ a Totalis Penilai : dr. Rahman, Sp.OG

I. IDENTITAS Nama Ibu Nama Umur Alamat Agama Pekerjaan Pendidikan NO RM Nama Suami Nama Umur Alamat Agama Pekerjaan : Tn. Ng : 39 tahun : Pandeyan RT 03/01 Karanganyar Sragen : Islam : Tani : Ny. P : 38 tahun : Pandeyan RT 03/01 Karanganyar Sragen : Islam : Ibu Rumah Tangga : SMP : 381263

Pendidikan II. ANAMNESIS

: SMP

Tanggal 28 September 2013 pukul 01.15 WIB A. Keadaan Sekarang GIVPIIAI merasa hamil 30 minggu, tidak haid. Tanggal 28 September 2013 pukul 01.15 datang rujukan bidan dengan APH Tanggal 28 September 2013 pukul 01.15 Kenceng-kenceng 1x, gerak janin (+) Tanggal 28 September 2013 pukul 01.15 Perdarahan 50cc, warna merah beserta darah beku (stolsel), tanpa nyeri perut dan sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless) Riwayat Haid Menarche Lama menstruasi Siklus HPHT HPL B. Perkawinan Menikah 1 kali. Dengan suami sekarang 21 tahun. C. Riwayat Obsterik No Keadaan kehamilan, keguguran, dan nifas 1. 2. 3. 4. Laki-laki, BB: 3500gr Laki-laki BB : 2500gr Abortus,kuretase Hamil sekarang Cara Persalinan Normal Normal Umur sekarang Keadaan anak Tempat perawatan : 16 tahun : 7 hari : 28 hari : 01-03- 2013 : 08-12- 2013

17 th 12th

Baik Baik

Bidan Bidan

D. Riwayat Penyakit Hipertensi disangkal Diabetes melitus disangkal Riwayat operasi disangkal E. Kemamilan Sekarang Taksiran tanggal persalinan 08-12-2013 F. Keluarga berencana sebelum kehamilan ini Sebelumnya menggunakan KB Suntik 3 bulan lamanya 9bln Pendidikan suami : SMP Pendidikan istri : SMP Ingin anak : empat Ingin KB : MOW III. PEMERIKSAAN STATUS PRAESENS 1. Keadaan umum 2. Kesadaran 3. Vital Sign : Baik : Compos mentis : TD : 120/80 mmHg RR : 24x/ menit 4. TB/BB 5. Gizi 6. Kepala 7. Mata 8. Thoraks Cor Inspeksi Palpasi : Ictus cordis tidak terlihat : Ictus cordis tidak kuat angkat : 145 cm / 53 kg : Kesan cukup : Mesocephal : Konjungtiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-) Nadi : 80x/ menit Suhu : 36,20C

Perkusi Auskultasi

: Batas jantung kesan tidak melebar : BJ I-BJ II murni, bising(-), reguler

Pulmo Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Anggota gerak : retraksi dada(-), ketinggalan gerak(-),simetris kanan kiri : fremitus kanan=kiri : sonor/sonor : suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan (-/-) : Odema (-/-), varises (-/-) , reflek patella (+/+)

STATUS OBSTETRIK 1. Inspeksi Perut membuncit membujur, mengkilat (-), venetasi (-), striae gravidarum (+), bundle ring (-) 2. Palpasi Leopold I Leopold II : Teraba bagian besar lunak : Teraba bagian keras panjang sebelah kanan, teraba bagian kecil-kecil sebelah kiri Leopold III Leopold IV HIS TFU TBJ : Teraba bagian besar keras, ballotmen (+) : Konvergen : (-) : 21cm : 1395 gr

3. Auskultasi DJJ (+) regular 12 / 12 / 13 4. Perkusi Pekak alih (-), pekak sisi (+) 5. Vaginal toucher Tidak dilakukan, atas indikasi APH 6. Pemeriksaan Inspekulo Dengan memakai spekulum secara hati-hati, didapatkan adanya darah dari ostium uteri eksernum PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium: a. Darah Pemeriksaan 24 juli 2013 Hemoglobin Trombosit Masa Pembekuan (CT) Masa Perdarahan (BT) HbsAg 13,2 265 2,00 2,30 Negatif g/dl ribu/l menit menit N N N N : Hasil Satuan Ket

b. USG : Didapatkan Plasenta insersi di SBR menutupi seluruh OUI

DIAGNOSIS SEMENTARA GIVPIIAI 38 tahun Hamil 30 minggu Janin 1 hidup intra uterin Preskep Puka APH(Ante Partum Haemoragic) et causa Plasenta Previa Totalis

Sikap / -observasi 10 - infus RL 20 tpm - inj dexametasone -inj cefotaxime

Koreksi : 1. Pendekatan diagnosis pada plasenta previa ditegakan berdasarkan dari anamnesis, yai tu terjadinya perdarahan pervaginam pada kehamilan diatas 28 minggu atau lebih (ter jadi sebelum parsalinan). Karena pada usia usia kehamilan 28 minggu terjadi pemben tukan SBR atau segmen bawah rahim, sehingga pasien sering mengeluhkan keluarny a perdarahan pervaginam pada saat bangun tidur. Perdarahan yang dialami pasien tan pa rasa nyeri dan sifat perdarahannya tanpa sebab (causeless). Dari riwayat obstetrik, yaitu pada pasien pernah mengalami riwayat abortus sebelumnya dan dilakukan kuret ase, pada kuretase terjadi perlukaan pada endometrium sehingga merupakan faktor pr edisposisi kelainan implantasi plasenta. Pada pemeriksaan fisik obstetri, pada leopold 1V bagian bawah janin sering tidak masuk kedalam panggul, tetapi masih mengamba ng di pintu atas panggul dikarenakan adanya plasenta yang menutupi jalan lahir, ini merupakan pembeda antara plasenta previa dengan solutio plasenta, pada solutio plas enta, kepala sudah masuk panggul karena terdorong oleh plasenta yang letaknya tidak pada implatasi normal. Pada pemeriksaan penunjang USG dapat ditemukan plasenta i nsersi di SBR yang menutupi OUI yang merupakan penunjuk diagnosis pasti dari pla senta previa (Sarwono, 1992). 2. Perbedaan gejala dan tanda plasenta previa dengan solutio plasenta Tanda dan gejala Perdarahan Plasenta previa 1. Merah segar 2. Berulang Solutio plasenta 1. Merah tua s/d cokl at kehitaman

3. Tidak nyeri

2. Terus menerus 3. Disertai nyeri pada seluruh lapang per ut

Uterus

1. Tidak tegang 2. Tidak terdapat nyer i tekan

1. Tegang bagian jani n tidak teraba 2. Nyeri tekan 1. Lebih sering 2. Tidak sesuai denga n jumlah darah yan g keluar 1. 40% fetus sudah m ati 2. Tidak disertai kelai nan letak, kepala s udah masuk janin k arena terdorong ole h plasenta yang tid ak terletak pada im plantasi normal

Syok / anemia

1. Jarang 2. Sesuai dengan juml ah darah yang kelu ar

Fetus

1. Biasanya fetus mas ih hidup 2. Disertai kelainan le tak dan kepala belu m masuk PAP kare na tertutupi oleh pl asenta

3. Management pada plasenta previa a. Perhatikan tanda-tanda syok seperti bradikardi, tekanan darah menurun. b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam, nasehati ibu jika kehamilan belum aterm m aka ibu dianjurkan untuk bedrest dirumah. Sarankan jika umur kehamilan sudah c ukup bulan segera bawa kerumah sakit, tidak perlu nunggu kenceng-kenceng kare na akan menimbulkan perdarahan berulang dengan adanya HIS. Segera lakukan S ectio Caesaria elektif. Edukasikan ke ibu untuk tidak membawa kandungan nya ke bidan lagi dikarenakan nanti akan dilakukan pemeriksaan dalam (VT) sehingga ak an memanipulasi dan akan timbul perdarahan berulang. c. Siapkan donor darah hidup untuk mengantisipasi akan terjadinya perdarahan pasca operasi.

d. Resusitasi cairan dengan RL e. Berikan pematangan paru deksametasone injeksi 12 mg 3 kali berselang 8 jam (Ac hdiat, 2004). f. Berikan obat tokolitik ( papaverin, terbutalin, isoksuprina) (Achdiat, 2004). g. Pemeriksaan USG untuk menentukan implantasi plasenta, usia kehamilan, profil bi ofisik, letak dan presentasi janin (Bari, 2012). h. Perbaiki anemia dengan pemberian sulfas ferous fumarat peroral 60 mg selama 1 b ulan dan pastikan tersedianya sarana tranfusi dan operasi i. Kriteria spesifik bagi penanganan luar rumah sakit penderita hamil dengan plasenta previa adalah : Tidak ada perdarahan aktif Tidak ada anemia berat Janin prematur Tempat tinggal penderita tidak lebih jauh dari 30 menit bermobil ke rumah sak it Pasien dan keluarganya mengerti keadaan Dirumah tersedia telepon dan angkutan sembarang waktu diperlukan

j. Plasenta previa totalis merupakan indikasi mutlak untuk sektio caesaria, tanpa men ghiraukan faktor- faktor lainnya. Indikasi seksio caesaria pada plasenta previa adal ah: Semua plasenta previa sentralis, janin hidup atau meninggal, semua plasenta p revia lateralis, posterior karena perdarahan yang sulit dikontrol dengan cara-ca ra yang ada Semua plasenta previa lateralis posterior, karena perdarahan yang sulit dikontr ol dengan cara- cara yang ada. Semua plasenta previa dengan perdarahan yang banyak dan tidak berhenti den

gan tindakan-tindakan yang ada. Plasenta previa dengan panggul sempit, letak lintang (Taber, 2004).

4. Disebut dengan perdarahan banyak adalah perdarahan melebihi dari normal, dimana ji ka menyebabkan perubahan tanda vital seperti pasien mengeluhkan lemah, limbung, k eringat dingin, menggigil, sistole < 90 mmHg, nadi > 100x/ menit, Hb <8 gr%. Perdar ahan yang melebihi dari 1/3 volume darah/ 1000 ml maka segera diperlukan penangan an. 5. Prognosis plasenta previa totalis Karena dahulu penangan relatif bersifat konservatif, maka mortalitas dan morbidita s ibu dan bayi tinggi. Mortalitas ibu mencapai 8-10% dan mortalitas janin 50-80% (M ochtar, 1998). Sejak diperkenalkan penanganan pasif pada tahun 1945, kematian perin atal berangsur-angsur dapat diperbaiki. Walaupun demikian, hingga kini kematian per inatal yang disebabkan prematuritas tetap memegang peranan utama (Mansjoer, 2001) Penanganan relatif bersifat operatif dini maka angka kematian dan kesakitan ibu da n perinatal jauh menurun (Jones, 2002). Dengan penanggulangan yang baik, kematian ibu akibat plasenta previa rendah sekali atau tidak ada sama sekali (Mansjoer, 2001),

KESIMPULAN Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal, yaitu pada segmen bawah uterus sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Pada keadaan normal plasenta terletak dibagian atas uterus. Angka kejadian plaenta previa adalah 0,4-0,6% dari kseseluruhan persalinan. Dengan penatalaksanaan yang baik, mortalitas perinatal adalah 50 per 1000 kelahiran hidup. Gejala perdarahan awal plasenta previa pada umumnya hanya berupa perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti secara spontan. Gejala tersebut kadang-kadang terjadi waktu bangun tidur saat pembentukan SBR. Tidak jarang perdarahan pervaginam terjadi saat in partu. Jumlah perdarahan yang terjadi sangat bergantung dari jenis plasenta previa. Pada ibu-ibu hamil terutama yang beresiko terjadinya plasenta previa agar senantiasa melakukan ANC supaya plasenta previa dapat terdiagnosis lebih awal yang selanjutnya dapat di terapi sesuai keadaannya sehingga angka morbiditas dan mortalitas akibat plasenta previa dapat dikurangi.

DAFTAR PUSTAKA 1. Jones, DL. Dasar-Dasar Obstetri dan Ginekologi. Penerbit Hipokrates. Jakarta.2002. 2. Mochtar, R. Sinopsis, Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jilid 1. Edisi 2. EGC. Jakarta. 1998. 3. Taber, Benzion. Kapita Selekta, Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta. 1994 4. Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Ika W. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jilid 1. Media Aeuscalapsius. Jakarta. 2001. 5. Achdiat, Chrisdiono M. Prosedur Tetap Obstetri dan Ginekologi. EGC. Jakarta. 2004. 6. Winkjosastro, Hanifa. Ilmu Kebidanan. Edisi Ketiga. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002. 7. Bari, Saifudin. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. 2002.

Mini Clinical Examination 1 Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Program Pendidikan Profesi Kedokteran Di Bagian Ilmu Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Umum Daerah Sragen

Disusun Oleh : ANIDA SHOFIANA 09711203

Dokter Pembimbing Klinik : dr. Rahman Sp.OG

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2013

Anda mungkin juga menyukai