Anda di halaman 1dari 81

PRESENTASI KASUS

G4P2A1 GRAVIDA 31 32 MINGGU


DENGAN PERDARAHAN ANTEPARTUM
Disusun
oleh : IUGR
EC PLR; LETAK
SUNGSANG;
Annisa Chaerani Burhanuddin
1102010027

Pembimbing :
dr. Rizki Syafaat, Sp. OG

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur

Pasien

Pendidikan
Pekerjaan
Agama

Alamat
Masuk

RS
Keluar RS
No. CM
Jam Masuk RSU
Ruangan

: Ny. M
: 42 tahun
: SD
: Buruh
: Islam
: Sukaresmi
: 3 Maret 2015
: 6 Maret 2015
: 748774
: 08.00 WIB
: Jade

Nama Suami
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Agama

: Bpk. I
: 45 tahun
: SD
: Buruh
: Islam

ANAMNESIS

Keluhan Utama
Perdarahan banyak dari jalan lahir

Anamnesa Khusus
G4P2A1 ibu datang ke RS merasa hamil 8 bulan, mengeluh keluar
darah dari jalan lahir sejak 3 hari SMRS. Darah berwarna merah
segar, banyak, dan juga terdapat gumpalan darah. Dalam sehari, ibu
mengganti kain sebanyak 3 kali karena perdarahannya. Keluarnya
darah tanpa disertai rasa nyeri. Riw. Trauma (-). Mules-mules
dirasakan ibu namun masih jarang dan hilang timbul. Keluhan ibu
tidak disertai dengan keluar lendir atau cairan dari jalan lahir. Ibu
pertama kali merasakan pergerakan janin 4 bulan yang lalu. Saat
ini gerakan janin masih dapat dirasakan ibu.

RIWAYAT OBSTETRI
Kehamilan

Tempat

Penolong

ke

Cara

Cara

Kehamilan Persalinan

BB

Jenis

Lahir

Kelamin

Usia

Hidup /
Mati

Rumah

Paraji

Aterm

Spontan

2500gr

16 th

Hidup

II

Rumah

Paraji

Aterm

Spontan

2500gr

6 th

Hidup

III

--------------------------------------------

IV

Abortus------------------------------------------------------------------------------------------------------------Kehamilan Saat Ini


----------------------------------------------------------

RIWAYAT PERKAWINAN
Status
: Menikah pertama kali
Usia saat menikah
: Istri
: 17 tahun
Suami
: 20 tahun

HAID

HPHT
: 25 Agustus 2014
Siklus
: teratur
Lama
: 7 hari
Banyaknya darah
: banyak
Nyeri haid : ada
Menarche usia : 15 tahun

Kontrasepsi Terakhir
Suntik setiap 3 bulan
Akseptor KB sejak tahun 2009 s/d 2012
Alasan berhenti KB karena ingin memiliki anak lagi
Prenatal Care
Dilakukan di bidan. Jumlah kunjungan selama
kehamilan 3 kali. Terakhir PNC 2 minggu yang lalu.
Keluhan selama Kehamilan
Tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS OBSTETRIK
Pemeriksaan Luar

Pemeriksaan Dalam

Tidak dilakukan karena kontraindikasi dari perdarahan


antepartum

DIAGNOSIS (ASSESMENT)

G4P2A1 gravida 31 32 minggu dengan Perdarahan


Antepartum; Letak sungsang; IUGR

RENCANA PENGELOLAAN / TINDAKAN


- Rencana USG
- Rawat konservatif
- Cek lab darah rutin
-Observasi KU, tanda vital, DJJ, perdarahan
- Infus RL 500 cc 20 gtt/mnt
- Dexametason 2 x 1 amp (iv)
- Nifedipine 3 x 20 mg (po)

PEMERIKSAAN PENUNJANG
(LABORATORIUM)
Tanggal 3 Maret 2015
1. HEMATOLOGI
Darah Rutin
Hemoglobin
: 8,2 g/dL (12-16)
Hematokrit
: 26 % (35-47)
Lekosit
: 7,110/mm3 (3.800-10.600)
Trombosit
: 198.000/mm3 (150.000 - 440.000)
Eritrosit
: 3.54 juta/mm3 (3,6-5,8)

FOLLOW UP DOKTER

TANGGAL

CATATAN

INSTRUKSI

3 Maret 2015

USG

Hamil, Tunggal, Hidup


Letak sungsang
Gravida 3132 minggu
TTBA 1600 gr
Plasenta tidak menutupi
OUI
Dx/ G4P1A1 gravida 31-32
mgg + letak sungsang +
Plasenta Previa Letak

4 Maret 2015

S: mules, perdarahan dari

- Observasi DJJ, His,

jalan lahir

TTV, Perdarahan

- Dexametason 2 x 1

: KU : Compos Mentis

Tensi : 110/60mmHg amp


Nadi : 80x/menit

- Nifedipine 3 x 20 mg

RR

- Pasang DC

: 20x/menit

His : 3-4x/10/20
BJA : 141x/menit
A : G4P2A1 gravida 31 32
minggu dengan
Perdarahan Antepartum ec
PLR; Letak sungsang;
IUGR

5 Maret 2015

Post Partum

-Observasi TTV, perdarahan

S:-

-Cefadroxyl 2 x 500 mg

: Tensi : 100/70 mmHg

-As. Mefenamat 3 x 500 mg

Nad i : 64x/menit

-SF 1 x1

RR

-Breast care

: 20x/menit

Suhu : 36,3 C
ASI -/Abdomen : datar lembut
DM (-) PS/PP (-) NT (+)
BU (+)
TFU : 2 jari di bawah pusat,
kontraksi baik
Perdarahan pervaginam (+)
Lochia rubra
BAB/BAK -/+
A : P3A1 Partus Prematurus

-rencana USG

6 Maret 2015

S
O

: tidak ada keluhan

-Cefadroxyl 2x500mg

: KU : compos mentis

-As. Mefenamat 3x500mg

Tensi : 110/70 mmHg

-Methergin 3x0,125mg

Nadi : 80x/menit

BLPL

RR : 20x/menit
Suhu : 35 C
Abdomen : datar lembut
NT (-), DM (-), PS/PP (-)
TFU : 2 jari bawah pusat,
kontraksi baik
Perdarahan pervaginam : (+)
Lochia rubra
BAB/BAK : -/+
A : Post Kuretase a/i Sisa

LAPORAN PERSALINAN (KALA II/KALA III)


Jam 20.00 WIB

His (+) BJA (+) Ibu ingin mengedan


PD v/v, Pembukaan lengkap, ketuban (-)

Jam 20.20 WIB

Bayi lahir sungsang dengan manual aid tidak segera

menangis. Muka, mulut di lap, tali pusat diklem lalu dipotong, kemudian bayi di
bawa ke ruang peri, terdapat lilitan tali pusat 1 kali.
Jk : P
BB : 1600 gram

PB : 42 cm

Anus : +

A/S : 4-6 nop : 1052


Ibu dapat Pitogin 1 amp/im, blast dikosongkan

Jam 20.30
gram

Plasenta lahir tidak lengkap, kesan ada sisa 300


KU PP baik, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik
Th/ Invilet 2 tab/anal
Postpargin 1 amp/iv
Perineum utuh

Ibu dibersihkan dan disuruh mobilisasi.


Kesimpulan (Diagnosa Akhir) : P3A1 Partus Prematurus Sungsang Manual Aid
dengan Augmentasi Oxytocin
Penolong : Bidan Lilis (zade)

LAPORAN
KURETASE

Tanggal 5 Maret 2013


Operator : Dr. Rahmat
Asisten 1: DM. Rifa
Ahli Anestesi : dr. Dhadi, Sp.An
Jenis Anestesi : NU
Diagnosa

Pra Bedah
:
Sisa plasenta pada P3A1 Partus Prematurus
Sungsang Manual Aid dengan Augmentasi
Oxytocin
Indikasi Operasi
: Sisa plasenta

Diagnosa Pasca Bedah : Post Kuretase a/i Sisa Plasenta pada P3A1 Partus
Prematurus Sungsang Manual Aid dengan Augmentasi Oxytocin

Jenis Operasi

: Kuretase

Kategori Operasi

: Sedang

Desinfeksi Kulit

: Povidone Iodine 10%

Laporan Operasi Lengkap

Penderita diletakkan dalam posisi litotomi

Dilakukan tindakan a dan antiseptik di daerah vulva dan sekitarnya

Kandung kencing dikosongkan

Dipasang spekulum bawah dan dipegang oleh asisten

Dengan pertolongan spekulum atas, bibir porsio diidentifikasi dan dijepit


dengan tenakulum
Dilakukan pengeluaran dengan cunam abortus
Dilakukan kuretase secara sistematis dan hati hati dengan sendok kuret
no. 10

Berhasil dikeluarkan jaringan plasenta sebanyak 60 gram

Jumlah perdarahan 20 cc

PERMASALAHAN
1.

Apakah diagnosa pada pasien ini


sudah benar?

2.

Bagaimana pengelolaan yang


seharusnya pada pasien ini?

3.

Bagaimana prognosis pada pasien


ini?

PEMBAHASAN

1. Cara Diagnosis Pada Pasien


Plasenta Previa Letak Rendah
Teori

Gejala utama plasenta previa adalah


perdarahan dari kemaluan tanpa sebab,
darah bewarna merah segar, tanpa rasa
nyeri dan biasanya berulang. Gejala
perdarahan awal plasenta previa biasanya
berupa bercak atau perdarahan. ringan dan
umumnya berhenti spontan.

Kasus
Gejala pada pasien :
Perdarahan tanpa sebab, tidak nyeri,
darah bewarna merah segar. Pertama
kali dialami ketika usia kehamilan
memasuki 8 bulan, perdarahan banyak.

Terjadi pada trimester 3 kehamilan.

Dengan USG dapat ditentukan implantasi


plasenta atau jarak tepi plasenta terhadap
ostium. Dikatakan letak rendah jika tepi
bawahnya berada pada jarak lebih kurang
3 - 4 cm dari ostium uteri internum.

Pada pemeriksaan USG


Terlihat janin
Hamil, Tunggal, Hidup
Letak sungsang
Gravida 3132 minggu 1600 gr
Plasenta tidak menutupi OUI
Dx/ G4P1A1 gravida 31-32 mgg + letak
sungsang + Plasenta Previa Letak
Rendah

Teori

Kasus

Faktor resiko :
Faktor resiko :
a.Usia Ibu
a.Usia ibu > 35 tahun
Wanita pada umur kurang dari 20
tahun dan ibu yang berumur di atas b.Multipara (G4P2A1)
35 tahun.
a.Paritas
Plasenta previa terjadi 1-3 kali lebih
sering pada ibu yang multipara
dibandingkan ibu yang nullipara.
a.Merokok
b.Plasenta yang besar
c.Multifetal gestation (hamil ganda)
d.Ovum yang dibuahi tertanam
sangat rendah di dalam rahim.
e.Korpus luteum bereaksi lambat,
dimana endometrium belum siap
menerima hasil konsepsi.
f.Tumor-tumor, seperti mioma uteri
dan polip endometrium.

DIAGNOSIS LETAK SUNGSANG


Teori
Pemeriksaan Luar

Berdasarkan pemeriksaan Leopold akan


teraba bagian keras, bundar, dan
melenting pada fundus uteri.
Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan dalam, jika pembukaan
sudah besar dapat teraba tiga tonjolan
tulang, yaitu kedua tubera ossis ischii dan
ujung os sacrum, sedangkan os scrum
dapat dikenal sebagai tulang yang
meruncing dengan deretan prosesus
spinosus ditengah-tengah tulang tersebut
USG

Dengan menggunakan USG dapat


diketahui presentasi, letak dan habitus
dari bayi, adanya kehamilan multipel,

Kasus
Leopold I pada pasien teraba bagian
keras, bundar, dan melenting pada
fundus uteri.
Punggung janin dapat diraba pada
sisi kanan perut dan bagian-bagian
kecil pada pihak yang berlawanan.
Di atas simfisis, teraba bagian yang
kurang bundar dan lunak. Bunyi
jantung terdengar pada punggung
janin setinggi pusat.
Dengan menggunakan USG diketahui
presentasi janin dalam letak
sungsang.

DIAGNOSIS IUGR
TEORI
1. Faktor Ibu
Ibu hamil dengan penyakit hipertensi, penyakit
ginjal, kardiopulmonal dan pada kehamilan ganda.
2. Tinggi Fundus Uteri
cara ini sangat mudah, murah, aman, dan baik
untuk diagnosa pada kehamilan kecil.
3. USG Fetomaternal
Pada USG yang diukur adalah diameter biparietal
atau cephalometry angka kebenarannya mencapai
43-100%.
4. Doppler Velocimetry
Dengan menggunakan Doppler kita dapat
mengetahui adanya bunyi end-diastolik yang tidak
normal pada arteri umbilicalis, ini menandakan
bahwa adanya PJT.
5. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan gula darah, bila ada indikasi

KASUS
Pada saat dilakukan pengukuran tinggi
fundus uteri dengan menggunakan pita
pengukur yang di letakkan dari
simpisis pubis sampai bagian teratas
fundus uteri didaptakan tinggi fundus
27,5 cm yang tidak sesuai dengan usia
kehamilan 31-32 minggu.
Menurut teori bila pada pengukuran di
dapat panjang fundus uteri 2 (dua)
atau 3 (tiga) sentimeter di bawah
ukuran normal untuk masa kehamilan
itu maka kita dapat mencurigai bahwa
janin tersebut mengalami hambatan
pertumbuhan.

PERKIRAAN TINGGI FUNDUS UTERI


Umur
Tinggi
FundusFUNDUS
Uteri
DILAKUKAN
DENGAN
PALPASI
Kehamilan
DAN
MEMBANDINGKAN DENGAN
1/3 di atas simpisis
12 minggu
PATOKAN.
16 minggu

simpisis-pusat

20 minggu

2/3 di atas simpisis

28 minggu

1/3 di atas pusat

24 minggu
34 minggu
36 minggu
40 minggu

Setinggi pusat
pusat-prosessus xifoideus
Setinggi prosessus xifoideus
2 jari di bawah prosessus xifoideus

2. PENATALAKSANAAN PADA
PASIEN Teori

Kasus

Penanganan pada plasenta previa bisa Pada pasien :Dilakukan perawatan


berupa terapi ekspektatif dan terapi aktif.
konservatif karena usia kandungan yg
Terapi aktif dilakukan apabila ditemukan masih < 37 mgg dan TBBA masih 1600
beberapa syarat, yaitu perdarahan yang
gram. Diberikan kortikosteroid berupa
telah berlangsung atau akan berlangsung
dapat membahayakan ibu dan janin, deksametason 2 x 1 amp dan tokolitik
kehamilan telah cukup 37 minggu atau berupa nifedipine 3 x 20 mg.
berat janin telah mencapai 2500 gram,
sudah inpartu atau bagian terbawah janin
sudah masuk pintu atas panggul. Terapi
Tetapi
dalam
tahap
perawatan
aktif berupa terminasi kehamilan segera.
konservatif ibu mengalami inpartu,
akhirnya

dilakukan

persalinan

pervaginam dengan manual aid pada tgl


4 maret 2015.

PROGNOSIS

Quo ad vitam Bonam


Keadaan umum dan tanda vital pasien sebelum dan sesudah
pasien partus baik, tidak ada tanda-tanda syok hemoragik sebelum
dan setelahnya. Pasien dapat pulang setelah mendapatkan 4 hari
perawatan di rumah sakit.
Quo ad functionam Bonam
Pasien dapat lahir pervaginam sehingga fungsi dari organ
reproduksinya tidak ada yg terganggu.
Quo ad sananctionam Bonam
Pasien masih dapat melakukan fungsi sosialnya seperti keadaan
sebelumnya setelah persalinan ini.

PEMBAHASAN PLASENTA PREVIA

Definisi
Plasenta
Previa

Plasenta previa adalah


plasenta yang berimplantasi
pada segmen bawah rahim
(SBR)
dan
menutupi
sebagian atau seluruh
ostium uteri internum (OUI)
dan atau yang terletak pada
dekat jalan lahir pada
kehamilan 28 minggu atau
lebih.

KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA


Plasenta previa totalis atau komplit
Implantasi plasenta yang menutupi seluruh
ostium uteri internum.
Plasenta previa parsialis
Plasenta yang menutupi sebagian ostium uteri
internum
Plasenta previa marginalis
Plasenta yang tepinya berada pada pinggir
ostium uteri internum.
Plasenta previa letak rendah
Plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya
berada pada jarak lebih kurang 3 - 4 cm dari ostium
uteri internum.

KLASIFIKASI PLASENTA PREVIA

INSIDENSI
Insidensi plasenta previa berkisar antara
0,3-0,5 % 1000 kelahiran.
Berdasarkan derajatnya insidensi tersebut
adalah :
Plasenta previa totalis : 23 31,3 %
Plasenta previa parsialis
: 20.6 33 %
Plasenta letak rendah : 37 54,9 %
Dengan penatalaksanaan dan perawatan
yang baik, mortalitas perinatal adalah 50
per 1000 kelahiran hidup.

Usia ibu

Paritas

Faktor resiko
plasenta previa

Riwayat
kehamilan atau
persalinan
sebelumnya
Merokok
Plasenta yang
besar
Multifetal
gestasion
Kelainan pada
endometrium

PATOFISIOLOGI
Setelah

trimester ketiga kehamilan atau


mungkin
lebih
awal
kehamilan,
terjadi
peregangan pada dinding rahim.
Akibatnya isthmus uteri tertarik menjadi bagian
dinding corpus uteri yang disebut segmen bawah
rahim.
vaskularisasi yang berkurang, atau perubahan
atrofi pada desidua akibat persalinan yang
lampau dapat menyebabkan plasenta previa.

PATOFISIOLOGI
Perdarahan

pertama biasanya tidak banyak,


sehingga tidak berakibat fatal.
Namun
semakin
bertambahnya
usia
kehamilan, perdarahan akan semakin banyak.
Perdarahan relatif lebih banyak oleh karena
segmen bawah rahim dan serviks tidak
mampu berkontraksi dengan kuat oleh karena
elemen otot yang dimiliki sangat minimal.
Demikianlah perdarahan akan berulang tanpa
sebab, tanpa nyeri dan darah berwarna
merah segar.

GEJALA KLINIS
1.

Perdarahan pervaginam
Darah berwarna merah terang pada
umur kehamilan trimester kedua atau
awal trimester ketiga merupakan tanda
utama plasenta previa.
2. Tanpa alasan dan tanpa nyeri
3. Pada ibu, tergantung keadaan umum
dan jumlah darah yang hilang,
4. Pada janin, turunnya bagian terbawah
janin ke dalam Pintu Atas panggul (PAP)
akan terhalang.

DIAGNOSA BANDING
Solusio

plasenta
Vasa previa
Laserasi serviks atau
vagina

DIAGNOSA
Jika terdapat ada nya
keluhan perdarahan
antepartum, pikirkan
terlebih dahulu plasenta
previa hingga terbukti
bukan.

ANAMNESIS
Gejala pertama :
perdarahan
pada
kehamilan setelah 28
minggu/trimester III
Sifat perdarahan :
tanpa sebab, tanpa
nyeri,
berulang,
darah
bewarna
merah terang.

PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign dan denyut jantung janin harus diawasi
dengan ketat.
Inspeksi
Dapat dilihat perdarahan pervaginam banyak
atau sedikit.
Jika perdarahan lebih banyak; ibu tampak
anemia.
Palpasi abdomen
Janin sering belum cukup bulan; TFU masih
rendah
Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak
kepala biasanya kepala masih goyang/floating.
Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan
dalam
(pemeriksaan
serviks)
merupakan kontraindikasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
USG transabdominal
Metode paling sederhana, tepat, dan
aman
untuk
mengetahui
lokasi
plasenta.
USG

transvaginal
Dapat digunakan untuk menentukan
plasenta previa letak rendah dan
lebih
akurat
diibandingkan
USG
transabdominal.

PENATALAKSANAAN
Penanganan plasenta previa
bergantung kepada :
Keadaan umum pasien, kadar
hb.
Jumlah perdarahan yang terjadi.
Umur kehamilan/taksiran BB
janin.
Jenis plasenta previa.
Paritas dan kemajuan persalinan

TERAPI EKSPEKTATIF (PASIF)


Tujuan

ekspektatif ialah supaya janin


tidak terlahir prematur.
Syarat-syarat terapi ekspektatif:
a.
Kehamilan
preterm
dengan
perdarahan sedikit yang kemudian
berhenti.
b. Belum ada tanda-tanda in partu.
c. Keadaan umum ibu cukup baik
(kadar hemoglobin dalam batas
normal).
d. Janin masih hidup.

TERAPI EKSPEKTATIF (PASIF)


Upaya yang dilakukan yaitu :
Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotika
profilaksis.
Pemeriksaan USG
Periksa Hb, Ht, golongan darah.
Awasi tanda vital ibu, perdarahan, dan detak
jantung janin.
Berikan tokolitik bila ada kontraksi :
Nifedipin 3 x 20 mg/hari
Betamethason 12 mg tiap 24 jam selama 48
jam.
Perbaiki
anemia dengan pemberian sulfas
ferosus atau ferous fumarat per oral 60 mg
selama 1 bulan.

TERAPI AKTIF
Terapi aktif dilakukan apabila ditemukan
beberapa syarat, yaitu :
Perdarahan yang telah berlangsung
atau akan berlangsung dapat
membahayakan ibu dan janin
Kehamilan telah cukup 37 minggu atau
berat janin telah mencapai 2500 gram
Sudah inpartu
Terapi aktif berupa terminasi kehamilan
segera.

TERAPI AKTIF
Sectio Cesaria
Seksio sesaria dilakukan dengan indikasi :
Semua plasenta previa totalis, janin hidup atau
meninggal.
Semua plasenta previa dengan perdarahan yang
banyak dan tidak berhenti dengan tindakan-tindakan
yang ada.
Plasenta previa dengan panggul sempit letak lintang.

Tujuan seksio sesaria :


Melahirkan janin dengan segera sehingga uterus dapat
segera berkontraksi dan menghentikan perdarahan.
Menghindarkan kemungkinan terjadinya robekan pada
serviks uteri jika janin dilahirkan pervaginam

TERAPI AKTIF
Pervaginam
Melakukan tekanan pada plasenta supaya
pembuluh-pembuluh darah yang terbuka
dapat tertutup kembali (tamponade pada
plasenta).
1. Amniotomi (pemecahan selaput ketuban)
Cara ini merupakan cara yang dipilih untuk
melancarkan persalinan pervaginam. Cara
ini dilakukan apabila plasenta previa
lateralis, plasenta previa marginalis atau
plasenta letak rendah, bila ada pembukaan
pada primigravida telah terjadi pembukaan
4 cm atau lebih.

TERAPI AKTIF
Pervaginam
Melakukan tekanan pada plasenta supaya
pembuluh-pembuluh darah yang
terbuka dapat tertutup kembali
(tamponade pada plasenta).
Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Braxton Hicks
ialah mengadakan temponade plasenta
dengan bokong (dan kaki) janin. Versi
Braxton Hicks tidak dilakukan pada
janin yang masih hidup.

KOMPLIKASI
Perdarahan,

anemia, syok bahkan

morbiditas
Plasenta
akreta, inkreta atau
bahkan plasenta perkreta
Malpresentasi janin
Prematuritas, gawat janin bahkan
lahir mati.
Infeksi

PROGNOSIS
Dengan penanggulangan yang baik seharusnya
kematian ibu karena plasenta previa rendah
sekali.

DEFINISI
PRESENTASI
SUNGSANG

-LETAK LONGITUDINAL / MEMANJANG


-TERBAWAH BOKONG ATAU KAKI
-KEPALA DIBAGIAN FUNDUS

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
1.

2.

3.

Letak bokong murni (frank breech), yaitu hanya


bokong saja yang jadi bagian depan sedangkan
kedua tungkai bawah lurus ke atas.
Letak bokong kaki (complete breech), yaitu
disamping bokong teraba kaki, baik teraba
kedua kaki atau satu kaki.
Letak kaki (footling breech/incomplete breech),
yaitu salah satu atau kedua kaki terletak
sebagai bagian yang terendah.

INSIDEN:
3-4%

DARI TOTAL KEHAMILAN

MENINGKAT DENGAN MAKIN MUDA KEHAMILAN


*7-10% (32 MINGGU )
*25-35% ( < 28 MINGGU )

ETIOLOGI PRESENTASI BOKONG


PREMATURITAS
ABNORMALITAS UTERUS
FIBROMA UTERUS
ANOMALI FETUS
POLIHIDRAMNION
HAMIL KEMBAR

DIAGNOSTIK

GERAKAN KAKI YG DIRASAKAN IBU

PEMERIKSAAN LEOPOLD

PUNGTUM MAKSIMUM DJJ DIATAS UMBILIKUS

PERIKSA DALAM

USG

REKOMENDASI PERSALINAN BOKONG

PARTUS PERCOBAAN:UK>36 MINGGU . PBB > 2500- 4000


TAWARKAN partus PERCOBAAN: UK 31-35MG. PBB 15002500
TAWARKAN SC : UK < 30 MINGGU . PBB < 1500

TIDAK DITAWARKAN CARA KONSERVATIF PBB > 4000

KRITERIA PARTUS PERCOBAAN


BOKONG MURNI ATAU KOMPLIT
KEPALA TIDAK HIPEREKTENSI
TAKSIRAN PB 2500 4000

KONFIRMASI USG

PASTIKAN LETAK DAN JENIS PRESENTASI


BOKONG
NILAI POSISI KEPALA
TENTUKAN TAKSIRAN PBB
NILAI IUGR DAN KELAINAN BAYI
UKUR VOLUME AIR KETUBAN
KONFIRMASI LOKASI IMPLANTASI PLASENTA

KONTRA INDIKASIPARTUS PERCOBAAN

KONDISI IBU DAN BAYI YANG TAK MEMUNGKINKAN


PRESENTASI KAKI
HIPEREKTENSI KEPALA
TIDAK TERSEDIA TENAGA KOMPETEN UNTUK
PERTOLONGAN PERSALINAN SUNGSANG

PERSIAPAN

RENCANAKAN MELAHIRKAN DI RS
MASUK RS BILA KPD
PERSIAPAN BAYI MEMADAI
TIDAK TERJADI TALI PUSAT MENUMBUNG (BILA KET.
PECAH)
BISHOP SCORE DAN KEMAJUAN PEMBUKAAN : SETELAH
4 CM DILATASI > 0,5 CM / JAM

PENATALAKSANAAN PERSALINAN
SIAPKAN RESUSITATOR BERPENGALAMAN
KOSONGKAN KANTONG KEMIH
PENOLONG DIDAMPINGI ASISTEN YANG
BERPENGALAMAN
SIAPKAN FORSEP BILA DIPERLUKAN.

PENURUNAN BOKONG

EKSPULSI SPONTAN HINGGA UMBILIKUS

-SAKRUM DIFASILITASI KE ANTERIOR


-JANGAN TARIK --- KEPALA EKTENSI
--- TANGAN MENJUNGKIT

LAHIRKAN BADAN HINDARI EKSTENSI


BERLEBIHAN
LAHIRKAN KEPALA ---- MOURISEAU

KESIMPULAN
SELEKSI PASIEN SECARA BAIK
BERI PENJELASAN DAN INFORMED
CONSENT
PROGNOSE BAIK BILA BISHOP SCORE > 5
DILATASI >0,5 CM/JAM SETELAH 4 CM
PENOLONG TRAMPIL
ASISTEN TRAMPIL
PANTAU BAYI SECARA BAIK
MENOLONG BUKAN BERATI MENARIK

IUGR/PJT (Intrauterin Growth


Restriction/Perkembangan Janin
Terganggu)
Definisi
PJT menurut WHO: janin yang mengalami kegagalan
dalam mencapai berat standar atau ukuran standar
yang sesuai usia kehamilannya
Gangguan pertumbuhan pada janin dan bayi baru lahir
meliputi semua parameter bayi baru lahir yang beratnya
dibawah 10 persentil untuk usia gestasinya (wikjosastro)
PJT diartikan sebagai suatu kondisi dimana janin
berukuran lebih kecil dari standar ukuran biometri
normal pada usia kehamilan (Gordon)

Etiologi
I . Faktor maternal
1. Penyakit ibu saat hamil : hipertensi, vaskular.
2. Obat-obatan dan alkohol
3. Malnutrisi dan malabsorbsi
4. Infeksi
5. Perokok

II.

Uterus dan Plasenta: terjadi penurunan


aliran darah diuterus dan plasenta,
terjadi infeksi jaringan ikat sekitar uterus

III. Janin :

janin kembar
Penyakit infeksi
Kelainan kongenital
Kelainan kromosom
Terpapar zat teratogenik

Dua bentuk PJT (Renfield)

Klasifikasi PJT
PJT Simetris
Lingkaran kepala, panjang dan beratnya secara proporsional

kecil
dibanding usia kehamilan. PJT simetris disebabkan oleh
infeksi
kongenital atau gangguan genetika dan terjadi pada awal
kehamilan.

PJT Asimetris
Berat janin lebih kecil proporsinya dibandingkan dengan

panjang dan
lingkar kepala. Pertumbuhan otak kecil. Terjadi pada
kehamilan
lanjut dan disebabkan oleh tidak cukupnya pasokan
uteroplasenta
atau buruknya nutrisi ibu.

Perbedaan IUGR/ PJT

Manifestasi klinis
Tampak kurus
Pucat
Kulit keriput
Tali pusat tampak rapuh dan layu

Diagnosis
Faktor ibu:
Adanya faktor risiko, termasuk riwayat PJT

sebelumnya
Hipertensi dalam kehamilan meningkatkan 1520 kali kejadian PJT
Penyakit yang diderita

Tinggi fundus uteri: cara ini sangat mudah,

murah, aman dan baik untuk diagnosa


kehamilan kecil

Cara: dengan menggunakan pita pengukur terhadap


tinggi fundus uteri, dari hasil pengukuran dapat
mengetahui adanya gangguan pada pertumbuhan
USG fetomaternal untuk mengukur diameter dari
lingkar kepala terhadap diameter dari abdomen
yang berguna untuk mendeteksi pertumbuhan
janin simetris atau asimetris , menilai volume air
ketuban, taksiran berat janin
Doppler: mengukur aliran darah uterus dan janin,
disfungsi sirkulasi utero-plasenta dapat dinilai

Faktor risiko umum


Lingkungan sosioekonomi rendah
Riwayat PJT dalam keluarga
Riwayat obstetrik yang buruk
Berat badan sebelum hamil dan

selama kehamilan yang rendah


Komplikasi obstetrik dalam
kehamilan
Komplikasi medik dalam kehamilan

Masalah pada bayi PJT


Kematian janin
5-20 kali lebih tinggi pada PJT daripada
bayi KMK
Biasanya terjadi pada usia kehamilan 3842 minggu
Penyebab:
Tidak mencukupinya pasokan dari plasenta
Hipoksia kronis
Anomali kongenital letal

Hipotermia
Hipotermia terjadi karena menurunnya lemak
subkutan dan
meningkatnya luas permukaan tubuh. Lebih jauh lagi,
hipoglikemia dan hipoksia mempengaruhi produksi
panas tubuh bayi PJT.
Hipoglikemia
Karena menurunnya cadangan glikogen dan
menurunnya kapasitas
glukoneogenesis
Hipotermia berpotensi menjadi masalah hipoglikemia
Terjadi selama 3 hari pertama

Polisitemia
Akibat dari meningkatnya kadar eritropoietin
sekunder yang mengarah pada hipoksia janin
Polisitemia bisa mengakibatkan hipoglikemia
dan mengarah pada cedera otak
Depresi kekebalan
Terjadi karena malnutrisi baik sebelum maupun
sesudah lahir dan infeksi virus bawaan (TORCH)
Mempengaruhi jumlah limfosit dan kegiatan
serta kadar Ig. Bisa muncul bersama-sama
dengan neutropenia.

Kelambatan pertumbuhan
Terutama terjadi pada bayi prematur, KMK
dan bayi yang mengalami keterbatasan
pertumbuhan kepala yang signifikan
Merupakan akibat dari infeksi kongenital,
malformasi berat, hipoksia kronis, asfiksia
postnatal atau hipoglikemia
Terlihat dari tertundanya tanda
pencapaian pada usia 2 dan 5 tahun dan
buruknya prestasi di sekolah

Tatalaksana umum
Istirahat untuk memulihkan keadaan
Suplementasi nutrisi ibu berpengaruh

pada peningkatan berat badan bayi.


Asam eikosapentanoid yang terdapat
dalam minyak ikan diduga dpt
meningkatkan berat lahir, digunakan
dalam pencegahan dan terpi pada PJT

Tatalaksana khusus
Apabila penyebabnya adalah nutrisi ibu

hamil maka harus diperbaiki


Apabila pada wanita hamil perokok berat,
pengguna narkotik dan alkohol makan
harus dihentikan
Tatalaksana farmakologis:
Aspirin dan dipiridmol dengan dosis rendah
1-2 mg/kg/hari

Persalinan pada pertumbuhan


janin terhambat
Beberapa keadaan janin dengan PJT harus
dilahirkan
Janin dengan kromosom normal dan usia
kehamilan >36 minggu
Oligohidroamnion pada kehamilan 36 mgg
atau lebih
Deselerasi lambat berulang pada usia
kehamilan berapapun
Tidak ada pertumbuhan pada pemeriksaan
USG dalam jangka waktu 3 minggu

Pencegahan
Untuk mencegah komplikasi yang serius selama
kehamilan sebaiknya ibu mengikuti nasihat
dari dokter seperti:
Makan makanan yg bergizi tinggi, tidak
merokok dan minum alkohol serta narkotik
Mengurangi stress
Olahraga teratur, istirahat dan tidur yg cukup
Suplementasi protein, vitamin, mineral serta
minyak ikan baik dikonsumsi
Tatalaksana anemia dan penyakit yg diderita
ibu serta infeksi harus baik

Prognosis
Tergantung dari berat ringannya masalah

perinatal seperti masa gestasi, iskemia


otak, gangguan pencernaan dan lain-lain
Juga tergantung pada sosial ekonomi,
pendidikan orang tua dan perawatan saat
hamil, persalinan dan postnatal

Daftar Pustaka
Cunningham FG et al : IUGR (Intrauterine

Growth Restriction) in Williams Obstetrics ,


22nd ed, McGraw-Hill, 2005
Cunningham, Gary, dkk.2006.Obstetri
William ed.21. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam.2011,Sinopsis Obstetri.
Jakarta.EGC
Prawiroharjo, Sarwono.2003.IlmuKebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Varney, Helen Dkk.2007,Buku Ajar Asuhan
Kebidanan ed.4 vo1. Jakarta.EGC
Pranoto, Ibnu dkk. 2012.Patologi Kebidanan.
Yogyakarta: Fitramaya

DAFTAR PUSTAKA
1.Mose,

Johanes C.2005.Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan Reproduksi: Perdarahan

Antepartum.Jakarta: EGC
2.Soewarto,

S. 2009. Ketuban Pecah Dini. Dalam: Winkjosastro H., Saifuddin A.B.,

dan Rachimhadhi T. (Editor). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. Hal. 677-680.

3. Cunningham FG (editorial) : Induction of labor in William Obstetrics, Mc


GrawHill Companies 22nd. 2005. ed p 536 545.

4.

Saiffudin AB (ed): Induksi dan Akselerasi persalinan dalam Buku Panduan

Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal YBPSP,Jakarta, 2002.

5. Cunningham, F. Gary, Kenneth J. leveno, dkk. Perdarahan Antepartum dalam buku Williams
Obstetrics Edisi 21 USA. 2010.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Perdarahan Antepartum. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta. 2013.
7. Chatelain F. Children Born With IUGR. 2010. Available from :
http//www.sav.sk/journals/endo/full/er0100f.pdf.
8. Sasongko W. Pertumbuhan Janin Terhambat.2009. Available from :
http://www.botefilia.com.
9. Sharoon C. Intrauterine Growth Restriction. 2010. Available from :
http//www.imagingpathways.health.wa.gov.au/includes/pdf/iugr.pdf10. Wikjosastro H, Haifuddin AB, Rachimhadhi T : Pertumbuhan Janin Terhambat dalam ilmu
kebidanan 3rd ed, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, 2010.

Anda mungkin juga menyukai