Dasar Igh
Dasar Igh
_________________________________________________________________________________________
MATEMATIKA DASAR 1
Dibiyai oleh Dana DIPA Universitas Hasanuddin Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Pekerjaan Nomor :469/H.423/PM.05/2008 Tanggal 04 Februari 2008
LEMBARAN PENGESAHAN
Angkatan ke-2 Telah diperiksa dan disetujui Oleh Coach Clinic SCL Universitas Hasanuddin
Cochee,
MODUL 1
Judul : Induksi Matematika dan Koefisien Binomial
BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang Modul ini adalah suatu pengantar dalam memahami matematika dasar 1 khususnya dalam pembuktian matematika dan pengembangan materi segitiga pascal dengan materi induksi matematika dan rumus Binomium Newton.
B. Ruang Lingkup Isi Adapu ruang lingkup materi modul 1 ini meliputi : Notasi Sigma dan Perkalian, induksi matematika, kombinasi dan koefisien binomial
D. Sasaran Pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menggunakan notasi sigma pada deret matematika dan polinomial 2. Mahasiswa dapat menyelesaikan perpangkatan dua suku dengan menggunakan rumus binomium Newton 3. Mahasiswa dapat menghitung koefisien binomial pada perpangkatan dua suku
(1)
Pn ( x) = a i x i
i =0
(2)
huruf i disebut variable dummy yaitu indeks jumlah (disingkat indeks saja). Notasi adalah huruf kapital yunani yaitu sigma yang berkorespondensi dengan huruf latin s (bandingkan dengan SUM dalam bahasa Inggris). Artinya sigma untuk jumlah. Indeks i mengambil harga-harga bilangan bulat dari yang kecil ke yang terbesar. Perhatikan persamaan (2) jika disubtitusikan i = 0 pada aixi , diperoleh a0x0. Jika
disubtitusikan i = 1 pada aixi , diperoleh a1x dan seterusnya. Jika disubtitusikan i = n pada aixi , diperoleh anxn. untuk lebih jelasnya perhatikan ekspresi berikut : Polinom derajat 1 : P1(x) = a0 + a1x =
1
a x
i =0 i
a x
i =0 i
a x
i =0 i
Huruf yang sering digunakan selain huruf i juga biasa digunakan huruf kecil seperti j, k, r, dan lain-lain.
Contoh :
bj + bj+1 + bj+2 + ..+ bk-1 + bk
k
b
i= j
dibaca sigma dari bi, i mulai j sampai k indek i bisa dimulai dari sembarang bilangan yang dikehendaki, misalnya :
a3 + a4 + a5 + .+ a10
10
a
i =3
Sifat-sifat sigma :
(i)
+4 c4 +2 c+ ... + c = nc; c = c 1 4 4 3
i =1 n suku
c konstan
ca
i =1 n i =1
n
= c ai
i =1 n n
(ai + bi ) = ai + bi
i =1 i =1
a = a
i =1 i j =0
n 1
j +1
= ai +1
i =0 n n n
n 1
a + b
i =0 i i =1 n
= a0 + ai + bi = a0 + (ai + bi )
i =1 i =1 i =1
i = 1 + 2 + 3 + ... + n = 2 n(n + 1)
i =1 n
i
i =1
1 3. i = 1 + 2 + 3 + ... + n = n(n + 1) 2 i =1
n 3
dimana
latin P (product).
Contoh :
(b). 2 = 2. 2 2 . 2 3. 2 4 2 5 = 215
n =1
2. Induksi matematika
Terlebih dahulu simak teladan berikut : Pernahkah anda waktu kecil bermain dengan sekumpulan kaset lagu-lagu dengan cara membariskan kaset-kaset tersebut secara tegak dan berdekatan. Jika sebuah kaset disentuh hingga terjatuh, maka kaset tersebut akan menimpa kaset di belakangnya dan mengakibatkan kaset kedua terjatuh menimpa kaset berikutnya dan seterusnya. Pada akhirnya dapat dibayangkan hasilnya bahwa sederetan kaset-kaset tersebut akan jatuh semua.
Gambar 1.1.
Teladan sederetan kaset yang jatuh di atas mengilustrasikan esensi dari induksi matematika, yaitu suatu metode yang sangat penting untuk pembuktian rumus-rumus atau pernyataan tertentu yang melibatkan bilangan asli. Kebenaran metode induksi matematika itu didasarkan pada teorema berikut.
Teorema 1 ( Prinsip Induksi Matematika)
Misalkan kita mempunyai barisan tak hingga dari pernyataan P(1), P(2), P(3), , P(n), , jika kita dapat menunjukkan bahwa 1. Pernyataan P(1) benar, 2. jika P(k) benar, maka P(k+1) juga benar untuk sembarang bilangan asli k, maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan P(n) benar untuk semua bilangan asli n.
Bukti
Andaikan 1. dan 2. benar tetapi kesimpulan teorema tidak berlaku. Ini berarti bahwa P(n) tidak berlaku untuk setiap bilangan asli n. Misalkan m adalah bilangan asli terkecil sehingga P(m) tidak benar, yaitu P(1), P(2), ,
P(m-1) benar, tetapi P(m) tidak benar . Langkah 1 menyatakan P(1) benar. Untuk n 1,
langkah 2 menyatakan P(2) benar, P(3) benar, dan seterusnya hingga P(m-1) benar dan seharusnya P((m-1)+1) benar. P((m-1)+1)=P(m), sehingga P(m) benar. Hal ini bertentangan dengan untuk m yang pernyataan P(m) tidak benar.
Definisi 1 :
Misalkan S himpunan himpunan bagian dari bilangan asli N, yang mempunyai sifat (1). n0 S , khususnya untuk n0 = 1 (2). Jika k S (k + 1) S, (k n0 ), maka N = S, yaitu bahwa himpunan S mengandung semua bilangan asli yang lebih besar atau sama dengan n0
Catatan
Langkah (1) biasanya dinamakan basis induksi Langkah (2) dinamakan langkah induksi Selain itu, asumsi bahwa n = k pada (2) dinamakan hipotesis induksi.
Contoh :
1+ 2 + 3 +L+ n =
1 n(n + 1) 2
1 Langkah (1) : Untuk n = 1, maka 1 = 1(1 + 1) benar. 2 Langkah (2): Andaikan untuk n = k, pernyataan 1 + 2 + 3 + L + k =
ditunjukkan kebenaran pernyataan di atas untuk n = ( k + 1 ). Dari langkah (2), kedua ruas ditambahkan faktor ( k + 1 ), sehingga diperoleh 1 + 2 + 3 + L + k + (k + 1) = = 1 k (k + 1) + (k + 1) 2 k (k + 1) + (k + 1) 2 1 k (k + 1) benar, akan 2
akademiknya. Kombinasi ini memberikan berbagai pilihan yang mungkin tanpa memperhatikan urutan nomor mahasiswa mereka misalnya atau yang indeks prestasinya paling tinggi dari keempat mahasiswa tersebut.
Definisi 7 :
Suatu kelompok yang terdiri dari r objek dan yang ingin dipilih dari n objek berbeda tanpa memperhatikan urutan pemilihannya dinamakan kombinasi r objek dari n objek berbeda dengan 0 < r < n. Banyaknya kombinasi yang mungkin dinotasikan sebagai n C rn atau r .
Teorema 2 :
Jumlah kombinasi r objek yang dipilih dari n obyek berbeda adalah :
C rn =
n! r!(n r )!
n N dan 0!= 1 .
Berapa carakah sebuah panitia yang beranggotakan 3 orang dapat dibentuk dari 5 pria 2 wanita jika dalamkepanitian tersebut paling sedikit harus terdapat 2 pria
dan
Penyelesaian :
Untuk membentuk panitia dengan syarat paling sedikit ada 2 pria, kita harus mengklasifikasikannya atas dua kasus yaitu : 1. Panitia itu terdiri dari 2 pria dan 1 wanita Pemilihan 2 pria dari 5 pria menghasilkan :
5 C2 =
Jadi banyaknya cara pembentukan panitia yang terdiri dari 3 orang yang beranggotakan 2 pria dan 1 wanita adalah :
5 C2 .C12 = 10.2 = 20 cara.
2. Panitia itu terdiri dari 3 pria dan 0 wanita. Pemilihan 3 pria dari 5 orang :
5 C3 =
Jadi banyaknya cara pembentukan panitia yang terdiri dari 3 orang yang beranggotakan pria sebanyak 3 orang dan tanpa wanita adalah :
5 2 C3 .C 0 = 10.1 = 10 cara
Kesimpulan :
Kepanitian yang beranggotakan 3 orang yang terbentuk dari 5 pria dan 2 wanita dengan ketentuan anggota prianya paling sedikit 2 orang adalah
5 5 2 C2 .C12 + C 3 C 0 = 20 + 10 = 30 cara
(x + y )2 = (x + y )(x + y ) = x 2 + 2 xy + y 2
Koefisien dari setiap suku dalam penguraian binomial dapat diperoleh dengan menghitung
2 2 = C2 = 1 , koefisien xy adalah C12 = 2 dan setiap kombinasinya. Koefisien x2 adalah C 0
(x + y )2 = C02 x 2 + C12 xy + C 22 y 2 = x 2 + 2 xy + y 2 .
yang dapat ditulis singkat sebagai :
( x + y )2 =
Secara umum dapat ditulis
r =0
Cr x
2 2 r
yr .
( x + y )n
n n n n2 2 n n = C0 x + C1n x n 1 y + C 2 x y + L + Cn y
= C r2 x 2r y r
r =0
Penyelesaian :
(x + y )4 = C 04 x 4 + C14 x 3 y + C 24 x 2 y 2 + C34 xy 3 + C 44 y 4
= x 4 + 4 x 3 y + 6 x 2 y 2 + 4 xy 3 + y 4 .
T U G A S 1.
1. Tentukan nilai dari jumlahan berikut a.
(4k 3)
k =1
b.
(k + 5) 2
k =1
c.
(1) 2
i k =0
i +1
2. Diketahui a.
20
a
k =1
20
= 99 dan
b
k =1
20
= 21 . Hitunglah : b.
(ak + bk )
k =1
(4ak + bk + 2)
k =1
20
c.
(a
k =1
20
3bk )
3. Hitunglah a. 1 j =1 j + 1
n
b.
j2 1 j2
j =2
c. Gunakan notasi untuk menuliskan 1 x 3 x 5 x 7 x x 99. 4. Buktikan rumus-rumus berikut dengan induksi matematika : a. 1 + 3 + 5 + L + (2n 1) = n 2 , n N
2
b. 13 + 2 3 + 33 + L + n 3 = (1 n(n + 1)) 2
b. C 18 8
8 c. C 5 3 .C 4
3. Dalam berapa cara 5 buah pertanyaan dapat dipilih dari 9 pertanyaan ? 6. Uraikan perpangkatan berikut dengan menggunakan koefisien binomial a.( x + y )7 b.(2x y2)5 c. Tentukan koefisien suku x4y2 dari perpangkatan
1 2
x2 + 3y .
BAB III
PENUTUP
Keberhasilan mahasiswa memahami konsep dasar notasi sigma, notasi perkalian, induksi matematika dan koefisien binomial serta dapat menyelesaikan soal-soal dengan baika akan memudahkan untuk mempelajari modul selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dale Varberg & Edwin J. Purcell (1999) Calculus with Analytic Geometry Sixth Edition. Prentice-Hall, International, Inc. New Jersey. 2. James Stewart (2000) Kalkulus. Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta. 3. Lois Leithold (1987). Kalkulus & Ilmu Ukur Analitik. Edisi Pertam. PT.Bina Aksara. Jakarta.
MODUL 2
Judul : Fungsi Real BAB I. Pendahuluan E. Latar Belakang
Modul ini akan dibahas perbedaan relasi dan fungsi, jenis fungsi, domain dan daerah hasil (Range) suatu fungsi serta grafik fungsi yang sangat berkaitan dengan modul-modul selanjutnya. Pada kegiatan modul 2, khusus akan dibahas mengenai fungsi satu-satu dan pada yang disingkat fungsi satu-satu dan bagaimana menggambarkan grafik fungsi sederhana serta bagaimana pula menentukan invers suatu fungsi dan syarat suatu fungsi komposisi dapat ditentukan.
Adapun ruang lingkup materi modul 2 ini meliputi : Fungsi Real, domain dan range fungsi, grafik fungsi, invers fungsi, fungsi kompusisi,dan fungsi implit .
G. Kaitan Modul
Modul ini merupakan konsep dasar bagi modul berikutnya yang mana mahasiswa tersebut dapat memahami konsep fungsi real untuk dapat digunakan pada modul-modul berikutnya.
H. Sasaran Pembelajaran
1. Mahasiswa dapat membedakan relasi dan fungsi 2. Mahasiswa dapat menentukan domain dan range suatu fungsi 3. Mahasiswa dapat menggambarkan grafik fungsi sederhana 4. Mahasiswa dapat menentukan invers suatu fungsi 5. Mahasiswa dapat syarat suatu fungsi dapat dikomposisi dan menghitungnya 6. Mahasiswa dapat memebedakan fungsi implisit dan fungsi eksplisit
a a f (a)
Dalam hal ini, A disebut domain fungsi yang dinotasikan Df atau D(f), dan himpunan
{y B : y =
Bilamana daerah asal tidak disebutkan secara spesifik, maka daerah asal yang dimaksud adalah daerah asal alamiah (natural domain) dari fungsi f.
Catatan
Istilah fungsi biasa juga disebut pemetaan (mapping). Daerah asal biasa disebut daerah definisi atau domain Daerah hasil biasa juga disebut daerah nilai atau Range
Disini, Df atau Rf semuanya merupakan himpunan bagian dari R sehingga fungsi f ini dinamakan fungsi f dengan peubah real dan bernilai real , disingkat fungsi real. Fungsi real y = f(x) dapat digambarkan gambar 2.1.
f
range Df f domain image x f(x) f Rf
Jika diketahui persamaan fungsi y = f(x), x D f , f ( x ) R f , maka : f(x) adalah peta (image) dari x yang dibawa oleh f, dan x adalah prapeta (antesenden) dari y. Jadi sebuah bilangan x dengan bayangannya f(x) direpresentasikan melalui sebuah titik P (x, f(x)), yang biasanya dituliskan sebagai titik P(x,y). Ciri-ciri fungsi ditinjau dari diagram panah adalah a) Setiap unsur di dalam domain , melepaskan sebuah anak panah ke sebuah unsur di dalam daerah hasil (range). Artinya tidak satupun unsur dalam domainnya yang tidak melepaskan sebuah anak panah. b) Setiap anak panah yang dilepaskan dari daerah asal (domain akan mengenai tepat satu sasaran dalam daerah hasil. Ini berarti bahwa tidak mungkin sebuah anak panah akan mengenai lebih dari satu sasaran . memungkinkan hal tersebut bisa terjadi. c) Mungkin saja terjadi kasus beberapa anak panah yang dilepaskan oleh masing-masing unsur di dalam domain akan mengenai sasaran yang sama di dalam daerah hasilnya. Hal ini berbeda dengan suatu relasi yang
2.1.1 Grafik
Grafik fungsi
x A , y = f ( x) B dan A R, B R .
Misal kita mempunyai fungsi y = f(x), x D f , f ( x ) R f . Nilai-nilai x direpresentasikan oleh absis (sumbu-x), sedangkan nilai-nilai f(x) direpresentasikan oleh ordinat (sumbu-y). Jadi Himpunan titik-titik (x,y) yang memenuhi y = f(x) dinamakan grafik fungsi f yaitu
{(x, y ) R R
y = f (x ), x D f dan y R f
Contoh :
Gambar 2.2 berikut merepresentasikan suatu grafik fungsi perubahan temperatur pada suatu ruangan tertentu selama 24 jam.
20
15
Rf
10
0 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Rf = [10,21] = f (t ) R t R *