Anda di halaman 1dari 1

Dalam bahasa Indonesia terdapat kata dasar, kata berimbuhan (awalan, sisipan, akhiran) kata ulang, dan kata

majemuk.

1. Kata dasar ditulis sebagai kesatuan yang berdiri sendiri.


Contoh: sahabat, daerah, datang, pergi, panas, dingin dsb.

2. Imbuhan (awalan atau akhiran) pada kata turunan ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Contoh : bermain, menari, tertawa, dianggap, seorang, biarkan, jumpai dsb.

3. Gabungan kata yang hanya mendapat awalan atau akhiran, awalan atau akhiran itu dituliskan serangkai dengan kata yang
bersangkutan saja.

Contoh:

Gabungan Kata Bentuk Salah Bentuk Benar


tanda tangan bertandatangan bertanda tangan
beri tahu memberitahu memberi tahu
kerja sama bekerjasama bekerja sama
sebar luas sebarluaskan sebar luaskan
ikut serta ikutsertakan ikut sertakan

4. Kalau gabungan kata sekaligus mendapat awalan dan akhiran,bentuk kata turunannya harus dituliskan serangkai seluruhnya.
Contoh:

Gabungan Kata Bentuk Salah Bentuk Benar


tanda tangan ditanda tangani ditandatangani
beri tahu pemberi tahuan pemberitahuan
simpang siur kesimpang siuran kesimpangsiuran
tidak adil ketidak adilan ketidakadilan
sebar luas menyebar luaskan menyebarluaskan
kurang tahu kekurang tahuan kekurangtahuan
rumah sakit dirumah sakitkan dirumahsakitkan

5. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan memakai tanda hubung.


Contoh:

Bentuk Salah Bentuk Benar


jalan2 Jalan-jalan
gonta ganti Gonta-ganti
ramah tamah ramah-tamah
pilah pilih pilah-pilih
simpang siur simpang-siur

Masih banyak kita jumpai penulisan ejaan yang tidak tepat berdasarkan kaidah ejaan. Mungkin karena belum memahami betul
caranya atau kurang teliti. Namun, setiap bahasa memiliki kaidah yang harus ditaati bila memakai bahasa resmi tertulis. Mengingat
kali ini uraian mengenai kaidah ejaan cukup banyak, sehingga terpaksa dibagi dalam beberapa bagian yang bersambung. Sampai
jumpa lagi pada Bagian II.

Anda mungkin juga menyukai