Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Tafsir dan Perkembangannya

-
] Indonesia Indonesian [

Muhammad Abu Salma

Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

2009 - !"0

# $

2009 - !"0

SEJARAH TAFSIR DAN PERKEMBANGANNYA


Secara etimologi tafsir bisa berarti:

#$( "! penjelasan), %&

'()*+,*+-.(.*/ 0.* 7 &56 34 2 %&1 '8)*9.:.;-.* -.<. yang samar ). 1 Adapun secara terminologi tafsir adalah penjelasan
terhadap Kalamullah atau menjelaskan lafadz-lafadz al- ur!an dan pemahamannya.
"

#lmu tafsir merupakan ilmu yang paling mulia dan paling tinggi kedudukannya, karena pembahasannya berkaitan dengan Kalamullah yang merupakan petunjuk dan pembeda dari yang ha$ dan bathil. #lmu tafsir telah dikenal sejak zaman %asulullah dan berkembang hingga di zaman modern sekarang ini. Adapun perkembangan ilmu tafsir dibagi menjadi empat periode yaitu &

"

Pertama, Tafsir Pada Zaman Nabi

Al- ur!an diturunkan dengan bahasa Arab sehingga mayoritas orang Arab mengerti makna dari ayat-ayat al- ur!an. Sehingga banyak diantara mereka yang masuk #slam setelah mendengar bacaan al- ur!an dan mengetahui kebenarannya. Akan tetapi tidak semua sahabat mengetahui makna yang terkandung dalam al- ur!an, antara satu dengan yang lainnya sangat 'ariatif dalam memahami isi dan kandungan al- ur!an. Sebagai orang yang paling mengetahui makna al- ur!an, %asulullah selalu memberikan penjelasan kepada sahabatnya, sebagaimana firman Allah ,( keterangan-keterangan (mujizat) dan kitab-kitab.Dan Kami turunkan kepadamu al-Quran, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan, (QS. 1 !""). )ontohnya hadits yang diri*ayatkan +uslim dari ,$bah bin -Amir berkata & .Saya mendengar %asulullah berkhutbah diatas mimbar membaca firman Allah &

AB 3 >= @?= 4
kemudian %asulullah bersabda &

2 AC #"
.Ketahuilah bah#a kekuatan itu pada memanah(. /uga hadits Anas yang diri*ayatkan 0ukhori dan +uslim %asulullah bersabda tentang $l-Kautsar adalah sungai yang Allah janjikan kepadaku (nanti) di surga.
Tafsir Pada Zaman S!a!abat Adapun metode sahabat dalam menafsirkan al- ur!an adalah1 +enafsirkan Al- ur!an dengan Al- ur!an, menafsirkan Al- ur!an dengan sunnah %asulullah, atau dengan kemampuan bahasa, adat apa yang mereka dengar dari Ahli kitab (2ahudi dan 3asroni) yang masuk #slam dan telah bagus keislamannya. 4iantara tokoh mufassir pada masa ini adalah& 5hulafaurrasyidin (Abu 0akar, ,mar, ,tsman, Ali), Abdullah bin Abbas, Abdullah bin +as!ud, ,bay bin 5a!ab, 6aid bin 7sabit, Abdullah bin 6ubair dan Aisyah. 3amun yang paling banyak menafsirkan dari mereka adalah Ali bin Abi 7holib, Abdullah bin +as!ud dan Abdullah bin Abbas yang mendapatkan do!a dari %asulullah.

8enafsiran shahabat yang didapatkan dari %asulullah kedudukannya sama dengan hadist mar%u. Atau paling kurang adalah 'au(u%. Tafsir Pada Zaman Tabi"in 9
"

&

+etode penafsiran yang digunakan pada masa ini tidak jauh berbeda dengan masa sahabat, karena para tabi!in mengambil tafsir dari mereka. 4alam periode ini muncul beberapa madrasah untuk kajian ilmu tafsir diantaranya& 1)- +adrasah +akkah atau +adrasah #bnu Abbas yang melahirkan mufassir terkenal seperti +ujahid bin /ubair, Said bin /ubair, #krimah +aula ibnu Abbas, 7o*us Al-2amany dan -Atho! bin Abi %obah. ")- +adrasah +adinah atau +adrasah ,bay bin 5a!ab, yang menghasilkan pakar tafsir seperti 6aid bin Aslam, Abul -Aliyah dan +uhammad bin 5a!ab Al- urodli. 4an 9)- +adrasah #ra$ atau +adrasah #bnu +as!ud, diantara murid-muridnya yang terkenal adalah Al- omah bin ois, :asan Al-0asry dan otadah bin 4i!amah As-Sadusy. 7afsir yang disepakati oleh para tabiin bisa menjadi hujjah, sebaliknya bila terjadi perbedaan diantara mereka maka satu pendapat tidak bisa dijadikan dalil atas pendapat yang lainnya.
;

Tafsir Pada Masa Pemb#$#an

8embukuan tafsir dilakukan dalam lima periode yaitu1 8eriode 8ertama, pada zaman 0ani +ua*iyyah dan permulaan zaman Abbasiyah yang masih memasukkan ke dalam sub bagian dari hadits yang telah dibukukan sebelumnya. )eri*de Kedua, 8emisahan tafsir dari hadits dan dibukukan secara terpisah menjadi satu buku tersendiri. 4engan meletakkan setiap penafsiran ayat diba*ah ayat tersebut, seperti yang dilakukan oleh #bnu /arir At7hobary, Abu 0akar An-3aisabury, #bnu Abi :atim dan :akim dalam tafsirannya, dengan mencantumkan sanad masing-masing penafsiran sampai ke %asulullah, sahabat dan para tabi!in. )eri*de Ketiga, +embukukan tafsir dengan meringkas sanadnya dan menukil pendapat para ulama! tanpa menyebutkan orangnya. :al ini menyulitkan dalam membedakan antara sanad yang shahih dan yang dhaif yang menyebabkan para mufassir berikutnya mengambil tafsir ini tanpa melihat kebenaran atau kesalahan dari tafsir tersebut. Sampai terjadi ketika mentafsirkan ayat

3>= "!4 E !2D


ada sepuluh pendapat, padahal para ulama! tafsir sepakat bah*a maksud dari ayat tersebut adalah orang-orang 2ahudi dan 3asroni. )eri*de Keempat, pembukuan tafsir banyak di*arnai dengan <

buku = buku tarjamahan dari luar #slam. Sehingga metode penafsiran bil a(ly (dengan akal) lebih dominan dibandingkan dengan metode bin na(ly ( dengan peri*ayatan). 8ada periode ini juga terjadi spesialisasi tafsir menurut bidang keilmuan para mufassir. 8akar fi$ih menafsirkan ayat Alur!an dari segi hukum seperti Al$urtuby. 8akar sejarah melihatnya dari sudut sejarah seperti ats7sa!laby dan Al-5hozin dan seterusnya. )eri*de Kelima, ta%sir maudhui yaitu membukukan tafsir menurut suatu pembahasan tertentu sesuai disiplin bidang keilmuan seperti yang ditulis oleh #bnu oyyim dalam bukunya At-7ibyan fi A$samil Al- ur!an, Abu /a!far An-3ukhas dengan 3asih *al +ansukh, Al->ahidi 4engan Asbabun 3uzul dan Al-/assos dengan Ahkamul ur!annya.
+etode 8enafsiran

+etode penafsiran yang banyak dilakukan oleh para mufassir adalah& Pertama, Tafsir Bi% Ma"ts#r ata# Bir&Ri'a(a! +etode penafsirannya terfokus pada sh*hihul man(ul (ri*ayat yang shohih) dengan menggunakan penafsiran al- ur!an dengan al- ur!an, penafsiran al- ur!an dengan sunnah, penafsiran al- ur!an dengan perkataan para sahabat dan penafsiran al- ur!an dengan perkataan para tabi!in. 2ang mana sangat teliti dalam menafsirkan ayat sesuai dengan ri*ayat yang ada. 4an penafsiran seperi inilah yang sangat ideal yang patut dikembangkan. 0eberapa contoh kitab tafsir yang menggunakan metode ini adalah & 1. 7afsir At-7obary ( ( terbit 1" jilid ". 7afsir #bnu 5atsir ( ) dengan < jilid 9. 7afsir Al-0agho*y () <. 7afsir #mam As-Suyuty & #$% " ! terbit ? jilid. Kedua, Tafsir Bir&Ra"(i )Dir*(a!+ +etode ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu& Ar-Royu al Mahmudah (penafsiran dengan akal yang diperbolehkan) dengan beberapa syarat diantaranya& 1)- #jtihad yang dilakukan tidak keluar dari nilai-nilai al- ur!an dan as-sunnah

")- 7idak berseberangan penafsirannya dengan penafsiran bil ma!tsur, Seorang mufassir harus menguasai ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tafsir beserta perangkat-perangkatnya.

0eberapa contoh kitab tafsir yang menggunakan metodologi ini diantaranya &

FG H.IJK; LMNO,;<,:P N #2C STU QR VG H.IJK; LMNW.M.M.K* N 3YR 26X ZG H.IJK; LMN[.K0\]^P N 2 7`a 7 _G
Ar-Royu Al- mazmumah (penafsiran dengan akal yang dicela @ dilarang), karena bertumpu pada penafsiran makna dengan pemahamannya sendiri. 4an istinbath (pegambilan hukum) hanya menggunakan akal@logika semata yang tidak sesuai dengan nilai-nilali syariat #slam. 5ebanyakan metode ini digunakan oleh para ahli bid!ah yang sengaja menafsirkan ayat al- ur!an sesuai dengan keyakinannya untuk mengajak orang lain mengikuti langkahnya. /uga banyak dilakukan oleh ahli tafsir priode sekarang ini. 4iantara contoh kitab tafsir yang menggunakan metode ini adalah& 1. 7afsir 6amakhsyary () ". 7afsir syiah .4ua belas( seperti (#"+ (' &*) %& " $" ! # ) ! juga ,! $ *( 01 / -&.( 9. 7afsir As-Sufiyah dan Al-0athiniyyah seperti tafsir ( 3 %&2& 21) 5+' %4! /

SYARAT DAN ADAB PENAFSIR AL- !RAN


,ntuk bisa menafsirkan al- ur!an, seseorang harus memenuhi beberapa kreteria diantaranya&

1)- 0era$idah shahihah, karena a$idah sangat pengaruh dalam menafsirkan al- ur!an.
")- 7idak dengan ha*a nafsu semata, 5arena dengan ha*a nafsu seseorang akan memenangkan pendapatnya sendiri tanpa melilhat dalil yang ada. 0ahkan terkadang mengalihkan suatu ayat hanya untuk memenangkan pendapat atau madzhabnya. 9)- +engikuti urut-urutan dalam menafsirkan al- ur!an seperti penafsiran dengan al- ur!an, kemudian as-sunnah, perkataan para sahabat dan perkataan para tabi!in.

<)- Aaham bahasa arab dan perangkat-perangkatnya, karena al- ur!an turun dengan bahasa arab. +ujahid berkata1 +,idak b*leh se*rangpun yang beriman kepada $llah dan hari akhir, berbi-ara tentang Kitabullah (al-Quran) jikalau tidak menguasai bahasa arab+. ;)- memiliki pemahaman yang mendalam agar bisa mentaujih (mengarahkan) suatu makna atau mengistimbat suatu hukum sesuai dengan nusus syari!ah, ?)- Aaham dengan pokok-pokok ilmu yang ada hubungannya dengan al- ur!an seperti ilmu nah#u (grammer), al-.syti(*( (pecahan atau perubahan dari suatu kata ke kata yang lainnya), al-maani, al-bayan, al-badi, ilmu (ir*at (macam-macam bacaan dalam al- ur!an), a$idah shaihah, ushul %i(h, asbabunnuzul, kisah-kisah dalam islam, mengetahui nasikh #al mansukh, %i(h, hadits, dan lainnya yang dibutuhkan dalam menafsirkan. Adapun adab yang harus dimiliki seorang mufassir adalah sebagai berikut & 1. 3iatnya harus bagus, hanya untuk mencari keridloan Allah semata. 5arena seluruh amalan tergantung dari niatannya (lihat hadist ,mar bin 5hottob tentang niat yang diri*ayatkan oleh bukhori dan muslim dia*al kitabnya dan dinukil oleh #mam 3a*a*y dalam buku Arba!in nya). ". 0erakhlak mulia, agar ilmunya bermanfaat dan dapat dicontoh oleh orang lain 9. +engamalkan ilmunya, karena dengan merealisasikan apa yang dimilikinya akan mendapatkan penerimaan yang lebih baik. <. :ati-hati dalam menukil sesuatu, tidak menulis atau berbicara kecuali setelah menelitinya terlebih dahulu kebenarannya. ;. 0erani dalam menyuarakan kebenaran dimana dan kapanpun dia berada. ?. 7enang dan tidak tergesa-gesa terhadap sesuatu. 0aik dalam penulisan maupun dalam penyampaian. 4engan menggunakan metode yang sistematis dalam menafsirkan suatu ayat. +emulai dari asbabunnuzul, makna kalimat, menerangkan susunan kata dengan melihat dari sudut balagho, kemudian menerangkan maksud ayat secara global dan diakhiri dengan mengistimbat hukum atau faedah yang ada pada ayat tersebut.

,-NT-H KITAB TAFSIR DAN MET-D-.-GI PEN/.ISANNYA B

Nama Kitab 0 5 216 ( ,! atau yang lebih dikenal dengan tafsir al-7abary. Pen1aran1n(a 0 Abu /a!far +uhammad bin /arir At-7hobary (""< = 91C :) J#m%a! 2i%id 0 1" jilid besar. Keistime'aann(a 0 7afsir ini merupakan referensi bagi para mufassirin terutama penafsiran binna$li@biiri*ayah. 7afsir bil a$li karena istinbath hukum, penjabaran berbagai pendapat dengan dan mengupasnya secara detail disertai analisa yang tajam. #a merupakan tafsir tertua dan terbagus. 'et*d*l*gi )enulisannya! 8enulis menafsirkan ayat al- ur!an dengan jelas dan ringkas dengan menukil pendapat para sahabat dan tabi!in disertai sanadnya. /ikalau dalam ayat tersebut ada dua pendapat atau lebih, di sebutkan satu persatu dengan dalil dan ri*ayat dari sahabat maupun tabi!in yang mendukung dari tiap-tiap pendapat kemudian mentarjih (memilih) diantara pendapat tersebut yang lebih kuat dari segi dalilnya. 0eliau juga mengiir*b (menyebut harakat akhir), mengistimbat hukum jikalau ayat tersebut berkaitan dengan masalah hukum. Ad-4a*udy dalam bukunya +,h*ba(ah al-'u%assirin+ mengomentari metode ini dengan ungkapannya&. #bnu jarir telah menyempurnakan tafsirnya dengan menjabarkan tentang hukum-hukum, nasih *al mansuh, menerangkan mufrodat (kata-kata) sekaligus maknanya, menyebutkan perbedaaan ulama! tafsir dalam masalah hukum dan tafsir kemudian memilih diantara pendapat yang terkuat, mengi!rob kata-kata, mengkonter pendapat orang-orang sesat, menulis kisah ,berita dan kejadian hari kiamat dan lain-lainnya yang terkandung didalamnya penuh dengan hikmah dan keajaiban tak terkira kata demi kata, ayat demi ayat dari isti!adzah sampai abi jad (akhir ayat). 0ahkan jikalau seorang ulama! mengaku mengarang sepuluh kitab yang diambil dari tafsir ini, dan setiap kitab mengandung satu disiplin keilmuan dengan keajaiban yang mengagungkan akan diakuinya (karangan tersebut).

3 Tafsir Ibn# Katsir

Nama $itab 0 78. 216 lebih dikenal dengan 7afsir #bnu 5atsir. J#m%a! 2i%id 0 < /ilid D

Nama 4en#%is 0 #maduddin Abul Aida! #smail bin Amr bin 5atsir (* BB< :) Ke#tamaan(a 0 +erupakan tafsir terpopuler setelah tafsir At-7hobary dengan metode bil ma!tsur.

!'et*d*l*gi penulisannya
8enulis sangat teliti dalam mentafsirkan ayat-ayat al- ur!an dengan menukil perkataan para salafus sholeh. #a menafsirkan ayat dengan ibarat yang jelas dan mudah dipahami. +enerangkan ayat dengan ayat yang lainnya dan membandingkannya agar lebih jelas maknanya. 0eliau juga menyebutkan hadits-hadits yang berhubungan dengan ayat tersebut dilanjutkan dengan penafsiran para sahabat dan para tabi!in. 0eliau juga sering mentarjih diantara beberapa pendapat yang berbeda, juga mengomentari ri*ayat yang shoheh atau yang dh*i%(lemah). mengomentari peri*ayatan isr*iliyyat. 4alam menafsirkan ayat-ayat hukum, ia menyebutkan pendapat para Au$aha (ulama! fi$ih) dengan mendiskusikan dalil-dalilnya, *alaupun tidak secara panjang lebar. #mam Suyuthy dan 6ar$oni menyanjung tafsir ini dengan berkomentar 1( Sesungguhnya belum ada ulama yang mengarang dalam met*de seperti ini +.

5 Tafsir A%&6#rt#b( Nama $itab 0 - ,!9 J#m%a! 2i%id 0 11 jilid dengan daftar isinya Nama 4en#%isn(a 0 Abu Abdillah +uhammad bin Ahmad Al- urtuby (* ?B1 :). Ke#tamaan(a & #bnu Aarhun berkata,( tafsir yang paling bagus dan paling banyak manfaatnya, membuang kisah dan sejarah, diganti dengan hukum dan istimbat dalil, serta menerangkan #!rob, $iroat, nasikh dan mansukh(. Met*de 4en#%isann(a 0 8enulis terkenal dengan gaya penulisan ulama! fi$ih., dengan menukil tafsir dan hukum dari para ulama! salaf dengan menyebutkan pendapatnya masing-masing. 4an membahas suatu permasalahan fi$hiyah dengan mendetil. +embuang kisah dan sejarah, diganti dengan hukum dan istimbat dalil, E

juga #!rob, $iroat, nasikh dan mansukh. 0eliau tidak taassub (panatik) dengan mazhabnya yaitu mazhab 'aliki.

7 Tafsir S(in8it!( Nama $itab 0 / < 0 ( =:; J#m%a! 2i%id 0 E jilid Nama 4en#%isn(a 0 +uhammad Amin al-+ukhtar As-Syin$ithy
Met*d*%*1i 4en#%isann(a0

+enekankan penafsiran bil-ma!tsur dengan dilengkafi (iraah as-sabah dan (ir*ah syadz (lemah) untuk istisyhad (pelengkap). +enerangkan masalah fi$ih dengan terperinci, dengan menyebut pendapat disertai dalil-dalilnya dan mentarjih berdasarkan dalil yang kuat. 8embahasan masalah bahasa dan usul fi$ih. 0eliau *afat dan belum sempat menyelesaikan tafsirnya yang kemudian dilengkapi oleh murid sekaligus menantunya yaitu Syekh -Athiyah +uhammad Salim. %efrensi& 1 Adz-4zahabi, at-,a%sir #a al-'u%assirun 1@19, +anna! al- attan, 'abaahits %i /lumi al-Quran hal & 9"9. " Abdul :amid al-0ilaly, al-'ukhtashar al-'ashun min Kitab al-,a%sir #a al-'u%ashirun, (5u*ait& 4aar al-4ak*ah, 1<C;) hal. D 9 +arfu! adalah perkataaan atau perbuatan yang disandarkan kepada 3abi +uhammad < +au$uf adalah perkataan atau perbuatan yang disandarkan kepada para shohabat ; majmu! fata*a syaikhul #slam ibnu taimiyah 19@9BC dan buku mabahits fi ulumul al-$ur!an ole mann! al-$otton hal 1 9<C-9<"

1C

Anda mungkin juga menyukai