Anda di halaman 1dari 64

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit Ginjal Kronik adalah kerusakan ginjal yang menyebabkan ginjal tidak dapat membuang racun dan produk sisa dari darah, ditandai adanya protein dalam urin serta penurunan laju filtrasi glomerulus, berlangsung lebih dari 3 bulan dan umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal kronis (GGK atau penyakit renal tahap akhir (!S"# merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ire$ersibel dimana kemampuan tubuh gagal untuk

mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah (%runner & Suddarth, '((' . )umlah pre$alensi GGK pre$alensinya semakin meningkat, diperkirakan tahun '('* di +sia ,enggara, -editerania dan ,imur ,engah serta +frika mencapai 3.( juta orang, hal tersebut dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan gaya hidup tidak sehat. GGK di /ndonesia sampai dengan tahun '((0 telah menempati urutan pertama dari semua penyakit ginjal. World Health Organization (WHO), memperkirakan akan terjadi peningkatan pasien dengan penyakit ginjal di /ndonesia sebesar 11,12 antara tahun 100*3'('* dan )a4a ,engah kasus gangguan fungsi ginjal pada tahun '((1 dilaporkan sebanyak 15( kasus (#inkes PemProp )ateng, '((1

'

+kibat ketidakmampuan ginjal membuang produk sisa melalui eliminasi urin akan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan, elektrolit serta asam basa (Smelt6er & %are, '((' , salah satu terapi yang dilakukan untuk kelangsungan hidup pasien adalah terapi hemodialisa. ,erapi hemodialisa dilakukan untuk menyaring darah dan membuang kelebihan cairan. Penambahan berat akibat cairan interdialisis (interdialytic 4eight gain merupakan suatu tantangan yang besar bagi pasien dan petugas kesehatan. Pembatasan asupan air merupakan satu dari sejumlah pembatasan diet yang dihadapi oleh orang yang menjalani dialisis. Kelebihan berat akibat cairan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap angka morbiditas dan mortalitas pada orang3orang yang menjalani hemodialisis. Pasien yang menjalani terapi hemodialisa yaitu tindakan yang diberikan untuk menggantikan tugas ginjal, umumnya mengeluh mengalami mulut kering. Keadaan 7erostomia merupakan hal yang umum terjadi pada pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisa karena gagal ginjal kronik. Keadaan mulut kering karena sekresi sali$a yang berkurang diperkirakan terjadi pada 153102 pasien hemodialisa. 8al ini terjadi karena pembatasan asupan cairan yang dianjurkan pada pasien hemodialisa, agar terhindar dari berbagai gangguan kesehatan. Produksi sali$a menurun sehingga pasien akan sering minum untuk mengatasi rasa haus yang dirasakan namun apabila pasien melakukan banyak minum maka pasien akan mengalami penumpukan cairan berlebih pada tubuhnya yang akan menyebabkan sesak napas sehingga dapat memperparah penyakitnya. )umlah penderita hemodialisa karena GGK

di /ndonesia sampai dengan tahun '((0 sebanyak 1.'05 orang. Penderita GGK yang memerlukan hemodialisa diperkirakan meningkat sekitar *31(2 setiap tahunnya. Salah satu cara untuk mera4at mulut kering (dry mouth adalah mengunyah dengan baik sehingga merangsang kelenjar sali$a untuk bekerja lebih baik, konsumsi makanan yang membutuhkan pengunyahan yang banyak, permen karet yang tidak manis bisa merangsang kelenjar sali$a ()ensen dan 9anberg 1005 dalam 4ikipedia, '((. . Penatalaksanaan yang sama diutarakan oleh Guggenheimer dan -oore ('((3 bah4a memberikan permen karet pada pasien hemodialisa yang mengalami 7erostomia merupakan salah satu cara yang dapat diupayakan untuk merangsang produksi sali$a. :eerman dan kolega ('((* , mengunyah permen karet merupakan terapi alternatif yang dapat diberikan sebagai untuk merangsang kelenjar ludah atau terapi paliatif pada pasien yang menjalami hemodialisa. Pasien hemodialisa yang mengeluh mengalami mulut kering atau 7erostomia dan dianjurkan untuk mengunyah permen karet ditemukan lebih banyak mengalami pengurangan rasa haus (;(2 dibandingkan yang mendapat terapi sali$a pengganti (1*2 . %erdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengaplikasikan jurnal yang berjudul Effect of Chewing Gu on !erosto ia, "hirst and

#nterdialytic Weight Gain in $atients on He odialysis%&

B. Tujuan 1. ,ujuan <mum +nalisa jurnal ini dibuat untuk menganalisa dan memahami tentang jurnal =!ffect of >he4ing Gum on ?erostomia, ,hirst and /nterdialytic @eight Gain in Patients on 8emodialysisA. '. ,ujuan Khusus a. -ampu menganalisa dan memahami metode penelitian jurnal. b. -ampu menganalisa dan memahami hasil penelitian jurnal c. -ampu menganalisa dan memahami isi pembahasan pada jurnal d. -ampu menganalisa dan memahami kelebihan serta kekurangan jurnal e. -ampu mengaplikasikan jurnal =!ffect of >he4ing Gum on

?erostomia, ,hirst and /nterdialytic @eight Gain in Patients on 8emodialysisA di ruang hemodialisa "S<# ,ugurejo Semarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Permen karet 1. Pengertian Permen adalah gula3gula (confectionery yang dibuat dengan

mencampurkan gula dengan konsentrasi tertentu ke dalam air yang kemudian ditambahkan perasa dan pe4arna. Permen yang pertama kali dibuat oleh bangsa >ina, ,imur tengah, -esir, Bunani dan "oma4i tidak menggunakan gula tetapi menggunakan madu. -ereka menggunakan madu untuk melapisi buahatau bunga untuk menga4etkannya atau membuat bentuk seperti permen (,oussaint dan-aguelonne '((0 . Permen karet (che4ing gum merupakan permen yang pada dasarnya terbuat dari lateks alami atau sintetis yang dikenal dengan nama poliisobutilen (8endrickson 105; . Permen karet pertama yang dijual di pasaran dibuat oleh )ohn %acon >urtis pada tahun 1.((an tetapi paten pertama dari permen karet dimiliki oleh @illiam C. Semple pada tahun 1.;0.

2. Jenis jenis Permen karet Permen karet (che4ing gum memiliki banyak macam $arietas, yaituD

a. Gum balls, yaitu permen karet bundar yang biasa dijual dalam gum ball machines dan terdiri dari berbagai 4arna. b. %ubble gum, yaitu permen karet yang memiliki karakteristik unik yaitu dapat ditiup. c. Sugar free gum, yaitu permen karet yang terbuat dari pemanis buatan. d. >andy & Gum >ombination, yaitu kombinasi antara permen kon$ensional dengan permen karet. e. Cunctional gum, yaitu permen karet yang memiliki fungsi tertentu, misalnya Eicogum yang membantu mengatasi kecanduan perokok dan :ibe !nergy Gum yang mengandung kafein, ginseng, dan teh hijau

!. E"ek mengun#a$ %ermen karet #ang mengan&ung '#lit(l ter$a&a% %eningkatan %H sali)a. Pemberian permen karet yang mengandung 7ylitol mempunyai efek menstimulasi produksi sali$a, komposisi dari sali$a berubah dan meningkatkan konsentrasi bikarbonat, fosfat dan kalsium. Perubahan dari komposisi ini mestimulasi peningkatan kemampuan sali$a untuk mencegah penurunan p8 dan meningkatkan kemampuan pertumbuhan kristal hidroksiapatit. Peningkatan $olume sali$a cenderung membersihkan gula dan asam dari gigi. Permen karet bebas gula adalah cara yang sangat praktis untuk merangsang sali$a setelah memakan makanan yang mengandung gula. %anyak penelitian di dunia yang mendukung tentang efek pengunyahan permen karet bebas gula (8olgeston,'((5 .

Pemberian permen karet 7ylitol tiga sampai empat kali perhari minimal lima menit setelah makan untuk menghambat akumulasi plak dan menghambat demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi lesi a4al dan mengurangi jumlahS. -utans (%urt, '((; . Pemberian permen karet mengandung 7ylitol sesudah makan makanan yang mengandung karbohidrat, mempunyai efek menurunkan akumulasi plak dan

meningkatkan buffer sali$a (Buliarsi dan 9estari, '((3 .

B. *er(st(mia 1. Pengertian ?erostomia secara harfiah berarti mulut kering,berasal dari dua kata, xeros yang berarti kering dan stoma yang berarti mulut. ?erostomia adalah mulut kering yang ditandai oleh sali$a yang pekat dan berkerak atau tidak ada (%rooker, >hris '((. . 2. Eti(l(gi %eberapa penyebab 7erostomia adalah sebagai berikutD a. Kesehatan umum yang menurun Kesehatan umum yang menurun pada beberapa penderita dapat menyebabkan berkurangnya sekresi kelenjar sali$a yang dapat meningkatkan resiko terhadap radang mulut. Gangguan3gangguan ini dapat timbul karena berbagai sebab, misalnya berkeringat yang

berlebihan, diare yang lama atau pengeluaran urin yang melampaui batas. b. Gangguan sistem saraf Sekresi sali$a terutama terdapat di ba4ah pengaturan hormonal dan diatur oleh neuronal baik oleh sistem saraf otonom parasimpatis maupun simpatis. Gangguan pada sistem saraf pusat dan perifer dapat mempunyai akibat bagi kecepatan sekresi sali$a. Kelainan saraf yang diikuti gejala degenerasi, seperti sklerosis multipel, juga akan mengakibatkan menurunnya sekresi sali$a. c. Fbat3obatan Fbat3obatan yang memblokade sistem saraf akan menghambat sekresi sali$a. Fleh karena sekresi air dan elektrolit terutama diatur oleh sistem saraf parasimpatis, obat3obatan dengan pengaruh antikolinergik akan menghambat paling kuat pengeluaran sali$a. Fbat3obatan dengan pengaruh anti G3adrenergik (yang disebut G3bloker terutama akan menghambat sekresi sali$a mukus. ,erdapat kurang lebih 1(( jenis obat3obatan yang dapat menyebabkan 7erostomia. Golongan3golongan utama dari obat3obatan tersebut adalah antihistamin, antidepresan, antikolinergik, anti anore7ia, anti hipertensi, anti psikotik, anti parkinson, diuresis, dan sedatif. Sebagian besar efek 7erogenik dari obat3obatan tersebut bersifat sementara (%artels, '((* . d. Gangguan kelenjar sali$a

Gambaran penyakit dengan sel3sel asinar dan sel3sel duktus kelenjar sali$a yang berkurang atau mengecil, mengakibatkan penurunan sekresi sali$a, seperti aplasi atau hipoplasi kelenjar sali$a mayor pemba4aan, atropi kelenjar sali$a karena ketuaan atau penyinaran, penyumbatan muara pembuangan oleh batu sali$a, tumor, penyakit autoimun, radang kelenjar sali$a. e. Penyinaran daerah kepala3leher Gangguan fungsi kelenjar sali$a setelah penyinaran dengan sinar ionisasi pada daerah kepala3leher sudah banyak diketahui. )umlah dan keparahan kerusakan jaringan kelenjar sali$a tergantung dosis dan lamanya penyinaran. Pada pera4atan untuk kanker mulut, untuk kondisi neoplastik di kepala dan leher, atau pada iradiasi mantel atau iradiasi tubuh total (,%/ sebelum transplantasi sel induk

haematopoietic (transplantasi tulang sumsum (Scully, '((. . f. Cisiologi Sensasi mulut kering yang subyektif terjadi setelah pembicaraan yang berlebihan dan selama berolahraga. Pada keadaan ini ada dua faktor yang ikut berperan. %ernafas melalui mulut yang terjadi pada saat olah raga, berbicara atau menyanyi, juga dapat memberi efek kering pada mulut.Selain itu, juga ada komponen emosional, yang merangsang terjadinya efek simpatik dari sistem saraf otonom dan menghalangi sistem saraf parasimpatik, sehingga menyebabkan berkurangnya aliran sali$a dan mulut menjadi kering. Sebagian besar orang mengalami

1(

sensasi mulut kering sebelum melakukan tanya ja4ab yang penting atau sebelum berpidato.

g. +genisis dari kelenjar sali$a Sangat jarang terjadi, tetapi kadang3kadang pasien memang

mempunyai keadaan mulut yang kering sejak lahir. 8asil sialograf menunjukkan cacat yang besar dari kelenjar sali$a. h. Penyumbatan hidung Pada anak3anak, penyebab penyumbatan hidung yang paling sering terlihat adalah pembesaran tonsil nasoparingeal (adenoid . Pada orang de4asa terdapat berbagai macam penyebab, dari penyimpangan keadaan hidung, polip hidung atau hipertropi rinitis. Semua keadaan tersebut menyebabkan pasien bernafas dari mulut, tanpa penyumbatan hidung. i. Caktor ketuaan dan psikologi Keadaan mulut yang kering dapat terlihat berupa kesulitan mengunyah dan menelan, atau kesulitan dalam mempergunakan gigi tiruan. -ukosa yang kering menyebabkan pemakaian gigi tiruan tidak menyenangkan, karena gagal untuk membentuk selapis tipis mukous untuk tempat gigi tiruan melayang pada permukaannya, dan dengan tegangan permukaan yang berkurang untuk retensi gigi tiruan atas dalam menahan tekanan kunyah. %ila daerah pendukung gigi tiruan telah terasa nyeri, trauma dapat berlangsung terus. -enurut 8asibuan

11

('((' , perubahan atropi pada kelenjar sali$a seiring dengan pertambahan usia, dimana hal ini akan menurunkan produksi sali$a dan mengubah komposisinya (8asibuan, '((' . j. Penyakit kelenjar sali$a Selain sindrom sjogren, penyakit3penyakit kelenjar sali$a jarang menimbulkan 7erostomia. Penyakit harus mengenai kedua kelenjar parotid secara bergantian, untuk dapat menimbulkan kerusakan yang menyeluruh.

+. ID,- .Inter&ial#ti/ ,eig$t -ain0 /nterdialytic @eight Gain (/#@G merupakan peningkatan $olume cairan yang dimanifestasikan dengan peningkatan berat badan sebagai indicator untuk mengetahui jumlah cairan yang masuk selama periode interdialitik dan kepatuhan pasien terhadap pengaturan cairan pada pasien yang mendapatkan terapi hemodialisis. Peningkatan /#@G melibihi *2 dari berat badan kering dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti hipertensi, hipotensi intradialisis, gagal jantung kiri, asites, pleural effusion, gagal jantung kongestif, dan dapat mengakibatkan kematian. /#@G dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor baik faktor internal yang meliputi usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa haus, stress, self efficacy, maupun factor eksternal yaitu dukungan keluarga dan sosial serta jumlah intake cairan. %erat badan kering adalah berat badan yang dirasakan secara subjekyif enak oleh pasien. #ata objektif berat badan kering adalah tidak

1'

adanya o$erhidrasi seperti oedem, peningkatan $ena jugularis, ronkhi dan pada saat dilakukan penarikan cairan (ultra filtrasi tidak terjadi hipotensi, kram, muntah (>ahyaningsih, '((0 . Pada inisiasi dialysis, kebanyakan pasien mengalami fase metabolik selama beberapa bulan akibat penyakit kronis. Pada saat yang sama, ekskresi garam dan air yang adekuat telah menurun akibat kerusakan nefron yang progresif. Gangguan ini mengakibatkan pengerutan sel masa tubuh dan perluasan kompartemen ekstraseluler. Saat dialysis memperbaiki keadaan uremia, suatu peningkatan masa tubuh dapat tidak terdeteksi akibat penurunan $olume ekstraseluler. Penurunan masa tubuh dan peningkatan cairan ekstraseluler dapat pula tidak diketahui selama sakit akut. Cakta3fakta ini yang menyebabkan peningkatan berat badan interdialitik yang besar, tidak tercapainya berat badan kering, dan dapat mengalami hipotensi intradialitik akibat factkr non $olume. Sebaliknya, mereka dapat mengalami normotensi, non edema, tanpa tanda3tanda kelebihan cairan 4alau berada di atas berat badan keringnya. Pemantauan tekanan darah yang terus menerus merupakan satu3satunya cara untuk menentukan hiper$olume yang bisa menyebabkan hipertensi paling lambat 1' jam setelah meninggalkan unit hemodialisis. Penyesuaian yang tepat pada berat badan kering tidak selalu se4aktu munculnya komplikasi under H o$er hidrasi dan saat sakit. Ketidakpatuhan dalam mengurangi asupan cairan dapat meningkatkan berat badan dan memungkinkan berbagai macam komplikasi yang dapat ditimbulkan seperti sesak pada pernapasan. Ketidakpatuhan pembatasan

13

cairan dapat terjadi pada pasien diantara hemodialisis sebelumya dan selanjutnya, dengan indikasi adanya peningkatan berat badan, yang mana disebut dengan /nterdialitik @eight Gain (/#@G , atau bahkan sebaliknya pada pasien yang membatasi asupan cairan dapat mengakibatkan dua kemungkinan yaitu /#@G ataupun /#@9 (#enhaerynck, -anhae$e, #obbels, Gar6oni, Eolte & #eggest, '((5 . +supan cairan membutuhkan regulasi yang hati3hati dalam gagl ginjal kronik, karena rasa haus pasien merupakan panduan yang tidak dapat diyakini mengenai keadaan hidrasi pasien (@ilson, '((; dalam Price & @ilson, '((; . %erat badan harian merupakan parameter yang penting dipantau, selain catatan yang akurat mengenai asupan dan keluran. +supan yang terlalu bebas dapat ,menyebabkan kelebihan beban sirkulasi, edema, dan intoksikasi cairan. +supan yang kurang optimal dapat menyebabkan dehidrasi, hipotensi, dan perburukan ginjal. +turan umum untuk asupan cairan adalah keluaran urin dalam '1 jam I *(( ml mencerminkan kehilangan cairan yang disadari. -isalnya, jika keluaran urin pasien dalam '1 jam adalah 1(( ml, maka asupan cairan total perhari adalah 1(( I *(( ml J 0(( ml. kebutuhan pasien yang diperbolehkan pada pasien anefrik adalah .(( mlHhari, dan pasien dialysis diberi cairan yang mencukupi untuk memungkinkan penambahan berat badan ' hingga 3 pon (sekitar (,0 hingga 1,3 kg selama pengobatan. +supan cairan harus diatur untuk mencapai keseimbangan cairan (@ilson, '((; dalam Price & @ilson, '((; . Pengukuran berat badan kering seperti pengukuran berat badan ideal yaitu (,% 3 1(( K 1(2, dimana kondisi pasien

11

normotensi$e, tidak mengalami kelebihan cairan (edema atau dehidrasi. %erat badan ideal harus dicapai pasien di akhir dialysis (>ahyaningsih, '((0 . Pembatasan pemasukan cairan pada gagal ginjal kronik perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya komplikasi seperti hiper$olumia dan komplikasi pada system kardio$askuler, yang hal tersebut dapat memperberat beban kerja dari $entrikel kiri, cara untuk mengurangi beban kerja tersebut yakni dengan mengurangi pemasukan cairan yang berlebihan, cairan yang masuk dan keluar harus seimbang, baik yang le4at urin maupun yang keluar tanpa disadari klien yaitu insesnsible 4ater loss. )umlah cairan yang dikonsumsi adalah dengan menambahkan cairan yang keluar dengan *(( ml. )ika asupan air segera dibatasin setelah timbul gagal ginjal akut, kandungan cairan tubuh total mungkin hanya sedikit meningkat. )ika asupan cairan tidak dibatasi dan pasien tetap minum sebagai responnya terhadap mekanisme rasa haus normal, cairan tubuh akan segera meningkat (Guyton, '((5 . "enin merupakan suatu en6im proteulitik yang disekresikan oleh ginjal yang mempunyai respon terhadap penurunan perfusi ginjal yang menyebabkan penurunan $olume ekstrasel. "enin bertugas untuk mengubah angiotensinogen menjadi angiotensin 1 yang dapat mengakibatkan terjadinya $asokontriksi. Kemudian angiotensi 1 akan diubah menjadi angiotensin ' yang kemudian akan menyebabkan untuk $asokontriksi pada pembuluh darah selektif yang masif dan merelokasi dan meningkatkan aliran darah ke ginjal, yang meningkatkan perfusi ke ginjal. +ngiotensin ' juga menstimulasi pelepasan aldosteron bila konsentrasi natrium rendah. Peningkatan kadar

1*

angiotensin ' pada pasien gagal ginjal dapat menimbulkan haus. !fek dari dipsogenik angiotensin ' yang disebabkan kondisi3kondisi yang terkait dengan perangsangan dari system rennin angiorensin yang menyebabkan rasa haus yang berlebihan, kondisi ini merupakan haus yang tidak terkontrol, meskipun terjadi hidrasi yang memadai (%lack & 8a4ks, '((* . -asukan cairan pada pasien gagal ginjal kronik yang mengalami haus dapat juga disebabkan oleh mukosa mulut yang kering dan rasa metalik di mulut akibat uremia.

D. Hem(&ialisis 1. Pengertian 8emodialisa adalah prosedur pembersihan darah melalui suatu ginjal buatan dan dibantu pelaksanaannya oleh semacam mesin (9umenta, 100' . 8emodialisa sebagai terapi yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan memperpanjang usia. 8emodialisa merupakan metode pengobatan yang sudah dipakai secara luas dan rutin dalam program penanggulangan gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik (Smelt6er, '((1 . 8emodialisa merupakan suatu proses yang digunakan pada pasien dalam keadaan sakit akut dan memerlukan terapi dialisis jangka pendek (beberapa hari hingga beberapa minggu atau pasien dengan penyakit ginjal stadium terminal yang membutuhkan terapi jangka panjang atau terapi permanen. Sehelai membran sintetik yang semipermiable

menggantikan glomerulus serta tubulus renal dan bekerja sebagai filter

1;

bagi ginjal yang terganggu fungsinya itu bagi penderita gagal ginjal kronis, hemodialisa akan mencegah kematian. Eamun demikian, hemodialisa tidak menyembuhkan atau memulihkan penyakit ginjal (Smelt6er, '((1 .

2. Tujuan Hem(&ialisa ,ujuan hemodialisa adalah untuk mengambil 6at36at nitrogen yang toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air yang berlebihan. +da tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisa yaitu difusi, osmosis dan ultrafiltrasi. ,oksin dan 6at limbah di dalam darah dikeluarkan melalui proses difusi dengan cara bergerak dari darah, yang memiliki konsentrasi lebih tinggi ke cairan dialisat yang konsentrasinya rendah. +ir yang berlebihan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis. Pengeluaran air dapat dikendalikan dengan menciptakan gradien tekananD dengan kata lain, air bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien ke tekanan yang lebih rendah (cairan dialisat . Gradien ini dapar ditingkatkan melalui penambahan tekanan negatif yang dikenal dengan ultrafiltrasi pada mesin dialisis. ,ekanan negatif diterapkan pada alat ini sebagai kekuatan pengisap pada membran dan memfasilitasi pengeluaran air. Karena pasien tidak dapat

mengekskresikan air, kekuatan ini diperlukan untuk mengeluarkan cairan hingga tercapai iso$olemia (keseimbangan cairan (Smelt6er, '((1 .

15

!. Penatalaksanaan Hem(&ialisa a. #iet

Jangka

Panjang

Pasien

#ang

1enjalani

#iet merupakan faktor penting bagi pasien yang menjalani hemodialisa mengingat adanya efek uremia. +pabila ginjal tidak mampu mengekskresikan produk akhir metabolisme, substansi yang bersifat asam ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif dikenal dengan gejala uremik dan akan mempengaruhi setiap sistem tubuh. 9ebih banyak toksin yang menumpuk, lebih berat gejala yang timbul. #iet rendah protein akan mengurangi penumpukan limbah nitrogen dan dengan demikian meminimalkan gejala. Penumpukan cairan juga dapat terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestif serta edema paru. #engan demikian pembatasan cairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. #engan penggunaan hemodialisa yang efektif, asupan makanan pasien dapat diperbaiki meskipun biasanya memerlukan beberapa penyesuaian atau pembatasan pada asupan protein, natrium, kalium dan cairan. b. >airan Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting karena meminimalkan resiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa. )umlah cairan yang tidak seimbang dapat menyebabkan terjadinya edema paru

1.

ataupun

hipertensi

pada

'33

orang

pasien

hemodialisa.

Ketidakseimbangan cairan juga dapat menyebabkan terjadinya hipertropi pada $entrikel kiri. %eberapa laporan menyatakan bah4a pembatasan cairan pada pasien hemodialisa sangat dipengaruhi oleh perubahan musim dan masa3masa tertentu dalam hidupnya. Seperti penelitian +rgiles ('((1 menyatakan bah4a asupan cairan pasien akan sangat tidak terkontrol pada musim panas dan pada masa liburan Eatal dan ,ahun %aru karena pada musim panas merangsang rasa haus dan pada masa liburan natal dan tahun baru banyak mengonsumsi makanan ringan yang kering dan mengandung garam sehingga memacu keinginan untuk minum (@elch, '((; )umlah asupan cairan pasien baik cairan yang diminum langsung ataupun yang dikandung oleh makanan dapat dikaji secara langsung dengan mengukur kenaikan berat badan antar sesi hemodialisa (/nterdialytic 4eight gainH/#@G (@elch, '((; . /#@G adalah peningkatan berat badan antar hemodialisa yang paling utama dihasilkan oleh asupan garam dan cairan. Secara teori, konsekuensi dari asupan tersebut terdiri atas dua bagian yaitu on the one hand yang artinya asupan air dan salin dapat bekerja sama dengan kalori dan protein dalam makanan, yang akan disatukan untuk memperoleh status nutrisi yang lebih baik. ,etapi on the other hand, asupan air dan garam dapat menimbulkan peningkatan cairan tubuh. Bang menjadi kunci untuk kejadian hipertensi dan hipertropi $entrikel kiri (:illa$erde, '((* . /#@G yang dapat

10

ditoleransi oleh tubuh adalah tidak lebih dari 1,(31,* kg (9e4is et al., 100. atau tidak lebih dari 3 2 dari berat kering (Cisher, '((; . %erat kering adalah berat tubuh tanpa adanya kelebihan cairan yang menumpuk diantara dua terapi hemodialisa. %erat kering ini dapat disamakan dengan berat badan orang dengan ginjal sehat setelah buang air kecil. %erat kering adalah berat terendah yang dapat ditoleransi oleh pasien sesaat setelah terapi dialysis tanpa

menyebabkan timbulnya gejala turunnya tekanan darah, kram atau gejala lainnya yang merupakan indikasi terlalu banyak cairan dibuang. %erat kering ditentukan oleh dokter dengan mempertimbangkan masukan dari pasien. #okter akan menentukan berat kering dengan

mempertimbangkan kondisi pasien sebagai berikut D tekanan darah normal, tidak adanya edema atau pembengkakan, tidak adanya indikasi kelebihan cairan saat pemeriksaan paru K paru, tidak ada indikasi sesak nafas. #engan demikian pembatasan cairan juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. >airan dibatasi, yaitu dengan menjumlahkan urinH'1jam ditambah *((35*( ml (+lmatsier, '((1 . <rin '1 jam ditambah *((35(( ml adalah jumlah cairan yang dapat dikonsumsi pasien dan masih dapat ditoleransi oleh ginjal pasien. Pertimbangan medikasi %anyak obat yang diekskresikan seluruhnya atau sebagian melalui ginjal. +pabila seseorang pasien menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus die$aluasi dengan cermat.

'(

,erapi antihipertensi yang sering merupakan bagian dari susunan terapi dialisis, merupakan salah satu contoh dimana komunikasi, pendidikan dan e$aluasi dapat memberikan hasil yang berbeda.

2. 3akt(r 3akt(r #ang 1em%engaru$i Ke%atu$an Pen&erita -agal -injal Kr(nik #ang 1enjalani Hem(&ialisis &alam 1engurangi Asu%an +airan a. Caktor usia Pendapat #unbar & @as6ak (100( yang menunjukkan bah4a ketaatan terhadap aturan pengobatan pada anak3anak dan remaja merupakan persoalan yang sama dengan ketaatan pada pasien de4asa. Pada penelitian ini didapat penderita yang patuh rata3rara usia *' tahun dan penderita yang tidak patuh rata3rata usia 1; tahun, ini bukan berarti usia lebih tua cenderung patuh dan sebaliknya usia lebih muda cenderung tidak patuh. Pendidikan penderita yang patuh 51,32 untuk pendidikan S-+ keatas ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan pada penderita yang tidak patuh. b. Caktor lama menjalani 8# Semakin lama pasien menjalani 8# adaptasi pasien semakin baik karena pasien telah mendapat pendidikan kesehatan atau informasi yang diperlukan semakin banyak dari petugas kesehatan. 8al ini didukung oleh pernyataan bah4a semakin lama pasien menjalani 8#, semakin patuh dan pasien yang tidak patuh cenderung

'1

merupakan pasien yang belum lama menjalani 8#, karena pasien sudah mencapai tahap accepted (menerima dengan adanya

pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan. c. Caktor Keterlibatan tenaga kesehatan. Pada penderita yang patuh keterlibatan tenaga kesehatan dalam kategori baik .',0 2 sedangkan pada penderita yang tidak patuh dalam kategori sedang *.,'2. #idapat hasil uji analisis -ann @hitney <3 test antara keterlibatan tenaga kesehatan pada penderita yang patuh dengan penderita yang tidak patuh berdasarkan kategori diatas dengan nilai ( sig atau LJ (,((' lebih kecil dari (,(* yang berarti ada pengaruh antara keterlibatan tenaga kesehatan dengan kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan cairan. Keterlibatan tenaga kesehatan sangat diperlukan oleh pasien dalam hal sebagai pemberi pelayanan kesehatan, penerimaan informasi bagi pasien dan keluarga, serta rencana pengobatan selanjutnya. d. Caktor keterlibatan keluarga pasien Pada penderita yang patuh lebih mempunyai kepercayaan pada kemampuannya sendiri untuk mengendalikan aspek permasalahan yang sedang dialami, ini dikarenakan indi$idu memiliki faktor internal yang lebih dominan seperti tingkat pendidikan yang tinggi, pengalaman yang pernah dialami, dan konsep diri yang baik akan membuat indi$idu lebih dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengambil mengambil tindakan, sementara keterlibatan keluarga

''

dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkan aspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga.

4. K(m%likasi Komplikasi terapi dialisis antara lain D a. 8ipotensi dapat terjadi selama terapi dialisis ketika cairan dikeluarkan b. !mboli udara merupakan komplikasi yang jarang tetapi dapat saja terjadi jika udara memasuki sistem $askuler pasien. c. Eyeri dada dapat terjadi karena p>F' menurun bersamaan dengan terjadinya sirkulasi darah diluar tubuh. d. Pruritus dapat terjadi selama terapi dialisis ketika produk akhir metabolisme meninggalkan kulit. e. Gangguan keseimbangan dialisis terjadi karena perpindahan cairan serebral dan muncul sebagai serangan kejang. Komplikasi ini kemungkinan terjadi lebih besar jika terdapat gejala uremia yang berat. f. Kram otot yang nyeri terjadi ketika cairan dan elektrolit dengan cepat meninggalkan ruang ekstrasel. g. -ual dan muntah.

'3

BAB III 5IN-KASAN JU5NAL

A. Ju&ul Jurnal )urnal ini berjudul Effect of Chewing Gu on !erosto ia, "hirst

and #nterdialytic Weight Gain in $atients on He odialysis%&

B. Nama Peneliti Penelitian ini disusun oleh 8anan Said and 8anan -ohammed.

+. Pen&a$uluan Pengunyahan telah terbukti untuk meningkatkan sirkulasi sistemik, dengan tanggapan peredaran darah tampaknya harus sebagian besar diatur oleh otonom akti$itas saraf melalui regulasi yang lebih kompleks sistem dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Eamun, hanya sedikit studi telah meneliti hubungan antara perubahan akti$itas saraf otonom dan sirkulasi sistemik yang disebabkan oleh pengunyahan gerakan. Perubahan saraf otonom akti$itas jantung terutama yang terlibat dalam peningkatan sirkulasi sistemik dengan permen karet mengunyah. 8al ini menjelaskan beberapa

'1

karakteristik Peraturan saraf otonom dalam pengunyahan gerakan. %eberapa peneliti menyarankan penggunaan permen karet bebas gula untuk pasien dengan 7erostomia. Penggunaan permen karet mengurangi jumlah sesi dialisis bagi pasien dengan tinggi /@G. -engunyah permen karet telah dikenal untuk menjadi bagian dari terapi medis tambahan untuk 7erostomia. Ketidakpatuhan pasien terhadap pembatasan cairan dalam hemodialisis (8# diba4a oleh rasa haus terbatas dan 7erostomia menyebabkan berat badan yang berlebihan interdialytic gain (/@G . 8al ini menunjukkan bah4a mengunyah permen karet berpotensi dapat digunakan untuk mengurangi 7erostomia. 8al ini dapat meningkatkan kepatuhan pembatasan diet terhadap cairan dan dapat menurunkan /@G . /nter$ensi kepera4atan untuk pasien dengan gagal ginjal kronis dan menjalani hemodialisis adalah salah satunya menjaga kebersihan mulut untuk menghindari jaringan iritasi pada mulut dan menyediakan klien dengan permen karet untuk merangsang aliran air liur dan mengurangi dahaga.

D. Tujuan %enelitian ,ujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh mengunyah permen karet bebas gula menggunakan pada 7erostomia, haus dan berat badan interdialytic (/@G pada pasien hemodialisis.

'*

E. Su6#ek Penelitian Pada penelitian ini subyek penelitiannya berjumlah ;( pasien. !nam puluh pasien berturut3turut direkrut ke dalam penelitian ini. Kriteria inklusi sedang didiagnosis sebagai !S"# (Penyakit Ginjal ,ahap +khir pasien yang menjalani hemodialysis untuk setidaknya 3 bulan, dialisis tiga kali seminggu selama 1 jam, urin harian M'(( ml, kondisi klinis stabil termasuk berat kering stabil dan hematokrit dan hanya de4asa (N 1. tahun , pasien yang berpendidikan dimasukkan dalam sampel dengan mental dan fisik mampu berpartisipasi dan menyelesaikan studi. Kriteria eksklusi meliputi pasien yang menderita #iabetes -ellitus, penyakit iskemik hati, penyakit autoimun, pasien dengan keganasan di rongga mulut, dan pasien yang memiliki bukti mikroskopis infeksi oral pada rongga mulut. Selain itu, pasien yang merokok, peminum alkohol, pasien yang memiliki periodontal penyakit, hemodinamik ketidakstabilan mencegah ultrafiltrasi cukup, dari demensia atau terminal penyakit atau depresi logistik (yang

ketidakmungkinan

in$estigasi,

kecemasan

menyebabkan 7erostomia mungkin sebagai akibat dari disfungsi otak dan kelenjar ludah , penggunaan kemoterapi atau radioterapi atau keduanya atau penggunaan 7erogenic obat (,ermasuk antikolinergik, antidepresan,

antipsikotik, antihistamin, antiparkinson agen dan diuretik dan keengganan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

';

Setelah penerapan inklusi dan kriteria eksklusi, berturut3turut ;( pasien acak dialokasikan untuk dua kelompok yang sama, 3( subyek masing3 masing. Kelompok Pasien Penelitian yang menggunakan Permen karet bebas gula, sedangkan pasien kelompok kontrol tidak menggunakannya.

3. 1et(&e Penelitian #esain penelitian yang digunakan adalah 'uasy(E)s*eri ental, yaitu kelompok studi menggunakan Permen karet bebas gula dan kelompok kontrol tidak menggunakannya. -. Alat Pengum%ulan Data7 +lat3alat berikut ini digunakan untuk mengumpulkan data terkait penelitian iniD 1. 9embar #ataD #irancang oleh para peneliti untuk mengumpulkan data mengenai usia, jenis kelamin, berat kering dan durasi hemodialisis. #ata ini diisi sekali dari pasien. '. ?erostomia /n$entory (?/ D #irancang untuk mengukur 7erostomia dirasakan sebelum dan setelah setiap sesi. Persediaan 7erostomia adalah kuesioner di$alidasi dengan 11 item,

'5

3. #ialisis ,hirst /n$entory (#,/ D #irancang untuk mengukur terjadinya haus sebelum dan sesudah sesi dialisis. #ialisis ,hirst /n$entarisasi adalah di$alidasi kuesioner dengan * item, masing3masing dengan * point 9ikert. )enis skala (tidak pernah J 1, untuk sangat sering J * . /tu tanggapan terhadap lima item itu dijumlahkan, yang menghasilkan skor sebagai berikutD * J ,idak pernah haus, 1( J 8ampir tidak pernah haus, 1* J Kadang3kadang, '( J >ukup sering haus dan '* J sangat sering haus. Para pasien melaporkanOO tidak pernahOO dan hampir pernahOO yang dinilai sebagaiOO hausOO absen. #alam semua lainnya pasien,OO sesekaliOO sampaiOO Sangat seringOO, itu dinilai sebagaiOO hadirOO haus. 1. %erat %adan /nterdialitik (/@G D %erat badan ditentukan menggunakan -onitor kursi elektronik. Sehelai kain dirancang oleh peneliti untuk merekam berat badan pasien sebelum dan sesudah setiap sesi. %erat badan interdialytic didefinisikan sebagai jumlah cairan (Kg dihapus selama sesi (berat pra dialisis dikurangi berat badan pasca dialisis . /@G adalah dihitung dan dinyatakan sebagai /@G rata3rata selama jangka 4aktu ' minggu. *. Skala kecepatan arus sali$aD #irancang untuk pengukuran kecepatan air liur. %erdasarkan aliran sali$a tarif diklasifikasikan sebagai berikutD P 8iposali$asi ada JQ (,1* ml H menit., P 8ypo air liur J M(,1* ml H menit. Para peneliti menilai jumlah air liur sebelum dan setelah setiap sesi

'.

dialisis. +ir liur $olume yang ditentukan secara gra$imetri (dengan asumsi 1 gm J 1 ml .

H. Etika %ertim6angan stu&i %enelitian ini meli%uti7 a. Persetujuan penelitian diperoleh sebelum penelitian implementasi dari sutradara unit hemodialisis, tujuan dan tujuan penelitian dibersihkan kepada pasien. b. c. Penerimaan partisipasi penelitian ini adalah diperoleh dari subyek. Penelitian pada mempertahankan anonimitas dan kerahasiaan subyek dan mereka memiliki hak untuk menarik diri dari penelitian setiap saat tanpa denda.

I. Analisis statistik !ntri data dilakukan dengan menggunakan !pi3/nfo ;.1 paket perangkat lunak komputer, sedangkan analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 11 paket perangkat lunak statistik. #ata disajikan dengan menggunakan statistik deskriptif bentuk frekuensi dan persentase untuk kualitatif $ariabel, dan sarana dan de$iasi standar untuk $ariabel kuantitatif. #ata kontinu kuantitatif dibandingkan dengan menggunakan +,i "("est dalam kasus perbandingan antara dua kelompok. %ila normal distribusi data tidak dapat diasumsikan, yang non3parametrik -ann(Whitney digunakan sebagai gantinya +,i "("est& :ariabel kualitatif dibandingkan menggunakan +,i Chi( ./uare. Setiap kali nilai3nilai yang diharapkan dalam satu atau lebih dari sel3

'0

sel dalam tabel '7' kurang dari *, +,i 0isher digunakan sebagai gantinya. Statistik signifikansi dianggap pada *(1alue M(,(*. Ketika distribusi normal dari data tidak dapat diasumsikan, non3parametrik +,i Krus)al(Wallis digunakan sebagai gantinya.

J. Hasil Penelitian 8asil penelitian ini adalah usia yang paling umum (M*( tahun dalam studi dan kontrol kelompok (masing3masing ;(,(2 & *3,32 , ada penurunan 7erostomia, haus dan berat badan interdialytic dari 1,; R (,; R (.;,1.3 dan 1,1 R 1,' R (,. to1.., 1,0 R (,5 dan 1,. R (,5 (masing3masing melalui sesi keenam. )uga ada peningkatan laju aliran sali$a (ml dari (,1 R (,13(,. R (,' dalam kelompok studi. Sedangkan pada kelompok kontrol ada peningkatan 7erostomia, haus dan berat badan interdialytic dari 3,3 R (,5, ',3 R 1,. R 1.1and (,* sampai 1,( R (,0, 1,1 R (,. dan 3,( R 1,* (masing3masing melalui sesi keenam. )uga ada penurunan laju aliran sali$a (ml dari (,* R (,' sampai . (,1 R (,' melalui sesi keenam.

K. Pem6a$asan

3(

,ujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efek menggunakan permen karet bebas gula pada 7erostomia, haus dan berat badan interdialytic (/@G pada pasien hemodialisis. /tu hipotesis bah4a pasien yang akan mengunyah permen karet bebas gula (kelompok studi akan memiliki dan

penurunan 7erostomia, haus dan berat badan interdialytic (/@G

peningkatan laju aliran sali$a mereka dibandingkan dengan (kelompok kontrol subyek yang tidak akan menggunakan permen karet ini. 8asil penelitian menunjukkan bah4a lebih dari setengah dari subyek baik dalam studi atau kelompok kontrol kaitannya dengan usia mereka kurang dari *( tahun. Penelitian menunjukkan bah4a ada statistik perbedaan yang signifikan antara pasien dalam penelitian ini. Kelompok sepanjang enam sesi dalam kaitannya dengan 7erostomia, haus, laju aliran sali$a (ml dan berat badan interdialytic dalam kelompok studi. 8asil penelitian mereka menunjukkan bah4a peningkatan pengunyahan, dalam bentuk permen karet, bisa meningkatkan laju aliran, terutama pada pasien dengan rendah fungsi sali$a. Penggunaan permen karet selama berkepanjangan , baik tingkat aliran sali$a dan p8 tetap secara signifikan atas nilai3nilai untuk dirangsang air liur. ,etapi hasilnya bertentangan dalam hubungannya dengan 7erostomia, haus, dan berat interdialytic gain di mana ia menyimpulkan bah4a mengunyah permen karet biasa adalah diketahui dapat ditoleransi dengan baik oleh sebagian besar hemodialisis pasien, namun tidak menyebabkan pengentasan 7erostomia atau rasa haus berlebihan dan tidak mengurangi /@G atau

31

meningkatkan status hidrasi. 8asil penelitian menunjukkan bah4a ada statistik perbedaan yang signifikan antara pasien dalam kelompok studi sepanjang enam sesi dalam kaitannya 7erostomia, haus, laju aliran sali$a (ml dan berat badan interdialytic pada kelompok kontrol. Para peneliti melaporkan bah4a sebagian besar peserta studi dinilai karet tanpa gula permen sebagai terapi menguntungkan, tetapi mereka tidak melaporkan bagaimana efek yang menguntungkan dinilai. )uga penelitian melihat bah4a ada jelas penurunan haus antara pasien dalam kelompok studi dibandingkan kelompok kontrol sepanjang enam sesi, yang menyatakan bah4a mengunyah permen karet muncul untuk meringankan haus, dan akibatnya mungkin menipiskan negatif efek kinerja kognitif haus yang tidak muncul dalam kelompok kontrol. Sebuah peningkatan progresif dalam laju aliran sali$a antara pasien dalam kelompok studi dibandingkan kelompok kontrol sepanjang enam sesi itu melihat di masa kini Penelitian yang didukung oleh (Stephens et al. '(11 yang menyebutkan bah4a nilai laju aliran sali$a yang signifikan lebih rendah pada pasien dialisis dari pada sehat kontrol. %ebas gula permen karet harus meresepkan terhadap pasien untuk meningkatkan laju aliran. Studi ini menunjukkan bah4a ada progresif penurunan berat badan rata3rata di antara pasien dalam kelompok studi dibandingkan dengan kelompok kontrol sepanjang enam sesi. 8al ini bertentangan dengan hasil studi (%ots et al. '((* yang menyatakan bah4a kepatuhan terhadap diet cairan terbatas (*(( ml H hari diukur dengan /@G. -eskipun permen karet

3'

mengunyah dan penyemprotan dengan air liur pengganti secara signifikan mengurangi rasa haus, yang /@G pada pasien 8# tidak terpengaruh. 8asil ini mendukung hasil kelompok kontrol yang tidak mengunyah permen karet.

L. Sim%ulan &an Saran 1. Sim%ulan Penggunaan permen karet mengurangi rasa haus, 7erostomia, secara signifikan menurunkan berat badan interdialitik dan meningkatkan laju aliran sali$a pada pasien hemodialisis.

2. Saran Penelitian ini sangat dianjurkan penggunaan permen karet oleh pasien yang menjalani hemodialisis secara signifikan dalam penurunan haus, 7erostomia, berat badan interdialitic dan meningkatkan laju aliran sali$a pada pasien 8#.

33

BAB I8 ANALISIS JU5NAL

A. Analisis Jurnal 1. Penulisan Jurnal Penulisan jurnalnya sudah bagus, menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan penjelasan yang singkat tetapi sudah mencakup keseluruhan isi dari penelitian yang dilakukan.

31

2. Ju&ul Jurnal )udul jurnal ini menarik karena membahas tentang tindakan kepera4atan mandiri yang dapat diterapkan pada pasien yang menjalani hemodialisis. #apat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan bagi petugas kesehatan mengenai permen karet untuk mengurangi rasa haus, 7erostomia, menurunkan berat badan dan meningkatkan laju kelenjar sali$a pada pasien yang menjalani hemodialisa. Penulisan judul jurnal tidak dicantumkan tahun dan tempat penelitian pada judul penelitian tersebut. Sebaiknya penulisan judul dalam jurnal perlu dicantumkan tahun dan tempat penelitian di dalamnya.

!. Latar Belakang Pada latar belakang jurnal ini tidak dipaparkan epidemiologi kasus tersebut, baik jumlah pasien gagal ginjal kronik dan jumlah pasien gagal ginjal kronik dialisis ra4at inap sehingga menjadi kurang menguatkan penulis dalam melakukan penelitian ini. Pada bagian pendahuluan sudah dijelaskan penelitian sebelumnya yang menge$aluasi

3*

tentang sali$a namun, disitu juga sudah dijelaskan mengenai manfaat dan kandungan dari air liur. Penulisan latar belakang sebaiknya mencantumkan fenomena yang terjadi. Penulisan epidemiologi disusun seperti piramida mengerucut dari frenomena yang terjadi di dunia, negara dan 4ilayah tentang angka kejadian penyakit gagal ginjal kronik, serta mencantumkan prosentase jumlah pasien gagal ginjal kronik dialisis ra4at inap.

2. P(%ulasi &an Sam%el #alam jurnal ini tidak dijelaskan perhitungan pengambilan sampelnya, hanya ada penjelasan langsung jumlah sampel. Semua sampel berjumlah 3(, jumlah responden yang berjenis kelamin laki K laki sebanyak 1; orang sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 11 orang. Pengambilan sampel disini sudah dijelaskan yaitu dengan metode kelompok kontrol menggunakan blok pengacakan, yaitu pertama mengambil sepuluh responden kemudian * reponden secara acak untuk masing K masing dua kelompok sampai jumlah keseluruhan 3( responden. 4. Instrument Penelitian Pada penelitian ini instrument yang digunakan pada $aribel inter$eningnya yaitu permen karet rendah gula yang diberikan pada satu

3;

kelompok. #alam penelitian ini, ada beberapa alat ukur yang digunakan antara lain sebagai berikut D a. 9embar pengumpulan data yang berisi tentang usia,jenis kelamin, berat kering dan durasi hemodialisa. b. !erosto ia #n1entory (!#) D dirangcang untuk mengukur 7erostomia sebelum diberikan permen karet hemodialisa. c. Dialysis "hirst #n1entory (D"#) D <ntuk mengukur terjadinya haus sebelum dan sesudah dialysis. d. #nterdialytic Weight Gain (#WG) D dirancang untuk mengetahui berat badan pasien sebelum dan sesudah hemodialisa. e. .ali1ary 0low 2ate .cale D #irancang untuk mengukur jumlah air liur

9. 1et(&e Penelitian +nalisis pengolahan data yang digunakan sudah tepat. Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian /uasy(e)s*eri enti

kelompok studi menggunakan permen karet rendah gula sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan atau permen karet.

35

:. Pem6a$asan 8asil penelitian pada jurnal menunjukkan 8asil penelitian mereka menunjukkan bah4a peningkatan pengunyahan, dalam bentuk permen karet, bisa meningkatkan laju aliran, terutama pada mereka dengan rendah fungsi sali$a. Selain jangka pendek menguntungkan efek permen karet, memiliki efek jangka panjang mengindikasikan kemungkinan efek yang menguntungkan itu. Penelitian ini sangat dianjurkan penggunaan permen karet oleh pasien menjalani hemodialisis untuk signifikan dalam penurunan haus, 7erostomia, berat badan dan interdialytic meningkatkan laju aliran sali$a pada pasien 8#. Pembahasan dalam jurnal ini sudah cukup jelas, hasil penelitiannya sudah dijelaskan secara menyeluruh ditunjang dengan teori yang ada serta penelitian3penelitian yang sebelumnya.

;. Da"tar Pustaka Penelitian ini dilakukan pada tahun '(11, refrence yang digunakan tidak semuanya tahun terbitannya kurang dari 1( tahun terakhir. +da yang tahun terbitannya tahun '((( dan '(('. Eamun kebanyakan sudah memenuhi syarat dan 8al ini belum sesuai dengan kaidah penulisan yang benar. <ntuk penulisan daftar pustakanya sudah

3.

benar dan lengkap, dicantumkan tahun,nama pengarang, penerbit, judul refrence.

B. Kele6i$an Jurnal Setelah dilakukan analisa, jurnal ini mempunyai beberapa kelebihan, yaituD 1. Pembahasan dalam jurnal ini mudah dipahami dan sederhana dalam kata katanya, sehingga pembaca mudah memahami apa yang disampaikan oleh penulis. '. )urnal ini menjelaskan dengan jelas tentang metode penelitian dan teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti.

+. Kekurangan Jurnal Setelah dilkaukan analisa, jurnal ini mempunyai beberapa kekurangan natara lain D
1. )urnal ini tidak melampirkan alat pengumpulan data (?erotomia

/n$entory (?/ , #ialisis ,hirst /n$entory (#,/ , /nterdialytic %erat %adan (/@G , sali$a +rus 8arga Skala yang digunakan peneliti sehingga menjadi kendala bagi kami dalam menilai keefektifan dari kuesioner yang di pakai. '. Peneliti tidak mencamtumkan teori yang terkait dalam pembahasannya.

30

3. ,erdapat kekurangan pada penulisan referensi terkait jumlah referensi dan penyusunan referensi yang tidak diurutkan secara alphabetis.

D. Im%likasi Ke%era<atan )urnal ini dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran untuk menguji pengaruh mengunyah permen karet bebas gula pada 7erostomia, haus dan berat badan interdialytic (/@G khususnya pada pasien3pasien yang

menjalani hemodialisa. Kami mencoba mengapalikasikan jurnal ini di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo. +dapun penjelasan terkait dengan mini riset yang kami lakukan adalah sebagai berikutD 1. )udul -ini riset ini berjudul =$engaruh -enguyah $er en Karet 3e4as Gula "erhada* !erosto ia, Haus Dan -ening)at)an 5a,u 6liran .ali1a $ada $asien He odialisaA. '. ,ujuan a. ,ujuan <mum

1(

-engetahui adakah pengaruh mengunyah permen karet bebas gula terhadap 7erostomia, haus dan meningkatkan laju aliran sali$a pada pasien hemodialisis. b. ,ujuan Khusus 1 -engetahui gambaran 7erostomia pada pasien hemodialisis sebelum menguyah permen karet bebas gula. ' -engetahui gambaran haus pada pasien hemodialisis sebelum menguyah permen karet bebas gula. 3 -engetahui gambaran laju aliran sali$a pada pasien hemodialisis sebelum menguyah permen karet bebas gula. 1 -engetahui gambaran 7erostomia pada pasien hemodialisis sesudah menguyah permen karet bebas gula. * -engetahui gambaran haus pada pasien hemodialisis sesudah menguyah permen karet bebas gula. ; -engetahui gambaran laju aliran sali$a pada pasien hemodialisis sesudah menguyah permen karet bebas gula. 5 -engetahui pengaruh menguyah permen karet bebas gula terhadap 7erostomia, haus dan peningkatan laju aliran sali$a pada pasien hemodialisis.

11

3.

Kerangka Konsep Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir dalam kegiatan ilmu (Eursalam '((., h.** . Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara konsep3konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian3penelitian yang akan dilakukan (Eotoatmodjo '(1(, h.;0 . Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah peneliti ingin meneliti keterkaitan antara $ariabel inter1ening yaitu menguyah permen karet bebas gula yang disebut juga sebagai $ariabel independen dengan $ariabel terikat (dependen berupa

7erostomia, haus dan berat badan interdialytic (/@G pada pasien yang menjalani hemodialisa.

Pasien yang mendapat tindakan hemodialisa pada umumnya akan mengalami penurunan sekresi sali$a yang menyebabkan timbulnya rasa haus. 8al ini disebabkan oleh dua faktor yaitu karena penyakit yang diderita pasien yang menjadi alasan utama dilakukannya hemodialisa seperti gagal ginjal kronis. Penderita gagal ginjal kronik dianjurkan membatasi asupan air untuk menjaga keseimbangan cairan karena penurunan kemampuan ginjal mengekresi urine. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan penurunan aliran sali$a dan sali$a menjadi kental (Sasanti dan 8asibuan, '((( .

1'

Sekresi kelenjar sali$a akan dapat ditingkatkan bila diberikan stimulasi dengan cara mengunyah (Sno4 dan @ackym, '((. . Penelitian ini menggunakan media permen karet untuk melihat kuantitas sali$a yang dihasilkan antara kelompok yang mendapat perlakukan dan tidak mendapat perlakukan dan kemudian membandingkan hasil kedua kelompok serta keterkaitannya dengan stimulasi yang diberikan. #ari landasan teori tersebut, maka kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut D

/nter$ensi ?erostomia, 8aus dan )umlah Sali$a Sebelum ,indakan -endapat Permen Karet ?erostomia, 8aus dan )umlah Sali$a setelah ,indakan

Pasien 8emodialisa

13

Kontrol ?erostomia, 8aus dan )umlah Sali$a Sebelum ,indakan ?erostomia, 8aus dan )umlah Sali$a Setelah ,indakan

,idak -endapat Permen Karet

Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh -engunyah Permen Karet %ebas Gula ,erhadap ?erostomia, 8aus #an Peningkatan 9aju +liran Sali$a Pada Pasien 8emodialisis di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang

1.

Populasi dan Sampel a Populasi Populasi pada penelitian ini adalah keseluruhan pasien yang menjalani hemodialisis di ruang hemodialisa "S<# ,ugurejo yang berjumlah 55 orang. b Sampel Sampel pada penelitian ini menggunakan *ur*osi1e

sa *ling, yaitu penetapan sampel dengan cara memilih sampel berdasarkan tujuan dan kriteria tertentu dari peneliti. <ntuk menghindari bias hasil penelitian maka diambil kriteria sampel sebagai berikutD

11

Kriteria /nklusi Kriteria /nklusi adalah karakteristik umum responden penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau akan diteliti (Eursalam '((., h. 0' . Kriteria /nklusi dalam penelitian ini yaituD a Pasien yang didiagnosis sebagai !S"# (Penyakit Ginjal ,ahap +khir b Pasien yang menjalani hemodialysis untuk setidaknya 3 bulan atau lebih dengan 4aktu menjalani hemodialisa selama 1 jam c Pasien yang bersedia menjadi responden.

'

Kriteria !ksklusi Kriteria !ksklusi adalah menghilangkan atau

mengeluarkan responden yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Eursalam '((., h. 05 . Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalahD a Pasien yang menderita #iabetes -ellitus, penyakit iskemik hati, penyakit autoimun, pasien dengan keganasan di rongga

1*

mulut, dan pasien yang memiliki bukti mikroskopis infeksi oral pada rongga mulut. b Pasien yang merokok, peminum alkohol, demensia,

kecemasan atau depresi (yang menyebabkan 7erostomia mungkin sebagai akibat dari disfungsi otak dan kelenjar ludah . c Penggunaan kemoterapi atau radioterapi atau keduanya atau penggunaan 7erogenic obat (,ermasuk antikolinergik, antidepresan, antipsikotik, antihistamin, antiparkinson agen dan diuretik . d Pasien yang tidak bersedia untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. -enurut #ahlan ('((. pada penelitian kasus kontrol, jumlah responden yang diambil sebagai sampel untuk kasus (yang mendapat perlakuan minimal sama banyak dengan jumlah

responden yang menjadi kontrol (tidak mendapat perlakuan . Pada penelitian ini dan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi, maka sampel pada penelitian mini riset ini ada * responden yang mendapatkan perlakuan dan * responden kelompok kontrol. *. ,empat dan @aktu Penelitian a ,empat Penelitian

1;

Penelitian ini dilakukan di ruang 8emodialisa di "S<# ,ugurejo Semarang.

@aktu Penelitian @aktu Penelitian ini adalah dari tanggal 31 )uli K 1 +gustus '(13.

;.

Prosedur Pengumpulan #ata Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Sugiyono '((., h. 111 . Peneliti melaksanaan penelitian mini riset berdasarkan prosedur pengumpulan data sebagai berikutD a Peneliti mendapatkan persetujuan penelitian dari pembimbing akademik serta pembimbing klinik. b Kemudian peneliti mendapatkan ijin dari Kepala "uang ruangan hemodialisa "S<# ,ugurejo Semarang. c Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan memberikan lembar persetujuan menjadi responden.

15

Setelah responden menyetujui, peneliti menanyakan data demografi yang meliputi kode responden, umur, jenis kelamin, pekerjaan dan lama menjalani hemodialisa.

Peneliti menganjurkan responden selama 3( menit setelah dilakukan inisiasi proses hemodialisa untuk tidak makan, minum dan menanyakan kuesioner 7erostomia dan haus (Dialysis "hirst #n1entory)&

Kemudian responden diminta untuk mengeluarkan sali$a ke dalam 4adah yang telah disediakan peneliti dan mengukur mengukur dengan spuit 1 cc kemudian mencatat hasilnya kedalam lembar obser$asi.

Peneliti memberikan permen karet bebas gula kepada responden kelompok inter$ensi dan menganjurkan kepada responden untuk mengunyah selama 1( menit dengan mengganti permen karet setiap * menit.

Peneliti tidak memberikan permen karet bebas gula kepada responden kelompok kontrol dan menganjurkan kepada responden untuk menunggu selama 1( menit dan menganjurkan responden untuk tidak makan dan minum.

Kemudian responden diminta untuk mengeluarkan sali$a ke dalam 4adah yang telah disediakan peneliti dan mengukur mengukur

1.

dengan spuit 1 cc kemudian mencatat hasilnya kedalam lembar obser$asi. j -elakukan e$aluasi kepada responden tentang 7erostomia dan haus kepada responden

5.

-etode Penelitian #esain yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat Suasy e7periment dengan rancangan =kasus kontrolA yang bertujuan untuk mengungkapkan kemungkinan adanya hubungan sebab akibat antara $ariabel bebas dengan $ariabel terikat dengan adanya manipulasi suatu $ariabel dan membandingkannya dengan kelompok yang tidak dimanipulasi (#ahlan, '((0 . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana mengunyah permen karet rendah gula dapat meningkatkan sekresi sali$a pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa dan

membandingkannya dengan pasien yang tidak diberikan terapi tersebut. .. 8asil Penelitian

10

a. Gambaran 7erostomia pada pasien hemodialisis sebelum menguyah permen karet bebas gula.

Eo 1 ' 3 1 *

,ingkat ?erostomia Sebelum -engunyah Permen Karet -ulut tidak kering 8ampir tidak ada mulut kering -ulut kadang terasa kering -ulut sering kering -ulut sangat kering )umlah

)umlah Prosentase ( ( 1 ' 1 1( (2 (2 1(2 '(2 1(2 1((2

b. Gambaran 7erostomia pada pasien hemodialisis sesudah menguyah permen karet bebas gula.

Eo 1 ' 3 1

,ingkat ?erostomia Sebelum -engunyah Permen Karet -ulut tidak kering 8ampir tidak ada mulut kering -ulut kadang terasa kering -ulut sering kering

)umlah Prosentase ' * 3 ( '(2 *(2 3(2 (2

*(

-ulut sangat kering )umlah

( 1(

(2 1((2

c. -engetahui gambaran rasa haus pada pasien hemodialisis sebelum menguyah permen karet bebas gula. Eo 1 ' 3 1 * Gambaran rasa haus Sebelum -engunyah Permen Karet ,idak pernah haus 8ampir tidak pernah haus Kadang3kadang haus >ukup sering haus Sering haus )umlah )umlah Prosentase ' * 3 ( ( 1( '(2 *(2 3(2 (2 (2 1((2

d. -engetahui gambaran rasa haus pada pasien hemodialisis sesudah menguyah permen karet bebas gula

e.

us

*1

,abel 1.1 #istribusi "esponden menurut Karakteristik "esponden yang -enjalani 8emodialisis di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang (nJ1( N(. Karakteristik 5es%(n&en

3rekuensi 1 ;

Pr(sentase .=0 1(2 ;(2

1. Jenis Kelamin 9aki3laki Perempuan

*'

Karakteristik N(. 5es%(n&en 2. Umur M *( tahun Q *( tahun 3. Lama HD 33; bulan ;31' bulan 13' tahun

' .

'(2 .(2

1 1 '

1(2 1(2 '(2

,abel 1.1 menunjukkan bah4a dari 1( responden yang menjalani hemodialisa, sebanyak 1 responden (1(,(2 berjenis lai3laki, ; responden (;(,(2 berjenis perempuan, responden yang berusia M *( tahun sebanyak ' responden ('(,(2 , dan responden yang berusia Q *( tahun sebanyak . responden (.(,(2 . 1 respoden (1(2 menjalani hemodialisa selama 33; bulan, 1 responden (1(2 menjalani hemodialisa selama ;31' tahun, ' responden ('(2 menjalani hemodialisa selama 13' tahun dan ( responden ((2 menjalani hemodialisa selama Q ' tahun.

,abel 1.' #istribusi Pengukuran sali$a responden yang menjalani 8emodialisa Sebelum dan Sesudah diberikan /nter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang (nJ* N( 1 ' 3 1 * Jumla$ Sali)a se6elum inter)ensi (,(* (,1' (,1( (,11 (,(1' Jumla$ sali)a sesu&a$ inter)ensi (,'( (,1( (,1* 1,(( (,'( Peningkatan sekresi sali)a (,1* (,'. (,(* (,.0 (,(.

,abel 1.1 menunjukkan bah4a pengukuran sali$a responden yang menjalani hemodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah

*3

permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu sali$a responden no 1 sebanyak (,(* ml, sali$a responden no.' sebanyak (,1' ml, sali$a responden no 3 sebanyak (,1( ml, sali$a responden no. 1 sebanyak (,11 ml dan sali$a responden no.* sebanyak (,(' ml. Sedangkan pengukuran sali$a responden sesudah diberikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu sali$a responden no 1 sebanyak (,'( ml, sali$a responden no.' sebanyak (,1( ml, sali$a responden no 3 sebanyak (,1* ml, sali$a responden no. 1 sebanyak 1,(( ml dan sali$a responden no.* sebanyak (,'( ml.

,abel 1.3 #istribusi Pengukuran sali$a responden yang menjalani 8emodialisa pada kelompok kontrol di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang (nJ* N( 1 ' 3 1 * Jumla$ Sali)a se6elum (,(* (,(0 (,1( (,1' (,(5 Jumla$ sali)a sesu&a$ (,(1 (,(5 (,(. (,1( (,(* Peningkatan sekresi sali)a ,idak ada ,idak ada ,idak ada ,idak ada ,idak ada

,abel 1.3 menunjukkan bah4a pengukuran sali$a responden yang menjalani hemodialisa *re test pada kelompok kontrol di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu sali$a responden no 1 sebanyak (,(* ml, sali$a responden no.' sebanyak (,(0 ml, sali$a responden no 3 sebanyak (,1( ml, sali$a responden no. 1 sebanyak (,1' ml dan sali$a responden no.* sebanyak (,(5 ml. Sedangkan pengukuran sali$a responden *ost test di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu sali$a responden no 1 sebanyak (,(1 ml, sali$a responden no.' sebanyak (,(5 ml,

*1

sali$a responden no 3 sebanyak (,(. ml, sali$a responden no. 1 sebanyak (,1( ml dan sali$a responden no.* sebanyak (,(* ml.

,abel 1.1 #istribusi Pengukuran !erosto ia responden yang menjalani 8emodialisa sebelum dan sesudah di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang (nJ*

*er(st(mia Se6elum Sesu&a$ * (

Ti&ak *er(st(mia ( *

Pr(sentase 1((2 1((2

,abel 1.1 menunjukkan

bah4a !erosto ia responden yang

menjalani hemodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan mengalami !erosto ia. Sedangkan pengukuran !erosto ia responden sesudah diberikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan tidak mengalami !erosto ia.

**

,abel 1.* #istribusi Pengukuran !erosto ia responden yang menjalani 8emodialisa sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang *er(st(mia Se6elum Sesu&a$ * * Ti&ak *er(st(mia ( ( Pr(sentase 1((2 1((2

,abel 1.* menunjukkan

bah4a !erosto ia responden yang

menjalani hemodialisa Pre test dan *ost test pada kelompok kontrol di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan mengalami !erosto ia.

,abel 1.; #istribusi Pengukuran rasa haus responden yang menjalani 8emodialisa sebelum dan sesudah di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang (nJ* Haus Se6elum Sesu&a$ * ( Ti&ak $aus ( * Pr(sentase 1((2 1((2

*;

,abel 1.; menunjukkan bah4a pengukuran rasa haus responden yang menjalani hemodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan mengalamirasa haus. Sedangkan pengukuran rasa haus responden sesudah diberikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan tidak mengalami rasa haus.

,abel 1.5 #istribusi Pengukuran rasa haus responden yang menjalani 8emodialisa sebelum dan sesudah pada kelompok kontrol di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang (nJ* Haus Se6elum Sesu&a$ * * Ti&ak $aus ( ( Pr(sentase 1((2 1((2

,abel 1.5 menunjukkan bah4a pengukuran rasa haus responden yang menjalani hemodialisa Pre test dan *ost test pada kelompok kontrol di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan mengalami mengalami nrasa haus.

0.

Pembahasan Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh mengunyah permen karet bebas gula terhadap 7erostomia, haus dan peningkatan laju aliran sali$a pada pasien hemodialisa di "S<# ,ugurejo Semarang. +dapun gambarannya sebagai berikut D

*5

a. Gambaran

Sekresi

Sali$a

Pada

Pasien

Bang

-enjalani

8emodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang. Sebelum diberikan permen karet terlebih dahulu pasien dilakukan *re test pengukuran jumlah sali$a yang dihasilkan pada kelompok inter$ening setelah pasien menjalani hemodialisa R;( menit.8asil penelitian menunjukkan bah4a pengukuran sali$a responden yang menjalani hemodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu sali$a responden no 1 sebanyak (,(* ml, sali$a responden no.' sebanyak (,1' ml, sali$a responden no 3 sebanyak (,1( ml, sali$a responden no. 1 sebanyak (,11 ml dan sali$a responden no.* sebanyak (,(' ml. %erdasarkan hasil penelitian sekresi sali$a pasien sebelum di berikan terapi mengunyah permen karet yaitu M (,1* ml, hal ini menunjukkan bah4a pasien mengalami hiposali$a. Produksi sali$a yang tidak sama jumlahnya dengan indi$idu yang sehat atau menurun salah satunya dijumpai pada pasien hemodialisa. Penurunan jumlah sali$a pada penderita yang mendapat terapi hemodialisa dapat berkurang karena berbagai faktor. Caktor utama yaitu karena penyakit yang diderita pasien yang menjadi alasan utama dilakukannya hemodialisa. ,indakan hemodialisa diberikan pada penderita gagal ginjal kronis yang salah satu ditandai dengan penurunan output urine. Kemampuan ginjal yang menurun dalam mengeksresikan urine menyebabkan penderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisa, dianjurkan membatasi asupan air untuk menjaga keseimbangan cairan. Pembatasan intake cairan akan menyebabkan penurunan aliran sali$a dan sali$a menjadi kental (Sasanti dan 8asibuan, '((( .

*.

8al yang sama dikemukakan Guggenheimer dan -oore ('((3 bah4a pasien yang menjalani terapi hemodialisa karena gagal ginjal terminal dapat mengalami penurunan fungsi kelenjar ludah yang berakibat pada timbulnya sensasi mulut kering. -anifestasi ini meskipun demikian, biasanya berhubungan dengan pemberian pengobatan yang diberikan untuk mengobati penyakit yang menyertai.

b. Gambaran

Sekresi

Sali$a

Pada

Pasien

Bang

-enjalani

8emodialisa setelah di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang. Kelompok inter$ening diberikan permen karet rendah gula selama 1( menit dengan mengganti permen karet selama * menit sekali. Setelah 1( menit kemudian dilakukan pengukuran kelenjar sali$a pada kelompok inter$ening. 8asil penelitian menunjukkan bah4a pengukuran sali$a responden yang menjalani hemodialisa setelah di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu sali$a responden no 1 sebanyak (,'( ml, sali$a responden no.' sebanyak (,1( ml, sali$a responden no 3 sebanyak (,1* ml, sali$a responden no. 1 sebanyak 1,(( ml dan sali$a responden no.* sebanyak (,'( ml. %erdasarkan hasil penelitian sekresi sali$a pasien setelah mengunyah permen karet yaitu Q (,1* ml, hal ini menunjukkan bah4a pasien setelah mengunyah permen karet tidak mengalami hiposali$a. Sno4 dan @ackym ('((. menyatakan bah4a menguyah permen karet telah dibuktikan oleh banyak penelitian dapat menstimulasi pengeluaran sali$a. -engunyah permen karet rendah gula tidak hanya bermanfaat meningkatkan produksi sali$a bagi

*0

indi$idu yang mengalami sensasi mulut kering namun dapat membantu mengurangi pengikisan mineral gigi.Peningkatan produksi sali$a merupakan keuntungan utama mengunyah permen karet yang terjadi dari proses mastikasi dan rasa permen karet. )umlah sali$a meningkat menguntungkan karena membantu memelihara kesehatan mulut melalui berbagai proses. Sali$a yang dikeluarkan dalam keadaan tidak terangsang sekitar (,1 mlHmenit pada indi$idu de4asa yang sehat dan dapat meningkat 1( sampai 1' kali lipat bila mengunyah permen karet. Peningkatan produksi sali$a terjadi setelah * sampai 5 menit mengunyah permen karet karena sebagian besar pemanis dan rasa dari permen telah terurai dalam mulut (#odds, '((5 . Seluruh permen karet dapat digunakan untuk meningkatkan produksi sali$a, namun permen karet jenis 7ylitol lebih sesuai karena mengandung kadar gula lebih rendah, permen karet yang mengandung 7ylitol mampu meningkatkan kuantitas sali$a lebih tinggi dibandingkan permen karet yang non 7ylitol.

c. Gambaran ?erostomia Pada Pasien Bang -enjalani 8emodialisa di "S<# ,ugurejo Semarang 8asil penelitian menunjukkan bah4a !erosto ia

responden yang menjalani hemodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan mengalami !erosto ia. Sedangkan pengukuran !erosto ia responden sesudah diberikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan tidak mengalami !erosto ia.

;(

?erostomia adalah keluhan subyektif pada pasien berupa adanya rasa kering dalam rongga mulutnya akibat adanya penurunan produksi dali$a (hiposali$asi dan atau perubahan komposisi sali$a (Guggenheimer '((3T Scully, '((* . Keadaan 7erostomia merupakan hal yang umum terjadi pada pasien yang sedang menjalani terapi hemodialisa karena gagal ginjal kronik. Keadaan mulut kering karena sekresi sali$a yang berkurang diperkirakan terjadi pada 153102 pasien hemodialisa. 8al ini diestimasi berdasarkan studi terhadap laporan klinis mengenai 7erostomia selama '( tahun dari /nde7 -edicus (Guggenheimer dan -oore, '((3 . Salah satu cara untuk mera4at mulut kering (dry mouth adalah mengunyah dengan baik sehingga merangsang kelenjar sali$a untuk bekerja lebih baik, konsumsi makanan yang membutuhkan pengunyahan yang banyak, permen karet yang tidak manis bisa merangsang kelenjar sali$a ()ensen dan 9anberg 1005 dalam 4ikipedia, '((. . Penatalaksanaan yang sama diutarakan oleh Guggenheimer dan -oore ('((3 bah4a memberikan permen karet pada pasien hemodialisa yang mengalami 7erostomia merupakan salah satu cara yang dapat diupayakan untuk merangsang produksi sali$a. !stimasi yang sama dikemukakan oleh alternatif yang dapat diberikan :eerman dan

kolega ('((* bah4a mengunyah permen karet merupakan terapi sebagai untuk merangsang kelenjar ludah atau terapi paliatif pada pasien yang menjalami hemodialisa. Pasien hemodialisa yang mengeluh mengalami mulut kering atau 7erostomia dan dianjurkan untuk mengunyah permen karet ditemukan lebih banyak mengalami pengurangan rasa haus

;1

(;(2 (1*2 .

dibandingkan yang mendapat terapi sali$a pengganti

d. Gambaran "asa 8aus Pada Pasien Bang -enjalani 8emodialisa di "S<# ,ugurejo Semarang 8asil penelitian menunjukkan bah4a pengukuran rasa haus responden yang menjalani hemodialisa sebelum di berikan inter$ensi mengunyah permen karet di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan mengalamirasa haus. Sedangkan pengukuran rasa haus responden sesudah diberikan inter$ensi mengunyah permen karet di "uang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang yaitu * responden (1((2 mengatakan tidak mengalami rasa haus. "asa haus adalah sinyal untuk mengonsumsi cairan tambahan. "asa haus dipicu oleh menurunnya $olume cairan tubuh, yang merupakan pertanda telah terjadi dehidrasi (%arasi '((0 . +supan cairan membutuhkan regulasi yang hati3hati dalam gagl ginjal kronik, karena rasa haus pasien merupakan panduan yang tidak dapat diyakini mengenai keadaan hidrasi pasien (@ilson, '((; dalam Price & @ilson, '((; . -engunyah permen karet merupakan terapi alternatif yang dapat diberikan sebagai untuk merangsang kelenjar ludah atau terapi paliatif pada pasien yang menjalami hemodialisa. Pasien hemodialisa yang mengeluh mengalami mulut kering atau 7erostomia dan dianjurkan untuk mengunyah permen karet

;'

ditemukan lebih banyak mengalami pengurangan rasa haus (;(2 dibandingkan yang mendapat terapi sali$a pengganti (1*2 . .

BAB 8 PENUTUP A. Sim%ulan #ari hasil aplikasi jurnal yang sudah dilakukan pada pasien yang menjalani hemodialisis di ruang 8emodialisa "S<# ,ugurejo Semarang sebanyak 1( responden disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara jumlah sekresi pada responden yang mendapatkan perlakuan dengan

;3

kelompok kontrol, hal ini sesuai dengan jurnal dan bisa diaplikasikan di "uang 8emodialisa khususnya "S<# ,ugurejo Semarang. B. Saran 1. Pera4at Pera4at yang bertugas di ruang hemodialisa hendaknya dapat lebih proaktif dalam menggali masalah yang dirasakan pasien hemodialisa seperti adanya penurunan sekresi sali$a yang menimbulkan sensasi mulut kering sehingga dapat dilakukan upaya K upaya untuk membantu mengatasi masalah tersebut. '. Pasien Pasien yang menjalani hemodialisa pasti pernah mengalami adanya penurunan sekresi sali$a, sehingga diharapkan pasien bisa menerapkan mengunyah permen karet untuk mengurangi rasa haus, 7erostomia dan meningkatkan sekresi sali$a.

DA3TA5 PUSTAKA

%rooker, >hris. '((.. Ensi)lo*edia Ke*erawatan. )akarta D !G> #ahlan. '((.. 5ang)ah 7 lang)ah -e 4uat $ro*osal $enelitian 3idang Kedo)teran dan Kesehatan. )akarta D Salemba -edika

;1

8olgeston, P.9. '((5. !ylitol and it8s effect on oral ecology& De*arte ent ofodontology& Paediatric. #entistry Cakulty of -edicine. <mea. Eotoatmodjo, Soekidjo. '((.. $endidi)an dan *erila)u )esehatan& 9a)arta: 2ine)a Ci*ta& Eursalam & Kurnia4ati, E.#. '((.. 6suhan Ke*erawatan *ada $asien "erinfe)si H#; < 6#D.& 9a)arta : .ale 4a -edi)a& Sugiyono. '((*. .tatiati) +ntu) $enelitian. %andungD +lfabeta. Susanti, 8 dan 8asibuan, S. '(((. !erosto ia, factor etiologi, Etiologi dan $enanggulangan, )urnal Kedokteran Gigi <ni$ersitas /ndonesia (!disi Khusus. )akarta Buliarsi, B., 9estari, S. '((3. Efe) $er en Karet yang -engandung !ylitol dan .or4itol "erhada* $la) Gigi dan Ginggi1itis& 9#"EKG# 0KG+$D- (3)

Anda mungkin juga menyukai