Anda di halaman 1dari 14

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb. Alhamdulillah penyusun haturkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya jualah penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan baik dan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Blok Perkemihan I dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa yang sedang menempuh Program Studi Pendididkan Dokter Universitas Islam Malang (UNISMA). Penyusun sangat menyadari bahwa di dalam makalah ini masih banyak kekurangan maupun kesalahan, untuk itu kepada para pembaca yang budiman harap memaklumi mengingat keberadaan penyusun yang masih banyak kekurangannya. Dalam kesempatan ini pula penyusun mengharapkan kesediaan pembaca untuk memberikan saran yang bersifat perbaikan, yang dapat menyempurnakan isi makalah ini dan dapat bermanfaat di masa yang akan datang. Tak lupa penyusun haturkan terima kasih kepada semua pihak, terutama dosen pembimbing dan teman-teman sejawat yang telah mendukung dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat menambah wawasan, khususnya bagi penyusun dan umumnya bagi para pembaca yang budiman. Wassalamualaikum Wr.Wb.

Malang, September 2013

Penyusun

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantari Daftar Isi.ii BAB I .1 BAB II.3 BAB III8 BAB IV...10 DAFTAR PUSTAKA.12

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Orkitis adalah peradangan testis yang jika bersama dengan epididimitis menjadi epididimoorkitis dan merupakan komplikasi yang serius dari epididimitis. Orkitis berbeda dari infeksi saluran genitalia yang lain dalam hal: (1) rute utama infeksi adalah hematogen, dan (2) virus adalah organisme yang paling sering mengakibatkan orkitis. Infeksinya diklasifikasikan sebagai orkitis viral, orkitis bakterial piogenik, atau orkitis granulomatosa. Orkitis parotiditis adalah infeksi virus yang paling sering dijumpai, walaupun insidensi orkitis parotiditis telah berkurang oleh imunisasi. 20-30% kasus parotiditis pada orang dewasa terjadi bersamaan dengan orkitis; terjadi bilateral pada sekitar 15% pria dengan orkitis parotiditis. Di Amerika Serikat sekitar 20% pasien yang menderita gondongan (mumps) berkembang menjadi orkitis. Insiden orkitis pada laki-laki pubertas dan dewasa biasanya terjadi kerusakan di tubulus seminiferus disertai risiko terjadinya infertilitas dan, pada sebagian kasus, kerusakan pada sel leydig yang menyebabkan defisiensi testosteron dan hipogonadisme. Orkitis parotiditis jarang terjadi pada laki-laki pra pubertas dan kalaupun terjadi jarang menyebabkan disfungsi testis. Gejala dan tanda orkitis bervariasi dari nyeri dan edema testis ringan sampai nyeri da edema testis yang mencolok sekitar 4 sampai 6 hari setelah awitan infeksi. Penyulit yang dapat terjadi adalah epididimitis dan funikulus (infeksi vas deferens). Terapi adalahtirah baring, penopang skrotum, dan elevasi.

1.2. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari orkitis? 2. Bagaimana etiologi dan patofisiologi dari orkitis? 3. Bagaimana manifestasi klinis dari orkitis? 4. Bagaimana anamnesa dan pemeriksaan fisik dari orkitis?

5. Apa saja diferensial diagnosa dari orkitis? 6. Bagaimana pemeriksaan penunjang yang berkaitan dengan penegakan diagnosis? 7. Bagaimana penatalaksanaan serta KIE dari orkitis?

1.3.Tujuan 1. Mengetahui dan memahami definisi dari orkitis. 2. Mengetahui dan memahamietiologi dan patofisiologi dari orkitis. 3. Mengetahui dan memahamimanifestasi klinis dari orkitis. 4. Mengetahui dan memahamianamnesa dan pemeriksaan fisik dari orkitis. 5. Mengetahui dan memahamidiferensial diagnosa dari orkitis. 6. Mengetahui dan memahamipemeriksaan penunjang yang berkaitan dengan penegakan diagnosis. 7. Mengetahui dan memahamipenatalaksanaan serta KIE dari orkitis.

1.4.Manfaat Diharapkan kita mampu memahami tentang orkitis mulai dari definisi, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, diferensial diagnosa, pemeriksaan penunjang yang berkaitan dengan penegakan diagnosis serta penatalaksanaan dan KIE. Dan sekaligus menmbh wawasan kita tentang penyakit ini untuk membantu kita saat melakukan praktik klinik nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Orchitis berhubungan dengan penyakit Gondongan ( Mumps, Parotitis ). Disebutkan bahwa 30 % penderita Gondongan dapat mengalami Orchitis pada hari ke 4 hingga hari ke 7. Ini terjadi karena penjalaran infeksi melalui aliran getah bening. Virus-virus lain yang berbungan dengan Orchitis diantaranya coxsackievirus, varicella, dan echovirus. Orchitis oleh bakteri pada umumnya merupakan penyebaran epididymitis, yakni infeksi epididimis ( saluran sperma yang menempel di bagian atas testis ). Infeksi oleh bakteri dapat juga terjadi tanpa adanya infeksi epididimis. Kuman penyebab Orchitis diantaranya Neisseria gonorrhoeae,Chlamydia trachomatis, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa,Staphylococcus dan Streptococcus Mark B Mycyk, MD menyebutkan bahwa sekitar 20 % insidens Orchitis berhubungan dengan Penyakit Gondongan (Mumps, Parotitis), terutama pada usia prepubertas. Sedangkan Orchitis yang disebabkan kuman pada umumnya berhubungan dengan Epidedymitis.

Kebanyakan penyebab orchitis pada laki-laki yang sudah puber adalah gondongan (mumps) dimana manifestasinya biasanya muncul mendadak dalam 3 sampai 4 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. Virus parotitis juga dapat mengakibatkan orchitis sekitar 15 % 20% pria menderita orchitis akut bersamaan dengan parotitis. Anak laki-laki pra

pubertas dengan orchitis paotitika dapat diharapkan untuk sembuh tanpa disertai disfungsi testis. Pada pria dewasa atau pubertas, biasanya terjadi kerusakan tubulus seminiferus dan pada beberapa kasus merusak sel-sel leydig, sehingga terjadi hipogonadisme akibat defisiensi

testosteron. Ada resiko infertilitas yang bermakna pada pria dewasa dengan orchitis parotitika. Tuberkukosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal unilateral pada kutub

bawah epididimis. Dapat terbentuk nodula-nodula yang kemudian mengalami ulserasi melalui kulit. Infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis. Penyebaran lebih lanjut terjadi pada epididimis dan testis kontralateral, kandung kemih, dan ginjal. (Price, 2005)

Tanda dan gejala Menurut Price, 2005 tanda dan gejala orchitis berkisar dari ketidaknyamanan ringan pada testikular dan edema hingga nyeri testicular yang parah dan terbentuknya edema dalam waktu sekitar 4 hingga 6 hari setelah awitan penyakit dengan demam tinggi, mual, dan muntah. Gejala yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, pembengkakan dan kemerahan pada testis, menggigil, dan demam yang dapat bilateral atau unilateral, mual, muntah, nyeri saat buang air kecil dan nyeri saat hubungan seksual, darah pada semen. Keadaan ini dapat berakibat steril atau impotensi. Terapi terhadap inflamasi ini dengan istirahat di tempat tidur, kompres panas atau hangat, dan antibiotik (bila perlu). DIAGNOSIS Anamnesis Identitas Keluhan Utama dan Keluhan Penyerta

o Orchitis ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan unilateral maupun bilateral. o Nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat dan bisa menyebar ke kanalis inguinalis o Kelelahan / mialgia o Kadang-kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan o Demam dan menggigil o Mual o Sakit kepala o Nyeri padasaat buang air kecil o Nyeri saat berhubungan seksual Penyakit Dahulu o Riwayat penyakit virus sebelumnya? Mumps? o Riwayat trauma?

o Imunisasi? o Riwayat penyakit infeksi berulang pada saluran kemih? o Riwayat penyakit menular seksual pada pasangannya? Riwayat Pengobatan Kebiasaan

o Berganti-ganti pasangan seksual? Riwayat keluarga o Apakah ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama? Riwayat Lingkungan o Biasanya pasien tinggal dilingkungan yang kumuh dan kotor yang dapat menyebabkan infeksi

Pemeriksaan Fisik o KU : Composmentis ( GCS 456), tampak sakit o Vital Sign : TD biasanya meningkat, Nadi biasanya meningkat, RR normal, Suhu Biasanya meningkat. Inspeksi : Palpasi Terasa lebih hangat pada skrotum dan testis Testis teraba lunak pada orchitis karena infeksi, sedangkan teraba keras pada orkitis granulomatosa Pembesaran testis dan skrotum Erythematous kulit skrotum Pembengkakan KGB inguinal Pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo-orchitis

PENATALAKSANAAN MEDIS Pengobatan suportif: Bed rest, analgetik, elevasi skrotum. Yang paling penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan orchitis karena virus. Pada pasien dengan kecurigaan bakteri, dimana penderita aktif secara seksual, dapat diberikan antibiotik untuk menular seksual (terutama gonore dan klamidia) dengan ceftriaxone, doksisiklin, atau azitromisin. Antibiotik golongan Fluoroquinolon tidak lagi direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) untuk pengobatan gonorrhea karena sudah resisten. Contoh antibiotik: 1.Ceftriaxone Sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum luas, aktivitas gram-negatif; efikasi lebih rendah terhadap organisme gram-positif. Menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat satu atau lebih penicillin-binding proteins. Dewasa: IM 125-250 mg sekali, anak: 25-50 mg / kg / hari IV; tidak melebihi 125 mg / d 2. Doxycycline Menghambat sintesis protein dan pertumbuhan bakteri dengan cara mengikat 30S dan kemungkinan 50S subunit ribosom bakteri. Digunakan dalam kombinasi dengan ceftriaxone untuk pengobatan gonore. Dewasa cap 100 mg selama 7 hari, Anak: 2-5 mg / kg / hari PO dalam 1-2 dosis terbagi, tidak melebihi 200 mg / hari 3.Azitromisin Mengobati infeksi ringan sampai sedang yang disebabkan oleh strain rentan mikroorganisme. Diindikasikan untuk klamidia dan infeksi gonorrheal pada saluran kelamin. Dewasa 1 g sekali untuk infeksi klamidia, 2 g sekali untuk infeksi klamidia dan gonokokus. Anak: 10 mg / kg PO sekali, tidak melebihi 250 mg / hari 4.Trimetoprim-sulfametoksazol Menghambat pertumbuhan bakteri dengan menghambat sintesis asam

dihydrofolic. Umumnya digunakan pada pasien > 35 tahun dengan orchitis. Dewasa 960 mg q12h untuk 14 hari. Anak 15-20 mg / kg / hari, berdasarkan TMP, PO tid / qid selama 14 hari

5.Ciprofloxacin Fluorokuinolon dengan aktivitas terhadap pseudomonas, streptococci, MRSA, S epidermidis, dan gram negatif sebagian besar organisme, namun tidak ada aktivitas terhadap anaerob. Menghambat sintesis DNA bakteri dan akibatnya pertumbuhan bakteri terhambat. Dewasa tab 500 mg PO selama 14 hari. Anak tidak dianjurkan

BAB III PEMBAHASAN


Etiologi : 1. Virus - Virus mumps - Varicella - Coxsackie - Echovirus - Citomegalovirus 2. Bakteri - E.Coli - Neisseria Gonorrhoae - Chlamydia Trachomatis - Syphilis 3. Trauma Penularan :
1. 2. 3. 4. STD Ascending Hematogen Lymphogen

Viremia

5. Percontuinitatum Testis terinfeksi / ORCHITIS

Sel-sel yang rusak menstimuli proses asam arachidonat


Aktivasi sel-sel imun dan mediator inflamasi

Prostaglandin menstimulus nociseptor, sehingga terdapat rangsang nyeri

Release mediator inflamasi : Histamin, prostaglandin, bradikinin, dan

leukotrien

Dilatasi vaskuler mengakibatkan sel darah dan cairan plasma juga terakumulasi di interstitial, mengakibatkan kemerahan dan teraba hangat pada daerah scrotum
Akumulasi bahan inflamasi, sehingga menyebabkan edema

Histamin & Bradikinin meningkatkan permeabilitas vaskuler

Komponen sel imun & cairan plasma keluar dari vaskuler menuju interstitial

Aktivitas sel imun

Rusaknya jaringan interstitial testis (sel leydig) dan sel sertoli Gangguan sprematogenesis Rusaknya sel leydig, mengakibatkan produksi testosterone menurun / (-)
Infertilitas(functio lesa)

-Most common: Viral infection (Mumps) -Less common : Bacterial infection Hematogen/perkontinuitatum Hematogen

Faktor Resiko Sexual Transmitted Orchitis: 1.high risk sexual behavior 2.multiple sexual partner 3.personal history of gonorrhea or another STD 4.sexual partner with diagnosed STD

- UTI (E.coli, Pseudomonas aeruginosa ,Klebsiella,Streptococcus,Staphylococcus) - STD (N.gonorrhea) -Other causes : Frequently catheter

Faktor Resiko non STD orchitis:


1.usia 45 tahun 2.instrumentasi atau pemasangan kateter 3.vaksinasi MMR yang tidak adekuat 4.kelainan pada urinary track (congenital )

Orchitis

Terjadi reaksi inflamasi

Infeksi bakteri ke GIT Menggigil Mual

Orchitis karena STD

Demam Nyeri kepala

Nyeri otot

Urethra discharged

10

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Orkitis merupakan peradangan testis yang jalur penyakitnya melalui hematogen dan infeksi virus atau bakteri. Namun yang paling sering menjadi penyebab orkitis adalah virus. Infeksinya diklasifikasikan sebagai orkitis viral, orkitis bakterial piogenik, atau orkitis granulomatosa. Imunisasi pada masa kanak-kanak telah menurunkan insiden infeksi akibat virus. Orkitis jarang terjadi pada pria prapubertas, namun apabila ada, prognosinya baik, dapat sembuh sempurna tanpa disfungsi testis. Sedangkan pada pria pubertas sebaliknya, prognosisnya buruk. Biasanya akan terdapat kerusakan tubulus seminiferus dengan resiko infertilitas dan terdapat kerusakan sel leydig yang mengakibatkan hipogonadisme defisiensi testosteron. Faktor resiko oritis ada dua yaitu, faktor resiko orkitis yang tidak berhungan dengan penyakit menular seksual dan yang berhubungan dengan penyakit menular seksual. Gejalan yang dirasakan meliputi nyeri pada testis hingga ke pangkal paha, pembengkakan dan kemerahan pada testis, mengigil, dan demam yang dapat bilateral maupun unilateral, mual, muntah, nyeri saat BAK, nyeri saat berhubungan seksual dan darah pada

semen.Komplikasinya dapat berupa testis atrofi, abses pada kantong testis, dan infertilitas. Pemeriksaan diagnosis dari orchitis yaitu dengan pemeriksaan urin kultur, urethral smear, pemeriksaan darah lengkap,dan dengan USG doppler. Pengobatan orkitis akibat infeksi yaitu dengan pemberian antibiotik spesifik untuk organisme penyebab infeksi tersebut. Sedangkan untuk terapi nonfarmakologisnya bisa dengan tindakan yang memberi kenyamanan seperti tirah baring, penyangga skrotum, kantong es. Untuk penghilang rasa nyeri dapat diberikan analgetik. Kasus ringan akan

11

sembuh dalam 4 hingga 5 hari. Sedangkan pada kasus berat akan sembuh dalam 3 sampai 4 minggu. Tentunya dengan penanganan yang tepat. Orkitis merupakan self limited disease. Namun apabila tidak tertangani akan menimbulkan komplikasi. 4.2 Saran Untuk pencegahan penyakit orkitis ini bisa dilakukan dengan cara vaksinasi, yaitu, Vaksin Mumps (gondong). Saat ini Vaksin atau Imunisasi Mumps sudah dikemas kedalam sebuah Vaksin kombinasi yang terdiri dari Vaksin Campak, Gondong dan Rubella atau sering disebut dengan Vaksin MMR (Meales, Mumps, dan Rubella). Selain itu, pencegahan dilakukan dengan perilaku seksual yang sehat.

12

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, AC, Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Editor: irawati setiawan, ed. 9, 1997. Jakarta: EGC. Harrison. 1994. Harrison: Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-1. Terj. dari: Harrison: Principles of Internal Medicine. 13th ed. oleh Prof. dr. Ahmad H. Asdic, Sp. PD. 1995. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Price, Sylvia Anderson & Lorraine McCarty Wilson. 2002. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses penyakit. Edisi ke-6. Jilid I. Terj. dari: Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. 6th ed. oleh dr. Brahm U. Pendit, dr. Huriawati Hartanto, dr. Pita Wulansari & dr. Dewi Asih Mahanani. 2003. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mark B Mycyk, MD,2010.epidemiologi penyakit:Jakarta:EGC www.scribd.com www.medicastore.com

Anda mungkin juga menyukai