Anda di halaman 1dari 2

Interpretasi data isokinetik dynamometer

A. Data Normatif Dalam pengolahan data, diperlukan standar dari nilai normative. Pembahasan "normatif" data isokinetic pertama yang membutuhkan pertimbangan tentang bagaimana untuk mendefinisikan "normal". "normal" mungkin memiliki definisi murni statistik, misalnya "dalam waktu dua standar deviasi dari mean" untuk sampel populasi tertentu. Sedangkan penyebaran nilai dikatakan normal jika p< 0,05. Atau, "normal" mungkin memiliki definisi klinis yang menunjukkan hubungan antara data isokinetic pasien dan kinerja yang memuaskan probabily kegiatan fungsional tertentu, dengan risiko cedera minimal. Nampaknya di Indonesia penggunakan alat isokinetik dynamometer masih jarang, sebagai pengganti alat isokinetik, dgunakan instrumen dan alat ukur dari masing-masing tes kebugaran (tes kekuatan, kelincahan, kordinasi, keseimbangan, dan reaction time). Adapun standar penilaian untuk tes kebugaran, masing-masing memiliki standar penilaian yang berbeda tiap jenis olah raga dan tiap grup otot. B. Nilai Absolut vs. Nilai Relatif Data kekuatan Isokinetic dapat dipertimbangkan dalam dua cara: 1. Kekuatan mutlak 2. kekuatan relatif Yang dimaksudkan adalah kisaran tingkat kekuatan mutlak dalam populasi jelas besar. Hal ini disebabkan berbagai macam faktor-faktor seperti ukuran tubuh, umur, jenis kelamin dan aktivitas / sejarah cedera. Sedangkan untk kekuatan relative, dimaksudkan bahwa meskipun mutlak kekuatan otot lelaki lebih besar dari perempuan, tapi perlu juga dipertimbangkan factor umur.

C. Reciprocal dan bilateral rasio perbandingan Setelah nilai absolut untuk parameter pengukuran telah diperoleh untuk setiap arah gerakan dan setiap anggota tubuh, pemeriksaan rutin masih perlu dilakukan untuk menentukan rasio tertentu (persentase) perbandingan antara kelompok otot dan antara anggota badan. Hal penting lainnya yang harus perhatikan ialah sifat otot agonis / antagonis. Ratio grup otot yang mendapatkan nilai tinggi untuk tes kekuatan (agonis), dijadikan pula sebagai perbandigan grup otot yang mendapatkan nilai rendah untuk tes kekuatan (antagonis). D. Pemeriksaan subjektif pada bentuk kurva torque Perbedaan bentuk kurva torque terjadi di setiap pasien. Oleh karena itu, penambahan analisis kuantitatif data numerical test, menunjukkan informasi yang lebih lanjut mengenai perbedaan bentuk ini.

Kurva torque normal

Beberapa pasien dengan patologi yang berbeda-beda menunjukkan bentuk kurva yang spesifik pula, terutama untuk knee. Bagaimanapun, petunjuk umum yang terdapat pada banyak patologi seperti gejala klinis yang tetap, atau mempunyai arti diagnostic dan prognostik itu tidak didukung oleh fakta-fakta.

Anda mungkin juga menyukai