Tugas Ddka Pertemuan 14-18 Amaliah Berly Sri
Tugas Ddka Pertemuan 14-18 Amaliah Berly Sri
No. 2.1
Pertanyaan Jelaskan maksud dari 1. Titrimetri 2. Zat baku primer 3. Titran baku 4. Larutan Analit 5. Titrasi 6. Buret 7. Titik ekivalen sulit diketahui maka perlu indikator 8. Titik akhir titrasi 9. Kesalahan Titrasi
Jawaban 1. Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif 2. Zat baku primer : bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya dan volume larutan yang dibuat. 3. Titran baku : Zat baku yang telah diketahui konsentrasinya secara teori yang digunakan sebagai zat penitrasi yang terdapat di dalam buret 4. Larutan analit : Zat yang konsentrasinya belum diketahui secara tepat dan merupakan zat yang dititrasi, yang terdapat di dalam erlenmeyer 5. Titrasi : Proses penentuan konsentrasi suatu zat dengan cara menambahkan titran yang terdapat dalam buret ke dalam analit yang terdapat di dalam erlenmeyer dengan penambahan indikator perubahan warna. 6. Buret : Alat yang digunakan dalam titrasi, sebagai tempat titran. 7. Titik ekivalen adalah titik dimana titran akan tepat bereaksi dengan analit, yaitu saat komposisi keduanya
setara. Indikator adalah penanda yang memberikan warna saat terjadi titik akhir titrasi. 8. Titik akhir titrasi adalah titik dimana tidak terjadi perubahan warna lanjut pada proses titrasi. 9. Kesalahan titrasi :
http://chemistryoche.blogspot.com/2010/04/titrimetri.html
2.2
1. Asam basa : NaOH yang dititrasi dengan HCl. Reaksi : NaOH + HCl NaCl + H2O 2. Pengendapan : Titrasi Cl- dengan larutan standar AgNO3 Reaksi : CL-(aq) + Ag+(aq) AgCl(s) (reaksi kombinasi ion) 3. Redoks : Titrasi permanganometri. Titrasi Iodo-Iodimetri Titrasi Bromometri dan Bromatometri Titrasi serimetri Contoh : titrasi Fe 2+ oleh MnO 4Reaksi : 5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O 4. Pengkompleksan : Titrasi CL- dengan larutan standar Hg(NO3)2 Reaksi : 2Cl-(aq) + Hg2+(aq) HgCl2(kompleks)
2.3
1. Stabil di udara 2. Kemurnian tinggi dan tersedia metode penentuan kemurnian 3. Tidak berair kristal 4. Mr tidak besar 5. Mudah didapat dengan harga murah 6. Mudah larut dalam medium titrasi
2.4
3. Bereaksi dengan sempurna (titik akhir titrasi baik) 4. Bereaksi selektif dengan analit yang dinyatakan dalam persamaan reaksi sederhana
2.5
Jelaskan penentuan konsentrasi larutan baku secara langsung dan tidak langsung?
Secara langsung : timbang teliti zat baku primer/sekunder Larutkan dalam vol. titrasi, pakai labu takar Pemindahan secara kuantitatif
Secara tidak langsung : Analit dititrasi dengan larutan baku primer atau sekunder atau larutan baku lain
2.6
1. 50g NaOH + 50mL air suling dalam Beker gelas, setelah dingin, dipindahkan ke botol plastik, dibiarkan 1 minggu agar Na2CO3 mengendap, dan dapat dipisahkan 2. Ambil 1 liter air suling, didihkan 5 menit untuk menghilangkan gas CO2 yang larut, dinginkan sampai 40oC lalu dipindahkan ke botol plastik, masukkan 7mL larutan NaOH tadi ke dalam air ini (untuk membuat 0,1 NaOH) Distandarisasi 3. Keringkan 0,8---0,9g. KH-ftalat dalam botol timbang pada 110oC selama 2 jam, biarkan mendingin 30 menit dalam desikator sebelum ditimbang (dilakukan 3x beratnya tetap). Pindahkan secara kuantitatif ke dalam 3 gelas kimia, lalu ditambah air suling masing masing 50mL, hangatkan agar cepat melarut, lalu pindahkan larutan itu secara kuantitatif ke dalam 3 gelas ukur 250mL 4. Tambahkan 3 selas indikator pp ke dalam larutan KHC8H4O4 yang pertama, kedua, dan
ketiga, lalu titrasilah dengan larutan NaOH yang tidak diketahui molaritasnya. 5. Uji Q. tes
2.7
HCl dapat distandarisasi oleh larutan NaOH yang telah diketahui molaritasnya(standarisasi tidak langsung).
HCl dapat pula distandarisasi dengan Na2CO3 (baku primer) (standarisasi langsung) tetapi titik akhir titrasi tidak tajam
Na2CO3 + HCl
H2CO3 + NaCl
Jika digunakan indikator metil merah titik akhir titrasi tajam bila larutan itu dititrasi sambil dipanaskan agar H2CO3 semuanya menghilangkan zat CO2 dan H2O
2.8
Jelaskan cara pembuatan 0,2 Jumlah mol Na2CO3= M x volume M larutan Na2CO3 (Mr=105,99) 2,5L dari zat baku primer? = 0,1 mol x 5,0L L mol = Massa/Mr = 0,5 mol x 105,99gram Na2CO3 1 mol Na2CO3 = 53,00g
2.9
2.10 Diperlukan tepat 50 ml larutan HCl untuk menetralkan 29,71 ml Ba(OH)2 0,0196 M. Berapakah moralitas HCl itu? 2.11 Buat kurva Titrasi Penetralan hubungan pH terhadap mL NaOH 50mL
MHCL. VHCL = MBa(OH)2. VBa(OH)2 MHCL. 50 ml = 0,0196 M. 29,71 ml MHCL = 0,582316 / 50 = 0,01164 M
Terlampir
HCl 0,0500M dititrasi dengan NaOH 0,1000M. Penambahan larutan 2.12 Lalu buat pula kurva Titrasi Penetralan hubungan pH terhadap mL NaOH 50mL HCl 0,0400M dititrasi dengan NaOH 0,1000M. 2.13 Bagaimana Penurunan CH3COONa CH3COO- + Na+ kh = [CH3COOH] [OH-] x [H+ ] = [CH3COO-] [H+ ] Kw = [OH-] 2 Ka [CH3COO-] [CH3COOH-]= [garam] [OH-] 2 = Kw [garam] Ka pOH pH 2.14 Bagaimana Penurunan Rumus pH (Hidrolisis) garam dari Asam-Basa Lemah! = pKa + 7 log [garam] = 14 - pOH Rumus pH garam dari Asam CH3COO- + H2O kh CH3COOH + OHLemah dan Basa Kuat! Terlampir
1-
2
= Kh
Kh = = (1-)2 1
CH3COOH CH3COO- + H+ Ka =([H+][1-])/ [H+] =(Ka.)/[1-] [H+] =Ka. [H+] =Ka Kh [H+] =Ka (Kw/[Ka.Kb]) = ([Ka.Kw]/Kb)
2.15 Bagaimana pH Garam yang berasal dari asam lemah + Basa lemah!
Jika asam lemah banyak, basa lemah dikit, Dihitung pH sisa asam lemah Jika asam lemah dikit, basa lemah banyak, Dihitung pH sisa basa lemah Jika asam lemah ekivalen dg basa lemah, Dihitung pH garam (pH = 1/2logKa - 1/2logKw + 1/2logKb)
2.16 Buatlah kurva titrasi pengendapan metode Argentometri! 2.17 Menjelaskan titrasi Pembentukan endapan berwarna (metoda Mohr), Kompleks terlarut berwarna (Metode Volhard, pembentukan koloid (Metoda Fayans)! 2. Pembentukan Kompleks terlarut berwarna (Metode Volhard) Ag+ + SCN- AgSCN Titran Beku Indikatornya Fe3+ Fe3+ + SCN- FeSCN2+ merah dalam pH rendah Hal ini digunakan untuk mentitrasi Halogen direaksikan dengan Ag+ berlebih. 1. Pembentukan endapan berwarna (metoda Mohr) Ag+ + Br- AgBr(s) 2Ag+ + CrO4=Ag2CrO4 pH = 6,5-9,0
3. Indikator Serap (Metoda Fayans) Endapan harus berupa koloid Indikator asam Lemah HF Ag x Koloid Ag+ Lapisan primer Endapan Pada permukaan endapan terjadi penyusunan ulang FLapisan sekunder
struktur elektron, terjadi perubahan warna EBT (Erychorm Black T). Sebagai indikator perubahan warna EBT kompleks dengan M menjadi EBT bebas dari merah menjadi yang jelas. Misal: Fe2+ + Ce4+ Fe3+ + Ce3+ Selama Titrasi: ECe = EFe = E sistem = E indikator SHE | Ce4+, Ce3+ || Fe3+, Fe2+ | pt Potensial Elektroda Hidrogen E = Eo RT ln 1 = Eo 0,060 log 1 nF aMn+ n aMn+ E = Eo + 0,060 log [Mn+] : n= jumlah n elektron yang telibat Pada titik ekivalen E = n1E1o + nEo n1 + n2 Yang menggunakan indikator : In oks +neIn red E = EoIn 0,060 log [In red] n [In oks] Jenis Indikator: Feroin {Kompleks Fenentrolin dengan Fe (II) } Difenilamin Kompleks Jod-kanji Kompleks SCN- dengan Fe3+ 2.18 Menjelaskan Keuntungan penggunaan titrasi metode potensiometri! Keuntungan penggunaan titrasi metode potensiometri : 1. Dapat digunakan untuk larutan yang warnanya sangat gelap/pekat (misal:tinta) 2. Dapat digunakan untuk titrasi asam lemah dan basa lemah 3. Dapat digunakan untuk titrasi Redoks yang sukar dicari 4. Dengan sedikit modifikasi alat dapat digunakan secara otomatis 2.19 Menjelaskan Kesalahan dalam Analisis Kimia! Kesalahan dalam Analisis Kimia: 1. Kesalahan sistematik, yaitu kesalahan cendrung
ke satu arah 2. Kesalahan kasar (tetap/sengaja), salah menggunakan metoda/prosedur analisis 3. Kesalahan acak (tidak sengaja), variabel tidak terkontrol
2.20 Menjelaskan dan memberikan contoh penggunaan 9 butir dalam analisis statistik kimia!
1. x , Angka bermakna 2. S = (xi-x)2 n-1 3. Koefisien variasi normal Gause: CV = S x 100% x 4. Kurva distribusi normal Gause: x s = 68,000% x 2s = 95,000% x 3s = 99,700% x 4s = 99,994% 5. Uji t th = x - 4n ; DK = n -1; ttt (dua variabel) 6. Uji F Anava banyak variabel.
statistik non parametrik 7. X2 = (0-E)2 E 8. Uji Q ; Qn = xn - xn-1 Uji data tertinggi xn x1 Q1 = x2 x1 Uji data terendah
T1 =
larutan Asam sitrat pekat tetes demi tetes hingga jarum pH meter angka 3 + aqua 500 mL
pH 4 & 5; 5,1056g KHC8H4O4 dalam 400 mL aquadest + larutan NaOH 6M tetes demi tetes pH 4 + aqua 500mL pH 5 + aqua 500mL
pH 6, 7, & 8 3,4033g KH2PO4 400mL Aquadest + NaOH 6M tetes dst pH = 6 aqua 500mL pH = 7 aqua 500mL pH = 8 aqua 500mL 1,5457g H3BO3 100mL aquadest, panaskan hingga larut + aquadest hingga 400mL + NaOH 6M tetesdts pH = 8 aqua 500mL pH = 8 aqua 500mL
2.22 Menghitung dan memberi contoh mengenai kesepakatan! 2.23 Menjelaskan 6 teknik pengambilan data secara acak!
2.11. Kurva Titrasi Penetralan hubungan pH terhadap mL NaOH 50mL HCl 0,0500M dititrasi dengan NaOH 0,1000M Reaksi : HCl + NaOH NaCl + H2O No Vol HCl Vol NaOH Vol tota l mmol HCl mmol NaOH mmol NaCl mmol H2O pH
50 mL
50 mL
0,0500 M
1,30
50 mL
10 mL
60 mL
1 mmol
1 mmol
1,60
50 mL
20 mL
70 mL
2 mmol
2 mmol
2,14
50 mL
24 mL
74 mL
2,4 mmol
2,4 mmol
2,86
50 mL
25 mL
75 mL
2,5 mmol
2,5 mmol
7,00
50 mL
26 mL
76 mL
50mLx0,05M= 2,5mmolhabis
2,5 mmol
2,5 mmol
11,11
50 mL
40 mL
90 mL
50mLx0,05M= 2,5mmolhabis
2,5 mmol
2,5 mmol
12,22
50 mL
50 mL
100 mL
50mLx0,05M= 2,5mmolhabis
2,5 mmol
2,5 mmol
12,39
2.12. Kurva Titrasi Penetralan hubungan pH terhadap mL NaOH 50mL HCl 0,0400M dititrasi dengan NaOH 0,1000M Reaksi : HCl + NaOH NaCl + H2O. No Vol HCl Vol NaOH Vol tota l mmol HCl mmol NaOH mmol NaCl mmol H2O pH
50 mL
50 mL
0,0400 M
1,39
50 mL
10 mL
60 mL
1 mmol
1 mmol
1,79
50 mL
20 mL
70 mL
2 mmol
2 mmol
7,00
50 mL
24 mL
74 mL
2 mmol
2 mmol
11,74
50 mL
25 mL
75 mL
2 mmol
2 mmol
11,83
50 mL
26 mL
76 mL
2 mmol
2 mmol
11,9
50 mL
40 mL
90 mL
2 mmol
2 mmol
12,7
50 mL
50 mL
100 mL
2 mmol
2 mmol
12,78