Anda di halaman 1dari 8

1

Abstrak Efisiensi daya listrik dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki kualitas daya. Kualitas daya yang baik dapat dilakukan dengan cara memperbaiki drop tegangan, power factor, rugi-rugi daya dan mereduksi harmonisa. Salah satu permasalahan yang sering kita dengar dalam penggunaan energi listrik untuk level industri adalah masalah faktor daya (power factor) atau cos . Apabila cos lebih rendah dari 0.85, maka daya reaktif yang dihasilkan dari beban industri tersebut akan dikenakan biaya dalam penentuan besarnya tagihan listrik. Dalam kasus ini, pihak industri diwajibkan membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan listrik. Untuk mengatasi masalah rendahnya factor daya atau tingginya daya reaktif, banyak industri atau bangunan modern memasang kapasitor. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai penggunaan capasitor bank sebagai salah satu cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh pihak industri tersebut. Kata kunci : daya, power factor, capasitor bank. 1. Pendahuluan 2. Dasar Teori

Efisiensi daya listrik dapat ditingkatkan dengan cara memperbaiki kualitas daya. Kualitas daya yang baik dapat dilakukan dengan cara memperbaiki drop tegangan, power factor, rugi-rugi daya dan mereduksi harmonisa. Salah satu permasalahan yang sering kita dengar dalam penggunaan energi listrik untuk level industri adalah masalah faktor daya atau cos dan pemasangan kapasitor. Apabila cos lebih rendah dari 0.85 maka daya reaktif yang dihasilkan dari beban industri tersebut akan dikenakan biaya dalam penentuan besarnya tagihan listrik. Dalam kasus ini, pihak industri diwajibkan membayar daya reaktif yang digunakan kepada penyedia layanan listrik. Untuk mengatasi masalah rendahnya factor daya atau tingginya daya reaktif, banyak industri atau bangunan modern memasang kapasitor. Penjelasan tentang kenapa hal ini dikenakan denda, apa fungsi capasitor bank dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam pemasangan kapasitor, akan dibahas pada makalah ini.

Dalam sistem tenaga listrik dikenal tiga jenis daya, yaitu: 1. Daya aktif atau real power (P), 2. Daya reaktif atau reactive power (Q), dan 3. Daya nyata/total atau apparent power (S). Daya aktif adalah daya listrik yang dibangkitkan di sisi keluaran generator, kemudian termanfaatkan oleh konsumen; dapat dikonversi ke bentuk energi lainnya seperti energi gerak pada motor; bisa juga menjadi energi panas pada heater; ataupun dapat diubah kebentuk energi listrik lainnya. Perlu diingat bahwa daya ini memiliki satuan watt (W), kilowatt (kW) atau tenaga kuda (HP). Sedangkan daya reaktif adalah suatu besaran yang digunakan untuk menggambarkan adanya fluktuasi daya pada saluran transmisi dan distribusi akibat dibangkitkannya medan/daya magnetik atau beban yang bersifat induktif (seperti : motor listrik, trafo, dan las listrik). Walaupun namanya adalah daya, daya

reaktif ini tidak nyata dan tidak bisa dimanfaatkan. Daya ini memiliki satuan volt-ampere-reaktif (VAR) atau kilovar (kVAR). Pada konsumen level industri, beban induktif yang paling banyak digunakan adalah motor listrik atau pompa listrik. Adanya daya reaktif ini menyebabkan aliran daya aktif tidak bisa dilakukan secara efisien dan memerlukan peralatan listrik yang kapasitasnya lebih besar dari daya aktif yang diperlukan. Untuk menggambarkan seberapa efisien daya aktif yang dapat disalurkan, dalam dunia kelistrikan dikenal suatu besaran yang disebut faktor-daya atau cos . Nilai maksimum cos adalah 1 dan nilai minimumnya adalah 0. Semakin tinggi faktor-daya maka semakin efisien penyaluran dayanya. Artinya juga, semakin kecil faktor-daya maka semakin besar daya reaktifnya. Bagi konsumen kecil atau rumah tangga, keberadaan daya reaktif tidak terlalu menjadi masalah karena PT. PLN tidak memperhitungkannya dalam penentuan tagihan listrik. Akan tetapi bagi konsumen besar, pabrik atau bangunan modern, PT. PLN mensyaratkan faktor-daya harus lebih dari 0,85. Jika nilai faktor-daya kurang dari nilai itu maka daya reaktif akan diukur dan diperhitungkan dalam penentuan besarnya tagihan. PT. PLN melakukan ini karena aliran daya reaktif yang besar menyebabkan peralatan milik PT. PLN tidak bisa bekerja secara efisien dan tidak bisa digunakan secara maksimum Daya nyata (S) adalah daya yang dihasilkan oleh perkalian antara tegangan rms (Vrms) dan arus rms (Irms) dalam suatu jaringan atau daya yang merupakan hasil penjumlahan trigonometri antara daya

aktif dan daya reaktif. Satuan daya nyata adalah VA.

3.

Faktor Daya

Daya nyata merupakan jumlah daya total yang terdiri dari daya reaktif (P) dan daya reaktif (Q) yang dirumuskan:

Hubungan ketiga daya itu dapat juga digambarkan dalam bentuk segitiga daya seperti pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Segitiga Daya Perbandingan antara daya aktif (P) dan daya nyata (S) inilah dikenal dengan istilah faktor daya atau power factor (PF). Apabila dilihat pada segitiga daya diatas, perbandingan daya aktif (P) dan daya nyata (S) merupakan nilai cos . Oleh karena hal ini, istilah faktor daya (PF) juga sering dikenal dengan sebutan nilai cos . Seperti yang dijelaskan sebelumnya, beban yang sering digunakan pada konsumen level industri kebanyakan bersifat induktif. Peningkatan beban yang bersifat induktif ini pada sistem tenaga listrik dapat menurunkan nilai faktor daya (PF) dalam proses pengiriman daya. Penurunan faktor daya (PF) ini dapat menimbulkan berbagai kerugian, yang antara lain: 1. Memperbesar kebutuhan kVA 2. Penurunan daya Efisiensi penyaluran

3. Memperbesar rugi-rugi panas kawat dan peralatan 4. Mutu listrik menjadi rendah karena adanya drop tegangan Untuk alasan kerugian akibat penurunan faktor daya (PF) inilah, penyedia layanan listrik, PLN, menetapkan denda VAR, dalam usaha untuk menghimbau konsumennya agar ikut berkontribusi menjaga faktor daya pada kondisi idealnya. Adapun perhitungan kelebihan pemakaian kVARH dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: [ B - 0,62 ( A1 + A2 ) ] Hk

di saluran bisa berkurang. Dengan kata lain, kapasitor bermanfaat untuk menaikkan faktor-daya. Dengan memasang kapasitor, konsumen besar bisa terhindar dari tambahan tagihan listrik karena daya reaktif yang berlebih. Semakin mahalnya tarif listrik dan semakin tingginya keinginan untuk mengoperasikan peralatan secara efisien, menyebabkan penggunaan kapasitor semakin banyak dan meluas. Idealnya, kapasitor dipasang di dekat peralatan yang memerlukan daya reaktif sehingga tidak perlu terjadi adanya aliran daya reaktif melalui kabel, trafo, atau peralatan lainnya. 4.1 PF controller

dimana: B = pemakaian k VARH A1 = pemakaian kWH WPB A2 = pemakaian kWH LWB Hk = harga kVARH 4. kelebihan pemakaian Fungsi PF controller adalah untuk mengatur switching step-step capacitor bank sesuai dengan nilai kompensasi daya reaktifnya (Qc) yang diperlukan untuk mencapai target faktor daya (PF) idealnya atau yang telah ditentukan. PF controller bekerja berdasarkan sensing parameter yang disebut C/k faktor yang diperoleh dari input tegangan dan arus. Ada 2 cara untuk mensetting faktor C/k, yaitu secara automatic dan manual. Cara automatic mensetting C/k dapat dilakukan dengan cara mengaktifkan mode automatic pada perhitungan C/k pada PF controller. Cara setting ini akan tergantung pada 4 parameter, yaitu : 1. Nilai tegangan kerja kapasitor Un 2. Skala arus (rasio CT yang dipakai) 3. Konfigurasi jaringan, 3 phasa atau 1 phasa 4. Rating kapasitor step pertama PF controller secara otomatis akan mengeset nilai C/k apabila ada perubahan pada 4 parameter diatas. Untuk cara manual

Perbaikan Faktor Daya atau Cos dan Perhitungan Kompensasi Daya Reaktif

Salah satu cara untuk memperbaiki faktor daya adalah dengan memasang kompensasi kapasitif menggunakan kapasitor. Pada konsumen level industri istilah ini lebih dikenal dengan sebutan pemasangan Power factor Correction (PFC). Pemasangan PFC disini sama artinya dengan pemasangan Power factor (PF) controller dan capacitor bank (kumpulan dari kapasitor-kapasitor yang dipasang secara paralel). Kapasitor adalah peralatan listrik yang bisa menghasilkan daya reaktif yang diperlukan oleh konsumen sehingga aliran daya reaktif

dapat dilakukan dengan mengacu pada perhitungan berikut :

dimana, Q = reactive 3-phase power of one step (kVAR) U = system voltage (V) k = CT ratio 4.2 Capasitor Bank Gambar 2. Segitiga Daya Kompensasi KVAR 4.2.1 Proses Kerja Kapasitor

Capacitor bank adalah kumpulan kapasitor yang digunakan untuk memberikan kompensasi reactive power (Qc). Kebutuhan kompensasi reactive power (Qc) yang dibutuhkan untuk mencapai power factor (pf) dapat dihitung berdasarkan formula :

dimana : Qc = kompensasi reactive power yang dibutuhkan (kVAR = active power (kW)

cos 1 = power factor (pf) lama cos 2 = power factor (pf) baru atau target Perhitungan ini juga dapat digambarkan pula dalam segitiga daya pada Gambar 2.

Kapasitor yang akan digunakan untuk meperbesar pf dipasang paralel dengan rangkaian beban. Bila rangkaian itu diberi tegangan maka elektron akan mengalir masuk ke kapasitor. Pada saat kapasitor penuh dengan muatan elektron maka tegangan akan berubah. Kemudian elektron akan ke luar dari kapasitor dan mengalir ke dalam rangkaian yang memerlukannya dengan demikian pada saaat itu kapasitor membangkitkan daya reaktif. Bila tegangan yang berubah itu kembali normal (tetap) maka kapasitor akan menyimpan kembali elektron. Pada saat kapasitor mengeluarkan elektron (Ic) berarti sama juga kapasitor menyuplai daya treaktif ke beban. Keran beban bersifat induktif (+) sedangkan daya reaktif bersifat kapasitor (-) akibatnya daya reaktif yang berlaku menjadi kecil. 4.2.2 Pemasangan Kapasitor

Metode pemasangan kapasitor tergantung dari fungsi yang diinginkan. Cara pemasangan instalasi kapasitor dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu :

Kebutuhan ruang. 2. Group Compensation

Gambar 3. Metode Pemasangan Instalasi Kapasitor Bank 1. Global Compensation

Dengan metoda ini kapasitor yang terdiri dari beberapa panel kapasitor dipasang dipanel SDP (Sub Distribution Panel). Cara ini cocok diterapkan pada industri dengan kapasitas beban terpasang besar sampai ribuan KVA dan terlebih jarak antara panel MDP dan SDP cukup berjauhan. Kelebihan:

Dengan metode ini kapasitor dipasang di induk panel (Main Distribution Panel / MDP). Arus yang turun dari pemasangan model ini hanya di penghantar antara panel MDP dan transformator. Sedangkan arus yang lewat setelah MDP tidak turun dengan demikian rugi akibat disipasi panas pada penghantar setelah MDP tidak terpengaruh. Terlebih instalasi tenaga dengan penghantar yang cukup panjang Delta Voltage-nya masih cukup besar. Kelebihan: Pemanfaatan kompensasi daya reaktifnya lebih baik karena semua motor tidak bekerja pada waktu yang sama. Biaya pemeliharaan rendah. Kekurangan: Switching peralatan pengaman bisa menimbulkan ledakan. Transient yang disebabkan oleh energizing group kapasitor dalam jumlah besar. Hanya memberikan kompensasi pada sisi atasnya (upstream).

Biaya pemasangan rendah. Kapasitansi pemasangan bisa dimanfaatkan sepenuhnya. Biaya pemilaharaan rendah.

Kekurangan: Perlu dipasang capasitor bank pada setiap SDP atau Main Voltage (MV)/ Low Voltage (LV) bus. Hanya memberikan kompensasi pada sisi atas. Kebutuhan ruangan

3.

Individual Compensation

Dengan metoda ini kapasitor langsung dipasang pada masing masing beban khususnya yang mempunyai daya yang besar. Cara ini sebenarnya lebih efektif dan lebih baik dari segi teknisnya. Namun ada kekurangan nya yaitu harus menyediakan ruang atau tempat khusus untuk meletakkan kapasitor tersebut sehingga mengurangi nilai estetika.

Disamping itu jika mesin yang dipasang sampai ratusan buah berarti total cost yang di perlukan lebih besar dari metode diatas. Kelebihan: Meningkatkan kapasitas saluran suplai. Memperbaiki tegangan secara langsung. Kapasitor dan beban ON/OFF secara bersamaan. Pemeliharaan dan pemasangan unit kapasitor mudah. Kekurangan: Biaya pemasangan tinggi. Membutuhkan perhitungan yang banyak Kapasitas terpasang tidak dimanfaatkan sepenuhnya Terjadi fenomena transient yang besar akibat sering dilakukan switching ON/OFF. Waktu kapasitor OFF lebih banyak dibanding waktu kapasitor ON. 4.2.3 Fungsi utama kapasitor bank 1. kapasitor bank menghilangkan denda / kelebihan biaya (kVARh) 2. Menghindari kelebihan beban transformer 3. Memberikan tambahan daya tersedia 4. Menghindari kenaikan arus/suhu pada kabel 5. Memaksimalkan pemakaian daya (kVA) 6. Menghemat daya / efesiensi 7. Menghindari Drop Line Voltage 5. 5.1

8. Mengawetkan instalasi & Peralatan Listrik 9. Mengurangi rugi rugi lainnya pada instalasi listrik Perawatan Capasitor Bank

Perawatan Fisik Kapasitor yang digunakan untuk memperbaiki PF supaya tahan lama tentunya harus dirawat secara teratur. Dalam perawatan itu perhatian harus dilakukan pada tempat yang lembab yang tidak terlindungi dari debu dan kotoran. Sebelum melakukan pemeriksaan pastikan bahwa kapasitor tidak terhubung lagi dengan sumber. Kemudian karena kapasitor ini masih mengandung muatan berarti masih ada arus/tegangan listrik maka kapasitor itu harus dihubung singkatkan supaya muatannya hilang. Adapun jenis pemeriksaan yang harus dilakukan meliputi: 1. Pemeriksaan kebocoran 2. Pemeriksaan kabel dan penyangga 3. Pemeriksaan isolator 5.2 Proteksi Kapasitor dari Gangguan Harmonisa Frekuesi Tinggi

Sedikit orang yang memahami bahwa kapasitor mempunyai impedansi atau hambatan yang rendah pada frekuensi tegangan yang tinggi. Atau dengan kata lain apabila gelombang tegangan dan arus listrik mengandung harmonisa frekuensi tinggi, maka arus listrik cenderung mengalir melalui rangkaian yang hambatannya rendah, yaitu kapasitor yang terpasang ini.

Semakin banyaknya penggunaan perangkat elektronika daya seperti inverter untuk menaikkan efisiensi peralatan industri, penggunaan ballast elektronik untuk meningkatkan efisiensi lampu, dan penggunaan penyearah untuk memasok sumber daya searah membuat bentuk gelombang tegangan dan arus berubah menjadi non-sinusoidal. Suatu besaran yang digunakan untuk menggambarkan seberapa jauh suatu gelombang tidak berbentuk sinusoidal dinyatakan dengan besaran harmonisa. Arus harmonisa adalah arus listrik yang frekuensinya mengandung kelipatan bulat dari frekuensi dasarnya, dalam hal ini PT. PLN menggunakan frekuensi dasar sebesar 50 Hz. Arus harmonisa yang banyak muncul akibat penggunaan alat-alat elektronika daya adalah arus harmonisa yang mempunyai frekuensi 150, 250, dan 350 Hz. Di banyak bangunan modern, kandungan arus harmonisa yang mengalir di jaringan listrik bisa mencapai lebih dari 30%. Impedansi atau hambatan dari kapasitor berubah sesuai dengan frekuensi arus listrik yang mengalir melalui kapasitor. Jika hambatan kapasitor mempunyai nilai yang sama dengan hambatan jaringan sumber maka tercapailah suatu kondisi yang disebut resonansi. Pada kondisi resonansi, hambatan total sistem menjadi nol. Kondisi ini mirip dengan kondisi rangkaian pendek yang membahayakan kapasitor dan peralatan lainnya. Kondisi inilah yang sering menyebabkan rusaknya kapasitor dan peralatan lainnya. Kapasitor sering dilalui arus lebih pada harmonisa frekuesi tinggi. Karena kapasitor biasanya berisi minyak, kapasitor akan mudah terbakar. Kejadian inilah yang

sering memicu banyak kebakaran di industri dan bangunan modern. Untuk mengatasi masalah terbakarnya kapasitor karena adanya arus harmonisa, bermacam cara sederhana bisa dilakukan. Cara pertama yang umum ditawarkan oleh banyak pabrik pembuat kapasitor adalah dengan memasang induktor secara seri dengan kapasitor untuk mencegah mengalirnya arus harmonisa melalui kapasitor. Cara ini cukup efektif tetapi menyebabkan biaya pemasangan kapasitor menjadi mahal. Cara lain yang paling sederhana dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah tentu saja menjauhkan pemasangan kapasitor dari posisi beban yang diperkirakan banyak menghasilkan harmonisa. Cara ini sering sekali bisa dilakukan tanpa banyak mengeluarkan biaya tambahan. Secara umum, pemasangan kapasitor tidak mengkhawatirkan jika: a) Kapasitas peralatan elektronik yang diperkirakan menghasilkan harmonisa tidak lebih dari 30% kapasitas sumber, dan b) Besar kapasitor yang dipasang tidak lebih dari 50% kapasitas sumber. Jika penggunaan peralatan elektronik sangat banyak dan kapasitor yang akan dipasang besar maka suatu studi khusus tentang kemungkinan terjadinya resonansi harus dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran. Di banyak bangunan modern yang penggunaan peralatan elektroniknya sangat banyak, peluang terjadinya resonansi sangat tinggi sehingga studi semacam ini menjadi sangat sering

diperlukan. Dengan melakukan studi ini diharapkan kebakaran yang menyebabkan kerugian ratusan milyar rupiah bisa dicegah. 6. Keuntungan dan Kerugian Perbaikan Faktor Daya dengan Pemasangan Kapasitor Keuntungan

mengurangi kebutuhan untuk memasang kapasitas tambahan. 4. Daya yang dibangkitkan dan disalurkan semakin maksimal. Sehingga mengurangi masalah kerusakan pada peralatan. 6.2 Kerugian 1. Timbulnya efek harmonisa pada jaringan 2. Apabila kapasitor yang dipasang terlalu besar akan menyebabkan jaringan menjadi kapasitif maka akan menyebabkan arus dan tegangan naik dan daya menjadi naik. Dan pembayaran rekening pun menjadi tambah mahal. 7. Kesimpulan 1. Faktor daya untuk level industri dapat diperbaiki dengan pemasangan capasitor bank. 2. Metode pemasangan capasitor bank bergantung dari fungsi yang diinginkan oleh industri. 3. Dengan meningkatnya faktor daya yang dimiiki oleh industri, maka pengeluaran pihak industri untuk denda faktor daya di bawah 0,85 (ketentuan PLN) dapat dihindari. 4. Penggunaan capasitor bank memiliki keuntungan dan kerugian bagi pihak konsumen (industri) ataupun pihak pemasok energi listrik (PLN). Daftar Pustaka http://indone5ia.wordpress.com/2011/ 05/14/192/ http://www.slideshare.net/ojaw/kapasi tor-bank

6.1

6.1.1 Bagi Konsumen, khususnya perusahaan atau industri: 1. Diperlukan hanya sekali investasi untuk pembelian dan pemasangan kapasitor dan tidak ada biaya terus menerus. 2. Mengurangi biaya listrik bagi perusahaan, tidak adanya pinalti akibat cos dibawah 0.85 3. Mengurangi kehilangan distribusi (kWh) dalam jaringan/instalasi pabrik. 4. Tingkat tegangan pada beban akhir meningkat sehingga meningkatkan kinerja motor. 5. Mendapatkan penghematan dari optimasi jaringan (ukuran kabel bisa dipilih yg lebih kecil, rugi- rugi daya diperkecil, dan efisiensi jaringan listrik) 6. Dapat maksimal memanfaatkan daya yang di beli dari PLN 6.1.2 Bagi utilitas pemasok listrik 8.

1. Losses energi listrik dapat ditekan. 2. Kehilangan daya I kwadrat R dalam sistim berkurang karena penurunan arus. 3. Kemampuan kapasitas jaringan distribusi listrik meningkat,

Anda mungkin juga menyukai