Anda di halaman 1dari 15

Apa Itu Statuta UI?

Statuta UI sempat menjadi pembicaraan beberapa waktu lalu baik di kalangan mahasiswa ataupun tenaga pendidik di UI. Namun sebenarnya banyak sekali sivitas akademika UI yang belum mengetahui apa itu statuta UI, bagaimana awal mula statuta ini tercetus dan bagaimana perkembangannya sampai saat ini. Saat ini statuta UI sendiri sudah rampung dan sedang dalam masa kajian oleh Kantor Pelayanan Hukum dan Peraturan (KPHP) untuk nantinya hasil kajian ini akan dipublikasikan ke publik melalui rilis resmi universitas. Namun apakah statuta UI itu? Mengapa statuta UI itu menjadi begitu penting? Statuta sebenarnya merupakan anggaran dasar bagi perguruan tinggi yang dipakai sebagai acuan untuk merencanakan, mengembangkan program, dan menyelenggarakan kegiatan fungsional sesuai dengan tujuan perguruan tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa statuta UI adalah dasar yang dipakai sebagai rujukan pengembangan peraturan umum, peraturan akademik, dan prosedur operasional yang berlaku di UI. Hal-hal yang diatur dalam statuta UI ini antara lain adalah mekanisme pengangkatan jabatan struktural, pengaturan keuangan UI, sistem penerimaan UI, penyelenggaraan kegiatan akademik dll., karena itu statuta ini menjadi penting karena semua kegiatan di UI akan bersumber dari statuta ini, mulai dari pemilihan rektor sampai kegiatan belajar mengajar. Begitu pentingnya statuta ini maka dalam prosesnya hal ini perlu melibatkan sebuah tim sendiri yang terdiri dari para pemangku kepentingan di UI untuk menyusun pasal-pasal di dalam statuta ini. Tim Perumus Statuta UI terdiri atas perwakilan unsur MWA (Majelis Wali Amanat), perwakilan unsur SAU (Senat akademik Universitas), perwakilan unsur DGB (Dewan Guru Besar), perwakilan unsur eksekutif, perwakilan unsur dosen, karyawan dan mahasiswa dengan proporsi dua orang perwakilan. Tim ini harus bekerja maksimal sampai batas akhir pembahasan statuta UI di bulan November 2012 namun pada akhirnya diperpanjang sampai bulan Desember 2012 kemarin. Draft statuta yang disampaikan ke Dirjen Dikti sebelumnya telah melalui mekanisme perumusan oleh tim ini . Statuta ini sendiri terjadi karena proses yang panjang. Hal ini bermula dari dikeluarkannya Peraturan Pemerintah No. 152 Tahun 2000 tentang penetapan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara (BHMN), kemudian pada tahun 2009, dikeluarkanlah Undang-Undang No. 9 Tahun 2009 Tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP). Paradigma UU BHP adalah untuk menegaskan peran dan tanggung jawab pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan bagi setiap warga negara. Namun, pada 31 Maret 2010 akhirnya MK memutuskan bahwa UU BHP bertentangan dengan UUD 1945 sehingga harus dibatalkan. Tak lama kemudian, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang penyelenggaran pendidikan. PP No. 66 ini dikeluarkan dengan tujuan untuk mengisi kekosongan hukum dan memberikan landasan hukum bagi penyelenggaraan pendidikan tinggi di Indonesia. Namun hal tersebut malah menimbulkan dualisme peraturan antara Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2010 dan Peraturan Pemerintah No. 152 tahun 2000 tentang penetapan Universitas Indonesia sebagai Badan Hukum Milik Negara. Dualisme ini menimbulkan penafsiran berbeda di kalangan internal Universitas Indonesia sendiri, mengenai aturan mana yang harus digunakan dalam mengelola Universitas Indonesia. Salah satu bentuk penafsiran yang berbeda ini tercermin dari pembentukan Senat Universitas (SU) sebagai organ berdasar PP 66 tahun 2010 oleh Rektor UI saat itu . Sedangkan MWA UI (yang keberadaannya dihapuskan oleh PP 66 tahun 2010 ) ternyata masih tetap membentuk Senat Akademik Universitas (SAU) sebagai organ resmi berdasarkan PP 152 tahun 2000. Akhirnya ada dua organ yang secara fungsi sama hidup di UI dengan pendirian mereka masing-masing. Untuk menyikapi hal ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan turun tangan dan membuat kesepakatan antara Rektor UI, MWA dan Mendikbud untuk membuat tim transisi UI yang bertugas untuk menentukan aturan mana yang akan digunakan oleh UI, sekaligus membentuk statuta UI. Tim Transisi ini akhirnya terbentuk pada tanggal 22 Desember 2011. Organ-organ yang pernah dibentuk sebelumnya dibubarkan dan sepakat memilih PP 152 tahun 2000 sebagai acuan hukum UI. Dinamika kembali muncul ketika proses pemilihan Rektor UI 2012-2017 digelar. Putusan sela keluar dari Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atas gugatan eks anggota SU dan Paguyuban Pekerja UI yang menggugat Mendikbud, Tim Transisi, dan Rektor UI. Untuk menghargai putusan hukum tersebut MWA UI dengan tegas menunda pemilihan Rektor UI. Hingga akhirnya SU mencabut gugatan karena Mendikbud menerbitkan Peraturan Pemerintah (Permen) 33 tahun 2012 tentang pemilihan Rektor UI yang mengacu pada PP 66 tahun 2010. hal ini dianggap telah mengakomodasi tuntutan SU yang menginginkan PP 66

tahun 2010 hidup di UI sehingga SU kembali mendapatkan wewenangnya dalam menjalankan fungsi pertimbangan dan pengawasan akademik. Pasca pencabutan gugatan SU, MWA kembali meneruskan pemilihan Rektor UI yang sempat tertunda. Namun, putusan akhir dari PTUN mengatakan Surat Keputusan (SK) Mendikbud yang mengangkat Tim Transisi cacat hukum dan harus dicabut. Dampak dari putusan ini adalah seluruh produk dari tim transisi dinyatakan cacat hukum. Kondisi yang tidak berujung ini membuat MWA melakukan tindakan agar pihak yang tergugat melakukan banding agar putusan PTUN tersebut tidak mengikat, sehingga organ-organ UI masih berkekuatan hukum sampai ada hasil banding. MWA pun menginisiasi proses damai antara penggugat dan tergugat. Namun proses ini tidak bisa berjalan dengan mudah karena kedua belah pihak tetap dalam posisinya masing-masing. Kondisi ini menyebabkan perdebatan antara pemberlakuan PP 66 tahun 2010 dan PP 152 tahun 2000 sebagai payung hukum UI menjadi tidak ada titik temu. Di tengah-tengah perdebatan ini, Menteri Pendidikan mensahkan UU no. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Akhirnya MWA pun menetapkan bahwa MWA akan menjalankan amanah dari UU ini. Dalam UU tersebut UI dengan 6 BHMN lainnya menjadi PTN bh (Perguruan Tinggi Negeri badan hukum) yang harus menyusun statuta sebagai anggaran dasar UI. Status PTN bh, sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, memperlihatkan status UI sebagai PTN yang otonom, sehingga statuta ini akan memperlihatkan dan mempertegas apa dan bagaimana tata kelola UI ke depannya. Banyak pihak berharap dengan adanya statuta UI ini maka kebingungan atau dualisme yang terjadi di dalam internal UI akan segera berakhir dan UI sendiri dapat segera melaksanakan kegiatan pengangkatan rektor sesuai dengan hukum legal-formal yang ada sehingga semua kegiatan di UI dapat berjalan dengan lebih baik lagi. (WND)

Kisah MasBro, MbakSist, dan Statuta UI


30 Oktober 2012 pukul 1:17

Sumber: suaramahasiswa.com Kisah MasBro, MbakSist, dan Statuta UI Percakapan suatu sore antara MasBro dan MbakSist di pinggir danau: MbakSist : MasBro, Statuta UI itu apa sih? Ko sekarang banyak diributin ya? MasBro : Mbaksist.., suaranya lembut, Statuta UI itu aturan yang jadi dasar semua kebijakan di UI. Ibaratnya dia Undang-Undang Dasarnya UI. Jadi kalo Pak Rektor mau ngeluarin kebijakan di UI harus berdasarkan statuta itu. MbakSist : Oh, gitu Mas.. Tapi emang seberapa penting sih statuta UI itu? MasBro : MbakSist, suranya lebih lembut, Ingat kejadian waktu kita hujan-hujanan ke rumah Pak Haji? Mbaksist terdiam. Waktu itu kita maksa-maksain pinjem uang Pak haji buat biaya kuliah karena gadapet keringanan dari UI. MbakSist : Oh, iya.. besoknya kita sakit dan ke dokter bareng itu ya? Unyuu.. MasBro : Kita sampe pinjem karena enggak dapet keringanan dari UI. MasBro lebih serius. Nah, statuta itu salah satunya ngatur soal keringanan biaya kuliah, berapa besar keringanan yang bisa dikasih UI. Aku denger sekarang roman-romannya makin kecil di statuta UI. MbakSist : Hah, serius? Miapah? Eh, demi apa? Klo gitu bakal lebih banyak lagi dong mahasiswa yang akan susah nanggung biaya kuliah kayak kita dulu? Trus apa lagi yang diatur dalam statuta itu? MasBro : Statuta UI ngatur pengelolaan UI, dari mulai pengelolaan akademik, keuangan, organisasi universitas, kemahasiswaan, ketenagaan dan sarana prasarana. Secara khusus, banyak berkaitan langsung ke mahasiswa, misalnya soal pendanaan. Di statuta UI sekarang aku liat enggak ada aturan tentang berapa dana maksimal yang boleh diambil dari mahasiswa. Klo sebelumnya itu

ada MbakSist, yaitu kampus boleh ngambil dana dari mahasiswa maksimal 1/3 dari total dana operasional pendidikan. Nah, sekarang enggak ada aturan itu! MbakSist : Wah, ciyus? Eh, serius? Bisa jadi lebih mahal lagi dong biaya kuliah ini? MasBro : Persis! Terus misalnya, di statuta UI yang sekarang, kewajiban universitas buat ngasih beasiswa itu maksimal 20%, dan sisanya disediakan mekanisme hutang buat ngebantu mahasiswa yang enggak mampu? MbakSist : Eh buset! MbakSist shok, agak garang, terdengar serak-serak basah seperti suara cowok. MasBro sontak kaget. Kalo gitu UI bisa aja dong ngasih 0 beasiswa dan semua mahasiswa gamampu wajib ngutang? MasBro : I.. iya.. Masih agak kaget dengan suara MbakSist tadi. Tapi kemudian ia melanjutkan Sebenernya perwakilan mahasiswa di rapat perumusan statuta UI udah bilang kalo jangan sampe UI ngasih bantuan lewat hutang lebih banyak daripada lewat beasiswa. Dia ngusulin supaya kata maksimal 20% itu diganti jadi minimal 20%. Tapi setelah dia ngedesek aspirasi ini, nasibnya malang, dia malah dikeluarin dari rapat perumusan statuta UI. MbakSist : Eh, guob**k! Suara Mbaksist benar-benar berubah jadi seganas preman terminal. MasBro terlihat ketakutan dan penuh curiga. Dalam hatinya dia mempertanyakan perubahan sikap MbakSist. Awalnya lembut, jadi alay dan kemudian ganas. Gue mau dobrak aja itu rapat statuta UI! Emang seenak udel ngeluarin mahasiswa yang belain orang-orang kayak gue! Keganasan MbakSist tak bisa dibendung lagi. MasBro : MbakSist.., Suara MasBro terdengar sangat pelan karena shock. Aku denger nanti BEM se-UI mau aksi hari kamis minggu ini buat nuntut supaya statuta UI ini dilaksanakan dengan demokratis. Jangan ada keluar-mengeluarkan dan suara mahasiswa harus didengar, jangan diabaikan. Klo mau ikut, ikut aja. MbakSist : MasBro, gue jadi malu. Masa kita enak-enakan di danau gini berdua tapi kondisi UI lagi separah ini. Gue enggak terima! Nasib UI jauh lebih penting daripada hubungan kita. Pokoknya kita harus ikut aksi kamis ini bareng BEM UI! MasBro : I.. iya MbakSist. MasBro semakin ketakutan dan bingung. Dia jadi merasa belum tau apa-apa tentang MbakSist yang sudah jadian dengannya selama 4 tahun itu. Tapi meski dia bingung dan takut, tekadnya untuk aksi hari Kamis bareng BEM UI tidak kalah kuat dengan semangat MbakSist. Mereka berdua bertekad untuk aksi. MasBro dan MbakSist memutuskan untuk ikut aksi mengawal statuta UI yang penting untuk mahasiswa. Bagaimana dengan kamu? Lihat kajian lengkapnya di @BEMUI_Change dan pantau terus info terbaru tentang statuta UI. By: Pusgerak BEM UI

SBY sudah teken statuta UI


Marieska Harya Virdhani

Kamis, 10 Oktober 2013 16:20 WIB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kanan, (SINDOphoto).


Sindonews.com - Setelah dilanda kemelut internal, Universitas Indonesia (UI) baru saja mendapat sedikit pencerahan setelah adanya kabar baik, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menandatangani statuta UI atau aturan pengelolaan universitas. Aturan tersebut telah lama ditunggu untuk digunakan sebagai aturan pedoman, salah satunya untuk menggelar pemilihan rektor. Sebab hampir dua tahun UI belum memiliki rektor definitif setelah berakhirnya masa jabatan Rektor Gumilar Rusliwa Somantri, yang sempat digantikan oleh Dirjen Dikti Djoko Santoso, hingga kini diteruskan oleh Pejabat Rektor UI Muhammad Anis. Anis sebelumnya menjabat sebagai wakil rektor UI dan telah melakukan banyak perombakan di struktur kabinet atau pimpinan UI. Saat menggelar konferensi pers tentang pemilihan calon dekan, Sekretaris Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Yugo K Isal menyampaikan kabar gembira tersebut di tengah tamu undangan. "Saya baru mendapatkan kabar dari dekan Fakultas, bahwa statuta UI telah ditandatangani oleh Presiden SBY," tuturnya di Gedung Rektorat UI, Depok, Kamis (10/10/2013). Mendengar hal itu, jajaran pimpinan UI langsung terlihat sumringah. Pejabat Rektor UI Muhammad Anis bahkan langsung menjawab itu adalah kabar gembira bagi UI. "Tentu itu kabar gembira bagi UI dan bagi saya serta keluarga untuk mengakhiri jabatan dan tugas berat ini, tak lama lagi kita akan menggelar pemilihan rektor," tegasnya. Anis menegaskan, statuta tersebut sebelumnya berputar di enam kementerian yakni Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Sekretaris Negara (Sekneg), Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PANRB), dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terakhir Anis memperoleh kabar statuta tersebut masih ada di Kemenkeu dan akan dikirimkan ke Sekneg untuk ditandatangani presiden. "Saya pikir kami masih harus menunggu approval dari Pak Presiden, ternyata bagus berarti kalau sudah keluar," ucapnya. "Tentu kami akan ikuti amanah statuta, maksimum dalam setahun UI akan punya rektor yang baru, maksimal wisuda Agustus tahun depan dipimpin rektor yang baru setelah dua tahun UI penuh dinamika," imbuhnya.

Baca juga berita terkait, pilih calon dekan hak prerogatif Rektor UI. (maf)

Statuta UI Terbit, Pemilihan Dekan Tetap Jalan


Kamis, 10 Oktober 2013 16:25 wib

Marieska Harya Virdhani - Okezone

Logo UI. (Foto: dokumentasi UI)

DEPOK - Pejabat Rektor Universitas Indonesia (UI) Muhammad Anis menyebutkan masa bakti Majelis Wali Amanat (MWA) UI akan berakhir seiring berubahnya status UI. Jika statuta atau aturan pengelolaan universitas UI telah terbit, maka masa bakti MWA tentu berakhir. Sementara pemilihan dekan UI digelar berdasarkan Surat Keputusan (SK) Majelis Wali Amanat (MWA)-UI nomor 02/SK/MWA-UI/2003 dan keputusan rektor UI nomor 1190/SK/R/UI/2013. Namun Anis menegaskan pemilihan dekan tetap berjalan meski UI memperoleh kabar bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah menandatangani statuta UI. "Kami kan ingin membuat suasana akademik menjadi baik, dan di dalam statuta belum ada aturan soal pemilihan dekan, itupun harus dibahas dulu di AD/ART, dan itupun masih jadi perdebatan di perguruan tinggi, pemilihan kali ini prinsipnya datang dari calon-calon yang ada di fakultas," ujarnya kepada wartawan di Gedung Rektorat UI, Depok, Kamis (10/10/2013). Apapun keputusannya, kata Anis, saat ini seluruhnya masih berproses. Begitu statuta resmi keluar maka UI langsung membentuk organ-organ untuk segera menggelar pemilihan rektor.

"Dinamika ini akan selesai, tetapi kalau soal pemilihan dekan di 13 fakultas dan satu program pascasarjana ini kan supaya fakultas bisa berkembang, kita juga sudah lama stagnan begini, itu kan tak baik bagi akademik, kalau dekan diperpanjang terus itu kan hanya untuk situasi darurat atau ada dekan yang berhalangan dan diganti wakil dekan kalau belum sampai separuh masa bakti maka harus dilakukan pemilihan," jelasnya. Saat masa transisi seperti ini, kata Anis, sebelumnya memang MWA meminta agar masa jabatan dekan-dekan di UI diperpanjang pada April-Mei 2012 lalu. Kemudian pada Juli 2012, MWA juga mengamanatkan bahwa dekan yang habis masa baktinya untuk segera dilakukan pemilihan dekan. "Karena itu mari kita jalankan demi terwujudnya atmosfer pendidikan yang baik, dan rektor yang nanti akan memimpin UI agar didukung dekan-dekan yang terlegitimasi," tegasnya. (ade)

Chirpstories
Menu

Selamat malaam :) apa kabar hari ini?


mwauium 23/Mar/2013 05:34:55 AM PDT

Kami akan menghangatkan gerimis malam ini dengan kultweet mengenai "Rekam Jejak Stat uta UI" , yuk merapaat :)
mwauium 23/Mar/2013 05:39:50 AM PDT

Wah agaknya belum beruntung ya timnas Indonesia malam ini, tetap semangat smua, garu da di dadaku! :)
mwauium 23/Mar/2013 07:05:36 AM PDT

Bolanya udah selesai, tapi keseruan malam ini belum berakhir, ayo merapat ke timeline ka mi ada info tentang #statutaUI ;)
mwauium 23/Mar/2013 07:11:05 AM PDT

Kultweet kali ini akan memberikan informasi mengenai Rekam Jejak Statuta UI dari Tahun 2 000 - 2013 #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:13:04 AM PDT

Dimulai dari tahun 2000 yaitu dikeluarkannya PP 152/2000 tentang Penetapan UI sbg Bada n Hukum Milik Negara #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:14:30 AM PDT

PP tsb berisikan tentang terbentuknya Majelis Wali Amanat (MWA) sbg organ baru di UI #st atutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:17:51 AM PDT

MWA merupakan organ tertinggi yg menentukan arahan strategis kebijakan kampus #statut aUI
mwauium 23/Mar/2013 07:18:56 AM PDT

Selanjutnya th 2009 dikeluarkan UU no 9 th 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan#statut aUI


mwauium 23/Mar/2013 07:20:49 AM PDT

Namun UU ini dibatalkan oleh MK pd tgl 31 Maret 2010,krn bertentangan dgn UUD 1945 #st atutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:24:03 AM PDT

Hal ini menyebabkan terjadinya kekosongan hukum untuk penyelenggaraan pendidikan ting gi #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:24:54 AM PDT

Di th 2010 muncul PP no. 66 th 2010 tentang perubahan atas PP 17/2010 tentang penyelen ggaraan pendidikan #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:25:43 AM PDT

.Akibatnya muncul dualisme pengaturan antara PP 152/2000 dan PP 66/2010 #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:26:30 AM PDT

Th 2011 Mendikbud membentuk tim transisi UI guna mengatasi kebingungan dualisme pera turan yg terjadi #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:27:41 AM PDT

Tim transisi memiliki tugas menentukan aturan yg digunakan,membentuk statuta UI,dan m enyiapkan SAU baru #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:29:23 AM PDT

SAU baru berwenang untuk memilih anggota MWA #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:30:11 AM PDT

Kemudian di th 2012 legalitas tim transisi mulai dipertanyakan ke PTUN #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:31:33 AM PDT

Hingga keluar putusan PTUN no 37/G/2012/PTUN-jkt #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:34:06 AM PDT

Yang mana putusan tsb menyatakan mendikbud tdk berwenang utk membentuk tim transisi UI #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:35:03 AM PDT

Hingga pd akhirnya organ universitas dikembalikan sesuai dgn PP 152/2000 #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:37:51 AM PDT

Di tahun yg sama keluar UU no 12 th 2012 tentang Pendidikan Tinggi #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:38:42 AM PDT

Ini merupakan bentuk kepastian hukum utk pendidikan tinggi #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:39:25 AM PDT

Setiap universitas wajib membuat statuta #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:40:41 AM PDT

Pembentukan tim perumus statuta yg terdiri dr rektor,masyarakat,karyawan,SAU,pemerinta h,dan mahasiswa #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:41:33 AM PDT

Sementara itu di th 2013 selesainya perumusan Draft Statuta terakhir pd tgl 16 Januari #st atutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:42:21 AM PDT

Content from Twitter

Hasil draft statuta tsb kemudian diserahkan ke kementerian utk dijadikan PP #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:43:15 AM PDT

Setneg mengeluarkan RPP(Rancangan Peraturan Pemerintah) dr draft statuta tsb #statutaU I


mwauium 23/Mar/2013 07:44:06 AM PDT

Ternyata antara RPP yg dikeluarkan Setneg dan statuta UI terdapat beberapa perbedaan #s tatutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:44:48 AM PDT

Beberapa perbedaan tsb sifatnya fundamental dan ada beberapa dr poin statuta tsb harusny a tdk diubah oleh Kemendiknas #statutaUI
mwauium 23/Mar/2013 07:45:39 AM PDT

(Cek essay MWA "7 Perubahan Statuta") http://t.co/fB8nffmWP5 #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:48:06 AM PDT

Hingga saat ini statuta UI belum disahkan dalam bentuk PP #statutaUI


mwauium 23/Mar/2013 07:49:39 AM PDT

okey itu tadi Rekam Jejak Statuta UI mulai dr th 2000 - 2013 , kalau masih ada yg belum je las feel free to ask yaa, just mention or dm us ;)
mwauium 23/Mar/2013 08:22:10 AM PDT

Mulai dari yg terdekat! ini tentang kamu, tentang kita,sivitas akademika UI wajib paham da n peduli #statutaUI :)
Reply RT Favorite mwauium 23/Mar/2013 08:27:18 AM PDT

Mahasiswa UI Protes Pembahasan Statuta



Penulis : Ester Lince Napitupulu Kamis, 1 November 2012 | 09:48 WIB

DEPOK, KOMPAS.com Perumusan Statuta Universitas Indonesia (UI) diprotes mahasiswa. Mahasiswa menilai Statuta UI sangat bermasalah, baik secara materil substansi pengaturan maupun formil mekanisme perumusannya. "Padahal, Statuta UI merupakan cerminan dari wajah baru UI di masa depan," kata Ketua Badan Eksekutif (BEM) UI Faldo Maldini, Kamis (1/11/2012). Faldo menyebutkan, di antara masalah tersebut adalah tidak adanya persentase maksimal dana operasional pendidikan yang ditanggung mahasiswa, penetapan beasiswa dari UI maksimal 20 persen (berarti bisa 0 persen dan tidak bisa lebih dari 20 persen), dan munculnya mekanisme soft loan atau pinjaman lunak sebagai mekanisme pemenuhan hak mahasiswa. Faldo mengatakan, tim perumus unsur mahasiswa ada yang diusir dari rapat perumusan Statuta UI karena unsur mahasiswa tersebut mendesak agar dalam pemenuhan hak mahasiswa, porsi beasiswa harus lebih banyak dari porsi soft

loan.
Tidak hanya diusir, unsur mahasiswa tersebut juga ditantang berkelahi, dan diancam dikeluarkan dari UI oleh salah satu peserta rapat. Untuk menanggapi kekacauan ini, kata Faldo, BEM se-UI mengadakan aksi untuk mengawal rapat perumusan pada Kamis ini di kampus UI. Aksi ini terdiri dari parade keliling UI, freeze mob, aksi kelilingi Rektorat UI, dan rangkaian orasi. "Tujuan dari aksi ini adalah untuk menolak kesewenang-wenangan dalam rapat perumusan Statuta UI, dan untuk menyampaikan tuntutan mahasiswa dalam perumusan Statuta UI ini," papar Faldo. Adapun tuntutan-tuntutan mahasiswa terhadap tim perumus Statuta UI adalah menunda finalisasi Statuta UI. Proses perumusan diminta secara tidak terburuburu, demokratis, representatif, dan proporsional bersama seluruh sivitas akademika UI.

BEM UI meminta panitia perumusan menghilangkan kesewenang-wenangan dan intimidasi, junjung asas kesetaraan dalam proses perumusan Statuta UI. Dalam poin pendanaan, BEM UI dicantumkan secara tegas batas maksimal proporsi pendanaan universitas dari mahasiswa. Selain itu, mengatur secara tegas mekanisme penyusunan SUC (Student Unit Cost) yang transparan dan akuntabel dengan melibatkan dan memperhatikan kebutuhan pendidikan mahasiswa. Dalam Statuta UI, harus ditegaskan batas maksimal biaya kuliah di UI yang tidak boleh melampaui standar dari Dirjen Dikti. Adapun dalam poin pemenuhan hak mahasiswa, hapuskan kata soft loan dari Statuta UI. Selain itu, ubah beasiswa 20 persen dari persentase maksimal menjadi minimal. Masukkan pula mekanisme pembebasan biaya kuliah bagi mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi Dalam poin penerimaan mahasiswa baru, perbesar proporsi penerimaan secara nasional, dan kurangi proporsi penerimaan secara mandiri. Seimbangkan pula proporsi jumlah mahasiswa, dengan jumlah tenaga kependidikan dan daya tampung sarana dan prasarana. "Jika tidak dipenuhi, kami serukan dan akan lakukan pemboikotan Statuta UI, karena tidak punya political will untuk pendidikan yang murah dan mudah diakses, dirumuskan secara sewenang-wenang, dan tidak menjanjikan masa depan UI yang lebih baik," kata Faldo.

Anda mungkin juga menyukai