Anda di halaman 1dari 3

TINEA CAPITIS

A. Definisi Tinea Capitis adalah infeksi yang telah mewabah pada kulit kepala, folikel rambut dan daerah sekitarnya, termasuk bulu alis dan bulu mata disebabkan oleh jamur dermatophyte, khususnya genus Microsporum dan Trychophyton (Higgins, Fuller & Smith, 2000). Penyakit ini telah menjadi perhatian dunia selama beberapa dekade terakhir dan biasanya lebih banyak ditemukan pada anak-anak (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008). Spesies yang biasanya menyebabkan Tinea Capitis adalah Trichophyton tonsurans yang berkembang di negara berkembang seperti Meksiko, serta spesies yang paling sering menjadi penyebab penyakit ini adalah Microsporum canis. Selain itu, terdapat beberapa spesies yang tidak menyebabkan Tinea Capitis, yaitu Epidermophyton floccosum, Tricophyton concentricum serta yang jarang menjadi penyebab adalah Tricophyton rubrum (Price & Wilson, 2005; Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008).

B. Etiologi Tinea capitis disebabkan oleh jamur dermatophyte, khususnya genus Microsporum dan Trychophyton. Beberapa factor risiko Tine Capitis diantaranya adalah lingkungan yang kurang higienis, lingkungan padat penduduk dan kondisi sosiekonomi masyarakat yang kurang baik (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008). Jamur penyebab Tinea Capitis menurut Prince & Wilson, (2005) dapat ditularkan ke manusia melalui beberapa jalur, yaitu: 1. Dari manusia ke manusia (antropofilik) 2. Dari binatang ke manusia (zoofilik) 3. Dari tanah ke manusia (geofilik)

C. Patogenesis Perjalanan umum Tinea Capitis dimulai dari invasi hifa jamur pada bagian tengah folikel rambut, lalu tumbuh ke arah luar dan menutup seluruh permukaan folikel rambut. Pada fase ini, jamur penyebab Tinea Capitis dapat menyebabkan timbulnya Arthroconidia di dalam dan luar rambut. Arthroconidia adalah spora aseksual infektif yang diproduksi oleh berbagai macam jamur yang berbahaya bagi manusia dan hewan serta dapat terlihat jelas di

helaian rambut (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008; Barrera, 1986; The Center for Food Security & Public Health, 2010). Sementar itu, menurut Mansjoer, et al., (2000) pathogenesis tinea kapitis dimulai dari Infeksi karena dari kolonisasi hifa atau cabang-cabangnya di dalam jaringan keratin yang mati. Hifa ini menghasilkan enzim keratolitik yang berdifusi ke dalam jaringan epidermis dan menimbulkan reaksi peradangan. Pertumbuhan jamur dengan pola radial di dalam stratum korneum menyebabkan timbulnya lesi kulit sirsinar dengan batas yang jelas dan meninggi yang disebut ringworm. Adapun spora jamur terbagi atas megaspore, mikrospora dan mikroid (Rebollo, LopezBarcenas & Arenas, 2008).

Tabel 1. Jenis-jenis spora penyebab Tinea Capitis (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008).

Tabel 1. Jenis-jenis organism penyebab Tinea Capitis (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008).

D. Patofisiologi

Tinea Capitis diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok berdasarkan pola invasi jamurnya, yaitu antara lain sebagai berikut 1. Endotrik Invasi endotrik disebabkan oleh T. tonsurans, T. soudanense, T. violaceum, T.gourvili, T.youndaei, dan kadang-kadang T.rubrum. pada jenis ini, hifa jamur tumbuh ke arah bawah di sepanjang batang rambut pada bagian dalam rambut sedangkan kutikula tetap tidak terpengaruh. Hipa yang berada di dalam rambut inilah yang akan membentuk Arthroconidia (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008). 2. Ektotrik Invasi ektotrik disebabkan oleh M audouinii, M canis, M distortum, M.ferrugineum, M gypseum, M nanum, dan T verrucosum. Invasi ini menimbulkan fragmen hipa dan Arthroconidia di luar helai rambut dan menyebabkan kerusakan kutikula (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008; Higgins, Fuller & Smith, 2000). 3. Favus Invasi Favus disebabkan oleh tinea tipe inflamatori, yaitu T.schoenleinii, M.gypseum, T.violaceum. Keberadaan tinea ini ditandai dengan adanya kerak berwarna kuring berbentuk seperti mangkuk yang mengarah ke atas di sekitar folikel rambut. Kerak tersebut bersifat keratotik yang mengandung hifa yang sangat infeksius. Hifa tersebut diproduksi secara parallel dengan sumbu panjang folikel rambut. Saat mulai rusak, hifa tersebut meninggalkan bekas seperti terowongan panjang di dalam rambut yang biasanya tidak akan rusak. Jika diamati dengan mikroskop, akan terlahut bentukan seperti gelembung berwarna kuning yang karena itulah disebut sebagai favus yang dalam bahasa latin berarti madu (Rebollo, Lopez-Barcenas & Arenas, 2008).

Anda mungkin juga menyukai