Anda di halaman 1dari 6

NAMA NIM

: MARTINA PUSPITA RAKHMI : 110210402036

MATA KULIAH : PRAGMATIK KELAS TUGAS :A : UJIAN AKHIR SEMESTER

JAWABAN (a) Tindak tutur pada rapat wali murid tersebut tergolong kategori tindak tutur asertif atau tindak tutur memberitahukan. Pada tuturan tersebut, guru bertutur: Sekarang tahun ajaran baru sudah mulai. Ada dua buku untuk anak-anak Bapak Ibu yang harus dibeli karena di sekolah belum tersedia. Tindak tutur tersebut dituturkan pada rapat wali murid yang membahas persiapan memasuki tahun ajaran baru. Berdasarkan konteks terjadinya peristiwa tindak tutur tersebut, maksud dari ucapan guru adalah memberitahu jika tahun ajaran baru sudah dimulai. Itu saatnya semua siswa-siswi harus mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan di tahun ajaran yang baru. Siswa-siswi membutuhkan berbagai persiapan, termasuk buku-buku pelajaran. Melalui rapat, guru menyampaikan bahwa wali murid harus membeli dua buku pelajaran di toko buku. Sebab, dari pihak sekolah buku yang diperlukan belum tersedia. Ditelaah lebih lanjut, kategori asertif (memberitahukan) dari tindak tutur guru pada percakapan rapat wali murid tersebut tidak terbatas pada maksud memberitahukan saja tetapi juga bermaksud menghimbau. Awalnya guru bermaksud untuk memberitahukan bahwa memasuki tahun ajaran baru, siswa-siswi harus menggunakan buku pelajaran yang baru, yang sesuai dengan pelajaran di tahun ajaran yang baru pula. Tetapi pihak sekolah belum menyediakan buku yang dimaksud. Oleh karena itu, guru menghimbau agar wali murid membeli buku yang dimaksud ke toko buku. Agar siswa-siswi dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik di tahun ajaran yang baru.

(b) Dilihat dari sifat kelangsungannya, tindak tutur guru pada rapat wali murid tersebut termasuk tindak tutur langsung. Dikategorikan tindak tutur langsung karena untuk memutuskan atau menyimpulkan tuturan guru tersebut, tidak ada bermacam-macam dugaan yang muncul. Pada penyampaiannya, guru secara jelas menuturkan bahwa tahun ajaran baru sudah dimulai dan ada 2 buku siswa yang harus dibeli wali murid. Sebab, di sekolah belum

tersedia buku ajar yang dimaksud. Guru menginformasikan dan menghimbau wali murid untuk membeli buku pelajaran yang dimaksud, wali muridpun menanggapi dengan bermacam-macam tanggapan, bukan bermacam-macam dugaan. Tuturan yang disampaikan sangatlah efektif, tidak mengandung modus sama sekali (kemunculan tuturan yang mengandung modus dapat memunculkan bermacam-macam dugaan). Sekarang tahun ajaran baru sudah mulai merupakan sebuah pembuka berupa informasi yang disampaikan sebagai perintah untuk melaksanakan tindakan berikutnya. Ada buku untuk anak-anak Bapak Ibu yang harus dibeli karena di sekolah belum tersedia merupakan sebuah himbauan untuk melakukan tindakan yakni wali murid dihimbau untuk membeli buku pelajaran anak-anaknya.

(c) Berikut tindak tutur yang dituturkan oleh wali murid 1: Wali Murid 1 : Maaf Pak., sekarang waktunya belum musim panen... Bila tindak tutur yang disampaikan guru adalah tindak asertif yang bermaksud memberitahukan, kemudian dikaji lebih lanjut bermaksud menghimbau, maka tindak tutur wali murid 1 di atas bermaksud menginfokan, kemudian dikaji lebih lanjut bermaksud menolak atau menawar (tindak tutur direktif). Apabila ditangkap daya ilokusinya, tindak tutur wali murid tersebut menimbulkan praanggapan-praanggapan (presuposisi-presuposisi), yang selanjutnya menghasilkan kemungkinan-kemungkinan maksud yang dikehendaki penutur (implikatur). Dari berbagai implikatur itu, akhirnya petutur menyimpulkan bahwa maksud yang dikehendaki penutur, menurut interpretasi petutur adalah salah satu dari implikaturimplikatur tersebut. Pada konteks, praanggapan-praanggapan (presuposisi-presuposisi) yang timbul akibat tuturan wali murid 1 yang kemudian menghasilkan suatu kesimpulan yang dikehendaki penutur antara lain: (1) Bermaksud menginfokan saja bahwa saat itu belum waktunya untuk panen. Wali murid tidak memiliki biaya untuk membeli buku yang dianjurkan oleh guru. Praanggapan yang bermaksud menginfokan ini digolongkan tindak tutur asertif (memberitahukan). (2) Bermaksud menolak atau menawar, bahwa saat itu wali murid tidak bisa membeli buku yang dianjurkan oleh guru karena wali murid belum panen. Praanggapan yang bermaksud menolak atau menawar ini digolongkan tindak tutur direktif. Menurut interpretasi petutur, dari dua praanggapan yang timbul tersebut kemudian dibuatlah suatu kesimpulan, bahwa maksud yang dikehendaki penutur adalah sebuah

tolakan atau tawaran. Hal ini diindikasikan oleh kata Maaf Pak pada awal tuturan. Kemudian diikuti oleh alasan kata maaf tadi sekarang waktunya belum musim panen. Tindak tutur wali murid 1 tidak dapat digolongkan tindak tutur asertif karena tuturan yang disampaikan mengandung sebuah modus penolakan. Penolakan atas himbauan membeli buku, wali murid tidak mempunyai biaya karena mereka belum panen. Lain halnya dengan tindak tutur wali murid 2 dan 3. Pada tindak tutur yang disampaikan oleh wali murid 2 dan 3 tersebut, penolakan atau penawaran bukan sebuah modus lagi. Tetapi sudah berupa penolakan atau penawaran yang disampaikan secara langsung tanpa ada hal yang mengiringi sebagai embel-embelnya atau sebagai penutup modus itu. Sedangkan tindak tutur wali murid 1 penolakan atau penawarannya masih berupa modus. Sesuai konteks dan interpretasi petutur itulah, tindak tutur wali murid 1 dikategorikan tindak tutur direktif (menolak atau menawar).

(d) Tindak tutur wali murid 1, 2, dan 3, ketiga tuturan tersebut menggunakan prinsip kerja sama dan prinsip sopan santun saat menuturkannya. Tindak tutur wali murid 1, 2, dan 3 tersebut digolongkan menggunakan prinsip sopan santun dengan alasan sebagai berikut: (1) Guru, Sekarang tahun ajaran baru sudah mulai. Ada dua buku untuk anak-anak Bapak Ibu yang harus dibeli karena di sekolah belum tersedia. Dengan tanggapan yang diberikan oleh wali murid 1, Maaf Pak., sekarang waktunya belum musim panen..... Dari tuturan yang disampaikan oleh guru tersebut, memiliki maksud sebuah penyampaian informasi bahwa tahun ajaran baru sudah dimulai dan waktunya untuk siswa-siswi membeli buku pelajaran baru. Karena di sekolah belum tersedia, maka guru menghimbau wali murid untuk membeli buku pelajaran di toko-toko buku. Kemudian wali murid 1 menanggapi dengan tuturan bermodus. Disebut bermodus karena tuturan yang disampaikan mengandung sebuah tolakan / tawaran. Selain itu, dari tuturan wali murid tersebut, juga mengandung sebuah harapan agar guru mengerti bahwa wali murid 1 belum memiliki biaya untuk membeli buku, karena musim yang ada saat itu belum musim panen. Tindak tutur wali murid 1 mengutamakan prinsip sopan santun sebab, di awal tuturan disampaikan permohonan maaf terlebih dahulu. Hal ini mengindikasikan bahwa ada semacam penghormatan pada penutur (guru) atas tindak tutur yang akan disampaikan, yakni alasan penolakan / penawaran dari wali murid 1 dan harapan agar guru mengerti keadaan wali murid 1 yang tidak bisa membeli buku pada saat itu.

(2) Tanggapan yang diberikan oleh wali murid 2 Maaf Pak., mungkin waktunya belum tepat. Apa bisa diundur? Dari tuturan yang disampaikan oleh wali murid 2 tersebut juga mengindikasikan penggunaan prinsip sopan santun. Sebab, saat akan menyampaikan penolakan atau penawaran pengunduran pembelian buku, sama halnya dengan tindak tutur wali murid 1, tindak tutur wali murid 2 juga diawali dengan kata Maaf Pak. Hal itu mengindikasikan bahwa wali murid 2 juga memberikan penghormatan terhadap mitra tutur (guru) atas tindak tutur yang akan disampaikannya (tindak tutur yang bermaksud menolak dan menawar himbauan yang diberikan oleh guru). (3) Tanggapan yang disampaikan oleh wali murid 3, Maaf, Pak, apa belinya itu jangan sekarang, bulan depan karena sedang sulit keuangannya., juga mengandung prinsip sopan santun. Sama dengan tindak tutur kedua wali murid sebelumnya, di awal tuturan yang akan disampaikan oleh wali murid 3 juga terdapat kata Maaf Pak. Hal ini mengindikasikannya pemberian rasa hormat kepada guru sebagai mitra tutur atas tuturan yang akan disampaikan oleh wali murid 3 tersebut meskipun tindak tutur yang akan disampaikan berupa rasa keberatan, penolakan / penawaran. Hal yang membuat berdeda dengan tuturan kedua wali murid sebelumnya, tuturan yang disampaikan oleh wali murid 3 lebih menunjukkan kerendahan hati. Kerendahan hati tersebut terlihat pada tuturan yang memberitahukan bahwa wali murid 3 meminta/menawar agar buku tidak dibeli sekarang. Agar dibeli bulan depan, sebab keluarga mereka sedang kesulitan dalam perekonomian.

Sedangkan disebut menggunakan prinsip kerja sama karena pada tindak tutur wali murid 2 misalnya, sangat memenuhi syarat dari maksim kuantitas, maksim hubungan dan maksim cara. Memenuhi maksim kuantitas, sebab pada tuturan apa yang dituturkan sangat efektif dalam menanggapi informasi dan himbauan yang diberikan oleh guru. Memenuhi maksim hubungan, sebab tuturan sangat berhubungan / koheren dengan informasi / himbauan dari guru. Guru menghimbau tentang waktu pembelian buku, wali murid 2 menanggapi dengan penolakan / penawaran pengunduran waktu pula. Memenuhi maksim cara, sebab dalam pemahaman tuturan yang disampaikan wali murid tidak terlalu sulit. Pada tuturannya tidak ada kata yang bertele-tele, yang dituturkan sangat efektif. Penyampaiannya pun teratur. Tidak ada ketaksaan pula yang terkandung dalam tuturan tersebut.

Untuk wali murid 1, tidak dapat dapat dikatakan menggunakan prinsip kerja sama. Sebab, tuturan wali murid 1 melanggar semua syarat maksim dari prinsip kerja sama yang ada. Maaf Pak., sekarang waktunya belum musim panen..... Dari tuturan tersebut diketahui tuturan melanggar syarat dari maksim kuantitas, maksim hubungan dan maksim cara. Melanggar maksim kuantitas, sebab tanggapan yang dituturkan tidak efektif dalam menanggapi informasi dan himbauan yang diberikan oleh guru. Penutur tidak dapat mengetahui langsung makna dan maksud tuturan yang disampaikan. Diperlukan pengkajian lebih lanjut untuk mengetahui makna dan maksud tuturan yang disampaikan. Sebab tuturan itu sendiri mengandung modus yang menimbulkan bermacam dugaan. Melanggar maksim hubungan, sebab tuturan yang disampaikan kurang koheren atau bahkan tidak koheren. Guru menginfokan tentang tahun ajaran baru yang sudah dimulai dan menghimbau agar wali murid membeli buku pelajaran. Sedangkan wali murid menanggapi dengan memberitahukan bahwa saat itu belum waktunya untuk panen. Tidak ada koherensi antara informasi dan himbauan dengan waktu panen. Tetapi bila ditelaah lebih lanjut, koherensi itu muncul ketika hendak menyimpulkan dugaan-dugaan yang ada. Melanggar maksim cara, sudah jelas bahwa tuturan yang disampaikan menimbulkan kesamaran sebab penyampaiannya sangatlah bertele-tele (tidak efektif) dan tidak teratur. Wali murid 1 tidak menyampaikan langsung penolakannya tetapi malah menginfokan bahwa waktu belum panen. Hampir sama dengan tuturan wali murid 2, tuturan wali murid 3 dapat dikatakan menggunakan prinsip kerja sama. Dikatakan demikian sebab tuturan memenuhi keempat maksim kerja sama. Sudah jelas pada penyampaiannya, tuturan yang disampaikan tidak bertele-tele (efektif, sehingga tidak timbul bermacam dugaan), jelas dan memiliki hubungan yang sesuai dengan tuturan dari guru. Hal yang membedakan dengan wali murid 2 terletak pada sikap penyampaian saja. Wali murid 2 terlihat lebih tegas dalam menyampaikan penolakan dan penawarannya dibandingkan tuturan yang disampaikan oleh wali murid 3.

Sudah diketahui alasan-alasan atau penjelasan-penjelasan dari penggunaan prinsip pada tindak tutur ketiga wali murid. Maka, kesimpulan dari alasan-alasan tersebut adalah ketiga tindak tutur lebih mengedepankan prinsip sopan santun dalam penyampaian tuturannya. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan kata Maaf Pak di awal tuturan ketiga wali murid tersebut. Meskipun tuturan wali murid 2 dan 3 menggunakan prinsip kerja sama, tetapi pada awal tuturan, mereka menggunakan kata Maaf Pak. Itu berarti, wali murid 2 dan 3 masih

memberikan penghormatan terhadap lawan bicara (guru). Meskipun ketiga tuturan wali murid semuanya mengandung penolakan dan penawaran atas himbauan yang diberikan oleh guru, ketiga wali murid tersebut masih memberikan rasa hormat kepada guru (masih dituturkannya kata Maaf Pak).

***

Anda mungkin juga menyukai