Anda di halaman 1dari 4

Filosofi Pendidikan Indonesia

Nama : Musyarofah

Jurusan : Pendidikan Profesi Guru Bahasa Indonesia Tahun 2023


Tugas : Aksi Nyata - Kontribusi Nyata Penerapan Dasar-Dasar Pendidikan Ki Hadjar Dewantara
Link : https://ofamusyarofah30.blogspot.com/2023/10/filosofi-pendidikan-aksi-nyata.html

1. Perasaan selama melakukan perubahan di kelas

Perasaan saya selama mengikuti perkuliahan Filosofi Pendidikan Indonesia menjadi lebih
terbuka dan adaptif karena melihat kondisi lingkungan belajar di sekolah seperti apa dan
bagaimana, sedangkan di kampus adanya diskusi pendalam materi yang nantinya sebagai bekal
ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah baik untuk saat ini PPL I maupun untuk
bekal di masa mendatang ketika saya sudah resmi menjadi seorang pendidik yang profesional.
Kegiatan di kelas selama perkuliahan dilakukan untuk memberikan jawaban-jawaban atau
membahas persoalan-persoalan yang ditemui ketika di sekolah. Saya juga menjadi lebih
bersyukur dan bersemangat lagi mempelajari serta memperdalam teori-teori dari kampus yang
berkaitan dengan dunia pendidikan dan saya berusaha untuk menyempatkan diri memperoleh
sumber-sumber lain sebagai pendukung peningkatan diri saya sebagai seorang calon pendidik
dan pendidik walau masih tarafnya PPL. Selama perubahan di kelas saya memahami lebih
mendalam terkait prinsip-prinsip Ki Hajar Dewantara yang harus ditanamkan pada peserta didik
dengan begitu saya mempunyai arah dan tujuan untuk dapat menumbuhkan jiwa dan karakter
pelajar bangsa Indonesia. Tentunya, saya sebagai calon pendidik harus berusaha terlebih dahulu
memahami pesan-pesan maupun teori ketika pembelajaran di kelas ketika mata kuliah ini
berlangsung barulah saya menerapkan dalam diri dan juga mempraktikkannya untuk para peserta
didik, saya juga berusaha untuk mencerna dan menyimak pemahaman ketika para rekan
mahasiswa bertanya maupun memberikan masukan ketika pembelajaran dan tak kalah penting
saya memberikan perhatian penuh ketika dosen dan mahasiswa memberikan materi maupun
membahas isu-isu ataupun kejadian yang sedang ramai dibicarakan berkaitan dengan dunia
pendidikan karena ini nantinya akan sebagai evaluasi diri saya untuk menerapkan prinsip dalam
diri misal suatu kegiatan negatif (oh ternyata itu tidak baik) kegiatan positif (ternyata kalau
melakukan ini banyak manfaatnya, nanti saya terapkan) kurang lebih perubahan yang salam
alami seperti itu, sembari adanya perubahan-perubahan lain mengikuti kondisi dan pembelajaran
terbaru.

2. Ide atau gagasan yang timbul sepanjang proses perubahan

Ketika proses perubahan itu terjadi dalam diri saya. Saya berusaha untuk terus
memperbaiki diri saya dengan cara saya mempelajari hal-hal baru contohnya, ketika ada
pengumpulan tugas yang mengharuskan untuk di publikasikan maka saya berusaha belajar secara
otodidak seperti membuat akun blogspot pribadi terlebih dahulu ketika pengumpulan tugas di
topik 1 dan ketika pengumpulan tugas topik 2 mengenai “koneksi antar matari” saya juga
membuat akun blogspot lagi yakni di kompasiana, akun tersebut baru dibuat saat itu juga lalu
mengirimkan tugas dalam bentuk artikel. Hal ini saya lakukan guna untuk menambah wawasan
dan keterampilan saya makannya tugas di publikasikan di blog yang berbeda. Selama proses
perubahan juga, saya suka mencari ide atau referensi konten dari sosial media seperti
penggunaan ice breaking, gaya belajar, pendekatan hubungan guru dan murid, serta juga materi
atau kreativitas pengumpulan tugas kegiaatn ppg hal ini saya lakukan untuk menambah
keterampilan ide-ide yang nantinya akan saya kembangan dan terapkan, selain itu juga
menginovasi diri akan lebih kreatif dan aktif lagi apalagi di era abad 21 teknologi ini
berkembang begitu pesat makanya ketika membuat konten diusakan yang positif dan bermanfaat
bagi semua orang, saya berusaha mempelajari dan menerapkannya agar bisa terjangkau sampai
pada siapapun yang aktif bermain sosial media bisa melihatnya ini nantinya ketika saya menjadi
pendidikan akan diterapkan peserta didik yang memahami kecanggihan teknologi. Selain itu,
saya juga ketika pembelajaran di kelas 7, menerapkan ketika mencatat pembelajaran diberikan
titi mangsa yakni tanggal dan hari agar catatan atau buku latihan mereka lebih jelas mempelajari
hal apa saja pada hari itu serta mudah diingat, karena dominan anak kelas 7 yang saya lihat di
tempat PPL I itu tidak diberi tanggal dan hari dan penulisan tata letaknya masih cukup dibilang
kurang baik. Saya juga berusaha menerapkan dalam diri bahwa pembelajaran itu dilakukan
haruslah berpikir kepada siswa dengan melihat kondisi baik fisik maupun psikis dari siswa, tidak
baik seorang guru memaksa dengan nada keras atau perlakuan keras, jadilah teman untuk peserta
didik yang mengayomi dan menuntun dengan penuh kelembutan karena hati murid akan tergerak
bila kita saling menghormati dan jangan pandang murid itu sebagai orang yang tidak tahu apa-
apa, tapi pandanglah murid sebagai sama-sama manusia yang perlu untuk dihormati dan
dimengerti, karena perlakuan baik akan kembali datang dengan perlakuan balik pula. Guru bukan
berarti tahu segalanya, namun perlu adanya sikap saling menghargai dan menghormati
contohnya ketika murid memberikan masukan sebagai guru harus menerimanya karena ini
dilihat dari perspektif luar guru yang menilai murid dan guru harus menyadari itu agar ketika
guru memberikan masukan kepada murid dengan sendirinya murid akan mendengarkan dan
melaksanakan masukan dari guru tentunya masukan baik dari guru atau murid harus yang
membawa kebaikan dan menciptakan hubungan belajar yang baik antara guru dengan murid.

3. Pembelajaran dan pengalaman dalam bentuk catatan praktik baik

Selama mengikuti kegiatan PPL I yang sudah berjalan selama kurang lebih 5 minggu
terhitung dari seterah terima di sekolah, saya memperoleh beragam pembelajaran dan
pengalaman baik di lingkungan sekolah maupun di dalam kelas. Saya bisa secara langsung dapat
mengamati karakteristik peserta didik ditingkatan kelas yang berbeda, misalnya ketika saya
masuk di kelas IX F kebetulan pada saat itu jam pembelajaran bahasa Indonesia dilakukan
setelah jam istirahat pertama, di mana siswa belum siap untuk menerima pembelajaran karena
para siswa masih sibuk dengan kegiatannya masing-masing ada yang mengobrol, tidur di meja
kepalanya, bercanda namun tidak terlalu bising. Sedangkan, ketika pada saat saya masuk di kelas
7 G pembelajaran berlansung setelah jam istirahat pertama serta sudah ada gurunya tapi suasana
kelas terlalu ramai dan bising tidak dapat dikondisikan hal ini sama peserta didik yang
merupakan lulusan SD/MI mungkin memerlukan penyesuaian dan arahan dari guru ke jenjang
SMP, namun setelah adanya pemberian tugas dan guru izin keluar sebentar ternyata kelas makin
ramai dan bising hal juga memungkinkan karena mereka berinteraksi dalam pengerjaan tugas
individu dalam menulis sebuah puisi karya sendiri. Dari kejadian dua hal tersebut, saya sebagai
calon pendidik harus mampu mengkondisikan murid berdasarkan karakternya dan harus mampu
mengayomi dengan cara mengontrol murid supaya dapat fokus dalam belajar. Kemudian, pada
saat saya melakukan observasi pembelajaran di kelas 7 I juga, guru membebaskan murid untuk
mencari ide atau gagasan dalam membuat puisi berdasarkan lingkungan sekitar. Jadi, guru
membagi dua kegiatan pembelajaran ada sebagaian siswa yang membuat puisi di dalam kelas
dan sebagiannya lagi membuat puisi di luar kelas hal ini sesuai dengan gaya belajar peserta didik
dan pengalaman yang baru bagi saya karena dapat saya terapkan.

4. ‘Foto bercerita’ dari seluruh rangkaian pelaksanaan (perencanaan, penerapan dan


refleksi) aksi Anda.

Perencanaan Kegiatan diskusi pagi ketika di


perpustakaan, untuk merencanakan
observasi pembelajaran dan asistennya
mengajar. Proses perencanaan sebagai
langkah awal sebelum melakukan
kegiatan pembelajaran dan perubahan di
dalam kelas. Tahap perencanaan
dilakukan untuk penyusunan yang
berkaitan pembelajaran yang sedang
berjalan dan dengan menganalisis
rancangan pembelajaran yang telah
dirancang oleh guru yang ada di sekolah.

Penerapan Pada tahap penerapan ini, merupakan inti


pelaksanaan dan wujud nyata dari
pembahasan diskusi dan juga pemahaman
teori yang dilakukan baik di kampus
dengan dosen dan para mahasiswa
maupun bersama dengan teman
kelompok PPL lainnya. Gambar tersebut
menunjukkan bahwa guru harus selalu
memahami karakter peserta didik dan
juga sebagai fasilitator untuk
memberikan kecakapan yang harus ada
dan dimiliki oleh semua peserta didik.
Guru harus mengetahui latar belakang
peserta didik dengan cara membangun
hubungan yang lebih dekat dengan
murid.

Refleksi pada tahap akhir ini sebagai tahap


refleksi, sebagaimana gambaran atas
dilakukannya kegiatan perencanaan dan
pelaksanaan apakah telah sesuai apa ada
kendala untuk dapat diperbaiki lagi ke
depannya. Ini dilakukan bersama dengan
kelompok PPL dan guru pamong di
sekolah
5. Anda juga dapat memasukkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan peserta didik yang
terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan

Testimoni yang diperoleh berdasarkan kegiatan refleksi yang telah dilakukan yakni
bahwa Alhamdulillah guru pamong pun menyetujui dan mendukung demi terciptanya
pembelajaran yang berfokus dan berpihak pada peserta didik, guru pamong juga tidak keberatan
untuk adanya perubahan-perubahan dalam pembelajaran untuk kebaikan peserta pedidik di masa
mendatang apalagi mereka masih dalam tingkat SMP yang perlu adanya perubahan dan
penanaman jiwa karakteristik agar memiliki kecakapan di era abad 21 namun tetap dengan
memerhatikan kondisi dari peserta didik itu sendiri. Antara saya dan rekan beserta guru pamong
selalu mendiskusikan kegiatam pembelajaran, kolaborasi ini guna untuk dapat menciptakan
keberhasilan pembelajaran yang sesuai dengan tujuannya dan juga ketika ada gangguan atau ada
peserta didik yang perlu perhatiin guru pamong memberikan nasehat yang baik seperti para
peserta didik sebenarnya tidak ada yang nakal atau bandel hanya mereka perlu perhatian dari
gurunya ini sangat membantu bagi saya dan dengan adanya afirmasi tersebut dari guru pamong
saya makin yakin peserta didik butuh perhatian yang harus diperhatikan dan juga guru tidak
boleh hanya berfokus terhadap satu murid saja maka harus adil untuk ke semua peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai