3 1 - Metode Perhitungan Perkerasan Jalan PDF
3 1 - Metode Perhitungan Perkerasan Jalan PDF
a. Jalur Rencana b.Umur Rencana( UR ) c. Indeks Permukaan ( IP ) d.Lalu lintas harian rata rata ( LHR ) e. Angka Ekivalen ( E )
f. Lintas Ekivalen Permukaan( LEP ) g.Lintas Ekivalen Akhir ( LEA ) h.Lintas Ekivalen Tengah ( LET ) i. Lintas Ekivalen Rencana ( LER ) j. Daya Dukung Tanah ( DDT ) dan CBR k. Faktor Regional ( FR ) i. Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )
ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3 = (0.40 x 5 ) + ( 0,14 x 12 ) + ( 0,12 x D3 ) 5,6 = 3,68 + ( 0,12 x D3 ) D3 = 5,6 3,68 = 16 cm 0,12
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
SUSUNAN LAPIS PERKERASAN RUAS JALAN DENGAN PERHITUNGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA KOMPONEN
3 cm 12 cm
Lapis Permukaan Lapis Pondasi Atas Lapis Pondasi Bawah Tanah Dasar
16 cm
Berdasarkan tinjauan perhitungan Tebal Lapis perkerasan LPA dan LPB dengan Metode Analisa Komponen pada Ruas Jalan :
Tebal Lapis Permukaan Tebal Lapis pondasi Atas ( LPA ) Tebal Lapis Pondasi Bawah ( LPB )
= 5 cm = 12 cm = 16 cm
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
Metoda analisa komponen Bina Marga merupakan metoda perencanaan tebal konstruksi perkerasan secara empiris Metoda ini merupakan modifikasi dari metoda AASHTO 1972 yang disesuaikan dengan kondisi jalan diindonesia. Rumus-rumus dasar yang digunakan adalah rumus AASHTO 1972
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
Rumus Dasar
IPo IPt 4.2 1.5 Log( LER) 9.3 log( ITP 2.54) 3.9892 138072 0.4 ( ITP 2.54)5.19 log log 1 FR 0.371( DDT 3)
LER = Lintas Ekivalen Rencana Selama Umur Rencana ITP IPo IPt FR DDT = Indeks Tebal Perkerasan = Indeks Permukaan Awal = Indeks Permukaan Akhir = Faktor Regional = Daya Dukung Tanah
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
5,5 m < L < 8,25 m 8,25 m < L < 11,25 m 11,25 m < L < 15,00 m 15,00 m < L < 18,75 m 18,75 m < L < 22,00 m
DDT
1.7
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
Indeks Permukaan
IPo
IPt
Jenis lapis Permukaan Laston Lasbutag HRA Burda Burtu Lapen Latasbum buras Latasir Jalan Tnah Jalan Kerikil
IPo >4 3,9 - 3,5 3,9 - 3,5 3,4 - 3,0 3,9 - 3,5 3,4 - 3,0 3,9 - 3,5 3,4 - 3,0 3,4 - 3,0 2,9 - 2,5 2,9 - 2,5 2,9 - 2,5 2,9 - 2,5 < 2,4 < 2,4
Roughness (mm/km) < 1000 > 1000 < 2000 > 2000 < 2000 > 2000 < 2000 < 2000 < 3000 > 3000
Klasifikasi Jalan Lokal Kolektor arteri < 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0 10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0 100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5 > 1000 2,0 - 2,5 2,5 LER
Tol
2,5
Faktor Regional
Curah hujan Iklim I < 900 mm/tahun Iklim II > 900 mm/tahun Kelandaian I (< 6%) % Kendaraan Berat < 30 % >30 % 0,5 1,0 - 1,5 Kelandaian II (< 6%-10%) % Kendaraan Berat < 30 % >30 % 1,0 1,5 - 2,0 Kelandaian III (> 10%) % Kendaraan Berat < 30 % >30 % 1,5 2,0 - 2,5
1,5
2,0 - 2,5
2,0
2,5 - 3,0
2,5
3,0 - 3,5
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
www.salmanisaleh.wordpress.com
5/16/2011
LAPIS PONDASI
ITP < 3,00 3,00 - 7,49 Tebal Minimum (cm) 15 20 10 20 15 10,00 - 12,24 > 12,25 20 25 Bahan Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur, Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS
7,50 - 9,99
www.salmanisaleh.wordpress.com