Anda di halaman 1dari 8

5/16/2011

METODE PERHITUNGAN BIAYA KONSTRUKSI JALAN


Metode yang digunakan dalam menghitung tebal lapis perkerasan
adalah Metode Analisa Komponen, dengan menggunakan parameter
sesuai dengan buku Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya Departemen PU ( 1987 ), dengan besaran yang diperlukan
yaitu :

a. Jalur Rencana f. Lintas Ekivalen Permukaan( LEP )


b.Umur Rencana( UR ) g.Lintas Ekivalen Akhir ( LEA )
c. Indeks Permukaan ( IP ) h.Lintas Ekivalen Tengah ( LET )
d.Lalu lintas harian rata – i. Lintas Ekivalen Rencana ( LER )
rata ( LHR ) j. Daya Dukung Tanah ( DDT ) dan
e. Angka Ekivalen ( E ) CBR
k. Faktor Regional ( FR )
i. Indeks Tebal Perkerasan ( ITP )

Menetapkan Tebal Lapis


Perkerasan
a1 = 0,40 a2 = 0,14 a3 = 0,12
D1 = 5 cm D2 = 12 cm D3 =.....cm ?

ITP = a1D1 + a2D2 + a3D3


= (0.40 x 5 ) + ( 0,14 x 12 ) + ( 0,12 x D3 )
5,6 = 3,68 + ( 0,12 x D3 )
D3 = 5,6 – 3,68 = 16 cm
0,12

www.salmanisaleh.wordpress.com 1
5/16/2011

SUSUNAN LAPIS PERKERASAN RUAS JALAN DENGAN


PERHITUNGAN MENGGUNAKAN METODE ANALISA
KOMPONEN

3 cm Lapis Permukaan
12 cm Lapis Pondasi Atas

Lapis Pondasi Bawah


16 cm

Tanah Dasar

Gambar susunan Konstruksi Perkerasan Hasil Perhitungan

Berdasarkan tinjauan perhitungan Tebal Lapis


perkerasan LPA dan LPB dengan Metode Analisa
Komponen pada Ruas Jalan :

Tebal Lapis Permukaan = 5 cm


Tebal Lapis pondasi Atas ( LPA ) = 12 cm
Tebal Lapis Pondasi Bawah ( LPB ) = 16 cm

www.salmanisaleh.wordpress.com 2
5/16/2011

METODA ANALISA KOMPONEN


BINA MARGA

 Metoda analisa komponen Bina Marga merupakan


metoda perencanaan tebal konstruksi perkerasan
secara empiris
 Metoda ini merupakan modifikasi dari metoda
AASHTO 1972 yang disesuaikan dengan kondisi jalan
diindonesia.
 Rumus-rumus dasar yang digunakan adalah rumus
AASHTO 1972

www.salmanisaleh.wordpress.com 3
5/16/2011

Rumus Dasar
IPo IPt
log
4.2 1.5 1
Log( LER) 9.3 log( ITP 2.54) 3.9892 log 0.371( DDT 3)
138072 FR
0.4
( ITP 2.54)5.19

LER = Lintas Ekivalen Rencana Selama Umur Rencana


ITP = Indeks Tebal Perkerasan
IPo = Indeks Permukaan Awal
IPt = Indeks Permukaan Akhir
FR = Faktor Regional
DDT = Daya Dukung Tanah

Penentuan
LER = LET x FP
LER
LET = ½ (LEP + LEA)
FP = UR/10
LEA = LEP (1+r)2
LEP = ∑ LHRi x ESALi x Ci x (1+a)n’

www.salmanisaleh.wordpress.com 4
5/16/2011

Koefisien distribusi Lajur Pedoman Penentuan Jumlah Lajur

Lebar Perkerasan (L) Jumlah Lajur (m)


Jumlah Lajur Kendaraan Ringan * Kendaraan Berat **
1 arah 2 arah 1 arah 2 arah L< 5,5 m 1 lajur

1 lajur 1,00 1,00 1,00 1,00 5,5 m < L < 8,25 m 2 lajur
2 lajur 0,60 0,50 0,70 0,50
8,25 m < L < 11,25 m 3 lajur
3 lajur 0,40 0,40 0,50 0,48
11,25 m < L < 15,00 m 4 lajur
4 lajur 0,30 0,45
5 lajur 0,25 0,43 15,00 m < L < 18,75 m 5 lajur
6 lajur 0,20 0,40 18,75 m < L < 22,00 m 6 lajur
* Berat Total
< 5 ton
** Berat Total
> 5 ton

DAYA DUKUNG TANAH


 Dengan Pendekatan Persamaan

DDT ( 4.3 log ( CBR ) ) 1.7

www.salmanisaleh.wordpress.com 5
5/16/2011

Indeks Permukaan
IPo IPt

Jenis lapis Roughness Klasifikasi Jalan


IPo LER
Permukaan (mm/km) Lokal Kolektor arteri Tol
Laston >4 < 1000 < 10 1,0 - 1,5 1,5 1,5 - 2,0
3,9 - 3,5 > 1000 10 - 100 1,5 1,5 - 2,0 2,0
Lasbutag 3,9 - 3,5 < 2000 100 - 1000 1,5 - 2,0 2,0 2,0 - 2,5
3,4 - 3,0 > 2000 > 1000 2,0 - 2,5 2,5 2,5
HRA 3,9 - 3,5 < 2000
3,4 - 3,0 > 2000
Burda 3,9 - 3,5 < 2000
Burtu 3,4 - 3,0 < 2000
Lapen 3,4 - 3,0 < 3000
2,9 - 2,5 > 3000
Latasbum 2,9 - 2,5
buras 2,9 - 2,5
Latasir 2,9 - 2,5
Jalan Tnah < 2,4
Jalan Kerikil < 2,4

Faktor Regional
Kelandaian I (< 6%) Kelandaian II (< 6%-10%) Kelandaian III (> 10%)
Curah hujan % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat % Kendaraan Berat
< 30 % >30 % < 30 % >30 % < 30 % >30 %
Iklim I <
0,5 1,0 - 1,5 1,0 1,5 - 2,0 1,5 2,0 - 2,5
900 mm/tahun

Iklim II >
1,5 2,0 - 2,5 2,0 2,5 - 3,0 2,5 3,0 - 3,5
900 mm/tahun

www.salmanisaleh.wordpress.com 6
5/16/2011

Penentuan Tebal Lapisan Perkerasan

ITP = a1D1 +a2D2+a3D3+ …….+anDn

ai = Koefisien kekuatan relatif bahan


perkerasan
Di = Tebal Lapis perkerasan
ITP = Indeks Tebal Perkerasan

www.salmanisaleh.wordpress.com 7
5/16/2011

Tebal kekuatan relatif bahan


Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan
Relatif
Jenis Bahan
MS Kt CBR
a1 a2 a3
(kg) (Kg/cm2) (%)
0,40 744
0,35 590
0,32 454
Laston
0,30 340
0,35 744
0,31 590
0,28 454
Asbuton
0,36 340
0,30 340 Hot Rolled Asphalt
0,26 340 Asphalt Macadam
0,25 LAPEN (Mekanik)
0,20 LAPEN ( Manual)
0,28 590
0,26 454 Laston Atas
0,24 340
0,23 LAPEN (Mekanik)
0,19 LAPEN ( Manual)
0,15 22
Stabilitas tanah dengan semen
0,13 18
0,15 22
Syabilitas tanah dengan kapur
0,13 18
0,14 100 Pondasi Macadam (kering)
0,12 60 Pondasi Macadam (basah)
0,14 100 Batu Pecah (Kelas A)
0,13 80 Batu Pecah (Kelas B)
0,12 60 Batu Pecah (Kelas C)
0,13 70 Sirtu/pitrun (Kelas A)
0,12 50 Sirtu/pitrun (Kelas B)
0,11 30 Sirtu/pitrun (Kelas C)
0,10 20 Tanah/lempung kepasiran

Tebal Minimum Lapisan Perkerasan

LAPIS PERMUKAAN
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm)
<3,00 Lapis Pelindung, Buras, Burtu/Burda
3,00 - 6,70 5 LAPEN/Aspal Macadam, HRA, Asbuton, LASTON
6,71 - 7,49 7,5 LAPEN/Aspal Macadam, HRA, Asbuton, LASTON
7,50 - 9,99 7,5 Asbuton, LASTON
> 10,00 10 LASTON
LAPIS PONDASI
Tebal Minimum
ITP Bahan
(cm)
< 3,00 15 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur
20 Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur
3,00 - 7,49
10 LASTON ATAS
Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur,
20
7,50 - 9,99 Pondasi Macadam
15 LASTON ATAS
Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur,
10,00 - 12,24 20
Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS
Batu Pecah, Stabilitas Tanah dengan Semen, Stabilitas Tanah dengan Kapur,
> 12,25 25
Pondasi Macadam, LAPEN, LASTON ATAS

Tebal Lapis Pondasi Bawah Minimal 10 cm (contoh hit perkerasan jalan)

www.salmanisaleh.wordpress.com 8

Anda mungkin juga menyukai