Anda di halaman 1dari 17

18

MODELMODEL DESAIN PEMBELAJARAN


Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen-komponen pembelajaran. Beberapa model pengembangan pembalajaran antara lain : Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional ! Model "erold #.$emp! %lasser!Bella Banathy! &ogers dan model- model pembelajaran lainnya. 'dapun model- model pembelajaran yang akan dikaji pada buku ini adalah: Model PPSI (Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional ! Model %lasser. Model %erla(h ) #lly dan Model "erold #. $emp. A. MODEL PPSI (PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL) Mun(ulnya model PPSI dilatarbelakangi oleh beberapa hal berikut : 1. Pemberlakuan $urikulum 1*+,! metode penyampaian adalah -Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI -untuk Pengembangan Satuan Pembelajaran (&PP . .. Berkembangnya paradigma -pendidikan sebagai suatu sistem/! maka pembelajaran menggunakan pendekatan sistem (PPSI . 0. Pendidik1guru masih menggunakan paradigma -Transfer of Knowledge/ belum pada pembelajaran yang pro2esional. 3. 4untutan $urikulum 1*+, yang berorientasi pada tujuan! rele5ansi! e2isiensi! e2ekti5itas! dan kontinuitas. ,. Sistem Semester pada $urikulum 1*+, menuntut Peren(anaan Pengajaran sampai satuan materi terke(il. $onsep dari PPSI ini adalah bah6a sistem instruksional yang menggunakan pendekatan sistem! yaitu satu kesatuan yang terorganisasi! yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berhubungan satu sama lainnya dalam rangka men(apai tujuan yang diinginkan. Sedangkan 2ungsi PPSI adalah untuk menge2ekti2kan peren(anaan dan pelaksanaan program pengajaran se(ara

1*

sistematik dan sistematis! untuk dijadikan sebagai pedoman bagi pendidik dalam melaksanakan proses belajar 7 mengajar. 'da lima langkah 7 langkah pokok dari pengembangan model PPSI ini yaitu : 1. Merumuskan 4ujuan Pembelajaran (menggunakan istilah yang operasional! berbentuk hasil belajar! berbentuk tingkah laku dan hanya satu kemampuan1 tujuan . .. Pengembangan 'lat #5akuasi (menentukan jenis tes yang akan digunakan! menyusun item soal untuk setiap tujuan . 0. Menentukan $egiatan Belajar Mengajar! (merumuskan semua kemungkinan kegiatan pembelajaran untuk men(apai tujuan! menetapkan kegiatan pembelajaran yang akan ditempuh . 3. Meren(anakan Program $egiatan Belajar Mengajar! (merumuskan materi pelajaran! menetapkan metode yang digunakan! memilih alat dan sumber yang digunakan dan menyusun program kegiatan1jad6al . ,. Pelaksanaan! (mengadakan pretest! menyampaikan materi pelajaran! mrngadakan posttest dan re5isi . B. MODEL GLASSER 1. Pendahuluan Model desain pembelajaran pada dasarnya merupakan pengelolaan dan pengembangan yang dilakukan terhadap komponen7komponen pembelajaran. 'dapun model pembelajaran yang akan dipaparkan adalah Model %lasser adalah model yang paling sederhana. 2. Lan !ahlan !ah M"del R. Gla##e$ 8angkah7langkah yang harus ditempuh dalam mengembangkan desain pembelajaran Model %lasser adalah sebagai berikut : a. In#%$u&%'"nal G"al# (S'#%e( O)*e!%'+) Pembelajaran dilakukan dengan (ara langsung melihat atau menggunakan objek sesuai dengan materei pelajaran dan tujuan pembelajaran. "adi! seorang

.9

sis6a diharapkan langsung bersentuhan dengan objek pelajaran. :alam hal ini sis6a lebih ditekankan pada praktik. ). En%e$'n Beha,'"$ (S'#%e( In-u%) Pelajaran yang diberikan pada sis6a dapat diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku! misalnya sis6a terjun langsung ke lapangan. &. In#%$u&%'"nal P$"&edu$e# (S'#%e( O-e$a%"$) Membuat prosedur pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada sis6a! sehingga pembelajaran sesuai dengan prosedurnya. d. Pe$+"$(an&e A##e##(en% (Ou%-u% M"n'%"$) Pembelajaran diharapkan dapat mengubah penampilan atau perilaku sis6a se(ara tetap atau perilaku sis6a yang menetap. Model %lasser adalah model yang paling sederhana. Ia menggambarkan suatu desain atau pengembangan pembelajaran ke dalam empat komponen! yaitu dapat digambarkan sebagai berikut: .. MODEL GERLA./ DAN EL0 1. Pendahuluan 'da beberapa model pembelajaran yang digunakan! salah satunya adalah model pembelajaran %erland dan #ly (1*+1 . %erla(h dan #ly mendesain sebuah model pembelajaran yang (o(ok digunakan untuk segala kalangan termasuk untuk pendidikan tingkat tinggi! karena didalamnya terdapat penentuan strategi yang (o(ok digunakan oleh peserta didik dalam menerima materi yang akan disampaikan. :i samping itu! model %erla(h dan #ly menetapkan pemaikaian produk teknologi pendidikan sebagai media dalam menyampaikan materi. Model ini merupakan suatu upaya untuk menggambarkan se(ara gra2is! suatu metode peren(anaan pembelajaran yang sistematis. Model ini merupakansuatu pedoman atau suatu peta perjalanan dan hendaknya digunakan sebagai (he(klist dalam menbuat sebuah ren(ana untuk kegiatan pembelajaran. 2. K"(-"nen !"(-"nen M"del Pe()ela*a$an Ge$la&h dan El1 a. Me$u(u#!an Tu*uan Pe()ela*a$an (S-e&'+'&a%'"n "+ O)*e&%',e#) Berikut petunjuk praktis merumuskan tujuan pembelajaran.

.1

1 . 0 3 , = + 8

;ormulasikan dalam bentuk yang operasional (mudah diukur . &umuskan dalam bentuk produk belajar. &umuskan dalam tingkah laku sis6a! bukan tingkah laku guru. &umuskan sedemikian rupa sehingga menunjukkan dengan jelas tingkah laku yang dituju. <sahakan hanya mengandung satu tujuan belajar (satu kemampuan . &umuskan tujuan dalam tingkah laku yang dikehendaki. &umuskan kondisi dari tingkah laku yang dikehendaki. >atumkan standar tingkah laku yang dapat diterima. Bahan 1 materi pada dasarnya adalah -isi1konten/ dari kurikulum! yakni berupa pengalaman belajar dalam bentuk topik1subtopik dan rin(iannya. Isi materi berbeda7beda menurut bidang studi! sekolah! tingkatan! dan kelasnya. ?amun! isi materi harus sesuai dengan tujuan yang ingin di(apai. @leh karena itu! apa yang akan diajarkan pada sis6a hendaknya dipilih pokok bahasan yang lebih spesi2ik. %unanya! selain untuk membatasi ruang lingkupnya juga apa yang akan diajarkan dapat lebih jelas dan mudah dibandingkan atau dipisahkan dengan pokok bahasan lain dalam satu mata pelajaran yang sama.

). Menen%u!an I#' Ma%e$' (S-e&'+'&a%'"n "+ ."n%en%)

&. Pen'la'an Beha,'"$#)

Ke(a(-uan

A2al S'#2a (A##e##(en% "+

En%e$'n

Pengumpulan data sis6a dilakukan dengan dua (ara : 1 Pretest. :ilakukan untuk mengetahui student a(hie5ement! yaitu apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui tentang ren(ana pokok bahasan yang akan diajarkan. Misalnya! dengan mengukur sampai di mana pengetahuan sis6a tentang: :e2inisi: sampai dimana sis6a dapat menerangkan istilah7istilah pokok dalam pokok bahasan yang akan diajarkanA $onsep: apakah sis6a mengerti dan dapat menerangkan konsep7 konsep dasar dari pokok bahasan yang akan diajarkanA

..

Mengumpulkan data pribadi sis6a (personal data untuk mengukur potensi sis6a dan mengelompokkannya ke dalam kategori siapa7siapa yang termasuk slo6 learners. >aranya dapat dengan mengadakan intelligen(y test. Misalnya! mengukur kesanggupan sis6a dalam : Membuat alasan1 sanggahanA $emampuan mengungkapkan kembaliA $eterampilan mengolah data! dan sebagainya.

d. Mene%u!an S%$a%e ' (De%e$('na%'"n "+ S%$a%e 1) Strategi pembelajaran merupakan pendekatan ynag dipakai pengajar dalam memanipulasi in2ormasi! memilih sumber 7 sumber dan menentukan tugas 1 peranan sis6a dalam kegiatan belajar 7 mengajar (%erla(h dan #ly . 1 Bentuk ekspose (eBpository yang laCim dipergunakan dalam kuliah 7 kuliah tradisional! biasanya lebih bersi2at komunikasi satu arah. Pada eBpository! pengajar lebih besar peranannya. Biasanya guru berdiri di depan kelas dan menerangkan dengan metode (eramah. Sis6a diharapkan memperoleh in2ormasi dari (eramah pengajar di deapan kelas. Metode lain yang biasanya diguanakan adalah metode diskusi. . Bentuk inDuiry lebih mengutamakan partisipasi sis6a dalam proses belajar mengajar. Pengajar hanya menampilkan demontrasi. e. Pen el"(-"!an Bela*a$ ("$ an'3a%'"n "+ $"u-#) Pendekatan yang menghendaki kegiatan belajar se(ara mandiri dan bebas memerlukan pengorganisasian yang berbeda dengan pendekatan yang memerlukan banyak diskusi dan partisipasi akti2 sis6a dalam ruangan ke(il! untuk mendengarkan (eramah dalam ruang kelas. Beberapa pengelompokan sis6a antara lain: 1. Pengelompokan berdasarkan jumlah sis6a (groping by siCe yaitu belajar mandiri! kelompok ke(il dan kelompok besar .. Pengelompokan (ampuran (ungraded grouping yaitu pengelompokan yang tidak memandang kelas (tingkat maupun usia! tetapi mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang sama dalam satu mata pelajaran.

.0

0. %abungan beberapa kelas (multi(lass grouping ! yaitu gabungan dari beberapa kelas yang sama dalam satu ruangan besar. Mereka mendapat pelajaran dengan berma(am-ma(am kegiatan pada saat yang bersamaan dalam satu ruangan yang sama. 3. Sekolah dalam sekolah (s(hool 6ithin s(hool ! yaitu satu kompleks yang besar yang terdiri dari beberapa gedung sekolah. Pengelompokan ini berdasarkan atas pengelompokan kemapuan maupun hasil-hasilyang di(apai oleh sis6a! tetapi hanya untuk memudahkan pengaturan administrati5e karena besarnya jumlah sis6a yang menda2tar. ,. 4aman kependidikan (edu(ational park ! yaitu kampus yang terdiri dari 4$ samapai perguruan tinggi dengan pemusatan sarana! pelayanan! dan in2ormasi. +. Pe()a 'an 4a!%u (all"&a%'"n "+ %'(e) Pemilihan strategi dan teknik untuk ukuran kelomok yang ada berbedabeda tersebut mau tidak mau akan memaksa pengajar memikirkan penggunaan 6aktu. 'pakah sebagaian besar 6aktunya akan dialokasikan untuk persentasi atau pemberian in2ormasi! untuk praktik laboratorium atau untuk diskusi. &en(ana penggunaan 6aktu akan berbeda berdasarkan pokok permasalahan! tujuan-tujuan yang dirumuskan! ruangan yang tersedia! pola-pola administrasi serta abilitas dan minat-minat para sis6a. . Menen%u!an Ruan an (all"&a%'"n "+ #-a&e) 'da tiga alternati5e ruangan belajar! agar proses belajar mengajar dapat terkondisikan! yaitu: 1. &uangan-ruangan kelompok besar .. &uangan-ruangan kelompok ke(il 0. &uangan untuk belajar mandiri. h. Me('l'h Med'a (all"&a%'"n "+ $e#"u$&e#) Memilih media ditentukan menurut tanggapan sis6a yang disepakati! sehingga 2ungsinya tidak hanya sebagai stimulus rangsangan belajar sis6a semata. %erla(h dan #ly membagi media sebagai sumber belajar ini ke dalam lima kategoro yaitu:

.3

1. Manusia dan benda nyata .. Media 5isual proyeksi 0. Media audio 3. Media (etak ,. Media display '. E,alua#' ha#'l )ela*a$ (e,alua%'"n "+ -e$(an&e) Eang die5alusi dalam proses belajar mengajar sebenarnya bukan hanya sis6a! tetapi justru system pengajarannya. @leh karena itu dalam proses belajar mengajar terdapat rangkaian tes yang dimulai dari tes a6al untuk mengetahui mutu1isi pelajaran apa yang sudah diketahui oleh sis6a dan apa yang belum! terhadap ren(ana yang akan diajarkan. #ntering beha5ior untuk mengukur kemampuan sis6a dan mengelompokan ke dalam kelompok kemampuan yang kurang! sedang dan pandai. *. Men an'l'# U(-an Bal'! (Anal1#'# O+ 5eed)a&!) <mpan balik merupakan tahap terakhir dari pengembangan system instruksional ini. :ata umpak balik yang diperoleh dari e5aluasi! tes! obser5asi maupun tanggapan-tanggapan tentang usaha-usaha intruksional ini menentukan apakah system! metode! maupun media yang dipakai dalam kegiatan instruksional tersebut sudah sesuai untuk tujuan ynag ingin di(apai atau masih perlu disempurnakan. 6. Kele)'han M"del Bela*a$ Ge$la&h Dan El1 Model pembelajaran gerla(h dan ely memiliki perbedaan tersendiri dibandingkan dengan model pembejaran yang lainnya. Perbedaan yang paling kentara adalah diadakannya pre test (tes a6al sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan. :i samping itu model %erla(h dan #ly sangat teliti sekali dalam melaksanakan atau meren(anakan pembelajaran! terbukti dengan diadakannya tahapan pengelompokan belajar! penghitungan pembagian 6aktu! serta peraturan ruanagn belajar. Fal ini merupakan kelebihan tersendiri dari model gerla(h dan ely yang telah dikenal dan dikembangkan sejak 1*+1. 7. Ke!u$an an M"del Bela*a$ Ge$la&h Dan El1

.,

Model pembelajaran gerla(h dan ely memiliki sedikit kekurangan di antaranya tidak adanya tahapan pengenalan karakteristiksis6a sehingga sedikitnya akan membuat guru ke6alahan dalam menganalisis kebutuhan belajar sis6a selam proses pembelajaran. Bahkan mungkin lebih jauhnya akan membuat guru salah dalam memberikan dosis pelajaran karena tidak mengenal latar belakang keluarga! psikologis! pendidikan so(ial serta budaya dari sis6a tersebut. D. MODEL JEROLD E. KEMP 1. Pendahuluan Model $emp memberikan bimbingan kepada para sis6anya untuk berpikir tentang masalah-masalah umum dan tujuan-tujuan pembelajaran. Model ini juga mengarahkan para pengembang desain instruksional untuk melihat karakteristik para sis6a serta menentukan tujuan-tujuan belajar yang tepat. 8angkah berikutnya adalah spesi2ikasi isi pelajaran dan mengembangkan pretes dari tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Selanjutnya adalah menetapkan strategi dan langkah-langkah dalam kegiatan belajar-mengajar serta sumber-sumber belajar yang akan digunakan. Selanjutnya materi1isu kemudian die5aluasi atas dasar-dasar tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. 8angkah berikutnya adalah melakukan identi2ikasi dan re5isi didasarkan atas hasil-hasil e5aluasi. :esain pembelajaran model $emp ini diran(ang untuk menja6ab tiga pertanyaan yakni: 1. 'pa yang harus dipelajari sis6a .. 'pa1bagaimana prosedur! dan sumber-sumber belajar apa yang tepat untuk men(apai hasil belajar yang diinginkan (kegiatan! media! dan sumber belajar yang digunakan. 0. Bagaimana kita tahu bah6a hasil belajar yang diharapkan telah ter(apai (e5aluasi 8angkah-langkah pengembangan desain pembelajaran model $emp terdiri dari delapan langkah yakni:

.=

a. Menentukan tujuan instruksional umum (4I< atau kompetensi dasar! yaitu tujuan umum yang ingin di(apai dalam mengajarkan masing-masing pokok bahasan b. Membuat analisis tentang karateristik sis6a. 'nalisis ini diperlukan antara lain untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan dan so(ial budaya sis6a memungkinkan untuk mengikuti program! serta langkah-langkah apa yang perlu diambil. (. Menentukan tujuan instruksional spesi2ik! operasional dan terukur (dalam $4SP adalah indi(ator . :engan demikian! sis6a akan tahu apa yang harus dikerjakan! bagaimana mengerjakannya dan apa ukurannya bah6a ia telah berhasil. Bagi guru! rumusan itu akan bergunu dalam menyusun tes kemampuan1keberhasilan dan pemilihan materi1bahan belajar yang sesuai d. Menentukan materi1bahan ajar yang sesuai dengan tujuan instrusional khusus (indi(ator yang telah dirumuskan. Masalah yang seringkali dihadapi guru-guru adalah begitu banyaknya materi pelajaran yang harus diajarkan dengan 6aktu yang terbatas. :emikian juga! timbuk kesulitan dalam mengorganisasikan materi1bahan ajar yang akan disajikan kepada para sis6a. :alam hal ini diperlukan ketepatan guru dalam memilih dan memilah sumber belajar! materi! media dan prosedur pembelajaran yang akan digunakan. e. Menetapkan penjajagan atau tes a6al. Ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan a6al sis6a dalam memenuhi prasyarat belajar yang dituntut untuk megikuti program pembelajaran yang akan dilaksanakan. :engan demikian! guru dapat memilih materi yang diperlukan tanpa harus menyajikan yang tidak perlu! sehingga sis6a tidak menjadi bosan. 2. Menentukan strategi belajar mengajar! media dan sumber belajar. g. Mengoordinasikan sarana penunjang yang diperlukan meliputi biaya! 2asilitas! peralatan! 6aktu dan tenaga. h. Mengadakan e5aluasi.

.+

2. P"!"! Baha#an Dan Tu*uan U(u( (G"al#8 T"-'&#8 And Gene$al Pu$-"#e#) a. P"!"! )aha#an Pokok bahasan menjadi dasar dalam pembelajaran dan menggambarkan ruang lingkup pembelajaran itu sendiri. Pada sekolah dasar kelas tendah! tema1topi( bahasan biasanya lebih sederhana umum nyta pada pengalaman kehidupan sis6a sehari-hari! sedangkan di S: kelas tinggi sampai SM' biasanya pokok bahasan disesuaikan dengan S$1$: yang telah dikeluarkan oleh B?SP. ). Tu*uan Pe()ela*a$an U(u( 4ujuan pembelajaran umum adalah tujuan pembelajaran yang si2atnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang lebih spesi2ik. 4ujuan pembelajaran umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu mata pelajaran yang ada di dalam silabus atau kurikulum. 6. Ka$a!%e$'#%'! S'#2a (Lea$ne$ .ha$a&%e$'#%'&) 4ujuan mengetahui karateristik sis6a adalah untuk mengukur apakah sis6a akan mampu men(apai tujuan belajar atau tidak. Fal-hal yang perlu diketahui dari sis6a bukan hanya dari 2a(tor akademisnya! tetapi juga dilihat 2a(tor-2aktor sosialnya! sebab kedua hal tersebut mempengaruhi proses belajar. 7. Tu*uan Pe()ela*a$an Khu#u# (Lea$n'n O)*e %',e) 4ujuan pembelajaran khusus merupakan penjabaran dari tujuan pembelajaran umum. 4ujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksid agar tujuan pembelajaran umum tersebut dapat lebih dispesi2ikasikan dan mudah diukur tingkat keter(apaiannya. a. Kla#'+'!a#' Tu*uan Pe()ela*a$an Menurut Bloom dan $rath6ohl dan Bloom dan Maria (dalam &usman! .99*:.3-., klasi2ikasi tujuan terdiri dari tiga domain atau s(hemata! yaitu: 1. :omain kogniti2 .. :omain a2ekti2 0. :omain psikomotorik

.8

). Pe('#ahan dan Pen

a)un an Tu*uan

:engan adanya pemisahan tujuan menjadi tiga domain tersebut! pertanyaan yang mungkin timbul adalah apakah dalam merumuskan saja atau tujuan a2ekti2 saja se(ara terpisah! rasanya lebih mudah! tetapi tujuan kogniti2 dan kedua tujuan yang lainnya tampak sukar dipisahkan. &. Taha-an9%aha-an Tu*uan 4ujuan itu bertahap dari yang mudah! sedang dan sulit. Menurut %agne! tahap-tahap atau tingkatan belajar itu adalah pertama! belajar tentang 2akta! kemudian konsep! dilanjutkan dengan belajar prinsip dan akhirnya peme(ahan masalah. ;akta digunakan untuk mengindenti2ikasi suatu konsep! kemudian menggabungkan beberapa konsep untuk mengindenti2ikasi prinsip dan akhirnya prinsip dipergunakan untuk meme(ahkan masalah. d. Kele)'han dan Ke%e$)a%a#an %u*uan 1. Kele)'han a. Membentuk kerangkan tiap program instruksional yang dibangun atas kompetensi dasar. b. Member tahu sis6a tentang apa yang diharapkan daripadanya. (. Menolong guru (penyusun desain pembelajaran untuk berpikir lebih spesi2ik! mempermudah! mengatur dan menyusun sistematika pelajaran. d. Menunjukkan ma(am dan ragam dari kegiatan yang diharapkan dari keberhasilan belajar. e. Menjadi dasar e5aluasi! baik terhadap hasil belajar sis6a maupun untuk mengukur kee2ekti2an program instruksional. 2. Merupakan sarana komunikasi yang terbaik terhadap sesama pengajar! 6ali murid! maupun pihak lain dari apa yang diajarkan dan apa yang harus dipelajari. 2. Ke%e$)a%a#an a. $ebanyakan tujuan hanya bertujuan untuk tingkat penguasaan pengetahuan saja (tingkat kogniti2 yang rendah.

.*

b. Menyusun struktur (tahap-tahap pelajaran tertentu seperti matematika! ilmu pengetahuan alam dan pelajaran bahasa lebih mudah dibandingkan seni! ilmu-ilmu so(ial dan humanities. (. Bila tujuan belajar hanya diarahkan khusus untuk tujuan yang telah ditentukan (pada tujuan instruksional khusus saja! tampak program akan berjalan sangat kaku. d. :engan menetapkan ukuran suatu tujuan! rasanya pendekatan belajar kurang manusisa6i! dan menganggap bah6a prosedur pendidikan teralu mekanis dan tidak personal. :. Ma%e$';Bahan Pela*a$an (#u)*e&% &"n%en%) Subje(t (ontent adalah materi atau isis pokok bahasan. Ini harus spesi2ik dan erat hubungannya dengan tujuan (learning obje(ti5es yang telah ditetapkan. "adi! bila kepada sis6a diajarkan 2akta dan konsep! tentu tidak hanya berhenti sampai prinsip! tetapi harus diadakan pula penerapan prinsip tersebut. <ntuk menyusun materi pokok bahan biasanya kita buat pertanyaanpertanyaan seperti berikut ini: a. 'pakah spesi2ik pokok bahasanG b. ;akta-2akta! konsep-konsep! dan prinsip-prinsip apa yang berhubungan dengan pokok bahasanG (. 8angkah-langkah apa yang ditempuh dari prosedur yang berkaitan dengan pokok bahasanG d. 4eknik apa yang diperlukan dalam melakukan suatu keterampilanG <. Pen*a*a!an Te$hada- S'#2a (-$ea##e##(en%) 4ujuan dari kegiatan penjajakan terhadap kemampuan sis6a adalah untuk menguji! apakah keper(ayaan yang telah disusun pada empat langkah sebelumnya dapat diteruskan ke langkah selanjutnya! yaitu kegiatan pembelajaran (tea(hing1learning a(ti5ities and resour(e. 'pakah sis6a sudah siap dan mampu mempelajari pokok bahasan yang akan diajarkan. "adi! preassesment adalah menguji (oba ren(ana pokok bahasan! tujuan belajar dari ren(ana isi. 4idak dipergunakan untuk mengukur kemampuan

09

sis6a dilakukan pada assessment o2 entering beha5ios dalam systemati( approa(h to instru(tion (ely! 1*,+ ! sebab kemampuan segala sesuatu yang menjadi latar belakang sis6a yang berlaku untuk system peren(anaan desain instruksional ini. =. Ke 'a%an Bela*a$9Men a*a$ Dan Med'a (Tea&h'n;Lea$n'n A&%','%'e# And Re&"u$&e) P$'n#'-9P$'n#'- Bela*a$ Menurut B.;. Skinner dan ka6an-ka6an ada sepuluh prinsip sebagai berikut: 1. Persiapan belajar (prelearning preparation minimal sebelum belajar kita tahu tujuan belajar itu apa! apa yang akan menjadi pendahuluan belajar atau syarat-syarat sehingga nanti akan di(apai tujuan maksimal .. Moti5asi (moti5asion berdasarkan pengalaman sis6a! mana yang disukai sis6a agar perhatian belajar dapat meningkat. 0. Perbedaan indi5idual (indi5idual di22eren(es ! membuat desain berdasarkan pengalaman belajar sis6a yang menyangkut empat segi! yaitu penentuan ke(epatan belajar! penentuan tingkat! penentuan kemampuan! bahan pelajaram apa (materi yang paling tepat. 3. $ondisi pembelajaran (instru(tional (ondition ! belajar akan berhasil apabila tujuan belajar sudah jelas! dan belajar juga akan lebih mudah apabila materi yang dipelajari juga teratur mulai dari yang mudah dipelajari hingga ke hal yang kompleks. ,. $eakti2an sepenuhnya ada pada sis6a dan guruhanya menyediakan bahan dan menunjukkan (ara belajar yang baik. =. Penyampaian hasil belajar sis6a (su((ess2ul a(hie5ement ! perlu diatur sedemikian rupa sehingga tetap meransang sis6a belajar dan menyenangkan mereka sehingga ma uterus mengikuti kegiatan belajar karena setiap usaha diberikan penghargaan yang proporsional. +. Fasil yang sudah diperoleh (kno6ledge o2 result 8. 8atihan (pra(ti(e *. $adar bahan yang diberikan (rate o2 presenting material 19. Sikap mengajar (intru(torHs attitude

01

Ke 'a%an )ela*a$9(en a*a$ 4iga jenis kegiatan belajar-mengajar adalah: 1. Pe()ela*a$an !la#'!al ( $"u- -$e#en%a%'"n) Pembelajaran klasikal adalah kegiatan penyampaian pelajaran kepada sejumlah sis6a. $egaiatan ini akan dianggap baik apabila sis6a akti2 berpartisipasi selama pengajaran berlangsung. Partisipasi dimaksudkan digolongkan dalam tiga kategori yakni: a. Active interaction with the instructor yaitu sis6a bertanya dan pengajae menja6ab atau sis6a lebih berkonsultasi sesuadah pengajaran. b. Working at the students seat yaitu sis6a men(atat apa yang diajarkan atau mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. (. Other mental participation yaitu sis6a juga berpikir tentang apa yang dikemukakan ditanyakan. 2. Bela*a$ (and'$' ('nd','dual lea$n'n ) Bentuk-bentuk belajar mandiri yang kita kenal adalah sel2 instru(tion (sema(am modul ! independent study! indi5idual pres(ribed instru(tion (IPI ! dan sel2 pa(ed learning. Selain itu! ada pula bentuk-bentuk program belajar mandiri! seperti student (ontra(ts! teBtbook16orkshett! sel2-learning module (S8M atau mini(ourse. 6. Pe$%e(uan %a%a- (u!a Pertemuan tatap muka antara beberapa sis6a dalam satu kelompok dan pengajar menjadi tekanan di sini! seperti berdiskusi! tukar menukar! pengajaran klasikal! meme(ahkan masalah bersama tentang hasil belajar dari pengajaran klasikal! dan belajar mandiri. Semuanya dapat diperbin(angkan bersama dalam kegiatan belajar-mengajar. Ke 'a%an Pe()ela*a$an 1. Pendahuluan Pendahuluan merupakan kegiatan a6aldalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan moti5asi dan dan mempersiapkan bahan pertanyaan yang akan

0.

men2okuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi akti2 dalam proses pembelajaran. 2. dasar. In%' $egiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk men(apai kompetensi $egiatan pembelajaran dilakukan se(ara interakti! inspirati2! menyenangkan! menantang! memoti5asi peserta didik untuk berpartisipasi akti2! serta memberikan ruang yang (ukup bagi prakarsa! kreati5itas! dan kemandirian sesuai dengan bakat! minat! dan perkembangan 2isik serta psikologis peserta didik. $egiatan ini dilakukan se(ara sistematis melalui proses eksplorasi! elaborasi dan kon2irmasi. 6. Penu%uPenutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktri5itas pembelajaran yang dapat dialkukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan! penilaian dan re2leksi! umpan balik! dan tindak lanjut. $esimpulan dari hal di atas adalah: Fal-hal apa saja yang perlu diajarkan kepada sekelompok sis6a. Fal-hal apa saja yang perlu dipelajari oleh sis6a untuk belajar mandiri sesuai kemampuan sis6a Med'a Pe()ela*a$an (In#%$u!#'"nal Re#"u$&e) 'da beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media yaitu: 'pakah media itu akan dipergunakan klasikal atau belajar sendiriG 'pakah media yang dibuat memerlukan presentasi gra2is! seperti desai! 2lo6(art! atau (aptionG 'pakah medial 5isual yang akan ditampilkan diam atau bergerak G "ika media 5isual diam! apakah di display atau diproyeksikanG "ika bergerak! apakah berupa 2ilm 1=mm! 8mm! tau 5ideo tapeG 'pakah media 5isual akan dilengkapi dengan rekaman suara yang terpisah atau terpadu tetapi dalam bentuk 5ariasiG "ika mempergunakan lebih dari satu media sekaligus bagaiman (ara mempergunakanG

00

'pakah media tersebut akan dipergunakan oleh pengajar atau oleh sis6aG "ika akan memutar 2ilm! proyektor yang akan dipergunakan 2ilm 8mm atau 1=mmG "uga perhatikan biayaG >. Pela1anan Penun*an (#u--"$% Se$,'&e) 'dapun petugas yang menunjang mulai dari peen(anaan desain sampai dengan tuntasnya pelaksanaan program se(ara menyeluruh dan lengkap adalah: a. 4enaga ahli dan pembantu 4enaga ahli seperti 1 orang pengajar! 1 orang peran(ang (instru(tional designer ! 1 orang ahli media. 4enaga pembantu seperti asisten pengajar! juru 2oto! graphi( artist! kepala bagian perpustakaan! teknisi! asisten laboratorium! tenaga administrasi! pesuruh. b. Pengadaan bahan! bahan-bahan tersebut berupa bahan untuk gra2is! rekaman suara! (etak! pratikum laboratorium! buku teks! 2otogra2i! dan lain-lain. (. &uangan d. Peralatan! pemilihan peralatan hendaknya berdasarkan e2isiensi dan diusahakan semurah-murahnya. Peralatan bias berupa proyektor! tape re(order! kamera! alat-alat laboratorium! alat-alat tulis kantor! dan lainlain. e. Penjad6alan 6aktu "ad6al pengajaran atau jad6al belajar termasuk asisten "ad6al pemakaian ruangan "ad6al dan da2tar1pemesanan1peminjaman alat-alat dan buku teks! untuk melayani pengajar atau sis6a. Pemasangan atau instalasi peralatan! display! dan lain-lain. ?. U!u$an Pen&a-a'an (S%anda$d "+ A&h'e,e(en%) 'da dua ma(am (ara mengukur pen(apaian hasil belajar sis6a! yaitu dengan:

03

Norm referenced testing! yaitu dikategorikan orang sebagai (ara lama karena pen(apaian sis6a ukurannya sangat relati5e! kurang ada alasan yang kuat untuk dikatakan baku karena hasil belajar seorang sis6a hanya dibedakan dengan hasil yang di(apai oleh teman sekelasnya atau rata-rata pada satu sekolah dibandingkan dengan hasil rata-rata sekolah lain.

Criterion referenced testing! yaitu (ara yang dikehendaki dalam rangka proses belajar mengajar dengan menggunakan desain system instruksional. Penguasaan belajar tuntas pada dasarnya adalah demikian! yaitu tiap sis6a diharapkan dapat men(apai seluruh tujuan belajar yang telah ditentukan sebelumnya dengan jelas dan rin(i.

Men'la' %u*uan )ela*a$ !" n'%'+ 4es tertulis bias berbentuk tes objekti2 dan esay. Ma(am tes objekti2 biasanya berupa: benar salah! menjodohkan! mengisi ja6aban pendek! dan multiple (hoi(e. Men'la' %u*uan )ela*a$ -#'!"("%"$ 4ujuan belajar psikomotorik bersi2at keterampilan (motor skill . "adi tujuan belajarnya adalah sis6a dapat1terampil mengerjakan sesuatu. Men'la' %u*uan )ela*a$ a+e!%'+ Menilai tujuan belajar sis6a yang berhubungan dengan sikap dan nilai! perlu dikumpulkan data sis6a dengan berbagai (ara! misalnya dengan: Meneliti tingkah laku sis6a Mendengarkan pendapat dan komentar sis6a Mengajukan pertanyaan tertulis dengan ja6aban rentangan

Anda mungkin juga menyukai