Anda di halaman 1dari 99

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah ditugasi untuk mengaudit laporan posisi keuangan Perusahaan Jawatan Rumah akit Dr !ipto "angunkusumo #selan$utn%a dise&ut 'Per$an R !"() tanggal *+ Desem&er ,--* serta laporan penerimaan dan &ia%a. laporan peru&ahan ekuitas. dan laporan arus kas untuk tahun %ang &erakhir pada tanggal terse&ut. dan telah mener&itkan laporan kami Nomor/ *01A2AUDITA"A 324A2+,2,--5 tanggal *+ Desem&er ,--51 Kami melaksanakan audit &erdasarkan tandar Audit Pemerintahan %ang diter&itkan 6adan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing %ang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia1 tandar terse&ut mengharuskan kami untuk meren7anakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh ke%akinan memadai tentang apakah laporan keuangan &e&as dari salah sa$i material1 Kepatuhan terhadap hukum. peraturan. kontrak. dan &antuan %ang &erlaku &agi Per$an R !" merupakan tanggung $awa& mana$emen1 e&agai &agian dari pemerolehan ke%akinan memadai tentang apakah laporan keuangan &e&as dari salah sa$i material. kami melaksanakan pengu$ian terhadap kepatuhan Per$an R !" terhadap pasal8pasal tertentu hukum. peraturan. kontrak. dan &antuan1 Namun. tu$uan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk men%atakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal8pasal terse&ut1 Oleh karena itu. kami tidak men%atakan suatu pendapat seperti itu1 9al material dari ketidakpatuhan adalah kegagalan untuk mematuhi pers%aratan. atau pelanggaran terhadap larangan. %ang terdapat dalam peraturan. kontrak. atau &antuan %ang men%e&a&kan kami mengam&il kesimpulan &ahwa kumpulan salah sa$i se&agai aki&at dari kegagalan atau pelanggaran adalah material terhadap laporan keuangan1 9asil pengu$ian kepatuhan kami mengungkapkan hal material dari ketidakpatuhan &erikut ini. %ang &erdampak material terhadap kewa$aran laporan keuangan1 Nilai keka%aan awal Per$an R !". %ang &erasal dari keka%aan negara %ang tidak dipisahkan dan tidak ter&agi atas saham8saham. &elum ditetapkan oleh "enteri Keuangan &erdasarkan perhitungan %ang dilakukan &ersama oleh Departemen Kesehatan dan + BPK-RI/AUDITAMA V

Departemen Keuangan1 9al ini &erdampak pada kewa$aran saldo awal posisi keuangan R !" %ang men7akup akti:a. kewa$i&an dan pen%ertaan awal pemerintah1 9al ini &elum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Repu&lik Indonesia No1 ++; Tahun ,--- tentang Pendirian Per$an R !". pasal ++ a%at #*) %ang men%e&utkan &ahwa &esarn%a modal Per$an pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan adalah se&esar seluruh keka%aan negara %ang tertanam pada Per$an. %ang nilain%a akan ditetapkan kemudian oleh "enteri Keuangan &erdasarkan perhitungan %ang dilakukan &ersama "enteri1 Untuk le&ih $elasn%a. masalah ini kami kemukakan dalam temuan no1 + pada Lampiran A1 Kami mempertim&angkan hal material dari ketidakpatuhan terse&ut dalam merumuskan pendapat kami apakah laporan keuangan Per$an R !" men%a$ikan se7ara wa$ar. dalam semua hal %ang material. sesuai dengan prinsip akuntansi %ang &erlaku umum di Indonesia. dan laporan ini mempengaruhi laporan kami Nomor/ *01A2AUDITA"A 324A2+,2,--5 tanggal *+ Desem&er ,--5 atas laporan keuangan1 Ke7uali se&agaimana di$elaskan di atas. hasil pengu$ian kepatuhan kami menun$ukkan &ahwa. &erkaitan dengan unsur %ang diu$i. Per$an R !" mematuhi. dalam semua hal %ang material. pasal8pasal se&agaimana dise&utkan dalam paragra< ketiga laporan ini. dan &erkaitan dengan unsur %ang diu$i. tidak ada satu pun %ang kami ketahui %ang men%e&a&kan kami per7a%a &ahwa Per$an R !" tidak mematuhi. dalam semua hal %ang material. pasal8pasal terse&ut1 Namun. kami men7atat masalah8masalah tertentu &erkaitan dengan kepatuhan Per$an R !" terhadap pasal8pasal tertentu hukum. peraturan. kontrak. dan pers%aratan &antuan disertai saran per&aikann%a %ang kami kemukakan dalam temuan no1 , sampai dengan no1 ; pada Lampiran A1 Auditor Utama Keuangan Negara 3 Penanggung Jawa& Audit

Drs1 "isnoto. Ak1. "A1 Register Negara No1 D8+5+; Jakarta. *+ Desem&er ,--5

BPK-RI/AUDITAMA V

Lampiran A 1. Penyajian Ekuitas Awal Perjan RSCM Belum Didukung Dokumen Yang Memadai 6erdasarkan laporan keuangan Perusahaan Jawatan Rumah akit Dr1 !ipto "angunkusumo #Per$an R !") tahun ,--* diketahui &ahwa nilai ekuitas awal Per$an R !" per + Januari ,--, se&esar Rp+==1>-,15*?1,,-.--1 e&agai dasar penetapan nilai ekuitas awal. nilai keka%aan2aset Per$an R !" telah dihitung melalui proses in:entarisasi aset oleh Tim In:entarisasi se$ak tanggal ,, Januari ,--+1 Laporan keuangan Per$an R !" tahun &uku ,--, diaudit oleh 6adan Pengawasan Keuangan dan Pem&angunan #6PKP)1 Nilai ekuitas awal dikoreksi se&esar Rp;1*;-1*,>1;??.-- men$adi Rp+0*10;,1=;51?+?.-- karena adan%a aset %ang &elum ter7atat dan kesalahan pem&ukuan serta aset masih &elum didukung oleh data2&ukti %ang memadai1 6erdasarkan hasil pemeriksaan se7ara u$i petik terhadap akun aset khususn%a akun Akti:a Tetap diketahui &ahwa hasil in:entarisasi aset terse&ut masih &elum memadai karena / a1 Terdapat aset8aset %ang &erasal dari sum&angan pihak ketiga. di&eli oleh tandarisasi Departemen2unit pelaksana dan &antuan luar negeri &elum ter7atat@ &1 Nilai tanah2gedung &elum dinilai sesuai dengan Pedoman Pem&a%aran 4edung Negara Tahun +??52+??> tanggal +* "ei +??5 71 Nilai ter7atat se&agian aset tidak didukung &ukti transaksi %ang memadai1 elan$utn%a. ekuitas awal Per$an R !" %ang merupakan dana pemerintah pada Nera7a pem&ukaan Per$an R !" sampai dengan pemeriksaan &erakhir &elum mendapat pengesahan dari "enteri Keuangan RI1 Peraturan Pemerintah RI No1 ++;2,--- tentang Pendirian Per$an R !" pasal ++ point #*) men%e&utkan &esarn%a modal Per$an adalah se&esar seluruh keka%aan Negara %ang tertanam pada Per$an. %ang nilain%a akan ditetapkan kemudian oleh "enteri Keuangan &erdasarkan perhitungan %ang dilakukan &ersama "enteri1 9al terse&ut mengaki&atkan pen%a$ian akun Ekuitas dalam laporan keuangan Per$an R !" &elum di%akini kewa$arann%a1

BPK-RI/AUDITAMA V

9al terse&ut ter$adi karena mana$emen Per$an R !" &elum melakukan in:entarisasi keka%aan2aset se7ara 7ermat dan memperoleh penetapan ekuitas awal Per$an sesuai ketentuan %ang &erlaku1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa dilakukan in:entarisasi ulang atas aset dan selan$utn%a hasil in:entarisasi terse&ut di$adikan dasar penga$uan se&agai ekuitas awal untuk mendapatkan pengesahan dari "enteri Keuangan melalui "enteri Kesehatan1 6PK RI men%arankan agar Per$an R !" segera melakukan in:entarisasi aset se7ara memadai dan menga$ukan usulan ekuitas awal untuk mendapat pengesahan dari pe$a&at %ang &erwenang1 2. Pengadaan Alat Medis dan Alat Dengan Peraturan Yang Berlaku Per$an R !" pada tahun ,--* telah menandatangani per$an$ian ker$asama pengadaan alat8alat medis dan non medis se&an%ak +* #tiga &elas) kontrak senilai Rp51>,>1;?510=>.--1 se&esar um&er dana untuk pengadaan &arang terse&ut &erasal dari sehingga terdapat sisa anggaran se&esar Rp Anggaran Pendapatan dan 6elan$a Negara #AP6N8DIP) %ang telah ditetapkan %akni Rp51>*+1=,-1---.-;1-,>1+,>.--1 9asil pemeriksaan terhadap pengadaan &arang terse&ut menun$ukkan hal8hal se&agai &erikut / a. Panitia Pem!elian Barang "idak Mem!uat #arga Per$itungan Sendiri Dari hasil pemeriksaan se7ara u$i petik terhadap dokumen pengadaan &arang diketahui &ahwa Panitia Pem&elian 6arang Pro%ek Peningkatan Upa%a Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Pada Per$an R !" telah di&entuk dengan urat Keputusan Pimpinan 6agian Pro%ek #Pim&agpro) No1 -0-2PP2K232,--* tanggal ,0 "ei ,--*1 Panitia Pem&elian 6arang tidak mem&uat 9arga Perhitungan endiri #9P ) atau Owner Estimate #OE) dalam melaksanakan proses pengadaan &arang tahun ,--*1 9arga pem&anding %ang dipakai pada proses pengadaan &arang adalah harga pra8penawaran dari rekanan dan pagu DIP %ang telah ditentukan1 on Medis Pada Perjan RSCM Belum Sesuai

BPK-RI/AUDITAMA V

!. Pem!elian Syringe Pum% "idak Sesuai Dengan &etentuan Yang Berlaku 6erdasarkan pemeriksaan se7ara u$i petik terhadap dokumen pengadaan &arang diketahui Per$an R !" telah menandatangani per$an$ian ker$asama dengan PT "ensa 6ina ukses #PT "6 ) dengan urat Per$an$ian Pem&orongan No1,+02PP2K23III2,--* tanggal ,0 Agustus ,--* untuk pengadaan %ringe Pump "erk Terumo T%pe TE **+ se&an%ak * #tiga) unit dengan harga satuan se&esar Rp*01+--1---.-- atau keseluruhann%a se&esar Rp++51*--1---.--1 esuai dengan urat Direktur No1 *+>+2TU1K25+23III2,--* tanggal = Agustus ,--*. pengadaan %ringe Pump dilakukan dengan 7ara penun$ukan langsung1 Pem&a%aran dilakukan 6endaharawan Pro%ek pada tanggal +0 Desem&er ,--* dengan mener&itkan P"U No1>;,+>* A2+*?2++5 se&esar Rp++51*--1---.--1 elan$utn%a. pada tanggal ++ Be&ruari ,--5. R !" dan PT "6 menandatangani urat Per$an$ian Ker$asama No1 --+2 PK2K!2II2-5 untuk pengadaan %ringe Pump "erk Terumo T%pe TE **+ se&an%ak ;- unit dengan harga satuan se&esar Rp?1---1---.-- atau han%a ,*.;,C dari harga perolehan se&elumn%a1 Keputusan Presiden No1 0- tahun ,--* 6a&1 I huru< #d) men%e&utkan antara lain Kerangka A7uan Ker$a #KAK) dan 9asil Perhitungan dengan 7alon rekanan terpilih1 endiri #9P )2OE digunakan se&agai a7uan dalam e:aluasi penawaran. klari<ikasi dan2atau negosiasi elain itu. Keputusan Presiden Repu&lik Indonesia Nomor +0 Tahun ,--- tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan 6arang2Jasa Instansi Pemerintah 6a& I. 6agian Kelima. pasal > a%at #;) men%e&utkan &ahwa instansi pemerintah harus menghindari dan men7egah ter$adin%a pem&orosan dan ke&o7oran keuangan Negara dalam pengadaan &arang dan $asa Kondisi ini mengaki&atkan harga &arang diragukan kewa$arann%a1 9al terse&ut dise&a&kan 6agian Pro%ek dan Panitia Pem&elian 6arang Pro%ek Peningkatan Upa%a Kesehatan pada Per$an R !" tidak sepenuhn%a menaati peraturan pengadaan &arang %ang &erlaku1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa a1 Panitia Pem&elian 6arang tidak mem&uat 9P karena keter&atasan waktu %ang tersedia untuk pelaksanaan pengadaan &arang1

>

BPK-RI/AUDITAMA V

&1

Pengadaan

%ringe Pump se&an%ak * #tiga) unit dengan harga satuan

se&esar Rp*01+--1---.-- dilakukan dengan penun$ukan langsung1 6erdasarkan hasil ka$ian atas proses pengadaan %ringe Pump terse&ut. pada tahun ,--5 mana$emen R !" melakukan pem&elian %ringe Pump melalui per$an$ian ker$asama operasi dengan harga satuan se&esar Rp?1---1---.--1 6PK RI men%arankan agar Direksi Per$an R !" meminta pertanggung$awa&an dan mem&erikan sanksi kepada pe$a&at %ang terkait dengan pengadaan &arang terse&ut sesuai ketentuan %ang &erlaku1 '. Pengelolaan (!at dan Alat &ese$atan Pada Perjan RSCM "idak Sesuai Dengan &etentuan Yang Berlaku 6erdasarkan pemeriksaan se7ara u$i petik atas akun 6ia%a Pem&elian 6arang Barmasi tahun ,--* diketahui &ahwa Per$an R !" mem&eli alat kesehatan ha&is pakai dan o&at8o&atan melalui Apotik8Koperasi Pegawai Repu&lik Indonesia #KPRI) se&esar Rp;1?>?1+*-1?-=.--1 elain itu. Per$an R !" $uga mem&eli o&at8o&atan dari D+> Pedagang 6esar Barmasi #P6B) senilai Rp*1+*-1*;=1?0;.--1 Dari pemeriksaan se7ara u$i petik atas <aktur tagihan pem&a%aran atas pem&elian o&at %ang &erasal dari P6B kepada Per$an R !" diketahui &ahwa <aktur tagihan dari P6B disampaikan melalui Apotik KPRI meskipun <aktur tagihan terse&ut ditu$ukan kepada #atas nama) Per$an R !". &ukan Apotik KPRI1 Apotik KPRI mem&uat rekapitulasi tagihan P6B ditam&ah $asa pengelolaan. dan kemudian seluruh dokumen tagihan terse&ut disampaikan kepada Per$an R !"1 Per$an R !" pada tahun ,--* mem&a%ar $asa pengelolaan kepada Apotik8KPRI se&esar Rp+,51,**1>;0.--1 Pengadaan alat kesehatan ha&is pakai dan o&at8o&atan melalui Apotik KPRI telah dilakukan Per$an R !" se$ak tahun ,--+1 Apotik8KPRI merupakan salah satu unit usaha dari koperasi pegawai Per$an R !"1 Pada tahap awal pengem&angan Apotik KPRI. pengelolaan oleh alat kesehatan Barmasi ha&is pakai dan o&at8o&atan KPRI diselenggarakan Instalasi Per$an R !" sedangkan

&ertanggung$awa& pada aspek pengelolaan administrasi keuangan1

BPK-RI/AUDITAMA V

Atas pengelolaan Apotik8KPRI terse&ut. Per$an R !" pada tahun ,--* &erhak menerima pendapatan &erupa &agi hasil dari Apotik KPRI se&esar Rp+*-1---1---.-- per &ulan1 Per$an R !" telah menerima pem&a%aran &agi hasil tahun ,--* dari Apotik KPRI se&esar Rp+1+=-1---1---.-- sedangkan sisan%a se&esar Rp*?-1---1---.-- untuk periode Okto&er sampai dengan Desem&er ,--* &elum di&a%ar oleh Apotik KPRI1 Ketentuan tentang pem&a%aran $asa pengelolaan dan &agi hasil terse&ut di atas tidak diatur se7ara tertulis dalam &entuk per$an$ian antara Per$an R !" dan Apotik KPRI1 Per$an R !" seharusn%a melaksanakan pem&elian &arang <armasi se7ara langsung dari P6B2Pa&rikan tanpa melalui Apotik KPRI1 9al ini diatur dengan / a1 Keputusan Direktur Jenderal Pela%anan "edik No1 -5,02EAN"ED2R K 2 K2+?0? tanggal ,? "ei +?0? tentang Petun$uk Pelaksanaan Peraturan "enteri Kesehatan RI tentang Kewa$i&an "enuliskan Resep dan2atau "enggunakan O&at 4enerik di Rumah akit Pemerintah pasal ? point #*) dan #5) %ang men%e&utkan &ahwa pela%anan o&at8o&atan di rumah sakit harus melalui sistem satu pintu sehingga unit Instalasi Barmasi Rumah sakit %ang &erkewa$i&an melaksanakan pela%anan o&at8o&atan di rumah sakit1 &1 urat Direktur Jenderal Pela%anan "edik tanggal += Be&ruari +??, tentang pelaksanaan awal implementasi rumah sakit unit swadana men%e&utkan &ahwa rumah sakit me8re<ungsionalisasi Instalasi Barmasi Rumah sakit1 71 urat Keputusan Direktur R !" No1 0*?2TU1K2*52I32,--+ tentang Organisasi dan Tata Laksana Instalasi Barmasi R UPN Dr1 !ipto "angunkusumo tanggal 5 April ,--+ 6a& II su& Tugas Pokok men%atakan &ahwa Kepala Instalasi Barmasi &ertugas men%elenggarakan. mengkoordinasikan. mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan ke<armasian dan ke&utuhan per&ekalan <armasi di R !"1 9al terse&ut mengaki&atkan / a. 9arga pem&elian &arang <armasi men$adi le&ih mahal se&esar Rp+,51,**1>;0.--1 akit dan se$auh mungkin dihindari 7ampur tangan pihak ketiga dalam pengelolaan o&at di rumah akit se7ara &ertahap harus di<ungsikan sepenuhn%a se&agai satu8satun%a apotik rumah

BPK-RI/AUDITAMA V

!. Bungsi Instalasi Barmasi Per$an R !" tidak dapat di$alankan sepenuhn%a sehingga e:aluasi duplikasi atau kontradiksi Fat kimia %ang terkandung dalam o&at %ang dikonsumsi pasien tidak dapat dilaksanakan1 9al terse&ut ter$adi karena Direksi Per$an R !" tidak menaati ke&i$akan dan peraturan %ang &erlaku dalam pengelolaan apotik rumah sakit1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa mana$emen Per$an R !" masih melakukan ka$ian se7ara hati8hati untuk mengam&il alih pengelolaan apotik1 6PK RI men%arakan agar pengelolaan &arang <armasi di lingkungan Per$an R !" dilakukan sesuai peraturan %ang &erlaku sesegera mungkin1 ). Perjan RSCM Belum Mengenakan Sanksi "er$ada% &e$ilangan &endaraan Dinas Sesuai Peraturan Yang Berlaku 6erdasarkan pemeriksaan terhadap dokumen In:entarisasi Asset Per$an R !" diketahui terdapat urat Tanda Penerimaan Laporan %ang diter&itkan oleh instansi Kepolisian dengan nomor Pol15=2K23II2,--+ tanggal > Juli ,--+ tentang kehilangan kendaraan roda , #dua) merk 9onda Astrea !8+-- dengan nomor polisi 615,5? KG1 Kendaraan terse&ut milik R !" %ang dipergunakan oleh pegawai atas nama upardi1 Penggunaan kendaraan motor roda , #dua) terse&ut tidak disertai surat iFin penggunaan dari Direksi atau pihak %ang &erwenang lainn%a1 Kehilangan sepeda motor terse&ut ter$adi pada hari Kamis tanggal > Juli ,--+ Jam -51*- HI6 pada saat dr1 upardi menghadiri a7ara di luar keperluan Dinas1 elan$utn%a. &erdasarkan pemeriksaan <isik atas aset &erupa kendaraan roda 5 #empat) diketahui &ahwa terdapat kendaraan roda 5 #empat) %ang hilang %akni /
Tahun Perolehan 1$#' 1$#% 1$#% 1$#% KONDISI +ilan, +ilan, +ilan, +ilan,

NO 1 % .

JENIS KENDARAAN Ambulance-Mitsh L- !! Ambulance-To-ota +iace 1olt Minibus L- !! Ambulance 4/2 1ombi

NO POLISI "-#!$%-&P "-##!.-/R "-# 1-23 "-#.#'-"&

PEMAKAI "i() Pera*atan Inst) Jena0ah SPK I115

ampai dengan kegiatan pemeriksaan &erakhir. mana$emen Per$an R !" &elum melakukan tindakan pengenaan sanksi terhadap para pihak %ang &ertanggung $awa& atas pengelolaan aset terse&ut1

BPK-RI/AUDITAMA V

esuai dengan Undang8Undang Per&endaharaan Indonesia #I!H) No1?2+?;0 Ps1=5 #+) %ang &er&un%i &ahwa semua pegawai negeri %ang se&agai demikian dan tidak dalam tugas se&agai &endaharawan. dengan melakukan per&uatan %ang melanggar hukum atau dengan melalaikan kewa$i&an %ang ditugaskan kepadan%a se7ara langsung atau tidak langsung. telah merugikan Negara. harus mengganti kerugian itu1 Kondisi terse&ut mengaki&atkan Per$an R !" masih menanggung kerugian atas hilangn%a kendaraan &ermotor1 9al terse&ut ter$adi dise&a&kan Direksi Per$an R !" &elum sepenuhn%a mentaati peraturan %ang &erlaku untuk menga$ukan tuntutan ganti rugi #T4R) kepada pegawai %ang &ersangkutan1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa penelusuran untuk asset8asset %ang hilang akan dilakukan serta mengam&il langkah8langkah tindak lan$ut sesuai ketentuan %ang &erlaku1 6PK RI men%arankan agar Direksi Per$an R !" segera mem&erikan sanksi kepada pegawai %ang lalai dalam men$aga keamanan aset negara sesuai ketentuan %ang &erlaku &erupa T4R1 *. "erda%at +aji Yang Dita$an ole$ Perjan RSCM se!esar R%2.),*-)2 juta 6endaharawan 4a$i dalam men$alankan tugasn%a menggunakan , #dua) rekening giro %aitu / a1 Rekening giro nomor +,,8--80>---*=8* digunakan untuk menampung ga$i pegawai dengan saldo per *+ Desem&er ,--* se&esar Rp5>1>0+1?+,.0>. &1 Rekening giro nomor +,,8--8-+-;?*-85 digunakan untuk menampung ga$i pegawai %ang ditahan dengan saldo per *+ Desem&er ,--* se&esar Rp,15;>15+;1==,.*-1 4a$i %ang ditahan adalah ga$i pegawai %ang tidak di&a%arkan karena pegawai %ang &ersangkutan tidak masuk ker$a selama * &ulan &erturut8turut1 elama tahun ,--*. $umlah ga$i %ang ditahan &ertam&ah se&esar Rp=5+1---1?5,.--1 e&agian &esar ga$i pegawai %ang ditahan terse&ut &erasal dari pegawai %ang telah tidak masuk ker$a di Per$an R !" le&ih dari + #satu) tahun1 6agian Akuntansi melakukan pen7atatan

BPK-RI/AUDITAMA V

atas transaksi pem&a%aran ga$i terhadap keseluruhan ga$i pegawai %ang di&a%arkan termasuk $umlah ga$i %ang ditahan %akni mende&et Akun 6ia%a 4a$i dan mengkredit Dana DIK Tersedia1 6erdasarkan pemeriksaan atas akun Kas dan 6ank tahun ,--* diketahui terdapat setoran uang ke Kantor Kas Negara se&an%ak , #dua) kali dengan nilai total se&esar Rp>>1=,+1-0-.--1 Uang %ang disetorkan terse&ut &erasal dari rekening giro +,,8--8-+-;?*-85 &erupa pendapatan &unga setelah dikurangi &ia%a administrasi &ank dan pa$ak atas &unga &ulan Desem&er ,--, dan &ulan Januari sampai dengan "aret ,--*1 Dalam Peraturan Pemerintah No1 *, tahun +?=? tentang Pem&erhentian Pegawai Negeri ipil. Ps1 +, a%at #+) men%e&utkan &ahwa Pegawai Negeri ipil %ang meninggalkan tugasn%a se7ara tidak sah dalam waktu , #dua) &ulan terus8menerus. dihentikan pem&a%aran ga$in%a mulai &ulan ketiga1 Kondisi terse&ut mengaki&atkan &ia%a ga$i pada laporan keuangan Per$an R !" disa$ikan terlalu tinggi1 9al terse&ut ter$adi karena Per$an R !" &elum men$alankan pengelolaan ga$i pegawai sesuai ketentuan %ang &erlaku1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa kondisi terse&ut ter$adi karena status pegawai Per$an R !" adalah pegawai negeri sipil Departemen Kesehatan sehingga pengenaan sanksi kepegawaian sangat &ergantung pada Departemen Kesehatan1 "ana$emen akan men%etorkan kem&ali ga$i %ang ditahan ke Kantor Kas Negara sesuai dengan peraturan &erlaku1 6PK RI men%arankan agar Direksi Per$an R !" untuk / a1 melakukan pen%esuaian atas pen7atatan &ia%a ga$i &1 melaporkan pegawai %ang tidak masuk dalam waktu , &ulan terus8menerus kepada Departemen Kesehatan untuk dihentikan pem&a%aran ga$in%a 71 men%etorkan kem&ali ga$i %ang ditahan terse&ut ke Kantor Kas Negara1

+-

BPK-RI/AUDITAMA V

,. Penyajian .ang Muka &erja Pada /a%oran &euangan Perjan RSCM "idak Sesuai Dengan Prinsi% Akuntansi Yang Berlaku .mum Pengelolaan keuangan pada unit pelaksana2Departemen dilingkungan Per$an R !" menggunakan mekanisme uang muka ker$a1 Uang muka ker$a terse&ut dimaksudkan untuk mem&ia%ai kegiatan operasional unit pelaksana2Departemen dalam $angka waktu satu &ulan1 etiap awal &ulan 6agian Keuangan Per$an R !" mengirimkan uang tunai melalui trans<er &ank ke rekening giro unit pelaksana2Departemen kemudian unit pelaksana2Departemen mem&uat laporan pertanggung$awa&an atas uang muka ker$a %ang telah diterima pada setiap tanggal ,>1 Pem&erian uang muka ker$a terse&ut pada dasarn%a merupakan penerapan konsep pengelolaan kas dengan metode kas ke7il1 Dengan demikian. kas dalam &entuk uang muka ker$a masih memenuhi kriteria se&agai kas dan setara kas karena kas terse&ut di&erikan kepada pihak internal Per$an R !" &ukan kepada pihak lain1 6agian Akuntansi men%a$ikan Uang "uka Ker$a se&esar Rp+1,0;1=0-1?,+.>+ terpisah dari akun Kas dan etara Kas pada Laporan Keuangan *+ Desem&er ,--*1 Uang muka ker$a mengandung arti se&agai pengeluaran kas perusahaan kepada pihak lain di luar perusahaan dalam rangka pengadaan &arang dan2atau $asa1 9al ini mengaki&atkan pen%a$ian akun Uang "uka Ker$a pada Laporan Keuangan Per$an R !" ,--* tidak menggam&arkan kondisi %ang se&enarn%a1 9al ini ter$adi karena ketidak7ermatan 6agian Akuntansi dalam menerapkan prinsip akuntansi %ang &erlaku umum di Indonesia1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa akun Uang "uka Ker$a terse&ut dimaksudkan untuk memudahkan pertanggung$awa&an atas uang %ang diserahterimakan kepada unit8unit ker$a %ang &erada di lingkungan Per$an R !"1 Kami setu$u untuk mengelompokkan uang muka ker$a ke dalam akun kas dan setara kas 6PK RI men%arankan pen%a$ian Uang "uka Ker$a pada Per$an R !" dikelompokkan pada akun Kas dan etara Kas1

++

BPK-RI/AUDITAMA V

BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


LAPORAN KEUANGAN

PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO


Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002

No Tanggal

: 38.A/Auditama V/GA/12/2004 : 31 Desember 2004

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia


Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395-9 ext. 511 Fax (021) 5700380, 5723995

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN

Kami telah ditugasi untuk mengaudit neraca Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (selanjutnya disebut Perjan RSCM) tanggal 31 Desember 2003 serta laporan penerimaan dan biaya, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Kami juga telah melakukan pengujian atas kepatuhan Perjan RSCM terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen Perjan RSCM. Nilai kekayaan awal Perjan RSCM, yang berasal dari kekayaan negara yang tidak dipisahkan dan tidak terbagi atas saham-saham, belum ditetapkan oleh Menteri Keuangan berdasarkan perhitungan yang dilakukan bersama oleh Departemen Kesehatan dan Departemen Keuangan. Hal ini berdampak pada kewajaran saldo awal posisi keuangan Perjan RSCM yang mencakup aktiva, kewajiban dan penyertaan awal pemerintah. Selain itu, Perjan RSCM tidak memiliki pengendalian intern yang memadai untuk meyakinkan terciptanya pencatatan akuntansi yang layak. Hal ini mengakibatkan pencatatan akuntansi tidak memberikan dasar yang memadai bagi penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kelemahan-kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan antara lain meliputi halhal sebagai berikut : 1. Transaksi keuangan pada unit-unit pelaksana di lingkungan Perjan RSCM yang mengelola penerimaan dan pengeluaran secara tersendiri belum lengkap dicatat dan disajikan pada laporan keuangan antara lain mencakup transaksi rekening giro, pendapatan dan biaya, yakni : a. Transaksi keuangan pada satu unit pelaksana di lingkungan Perjan RSCM tidak seluruhnya dicatat dan disajikan pada laporan keuangan; b. Transaksi keuangan pada 17 (tujuh belas) unit pelaksana tidak dicatat dan disajikan pada laporan keuangan. 2. Terdapat transaksi pendapatan dan biaya operasional pada 26 (dua puluh enam) unit pelaksana masing-masing sebesar Rp52.198.486.633,79 atau 41,16% dari total pendapatan operasional Perjan RSCM sebesar Rp126.828.842.000,70 dan

BPK-RI/AUDITAMA V

Rp29.245.128.451,16 atau 14,40% dari total biaya operasional Perjan RSCM sebesar Rp203.038.306.866,57 dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan tanpa melalui proses/siklus akuntansi yang lazim sehingga transaksi pendapatan dan biaya operasional antar unit pelaksana pada Perjan RSCM belum sepenuhnya direkonsiliasi dan dieleminasi. 3. Perjan RSCM belum lengkap mencatat dan menyajikan rekening giro yang ditempatkan di bank serta melakukan rekonsiliasi terhadap saldo-saldo rekening giro tersebut sehingga nilai saldo rekening giro di bank yang disajikan pada neraca sebesar Rp44.834.600.524,71 tidak dapat diyakini kewajarannya. 4. Perjan RSCM belum mencatat/menyajikan seluruh aktiva tetap yang dimiliki dan melakukan penyusutan secara konsisten serta saldo aktiva tetap belum didukung oleh Daftar Aktiva Tetap yang memadai sehingga nilai buku aktiva tetap sebesar Rp143.862.973.889,00 tidak dapat diyakini kewajarannya. 5. Penerapan metode penilaian persediaan dilakukan secara tidak konsisten sehingga saldo persediaan yang disajikan pada akhir tahun sebesar Rp2.605.285.101,57 tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Kelemahan pengendalian intern tersebut di atas mengakibatkan kami tidak dapat meneruskan prosedur audit yang memadai untuk menentukan dampaknya terhadap penyajian angka-angka laporan keuangan. Belum ditetapkannya nilai kekayaan awal Perjan RSCM dan adanya kelemahan pengendalian intern yang material dan signifikan menyebabkan lingkup audit kami tidak cukup untuk memungkinkan kami menyatakan, dan kami tidak menyatakan, pendapat atas laporan keuangan. Kepatuhan Perjan RSCM atas peraturan perundang-undangan dan pengendalian intern kami sajikan pada Laporan Nomor : 38.B/AUDITAMA V/GA/12/2004 yang bertanggal 31 Desember 2004 dan terpisah dari laporan ini.

Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit

Drs. Misnoto, Ak.,MA. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 31 Desember 2004

ii

BPK-RI/AUDITAMA V

DASAR PENUGASAN DAN RUANG LINGKUP AUDIT

DASAR PENUGASAN DAN RUANG LINGKUP AUDIT 1. Dasar Penugasan a. Undang-undang Dasar Tahun 1945 pasal 23 E, 23 F dan pasal 23 G; b. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku; c. Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan No. 41/ST/VII-XV.1/8/2004 tanggal 12 Agustus 2004, perihal penugasan untuk melakukan audit atas laporan keuangan Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo tahun buku 2003 di Jakarta. 2. Ruang Lingkup Audit Audit ini bersifat general audit atas laporan keuangan Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2003. Audit dilaksanakan dengan berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern. Kontrak, pasal-pasal tertentu peraturan perundang-undangan, dan peraturan perusahaan yang kami uji mencakup: a. Undang undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. b. Undang undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. c. Undang undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. d. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2000 tentang Perusahaan Jawatan (PERJAN). e. Peraturan Pemerintah Nomor 116 Tahun 2000 tentang Pendirian Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. f. Kepres No. 18 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah. g. Kebijakan Akuntansi Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo. h. Perjanjian-perjanjian pelayanan kesehatan tahun 2003. i. Kontrak kontrak pengadaan dan pemborongan pekerjaan tahun 2003. j. Perjanjian-perjanjian kerja sama tahun 2003

iii

BPK-RI/AUDITAMA V

Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat. Pelaksanaan audit di lapangan mulai tanggal 20 Agustus 2004 sampai dengan 31 Desember 2004. BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

iv

BPK-RI/AUDITAMA V

LAPORAN KEUANGAN

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I Direktorat Jenderal Pelayanan Medik PERJAN. RS Dr. Cipto Mangunkusumo NERACA PER 31 DESEMBER 2003 DAN 2002
A K T I V A PERKIRAAN 1 I AKTIVA LANCAR 1. Kas dan Setara Kas 2. Investasi Lancar 3. Pendapatan yang masih harus diterima 4. Piutang Pelayanan 5. Persediaan 6. Uang muka kerja 7. Beban Dibayar Dimuka 8. Piutang Lainnya Total Aktiva Lancar INVESTASI JANGKA PANJANG Tahun 2003 2 Tahun 2002* 3 VI 45.725.824.883,72 390.000.000,00 12.337.231.589,00 2.605.285.101,57 1.286.780.921,51 491.196.000,00 62.836.318.495,80 29.310.536.506,00 5.112.282.274,00 3.349.709.753,00 1.169.160.129,00 79.221.991,00 503.196.000,00 39.524.106.653,00 KEWAJIBAN DAN AKTIVA BERSIH PERKIRAAN Tahun 2003 1 2 KEWAJIBAN LANCAR 1. Utang Usaha /Biaya 2. Uang Muka Perawatan 3. Pendapatan Diterima Dimuka 4. Biaya yang masih harus dibayar 5. Utang Pajak 6. Utang Jangka pendek lainnya

Halaman 1

Tahun 2002* 3

7.205.242.780,00 96.666.579,00 676.175.303,00 2.905.679.023,07

4.167.149.300,00 (21.721.921,00) 1.080.625.742,00 60.074.576,00 4.659.787.863,00

Total Kewajiban Lancar VII KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Total Kewajiban Jangka Panjang

10.883.763.685,07 -

9.945.915.560,00 -

II

III AKTIVA TETAP 1. Tanah 2. Gedung dan Bangunan 3. Alat Medis Kedokteran 4. Inventaris Lain-lain 5. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap Total Aktiva Tetap IV AKTIVA TIDAK BERWUJUD 1. Formula 2. Penelitian dan Pengembangan Total Aktiva Tidak Berwujud

21.913.297.097,00 34.808.516.347,00 228.674.990.627,00 59.192.233.967,00 (200.726.064.149,00) 143.862.973.889,00

21.913.297.097,00 34.555.207.647,00 VIII KEWAJIBAN LAIN-LAIN 220.293.842.902,00 Total Kewajiban Lain-lain 54.905.406.987,00 (178.902.017.313,00) 152.765.737.320,00 IX EKUITAS 1 Dana Awal 2 Pemerintah 3 Donasi 4 Defisit Tahun Lalu 5 Surplus/ Defisit Tahun Berjalan Total Ekuitas

183.862.764.919,00 169.466.467.344,00 5.000.000.000,00 (67.249.601.292,00) (73.633.524.960,27) 217.446.106.010,73

183.862.764.919,00 79.832.770.570,00 3.000.000.000,00 (67.249.601.292,00) 199.445.934.197,00

V AKTIVA LAIN-LAIN 1. Bangunan dalam penyelesaian 20.966.156.440,00 16.254.414.900,00 2. Aktiva tetap lain (rusak) 5.372.745.140,00 5.372.745.140,00 3. Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap (4.708.324.269,00) (4.525.154.256,00) Total Aktiva Tidak Berwujud 21.630.577.311,00 17.102.005.784,00 TOTAL AKTIVA 228.329.869.695,80 209.391.849.757,00 Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini. * diaudit oleh auditor lain dan disajikan kembali

TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

228.329.869.695,80

209.391.849.757,00

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I Direktorat Jenderal Pelayanan Medik PERJAN. RS Dr. Cipto Mangunkusumo
LAPORAN PENDAPATAN DAN BIAYA UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR PADA 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Halaman 2

(dalam Rupiah)

NO

URAIAN

TAHUN 2003

TAHUN 2002 *

A PENDAPATAN 1. Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Rawat Jalan Pendapatan Operasional Rawat Inap Pendapatan Operasional Penunjang dan Tindakan Medik 2. Pendapatan Operasional Lainnya Diklat Apotik CT Scan Swadana Lainnya 3. Pengurang Pendapatan Operasional Pendapatan Operasional Neto (1+2-3) B BIAYA OPERASIONAL 1. Pelayanan Biaya Bahan Biaya Jasa Pelayanan Biaya Pegawai Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Sarana Medis Biaya Daya dan Jasa Biaya Amortisasi 2. Biaya Umum dan Administrasi Jumlah Biaya (1+2) C SURPLUS / DEFISIT BRUTO (A-B)

122.626.833.768,49 20.377.067.615,29 26.646.591.007,00 75.603.175.146,20 4.202.008.232,21 311.225.690,54 2.186.838.530,00 204.106.950,00 1.499.837.061,67 (275.666.072,00) 126.553.175.928,70

95.198.449.573,00 42.539.602.957,00 25.683.251.376,00 26.975.595.240,00 4.683.711.034,00 412.771.100,00 3.510.427.077,00 132.704.260,00 627.808.597,00 (3.570.910.775,00) 96.311.249.832,00

157.271.150.959,43 35.209.187.670,91 45.277.253.515,78 51.558.406.874,10 17.605.773.479,20 988.933.115,00 6.631.596.304,44 45.767.155.907,14 203.038.306.866,57 (76.485.130.937,87)

133.486.338.052,00 31.956.004.015,00 33.153.757.997,00 44.616.059.848,00 18.055.941.145,00 1.169.609.650,00 4.534.965.397,00 32.038.132.355,00 165.524.470.407,00 (69.213.220.575,00)

D PENDAPATAN DAN BIAYA NON OPERASIONAL 1. Pendapatan Non Operasional 2. Biaya Non Operasional Pendapatan/Biaya Non Operasioanl E F SURPLUS/DEFISIT Sebelum Pos Luar Biasa SURPLUS/DEFISIT Sebelum Koreksi 3.746.532.927,35 981.525.275,75 2.765.007.651,60 (73.720.123.286,27) (73.720.123.286,27) 86.598.326,00 (73.633.524.960,27) 2.245.631.926,00 282.012.643,00 1.963.619.283,00 (67.249.601.292,00) (67.249.601.292,00) (67.249.601.292,00)

G KOREKSI SURPLUS/DEFISIT Thn 2002 H DEFISIT TAHUN BERJALAN * diaudit oleh auditor lain dan disajikan kembali

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I Direktorat Jenderal Pelayanan Medik PERJAN. RS Dr. Cipto Mangunkusumo LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk Tahun Yang Berakhir Pada 31 Desember 2003 dan 2002 URAIAN A SALDO 1 JANUARI 2002 Ditambah/dikurangi : Koreksi penambahan akibat belum dibukukannya Gedung Central Medical Unit Koreksi pengurangan karena kesalahan pembukuan SALDO 1 JANUARI 2002 SETELAH DIKOREKSI Ditambah : Dana DIK SKOR Tahun 2002 Dana DIP Tahun 2002 Donasi Dikurangi : Defisit tahun berjalan SALDO 31 DESEMBER 2002 Ditambah : Dana DIK SKOR Tahun 2002 Dana DIP Tahun 2002 Donasi Dikurangi : Defisit tahun berjalan SALDO 31 DESEMBER 2003 Jumlah (Rp) 177.502.439.220,00 7.276.706.833,00 (916.381.134,00) 183.862.764.919,00 74.311.621.960,00 5.521.148.610,00 3.000.000.000,00 (67.249.601.292,00) 199.445.934.197,00 74.802.729.149,00 14.830.967.625,00 2.000.000.000,00 (73.633.524.960,27) 217.446.106.010,73

Halaman 3

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini.

Halaman 4

DEPARTEMEN KESEHATAN R.I Direktorat Jenderal Pelayanan Medik PERJAN. RS Dr. Cipto Mangunkusumo LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 dan 2002
(dalam rupiah)

URAIAN

TAHUN 2003

TAHUN 2002 *

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Peneriman dari langganan Pengeluaran untuk Pemasok & Karyawan Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi

130.575.374.928,05 (188.160.758.379,33) (57.585.383.451,28)

102.347.675.234,00 147.964.460.109,00 (45.616.784.875,00)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Kenaikan Nilai Gedung Kenaikan Nilai Alat Medis Kenaikan Nilai Aktiva Lain-lain Kenaikan Nilai Bangunan Dalam Penyelesaian Arus Kas Bersih yg. Digunakan utk. Investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN KENAIKAN BERSIH KAS KAS DAN SETARA KAS AWAL

(253.308.700,00) (8.381.147.725,00) (4.286.826.980,00) (4.711.741.540,00) (17.633.024.945,00) 91.633.696.774,00 16.415.288.377,72 29.310.536.506,00

(10.204.843.689,00)

(10.204.843.689,00) 74.308.690.647,00 18.487.062.083,00 10.823.475.280,00

C D E

JUMLAH SALDO KAS Dan SETARA KAS

45.725.824.883,72

29.310.537.364,00

Lihat Catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan ini. * diaudit oleh auditor lain dan disajikan kembali

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

4. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 1) UMUM Sejarah perkembangan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo dimulai sejak tanggal 19 November 1919 dengan nama Centrale Burgelijke Ziekenhuis (CBZ). Pada tahun 1945, CBZ diubah namanya menjadi Rumah Sakit Oemoem Negeri (RSON) dan selanjutnya dirubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) pada tahun 1950. Sejak tanggal 17 Agustus 1964, RSUP diresmikan menjadi Rumah Sakit Tjipto Mangunkusumo (RSTM), sejalan dengan perkembangan ejaan baru Bahasa Indonesia, maka diubah menjadi RSCM. Dengan diterbitkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 553/Menkes/SK/VI/1994 tanggal 13 Juni 1994, RSCM berubah menjadi Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo. Selanjutnya, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ditetapkan menjadi Perusahaan Jawatan Dr. Cipto Mangunkusumo (Perjan RSCM) berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 116 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000. Perjan RSCM didirikan dengan maksud untuk menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan, pendidikan, dan penelitian, serta usaha lain di bidang kesehatan yang bertujuan meningkatkan status kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, PERJAN menyelenggarakan kegiatan : (1) Pelayanan kesehatan kepada masyarakat baik dalam bentuk promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif secara paripurna. (2) Pengembangan pelayanan, pendidikan dan penelitian proyek-proyek unggulan kesehatan yang sesuai dengan fungsinya sebagai rumah sakit pendidikan dan rujukan nasional. (3) Pelayanan kesehatan lainnya. (4) Pendidikan, penelitian dan usaha lain dalam bidang kesehatan. Visi Perjan RSCM masih mengacu pada Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 297/MENKES/SK/IV/1999 adalah menjadi rumah sakit bermutu ASEAN tahun 2003 dan bermutu ASIA PASIFIK tahun 2015. Misi umumnya adalah memberikan pelayanan kesehatan paripurna, bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, menjadi tempat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan serta tempat penelitian dan pengembangan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Adapun misi khusus yang ingin dicapai adalah sebagai rumah sakit rujukan nasional dalam bidang pelayanan medis, pendidikan, penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta manajemen pelayanan kesehatan. Susunan Dewan Pengawas Perjan Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1324/MENKES/SK/XII/2001 tanggal 7 Desember 2001 adalah:

Ketua Dewan Pengawas

Prof. DR. Dr. H. M. Ahmad Djojosugito, MHA, FICS 5

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Anggota Dewan Pengawas

Prof. Dr. Amal C. Sjaaf, SKM, DrPH Dr. Setiawan Soeparan, MPH Dr. Achmad Haryadi, MSc. Prof. Dr. Mardiasmo, MBA,Ak

Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 1324/MENKES/SK/XIII/2001 tanggal 7 Desember 2001, susunan Direksi Perjan Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (Perjan RSCM) adalah sebagai berikut : Direktur Utama : Dr. Merdias Almatsier, Sp.S.(K) Direktur Sarana dan Prasarana : Ir. Mahyaranto Djauhar Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan : DR. Dr. Akmal Taher, Sp.U Direktur Keuangan dan Pemasaran : Dr. Takdir Mostavan, DTMH, MSc. Mkes Direktur Administrasi dan Sumber Daya Manusia : Dr. Meliana Zailani, MARS

2)

IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Ikhtisar kebijakan akuntansi perusahaan disajikan sebagai berikut : (1) Laporan Keuangan Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan Indonesia sebagaimana tertuang dalam Standar Akuntansi Rumah Sakit Pemerintah sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. HK.00.06.1.3.1840 tanggal 26 April 1995 tentang Pemberlakuan Pelaksanaan Standar Akuntansi Rumah Sakit Pemerintah dan Surat Direktur Jenderal Pelayanan Medik No. KU.00.06.1.3.414 tanggal 4 Februari 2002 tentang Penggunaan Buku Standar dan Petunjuk Pelaksanaan Akuntansi Rumah Sakit Pemerintah. Laporan keuangan disusun dengan menerapkan konsep harga perolehan, angka-angka dibulatkan dan dinyatakan dalam rupiah penuh. Laporan Arus Kas perusahaan disusun berdasarkan metode tidak langsung dengan mengklasifikasikan kas dari kegiatan operasi, investasi dan pendanaan. (2) Transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan No.7, pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa digambarkan sebagai berikut : a) Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara (intermediates), mengendalikan atau dikendalikan oleh atau berada dibawah pengendalian bersama, dengan perusahaan pelapor (termasuk holding companies, subsidiaries and fellow subsidiaries); b) Perusahaan asosiasi (associated enterprises); c) Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di perusahaan pelapor yang berpengaruh secara signifikan,

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

d)

e)

dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan perusahaan pelapor); Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang, dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan pelapor yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut dan; Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam c) dan d), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari perusahaan pelapor dan perusahaanperusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan perusahaan pelapor.

(3) Kas dan Setara Kas Kas dan bank serta semua Investasi jangka pendek yang berjangka waktu 3 (tiga) bulan atau kurang diklasifikasikan sebagai kas atau setara kas. (4) Piutang Untuk menutupi kemungkinan rugi karena tidak tertagihnya piutang dilakukan penyisihan piutang yang diperhitungkan berdasarkan umur piutang. Piutang pelayanan dinyatakan sebesar jumlah neto yaitu setelah dikurangi penyisihan piutang. Biaya penyisihan piutang diklasifikasikan sebagai biaya umum dan administrasi. Penyisihan piutang ditentukan dengan cara sebagai berikut: Umur Piutang 1 2 tahun Di atas 2 3 tahun Di atas 3 4 tahun Di atas 4 5 tahun Di atas 5 tahun (5) Persediaan Penilaian persediaan adalah didasarkan pada harga perolehan dengan metode Masuk Pertama Keluar Pertama/FIFO (First In First Out). Persediaan yang mutasinya tidak ada (dead stock), lambat (slow moving) melebihi masa dua tahun atau usang/rusak dipindahbukukan dari persediaan ke aktiva lain-lain. (6) Aktiva Tetap Prosentase Penyisihan 25 % 35 % 50 % 75 % 100%

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Aktiva tetap perusahaan dinyatakan berdasarkan harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Pengeluaran untuk memperoleh sesuatu barang dengan harga di atas Rp500.000,00 digunakan dalam kegiatan secara berulang-ulang, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dan mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun dicatat sebagai aktiva tetap. Pengeluaran setelah perolehan awal suatu Aktiva Tetap seperti biaya perbaikan, pengembangan dan penggantian yang memperpanjang masa manfaat atau yang kemungkinan besar memberi manfaat ekonomis di masa yang akan datang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu pelayanan, atau peningkatan standar kinerja harus ditambahkan pada jumlah Aktiva Tetap yang bersangkutan apabila nilai pengeluaran tersebut Rp10.000.000,00 ke atas. Penyusutan aktiva tetap (kecuali hak atas tanah yang tidak disusutkan) dihitung berdasarkan prosentase tetap dari harga perolehan tiap jenis aktiva tetap (metode garis lurus) sesuai dengan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap dengan nilai sisa Rp1,00 sebagai berikut : No. 1. 2. 3. 4. Jenis Gedung permanen bertingkat Gedung permanen Peralatan dan mesin Komputer dan kendaraan bermotor Masa Manfaat (Tahun) 40 25 10 5

(7) Bangunan Dalam Penyelesaian Bangunan Dalam Penyelesaian (Pekerjaan Dalam Pelaksanaan) dicatat sesuai dengan nilai perolehannya. Beban pinjaman dari pendanaan yang digunakan untuk membiayai aktiva tersebut serta penyusutan dari aktiva tetap yang digunakan untuk pembangunannya dikapitalisir selama periode pembangunan. (8) Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan diakui pada saat pelayanan selesai diberikan/pasien pulang. Pendapatan fungsional adalah pendapatan yang timbul dari aktivitas pelayanan utama rumah sakit yang terdiri dari pendapatan rawat jalan, pendapatan rawat inap, dan pendapatan penunjang medis. Pendapatan dicatat atas dasar nilai bruto sebelum dikurangi dengan pengurangpengurang pendapatan yakni : a) penghapusan piutang karena tidak dapat ditagih lagi; b) selisih perhitungan rincian biaya dengan jumlah yang dibayar oleh asuransi atau oleh pihak ketiga yang dicatat pada perkiraan selisih perhitungan klaim (contractual 8

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

adjustment); c) pembebasan pembayaran bagi pasien tidak mampu yang dicatat pada perkiraan tersendiri; d) pengurang lain-lain karena pembebasan pembayaran pada pasien tertentu seperti karyawan rumah sakit, pasien yang diberi keringanan. Beban-beban diakui berdasarkan metode akrual. Bilamana beban tidak dapat diidentifikasi secara langsung ke dalam beban pelayanan atau beban administrasi dan umum, maka beban tersebut dialokasikan ke beban pelayanan sebesar 70% dan beban administrasi dan umum sebesar 30%. Beban penyusutan dialokasikan ke beban pelayanan sebesar 80% dan beban administrasi dan umum sebesar 20 %. 3) PENJELASAN POS-POS NERACA DAN PENDAPATAN DAN BIAYA (1) KAS DAN SETARA KAS
31 Desember 2003
Rp Kas Bank Deposito 891.224.358,57 44.834.600.524,71 0,00 45.725.824.883,28

31 Desember 2002
Rp 229.838.153,00 21.580.698.353,00 7.500.000.000,00 29.310.536.506,00

Deposito merupakan dana yang ditempatkan di bank dengan jangka waktu tidak lebih dari 1 (satu) bulan. (2) PENDAPATAN YANG MASIH HARUS DITERIMA
31 Desember 2003
Rp SHU Apotik KPRI 390.000.000,00

31 Desember 2002
Rp 0,00

Pendapatan yang masih harus diterima merupakan taksiran atas tagihan sisa hasil usaha Apotik Koperasi Pegawai Republik Indonesia-Perjan RSCM yang masih harus diterima oleh Perjan RSCM untuk bulan Oktober, November dan Desember 2003.

(3)

PIUTANG PELAYANAN
31 Desember 2003 31 Desember 2002

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Rp Pasien umum dan JPS Pasien PT Askes Pasien Jaminan 2 .076.807.797,00 10.223.696.892,00 36.716.900,00 12.337.221.589,00

Rp 4.300.299.214,00 799.130.060,00 12.853.000,00 5.112.282.274,00

Pasien Jaring Pengaman Sosial/tidak mampu merupakan pasien yang pembayaran keseluruhan tagihannya ditanggung oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta sedangkan pasien PT Askes merupakan pasien yang pembayaran sebagian tagihannya ditanggung oleh PT Askes. Pasien jaminan adalah pasien yang pembayaran tagihannya dijamin oleh pihak ketiga/perusahaan yang telah bekerjasama dengan Perjan RSCM. (4) PERSEDIAAN
31 Desember 2003
Rp Persediaan Medis Persediaan Non Medis 2.310.445.713,57 294.839.388,00 2.605.285.101,57

31 Desember 2002
Rp 2.520.544.951,00 829.164.802,00 3.349.709.753,00

Persediaan medis merupakan persediaan bahan dan alat habis pakai untuk keperluan medis sedangkan persediaan non medis mencakup bahan makanan, alat tulis kantor, dan lain-lain.
(5)

UANG MUKA KERJA


31 Desember 2003
Rp Paviliun Melati Paviliun Tumbuh Kembang Instalasi Kamar Jenazah Paviliun Mawar Poli Kebidanan Raden Saleh Instalasi Gawat Darurat Paviliun Cenderawasih 43.632.100,00 59.500,00 480,00 2.906.273,00 382,00 7.484.144,00 43.844.461,00 251.016.129,00

31 Desember 2002
Rp

10

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Poli Bedah Tumor Pelayanan Jantung Terpadu Laboratorium Patologi Klinik Paviliun Stroke IRNA A Poli Syaraf (Neurologi) Instalasi Latihan Instalasi Gizi Koordinator Bendaharawan Team RKAP Pendidikan dan

7.096.125,00 245.871.927,51 639.132.483,00 20.297.933,00 17.982.735,00 16.266.855,00 99.726.386,00 918.144.000,00

20.423.937,00 74.000.000,00 48.055.200,00 1.286.780.921,51 1.169.160.129,00

Uang muka kerja adalah uang tunai yang diberikan oleh Bidang Keuangan Perjan RSCM kepada unit-unit pelaksana pada Perjan RSCM untuk penyelenggaraan kegiatan operasional namun sampai dengan akhir tahun buku belum dipertanggungjawabkan oleh unit-unit dimaksud. (6) PAJAK DIBAYAR DIMUKA
31 Desember 2003
Rp PPN PPh Pasal 22 0,00 0,00 0,00

31 Desember 2002
Rp 67.548.590,00 11.673.401,00 79.221.991,00

Pajak dibayar dimuka merupakan pembayaran PPN dan PPh pasal 22 pihak ketiga (rekanan) karena pengadaan bahan dan alat habis pakai.

(7)

PIUTANG LAINNYA
31 Desember 2003
Rp

31 Desember 2002
Rp

11

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Piutang lain-lain

491.196.000,00 491.196.000,00

503.196.000,00 503.196.000,00

Saldo piutang lain-lain sebesar Rp491.196.000,00 merupakan saldo piutang kepada karyawan atas nama Rochmiyati. Jumlah tersebut merupakan uang muka perawatan dari pasien yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh yang bersangkutan sebagai kasir dikurangi dengan total pengembalian secara cicilan yang diterima tahun 2003. (8) AKTIVA TETAP Tahun Buku 2003
No. 1 2 3 4 Tanah Gedung dan Bangunan Alat Medis Kedokteran Inventaris Lain-lain Jumlah Uraian Harga Perolehan 21.913.297.097,00 34.808.516.347,00 228.674.990.627,00 59.192.233.967,00 344.589.038.038,00 Akumulasi Penyusutan 23.623.634.841,54 128.942.645.633,66 48.159.783.673,80 200.726.064.149,00 Nilai Buku 21.913.297.097,00 11.184.881.505,46 99.732.344.993,34 11.032.450.293,20 143.862.973.889,00

Tahun Buku 2002


No. 1 2 3 4 Tanah Gedung dan Bangunan Alat Medis Kedokteran Inventaris Lain-lain Jumlah Uraian Harga Perolehan 21.913.297.097,00 34.555.207.647,00 220.293.842.902,00 54.905.406.987,00 331.667.754.633,00 Akumulasi Penyusutan 22.953.250.063,00 111.084.019.403,00 44.864.747.847,00 178.902.017.313,00 Nilai Buku 21.913.297.097,00 11.601.957.584,00 109.209.823.499,00 10.040.659.140,00 152.765.737.320,00

Nilai tanah yang disajikan adalah atas tanah yang dipergunakan RSCM sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 136/MENKES/SK/II/2002 tanggal 7 Februari 2002 tentang Penetapan Luas Tanah Yang Dipergunakan Oleh Rumah Sakit Rumah Sakit Perjan di Berbagai Propinsi. Nilai tanah yang disajikan sebesar Rp21.913.297.097,00 belum termasuk tanah seluas 3.813 M2, Sertifikat Hak Pakai Nomor 33 tanggal 9 September 1982, sebagaimana disebutkan dalam Lampiran Keputusan Menteri Kesehatan No. 136/MENKES/SK/II/2002 tanggal 7 Februari 2002. Nilai perolehan tanah dimaksud tidak dapat disajikan karena sertifikat tanah dan lokasinya tidak diketahui oleh pihak Perjan RSCM. Tanah di Jl. Teuku Cik Ditiro No. 3, 5, 6, dan 7 senilai Rp664.500.000,00 serta tanah di Jl. Kimia No. 8, 10, dan 12 , termasuk bangunan yang berdiri di atasnya, yang 12

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 136/MENKES/SK/II/2002 ditetapkan sebagai tanah yang dikelola oleh RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, saat ini sudah tidak dikuasai lagi oleh perusahaan, melainkan ditempati oleh pihak lain. Sedangkan dalam pernyataan sertifikat/buku tanah, tanah-tanah tersebut adalah milik Departemen Kesehatan RI dan digunakan untuk kepentingan dinas RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo. Karena adanya kesulitan dalam menentukan nilai perolehan alat medis kedokteran, inventaris kantor dan rumah tangga yang ada di unit-unit pelayanan, beberapa inventaris tersebut yang diperoleh sebelum 2001 disajikan dalam neraca dan Daftar Aktiva Tetap dengan nilai perolehan tahun 2001.
(9)

AKTIVA LAIN-LAIN
31 Desember 2003
Rp Bangunan Dalam Penyelesaian Aktiva Tetap Lainnya Akum. Penyusutan AT Lainnya Jumlah 5.372.745.140,00 (4.708.324.269,00) 664.420.871,00 21.630.577.311,00 20.966.156.440,00

31 Desember 2002
Rp Bangunan Dalam Penyelesaian Aktiva Tetap Lainnya Akum. Penyusutan AT Lainnya Jumlah 5.372.745.140,00 (4.525.154.256,00) 847.590.884,00 17.102.005.784,00 16.254.414.900,00

Nilai Bangunan Dalam Pelaksanaan per 31 Desember 2003 adalah jumlah biaya yang telah dikeluarkan untuk membangun Gedung Central Medical Unit sesuai dengan nilai kontrak pembangunannya sejak tahun anggaran 1995/1996 sampai dengan 2001 masih berlanjut sampai dengan sekarang. Aktiva Tetap Lainnya adalah aktiva tetap yang kondisinya telah rusak dan tidak dapat dipergunakan untuk kegiatan operasional.

(10) UTANG USAHA


31 Desember 2003
Rp

31 Desember 2002
Rp

13

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Bahan Makanan Barang Rumah Tangga Listrik dan Air Barang Farmasi Pemeliharaan dan Perbaikan Jumlah

388.024.250,00 167.310.633,00 482.362.555,00 5.414.201.577,00 753.343.765,00 7.205.242.780,00

4.472.913,00 116.081.919,00 1.019.038.280,00 2.887.299.458,00 140.256.730,00 4.167.149.300,00

Saldo utang usaha berasal dari pembelian barang dan jasa yang telah diterima RSCM tetapi belum dilaksanakan pembayarannya. Kenaikan saldo utang terutama berasal dari antara lain pembelian alat kesehatan untuk unit Pelayanan Jantung Terpadu senilai Rp1.150.000.000,00 dan pembelian labu darah dari Palang Merah Indonesia senilai Rp1.731.307.000,00.
(11) UANG MUKA PERAWATAN

31 Desember 2003
Rp Uang muka perawatan Jumlah 96.666.579,00 96.666.579,00

31 Desember 2002
Rp (21.721.921,00) (21.721.921,00)

Saldo uang muka perawatan merupakan uang muka yang diterima dari pasien rawat inap per 31 Desember 2003 masih dalam masa perawatan rumah sakit. Saldo negatif uang muka perawatan per 31 Desember 2002 disebabkan kondisi yang dijelaskan pada Catatan 3.(7).
(12) BIAYA YANG MASIH HARUS DIBAYAR

31 Desember 2003
Rp Belanja Pegawai Belanja Barang Jumlah 453.779.520,00 222.395.783,00 676.175.303,00

31 Desember 2002
Rp 805.452.669,00 275.173.053,00 1.080.625.742,00

Jumlah biaya yang masih harus dibayar per 31 Desember 2003 sebesar Rp676.175.303,00 merupakan beban yang terjadi tahun buku 2003 namun sampai dengan akhir periode akuntansi belum dilunasi. (13) UTANG PAJAK

14

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

31 Desember 2003
Rp Utang pajak Jumlah 0,00 0,00

31 Desember 2002
Rp 60.074.576,00 60.074.576,00

Utang pajak merupakan hutang PPh pasal 21 tahun buku 2002 dan telah disetor ke Kas Negara pada bulan Januari 2003. (14) UTANG JANGKA PENDEK LAINNYA
31 Desember 2003
Rp Gaji Pegawai Yang Ditahan Dana PPD-PSE Utang Jasa Pelayanan Umum Utang Jasa Askes Jumlah 2.405.083.404,68 0,00 499.622.618,39 973.000,00 2.905.679.023,07

31 Desember 2002
Rp 1.804.295.863,00 2.855.492.000,00 0,00 0,00 4.659.787.863,00

Dana PPD-PSE (Program Penanggulangan Dampak Pengurangan Subsidi Energi) merupakan dana yang diterima Perjan RSCM atas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada golongan pasien miskin dan tidak mampu. Klaim atas dana tersebut telah mencapai 100% pada tahun 2003. Utang jasa pelayanan umum dan jasa Askes adalah jasa medis yang harus dibayarkan oleh Perjan RSCM kepada dokter yang telah memberikan pelayanan kesehatan. (15) EKUITAS
31 Desember 2003
Rp Ekuitas Awal Penyertaan Pemerintah SKOR Penyertaan Pemerintah DIP Donasi Pihak Ketiga Saldo Defisit Tahun Lalu Saldo Defisit Tahun Berjalan Jumlah 183.862.764.919,00 149.114.351.109,00 20.352.116.235,00 5.000.000.000,00 (67.249.601.292,00) (73.633.524.960,27) 217.446.106.010,73

31 Desember 2002
Rp 183.862.764.919,00 74.311.621.960,00 5.521.148.610,00 3.000.000.000,00 0 (67.249.601.292,00) 199.445.934.197,00

15

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Sesuai dengan Neraca Pembukaan Perjan RSCM, Ekuitas Awal Pemerintah RI per 1 Januari 2002 sebesar Rp177.502.439.220,00 dan selanjutnya per 31 Desember 2002 menjadi sebesar Rp183.862.764.919,00. Kenaikan nilai ekuitas awal tersebut dikarenakan adanya aset yang belum tercatat dan kesalahan pembukuan. Nilai ekuitas awal tersebut belum mendapat pengesahan dari Menteri Keuangan RI. Penyertaan Pemerintah Surat Keputusan Otorisasi Rutin (SKOR) merupakan bantuan pemerintah untuk pembiayaan kegiatan operasional khususnya gaji pegawai negeri sipil yang ditempatkan di Perjan RSCM. Sedangkan penyertaan pemerintah Daftar Isian Proyek (DIP) merupakan bantuan pemerintah dalam bentuk pembangunan gedung/bangunan dan/atau pembelian alat-alat kesehatan. Donasi pihak ketiga merupakan bantuan dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta untuk membeli alat kesehatan.
(16) PENDAPATAN OPERASIONAL

31 Desember 2003
Rp Pendapatan Rawat Jalan Pendapatan Rawat Inap Pendapatan Penunjang Tindakan medis Jumlah dan 75.603.175.146,20 122.626.833.768,49 20.377.067.615,29 26.646.591.007,00

31 Desember 2002
Rp 42.539.602.957,00 25.683.251.376,00 26.975.595.240,00 95.198.449.573,00

(17) PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA


31 Desember 2003
Rp Pendidikan dan Latihan Apotik KPRI/Kimia Farma CT Scan Swadana Lainnya Jumlah 311.225.690,54 2.186.838.530,00 204.106.950,00 1.499.837.061,67 4.202.008.232,21

31 Desember 2002
Rp 412.771.100,00 3.510.427.077,00 132.704.260,00 627.808.597,00 4.683.711.034,00

Pendapatan operasional lainnya merupakan pendapatan yang diterima dari pihak ketiga yang mengadakan kegiatan di Perjan RSCM. (18) PENGURANG PENDAPATAN OPERASIONAL

16

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

31 Desember 2003
Rp Restitusi Subsidi Pasien Miskin/Askes/Karyawan Selisih Klaim askes Jumlah 2.186.838.530,00 204.106.950,00 275.666.072,00 311.225.690,54

31 Desember 2002
Rp 1.352.136.833,00

2.284.409.942,00 34.364.000,00 3.570.910.775,00

Pengurang pendapatan operasional merupakan pendapatan yang tidak dapat diterima pembayarannya sesuai peraturan yang berlaku. Subsidi Pasien Miskin/Askes/Karyawan merupakan selisih nilai tagihan pelayanan dengan jumlah yang dibayar oleh PT Askes/Pemerintah/Karyawan. (19) BIAYA OPERASIONAL
31 Desember 2003
Rp Biaya Pelayanan Biaya Bahan Biaya Jasa Pelayanan Biaya Pegawai Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Sarana Medis Biaya Daya dan Jasa Biaya Amortisasi Sub jumlah Biaya Administrasi dan Umum Biaya Pegawai Biaya Administrasi Kantor Biaya Penyusutan Biaya Pemeliharaan Biaya Langganan Daya dan Jasa 22.096.460.088,90 11.139.007.909,96 4.401.443.369,80 5.396.804.590,00 2.733.439.948,48 19.512.833.807,00 2.596.197.092,00 4.513.985.286,00 3.597.502.195,00 1.817.613.975,00 157.271.150.959,43 35.209.187.670,91 45.277.253.515,78 51.558.406.874,10 17.605.773.479,20 988.933.115,00 6.631.596.304,44 31.956.004.015,00 33.153.757.997,00 44.616.059.848,00 18.055.941.145,00 1.169.609.650,00 4.534.965.397,00 133.486.338.052,00

31 Desember 2002
Rp

17

Perjan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2003 DAN 2002

Sub jumlah Jumlah Biaya Operasional

45.767.155.907,14 203.038.306.866,57

32.038.132.355,00 165.524.470.407,00

(20) PENDAPATAN DAN BIAYA NON OPERASIONAL Pendapatan Non Operasional


31 Desember 2003
Rp Pendapatan Bunga Pendapatan Sewa Pendapatan Listrik Pendapatan Air Lainnya 1.241.071.978,59 6.756.000,00 1.101.624.126,00 51.935.429,00 1.345.145.393,76 3.746.532.927,35

31 Desember 2002
Rp 1.136.366.640,00 9.625.000,00 833.354.014,00 52.043.305,00 214.242.967,00 2.245.631.926,00

Adapun saldo Biaya non operasional per 31 Desember 2003 dan 31 Desember 2002 masing-masing sebesar Rp981.525.275,75 dan Rp282.012.643,00 antara lain meliputi biaya administrasi bank, pajak bunga bank dan lain-lain.

18

BPK - RI LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN


LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JAWATAN RUMAH SAKIT Dr. CIPTO MANGUNKUSUMO
Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002

KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN PENGENDALIAN INTERN


No Tanggal : 38.B/Auditama V/GA/12/2004 : 31 Desember 2004

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia


Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395-9 ext. 511 Fax (021) 5700380, 5723995

DAFTAR ISI
I. KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN A. Laporan Auditor Independen B. LAMPIRAN A 1. Penyajian Ekuitas Awal Perjan RSCM Belum Didukung Dokumen Yang Memadai 2. Pengadaan Alat Medis dan Alat Non Medis Pada Perjan RSCM Belum Sesuai Dengan Peraturan Yang Berlaku 3. Pengelolaan Obat dan Alat Kesehatan Pada Perjan RSCM Tidak Sesuai Dengan Ketentuan Yang Berlaku 4. Perjan RSCM Belum Mengenakan Sanksi Terhadap Kehilangan Kendaraan Dinas Sesuai Peraturan Yang Berlaku 5. Terdapat Gaji Yang Ditahan oleh Perjan RSCM sebesar Rp2.465,42 juta 6. Penyajian Uang Muka Kerja Pada Laporan Keuangan Perjan RSCM Tidak Sesuai Dengan Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum II. KEPATUHAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN A. Laporan Auditor Independen B. LAMPIRAN B 1. Laporan Keuangan Tahun 2003 Belum Lengkap Menyajikan Transaksi Keuangan Perjan RSCM 2. Pengendalian Intern Terhadap Pengelolaan Kas/Bank Masih Belum Memadai 3. Perjan RSCM Belum Sepenuhnya Menyajikan Aktiva Tetap Pada Laporan Keuangan 4. Perhitungan Beban Penyusutan dan Saldo Aktiva Tetap Diragukan Kewajarannya 5. Perlakuan Akuntansi atas Persediaan Pada Perjan RSCM Belum Tepat 6. Terdapat Alat Medis Perolehan Tahun 2003 Senilai Rp745 juta 28 31 26 22 19 16 12 11 9 8 6 4 3 1

BPK-RI/AUDITAMA V

belum dimanfaatkan 7. Lahan Perparkiran di Lingkungan Perjan RSCM Jakarta sejak tahun 1996 belum dikelola sebagaimana mestinya 8. Pengendalian Intern atas Penagihan Piutang Belum Memadai 9. Terdapat Penerimaan Sewa Senilai Rp8,64 juta yang Belum Diterima oleh Bendahara Penerima 10. Terdapat Pendapatan Unit Pendidikan dan Latihan senilai Rp349,23 Juta Yang Belum Dipertanggungjawabkan 11. Pendapatan Penjualan Karcis Merah dan Karcis Kuning Dari Instalasi Rawat Jalan Tidak Disetorkan Seluruhnya 12. Bagian Bedah Jantung Tidak Sepenuhnya Melaksanakan Ketentuan Direksi atas Tarif Pelayanan 13. Transaksi Perbaikan Atas Beberapa Gedung Sekurang-kurangnya Senilai Rp1.143,47 Juta Belum Dicatat Pada Bagian Akuntansi 14. Perlakukan Akuntansi atas Bangunan Dalam Penyelesaian dan Kegiatan Renovasi Gedung Belum Wajar 15. Perlakukan Akuntansi Terhadap Perolehan Kendaraan Bermotor Dengan Perjanjian Sewa-Beli Belum Tepat 16. Perlakukan Akuntansi atas Biaya Pengembangan Software dan Pemeliharaan Tidak Tepat 17. Perlakuan Akuntansi atas Pengeluaran Dana senilai Rp51,48 juta Tidak Tepat 18. Terdapat Pendapatan Sebesar Rp1.222,61 Juta Belum Disajikan Dalam Laporan Keuangan 56 55 54 53 51 49 46 42 40 35 39 33

ii

BiiPK-RI/AUDITAMA V

I. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah ditugasi untuk mengaudit laporan posisi keuangan Perusahaan Jawatan Rumah akit Dr !ipto "angunkusumo #selan$utn%a dise&ut 'Per$an R !"() tanggal *+ Desem&er ,--* serta laporan penerimaan dan &ia%a. laporan peru&ahan ekuitas. dan laporan arus kas untuk tahun %ang &erakhir pada tanggal terse&ut. dan telah mener&itkan laporan kami Nomor/ *01A2AUDITA"A 324A2+,2,--5 tanggal *+ Desem&er ,--51 Kami melaksanakan audit &erdasarkan tandar Audit Pemerintahan %ang diter&itkan 6adan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing %ang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia1 tandar terse&ut mengharuskan kami untuk meren7anakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh ke%akinan memadai tentang apakah laporan keuangan &e&as dari salah sa$i material1 Kepatuhan terhadap hukum. peraturan. kontrak. dan &antuan %ang &erlaku &agi Per$an R !" merupakan tanggung $awa& mana$emen1 e&agai &agian dari pemerolehan ke%akinan memadai tentang apakah laporan keuangan &e&as dari salah sa$i material. kami melaksanakan pengu$ian terhadap kepatuhan Per$an R !" terhadap pasal8pasal tertentu hukum. peraturan. kontrak. dan &antuan1 Namun. tu$uan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk men%atakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal8pasal terse&ut1 Oleh karena itu. kami tidak men%atakan suatu pendapat seperti itu1 9al material dari ketidakpatuhan adalah kegagalan untuk mematuhi pers%aratan. atau pelanggaran terhadap larangan. %ang terdapat dalam peraturan. kontrak. atau &antuan %ang men%e&a&kan kami mengam&il kesimpulan &ahwa kumpulan salah sa$i se&agai aki&at dari kegagalan atau pelanggaran adalah material terhadap laporan keuangan1 9asil pengu$ian kepatuhan kami mengungkapkan hal material dari ketidakpatuhan &erikut ini. %ang &erdampak material terhadap kewa$aran laporan keuangan1 Nilai keka%aan awal Per$an R !". %ang &erasal dari keka%aan negara %ang tidak dipisahkan dan tidak ter&agi atas saham8saham. &elum ditetapkan oleh "enteri Keuangan &erdasarkan perhitungan %ang dilakukan &ersama oleh Departemen Kesehatan dan + BPK-RI/AUDITAMA V

Departemen Keuangan1 9al ini &erdampak pada kewa$aran saldo awal posisi keuangan R !" %ang men7akup akti:a. kewa$i&an dan pen%ertaan awal pemerintah1 9al ini &elum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Repu&lik Indonesia No1 ++; Tahun ,--- tentang Pendirian Per$an R !". pasal ++ a%at #*) %ang men%e&utkan &ahwa &esarn%a modal Per$an pada saat Peraturan Pemerintah ini diundangkan adalah se&esar seluruh keka%aan negara %ang tertanam pada Per$an. %ang nilain%a akan ditetapkan kemudian oleh "enteri Keuangan &erdasarkan perhitungan %ang dilakukan &ersama "enteri1 Untuk le&ih $elasn%a. masalah ini kami kemukakan dalam temuan no1 + pada Lampiran A1 Kami mempertim&angkan hal material dari ketidakpatuhan terse&ut dalam merumuskan pendapat kami apakah laporan keuangan Per$an R !" men%a$ikan se7ara wa$ar. dalam semua hal %ang material. sesuai dengan prinsip akuntansi %ang &erlaku umum di Indonesia. dan laporan ini mempengaruhi laporan kami Nomor/ *01A2AUDITA"A 324A2+,2,--5 tanggal *+ Desem&er ,--5 atas laporan keuangan1 Ke7uali se&agaimana di$elaskan di atas. hasil pengu$ian kepatuhan kami menun$ukkan &ahwa. &erkaitan dengan unsur %ang diu$i. Per$an R !" mematuhi. dalam semua hal %ang material. pasal8pasal se&agaimana dise&utkan dalam paragra< ketiga laporan ini. dan &erkaitan dengan unsur %ang diu$i. tidak ada satu pun %ang kami ketahui %ang men%e&a&kan kami per7a%a &ahwa Per$an R !" tidak mematuhi. dalam semua hal %ang material. pasal8pasal terse&ut1 Namun. kami men7atat masalah8masalah tertentu &erkaitan dengan kepatuhan Per$an R !" terhadap pasal8pasal tertentu hukum. peraturan. kontrak. dan pers%aratan &antuan disertai saran per&aikann%a %ang kami kemukakan dalam temuan no1 , sampai dengan no1 ; pada Lampiran A1 Auditor Utama Keuangan Negara 3 Penanggung Jawa& Audit

Drs1 "isnoto. Ak1. "A1 Register Negara No1 D8+5+; Jakarta. *+ Desem&er ,--5

BPK-RI/AUDITAMA V

Lampiran A 1. Penyajian Ekuitas Awal Perjan RSCM Belum Didukung Dokumen Yang Memadai 6erdasarkan laporan keuangan Perusahaan Jawatan Rumah akit Dr1 !ipto "angunkusumo #Per$an R !") tahun ,--* diketahui &ahwa nilai ekuitas awal Per$an R !" per + Januari ,--, se&esar Rp+==1>-,15*?1,,-.--1 e&agai dasar penetapan nilai ekuitas awal. nilai keka%aan2aset Per$an R !" telah dihitung melalui proses in:entarisasi aset oleh Tim In:entarisasi se$ak tanggal ,, Januari ,--+1 Laporan keuangan Per$an R !" tahun &uku ,--, diaudit oleh 6adan Pengawasan Keuangan dan Pem&angunan #6PKP)1 Nilai ekuitas awal dikoreksi se&esar Rp;1*;-1*,>1;??.-- men$adi Rp+0*10;,1=;51?+?.-- karena adan%a aset %ang &elum ter7atat dan kesalahan pem&ukuan serta aset masih &elum didukung oleh data2&ukti %ang memadai1 6erdasarkan hasil pemeriksaan se7ara u$i petik terhadap akun aset khususn%a akun Akti:a Tetap diketahui &ahwa hasil in:entarisasi aset terse&ut masih &elum memadai karena / a1 Terdapat aset8aset %ang &erasal dari sum&angan pihak ketiga. di&eli oleh tandarisasi Departemen2unit pelaksana dan &antuan luar negeri &elum ter7atat@ &1 Nilai tanah2gedung &elum dinilai sesuai dengan Pedoman Pem&a%aran 4edung Negara Tahun +??52+??> tanggal +* "ei +??5 71 Nilai ter7atat se&agian aset tidak didukung &ukti transaksi %ang memadai1 elan$utn%a. ekuitas awal Per$an R !" %ang merupakan dana pemerintah pada Nera7a pem&ukaan Per$an R !" sampai dengan pemeriksaan &erakhir &elum mendapat pengesahan dari "enteri Keuangan RI1 Peraturan Pemerintah RI No1 ++;2,--- tentang Pendirian Per$an R !" pasal ++ point #*) men%e&utkan &esarn%a modal Per$an adalah se&esar seluruh keka%aan Negara %ang tertanam pada Per$an. %ang nilain%a akan ditetapkan kemudian oleh "enteri Keuangan &erdasarkan perhitungan %ang dilakukan &ersama "enteri1 9al terse&ut mengaki&atkan pen%a$ian akun Ekuitas dalam laporan keuangan Per$an R !" &elum di%akini kewa$arann%a1

BPK-RI/AUDITAMA V

9al terse&ut ter$adi karena mana$emen Per$an R !" &elum melakukan in:entarisasi keka%aan2aset se7ara 7ermat dan memperoleh penetapan ekuitas awal Per$an sesuai ketentuan %ang &erlaku1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa dilakukan in:entarisasi ulang atas aset dan selan$utn%a hasil in:entarisasi terse&ut di$adikan dasar penga$uan se&agai ekuitas awal untuk mendapatkan pengesahan dari "enteri Keuangan melalui "enteri Kesehatan1 6PK RI men%arankan agar Per$an R !" segera melakukan in:entarisasi aset se7ara memadai dan menga$ukan usulan ekuitas awal untuk mendapat pengesahan dari pe$a&at %ang &erwenang1 2. Pengadaan Alat Medis dan Alat Dengan Peraturan Yang Berlaku Per$an R !" pada tahun ,--* telah menandatangani per$an$ian ker$asama pengadaan alat8alat medis dan non medis se&an%ak +* #tiga &elas) kontrak senilai Rp51>,>1;?510=>.--1 se&esar um&er dana untuk pengadaan &arang terse&ut &erasal dari sehingga terdapat sisa anggaran se&esar Rp Anggaran Pendapatan dan 6elan$a Negara #AP6N8DIP) %ang telah ditetapkan %akni Rp51>*+1=,-1---.-;1-,>1+,>.--1 9asil pemeriksaan terhadap pengadaan &arang terse&ut menun$ukkan hal8hal se&agai &erikut / a. Panitia Pem!elian Barang "idak Mem!uat #arga Per$itungan Sendiri Dari hasil pemeriksaan se7ara u$i petik terhadap dokumen pengadaan &arang diketahui &ahwa Panitia Pem&elian 6arang Pro%ek Peningkatan Upa%a Kesehatan Propinsi DKI Jakarta Pada Per$an R !" telah di&entuk dengan urat Keputusan Pimpinan 6agian Pro%ek #Pim&agpro) No1 -0-2PP2K232,--* tanggal ,0 "ei ,--*1 Panitia Pem&elian 6arang tidak mem&uat 9arga Perhitungan endiri #9P ) atau Owner Estimate #OE) dalam melaksanakan proses pengadaan &arang tahun ,--*1 9arga pem&anding %ang dipakai pada proses pengadaan &arang adalah harga pra8penawaran dari rekanan dan pagu DIP %ang telah ditentukan1 on Medis Pada Perjan RSCM Belum Sesuai

BPK-RI/AUDITAMA V

!. Pem!elian Syringe Pum% "idak Sesuai Dengan &etentuan Yang Berlaku 6erdasarkan pemeriksaan se7ara u$i petik terhadap dokumen pengadaan &arang diketahui Per$an R !" telah menandatangani per$an$ian ker$asama dengan PT "ensa 6ina ukses #PT "6 ) dengan urat Per$an$ian Pem&orongan No1,+02PP2K23III2,--* tanggal ,0 Agustus ,--* untuk pengadaan %ringe Pump "erk Terumo T%pe TE **+ se&an%ak * #tiga) unit dengan harga satuan se&esar Rp*01+--1---.-- atau keseluruhann%a se&esar Rp++51*--1---.--1 esuai dengan urat Direktur No1 *+>+2TU1K25+23III2,--* tanggal = Agustus ,--*. pengadaan %ringe Pump dilakukan dengan 7ara penun$ukan langsung1 Pem&a%aran dilakukan 6endaharawan Pro%ek pada tanggal +0 Desem&er ,--* dengan mener&itkan P"U No1>;,+>* A2+*?2++5 se&esar Rp++51*--1---.--1 elan$utn%a. pada tanggal ++ Be&ruari ,--5. R !" dan PT "6 menandatangani urat Per$an$ian Ker$asama No1 --+2 PK2K!2II2-5 untuk pengadaan %ringe Pump "erk Terumo T%pe TE **+ se&an%ak ;- unit dengan harga satuan se&esar Rp?1---1---.-- atau han%a ,*.;,C dari harga perolehan se&elumn%a1 Keputusan Presiden No1 0- tahun ,--* 6a&1 I huru< #d) men%e&utkan antara lain Kerangka A7uan Ker$a #KAK) dan 9asil Perhitungan dengan 7alon rekanan terpilih1 endiri #9P )2OE digunakan se&agai a7uan dalam e:aluasi penawaran. klari<ikasi dan2atau negosiasi elain itu. Keputusan Presiden Repu&lik Indonesia Nomor +0 Tahun ,--- tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan 6arang2Jasa Instansi Pemerintah 6a& I. 6agian Kelima. pasal > a%at #;) men%e&utkan &ahwa instansi pemerintah harus menghindari dan men7egah ter$adin%a pem&orosan dan ke&o7oran keuangan Negara dalam pengadaan &arang dan $asa Kondisi ini mengaki&atkan harga &arang diragukan kewa$arann%a1 9al terse&ut dise&a&kan 6agian Pro%ek dan Panitia Pem&elian 6arang Pro%ek Peningkatan Upa%a Kesehatan pada Per$an R !" tidak sepenuhn%a menaati peraturan pengadaan &arang %ang &erlaku1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa a1 Panitia Pem&elian 6arang tidak mem&uat 9P karena keter&atasan waktu %ang tersedia untuk pelaksanaan pengadaan &arang1

>

BPK-RI/AUDITAMA V

&1

Pengadaan

%ringe Pump se&an%ak * #tiga) unit dengan harga satuan

se&esar Rp*01+--1---.-- dilakukan dengan penun$ukan langsung1 6erdasarkan hasil ka$ian atas proses pengadaan %ringe Pump terse&ut. pada tahun ,--5 mana$emen R !" melakukan pem&elian %ringe Pump melalui per$an$ian ker$asama operasi dengan harga satuan se&esar Rp?1---1---.--1 6PK RI men%arankan agar Direksi Per$an R !" meminta pertanggung$awa&an dan mem&erikan sanksi kepada pe$a&at %ang terkait dengan pengadaan &arang terse&ut sesuai ketentuan %ang &erlaku1 '. Pengelolaan (!at dan Alat &ese$atan Pada Perjan RSCM "idak Sesuai Dengan &etentuan Yang Berlaku 6erdasarkan pemeriksaan se7ara u$i petik atas akun 6ia%a Pem&elian 6arang Barmasi tahun ,--* diketahui &ahwa Per$an R !" mem&eli alat kesehatan ha&is pakai dan o&at8o&atan melalui Apotik8Koperasi Pegawai Repu&lik Indonesia #KPRI) se&esar Rp;1?>?1+*-1?-=.--1 elain itu. Per$an R !" $uga mem&eli o&at8o&atan dari D+> Pedagang 6esar Barmasi #P6B) senilai Rp*1+*-1*;=1?0;.--1 Dari pemeriksaan se7ara u$i petik atas <aktur tagihan pem&a%aran atas pem&elian o&at %ang &erasal dari P6B kepada Per$an R !" diketahui &ahwa <aktur tagihan dari P6B disampaikan melalui Apotik KPRI meskipun <aktur tagihan terse&ut ditu$ukan kepada #atas nama) Per$an R !". &ukan Apotik KPRI1 Apotik KPRI mem&uat rekapitulasi tagihan P6B ditam&ah $asa pengelolaan. dan kemudian seluruh dokumen tagihan terse&ut disampaikan kepada Per$an R !"1 Per$an R !" pada tahun ,--* mem&a%ar $asa pengelolaan kepada Apotik8KPRI se&esar Rp+,51,**1>;0.--1 Pengadaan alat kesehatan ha&is pakai dan o&at8o&atan melalui Apotik KPRI telah dilakukan Per$an R !" se$ak tahun ,--+1 Apotik8KPRI merupakan salah satu unit usaha dari koperasi pegawai Per$an R !"1 Pada tahap awal pengem&angan Apotik KPRI. pengelolaan oleh alat kesehatan Barmasi ha&is pakai dan o&at8o&atan KPRI diselenggarakan Instalasi Per$an R !" sedangkan

&ertanggung$awa& pada aspek pengelolaan administrasi keuangan1

BPK-RI/AUDITAMA V

Atas pengelolaan Apotik8KPRI terse&ut. Per$an R !" pada tahun ,--* &erhak menerima pendapatan &erupa &agi hasil dari Apotik KPRI se&esar Rp+*-1---1---.-- per &ulan1 Per$an R !" telah menerima pem&a%aran &agi hasil tahun ,--* dari Apotik KPRI se&esar Rp+1+=-1---1---.-- sedangkan sisan%a se&esar Rp*?-1---1---.-- untuk periode Okto&er sampai dengan Desem&er ,--* &elum di&a%ar oleh Apotik KPRI1 Ketentuan tentang pem&a%aran $asa pengelolaan dan &agi hasil terse&ut di atas tidak diatur se7ara tertulis dalam &entuk per$an$ian antara Per$an R !" dan Apotik KPRI1 Per$an R !" seharusn%a melaksanakan pem&elian &arang <armasi se7ara langsung dari P6B2Pa&rikan tanpa melalui Apotik KPRI1 9al ini diatur dengan / a1 Keputusan Direktur Jenderal Pela%anan "edik No1 -5,02EAN"ED2R K 2 K2+?0? tanggal ,? "ei +?0? tentang Petun$uk Pelaksanaan Peraturan "enteri Kesehatan RI tentang Kewa$i&an "enuliskan Resep dan2atau "enggunakan O&at 4enerik di Rumah akit Pemerintah pasal ? point #*) dan #5) %ang men%e&utkan &ahwa pela%anan o&at8o&atan di rumah sakit harus melalui sistem satu pintu sehingga unit Instalasi Barmasi Rumah sakit %ang &erkewa$i&an melaksanakan pela%anan o&at8o&atan di rumah sakit1 &1 urat Direktur Jenderal Pela%anan "edik tanggal += Be&ruari +??, tentang pelaksanaan awal implementasi rumah sakit unit swadana men%e&utkan &ahwa rumah sakit me8re<ungsionalisasi Instalasi Barmasi Rumah sakit1 71 urat Keputusan Direktur R !" No1 0*?2TU1K2*52I32,--+ tentang Organisasi dan Tata Laksana Instalasi Barmasi R UPN Dr1 !ipto "angunkusumo tanggal 5 April ,--+ 6a& II su& Tugas Pokok men%atakan &ahwa Kepala Instalasi Barmasi &ertugas men%elenggarakan. mengkoordinasikan. mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan ke<armasian dan ke&utuhan per&ekalan <armasi di R !"1 9al terse&ut mengaki&atkan / a. 9arga pem&elian &arang <armasi men$adi le&ih mahal se&esar Rp+,51,**1>;0.--1 akit dan se$auh mungkin dihindari 7ampur tangan pihak ketiga dalam pengelolaan o&at di rumah akit se7ara &ertahap harus di<ungsikan sepenuhn%a se&agai satu8satun%a apotik rumah

BPK-RI/AUDITAMA V

!. Bungsi Instalasi Barmasi Per$an R !" tidak dapat di$alankan sepenuhn%a sehingga e:aluasi duplikasi atau kontradiksi Fat kimia %ang terkandung dalam o&at %ang dikonsumsi pasien tidak dapat dilaksanakan1 9al terse&ut ter$adi karena Direksi Per$an R !" tidak menaati ke&i$akan dan peraturan %ang &erlaku dalam pengelolaan apotik rumah sakit1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa mana$emen Per$an R !" masih melakukan ka$ian se7ara hati8hati untuk mengam&il alih pengelolaan apotik1 6PK RI men%arakan agar pengelolaan &arang <armasi di lingkungan Per$an R !" dilakukan sesuai peraturan %ang &erlaku sesegera mungkin1 ). Perjan RSCM Belum Mengenakan Sanksi "er$ada% &e$ilangan &endaraan Dinas Sesuai Peraturan Yang Berlaku 6erdasarkan pemeriksaan terhadap dokumen In:entarisasi Asset Per$an R !" diketahui terdapat urat Tanda Penerimaan Laporan %ang diter&itkan oleh instansi Kepolisian dengan nomor Pol15=2K23II2,--+ tanggal > Juli ,--+ tentang kehilangan kendaraan roda , #dua) merk 9onda Astrea !8+-- dengan nomor polisi 615,5? KG1 Kendaraan terse&ut milik R !" %ang dipergunakan oleh pegawai atas nama upardi1 Penggunaan kendaraan motor roda , #dua) terse&ut tidak disertai surat iFin penggunaan dari Direksi atau pihak %ang &erwenang lainn%a1 Kehilangan sepeda motor terse&ut ter$adi pada hari Kamis tanggal > Juli ,--+ Jam -51*- HI6 pada saat dr1 upardi menghadiri a7ara di luar keperluan Dinas1 elan$utn%a. &erdasarkan pemeriksaan <isik atas aset &erupa kendaraan roda 5 #empat) diketahui &ahwa terdapat kendaraan roda 5 #empat) %ang hilang %akni /
Tahun Perolehan 1$#' 1$#% 1$#% 1$#% KONDISI +ilan, +ilan, +ilan, +ilan,

NO 1 % .

JENIS KENDARAAN Ambulance-Mitsh L- !! Ambulance-To-ota +iace 1olt Minibus L- !! Ambulance 4/2 1ombi

NO POLISI "-#!$%-&P "-##!.-/R "-# 1-23 "-#.#'-"&

PEMAKAI "i() Pera*atan Inst) Jena0ah SPK I115

ampai dengan kegiatan pemeriksaan &erakhir. mana$emen Per$an R !" &elum melakukan tindakan pengenaan sanksi terhadap para pihak %ang &ertanggung $awa& atas pengelolaan aset terse&ut1

BPK-RI/AUDITAMA V

esuai dengan Undang8Undang Per&endaharaan Indonesia #I!H) No1?2+?;0 Ps1=5 #+) %ang &er&un%i &ahwa semua pegawai negeri %ang se&agai demikian dan tidak dalam tugas se&agai &endaharawan. dengan melakukan per&uatan %ang melanggar hukum atau dengan melalaikan kewa$i&an %ang ditugaskan kepadan%a se7ara langsung atau tidak langsung. telah merugikan Negara. harus mengganti kerugian itu1 Kondisi terse&ut mengaki&atkan Per$an R !" masih menanggung kerugian atas hilangn%a kendaraan &ermotor1 9al terse&ut ter$adi dise&a&kan Direksi Per$an R !" &elum sepenuhn%a mentaati peraturan %ang &erlaku untuk menga$ukan tuntutan ganti rugi #T4R) kepada pegawai %ang &ersangkutan1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa penelusuran untuk asset8asset %ang hilang akan dilakukan serta mengam&il langkah8langkah tindak lan$ut sesuai ketentuan %ang &erlaku1 6PK RI men%arankan agar Direksi Per$an R !" segera mem&erikan sanksi kepada pegawai %ang lalai dalam men$aga keamanan aset negara sesuai ketentuan %ang &erlaku &erupa T4R1 *. "erda%at +aji Yang Dita$an ole$ Perjan RSCM se!esar R%2.),*-)2 juta 6endaharawan 4a$i dalam men$alankan tugasn%a menggunakan , #dua) rekening giro %aitu / a1 Rekening giro nomor +,,8--80>---*=8* digunakan untuk menampung ga$i pegawai dengan saldo per *+ Desem&er ,--* se&esar Rp5>1>0+1?+,.0>. &1 Rekening giro nomor +,,8--8-+-;?*-85 digunakan untuk menampung ga$i pegawai %ang ditahan dengan saldo per *+ Desem&er ,--* se&esar Rp,15;>15+;1==,.*-1 4a$i %ang ditahan adalah ga$i pegawai %ang tidak di&a%arkan karena pegawai %ang &ersangkutan tidak masuk ker$a selama * &ulan &erturut8turut1 elama tahun ,--*. $umlah ga$i %ang ditahan &ertam&ah se&esar Rp=5+1---1?5,.--1 e&agian &esar ga$i pegawai %ang ditahan terse&ut &erasal dari pegawai %ang telah tidak masuk ker$a di Per$an R !" le&ih dari + #satu) tahun1 6agian Akuntansi melakukan pen7atatan

BPK-RI/AUDITAMA V

atas transaksi pem&a%aran ga$i terhadap keseluruhan ga$i pegawai %ang di&a%arkan termasuk $umlah ga$i %ang ditahan %akni mende&et Akun 6ia%a 4a$i dan mengkredit Dana DIK Tersedia1 6erdasarkan pemeriksaan atas akun Kas dan 6ank tahun ,--* diketahui terdapat setoran uang ke Kantor Kas Negara se&an%ak , #dua) kali dengan nilai total se&esar Rp>>1=,+1-0-.--1 Uang %ang disetorkan terse&ut &erasal dari rekening giro +,,8--8-+-;?*-85 &erupa pendapatan &unga setelah dikurangi &ia%a administrasi &ank dan pa$ak atas &unga &ulan Desem&er ,--, dan &ulan Januari sampai dengan "aret ,--*1 Dalam Peraturan Pemerintah No1 *, tahun +?=? tentang Pem&erhentian Pegawai Negeri ipil. Ps1 +, a%at #+) men%e&utkan &ahwa Pegawai Negeri ipil %ang meninggalkan tugasn%a se7ara tidak sah dalam waktu , #dua) &ulan terus8menerus. dihentikan pem&a%aran ga$in%a mulai &ulan ketiga1 Kondisi terse&ut mengaki&atkan &ia%a ga$i pada laporan keuangan Per$an R !" disa$ikan terlalu tinggi1 9al terse&ut ter$adi karena Per$an R !" &elum men$alankan pengelolaan ga$i pegawai sesuai ketentuan %ang &erlaku1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa kondisi terse&ut ter$adi karena status pegawai Per$an R !" adalah pegawai negeri sipil Departemen Kesehatan sehingga pengenaan sanksi kepegawaian sangat &ergantung pada Departemen Kesehatan1 "ana$emen akan men%etorkan kem&ali ga$i %ang ditahan ke Kantor Kas Negara sesuai dengan peraturan &erlaku1 6PK RI men%arankan agar Direksi Per$an R !" untuk / a1 melakukan pen%esuaian atas pen7atatan &ia%a ga$i &1 melaporkan pegawai %ang tidak masuk dalam waktu , &ulan terus8menerus kepada Departemen Kesehatan untuk dihentikan pem&a%aran ga$in%a 71 men%etorkan kem&ali ga$i %ang ditahan terse&ut ke Kantor Kas Negara1

+-

BPK-RI/AUDITAMA V

,. Penyajian .ang Muka &erja Pada /a%oran &euangan Perjan RSCM "idak Sesuai Dengan Prinsi% Akuntansi Yang Berlaku .mum Pengelolaan keuangan pada unit pelaksana2Departemen dilingkungan Per$an R !" menggunakan mekanisme uang muka ker$a1 Uang muka ker$a terse&ut dimaksudkan untuk mem&ia%ai kegiatan operasional unit pelaksana2Departemen dalam $angka waktu satu &ulan1 etiap awal &ulan 6agian Keuangan Per$an R !" mengirimkan uang tunai melalui trans<er &ank ke rekening giro unit pelaksana2Departemen kemudian unit pelaksana2Departemen mem&uat laporan pertanggung$awa&an atas uang muka ker$a %ang telah diterima pada setiap tanggal ,>1 Pem&erian uang muka ker$a terse&ut pada dasarn%a merupakan penerapan konsep pengelolaan kas dengan metode kas ke7il1 Dengan demikian. kas dalam &entuk uang muka ker$a masih memenuhi kriteria se&agai kas dan setara kas karena kas terse&ut di&erikan kepada pihak internal Per$an R !" &ukan kepada pihak lain1 6agian Akuntansi men%a$ikan Uang "uka Ker$a se&esar Rp+1,0;1=0-1?,+.>+ terpisah dari akun Kas dan etara Kas pada Laporan Keuangan *+ Desem&er ,--*1 Uang muka ker$a mengandung arti se&agai pengeluaran kas perusahaan kepada pihak lain di luar perusahaan dalam rangka pengadaan &arang dan2atau $asa1 9al ini mengaki&atkan pen%a$ian akun Uang "uka Ker$a pada Laporan Keuangan Per$an R !" ,--* tidak menggam&arkan kondisi %ang se&enarn%a1 9al ini ter$adi karena ketidak7ermatan 6agian Akuntansi dalam menerapkan prinsip akuntansi %ang &erlaku umum di Indonesia1 Direksi Per$an R !" men$elaskan &ahwa akun Uang "uka Ker$a terse&ut dimaksudkan untuk memudahkan pertanggung$awa&an atas uang %ang diserahterimakan kepada unit8unit ker$a %ang &erada di lingkungan Per$an R !"1 Kami setu$u untuk mengelompokkan uang muka ker$a ke dalam akun kas dan setara kas 6PK RI men%arankan pen%a$ian Uang "uka Ker$a pada Per$an R !" dikelompokkan pada akun Kas dan etara Kas1

++

BPK-RI/AUDITAMA V

II. LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN ATAS KEPATUHAN TERHADAP PENGENDALIAN INTERN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Kami telah ditugasi untuk mengaudit laporan posisi keuangan Perusahaan Jawatan Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo (selanjutnya disebut Perjan RSCM) tanggal 31 Desember 2003 serta laporan penerimaan dan biaya, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan kami Nomor: 38.A/AUDITAMA V/GA/12/2004 tanggal 31 Desember 2004. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material. Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan Perjan RSCM untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2003, kami mempertimbangkan pengendalian intern entitas tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksanakan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern tersebut. Manajemen Perjan RSCM bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggung jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk 12 BPK-RI/AUDITAMA V

memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dari kerugian sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa transaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi atas pengendalian intern ke periode yang akan datang mengandung risiko bahwa suatu prosedur menjadi tidak memadai lagi karena perubahan kondisi yang terjadi atau efektivitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang. Untuk tujuan laporan ini, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam kelompok berikut ini: Penerimaan Dana Pemerintah Penerimaan atas Jasa Pelayanan Pengeluaran Investasi Pengelolaan Aktiva Tetap

Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, serta kami menentukan risiko pengendalian. Kami menemukan masalah-masalah tertentu berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya yang kami anggap sebagai kondisi yang dapat dilaporkan berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Kondisi yang dapat dilaporkan merupakan masalah-masalah yang kami ketahui berkaitan dengan kelemahan signifikan dalam desain atau operasi pengendalian intern yang, berdasarkan pertimbangan kami, dapat berakibat negatif terhadap kemampuan entitas dalam mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

13

BPK-RI/AUDITAMA V

Perjan RSCM tidak memiliki pengendalian yang memadai untuk meyakinkan terciptanya pencatatan akuntansi yang memadai. Hal ini mengakibatkan pencatatan akuntansi tidak memberikan dasar yang memadai bagi penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Kelemahan-kelemahan pengendalian intern yang mempengaruhi laporan keuangan secara keseluruhan antara lain meliputi halhal sebagai berikut: 1. Transaksi keuangan pada unit-unit pelaksana di lingkungan Perjan RSCM yang mengelola penerimaan dan pengeluaran secara tersendiri belum lengkap dicatat dan disajikan pada laporan keuangan antara lain mencakup transaksi rekening giro, pendapatan dan biaya, yakni : a. Transaksi keuangan pada satu unit pelaksana di lingkungan Perjan RSCM tidak seluruhnya dicatat dan disajikan pada laporan keuangan; b. Transaksi keuangan pada 17 (tujuh belas) unit pelaksana tidak dicatat dan disajikan pada laporan keuangan. 2. Terdapat transaksi pendapatan dan biaya operasional pada 26 (dua puluh enam) unit pelaksana masing-masing sebesar Rp52.198.486.633,79 atau 41,16% dari total pendapatan operasional Perjan RSCM sebesar Rp126.828.842.000,70 dan Rp29.245.128.451,16 atau 14,40% dari total biaya operasional Perjan RSCM sebesar
i dalam laporan keuangan tanpa melalui Rp203.038.306.866,57 dicatat dan disajikan

proses/siklus akuntansi yang lazim sehingga transaksi pendapatan dan biaya operasional antar unit pelaksana pada Perjan RSCM belum sepenuhnya direkonsiliasi dan dieleminasi. 3. Perjan RSCM belum lengkap mencatat dan menyajikan rekening giro yang ditempatkan di bank serta melakukan rekonsiliasi terhadap saldo-saldo rekening giro tersebut sehingga nilai saldo rekening giro di bank yang disajikan pada neraca sebesar Rp44.834.600.524,71 tidak dapat diyakini kewajarannya. 4. Perjan RSCM belum mencatat/menyajikan seluruh aktiva tetap yang dimiliki dan melakukan penyusutan secara konsisten serta saldo aktiva tetap belum didukung oleh Daftar Aktiva Tetap yang memadai sehingga nilai buku aktiva tetap sebesar Rp143.862.973.889,00 tidak dapat diyakini kewajarannya.

14

BPK-RI/AUDITAMA V

5. Penerapan metode penilaian persediaan dilakukan secara tidak konsisten sehingga saldo persediaan yang disajikan pada akhir tahun sebesar Rp2.605.285.101,57 tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Untuk lebih jelasnya, masalah ini kami kemukakan dalam temuan no. 1 sampai dengan no. 5 pada Lampiran B. Suatu kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang didalamnya desain dan operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi risiko ke tingkat yang relatif rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang material dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi dalam waktu semestinya oleh karyawan dalam pelaksanaan normal fungsi yang ditugaskan kepadanya. Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kondisi yang dapat dilaporkan, oleh karena itu, tidak perlu mengungkapkan semua kondisi yang dapat dilaporkan yang mungkin juga dianggap sebagai kelemahan material sebagaimana didefinisikan di atas. Namun, kami yakin bahwa tidak ada satu pun kondisi yang dapat dilaporkan di atas merupakan kelemahan material. Kami juga menemukan masalah-masalah lain tentang pengendalian intern dan operasinya yang kami laporkan dalam temuan no. 6 sampai dengan no. 19 pada Lampiran B.

Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit

Drs. Misnoto, Ak., MA. Register Negara No. D-1416 Jakarta, 31 Desember 2004

15

BPK-RI/AUDITAMA V

Lampiran B

1. Laporan Keuangan Tahun 2003 Belum Lengkap Menyajikan Transaksi Keuangan Perjan RSCM Perjan RSCM merupakan salah satu perusahaan jawatan yang bergerak dalam bidang kesehatan. Maksud dan tujuan Perjan adalah menyelenggarakan kegiatan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan masyarakat umum, berupa penyediaan jasa pelayanan yang bermutu tinggi dan tidak semata-mata mencari keuntungan Direksi Perjan RSCM mengklasifikasikan unit-unit organisasi di lingkungan Perjan RSCM menjadi pusat biaya (cost center) dan pusat pendapatan (revenue center). Pusat biaya adalah unit organisasi yang transaksi keuangannya didominasi transaksi pengeluaran atau biaya, sedangkan pusat pendapatan adalah unit organisasi yang transaksi keuangannya didominasi transaksi penerimaan atau pendapatan. Pusat biaya dan pusat pendapatan ditetapkan pada unit organisasi setara dengan tingkatan departemen/instalasi/Bidang/Bagian yakni sebanyak 62 unit. Setiap pusat pendapatan dan pusat biaya merupakan suatu unit yang mencatat penerimaan dan/atau pengeluaran kas. Hasil pemeriksaan lebih lanjut atas pusat pendapatan dan pusat biaya tersebut diketahui sebagai berikut : a. Terdapat pusat pendapatan yang transaksi keuangannya hanya sebagian dilaporkan ke Bagian Akuntansi Paviliun Stroke merupakan salah satu unit yang berada di bawah Departemen Ilmu Penyakit Syaraf. Pada tahun 2003, unit ini telah memberikan Laporan Penerimaan dan Pengeluaran kepada Bagian Akuntansi tetapi belum lengkap karena belum seluruh transaksi penerimaan dan pengeluaran disajikan pada laporan tersebut. Paviliun Stroke hanya menyetorkan sebagian hasil penerimaan kas ke Bagian Keuangan. Dokumen transaksi keuangan tidak disampaikan ke Bagian Akuntansi. b. Terdapat pusat pendapatan yang seluruh transaksi keuangannya tidak dilaporkan ke Bagian Akuntansi Pusat-pusat pendapatan yang tidak melaporkan transaksi keuangannya ke Bagian Akuntansi sebanyak 17 (tujuh belas) unit. Sebagian pusat pendapatan 16 BPK-RI/AUDITAMA V

tersebut setingkat departemen, sedangkan sisanya merupakan unit pelayanan pada suatu departemen. Unit-unit tersebut tidak menyetorkan kas yang mereka terima ke Bagian Keuangan. Dengan demikian, transaksi pendapatan, biaya, penerimaan kas dan pengeluaran kas tahun 2003 pada 17 (tujuh belas) unit tersebut belum disajikan dalam Laporan Keuangan Perjan RSCM. Unit-unit tersebut adalah sebagai berikut : 1) Paviliun Fetomaternal 2) Patologi Anatomi 3) Poliklinik Bedah Plastik 4) Unit Luka Bakar Prof. Moenajat 5) Kulit Kelamin Swadana 6) Poliklinik Swadana Gigi dan Mulut 7) Paviliun Bougenville 8) Laboratorium 24 Jam 9) ICCU Swadana 10) Poliklinik Swadana Gimul Kebayoran 11) Poliklinik Swadana Gimul Paviliun 12) Radiodiagnostik 13) Poliklinik Orthopedi 14) Poliklinik Vaskular 15) Poliklinik Onkologi 16) Departemen Forensik Klinik 17) Poliklinik Rehabilitasi Medik c. Laporan Keuangan Perjan RSCM belum sepenuhnya disusun sesuai siklus akuntansi Bagian Akuntansi Perjan RSCM telah menggunakan peranti lunak untuk menyusun laporan keuangan dikenal dengan nama program Abipro yakni dimulai dengan proses jurnal sampai dengan penyusunan neraca, laba rugi, dan arus kas. Berdasarkan catatan akuntansi diketahui bahwa terdapat transaksi keuangan dari 26 pusat pendapatan yang belum sepenuhnya menerapkan siklus akuntansi yang lazim karena pencatatannya tidak menggunakan program Abripro tersebut.

17

BPK-RI/AUDITAMA V

Transaksi keuangan yang dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan tanpa melalui proses/siklus akuntansi yang lazim tersebut yakni transaksi pendapatan senilai Rp52.198.486.633,79 atau 41,16% dari total pendapatan bruto Perjan RSCM sebesar Rp126.828.842.000,70 dan transaksi biaya senilai Rp29.245.128.451,16 atau 14,40% dari total biaya operasional Perjan RSCM sebesar Rp203.038.306.866,57. Bagian Akuntansi membuat rekapitulasi terhadap transaksi keuangan tersebut dari bukti-bukti transaksi dengan format laporan pendapatan dan biaya berdasarkan asumsi bahwa seluruh transaksi keuangan pusat pendapatan merupakan transaksi kas (penerimaan dan pengeluaran). Hasil rekapitulasi pendapatan dan biaya tersebut kemudian digabungkan dengan Laporan Pendapatan dan Biaya yang disusun berdasarkan program Abipro. Bagian Akuntansi tidak menerapkan prosedur eleminasi atas transaksi pendapatan yang bersifat timbal-balik antara unit rawat inap dan unit penunjang. Berdasarkan hasil konfirmasi dengan Bagian Keuangan diketahui bahwa transaksi biaya pada pusat-pusat pendapatan tersebut tidak sepenuhnya berbasis kas serta sebagian pusat pendapatan tersebut tidak menyetorkan hasil penerimaan kas ke Bagian Keuangan. Selain itu, pada saat membuat rekapitulasi pendapatan dan biaya tersebut, Bagian Akuntansi mengkapitalisasi sebagian transaksi biaya menjadi Aktiva Tetap bila transaksi biaya tersebut senilai sama dengan atau diatas Rp10.000.000,00 dan menambah manfaat dan/atau masa manfaat aset. Sampai dengan kegiatan pemeriksaan berakhir, nilai aktiva tetap tersebut belum dicatat pada Daftar Aktiva Tetap. Seluruh transaksi keuangan tahun 2003 seharusnya dicatat dan disajikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya pada laporan keuangan Perjan RSCM. Penyajian laporan keuangan tersebut seharusnya menggunakan siklus akuntansi yang lazim. Kondisi ini mengakibatkan : a. Potensi penyimpangan dalam pengelolaan keuangan yang mengindikasi kerugian negara sangat besar.

18

BPK-RI/AUDITAMA V

b. Laporan Keuangan Perjan RSCM tahun 2003 secara keseluruhan tidak dapat diandalkan. c. Tim Pemeriksa tidak dapat mengembangkan prosedur dan teknik audit yang memadai dalam rangka meyakini kesesuaian Laporan Keuangan dengan prinsip akuntansi yang diterima umum. Hal ini disebabkan antara lain : a. Unit-unit pelayanan di lingkungan Perjan RSCM tidak kooperatif dalam penyediaan data transaksi keuangan bagi kepentingan penyusunan laporan keuangan dan audit atas laporan keuangan. b. Perjan RSCM belum mempunyai sistem akuntansi yang cukup memadai. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena sistem akuntansi rumah sakit yang belum terpadu termasuk adanya keterbatasan sumber daya manusia. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM menertibkan pengelolaan keuangan dan pelaporan keuangan pada pusat-pusat pendapatan dan biaya serta mengenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sistem akuntansi yang layak segera ditetapkan guna menjamin penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Pengendalian Intern Terhadap Pengelolaan Kas/Bank Masih Belum Memadai a. Administrasi keuangan pada kasir belum diselenggarakan secara tertib Berdasarkan pemeriksaan opname kas pada hari Senin tanggal 11 Oktober 2004 pada Bendahara Gaji diketahui kas tunai sebesar Rp150.000,00 tidak mengalami pergerakan sejak bulan Maret 2003 serta tidak ada catatan pendukung atas sejumlah uang tersebut. Selanjutnya, hasil pemeriksaan opname kas pada hari Kamis tanggal 14 Oktober 2004 di Unit Rawat Jalan Cendrawasih menunjukkan selisih kurang Rp90.000,00 dan pada kas Paviliun Melati menunjukkan selisih kurang Rp225.000,00. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, belum diperoleh penjelasan mengenai selisih tersebut.

19

BPK-RI/AUDITAMA V

b. Kasir belum sepenuhnya mematuhi prosedur pengelolaan keuangan yang berlaku Berdasarkan hasil pemeriksaan secara uji petik atas dokumen penyetoran uang pada Paviliun Cendrawasih, Paviliun Mawar, Paviliun Melati, IGD, dan Unit Radiologi untuk bulan Januari 2003, Agustus 2003, Desember 2003, dan Januari 2004 diketahui hal-hal sebagai berikut : 1) Paviliun Cendrawasih Terdapat keterlambatan penyetoran kas ke bank penerimaan (Bank Mandiri No. Rekening 122-00-8300026-8) dalam jangka waktu antara 1 sampai dengan 58 hari. Keterlambatan setor tersebut berasal dari 89 pasien. Selain itu, berdasarkan bukti setoran bulan Januari 2003 dan Januari 2004 diketahui terdapat 41 pasien yang diizinkan pulang tanpa melunasi kewajibannya. Pembayaran oleh pasien tersebut dilakukan setelah pasien pulang antara 1 sampai dengan 288 hari. 2) Instalasi Gawat Darurat Terdapat keterlambatan penyetoran kas ke bank penerima yang berasal dari 20 pasien dengan jangka waktu keterlambatan antara 2 sampai dengan 3 hari. 3) Paviliun Mawar Terdapat keterlambatan penyetoran kas ke bank penerima antara 1 sampai dengan 32 hari. Keterlambatan tersebut berasal dari 11 kwitansi penerimaan pembayaran dari pasien. Selain itu, terdapat 38 pasien yang diizinkan pulang tanpa melunasi kewajibannya terlebih dahulu. Kewajiban tersebut dibayar oleh pasien yang bersangkutan setelah pasien pulang antara 1 sampai dengan 35 hari. 4) Paviliun Melati Terdapat 61 pasien yang diizinkan pulang tanpa melunasi kewajibannya. Pasien tersebut melunasi kewajibannya setelah pasien pulang antara 1 sampai dengan 323 hari. 5) Unit Radiologi Terdapat keterlambatan penyetoran ke bank penerima untuk 149 kwitansi penerimaan pembayaran dari pasien berkisar antara 2 sampai dengan 3 hari.

20

BPK-RI/AUDITAMA V

c. Terdapat rekening giro bank yang tidak dilaporkan Saldo akun Bank menurut Laporan Keuangan Perjan RSCM adalah sebesar Rp44.834.600.524,71 terdiri dari 54 (lima puluh empat) rekening giro. Menurut hasil pemeriksaan secara uji petik diketahui bahwa Perjan RSCM sekurang-kurangnya mempunyai 64 (enam puluh empat) rekening giro dengan total nilai sebesar Rp46.734.711.316,92. Dengan demikian, terdapat saldo kas dan setara kas pada 10 (sepuluh) rekening giro senilai Rp1.900.110.792,21 yang belum tercatat dan disajikan dalam laporan keuangan. Bagian Keuangan tidak mengetahui secara pasti jumlah rekening bank yang dimiliki oleh unit-unit organisasi di lingkungan Perjan RSCM. Selanjutnya, Bagian Akuntansi Perjan RSCM belum melakukan rekonsiliasi bank untuk mengetahui kebenaran catatan akuntansi atas saldo akun Bank. Seharusnya seluruh transaksi penerimaan maupun pengeluaran kas dibukukan dengan benar serta didukung dengan bukti-bukti transaksi secara memadai. Sesuai dengan Prosedur Pengelolaan Keuangan yang berlaku di Perjan RSCM, semua penerimaan dari pasien harus disetor ke bank penerimaan (Bank Mandiri No. Rekening 122-00-8300026-8) pada hari kerja yang sama atau keesokan harinya. Pasien rawat inap seharusnya diizinkan pulang setelah melunasi kewajibannya terlebih dahulu. Hal tersebut mengakibatkan nilai kas dan setara kas belum dapat diyakini kewajarannya serta terdapat potensi kehilangan pendapatan atas pasien rawat inap yang diizinkan pulang tanpa melunasi kewajibannya terlebih dahulu. Kondisi ini disebabkan pengendalian intern terhadap kas masih lemah antara lain Kepala Departemen/Bendahara/Kasir belum sepenuhnya mematuhi ketentuan yang berlaku, dan Bagian Keuangan belum dapat mengendalikan seluruh rekening giro yang dimiliki Perjan RSCM. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa kondisi tersebut memang terjadi. Manajemen akan meningkatkan pengendalian pengelolaan kas oleh Kepada Departemen/Bendahara/Kasir dan atasan langsungnya serta melakukan inventarisasi dan penertiban rekening giro yang dimiliki unit-unit organisasi di lingkungan Perjan RSCM sesuai ketentuan yang berlaku.

21

BPK-RI/AUDITAMA V

BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM : a. meningkatkan tertib adminstrasi dalam pengelolaan keuangan termasuk menyelenggarakan rekonsiliasi bank; b. melakukan inventarisasi dan pengaturan lebih lanjut atas penggunaan rekening giro oleh unit-unit kerja di lingkungan Perjan RSCM; c. memberikan sanksi kepada pihak terkait sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. Perjan RSCM Belum Sepenuhnya Menyajikan Aktiva Tetap Pada Laporan Keuangan Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik secara uji petik atas aktiva tetap Perjan RSCM diketahui hal-hal sebagai berikut : a. Data yang tercantum pada Daftar AktivaTetap tidak benar Unit kerja yang mengoperasikan beberapa alat-alat medis kedokteran tidak sesuai dengan Daftar Aktiva Tetap yakni :
Unit Kerja dalam Daftar Aktiva Tetap ERIA ERIA ERIA ERIA ERIA ERIA ERIA PJT PJT PJT PJT PJT PJT PJT Unit Kerja Pemakai Bedah Syaraf Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Perinatologi Bedah Syaraf Perinatologi Bedah Syaraf

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

Jenis Alat Medis Electro Surgical Generator Infant Incubator Monitor Cardiovasculer Pulse Oximetri Syringe Pump-Terumote Ultrasound Portable EUB X-Ray Portable Infant Incubator- Servo Control Infant Warmmer Laryngscope neunoblate Manometer Oxygen Oscilating Saw Transiluminator Valley Lab Assecories

b. Terdapat beberapa aset senilai Rp1.587.760.000,00 yang belum disajikan dalam Laporan Keuangan 1) Unit Neurologi Terdapat alat medis kedokteran berupa Digital Mobile C-ARM dan Digital

22

BPK-RI/AUDITAMA V

Cardiovascular Rp735.000.000,00 Desember 2003. 2) Unit Radiotherapi

Ultra dan

Sound

System

masing-masing (keseluruhannya

sebesar sebesar

Rp745.000.000,00

Rp1.480.000.000,00) belum dicatat pada Daftar Aktiva Tetap per 31

Terdapat inventaris kantor dan rumah tangga yang merupakan pengadaan tahun 2003 senilai Rp107.760.000,00 belum dicatat pada Daftar Aktiva Tetap per 31 Desember 2003. Dengan demikian, terdapat aset senilai Rp1.587.760.000,00 yang belum disajikan dalam laporan keuangan Perjan RSCM tahun 2003. c. Alat medis dengan sumber pendanaan berasal dari bantuan luar negeri belum dicatat pada Bagian Akuntansi Sebagian alat medis, mesin dan peralatan ditempatkan pada Departemen Radiotherapi dan Unit Utilitas belum dicatat pada Daftar Aktiva Tetap per 31 Desember 2003. Aset yang belum dicatat tersebut dibeli dengan menggunakan dana yang berasal dari hutang luar negeri (kontrak soft-loan) dengan rincian sebagai berikut: 1) Departemen Radiotherapi
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 13 14 15 16 17 18 Alat Medis Linac 2100C Varian Teleterapi Cobalt 60 Simulator Simulix-HP Simulator Simscan MSelectron HDR Ir 192 GAMMAMED Ir 192 C-ARM Exposcope 8000 C-ARM SireMobile Sterilisator Getinge Prossesing Film Compact Oldelf C2 Prossesing Film Curix 4000 Blood Irridiator IBL 437C Cutting Block Autimo 2D Pemanas Masker Pencetak Blok HEK Ventilator Oxylog 2000 Jumlah 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 Dibeli th 1999 1989 1999 1999 1999 1999 1999 1995 1999 1999 1995 1988 1999 1999 1999 1999 Sumber Pendanaan Softloan Belanda Softloan Francis Softloan Belanda Softloan Francis Softloan Belanda Softloan Francis Softloan Belanda Softloan Austria Softloan Belanda Softloan Belanda Softloan Austria Softloan Francis Softloan Belanda Softloan Belanda Softloan Belanda Softloan Belanda

23

BPK-RI/AUDITAMA V

19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

Bronchofiberscope Olympus BF-XT 40 TPS PLATO TPS ISIS Selectron HDR Cobalt.60 Pencetak masker Meaf Gantyr Meja Simulator Keyboard /Monitor Parameter Simulasi Panel Kontrol Remote Kontrol Fore Slit CT Scan After Slit CT Scan Block Tray Colimator CTX Interface Keyboard /Monitor /Net server CTX Keyboard /Monitor / Net server DTI X-Ray Generator X-Ray Console Panel X-Ray Foot Switch Voltage Stabilizer Laser Alignment Keyboard /Monitor Varis System

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

1990 1999 1999

Softloan Belanda Softloan Belanda Softloan Francis

2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000 2000

Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan Bantuan

Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar Luar

2) Unit Utilitas No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Barang Panel TM MG Auto Transfer Switch Panel TR MG Transformator 7 LIFT SANYO PSUHC S 30122 K5035-X.1 PSUHC S 30122 K5035-X.2 PSUHC S 30122 K5035-X.3 PSUHC S 30122 K5035-X.4 PSUHC S 30122 K5035-X.5 PSUHC S 30122 K5035-X.6 PSUHC S 30122 K5035-X.7 PSUHC S 30122 K5035-X.8 PSUHC S 30122 K5035-X.9 Auto ATT Modem Operator AC2 Billing System Program F 5OO dan P 500 Jumlah 9 1 1 1 1 16 15 14 15 14 13 10 7 6 3 1 5 1 1 Dibeli th 2003 2003 2003 2003 2003 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 1996 Sumber Pendanaan DIP DEPKES DIP DEPKES DIP DEPKES DIP DEPKES DIP DEPKES B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA B.AUSTRIA

24

BPK-RI/AUDITAMA V

20 21

PTT (17 LINE) Back Up (Accu Dryfit) 60 AH

1 4

1996 1996

B.AUSTRIA B.AUSTRIA

Daftar Inventaris Aset pada Departemen Radiotherapi dan Unit Utilitas tidak mencantumkan tanggal dan harga perolehan aset tersebut. d. Aset berupa kendaraan belum dicatat pada Bagian Akuntansi dan Bidang Pengendalian Aset Dari hasil pemeriksaan fisik atas aktiva tetap berupa mobil diketahui bahwa terdapat kendaraan dinas yang belum dicatat pada Daftar Aktiva Tetap yaitu :
Tahun Perolehan 2003 2003 2003 1998 1997 1997 1991 1984 --1995 1996 --1997 ----Kondisi Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

Jenis Kendaraan Minibus Toyota Kijang Minibus Toyota Kijang Minibus Toyota Kijang Jeep SUZUKI SJ 410 Sedan Timor S515i Minibus Toyota Kijang Ambulance-Mitsh L-300 Ambulance-Mitsh L-300 AmbulanceDaihatsu Espass AmbulanceAmbulanceAmbulance-Kijang Sepeda motor Honda Sepeda motor Honda

No Polisi B-8964-OM B-2886-EQ B-2885-EQ B-1213-LQ B-1207-LQ B-7470-EQ B-8225-DM B-8248-WD B-7846-HZ B-2658-HT B-658-MB B-8035-HK B-1453-SN B-4241-KQ B-4242-KQ

Pemakai Dir Utama Dir Sarana & Prasarana Dir Keu & Pms Bid Tehnik Bid Dal Aset Bag Keuangan Upf Jantung Km Jenasah Pav Cend Pav Mawar/ Irna-A Stroke/Neurologi Pav.Cend Irna-A Drs Djunaedi Bp.Suherdy

Seharusnya seluruh aset yang dimiliki oleh Perjan RSCM didokumentasikan secara tertib dan disajikan dalam laporan keuangan serta Daftar Aktiva Tetap menggambarkan kondisi yang sesungguhnya. Kondisi tersebut mengakibatkan penyajian akun Aktiva Tetap pada laporan keuangan belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena pengendalian atas aktiva tetap masih belum memadai termasuk tidak adanya rekonsiliasi data antara Bagian Akuntansi, Bidang Pengendalian Aset dan Unit/Departemen yang terkait dalam pengelolaan aset Perjan RSCM.

25

BPK-RI/AUDITAMA V

Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa kondisi tersebut memang terjadi dikarenakan proses inventarisasi aset dalam rangka penyusunan neraca awal belum dilakukan secara memadai. Tim Inventarisasi Aset telah dibentuk pada Desember 2004 dan inventarisasi akan dilaksanakan pada Januari 2005 serta akan dilakukan koreksi pencatatan yang diperlukan. BPK RI menyarankan agar inventarisasi ulang atas aset segera dilakukan untuk melengkapi kekurangan inventarisasi aset yang telah dilakukan sebelumnya serta melakukan koreksi yang diperlukan terhadap saldo akun Aktiva Tetap dan Daftar Aktiva Tetap. 4. Perhitungan Kewajarannya Berdasarkan pemeriksaan atas akun Aktiva Tetap per 31 Desember 2002 diketahui bahwa : a. Terdapat perbedaan nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap antara Daftar Aktiva Tetap dengan Neraca per 31 Desember 2002 Berdasarkan Daftar Aktiva Tetap tahun buku 2002 diketahui nilai perolehan aktiva tetap sebesar Rp329.718.895.363,00 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp176.870.394.571,50 (saldo buku aktiva tetap sebesar Rp152.848.500.791,50) sedangkan pada Neraca per 31 Desember 2002 diketahui nilai perolehan aktiva tetap sebesar Rp331.667.754.633,00 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp178.902.017.313,00 (saldo buku aktiva tetap sebesar Rp152.765.737.320,00). Dengan demikian terdapat selisih antara saldo buku aktiva tetap pada Daftar Aktiva Tetap dan Neraca per 31 Desember 2002 sebesar Rp82.763.471,50. b. Terdapat perbedaan nilai perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap antara Daftar Aktiva Tetap dengan Neraca per 31 Desember 2003 Berdasarkan Daftar Aktiva Tetap tahun buku 2003 diketahui nilai perolehan aktiva tetap sebesar Rp341.908.997.488,00 dan akumulasi penyusutan sebesar Rp198.522.727.114,92 (saldo buku aktiva tetap sebesar Rp143.386.270.373,08) sedangkan pada Neraca per 31 Desember 2003 diketahui nilai perolehan aktiva tetap sebesar Rp344.589.038.038,00 dan akumulasi penyusutan sebesar 26 BPK-RI/AUDITAMA V Beban Penyusutan dan Saldo Aktiva Tetap Diragukan

Rp200.726.064.149,00 (saldo buku aktiva tetap sebesar Rp143.862.973.889,00). Dengan demikian terdapat selisih antara saldo buku aktiva tetap pada Daftar Aktiva Tetap dan Neraca per 31 Desember 2003 sebesar Rp476.703.515,92. c. Perhitungan beban penyusutan belum dilakukan secara konsisten Berdasarkan pemeriksaan atas nilai akumulasi penyusutan aktiva tetap yang tercantum pada Daftar Aktiva Tetap tahun buku 2002 dan 2003 diketahui bahwa perhitungan beban penyusutan menggunakan metode garis lurus. Alokasi beban penyusutan dimulai saat tahun buku aktiva tetap diperoleh atau tahun buku berikutnya. Dasar pemilihan periode dimulainya alokasi beban penyusutan tidak secara jelas ditetapkan dalam kebijakan akuntansi. Selanjutnya, beberapa aktiva tetap yang masa manfaatnya telah habis masih mempunyai nilai buku yang relatif besar. Dengan demikian, perhitungan beban penyusutan aktiva tetap tidak memperhatikan masa manfaat aktiva dan tidak dilakukan secara konsisten. Nilai aktiva tetap yang disajikan di Neraca seharusnya didukung oleh dokumen yang memadai serta perhitungan beban penyusutan seharusnya memperhatikan masa manfaat dan dilakukan secara konsisten. Kondisi di atas mengakibatkan penyajian akun Aktiva Tetap, Akumulasi Penyusutan dan Beban Penyusutan pada laporan keuangan Perjan RSCM tidak diyakini kewajarannya. Hal ini terjadi karena pengendalian intern atas aktiva tetap masih lemah. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena inventarisasi aset per 1 Januari 2002 belum dilakukan secara benar. Perjan RSCM akan melakukan perhitungan penyusutan aktiva tetap secara benar dan konsisten. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM mengambil langkah-langkah perbaikan yang diperlukan sehingga nilai aset disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

27

BPK-RI/AUDITAMA V

5. Perlakuan Akuntansi atas Persediaan Pada Perjan RSCM Belum Tepat a. Pencatatan pemakaian suku cadang senilai Rp482.541.136,00 didukung dokumen yang memadai Berdasarkan hasil opname persediaan per 31 Desember 2003 yang dilakukan oleh Bagian Akuntansi diketahui nilai persediaan di gudang Instalasi Prasarana sebesar Rp88.073.658,00, namun nilai persediaan yang tercantum pada Akun Persediaan - Instalasi Prasana sebesar Rp570.614.794,00 sehingga terdapat selisih nilai persediaan sebesar Rp482.541.136,00. Selanjutnya, Bagian Akuntansi telah mencatat selisih nilai persediaan tersebut sebagai biaya pemeliharaan. Menurut Bagian Gudang Instalasi Prasarana, persediaan telah berkurang sebesar Rp482.541.136,00 karena adanya pendistribusian barang kepada unit-unit kerja yang membutuhkan. Sampai dengan pemeriksaan berakhir, data pemakaian barang belum diperoleh Bagian Akuntansi dari unit-unit kerja penerima barang tersebut. Dengan demikian, pencatatan pemakaian barang sebagai biaya pemeliharaan oleh Bagian Akuntansi di atas tidak didasarkan dokumen yang memadai. b. Terdapat barang dengan pergerakan lambat (Slow Moving) pada akun Persediaan Sebagian barang farmasi senilai Rp117.568.312,00 yang berada di gudang Instalasi Farmasi sudah lebih dari 2 (dua) tahun tidak mengalami mutasi namun masih tercantum pada akun Persediaan dengan rincian sebagai berikut :
No 1 2 3 4 5 Uraian Alat kesehatan Obat Radiologi Cairan Alat kedokteran Jumlah Jumlah Jenis Barang 61 86 2 14 17 Nilai (Rp) 39.895.943,00 70.237.319,00 359.500,00 6.938.550,00 137.000,00 117.568.312,00

belum

28

BPK-RI/AUDITAMA V

c. Penerapan metode penilaian persediaan tidak sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan tidak konsisten Sebagian besar persediaan di Perjan RSCM adalah barang-barang farmasi (yaitu obat-obatan, produksi, radiologi, reagensia, alat kesehatan, alat kedokteran habis pakai dan barang steril). Hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap Laporan Persediaan Barang menunjukkan bahwa tidak ada keseragaman dalam menggunakan metode penilaian persediaan. Persediaan barang-barang farmasi dinilai dengan menggunakan metode rata-rata, sedangkan persediaan barang ATK dinilai dengan menggunakan metode Terakhir Masuk Keluar Pertama (Last In First Out/LIFO). Sebagian nilai barang-barang farmasi yang tercantum di akun Persediaan menggunakan harga perolehan barang farmasi yang terakhir dibeli dan bukan harga perolehan yang melekat pada barang farmasi tersebut. d. Saldo akun Persediaan yang tercantum di Neraca belum mengambarkan seluruh barang yang ada Berdasarkan hasil pemeriksaan secara uji petik atas persediaan di beberapa gudang/depo barang farmasi dan 2 (dua) unit gudang instalasi gizi diketahui halhal sebagai berikut : a. Persediaan Barang Farmasi Barang-barang farmasi yang disajikan pada akun Persediaan berasal dari 20 unit pelaksana/Departemen. Bagian Akuntansi hanya melakukan opname persediaan pada 7 (tujuh) unit dari 20 (dua puluh) unit tersebut. Selain itu, terdapat persediaan barang farmasi pada unit pelaksana/Departemen yang belum disajikan dalam laporan keuangan per 31 Desember 2003 diantaranya : 1) Dept Kebidanan (Poli Eria dan Fetomaternal/Anggrek) 2) Dept THT (Poli THT Sosial dan Klinik swadana) 3) Dept Mata (OK Swadana) 4) Dept Bedah (Poli Wijaya Kusuma, Bedah Plastik, Bedah Tumor, ULB dan BCH/anak). 5) Dept Bedah Urologi (OK, ESWL dan Edelwise)

29

BPK-RI/AUDITAMA V

6) Dept Akupuntur 7) Dept Penyakit Dalam 8) Dept Anasthesi. 9) Dept Kulit & Kelamin (Pav. Cempaka, Kosmetik) 10) Dept I P. Syaraf (Pav. Stroke Suparjo Rustam dan Tindakan Neurologi) 11) Dept Mata (OK Swadana) 12) Dept Radiotherapi (Pav Bougenvile) 13) Dept Anasthesi (ICU Swadana) 14) Pelayanan Jantung terpadu (Poliklinik, Rg. Rawat Bedah Jantung dan Kateterisasi) 15) PKG Kebayoran Swadana b. Instalasi Gizi Terdapat 2 (dua) unit gudang bahan makanan di Instalasi Gizi, yaitu gudang milik Poli Umum dan milik unit swadana. Persediaan bahan makanan yang tercantum pada laporan keuangan hanya berasal dari gudang Poli Umum sedangkan nilai persediaan milik unit swadana tidak dilaporkan. Saldo akun Persediaan pada laporan keuangan didasarkan pada Laporan Persediaan Gudang sebesar Rp86.145.927,00. Menurut Pernyataan standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 14, mengenai persediaan disebutkan bahwa laporan keuangan harus mengungkapkan total jumlah tercatat persediaan dan jumlah nilai tercatat menurut klasifikasi yang sesuai bagi perusahaan dan jumlah tercatat persediaan yang dicatat sebesar nilai realisasi bersih. Petunjuk Pelaksanaan Standar Akuntansi Keuangan Rumah Sakit Pemerintah yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik Departemen Kesehatan Tahun 1995 mengatur persediaan sebagai berikut : a. Poin e. 1 ditetapkan bahwa Persediaan dinilai berdasarkan harga perolehan dan untuk kepentingan penilaian harga pokok pemakaiannya dengan metode FIFO (First In First Out). b. Poin e. 2 ditetapkan bahwa Persediaan yang mutasinya tidak ada (dead stock), lambat (slow moving) melebihi masa dua tahun atau usang/rusak dipindahbukukan dari persediaan ke aktiva lain-lain.

30

BPK-RI/AUDITAMA V

Kondisi tersebut di atas mengakibatkan penyajian akun Persediaan dan akun Biaya yang terkait dengan pemakaian persediaan pada laporan keuangan belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal tersebut di atas disebabkan karena pengendalian intern atas persediaan masih lemah. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena : a. Akuntansi persediaan dilakukan secara manual sedangkan volume transaksi sangat banyak; b. Barang yang berasal dari sumbangan tidak disertai harga satuan. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM mencatat dan menyajikan seluruh persediaan yang dimiliki sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 6. Terdapat Alat Medis Perolehan Tahun 2003 Senilai Rp745 juta Belum Dimanfaatkan Pada tahun 2003 Perjan RSCM membeli alat medis berupa Digital Mobile CArm (C-Arm) dan Digital Cardiovascular Ultrasound System (USG) dengan sumber dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dengan pagu sebesar Rp 1.497.000.000,00 dengan rincian untuk : a. C-Arm disediakan dana sebesar Rp 750.000.000,00 b. USG disediakan dana sebesar Rp 745.000.000,00 Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap dokumen pengadaan barang tersebut diketahui terdapat usulan penunjukan langsung untuk pengadaan barang tersebut dari Pimpinan Bagian Proyek (Pimbagpro) kepada Direktur Utama Perjan RSCM dengan alasan penyedia barang tersebut merupakan agen tunggal (Sole Agent) dan keterbatasan waktu yaitu masing-masing dengan surat Pimbagpro No. 167/PP/K/VIII/03 dan No.174/PP/K/VIII/2003 pada tanggal 4 Agustus 2003. Persetujuan penunjukan langsung diberikan oleh Direktur Utama Perjan RSCM masing-masing dengan surat No. 3150/TU.K/41/VIII/2003 dan No. 3146 a/TU.K/41/VIII/2003 pada tanggal 7 Agustus 2003. Proyek Peningkatan Usaha Kesehatan Perjan Panitia Pembelian Barang (Panitia Pembelian) RSCM

melaksanakan pengadaan barang melalui penunjukan langsung dengan rekanan CV

31

BPK-RI/AUDITAMA V

Kharisma Utama. Sesuai dengan hasil negosiasi harga, Perjan RSCM dan CV Kharisma Utama menandatangani Surat Perjanjian Pemborongan nomor 219/PP/K/VIII/2003 tanggal 28 Agustus 2003 dengan kesepakatan harga sebesar Rp1.480.000.000,00. Berdasarkan Berita Acara Penerimaan Barang (BAPB), alat medis tersebut telah diterima Perjan RSCM dari CV Kharisma Utama tanggal 28 Oktober 2003. Sesuai perjanjian, kedua pihak telah melakukan uji fungsi alat-alat tersebut dengan uraian sebagai berikut : a. Digital Mobile C-Arm (C-Arm) Merk GE yang ditempatkan di Unit Instalasi Gawat Darurat (IGD) telah diuji fungsi sebanyak 2 (dua) kali sesuai dengan Surat Keterangan Uji Fungsi (SKUF) No. 5b/PM/X/2003 tanggal 28 Oktober 2003 dan No. 6b/PM/XI/2003 tanggal 6 Nopember 2003. b. Digital Cardiovascular Ultrasound System (USG) Merk GE yang ditempatkan di Departemen Neurologi telah diuji fungsi sebanyak 2 (dua) kali sesuai dengan SKUF No. 5b/PM/X/2003 tanggal 28 Oktober 2003 dan No. 6b/PM/XI/2003 tanggal 6 Nopember 2003. Hasil perbandingan antara BAPB dan SKUF menunjukkan bahwa BAPB dan SKUF mempunyai kemiripan isi yakni berisi jenis item barang yang diterima. SKUF tidak mencantumkan data tentang jenis-jenis fungsi dari alat yang telah diuji, dan jangka waktu pengujian. Dengan demikian, kebenaran pengujian fungsi alat tersebut diragukan. Hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan tanggal 16 September 2004 menunjukkan bahwa alat C-Arm telah dimanfaatkan oleh IGD sedangkan alat USG yang berada di Departemen Neurologi tidak ada. Sesuai dengan Surat Tanda Terima tertanggal 14 September 2004, alat USG mengalami kerusakan dan telah diambil oleh CV Kharisma Utama untuk diperbaiki. Menurut CV Kharisma Utama, seharusnya alat tersebut dihidupkan minimal 15 menit setiap hari agar tidak mengalami kerusakan. Informasi tambahan dari pihak Departemen Neurologi menyebutkan bahwa kerusakan alat USG tersebut juga disebabkan tingkat kelembaban udara pada ruangan yang dipakai untuk alat USG tersebut melebihi tingkat kelembaban yang

32

BPK-RI/AUDITAMA V

diijinkan. Pada bulan Oktober 2004, alat USG telah selesai diperbaiki dan diserahkan kembali oleh CV Kharisma Utama kepada Departemen Neurologi. Sejak pertama kali diterima sampai dengan saat kegiatan pemeriksaan berakhir, alat USG tersebut belum pernah digunakan untuk memberikan pelayanan kepada pasien karena kemampuan teknis tenaga medis yang ada untuk mengoperasikan alat USG masih belum memadai. Sesuai perjanjian, sebenarnya CV Kharisma Utama telah memberikan pelatihan kepada tenaga medis Perjan RSCM selama beberapa hari. Seharusnya, suatu alat medis ditempatkan pada ruangan dan digunakan sesuai dengan persyaratan teknis yang telah ditetapkan oleh produsen. Pembelian alat USG tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan pendapatan Perjan RSCM. Hal tersebut mengakibatkan : a. Alat USG senilai Rp745.000.000,00 mengalami kerusakan sehingga tidak dapat digunakan. b. Pelayanan kesehatan dan perolehan pendapatan Perjan RSCM tidak optimal. Hal tersebut disebabkan ketidakcermatan Pimbagpro/Panitia Pembelian dan Manajemen Perjan RSCM dalam merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan proses pengadaan dan operasionalisasi alat USG. Direksi Perjan RSCM menjelaskan alat USG telah digunakan beberapa kali oleh tenaga medis Perjan RSCM untuk meningkatkan keahlian teknis untuk mengoperasikan alat tersebut. Alat tersebut tidak secara rutin dihidupkan setiap hari minimal 15 menit sehingga mengalami kerusakan. BPK RI menyarankan agar Perjan RSCM menyediakan ruangan sesuai persyaratan teknis dan tenaga medis yang mampu mengoperasikan alat USG sesegera mungkin. 7. Lahan Perparkiran di Lingkungan Perjan RSCM Jakarta Sejak Tahun 1996 Belum Dikelola Sebagaimana Mestinya Dalam rangka pembinaan lingkungan, Direktur Perjan RSCM menerbitkan Surat Keputusan No.3737/TU.K/34/XII/96 tanggal 27 Desember 1996 mengenai

33

BPK-RI/AUDITAMA V

Pembentukan Badan Pembinaan Lingkungan (BPL). BPL- Perjan RSCM merupakan organisasi fungsional yang mempunyai kewenangan koordinatif dan operasional terhadap unit-unit/Instalasi/Non Instalasi yang berada di lingkungan rumah sakit, baik perorangan maupun badan usaha. Salah satu fungsi BPL- Perjan RSCM adalah menyusun program, dan rencana pengawasan parkir di lingkungan Perjan RSCM serta mengkoordinasikan dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan pengawasan ketertiban pedagang dan parkir serta pengendalian penggunaan fasilitas yang digunakan. Selanjutnya, pada tanggal 23 Oktober 1998 dibuat Perjanjian Kerjasama antara Koperasi Pegawai Perjan RSCM (KPRI) dengan PT Multikemas Transdata untuk mengelola perparkiran dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun. Selanjutnya, KPRI menerbitkan Surat Perintah Kerja (SPK) No.79/SATGAS/KPRI-RSCM/98 pada tanggal 23 Oktober 1998. Sampai dengan kegiatan pemeriksaan berakhir, dokumen pelimpahan wewenang dari Perjan RSCM kepada KPRI belum diperoleh. Dengan alasan PT Multikemas Transdata tidak dapat memenuhi kewajibannya, Ketua KPRI menetapkan pemutusan hubungan kerjasama dengan PT Multikemas Transdata dengan surat No. 15a/KPRI-RSCM/III/2001 pada tanggal 26 Maret 2001. Selanjutnya, pihak KPRI melakukan kerja sama dengan PT Gaya Unggul Binerindo (PT GUB) yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Usaha No.11/KPRI/RSCM/III/2001 tanggal 1 April 2001 dengan jangka waktu perjanjian selama 5 (lima) tahun terhitung tanggal 1 April 2001 sampai dengan 1 April 2006. Ruang lingkup perjanjian kerjasama adalah pengelolaan lahan parkir dan penataan sistem perparkiran di Perjan RSCM dengan sistem bagi hasil keuntungan yakni untuk KPRI sebesar 60 % dan PT GUB sebesar 40 %. PT GUB dengan surat No.01/GUB/D/02062 tanggal 18 Pebruari 2002 telah menyerahkan kembali pengelolaan lahan perparkiran kepada KPRI Perjan RSCM terhitung sejak tanggal 1 Maret 2002. Dalam surat tersebut, PT GUB tetap akan bertanggung jawab untuk memberikan dukungan teknis sarana berupa 5 (lima) unit komputer dengan imbalan sebesar Rp 5.000.000,00 per bulan. Sejak pelimpahan pengelolaan dari PT GUB, pengelolaan perparkiran lahan Perjan RSCM dikuasai oleh pihak yang tidak berwenang sedangkan pihak KPRI

34

BPK-RI/AUDITAMA V

Perjan RSCM hanya menerima setoran dari pengelola parkir tersebut sebesar Rp 1.000.000,00 per bulannya. Sejak awal tahun 2004, Direksi Perjan RSCM melarang pihak KPRI- Perjan RSCM menerima setoran pendapatan perparkiran dari para pihak tersebut. Dengan demikian, Perjan RSCM membiarkan pengelolaan lahan perparkiran oleh para pihak yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Direksi Perjan RSCM seharusnya mengelola lahan perparkiran yang tersedia secara baik untuk meningkatkan pendapatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kondisi ini mengakibatkan Perjan RSCM kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari lahan parkir yang tersedia. Pemanfaatan lahan parkir oleh pihak ketiga yang tidak berwenang mengurangi kenyamanan maupun keamanan pengunjung Perjan RSCM. Hal tersebut terjadi disebabkan Direksi Perjan RSCM belum mampu mengatasi masalah yang timbul dari pengelolaan perparkiran. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa kondisi tersebut memang terjadi karena masalah perparkiran memerlukan penyelesaian secara menyeluruh. Manajemen Perjan RSCM sedang melakukan proses kerjasama operasi dengan pihak ketiga untuk pengelolaan keamanan dan perparkiran. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM meminta pertanggungjawaban para pejabat yang terkait dengan pengelolaan perparkiran serta melakukan tindakan perbaikan yang diperlukan agar terhindar dari kerugian yang lebih besar. 8. Pengendalian Intern atas Penagihan Piutang Belum Memadai Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik terhadap piutang pelayanan diketahui hal-hal sebagai berikut : a. Penagihan piutang pasien keluarga miskin tidak tepat waktu Pelayanan pasien golongan keluarga miskin/Jaring Pengaman Sosial (JPS) adalah pelayanan kesehatan yang diberikan rumah sakit dimana pembayaran biaya tagihan ditanggung oleh Dinas Kesehatan Pemda DKI Jakarta. Penagihan JPS dilakukan oleh Bagian Penagihan Piutang Perjan RSCM.

35

BPK-RI/AUDITAMA V

Dari hasil pemeriksaan secara uji petik terhadap dokumen penagihan dan penerimaan pembayaran diketahui bahwa rata-rata jangka waktu yang dibutuhkan untuk membuat faktur penagihan piutang JPS beserta dokumen pendukung berkisar dari 4 (empat) bulan sampai dengan 8 (delapan) bulan sebagaimana terlihat pada sampel di bawah ini :
No. 1. 2. 3. 4. 5. Tanggal Berobat 9/4/2003 s.d Des 2003 22/5/2003 s.d Nov 2003 Mei 2003 April 2003 1/4/2003 s.d Agst 2003 Bulan Penagihan Des 2003 Nov 2003 Sept 2003 Agst 2003 Agst 2003 Jangka Waktu 8 Bln 6 Bln 4 Bln 4 Bln 4 Bln

Jumlah tagihan yang disetujui dan dibayar oleh Dinas Kesehatan Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta seringkali lebih kecil dari jumlah tagihan yang diajukan. Hal ini terjadi karena terdapat tagihan-tagihan atas pasien JPS yang tidak didukung oleh berkas/dokumen yang lengkap atau dokumen yang ada sudah tidak sah/kedaluwarsa. Tagihan yang tidak disetujui untuk dibayar antara lain sebagai berikut :
No. 1 Jenis Tagihan Rawat Inap No. Berkas 12186 12188 12045 2 Labu darah 120329 120345 120376 120384 120412 120419 120467 120468 3 4 Rawat Jalan Tagihan Obat Sub Total 54.929.765 32.425.965 18.488.500 600.000 420.000 660.000 120.000 120.000 240.000 600.000 600.000 3.360.000 995.500 769.573 105.844.230 Total (Rp) Keterangan Berkas Obat tdk ada Berkas Obat tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada Berkas tdk ada

36

BPK-RI/AUDITAMA V

b. Terdapat penolakan tagihan pasien Askes yang merugikan RSCM Perjan sebesar Rp84.318.000,00 Dalam laporan keuangan Perjan RSCM tahun 2003 terdapat akun Selisih Klaim PT Askes sebesar Rp84.318.000,00. Transaksi selisih klaim ini terjadi pada bulan Maret, April dan Juni 2003. Saldo Selisih Klaim adalah tagihan yang tidak disetujui untuk dibayar oleh PT Askes. Penolakan pembayaran oleh PT Askes disebabkan : 1) Klaim pembayaran kepada PT Askes tidak didukung dengan dokumen yang lengkap. 2) Surat rujukan beserta copynya dari Puskesmas sudah melebihi jangka waktu 1 bulan (kedaluarsa). c. Terdapat tagihan biaya perawatan sebesar Rp297.297.950,00 yang belum diterima pembayarannya pada saat pasien rawat inap pulang Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap bukti-bukti tagihan biaya perawatan diketahui bahwa terdapat tagihan biaya perawatan pasien rawat inap yang belum dicatat sebesar Rp297.297.950,00 oleh Bagian Akuntansi karena data tagihan biaya pelayanan belum diterima dari Bagian Keuangan Subbagian Piutang. Rincian tagihan biaya perawatan pasien rawat inap tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Bulan Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Total IRNA A 5.281.000 4.726.000 5.290.000 7.505.000 13.512.500 3.747.500 5.105.000 11.335.000 4.774.700 12.757.000 2.463.900 9.176.700 85.674.300 IRNA B 15.637.500 4.530.000 2.550.000 5.729.000 2.840.000 4.801.000 6.740.000 3.160.000 835.000 2.805.000 2.770.000 3.645.000 56.042.500 IKA & PAV 8 13.018.500 1.703.000 6.378.000 6.137.500 2.190.000 19.348.000 13.897.500 10.034.000 11.629.500 17.737.300 14.995.100 38.512.750 155.581.150 Jumlah 33.937.000 10.959.000 14.218.000 19.371.500 18.542.500 27.896.500 25.742.500 24.529.000 17.239.200 33.299.300 20.229.000 51.334.450 297.297.950

37

BPK-RI/AUDITAMA V

Tagihan biaya perawatan tersebut berasal dari pasien rawat inap yang diizinkan pulang meskipun belum melunasi kewajibannya. Penagihan piutang dimulai dari penyerahan dokumen rincian biaya perawatan beserta bukti pendukung lainnya dari Bidang Pelayanan (rawat inap) kepada Bagian Keuangan kemudian dilanjutkan dengan kegiatan verifikasi dan pembuatan rekapitulasi, pembuatan faktur tagihan sampai dengan penagihan. Seluruh proses penagihan tersebut diselenggarakan oleh Bagian Keuangan tanpa melibatkan bagian lain. Bagian Akuntansi tidak memperoleh bukti transaksi biaya perawatan sehingga fungsi verifikasi dalam rangka pencatatan piutang tidak dapat dijalankan. Bagian Akuntansi melakukan pencatatan piutang berdasarkan data rekapitulasi tagihan yang diterima dari Bagian Keuangan sehingga data piutang di Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan akan selalu sama. Bagian Akuntansi tidak melakukan kegiatan verifikasi kelengkapan dan kebenaran transaksi piutang pelayanan karena Bagian Akuntansi tidak memperoleh dokumen rincian biaya perawatan beserta bukti pendukung lainnya. piutang tidak ada. Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No.8300/2003 tentang Revisi paket pelayanan Esensial RS (PPE-RS) bagi keluarga Miskin tahun 2003 point 1.5 menyatakan bahwa berkas tagihan berikut dokumen pendukung disampaikan kepada Badan Pelaksana Mitra Kesehatan Jaya paling lambat setiap tanggal 5, bulan berikutnya. Kebijakan akuntansi menyatakan bahwa pendapatan diakui dengan menganut basis akrual berdasarkan dokumen pendukung transaksi yang sah dan lengkap. Sesuai dengan prosedur pelayanan yang berlaku, setiap pasien rawat inap tidak diperbolehkan untuk pulang bila belum menyelesaikan pembayaran tagihan biaya perawatan. Hal tersebut berakibat : a. Perjan RSCM kehilangan kesempatan untuk menggunakan dana hasil jasa pelayanan sesuai dengan jadwalnya. b. Perjan RSCM harus menanggung kerugian sebesar Rp84.318.000,00. Dengan demikian, fungsi pengecekan silang antara Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan terhadap saldo

38

BPK-RI/AUDITAMA V

c. Perjan RSCM menghadapi kemungkinan kerugian yang lebih besar atas tagihan biaya perawatan pasien rawat inap yang telah pulang. d. Adanya potensi penyelewengan dalam pengelolaan piutang/pendapatan. Hal ini disebabkan karena a. Keterbatasan jumlah personil Bagian Piutang untuk mempersiapkan dokumen penagihan serta pengendalian pelayanan pasien JPS dan rawat inap masih lemah. b. Pencatatan transaksi pendapatan masih belum sepenuhnya berbasis akrual. c. Bagian Pelayanan rawat inap belum sepenuh mematuhi peraturan yang berlaku. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa kondisi tersebut terjadi karena : a. Penagihan piutang JPS belum dilakukan secara optimal karena kekurangan personil di Bagian Piutang sedangkan sistem penagihan masih manual. b. Administrasi pelayanan yang masih kurang tertib c. Prosedur persetujuan izin pulang pasien rawat inap masih lemah. Manajemen akan meningkatkan pengendalian atas transaksi pasien yang belum melunasi tagihannya antara lain mendistribusikan dokumen-dokumen pendukung ke Bagian Akuntansi. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM meningkat pengendalian atas pengelolaan piutang dan administrasi pasien rawat inap serta mengenakan sanksi terhadap pegawai yang lalai dalam menjalankan tugasnya sesuai ketentuan yang berlaku. 9. Terdapat Penerimaan Sewa Senilai Rp8,64 juta yang Belum Diterima oleh Bendahara Penerima Pada tanggal 24 Januari 2003 RSCM melakukan perjanjian kerjasama dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk dengan nomor 270/TU.K/54/I/2003 tentang penempatan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di lokasi Perjan RSCM dengan luas bangunan 6 m2 terletak di depan IGD dengan masa berlaku sejak tanggal 24 Januari 2003 sampai dengan tanggal 23 Januari 2005. Biaya Sewa atas penempatan ATM tersebut sebesar $180/m2 per tahun dibayarkan dengan rupiah sesuai kurs dollar saat penandatanganan kontrak. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bagian Akuntansi diketahui bahwa penerimaan pembayaran atas sewa penempatan ATM tersebut belum

39

BPK-RI/AUDITAMA V

diterima oleh Bagian Keuangan dan tidak tercatat pada Bagian Akuntansi Perjan RSCM. Seharusnya, setiap penerimaan pendapatan dikelola oleh Bagian Keuangan dan disajikan dalam Laporan Keuangan. Hal ini disebabkan pengendalian atas penerimaan non fungsional sangat lemah dari Perjan RSCM. Hal ini mengakibatkan pendapatan non fungsional kurang disajikan sebesar Rp8.640.000,00 (kurs dollar Rp8.000,00). Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa penerimaan sewa tersebut memang belum diterima oleh Bagian Keuangan dan ditelusuri sesuai Perjanjian Kerja Sama nya. Selain itu manajemen akan mengatur lebih lanjut mengenai pemakaian lahan rumah sakit oleh pihak ketiga. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM segera menertibkan pengelolaan pendapatan yang berasal dari pemanfaatan aset Perjan RSCM oleh pihak ketiga. 10. Terdapat Pendapatan Unit Pendidikan dan Latihan senilai Rp349,23 juta yang belum dipertanggungjawabkan. Unit Pendidikan dan Latihan (Diklat) adalah salah satu unit pelaksana Perjan RSCM yang bertanggungjawab pada penyelenggaraan pendidikan dan latihan sumberdaya manusia di lingkungan Perjan RSCM. Pada tahun 2003, Diklat menandatangani perjanjian kerjasama pendidikan dan latihan personil dengan pihak ketiga sebanyak 12 kontrak. Sesuai dengan dokumen-dokumen perjanjian kerjasama, Perjan RSCM berhak memperoleh imbalan atas jasa pendidikan/pelatihan yang telah diberikan. Pembayaran imbalan dilakukan dengan cara penyetoran secara langsung ke Bendahara Penerima Perjan RSCM dengan nomor rekening 122-008-3600-268. Berdasarkan pemeriksaan atas pendapatan unit Diklat diketahui bahwa pihak ketiga tidak membayar kewajibannya ke Bendahara Penerima Perjan RSCM (nomor rekening 122-008-3600-268) tetapi ke rekening giro di Bank Mandiri atas nama Diklat dengan nomor rekening 122-0091000037 baik secara tunai maupun transfer bank. Rekening giro tersebut digunakan oleh unit Diklat hanya untuk pengelolaan 40 BPK-RI/AUDITAMA V

pendapatan. Menurut Laporan Penerimaan unit Diklat tahun 2003, unit Diklat mempunyai pendapatan sebesar Rp590.481.575,00 tetapi menurut Rekening Giro tahun 2003 dan Daftar Penerimaan dan Pengeluaran unit Diklat Perjan RSCM tertanggal 27 Desember 2004 pendapatan unit Diklat adalah sebesar Rp939.713.200,53 dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah Penerimaan Menurut Laporan Penerimaan (Rp) 37.080.000,00 23.242.500,00 16.540.000,00 69.773.000,00 68.499.500,00 40.929.200,00 154.171.200,00 74.091.500,00 33.482.175,00 72.672.500,00 590.481.575,00 590.481.575,00 Menurut Rekening Giro dan Daftar Penerimaan/Pengeluaran (Rp) 68.100.556.34 175.211.143,05 93.210.276,96 45.335.890,28 37.178.141,93 57.577.270,23 43.971.145,40 131.558.914,56 32.474.528,85 53.892.215,87 11.826.347,01 138.882.770,05 889.219.200,53 50.494.000,00 939.713.200,53

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

Bulan

September Oktober November-Desember Desember Sub Jumlah Penerimaan tunai Jumlah

Untuk tahun 2003, Diklat telah melakukan penyetoran uang tunai ke Bendahara Penerima Perjan RSCM sebesar Rp307.725.690,54, sehingga terdapat penerimaan pendapatan senilai Rp631.987.509,99 (Rp939.713.200,53Rp307.725.690,54) yang belum disetorkan oleh unit Diklat kepada Bendahara Penerima Perjan RSCM. Selain itu, unit Diklat belum mempertanggungjawabkan penerimaan pendapatan sebesar Rp349.231.625,58 (Rp939.713.200,58Rp590.481.575,00). Sesuai dengan dokumen kontrak, penerimaan pembayaran imbalan seharusnya disetorkan ke rekening giro atas nama Bendahara Penerima Perjan RSCM secara langsung.

41

BPK-RI/AUDITAMA V

Hal ini disebabkan unit Diklat belum sepenuhnya mematuhi ketentuan pengelolaan keuangan atas penerimaan imbalan dari pihak ketiga . Hal ini mengakibatkan pendapatan unit Diklat Perjan RSCM yang dilaporkan belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Direksi Perjan RSCM menjelaskan akan melakukan penelusuran lebih lanjut dan meminta pertanggungjawaban pihak yang terkait. Pada tahun 2004, kondisi ini sudah tidak terjadi karena pengelolaan keuangan unit Diklat telah menggunakan mekanisme Uang Muka Kerja dan menyetorkan seluruh penerimaan pendapatan. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM meningkatkan tertib administrasi keuangan pada unit-unit kerja di lingkungan Perjan RSCM dan meminta pertanggungjawaban dana sebesar Rp349.231.625,58. 11. Pendapatan Penjualan Karcis Merah dan Karcis Kuning Dari Instalasi Rawat Jalan Tidak Disetorkan Seluruhnya Pendapatan yang diperoleh oleh Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (Perjan RSCM) terdiri atas pendapatan fungsional dan pendapatan non-fungsional. Pendapatan fungsional terdiri atas pendapatan rawat jalan, pendapatan penunjang rawat jalan, pendapatan rawat inap, pendapatan penunjang rawat inap, pendapatan jasa pelayanan rawat jalan, pendapatan jasa pelayanan rawat inap, dan pendapatan fungsional lainnya. Pendapatan non-fungsional merupakan pendapatan diluar pendapatan fungsional tersebut. Pendapatan fungsional yang berasal dari pendapatan rawat jalan terdiri atas pendapatan penjualan karcis merah, pendapatan penjualan karcis kuning, pendapatan penjualan karcis putih, pendapatan karcis Askes, dan pendapatan rawat jalan swadana. Pendapatan penjualan karcis adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil menjual karcis kepada pasien yang akan berobat di poliklinik atau unit rawat jalan baik karcis merah, kuning, putih, dan Askes. Karcis merah dikenakan kepada pasien umum yang baru pertama kali berobat dan tidak membawa rujukan dari Puskesmas atau kepada pasien lama yang tidak membawa kartu berobat. Karcis kuning dikenakan kepada pasien yang membawa rujukan dari Puskesmas atau kepada pasien yang datang untuk kedua kalinya (konsultasi) dengan membawa kartu berobat. Karcis

42

BPK-RI/AUDITAMA V

putih diberikan kepada pasien Gakin/JPS. Sedangkan karcis Askes diberikan kepada pasien Askes. Hasil pemeriksaan secara uji petik atas data penjualan karcis tahun buku 2003 diketahui sebagai berikut :
a. Berdasarkan pengujian terhadap laporan keuangan yang disusun oleh Bagian

Akuntansi Perjan RSCM dan data-data transaksi pendapatan penjualan karcis selama tahun 2003 diketahui bahwa pendapatan dari penjualan karcis merah sebesar Rp723.598.000,00 dan pendapatan dari penjualan karcis kuning sebesar Rp810.152.000,00. Dalam laporan pendapatan penjualan karcis tersebut termasuk juga pendapatan penjualan karcis dari unit Raden Saleh dan unit PKG Kebayoran. Sedangkan berdasarkan Laporan Rekapitulasi Pendapatan hasil penjualan karcis poliklinik Perjan RSCM yang dibuat oleh Koordinator Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana Bagian Keuangan RSCM diketahui bahwa penjualan karcis merah selama tahun 2003 sebesar Rp769.605.000,00 dan penjualan karcis kuning selama tahun 2003 sebesar Rp749.665.000,00. Dengan demikian terdapat perbedaan hasil penjualan karcis merah dan karcis kuning yang dilaporkan oleh Bagian Akuntansi dengan yang dilaporkan oleh Bagian Keuangan :
Uraian Karcis Merah Nilai Jumlah (dalam rupiah) (a) (b)=15.000*(a) 48.239,86 723.598.000,00 51.307,00 (3.067,14) 769.605.000,00 (46.007.000,00) Karcis Kuning Nilai Jumlah (dalam rupiah) (c) (d)=5000*(c) 162.030,40 810.152.000,00 149.933,00 12.097,40 749.665.000,00 60.487.000,00

Lap. Bag. Akuntansi Perjan RSCM(1) Lap. Bag. Keuangan Perjan RSCM(2) Selisih [(1)-(2)]

Perbedaan terjadi baik jumlah karcis maupun besarnya nilai karcis terjual selama tahun 2003 antara laporan penjualan karcis merah dan karcis kuning yang dibuat oleh Bagian Akuntansi dengan laporan yang dibuat oleh Bagian Keuangan. Berdasarkan keterangan yang dikemukakan oleh Bagian Keuangan diketahui bahwa kasir Instalasi Rawat Jalan (kasir IRJ) melaporkan hasil penyetoran penjualan karcis setiap harinya dengan melampirkan bukti penyetoran dan rekapitulasi penjualan karcis untuk hari yang bersangkutan. Bagian Keuangan kemudian melakukan verifikasi terhadap bukti setoran dan lampirannya serta 43 BPK-RI/AUDITAMA V

melakukan pengecekan ke rekening koran bank penerima (rekening 1220083000268) pada hari tersebut. Apabila dari hasil pengecekan ternyata dalam rekening koran bank penerima terdapat setoran yang dimaksud maka Bagian Keuangan akan mencatat ke Buku Kas Umum (BKU) dan sebaliknya tidak melakukan pencatatan ke BKU jika tidak ditemukan nilai setoran sesuai bukti yang diberikan. Dari keterangan Bagian Keuangan juga diketahui bahwa kasir IRJ juga memberikan bukti setoran (tembusan) yang dilengkapi dengan lampirannya yang sama ke Bagian Akuntansi. Berdasarkan bukti transaksi tersebut, Bagian Akuntansi melakukan pencatatan dalam buku jurnal (general ledger) setelah meyakini bahwa setoran tersebut benar-benar sudah masuk dalam rekening koran bank penerima (rekening 122-0083000268).
b. Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik atas data-data penjualan karcis merah

dan kuning tahun 2003 untuk semua poliklinik yang berada dalam unit rawat jalan termasuk PKG Kebayoran dan Poliklinik Raden Saleh diketahui bahwa terdapat perbedaan Laporan Hasil Penjualan karcis merah dan kuning antara Bagian Keuangan dan Catatan/Laporan/Buku Harian kasir di poliklinik yang melayani penjualan karcis merah dan kuning. Sesuai dengan hasil pembandingan secara uji petik antara Laporan/Catatan/Buku Harian pada masing-masing kasir dengan Laporan Hasil Penjualan karcis yang dibuat oleh Bagian Keuangan, terdapat beberapa kasir yang kurang menyetorkan hasil penjulan karcis pada hari yang bersangkutan dan ada beberapa kasir yang kelebihan menyetor hasil penjualan karcis pada hari tersebut. Rincian perbandingan data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Karcis Merah Jumlah Nilai (dalam rupiah) (a) (b)=15.000*(a) 4.857 11 6.193 3.622 1.464 33 982 72.855.000,00 165.000,00 92.895.000,00 54.330.000,00 21.960.000,00 495.000,00 14.730.000,00 Karcis Kuning Jumlah Nilai (dalam rupiah) (c) (d)=5000*(c) 16.846 779 16.460 7.461 6.468 137 4.856 84.230.000,00 3.895.000,00 82.300.000,00 37.305.000,00 32.340.000,00 685.000,00 24.280.000,00

No

Uraian Bagian Keuangan : Poliklinik Kebidanan Poliklinik Bedah Syaraf Poliklinik Mata Poliklinik PKG Poliklinik Syaraf Poliklinik Gizi Poliklinik AKP

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

44

BPK-RI/AUDITAMA V

8. 9. 10. 11. 12. 13.

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.

Poliklinik Gigi 1.913 Poliklinik Jiwa 311 Poliklinik Kulit & Kel. 6.328 Poliklinik Jantung 222 Poliklinik THT 3.627 Poliklinik USG 1.422 Subtotal 30.985 Catatan/Buku Harian/Laporan : Poliklinik Kebidanan 9.194 Poliklinik Bedah Syaraf 41 Poliklinik Mata 6.038 Poliklinik PKG 3.296 Poliklinik Syaraf 1.489 Poliklinik Gizi 32 Poliklinik AKP 853 Poliklinik Gigi 2.109 Poliklinik Jiwa 413 Poliklinik Kulit & Kel. 6.294 Poliklinik Jantung 215 Poliklinik THT 3.627 Poliklinik USG 0 Subtotal 33.601

28.695.000,00 4.665.000,00 94.920.000,00 3.330.000,00 54.405.000,00 21.330.000,00 464.775.000,00 137.910.000,00 615.000,00 90.570.000,00 49.440.000,00 22.335.000,00 480.000,00 12.795.000,00 31.635.000,00 6.195.000,00 94.410.000,00 3.225.000,00 54.405.000,00 0 504.015.000,00

6.742 2.913 11.653 2.754 7.803 11.405 96.277 8.479 681 14.381 6.769 6.137 132 3.939 4.669 1.923 11.235 2.594 5.493 7.199 73.631

33.710.000,00 14.565.000,00 58.265.000,00 13.770.000,00 39.015.000,00 57.025.000,00 481.385.000,00 42.395.000,00 3.405.000,00 71.905.000,00 33.845.000,00 30.685.000,00 660.000,00 19.695.000,00 23.345.000,00 9.615.000,00 56.175.000,00 12.970.000,00 27.465.000,00 35.995.000,00 368.155.000,00

Seharusnya laporan yang dibuat oleh Bagian Akuntansi dan Bagian Keuangan Perjan RSCM mencatat dan melaporkan hasil yang sama baik jumlah dan nilainya mengingat dokumen sumber yang digunakan untuk membuat laporan berasal dari adalah dokumen sumber yang sama dan berasal dari kasir IRJ yang sama. Demikian juga, Laporan Hasil Penjualan karcis yang dibuat oleh Bagian karcis baik dalam kuantitas maupun dalam nilai yang sama. Kondisi ini mengakibatkan Laporan Hasil Penjualan yang dibuat oleh Bagian Keuangan dan Laporan Keuangan yang disusun oleh Bagian Akuntansi diragukan kebenarannya. Kejadian ini terjadi karena lemahnya pengendalian intern atas transaksi penjualan karcis baik karcis merah maupun karcis kuning antara lain tidak adanya rekonsiliasi penjualan karcis merah dan karcis kuning antara Bagian Keuangan dengan Bagian Akuntansi. Kasir tidak sepenuhnya menyetorkan hasil penjualan karcis yang diterima pada hari itu juga sesuai kebijakan direksi yang berkaitan dengan penyetoran penerimaan yang diterima pada hari yang bersangkutan. Keuangan dan Rekapitulasi Catatan Harian/Laporan/Buku Harian seharusnya melaporkan jumlah

45

BPK-RI/AUDITAMA V

Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa belum dilakukan rekonsiliasi atas penjualan karcis kunjungan pasien antar unitunit yang terkait, maka tidak dapat diketahui secara cepat dan akurat mengenai jumlah pelayanan dan jumlah karcis yang terjual. Manajemen Perjan RSCM tidak dapat mengetahui apakah Kasir sudah menyetorkan sepenuhnya. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM segera mengatur prosedur rekonsiliasi penjualan karcis diantara unit-unit kerja terkait serta melakukan penelusuran lebih lanjut bilamana ditemukan selisih angka. 12. Bagian Bedah Jantung Tidak Sepenuhnya Melaksanakan Ketentuan Direksi atas Tarif Pelayanan Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik terhadap bukti setoran pendapatan dari Bagian Bedah Jantung diketahui bahwa selama tahun 2003 diperoleh pendapatan sebesar Rp136.196.000,00 dengan rincian sebagai berikut : Tanggal 17 12 2003 07 10 2003 06 06 2003 05 05 2003 07 04 2003 13 02 2003 06 04 2004 09 01 2004 Jumlah Jumlah yang disetor (Rp) 6.807.000,00 34.240.500,00 16.732.000,00 32.820.000,00 27.749.000,00 4.840.000,00 7.699.500,00 5.308.000,00 136.196.000,00

Pendapatan tersebut berasal dari : a. Biaya jasa rumah sakit, yaitu imbalan yang diterima rumah sakit atas pemakaian sarana dan fasilitas rumah sakit. b. Biaya jasa pelayanan, yaitu imbalan yang diterima untuk pelaksanaan pelayanan atas jasa yang telah diberikan kepada pasien dalam rangka operasi, observasi, konsultasi maupun visite. Jumlah biaya jasa pelayanan yang menjadi bagian rumah sakit adalah sebesar 20% setelah dikurangi 7,5% untuk PPh.

46

BPK-RI/AUDITAMA V

c. Biaya perawatan, yaitu biaya rawat inap yang besarnya sesuai dengan paket yang telah disetujui. Berdasarkan kwitansi yang diperiksa diketahui jumlah pendapatan yang diterima dari pasien bedah jantung selama tahun 2003 adalah sebesar Rp808.340.300,00. Dari jumlah tersebut sebesar Rp431.156.800,00 adalah biaya untuk obat dan alat kesehatan sedangkan jumlah biaya pelayanan yang menjadi bagian Ruang Bedah Jantung adalah sebesar Rp183.405.300,00. Ruang Bedah Jantung mengambil secara langsung bagian pendapatan yang menjadi haknya dan sisanya disetor ke Bendaharawan Penerima Perjan RSCM. Berdasarkan bukti-bukti yang diperiksa, besarnya biaya jasa rumah sakit yang dibebankan kepada pasien berkisar antara Rp800.000,00 sampai dengan Rp2.500.000,00 bahkan terdapat satu kuitansi yang membebankan biaya jasa rumah sakit sebesar Rp3.700.000,00 sedangkan untuk jasa pelayanan berkisar antara Rp900.000,00 sampai dengan Rp9.200.000,00. Sesuai dengan : a. Lampiran SK Direktur RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo No. 1381/TU.K/34/V/2000, Prosedur Pelayanan Pasien Paket Rawat Inap dan Tindakan Operasi di ruang Bedah Jantung Sub Bagian Bedah Jantung Bagian Bedah RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo point E butir 1.2. menyebutkan : Penyetoran atas pendapatan dari pelayanan operasi Bedah Jantung diatur sebagai berikut : 1) Penerimaan atas biaya jasa rumah sakit disetorkan ke Perjan RSCM melalui rekening Bendaharawan Penerima Nomor : 122-0083-000268 di Bank Mandiri Cabang Perjan RSCM Jakarta. 2) Penerimaan atas jasa pelayanan disetor ke Perjan RSCM melalui Bendaharawan Penerima Nomor : 122-0083-000268 di Bank Mandiri Cabang Perjan RSCM Jakarta dan dibagikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3) Penerimaan atas biaya pemeliharaan alat, biaya obat-obatan & alat kesehatan diterimakan kembali kepada Ruang Bedah Jantung. Hal ini berarti bahwa semua penerimaan atas biaya obat-obatan dan alat kesehatan seharusnya

47

BPK-RI/AUDITAMA V

disetorkan dahulu ke Bagian Keuangan Perjan RSCM, kemudian diserahkan kembali ke Ruang Bedah Jantung. 4) Penerimaan atas biaya perawatan disetorkan ke Perjan RSCM melalui rekening Bendaharawan Penerima Nomor : 122-0083-000268 di Bank Mandiri Cabang Perjan RSCM Jakarta. b. Surat Keputusan Direktur RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo No. 1381/TU.K/34/V/2000 tanggal 31 Mei 2000 tentang Tarif Pelayanan Tindakan Operasi Bedah Jantung mengatur bahwa tarif tindakan medik operatif meliputi antara lain untuk Jasa Rumah Sakit berkisar antara Rp2.000.000,00 sampai dengan Rp3.000.000,00, dan untuk jasa pelayanan berkisar antara Rp2.625.000,00 sampai dengan Rp11.000.000,00. Hal tersebut mengakibatkan : a. Pendapatan dan biaya atas jasa pemeliharaan alat, obat-obatan & alat kesehatan, dan pelayanan kurang disetor ke Bendahara Penerima dan kurang dicatat oleh Bagian Akuntansi sebesar Rp672.144.300,00 (Rp808.340.300,00 Rp136.196.000,00). b. Penerimaan pendapatan dari pasien lebih kecil atau lebih besar dari yang seharusnya diterima. Kondisi tersebut terjadi karena Bagian Bedah Jantung belum sepenuhnya mematuhi ketentuan yang berlaku. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa memang betul kondisi tersebut terjadi, manajemen akan menertibkan penerapan tarif pelayanan dan pengelolaan keuangan pada unit tersebut. BPK RI menyarankan agar Direksi Perjan RSCM meminta pertanggungjawaban atas dana sebesar Rp672.144.300,00 kepada pejabat yang terkait serta meminta Kepala Bagian Bedah Jantung untuk menerapkan kebijakan direksi yang berlaku tentang tarif dan pengelolaan keuangan.

48

BPK-RI/AUDITAMA V

13.

Transaksi Perbaikan Atas Beberapa Gedung Sekurang-kurangnya Senilai Rp1.143,47 Juta Belum Dicatat Pada Bagian Akuntansi Berdasarkan Laporan Aktiva Tetap Tahunan tahun anggaran 2003 diketahui bahwa terdapat penambahan aset gedung Paviliun Cendrawasih, gedung IKA dan gedung Poli Bedah dengan harga perolehan masing-masing sebesar Rp91.845.500,00, Rp68.662.000,00 dan Rp37.800.000,00 yang berasal dari transaksi tahun buku 2003. Nilai perolehan gedung tersebut tidak didukung oleh dokumen yang memadai. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut atas aset gedung tersebut diketahui bahwa terdapat kegiatan renovasi terhadap gedung-gedung tersebut dengan rincian sebagai berikut : a. Gedung Pav.Cendrawasih telah mengalami renovasi dengan total biaya sebesar Rp143.468.650,00. Rincian biaya renovasi tersebut yakni : 1) Perbaikan Atap, Renovasi Kamar Pasien dan Pengecatan Teras Luar Kamar Pasien, Kamar Staf, Kamar Pengawas dan Kepala Ruangan. Berdasarkan Surat Perjanjian Kerja antara Pav.Cendrawasih dengan PT Kinetik Jaya No.31c/K.5/PAV CEND/III/2003 tanggal 17 Maret 2003 diketahui nilai pekerjaan adalah sebesar Rp93.468.650,00 dan pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan No.038/BA/KJ/VI/2003 tanggal 09 Juni 2003. 2) Pembuatan Gudang Instalasi Prasana dan Sarana serta Gudang Arsip. Berdasarkan Surat Perjanjian Kerja antara Pav.Cendrawasih dengan PT Kinetik Jaya No.88a/K.5/PAV CEND/VI/2003 tanggal 25 Juni 2003 diketahui nilai pekerjaan adalah sebesar Rp25.000.000,00 dan pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% berdasarkan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan No.048/BA/KJ/VII/2003 tanggal 23 Juli 2003. 3) Pekerjaan Renovasi dan Pemindahan Poli Gigi, Mata dan Staf. Berdasarkan Surat Perjanjian Kerja antara Pav.Cendrawasih dengan PT Cahaya Murya No.152A/K.5/PAV CEND/ /2003 tanggal 14 Oktober 2003 diketahui nilai pekerjaan adalah sebesar Rp25.000.000,00 dan pekerjaan telah dinyatakan selesai 100% berdasarkan Berita Acara Penerimaan Jasa No.169/K.5/INS.PAV CEND/XI/2003 tanggal 10 Nop 2003

49

BPK-RI/AUDITAMA V

b. Berdasarkan perjanjian kerjasama antara Perjan RSCM dengan Yayasan Ropanasuri No. 2433/TU.K/54/VII/02 tanggal 29 Juli 2002 diketahui bahwa gedung Poli Bedah direnovasi dengan biaya Rp1 milyar. Biaya renovasi berasal dari pinjaman kepada Yayasan Ropanasuri. Yayasan Ropanasuri adalah yayasan yang dibentuk oleh para dokter bedah yang bekerja di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Perjan RSCM. Tata cara pengembalian dana renovasi kepada Yayasan Ropanasuri dilaksanakan secara bertahap selama 7 (tujuh) tahun dengan jumlah angsuran sebesar Rp12.333.500,00 per bulan. Angsuran pertama dilakukan Perjan RSCM pada bulan Juni 2003 dan sampai dengan pemeriksaan berakhir (Desember 2004) telah dilakukan angsuran sebanyak 16 kali atau senilai Rp222.003.000,00. Atas transaksi tersebut, Perjan RCSM belum melakukan pencatatan. Menurut Bagian Akuntansi, gedung IKA telah selesai direnovasi, akan tetapi dokumen atas renovasi gedung tersebut sampai dengan pemeriksaan selesai belum diterima. Dengan demikian, harga perolehan atas renovasi gedung IKA tersebut belum dicatat oleh Bagian Akuntansi. Seharusnya pengeluaran untuk pembangunan/renovasi gedung dicatat sesuai harga perolehannya. Kondisi di atas mengakibatkan akun aktiva tetap Gedung/Bangunan dan akun Hutang Jangka Panjang kurang disajikan masing-masing sekurang-kurangnya sebesar Rp1.143.468.650,00 dan Rp 1 milyar. Hal ini terjadi karena Perjan RSCM belum memiliki sistem akuntansi yang cukup memadai sehingga distribusi dokumen transaksi keuangan ke Bagian Akuntansi tidak tepat waktu dan tidak lengkap. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa dokumen pendukung transaksi tersebut tidak diperoleh oleh Bagian Akuntansi secara tepat waktu dan lengkap maka terdapat kesulitan menentukan perlakukan akuntansi yang tepat. Sistem akuntansi yang berlaku akan disempurnakan. BPK RI menyarankan agar Perjan RSCM menyusun sistem akuntansi yang dapat menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut.

50

BPK-RI/AUDITAMA V

14.

Perlakukan Akuntansi atas Bangunan Dalam Penyelesaian dan Kegiatan Renovasi Gedung Belum Wajar Dari pemeriksaan atas akun Bangunan Dalam Penyelesaian dan Biaya Perbaikan-Bangunan/Gedung diketahui bahwa terdapat 5 (lima) kontrak proyek renovasi gedung yang telah selesai 100% namun masih tercatat pada Bangunan Dalam Penyelesaian (36-05-0001) per tanggal 31 Desember 2003, yaitu :

TGL.BERITA ACARA NO. 1 JENIS PEKERJAAN Pembangunan Prasarana Gedung RS Penyelesaian Ruang CMU & Renovasi Instalasi Sterilisasi 2 3 4 5 Penyelesaian Ruang Administrasi Lt.IV Penyelesaian Ruang Administrasi Lt.V Perbaikan Ruang Laundry Perbaikan Ruang Dapur Utama Jumlah 488.561.000,00 765.643.000,00 706.399.000,00 980.073.000,00 2.134.023.250,00 5.074.699.250,00 003/PP/RSCM-IV/XII/2003 TGL 10 DES 2003 003/PP/RSCM-V/XII/2003 TGL 8 DES 2003 09/BAST/XII/2003 TGL 11 DES 2003 12/BAST/XII/2003 TGL 12 DES 2003 HARGA KONTRAK PENYERAHAN 386/PP/K/XII/2003 TGL 1 DES 2003

Selain itu, terdapat pekerjaan renovasi gedung kantor dengan sumber dana berasal dari PT (Persero) Kimia Farma dan PT Bank Bumi Daya (Persero). Berdasarkan perjanjian kerjasama antara Perjan RSCM dengan PT Kimia Farma (Persero) dan terakhir diaddendum No.ADD 697/TU.K/54/III/2000 tanggal 20 Maret 2000, plafon biaya renovasi yang ditanggung oleh PT Kimia Farma (Persero) sebesar Rp3.400.000.000,00. Disamping itu, berdasarkan perjanjian kerjasama antara Perjan RSCM dengan PT Bank Bumi Daya (Persero) dan terakhir diaddendum No.002/ROFIV/RM/2000 tanggal 2 Juni 2000, plafon biaya renovasi yang ditanggung oleh PT Bank Bumi Daya (Persero) sebesar Rp3.400.000.000,00. Dengan demikian, jumlah dana yang tersedia untuk biaya renovasi gedung dari pihak ketiga adalah sebesar Rp6.800.000.000,00. Perjanjian kerjasama antara Perjan RSCM dengan PT Kimia Farma (Persero) dan PT Bank Bumi Daya (Persero) adalah untuk rehabilitasi

51

BPK-RI/AUDITAMA V

bangunan gapura, rehabilitasi bangunan diatas hall masuk/lantai dua serta menambah bangunan poliklinik dan kantor Direksi di lokasi Instalasi Rawat Jalan Perjan RSCM. Atas penyediaan dana tersebut, PT Kimia Farma (Persero) dan PT Bank Bumi Daya (Persero) berhak menempati sebagian gedung Perjan RSCM dalam jangka waktu 20 tahun. Realisasi biaya renovasi gedung kantor Direksi Perjan RSCM adalah sebesar Rp6.711.374.000,00 dengan rincian sebagai berikut :
No. 1 2 3 Jenis Pekerjaan Perencanaan Pembangunan Manajemen Konstruksi Arsitektur, Landsekap, Struktur, Mekanikal dan Elektrikal Arsitektur, Mekanikal dan Elektrikal Jumlah Nama Kontraktor PT.Atelier Enam PT Multi Pros & Associates PT Satria Guna Utama PT Satria Guna Utama No & Tgl. Kontrak 39/PPD/K/I/98 12 Jan 1998 40/PPD/K/I/1998 12 Jan 1998 194/PPD/K/X/1998 23 Oktober 1998 342/PPD/K/III/2000 15 Maret 2000 Nilai Pekerjaan Rp175.983.000,00 Rp146.444.000,00 Rp4.849.789.000,00

Rp1.539.158.000,00 Rp6.711.374.000,00

Pencatatan atas transaksi rehabilitasi ini belum dilakukan oleh Bagian Akuntansi. Dengan demikian, Perjan RSCM belum mencatat adanya transaksi perbaikan gedung dan pendapatan sebesar Rp6.711.374.000,00 atas kegiatan renovasi gedung yang didanai oleh PT Kimia Farma (Persero) dan PT Bank Bumi Daya (Persero) dengan imbalan pemakaian sebagian gedung Perjan RSCM selama 20 tahun. Sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan Rumah Sakit Pemerintah tahun 1995, pengeluaran senilai sama dengan atau di atas Rp10.000.000,00 dapat dikapitalisasi apabila menambah manfaat dan/atau masa manfaat aset serta dicatat pada akun aktiva tetap. Aktiva tetap yang telah selesai dibangun 100% dan telah digunakan untuk kegiatan operasional dicatat pada akun Aktiva Tetap Gedung/Bangunan. Kondisi di atas mengakibatkan : a. Penyajian akun Aktiva Tetap Gedung/Bangunan dan Bangunan Dalam Penyelesaian tidak menggambarkan yang kondisi yang sebenarnya.

52

BPK-RI/AUDITAMA V

b. Akun Pendapatan Ditangguhkan kurang saji sebesar Rp6.711.374.000,00 untuk penerimaan dana dari pihak ketiga dengan imbalan pemakaian fasilitas Perjan RSCM. c. Akun Pendapatan non Fungsional kurang saji sebesar Rp335.568.700,00 (Rp6.711.374.000,00 dibagi 20 tahun) untuk pengakuan pendapatan atas penggunaan fasilitas gedung Perjan RSCM oleh PT Kimia Farma (Persero) dan PT Bank Bumi Daya (Persero) tahun 2003. Hal ini terjadi karena sistem akuntansi yang berlaku belum menjamin terlaksananya distribusi dokumen yang terkait dengan transaksi aktiva tetap tersebut kepada Bagian Akuntansi. Selain itu, Bagian Akuntansi belum secara cermat dalam menentukan perlakuan akuntansi atas transaksi pembangunan gedung/bangunan tersebut. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa Bagian Akuntansi seringkali tidak mendapat dokumen transaksi keuangan secara tepat waktu dan lengkap. Untuk itu dilakukan koreksi yang diperlukan agar penerapan prinsip penandingan biaya dan pendapatan tercapai. BPK RI menyarankan agar Perjan RSCM menyusun sistem akuntansi yang dapat menghilangkan kelemahan-kelemahan tersebut. 15. Perlakukan Akuntansi Terhadap Perolehan Kendaraan Bermotor Dengan Perjanjian Sewa-Beli Belum Tepat Hasil pemeriksaan atas akun Aktiva Tetap Lain-lain pada Neraca per 31 Desember 2003 menunjukkan bahwa Paviliun Cendrawasih melakukan pembelian mobil ambulans melalui perjanjian sewa-beli dengan PT Dipo Star Finance senilai Rp138.500.000,00 dengan angsuran pembayaran per bulan sebesar Rp3.776.472,00 selama 36 bulan (3 tahun). Paviliun Cendrawasih telah melakukan pembayaran sebanyak 4 (empat) kali angsuran sebesar Rp15.118.000,00. Atas pembayaran angsuran tersebut, Bagian Akuntansi melakukan pencatatan dengan mendebit akun Aktiva Tetap Lain-lain dan mengkredit akun Kas. Pencatatan kendaraan dinas yang menggunakan fasilitas sewa beli (capital lease) seharusnya dilakukan dengan mendebit akun Aktiva Tetap Kendaraan Dinas

53

BPK-RI/AUDITAMA V

dan mengkredit akun Hutang (dari capital lease) serta dilakukan penyusutan sesuai dengan masa manfaatnya. Hal tersebut mengakibatkan akun aktiva tetap lain-lain dan akun Hutang Lainlain disajikan terlalu rendah sebesar Rp138.500.000,00. Hal ini terjadi karena Bagian Akuntansi Perjan RSCM belum secara cermat melakukan pencatatan transaksi sewa beli. Direksi Perjan RSCM menjelasakan bahwa kondisi tersebut memang terjadi sehingga koreksi pencatatan akan dilakukan. BPK RI menyarankan agar nilai aset tersebut dicatat dan disajikan dalam laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 16. Perlakukan Akuntansi atas Biaya Pengembangan Software dan Pemeliharaan Tidak Tepat Dari pemeriksaan atas akun Biaya diketahui bahwa terdapat pengeluaran untuk biaya pengembangan software senilai Rp192.638.600,00 dengan rincian sebagai berikut : a. Biaya pengembangan software pada Bagian Keuangan Perjan RSCM sebesar Rp18.425.000,00 Rp13.750.000,00 Rp4.675.000,00. b. Biaya pengembangan software pada Bagian Instalasi Gawat Darurat sebesar Rp174.213.600,00. Selain itu, terdapat pengeluaran untuk biaya pengadaan instalasi air yakni pembelian meter air dan pemasangannya sebesar Rp174.257.000,00. Sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan Rumah Sakit Pemerintah tahun 1995, pengeluaran senilai sama dengan atau di atas Rp10.000.000,00 dapat dikapitalisasi apabila menambah manfaat dan/atau masa manfaat aset serta dicatat pada akun aktiva tetap. Aktiva tetap yang telah selesai dibangun 100% dan telah digunakan untuk kegiatan operasional dicatat pada akun Aktiva Tetap Gedung/Bangunan. yaitu dan terdiri software dari surat software setoran jasa pelayanan RSCM sebesar sebesar pajak

54

BPK-RI/AUDITAMA V

Kondisi di atas mengakibatkan penyajian akun Biaya Yang Ditangguhkan, Akun Biaya Operasional, dan akun Aktiva Tetap dalam laporan keuangan belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini terjadi karena Bagian Akuntansi belum melakukan pencatatan secara cermat. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa koreksi atas pencatatan akan dilakukan. BPK RI menyarankan agar koreksi pencatatan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 17. Perlakuan Akuntansi atas Pengeluaran Dana senilai Rp51,48 juta Tidak Tepat Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik atas akun Pendapatan Lain-lain diketahui bahwa pada bulan Oktober, Nopember, dan Desember 2002, Perjan RSCM mengeluarkan dana talangan sebesar Rp51.480.000,- untuk membayar honor kepada pegawai. Pegawai tersebut adalah pegawai honorer yang diangkat menjadi pegawai negeri sipil (PNS) terhitung mulai Oktober 2002. Namun gaji pegawai tersebut sebagai PNS belum bisa dibayarkan sehingga pihak Perjan RSCM membayar gaji mereka melalui dana talangan yang bersifat pinjaman. Pada bulan Januari 2003, pegawai yang bersangkutan memperoleh rapel gaji, sehingga mereka mengembalikan dana talangan tersebut kepada Perjan RSCM. Bagian Akuntansi melakukan pencatatan atas pengembalian gaji tersebut dengan cara mendebet akun Kas dan mengkredit akun Pendapatan Lain-lain. Seharusnya pemberian honor berupa dana talangan kepada karyawan dicatat dengan mendebet akun Piutang Lain-lain dan mengkredit akun Kas, sedangkan pada saat diterima pengembalian dari karyawan mendebet akun Kas dan mengkredit akun Piutang Lain-lain. Hal tersebut mengakibatkan penyajian akun Piutang Lain-lain serta Pendapatan Lain-lain belum menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa Bagian Akuntansi tidak didukung dengan dokumen yang memadai untuk melakukan pencatatan.

55

BPK-RI/AUDITAMA V

BPK RI menyarankan agar koreksi pencatatan dilakukan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 18. Terdapat Pendapatan Sebesar Rp1.222,61 juta Belum Disajikan Dalam Laporan Keuangan Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik atas bukti transaksi pendapatan terhadap beberapa unit yang ada di Perjan RSCM diketahui terdapat pendapatan yang diakui dan dicatat untuk transaksi pendapatan tahun buku 2004 meskipun buktibukti pendukungnya menunjukkan bahwa transaksi tersebut sebenarnya terjadi pada tahun 2003 yakni sebesar Rp1.222.606.165,00. Selanjutnya, dari pemeriksaan lebih lanjut atas pendapatan diketahui bahwa pendapatan yang diperoleh oleh masing-masing unit yang ada dalam lingkup organisasi Perjan RSCM disetorkan pada hari kerja kecuali bertepatan dengan harihari libur maka disetorkan pada hari pertama setelah hari libur. Dari hasil pengambilan data-data pendapatan secara uji petik terhadap beberapa unit yang ada di Perjan RSCM diketahui bahwa pendapatan diakui dan dicatat berdasarkan kapan kas dari pendapatan tersebut diterima atau telah disetorkan oleh kasir di setiap unit yang merupakan bagian dari pusat pendapatan (revenue centre). Dengan demikian, pencatatan pendapatan menggunakan basis kas. Berdasarkan kebijakan akuntansi yang diberlakukan di Perjan RSCM, pendapatan diakui dengan basis akrual. Selain itu, sesuai dengan Prinsip dan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku umum agar terpenuhi prinsip penandingan biaya dengan pendapatan yang diterima dalam periode yang sama (prinsip penandingan biaya dan pendapatan) seharusnya pendapatan sebesar Rp1.222.606.165,00 dicatat dan diakui pada tahun 2003 karena biaya yang berkaitan dengan perolehan pendapatan tersebut sudah dicatat dan diakui pada tahun 2003. Kondisi ini berakibat penyajian pendapatan pada laporan keuangan Perjan RSCM tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Hal ini disebabkan pengakuan pendapatan Perjan RSCM yang berbasis kas. Direksi Perjan RSCM menjelaskan bahwa hal tersebut terjadi karena basis akrual pada transaksi pendapatan belum diterapkan sepenuhnya.

56

BPK-RI/AUDITAMA V

BPK RI menyarankan agar Perjan RSCM menerapkan sepenuhnya pengakuan pendapatan berbasis akrual.

57

BPK-RI/AUDITAMA V

Anda mungkin juga menyukai