YANG EFEKTIF
Buku "7 Habits of Highly Effective People" adalah sebuah buku laris yang
disusun Stephen Covey, lulusan Harvard University dan merupakan penulis buku
terlaris mengenai kepemimpinan.
Untuk dapat memahami isi buku "7, Habits of Highly Effective People (7
Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektitl")selanjutnya akan kita sebut dengan
"7 Habits'', pertama-tama kita harus memahami dulu apa yang dinamakan
Paradigma. Sebab, dalam konsep 7 Habits of Highly Effective People ini,
paradigma merupakan sesuatu yang sangat sentral dalam kehidupan kita.
Apakah arti paradigma?
1
menentukan tindakan kita. Dan tentu saja dari tindakan itu ada hasilnya yang
memperkuat atau memperlemah paradigma kita. Jadi kalau itu terus-menerus
berlangsung, tindakan diulang-ulang maka terjadilah habits atau kebiasaan.
Kalau kebiasaan diulang-ulang, maka dia akan menjadi perilaku yang mulai mapan.
Istilah yang lebih kuat lagi itu disebut karakter atau watak - itu sudah berakar
berurat di dalam .diri kita sebagai hasil dari paradigma.Dari sini terlihat dua
hal: Pertama, konsep,7 Habits itu sendiri adalah paradigma. Kedua, untuk
mengembangkan karakter itu juga dibutuhkan paradigma.
Perubahan paradigma Yang dapat mengubah habit tidak cukup dengan
paradikma yang setengah-setengah.harus dengan paradigma yang super
dramatis - dalam istilah beragama itu disebut bertobat - berubah total atau
harus mengalami pengalaman pahit.
Arti kata proaktif tidak kita temukan dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Proaktif artinya lebih dari sekedar mengambil inisiatif'. Menurut
Covey, pada intinya manusia diberikan anugerah oleh Sang Pencipta berupa
kebebasan untuk memilih. Kebebasan memilih ini didasarkan ada kesadaran diri,
imajinasi (kemampuan untuk mencipta di dalam benak kita di luar realitas kita
yang sekarang), Suara hati (kesadaran.batin Yang,dalam tentang benar dan salah
tentang prinsip-prinsip yang mengatur perilaku kita, dan pengertian tentang
tingkat di mana pikiran dan tindakan kita selaras dengan prinsip-prinsip
tersebut), dan kehendak bebas (kemampuan bertindak berdasarkan kesadaran
diri kita, bebas dari seluruh pengaruh lain).
Manusia yang proaktif adalah manusia yang mampu
menggunakankebebasannya untuk memilih respon atas suatu rangsangan
berdasarkan nilai yang dianutnya. Dengan lain perkataan, manusia yang proaktif
adalah manusia Yang Dewasa, Andal danTepercaya. Dewasa bukan dalam arti
umur tapi moral. Andal artinya dapat diandalkan profesional) untuk bidang yang
menjadi profesinya serta dapat menutup kesenjangan antara antara apa yang
seharusnya dan antara apa yang ternyata ada. Terpercaya artinya terpercaya
secara moral.(Aji:mengambil tindakan dengan efektif dan efisien)
Yang dimaksud dengan visi adalah kemampuan kita melihat hasil akhir
yang kita harapkan-bayangan cita-cita yang konkrit. Misalnya, visi
mahasiswa baru adalah membayangkan lima tahun lagi berdiri dilantik oleh
rektor dalam wisuda dengan jubah sarjana, dan gelar baru. Orang yang memiliki
visi adalah orang yang berhasil. Tapi kalau tidak memiliki kedewasaan, maka
2
visinya tinggal angan-angan,bagai pungguk merindukan bulan. Dia tidak punya
kekuatan (power) untuk mencapai cita-citanya.
Jadi kita harus mempuyai visi yang jelas, yang tidak meragukan, yang
membuat kita sendiri tertarik dan terpikat dengan visi tersebut,Dengan
visi,seseorang bisa mengubah rawa menjadi perkotaan, tempat yang kumuh
menjadi tempat yang Asri, kemiskinan menjadi kekayaan, terjajah menjadi
merdeka, sakit menjadi sehat, binasa menjadi selamat,primitif menjadi
modern, tak adil menjadi adil,kacau menjadi tertib.
Tetapi dalam bentuk yang konkrit, visi itu tidak hanya dalam bentuk yang
besar-besar saja, tapi juga yang ringkas, harian, mingguan, bulanan, tahunan,
masa tua, dan sebagainya.Kita harus bisa membayangkan,hari ini saya harus
mencapai apa, minggu ini target saya apa, bulan ini target saya apa, tahun ini
target saya apa, di masa tua nanti target apa, begitu seterusnya secara rinci
harus dikonkritkan. Inilah yang dinamakan kita memiliki tujuan hidup yang jelas.
Sebab kalau jelas targetnya kita akan bersedia bekerja keras dengan segenap
keahlian kita merealisasikan tujuan tersebut.
3
kedua Penting dan Mendesak. Misalnya: menyelesaikan laporan karena
besok rapat. Akhirnya hasilnya jelek karena mengerjakannya terburu-buru.
ketiga Tidak Penting dan Tidak Mendesak. Hal seperti ini biasanya
bersifat kesenangan dan kenikmatan. Jadi sedapat mungkin dihindari. Misalnya:
nonton TV kebanyakan, tidur kebanyakan, dan sebagainya.
empat, Tidak Penting tapi Mendesak. Sejumlah rapat itu tidak penting.
Banyak rapat yang berguna. Tapi banyak rapat tidak penting. Begitu juga
dengan resepsi, banyak resepsi yang tidak penting. „
konsentrasi waktu dan aktivitas kita kepada hal-hal Yang. penting-penting
saja, baik yang tidak mendesak maupun yang mendesak. Untuk hal yang tidak
penting, baik mendesak maupun tidak mendesak sedapat mungkin dihindari.
Inilah yang dimaksud dengan karakter yang ketiga tersebut: kemampuan
mengutamakan hal-hal utama.
Inti dari kebiasaan kelima ini adalah proorang dan melayani orang lain:
atasan kita, bawahan kita, keluarga kita teman kita, dsb. Melayani berarti
bersikap memelihara dan mengayomi (melindungi). Bila itu tidak dilakukan,
artinya orana itu membunuh sendiri rejekinya.
Kalau kita bersikap melayani dengan baik kepada orang lain, mereka
akan menghasilkan pendapatan yang berlipat ganda atau istilahnya "telur-telur
emas" bagi kita. Kalau kita melayani atasan kita dengan memberi pekerjaan
4
yang baik; hasil kerja bermutu tinggi, lstiah "telur emas" bagi sang atasan.
Maka atasan akan sayang kepada kita. Dia akan memberi pekerjaan yang lebih
baik kepada kita. Dia memberi tangung jawab yang lebih besar kepada kita
sehingga kita menerima telur emas. Kalau kita besikap memelihara kepada
anak buah kita dengan membina mereka memberi perhatian menolong mereka,
maka mereka akan bertelur emas bagi kita dalam bentuk loyalitas,rasa hormat
dan pekerjaan yang baik. Kalau kita memelihara bebek kita di rumah, anak dan
Istri/Suami kita maka kita akan menerima cinta kasih dari mereka,perawatan
dari mereka, suka cita dari mereka, kebahagiaan dari mereka. Kalau kita
memelihara kawan kawan kita diluar, kita baik kepada tetangga, kita melayani
mereka,maka kita akan ditolong. Kita akan dibantu.
Karakter ini jelas kita lakukan kalau karakter karakter yang lain ada.
Urutannya memang demikian. Karena tanpa yang pertama, yang kedua tidak
akan begitu dan seterusnya sampai yang kelima.
Kebiasaan 6 :Sinergi/Kerjasama
inti dari kebiasaan keenam ini adalah sinergi agar tercapai produktivitas
yang tinggi melalui kerjasama. Jadi diperlukan kerendahan hati untuk
bersama-sama membantu dan dibantu orang lain dalam rangka membentu
kelompok tim dengan orang lain bagaikan lima jari tangan kita. untuk itu perlu
diperhatikan bahwa musuh terbesar kita adalah rasa puas diri dan
kesombongan. Inilah awal keruntuhan kita.
Dan sebetulnya, sinergi adalah inti dari gotong royong. Untuk itu
diperlukan kecerdasan. Ini. penting agar kita tahu bagaimana caranya kumpul
dalam tim itu mendatangkan hasil yang lebih besar.
5
gagal, karena setiap upaya ada risiko gagalnya. (6) Percaya diri. Berani
mengambil risiko.
kedua, ilmu. Di sini dituntut adanya concern. wawasan, pengertian, dan
paradigma Nabi Sulaeman berkata: Tanpa pengertian, kerajinan pun sia
sia,Jadi, agar sikap positif dapat berputar diperlukan pemahaman, pengertian,
dan konsepsi yang benar.
Sumber: Ceramah Jansen Sinamo - Dale Carnegle Indonesia dan Buku "7
Kebiasaan Orang-orang Yang Sangat Efektif".