Anda di halaman 1dari 71

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Berikut ini akan dipaparkan beberapa penelitian terdahulu yang dapat

dijadikan sebagai landasan pemikiran dalam penelitian ini.

Metode
No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
Analisis

1. Anny Bank Syariah Regresi Menyimpulkan,


Ratnawati, Potensi, Linear bahwa faktor pertimbangan
Jurnal (2000) preferensi & perilaku Berganda keagamaan (diproksi dengan
masyarakat di dengan
wilayah Jawa Barat halal/haram terhadap bunga)
bukanlah menjadi faktor
penting dalam
mempengaruhi
kecenderungan menggunakan
jasa bank syariah.
2. Atik Masruroh, Analisis Pengaruh Regresi Hasil penelitian menunjukkan
Skripsi (2015) Tingkat Relgiusitas Linear bahwa disposible income
daan Disposibble Berganda yang dimoderasi oleh tingkat
Income terhadap religiusitas berpengaruh
Minat Menabung positif dan signifikan
Mahasiswa di terhadap minat menabung
Perbankan Syariah mahasiswa.
3. Wahyu Utami, Analisis Pengaruh Regresi didapatkan bahwa pada
Marijati Religiusitas, Linear tingkat kepercayaan 95%,
Sangen, dan Kelompok Referensi Berganda factor religiusitas, kelompok
M. Yudi Dan Motivasi referensi, dan motivasi, baik
Rachman, Terhadap Keputusan secara parsial maupun
Jurnal (2015) Menabung Di Bank simultan berpengaruh
Syariah (Studi Pada terhadap keputusan
Nasabah Bank masyarakat untuk menabung
Syariah Di Kota di bank syariah.
Banjarmasin)
4. Rengganing Analisis Faktor - Regresi bahwa pengetahuan
Jatun, Skripsi Faktor Yang Linear produk, aktivitas promosi dan
(2015) Berpengaruh Berganda religiusitas berpengaruh
Terhadap Keputusan positif terhadap Keputusan
Nasabah Untuk nasabah mengambil
Mengambil pembiayaan.
Pembiayaan Pada
Kospin Jasa Layanan
Syariah Pekalongan

11
5. Desi Pengaruh Regresi Hasil penelitiannya
Fatmawati, Pendapatan, Linear menyatakan bahwa
Skripsi (2015) Religiusitas, dan Berganda pendapatan tidak
Informasi Terhadap berpengaruh pada intensi
Intensi Menabung di menabung di bank syariah,
Bank Syariah tetapi religiusitas dan
informasilah yang
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap intensi
menabung di Bank Syariah

6. Aris Purwanto, Pengaruh Regresi Hasil penelitian menunjukan


Skripsi (2016) Pengetahuan, Linear bahwa pengetahuan
Religiusitas Dan Berganda berpengaruh negatif dan
Tingkat Pendapatan signifikan terhadap minat
Terhadap Minat masyarakat menabung di bank
Masyarakat syariah, religiusitas
Menabung Di berpengaruh positif dan
Bank Syariah signifikan terhadap minat
Boyolali masyarakat menabung di bank
syariah, tingkat pendapatan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
masyarakat menabung di bank
syariah

7. Khanif Pengaruh Tingkat Regresi variabel religiusitas,


Rahmanto, Religiusitas, Kualitas Linear kualitaspelayanan, dan
Skripsi (2016) Pelayanan, Dan Berganda promosi secara bersama-sama
Promosi Terhadap berpengaruh positif dan
Minat Masyarakat signifikan terhadap minat
Desa Sraten Kab. menabung.
Semarang Untuk
Menabung Di Bank
Syariah

8. Umi Pengaruh Keadaan Regresi keadaan ekonomi, gaya hidup,


Amritaningsih, Ekonomi, Gaya Linear variabel tingkat pendidikan
Skripsi (2016) Hidup, Dan Berganda berpengaruh positif dan
Tingkat Pendidikan signifikan terhadap keputusan
Terhadap Keputusan nasabah.
Menjadi Nasabah Di
Bank Muamalat
Indonesia
Cabang Pembantu
SALATIGA

12
Dari penelitian diatas ditemukan persamaan serta perbedaan hasil

penelitian. Adapun persamaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyu

Utami, dkk (2015), Jatun (2015), Fatmawati (2015), Purwanto (2016) dan

rahmanto (2016) menyatakan bahwa religiusitas berpengaruh positif terhadap

keputusan masyarakat untuk menabung di bank syariah. Namun berdasarkan

kesimpulan dari penelitianAnny Ratwati, et al, (2000) menyimpulkan, bahwa

faktor pertimbangan keagamaan (diproksi dengan dengan halal/haram

terhadap bunga) bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi

kecenderungan menggunakan jasa bank syariah. Dari perbedaan hasil

tersebut, peneliti ingin meneliti kembali variabel religiusias sebagai variabel

independen yang mempengaruhi keputusan menabung di Perbankan Syariah.

Penelitian Aris Purwanto (2016) menyimpulkan bahwa tingkat

pendapatan masyarakat berpengaruh positif dan signifikan untuk menabung

di bank syariah, karena ketika masyarakat mempunyai pendapatan yang

tinggi maka mereka akan menyimpan uangnya di bank syariah karena mereka

merasa aman menyimpan uang di bank syariah. Namun menurut Desi

Fatmawati (2015) bahwa pendapatan tidak berpengaruh pada intensi

menabung di bank syariah. Sedangkan variabel Gaya hidup pada penlitian ini

ditambahkan karena mengacu pada penelitian Umi Amritaningsih (2016)

yang mengungkapkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan menjadi nasabah di bank syariah. Dalam penelitiannya

variabel gaya hidup sangat mendominasi keputusan nasabah dibandingkan

dengan variabel keadaan ekonomi.

13
2.2 Landasan Teori

2.2.1 Perilaku Konsumen

3HULODNXNRQVXPHQSDGDKDNLNDWQ\DXQWXNPHPDKDPL³0HQJDSD

NRQVXPHQ PHODNXNDQ GDQ DSD \DQJ PHUHND ODNXNDQ´ 6FKLIIPDQ GDQ

Kanuk (2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah

suatu studi mengenai bagaimana seorang individu membuat keputusan

untuk mengalokasikan sumber daya yang tersedia (waktu, uang, usaha,

dan energi). Konsumen memiliki keragaman yang menarik untuk

dipelajari karena ia meliputi seluruh individu dari berbagai usia, latar

belakang budaya, pendidikan, dan keadaan sosial ekonomi lainnya.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk mempelajari bagaimana

konsumen berperilaku dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi

perilaku tersebut.

Definisikan perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller

(2008: 214): Perilaku konsumen adalah studi bagaimana individu,

kelompok dan organisasi memilih, membeli, menggunakan dan

menempatkan barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan

keinginan dan kebutuhan mereka.

Definisisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk

(2008: 6): Perilaku konsumen menggambarkan cara individu

mengambil keputusan untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang

tersedia (waktu, uang, usaha) guna membeli barang-barang yang

berhubungan dengan konsumsi.

14
Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat

diperoleh dua hal yang penting, yaitu: (1) sebagai kegiatan fisik dan (2)

sebagai proses pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi

yang telah disebutkan di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku

konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses psikologis

yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika

membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah

melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Pemahaman terhadap perilaku konsumen bukanlah suatu hal yang

mudah untuk dilakukan, karena terdapat banyak faktor yang

berpengaruh dan saling interaksi satu sama lainnya, sehingga

pendekatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan harus

benar-benar dirancang sebaik mungkin dengan memperhatikan faktor-

faktor tersebut. Selain itu, para pemasar harus mampu memahami

konsumen, dan berusaha mempelajari bagaimana mereka berperilaku,

bertindak dan berpikir. Walaupun konsumen memiliki berbagai macam

perbedaan namun mereka juga memiliki banyak kesamaan. Para

pemasar wajib memahami keragaman dan kesamaan konsumen atau

perilaku konsumen agar mereka mampu memasarkan produknya

dengan baik.

Para pemasar harus memahami mengapa dan bagaimana

konsumen mengambil keputusan konsumsi, sehingga pemasar dapat

merancang strategi pemasaran dengan lebih baik. Pemasar yang

15
mengerti perilaku konsumen akan mampu memperkirakan bagaimana

kecenderungan konsumen untuk bereaksi terhadap informasi yang

diterimanya, sehingga pemasar dapat menyusun strategi pemasaran

yang sesuai. Tidak dapat diragukan lagi bahwa pemasar yang

memahami konsumen akan memiliki kemampuan bersaing yang lebih

baik.

2.2.2 Pengambilan Keputusan

Menurut Kotler dan Amstrong (2003), model dasar proses

pembuatan keputusan konsumen terdiri dari tiga komponen utama yaitu

marketing and other stimuli (bertindak sebagai stimulus), WKH EX\HU¶V

black box (terkait dengan konsumen) dan the buyer responses (bagian

respon) seperti yang ditampilkan gambar 2.1:

G
a
m
b
a
r

2
.
1 Model Perilaku Konsumen
Sumber: Prinsip-prinsip Pemasaran (Kotler dan Amstrong: 2003)

Marketing and other stimulti yang disajikan kepada konsumen

kemudian ditangani oleh WKHEX\HU¶VEODFNER[7KHEX\HU¶VElack box

16
terdiri dari dua sub komponen yaitu karakteristik pembeli dan proses

keputusan pembeli.

Karakteristik pembeli dipengaruhi oleh faktor budaya konsumen,

tingkat sosial, karakteristik pribadi dan individu, dan faktor psikologis

(Kotler, 2005, Lamb et al, 2001).

1. Budaya Konsumen

2. Kelas Sosial

3. Karakteristik Individu

4. Faktor Psikologis

Persepsi konsumen yang termotivasi siap untuk bertindak

melakukan sesuatu, di mana seorang konsumen yang termotivasi akan

dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu situasi tertentu. Persepsi

adalah sebuah proses internal konsumen yang bermanfaat sebagai

sebuah alat penyaring (filter), dan sebagai sebuah metode untuk

mengorganisasikan berbagai stimuli, yang memungkinkan kita

menghadapi lingkungan (Winardi, 2007).

Sedangkan menurut Kotler (2005), persepsi adalah proses yang

digunakan oleh seseorang individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasi masukan-masukan informasi guna menciptakan

gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung

pada rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan

dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan.

Pembelajaran meliputi perubahan perilaku konsumen yang timbul dari

17
pengalamannya, sehingga saat konsumen bertindak pengetahuannya

pun akan bertambah. Teori pembelajaran mengajarkan bahwa para

pemasar dapat membangun permintaan sebuah produk dengan

mengaitkannya pada dorongan yang kuat, dan memberikan penguatan

yang positif.

Keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut

konsumen tentang suatu hal. Keyakinan pada seseorang muncul

berdasarkan pengetahuan, pendapat, atau kepercayaan (faith), di mana

keyakinan tersebut akan membentuk citra produk dan merek, sehingga

konsumen akan bertindak sesuai dengan citra merek tersebut.

Sedangkan sikap (attitude) adalah evaluasi, perasaan emosional,

dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan dan bertahan lama

dari seseorang terhadap suatu obyek atau gagasan. Sikap menempatkan

segala sesuatu kedalam kerangka pemikiran yang menyukai suatu

objek, bergerak mendekati atau menjauhi obyek tersebut. Oleh karena

itu sebaiknya pemasar harus menyesuaikan produknya dengan

perubahan sikap konsumen.

2.2.3 Keputusan Pembelian

Secara umum konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan

dalam pengambilan keputusan. Ada lima tahapan dalam pengambilan

keputusan pembelian yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi,

18
evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian

(Kotler, 2005) seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.2:

Gambar 2.2 Tahapan dalam Pengambilan Keputusan Pembelian


Sumber: Manajemen Pemasaran (Kotler: 2005)

1. Pengenalan Masalah

Pengenalan masalah terjadi ketika konsumen menghadapi

ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan keinginan.

Pengenalan kebutuhan ini terpicu ketika konsumen diekspos pada

stimulasi internal (rasa haus) atau stimulasi eksternal (produk, harga,

saluran distribusi/tempat, dan promosi).

2. Pencarian Informasi

Pencarian informasi dapat terjadi secara internal dan eksternal

maupun keduanya. Pencarian informasi internal adalah proses

mengingat kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan. Informasi

yang tersimpan ini sebagian besar berasal dari pengalaman sebelumnya

atas suatu produk. Sebaliknya pencarian informasi eksternal adalah

mencari informasi di lingkungan luar. Ada dua tipe sumber informasi

19
eksternal yaitu; non marketing controlled (dikendalikan oleh non

pemasaran) berkaitan dengan pengalaman pribadi, sumber-sumber

pribadi (teman, keluarga, kenalan, rekan kerja), dan sumber publik.

Serta marketing controlled (dikendalikan oleh pemasaran) seperti

variabel bauran pemasaran (marketing mix).

3. Evaluasi Alternatif

Setelah mendapatkan informasi dan merancang sejumlah

pertimbangan dari produk alternatif yang tersedia, konsumen siap

untuk membuat suatu keputusan. Konsumen akan menggunakan

informasi yang tersimpan dalam ingatan, ditambah dengan informasi

yang diperoleh dari luar untuk membangun suatu kriteria tertentu.

4. Keputusan Pembelian

Sejalan dengan evaluasi atas sejumlah alternatif tersebut, maka

konsumen dapat memutuskan apakah produk akan dibeli atau

diputuskan untuk tidak membeli. Jika konsumen memutuskan untuk

melakukan pembelian, maka langkah berikutnya dalam proses adalah

melakukan evaluasi terhadap produk tersebut setelah pembelian.

5. Perilaku Pasca pembelian

Ketika membeli produk, konsumen mengharapkan dampak

tertentu dari pembelian tersebut, mungkin konsumen puas

(satisfaction) atau tidak puas (dissatisfaction). Kepuasan konsumen

merupakan fungsi dari seberapa dekat antara harapan konsumen atas

produk dengan daya guna yang dirasakan akibat mengkonsumsi

20
produk tersebut. Jika daya guna produk tersebut berada di bawah

harapan konsumen, maka konsumen merasa dikecewakan, sedangkan

jika harapan melebihi kenyataan maka konsumen merasa puas.

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk akan

mempengaruhi perilaku selanjutnya.

2.2.4 Bank Syariah

A. Pengertian

Pada dasarnya bank Islam atau bank syariah adalah bank yang

beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Pengertian bank

Islamsendiri adalah lembaga keuangan/ perbankan yang operasional

dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-4XU¶DQ GDQ

Hadits Rasulullah SAW. Sehingga dapat dikatakan bahwa Bank

Syariah adalah lembaga keuangan yang kegiatan pokoknya

memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas

peredaran uang dengan menganut prinsip syariat Islam (Muhammad,

2011:15).

Perwataatmadja dan Antonio (1992: 1) membedakan bank

Islam menjadi dua pengertian, yaitu (1) bank yang beroperasi dengan

prinsip syariahIslam; (2) bank yang tata operasinya mengacu pada

ketentuan- ketentuan Al-4XU¶DQ GDQ +DGLWV 6HPHQWDUD EDQN \DQJ

beroperasi sesuai prinsip syariahIslam adalah bank yang dalam

beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariahIslam,

khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat. Dikatakan lebih

21
lanjut, dalam tata cara bermuamalat itu menjauhi praktik-praktik

yang dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba untuk diisi

dengan kegiatan-kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dan

pembiayaan perdagangan.

Pengertian perbankan syariah juga disebutkan dalam UU No.

21 Tahun 2008. Dalam UU tentang perbankan syariah tersebut

tertulis:

Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut


tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya.

Untuk menghindari pengoperasian bank dengan sistem bunga,

Islam memperkenalkan prinsip-prinsip muamalah Islam. Dengan

kata lain, Bank Syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif

terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba.

Dengan demikian, kerinduan umat Islam Indonesia yang ingin

melepaskan diri dari persoalan riba telah mendapat jawaban dengan

lahirnya bank syariah.

B. Dasar Hukum Bank Syariah di Indonesia

Setiap lembaga pemerintahan di Indonesia pasti mempunyai

dasar hukum berupa peraturan yang mengatur atau yang

mengesahkan lembaga tersebut. Dasar hukum tersebut bisa berupa

Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, bahkan

UUD 1945.

22
Bank Syariah mendapatkan pijakan yang kokoh di Indonesia

setelah adanya deregulasi sektor perbankan pada tahun 1983. Hal ini

karena adanya keleluasaan dalam menentukan tingkat suku bunga

termasuk nol persen (atau peniadaan bunga sekaligus). Meskipun

demikian, kesempatan ini belum termanfaatkan dengan baik karena

pada saat itu belum diperkenankan membuka kantor bank baru. Hal

ini berlangsung sampai tahun 1988 dimana pemerintah

mengeluarkan Pakto 1988 yang memperkenankan pendirian bank-

bank baru. Kemudian posisi perbankan syariah semakin pasti setelah

disahkan UU No. 7 tahun 1992 dimana bank diberikan kebebasan

untuk menentukan jenis imbalan yang akan diambil dari nasabahnya

baik bunga maupun keuntungan-keuntungan bagi hasil.Selanjutnya

titik kulminasi terjadi ketika disahkan UU No. 10 tahun 1998 tentang

perbankan yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang akan

mendirikan bank syariah maupun yang ingin mengkonversi dari

sistem konvensional menjadi sistem syariah.

Secara tegas UU No. 10 tahun 1998 pasal 6 membolehkan

bank umum melakukan kegiatan usaha secara konvensional dapat

juga melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah melalui:

1) Pendirian kantor cabang atau di bawah kantor cabang baru, atau

2) Pengubahan kantor cabang atau di bawah kantor cabang yang

melakukankegiatan usaha secara konvensional menjadi kantor

yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah

23
(UU No. 8 Tahun 1998 tentang Perbankan). Sungguhpun

demikian,di Indonesia bank syariah tetap harus tunduk kepada

peraturan-peraturan dan persyaratan perbankan pada umumnya.

Bank Syariah di Indonesia juga dibatasi oleh pengawasan yang

dilakukan oleh Dewan Pengawas Syariah, dimana setiap produk

dari Bank Syariahharus mendapat persetujuan dari Dewan

Pengawas Syariah terlebih dahulu sebelum diperkenalkan

kepada masyarakat.

2.2.5 Keputusan Menabung

Keputusan Merupakan perihal yang berkaitan dengan putusan,

atau segala putusan yang telah ditetapkan (sesudah dipertimbangkan,

dipikirkan, dan sebagainya). Menurut pemahaman yang paling umum,

sebuah keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau

lebih. Dengan perkataan lain, pilihan alternatif harus tersedia bagi

seseorang ketika mengambil keputusan.

Menurut Basu Swasta dan Irawan (2008:118) keputusan

pembelian adalah pemahaman konsumen tentang keinginan dan

kebuthan akan suatu produk dengan menilai dari sumber-sumber yang

ada dengan menetapkan tujuan pembelian serta mengidentifikasi

alternatif sehingga pengambilan keputusan untuk membeli yang disertai

dengan perilaku setelah pembelian.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses pengambilan

keputusan atas pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan

24
dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan tersebut

diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu kebutuhan dan dana

yang dimiliki. Pengambilan keputusan adalah serangkaian aktivitas

yang dilakukan oleh seseorang dalam usaha memecahkan permasalahan

yang sedang dihadapi kemudian menetapkan berbagai alternatif yang

dianggap paling rasional dan sesuai dengan lingkungan organisasi. Jadi

mengambil keputusan berarti memilih dan menetapkan satu alternatif

yang dianggap paling menguntungkan dari beberapa alternatif yang

dihadapi. Alternatif yang ditetapkan merupakan keputusan.

Sedangkan pengertian menabung, menabung adalah menyimpan

uang (dicelengan, pos, bank, dsb). Jadi keputusan menabung berarti

memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling

menguntungkan dari beberapa alternatif yang dihadapi untuk menabung

atau menyimpan uang.

Herbert A. Simon (1982:32) mengajukan model yang

bermanfaat sebagai dasar dalam proses pengambilan keputusan. Model

yang diajukan terdiri atas tiga tahap pokok, yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang

memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh, diolah, dan diuji

untuk dijadikan arah tindakan yang dapat mengidentifikasi

permasalahan.

2. Desain, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah

tindakan yang mungkin. Aktivitas ini meliputi proses untuk

25
memahami permasalahan, menghasilkan pemecahan, dan menguji

kelayakan pemecahan tersebut.

3. Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari

keseluruhan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.

Dapat didefinisikan bahwa keputusan menabung merupakan

persepsi nasabah tentang sebuah proses pendekatan terhadap

penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah, mencari

informasi, beberapa penelitian alternatif, membuat keputusan membeli

dan perilaku setelah membeli yang dilalui konsumen. Menurut Kotler,

Philip & Kevin Lane Keller. (2009:185), indikator pengukuran

keputusan menabung yaitu :

1. Pengenalan masalah (Problem Recognation)

2. Pencarian Informasi (Information Search)

3. Evaluasi Alternatif (Evaluation Of Alternatives)

4. Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

5. Perilaku Setelah Pembelian

A. Menabung dalam Islam

Dalam ajaran islam, seseorang yang mempunyai uang banyak

tidak serta merta mereka diperbolehkan untuk menggunakan

uangnya untuk membeli apa saja dan dalam jumlah beberapa pun.

Aktivitas menabung juga diajarkan dalam Islam. Menabung adalah

pelajaran yang dapat diteladani dari kisah nabi Yusuf as. Hal ini juga

26
tercantum dalam Al-4XU¶DQ \DLWX 46 <XVXI D\DW -48 yang

berbunyi:

ΎϤ͉ ϣ͋ ϼϴ˱ ˶Ϡ˴ϗϻ͉ ˶·Ϫٕ˶Ը ˶Ϡ˵ΒϨّ γ


˵ ϰ˶ϓ˵ϩϭέ˵ ά˴ ˴ϓϢ͊ΗΪμ ˴ Ϥ˴ ˴ϓΎ˱Α˴΃˴Ω ˴Ϧϴ˶Ϩγ
˴ ΣΎ ˴  ˴ϥϮ˵ϋέ˴ ΰ˴˸ Ηϝ˴ Ύ˴ϗ
˶ ϊ˴ Β˸ γ

ΎϤ͉ ϣ͋ ϼϴ˱ Ϡ˶ ˴ϗϻ͉ ˶· ͉Ϧ˵Ϭ˴ϟϢ˸ ˵Θϣ˸ Ϊ͉ ˴ϗΎϣ˴  ˴ϦϠ˸ ϛ˵ ˸΄˴ϳ˲Ω΍˴Ϊη Ի


˴  ˴Ϛϟ˶ Ϋ˴ Ϊ˶ ό˸ ˴ΑϦّ ϣ˶ ϰΗ˶ ˸΄˴ϳϢ͉ ˵Λ ˽̀  ˴ϥϮ˵Ϡϛ˵ ˸΄˴Η
˶ ϊ˲ Β˸ γ
1
˽́  ˴ϥϮ˵Ϩμ
˶ Τ˵˸ Η

Menurut Tafsir Al-Misbah (2006: 80) Ayat ini sejalan dengan

apa yang ditemukan oleh ilmu pengetahuan modern bahwa

membiarkan biji atau buah dengan tangkainya saat disimpan akan

mempu mengawetkan dan mencegah kebusukan akibat faktor udara.

Lebih dari itu, buah itu akan tetap mengandung zat-zat makanannya

secara utuh.

Secara umum perilaku menabung setiap orang ditentukan oleh

dua faktor keputusan penting. Pertama adalah merujuk pada seberapa

besar pendapatan riil yang diterima akan dimanfaatkan untuk

keperluan konsumsi. Kedua adalah merujuk pada seberapa besar

pendapatan riil yang diterima akan disisihkan untuk ditabung.

Analisis teoritik maupun empirik tentang tabungan dalam

perspektif teori moneter konvensional selalu didominasi oleh dua

poros teori besar, yakni teori Klasik dan Keynesian. Namun

demikian, belakangan banyak penelitian empiris yang menunjukkan

1
$UWLQ\D<XVXIEHUNDWD³6XSD\DNDPXEHUWDQDPWXMXKWDKXQ ODPDQ\D VHEDJDLPDQDELDVD
maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit kamu makan.
Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang menghabiskan apa yang
kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu
simpan.

27
hasil yang tidak konsisten dengan kedua teori tersebut. Meskipun,

beberapa temuan belakangan masih tetap menganut model ekonomi

NRQYHQVLRQDO \DQJ PDVLK EHUEDVLV SDGD ³NHNXDWDQ EXQJD´ QDPXQ

relatif masih belum mampu mengatasi persoalan. Bersamaan dengan

hal tersebut, komunitas ilmuan lain melakukan ijtihad dan

melahirkan sebuah konsep baru, yakni model ekonomi syariah.

2.2.6 Gaya hidup

Menurut Kotler yang diterjemahkan oleh Bob Sabran (2009:210)

PHQJDWDNDQ³*Dya hidup secara luas didefinisikan sebagai pola hidup

seseorang di dunia yang terungkap pada aktifitas, minat dam opininya.

Gaya hidup menggambarkan keseluruhan diri seseorang yang

EHULQWHUDNVLGHQJDQOLQJNXQJDQQ\D´

Gaya hidup menurut Sunarto dalam Silvya (2009;93) menunjukan

bagaimana orang hidup, bagaimana mereka membelanjakan uang dan

bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka. Dimensi gaya hidup

merupakan pengklasifikasian konsumen berdasarkan AIO activities

(aktivitas), interest (minat) dan opinion (opini).

Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang

diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu

mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam

lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang

diri mereka sendiri dan juga dunia disekitarnya (pendapat). Gaya hidup

suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat yang lainnya.

28
Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok

masyarakat tertentu akan bergerak dinamis.

Gaya hidup pada dasarnya merupakan suatu perilaku yang

mencerminkan masalah apa yang sebenarnya ada di dalam alam pikir

pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang terkait

dengan masalah emosi dan psikologis konsumen. (Nugroho, 2010).

Gaya hidup adalah konsep yang lebih kontemporer, lebih komprehensif,

dan lebih berguna daripada kepribadian. Karena alasan ini, perhatian

yang besar harus dicurahkan pada upaya memahami konsepsi atau kata

yang disebut Gaya hidup, bagaimana gaya hidup diukur, dan bagaimana

gaya hidup digunakan.

Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan

menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup adalah fungsi motivasi

konsumen dan pembelajaran sebelumnya, kelas sosial, demografi, dan

variabel lain. Gaya hidup adalah konsepsi ringkasan yang

mencerminkan nilai konsumen. (James, 1994)

Gaya hidup hanyalah salah satu cara untuk mengelompokkan

konsumen secara psikografis. Gaya hidup (Life style) pada prinsipnya

adalah bagaimana seseorang menghabiskan waktu dan uangnya. Ada

orang yang senang mencari hiburan bersama kawan-kawannya, ada

yang senang menyendiri, ada yang bepergian bersama keluarga,

berbelanja, melakukan aktivitas yang dinamis, dan ada pula yang

memiliki dan waktu luang dan uang berlebih untuk kegiatan sosial-

29
keagamaan. Gaya hidup dapat mempengaruhi perilaku seseorang dan

akhirnya menentukan pilihan-pilihan konsumsi seseorang. Memahami

kepribadian tidaklah lengkap jika tidak memahami konsep gaya hidup.

Gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur

dibandingkan kepribadian. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di

mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. Gaya hidup

mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang

bagaimana ia menggunakan waktu dan uangnya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa gaya

hidup lebih menggambarkan perilaku seseorang, yaitu bagaimana ia

hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan waktu yang

dimilikinya. Gaya hidup berbeda dengan kepribadian. Kepribadian

lebih menggambarkan karakteristik terdalam yang ada pada diri

manusia. Sering disebut juga sebagai cara seseorang berfikir, merasa

dan berpersepsi. Walaupun kedua konsep tersebut berbeda, namun gaya

hidup dan kepribadian saling berhubungan. Kepribadian merefleksi

karakteristik internal dari konsumen, gaya hidup menggambarkan

manifestasi eksternal dari karakteristik tersebut, yaitu perilaku

seseorang. (Ekawati, 2010).

A. Gaya Hidup Dalam Islam

Ada dua hal yang umumnya dicari oleh manusia dalam hidup

ini. Yang pertama ialah kebaikan (al-khair), dan yang kedua ialah

kebahagiaan (as-VD¶DGDK  +DQ\D VDMD PDVLQJ-masing orang

30
mempunyai pandangan yang berbeda ketika memahami hakikat

keduanya. Perbedaan inilah yang mendasari munculnya bermacam

ragam gaya hidup manusia.

Gaya hidup Islami mempunyai landasan yang mutlak dan

kuat, yaitu Tauhid. Inilah gaya hidup orang yang beriman. Adapun

gaya hidup jahili, landasannya bersifat relatif dan rapuh, yaitu

syirik. Inilah gaya hidup orang kafir. Setiap Muslim sudah menjadi

keharusan baginya untuk memilih gaya hidup Islami dalam

menjalani hidup dan kehidupan-nya. Hal ini sejalan dengan firman

Allah berikut ini dalam QS. Yusuf: 108:

˴ Ύ˴ُ ϧ˴΃Γ˳ ή˴ ϴμ
͉ ˴ϦΤ˴ Ի Β˸ γ˵ ϭ˴ ‫م‬ϰ˶Ϩό˴ ˴Β͉ΗԼϦ˶ ϣ˴ ϭ ˶ ͉ ˴ϟ˶·΍َ Ϯ˵Ը ϋΩ˸ ˴΃ϰԸ ˶ϠϴΒ˶ γ˴ ٕϩ˶ ά˶ ˴ϫԻ  ˸Ϟ˵ϗ [ ]
2
˶ͿԼ ˶ ˴ΑϰԻ ˴Ϡϋ˴ ‫Ϳى‬Լϰ

Menurut Tafsir Al-Misbah (2006: 85) ayat tersebut

menjelaksan bahwa: Ingatkanlah mereka, wahai Muhammad,

tentang betapa tinggi dan mulianya tujuan dan tugasmu. Katakan

kepada mereka, "Ini adalah jalanku. Aku mengajak manusia

menuju jalan Allah dengan penuh keyakinan. Demikian pula orang-

orang yang mengikuti jalanku dan mempercayai syariat yang aku

bawa. Mereka pun mengajak kepada jalan Allah. Aku menyucikan

Allah dari sifat-sifat yang tidak pantas disandang-Nya, dan aku

bukan orang yang menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun."

2
Artinya: .DWDNDQODK ³,QLODK MDODQ DJDPD NX DNX GDQ RUDQJ-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada
termasuk orang-RUDQJ\DQJPXV\ULN´

31
Berdasarkan ayat tersebut jelaslah bahwa bergaya hidup

Islami hukumnya wajib atas setiap Muslim, dan gaya hidup jahili

adalah haram baginya. Hanya saja dalam kenyataan justru

membuat kita sangat prihatin dan sangat menyesal, sebab justru

gaya hidup jahili (yang diharamkan) itulah yang melingkupi

sebagian besar umat Islam.

B. Indikator Gaya Hidup

Menurut Sunarto dalam Silvya (2009;93) indikator gaya hidup

diantaranya :

1. Aktivitas (kegiatan) adalah mengungkapkan apa yang

dikerjakan konsumen, produk apa yang dibeli atau digunakan,

kegiatan apa yang dilakukan untuk mengisi waktu luang.

Walaupun kegiatan ini biasanya dapat diamati, alasan untuk

tindakan tersebut jarang dapat diukur secara langsung.

2. Interest (minat) mengemukakan apa minat, kesukaan,

kegemaran, dan prioritas dalam hidup konsumen tersebut.

3. Opinion (opini) adalah berkisar sekitar pandangan dan

perasaan konsumen dalam menanggapi isu-isu global, lokal

oral ekonomi dan sosial. Opini digunakan untuk

mendeskrifsikan penafsiran, harapan dan evaluasi, seperti

kepercayaan mengenai maksud orang lain, antisipasi

sehubungan dengan peristiwa masa datang dan penimbangan

32
konsekuensi yang memberi ganjaran atau menghukum dari

jalannya tindakan alternatif.

Peter dan Olson (2000:142) mengemukakan bahwa

gaya hidup diukur dengan bertanya pada konsumen tentang :

1. Kegiatan mereka (pekerjaan, hobi, liburan), minat

(keluarga, pekerjaan, komunitas), dan

2. Opini (tentang isu sosial, isu politik, bisnis).

Memahami gaya hidup konsumen akan sangat

bermanfaat bagi pemasar. Terdapat empat manfaat yang dapat

diperoleh pemasar dari pemahaman terhadap gaya hidup

konsumen. Pertama, pemasar dapat menggunakan gaya hidup

konsumen untuk melakukan segmentasi dan memposisikan

produk dipasar sasaran. Kedua, pemahaman gaya hidup

konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk

dipasar dengan menggunakan iklan. Ketiga, jika gaya hidup

telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan

produknya pada media yang paling cocok. Keempat,

mengetahui gaya hidup konsumen berarti pemasar dapat

mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup

mereka.

33
2.2.7 Religiusitas

A. Pengertian

Menurut Jalaluddin (2001: 12) pengertian agama berasal dari

kata, yaitu: al-Din,religi (relegere religare) dan agama. Al-Din

(semit) berarti undang-undang atau hukum. Kemudian dalam bahasa

arab, kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh,

utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata religi (latin) atau

relegere berarti mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare

berarti mengikat. Adapun kata agama terdiri dari a= tidak; gam=

pergi mengandung arti tidak pergi, tetap ditempat atau diwarisi

turun-temurun.

Religius menurut Islam adalah menjalankan ajaran agama

secara menyeluruh. Allah berfirman dalam Al-4XU¶DQ VXUDW $O-

Baqarah ayat 208:

‫ى‬ϥ˶ Ύ˴τ
 ϴ˸ θ ˶ ΍Ϯ˴ ˵ τΧ˵  ΍Ϯ˵ό˶Β͉Θ˴Η ϻ˴ ϭ
͉ ϟ΍ Ε ͋ ϟ΍ ϲ˶ϓ ΍Ϯ˵ϠΧ˵ Ω˸ ΍ ΍Ϯ˵Ϩϣ˴ ΁ ˴Ϧϳά˶ ͉ϟ΍ ΎϬ˴ ͊ϳ˴΃ Ύ˴ϳ
˴ ˱Δ͉ϓΎϛ˴  Ϣ˶ Ϡ˸ δ
3
͇ Ϊό˴ Ϥ˸ ϛ˵ ˴˵Ϫ͉ϧ˶·
˲Ϧϴ˶Βϣ˵ ϭ˵

Menurut Tafsir Al-Misbah (2006 :16) Ayat ini merupakan

perintah kepada kaum Muslimin untuk mencintai perdamaian.

Peperangan dan permusuhan digambarkan sebagai mengikuti jalan

setan. Hidup damai antar sesama Muslim atau dengan kelompok lain

menjadi ajaran terpenting Islam. Karenanya peperangan inter dan

antar umat sedapat mungkin dihindari. Ayat ini juga meletakkan

3
$UWLQ\D³+DLRUDQJ-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
EDJLPX´

34
perdamaian sebagai suatu sikap dasar dalam hubungan internasional

sebagaimana yang dianut semua agama samawi. Sebelumnya prinsip

yang dipraktekkan oleh bangsa-bangsa di dunia adalah hukum

rimba: yang kuat akan menindas dan mengeksploitasi yang lemah.

Islam datang menghapus prinsip ini dan menggantikannya dengan

prinsip yang luhur, yaitu prinsip hidup berdampingan secara damai

(koeksistensi). Dari itu, dalam Islam perang hanya dibolehkan

sebagai tindakan defensif sehingga dapat mengajak musuh untuk

berdamai. Maka perang yang diperintahkan Islam dan agama-agama

samawai lainnya adalah untuk menopang perdamaian dan

menegakkan keadilan.

B. Dimensi Religiusitas

Menurut Glock & Stark dalam (Ancok, 2008:77-78)

mengatakan bahwa terdapat lima dimensi dalam religiusitas, yaitu:

a. Dimensi keyakinan atau Ideologis

Dimensi keyakinan adalah tingkatan sejauh mana seseorang

menerima hal-hal yang dogmatik dalam agamanya, misalnya

kepercayaan kepada Tuhan, malaikat, surga dan neraka. Pada

dasarnya setiap agama juga menginginkan adanya unsur ketaatan

bagi setiap pengikutnya. Adapun dalam agama yang dianut oleh

seseorang, makna yang terpenting adalah kemauan untuk

mematuhi aturan yang berlaku dalam ajaran agama yang

dianutnya. Jadi dimensi keyakinan lebih bersifat doktriner yang

35
harus ditaati oleh penganut agama. Dengan sendirinya dimensi

keyakinan ini menuntut dilakukannya praktek-praktek

peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

b. Dimensi praktik agama atau ritualistik

Dimensi praktik agama yaitu tingkatan sejauh mana

seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban ritual dalam

agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini mencakup

pemujaan, ketaatan, serta hal-hal yang lebih menunjukkan

komitmen seseorang dalam agama yang dianutnya. Wujud dari

dimensi ini adalah perilaku masyarakat pengikut agama tertentu

dalam menjalankan ritus-ritus yang berkaitan dengan agama.

Dimensi praktek dalam agama Islam dapat dilakukan dengan

menjalankan ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun praktek

muamalah lainnya.

c. Dimensi pengalaman atau eksperiensial

Dimensi pengalaman adalah perasaan-perasaan atau

pengalaman yang pernah dialami dan dirasakan. Misalnya merasa

dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa doanya

dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan, dan sebagainya.

d. Dimensi pengetahuan agama atau intelektual

Dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang

menerangkan seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran-

ajaran agamanya, terutama yang ada di dalam kitab suci manapun

36
yang lainnya. Paling tidak seseorang yang beragama harus

mengetahui hal-hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-

ritus, kitab suci dan tradisi. Dimensi ini dalam Islam meliputi

Pengetahuan tentang isi Al-Quran, pokok-pokok ajaran yang

harus diimani dan dilaksanakan, hukum Islam dan pemahaman

terhadap kaidah-kaidah keilmuan ekonomi Islam/perbankan

syariah.

e. Dimensi konsekuensi

Yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku

seseorang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam

kehidupan sosial, misalnya apakah ia mengunjungi tetangganya

sakit, menolong orang yang kesulitan, mendermakan hartanya,

dan sebagainya.

2.2.8 Pendapatan

Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima

oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk

dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang

penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang

diterima setelah dikurangi pengeluaran. Menurut Sukirno (2008),

pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk

atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan. Beberapa klasifikasi pendapatan

antara lain:

37
1. Pendapatan pribadi, yaitu; semua jenis pendapatan yang diperoleh

tanpa memberikan suatu kegiatan apapun yang diterima penduduk

suatu Negara.

2. Pendapatan disposibel, yaitu; pendapatan pribadi dikurangi pajak

yang harus dibayarkan oleh para penerima pendapatan, sisa

pendapatan yang siap dibelanjakan inilah yang dinamakan

pendapatan disposibel.

3. Pendapatan nasional, yaitu; nilai seluruh barang-barang jadi dan

jasa-jasa yang diproduksikan oleh suatu Negara dalam satu tahun.

Ikatan Akuntan Indonesia memberikan ketentuan mengenai

pengukuran pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi

Keuangan yang isinya sebagai berikut:³3HQGDSDWDQ KDUXV GLXNXU

dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah pendapatan

yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan

antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah

tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima atau

yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan

UDEDWYROXPH\DQJGLSHUEROHKNDQSHUXVDKDDQ´

Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang

perlu diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:

1. Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi

piutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang

sebenarnya.

38
2. Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang

diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang

akan diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan

diterima lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan

maka selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku

barang yang diserahkan merupakan keuntungan.

A. Pendapatan Dalam Islam

Pendapatan dalam Islam merupakan penyaluran harta yang

ada, baik dimiliki oleh pribadi atau umum (publik) kepada pihak

yang berhak menerima yang ditunjukan untuk meningkatkan

kesejahteran masyarakat sesuai dengan syariat. Fokus dari

distribusi pendapatan dalam Islam adalah proses

pendistribusiannya. Secara sederhana bisa digambarkan, kewajiban

menyisihkan sebagian harta bagi pihak surplus (berkecukupan)

diyakini sebagai kompensasi atas kekayaannya dan di sisi lain

merupakan insentif (perangsang) untuk kekayaan pihak defisit

(berkkekurangan).

Titik berat dalam pemecahan permasalahan ekonomi adalah

bagaimana menciptakan mekanisme distribusi ekonomi yang adil

di tengah masyarakat. Distribusi dalam ekonomi Islam mempunyai

makna yang lebih luas mencakup pengaturan kepemilikan, unsur-

unsur produksi,dan sumber-sumber kekayaan. Dalam ekonomi

39
Islam diatur kaidah distribusi pendapatan, baik antara unsur-unsur

produksi maupun distribusi dalam sistem jaminan sosial.

Menurut Q.S Al-Hasyr ayat 074:,

Ի ή˴ ˵ Ϙ ˸ ϟ ΍ Ϟ˶ ˸ϫ ˴ ΃ ˸Ϧ ϣ˶  ˶ Ϫ ˶ ϟ Ϯ ˵γ έ˴  Իϰ ˴ Ϡ ˴ϋ  ˵ ௌ
ϱ ˶ά ˶ ϟ ϭ˴  ϝ˶ Ϯ ˵γ ή͉ Ϡ ˶ ϟ ϭ˴  ˶ Ϫ ͉ Ϡ ˶ Ϡ ˴ ϓ  ϯ ͉ ˯˴ Ύ ˴ ϓ ˴ ΃Ύ ˴ϣ

 Ϧ˴ ˸ ϴ ˴ Α  ˱ Δ ˴ ϟ ϭ ˵Ω  ϥ˴ Ϯ ˵Ϝ ˴ ϳ  ϻ
˴ ϲ˸ ˴ϛ  Ϟ˶ ϴ ˶ Β ͉δ ϟ΍ Ϧ
˶ ˸ Α ΍ ϭ˴  Ϧ ˴ Ϥ˴ ˸ ϟ ΍ ϭ˴  Իϰ ϣ˴ Ύ˴ Θ ˴ ϴ ˸ ϟ ΍ ϭ˴  Իϰ ˴ Α ή˸ ˵ Ϙ ˸ ϟ ΍
˶ ϴ ˶ϛ Ύ δ
˸ ˴Ϸ΍˸
‫  ى‬΍Ϯ ˵ Ϭ ˴ Θ ˸ ϧ Ύ ˴ ϓ  ˵ Ϫ ˸ Ϩ ˴ϋ  Ϣ˸ ˵ϛ Ύ ˴ Ϭ ˴ ϧ Ύ ϣ˴ ϭ˴  ˵ ϩ ϭ ˵ά Ψ˵ ˴ ϓ  ˵ϝ Ϯ ˵γ ή͉ ϟ΍ ˵Ϣ ˵ϛ Ύ˴ Η ΁Ύ ϣ˴ ϭ˴ ‫  ى‬Ϣ˸ ˵Ϝ ˸ Ϩ ϣ˶  ˯˶ Ύ ˴ ϴ ˶ Ϩ Ϗ

˶Ώ Ύ ˴ Ϙ ό˶ ˸ ϟ ΍ ˵Ϊ ϳ ˶Ϊ ˴η  ˴ ௌ
͉ ϥ͉ ˶ · ‫ ˴  م‬ௌ΍Ϯ
͉ ˵ Ϙ ͉ Η ΍ ϭ˴

Ayat diatas menurut tafsir Al-Misbah (2006: 59)

menjelaskan bahwa (Apa saja harta rampasan atau fai yang

diberikan Allah kepada Rasul-Nya yang berasal dari penduduk

kota-kota) seperti tanah Shafra, lembah Al-Qura dan tanah Yanbu'

(maka adalah untuk Allah) Dia memerintahkannya sesuai dengan

apa yang dikehendaki-Nya (untuk Rasul, orang-orang yang

mempunyai) atau memiliki (hubungan kekerabatan) yaitu kaum

kerabat Nabi dari kalangan Bani Hasyim dan Bani Mutthalib (anak-

anak yatim) yaitu anak-anak kaum muslimin yang bapak-bapak

mereka telah meninggal dunia sedangkan mereka dalam keadaan

fakir (orang-orang miskin) yaitu orang-orang muslim yang serba

kekurangan (dan orang-orang yang dalam perjalanan) yakni orang-

orang muslim yang mengadakan perjalanan lalu terhenti di tengah

4
$UWLQ\D³Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya
harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan
Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan
EHUWDNZDODKNHSDGD$OODK6HVXQJJXKQ\D$OODKDPDWNHUDVKXNXPDQQ\D´

40
jalan karena kehabisan bekal. Yakni harta fai itu adalah hak Nabi

SAW beserta empat golongan orang-orang tadi, sesuai dengan apa

yang telah ditentukan oleh Allah swt.

Dalam pembagiannya, yaitu bagi masing-masing golongan

yang empat tadi seperlimanya dan sisanya untuk Nabi saw. (supaya

janganlah) lafal kay di sini bermakna lam, dan sesudah kay

diperkirakan adanya lafal an (harta fai itu) yakni harta rampasan

itu, dengan adanya pembagian ini (hanya beredar) atau berpindah-

pindah (di antara orang-orang kaya saja di antara kalian. Apa yang

telah diberikan kepada kalian) yakni bagian yang telah diberikan

kepada kalian (oleh Rasul) berupa bagian harta fa-i dan harta-harta

lainnya (maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagi kalian

maka tinggalkanlah; dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah sangat keras hukuman-Nya).

2.2.9 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan uraian dari tinjauan pustaka, rumusan masalah dan

landasan teori untuk menganalisis pengaruh gaya hidup, religiusitas dan

pengaruh pendapatan terhadap keputusan menabung di bank syariah

pada peserta jamaah ahad pagi masjid al-mutaqun prambanan. Jamaah

ahad pagi masjid al-mutaqun prambanan, diharapkan dapat memberikan

pandangan mengenai pengaruh variabel dependen terhadap variabel

independen.

41
Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran

2.3 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan latar belakang, telaah pustaka serta penelitian-

penelitian terdahulu maka hipotesis dalam penelitian ini ada dua

hipotesis, yang secara rinci akan dijelaskan sebagai berikut:

1. Gaya Hidup

Gaya hidup menurut Kotler dan Keller (2009: 210)

menunjukan bagaimana gaya hidup secara luas didefinisikan

sebagai pola hidup seseorang didunia yang terungkap pad

aktifitas, minat, dan opininya. Hasil penelitian Umi

Amritaningsih (2016) mengungkapkan bahwa gaya hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menjadi

nasabah di bank syariah. Dalam penelitiannya variabel gaya

hidup sangat mendominasi keputusan nasabah dibandingkan

dengan variabel keadaan ekonomi.

42
Dari hasil penelitian terdahulu diatas dapat disimpulkan

bahwa tingkat gaya hidup lebih meningkat maka akan semakin

berpengaruh positif dan signifikan, sehingga akan meningkatkan

keputusan menabung di bank syariah. Berdasarkan hasil temuan

diatas maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Gaya Hidup berpengaruh positif terhadap keputusan

menabung di bank syariah

2. Religiusitas

Menurut Jalaluddin (2001:12) pengertian agama

mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, utang,

balasaan, kebiasaan. Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu

Utami, Marijati Snagen, dan M Yudy Rachman (2015) hasil

penelitian menunjukan bahwam religiusitas berpengaruh

signifikan terhadap minat masyarakat menabung di bank

syariah. Factor religiusitas merupakan faktor yang paling

dominan dalam mempengaruhi masyarakat untuk mengambil

keputusan menabung di bank syariah. Untuk itu, dalam upaya

untuk menambah jumlah nasabah tabungan, bank syariah

hendaknya masuk melalui pendekatan keagamaan

Sehingga religiusitas mempengaruhi minat masyarakat

menabung di bank syariah karena seseorang yang memiliki

ketaatan agama yang tinggi mereka akan memilih produk-

produk yang bebas riba, maka kemungkinan seseorang yang

43
imannya tinggi akan meningkatkan minat menabung di bank

syariah. Berdasarkan hasil temuan diatas maka diajukan

hipotesis sebagai berikut:

H2 : Religiusitas berpengaruh positif terhadap keputusan

menabung di bank syariah

3. Pendapatan

Menurut Sukirno (2008) pendapatan adalah jumlah

penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya

selama satu periode tertentu , baik harian, mingguan, bulanan,

atatupun tahunan. Penelitian Aris Purwanto (2016)

menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan masyarakat

berpengaruh positif dan signifikan untuk menabung di bank

syariah, karena ketika masyarakat mempunyai pendapatan yang

tinggi maka mereka akan menyimpan uangnya di bank syariah

karena mereka merasa aman menyimpan uang di bank syariah.

Sehingga faktor pendapatan mempengaruhi minat

masyarakat menabung di bank syariah karena seseorang yang

memiliki pendapatan yang tinggi mereka akan memilih produk-

produk yang bebas riba, maka kemungkinan meningkatkan

minat menabung di bank syariah akan sangat tinggi karena

menabung merupakan bagian prioritas kedua setelah kebutuhan

terpenuhi.

44
Berdasarkan hasil temuan diatas maka diajukan hipotesis

sebagai berikut:

H3 : Pendapatan berpengaruh positif terhadap keputusan

menabung di bank syariah

45
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal komparatif yang

merupakan tipe penelitian ex post facto yaitu dengan mengidentifikasi fakta

atau peristiwa sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan

melakukan penyelidikan terhadap variabel yang mempengaruhi (variabel

independen) (Indriantoro dan Supomo, 2002: 120).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif untuk menganalisis hubungan antara variabel independen yaitu

Gaya Hidup, Religiusitas, dan penapatan terhadap variabel dependen yaitu

Keputusan Menabung di Bank Syariah. Metode kuantitatif sesuai untuk

digunakan dalam penelitian ini dikarenakan penelitian ini menggunakan

angka-angka sebagai indikator variabel penelitian untuk menjawab

permasalahan penelitian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian akan dilakukan pada 02-30 Oktober 2017 pada peserta

jamaah ahad pagi masjid Al-Mutaqun Prambanan.

3.3 Sumber Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan yang dilakukan pada

peserta jamaah ahad pagi masjid Al-mutaqun Prambanan yang terletak di

Jalan Raya Solo No.100, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa

46
Tengah 5745 (https://goo.gl/maps/zYHyFMMycgQzbgDk8). Sumber data

dari penelitian ini didapat dari data primer. Data primer adalah data yang

didapat dari sumber pertama baik individu atau perseorangan seperti hasil

wawancara atau pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti.

(Sugiyono, 2008:7) Dalam penelitian ini data diperoleh dari hasil wawancara

dan kuesioner yang dibagikan kepada para peserta jamaah ahad pagi masjid

Al-Mutaqun.

3.4 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan keseluruhan obyek yang akan diteliti. Populasi

sebagai kumpulan atau agregasi dari seluruh elemen-elemen atau individu

yang merupakan sumber informasi dalam suatu penelitian. (Hadi, 2006: 45)

Dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh peserta jamaah ahad pagi

masjid Al-Mutaqun Prambanan. Sampel adalah sebagian dari populasi,

karena bagian dalam populasi maka sampel harus memiliki ciri-ciri yang

dimiliki populasi. Sampel yang diambil dari jamaah masjid Al-Mutaqun

Prambanan.

Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah random sampling (sampel acak). Untuk menentukan ukuran sampel,

rumus yang digunakan adalah rumus Solvin (Umar, 2003: 78) yaitu:

n= = = 80

keterangan:

n= ukuran sampel

47
N= ukuran populasi

d = nilai presisi 95% atau signifikansi 5%

Berdasarkan perhitungan di atas maka sampel dalam penelitian ini

berjumlah 80 Jamaah Ahad pagi sebagai responden.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara untuk memperoleh

data yang mendukung dan berkaitan dengan permasalahan yang akan ditelit

dalam suatu penelitian. Untuk memperoleh data yang digunakan adalah

kuisioner. Kuesioner adalah metode pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawab. (Sugiyono, 2001: 135) Hasil dari kuesioner yang

terkumpul kemudian akan dijadikan bahan untuk menganalisa secara

kuantitatif. Skala likert digunakan untuk mendapatkan data dalam bentuk

kuantitatif dengan lima tingkatan yaitu:

Tabel Skala likert

Variabel Skor

Sangat Setuju 5

Setuju 4

Kurang Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

48
Instrumen kuesioner harus diukur validitas dan reliabilitas datanya

sehingga penelitian tersebut menghasilkan data yang valid dan reliable.

Intrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan instrumen yang reliable

adalah instrument yang bila digunakan beberapa kali mengukur obyek yang

sama akan menghasilkan data yang sama pula.

3.6 Definisi Operasonal Variabel Penelitian

1. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh

variabel lain. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah Keputusan menabung di bank syariah pada peserta jamaah ahad

pagi Al-mutaqun prambanan.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), menabung

merupakan sebuah kata yang memiliki arti yaitu menyimpan uang (di

celengan, pos, bank, dsb). Secara luas menabung dapat diartikan sebagai

suatu kegiatan menyisihkan sebagiandari pendapatannya untuk

dikumpulkan sebagai cadangan di hari depan (Rini, 2006)

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang dapat mempengaruhi

variabel dependen. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah gaya hidup, religiusitas dan pengaruh pendapatan.

a. Gaya Hidup (X1)

49
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang di dunia yang

diungkapkan dalam kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya

hidup melukiskan keseluruhan seseorang tersebut yang berinteraksi

dengan lingkungannya. Orang-orang yang berasal dari sub kultur

kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin saja mempunyai gaya

hidup yang berbeda.

b. Religiusitas (X2)

Menurut Harun Nasution yang dikutip Jalaluddin (2012:12)

pengertian agama berasal dari kata, yaitu: al-Din,religi (relegere

religare) dan agama. Al-Din (semit) berarti undang-undang atau

hukum. Kemudian dalam bahasa arab, kata ini mengandung arti

menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, kebiasaan.

Sedangkan dari kata religi (latin) atau relegere berarti mengumpulkan

dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Adapun kata

agama terdiri dari a= tidak; gam= pergi mengandung arti tidak pergi,

tetap ditempat atau diwarisi turun-temurun.

c. Pengaruh pendapatan (X3)

Pendapatan adalah hasil kerja (usaha atau sebagainya).

(Dikpenbud, 1998: 185) Sedangkan pendapatan dalam kamus

manajemen adalah uang yang diterima oleh perorangan, perusahaan

dan organisasi lain dalam bentuk upah, gaji, sewa, bunga, komisi,

ongkos dan laba. (Marbun, 2003:230)

50
3.7 Metode Analisis Data

Untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, religiusitas dan pengaruh

pendapatan terhadap minat menabung di bank syariah, digunakan metode

regresi linier berganda. Sedangkan alat analisisnya menggunakan software

SPSS (Statistical Product Moment and Service Solution) versi 23. Model

persamaan regresi linier berganda dapat dituliskan sebagai berikut:

KMBS = + + + +

Keterangan:

KMBS = Keputusan Menabung di Bank Syariah


GYHDP = Gaya Hidup «
= konstanta

RLGTS = Religiusitas
PNDPTN = Pendapatan
, , = koefisien dari masing-masing variabel yang mempengaruhi

u = variabel pengganggu/error term

3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu

data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,

maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewnes. Analisis

statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian ini agar variabel-variabel tersebut

dapat lebih jelas dan mudah dipahami. Analisis desktiptif ini

digunakan untuk mempermudah pemahaman mengenai pengukuran

indikator-indikator yang digunakan dalam setiap variabel yang

51
digunakan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

Gaya Hidup (X1), Religiusitas (X2), Pendapatan (X3), dan Keputusan

Menabnung di Bank Syariah (Y).

3.7.2 Uji Kualitas Data

Untuk melakukan uji kualitas data atas data primer ini, maka

peneliti menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

a. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik

ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu

konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk

mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu

kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada

kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada

kuesioner tersebut. Valid tidaknya suatu item dapat diketahui

dengan membandingkan indeks korelasi Iproduct moment (r

hitung) (Supriyanto dan Maharani, 2013: 184), dimana r hitung

dapat dicapai dengan rumus:

Keterangan:

n = banyaknya sampel

X = skor item X

Y = skor total item X

r = koefisien korelasi

52
Setelah diketahui dari hasil perhitungan besarnya korelasi,

kemudian dibandingkan dengan tabel r dengan = 0,05.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang

sama. mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstuk atau

variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha

> 0, 70 (Sunyoto, 2013: 81). Rumus digunakan untuk &URQEDFK¶V

Alpha:

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

53
3.7.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui hubungan antar variabel yang ada dalam model regresi.

Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Uji Normalitas

Ghozali (2011: 107) menyatakan bahwa uji normalitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Cara untuk

mengetahui residual berdistribusi normal atau tidak adalah dengan

analisis grafik histogram, grafik normal plot serta uji statistik

nonparametrik Kolmogorov-Smirnov.

Untuk grafik histogram dan grafik normal plot, pada prinsipnya

normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)

pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram

dari residualnya (Ghozali, 2011: 107). Dasar pengambilan

keputusan yaitu:

1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, atau grafik histogramnya menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, atau grafik histogram tidak

54
menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi normalitas.

Untuk mendeteksi normalitas data dengan uji statistik non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov, dasar pengambilan

keputusannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Asymp Sig (2 tailed) lebih kecil dari 0,05 maka H 0

ditolak dan berarti data residual tidak terdistribusi secara

normal.

2) Jika nilai Asymp Sig (2 tailed) lebih besar dari 0,05 maka H0

diterima dan berarti data residual terdistribusi secara normal.

b. Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2011: 25) uji multikolinearitas memiliki

tujuan untuk menguji adanya korelasi variabel independen pada

model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi (Ghozali, 2011:

26-28) yaitu:

1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi

empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel

independen tidak signifikan mempengaruhi variabel

independen.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (di

55
atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolinearitas. Selain itu, multikolinearitas dapat disebabkan

karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel

independen.

3) Multikolinearitas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff untuk menunjukkan

DGDQ\DPXOWLNROLQHDULWDVDGDODKQLODLWROHUDQVL”DWDXVDPD

GHQJDQ9,)•

c. Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011: 79) uji autokorelasi bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1

sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan problem

autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang

berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini

timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari

satu observasi ke observasi lainnya. Pada penelitian ini

menggunakan Uji Durbin±Watson (DW test).

Uji Durbin Watson hanya digunakan untuk autokorelasi

tingkat satu dan mensyaratkan adanya konstanta dalam model

regresi dan tidak ada varibel di antara variabel independen.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

56
Tabel 3.1
Dasar Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi Tolak 0 < d < dl
positif
Tdk ada autokorelasi positif No decision GO” G”GX
Tdk ada korelasi negative Tolak 4 - dl < d < 4
Tdk ada korelasi negative No decision 4 - GX”G”- dl
Tdk ada autokorelasi positif Tdk ditolak du < d < 4 - du
atau negative

d. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2011: 36) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas

bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak

terjadi heteroskedastisitas. Untuk menguji heteroskedastisitas

adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel

dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan

ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan

sumbu X adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) yang telah

di-studentized. Dasar analisis untuk pengambilan keputusan

berkaitan dengan grafik tersebut adalah sebagai berikut.

Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik yang ada

membentuk pola tertentu yang teratur, maka mengindikasikan

57
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas,

serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada

sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

58
BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Jamaah

Ahad Pagi Masjid Al-Mutaqun Prambanan. Jamaah yang berpartisipasi dalam

penelitian ini meliputi seorang kepala keluarga atau ibu rumah tangga yang

sudah memiliki pendapatan serta merupakan nasabah Bank Syariah.

Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner

penelitian yang secara langsung mendatangi responden yang berada di Masjid

Al-Mutaqun Prambanan pada pengajian Ahad Pagi.

4.2 Karakteristik Profil Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau

penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah

diisi oleh responden dalam penelitian. Intrumen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pernyataan-pernyataan. Terdapat 20 pernyataan pada 4

variabel. Masing-masing terdiri dari 5 pernyataan.

Sebelum mengetahui hasil dari analisis statistik deskriptif, terlebih

dahulu pembagian karakteristik responden sebagai berikut:

4.2.1. Pembagian Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Data mengenai jenis kelamin para jamaah ahad pagi Masjid

$O¶0XWDTXQ3UDPEDQDQGDSDWGLOLKDWSDGDWDEHOVHEDJDLEHULNXW

59
Jenis Kelamin

20%
perempuan
laki-laki
80%

Berdasarkan keterangan pada gambar 4.1 di atas, dapat diketahui

bahwa jamaah ahad pagi Masjid Al-Mutaqun Prambanan yang

berjenis kelamin laki-laki sebanyak 80 orang, sedangkan berjenis

kelamin perempuan sebanyak 20 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

kebanyakan para jamaah ahad pagi Masjid Al-Mutaqun Prambanan

adalah Laki-laki.

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Data umur responden dalam penelitian ini dikelompokkan

menjadi enam kategori, yaitu dari umur 25-30 tahun, 31-35 tahun, 36-

40 tahun, 41-45 tahun, 46-50 tahun dan > 51 tahun. Data yang

diperoleh dapat dilihat pada gambar berikut:

Umur
25-30

10% 31-35

40% 15% 36-40

12% 41-45
5%
18% 46-50
>51

Gambar 4.2
Umur Jamaah Ahad Pagi Masjid Almutaqun Prambanan
Sumber: Data Primer 2018

60
Berdasarkan gambar 4.2 di atas dapat diketahui bahwa yang

menjadi sampel pada umur 25-30 tahun sebanyak 10 orang, umur 31-

35 tahun sebanyak 15 orang, umur 36-40 tahun sebanyak 12 orang,

umur 41-45 tahun sebanyak 5 orang, umur 46-50 sebanyak 18 orang,

dan umur >51 tahun sebanyak 40 orang. Hal ini menunjukkan bahwa

sebagian besar jamaah ahad pagi Masjid Al-Mutaqun Prambanan

berusia >51 tahun

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Data pendidikan yang diambil dalam penelitian ini adalah para

jamaah ahad pagi Masjid Al-Mutaqun Prambanan yang memiliki

pendidikan terakhir SD, SMP, SMA, Diploma III, dan Sarjana. Data

yang diambil dari responden dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut:

Pendidikan Terakhir
SD
19%
SMP
40%
11%
SMA
10% 20% D III
S1

Gambar 4.3
Pendidikan Terakhir Para Jamaah Ahad Pagi Masjid Al-
Mutaqun Prambanan
Sumber: Data Primer 2018

Berdasarkan gambar 4.3 di atas menunjukkan bahwa latar

belakang pendidikan responden sebagian besar berpendidikan S1. Hal

61
tersebut ditunjukkan oleh yang berpendidikan SD sebanyak 19 orang,

berpendidikan SMP sebanyak 11 orang, berpendidikan SMA sebanyak

20 orang, berpendidikan diploma III sebanyak 10 orang dan

berpendidikan sarjana sebanyak 40 orang.

Hal di atas menunjukkan bahwa para jamaah ahad pagi Masjid Al-

Mutaqun Prambanan didominasi oleh peserta dengan latar belakang S1.

4.3. Hasil Uji Kualitas Data

4.3.1 Analisis Data Statistik Deksriptif

Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai deskripsi data yang

sudah terkumpul serta hasil analisis statistik yang menggambarkan

hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Dari

hasil analisis statistik ini juga akan diketahui apakah hipotesis diterima

atau ditolak. Adapun variabel penelitian ini yaitu, variabel independen

adalah variabel Gaya Hidup, Religiusitas, Pengaruh Pendapatan, dan

variabel dependen adalah Keputusan menabung di Bank Syariah.

Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsi suatu nilai yang

dilihat dari nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi yang

berguna untuk mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian. Berikut ini akan dijelaskan analisis

deskriptif yang menjelaskan deskripsi data dari seluruh variabel

independen terhadap variabel dependen

Ukuran-ukuran statistik deskriptif berikut, seperti maksimum,

minimum, rata-rata dan standar deviasi, digunakan untuk

62
mendeskripsikan data Gaya Hidup, Religiusitas, Pengaruh Pendapatan

dan Keputusan Menabung di Bank Syariah, yang tersaji pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Nilai Minimum, Maksimum, Mean, Median, Standar Deviasi

Descriptive Statistics

Std.
N Minimum Maximum Mean Deviation

Gaya Hidup (x1) 80 13 19 15.90 1.392

Religiusitas (x2) 80 13 19 15.91 1.503

Pengaruh Pendapatan (x3) 80 13 18 15.95 1.349

Keputusan Menabung (y) 80 13 18 15.55 1.200

Valid N (listwise) 80

Sumber: Pengolahan data SPSS 24.00 (2018)

Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.1, nilai Gaya Hidup

minimum adalah 0,13, dan maksimum 0,19. Nilai rata-rata (mean) dari

Gaya Hidup adalah 0,1590 dan standar deviasi (std. deviation) dari

Gaya Hidup adalah 0,1392. Nilai Religiusitas minimum adalah 0,13,

dan maksimum 0,19. Sementara rata-rata dan standar deviasi

Religiusitas adalah 0,1591 dan 0,1503. Nilai Pengaruh Pendapatan

minimum adalah 0,13, dan maksimum 0,18. Sementara rata-rata dari

Pengaruh Pendaptan 0,1595 dan standar deviasi adalah 0,1349.

Diketahui nilai Keputusan Menabung adalah 0,13, dan maksimum 0,18.

Sementara rata-rata dan standar deviasi dari Keputusan Menabung

adalah 0,1555 dan 0,1200.

63
4.3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas

Tabel 4.2
Hasil Uji Validitas

Corrected Item-
Variabel Item total Correlation r table Keterangan
(r hitung)
1 0.336 0.2199 Valid
2 0.400 0.2199 Valid
Gaya Hidup (X1) 3 0.367 0.2199 Valid
4 0.716 0.2199 Valid
5 0.721 0.2199 Valid
6 0.325 0.2199 Valid
7 0.461 0.2199 Valid
Religiusitas (X2) 8 0.327 0.2199 Valid
9 0.508 0.2199 Valid
10 0.507 0.2199 Valid
11 0.639 0.2199 Valid
12 0.317 0.2199 Valid
Pengaruh
13 0.265 0.2199 Valid
Pendapatan (X3)
14 0.593 0.2199 Valid
15 0.682 0.2199 Valid
16 0.669 0.2199 Valid
17 0.667 0.2199 Valid
Keputusan
18 0.506 0.2199 Valid
Menabung (Y)
19 0.258 0.2199 Valid
20 0.302 0.2199 Valid

S
sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

Kuesioner yang disebar memiliki beberapa bagian pernyataan

mengenai variabel Gaya Hidup, Religiusitas, Pengaruh Pendapatan

dan Keputusan Menabung di Bank Syariah. Total pernyataan pada

empat variabel tersebut adalah 20 item pertanyaan yang kemudian

dijawab oleh 80 responden melalui kuisioner. Berikut diuraikan hasil

64
dari uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan dari variabel Gaya

Hidup, Religiusitas, Pengaruh Pendapatan dan Keputusan Menabung

di Bank Syariah.

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data

yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek

yang diteliti (Sugiyono, 2010). Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat

dilihat bahwa nilai r hitung (lebih besar sama dengan) • U WDEHO

(0,2199) pada Į = 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

item pertanyaan untuk variabel akses valid.

Uji reliabilitas juga dilakukan dalam penelitian ini dengan

menggunakan bantuan software SPSS versi 24. Sedangkan formula

yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas instrumen dengan

koefisien Alpha Cronbach yang dihitung dari koefisien korelasi

Product Moment (Mustafa, 2009:225). Instrument dinyatakan reliabel

apabila koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,6. Berikut dipaparkan

hasil dari uji reliabilitas variabel Gaya Hidup, Religiusitas, Pengaruh

Pendapatam dan Keputusan Menabung di Bank Syariah.

Tabel 4.3
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Item $OSKD&URQEDFK¶V Keterangan
Gaya Hidup (X1) 5 0.618 Reliabel
Religiusitas (X2) 5 0.610 Reliabel
Pengaruh Pendapatan (X3) 5 0.605 Reliabel
Keputusan Menabung (Y) 5 0.601 Reliabel

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

65
Berdasarkan Tabel 4.3 di atas diketahui bahwa kuesioner

bersifat reliabel, yang menunjukkan bahwa semua butir soal

pertanyaan variabel Gaya Hidup, Religiusitas, Pengaruh Pendapatan

dan Keputusan Menabung di Bank Syariah, yang telah di isi oleh

responden semua dinyatakan reliabel karena nilai Alpha Cronbach

yang diperoleh lebih besar dari 0,6. Jika nilai Alpha Cronbach lebih

besar dari 0,6, maka kuesioner penelitian ini bersifat reliabel (Mustafa,

2009:225, Augustine dan Kristaung, 2013: 73).

4.4. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam

penelitian ini terlebih dilakukan tahapan pengujian asumsi klasik yang

meliputi uji normalitas data, multikolinearitas, heteroskedastisitas dan

autokorelasi yang dilakukan sebagai berikut:

4.4.1 Uji Asumsi Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk melihat bahwa suatu data

terdistribusi secara normal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan

dengan dua cara yaitu dengan analisis statistik One-Sample

Kolmogorov-Smirnov terhadap masing-masing variabel, dan melalui

analisis grafik dengan melihat penyebaran data (titik) pada garis

diagonal P-Plot of Regression Standardlized Residual (Ghozali, 2009:

107). Model regresi yang baik memiliki distribusi normal atau

mendekati normal, berikut disajikan pada gambar dan tabel hasil uji

66
normalitas data dengan analisis grafik histogram, P-Plot dan hasil

statistik One-Sampe Kolmogorov-Smirnov :

Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik Histogram

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)


Dari tampilan output SPSS pada Gambar 4.4 terlihat bahwa

grafik histogram menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi

memenuhi asumsi normalitas.

Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

67
Berdasarkan gambar 4.5 dapat disimpulkan bahwa terlihat

titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya

mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian, dapat

disimpulkan grafik normal plot menunjukan bahwa model regresi

layak dipakai karena asumsi normalitas.

Selain melihat grafik, dalam penelitian ini normalitas data

juga dilihat dengan menggunakan uji statistik non-parametik

Kolmogorov-Smirnov pada alpha sebesar 5%. Jika nilai signifikan

dari pengujian Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 berarti

data normal.

Tabel 4.4
Hasil Uji Normalitas Menggunakan Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 80
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 1.09338355

Most Extreme Differences Absolute .072

Positive .072

Negative -.039

Kolmogorov-Smirnov Z .640

Asymp. Sig. (2-tailed) .807

a. Test distribution is Normal.

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

68
Terlihat bahwa pada tabel 4.4 nilai signifikan dari pengujian

Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,640; dengan nilai signifikansi

0,807 > 0,05 berarti data terdistribusi secara normal, atau data

dinyatakan memenuhi asumsi normalitas. Hal ini berarti asumsi

normalitas telah dipenuhi.

4.4.2. Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi adanya problem multikolinearitas, maka

dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance

Inflation Factor (VIF) serta besaran korelasi antar variabel

independen. Tolerance mengukur mengukur variabilitas variabel

independen terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel lainnya. Jadi

tolerance yang rendah sama dengan VIF tinggi (karena

VIF=1/tolerance) Nilai cut-off yang umum dipakai untuk

menunjukan adanya multikolinearitas adalah tolerance < 0,10 atau

sama VIF > 10 (Ghozali, 2009: 28). Berikut adalah nilai tolerance

dan VIF pada model penelitian ini:

Tabel 4.5

Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF Keterangan


Gaya Hidup 0,996 1,004 Bebas multikolinearitas
Religiusitas 0,989 1,011 Bebas multikolinearitas
Pendapatan 0,993 1,007 Bebas multikolinearitas

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

69
Berdasarkan nilai tolerance dan VIF terlihat bahwa tidak ada

nilai tolerance dibawah 0,10 untuk setiap variabel, begitu juga

dengan nilai VIF tidak ada yang diatas 10. Pada variabel Gaya

Hidup nilai tolerance sebesar 0,996>0,10, sedangkan nilai VIF

1,004<10. Variabel Religiusitas nilai tolerance 0,989>0,10,

sedangkan VIF 1,011<10. Variabel Pendapatan nilai tolerance

0,993>0,10, sedangkan VIF 1,007<10. Jadi dapat disimpulkan

bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabe bebas dalam

model regresi ini, sehingga layak untuk digunakan dalam

pengujian dalam penelitian ini.

4.4.3. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji

apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian

dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Dari grafik Scatterplot pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-

titik menyebar secara acak baik diatas maupun di bawah 0 pada

sumbu y dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini dapat

disimpulkan bahwa model regresi homoskedastisitas atau tidak

terjadi heteroskedastisitas. Berikut adalah gambar output SPSS

untuk uji heteroskedastisitas.

70
Gambar 4.6
Uji Heteroskedastisitas
Sumber: Data Primer 2018

Dalam melakukan uji heteroskedastisitas penelitian ini juga

menggunakan uji Glejser. Jika hasil regresi mempunyai nilai

signifikan t paGD WLDS YDULDEOH GHSHQGHQ •  PDND PRGHO

terbebas dari heteroskedasitas. Dibawah ini adalah table hasil uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan uji statistik Glejser yang

meregres nilai absolut residual (Abs_Res1) terhadap variable

independen yang di tranformasi yaitu Gaya Hidup, Religiusitas,

dan Pendapatan.

71
Tabel 4.6
Hasil Uji Glejser Heteroskedastisitas
Variabel Signifikan Keterangan
Gaya Hidup 0,780 Bebas heteroskedastisitas
Religiusitas 0,861 Bebas heteroskedastisitas
Pendapatan 0,503 Bebas heteroskedastisitas
Sumber : Data Primer yang diolah, 2018

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada

variabel gaya hidup sebesar 0,780; religiusitas sebesar 0,861;

pendapatan sebesar 0,503. Tingkat probabilitas pada masing-

masing variabel di atas 5% atau 0,05, berarti tidak ada indikasi

heteroskedastisitas dalam model regresi.

4.5. Hasil Pengujian Hipotesis

Dalam pembahasan ini akan diuraikan hasil analisis secara sistematis

berdasarkan analisis koefisien determinasi ( ), signifikansi pengaruh

simultan (Uji F), regresi linear berganda dan uji signifikansi pengaruh

parsial (Uji ).

4.5.1 Analisis Koefisien Determinasi ( )

Koefisien determinasi ( ) merupakan suatu nilai (nilai

proporsi) yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-

variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam

menerangkan variasi variabel tak bebas (Supranto, 2005:158,

Gujarati, 2003:212). Adjust R Square menunjukkan koefisiensi

determinasi yang merupakan persentase sumbangan pengaruh

72
variabel independent terhadap variabel dependen. Adapun nilai

koefisien determinasi ditunjukkan pada Tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.7. Koefisien Determinasi


Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
a
1 .316 .255 .640 1.161

a. Predictors: (Constant), Pendapatan_X3, GayaHidup_X1,


Religiusitas_X2
b. Dependent Variable: KeputusanMenabungdiBankSyariah_Y

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, nilai koefisien determinasi

terletak pada kolom R-Square. Diketahui nilai koefisien determinasi

sebesar . Nilai tersebut berarti seluruh variabel bebas

secara simultan mempengaruhi variabel Keputusan Menabung

sebesar 64%, sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak

dimasukkan sebagai variabel penelitian.

4.5.2. Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji )

Uji digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas

secara bersama-sama terhadap variabel tergantung. Uji bertujuan

untuk menguji pengaruh variabel bebas secara bersama-sama atau

simultan terhadap variabel tak bebas. Berdasarkan hasil output SPSS

tampak bahwa pengaruh secara bersama-sama tiga variabel

independen yakni Gaya Hidup, Religiusitas dan Pengaruh

73
Pendapatan terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Menabung

seperti ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut :

Tabel 4.8
Uji Pengaruh Simultan dengan Uji
b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 19.356 3 6.452 5.192 .003a

Residual 94.444 76 1.243

Total 113.800 79

a. Predictors: (Constant), Pendapatan_X3, GayaHidup_X1, Religiusitas_X2

b. Dependent Variable: KeputusanMenabungdiBankSyariah_Y

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

Tabel 4.8 menunjukan nilai F hitung diperolah sebesar 5,192

dan F tabel dengan derajat k-1 (4-1=3) dan derajat penyebut n-k (80-

4=76) dengan signifikansi 5% diperoleh F tabel sebesar 2,724.

Karena F hitung > F tabel (5,192 > 2,724), maka model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi keputusan menabung di bank syariah

atau dapat dikatakan bahwa variabel independen secara simultan

berpengaruh terhadap keputusan menabung di bank syariah.

Sehingga model dapat digunakan dalam penelitian ini.

4.5.3. Analisis Regresi Linear Berganda dan Pengaruh Parsial (Uji )

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui

regresi/pengaruh dari Gaya Hidup, Religiusitas dan Pengaruh

Pendapatan terhadap variabel Keputusan Menabung di Bank

Syariah, dalam pengolahan data menggunakan regresi linier

74
berganda. Tabel 4.9 menyajikan nilai koefisien regresi, serta nilai

statistik untuk pengujian pengaruh secara parsial.

Tabel 4.9
Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (Uji )
a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 7.358 2.106 3.493 .001

GayaHidup_X1 .171 .069 .260 2.487 .015

Religiusitas_X2 .137 .063 .227 2.163 .034

Pendapatan_X3 .199 .094 .223 2.122 .037

a. Dependent Variable: KeputusanMenabungdiBankSyariah_Y

Sumber: Pengolahan data SPSS 24 (2018)

Berdasarkan Tabel 4.9 maka dapat disusun persamaan regresi

linier berganda sebagai berikut:

T tabel dalam penelitian ini diperoleh berdasarkan n-k (80-

4=76) dengan signifikansi 5% yaitu sebesar 1,991. Hasil pengujian

individual Gaya Hidup menunjukkan nilai unstandardized

coefficients beta sebesar 0,171, t hitung independensi adalah 2,487 >

1,991 juga tingkat signifikansi 0,015 < 0,05 yang berarti Gaya

Hiddup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

menabung di bank syariah.

Hasil pengujian individual Religiusitas menunjukkan nilai

unstandardized coefficients beta sebesar 0,137, t hitung pengalaman

75
adalah 2,163 > 1,991 juga tingkat signifikansi 0,034 < 0,05 yang

berarti Religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan menabung di bank syariah.

Hasil pengujian individual pendapatan menunjukkan nilai

unstandardized coefficients beta sebesar 0,199, t hitung keahlian

adalah 2,122 > 1,995 juga tingkat signifikansi 0,037 < 0,05 yang

berarti penddapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan menabung di bank syariah..

4.6. Pembahasan Terhadap Hasil Uji Hipotesis

Dapat dilihat dari hasil uji parsial di atas bahwa semua variabel

independen lolos untuk memprngaruhi keputusan menabung di bank syariah.

Sehingga didapatkan model persamaan baru seperti berikut:

Besarnya pengaruh langsung dilihat dari nilai uji t persamaan regresi

pada tabel 4.9, untuk melihat hasil hipotesis penelitian yang diajukan pada

bagian awal penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil Pengujian Hipotesis

Hipotesis Kesimpulan
Gaya Hidup berpengaruh signifikan dan positif Diterima
terhadap keputusan menabung di bank syariah
Religiusitas berpengaruh signifikan dan positif Diterima
terhadap keputusan menabung di bank syariah
Pendapatan berpengaruh signifikan dan positif Diterima
terhadap keputusan menabung di bank syariah.
Sumber : Data Primer yang diolah, 2018

76
4.6.1. Pengaruh Gaya Hidup Jamaah Ahad Pagi Masjid Al-Mutaqun

Prambanan Terhadap Keputusan menabung di Bank Syariah

Berdasarkan Tabel 4.9, hasil pengujian hipotesis H1 Gaya

Hidup menunjukkan tingkat signifikansi 0,015 < 0,05. Hal ini berarti

menerima H1 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Gaya Hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan menabung di

bank syariah.

Kotler (2002: 192) menjelaskan bahwa gaya hidup adalah

pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas,

PLQDWGDQRSLQLQ\D*D\D KLGXS PHQJJDPEDUNDQ³NHVHOXUXKDQGLUL

seseRUDQJ´ GDODP EHULQWHUDNVL GHQJDQ OLQJNXQJDQQ\D *D\D KLGXS

menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan

berinteraksi di dunia. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu

gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan

waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada

lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri

dan dunia di sekitar (opini). Gaya hidup adalah perilaku seseorang

yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang

berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan status sosialnya.

Pendekatan gaya hidup cenderung mengklasifikasikan

konsumen berdasarkan variabel-variabel Activity, Interest, Opinion,

yaitu aktivitas, interes (minat), dan opini (pandangan-pandangan).

Menurut Setiadi sikap tertentu yang dimiliki konsumen terhadap

77
suatu objek tertentu bisa mencerminkan gaya hidupnya. Gaya hidup

seseorang bisa juga dilihat dari apa yang disenangi, ataupun

pendapatnya mengenai objek tertentu.

Pada praktiknya keputusan jamaah ahad pagi masjid Al-

Mutaqun untung menabung di bank syariah karena peran penting

bank syariah sendiri dalam aktivitas jamaah sehari-hari ditambah

juga adanya favoritisme dimana para jamaah cenderung lebih

menyukai bank syariah daripada bank konvensional karna adanya

suatu kedekatan emosional yang dimiliki oleh jamaah terhadap bank

syariah .

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya

yang dilakukan oleh Umi Amritaningsih (2016) yang

mengungkapkan bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan menjadi nasabah di bank syariah.

Dalam penelitiannya variabel gaya hidup sangat mendominasi

keputusan nasabah dibandingkan dengan variabel keadaan ekonomi.

4.6.2. Pengaruh Religiusitas jamaah ahad pagi Masjid Al-Mutaqun

Prambanan terhadap Keputusan Menabung di Bank Syariah

Berdasarkan Tabel 4.9, hasil pengujian hipotesis H1

religiusitas menunjukkan tingkat signifikansi 0,034 < 0,05. Hal ini

berarti menerima H2 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

religiusitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

menabung di bank syariah.

78
Bustanudin (2005: 8) membedakan bahasa religi atau agama

dengan bahasa religiusitas. Agama menunjuk aspek formal yang

berkaitan dengan aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban, sedangkan

religiusitas mengacu pada aspek religi yang dihayati oleh individu

dalam hati. Pengertian religiusitas berdasarkan dimensi-dimensi

yang dikemukakan oleh Glock and Stark dalam Darto (2016: 48)

adalah seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan,

seberapa tekun pelaksanaan ibadah dan seberapa dalam penghayatan

agama yang di anut oleh seseorang.

Glover (1997) menyatakan bahwa penalaran moral individu

akan membentuk karakter yang ditimbulkan oleh keyakinan pada

agama mereka . Allport (1950) mengemukakan bahwa agama

berperan dalam kehidupan individu. Dia percaya bahwa karakter

ekstrinsik merupakan peran eksterior agama untuk dukungan sosial

atau bahkan kepuasan individu, sedangkan peran intrinsik

merupakan jaminan internal yang kuat untuk agama sebagai bagian

dari kehidupan sehari-hari seseorang.

Pada praktiknya religiusitas berpengaruh akan keputusan

jamaah ahad pagi masjid Al-Mutaqun karna jamaah pun cenderung

sering mendengarkan penejelasan mengenai bank syariah dalam

suatu kegiatan keagamaan yang mana merupakan sebuah lembaga

keuangan yang anti riba yang mana secara tidak langsung bila itu

diamalkan akan membuat jamaah menjadikan dirinya muslim yang

79
taat, merasakan kehadiran tuhan-Nya Allah SWT dan tetap mampu

bertransaksi seperti biasa namun dengan cara yang tuntunan syariat.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wahyu

Utami, dkk (2015), Jatun (2015), Fatmawati (2015), Purwanto

(2016) dan rahmanto (2016) menyatakan bahwa religiusitas

berpengaruh positif terhadap keputusan masyarakat untuk menabung

di bank syariah.

4.6.3. Pengaruh Pendapatan jamaah ahad pagi Masjid Al-Mutaqun

Terhadap Keputusan Menabung di Bank Syariah.

Berdasarkan Tabel 4.9, hasil pengujian hipotesis H1

pendapatan menunjukkan tingkat signifikansi 0,037 < 0,05. Hal ini

berarti menerima H3 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

menabung di bank syariah.

Pendapatan merupakan penerimaan yang diperoleh individu

dalam periode tertentu. Dalam ilmu ekonomi, pendapatan dapat

dirumuskan sebagai Y=C+S. Artinya, pendapatan dapat dihitung

dengan menjumlahkan konsumsi dan tabungan. Berdasarkan

persamaan tersebut dapat diketahui bahwa tabungan adalah bagian

dari pendapatan yang tidak digunakan untuk konsumsi. Hal ini dapat

diartikan bahwa tabungan merupakan prioritas kedua setelah

konsumsi. Menabung hanya dilakukan jika kebutuhan sudah

terpenuhi.

80
Dalam bisnis, pendapatan adalah jumlah uang yang diterima

oleh perusahaan dari aktivitasnya, kebanyakan dari penjualan produk

dan/atau jasa kepada pelanggan. Bagi investor, pendapatan kurang

penting dibanding keuntungan, yang merupakan jumlah uang yang

diterima setelah dikurangi pengeluaran. Menurut Sukirno (2008),

pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk

atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian,

mingguan, bulanan ataupun tahunan.

Pada praktiknya pengaruh pendapatan terkait keputusan

jamaah ahad pagi masjid Al-Mutaqun karena produknya tidak

memberatkan dan sesuai kriteria akan pendapatan masing-masing

jamaah,dan juga karena adanya fasilitas akses yang mudah dan

murah untuk para nasabah serta satu tambahan lain menurut para

jamaah menabung di bank syariah secara tidak langsung mereka

dapat merasakan sebuah peningkatan pendapatan yang cukup

signifikan tiap periode tertentunya.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

Aris Purwanto (2016) menyimpulkan bahwa tingkat pendapatan

masyarakat berpengaruh positif dan signifikan untuk menabung di

bank syariah, karena ketika masyarakat mempunyai pendapatan yang

tinggi maka mereka akan menyimpan uangnya di bank syariah

karena mereka merasa aman menyimpan uang di bank syariah.

81

Anda mungkin juga menyukai