Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN TERBAIK PRAKTIKUM KIMIA FISIK

PERCOBAAN III KELARUTAN SEBAGAI FUNGSI TEMPERATUR

Disusun oleh : 1. Eko Agung W ". '()*( Fik)i ,. Khoe)ul B()i*(h -. L(il( Ik( %. Lin.( Sel/ining)u0 1. M()(n2i Si(ni2( +. M(uli.( 3. M(*( D(0(*(n2i !"#$$%111 & !"#$$%11+ & !"#$$%1", & !"#$$%1"- & !"#$$%1"% & !"#$$%1"1 & !"#$$%1"+ & !"#$$%1"3 &

Asis2en: Li( D4i Ningsih

LABORATORIUM KIMIA FISIK !URUSAN KIMIA FAKULTAS MIPA UNI5ERSITAS DIPONE6ORO "$$+

PER#OBAAN III KELARUTAN SEBA6AI FUN6SI TEMPERATUR I. TU!UAN Mampu menentukan pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat dan menghitung panas kelarutannya II. DASAR TEORI II.1 Larutan Larutan adalah campuran homogen dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen karena susunannya seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagianbagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop sekalipun. Larutan jenuh didefinisikan sebagai larutan yang mengandung zat terlarut dalam jumlah yang diperlukan untuk adanya kesetimbangan antara zat yang larut dan yang tidak larut. !eenan, 1""#$ II.# !elarutan !elarutan adalah suatu besaran untuk menyatakan jumlah zat terlarut yang terdapat dalam pelarut pada sistem larutan jenuh. %nsur terpenting yang menentukan keadaan bahan dalam larutan adalah pelarut. !omponen yang jumlahnya lebih sedikit disebut zat terlarut. !emampuan untuk membentuk larutan padat sering terdapat dalam logam dan larutan ini disebut alloy. &ika sejumlah zat dan larutan dibiarkan berhubungan dengan sejumlah terbatas pelarut, maka pelarutan terjadi secara terus menerus. 'al ini berlaku karena adanya proses pengendapan, yaitu kembalinya spesies ke keadaan tak larut. (ada )aktu pelarutan dan pengendapan terjadi laju yang sama. !uantitas terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut kerap sama pada

tiap )aktu. (roses ini adalah salah satu kesetibangan dinamis dan larutannya disebut larutan jenuh. !onsentrasi larutan jenuh dikenal sebagai kelarutan zat terlarut dalam pelarut pertama. (etrucci, 1""#$ !elarutan adalah sejumlah zat terlarut yang larut dalam sejumlah pelarut untuk membentuk larutan jenuh. !elarutan dinyatakan dalam kilogram per meter kubik, mol perkilogram, pelarut dan lain-lain. !elarutan zat dalam pelarut tergantung pada suhu. *iasanya untuk padatan dalam cairan, kelarutan meningkat dengan meningkatnya suhu, untuk gas kelarutannya menurun. +aintith, 1"",$ II.- .aktor-faktor yang Mempengaruhi !elarutan a. /emperatur !ebanyakan garam anorganik meningkat kelarutannya sejalan dengan peningkatan suhu. *iasanya merupakan suatu keuntungan untuk melanjutkan proses pengendapan, penyaringan dan pencucian dengan larutan panas. b. Sifat (elarut 0aram-garam anorganik lebih larut dalam air, berurangnya kelarutan dalam pelarut organik dapat digunakan sebagai dasar pemisahan dua zat. c. 1fek ion sejenis !elarutan endapan berkurang jika larutan tersebut mengandung salah satu ion-ion penyusun endapan. (embatasan !sp baik kation dan anion yang ditambahkan mengurangi konsentrasi ion penyusun endapan sehingga endapan garam bertambah. d. (engaruh p' !elarutan garam dari asam lemah bergantung pada p'nya.

e. (engaruh 'idrolisis &ika garam dari asam lemah dilarutkan dalam air akan menghasilkan 2'34 kation dari spesies garam mengalami hodrolisis sehingga menambah kelarutannya. f. (engaruh !ompleks !elarutan garam yang sedikit larut merupakan fungsi konsentrasi zat lain yang membentuk kompleks dengan kation garam tersebut. g. 1fek 5kti6itas *anyak endapan menunjukan peningkatan pelarutan yang mengandung ion-ion yang tidak bereaksi secara kimia)i dengan ion-ion dari endapan disebut efek akti6itas atau efek garam netral. 1fek akti6itas tidak menimbulkan permasalahan yang serius untuk analisis mengingat kondisinya dipilih normal agar kehilangan dari larutan sangat kecil. h. /ekanan !elarutan semua gas akan naik bila tekanan parsial gas diatas larutan naik seperti dinyatakan dalam 7 'ukum 'enry8 berikut (9!.: dimana ( 9 tekanan parsial solute dalam fase gas ! 9 konstanta 'enry ; 9 fraksi mol gas dalam larutan %nder)ood, #<<1$ II., (anas (elarutan (anas pelarutan adalah panas yang dilepaskan atau diperlukan bila 1 mol solute dilarutkan sehingga terbentuk larutan dengan konsentrasi tertentu. 5da # macam panas pelarutan, yaitu panas pelarutan integral dan panas pelarutan diferensial. (anas pelarutan integral didefinisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat

dilarutkan dalam n mol pelarut. (anas pelarutan diferensial didefinisikan sebagai perubahan entalpi jika 1 mol zat terlarut dilarutkan dalam jumlah larutan yang tak terhingga, sehingga konsentrasinya tidak berubah dengan penambahan 1 mol zat terlarut. Secara matematis panas pelarutan diferensial didefinisikan sebagai = d ln >' $ dm yaitu perubahan panas diplot sebagai jumlah mol terlarut, dan panas pelarutan diferensial dapat diperoleh dengan mendaftarkan kemiringan kur6a pada setiap konsentrasi, jadi panas pelarutan diferensial tergantung pada konsentrasi larutan. +ogra, 1""<$ II.? (engaruh /emperatur pada kelarutan (erubahan kelarutan terhadap pengaruh temperatur berhubungan erat dengan panas pelarutan. @at dengan panas pelarutan >'$ positif akan menunjukkan kenaikan suhu pada )aktu zat tersebut dilarutkan. (roses ini dikenal dengan proses endotermis. Sebaliknya zat dengan panas pelarutan >'$ negatif akan menunjukan penurunan suhu yang dikenal dengan proses eksotermis. &adi proses endotermis akan terjadi bila suhu lebih kecil daripada suhu pelarut, begitu pula sebalinya. (rinsip Le Ahatelier menyatakan bah)a untuk proses eksotermis, kondisi suhu menyebabkan penurunan kelarutan, sedangkan pada proses endotermis kenaikan suhu menyebabkan kenaikan kelarutan. (ada umumnya reaksi memiliki panas pelarutan positif sehingga kenaikan temperatur akan menaikkan kelarutan. BanCt 'off menuliskan hubungan antara kelarutan dengan temperatur sebagai berikut =

diintegrasikan dari /1 dan /# maka menghasilkan

dimana D S1 S# E 9 kelarutan pada /1 9 kelarutan pada /# 9 konstanta gas umum

>' 9 panas pelarutan

(ada /1 F /# jika >' positif maka reaksinya endotermis, sedangkan bila >' negatif maka reaksinya eksotermis. (anas pelarutan dapat didefinisikan dari persamaan BanCt 'off =

+engan membuat grafik antara ln S dengan 1G/ maka diperoleh slope sehingga harga >' dapat ditentukan. +ogra, 1""<$ II.H (otensial !imia (otensial kimia dari setiap komponen ditetapkan sebagai perubahan dalam energi bebas sistem jika 1 mol komponen ditambahkan pada sistem dengan jumlah tak terhingga, sehingga tidak ada perubahan dalam komposisi yang terjadi dalam sistem potensial kimia dari gas ideal murni adalah =

IJ /$ 3 E/ ln p

dimana IJ adalah potensial kimia standar. Sedangkan potensial kima gas dalam campuran yaitu =

Ii

Ii murni$ 3 E/ ln ;1

(otensial kimia dari gas dalam campuran lebih kecil dari pada gas murni pada temperatur dan tekanan yang sama, karena ; 1 lebih kecil dari pada gas murni pada temperatur dan tekanan yang sama. 5tkins, 1""<$ II.K 1nergi *ebas dari Aampuran Ideal 1nergi bebas dari campuran gas dapat diturunkan sebagai= >0camp dimana = n ;1 9 jumlah total mol dari suatu sistem 9 fraksimol dari komponen ke 1
9

>0m$

nE/ L ;1. ln .;1

(anas pencampuran dari gas ideal adalah spontan >0 9 >' . / . >S 5tkins, 1""<$ II.M /itrasi /itrasi adalah suatu cara cepat, akurat dan luas dalam mengukur jumlah suatu zat dalam larutan. /itrasi merupakan cara kerja dengan menambahkan 6olume larutan standar tepat yang diperlukan untuk bereaksi dengan zat lain yang normalitasnya tidak diketahui. Larutan standar disebut sebagai titran. %ntuk titrasi, 6olume titran yang dibutuhkan harus diukur secara hati-hati menggunakan buret. &ika 6olume dan konsentrasi dari larutan standar diketahui, maka banyaknya normalitas zat yang dititrasi dapat diketahui. Suatu titrasi adalah dasar dalam suatu reaksi kimia yang dapat dinyatakan sebagai berikut =

a5 3 b* N hasil dimana 5 adalah zat penitrasi, * adalah zat yang dititrasi, a dan b adalah koefisiennya. !hopkar, 1""<$ Suatu reaksi harus memenuhi syarat sebelum digunakan sbagai dasar titrasi, syarat-syaratnya antara lain = 1. #. -. ,. Eeaksi harus berlangsung sesuai persamaan reaksi kimia tertentu, tidak ada reaksi samping. Eeaksi harus berlangsung sampai pada titik ekui6alen atau tetapan kesetimbangan reaksi harus sangat besar. Suatu indikator harus ada untuk menentukan titik ekui6alen yang dicapai +iharapkan bah)a reaksi berlangsung cepat, sebab bila reaksinya lambat titik ekui6alen sulit diamati. %nder)ood, 1"",$ #." 5nalisa *ahan #.".1 5sam Oksalat - 5sam keras, lebih keras daripada asam melanoat - Segera terurai bila dipanaskan dengan '#SO, pekat - '#A#O, mudah teroksidasi oleh larutan !MnO, dalam suasana asam - +iperoleh le)at sulingan kering kalium format atau Pa format atau dengan mengalirkan AO# kering melalui ! atau Pa pada suhu 1-H<oA (udjaatmaka, 1""-$ #.".# PaO' - 'igroskopis, padat - (utih, mudah larut dalam air dengan kelarutan # gG1<< pada <oA - Licin seperti sabun, pahit, amat korosif terhadap kulit
ml air

- (adatan meleleh pada -1M,,oA - Mendidih tanpa terurai pada 1-"<oA - 1lektrolit, basa kuat *asri, 1""H$ #.".- PaAl - @at padat )arna putih - +idapat dari menguapkan dan memurnikan air laut - +apat dibuat dari reaksi netralisasi - /idak larut dalam alkohol - *M 9 ?M,,? gGmol *asri, 1""H$ #."., Indikator (( - *er)arna putih - 'ampir tidak larut dalam air - Sangat larut dalam 1# ml alkohol dan 1<< ml eter - Indikator titrasi mineral dan asam organik - /idak ber)arna pada p' M,? - *er)arna merah muda sampai merah pada p' 9 " +aintith, 1"",$ #.".? 5Quades - *ening, tidak ber)arna, tidak berasa dan tidak berbau - (elarut %ni6ersal - *M 9 1M gGmol - +ensitas 9 1 gGml - p' 9 K netral $ - *ersifat polar *uda6eri, 1""<$

III.

METODE PER#OBAAN III.1 5lat 1. termostat <-?<J A #. termometer -. buret ?< ml ,. erlenmeyer #?< ml ?. gelas beker #?< ml H. pipet 6olume 1< ml K. pengaduk gelas M. tabung reaksi #?< ml III.# *ahan 1. asam oksalat #. larutan PaO' -. indikator (( ,. es batu ?. garam dapur III.- Skema !erja !ristal as.oksalat 0elas beker - pelarutan dalam 1<< ml akuadest pada / #?<JA Larutan as. Oksalat /abung reaksi dg termometer - pemasukan dalam termostat - pengadukan agar temperatur homogen 1< ml lart as. oksalat erlenmeyer

- penitrasian PaO' <.? P - pengamatan

hasil (engulangan perlakuan yang sama pada suhu #<, 1?, 1<, ?, <JA I5. 'IPOTESA (ercobaan kelarutan sebagai fungsi temperatur bertujuan untuk menentukan pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat dan menghitung panas pelarutannya. Suhu yang digunakan dalam percobaan ini berbedaberbeda sehingga kelarutannya akan berbeda pula. *ila suhu dinaikkan maka kelarutan membesar dan sebaliknya, jika suhu diturunkan maka kelarutannya semakin menurun. 5sam oksalat memiliki >' positif.

5.

DATA PEN6AMATAN Po. / RA$ 1. < #. ? -. 1< ,. 1? ?. #< *& gGmL$ <,"""M,1 <,""""H? <,""K<< <,"""<"" <,""M#<'#A#O, mL$ 1< 1< 1< 1< 1< PaO' <,?P mL$ #< #,,KK #M,"# -#,KK -,,H1

PER'ITUN6AN *erat larutan 9 1< : *& air PaO' <,? P yang diperlukan a ml 9
a <,? mol 1<<<

%ntuk 1<<< gram larutan diperlukan 9 !onsentrasi asam oksalat = S 9 Eumus 9 log

1<<< a <,? mol 1< BJ 1<<<

a <,? molG1<<<g 1< BJ

S# H T# T1 = S1 #,-<- T# T 1

S Men7()i Konsen2)(si As(0 Oks(l(2 a. (ada <oA G #K- !


a

b.

(ada ?oA G #KM !


a

9 #< ml
a <,? molG1<<<g 1< BJ
#< <,?

9 #,,KK ml
a <,? molG1<<<g 1< BJ
#,,KK <,?

*& 9 <,"""M,1 gGml S9

*& 9 <,""""H? gGml S 9

S 9 1< <,"""M,1 molG1<<<g molG1<<<g S 9 ",""M,1 molG1<<<g S 9 1,<<<# molG1<<<g S 9 1,<< molG1<<<g c. (ada 1<oA G #M- !
a

S 9 1< <,""""H?
1#,-M?

1<

S 9 ","""H? molG1<<<g S 9 1,#-M?molG1<<<g S 9 1,#,molG1<<<g d.. (ada 1?oA G #MM !


a

9 #M,"# ml
a <,? molG1<<<g 1< BJ
#M,"# <,?

9 -#,KK ml

*& 9 <,""K<< gGml S 9

*& 9 <,"""<"" gGml S 9


a <,? molG1<<<g 1< BJ
-#,KK <,?

S 9 1< <,""K<< molG1<<<g molG1<<<g S 9 ","K<< molG1<<<g S 9 1,,?<, molG1<<<g S 9 1,,? molG1<<<g
1,,,H

S 9 1< <,"""<""
1H,-M?

S 9 ",""<"" molG1<<<g S 9 1,H,<molG1<<<g S 9 1,H, molG1<<<g

e.

(ada #<oA G #"- !


a

9 -,,H1 ml
a <,? molG1<<<g 1< BJ
-,,H1 <,?

*& 9 <,""M#<- gGml S 9

S 9 1< <,""M#<- molG1<<<g S 9 ","M#<- molG1<<<g S 9 1,K--H molG1<<<g S 9 1,K- molG1<<<g S Men7()i H a.
1K,-<?

H antara <-?oA
S1 9 1,<< molG1<<<g /1 9 #K- ! S# 9 1,#,molG1<<<g /# 9 #KM ! log log
S# H T# T1 = S1 #,-<- T# T 1
1,#, H #KM #K- = 1,<< #,-<- #KM. #K-

b.

H antara <-1<oA
S1 9 1,<< molG1<<<g /1 9 #K- ! S# 9 1,,?molG1<<<g /# 9 #M- ! log log
S# H T# T1 = S1 #,-<- T# T 1

1,,? H #M- #K- = 1,<< #,-<- #M-. #K-

log 1,#, 9 <,<"

H ? #,-<- K?M",

l og 1,,? 9 <,1H

H 1< l #,-<- KK#?"

9 H #,MH

1<-? $
H
c. H antara <-1?oA S1 9 1,<< molG1<<<g /1 9 #K- ! S# 9 1,H,molG1<<<g

1<-? $
H
d.

9 H ?,H#

9 -1,H,M? &Gmol

9 #M,H,"M &Gmol

H antara <-#<oA
S1 9 1,<< molG1<<<g /1 9 #K- ! S# 9 1,K-molG1<<<g

/# 9 #MM ! log log


S# H T# T1 = S1 #,-<- T# T 1
1,H, H #MM #K- = 1,<< #,-<- #MM. #K-

/# 9 #"- ! log log


S# H T# T1 = S1 #,-<- T# T 1

1,KH #"- #K- = 1,<< #,-<- #"-. #K-

log 1,H, 9 <,##


,

H 1? #,-<- KMH#,

l og 1,K- 9 <,#,

H #< l #,-<- K""M"

9 H M,#M

1<-? $

9 H 1,<M

1<-

9 #H?K,<1 &Gmol

9 ####,## &Gmol

Po.

Inter6al Suhu
o

S1 molG1<<<g $ 1,<< 1,<< 1,<< 1,<<

S# molG1<<<g$ 1,#, 1,,? 1,H, 1,K H

H
H &Gmol
$ -1,H,M? #M,H,"M #H?K,<1 ####,## #K1M,#K

A$

1. #. -. ,.

<-? <-1< <-1? <-#<

H H

9 #K1M,#K &Gmol 9 #,K1M !&Gmol

No. 1 2

T (K) 273 278

1/T

S 1 1.24

log S 0 0.09

<.<<-HH <.<<-?"

3 4 5

283 288 293

<.<<-?<.<<-,K <.<<-,1

1.45 1.64 1.73

0.16 0.22 0.24

Grafik Hubungan log S dengan 1/T


0.3 0.25 0.2 log S 0.15 0.1 0.05 0 0.0033 0.0034 0.0035 1/T 0.0036 0.0037

y = -988.05x + 3.6318 R2 = 0.9662

log
H

S# H T# T1 = S1 #,-<- T# T 1
1

log S = #,-<-R T 3 konstanta y 9 -"MM,<? : 3 --,H-1M y 9 m: 3 c m 9 #,-<-R


H

E 9 M,-1, &Gmol.!

-"MM,<? 9 #,-<- M,-1,

H 9 1M"1M,-- &Gmol H 9 1M,"1M


!&Gmol 5I. PEMBA'ASAN (ercobaan 7!elarutan sebagai .ungsi /emperatur8 bertujuan untuk menentukan pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat dan menghitung panas pelarutannya. !elarutan adalah banyaknya zat terlarut yang larut

dalam pelarut yang banyaknya tak tentu untuk menghasilkan suatu larutan jenuh. (ada percobaan ini solut yang digunakan ialah asam oksalat, sedangkan akuades berfungsi sebagai sol6ent. 5ir merupakan molekul yang memiliki struktur taklinier dengan sudut '-O-' adalah 1<,,?RA dan merupakan molekul polar karena terjadi polarisasi antara muatan positif dan negatif yang disebut dipol d)i kutub /aslimah, #<<#$. !etika asam oksalat dimasukkan dalam air karena interaksi ion dipol, molekul air mengarahkan antar molekulnya sendiri pada permukaaan padatan dengan jalan ujung negatifnya ke arah kation dan ujung positifnya mengarah ke anion. (ada permukaan padatan, daya tarik antar ion lemah karena adanya daya tarik solut-sol6en. +aya tarik antar ion ini disebut energi kisi dan daya tarik antara solut-sol6en disebut energi sol6asi. Suatu solut dapat larut dalam pelarut bila energi sol6asi lebih besar dari energi kisi. 5sam oksalat larut dalam air berarti energi sol6asinya lebih besar dari energi kisinya. Lama kelamaan setelah asam oksalat ditambahkan terus menerus, larutan menjadi jenuh. Larutan jenuh ditandai dengan terbentuknya endapan yang tidak dapat larut kembali. Saat larutan jenuh tercapai, terjadi kesetimbangan antara zat dalam larutan dan zat yang tidak terlarut. +engan kesetimbangan ini kecepatan melarut akan sama dengan kecepatan mengendap. +alam keadaan jenuh, konsentrasi zat dalam larutan akan selalu tetap )alaupun ditambahkan zat terlarut yang lebih banyak. Pamun, konsentrasi larutan tersebut akan terganggu oleh perubahan temperatur. +engan adanya perubahan temperatur maka akan terjadi perubahan derajat keteraturan molekuler disebut juga perubahan entropi$. Oleh karena itu, perubahan temperatur sangat mempengaruhi. Semakin tinggi temperatur maka kelarutan suatu zat dalam pelarutnya akan cenderung meningkat. 'al ini disebabkan oleh naiknya energi kinetik molekul-molekul zat sehingga tumbukan lebih banyak terjadi yang menyebabkan reaksi lebih cepat. *egitu pula sebaliknya jika temperatur semakin turun, kelarutan semakin berkurang.

(ada percobaan ini, larutan jenuh asam oksalat adalah #<<A dan dilakukan 6ariasi temperatur menjadi 1?RA, 1<RA, ?RA dan <RA. +engan 6ariasi tersebut, larutan asam oksalat pada temperatur yang berbeda-beda dapat diketahui. +ari hasil percobaan dengan penurunan suhu menyebabkan semakin bertambahnya endapan kelarutan asam oksalat dalam air berkurang$. (enurunan temperatur pada larutan asam oksalat menyebabkan semakin bertambahnya jumlah kristal. 'al ini terjadi karena jarak antar molekul dalam larutan yang semula renggang menjadi semakin rapat, sehingga dengan semakin rapat jarak antar molekul, partikel dalam molekul akan semakin sulit tersol6asi dengan air, maka kemampuan membentuk kristalpun semakin besar. Selain itu penurunan kelarutan terjadi karena penyerapan kalor dari lingkungan oleh sistem larutan asam oksalat$, maka kesetimbangan akan begeser ke arah reaksi endotermis. Eeaksi endotermis ditandai dengtan larutan yang terasa dingin. *erdasarkan prinsip Le Ahatelier, 7&ika temperatur dinaikkan, kesetimbangan akan begeser ke arah endoterm dan entalphi suatu zat akan bertambah. 5tkins, 1"",$. %ntuk mengetahui kelarutan asam oksalat konsentrasi asam oksalat$ pada berbagai 6ariasi temperatur, dilakukan titrasi dengan PaO' <,? P yang ditambahkan indikator pp phenolftalein$. /itik eki6alen titrasi ditandai dengan perubahan )arna dari jernih menjadi merah muda. Eeaksi pada saat titrasi dengan PaO' tersebut adalah reaksi netralisasi. Eeaksinya= '#A#O, 3 #PaO' N Pa#A#O, 3 #'#O 5sam oksalat /itrasi merupakan salah satu metode atau cara untuk dapat mengetahui konsentrasi dari larutan asam oksalat pada berbagai 6ariasi suhu yang dikondisikan tersebut, maka harga panas pelarutan dapat dihitung. Semakin rendahnya suhu maka semakin banyak asam oksalat yang mengendap kembali kelarutannya berkurang$ sehingga konsentrasi dalam larutann tersebut akan berkurang. 'al tersebut menyebabkan pada

proses titrasi, 6olume PaO' yang dibutuhkan akan lebih sedikit dari pada 6olume PaO' yang dibutuhkan untuk titrasi pada pencarian konsentrasi pada suhu tinggi. !elarutan asam oksalat dalam air juga bergantung pada berat jenis air. *erat jenis air mulai <RA hingga #<RA cenderung berkurang namun terdapat anomali. (ada suhu ?RA berat jenis air lebih besar dari pada berat jenis air pada suhu <RA. (ada suhu sekitar ,RA, 6olume air sebagai fase cair lebih sedikit dibanding 6olume air pada fase padat. 'al ini berbeda pada umumnya, 6olume pada fase cair biasanya lebih banyak dibandingkan 6olume pada fase padatnya. !eadaan ini mengakibatkan kelarutan asam oksalat pada suhu ?RA menjadi lebih kecil dari pada saat <RA, maka dibuhkan 6olume PaO' yang lebih banyak dibandingkan 6olume PaO' untuk menetralkan asam oksalat pada A. (erbedaan berat jenisnya tidak terlalu besar sehingga kelarutannya hanya sedikit berbeda. Sedangkan untuk hubungan temperatur dengan panas pelarutan adalah sebanding. Semakin tinggi temperatur semakin tinggi pula panas pelarutan begitu pula sebaliknya. 'al ini terjadi karena pada saat larutan jenuh terjadi kesetimbangan, sehingga energi 0ibbs 0$ sama dengan nol. 0 9 <

' T / . S 9 < ' 9 / . S

%ntuk menentukan panas kelarutan, digunakan dua metode yaitu menerapkan rumus BanCt 'off dan menggunakan grafik log S terhadap 1G/. 'asil yang diperoleh seteleh menerapkan rumus BanCt 'off ' sebesar H 9 #,K1M !&Gmol dan dengan menggunakan grafik ' sebesar

H 9 1M,"1M !&Gmol
5II. KESIMPULAN K.1 Semakin rendah temperatur suatu larutan, kelarutannya akan semakin kecil, terbukti semakin banyak endapan yang terjadi.

K.# +ari hasil perhitungan panas pelarutan yang didapat sebesar H 9 #,K1M !&Gmol dan dengan menggunakan grafik ' sebesar H 9 1M,"1M !&Gmol 5III. DAFTAR PUSTAKA 5tkins, (. U., 1"",, Kimia Fisika Jilid I. 1rlangga= &akarta *asri, Sarjoni, 1""H, Kamus Kimia. Eineka Aipta= &akarta *uda6ari, Susan, 1"KH, The Merck Index, /he Merck, Ao= Pe)york. +aintith, &ohn, 1"",, Kamus Lengakp Kimia, 1rlangga= &akarta. +ogra, S. !., 1""<, Kimia Fisik dan Soal-Soal, %I (ress= &akarta.. !eenan, Aharles, 1""#. Ilmu Kimia Un uk Uni!ersi as. 1rlangga= &akarta !hopkar, S. M., #<<-, Konsep "asar Kimia #nali ik, &akarta= %I (ress (etruci, Ealph, 1""#, Kimia "asar, &akarta= 1rlangga (udjaatmaka, '., #<<#, Kamus Kimia $rganik, +epdikbud.= &akarta %nder)ood, #<<1, #nalisa kimia Kuan i a i%, 1rlangga= &akarta.

LAMPIRAN 1. 5pakah yang disebut kelarutan suatu senya)aV !elarutan suatu senya)a adalah besaran yang menyatakan jumlah suatu zat terlarut yang terdapat dalam sebuah sistem larutan jenuh #. 5pa hubungan antara kelarutan dengan temperaturV

'ubungan antara kelarutan dan temperatur adalah semakin tinggi temperatur, kelarutan suatu senya)a semakin besar. 'al ini disebabkan semakin tinggi temperatur, semakin besar energi kinetik yang terjadi pada partikel-pertikel dalam larutan, menyebabkan frekuensi tumbukan antar partikel-pertikel tersebut semakin besar, sehingga akan semakin mudah pelarut untuk mensol6asi zat terlarut. -. 5pa hubungan kelarutan dengan konsentrasi suatu senya)a dalam larutanV 'ubungan antara kelarutan dengan konsentrasi adalah, semakin besar kelarutan suatu zat terlarut pada suatu larutan, maka semakin besar konsentrasi zat terlarut tersebut dalam larutan itu. Sedangkan jika kelarutannya kecil, maka sebagian dari konsentrasi zat terlarut akan mengendap, sehingga konsentrasi zat terDarut dalam larutan berkurang. ,. *agaimana definisi panas pelarutan suatu zat pada larutanV (anas pelarutan adalah kalor yang diserap atau dilepaskan oleh suatu zat terlarut untuk melarut membentuk suatu larutan.

Anda mungkin juga menyukai