Anda di halaman 1dari 18

M. Manulang, 1981, Pengantar Ekonomi Perusahaan, Liberty, Yogyakarta.

Indriyo Gitosudarmo, Pengantar Bisnis, BPFE, Yogyakarta.


Rachmadi Usman, 2000, Hk. Ekonomi Dalam Dinamika, Djmbatan, Jakarta.
Ade Manan S., 2001, Aspek Hukum Dalam Ekonomi Global, Ghalia
Indonesia, Jakarta.
Sunaryati Hartono, 1982, Hukum Ekonomi Pembangunan Indonesia,
Binacipta, Bandung.
Sumantoro, 1986, Hukum Ekonomi, UI Press, Jakarta.
M. Djmhana, 1994, Hk. Ekonomi Sosial Indonesia, Citra Aditya Bakti,
Bandung.
Elly E, 1995, Sistem dan Luas Lingkup Hukum Ekonomi, UNPAD Bandung.
Adolf, Huala, Sistem Ekonomi Internasional, Citra Aditya Bakti, Bandung.
Elly E, 1995, Sistem Dan Luas Lukum Ekonomi, UNPAD, Bandung.
Hata, 1998, Aspek-Aspek Hukum Dan Non Hukum Perdagangan Internasional
Dalam Sistem GATT dan WTO, STHB Press, Bandung.
Berbagai produk PUUan di bidang ekonomi.



Berasal dari bhs Belanda
Verzekering (pertanggungan), unsurnya:
Verzekeraar = penanggung
Verzekerde = tertanggung
Atau assurantie/assuransie, unsurnya:
Assurarde = penanggung
Geassrurarde = tertanggung
Ps 246 KUHD:
Pertanggungan adl suatu perjanjian dgn mana
seorang penanggung mengikatkan diri kpd seorang
tertanggung, dgn menerima premi, utk
memberikan penggantian kpdnya krn suatu
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yg diharapkan, yg mgk akan dideritanya krn suatu
peristiwa yg tak tertentu (onzekervoorval)
Mnrt ilmu pengetahuan
1. Asuransi kerugian: kontra prestasi bdsk realita
kerugian
2. Asuransi jumlah: besaran uang sudah
ditentukan sejak awal tanpa melihat kerugian
Mnrt perkembangan kebutuhan masyrkt
1. Asuransi kerugian
2. Asuransi jiwa
3. Arusansi varia
Mnrt kesepakatan pihak yg membuat (John H.
Magee):
1. Asuransi wajib
2. Asuransi sukarela, terdiri dari:
a. Government insurance, ex: jaminan bagi
prajurit cacat
b. Commercial insurance, melindungi org/keluarga
serta perusahaan dari risiko2 yg mendatangkan
kerugian, komersial dgn motif keuntungan

Benda pertanggungan (verzekerd voorwerp)
adalah benda yg dipertanggungkan, ex: rumah,
mobil, kapal, perusahaan, jiwa, dll
Obyek pertanggungan (voorwerp der verzekering)
adalah kepentingan (belang), merpk hak subjektif
yg mgk akan lenyap atau berkurang krn terjadinya
suatu peristiwa tak tentu (onzeker voorval)
Purwosutjipto: kepentingan adl hak atau
kewajiban tertanggung yg dipertanggungkan
Tunduk pd syarat umum perjanjian Ps 1320 KUHPer
Ditambah satu syarat lagi dlm pertanggungan, yi
adanya pemberitaan ttg semua keadaan yg
diketahui oleh tertanggung mengenai benda
pertanggungan

Ps 257 (1) KUHD: perj pertanggungan tjd
seketika setelah ditutup, hak dan
kewajiban antara penanggung dan
tertanggung timbal balik mulai berlaku
sejak saat itu, bahkan sblm polis
ditandatangani (bersifat konsensual)
Ps 255 KUHD: suatu pertanggungan harus
dibuat secara tertulis dlm suatu akta yg
disebut polis (bersifat formal)
Kesimp: kedua pasal ini bertentangan
Ps 255 tdk memuat syarat pembatalan bagi
pertanggungan tanpa polis, berarti polis bukan merpk
syarat mutlak dlm perj pertanggungan.
Polis hanya merpk alat bukti adanya perj
pertanggungan (Ps 258 (1) KUHD)

BENTUK PERJANJIAN PERTANGGUNGAN
Berbentuk tertulis dan dituangkan dalam format
standar (dibakukan)
Adl akta yg memuat perj pertanggungan
Polis dibuat oleh tertanggung dan ditujukan kpd
penanggung utk ditandatangani, dgn ketentuan:
1. Bila perj dibuat oleh tertanggung dan
penanggung scr langsung, mk jangka wktnya adl
24 jam (Ps 259)
2. Bila dibuat melalui makelar, mk jangka wktnya
adl 8 (delapan) hari (Ps 260)
3. Kelalaian thd Ps 259 dan 260, penanggung atau
makelar wajib memberi ganti rugi kpd
tertanggung atas kerugian yg timbul krnnya (Ps
261)
Ps 256 KUHD:
a. Hari ditutupnya perj pertanggungan
b. Nama org yg menutup pertanggungan
c. Uraian mengenai benda pertanggungan
d. Jumlah pertanggungan
e. Bahaya2 yg ditanggung oleh penanggung
f. Saat mulai dan saat berakhirnya bahaya itu berjalan
g. Jmlh uang pertanggungan
h. Keterangan tambahan bagi
penanggung dan janji2 khusus
i. Tanda tangan penanggung
j. Besarnya premi yg hrs dibyrkan.

Bahaya merpk peristiwa tak tentu (onzeker voorval),
yaitu peristiwa yg biasanya, mnrt pengalaman
manusia, belum tentu tjd, ex: bahaya
kebakaran,pencurian,dll
Jika peristiwa tak tentu ini mjd kenyataan, maka
disebut evenement
Evenement harus merpk sebab langsung dari kerugian
tertanggung
Jd hubungan evenement dgn kerugian adl hub kausal
(sebab akibat)
Berasal dari bahasa latin, artinya ganti kerugian
Inti prinsip indemnitas adl keseimbangan, yakni
seimbang antara kerugian yg betul2 diderita
oleh tertanggung dgn jumlah ganti kerugiannya
Bentuk prinsip indemnitas:
1. Ps 252 melarang pertanggungan kedua utk
jangka wkt yg sama, bahaya yg sama, atas
benda yg sdh dipertanggungkan utk nilai penuh
2. Ps 253 (1) melarang pertanggungan yg melebihi
nilai kepentingan yg sebenarnya
3. Ps 288 (2) dan (3) jmlh gnti kerugian hnya
terbatas pd kerugian yg betul2 diderita
tertanggung
Ps 246: premi adl kewajiban tertanggung, sbg
imbalan dari kewajiban penanggung utk mengganti
kerugian tertanggung
Jmlh premi ditetapkan pd wkt perj dibuat, kecuali
pada pertanggungan saling menanggung
Premi dibayar tunai saat perjanjian pertanggungan
ditutup. Bila premi diperjanjikan dgn angsuran,
maka premi dibayar tiap2 wkt angsuran
Adl penyerahan hak menuntut dari tertanggung kpd
penanggung, mana kala jmlh ganti kerugian
sepenuhnya sudah diganti oleh penanggung (Ps 284
KUHD)
Penanggung hanya berhak menuntut ganti kerugian
pada pihak ketiga sebesar jumlah ganti kerugian
yag telah dibayarkan kpd tertanggung
Subrogasi dpt dilakukan bila:
a. Tertanggung memiliki hak2 thdp pihak ketiga
b. Hak2 itu ada karena timbulnya kerugian
Pertanggungan ulang (hervezekering/
reinsurance), yi perj timbal balik antara
seorang penanggung pertama dgn seorang
penanggung lainnya, di mana penanggung
reasuransi itu, dgn menerima uang premi yg
telah ditetapkan jmlhnya, bersedia utk
mengganti rugi kpd penanggung pertama, sbg
akibat dari perj pertanggungan yg dibuat oleh
penanggung pertama dgn pihak tertanggung
pertama (diatur dlm Ps 271 KUHD)

Anda mungkin juga menyukai