A. Usaha Perasuransian
1. Jenis Usaha Asuransi
Istilah perasuransian melingkupi kegiatan
usaha yang bergerak di bidang usaha
asuransi dan usaha penunjang usaha
asuransi, yang diatur dalam Pasal 2 huruf
(a) dan huruf (b) UU No.2 Tahun 1992.
B. Perusahaan Perasuransian
Mengenai kepemilikan perusahaan perasuransian ditentukan
menurut Pasal 8 (1) UU No.2/1992, dengan jumlah modal
yang ditentukan dalam Pasal 6 Peraturan Pemerintah No.73
Tahun 1992
2. Kewenangan (Authority)
Kewenangan tersebut ada yang bersifat subyektif
ataupun obyektif.
Kewenangan subyektif artinya pihak sudah
dewasa, sehat ingatan, tidak berada di bawah
perwalian (trusteeship), atau pemegang kuasa
yang sah.
Kewenangan obyektif artinya tertanggung
mempunyai hubungan yang sah dengan benda
obyek asuransi karena benda tersebut adalah
kekayaan miliknya sendiri.
Materi Kuliah - Ira Dompas S.H, M.H
3. Obyek Tertentu (Fixed Object)
adalah obyek yang diasuransikan, dapat berupa
harta kekayaan dan kepentingan yang melekat
pada harta kekayaan, dapat pula berupa jiwa atau
raga manusia.
Tertanggung harus dapat membuktikan bahwa ia
adalah benar sebagai pemilik atau mempunyai
kepentingan atas obyek asuransi. Apabila
tertanggung tidak dapat membuktikannya, maka
akan timbul anggapan bahwa tertanggung tidak
mempunyai kepentingan apa-apa, yang
mengakibatkan asuransi batal (null and void).
• Agen pertanggungan
1. Agen pertanggungan bentuk pertama, yaitu
bertindak bagi kepentingan perusahaan
pertanggungan dengan mencari langganan
bagi perusahaannya, tetapi dapat juga
bertindak untuk kepentingan calon
tertanggung dan menerima amanatnya.
3. Pemberatan Risiko
Keadaan yang memberatkan risiko ini baru timbul
setelah asuransi berjalan. Jika tertanggung tidak
memberitahukan hal itu kepada penanggung, maka
asuransi batal, atau jika menimbulkan kerugian,
penanggung tidak berkewajiban membayar klaim
ganti kerugian.
A. Asuransi Rangkap
Dalam Pasal 252 KUHD ditentukan, “kecuali
dalam hal yang ditentukan oleh undang-
undang, tidak boleh diadakan asuransi
kedua untuk waktu yang sama dan untuk
evenemen yang sama atas benda yang
sudah diasuransikan dengan nilai penuh,
dengan ancaman asuransi kedua tersebut
batal.”