Anda di halaman 1dari 105

Kementerian Negara Riset dan Teknologi

Republik Indonesia

INDONESIA 2005 - 2025

BUKU PUTIH





Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan
untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan
Energi Tahun 2025




Jakarta, 2006





MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI
REPUBLIK INDONESIA



SAMBUTAN

Dalam tata informasi, terdapat 9 dokumen dan produk hukum yang berkaitan
dengan kebijakan penyelenggaraan pembangunan Iptek di Indonesia, yaitu UUD
1945, UU No. 18 tahun 2002, Inpres No. 4 tahun 2003, Peraturan Pemenrintah No.
20 tahun 2005, Visi Misi Iptek 2025, Rencana Pembangunan J angka Menengah
(RPJ M) 2005-2009, Visi Misi Lembaga Litbang dan yang terakhir adalah Naskah
akademik dalam bentuk Buku Putih. Muara dari seluruh informasi, dokumen dan
arahan itu adalah Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (J AKSTRANAS IPTEK 2005-2009), yang merupakan pedoman arah,
prioritas dan kerangka kebijakan pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi
tahun 2005-2009.
Mengikuti arahan pembangunan sebagaimana digariskan dalam Rencana
Pembangunan J angka Menengah 2005-2009 dan dirumuskan strateginya secara
mendalam dalam J AKSTRANAS IPTEK 2005-2009, maka naskah akademik buku
putih disusun dalam 6 bidang fokus yaitu pangan, energi, transportasi, teknologi
informasi, teknologi pertahanan dan kesehatan.
Tujuan penting yang hendak dicapai dengan penyusunan naskah akademik
buku putih adalah memberikan dukungan informasi dan landasan akademik setiap
bidang fokus dan juga memberikan tahapan pencapaian atau roadmap dari
strategi pembangunan Iptek sebagaimana direncanakan dalam RPJ M 2005-2009
atau dirumuskan sebagai kebijakan strategis di dalam J AKSTRANAS IPTEK 2005-
2009.


i


Diharapkan melalui Buku Putih Penelitian, Pengembangan Dan Penerapan
Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan Terbarukan Untuk
Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 - 2025 ini seluruh pihak
yang berkepentingan dengan pembangunan Iptek di Indonesia, baik pemerintah,
swasta, perguruan tinggi maupun lembaga litabang dapat memanfaatkan sebaik-
baiknya informasi yang disampaikan, untuk diterapkan sebagai bagian strategi yang
disusun oleh masing-masing institusi.

J akarta, Agustus 2006

Menteri Negara Riset dan Teknologi

Kusmayanto Kadiman





ii
DAFTAR ISI
Hal
Sambutan i
Daftar isi ............................................................................................................... iii
Daftar Singkatan dan Gambar ............................................................................. ii
I. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
II. KONDISI SEKARANG ..................................................................................... 2
2.1 Ketersediaan Energi Saat Ini ................................................................. 2
2.2 Antisipasi Terhadap Doomsday Energi dan Usulan
untuk Menyelesaikannya ......................................................................
4
2.3 Pandangan Pemangku Kepentingan (Stakeholder) .............................. 10
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS ....................................................... 12
3.1 Kekuatan dan Kelemahan ..................................................................... 12
3.2 Peluang dan Tantangan ........................................................................ 12
3.3 Solusi ........................................................................... 13
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN
PENERAPAN IPTEK ENERGI BARU DAN TERBARUKAN MENDUKUNG
KETERSEDIAAN ENERGI 2025 ....................................................................
15
4.1 Visi ......................................................................................................... 15
4.2 Misi ........................................................................................................ 15
4.3 Tujuan .................................................................................................... 15
4.4 Sasaran ................................................................................................. 15
4.5 Metodologi ............................................................................................. 16
4.6 Roadmap ............................................................................................... 17
4.7 Strategi .................................................................................................. 17
4.8 Rekomendasi Kebijakan ........................................................................ 20
4.9 Prakondisi dan Indikator Keberhasilan .................................................. 20
V. PENUTUP ....................................................................................................... 22
Daftar Pustaka ..................................................................................................... 23
Anggota Gugus Tugas Energi dan Nara Sumber ................................................ 24
Lampiran Roadmap Sektor Energi........................................................................ 28
1 Roadmap sektor energi Bio-Diesel .............................................................. 29
2 Roadmap sektor energi Bio-Ethanol ............................................................ 34
3 Roadmap sektor energi Bio-Oil .................................................................... 39
4 Roadmap sektor energi Pure Plant Oil ........................................................ 42
5 Roadmap sektor energi Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa ............ 45
6 Roadmap sektor energi Panas Bumi ........................................................... 48
7 Roadmap sektor energi Angin / Bayu .......................................................... 53
8 Roadmap sektor energi Mikro Hidro ............................................................ 56
9 Roadmap sektor energi Surya (Fotovoltaik) ................................................ 59
10 Roadmap sektor energi Surya / Thermal ..................................................... 63
11 Roadmap sektor energi Arus Laut ............................................................... 67
12 Roadmap sektor energi Gelombang ............................................................ 70
13 Roadmap sektor energi Hidrogen/Fuel Cell ................................................. 73
14 Roadmap sektor energi Nuklir ..................................................................... 77
15 Roadmap sektor energi Batubara ................................................................ 83
16 Roadmap sektor energi Gas Bumi ............................................................... 87
17 Roadmap sektor energi Minyak Bumi .......................................................... 93
18 Roadmap konservasi energi .................................... .................................. 97
iii


DAFTAR SINGKATAN

No Singkatan Kepanjangan
1 SBM Setara Barel Minyak
2 BOE Barrels of Oil Equivalent
3 TWh Terra Watt-hours (Terrawatt-jam =TWjam)
4 TWth Terra Watt-tahun
5 GWth Gega Watt tahun
6 MMBTU Millions British Thermal Unit
7 TSCF Trillion Standard Cubic Feet
8 NPV Net Present Value
9 FOB Free on Board
10 PLTU Pembangkit Listrik Tenaga Uap (Batubara, Minyak, Gas)
11 PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Bayu
12 PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya
13 PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro



DAFTAR GAMBAR

No. N a m a G a m b a r Hal
1 Proyeksi kebutuhan energi final Nasional per sektor 5
2 Proyeksi penyediaan energi nasional 6
3 Proyeksi produksi pembangkitan listrik Nasional 6
4 Produksi listrik J amali sesuai jenis bahan bakarnya 7
5 Grafik proyeksi ekspor-impor minyak mentah dan BBM 7
6 Grafik emisi gas buang sektor energi 8
7 NPV tahunan sektor energi 8



iv
I. PENDAHULUAN

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) merupakan unsur kemajuan peradaban
manusia yang sangat penting, karena melalui kemajuan IPTEK, manusia dapat
mendayagunakan kekayaan dan lingkungan alam ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas kehidupannya. Kemajuan IPTEK
juga mendorong terjadinya globalisasi budaya kehidupan manusia karena manusia
semakin mampu mengatasi dimensi jarak dan waktu dalam kehidupannya.
Penguasaan Iptek suatu bangsa akan sangat mempengaruhi posisi tawar dalam
persaingan global. Beberapa indikasi sering diungkapkan di media ataupun dalam
pembicaraan di masyarakat, yaitu bahwa masyarakat Indonesia secara umum masih
tertinggal tingkat kesejahteraan dan pendidikannya, lemah dalam menghasilkan
karya yang inovatif dan kurang kreatif . Oleh karena itu bangsa Indonesia belum
sepenuhnya mandiri di tengah persaingan dengan bangsa lain di dunia.
Sudah diakui dunia, bahwa salah satu faktor penting penentu daya saing suatu
negara adalah penguasaan teknologi. Semua hal tersebut di atas mendasari visi
penelitian, pengembangan dan penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(litbangrap IPTEK) bidang energi, yaitu: Terwujudnya ketersediaan energi yang
didukung kemampuan nasional IPTEK yang mengacu pada amanat Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Undang-undang No 18 tahun 2002 tentang
Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek, Inpres No.
4/2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis
Pembangunan Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dan Perpres No. 5/2006
tentang Kebijakan Energi Nasional.
Mengingat bahwa Pemerintah Indonesia mempunyai keterbatasan dalam sarana dan
pra-sarana yang diperlukan untuk mewujudkan visi tersebut di atas, maka langkah
yang fokus dan strategis sangat diperlukan, sehingga pencapaian tujuan dari Visi
IPTEK 2025 Kementerian Ristek dapat berhasil. Dalam sistem nasional penelitian,
pengembangan dan penerapan Iptek, ada langkah yang dipandang sangat
mendesak, yaitu langkah yang harus dilakukan segera (urgent) untuk kelangsungan
hidup (survival) bangsa; dan ada langkah yang penting (important), yaitu langkah
yang strategis dan jangka panjang untuk kemandirian bangsa, dengan tetap
mengindahkan pengaruh dan konvensi internasional.
1
II. KONDISI SEKARANG
2.1. Ketersediaan Energi Saat Ini
Energi mempunyai peranan penting dalam pencapaian tujuan sosial, ekonomi dan
lingkungan untuk pembangunan berkelanjutan serta merupakan pendukung bagi
kegiatan ekonomi nasional. Penggunaan energi di Indonesia meningkat pesat
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan
akses ke energi yang andal dan terjangkau merupakan prasyarat utama untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat.
Keterbatasan akses ke energi komersial telah menyebabkan pemakaian energi per
kapita masih rendah dibandingkan dengan negara lainnya. Konsumsi per kapita
pada saat ini sekitar 3 SBM yang setara dengan kurang lebih sepertiga konsumsi per
kapita rerata negara SE!. "ua pertiga dari total kebutuhan energi nasional
berasal dari energi komersial dan sisanya berasal dari biomassa yang digunakan
secara tradisional #non$komersial%. Sekitar separuh dari keseluruhan rumah tangga
belum terjangkau dengan sistem elektri&ikasi !asional.
"ata dari dokumen '"I #Human Development Index% tahun ())* menyebutkan
bah+a konsumsi tenaga listrik,orang di Indonesia masih -.3 k/h,cap. ngka ini
masih di ba+ah negara tetangga kita Malaysia, #3.(3- k/h,cap%, 0hailand #1.2.)
k/h,cap%, 3ilipina #.1) k/h,cap%, dan Singapura #4.5.1 k/h,cap%.
Sumberdaya energi primer baik energi &osil maupun energi terbarukan yang ada di
Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel 1 berikut. Sumber energi
terbarukan, antara lain panas bumi, biomasa, energi surya dan energi angin relati&
cukup besar.
Penggunaan energi sampai saat ini secara ekonomi juga belum optimal, hal ini
ditunjukkan oleh elastisitas penggunaan energi yang masih di atas 1 #satu% dan
intensitas pemakaian energi yang masih lebih tinggi dibandingkan dengan intensitas
rerata dari negara SE!. Indonesia memerlukan energi sekitar -,1 kg setara
minyak untuk menghasilkan setiap 6
1
7"P #GDP per unit of energy use 2000 PPP
US$ per kg of oil euivalent%. Sedangkan negara$negara lainnya memerlukan kurang
dari angka tersebut untuk menghasilkan 7"P yang sama.
0abel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia #0ahun ())*%
(
JENIS ENERGI
FOSIL
SUMBER
DAYA
CADANGAN
RODUKSI
!"er #a$%n&
RASIO CAD'ROD
!tan"a e(")*rasi&
#a$%n
Minyak
2.,5
miliar barel
5,1
miliar barel
324
juta barel
(3
7as
32-,4
0S83
12*,2
0S83 #P19P(%
(,54
0S83
.(
Batubara
*2
miliar ton
15,3
miliar ton
13(
juta ton
1-.
2
ENERGI
NON FOSIL
SUMBER
DAYA
SE#ARA EMAN
FAA#AN
KAASI#AS
#ERASANG
0enaga ir
2-*,)
juta B:E
4*,.4 7/ ..22*1,) 7/h -,( 7/
Panas Bumi
(15,)
juta SBM
(4,1- 7/ (.*53,*) 7/h ),2*( 7/
Mini,micro hydro ),-. 7/ ),-. 7/ ),)2- 7/
Biomassa -5,21 7/ ),3)( 7/
0enaga Surya
-,2)
k/h,m(,hari
),))2 7/
0enaga ngin 5,(5 7/ ),)))* 7/
;ranium (-.11( ton
<%
33,) 7/
<%
<%hanya di daerah Kalan, Kalimantan Barat
1%
PPP tahun ()))
(%
D!SD"
Kita harus bersyukur bah+a negara kita dikaruniai dengan berbagai jenis sumber
energi, meskipun tidak banyak dibandingkan dengan cadangan dunia. !amun
apabila diperhatikan bah+a jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka
cadangan per$kapita ternyata tidak cukup besar. :leh karena itu kita harus cermat
dalam mengelola sumber energi tersebut.
Penggunaan BBM meningkat pesat, terutama untuk transportasi, yang sulit
digantikan oleh jenis energi lainnya. Ketergantungan kepada BBM masih tinggi, lebih
dari .) persen dari konsumsi energi &inal. Pembangkitan tenaga listrik di beberapa
lokasi tertentu masih mengandalkan BBM karena pada +aktu yang lalu harga BBM
masih relati& murah #karena di subsidi%, jauh dari sumber batubara, jaringan pipa gas
bumi masih terbatas, lokasi potensi tenaga air yang jauh dari konsumen dan
pengembangan panas bumi serta energi terbarukan lain yang relati& masih lebih
mahal.
Kebutuhan energi dalam negeri selama ini dipasok dari produksi dalam negeri dan
sebagian dari impor, yang pangsanya cenderung meningkat. Komponen terbesar
dari impor energi adalah minyak bumi dan BBM. Kemampuan produksi lapangan
minyak bumi semakin menurun sehingga membatasi tingkat produksinya. "alam
satu dekade terakhir, kapasitas produksi kilang BBM dalam negeri tidak bertambah,
sedangkan permintaan BBM di dalam negeri meningkat dengan cepat. Pada tahun
())* peranan minyak bumi impor untuk kebutuhan bahan baku kilang BBM sudah
mencapai -) persen sedangkan peranan BBM impor untuk pemakaian dalam negeri
mencapai 3( persen.
Ekspor minyak dan kondensat cenderung semakin menurun sejalan dengan produksi
minyak dalam negeri yang cenderung terus menurun karena penuaan sumur yang
ada dan juga keterlambatan in=estasi untuk eksplorasi dan eksploitasi sumber
minyak baru. Bilamana tidak segera ditemukan sumber minyak baru, Indonesia akan
semakin menjadi negara >net oil importer country? seperti yang sudah terjadi saat ini.
Suatu gejala yang cukup merisaukan bagi keberlanjutan penyediaan energi jangka
panjang, apalagi di tengah harga minyak internasional yang semakin tinggi seperti
sekarang ini.
Penggunaan energi terbarukan belum besar, kecuali tenaga air, karena biaya
produksinya belum kompetiti& dibandingkan dengan energi kon=ensional. Pada
umumnya harga listrik yang dibangkitkan dari P@0S, P@0B, 7eothermal dan P@0
energi terbarukan lainnya masih lebih tinggi daripada yang dibangkitkan dengan
3
BBM #bersubsidi% kecuali P@0M'. Sampai dengan tahun ())*, kapasitas terpasang
energi baru dan terbarukan hanya sekitar 3,) A dari potensi yang tersedia.
Kapasitas terpasang dari P@0S sebesar 2 M/, dari P@0B sebesar ),* M/, dari
P@0M' sebesar *- M/ dan dari P@0 terbarukan lainnya #biomassa% sebesar 3)(,*
M/. Sedangkan energi nuklir belum dapat diman&aatkan meskipun sudah dapat
mencapai nilai keekonomiannya, karena adanya hambatan dari aspek penerimaaan
masyarakat dan besarnya in=estasi a+al yang dibutuhkan.
2.2. Antisi"asi ter$ada" +Doomsday+ Energi dan %s%)an %nt%(
,en-e)esai(ann-a
Kondisi kehidupan yang bergantung pada BBM import yang semakin besar, harga
minyak yang cenderung meningkat, subsidi yang sulit dihentikan, dan penggunaan
energi yang sangat boros, serta pertumbuhan penduduk masih tinggi, akan
memba+a kehidupan ke berbagai permasalahan yang menghambat pertumbuhan
ekonomi. pabila kondisi buruk ini #doomsday% terjadi, maka akan sulit untuk
memperbaikinya.
Pada saat ini kondisi energi nasional mengalami masa transisi dari monopoli$
sentralisasi ke arah terbuka$desentralisasi. 0antangan globalisasi dan re&ormasi
telah membentuk restrukturisasi sektor energi agar dapat meningkatkan e&isiensi dan
transparansi. Penggunaan energi nasional meningkat pesat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. Sedangkan akses ke energi
yang andal dan terjangkau merupakan salah satu prasyarat penting untuk
meningkatkan standar hidup masyarakat.
;ntuk itu diperlukan suatu kebijakan nasional jangka panjang di bidang energi yang
dapat menja+ab beberapa tantangan utama yang tengah dihadapi masyarakat
Indonesia dalam me+ujudkan penyediaan energi yang berkelanjutan #energy
sustaina#ility%. Penyediaan energi berkelanjutan meliputi antara lainB memperluas
akses kepada kecukupan pasokan energi, andal dan terjangkau dengan
memperhatikan seluruh sarana,prasarana yang diperlukan #energy security% dan
dampak lingkungan yang ditimbulkan. ;ntuk itu perlu dibuat suatu studi perencanaan
energi jangka panjang yang dapat memberikan kepastian jaminan pasokan energi
yang berkelanjutan.
Kondisi yang sangat tidak menguntungkan bagi perkembangan energi nasional
dapat disebut sebagai $Doomsday Scenario% yaitu keterpurukan di bidang
penyediaan energi yang akan berdampak besar pada kehidupan sosial, politik,
ekonomi dan lingkungan di Indonesia.
Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun ())3,())- terdiri atas empat
tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik, membuat
proyeksi kebutuhan #demand%, membuat rencana pengembangan pembangkit listrik,
membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan pasokan
#supply% berdasar prinsip market eCuilibrium. Studi ini memperkirakan pertumbuhan
penduduk rerata 1,-A per tahun atau dari (1( juta tahun ())( menjadi (43 juta pada
tahun ()(). Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata sekitar .A
pertahun. 'arga minyak bumi diasumsikan (* ;S6,barrel di a+al studi dan
meningkat menjadi (2 6,barrel, harga batubara (- ;S6,ton dan meningkat menjadi
(4 ;S6,ton, harga gas adalah (.( ;S6,MMB0; #3:B% dengan peningkatan sesuai
harga minyak dan dengan discount rate 1)A.
"alam perkembangannya, pada tahun ())* asumsi$asumsi yang digunakan dalam
studi ini telah mengalami banyak perubahan terutama asumsi mengenai harga
4
energi. Pada tahun ())* harga minyak dunia rata$rata sebesar *3 ;S6,barel,
harga$harga energi &osil biasanya menyesuaikan dengan harga minyak bumi.
"engan kondisi seperti ini, permasalahan energi di Indonesia menjadi semakin berat.
Mengingat +ilayah Indonesia sangat luas, maka untuk dapat lebih mere&leksikan
perkembangan masing$masing daerah dalam studi ini +ilayah Indonesia dibagi
menjadi empat +ilayah, yaituB Da+a, Madura dan Bali #Damali%, Sumatra, Kalimantan,
dan Pulau @ain #Sula+esi, Maluku, Papua, !0B dan !00%. Pada bahasan tentang
permasalahan yang terkait dengan Doomsday Scenario, yang sering dimunculkan
adalah disparitas antara Da+a, Madura dan Bali #Damali% dan @uar Da+a, karena di
kedua sisi +ilayah tersebut muncul perbedaan besar hampir di semua sektor,
khususnya di sektor energi, baik dari sisi kebutuhan maupun dari sisi penyediaan.
'asil proyeksi kebutuhan energi #demand% dan hasil proyeksi penyediaan energi
#supply%B
7ambar 1. Proyeksi Kebutuhan Energi 3inal !asional per Sektor #7/th%
).))
*).))
1)).))
1*).))
()).))
(*).))
3)).))
3*).))
())( ())* ()1) ()1* ()()
Industry 3reight transp. Passenger transp. 'ouseholds Ser=ices
5
673 Juta SBM
16080 Juta SBM
7ambar (. Proyeksi Penyediaan Energi !asional #KSBM%

'asil proyeksi kapasitas pembangkitan listrik nasionalB

7ambar 3. Proyeksi Produksi Pembangkitan @istrik !asional #0/jam%
$
()),)))
-)),)))
.)),)))
2)),)))
1,))),)))
1,()),)))
1,-)),)))
(
)
)
(
(
)
)
-
(
)
)
.
(
)
)
2
(
)
1
)
(
)
1
(
(
)
1
-
(
)
1
.
(
)
1
2
(
)
(
)
K SMB
Minyak 7as
Batubara Biomassa,E. Matahari
Panas Bumi,'idro !uklir

86,3 Twh
6
$
*)
1))
1*)
())
(*)
3))
3*)
-))
(
)
)
(
(
)
)
3
(
)
)
-
(
)
)
*
(
)
)
.
(
)
)
4
(
)
)
2
(
)
)
5
(
)
1
)
(
)
1
1
(
)
1
(
(
)
1
3
(
)
1
-
(
)
1
*
(
)
1
.
(
)
1
4
(
)
1
2
(
)
1
5
(
)
(
)
0/h
Da+a Sumatra Kalimantan Pulau lain


7ambar -. Produksi @istrik Damali sesuai Denis Bahan Bakarnya #Duta SBM%
'asil proyeksi ekspor$impor energi dan hasil proyeksi emisi gas buang


7ambar *. 7ra&ik Proyeksi Ekspor$Impor Minyak Mentah dan BBM
Produksi @istrik Menurut Denis Bahan Bakar Pembangkit
$
*)
1))
1*)
())
(*)
3))
(
)
)
(
(
)
)
-
(
)
)
.
(
)
)
2
(
)
1
)
(
)
1
(
(
)
1
-
(
)
1
.
(
)
1
2
(
)
(
)
(
)
(
(
(
)
(
-
Duta SBM
P@0!
0E!7 IE
P!S B
7S
MI!FK
B0;BE
$
()),)))
-)),)))
.)),)))
2)),)))
1,))),)))
1,()),)))
(
)
)
(
(
)
)
-
(
)
)
.
(
)
)
2
(
)
1
)
(
)
1
(
(
)
1
-
(
)
1
.
(
)
1
2
(
)
(
)
KSBM
Impor Minyak Mentah G BBM Ekspor Minyak Mentah
7

J%,)a$ E,isi #a$%nan. Ri/% #*n
1)
1))
1)))
1))))
1)))))
1))))))
(
)
)
(
(
)
)
-
(
)
)
.
(
)
)
2
(
)
1
)
(
)
1
(
(
)
1
-
(
)
1
.
(
)
1
2
(
)
(
)

8:( !: H S: H 8'- PM1)
7ambar .. 7ra&ik Emisi gas buang sektor energi
'asil proyeksi nilai ekonomi sektor energi #!PI%B
N0 #a$%nan
).))
*,))).))
1),))).))
1*,))).))
(),))).))
(*,))).))
3),))).))
3*,))).))
(
)
)
(
(
)
)
-
(
)
)
.
(
)
)
2
(
)
1
)
(
)
1
(
(
)
1
-
(
)
1
.
(
)
1
2
(
)
(
)
#a$%n
J
%
t
a

D
*
)
)
a
r
Skenario "asar Skenario$B Selisih

7ambar 4. !PI tahunan sektor energi.
"ari beberapa contoh tabel dan gra&ik di atas, dapat disimpulkan bah+a %Doomsday%
di bidang energi dapat terjadi bilamana di=ersi&ikasi energi dan peningkatan e&isiensi
penggunaan energi tidak diperhatikan dengan serius, khususnya di Da+a.
Eangkuman kesimpulan studi tersebut adalah sebagai berikutB
8
1. Kebutuhan energi nasional akan meningkat dari 1(( 7/th #.4- juta SBM% pada
tahun ())( menjadi 3)- 7/th #1.2) juta SBM% pada tahun ()(), meningkat sekitar
(,* kali lipat atau naik dengan laju pertumbuhan rerata tahunan sebesar *,(A.
Sekitar *1 A dari kebutuhan energi nasional ini akan digunakan di +ilayah Da+a$
Madura$Bali #Damali%.
(. Kebutuhan energi untuk listrik meningkat dengan laju pertumbuhan tertinggi dari
11(,( 0/jam pada tahun ())( menjadi 3*.,2 0/jam pada tahun ()(), mening
kat sekitar 3.( kali lipat, atau dengan pertumbuhan rerata .,.A per tahun.
Sekitar .2 A dari kebutuhan listrik nasional ini akan digunakan di +ilayah Damali.
3. "alam +aktu dekat Indonesia sudah akan menjadi net importer untuk total minyak
mentah dan BBM. Pada tahun ())( import BBM mencapai sebesar 1(.,2 juta
B:E dan akan meningkat menjadi 454,4 juta B:E #.,3 kali lipat%. Sedangkan net
importer hanya minyak mentah baru akan terjadi pada tahun ()11, dimana pada
tahun ()() jumlah impor minyak mentah diperkirakan mencapai ()4,( juta barel
per tahun atau sekitar 1,4 kali lipat dari impor pada tahun ())( yang berjumlah
1(3,5 juta barel.
1

-. Konsumsi total batubara pada tahun ())( mencapai ((,2 juta ton. "ari jumlah
tersebut 42,4A digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik. Sampai dengan
tahun ()() akan terjadi peningkatan penggunaan energi batubara secara besar$
besaran di bidang pembangkitan listrik dari *) 0/jam menjadi 3() 0/jam #-,.
kali lipat%. Pasokan batubara akan terus meningkat sehingga pada tahun ()()
akan dibutuhkan batubara sebanyak 1)2,3 juta ton, dan sekitar 2-,(A dari total
produksi tahunan batubara akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan di Da+a.
*. Sampai tahun ()() total produksi gas di proyeksikan mencapai .3,*2 0S83,
sebagian berasal dari cadangan gas yang telah terikat dalam kontrak jangka
panjang #committed%, sisanya berasal dari cadangan gas yang belum terikat
kontrak #non committed%. Pada tahun ()() masih cukup tersedia sisa cadangan
sebesar 1(3,-1 0S83 atau lebih dari setengah total cadangan gas #proven,
pro#a#le, possi#le% sebesar 12* 0S83.
.. Peningkatan emisi gas buang hasil pembakaran berupa 8:
(
dari 123,1 juta 0on
pada tahun ())( menjadi *2-,5 juta 0on pada tahun ()() #3,( kali lipat%, !:
J
dari .*1,* ribu 0on pada tahun ())( menjadi (.(5(,* ribu 0on pada tahun ()()
#3,* kali lipat%, S:
H
dari 15(,* ribu 0on pada tahun ())( menjadi .)) juta 0on
pada tahun ()() #3,1 kali lipat%, 8'
-
dari 131,4 ribu 0on pada tahun ())(
menjadi (2.,4 juta 0on pada tahun ()() #(,( kali lipat%, abu terbang dari 21,(
ribu 0on pada tahun ())( menjadi (32,1 ribu 0on pada tahun ()() #(,5 kali
lipat%.
4. "engan harga energi yang lebih tinggi #Skenario B%, maka perbandingan nilai
uang # net present value $!PI% yang dibelanjakan di sektor energi akan menjadi
lebih tinggi sekitar 15 A. 'al ini akan mempersulit neraca keuangan negara dan
masyarakat, karena akan menyebabkan peningkatan subsidi yang selanjutnya
akan menurunkan daya saing bangsa, sehingga akan dapat mengganggu laju
pertumbuhan ekonomi nasional dan akhirnya akan berdampak pada program
pembangunan nasional.
Perkembangan tentang ketersediaan energi di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
situasi internasional, terutama terkait dengan harga minyak mentah internasional.
Sejak akhir tahun ())- pada saat studi tentang kondisi >doomsday scenario? selesai,
1
Data dalam &lue'Print P!( 200)'202) *Dep+ !SD", menye#utkan #a-.a produksi minyak menta- *"", Indonesia di ta-un
200/ adala- se#esar 0+02) ri#u #arel per -ari *1&PH,2 ekspor "" se#esar )0/ 1&PH2 penggunaan dalam negeri 0+034
1&PH2 impor "" se#esar /45 1&PH+ Sedangkan produksi &&" dalam negeri se#esar 422 1&PH2 ke#utu-an &&" dalam
negeri 0+06/ 1&PH2 se-ingga diperlukan impor se#esar 202 1&PH+
9
harga minyak mentah telah bergejolak dan bahkah sampai saat ini masih
memperlihatkan situasi yang belum kembali ke harga yang semula digunakan
sebagai re&erensi dalam kajian tersebut.
Perkembangan ini juga sangat berpengaruh terhadap konsep pengelolaan energi
!asional. Blue$print Pengelolaan Energi !asional yang dibuat pada a+al tahun ())*
selalu harus dire=isi untuk mengakomodasikan kondisi perubahan harga minyak
mentah yang akhirnya juga mempengaruhi harga energi &osil lainnya. Sampai
akhirnya pada a+al tahun ())., Kebijakan Energi !asional dituangkan dalam bentuk
Perpres !o. * tahun ())., yang pada prinsipnya, isinya menekankan padaB
1. Mengoptimalkan penggunaan bauran energi #di=ersi&ikasi%
2. Melakukan penghematan dan meningkatkan e&isiensi energi #konser=asi%
3. Menggunakan sumber energi baru dan terbarukan yang sudah siap secara teknis
maupun ekonomis serta ramah lingkungan, sepertiB
Bahan Bakar !abati #biodiesel, bio$ethanol,gasohol, bio$oil dan Pure Plant 7il%
Bahan bakar sintetis # Batubara 8air, 70@, "ME,dll%
Panas Bumi
Mini dan mikro hidro
!uklir
Surya
ngin,bayu
'idrogen #fuel cell%.
Energi arus G gelombang samudera
4. Meningkatkan eksplorasi energi &osil #intensi&ikasi%
5. Meningkatkan pengembangan dan pembangunan in&rastruktur energi, baik disisi
hulu maupun disisi hilir, sepertiB
Industri pengilangan minyak dan sarana transportasinya
Instalasi pemipaan atau terminal @!7 dan sarana distribusinya
Sarana transportasi dan pelabuhan batubara
Pembangkit listrik dan sarana transmisi serta distribusinya.
6. Memperhatikan permasalahan lingkungan, khususnya di Da+a yang mempunyai
populasi sekitar 5-* orang,km
(
, antara lainB
Pengembangan teknologi energi &osil bersih
Melakukan penelitian daya dukung lingkungan #lokasi, populasi, sos$bud, dll%
Melakukan penelitian dan kajian tentang dampak lingkungan dan biaya
kerugian yang ditimbulkannya #eksternalitas%.
7. Melakukan kegiatan penelitian, pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan
dan teknologi pada sektor tersebut di atas, serta melibatkan industri nasional
dalam rangka peningkatan kemampuan nasional.
2.1. andangan e,ang(% Ke"entingan !Stakeholder&
"ata sumber energi yang tersedia di Indonesia, serta kebijakan yang menjadikan
sumber daya energi sebagai suatu komoditas untuk mendapatkan de=isa guna
menunjang pembangunan perlu dicermati. Ekspor sumber energi yang dilakukan
dengan suatu mekanisme kontrak jangka panjang, menimbulkan kekha+atiran
tentang prinsip terjaminnya pasokan energi nasional #security of energy supply% yang
diperlukan dalam menunjang pembangunan berkelanjutan di Indonesia. 0erjaminnya
10
pasokan energi lebih mendasarkan pada prinsip penguasaan sumber energi dan
bukan kepemilikan sumber energi tersebut. 'al ini sudah dibuktikan kebenarannya
oleh beberapa negara yang tidak memiliki sumber energi, tetapi mempunyai
kemampuan menguasai sumber energi sehingga pertumbuhan industrinya terjamin
dan berlangsung dengan baik sehingga menjadi negara maju. Berbagai pendapat
dari ahli kebijakan energi telah mengingatkan masalah tersebut. Beberapa
diantaranya telah menuangkan pendapatnya dalam beberapa tulisan yang
menyarankan perlunya dilakukan berbagai kebijakan dalam pengelolaan sumber
energi, termasuk diantaranya adalah langkah di=ersi&ikasi, pengembangan dan
peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan.
11
III. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS

3.1. Kekuatan dan Kelemahan

a. Letak Indonesia di antara 6 Lintang Selatan dan 11 Lintang Utara membentang
di sepanjang garis khatulistiwa. Posisi ini memberikan intensitas sinar matahari
yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini
merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi
surya.
b. Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin
yang bermacam-macam, diantaranya mempunyai prospek dalam pengembangan
Energi Angin (Bayu). Demikian pula adanya potensi dinamika lautan dapat
dijadikan sebagai sumber energi samudera.
c. Limpahan energi surya hampir sepanjang tahun serta kecukupan air memberikan
jaminan terjadinya proses fotosintesa atau asimilasi untuk produksi biomassa
yang dapat dijadikan sebagai modal dasar dalam pengembangan energi
biomassa.
d. Indonesia mempunyai struktur geologi yang memiliki potensi sumber energi
seperti batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi
tersebut sebagian sudah sekian lama dieksploitasi (kecuali panas bumi) sehingga
jumlah cadangannya sudah mulai menyusut, namun eksplorasi masih membuka
peluang untuk mendapatkan sumber energi.
e. Indonesia terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam demikian
membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan perencanaan dan
penanganan yang tidak mudah.
f. Indonesia tergolong negara berpenduduk padat. J umlah penduduk tahun 2005
telah mencapai sekitar 220 juta. Lebih dari separuh penduduk Indonesia tinggal
di pulau J awa. J umlah dan sebaran penduduk tersebut memerlukan sumber
energi yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat.
g. Emisi gas CO
2
dan CH
4
berperan penting dalam gejala pemanasan global atau
dikenal sebagai gejala rumah kaca (green house effect) yang diikuti oleh
penipisan lapisan ozon, telah menimbulkan ketidak-teraturan iklim dunia. Dampak
ini dapat berpengaruh terhadap pola iklim di Indonesia, mengganggu ekosistem,
merusak SDA hayati yang merupakan sumber energi berbasis biomassa. Oleh
karena itu pengelolaan sumber daya alam dan pengembangan energi yang
berbasis pada sumber energi terbarukan (seperti antara lain biomassa, panas
bumi, surya, angin dll.) harus menjadi pertimbangan yang utama dalam
pengelolaan dan pemakaian sumber energi dimasa datang.
h. Tingkat kesejahteraan dan daya beli sebagian masyarakat Indonesia masih
rendah sehingga menuntut penyediaan energi yang terjangkau dan rasional.
i. Pola hidup sebagian besar masyarakat yang bersifat konsumtif dan budaya tidak
hemat memberikan dampak pada pemborosan sumber daya energi.
j. Budaya masyarakat yang kurang mencintai produk bangsa sendiri dapat
menghambat pengembangan litbangrap di bidang energi.
k. Sistem transportasi umum yang tidak kondusif memberikan dampak pada
pemborosan sumber daya energi.




12
3.2. Peluang dan Tantangan

a. Potensi iklim tropis basah dan sinar matahari merupakan dapur yang sangat
produktif untuk produksi biomassa melalui proses asimilasi yang merupakan
keunggulan komparatif terhadap negara lain.
b. Indonesia dengan penduduk yang demikian besar merupakan pangsa pasar yang
potensial. Namun demikian, pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat
menjadikan beban dalam mengupayakan pemenuhan ketersediaan energi.
c. Penyebaran penduduk Indonesia di berbagai pulau dan tidak merata memberikan
dampak terhadap distribusi penyediaan energi.
d. Pelaksanaan otonomi daerah yang konsisten diharapkan dapat memacu
pengembangan sumber energi sesuai dengan potensi dan kompetensi daerah.
e. Keberhasilan IPTEK bidang energi di negara maju dapat merupakan peluang
untuk alih teknologi dengan memanfaatkan teknologi informasi.
f. Terbukanya kerjasama dengan pihak asing di bidang IPTEK dapat memberikan
peluang untuk kegiatan litbangrap di bidang energi. Kerja sama ini sangat
menguntungkan ditengah minimnya anggaran pemerintah untuk penelitian masih
sangat minim.
g. Banyaknya komponen impor untuk kegiatan produksi dan distribusi sumber
energi dari luar (impor). Hal ini merupakan peluang untuk dapat disubstitusi
dengan hasil litbangrap nasional.
h. Issue global yang dihembuskan negara maju seperti isu HAM, demokrasi,
lingkungan hidup, Trades-related Intellectual Properties Rights (TRIPs),
penerapan standar internasional (ISO 14000 tentang menejemen lingkungan
hidup) dapat merupakan tantangan bagi dunia usaha Indonesia yang bergerak di
bidang energi.
i. Pengaruh kepentingan negara maju terhadap negara produsen minyak di Timur
Tengah masih merupakan faktor yang dominan dalam penciptaan fluktuasi harga
minyak dunia. Hal ini dapat berpengaruh pada kondisi pasar energi di dalam
negeri, dan dalam jangka panjang dapat berpengaruh pada litbangrap energi.
j. Masih rendahnya minat investor untuk melakukan kegiatan investasi di bidang
energi.
k. Meningkatnya pembangunan di sektor industri dan transportasi meningkatkan
kebutuhan energi. Hal ini merupakan permasalahan tersendiri dalam pemenuhan
kebutuhan energi.
l. Tingginya kebutuhan energi memerlukan inovasi dalam berbagai sumber energi
sehingga diperlukan sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan
kompetensi,
m. Banyak hasil litbangrap dalam negeri bidang energi belum dapat didayagunakan
secara maksimal, karena masih banyak yang belum berorientasi ekonomi dan
pasar kurangnya kerja sama antara lembaga litbang dengan dunia usaha.

3.3. Solusi

Dari tinjauan kondisi saat ini dan analisa lingkungan stratejik SWOT tersebut di atas,
Indonesia ke depan akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi.
Dengan kondisi ketersediaan energi sekarang tidak mungkin kebutuhan tersebut
dapat tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang
dapat digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung
ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka
13
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan
issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, harus diterapkan konsep bauran
energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis teknologi
(technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya (resource
base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang IPTEK bidang
energi menjadi semakin jelas untuk mendukung kebijakan energi ke depan yang
berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, skenario terburuk di bidang
penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tidak terjadi.







































14
IV. BUKU PUTIH PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK
ENERGI BARU DAN TERBARUKAN UNTUK MENDUKUNG KEAMANAN
KETERSEDIAAN ENERGI 2005 - 2025

4.1. Visi
Terwujudnya ketersediaan energi yang didukung kemampuan nasional IPTEK.

4.2. Misi
1. Menyusun kebijakan dan strategi litbangrap IPTEK di tingkat pusat dan daerah
untuk mendukung dan menjamin ketersediaan energi.
2. Meningkatkan kemampuan litbangrap dalam bidang energi.
3. Mengoptimalkan litbangrap untuk mendapatkan energi dengan nilai tambah
tinggi.
4. Melakukan litbangrap untuk mendorong diversifikasi sumber daya energi dan
pemanfaatannya, serta meningkatkan efisiensi penggunaan energi.
5. Meningkatkan pemanfaatan hasil litbangrap dalam pengelolaan energi secara
etis (energy ethics) dan berkelanjutan.
6. Meningkatkan peran litbangrap dalam penyediaan energi yang terjangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat.

4.3. Tujuan
a. Mempersiapkan arah dan tahapan pencapaian pembangunan IPTEK yang
mempertimbangkan perkembangan teknologi dalam pemanfaatan sumber
energi nasional.
b. Menjadi acuan bagi penyusunan strategi pembangunan IPTEK di tingkat
pusat, daerah dan masyarakat dalam pemanfaatan sumber energi nasional.
c. Mewujudkan peran litbangrap IPTEK pada pembangunan energi yang
berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing nasional.
d. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan bauran energi (energy
mix) di Indonesia yang memenuhi nilai keekonomian dan ramah lingkungan.
e. Meningkatkan peran litbangrap dalam pemanfaatan sumber daya energi
lokal spesifik berkelanjutan.

4.4. Sasaran
a. Terwujudnya peran teknologi dan infrastruktur energi bangsa sendiri guna
mendukung bisnis energi.
b. Terwujudnya peran litbangrap untuk mencapai rasio elektrifikasi sektor
rumah tangga sebesar 90%.
c. Terwujudnya peran litbangrap dalam meningkatkan pangsa energi
terbarukan
1
(selain panas bumi) menjadi sekurang-kurangnya 5%.
d. Digunakannya hasil litbangrap dalam pemanfaatan energi nuklir dengan
pangsa sekitar 4% dari produksi listrik nasional.
e. Digunakannya hasil litbangrap dalam penyediaan bio-fuels sektor
transportasi sebesar 10 %.

1
Hidro skala besar tidak diperhitungkan sebagai energi terbarukan
15
f. Digunakannya hasil litbangrap dalam penggunaan gas untuk sektor industri
& pembangkitan listrik, transportasi, dan rumah tangga
g. Terwujudnya peran Litbangrap untuk pemakaian energi perkapita sebesar
10 SBM.
h. Digunakannya hasil litbangrap dalam mendukung terwujudnya infrastruktur
energi yang mampu memaksimalkan akses masyarakat terhadap energi dan
pemanfaatannya untuk ekspor.
i. Digunakannya hasil litbangrap untuk mencari sumber energi di dalam dan
luar negeri.
j. Digunakannya hasil litbangrap konservasi energi untuk menurunkan
elastisitas energi lebih kecil dari 1.
k. Digunakannya hasil litbangrap dalam meningkatkan penggunaan kandungan
lokal dan meningkatnya peran sumber daya manusia nasional dalam industri
energi.
l. Digunakannya hasil litbangrap untuk memenuhi 100% kebutuhan listrik
masyarakat yang tidak terjangkau jaringan nasional.

4.5. Metodologi
Penetapan langkah strategis Buku Putih Litbangrap Energi Nasional adalah
menggunakan metodaTechnology Roadmapping (Peta J alan) sebagai salah satu
alat stratejik dalan Technology Foresight (peramalan teknologi) untuk pencapaian
keberhasilan penyediaan energi. Peta jalan tersebut digunakan untuk membantu
mengidentifikasi teknologi dan kebijakan kunci yang harus dibuat dan langkah-
langkah yang harus dilakukan untuk mengembangkan dan menerapkan teknologi
untuk keberhasilan penyediaan energi nasional.
Penetapan Peta J alan Litbangrap energi diharapkan dapat menimbulkan:
- Komunikasi: interaksi antar berbagai kelompok pemangku kepentingan
- Konsentrasi atau fokus: untuk perencanaan jangka panjang
- Koordinasi: menyatukan pemaham umum dari permasalahan
- Konsensus: membentuk gambaran yang jelas tentang arah atau tindakan
yang harus dilakukan
- Komitmen: yang lebih berupa tindakan/aksi, bukan hanya teori.
- Komprehensif: pemahaman yang lebih baik tentang kemungkinan perubahan
lingkungan yang dapat terjadi.

Metodologi dan Langkah yang dilakukan dalam pembuatan peta jalan litbangrap
energi nasional adalah sebagai berikut:
1. Konsultasi dengan para pakar dan berbagai pihak pemangku kepentingan.
2. Scenario planning sederhana: dengan memakai skenario Keterpurukan
Energi (Doomsday Scenario) nasional sebagai dasar.
3. Critical technology: pemilihan teknologi penentu yang dapat mempengaruhi
litbangrap IPTEK energi nasional.

Diharapkan dengan peta jalan tersebut timbul teknologi yang market driven yang
dapat dilakukan oleh industri Indonesia, perencanaan yang pasti dalam jangka
menengah-panjang, dan membuat dasar yang kuat bagi pengambil keputusan
16
maupun investor. Semua itu membutuhkan kerjasama antara pemerintah, lembaga
riset dan industri.

4.6. Roadmap
Transformasi penguasaan IPTEK perlu diupayakan agar dapat mencapai nilai
ambang batas yang dapat memicu dan memacu tumbuhnya kemandirian dalam
upaya menciptakan pembaharuan sumber daya RIPTEK secara keseluruhan. Untuk
mencapai tingkat itu dibutuhkan peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang dapat
membuktikan bahwa aktivitas penguasaan dan pemberdayaan litbangrap IPTEK
bidang energi pasti akan memberikan sumbangsih bagi kehidupan negara. Oleh
karena itu diperlukan waktu yang panjang (15 25 tahun) untuk melakukan investasi
secara berkelanjutan sebelum teknologi potensial dapat memberikan manfaat
sebesar-besarnya bagi masyarakat. Untuk itu ditetapkan pembuatan peta jalan
IPTEK Energi sampai tahun 2025, sehingga dapat :

a. Diprediksi dengan cermat capaiannya, dengan menggunakan indikator yang
jelas, menggunakan asumsi dasar yang sahih.
b. Diidentifikasi critical enabling technology dan jarak yang ada antara teknologi
yang ada saat ini dan yang akan dikembangkan kemudian.
c. Ditingkatkan kerja sama dan kemitraan melalui tukar menukar pengetahuan dan
teknologi.
d. Diwujudkan suatu konsensus nasional untuk bergerak maju dalam litbangrap
IPTEK Energi.

4.7. Strategi
Dengan tahapan pencapaian yang jelas, maka dapat ditetapkan Ilmu pengetahuan
dan teknologi Energi yang strategis dari berbagai cabang Iptek yang memiliki
keterkaitan yang luas dengan kemajuan iptek secara menyeluruh, atau berpotensi
memberikan dukungan yang besar bagi kesejahteraan masyarakat, kemajuan
bangsa, keamanan dan ketahanan bagi perlindungan negara, pelestarian fungsi
lingkungan hidup, pelestarian nilai luhur budaya bangsa, serta peningkatan
kehidupan kemanusiaan.
Menyadari jalan panjang yang ditempuh, dalam Buku Putih Penelitian,
Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Energi Baru dan
terbarukan untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi 2025, akan ditempuh
sesuai dengan kerangka perioritas waktu yang bertahap, yaitu:
1. Pertama Jangka Pendek (2005-2010)
Tahap ketahanan nasional yang dilakukan pada 5 tahun pertama dengan
indikator utama menjadikan IPTEK sebagai elemen kunci dalam tahap mencapai
kemandirian dalam pengelolan sumber daya alam dan pengelolaan lingkungan
secara terkendali dalam meningkatkan nilai tambah ekonomi di bidang energi.
Tahap Pertama untuk mencapai kemandirian mencakup:
a. Penguasaan litbangrap IPTEK bidang energi
b. Litbangrap IPTEK dalam penyediaan sumber energi nasional mencakup
teknologi Energi dari sumber nabati/Biofuel , mikro/minihidro, teknologi fuel
cell, teknologi energi panas bumi, persiapan pembangunan PLTN,
17
penyusunan master plan gas alam, teknologi angin, teknologi energi surya
hibrida dan teknologi pembangkit listrik dan uap panas (cogeneration)
berbahan bakar biomassa, serta teknologi pemanfaatan batubara kualitas
rendah/ teknologi batubara bersih.
c. Penguasaan dan penerapan IPTEK bagi pengelolaan lingkungan hidup.
d. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, fuel cell dan infrastruktur gas.

2. Kedua Jangka Menengah (2011-2015)
Tahap kreasi kekayaan berbasis IPTEK (wealth creation) dalam periode 10 tahun
pertama, dengan indikator utama tercapai kemandirian dan daya saing di bidang
energi.

Tahap Kedua untuk mencapai IPTEK yang mandiri sekaligus memiliki daya saing
pasar yang ekonomis mencakup:
a. Penerapan hasil penelitian dan pengembangan teknologi biomassa dan
biogas, teknologi intensifikasi gas bumi, teknologi mikro/ minihidro, hidrogen
dan biodiesel/bioetanol/bio-oil, teknologi pemanfaatan batubara berkualitas
rendah, teknologi energi surya, teknologi energi angin, dan teknologi energi
panas bumi.
b. Peningkatan litbangrap IPTEK untuk menunjang pemenuhan infrastruktur
energi.
c. Pengujian teknologi otomotif BBG, peningkatan kualitas batubara peringkat
rendah dan teknologi pencairan batubara, Fuel Cell dan infrastruktur gas

3. Ketiga Jangka Panjang (2016-2025)
Tahap percepatan kemandirian dan kesejahteraan berbasis dukungan IPTEK
dalam pencapaian waktu 20 tahun, dengan indikator utama tumbuh dan
berkembangnya kehidupan sosial, ekonomis dan budaya berbasis IPTEK
(Knowledge Based Economy-KBE) dan masyarakat yang inovatif (innovative
society). Penguatan pilar Knowledge Based Economy-KBE menjadi tumpuan
dalam jangka panjang, yaitu:
a. Sistem Penyediaan Energi, yang menjamin masyarakat dapat memanfaatkan
IPTEK secara luas,
b. Sistem Inovasi, (termasuk sistem HKI) yang memungkinkan para peneliti dan
kalangan bisnis menerapkan secara komersial hasil RIPTEK,
c. Infrastruktur ICT, yang menjamin masyarakat dapat melakukan akses secara
efektif terhadap informasi sistem energi nasional,
d. Kerangka kelembagaan, peraturan perundang-undangan dan suasana yang
kondusif, yang menjamin kemantapan lingkungan makro ekonomi,
persaingan, lapangan kerja dan keamanan sosial.

Untuk mencapai sasaran ditetapkan strategi, yaitu:
Pentahapan litbangrap IPTEK
Pentahapan struktur litbangrap IPTEK yang kompetitif sesuai dengan aturan dan
permintaan pasar yang berlaku secara konsisten untuk mewujudkan industri
energi yang efisien
18
Pentahapan skema pendanaan, rezim fiskal, perpajakan dan insentif lainnya yang
kondusif untuk meningkatkan investasi.
Pemanfaatan IPTEK mandiri dengan memperhatikan kelompok masyarakat tidak
mampu;
Pemanfaatan IPTEK mandiri yang dapat bersaing sesuai dengan mekanisme
pasar agar dicapai harga yang paling menguntungkan bagi konsumen dan
produsen.
Pemanfaatan IPTEK mandiri yang menjadi pilihan yang kompetitif pada sisi
produsen untuk melayani kepentingan konsumen sehingga konsumen
mempunyai banyak pilihan
Pemanfaatan IPTEK mandiri untuk menciptakan open access pada sistem
penyaluran energi khususnya untuk BBM, gas dan listrik (mandiri bisa diganti
dengan berbasis kemampuan bangsa sendiri)
Pemberdayaan Daerah dalam pengembangan IPTEK
Mengembangkan perencanaan pengembangan IPTEK berbasis daerah sebagai
bagian dari perencanaan energi nasional dengan memprioritaskan energi
terbarukan
Pengembangan infrastruktur IPTEK
Mengembangkan infrastruktur IPTEK yang terpadu terutama di daerah yang
tingkat konsumsi energinya tinggi.
Meningkatkan kemitraan pemerintah dan swasta dalam pengembangan
infrastruktur IPTEK.
Litbangrap IPTEK untuk peningkatan efisiensi energi
Litbangrap IPTEK dalam Demand Side Management (DSM) melalui peningkatan
efisiensi pemanfaatan listrik, penerapan standar dan pengendalian pemakaian
energi
Litbangrap IPTEK dalam Supply Side Management (SSM) melalui peningkatan
kinerja pembangkit yang sudah ada, jaringan transmisi dan distribusi listrik
Pemanfaatan IPTEK dalam meningkatkan peran industri energi nasional
Menyiapkan sumber daya manusia dalam negeri yang andal di bidang energi
Meningkatkan penguasaan teknologi energi yang mengutamakan industri
manufaktur nasional
Meningkatkan kemampuan perusahaan nasional dalam industri energi
Peningkatan kegiatan litbangrap untuk investasi oleh dunia usaha (industri dan
jasa) di bidang energi baru dan terbarukan:
Peningkatan litbangrap untuk pendayagunaan dan peningkatan nilai tambah
gas bumi:
Peningkatan keberdayaan masyarakat dengan pengembangan kapasitas
IPTEK-nya.
Melembagakan kemampuan IPTEK dalam pemberdayaan masyarakat;
Menciptakan kelembagaan IPTEK secara kemitraan dalam rangka
pengembangan sarana dan industri energi
Meningkatkan kelembagaan IPTEK terhadap peranan swadaya masyarakat,
usaha kecil menengah dan koperasi dalam industri energi

4.8. Rekomendasi Kebijakan
Agar sasaran dan strategi pencapaian Buku Putih energi dapat tercapai langkah
kebijakan yang ditempuh adalah melaksanakan penelitian, pengembangan dan
penerapan dan pemanfaatan IPTEK yang beriorientasi pada intensifikasi,
19
diversifikasi, dan konservasi energi di segala bidang, serta diikuti oleh langkah
pendukung yang antara lain:
Meningkatkan dukungan iptek pada kelompok usaha kecil, menengah dan
koperasi, terutama di bidang material dan manufaktur.
Mempermudah akses bagi dunia usaha/industri ke fasilitas penyedia IPTEK,
termasuk pemanfaatan kapasitas untuk peningkatan keterampilan tenaga kerja.
Menajamkan prioritas kegiatan litbang pada sektor energi.
Mengembangkan atau memperkuat hubungan antara industri besar dan industri
kecil dan menengah, khususnya yang berdampak pada peningkatan penguasaan
IPTEK.
Menyusun skema insentif untuk mempercepat difusi IPTEK khususnya dari hasil
litbang dalam negeri bidang energi
Meningkatkan dukungan IPTEK untuk menunjang daya saing sektor produksi
energi, serta sektor yang berpotensi untuk memberikan dampak ekonomi yang
luas.
Meningkatkan peran lembaga penelitian, pengembangan dan rekayasa sebagai
mitra dunia usaha/industri untuk mengembangkan kemampuan inovasi pelaku
usaha/industri, serta mendorong pembangunan kelembagaan iptek di daerah.
Mempersiapkan prasarana untuk pengembangan HKI, standar mutu, keamanan
produksi dan lingkungan, serta membina sumber daya manusia dan
memberdayakan organisasi profesi ilmiah.

4.9. Prakondisi dan Indikator Keberhasilan

Prakondisi
1. Tercapai kesamaan persepsi dan adanya dukungan dari seluruh sektor
terkait/pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan hasil litbangrap.
2. Komitmen pemerintah dalam mengalokasikan anggaran yang memadai untuk
kegiatan litbangrap.
3. Adanya komitmen dari pihak swasta untuk meningkatkan rasio kontribusi
anggaran non pemerintah untuk kegiatan litbangrap.
4. Komitment pelaku riset dan lembaga litbang untuk melaksanakan program
litbangrap secara terencana, sungguh-sungguh, konsisten dan tepat waktu.
5. Adanya kebijakan fiskal, moneter dan peraturan perundangan yang berpihak
pada masyarakat dan UKM bidang energi.
6. Meningkatnya budaya masyarakat cinta produksi dalam negeri, hemat energi dan
tidak konsumtif.

Indikator Input
1. Tersusun perencanaan litbangrap yang saling mendukung/komplemen antar
kelembagaan IPTEK.
2. Alokasi anggaran yang memadai dari setiap unit penelitian yang terkait dengan
bidang energi di atas 20 % untuk pelaksanaan Buku Putih.
3. Alokasi dana penelitian melalui program insentif, program kompetitif dan
sejenisnya untuk pelaksanaan litbangrap yang mendukung Buku Putih, minimal
sebesar 15 %.
4. Tersedia sarana dan prasarana yang memadai untuk pelaksanaan Buku Putih.
5. Tersedia SDM yang kompeten dan memadai untuk mendukung pelaksanaan
Buku Putih.
20
Indikator Proses
1. Tercipta iklim yang kondusif terhadap pelaksanaan litbangrap
2. Ada motivasi yang kuat dari SDM dalam pelaksanaan litbangrap.
3. Terealisasi inovasi dalam litbangrap yang mengacu pada Buku Putih.
4. Terlaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Buku Putih
5. Terdokumentasikan dengan baik hasil pelaksanaan Buku Putih.

Indikator Output
1. Peningkatan kuantitas dan kualitas hasil litbangrap.
2. Peningkatan jumlah publikasi dan jumlah patent.
3. Paket teknologi dan model implementasi yang mendukung ketersedian energi
meningkat jumlahnya.
4. Diseminasi hasil litbangrap yang mendukung ketersediaan energi terjadi.
5. Akses informasi terhadap hasil litbangrap ke seluruh stakeholder meningkat.

Indikator Outcome
1. Tersedia dan dipakai hasil litbangrap (teknologi, inovasi, dan kebijakan) pada
tingkat pengguna.
2. Tersedia lapangan kerja baru di bidang produksi dan distribusi energi.
3. Terwujudnya budaya cinta produk dalam negeri dan hemat energi.
4. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat.
5. Tersedia energi untuk seluruh lapisan masyarakat.




























21
V. PENUTUP

Letak Indonesia yang berada di antara 6 Lintang Selatan dan 11 Lintang Utara
membentang di sepanjang garis khatulistiwa memberikan intensitas sinar matahari
yang cukup besar dan stabil sepanjang tahun. Energi matahari semacam ini
merupakan modal dasar untuk pengembangan sumber energi, khususnya energi
surya. Indonesia dengan iklim tropis nya menjadikan suatu rahmat dengan tumbuh
suburnya tanaman yang dapat menjadi sumber energi terbarukan yang potensial.

Indonesia yang mempunyai struktur geologi memiliki potensi sumber energi seperti
batu bara, gas, minyak bumi, panas bumi. Walaupun sumber energi tersebut
sebagian sudah sekian lama dieksploitasi dan sudah mulai menyusut jumlah
cadangannya (kecuali panas bumi), namun hasil eksplorasi masih membuka peluang
untuk mendapatkan sumber energi.

Indonesia yang terdiri atas 17 ribu lebih pulau besar dan kecil. Kondisi alam
demikian membuat sistem transportasi dan distribusi energi memerlukan
perencanaan dan penanganan yang cermat.

Kondisi geografis Indonesia yang spesifik memungkinkan terjadinya pola angin yang
bermacam-macam, yang diantaranya mempunyai prospek pengembangan Energi
Bayu.

Indonesia yang tergolong negara berpenduduk padat memerlukan pasokan energi
yang besar sesuai dengan tingkat sosial ekonomi masyarakat. Indonesia ke depan
akan memerlukan ketersediaan energi yang cukup tinggi. Dengan kondisi
ketersediaan energi sekarang tidak memungkinkan kebutuhan tersebut dapat
tercapai. Oleh karena itu diperlukan kebijakan dan strategi yang mantap yang dapat
digunakan sebagai acuan dalam litbangrap IPTEK yang mampu mendukung
ketersediaan energi berkelanjutan. Dengan memperhatikan jumlah dan angka
pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi, meningkatnya standar hidup, dan
issue lingkungan, maka perencanaan energi jangka panjang harus dilakukan secara
arif dan bijaksana. Dengan keterbatasan sumber energi tak terbarukan, maka untuk
memenuhi kebutuhan energi di tahun mendatang, maka harus diterapkan konsep
bauran energi (energy mix) serta harus lebih mengarah kepada energi berbasis
teknologi (technology base), dibandingkan dengan energi berbasis sumber daya
(resource base) yang bersifat tidak terbarukan. Oleh karena itu, peranan litbang
IPTEK untuk energi menjadi semakin jelas dalam mendukung kebijakan energi ke
depan yang berbasis teknologi. Dengan penerapan IPTEK, Skenario terburuk di
bidang penyediaan energi dapat diantisipasi lebih dini agar tak terjadi.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan litbangrap IPTEK yang mendukung
pencapaian ketersediaan energi adalah:
Anggaran yang tersedia jauh lebih kecil dari yang dibutuhkan
Minat investor masih relatif kecil
Sumber daya manusia yang memiliki ketrampilan dan kompetensi masih sangat
kurang.



22
DAFTAR PUSTAKA

1. Kebijakan Energi Nasional 2003 2020, Departemen Energi Sumber Daya
Mineral, 24 Februari 2004.
2. Blueprint Pengelolaan Energi Nasional (PEN) 2005 2025, Departemen Energi
Sumber Daya Mineral
3. Kajian Kebutuhan dan Penyediaan Energi di Indonesia Tahun 2020, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi Komite Nasional Indonesia-World Energy Council
(KNI-WEC)
4. Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional IPTEK 2005 2009, Kementerian
Negara Riset dan Teknologi
Visi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi 2025, Kementerian Negara Riset dan
Teknologi





































23
Anggota Gugus Tugas Energi (GTE)
Tim Koordinasi Gugus Tugas Bidang Prioritas
Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan Terbarukan
Tahun Anggaran 2006,
Kepmen Nomor:17/M/Kp/II/2006


No. Nama Jabatan/Instansi Tugas
1. Dr. Hudi Hastowo Sesmenegristek Ketua Gugus Tugas
2. Dr. Bambang S. Pratomosunu Dep. Perkemb. Riptek Penanggung J awab
3. Dr. Agus Rusyana Hoetman Asdep. Rekayasa, KNRT Sekretaris Gugus Tugas
4. Prof. Dr. Martin Djamin Staf Ahli Energi Anggota Gugus Tugas
5. Ir. Nenny Sri Utami Dep. ESDM Anggota Gugus Tugas
6. Dr. Arnold Y. Soetrisnanto BATAN Anggota Gugus Tugas
7. Ir. Aris Subarkah, MT BPPT Anggota Gugus Tugas
8. Dr. Widodo W. Purwanto UI Anggota Gugus Tugas
9. Dr. Mesdin K. Simarmata BAPPENAS Anggota Gugus Tugas
10. Dr. Tatang Hernas Surawidjaja ITB Anggota Gugus Tugas
11. Dr. Ing. Harwin Saptoadi, MSE UGM Anggota Gugus Tugas
12. Dr. Ir. Erliza Hambali IPB Anggota Gugus Tugas
13. Dr. Arief Yudiarto BPPT Anggota Gugus Tugas
14. Dr. Khoirul Huda, M.Eng BAPETEN Anggota Gugus Tugas
15. Drs. Agus Salim Dasuki, M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas
16. Dr. Agus Eko Tjahyono BPPT Anggota Gugus Tugas
17. Dr. Unggul Priyanto BPPT Anggota Gugus Tugas
18. Ir. Soni Solistia Wirawan M.Eng BPPT Anggota Gugus Tugas
19. Ir. Adiwardojo BATAN Anggota Gugus Tugas
20. Ir. Maryono Ismail, MSc. LAPAN Anggota Gugus Tugas
21. Drs. Suripno LAPAN Anggota Gugus Tugas
22. Dr. Priyo Sardjono LIPI Anggota Gugus Tugas
23. Ir. Raharjo Binudi LIPI Anggota Gugus Tugas
24. Dr. Djedi Widarto LIPI Anggota Gugus Tugas
25. Dr. Ir. Robert Manurung, M.Eng ITB Anggota Gugus Tugas
26. Dr. Ing. Putu M. Santika KNRT Anggota Gugus Tugas
27. Dr. Ir. Erie Sandhita G, MsAe, DEA KNRT Anggota Gugus Tugas
28. Dr. Herry Haeruddin LIPI Anggota Gugus Tugas






24
Daftar Anggota Narasumber
Gugus Tugas Energi 2006


No. Nama Instansi Tugas
1. Dr. Bukin Daulay P3 Tekmira Narasumber
2. Dr. Arya Rezavidi BPPT Narasumber
3. Ir. Endah Agustina, MS IPB Narasumber
4. Ir. Novi Irawati BPPT Narasumber
5. Dr. Hadi Punomo Lemigas Narasumber
6. Ir. Endang Lestari, MSc P3TK - EBT Narasumber
7. Dra. Nenen Rusnaeni LIPI Narasumber
8. Ir. Ismail Zaini, M.Sc BPPT Narasumber
9. Dr. M.A.M Oktaufik BPPT Narasumber
10. Dr. Adiarso BPPT Narasumber
11. Dra. Yenny Sofaeti, M.Si P3 TEKMIRA Narasumber
12. Dr. Djedi Widarto LIPI Narasumber
13. Ir. J atmiko P. Atmojo, M.Eng. BPPT Narasumber
14. Dr. Rustiono BPPT Narasumber
15. Ir. Yusep K. Caryana Lemigas Narasumber



























Sekretariat Anggota Gugus Tugas Energi:
No. Fax (021) 3102014
Email: arhoetman@ristek.go.id

1. Ir. Ramlan Mamentu Telp. 3169288 , Hp. 08128654395 Email: ma_mentu@yahoo.com
2. Drs. Wawan Gunawan Telp. 3169288 , Hp. 081318643323 Email: wgun@ristek.go.id
3. Yuli Sulastri Telp. 3169286 , Hp. 0816908016 Email: yuliristek@yahoo.co.id













25
ANGGOTA GUGUS TUGAS ENERGI 2005
Surat Keputusan Menteri Negara Riset dan Teknologi
No : 115/M/Kp/IX/2005

No Nama Instansi
1 Dr. Hudi Hastowo BATAN
2 Prof. Dr. Ir. Bambang Sutjiatmo Kementerian Negara Riset dan Teknologi
3 Dr. Bambang Setiadi, MS Kementerian Negara Riset dan Teknologi
4 Ir. Hari Purwanto, MSc.DIC Kementerian Negara Riset dan Teknologi
5 Soekarno Suyudi BATAN
6 Dr. Neni Sintawardani LIPI
7 Dr. Ir. Bambang Prasetya, APU LIPI
8 Prof. Lillik Hendrajaya, MSc Kementerian Negara Riset dan Teknologi
9 Dr. Ing. Raldi Artono Koestoer Kementerian Negara Riset dan Teknologi
10 Ir. Adiwardoyo BATAN
11 Dr. Arnold J . Sutrisnanto BATAN
12 Dr. Agus Rusyana Hoetman BPPT
13 Drs. Ajat Sudradjat, MSc BPPT
14 Drs. Suripno LAPAN
15 Drs. Arjuno Brojonegoro LIPI
16 Dr. Achiar Oemry LIPI
17 Drs. Bambang Supriyo Utomo BSN
18 Ir. Nenny Sri Utami ESDM
19 Dr. Ir. As Natio Lasman BAPETEN
20 Dr. Agus Salim Dasuki, MEng BPPT
21 Ir. Soni Solistia Wirawan, MEng BPPT
22 Dr. Rahayu Dwi Hartati ESDM
23 Dr. Verina J . Wargadalam ESDM
24 Dr. Totok M.S. Soegandi, MSc. APU LIPI
25 Anjar Susatyo, ST LIPI





26
NARA SUMBER

NO NAMA INSTANSI
1 Suryadarma PhD Pertamina
2 Dr. Tatang H. Surawidjaja ITB
3 Dr. Evita Legowo Departemen ESDM
4 Noke Kiroyan Kaltim Prima Coal (KPC)
5 Dr. Rinaldy Dalimi UI
6 Mukaiyama Takehiko J apan Atomic Industrial Forum (J AIF)
7 Dr.Ir. Hardiv Situmeang KNI-WEC
8 Dr. Ir. Nur Pamuji KNI-WEC
9 Gene Baranowski BP Indonesia
10 Sujiastoto MA Departemen ESDM
11 Dr. Emmy Perdanahari Departemen ESDM
12 Dr. Ir. M. Arif Yudiarto MEng BPPT
13 Dr. Ir. Unggul Priyanto MSc BPPT
14 Ir. Rohmadi Ridlo MEng BPPT
15 Dr. M.A.M. Oktaufik BPPT
16 Drajat Pandjawi KPC
17 Amir Fauzi Pertamina


Sekretariat GUGUS TUGAS ENERGI

1. Drs. Sjaeful Irwan (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)
2. Mustapa, S.Sos (Kementerian Negara Riset dan Teknologi)






27




















LAMPIRAN

ROADMAP SEKTOR ENERGI

















28

Teknologi
Tahun
Pasar
Produk
Pasokan Biodiesel
1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
Biodiesel Sawit/
Jarak Pagar
Biodiesel Sawit/
Jarak Pagar
Biodiesel
Berbiaya Produksi Rendah
Biodiesel
Berbiaya Produksi Rendah
Bi odiesel Kualitas Tinggi
Angka Setana Tinggi
Titik Kabut Rendah
Biodiesel Kual itas Tinggi
Angka Setana Tinggi
Ti tik Kabut Rendah
Pasokan Biodiesel
3 juta kL15% Solar
Pemutakhiran
Standardisasi
dan Uji Unjuk
Kerja
2005-2010 2011-2015 2016-2025
Intensifikasi
Proses
Bi odiesel
Pasokan Biodiesel
6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)
(5% Konsumsi Solar)
Pabri k Komersial
Kapasi tas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabrik Komersial
Kapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Komersiali sasi
Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Rekayasa &
Disain Pabri k
Desain
Enjiniring
Teknologi
Pembuatan
aditif
STANDAR BIODIESEL NASIONAL STANDAR BIODIESEL NASIONAL
Optimasi
Dan
Modifikasi
Desain plant
Uji Unjuk
Kerja
Teknol ogi
blending
Litbang
Gugus Tugas Energi
Kementrian Negara Riset dan Teknologi
Teknologi
Tahun
Pasar
Produk
Pasokan Biodiesel
1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
Pasokan Biodiesel
1,5 Jt kL10%
Solar Transportasi
Biodiesel Sawit/
Jarak Pagar
Biodiesel Sawit/
Jarak Pagar
Biodiesel
Berbiaya Produksi Rendah
Biodiesel
Berbiaya Produksi Rendah
Bi odiesel Kualitas Tinggi
Angka Setana Tinggi
Titik Kabut Rendah
Biodiesel Kual itas Tinggi
Angka Setana Tinggi
Ti tik Kabut Rendah
Pasokan Biodiesel
3 juta kL15% Solar
Pasokan Biodiesel
3 juta kL15% Solar
Pemutakhiran
Standardisasi
dan Uji Unjuk
Kerja
Pemutakhiran
Standardisasi
dan Uji Unjuk
Kerja
2005-2010 2011-2015 2016-2025
Intensifikasi
Proses
Bi odiesel
Intensifikasi
Proses
Bi odiesel
Pasokan Biodiesel
6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)
(5% Konsumsi Solar)
Pasokan Biodiesel
6.4 juta KL(20% Solar
Transportasi)
(5% Konsumsi Solar)
Pabri k Komersial
Kapasi tas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabri k Komersial
Kapasi tas
(5000 - 20000 Ton/Thn
Pabrik Komersial
Kapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Pabrik Komersial
Kapasitas 20.000 s/d
100.000 Ton/tahun
Komersiali sasi
Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Komersiali sasi
Formula Biodiesel
Kualitas Tinggi
Rekayasa &
Disain Pabri k
Desain
Enjiniring
Rekayasa &
Disain Pabri k
Desain
Enjiniring
Teknologi
Pembuatan
aditif
Teknologi
Pembuatan
aditif
STANDAR BIODIESEL NASIONAL STANDAR BIODIESEL NASIONAL
Optimasi
Dan
Modifikasi
Desain plant
Optimasi
Dan
Modifikasi
Desain plant
Uji Unjuk
Kerja
Uji Unjuk
Kerja
Teknol ogi
blending
Teknol ogi
blending
Litbang
Gugus Tugas Energi
Kementrian Negara Riset dan Teknologi
1. Roadmap Sektor Energi Bio Diesel
29
30
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Penelitian dan
pengembangan
intensifikasi teknologi
produksi biodiesel dari
bahan baku sawit, kelapa,
jarak pagar dan tumbuhan
lain.
Penelitian dan
pengembangan konversi
gliserol menjadi etanol
dan produk turunan
lainnya seperti surfaktan
Peningkatan kualitas
tanaman jarak pagar dan
bahan baku potensial
lainnya
Penelitian dan
pengembangan proses
produksi biodiesel berbiaya
rendah



Pemanfaatan gliserol
menjadi produk turunan
lainnya (surfaktan,
monomer plastik, dll)

Penyediaan bibit unggul
tanaman jarak pagar dan
bahan baku potensial
lainnya
Penelitian dan
pengembangan aditip
biodiesel berkualitas
tinggi



Pemanfaatan produk
turunan gliserol dalam
produk akhir (polimer,
consumer goods, dll)

Penyediaan bibit unggul
tanaman jarak pagar
skala besar dengan teknik
in vitro
Rekayasa dan konstruksi
pabrik biodiesel secara
bertahap skala 5.000-
20.000 ton/tahun
Rekayasa dan Konstruksi
pabrik biodiesel berbiaya
produksi rendah 20.000-
100.000 ton/tahun
Formulasi biodiesel
berkualitas tinggi
Uji karakteristik, unjuk
kerja,uji jalan,
pemutakhiran standar dan
pembentukan lembaga
sertifikasi mutu biodiesel
(LSPro) serta
Laboratorium Uji Biodiesel
di beberapa propinsi
Pemutakhiran uji
karakteristik, unjuk kerja, uji
jalan, standar dan
pembentukan Laboratorium
Uji Biodiesel di seluruh
propinsi
Pemutakhiran uji
karakteristik, unjuk kerja,
uji jalan, standar dan
pembentukan
Laboratorium Uji Biodiesel
di setiap kabupaten
Peran Industri
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Mendukung penelitian dan
pengembangan perbaikan
proses produksi biodiesel di
Perguruan Tinggi dan
lembaga litbang melalui
cost sharing dan kerjasama
kemitraan
Komersialisasi hasil
penelitian teknologi produksi
biodiesel berbiaya rendah
Komersialisasi hasil
penelitian teknologi
formulasi biodiesel
berkualitas tinggi
Peningkatan kandungan
lokal mesin dan peralatan
pabrik biodiesel sampai
minimum 50%
Peningkatan mesin dan
kandungan lokal peralatan
pabrik biodiesel sampai
minimum 75%
Mesin dan peralatan
biodiesel dengan
kandungan lokal 100%
Pengembangan teknologi
engine agar dapat
mengikuti perkembangan
penggunaan biodiesel
Pengembangan teknologi
engine lanjutan agar dapat
mengikuti perkembangan
penggunaan biodiesel
Pengembangan teknologi
engine lanjutan agar dapat
mengikuti perkembangan
penggunaan biodiesel
Membantu dalam
pemutakhiran standar
biodiesel nasional
Membantu dalam
pemutakhiran standar
biodiesel nasional
Membantu dalam
pemutakhiran standar
biodiesel nasional
31
Peluang Pasar
Peran Pemerintah

Program Langit Biru yang
merujuk pada standar
lingkungan global

Peningkatan target Program
Langit Biru yang merujuk
pada standar lingkungan
global

Peningkatan target
Program Langit Biru yang
merujuk pada standar
lingkungan global
Pengurangan subsidi solar
untuk transportasi umum
Penghapusan subsidi solar
dan pengenaan pajak
lingkungan terhadap solar
sebesar 10 %
Pengenaan pajak
lingkungan terhadap solar
sebesar 25%
Peran Industri
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)

Sosialisasi penghematan
BBM karena kelangkaan
BBM fosil dan harga yang
terus meningkat

Sosialisasi lanjutan
penghematan BBM karena
kelangkaan BBM fosil dan
harga yang terus meningkat

Sosialisasi lanjutan
penghematan BBM karena
kelangkaan BBM fosil dan
harga yang terus meningkat
Sosialisasi penggunaan
biodiesel pada kendaraan
operasional di instansi
pemerintah dan transportasi
umum maksimum 10%
(B10)
Penggunaan pada
transportasi umum di seluruh
Indonesia maksimum 20%
(B20)
Penggunaan pada
transportasi umum di
seluruh Indonesia sampai
100% (B100)
Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Pembangunan
Bersih (CDM) oleh industri
biodiesel di Indonesia
Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
Fasilitasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
Sebesar 10% kebutuhan
solar transportasi dipenuhi
dari biodiesel yaitu 1.5
juta kL

Sebesar 600 ribu kL
dipenuhi dari biodiesel
jarak pagar

Sebesar 15% kebutuhan
solar transportasi dipenuhi
dari biodiesel yaitu 3 juta kL


Sebesar 1.5 juta kL
dipenuhi dari biodiesel jarak
pagar
Sebesar 20% kebutuhan
solar transportasi dipenuhi
dari biodiesel yaitu 7.5
juta kL

Sebesar 3 juta kL
dipenuhi dari biodiesel
jarak pagar
Peran Industri
Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO
14000
Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO
14000
Kawasan industri harus
memenuhi standar emisi
yang disyaratkan oleh ISO
14000
Peran Industri
Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit
10%
Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit
20%
Peningkatan produksi
biodiesel untuk pemakaian
oleh industri paling sedikit
50%
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar biodiesel oleh
industri otomotif
Peningkatan peran industri
otomotif dan alat berat dalam
penggunaan biodiesel
Peningkatan peran industri
otomotif dan alat berat
dalam penggunaan
biodiesel
32
Kebijakan
Peran Pemerintah
Mendorong budidaya dan
produksi bahan baku
potensial skala komersial
Kebijakan penanaman
jarak pagar seluas 1.5 juta
hektar
Mendorong budidaya dan
produksi bahan baku
potensial skala komersial
Kebijakan penanaman jarak
pagar seluas 3.4 juta hektar
Mendorong budidaya dan
produksi bahan baku
potensial skala komersial
Kebijakan penanaman
jarak pagar seluas 7.5 juta
hektar
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku
terutama di kota-kota besar
berpolusi tinggi
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku
terutama di kota-kota besar
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku di
seluruh kota
Penetapan target 10% dari
kebutuhan solar
transportasi dipenuhi dari
bahan bakar biodiesel
Penetapan target 15% dari
kebutuhan solar transportasi
dipenuhi dari bahan bakar
biodiesel
Penetapan target 20% dari
kebutuhan solar
transportasi dipenuhi dari
bahan bakar biodiesel
Kebijakan
Peran Pemerintah
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri biodiesel :
Harga biodiesel kompetitif
dibanding solar
Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan
waktu pengembalian lebih
panjang) bagi
pengembang industri
biodiesel
Pengurangan pajak bagi
industri yang
menggunakan 100%
biodiesel sebagai
pengganti solar
Pemberian tax holiday
bagi usaha perkebunan
jarak pagar
Bagi perkebunan tanaman
jarak pagar diberikan Hak
Guna Usaha (HGU)
selama 50 tahun

Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi
daerah untuk industri
biodiesel yang digunakan
di dalam negeri.
Kewajiban industri
biodiesel memasok
kebutuhan dalam negeri

Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri biodiesel :
Harga biodiesel lebih murah
dibanding solar
Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan waktu
pengembalian lebih
panjang) bagi pengembang
industri biodiesel

Pengurangan pajak bagi
industri yang menggunakan
100% biodiesel sebagai
pengganti solar

Pemberian tax holiday bagi
usaha perkebunan jarak
pagar
Bagi perkebunan tanaman
jarak pagar diberikan Hak
Guna Usaha (HGU) selama
50 tahun

Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi
daerah untuk industri
biodiesel yang digunakan di
dalam negeri
Kewajiban industri biodiesel
memasok kebutuhan dalam
negeri

Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri biodiesel :
Harga biodiesel lebih
murah dibanding solar
Pinjaman lunak (bunga
lebih rendah dengan
waktu pengembalian lebih
panjang) bagi
pengembang industri
biodiesel
Pengurangan pajak bagi
industri yang
menggunakan 100%
biodiesel sebagai
pengganti solar
Pemberian tax holiday
tahun bagi usaha
perkebunan jarak pagar
Bagi perkebunan
tanaman jarak pagar
diberikan Hak Guna
Usaha (HGU) selama 50
tahun
Pengurangan berbagai
jenis pajak dan retribusi
daerah untuk industri
biodiesel yang digunakan
di dalam negeri
Kewajiban industri
biodiesel memasok
kebutuhan dalam negeri

33
Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang
bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang
melakukan riset dan
pengembangan
peningkatan kualitas
bahan baku, intensifikasi
teknologi produksi dan
pemanfaatan hasil
samping proses produksi
biodiesel
Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang
bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang
melakukan riset dan
pengembangan
peningkatan kualitas bahan
baku,intensifikasi teknologi
produksi dan pemanfaatan
hasil samping proses
produksi biodiesel
Pengurangan pajak bagi
perusahaan yang
bekerjasama dengan
perguruan tinggi dan
lembaga litbang yang
melakukan riset dan
pengembangan
peningkatan kualitas
bahan baku, intensifikasi
teknologi produksi dan
pemanfaatan hasil
samping proses produksi
biodiesel
Peran Industri
Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain
sebesar 10% untuk
transportasi
Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain
sebesar 15% untuk
transportasi
Menerapkan kebijakan
penggunaan biodiesel
sebagai bahan bakar lain
sebesar 20% untuk
transportasi
Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Pembangunan
Bersih (CDM) oleh industri
biodiesel di Indonesia
Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
Partisipasi Pemanfaatan
Mekanisme Seperti CDM di
rezim iklim pasca Protokol
Kyoto oleh industri biodiesel
di Indonesia
Peran Industri
Kerjasama
petani/perkebunan dengan
produsen biodiesel dalam
bentuk skema inti plasma
Kerjasama kelompok
petani/pekebun untuk
memiliki pabrik biodiesel
Kerjasama kelompok
petani/pekebun untuk
memiliki pabrik biodiesel






















34
































Tahun 2005 2010 2011-2015 2016-2025
2. Roadmap Sektor Energi Bio-Etanol
Produksi bioetanol 99,5%(FGE) dari serat
lignoselulosa(limbah
pertanian/kehutanan) niradan pati
(termasukalgae) padaskalakomersial
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari
lignoselulosa, nira dan pati )
Pasokan Bioetanol
4,99 jt kl ( 20%total
konsumsi bensin)
serat lignoselulosa
sbg bahan baku
bietanol & bahan
bakar
STANDAR FUELGRADE ETHANOL (FGE) & GASOHOL NASIONAL


Produksi bietanol 99,5% (FGE) dg
laju produksi dan rasio energi
tinggi berbahan baku pati dan nira
pada skala komersial
Gasohol/ FGE (Bioetanol dari
pati , nira dan molases)
Pasokan Bioetanol 1,85
jt kl (10% total
konsumsi bensin)
Gasohol E-10
(Bioetanol dari pati &molases)
Perbaikan
strain yeast
Pasokan Bioetanol
3,08jt kl ( 15%total
konsumsi bensin)
Teknologi
proses
fermentasi

Teknologi.
membran utk
dehidrasi
Produksi bioetanol 99,5% (FGE)
dengan teknik dehidrasi kimiawi
dan molecular sieving berbahan
baku molases dan skala
komersial
Dehidrasi
bioetanol dg
adsorben
Sumber daya
karbohidrat untuk
bahan baku
bioetanol
Produk
Technology
R & D
Market
Pasar
Teknologi
Litbang

Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Millestones Bio Etanol

35


2005 2015 202 5 2007 2009
Demo plant
BPPT
8 kL/hari
Pembangunan
104 plant @ 60kL/hari
Pembangunan
62 pl ant @ 60kL/hari
2013
Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari
2018
2023
2020 2010 2005 2015 202 5 2007 2009
Demo plant
BPPT
8 kL/hari
Pembangunan
104 plant @ 60kL/hari
Pembangunan
62 pl ant @ 60kL/hari
2013
Pembangunan 114 plant @ 60kL/hari
2018
2023
2020 2010






Catatan :
1). Kapasitas 60 kL/hari merupakan kapasitas terendah plant bioetanol komersial dengan
bahan baku ubikayu. Diperlukan modal sekitar Rp 150 milyar per-plant.
2). Agar lebih efisien, investor perlu didorong untuk membangun plant 2-3 kali lipat dari
kapasitas di atas.
3). Pengembangan plant komersial di bawah 60 kL/hari dimungkinkan dengan bahan baku
lokal (khususnya nira-nira aren, lontar, nipah, tebu dan sorgum manis) untuk kawasan
terpencil dengan harga BBM yang tinggi
































36
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi
bioetanol dengan bahan
baku molases dan pati
serta perbaikan strain yeast
Litbang teknologi fermentasi:
perbaikan galur yeast tahan
temperatur tinggi dan
penerapannya pada
fermentasi berbahan baku
nira (tebu dll) dan pati.
Litbang teknologi produksi
bioetanol menggunakan
selulase dan bahan baku
lignoselulosa.
Pengkajian dan produksi
FGE skala 200 L/hari
dengan molecular sieve dan
penambahan unit dehidrasi
pada demo-plant 8 kL/hari
Litbang teknologi dehidrasi
etanol dengan teknologi
membran zeolit dan
penambahan unit dehidrasi
membran pada demo plant 8
kL/hari.
Penerapan teknologi utilitas
(steam dan listrik) secara
co-generation pada demo
plant 8 kL/hari berbahan
baku lignoselulosa.
Uji karakteristik gasohol dan
kinerja kendaraan berbahan
bakar gasohol E-10 serta
penyusunan standar
gasohol nasional
Pengembangan teknologi
utilitas (steam dan listrik)
secara co-generation.
Uji karakteristik gasohol dan
kinerja kendaraan berbahan
bakar gasohol dengan
kandungan etanol
> 10% .
Penyuluhan dan pelatihan
budidaya bahan baku
bioetanol secara
berkelanjutan (ramah
lingkungan).
Asistensi teknis rancang
bangun pabrik bioetanol
skala komersial.
Asistensi teknis rancang
bangun pabrik bioetanol
skala komersial.
Studi kelayakan
pembangunan pabrik
bioetanol di wilayah
Indonesia timur.
Pembangunan dua pabrik
percontohan di Sulawesi
Selatan & Papua berbahan
baku lokal kaps. 60 kL/hari.

Peran Industri
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang
bangun pabrik bioetanol &
peningkatan penggunaan
bahan industri lokal untuk
pembangunan pabrik
bioetanol.
Kerjasama dalam penerapan
teknologi utilitas (steam dan
listrik) secara co-generation
Kerjasama dalam rancang
bangun pabrik bioetanol
berbahan baku
lignoselulosa.
Pengembangan formula
bahan bakar gasohol untuk
mesin otomotif dengan
spesifikasi tertentu.

Membantu dalam
penyusunan standar
gasohol nasional.




Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Persyaratan kandungan
oksigen yang tinggi pada
bahan bakar bensin



37
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung
menurun atau tetap.
Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung
menurun atau tetap.
Sumber BBM fosil menipis
dan harga terus meningkat,
sedangkan biaya produksi
bioetanol cenderung
menurun atau tetap.
Sosialisasi penggunaan
gasohol pada kendaraan
berbahan bakar bensin di
kawasan padat lalu lintas
(Jakarta, dll) bekerjasama
dengan Pemda setempat.
Penggunaan gasohol untuk
transportasi umum di
berbagai kota besar di
Indonesia.
Penggunaan gasohol untuk
transportasi umum di
seluruh wilayah Indonesia.
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol

Konsumsi premium tahun
2004 sebesar 15 juta kL,
dan pada tahun 2009 akan
mencapai sekitar 21 juta kL
(laju konsumsi 7% per
tahun). Ditargetkan
penggunaan bioetanol 1,85
jt kL (10% dari total
konsumsi bensin)
Ditargetkan pada tahun 2015
penggunaan bioetanol
mencapai 3,08 jt kL (15%
dari total konsumsi bensin)
Ditargetkan pada tahun
2025 penggunaan bioetanol
mencapai 4,99 juta kL (20%
dari total konsumsi bensin)
Peran Industri
Kawasan industri yang harus memenuhi persyaratan lingkungan secara global.
Meningkatnya peran
investasi dan industri
bioetanol lokal untuk
memenuhi kebutuhan
gasohol, khususnya di
daerah terpencil/pulau-
pulau kecil.

Sosialisasi penggunaan
bahan bakar gasohol oleh
industri otomotif

Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendorong budidaya dan
produksi bahan baku
potensial skala komersial
Mendorong budidaya dan produksi bahan baku potensial
skala komersial
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku,
terutama di kota-kota besar
berpolusi tinggi
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan sesuai
standar yang berlaku,
terutama di kota-kota besar
berpolusi tinggi

Mendorong dan
memberikan contoh dalam
penggunaan gasohol yang
ramah lingkungan
Mendorong dan memberikan
contoh dalam penggunaan
gasohol yang ramah
lingkungan
Kebijaksanaan Energi
Nasional mentargetkan 5%
(2025) dari kebutuhan
energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
38
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bioetanol :
Pemberian subsidi
dengan menyamakan
harga gasohol E-10
dengan harga premium
yang disubsidi
Pemberian kredit lunak
untuk produksi bioetanol
skala kecil-menengah.
Pemberian kredit lunak
untuk petani produsen
bahan baku etanol.


Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bioetanol :
Pemberian subsidi dengan
menyamakan harga
gasohol E-10 dengan harga
premium yang disubsidi
Pemberian kredit lunak
untuk produksi bioetanol
skala kecil-menengah.
Pemberian kredit lunak
untuk petani produsen
bahan baku etanol

Peran Industri
Menerapkan kebijakan penggunaan bahan bakar yang memenuhi standar lingkungan
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Partisipasi Industri dalam
implementasi program CDM-
Kyoto Protocol

Kerjasama
petani/perkebunan dengan
produsen bioetanol
Kerjasama
petani/perkebunan dengan
produsen bioetanol

























39
























3. Roadmap Sektor Energi Bio-oil (Pirolisa)
Tahun 2005 - 2010 2011-2015 2016-2025
Technology
Sosialisasi dan
Penggunaan Bio Oil
di Jawa Barat
Bio Oil (Crude)
Penambaha
n Solvent
Teknologi
Piro- lisa
Cepat
Emulsifikasi
Model Reak-
tor Pirolisa
Cepat
Produksi bio oil untuk keperluan panas
dengan teknologi pirolisa cepat skala
semi komersial 8 ton/hari s/d
Skala komersial 100 ton/hari
Konversi 20-60%
Produksi dan upgrading bio oil pada
skala komersial 50-100 ton/hari
Konversi 60-80%
Sumber daya limbah
biomassa sebagai
baku bio oil
Catal ytic vapor
cracking dan
hydrotreating biooil
Produksi dan upgrading bio oil
pada skala komersial 50-100
ton/hari
Product
R & D
Market
Penggunaan Bio Oil
Konsumsi Minyak
Bakar
Penggunaan Bio Oil
sebesar 2,5% konsumsi
Minyak Bakar & IDO
Bio Oil (treated) Bio Oil (treated)
Standar Bio Oil untuk keperluan Panas
Standar Bio Oil untuk keperluan panas
dan mesin
Standar Bio Oil untuk keperluan panas
dan transportasi
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
40
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi
bio oil dengan teknologi
pirolisa cepat dan
pemetaan potensi bahan
baku, produsen bio oil,
kerjasama dengan pihak
lain, dan diseminasi produk.
Litbang teknologi pirolisa
cepat bio oil
Litbang teknologi produksi
bio oil dan upgrade bio oil
untuk keperluan mesin
penggerak.
Pengkajian dan produksi
bio oil skala 8 -100
ton/hari,konversi perolehan
10-40%
Litbang teknologi pirolisa
cepat dan upgrade bio oil
dengan skala 50-100 ton/hari
dengan konversi 60%
Penerapan teknologi
pirolisa cepat secara
komersial untuk keperluan
bahan bakar campuran
minyak diesel.
Uji karakteristik bio oil di
boiler industri untuk
keperluan panas
Pengujian bio oil plus aditif
sebagai bahan campuran
dengan minyak diesel untuk
penggunaan mesin diesel
stasioner.
Pengujian bio oil sebagai
campuran minyak disel
untuk penggunaan mesin
disel untuk keperluan
transportasi.
Pengkajian reaktor pirolisa
cepat dan perangkat
utilitasnya, skala semi
komersial
Rancang bangun pabrik bio
oil dan sistem upgrade bio oil
skala komersial.
Rancang bangun pabrik bio
oil dan sistem upgrade bio
oil skala komersial.
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik bio oil
di industri berbasis
biomasa.
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik bio oil
di industri berbasis biomassa.
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik bio oil
di industri berbasis
biomassa.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang
bangun pabrik bio oil dan
pemanfaatan bio oil skala
semi komersial untuk
produksi komponen dan
sistem pendukung pabrik
bio oil.
Kerjasama dalam penerapan
teknologi dan rancang
bangun teknologi pirolisa
cepat dan upgrade bio oil
juga mendukung
memperbanyak komponen
lokal.
Kerjasama dalam
penerapan teknologi dan
rancang bangun teknologi
pirolisa cepat dan upgrade
bio oil skala komersial juga
penyedia komponen dan
sistem pendukung pabrik
bio oil.
Pengembangan bio oil
untuk industri untuk
keperluan panas.
Pengembangan bio oil untuk
mesin disel stasioner
Pengembangan bio oil
untuk mesin disel
transportasi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan bio
oil di industri mengganti
minyak berat (marine fuel
oil) untuk keperluan panas.
Penggunaan bio oil untuk
bahan bakar campuran
mesin penggerak dan
keperluan panas.
Penggunaan bio oil untuk
keperluan panas dan bahan
bakar campuran untuk
mesin disel transportasi.


41
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol dan kesempatan
pasar luar negeri dalam
program Renewable
Portfolio Standar di
beberapa negara.
Kemudahan peraturan dan
perundangan yang
mendorong penggunaan bio
oil

Peran Industri
Meningkatnya peran
investasi pada industri bio
oil khususnya di industri
berbasis biomassa.
Meningkatnya peran
investasi pada industri bio oil
khususnya di industri
berbasis biomassa.
Meningkatnya peran
investasi pada industri bio
oil khususnya di industri
berbasis biomassa.
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan
panas
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan
panas
Sosialisasi penggunaan
bahan bakar bio oil oleh
industri untuk keperluan
panas
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan terutama
yang terbarukan.
Mengutamakan komponen
lokal
Kebijaksanaan Energi
Nasional mentargetkan 5 %
(2025) dari kebutuhan
energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
Mendorong dan
memberikan contoh dalam
penggunaan bio oil di PTPN

Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bio oil
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bio oil
Membuat kebijakan yang
mendorong tumbuhnya
industri bio oil
Peran Industri
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Partisipasi Industri dalam
implementasi program CDM-
Kyoto Protocol
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen
bio oil
Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen
bio oil
Kerjasama industri berbasis
biomassa dengan produsen
bio oil
















42
































4. ROAD-MAP PURE PLANT OIL

Pemanfaatan Pure Plant Oil
untuk konsumsi Minyak Solar
disekitar industri & transportasi
Kend. Berat & Kerosin
Pure Plant Oil
dari Sawit dan Jarak pagar
Optimasi
Teknologi
Pembuatan
PPO
Teknologi
Pembuatan PPO
Pengembangan
teknologi
pembuatan PPO
PPO dari
Bermacam
bahan baku
Produksi PPO untuk
keperluan industri dari
berbagai bahan baku
Produksi PPO skala
komersial untuk keperluan
Industri dan transportasi
Pencampuran,
Pengujian,
standardisasi
Pengembangan
bahan baku lain
menjadi PPO
Produksi dan upgrading
PPO pada skala
komersial
Produk
Teknologi

Pasar
Tahun 2005 2010 2011-2015 2016-2025
High grade Pure Plant Oil
Dari Sawit, Jarak pagar, dll
High grade Pure Plant Oil
Sawit, Jarak Pagar, dll
Standar PPO untuk Keperluan Industri Standar PPO untuk keperluan Industri dan transportasi
Standar PPO untuk keperluan Industri
dan transportasi
Pemanfaatan Pure Plant Oil
untuk subtitusi Minyak Solar di
sektor industri & transp. dan
kerosin
Peningkatan Pemanfaatan Pure
Plant Oil untuk subtitusi Minyak
Solar di sektor industri& Tranp.
& Kerosin
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Litbang
43

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Litbang teknologi produksi
PPO dengan teknologi
murah dan pemetaan
potensi bahan baku,
produsen PPO, kerjasama
dengan pihak lain, dan
diseminasi produk.
Litbang optimasi teknologi
produksi PPO dalam rangka
upgrade kualitas untuk
keperluan transportasi.
Litbang teknologi produksi
PPO dalam rangka upgrade
kualitas untuk keperluan
transportasi.
Uji karakteristik PPO untuk
keperluan diesel engine
industri dan keperluan
panas
Uji karakteristik PPO untuk
keperluan diesel engine
transportasi
Uji karakteristik PPO
upgrade kualitas untuk
keperluan diesel engine
transportasi
Standarisasi karakteristik
produksi PPO untuk
keperluan diesel engine
industri dan keperluan
panas
Standarisasi karakteristik
produksi PPO untuk
keperluan diesel engine
transportasi.
Standarisasi karakteristik
produksi PPO upgrade
kualitas untuk keperluan
diesel engine transportasi.
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik PPO
di industri berbasis sawit
dan jarak pagar.
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik PPO di
industri berbasis bahan
biomassa lain.
Studi kelayakan dan
pembangunan pabrik PPO
di industri berbasis bahan
biomassa lain.
Peran Industri
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Mendukung litbang melalui
penyediaan data dan dana
dengan skema kerjasama
penelitian atau kemitraan.
Kerjasama dalam rancang
bangun pabrik PPO dan
pemanfaatan dalam skala
semi komersial untuk
produksi komponen dan
sistem pendukung pabrik
PPO.
Kerjasama dalam penerapan
teknologi dan rancang
bangun teknologi proses dan
upgrade PPO juga
mendukung memperbanyak
komponen lokal.
Kerjasama dalam
penerapan teknologi dan
rancang bangun teknologi
proses dan upgrade PPO
skala komersial juga
penyedia komponen dan
sistem pendukung pabrik
PPO.
Pengembangan PPO untuk
industri untuk diesel engine
industri , transportasi berat,
dan keperluan panas.
Pengembangan PPO untuk
mesin diesel transportasi
Pengembangan PPO
upgrade kualitas untuk
mesin diesel transportasi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi penggunaan
PPO di industri untuk
mengganti solar diesel
industri, transportasi berat,
minyak berat (marine fuel
oil) untuk keperluan panas
dan kompor rumah tangga.
Penggunaan PPO untuk
transportasi
Penggunaan PPO upgrade
kualitas untuk keperluan
diesel engine transportasi.
44
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Implementasi Program
CDM berdasarkan Kyoto
Protocol dan kesempatan
pasar luar negeri dalam
program Renewable
Portfolio Standar di
beberapa negara.
Kemudahan peraturan dan
perundangan yang
mendorong penggunaan
PPO
Kemudahan peraturan dan
perundangan yang
mendorong penggunaan
PPO
Peran Industri
Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO
khususnya di industri
berbasis minyak nabati.
Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO
khususnya di industri
berbasis minyak nabati.
Meningkatnya peran
investasi pada industri PPO
khususnya di industri
berbasis minyak nabati.
Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri untuk
keperluan panas
Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri
transportasi
Sosialisasi dan komitmen
penggunaan bahan bakar
PPO oleh industri
transportasi
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Pemberlakuan peraturan
penggunaan bahan bakar
ramah lingkungan terutama
yang terbarukan.
Memberlakukan
pengutamakan penggunaan
komponen lokal
Kebijaksanaan Energi
Nasional mentargetkan 5 %
(2025) dari kebutuhan
energi dipenuhi dari bahan
bakar terbarukan
Mendorong dan
memberikan contoh dalam
penggunaan PPO di
PTPLN, PTPN
Mendorong dan memberikan
contoh penggunaan PPO
untuk sektor transportasi
Mendorong pertumbuhan
penggunaan PPO untuk
sektor transportasi
Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya
industri PPO
Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya
industri PPO
Membuat kebijakan dalam
bentuk insentif yang
mendorong tumbuhnya
industri PPO
Peran Industri
Partisipasi Industri dalam
implementasi program
CDM-Kyoto Protocol
Menerapkan pengunaan
komponen lokal dalam
industri PPO
Menerapkan pengunaan
komponen lokal dalam
industri PPO
Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan
produsen PPO
Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan
produsen PPO
Kerjasama industri berbasis
minyak nabati dengan
produsen PPO











45
5. Roadmap Sektor Bahan Bakar Padat & Gas dari Biomassa
2005-
2010
2011-
2015
2016-
2025
Reduction of environmental
impacts
Improvement of efficiency
Increase of economy
Rumah
tangga
Industri
kecil
Industri
menengah
dan besar
PLN
Energi listrik
Energi mekanis
Energi termal
Briket
biomassa
High quality
solid fuel
Fuel
gas
Biogas
(CH
4
)
cogeneration
Tungku pembakaran
(Fluidized bed, stoker, stove)
Briquette
machine
Reaktor
karbonisasi
Gasifier Digester
pembakaran
karakterisasi
briquetting karbonisasi gasifikasi
Anaerobic
digestion
Desain
Sistem
Kontrol
Sistem
New Fuel
Type
New
Conversion
Technology
Inventions &
Improvements
Desain dan
rancang
bangun
komponen
Material
science
Reduction of environmental
impacts
Improvement of efficiency
Gugus Tugas Energi
Teknologi
Produk
Litbang
Pasar
Tahun
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
46
Jangka Pendek
(2005-2010)
Fokus : Efisiensi &
Lingkungan
Jangka Menengah
(2011-2015)
Fokus : Efisiensi,
Lingkungan & Ekonomi
Jangka Panjang
(2016-2025)
Fokus : Efisiensi,
Lingkungan,
Ekonomi, Inovasi & Ekspor
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Mendukung karakterisasi
berbagai macam biomassa
di seluruh propinsi
Mendorong penyempurnaan
berkelanjutan litbang
Teknologi Pembriketan,
Karbonisasi, Gasifikasi dan
Anaerobic Digestion macam
macam biomassa, serta
pembuatan prototipenya
Mendorong
penyempurnaan
berkelanjutan litbang
Teknologi Pembriketan,
Karbonisasi, Gasifikasi dan
Anaerobic Digestion
berbagai macam biomassa,
serta pembuatan
prototipenya
Mendorong penyempurnaan
berkelanjutan litbang
Teknologi Pembakaran
berbagai macam biomassa,
serta pembuatan prototipenya
Mendorong
penyempurnaan
berkelanjutan litbang
Teknologi Pembakaran
bebagai macam biomassa,
serta pembuatan
prototipenya
Mendorong penyempurnaan
berkelanjutan litbang desain
dan rancang bangun
komponen dan sistem
pendukung
Mendorong
penyempurnaan
berkelanjutan litbang desain
dan rancang bangun
komponen dan sistem
pendukung
Bekerjasama dengan industri
nasional dalam semua langkah
tersebut
Mendorong litbang untuk
penemuan jenis bahan bakar
dan teknologi konversi baru

Peran Industri
Peningkatan kemampuan
SDM untuk menunjang
kegiatan manufakturnya
Mengembangkan kapasitas
industri komponen & sistem
energi nasional


Memberikan informasi
kemampuan & fasilitas
manufaktur untuk
pembuatan prototipe
peralatan

Bekerjasama dengan
pemerintah dalam pembuatan
& penggunaan peralatan
konversi energi biomassa
Bekerjasama dengan
pemerintah dalam pembuatan
& penggunaan peralatan
konversi energi biomassa
47

Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Memberikan insentif finansial
/ pajak / subsidi kepada
industri yang menggunakan
briket / gas biomassa
Memberikan insentif finansial /
pajak / subsidi kepada industri
yang menggunakan briket /
gas biomassa
Memberikan subsidi kepada
rumah tangga yang
menggunakan briket / gas
biomassa
Memberikan subsidi kepada
rumah tangga yang
menggunakan briket / gas
biomassa
Membuka kesempatan
ekspor bahan bakar
biomassa (sejauh kebutuhan
dalam negeri sudah
tercukupi)

Peran Industri
Investasi untuk fasilitas
manufakturing
Meningkatkan kemampuan
manufacturing
Mengembangkan model bisnis
di bidang pembangkitan energi
dan penyediaan bahan bakar

Memanfaatkan insentif
pemerintah untuk
pengembangan kekuatan
bisnis
Memanfaatkan insentif
pemerintah untuk
pengembangan kekuatan
bisnis
Mengembangkan pasar
domestik dan internasional
Kebijakan
Peran Pemerintah
Mendorong dan
mengarahkan pemakaian
bahan bakar biomassa di
rumah tangga & industri
Mendorong program untuk
mengutamakan produksi
bahanbakar biomassa dari
Indonesia yang lebih ekonomis
dan ramah lingkungan
Mendorong peningkatan
teknologi dan kapasitas
produksi bahan bakar
biomassa, apabila
memungkinkan untuk
diekspor
Peran Industri
Kesediaan untuk diversifikasi
energi, terutama pemakaian
energi dari biomassa yang
ekonomis dan ramah
lingkungan
Meningkatkan kapasitas
produksi bahan bakar
biomassa, apabila
memungkinkan untuk
diekspor
Kesediaan untuk diversifikasi
energi, terutama pemakaian
energi dari biomassa yang
ekonomis dan ramah
lingkungan
Mengoperasikan peralatan
pembakaran / gasifikasi skala
besar
Mengoperasikan peralatan
pembakaran / gasifikasi skala
besar













6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi











































Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Resources
Investment
(Instrumentations & Laboratories, Human Res Dev)
Expertise
Tahun

2005 2010 2011
Badan Usaha Pemerintah / Swasta
bidang Eksplorasi & Eksploitasi Panasbumi
G-G-G Explorations SOP Reservoir Modeling & Simulation
Processing & Modeling Softwares Softwares
Reservoir Monitoring SOP Reservoir Image and/or Model
Re-injection SOP Tracer Types
Exploration Science & Engineering
Data Acquisition & Processing Technology (software)
Data Modeling (soft- and hard-wares)
Down-hole Imaging Technology (soft- & hard-wares)
Tracer Technology
Monitoring Technology
Re-injection Technology
Modeling & Simulation Technology
GEOLOGY
Remote sensing
& mapping
Volcano-
geothermy
Petrology &
Mineralogy
Hydrogeology
Fluid Inclusion
GEOCHEMISTRY
Geothermometry
Geochronology /
Absolute dating
Isotope
Geochemistry
Others

GEOPHYSICS
Electromagnetics
(MT/CSAMT, TDEM)
Electrical Resistivity
Self Potential
Gravity & Magnetic
Borehole geophysics
RESERVOIR SYSTEM
Characterization
Modeling & Simulation
Monitoring
Re-injection

Geothermal Reservoir Engineering
1
2
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
48
49

















































6. Roadmap Sektor Energi Panas Bumi
Pasar
Produk
Teknologi
Litbang
Resource
Competence/
Expertise
Tahun
2015 - 2016 2025
Big hole dri lling technology
Directional dri lling technology
Mud drilling technology
Cementation technology
Safety drilling technology
Piping & Separator tech.
Drilling SOP (big hole & directional)
Mud mixing SOP
Cementation SOP
Safety SOP
Piping & Separator SOP
Binary PLTP Engr.
Design &
Direct Use
Small-scale [<10 MWe]
Binary PLTP & Direct Use
Related-Industries
PLTP Design
&
Engineering
Badan Usaha Negara /
Swasta bidang Eksplorasi &
Eksploitasi Panasbumi
DRILLING ENGINEERING
Big-hole type
Directional
Drilling Mud
Casing & Cementation
Safety
PIPING
SEPARATOR
1
2
PLTP
(55 MWe)
Badan Usaha Negara / Swasta di
bidang Pembangkitan Tenaga Listrik /
Agro-Industri
FLUIDS UTILIZATIONS &
ECONOMIC
Heater & Dryer System
Direct Use of Steam
Heat Exchanger
Fluids Utilization
Industrial Partnerships
Economic Analyses
POWER PLANT
Turbine
Generator
Condenser
Cooling Tower
Control Panels
Materials & Scaling
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
50

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Kebijakan, Penelitian dan pengembangan (litbang) dan Teknologi
Peran Pemerintah
Menyiapkan perangkat
kebijakan di bidang litbang
sains dan teknologi
panasbumi, khususnya
eksplorasi panasbumi untuk
meningkatkan local content
di bidang industri jasa
eksplorasi pemanfaatan
langsung
Menyiapkan perangkat
kebijakan litbang sains dan
teknologi pemanfaatan
panasbumi, khususnya di
bidang eksploitasi panasbumi
untuk meningkatkan local
content dalam pengusahaan
uap panasbumi dan pembangkit
listrik panasbumi
Menyiapkan perangkat
kebijakan di bidang litbang
sains dan teknologi
pemanfaatan panasbumi
untuk meningkatkan local
content di bidang industri
pembangkit tenaga listrik
Menyediakan perangkat
keras dan lunak, serta
laboratorium untuk keperluan
litbang sains dibidang
panasbumi dan teknologi
eksplorasi panasbumi yang
masih belum tersedia.
Bidang Geologi:
Absolute dating (K-Ar, Ar-
Ar, Zircon-Apatite)
Fluid inclusion technology
Bidang Geofisika:
Electromagnetic/
magnetotelluric
exploration system (natural
source dan controlled-
source)
Multi-electrode resistivity
meter
Borehole geophysics
Bidang Geokimia:
X-Ray diffraction clay
mineralogy
Isotope hydrology
Gas detector/ monitoring
system
Rekayasa pemanfaatan
langsung (direct use)
panasbumi
Menyediakan perangkat keras
dan lunak, serta laboratorium
untuk keperluan litbang sains
dan teknologi simulasi reservoir
dan eksploitasi panasbumi, di
antaranya:
Reservoir simulator and
modeling
Artificial reservoir simulator
Fracture imaging
Teknologi sistem pembangkit
listrik skala kecil.














Menyediakan perangkat
keras dan lunak, serta
laboratorium untuk
keperluan litbang teknologi
pemanfaatan energi
panasbumi, di antaranya:
Disain dan rekayasa
sistem pembangkit listrik
tenaga panasbumi
Material & Scaling
technology

Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang
sains & teknologi
eksplorasi,eksploitasi dan
pemanfaatan panasbumi,
Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang sains
& teknologi simulasi reservoir
dan eksploitasi panasbumi,dan
teknologi pemanfatan
Peningkatan kualitas dan
kuantitas SDM di bidang
teknologi pemanfaatan
energi panasbumi melalui
pendidikan di dalam maupun
51
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
melalui pendidikan di dalam
maupun luar negeri
panasbumi melalui pendidikan
di dalam maupun luar negeri
luar negeri
Melaksanakan litbang sains
dan teknologi di bidang
eksplorasi sumberdaya
energi panasbumi, yang
terdiri dari berbagai studi,
yakni:
Geologi:
Remote sensing
Volcano-geothermy
Petrology & mineralogy
Hydrogeology
Fluid inclusion
Geofisika:
Electromagnetics
(MT/CSAMT, TDEM)
Electrical resistivity
Self potential
Gravity & magnetic
Borehole geophysics
Geokimia:
Chemical geothermometry
Isotope hydrology
Thermodynamics
Serta teknologi pemanfatan
panas bumi untuk skala kecil
dan pemanfaatan langsung
Melaksanakan litbang sains dan
teknologi di bidang eksploitasi
sumberdaya energi panasbumi,
yang menyangkut:
Reservoir characterization,
Reservoir simulation and
modeling
Reservoir monitoring and re-
injection
Drilling technology
Piping
Separator
Fracture imaging
Teknologi pemanfaatan
panasbumi untuk listrik

Melaksanakan litbang
teknologi di bidang
pemanfaatan energi
panasbumi, yakni
menyangkut,
Fluid utilizations,
Heater & dryer system,
Direct use system,
Heat exchanger,
Power plant systems,
Material & scaling
technology.
Peran Industri/Swasta
Membangun kemitraan
dengan Pemerintah di
bidang litbang sains dan
teknologi eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya
panasbumi
Membangun kemitraan dengan
Pemerintah di bidang litbang
sains dan teknologi eksploitasi
dan pemanfaatan untuk tenaga
listrik dari sumberdaya
panasbumi
Membangun kemitraan
dengan Pemerintah di
bidang teknologi
pembangkitan energi
panasbumi
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Mendorong pengusahaan di
bidang eksplorasi &
eksploitasi sumberdaya
energi panasbumi
Mendorong pengusahaan di
bidang eksplorasi & eksploitasi
sumberdaya energi panasbumi
Mendorong pemanfaatan
energi panasbumi sebagai
pembangkit listrik maupun
penggunaan secara
langsung (direct use)
52

Memberikan insentif kepada
industri di bidang
pengusahaan eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya
energi panasbumi
Memberikan insentif kepada
industri di bidang pengusahaan
eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya energi panasbumi
Memberikan insentif kepada
industri di bidang
pemanfaatan sumberdaya
energi panasbumi agar
tercapai harga ke-
ekonomian
Peran Industri/Swasta
Meningkatkan kegiatan
pengusahaan eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya
energi panasbumi dan
pemanfaatannya
Meningkatkan kegiatan
pengusahaan eksplorasi dan
eksploitasi sumberdaya energi
panasbumi dan
pemanfaatannya
Meningkatkan pemakaian
sumberdaya energi
panasbumi untuk
pembangkit listrik dan
pemanfaatan secara
langsung (direct use)







































53




























Litbang
Teknologi
Produk
Pasar

SKEA skala s/d
300 kW
SKEA skala menengah 300 kW
(kandungan lokal tinggi)
600 kW of grid dan
10 MW on grid terpasang
US$ 15.9 juta
SKEA skala menegah/besar, 750 kW
(kandungan lokal tinggi)
SKEA skala besar s/d > 1 MW
(kandungan lokal tinggi)
generator magnet
permanen putaran
rendah, advanced airfoil,
struktur ringan & kuat
serta sistem kontrol
SKEA skala s/d 750
kW
1 MW off grid,
25 MW on Grid terpasang
US$ 39 juta
5 MW off grid
125 MW on Grid terpasang
US $ 195 juta
2005-2010 2011-2015 2016-2025

SKEA skala s/d > 1 MW
advanced airfoil ,
struktur ringan dan
kuat serta sistem
kontrol efisien
Pembuatan peta potensi
energi angin perwilayah
berdasarkan titik
pengukuran dan
pengguna
generator
magnet permanen,
advanced airfoi ,
strukturl ringan & kuat
serta sistem kontrol
Pembuatan peta
potensi energi angin
global berdasarkan titik
pengukuran
Pembuatan peta
potensi energi angin
regional dan peta
pengguna
7. Roadmap Sektor Energi Bayu
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
54

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang dengan
mengoptimasi sistem kendali,
rotor SKEA pada regim kec.
angin rendah, pemilihan
material ringan dan kuat
untuk daya s/d 300 kW
Melaksanakan litbang
untuk meningkatkan
performance terhadap
sistem kendali advanced air
foil dan generator dan
material yang ringan, kuat
dan tahan korosi untuk
daya s/d 750 kW
Melanjutkan litbang dalam
material, system control,
rancang bangun dan rekayasa
komponen SKEA dengan
teknologi tinggi untuk daya s/d
1 MW.
Meningkatkan partisipasi
masyarakat daerah dalam
pengembangan dan
pemanfaatan teknologi SKEA
Meningkatkan kemampuan
analisis desain dan
rancang bangun SKEA
Mengembangkan pemanfaatan
teknologi SKEA untuk
penyediaan Hidrogen
Peran Industri
Menurunkan biaya produksi
dengan meningkatkan volume
produksi
Memproduksi komponen
yang inovatif, handal dan
efisien dengan tingkat
perawatan yang rendah
Meningkatkan kualitas
produksi komponen
komponen SKEA
Mengurangi biaya konstruksi
komponen dan instalasi SKEA
dengan optimasi penggunaan
komponen bahan baku
Mendukung pemerintah
dalam pembiayaan riset-
riset komponen SKEA
Meningkatkan penggunaan
komponen lokal untuk
pembuatan komponen SKEA
Mengembangkan peralatan
dan proses untuk kegiatan
produksi SKEA
Meningkatkan kehandalan
sistem melalui pemilihan
material yang ringan dan
kuat namun relatif murah
Menyiapkan infrastruktur
pemanfaatan teknologi SKEA
untuk penyediaan Hidrogen
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan
potensi energi angin dan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEA
Melanjutkan pemetaan
potensi energi angin dan
pengguna untuk
pemanfaatan SKEA
Melanjutkan pemetaan potensi
energi angin dan pengguna
untuk pemanfaatan SKEA
Menyelenggarakan
openhouse, pameran, dan
workshop
Meningkatkan informasi
dan pendidikan (sekolah
dan luar sekolah) dalam
pemanfaatan SKEA
Melaksanakan training dan
penyuluhan kepada
masyarakat pengguna
Menerbitkan /
mempublikasikan hasil hasil
litbang dan produk SKEA
Mendukung mekanisme
pasar dalam efektifitas
distribusi komponen
komponnen pembangkit
listrik
Mengembangkan strategi
untuk mendapatkan material
unggulan untuk penggunaan
khusus bagi keperluan
pengembangan SKEA
Melaksanakan diseminasi
hasil hasil litbang melalui
proyek percontohan
Membuat / mengadopsi
standar standar dan
menerbitkan sertifikat
SKEA

Peran Industri
Melaksanakan promosi produk
SKEA yang ada di pasaran
Mengembangkan
kemungkinan pembiayaan
dalam pemanfaatan SKEA
Meningkatkan partisipasi
dalam pengembangan dan
pemanfaatan teknologi SKEA
55

Melaksanakan optimasi dalam
proses produksi komponen
SKEA
Mengembangkan dan
memproduksi berbagai
model dan kapasitas SKEA
untuk berbagai segmen
pasar
Menyiapkan dana untuk
pembangunan infrastruktur
pabrik SKEA skala besar
Melaksanakan produksi
massal komponen SKEA
skala kecil s/d 10 kW
Melaksanakan pabrikasi
komponen SKEA skala
kecil - menengah
Melaksanakan pabrikasi
komponen SKEA skala
menengah - besar
Berkembangnya peluang
usaha swasta produsen listrik
yang berbasis SKEA baik
untuk off-grid (stand alone)
maupun grid connected
Makin bertambahnya peran
usaha swasta produsen
listrik (IPP) yang berbasis
SKEA dengan kapasitas
besar baik untuk off-grid
(stand alone) maupun grid
connected
Banyaknya usaha swasta
produsen listrik (IPP) yang
berbasis SKEA dan dapat go
public (perusahaan public)
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang
mendukung pengembangan
pasar dengan pemberian
insentif pajak dan regulasi
lainya
Mendorong pembangunan
infrastruktur teknologi
SKEA (standar, sertifikat)
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan yang
mendukung pengembangan
dan pemanfaatan teknologi
SKEA
Mendukung dan memberikan
kemudahan kredit untuk
program listrik pedesaan yang
menggunakan teknologi SKEA
Mendukung standar
nasional dan international
yang relevan untuk produk
SKEA
Mendukung pemberian insentif
pajak dan komponen biaya
lainya dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEA
Melakukan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEA
Melakukan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEA
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan yang
lebih mendukung usaha listrik
yang memanfaatkan teknologi
SKEA
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan
yang mendukung usaha
listrik yang memanfaatkan
teknologi SKEA agar dapat
menjadi perusahaan publik
Mendorong usaha listrik yang
memanfaatkan teknologi SKEA
agar dapat menjadi
perusahaan publik
Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar
yang kompetitif
Membangun infrastruktur
jaringan distribusi untuk
memasarkan produk SKEA
Mendorong berlakunya
mekanisme pasar SKEA yang
kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan
kepedulian masyarakat
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna SKEA
Bersama sama pemerintah
melanjutkan kegiatan
penyuluhan, training
kepada masyarakat dan
pengguna
Bersama sama pemerintah
melanjutkan kegiatan
penyuluhan, training kepada
masyarakat dan pengguna







PASAR
PRODUK
TEKNOLOGI
2005-2010
LITBANG
2010-2015 2015-2025
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
8. Roadmap Sektor Mikro Hidro

56





























57

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Percontohan PLTMH yang
lengkap dan berskala
komersial
Mengembangkan generator
dan sistem kendali PLTMH
produk lokal
Melanjutkan pengembangan
generator dan sistem kendali
PLTMH produk lokal
Pengembangan Turbin Low
head
Pengembangan turbin
PLTMH yang efisien dan
pengembangan sistem
kapasitas 750 kW
Melanjutkan pengembangan
turbin PLTMH yang efisien
dan pengembangan sistem
kapasitas 1 MW
Melakukan studi-studi
kelayakan di daerah yang
berpotensi untuk penerapan
PLTMH
Updating data potensi
PLTMH di daerah dan
pembuatan Feasibility
Study PLTMH
Updating data potensi PLTMH
di daerah dan melanjutkan
pembuatan Feasibility Study
PLTMH
Peran Industri
Memberi dukungan
pendanaan pada proyek
percontohan PLTMH yang
lengkap dan berskala
komersial
Mengusahakan pabrikasi
hasil pengembangan turbin,
generator dan sistem
kendali PLTMH
Mengusahakan pabrikasi hasil
pengembangan turbin,
generator dan sistem kendali
PLTMH
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Membentuk Pusat data dan
informasi terpadu pada level
nasional sebagai bagian
promosi
Membentuk Pusat data dan
informasi terpadu pada
level propinsi/ kabupaten
sebagai bagian promosi
Mengintegrasikan seluruh
Pusat data dan informasi
terpadu yang ada dengan
sistem jaringan informasi
regional maupun internasional
sebagai bagian promosi
Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluaskan penggunaan
PLTMH yang
berkesinambungan
Bekerjasama dengan
industri perbankan dan
finansial untuk mendorong
pendanaan untuk industri
kelistrikan yang berbasis
pada PLTMH
Mengembangkan inovasi
sistem pendanaan untuk
mendorong pendanaan untuk
industri kelistrikan yang
berbasis pada PLTMH
Peran Industri
Melakukan investasi untuk
manufakturing sistem PLTMH
guna memenuhi pasar
domestik dengan target 60
MW on-grid, 15 MW off-grid
terpasang

Menciptakan model bisnis
kelistrikan yang berbasis
pada PLTMH baik yang off
grid (stand alone) maupun
yang terintegrasi dengan
jala-jala listrik (grid
connected) bekerjasama
dengan lembaga
perbankan dan finansial
untuk mencapai target
pemanfaatan PLTMH 150
MW on-grid, 50 MW off-grid
terpasang.
Melakukan inovasi-inovasi
untuk model bisnis kelistrikan
yang berbasis pada PLTMH
baik yang off grid (stand
alone) maupun yang
terintegrasi dengan jala-jala
listrik (grid connected) untuk
mencapai target pemanfaatan
PLTMH 500 MW on-grid, 330
MW off-grid terpasang.

58
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menetapkan target
pemanfaatan PLTMH 0,02%
energy mix nasional
Menetapkan target
pemanfaatan PLTMH
0,06% energy mix nasional
Menetapkan target
pemanfaatan PLTMH 0,22%
energy mix nasional
Peran Industri
Memberikan masukan kepada
pemerintah dan legislatife
tentang kebijakan yang harus
dibuat untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri
komponen PLTMH
Memberikan masukan
kepada pemerintah untuk
mendorong dikeluarkannya
kebijakan sistem dukungan
financial yang lebih
kondusif untuk usaha
kelistrikan berbasis PLTMH
Menciptakan inovasi-inovasi
sistem financial untuk
mendukung perluasan pasar
PLTMH



































59

9. Roadmap Sektor Energi Surya (Fotovoltaik)
2005-2010






























Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
Tahun
Litbang
Produk
Teknologi
Pasar
60


Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)

Penelitian dan Pengembangan (litbang)

Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang
Pemurnian silikon hingga ke
electronic grade

Melanjutkan pelaksanakan
litbang pemurnian silikon
hingga ke electronic grade

Melaksanakan penelitian
material dasar sel surya
lain selain silikon
Melaksanakan litbang untuk
bahan metal-organic gases
Melanjutkan melaksanakan
litbang bahan metalorganic
gases
Melanjutkan
melaksanakan litbang
metalorganic gases untuk
mendukung industri sel
surya thin-film
Melaksanakan litbang teknologi
pembuatan sel surya silikon
monokristal dan silikon
polykristal
Melaksanakan litbang
teknologi pembuatan sel
surya silikon monokristal dan
silikon polykristal dengan
tujuan untuk meningkatkan
kualitas dan umur sel dan
modul surya
Melanjutkan litbang
teknologi pembuatan sel
surya silikon monokristal
dan silikon polykristal
dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas
dan umur sel dan modul
surya
Melaksanakan koordinasi
seluruh balitbang dan
perguruan tinggi untuk
melakukan pemilihan jenis
teknologi sel surya yang sudah
siap diproduksi secara
komersial
Melaksanakan litbang
teknologi pembuatan modul
surya dan pengembangan
aplikasinya (hybrid, grid-
connected, building
integrated, dll)
Melanjutkan litbang
teknologi pembuatan modul
surya dan pengembangan
aplikasinya (hybrid, grid-
connected, building
integrated, dll)
Membangun pilot proyek
pabrikasi sel dan modul surya
untuk kebutuhan dalam negeri
Memberikan dukungan
litbang kepada industri sel
dan modul surya lokal
Melanjutkan memberikan
dukungan litbang kepada
industri sel dan modul
surya lokal
Peran Industri/Swasta
Mendukung kegiatan litbang
modul surya
monocrystal/polycrystal dengan
menyiapkan dana
Mengembangkan model
untuk volume produksi yang
tinggi dengan melihat
pasokan bahan mentah yang
tersedia
Menciptakan bahan baru
dan peralatan dengan
efisiensi tinggi dan harga
murah
Menggalang kerjasama
kegiatan litbang
Mengembangkan produk
PLTS skala kecil yang
mudah diinstalasi
Mengembangkan metoda
quality assurance/quality
control untuk pengujian di
pabrik
Mengembangkan sistem
aplikasi PLTS yang handal dan
murah
Mengembangkan teknologi
komponen sistem-sistem
PLTS (misalnya hybrid, grid
connected)
Mengembangkan industri
komponen sistem-sistem
PLTS yang diintegrasikan
pada bangunan.
Mengembangkan pilot proyek
sistem PLTS untuk
dihubungkan ke jala-jala PLN
Melanjutkan pengembangan
sistem PLTS untuk
dihubungkan ke jala-jala PLN
Mengembangkan industri
komponen sistem-sistem
PLTS untuk dihubungkan
ke jala-jala PLN
61

Peluang Pasar & Produk
Peran Pemerintah
Melaksanakan penerapan dan
pengkajian sistem PLTS secara
terus menerus dan bertahap
yang bekerjasama dengan
Pemerintah Daerah
Melakukan pengkajian
penerapan sistem-sistem
PLTS hasil litbang
Melanjutkan pengkajian
penerapan sistem-sistem
PLTS hasil litbang
Melakukan pelatihan , dan
melaksanakan public
awarness tentang PLTS secara
terus menerus
Melanjutkan training dan
public awareness tentang
PLTS di Indonesia.
Melanjutkan training dan
public awareness
tentang PLTS di
Indonesia.
Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluasan penggunaan
PLTS yang berkesinambungan
Bekerjasama dengan industri
perbankan dan finansial untuk
mendorong pendanaan untuk
industri kelistrikan yang
berbasis pada PLTS
Mengembangkan inovasi
sistem pendanaan untuk
mendorong pendanaan
untuk industri kelistrikan
yang berbasis pada PLTS
Memfasilitasi pengembangan
infrastruktur distribusi untuk
penjualan retail
Memfasilitasi pengembangan
infrastruktur distribusi untuk
penjualan retail
Memfasilitasi
pengembangan
infrastruktur distribusi
untuk penjualan retail
Menetapkan SNI sistem dan
komponen PLTS agar terjadi
persaingan yang lebih sehat
dalam upaya mendukung
diversifikasi sistem PLTS
sebagai pilihan konsumen
Menetapkan SNI komponen
dan sistem PLTS hasil inovasi
baru
Menetapkan SNI
komponen dan sistem
PLTS hasil inovasi baru
Peran Industri / Swasta
Menyiapkan pendanaan untuk
pembangunan industri dan
melaksanakan promosi secara
intensif tentang pasar domestik
dan internasional.
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem
PLTS
Melakukan investasi untuk
manufakturing sistem PLTS
guna memenuhi pasar
domestik, dengan target pasar
rata-rata 50 MW per tahun
Menciptakan model bisnis
kelistrikan yang berbasis pada
PLTS baik yang off grid (stand
alone) maupun yang
terintegrasi dengan jala-jala
listrik (grid connected)
bekerjasama dengan lembaga
perbankan dan finansial untuk
mencapai target pemanfaatan
PLTS rata-rata 50 MW per
tahun
Melakukan inovasi-inovasi
untuk model bisnis
kelistrikan yang berbasis
pada PLTS baik yang off
grid (stand alone) maupun
yang terintegrasi dengan
jala-jala listrik (grid
connected)







62

Kebijakan
Peran Pemerintah
Mengeluarkan kebijakan insentif
seperti keringanan pajak bagi
usaha PLTS dan mendorong
lembaga keuangan dan
perbankan menciptakan inovasi
kredit untuk mendorong
pemanfaatan sistem PLTS
Mengeluarkan kebijakan insentif (misalnya fiskal, moneter
dan kolateral) untuk mendorong usaha kelistrikan yang
berbasis pada PLTS
Membuat Standard Nasional
Indonesia untuk semua sistem-
sistem PLTS
Mendorong pengembangan
infrastruktur, seperti
laboratorium uji untuk
sertifikasi
Menerapkan kewajiban
sertifikasi bagi penjualan
sistem-sistem PLTS
Mengeluarkan kebijakan tariff
listrik khusus yang diarahkan
pada pencapaian pemanfaatan
PLTS sesuai target yang
ditetapkan dalam Perpres
05/2006
Menerapkan standard porto
folio energi terbarukan bagi
produsen listrik/ energi sebesar
5% dari total pembangkitan
Mewajibkan standard
porto folio energi
terbarukan bagi produsen
listrik/ energi sebesar 5%
dari total pembangkitan
Mendorong keluarnya
kebijakan-kebijakan baik di
tingkat pusat maupun daerah
yang lebih kondusif untuk
penerapan sistem PLTS
Memantau pelaksanaan
kebijakan-kebijakan baik di
tingkat pusat maupun daerah
yang lebih kondusif untuk
penerapan sistem PLTS
Memantau pelaksanaan
kebijakan-kebijakan baik
di tingkat pusat maupun
daerah yang lebih
kondusif untuk penerapan
sistem PLTS
Peran Industri / Swasta
Memberikan masukan kepada
pemerintah dan legislative
tentang kebijakan yang harus
dibuat untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri
komponen PLTS
Memberikan masukan kepada
pemerintah untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan
sistem dukungan finansial
yang lebih kondusif untuk
usaha kelistrikan berbasis
PLTS
Menciptakan inovasi-
inovasi system finansial
untuk mendukung
perluasan pasar PLTS
Bersama-sama pemerintah
membuat Standard Nasional
Indonesia untuk semua sistem-
sistem PLTS
Mendorong penggunaan
standar nasional Indonesia
untuk produk-produk
komponen dan sistem yang
dihasilkan
Memproduksi komponen-
komponen sistem PLTS
sesuai SNI dan
bersertifikat


















63
Surya Termal
L
i
t
b
a
n
g
L
i
t
b
a
n
g
T
e
k
n
o
l
o
g
i
T
e
k
n
o
l
o
g
i
P
r
o
d
u
k
P
r
o
d
u
k
P
a
s
a
r
P
a
s
a
r
2006 - 2010 2011 - 2015 2016 - 2025
KajianTeknologi
SkalaKecil-Medium:
AdsorptionCooling , Absorption
Cooling, RecirculationSolar Drying ,
Konsentrator, Sterilisator,
Desalinasi
Kajian /Pengembangan
Material & Komponen:
Material Baruuntuk Thermoelectric Cooling ,
Material Plastik UV Stabilized, Material
Transparent , Kolektor TabungHampa ,
Thermal Storage
Survei
Potensi Energi Surya, Potensi
Hasil Pertanian &Kelautan
Daerah berbasis lokasi
Teknologi Surya Termal :
Passive/Noctural Cooiling,
Heat Pump, Sistem
Hibrida, Pendingin
Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Pompa Air
Teknologi Surya Termal & Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat
Pipe, Heat Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam Turbine, Magnetized
Plasma (Artificial Sun), OTEC, Absorber Coating (Thermal Material),
Kolektor & Konsentrator Surya Termal
Survei
Potensi Energi Surya, Potensi
Hasil Pertanian &Kelautan
Daerah berbasis lokasi
Komponen Teknologi
Surya Termal: Kolektor
Temperatur Tinggi
(Heat Pipe, dll),
Thermal Storage,
Konsentrator
KajianTeknologi
SkalaKecil-Medium:
AdsorptionCooling , AbsorptionCooling ,
RecirculationSolar Drying , Konsentrator,
Sterilisator, Desalinasi
Kajian /Pengembangan
Material & Komponen:
Material Baruuntuk Thermoelectric Cooling ,
Material Plastik UV Stabilized, Material
Transparent , Kolektor TabungHampa ,
Thermal Storage
Solar Dryer (Multi-produk), Solar Cooker, Solar
Cooler/Refrigerator, Solar Water Heater, Solar Still /
Desalination, Eco-House, Thermal Storage System,
Solar Collector, Solar Concentrator, Solar Thermal
Pump, Sterilisator
Rumah Tangga, UKMK, Agroindustri, Rumah
Sakit /Puskesmas, Bangunan Komersial
Solar Dryer, Solar Cooker, Solar
Cooler/Refrigerator, Solar Water
Heater, Solar Still /Desalination, Eco-
House, Thermal-Storage System,
Solar Collector , Solar Concentrator,
Solar Thermal Pump, Sterilisator ,
Industrial Solar Process Heat , Solar
Electric
Rumah Tangga, UKMK, Industri ,
Rumah Sakit/Puskesmas,
Bangunan Komersial
Rumah Tangga, UKMK, Industri ,
Rumah Sakit/Puskesmas,
Bangunan Komersial
Standar
Peralatan & Sistem
SuryaTermal
Fasilitas Lab.
Uji
Terakreditasi
Labelisasi
Solar Dryer, Solar Cooker, Solar Cooler/
Refrigerator, Solar Water Heater, Solar
Still /Desalination, Eco-House, Thermal-
Storage System, Solar Collector , Solar
Concentrator, Solar Thermal Pump,
Sterilisator, Industrial Solar Process Heat ,
OTEC, Solar Electric
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
10. Roadmap Sektor Surya Thermal































64

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang
Teknologi Surya Termal skala
aplikasi kecil-medium untuk
kegiatan pra & pasca panen
pertanian, rumah tangga,
klinik/puskesmas desa, industri
kecil-menengah:
Pendingin Adsorbsi
(Adsorption Cooling),
Pendingin Absorpsi
(Absorption Cooling),
Pengering Surya Resirkulasi
(Recirculation Solar Drying),
Konsentrator, Sterilisator,
Desalinasi
Melanjutkan litbang Teknologi Surya Termal skala
aplikasi kecil-medium untuk kegiatan pra & pasca panen
pertanian, rumah tangga, klinik/puskesmas desa, industri
kecil-menengah-Besar:
Adsorption Cooling, Absorption Cooling, Recirculation
Solar Drying, Konsentrator, Sterilisator, Desalinasi,
Industrial Solar Process Heat, OTEC
Percontohan dan aplikasi
semi-komersial teknologi
Surya Termal: Solar Dryer
(Multi-produk), Solar Cooker,
Solar Cooler/Refrigerator,
Solar Water Heater, Solar
Still/Desalination, Eco-House,
Cool-Storage System, Solar
Collector, Solar Concentrator,
Solar Thermal Pump,
Sterilisator
Pengembangan aplikasi
komersial teknologi Surya
Termal: Solar Dryer, Solar
Cooker, Solar
Cooler/Refrigerator, Solar
Water Heater, Solar
Still/Desalination, Eco-
House, Cool-Storage
System, Solar Collector,
Solar Concentrator, Solar
Thermal Pump, Sterilisator,
Industrial Solar Process
Heat
Pengembangan aplikasi
komersial : Solar Dryer,
Solar Cooker, Solar
Cooler/Refrigerator, Solar
Water Heater, Solar
Still/Desalination, Eco-
House, Cool-Storage
System, Solar Collector,
Solar Concentrator, Solar
Thermal Pump,
Sterilisator, Industrial
Solar Process Heat,
OTEC
Penelitian & Pengembangan
Komponen Teknologi Surya
Termal: Kolektor Temperatur
Tinggi (Heat Pipe, dll), Thermal
Storage, Konsentrator
Penelitian & Pengembangan
sistem Teknologi Surya
Termal: Passive/Noctural
Cooiling, Heat Pump, Sistem
Hibrida, Pendingin
Termoelektrik, Pengering
Multiproduk, Pompa Air
Penelitian & Pengembangan Teknologi Surya Termal &
Komponen: Passive/Noctural Cooiling, Heat Pipe, Heat
Pump, Sistem Hibrida, Pendingin Termoelektrik,
Pengering Multiproduk, Solar Process Heat, Solar Steam
Turbine, Magnetized Plasma (Artificial Sun), OTEC,
Absorber Coating (Thermal Material), Kolektor &
Konsentrator Surya Termal
Mengembangkan Standar Peralatan & Sistem Surya Termal untuk aplikasi komersial
Pengembangan Fasilitas Lab. Uji Terakreditasi
Survei Potensi Energi Surya,
Potensi Hasil Pertanian &
Kelautan Daerah berbasis
lokasi
Pengembangan Basis Data potensi aplikasi teknologi
Surya Termal
65
Kajian /Pengembangan Material & Komponen: Material Baru untuk Thermoelectric
Cooling, Material Plastik UV Stabilized, Material Transparent, Kolektor Tabung Hampa,
Thermal Storage, etc.
Partisipasi dalam kegiatan
Litbang terapan terkait
Partisipasi dalam kegiatan Litbang terapan terkait, dan
inisiatip melakukan investasi untuk produksi
Initiatif untuk membuat kegiatan litbang sendiri maupun secara kemitraan dengan lembaga
Litbang dan Komersialisasi teknologi baru hasil litbang untuk mencapai target Bauran
energi Nasional

Market Opportunities (Peluang Pasar)
Peran Pemerintah
Sosialisasi:
Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan,
Penghargaan
Menyediakan informasi yang
memadai dan akurat yang
diperlukan konsumen
sebagai teknologi energi
alternatif untuk substitusi
BBM
Sosialisasi:

Menyediakan informasi
yang memadai dan akurat
yang diperlukan konsumen

Mengembangkan skema
pendanaan untuk
penyebarluasan penggunaan
teknologi Surya Termal yang
berkesinambungan
Bekerjasama dengan
industri perbankan dan
finansial untuk mendorong
pendanaan untuk industri
produk teknologi Surya
Termal
Mengembangkan inovasi
sistem pendanaan untuk
mendorong pendanaan
untuk industri produk
teknologi Surya Termal
Peran Industri
Menyiapkan pendanaan untuk
pembangunan industri dan
melaksanakan promosi secara
intensif tentang pasar
domestik dan internasional.
Membangun industri komponen penunjang sistem-sistem
teknologi Surya Termal
Initiative procurement (Promosi peralatan Surya Termal)
Kebijakan
Peran Pemerintah
Membuat Standar Nasional
Indonesia untuk semua
sistem-sistem Surya Termal
dan Labelisasi

Mendorong pengembangan
infrastruktur, seperti
laboratorium uji untuk
sertifikasi & Labelisasi
Menerapkan kewajiban
sertifikasi/Labelisasi bagi
penjualan sistem-sistem
Surya Termal
Mendorong keluarnya
kebijakan-kebijakan baik di
tingkat pusat maupun daerah
yang lebih kondusif untuk
penerapan sistem energi
surya
Memantau pelaksanaan kebijakan-kebijakan baik di
tingkat pusat maupun daerah yang lebih kondusif untuk
penerapan sistem energi surya
Kebijakan Insentif:
mendorong penerapan teknologi energi surya termal yang bersih lingkungan
Kebijakan Transformasi Pasar:
meningkatkan penggunaan produk yang memanfaatkan sumber energi surya termal di
masyarakat

66
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang sumber-sumber energi
terbarukan
Peran Industri
Partisipasi aktif dalam
pelaksanaan kebijakan
pemerintah dan memberikan
masukan untuk meningkatkan
efektivitas kebijakan
pemerintah
Memberikan masukan untuk
meningkatkan efektivitas
kebijakan pemerintah

Bersama-sama pemerintah
membuat Standar Nasional
Indonesia untuk semua
sistem-sistem teknologi energi
surya termal
Mendorong penggunaan
standar nasional Indonesia
untuk produk-produk
komponen dan sistem
aplikasi
Memproduksi komponen-
komponen sistem
teknologi energi surya
termal sesuai SNI dan
bersertifikat
Memberikan masukan kepada
pemerintah dan legislative
tentang kebijakan yang harus
dibuat untuk mendorong
dikeluarkannya kebijakan
insentif untuk investasi industri
komponen energi surya
Memberikan masukan
kepada pemerintah untuk
mendorong dikeluarkannya
kebijakan sistem dukungan
finansial yang lebih kondusif
untuk usaha produksi
teknologi energi surya
Menciptakan inovasi-
inovasi system finansial
untuk mendukung
perluasan pasar teknologi
energi surya




























67
Litbang
Teknologi
Produk
Pasar
2005 2010 2011 2015 2016 - 2025 Tahun
Litbang
Teknologi
Produk
Pasar
2005 2010 2011 2015 2016 - 2025 Tahun
Pengguna Khusus 12 x 25 kW off Grid 10 x 1000 mW of Grid
SKEAL Skala Kecil
(Penelitian)
SKEAL Skala
4 x 25kW
SKEAL Skala Kecil 1 kW
(Konstruksi Terapung, Terbenanm)
SKEAL Skala 25kW (terapung)
SKEAL Skala 50 kW (terbenam)
(Kandungan Lokal Tinggi)
SKEAL Skala > 500 kW
(terapung dan terbenam)
(kandungan lokal tinggi)
SKEAL Skala > 500 kW
(5 x 100kW)
Struktur terapung,
struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
Sistem Kendali, SIstem Kapasitor
/Inverter, Material
Struktur terapung,
struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
Sistem Kendali, SIstemKapasitor
/Inverter, Material,
SistemInsfeksi & Sertifikasi
Struktur terapung,
struktur terbenam, generator kecp.
Rendah, Sudu Turbin, Gear Box,
SistemKendali, SIstemKapasitor
/Inverter, Material,
SistemInspeksi& Sertifikasi
Pembuatan Peta Potensi Energi
Arus Laut di Wilayah Indonesia
(Survey & Simulasi Numerik)
Pemetaan Rinci Energi Arus Laut
di Daerah Potensial
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
11. Roadmap Sektor Energi Arus Laut
































68

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan
potensi arus laut untuk SKEAL
( survey dan simulasi numerik)
di Indonesia
Melaksanakan pemetaan
lebih rinci untuk daerah-
daerah yang potensial untuk
SKEAL
Melaksanakan Litbang untuk
SKEAL skala menengah
dalam jumlah banyak
(Marine Curent Turbin Tidal
Farm)
Melaksanakan litbang
berbagai sistim konversi
energi Arus Laut ( SKEAL )
yakni konversi SKEAL sumbu
turbin horisontal dan vertikal
Melaksanakan litbang kinerja
SKEAL terhadap lingkungan
tropis dan sksla menegah
terhadap lingkungan laut
yang bergelombang

Meningkatkan litbang dalam
rancang bangun dan
rekayasa komponen SKEAL
dengan teknologi tinggi
Melakasanakan litbang rotor
daun turbin yang cocok
dengan perairan Indonesia
dan meningkatkan
performance dan efisiensi
SKEAL Darieus turbine blade
tidak simetris skala kecil
Meningkatkan kemampuan
rancang bangun rekayasa
sistem Darieus turbine blade
tidak simetris skala kecil dan
analisis disain rancang
bangun sistem SKEAL skala
menengah.
Meningkatkan litbang
rancang bangun sistem
kendali SKEAL
Meningkatkan kinerja dan
efisiensi sistem SKEAL skala
kecil dengan
mempertimbangkan pengaruh
gelombang dan lingkungan
sekelilingnya serta
mengoptimumkan sistem
kendalinya.
Meningkatkan kinerja dan
efisiensi sistem SKEAL skala
menengah dengan
mempertimbangkan
pengaruh gelombang dan
lingkungan sekelilingnya
serta mengoptimumkan
pengembangan sistem
kendalinya.
Mengembangkan
pemanfaatan teknologi
SKEAL untuk berbagai
keperluan
Membuat Prototipe SKEAL
skala 1 kW
Membuat prototipe SKEAL
skala 25 kW dan
meningkatkan kemampuan
rancang bangun SKEAL
skala menengah (50-300
kW)

Peran Industri
Menurunkan biaya produksi
dengan meningkatkan volume
produksi
Menurunkan biaya
perawatan dengan pemilihan
komponen yang handal
Meningkatkan kualitas
produksi komponen
komponen SKEAL
Mengurangi biaya konstruksi
tower dan instalasi serta
komponen lainya
Mendukung pemerintah
dalam pembiayaan riset-riset
komponen SKEAL
Meningkatkan penggunaan
komponen lokal untuk
pembuatan komponen
SKEAL
Mengembangkan peralatan
dan proses untuk kegiatan
produksi SKEAL
Meningkatkan kehandalan
sistem melalui pemilihan
material yang sesuai namun
relatif murah

Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan Melanjutkan pemetaan Melanjutkan pemetaan
69
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
potensi energi Arus Laut dan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEAL
potensi energi arus laut dan
pengguna untuk
pemanfaatan SKEAL
potensi energi Arus Laut
dan pengguna untuk
pemanfaatan SKEAL
Menyelenggarakan
openhouse, pameran, dan
workshop
Meningkatkan informasi dan
pendidikan (sekolah dan luar
sekolah) dalam pemanfaatan
SKEAL
Melaksanakan training dan
penyuluhan kepada
masyarakat pengguna
Menerbitkan /
mempublikasikan hasil hasil
litbang dan produk SKEAL
Mendukung mekanisme
pasar dalam efektifitas
distribusi komponen
komponnen pembangkit
listrik
Mengembangkan strategi
untuk mendapatkan material
unggulan untuk penggunaan
khusus bagi keperluan
pengembangan SKEAL
Melaksanakan diseminasi
hasil hasil litbang melalui
proyek percontohan
Membuat / mengadopsi
standar standar dan
menerbitkan sertifikat
SKEAL

Peran Industri
Melaksanakan promosi produk
SKEAL yang ada di pasaran
Mengembangkan
kemungkinan pembiayaan
dalam pemanfaatan SKEAL
Meningkatkan partisipasi
dalam pengembangan dan
pemanfaatan teknologi
SKEAL
Melaksanakan optimasi dalam
proses produksi komponen
SKEAL
Mengembangkan dan
memproduksi berbagai
model dan kapasitas SKEAL
untuk berbagai segmen
pasar
Menyiapkan dana untuk
pembangunan infrastruktur
pabrik SKEAL skala besar
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang
mendukung pengembangan
pasar dengan pemberian
insentif pajak dan regulasi
lainya
Mendorong pembangunan
infrastruktur teknologi
SKEAL (standar, sertifikat)
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan
yang mendukung
pengembangan dan
pemanfaatan teknoloogi
SKEAL
Mendukung dan memberikan
kemudahan kredit untuk
program listrik menggunakan
teknologi SKEAL
Mendukung standar nasional
dan international yang
relevan untuk produk SKEAL
Mendukung pemberian
insentif pajak dan komponen
biaya lainya dalam
pengembangan dan
pemanfaatan energi hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEAL

Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar
yang kompetitif
Membangun infrastruktur
jaringan distribusi untuk
memasarkan produk SKEAL
Mendorong berlakunya
mekanisme pasar SKEAL
yang kompetitif dan terbuka
Meningkatkan pengertian dan
kepedulian masyarakat
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna SKEAL
Melanjutkan kegiatan
penyuluhan kepada
masyarakat dan memberikan
training


70































Pasar
Produk
Teknologi
2005-2010
Litbang
12. Roadmap Sektor Energi Gelombang
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
71

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Melaksanakan litbang berbagai
sistim konversi energi
gelombang selain OWC
Melaksanakan litbang untuk
meningkatkan performance
Berbagai Sistem Konversi
Energi Gelombang (SKEG)

Meningkatkan litbang
dalam rancang bangun
dan rekayasa komponen
SKEG dengan teknologi
tinggi
Meningkatkan performance dan
efisiensi SKEG metode OWC
skala kecil
Meningkatkan kemampuan
rancang bangun rekayasa
sistem OWC
Meningkatkan litbang
rancang bangun sistem
kendali SKEG
interkoneksi
Meningkatkan partisipasi
masyarakat daerah dalam
pengembangan dan
pemanfaatan teknologi SKEG
Meningkatkan kemampuan
analisis desain dan rancang
bangun SKEG
Mengembangkan
pemanfaatan teknologi
SKEG untuk berbagai
keperluan

Peran Industri
Menurunkan biaya produksi
dengan meningkatkan volume
produksi
Menurunkan biaya perawatan
dengan pemilihan komponen
yang handal
Meningkatkan kualitas
produksi komponen
komponen SKEG
Mengurangi biaya konstruksi
tower dan instalasi serta
komponen lainya
Mendukung pemerintah dalam
pembiayaan riset-riset
komponen SKEG
Meningkatkan
penggunaan komponen
lokal untuk pembuatan
komponen SKEG
Mengembangkan peralatan dan
proses untuk kegiatan produksi
SKEG
Meningkatkan kehandalan
sistem melalui pemilihan
material yang sesuai namun
relatif murah


Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Melaksanakan pemetaan
potensi energi angin dan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEG
Melanjutkan pemetaan
potensi energi gelombang dan
pengguna untuk pemanfaatan
SKEG
Melanjutkan pemetaan
potensi energi gelombang
dan pengguna untuk
pemanfaatan SKEA
Menyelenggarakan openhouse,
pameran, dan workshop
Meningkatkan informasi dan
pendidikan (sekolah dan luar
sekolah) dalam pemanfaatan
SKEG
Melaksanakan training
dan penyuluhan kepada
masyarakat pengguna
Menerbitkan / mempublikasikan
hasil hasil litbang dan produk
SKEG
Mendukung mekanisme pasar
dalam efektifitas distribusi
komponen komponnen
pembangkit listrik
Mengembangkan strategi
untuk mendapatkan
material unggulan untuk
penggunaan khusus bagi
keperluan pengembangan
SKEG
Melaksanakan diseminasi hasil
hasil litbang melalui proyek
percontohan
Membuat / mengadopsi
standar standar dan
menerbitkan sertifikat SKEG


72
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Peran Industri

Melaksanakan promosi produk
SKEG yang ada di pasaran
Mengembangkan
kemungkinan pembiayaan
dalam pemanfaatan SKEG
Meningkatkan partisipasi
dalam pengembangan
dan pemanfaatan
teknologi SKEG
Melaksanakan optimasi dalam
proses produksi komponen
SKEG
Mengembangkan dan
memproduksi berbagai model
dan kapasitas SKEA untuk
berbagai segmen pasar
Menyiapkan dana untuk
pembangunan
infrastruktur pabrik SKEG
skala besar
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Menciptakan kebijakan yang
mendukung pengembangan
pasar dengan pemberian
insentif pajak dan regulasi
lainya
Mendorong pembangunan
infrastruktur teknologi SKEG
(standar, sertifikat)
Membuat kerangka kerja
peraturan dan kebijakan
yang mendukung
pengembangan dan
pemanfaatan teknoloogi
SKEG
Mendukung dan memberikan
kemudahan kredit untuk
program listrik menggunakan
teknologi SKEG
Mendukung standar nasional
dan international yang relevan
untuk produk SKEG
Mendukung pemberian
insentif pajak dan
komponen biaya lainya
dalam pengembangan
dan pemanfaatan energi
hijau
Meningkatkan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi SKEG

Peran Industri
Mendukung terciptanya pasar
yang kompetitif
Membangun infrastruktur
jaringan distribusi untuk
memasarkan produk SKEG
Mendorong berlakunya
mekanisme pasar SKEG
yang kompetitif dan
terbuka
Meningkatkan pengertian dan
kepedulian masyarakat
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna SKEG
Melanjutkan kegiatan
penyuluhan kepada
masyarakat dan memberikan
training















73
































13. Roadmap Sektor Energi Hidrogen/Fuel Cell

1 MW

50 MW

250 MW
2025
2015 2010 2005
Gugus Tugas Energi
Teknologi
Produk
Litbang
Tahun
Pasar
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
74

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)

Peran institusi Litbang :
Disain dan pengembangan
stack Proton Exchange Fuel
Cell (PEFC) dan unit portable
PEFC kapasitas per unit 2
5 kW dengan kandungan
lokal hingga 70%. Sasaran
untuk pembangkit listrik mikro
di rumah tangga, unit
emergency, penggunaan
khusus, dan telekomunikasi.

Peran institusi Litbang :
Disain dan pengembangan
sistem PEFC kapasitas
hingga 50 kW, dengan
kandungan lokal 70-90 % .
Sasaran untuk pembangkit
listrik mikro di rumah tangga,
unit emergency, penggunaan
khusus, telekomunikasi, dan
utk alat transportasi.

Peran institusi Litbang :
Disain dan
pengembangan system
power generator PEFC
dengan kapasitas modular
50 kW untuk digunakan
sebagai unit utilitas, di
Rumah sakit, maupun
hotel. Sasaran kandungan
lokal hingga 90 %.

Peran Pemerintah :
- Keringanan pajak dan
dukungan kemudahan
import sistem/komponen
fuel cell untuk
pengembangan dan
penguasaan teknologi fuel
cell di dalam negeri.
- Mendorong penggunaan
sistem portable fuel cell di
fasilitas-fasilitas yang
dipunyai oleh pemerintah.
- Pembuatan regulasi dan
standarisasi yang
diperlukan.
- Menetapkan persentase
kontribusi pembangkit
energi ramah lingkungan
dan terbarukan.
- Sosialisasi Penggu-naan
Teknologi Energi Hidrogen
dan Ternologi Fuel Cell

Peran Pemerintah :
- Insentif pajak dan
dukungan kemudahan
untuk pengembangan
industri fuel cell di dalam
negeri.
- Penggunaan sistem
portable fuel cell di fasilitas-
fasilitas yang dipunyai oleh
pemerintah dan mendorong
penggunaannya di
masyarakat luas.
- Mendukung penyiapan
sarana pendukung
penggunaan teknologi fuel
cell
- Menetapkan tahapan
persentase penggunaan
komponen yang
dikembangkan dengan
teknologi bangsa sendiri
dalam industri manufaktur
di Indonesia.
- Pembuatan dan
penyesuaain regulasi dan
standarisasi bila
diperlukan.
- Sosialisasi Penggunaan
Teknologi Energi Hidrogen
dan Ternologi Fuel Cell


Peran Pemerintah :
- Insentif pajak dan
dukungan kemudahan
untuk pengembangan
industri fuel cell di dalam
negeri.
- Secara konsisten dan
dukungan penuh untuk
meningkatkan peran
serta dan kesadran
publik dalam
penggunaan teknologi
fuel cell.
- Mendukung
pengembngan sarana
pendukung penggunaan
teknologi fuel cell
- Pembuatan dan
penyesuaain regulasi
dan standarisasi bila
diperlukan.
- Sosialisasi Penggu-
naan Teknologi Energi
Hidrogen dan Ternologi
Fuel Cell
75
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)

Peran Swasta :
Bekerjasama dan membuat
jaringan dengan institusi
litbang dalam negri dalam
pertukaran informasi,
pengembangan prototipe
untuk komponen subsitusi,
dan manufucturing.
Mengembangkan unit
perakitan dengan multi
sourcing components, dan
dengan sasran terus
meningkatkan kandungan
komponen lokal.
Meningkatkan kapasitas
produk dan dana investasi
serta menciptakan
kerjasama dengan investor
luar negeri.

Peran Swasta :
Mengembangkan instalasi
produksi, penyimpanan dan
pendistribusian gas
hidrogen.
Mendukung aktif dalam
pengembangan standar
industri untuk peralatan
fuel cell.
Membangun dan
mengembangkan
kemampuan industri
manufucturing fuel cell di
dalam negeri.
Pengembangan dan
diversifikasi produk
komponen fuel cell.


Peran Swasta :
Pengembangan dan
diversifikasi produk fuel
cell.
Melakukan investasi
manufaktur untuk
menigkatkan
kemampuan dan
pemenuhan permintaan
pasar dalam negeri dan
peluang export.
Meningkatkan
pengembangkan
instalasi produksi,
penyimpanan dan
pendistribusian gas
hidrogen.


Sasaran Kapasitas
Terpasang dan Pengguna :
1 Mega Watt
2005 : s.d 15 kW, jenis
portable, 10 unit
digunakan di rumah tangga
(rt) kls menengah keatas
sbg back-up sistem
2006 : s.d 50 kW,
portable, 20 unit
digunakan di rumah tangga
kls menengah keatas sbg
back-up sistem
2007 : s.d 100 kW, 50
unit portable, digunakan
juga di industri parawisata.
2008 : s.d 250 kW, 125
unit portable di rt dan
industri parawisata
2009 : s.d 500 kW, 200
unit, diperkirakan mulai
digunakan juga pada sistem
telekomunikasi sbg catu
daya dan back up system
2010 : s.d 1000 kW, 400
unit, digunakan di rt, unit
parawisata, dan
telekomunikasi

Sasaran Kapasitas
Terpasang dan Pengguna :
50 Mega Watt
Sistem dengan kapasitas
hingga 50 kW mulai di
gunakan, khususnya untuk
komplek industri pariwisata,
back up sistem pada
instalasi khusus.
Terintegrasi dengan jenis
EBT lain ( PV dan Wind)
menjadi sistem pembangkit
tersebar yang digunakan
pada daerah terpencil
untuk keperluan khusus, a.l
daerah wisata, pangkalan
militer, telekomuni-kasi,
industri budidaya
perikanan.
2011 : s.d 5 MW ,
2500 unit*
2012 : s.d 10 MW ,
5000 unit*
2013 : s.d 20 MW , 10
000 unit*
2014 : s.d 35 MW , 17
500 unit*
2015 : s.d 50 MW ,

Sasaran Kapasitas
Terpasang dan
Pengguna :
250 Mega Watt
Teknologi sistem
Portable telah sangat
maju dan teruji
keandalannya.
Harga investasi per kW
telah sangat kompetitif
dengan pembangkit
portable konvensional
menggunakan bahan
bakar non-EBT.
Mekanisme
perkembangan
penggunaan telah
memasuki tahap
mengkuti mekanisme
pasar.
Diperkirakan
penggunaan untuk
sistem transportasi
dimulai. Biaya per kW utk
transportasi sudah
mendekati US$ 100 s.d
US $50.

76
( 1kg Hidrogen ekivalen dengan 3,93 liter bahan bakar minyak, ekivalen dengan
33,5 kWjam listrik )
Penggunaan 5 jam per hari
selama 1 tahun :
2005 ; 1,6 ton Hidrogen
2005 ; 5,4 ton Hidrogen
2007 ; 10,8 ton Hidrogen
2008 ; 27,2 ton Hidrogen
2009 ; 54,5 ton Hidrogen
2010 ; 108,9 ton
Hidrogen
2011 ; 544,8 ton
Hidrogen
2012 ; 1089,5 ton
Hidrogen
2013 ; 2179,1 ton
Hidrogen
2014 ; 3813,4 ton
Hidrogen
2015 ; 5447,7 ton
Hidrogen
2016-2020 ; 68.097 ton
Hidrogen
Penggunaan 7 jam per hari
selama 1 tahun :
2005 ; 2,2 ton Hidrogen
2005 ; 7,6 ton Hidrogen
2007 ; 15,3 ton Hidrogen
2008 ; 38,1 ton Hidrogen
2009 ; 76,3 ton Hidrogen
2010 ; 152,5 ton
Hidrogen
2011 ; 762,7 ton
Hidrogen
2012 ; 1525,4 ton
Hidrogen
2013 ; 3050,7 ton
Hidrogen
2014 ; 5338,8 ton
Hidrogen
2015 ; 7626,9 ton
Hidrogen
2016-2020 ; 95.335 ton
Hidrogen
Penggunaan10 jam per hari
selama 1 tahun :
2005 ; 3,2 ton Hidrogen
2005 ; 10,9 ton Hidrogen
2007 ; 21,8 ton Hidrogen
2008 ; 54,5 ton Hidrogen
2009 ; 109,5 ton Hidrogen
2010 ; 217,9 ton
Hidrogen
2011 ; 1089,5 ton
Hidrogen
2012 ; 2179,1 ton
Hidrogen
2013 ; 4358,2 ton
Hidrogen
2014 ; 7626,9 ton
Hidrogen
2015 ; 10.896,5 ton
Hidrogen
2016-2020 ; 136.194 ton
Hidrogen




























77
































1 14 4. . R RO OA AD DM MA AP P S SE EK KT TO OR R I IN ND DU US ST TR RI I E EN NE ER RG GI I N NU UK KL LI IR R
L Li i t t b ba an ng g
T Te ek kn no ol l o og gi i
/ /E Ek ks sp pl l o or ra as si i
P Pr ro od du uk k
Eksplorasi daerah potensial di
Indonesia
PLTN 1, 2, 3 & 4 beroperasi Tahun
2016, 2017, 2023 & 2024 4-5% listrik Jamali
2 20 00 05 5- -2 20 01 10 0
2 20 01 11 1- -2 20 01 15 5
2 20 01 16 6- -2 20 02 25 5
Konstruksi PLTN 3 & 4
Tahun 2018 dan 2019
Teknologi reaktor dan sistem PLTN
Basis data untuk pengambilan
kebijakan pengelolaan energi
nuklir jangka panjang
Peta Cadangan Uranium di
seluruh Indonesia
Konstruksi PLTN 1 & 2
Tahun 2010 dan 2011
Kajian tekno-
ekonomi bahan
bakar nuklir (BBN)
Rancang-bangun pabrikasi
BBN dan pengelolaan limbah
Pabrikasi BBN dan proses
pengolahan limbah
Desain pabrik pengolahan bahan
dan elemen bakar nuklir
Pemetaan cadangan uranium di seluruh wilayah Indonesia
Desain dan rancang-bangun
Sistem & komponen PLTN
Litbang industri
komponen PLTN
Desain sistem dan
komponen PLTN
Litbang teknologi
daur BBN
Litbang keselamatan
PLTN
Litbang operasi
dan perawatan
Persiapan
pembangunan & operasi
Pemilihan teknologi daur
BBN

Tahun
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
P Pa as sa ar r
78

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Basis data untuk pengambilan
kebijakan pengembangan
bahan bakar nuklir dan
pengelolaan Uranium jangka
panjang.



Updating data sebagai bagian
dari pengembangan kapasitas
pasokan Uranium jangka
panjang.



Data terbukti tentang
pasokan Uranium jangka
panjang untuk
mengamankan operasi
PLTN.

Explorasi Uranium di daerah
Kalimantan, serta
pengembangan pabrik
Uranium Oksida (Yellow
Cake) skala pilot.
Eksplorasi Uranium di daerah
Sumatera dan daerah lainnya
di Indonesia.
Cadangan Uranium di
seluruh wilayah Indonesia.
Kajian teknologi dan ekonomi
bahan bakar nuklir yang
disesuaikan dengan jenis
PLTN yang akan
dikembangkan di Indonesia.
Desain pabrik bahan dan
elemen bakar nuklir.
Produksi bahan dan
elemen bakar nuklir.
Kajian teknologi pengolahan
limbah nuklir dan proses
penyimpanan bahan bakar
nuklir bekas.
Desain pabrik pengolahan
limbah nuklir dan
penyimpanan bahan bakar
nuklir bekas.

Proses pengolahan limbah
nuklir dan penyimpanan
bahan bakar nuklir bekas.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Dukungan untuk persiapan
pembangunan (Pre-project
activities), penyiapan URD,
BIS, PSAR, transfer teknologi
dan partisipasi industri
nasional.




Penyiapan laboratorium
Science & technology base
bidang teknologi PLTN,
khususnya nuklir




Dukungan litbang untuk
operasi dan perawatan
serta desain komponen dan
sistem PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000Mwe

Public information &
education, program
penerimaan masyarakat
terhadap PLTN.




Penerimaan masyarakat
terhadap pembangunan
PLTN.




Penerimaan masyarakat
terhadap pengoperasian
PLTN.

UU dan aturan
pelaksanaannya, penyiapan
dan penyelesaian sistem
perizinan nasional, perizinan
konstruksi PLTN ke 1 & 2.
Sistem perizinan untuk
Pembangunan dan
pengoperasian PLTN.
Perizinan pembangunan
PLTN ke 3, 4 dan izin
pengoperasian PLTN ke 1,
2, 3, 4.
Penyiapan tapak dan draf Penyiapan tapak dan draf Penyiapan studi tapak
79
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS serta pendanaan
dan pembentukan pemilik
(owner) untuk PLTN 1 & 2.
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.

terpilih lainnya di Wilayah
Jamali.
Litbang pembangunan dan
pengoperasian PLTN, serta
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional
(parnas).
Transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.

Panas mencapai >30 %.
Litbang keselamatan untuk
mendukung perizinan
pembangunan dan
pengoperasian PLTN, serta
dikuasainya karakteristik
keselamatan calon reaktor.
Analisis keselamatan untuk
dokumen izin konstruksi.
Jaminan keselamatan
operasi PLTN berikutnya.

Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi,
ekonomi dan pendanaan
pabrikasi bahan bakar nuklir
dan pengolahan limbah
radioaktif.



Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi
produksi bahan bakar nuklir
dan pengolahan limbah
radioaktif dalam rangka
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.




Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pengembangan
desain dan prototipe untuk
komponen peralatan pabrik
dan proses manufacturing,
serta pengembangan
material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi,
ekonomi dan pendanaan
dalam rangka persiapan
pembangunan PLTN, rangka
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.



Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi
PLTN, khususnya bagian
kenukliran (nuclear island)
dalam rangka transfer
teknologi dan partisipasi
industri nasional.



Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pengembangan
desain dan prototipe untuk
komponen PLTN dan
proses manufacturing,
serta pengembangan
material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.






80
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000Mwe

Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
penyiapan tapak dan draf
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS serta pendanaan
dan pembentukan pemilik
(owner) untuk PLTN 1 & 2.




Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
penyiapan tapak dan draf
dokumen pendukung URD,
PSAR, BIS untuk PLTN 3 & 4.





Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pelaksanaan studi
detil tapak terpilih lainnya di
Wilayah Jamali.
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi,
ekonomi dan pendanaan
dalam rangka persiapan
pembangunan PLTN, rangka
transfer teknologi dan
partisipasi industri nasional.

Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah dalam
pengembangan teknologi
PLTN, khususnya bagian
kenukliran (nuclear island)
dalam rangka transfer
teknologi dan partisipasi
industri nasional.
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
dalam pengembangan
desain dan prototipe untuk
komponen PLTN dan
proses manufacturing,
serta pengembangan
material/bahan peralatan
yang semakin efisien
dengan harga yang makin
bersaing.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Membantu BUMN dalam
mengusahakan transfer
teknologi tentang komponen
dan sistem pabrikasi bahan
bakar nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.



Membantu BUMN dalam
mengembangankan desain
komponen dan sistem
pabrikasi, serta pembangunan
pabrik bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah radioaktif.



Membantu BUMN dalam
mengembangankan desain
dan manufacturing
komponen dan sistem
pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Membantu BUMN/Swasta
dalam mengushakan transfer
teknologi dan pengembangan
desain komponen dan sistem
PLTN.




Membantu BUMN/Swasta
dalam pengembangan desain
komponen dan sistem PLTN.




Membantu BUMN/Swasta
dalam pengembangan
desain komponen dan
sistem PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Membantu BUMN/Swasta
dalam program penyiapan
pembangunan PLTN 1 & 2,
termasuk penyiapan
partisipasi industri nasional.




Membantu BUMN/Swasta
dalam proses pembangunan
PLTN 1 & 2 dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.




Membantu BUMN/Swasta
dalam proses
pembangunan PLTN 3 & 4.

81
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Mengusahakan transfer
teknologi tentang komponen
dan sistem pabrikasi bahan
bakar nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.



Mengembangkan desain
komponen dan sistem
pabrikasi, serta
pembangunan pabrik bahan
bakar nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.



Mengembangkan desain
dan manufacturing
komponen dan sistem
pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan
limbah radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Mengusahakan transfer
teknologi yang terkait dengan
komponen dan sistem PLTN.




Mengusahakan transfer
teknologi serta
pengembangan desain
komponen dan sistem PLTN.




Mengusahakan transfer
teknologi serta
pengembangan desain dan
manufacturing komponen
dan sistem PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah
melaksanakan program
penyiapan pembangunan
PLTN 1 & 2, khususnya
partisipasi industri nasional.




Berperan aktif pada proses
pembangunan PLTN 1 & 2,
khususnya partisipasi industri
nasional dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.




Berperan aktif pada proses
pembangunan PLTN 3 & 4,
khususnya partisipasi
industri nasional.
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Bersama BUMN
merencanakan dan
mengusahakan sendiri
pabrikasi bahan bakar nuklir
dan pengolahan limbah
radioaktif, karena sifatnya
yang strategis secara politis
dan keamanan nasional.



Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif dalam transfer
teknologi dan pengembangan
sistem pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan limbah
radioaktif.




Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif dalam
pengembangan/desain
komponen dan sistem serta
manufakturing pabrik
bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah
radioaktif.

Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Merencanakan dan
melaksanakan program
transfer teknologi,
pengembangan/desain
komponen dan sistem PLTN,
serta mengusahakan
partisipasi industri nasional



Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif dalam transfer
teknologi dan pengembangan
desain komponen dan sistem
PLTN.



Menetapkan sistem insentif
dan disinsentif serta
pengembangan desain
komponen dan sistem
PLTN.

82

Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Mendorong penggunaan
energi nuklir dalam program
diversifikasi energi nasional,
serta menetapkan persentase
kontribusi energi nuklir
terhadap penyediaan energi
nasional, dan kontribusi
prosentasi parnas.




Mendukung dan menetapkan
sistem insentif dan disinsentif
pada proses penyiapan dan
pembangunan PLTN 1 & 2
dan penyiapan pembangunan
PLTN 3 & 4.





Mendukung dan
menetapkan sistem insentif
dan disinsentif pada proses
pembangunan PLTN 3 & 4.
Peran Industri
Bahan Bakar Nuklir dan
Limbah Radioaktif

Merencanakan dan
mengusahakan pabrikasi
bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah radioaktif.



Mengusahakan transfer
teknologi dan pengembangan
sistem pabrikasi bahan bakar
nuklir dan pengolahan limbah
radioaktif.



Mengusahakan
pengembangan/desain
komponen dan sistem serta
manufakturing pabrik
bahan bakar nuklir dan
pengolahan limbah
radioaktif.
Teknologi Reaktor dan
Sistem PLTN

Merencanakan dan
melaksanakan program
transfer teknologi,
pengembangan/desain
komponen dan sistem PLTN,
serta mengusahakan
partisipasi industri nasional.




Melaksanakan program
transfer teknologi dan
pengembangan/desain
komponen dan sistem PLTN.



Melaksanakan program
pengembangan/ desain
dan manufakturing
komponen dan sistem
PLTN.
Pembangunan &
Pengoperasian PLTN
4x1000MWe

Mengusahakan pembentukan
pemilik (owner) PLTN dan
proses pendanaannya.




Mengusahakan proses
penyiapan dan pembangunan
PLTN 1 & 2 dan penyiapan
pembangunan PLTN 3 & 4.




Mengusahakan proses
pembangunan PLTN 3 & 4.









83








































15. Roadmap Sektor Energi Batubara
2016 - 2025 2005 - 2010 2011 - 2015
DeSOx
Mill Fire
Integrasi
Sistem
Karakterisasi
Coal Co. ,
Ekspor
Upgrading
Disain
Komp.
Mapping
Industri ( tekstil, semen, kimia,dll) , Daerah, PLN
Pulverizing
Fine CB
Mesin
Briket
B.B. Cair
Chemicals
Briket
Pulverizer Marketable
Coal
Boiler
Tek.
Karboni
sasi
Sistem
Proses/pembangkit
Efisien, Ramah
Lingkungan
Kemampuan
Nasional PLTU
Tek.
Pembakaran
Up-
grading
Teknologi
Hidrogenas
Teknologi
Gasifikasi
Industri (petrokimia),
Transportasi
Teknologi
Liquefaksi, Separasi,
B.B. Alternatif
Chemical
Disain
Konsep
Anal ysis
PLN, Daerah, Industri
Polution
Control
PLTU
Bio-Coal
Boile
r
Polution
Control
Gugus Tugas Energi
Teknologi
Litbang
Produk
Pasar
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
84

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Finalisasi mapping dan
karakterisasi (sifat kimia dan
fisik) batubara
Meningkatkan litbang
Teknologi up-grading
(blending, peningkatan nilai
kalor, pencucian, bio-coal
mixed fuel, pembriketan
batubara) serta pembuatan
prototipe berdasarkan
kemampuan bangsa sendiri


Melakukan kerjasama
dengan industri dan
perusahaan tambang
batubara untuk peningkatan
ke skala komersial
Peningkatan kapasitas
teknologi nasional di bidang
pemanfaatan batubara
peringkat rendah



Meningkatkan litbang di bidang
teknologi pembakaran dan
gasifikasi batubara peringkat
rendah, serta disain sistemnya
Melakukan litbang di bidang
teknologi pembakaran &
gasifikasi batubara peringkat
rendah yang terintegrasi
dengan lebih memperhatikan
aspek lingkungan dan
efisiensi.
Mendorong investor nasional
dan internasional untuk
peningkatan ke skala
komersial, serta
melaksanakan integrasi
sistem
Meningkatkan litbang di bidang
rekayasa rancang bangun
gasifier, peralatan/komponen
pem-bangkit listrik (boiler,
BOP, dll), modifikasi boiler
industri (fuel switching) serta
pembuatan prototipenya.
Menjembatani kerjasama
antar industri nasional dan
internasional untuk
pembuatan skala komersial,
serta melaksanakan integrasi
sistem

Meningkatkan litbang di bidang
teknologi desulfurisasi pada
sistem pembangkit dan
pencegahan kebakaran
spontan batubara
Melakukan kerjasama antar
industri untuk peningkatan ke
skala komersial

Meningkatkan litbang di bidang
optimalisasi teknologi fines
coal briquetting atau briket
limbah batubara halus
Melakukan kerjasama
dengan industri dan
perusahaan tambang
batubara untuk pembuatan
skala komersial

Melakukan litbang di bidang
teknologi karbonisasi
(pembuatan kokas briket dan
karbon aktif) dan hidrogenasi
untuk penyediaan bahan bakar
alternatif dan produk kimia
Melanjutkan litbang
pembuatan skala prototipe
dan mendorong kerjasama
dengan industri untuk skala
komersial terutama untuk
briket kokas dan karbon aktif

Mendorong kerjasama antar
industri dan perusahaan
tambang batubara untuk
pembuatan industri
Mendorong kerjasama
dengan industri dan
perusahaan tambang
batubara untuk pembuatan
skala komersial


Mendorong tercapainya
kontribusi batu bara cair
sedikitnya 2 % terhadap
bauran energi nasional pada
85
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
pencairan batubara dalam
skala demonstrasi/ komersial

tahun 2025

Peran Industri
Memberikan informasi
kemampuan & fasilitas
manufaktur untuk pembuatan
prototipe peralatan up-grading
batubara (blending, bio-coal
mixed fuel, peningkatan nilai
kalor, pencucian, pembriketan
batubara) serta sistem PLTU
dan boiler industri.
Peningkatan kemampuan
SDM untuk menunjang
kegiatan manufaktur dan
peluang pasar
Mengembangkan kapasitas
industri komponen & sistem
energi nasional
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Memberikan insentif finansial
maupun pajak kepada
pengusaha dan fabrikator
teknologi nasional
Investasi untuk peningkatan
infrastruktur, serta jejaring
untuk distribusi
Memberikan kesempatan
kepada fabrikator untuk
memproduksi komponen &
sistem


Memberikan fasilitas untuk
pengembangan SDM

Memberikan kemudahan
keterlibatan swasta nasional
dalam program PLN, Industri
lain, dll
Membuka kesempatan
pengembangan usaha di
dalam negeri maupun luar
negeri
Peran Industri
Investasi untuk fasilitas
manufakturing
Menghimpun kemampuan
manufakturing
Memanfaatkan insentif
pemerintah seoptimal mungkin
untuk pengembangan
kekuatan bisnis
Meningkatkan kemampuan
manufakturing

Mengembangkan model
bisnis di bidang pembangkit
listrik, industri, penyediaan
bahan bakar, dan produk
kimia serta jaringannya
Mengembangkan pasar
domestik dan internasional.
Kebijakan
Peran Pemerintah
Mengarahkan pemakaian
batubara peringkat rendah
baik digunakan sebagai
bahan bakar langsung
maupun tidak langsung
melalui proses konversi di
PLTU dan industri
Mendorong industri untuk
mengutamakan produksi
bangsa sendiri

Mendorong perusahaan
tambang batubara untuk
meningkatkan produksi
Meningkatkan kapasitas
teknologi dan industri
pemanfaatan energi batubara
peringkat rendah nasional
86
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Meningkatkan litbang untuk
peningkatan kandungan
lokal yang tinggi ( 68 %)
dalam pembangunan PLTU
skala kecil
Peran Industri
Mengkonsentrasikan pada
kebijakan peningkatan
kemampuan untuk dapat
mandiri
Meningkatkan kemampuan
SDM dan fasilitas produksi
Meningkatkan kapasitas dan
daya saing produk
























































87
16. Roadmap Sektor Gas Bumi
Teknologi
Pasar
Produk
Litbang
Konsumen Gas :
Pembangkit Listrik
Industri
Rumah Tangga & Komersial
Transportasi
2005 - 2010
Teknologi Infrastruktur
(Pipa, BBG/SPBG, LPG)
Teknologi CNG/LGV
Teknologi PLTG
Kelayakan Teknologi :
Pipa, CNG/BBG, LPG, PLTG
(Small Scale) GTL, LNG,
Hidrat, reduksi flare gas,
combustion, Fuel Cell
Pilot Proyek Teknologi :
(Small Scale) GTL , LNG, Hidrat,
Natural gas based Fuel Cell
2011-2015
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), Teknologi
Small Scale : GTL, LNG,
Hidrat, GTW, Fuel Cell
Penggunaan Gas domestik
minimal 15 % dalam Energi Mix.
Kandungan lokal meningkat
dalam peralatan gas
Penggunaan Gas domestik
Mencapai 30,6 % dalam
Energi Mix. Kandungan lokal
tinggi dalam peralatan gas
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), Teknologi
Small Scale : GTL, LNG,
Hidrat, GTW, Fuel Cell
(Kandungan Lokal Tinggi)
2016-2025
Optimasi antara :
Sumber Energi Gas
Penggunaan Gas Domestik
Infrastruktur
Kandungan/Komponen Lokal
Pemetaan Sumber Energi Gas : Lapangan Gas/stranded,
CBM, Biogenic gas, Hidrat di darat/lepas pantai/laut dalam.
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), BBG, LPG
Hidrat, LNG, Syngas, listrik
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), BBG, LPG
Hidrat, LNG, Syngas, listrik
Gas Pipa (Transmisi &
distribusi Gas), LPG, LNG
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi













































88

Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Penyusunan Peta/Pemetaan
Nasional Sumber Energi Gas:
lapangan Gas/stranded,
CBM, Biogenic gas, hidrat di
darat/lepas pantai/laut dalam
Evaluasi/Review Kebijakan
Energi, Peta Nasional
Sumber Energi Gas:
lapangan Gas/stranded,
CBM, Biogenic gas, hidrat di
darat/lepas pantai/laut dalam.
Evaluasi & Review
Kebijakan Energi
Persiapan dan Penyusunan
Master Plan Gas: Alokasi,
Harga, Pengembangan/
litbang, Standarisasi
diversifikasi sumber (fosil
maupun energi terbarukan)
Evaluasi/Review Master Plan
Gas: Alokasi, Harga,
Pengembangan / litbang,
Standarisasi diversifikasi
sumber (fosil maupun energi
terbarukan, dll.)


Kajian Optimasi & Studi
Kelayakan sumber-sumber
gas/stranded gas,
peningkatan teknologi
produksi gas bumi,

Kajian Optimasi/Studi
Kelayakan pengembangan
stranded gas, peningkatan
teknologi produksi gas bumi.

Peningkatan kandungan
teknologi lokal pada industri
hulu gas bumi.
Kajian Teknologi
Inspeksi/Monitoring Pipa Gas
(Kehandalan sistem pipa)

Pengawasan/monitoring
Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi
Pengawasan/monitoring
Transmisi dan Distribusi
Gas Bumi
Kajian teknologi kendaraan
BBG, SPBG, tangki BBG
Peningkatan kandungan
teknologi lokal pada
Pemanfaatan BBG
transportasi.

Kajian kelayakan teknologi
konversi pilihan (LNG, GTL,
H2, Hidrat.)
Peningkatan kandungan lokal
pada konversi pilihan (LNG,
GTL, H2, Hidrat.)

Peningkatan status
cadangan gas dari kategori
probable / possible menjadi
kategori proven melalui
pemboran sumur-sumur
pengembangan di lapangan-
lapangan gas yang telah
ditemukan.
Upaya penemuan cadangan
gas baru dari reservoir
overlook zone melalui kajian
ulang lapangan-lapangan
gas yang telah ditemukan.
Mempertahankan besar
cadangan gas kategori
proven yang dapat
menjamin target produksi
gas nasional
Upaya peningkatan nilai
keekonomian cadangan gas
dari lapangan-lapangan
marjinal melalui strategi
pengembangan yang tepat
Upaya mengembangkan
lapangan-lapangan gas
marjinal secara komersial
melalui proyek terpadu
Tercapainya
pengembangan semua
potensi cadangan gas dari
lapangan-lapangan
marjinal
Pembangunan infrastruktur
produksi gas secara terpadu
dalam upaya optimasi
pengembangan lapangan-
lapangan gas.
Kesinambungan
pembangunan infrastruktur
produksi gas secara terpadu
Tersedianya infrastruktur
produksi gas terpadu
sehingga semua lapangan
gas dapat dikembangkan
secara ekonomis
89
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Pengembangan teknologi
eksploitasi lapangan gas di
laut dalam (deep offshore)
Implementasi teknologi
pengembangan lapangan-
lapangan gas di laut dalam
Terciptanya standard baku
(good engineering
practices) pengembangan
lapangan gas di laut dalam
Penelitian potensi cadangan
gas inkonvensional (coalbed
methane and gas hydrate)
serta pelaksanaan proyek
pilot.
Uji komersialisasi produksi
gas inkonvensional dari
coalbed methane dan gas
hidrat.
Pengembangan lapangan
coalbed methane dan gas
hidrat secara komersial
skala penuh
Eksplorasi gas di daerah
frontier & laut dalam di
Cekungan berpotensi
mengandung gas, di wilayah
Indonesia bagian Barat &
Timur
Evaluasi dan monitoring
kegiatan eksplorasi lanjut
untuk keperluan
pelaksanaan pengembangan
lapangan gas
Monitoring pengembangan
prospek-prospek
berpotensi mengandung
gas secara ekonomis di
cekungan-frontier & laut
dalam.
Persiapan & implementasi:
kajian teknis penentuan
wilayah eksplorasi,
inventarisasi dan
kemudahan akses data

Peran Industri
Pengujian/percontohan
Optimasi & Kelayakan
sumber-sumber gas,
peningkatan teknologi
produksi Gas Bumi
Penerapan teknologi
peningkatan produksi Gas
Bumi

Pilot proyek Penerapan
teknologi
pengawasan/keamanan pipa
gas, konversi pilihan (LNG,
GTL, H2, Hidrat)
Pengembangan & Penerapan
teknologi
pengawasan/keamanan pipa
gas, teknologi konversi pilihan
(LNG, GTL, H2, Hidrat)

Berperan aktif dalam
pelaksanaan pengembangan
cadangan gas nasional
melalui program kerja dan
investasi yang tepat.
Pembentukan konsorsium
dan kerjasama yang saling
menguntungkan diantara
stakeholders dalam upaya
optimalisasi pengembangan
cadangan gas nasional
Tercapainya
pengembangan semua
potensi cadangan gas
nasional dalam upaya
memenuhi target produksi
gas
Perencanaan, program kerja
dan pelaksanaan Speculative
survey dan pemboran
eksplorasi migas di Cekungan
frontier & laut dalam
Implementasi pembentukan
konsorsium antar instansi
terkait (pemerintah & industri
migas) untuk kegiatan
eksplorasi lanjut
Pengembangan dan
komersialisasi lapangan-
lapangan gas daerah
frontier & laut dalam untuk
menjamin pasokan gas
jangka panjang
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Kajian Pasar Gas Nasional &
Internasional
Pengembangan Pasar Gas
Nasional & Internasional

Penyusunan peta dan
rencana strategis
pengembangan industri
pemakai gas
Evaluasi Rencana strategis
pengembangan industri
pemakai gas

90
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Rencana Induk Substitusi
BBM oleh Gas/LPG Sektor
Rumah Tangga
Evaluasi Rencana Induk
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Rumah Tangga

Rencana Induk Substitusi
BBM oleh Gas/LPG Sektor
Transportasi
Evaluasi Rencana Induk
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Transportasi

Kajian Kebutuhan dan
pelelangan Infrastruktur Gas
Bumi/LPG (Rencana Induk
Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi)
Evaluasi/review dan
monitoring Infrastruktur Gas
Bumi/LPG (Rencana Induk
Transmisi dan Distribusi Gas
Bumi)

Perencanaan, Monitor dan
kendali Implementasi
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Evaluasi Monitor dan kendali
Implementasi Substitusi BBM
oleh Gas/LPG

Penyusunan Peta
Pembangkit Gas bumi, dan
kajian pengembangan PLTG,
FC.
Evaluasi dan Review Peta
Pembangkit Gas bumi, dan
kajian pengembangan PLTG,
FC.

Kajian peningkatan kandunga
lokal sistem PLTG dan FC.
Meningkatkan kandungan
lokal sistem PLTG dan FC.

Penetapan kebijakan
prioritas pemanfaatan
produksi gas
Strukturisasi harga gas yang
tepat sehingga lebih
kompetitif
Terciptanya pemanfaatan
gas secara nasional
Pengembangan teknologi
pemanfaatan gas skala kecil
dan menengah
Pengembangan peluang
pasar domestik dalam
pemanfaatan gas secara
ekonomis
Terciptanya peluang pasar
gas domestik secara
nasional
Pembangunan sarana dan
prasarana untuk pemasaran
gas kepada konsumen
Peningkatan sarana dan
prasarana sebagai upaya
berkesinambungan dari
rencana sebelumnya
Terciptanya sarana dan
prasarana pemasaran gas
Penyusunan peta sebaran
potensi gas
Pemanfaatan potensi gas
untuk pengembangan gas &
peningkatan produksi gas

Penyiapan dan
melaksanakan penawaran
wilayah kerja eksplorasi gas
daerah froniter dan laut
dalam
Intensifikasi penawaran
wilayah kerja eksplorasi gas
Mempertahankan
pengembangan gas untuk
menambah peningkatan
produksi gas
Peran Industri
Implementasi rencana induk
pengembangan industri
pemakai gas
Pengembangan industri
pemakai gas
Pengembangan industri
lokal peralatan teknologi
Distribusi Gas Bumi/LPG ke
Pengguna
Perluasan distribusi gas bumi
ke pengguna

Implementasi Rencana Induk
Substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Rumah Tangga
Peningkatan/perluaan
substitusi BBM oleh Gas/LPG
Sektor Rumah Tangga

Pembangunan Infrastruktur
Gas Bumi/LPG
Pengembangan infrastruktur
gas bumi

91
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Pelaksanaan produksi gas
dalam upaya memenuhi
kebutuhan pasar melalui
rencana kerja dan investasi
yang tepat
Upaya mempertahankan
produksi gas untuk memenuhi
kebutuhan pasar
Terpenuhinya kebutuhan
pasar gas baik domestik
maupun ekspor
Penggunaan teknologi
eksplorasi gas daerah frontier
dan laut dalam
Mempercepat pelaksanaan
investasi eksplorasi gas
Meningkatkan pelaksanaan
investasi eksplorasi gas
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah
Mendukung dan memberikan
kemudahan kredit untuk
program peningkatan
penggunaan gas di dalam
negeri
Mendukung standar nasional
dan international yang
relevan untuk penggunaan
gas bumi
Mendukung pemberian
insentif pajak dan
komponen biaya lainnya
dalam pengem- bangan dan
pemanfaatan Gas/LPG
Melakukan koordinasi antar
pelaku litbang dan bisnis di
bidang teknologi Gas
Meningkatkan koordinasi
antar pelaku litbang dan
bisnis di bidang teknologi Gas

Perumusan dan penetapan
regulasi dalam pengusahaan
dan pengelolaan cadangan
gas inkonvensional
Upaya perbaikan regulasi
untuk menarik investor
berpartisipasi dalam
pengusahaan dan
pengelolaan cadangan gas
inkonvensional
Terciptanyan regulasi yang
baku sebagai acuan bagi
investor dalam
pengusahaan dan
pengelolaan cadangan gas
inkonvensional
Perumusan insentif
(pajak/royalti) serta model
keekonomian dalam
pengembangan lapangan
gas marjinal serta lapangan
gas inkonvensional.
Perbaikan rumusan insentif
(pajak/royalti) serta model
keekonomian yang saling
menguntungkan bagi
pemerintah dan investor
Terciptanya rumusan
insentif (pajak/royalti) serta
model keekonomian yang
memiliki daya tarik bagi
investor
Menciptakan kondisi sosial,
politik dan keamanan
nasional yang kondusif bagi
investor dalam kegiatan
pengusahaan cadangan gas
Mempertahankan kondisi
sosial, politik dan keamanan
nasional yang kondusif bagi
investor dalam kegiatan
pengusahaan cadangan gas
Terciptanya kondisi sosial,
politik dan keamanan
nasional yang kondusif
bagi investor dalam
kegiatan pengusahaan
cadangan gas
Penentuan regulasi insentif
eksplorasi gas daerah
frontier dan laut dalam
Evaluasi dan monitoring
regulasi insentif, akses data
dan akuisisi data untuk
tujuan meningkatkan
investasi di bidang
eksplorasi gas

Penentuan regulasi
kemudahan akses dan
akuisisi data, serta
penyiapan lahan eksplorasi
gas
Menjalin kerjasama dengan
investor disektor hulu
Peningkatan kerjasama
dengan investor disektor
hulu
Menyusun dan
melaksanakan rencana
strategis eksplorasi
sumberdaya gas
Melanjutkan pelaksanaan
renstra eksplorasi
sumberdaya gas
Melanjutkan pelaksanaan
renstra eksplorasi
sumberdaya gas
92
Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2025)
Peran Industri
Percontohan/Long-term test
teknologi kendaraan BBG,
SPBG, tangki dan industri
pemakai gas
Membangun infrastruktur
jaringan Transmisi dan
distribusi gas
Mendorong berlakunya
mekanisme pasar Gas/LPG
yang kompetitif dan terbuka
Pengujian dan Piloting
teknologi PLTG dan FC lokal.
Peningkatan kandungan lokal
pada teknologi industri
pemakai gas komponen
automotif BBG, SPBG, PLTG
dan FC untuk pembangkitan
listrik

Mendukung terciptanya pasar
yang kompetitif serta
meningkatkan pengertian dan
kepedulian masyarakat
terhadap pelaku bisnis dan
pengguna Gas Bumi
Melanjutkan kegiatan
penyuluhan kepada
masyarakat dan memberikan
pelatihan.

Berperan aktif dalam
pengembangan semua
potensi cadangan gas
nasional secara komersial
baik yang berskala kecil,
menengah maupun besar
Meningkatkan besar dan
status cadangan gas melalui
program kerja dan investasi
yang berkesinambungan
serta pemanfaatan
perkembangan teknologi
Menjamin terpenuhinya
kebutuhan gas nasional
baik domestik maupun
ekspor melalui konsep
usaha yang saling
menguntungkan
Transfer teknologi akuisisi
data eksplorasi
Eksplorasi dan
pengembangan gas secara
komersial
Melanjutkan eksplorasi
dan pengembangan gas
secara komersial


























93
TEKNOLOGI
PASAR
PRODUK
Exploration
& Production
Residential Industry
Crude oil supply
Electricity
Transportation
2005-2010 2011-2015 2016-2025
Logistic
System
Commercial
E-P Offshore/Deep Water
Enhancement Oil Recovery
Clean
Fuels Technology
Refinery
Low grade crude oil
utilization
Blending with bio-fuels
and synthetic fuels
Integrated
Refinery
Otimization
Logistic
Energy efficiency & Improve Process
Reliable
Petroleum Logistic
Clean Petroleum Fuels & Blend with Biofuels& synfuels
LITBANG
TAHUN
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi
17. Roadmap Sektor Minyak Bumi

















































94


Jangka Pendek
(2005-2010)

Jangka Menengah
(2011-2015)

Jangka Panjang
(2016-2025)
Penelitian dan Pengmbangan (litbang)
Peran Pemerintah
Explorasi dan Produksi
Melaksanakan Libang
Enhanced Oil Recovery
(EOR)
Melaksanakan Litbang
Eksplorasi produksi
migas offshore/deep
water

Melaksanakan litbang EOR
Melaksanakan Litbang
Eksplorasi produksi migas
offshore/deep water

Melaksanakan litbang EOR
Melaksanakan Litbang
Eksplorasi produksi
migas offshore/deep water

Logistik Minyak Bumi
Litbang optimisasi sistem
logistik minyak mentah
dan bahan bakar
Litbang minimisasi emisi
polutan sistem distribusi
BBM di sisi retail (SPBU)

Meningkatkan kehandalan
sistem logistik minyak bumi baik
disisi wholesale maupun retail

Meningkatkan kehandalan
sistem logistik minyak bumi
baik disisi wholesale maupun
retail
Kilang Minyak

Meningkatkan kinerja
kilang baik dari aspek
efisiensi energi maupun
aspek lingkungan
Feasibility study (FS)
pembangunan kilang baru
dan revamping yang
memenuhi kebutuhan
BBM domestik dan
spesifikasi bahan bakar
ramah lingkungan


Meningkatkan kinerja kilang
baik dari aspek efisiensi
energi maupun aspek
lingkungan
Intensifikasi proses kilang via
bio-process

Meningkatkan kinerja
kilang baik dari aspek
efisiensi energi maupun
aspek lingkungan
Intensifikasi proses kilang
via bio-process
Bahan bakar bersih
Studi peningkatan kualitas
BBM dalam negeri melalui
pembangunan kilang modern
dan blending dengan
biofuels dan synfuels
Meningkatkan kualitas BBM
dalam negeri

Meningkatkan kualitas BBM
dalam negeri
Peran Industri
Eksplorasi dan Produksi
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset dan
pengembangan EOR &
deep water/offshore
technology
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah
melaksanakan riset dan
pengembangan EOR & deep
water/offshore technology
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset dan
pengembangan EOR &
deep water/offshore
technology



95
Logistik Minyak Bumi
Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan riset
pengembangan logistik
minyak yang handal
Bekerjasama dengan institusi
litbang pemerintah
melaksanakan FS
pembangunan infrastruktur
(kilang, transportasi,
penyimpanan)

Bekerjasama dengan
institusi litbang pemerintah
melaksanakan FS
pembangunan infrastruktur
(kilang, transportasi,
penyimpanan)
Kilang Minyak Bumi
Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan
benchmarking kinerja
kilang minyak nasional
FS pembangunan kilang
baru dan revamping

Bekerjasama dengan institusi
litbang, melaksanakan studi
Life Cycle Analysis (LCA)
kilang minyak
Bekerjasama dengan institusi
litbang, melaksanakan studi
intensifikasi proses untuk
meningkatkan kinerja kilang
dan mereduksi limbah

Bekerjasama dengan
institusi litbang studi
intensifikasi proses untuk
meningkatkan kinerja
kilang dan mereduksi
limbah

Bahan bakar bersih
Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
produksi bahan bakar
bersih, biofuels dan
synfuels
Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
blending BBM dengan
biofuels dan synfuels
Bekerjasama dengan institusi
litbang melaksanakan riset
produksi bahan bakar bersih,
biofuels dan synfuels

Bekerjasama dengan
institusi litbang
melaksanakan riset
produksi bahan bakar
bersih, biofuels, dan
synfuels

Peluang Pasar
Peran Pemerintah

Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi
melalui EOR, dan
eksplorasi produksi
potensi migas deep
water/offshore


Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi
melalui EOR, dan eksplorasi
produksi potensi migas deep
water/offshore


Mendorong industri dalam
meningkatkan intensifikasi
melalui EOR, dan
eksplorasi produksi
potensi migas deep
water/offshore


Mempercepat
pembangunan
infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan
BBM nasional

Mempercepat pembangunan
infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan
BBM nasional

Mempercepat
pembangunan infrastruktur
minyak bumi untuk
menjamin pasokan BBM
nasional
Menetapkan target
minimum kinerja kilang
Mendorong industri dalam
pembangunan kilang
modern baru
Mendorong industri dalam
pembangunan kilang modern
baru
Mendorong produksi bahan
bakar bersih

96

Menetapkan standar
kualitas bahan bakar yang
lebih bersih
Mendorong produksi bahan
bakar bersih


Peran Industri

Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan
pengembangan lapangan
offshore/deep water

Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan
pengembangan lapangan
offshore/deep water

Meningkatkan produksi
minyak melalui EOR dan
pengembangan lapangan
offshore/deep water

Investasi pembangunan
infrastruktur minyak:
kilang, penyimpanan,
transportasi
Investasi pembangunan
infrastruktur minyak: kilang,
penyimpanan, transportasi
Investasi pembangunan
infrastruktur minyak: kilang,
penyimpanan, transportasi
Produksi bahan bakar
bersih
Produksi bahan bakar bersih Produksi bahan bakar
bersih
Kebijakan dan Inisiatif
Peran Pemerintah

Paket insentif untuk
meningkatkan produksi
minyak melalui EOR untuk
sumur tua dan cadangan
offshore






Kebijakan skema financial
percepatan pembangunan
infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan
BBM nasional

Kebijakan skema financial
percepatan pembangunan
infrastruktur minyak bumi
untuk menjamin pasokan BBM
nasional


Menetapkan standar
kualitas bahan bakar yang
lebih bersih

Paket Insentif untuk
meningkatkan produksi bahan
bakar bersih termasuk biofuels
dan synfuels
Paket Insentif untuk
meningkatkan produksi
bahan bakar bersih
termasuk biofuels dan
synfuels
Peran Industri
Meningkatkan produksi
minyak melalui investasi
di kegiatan EOR untuk
sumur tua dan cadangan
offshore/deep water
Meningkatkan produksi
minyak melalui investasi di
kegiatan EOR untuk sumur
tua dan cadangan offshore
/deep water

Meningkatkan produksi
minyak melalui investasi di
kegiatan EOR untuk sumur
tua dan cadangan
offshore/deep water

Investasi pembangunan
infrastruktur minyak bumi
Investasi pembangunan
infrastruktur minyak bumi
Investasi pembangunan
infrastruktur minyak bumi

Investasi produksi bahan
bakar ramah lingkungan
baik melalui
pembangunan kilang
modern maupun blending
Investasi produksi bahan
bakar ramah lingkungan baik
melalui pembangunan kilang
modern maupun blending
Investasi produksi bahan
bakar ramah lingkungan
baik melalui pembangunan
kilang modern maupun
blending


97










18. Roadmap Konservasi Energi
Gugus Tugas Energi
Kementerian Negara Riset dan Teknologi

98


Jangka Pendek
(2005-2010)
Jangka Menengah
(2011-2015)
Jangka Panjang
(2016-2020)
Penelitian dan Pengembangan (litbang)
Peran Pemerintah
Kajian Teknologi Konservasi
Energi di sektor pemakai
energi; Industri, Bangunan
dan Rumah Tangga:
Pengembangan Standar
Peralatan Hemat Energi
Pengembangan metode
analisis Energi/Exergi untuk
menentukan potensi
penghematan energi
Pengembangan metode
Integrasi Proses di Industri
Kajian Teknologi Konversi
Energi Baru:

Prototipe Adv. Conversion/
Generating Syst.: Fuel Cell,
Hybrid, EBT
Litbang Teknologi Disain
Rekayasa & Manufaktur
Sistem Energi:
Prototipe komersial Adv.
Conversion/ Generating
Syst.: Fuel Cell, Hybrid,
EBT


Kajian Disain Sistem
Teknologi Energi:
Analisis Optimasi Sistem &
Komponen/Peralatan
Energi
Kajian Penyempurna Daya
Listrik
Kajian sistem
Kendali/Automatisation
Kajian Bangunan Hemat
Energi
Kajian Pemanfaatan Kalor
Buang/Sisa, Optimasi
Disain Boiler Multifuel skala
menengah-kecil.
Litbang Optimasi Sistem
& Komponen/Peralatan
Energi:
Litbang Teknologi Disain
Rekayasa & Manufaktur
Sistem Energi
Kajian Disain Sistem &
Proses Konversi Energi
Melanjutkan Kajian Disain
Sistem & Proses Konversi
Energi
Kajian Teknologi
Konservasi Energi di
sektor Industri,
Bangunan, Rumah
Tangga & Transportasi
Prototipe Komersial
Pengembangan Standar
Peralatan Hemat Energi
Evaluasi Penerapan dan
Pengembangan Standar
Peralatan Hemat Energi
Melanjutkan Evaluasi
Penerapan &
Pengembangan Standar
Peralatan Hemat Energi
Litbang Analisis/Audit Energi
& Benchmarking:
Pengembangan
Manajemen Energi
Pemetaan potensi
penghematan energi
melalui analisis/audit energi
sektor pemakai energi
Melanjutkan Analisis/Audit
Energi & Benchmarking;
Evaluasi Indikator energi
nasional & sektoral
(Elastisitas Energi, Intensitas
Energi
Melanjutkan dan
Mengembangkan
Analisis/Audit Energi &
Benchmarking
Peran Industri
Partisipasi dalam kegiatan
Litbang terapan terkait
Partisipasi dalam kegiatan
Litbang terapan terkait, dan
inisiatif melakukan investasi
untuk produksi peralatan
hemat energi atau
implementasi teknologi yang
lebih efisien.
Inisiatif melakukan
investasi untuk produksi
peralatan hemat energi
atau implementasi
teknologi yang lebih
efisien.


99

Inisiatif untuk membuat
kegiatan litbang sendiri
maupun secara kemitraan
dengan lembaga Litbang
guna meningkatkan kinerja
perusahaan
Inisiatif untuk membuat
kegiatan litbang sendiri
maupun secara kemitraan
dengan lembaga Litbang
guna meningkatkan kinerja
perusahaan
Komersialisasi teknologi
baru hasil litbang untuk
mencapai target
penurunan elastisitas
energi nasional.
Peluang Pasar
Peran Pemerintah
Sosialisasi:
Kampanye, Konsultasi,
Pelatihan, Pendidikan,
Penghargaan, DSM
(Rumah tangga, PJU)
Menyediakan informasi
yang memadai dan akurat
yang diperlukan konsumen
tentang teknologi
konservasi energi dan
penggunaan energi
alternatif untuk substitusi
BBM

Sosialisasi:

Menyediakan informasi yang
memadai dan akurat yang
diperlukan konsumen tentang
teknologi konservasi energi
Sosialisasi:

Menyediakan informasi
yang memadai dan akurat
yang diperlukan
konsumen tentang
teknologi konservasi
energi
Insentif/Disinsentif:
Reduksi pajak
Dana Investasi berbunga
rendah
Insentif/Disinsentif:
Reduksi Pajak
Dana Investasi berbunga
rendah
Kebijakan Tarif Energi
Insentif/Disinsentif:
Reduksi Pajak
Dana Investasi berbunga
rendah
Kebijakan Tarif Energi
Pemberian audit energi
yang free of charge,
workshop dan pelatihan
Menyediakan pedoman
atau standar yang
bermanfaat dalam
perencanaan,
pengoperasian dan
pengendalian suatu sistem
energi
Mengembangkan
Penerapan Program
Demand Side Management
Menyediakan pedoman
atau standar yang
bermanfaat dalam
perencanaan,
pengoperasian dan
pengendalian suatu sistem
energi
Mengembangkan Program
Demand Side Management
Mengembangkan
pedoman atau standar
yang bermanfaat dalam
perencanaan,
pengoperasian dan
pengendalian suatu
sistem energi
Mengembangkan
Program Demand Side
Management
Peran Industri
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat
energi)
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat
energi)
Initiative procurement
(Promosi peralatan hemat
energi)
Menerapkan Manajemen
Energi di perusahaan
Menerapkan &
mengembangkan
Manajemen Energi di
perusahaan
Menerapkan &
mengembangkan
Manajemen Energi di
perusahaan
Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara
kontinyu melalui manajemen
energi yang dimiliki (DSM)
Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara
kontinyu melalui manajemen
energi yang dimiliki (DSM)
Menerapkan tindakan
efisiensi energi secara
kontinyu melalui
manajemen energi yang
dimiliki (DSM)

100
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi
dan Efisiensi (Peralatan
Rumah Tangga dan
Peralatan Industri)
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi
dan Efisiensi (Peralatan
Rumah Tangga dan
Peralatan Industri)
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat
Energi dan Efisiensi
(Peralatan Rumah Tangga
dan Peralatan Industri)
Kebijakan
Peran Pemerintah
Kebijakan Pengaturan:
mempercepat realisasi
program konservasi energi dan
menciptakan iklim yang
kondusif bagi implementasi
konservasi energi
Tenaga fungsional
Manajemen energi
Audit Energi
Pengawasan Konsumsi
Energi
Target Intensitas &
elastisitas Energi
Desain Efisien Energi
Pemberlakuan SNI
Standar Implementasi
Labelisasi Peralatan Listrik
RT
Kebijakan Pengaturan:
Tenaga fungsional
Manajemen energi
Audit Energi
Pengawasan Konsumsi
Energi
Target Intensitas &
elastisitas Energi
Desain Efisien Energi
Pemberlakuan SNI
Standar Implementasi
Labelisasi Peralatan
Listrik RT

Kebijakan Pengaturan:
Tenaga fungsional
Manajemen energi
Audit Energi
Pengawasan Konsumsi
Energi
Target Intensitas &
elastisitas Energi
Desain Efisien Energi
Pemberlakuan SNI
Standar Implementasi
Labelisasi Peralatan
Listrik RT

Kebijakan Insentif:
mendorong penerapan konsumsi energi yang bersifat cost efektif
Kebijakan Transformasi Pasar:
meningkatkan penggunaan produk yang hemat energi di masyarakat
Kebijakan Informasi:
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang konservasi energi
Peran Industri
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat Energi
dan Efisiensi (Peralatan
Rumah Tangga dan Peralatan
Industri)
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat
Energi dan Efisiensi
(Peralatan Rumah Tangga
dan Peralatan Industri)
Mengikuti program
standarisasi & Labelisasi
Tanda Tingkat Hemat
Energi dan Efisiensi
(Peralatan Rumah Tangga
dan Peralatan Industri)
Menerapkan kebijakan Manajemen Energi dan penghematan energi di perusahaan

Anda mungkin juga menyukai