Anda di halaman 1dari 41

Matematika Teknik I Hal- 1

BAB V
APLIKASI PD TINGKAT DUA



Tujuan Instruksional:
Mampu membuat model PD pada Sistem Gerak
Mampu memahami klasifikasi Sistem Gerak
Mampu membuat model dan penyelesaian PD pada klasifikasi Sistem
Gerak
Mampu membuat model dan penyelesaian PD pada rangkaian listrik
LC dan LC seri



5.1 Sistem Gerak
Sistem gerak diilustrasikan dengan benda bermassa m yang tergantung pada
suatu pegas, ditunjukkan pada Gambar 23. Pemodelan sistem gerak pada
Gambar 23, didasarkan pada Hukum Newton II, yaitu:
F = m. o
dengan:
F gaya!gaya yang bekerja pada benda
m massa benda
o per"epatan gerak benda
Gaya!gaya yang bekerja pada benda yang tergantung pada pegas:
#. F
g
= m. g , F
g
adala$ gaya tarik gra%itasi benda, m massa benda dan g
gra%itasi. &ra$ gaya ini ke bawa$ karena pengaru$ gra%itasi. Gaya ini sering
disebut sebagai berat benda.
2. F
s
= k(y +I), F
s
= adala$ gaya pegas, k konstanta pegas, y posisi
benda, I peruba$an panjang pegas. &ra$ gaya pegas ke atas dan ke
bawa$. 'ika pegas ditarik F
s
negati(, ara$ gaya ke atas dan jika pegas
ditekan F
s
positi(, ara$ gaya ke bawa$.
Matematika Teknik I Hal- 2

3. F
d
= J.
d
dt
, F
d
gaya redam, ara$ gaya berlawanan dengan gerak benda. J
konstanta redaman,
d
dt
ke"epatan benda. 'ika J > u sistem disebut
Sistem )eredam *Damped Systems+, jika J = u sistem disebut Sistem )ak!
teredam *Undamped Systems+
,. F
c
= F(t), F
c
gaya eksternal, ara$ gaya dapat ke atas atau ke bawa$.
Penerapan gaya ini langsung pada benda atau pegas.


Gambar # Sistem Gerak -enda pada Pegas


Gambar 2 &. Sistem Gerak dengan Peredam
-. Sistem Gerak dengan Peredam dan Gaya .uar /*t+
Matematika Teknik I Hal- 3

-erdasarkan Hukum Newton II di atas maka:
F = m. o
F adala$ gaya!gaya yang bekerja pada benda, o =
d
2

dt
2
adala$ per"epatan benda
se$ingga:
F
g
+F
s
+F
d
+F
c
= m.
J
2
y
Jt
2

atau
m. g +k(y +I) J.
Jy
Jt
+F(t) = m.
J
2
y
Jt
2

untuk sistem dalam kesetimbangan m. g = kI , se$ingga persamaan menjadi:
ky J.
Jy
Jt
+F(t) = m.
J
2
y
Jt
2

atau
m.
J
2
y
Jt
2
+J.
Jy
Jt
+ky = F(t)
0odel persamaan terak$ir meng$asilkan persamaan di(erensial orde!2.
Persamaan di(erensial orde!2 di atas menggambarkan sistem gerak benda pada
pegas. 'ika F(t) = u *tanpa gaya eksternal+ sistem disebut sistem gerak bebas
(unforced), jika F(t) u disebut sistem gerak paksa (forced). 'ika J = u
maka sistem disebut sistem takteredam (undamped) dan jika J > u maka
sistem disebut sistem teredam (damped).

5.1.1 Sistem Gerak Bebas Takteredam (F(t) = u , J = u)
0odel sistem gerak $armonik bebas takteredam:
m.
J
2
y
Jt
2
+ky = u
Gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan P1 di atas. 'ika persamaan
dibagi dengan m, maka P1 menjadi:
J
2
y
Jt
2
+
k
m
y = u
J
2
y
Jt
2
+
0
2
y = u,
0
=
_
k
m

persamaan karakteristik P1 di atas: r
2
+
0
2
= u
akar!akar persamaan karakteristik: r
1,2
= _i
0

Matematika Teknik I Hal- 4

se$ingga penyelesaian umum P1 yang menggambarkan gerak benda:
y(t) = c
1
cux m

t +c
2
x|n m

t
'ika persamaan dikali dan dibagi dengan c
1
2
+c
2
2
maka:
y(t) = c
1
2
+c
2
2
_
c
1
c
1
2
+c
2
2
cux m

t +
c
2
c
1
2
+c
2
2
x|n m

t_
'ika dide(inisikan :
R = c
1
2
+c
2
2

cux 0 =
c
1
c
1
2
+c
2
2

x|n 0 =
c
2
c
1
2
+c
2
2

maka persamaan menjadi:
y(t) = R|cux 0 cux m

t +x|n 0 x|n m

t]
atau
y(t) = R cux (m

t 0)
dengan R disebut amplitudo sistem gerak $armonik
0 disebut sudut (asa
m

disebut (rekuensi _
k
m

jika satu siklus gerak $armonik yang terjadi digambarkan dalam unit waktu 2,
maka (rekuensi dide(inisikan menjadi
=
m

2
, maka periode gerak $armonik I = 1 =
2
m

= 2_
m
k

y(t)
R
t
R cos
T
- R

Gambar 3 Ilustrasi Gerak Harmonik y(t) = R cos (
0
t 0)
Matematika Teknik I Hal- 5



Gambar , Ilustrasi Hubungan "#, "2, 2 dan

3onto$ kasus:
Sistem gerak $armonik benda yang tergantung pada pegas seperti Gambar 23,
jika massa benda m#4, kg dan konstanta pegas k #5 N4m, redaman 6.
Pegas saat tertarik benda bertamba$ panjang # m dan mulai bergerak ke atas
dengan ke"epatan 7m4det. Sistem tidak diberi gaya luar.
a. )entukan model persamaan yang menggambarkan sistem gerak $armonik
pada pegas pada "onto$ kasus di atas8
b. )entukan persamaan gerak benda8
". )entukan amplitudo, sudut (asa, (rekuensi dan periode gerak benda8

Penyelesaian:
a. 0odel persamaan sistem gerak $armonik pada pegas.
m.
J
2
y
Jt
2
+J.
Jy
Jt
+ky = F(t)
pada "onto$ kasus diketa$ui redaman d6, gaya luar ( ) = 0 , massa m 9
kg , konstanta pegas k #5 N4m, se$ingga model persamaan gerak
$armonik pada pegas menjadi:
1
4
.
J
2
y
J t
2
+16y = u
dengan kondisi awal:
posisi awal benda y(u) = 1 dan
ke"epatan awal benda
d
dt
(u) = 8.
b. Persamaan gerak benda.
persamaan gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan model P1 *a+,
yaitu:
Matematika Teknik I Hal- 6

1
4
.
J
2
y
Jt
2
+16y = u -
J
2
y
Jt
2
+64y = u
y(u) = u,1 ;
d
dt
(u) = 8
penyelesaiannya adala$:
persamaan karakteristik dari P1 di atas r
2
+64 = u
akar!akar persamaan karakteristik r = _ i8
solusi umum P1:
y(t) = c
1
cos 8t +c
2
sin 8t
dengan memasukkan syarat kondisi awal maka:
y(u) = c
1
= 1
y

(u) = 8c
2
= 8 - c
2
= 1
se$ingga persamaan gerak benda:
y(t) = cos 8t sin 8t
". 0enentukan amplitudo, sudut (asa, (rekuensi dan periode dengan
membentuk persamaan ( ) = dalam satu sinus4"osinus. -entuk umum
persamaan satu sinus4"osinus sistem gerak pada pegas:
y(t) = R cos(
0
t 0)
= R cos (8t 0)
dengan:
R = c
1
2
+c
2
2

ton 0 =
c
2
c
1

=
o
0
2

I = 1 =
2

0
= 2_
m
k

se$ingga:
omplituJo R = 1 +(1)
2
= V2
rckucnsi =
8
2
=
4


pcrioJc I =

4

ton 0 = 1(kuoJron II)
suJut oso 0 =
7
4

Matematika Teknik I Hal- 7

y(t) = R cos (8t 0)
= V2cos _8t
7
4
]

Gambar : Ilustrasi Sudut /asa pada 3onto$ ;asus

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
Waktu(t)
G
e
r
a
k

B
e
n
d
a

y
(
t
)

Gambar 5 Harmonik -enda pada Pegas, R = V2; =
4

; 0 =
7
4


.ati$an Soal:
)entukan persamaan gerak $armonik benda pada model persamaan
di(erensial berikut8 )entukan &mpitudo, /rekuensi, Periode dan sudut (asa
dari persamaan gerak $armoniknya8
1. y
ii
+y = u y(u) = 1 y
i
(u) = u
2. y
ii
+y = u y(u) = u y
i
(u) = 1
S. y
ii
+y = u y(u) = 1 y
i
(u) = 1
Matematika Teknik I Hal- 8

4. y
ii
+9y = u y(u) = 1 y
i
(u) = 1
S. y
ii
+4y = u y(u) = 1 y
i
(u) = 2

5.1.2 Sistem Gerak Bebas Teredam (F(t) = , d )
0odel sistem gerak benda bebas teredam:
m.
J
2
y
Jt
2
+J.
Jy
Jt
+ky = u
Persamaan gerak benda didapatkan dengan menyelesaikan P1 di atas. <ntuk
mengilustrasikan gerak benda pada sistem pegas bebas teredam akan
diuraikan pada tiga kasus, yaitu sistem teredam kurang *underdamped+, sistem
teredam kritis *critically damped+, dan sistem teredam lebi$ *overdamped+,
dimana masing!masing ditentukan dari nilai diskriminan J
2
4mk
Persamaan karakteristik dari model sistem gerak benda bebas teredam adala$:
m. r
2
+d. r +k =
se$ingga akar!akar persamaan karakteristiknya: *li$at subbab ,.:+
r
1,2
=
d _Vd
2
4mk
2m


5.1.2.a Sistem Teredam Kurang (underdamped), (d
2
4mk < u)
Solusi persamaan gerak benda pada sistem teredam kurang *underdamped+
didapatkan jika J
2
4mk < u , dimana akar!akar persamaan karakteristik
adala$:
r
1,2
=
J _iV4mk J
2
2m

persamaan solusinya adala$: *li$at pemba$asan pada subbab ,.:+
y = c
1
e
( + )t
+c
2
e
( - )t
; dengan = d2m , =
(4mk J
2
)
2m

= e
(-d2m)t
(Acux t +B x|n t)
bentuk satu sinus4"osinus persamaan di atas adala$:
y = Rc
(-d2m)t
cos (t 0)
R = A
2
+B
2

ton 0 =
B
A

Matematika Teknik I Hal- 9

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
Waktu(t)
G
e
r
a
k

B
e
n
d
a

y
(
t
)

Gambar = >silasi pada Gerak -enda -ebas )eredam ;urang

Program 0&).&- untuk Gambar 27 sebagai berikut:
%gerak benda bebas teredam kurang
%R=2^0.5, alfa=-2, beta=8 teta=pi/4
clear all;
close all;
clc;
t=(0:0.01:2);
yt=2^0.5*exp(-2*t).*(cos(8*t-pi/4))
plot(t,yt,'k','linewidth',3)
hold on
amp1=2^0.5*exp(-2*t)
plot(t,amp1,'r','linewidth',2)
hold on
amp2=-2^0.5*exp(-2*t)
plot(t,amp2,'r','linewidth',2)
xlabel('Waktu(t)','fontsize',14)
ylabel('Gerak Benda y(t)','fontsize',14)

Matematika Teknik I Hal- 10

/aktor kosinus cux (t 0) menyebabkan osilasi bernilai antara ?# dan !#.
Perioda osilasi jika dili$at pada Gambar 27 bukan perioda asli atau sering
disebut sebagai perioda bayangan *quasi-period+ atau perioda teredam
*damped-period+, dide(inisikan sebagai:
I
d
=
2n
[
=
2n
(4mk J
2
)
2m
=
4nm
(4mk J
2
)

/rekuensi dinyatakan sebagai (rekuensi bayangan *quasi frequency+ atau
teredam *damped-frequency+, yaitu
d
=
[
2n
. Sedangkan Re
(-d2m)t
disebut
amplitudo teredam *damped-amplitude+.

5.1.2.b Sistem Teredam Kritis (critically damped), (d
2
= 4mk)
Pada sistem teredam kritis J
2
= 4mk se$ingga akar!akar persamaan
karakteristik sama yaitu: *li$at pemba$asan pada subbab ,.:+
r
1,2
=
J
2m

Persamaan solusinya :
y = (c
1
+c
2
t) e
[
-d
2m
t

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
waktu (t)
G
e
r
a
k

B
e
n
d
a

y
(
t
)

Gambar 7 Gerak -enda pada Sistem Gerak -ebas )eredam ;ritis *"
#
, "
2
positi(+

Program 0&).&- untuk Gambar 2@ adala$ sebagai berikut:
Matematika Teknik I Hal- 11

%gerak benda teredam kritis y=(c1+c2t)exp((-d)/2m)t)
%c1=2; c2=1:5:25; -d/2m=-2

clear all;
close all;
clc;
t=(0:0.01:4);
for c2=1:5:25
y1=2*(exp(-2*t));
y2=c2*t.*(exp(-2*t));
yt=y1+y2
plot(t,yt,'b','linewidth',2)
hold on
end
xlabel(' waktu (t)','fontsize',14)
ylabel('Gerak Benda y(t)','fontsize',14)

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-4
-3
-2
-1
0
1
2
waktu (t)
G
e
r
a
k

B
e
n
d
a

y
(
t
)

Gambar @ Gerak -enda pada Sistem Gerak -ebas )eredam ;ritis *"
2
negati(+

Program 0&).&- untuk Gambar 36 sebagai berikut:
%gerak teredam kritis y=(c1+c2t)exp((-d)/2m)t)
%c1=2; c2=-20:4:-2; -d/2m=-2
Matematika Teknik I Hal- 12

clear all;
close all;
clc;

t=(0:0.01:4);
for c2=-20:4:-2
y1=2*(exp(-2*t));
y2=c2*t.*(exp(-2*t));
yt=y1+y2
plot(t,yt,'b','linewidth',2)
hold on
end
xlabel(' waktu (t)','fontsize',14)
ylabel('Gerak Benda y(t)','fontsize',14)

5.1.2.c Sistem Teredam Lebih (overdamped), (d
2
> 4mk)
Pada sistem teredam lebi$ J
2
> 4mk se$ingga akar!akar persamaan
karakteristik adala$: *li$at pemba$asan pada subbab ,.:+
r
1,2
=
d _Vd
2
4mk
2m

Solusi umum persamaan gerak pada sistem teredam lebi$ adala$:
y(t) = c
1
e
r
1
t
+c
2
e
r
2
t

Pada kenyataannya nilai r
1,2
< u se$ingga untuk t - maka y(t) = . 'ika y(t)
kita turunkan, yaitu:
y

(t) = c
1
r
1
e
r
1
t
+c
2
r
2
e
r
2
t

= e
r
1
t
(c
1
r
1
+c
2
r
2
e
(r
2
-r
1
)t
)
maka y
i
(t) = $anya jika (c
1
r
1
+c
2
r
2
e
(r
2
-r
1
)t
) =
'adi se"ara umum gerak benda pada pegas pada sistem teredam lebi$
mempunyai perilaku yang sama dengan sistem teredam kritis, yaitu t -
maka y(t) = dan $anya memiliki satu titik pun"ak maksimum dan minimum
pada t > u seperti ditunjukkan pada Gambar 2@ dan Gambar 36.

3onto$ kasus Pengaru$ Peredaman:
Sebua$ sistem gerak benda pada pegas dengan peredam dimodelkan ole$
persamaan berikut:
Matematika Teknik I Hal- 13

J
2
y
Jt
2
+J.
Jy
Jt
+y = u
y(u) = 1; y

(u) = u
'ika d#, 2 dan ,, tentukan persamaan gerak benda8 -agaimana pengaru$
peruba$an nilai konstanta peredaman d pada gerak bendaA

Penyelesaian:
persamaan karakteristik dari model persamaan sistem adala$:
r
2
+J. r +1 = u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
=
J _VJ
2
4
2

a. 'ika d#, J
2
4 < u disebut sistem teredam kurang
&kar!akar persamaan karakteristik adala$:
r
1,2
=
1
2
_i
VS
2

solusi umum persamaan gerak benda:
y = c
(-d2m)t
(Acos t +B sin t)
= c
(-12)t
_Acos
VS
2
t +B sin
VS
2
t_
subsitusi y(6) = #, didapatkan:
y = c
[-
1
2
t
_Acos
VS
2
t +B sin
VS
2
t_
= Acos u = 1 - A = 1
subsitusi y
B
(6) = 6, didapatkan:
y
i
=
1
2
c
(-12)t
_Acos
VS
2
t +B sin
VS
2
t_
+c
(-12)t
_A
VS
2
sin
VS
2
t +B
VS
2
cos
VS
2
t_
u =
1
2
(Acosu ) +_B
VS
2
cos u_
Matematika Teknik I Hal- 14

u =
1
2
(1 ) +_B
VS
2
_ - B =
1
VS

maka solusi k$usus gerak benda sistem teredam kurang adala$:
y = c
(-12)t
_cos
VS
2
t +
1
VS
sin
VS
2
t_
bentuk satu sinus4"osinus:
y =
2
VS
c
(-12)t
_cos
VS
2
t
n
6
_
b. 'ika d2, J
2
4 = u disebut sistem teredam kritis
&kar!akar persamaan karakteristik adala$:
r
1,2
= 1
solusi umum persamaan gerak benda:
y = (c
1
+c
2
t) c
-t

subsitusi y(6) = #, didapatkan:
y(u) = (c
1
+c
2
u) c
-0
- c
1
= 1
subsitusi y
i
(u) = u,, didapatkan:
y
i
(u) = c
2
c
-0
(c
1
+c
2
u) c
-0

u = c
2
c
1
- c
2
= 1
maka solusi k$usus gerak benda sistem teredam kritis adala$:
y = (1 + t) c
-t

". 'ika d,, J
2
4 > u disebut sistem teredam lebi$
&kar!akar persamaan karakteristik adala$:
r
1,2
=
J _VJ
2
4
2

= 2 _V3
solusi umum persamaan gerak benda:
y(t) = c
1
c

1
t
+c
2
c

2
t

= c
1
c
(-2+V3)t
+c
2
c
(-2-V3)t

subsitusi y(6) = #, didapatkan:
Matematika Teknik I Hal- 15

1 = c
1
c
(-2+V3)0
+c
2
c
(-2-V3)0

1 = c
1
+c
2

subsitusi y
B
(6) = 6, didapatkan:
u = c
1
r
1
c

1
0
+c
2
r
2
c

2
0

u = c
1
(2 +VS) +c
2
(2 +VS)
dari dua persamaan konstanta yaitu:
c
1
+c
2
= 1 ua c
1
(2 +VS) +c
2
(2 +VS) = u
diperole$
c
1
=
2 +VS
2VS

c
2
=
2 +VS
2VS

maka solusi k$usus gerak benda sistem teredam lebi$ adala$:
y =
2 +V3
2V3
e
(-2+V3)t
+
2 +V3
2V3
e
(-2-V3)t


Pengaru$ konstanta redaman d pada sistem gerak benda dijelaskan sebagai
berikut:
d# maka gerak benda y(t) - u menurut (ungsi e
-.t

d2 maka gerak benda y(t) - u menurut (ungsi e
-t

d, maka gerak benda y(t) - u menurut (ungsi e
(-2-V3)t
= e
-.3t

disimpulkan ba$wa pada d2 *teredam kritis+ gerak benda paling "epat ke
posisi setimbang4y*t+6, sedang paling lama pada d, *teredam lebi$+. Hal ini
juga dapat dili$at pada Gambar :.#6

Matematika Teknik I Hal- 16

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1
Waktu(t)
G
e
r
a
k

B
e
n
d
a

y
(
t
)

Gambar #6 Gerak -enda Pada Cariasi Nilai ;onstanta 2edaman *d+


.ati$an Soal:
)entukan komponen amplitudo, (rekuensi dan sudut (asa pada model sistem
gerak benda berikut8 Gambarkan dengan 0&).&- persamaan gerak benda!nya8
1. y(t) = 4c
-t
cos (2t n)
2. y(t) = Sc
-2t
cos [VSt
n
S

S. y(t) = Sc
-2t
cos [t
n
3

4. y(t) = Sc
-2t
cos (St n)
)entukan apaka$ gerak benda berikut diklasi(ikasikan dalam sistem teredam
kurang*underdamped+, teredam kritis *critically damped+ atau teredam lebi$
*over damped+8
S. y
ii
+4y = u
6. y
ii
2y
i
+y = u
7. y
ii
+4y
i
+4y = u
8. y
ii
+2Jy
i
+J
2
y = u ; J > u
9. y
ii
+2Jy
i
+k
2
y = u ; J > u Jon k
2
= J
2

1u. y
ii
+2Jy
i
+ky = u ; J
2
> k Jon k < u
Matematika Teknik I Hal- 17


5.2 Rangkaian Listrik
Subbab berikut akan menjelaskan pemodelan rangkaian listrik beserta
penyelesaiannya. Hal penting adala$ dua (enomena (isik berbeda *yaitu: sistem
gerak benda pada pegas dan rangkaian listrik+ meng$asilkan model persamaan
matematika dan solusi yang sama.

5.2.1 Rangkaian LC seri
2angkaian .3 seri dengan sumber baterai D %olt digambarkan pada Gambar 32.
1engan $ukum )egangan ;ir"$o(( didapatkan model persamaan pada Gambar
32, yaitu:
C
.
?C
3
D
dengan: C
.
adala$ tegangan pada induktor . yaitu I
d
dt

C
3
adala$ tegangan pada kapasitor 3 yaitu
1

IJt
diketa$ui ba$wa I =
d
dt
dengan E adala$ muatan dalam 3oulomb. Se$ingga
model persamaan dapat dituliskan:
I
JI
Jt
+
1

IJt =
untuk meng$ilangkan tanda integral, persamaan dide(erensialkan, maka:
I
J
Jt
_
JI
Jt
] +
1

J
Jt
IJt =
J
Jt
()
I
J
2
I
Jt
2
+
1

I =
J
Jt
()

Gambar ## 2angkaian .3 seri

Matematika Teknik I Hal- 18

0odel persamaan untuk Gambar 33 dapat juga dinyatakan dalam muatan E*t+,
yaitu:
I
JI
Jt
+
1

IJt =
I
J
Jt
_
J
Jt
] +
1

J
Jt
Jt =
I
J
2

Jt
2
+
1

=
Kasus . 'ika sumber baterai D 6 [
d
dt
() = u
0odel persamaan rangkaian dinyatakan sebagai:
I
J
2
I
Jt
2
+
1

I = u
atau
J
2
I
Jt
2
+
1
I
I = u
penyelesaian persamaan $omogen orde!2 di atas adala$
persamaan karakteristik dari P1 di atas:
r
2
+
1
I
= u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
= _i
_
1
I

se$ingga penyelesaian umum P1 *li$at ba$asan subbab ,.:+
y = c
1
c
( + )
+c
2
c
( - )
= Ac

cos +Bc

sin
dengan c
1
, c
2
, A, B = konstonto; r = _ i
maka:
y(t) = A cos
_
1
I
t +B sin
_
1
I
t

"onto$ kasus .3#:
)entukan kuat arus I*t+ rangkaian .3 seperti Gambar 32 jika . #6 $enry,
36,66, (arad, D6 %olt 8
Penyelesaian:
Matematika Teknik I Hal- 19

0odel persamaan rangkaian .3, dengan . #6 $enry, 36,66, (arad,
D6:
J
2
I
Jt
2
+2SI = u
persamaan karakteristik dari P1:
r
2
+2S = u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
= _iS
penyelesaian P1:
I(t) = A cos St +B sin St

.ati$an Soal:
)entukan kuat arus I*t+ pada rangkaian .3 seperti Gambar 32 jika:
#. .6,2 $enry, 36,6: (arad, D 6 %olt
2. .6,2 $enry, 36,# (arad, D 6 %olt
3. .6,2 $enry, 36,6: (arad, D #66 %olt
,. .6,2 $enry, 36,# (arad, D #66 %olt
:. .#6 $enry, 36,6: (arad, D 6 %olt, I*6+6, E*6+E
5. &pa yang dapat disimpulkan dari jawaban soal #!,A

Kasus B. 'ika sumber baterai D konstanta
0enentukan kuat arus I*t+ untuk kasus ini berdasarkan model persamaan
di(erensial E*t+, selanjutnya I*t+ didapatkan dari $ubungan I(t) =
d
dt
. 0odel
persamaan rangkaian untuk E *t+ dinyatakan sebagai:
I
J
2

Jt
2
+
1

=
atau
J
2

Jt
2
+
1
I
=

I

persamaan di atas adala$ P1 tak $omogen orde!2, penyelesaiannya disebut
pen!e"esaian "engkap terdiri atas penyelesaian $omogen dan penyelesaian
tak$omogen.
Penyelesaian Homogen:
J
2

Jt
2
+
1
I
= u
Matematika Teknik I Hal- 20

persamaan karakteristik dari P1 di atas:
r
2
+
1
I
= u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
= _i
_
1
I

penyelesaian $omogen:

(t) = A cos
_
1
I
t +B sin
_
1
I
t
Penyelesaian )ak$omogen:
J
2

Jt
2
+
1
I
=

I

dengan menggunakan metode koe(isien taktentu *subbab ,.7.#+
F(t) =

I
-

(t) =
0

substitusi ( ) = pada P1, yaitu:
1
I

0
=

0
=
jadi penyelesaian tak $omogen adala$

(t) =
Penyelesaian lengkap
(t) =

(t) +

(t) = A cos
_
1
I
t +B sin
_
1
I
t +

3onto$ kasus .32:
'ika pada "onto$ kasus .3# di atas diketa$ui, D2:6 %olt, arus I*6+6 dan
muatan E*6+6 tentukan solusi k$usus I*t+
Penyelesaian:
model persamaan rangkaian menggunakan (ungsi E*t+, karena jika dipakai
model (ungsi I*t+ maka substitusi E*6+ untuk mendapatkan solusi k$usus, yaitu
dengan integrasi solusi umum I*t+ akan meng$asilkan konstanta baru, se$ingga
solusi k$usus I*t+ tidak dapat ditentukan.

Matematika Teknik I Hal- 21

0odel persamaan rangkaian .3 seri dalam (ungsi E*t+:
J
2

Jt
2
+
1
I
=

I

J
2

Jt
2
+2S = 2S
Penyelesaian model persamaan di atas disebut solusi lengkap4penyelesaian
lengkap yang terdiri atas dua solusi P1, yaitu solusi $omogen dan solusi
tak$omogen
Solusi Homogen:
J
2

Jt
2
+2S = u
persamaan karakteristik dari P1:
r
2
+2S = u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
= _iS
penyelesaian P1 $omogen:

(t) = A cos St +B sin St


Solusi tak$omogen:
R() = 2S -

(t) =
0

substitusi E
p
(t) = ;
6
ke model P1 didapatkan:
J
2

Jt
2
+2S = 2S
u +2S
0
= 2S -
0
= 1
penyelesaian k$usus tak$omogen

(t) = 1
solusi umum lengkap *solusi $omogen?solusi tak $omogen+:
(t) = 1 +A cos St +B sin St
substitusi nilai awal
(u) = 1 +A cos u +B sin u = u - A = 1
I =
J
Jt
= SA sin St +SBcos St
I(u) = SA sin u +SBcos u = u - B = u
'adi solusi k$usus lengkap:
(t) = 1 cos St
dan &rus I*t+ adala$
Matematika Teknik I Hal- 22

I(t) =
J
Jt
= S sin St
Kasus C. 'ika sumber baterai D D
6
"os Ft
0odel persamaan rangkaian untuk E *t+ dinyatakan sebagai:
I
J
2

Jt
2
+
1

=
0
cos t
atau
J
2

Jt
2
+
1
I
=

0
cos t
I

Penyelesaian model persamaan di atas adala$ penyelesaian lengkap muatan
(ungsi waktu, terdiri atas penyelesaian $omogen dan penyelesaian
tak$omogen.
Penyelesaian Homogen:
J
2

Jt
2
+
1
I
= u
persamaan karakteristik dari P1 di atas:
r
2
+
1
I
= u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
= _i
_
1
I

penyelesaian $omogen:

(t) = A cos
_
1
I
t +B sin
_
1
I
t
atau

(t) = cos
_
1
I
t 0
jika
0
2
=
1

, maka

(t) = cos (
0
t 0)

Penyelesaian )ak$omogen:
J
2

Jt
2
+
1
I
=

0
cos t
I

Matematika Teknik I Hal- 23

dengan menggunakan metode koe(isien taktentu *subbab ,.7.#+

0
cos t
I
-

(t) = cos t + sin t

i
(t) = sin t +cos t

ii
(t) =
2
cos t
2
sin t
substitusi

ii
ke persamaan didapatkan:

2
cos t
2
sin t +
1
I
(cos t + sin t) =

0

I
cos t
_
1
I

2
]cos t +_

2
] sin t =

0

I
cos t
dengan menyamakan koe(isiennya maka:
_
1 I
2
I
_ =

0

I
- =

0

(1 I
2
)

jadi solusi tak$omogen adala$:

(t) =

0

(1 I
2
)
cos t
I
I

=

0

I(
1
I

2
)
cos t
jika dide(inisikan
0
2
=
1

, se$ingga:

(t) =

0

I(
0
2

2
)
cos t

Penyelesaian lengkap:
(t) =

(t) +

(t) = cos (
0
t 0) +

0

I(
0
2

2
)
cos t
;eluaran ini menggambarkan superposisi dua gelombang "osinus dengan
(rekuensi selaras yang disebut sebagai (rekuensi dasar4alamia$ *natural
(reGuen"y+ besarnya
0
=
o
0
2n
.
&mplitudo maksimum pada persamaan gelombang keluaran adala$:
Matematika Teknik I Hal- 24

A
mks
=

0

(o
0
2
-o
2
)
=

dengan =
1
(o
0
2
-o
2
)

disebut (aktor resonansi
&mplitudo maksimum ini tergantung pada
0
, dan akan terjadi jika jika

0
= *disebut resonansi+.
0 1 2 3 4 5 6
-2
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
frekuensi
f
a
k
t
o
r

r
e
s
o
n
a
n
s
i

p

Gambar #2 /aktor 2esonansi

Program 0&).&- untuk Gambar 33
%faktor resonansi
clear all;
close all;
clc;
wo=3
w=(0:0.1:6);
p=(wo^2-w.^2).^-1;
plot(w,p,'b','linewidth',3)
grid on
axis equal
hold on
xlabel('frekuensi','fontsize',14)
ylabel('faktor resonansi p','fontsize',14)

'ika terdapat kondisi awal yaitu E*6+6 dan EH*6+6 maka persamaan lengkap
menjadi:
Matematika Teknik I Hal- 25

<ntuk kondisi awal E*6+6:
(t) = cos (
0
t 0) +

0

I(
0
2

2
)
cos t
u = cos (u 0) +

0

I(
0
2

2
)
cos u
cos (0) =

0

I(
0
2

2
)

<ntuk kondisi awal EH*6+6

i
(t) =
0
sin (
0
t 0) +

0

I(
0
2

2
)
sin t
u =
0
sin (u 0) +

0

I(
0
2

2
)
sin u
sin (0) = u
Se$ingga jika:
cos (
0
t 0) = cos
0
t cos0 +sin
0
t sin0
dengan substitusi cos (0) =

0

(o
0
2
-o
2
)
dan sin (0) = u
cos (
0
t 0) =

0

I(
0
2

2
)
cos
0
t
se$ingga:
(t) = cos (
0
t 0) +

0

I(
0
2

2
)
cos t
=

0

I(
0
2

2
)
cos
0
t +

0

I(
0
2

2
)
cos t
=

0

I(
0
2

2
)
(cos t cos
0
t)
jika cos A cos B = 2 sin
+
2
sin
-
2
*buktikan8+ maka:
(t) =
2
0

I(
0
2

2
)
sin

0
+
2
t sin

2
t
Gambar berikut mengilustrasikan osilasi E*t+ jika selisi$ F dengan F
6
ke"il
*Gambar 3, !35+:
Matematika Teknik I Hal- 26

0 10 20 30 40 50 60 70 80
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
sumbu waktu (t)
M
u
a
t
a
n

Q
(
t
)

Gambar #3 >silasi (t) =
2


(o
0
2
-o
2
)
sin
o
0
+o
2
t
0 10 20 30 40 50 60 70 80
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
sumbu waktu (t)
M
u
a
t
a
n

Q
(
t
)

Gambar #, >silasi (t) = _
2


(o
0
2
-o
2
)
sin
o
0
-o
2
t
0 10 20 30 40 50 60 70 80
-80
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
sumbu waktu (t)
M
u
a
t
a
n

Q
(
t
)

Gambar #: Penyelesaian lengkap E*t+ untuk kasus F!F
6
ke"il


Matematika Teknik I Hal- 27

Program 0&).&- Gambar 35
%Arus pada Rangk LC seri E=Eo sin (wo-w)
%wo-w = kecil
clear all;
close all;
clc;
E0=10;
L=1;
W0=1;
W=0.84;
A=(W0+W)*2^-1;
B=(W0-W)*2^-1;
t=(0:0.01:80);
I=2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(A))
plot(t,I,'r','linewidth',2)
hold on
I=2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(B));
plot(t,I,'b','linewidth',2)
hold on
I=-2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(B));
plot(t,I,'b','linewidth',2)
hold on
I=2*E0*L^-1*(W0^2-W^2)^-1*sin(t.*(A)).*sin(t.*(B));
plot(t,I,'k','linewidth',4)
xlabel('sumbu waktu (t)','fontsize',14)
ylabel('Muatan Q(t)','fontsize',14)

1ari Gambar 3, menunjukkan osilasi E*t+ lebi$ "epat daripada osilasi E*t+ pada
Gambar 3:. Gambar 35 adala$ $asilkali persamaan Gambar 3, dan 3: yang
merupakan penyelesaian lengkap rangkaian .3 dengan m
0
. /enomena (isik
model persamaan ini dapat dirasakan pada proses penalaan nada sistem
akustik dimana akan terdengar gejala naik turun suara pada saat (rekuensi dua
sumber suara mendekati sama.

Kasus #. 'ika sumber baterai D D
6
"os Ft dengan m = _
1


0odel persamaan rangkaian untuk E *t+ dinyatakan sebagai:
Matematika Teknik I Hal- 28

I
J
2

Jt
2
+
1

=
0
cos t
atau
J
2

Jt
2
+
2
=

0
cos t
I

Penyelesaian Homogen:
J
2

Jt
2
+
2
= u
persamaan karakteristik dari P1 di atas:
r
2
+
2
= u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
= _i
penyelesaian $omogen:

(t) = A cos t +B sin t aau

(t) = cos (t 0)
Penyelesaian )ak$omogen:
J
2

Jt
2
+
2
=

0
cos t
I

dengan menggunakan metode koe(isien taktentu aturan modi(ikasi maka
bentuk solusi partikular *li$at subbab ,.7.#+

p
(t) = t(cos t + sin t)

p
i
(t) = cos t tsin t +sin t +tcos t

p
ii
(t) = sint sin t
2
tcos t +cos t + cos t

2
sin t
= 2sint
2
tcos t + 2cos t
2
sin t

substitusi

ii
ke persamaan didapatkan:
2sint
2
tcos t +2cos t
2
sin t
+m
2
t(cos t + sin t) =

cux mt
(2)cos t +(2)sin t =

cux mt
Matematika Teknik I Hal- 29

dengan menyamakan koe(isiennya maka:
2 =

- =


2

2 = u - =
jadi solusi tak$omogen adala$:

p
(t) = t(cos t + sin t) =


2m
t x|n mt
Penyelesaian lengkap:
(t) =
h
(t) +
p
(t) =
h
(t) = cux (
0
t 0) +


2m
t x|n mt

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
-40
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
sumbu waktu (t)
M
u
a
t
a
n

Q
(
t
)

Gambar #5 Solusi Partikular untuk ;asus m = _
1
m


Program 0&).&- Gambar 3= sebagai berikut:
%Arus pada Rangk LC seri E=10t sin 5t denan m = _
1
m

clear all;
close all;
clc;
t=(0:0.01:4);
I=10*t.*sin(5*t);
plot(t,I,'b','linewidth',2)
xlabel('sumbu waktu (t)','fontsize',14)
ylabel('Muatan Q(t)','fontsize',14)
Matematika Teknik I Hal- 30

5.2.2 Rangkaian RLC seri
2angkaian 2.3 seri dengan sumber baterai D %olt digambarkan pada Gambar
37. 0odel persamaan rangkaian didapatkan dengan $ukum )egangan ;ir"$o((,
yaitu:
C
2
?C
.
?C
3
D
dengan: C
2
adala$ tegangan pada resistor 2 yaitu 2I
C
.
adala$ tegangan pada induktor . yaitu

I
d
dt

C
3
adala$ tegangan pada kapasitor 3 yaitu
1

IJt
diketa$ui ba$wa I =
d
dt
dengan E adala$ muatan dalam 3oulomb.

Gambar #= 2angkaian 2.3 seri

0odel persamaan rangkaian dapat dinyatakan sebagai:
RI +I
JI
Jt
+
1

IJt =
untuk meng$ilangkan tanda integral, persamaan dide(erensialkan, maka:
R
J
Jt
I +I
J
Jt
_
JI
Jt
] +
1

J
Jt
IJt =
J
Jt
()

d
2
I
dt
2
+R
dI
dt
+
1

I =
d
dt
()
0odel persamaan untuk Gambar 37 dapat juga dinyatakan dalam muatan E*t+,
yaitu:
RI +I
JI
Jt
+
1

IJt =
R
J
Jt
+I
J
Jt
_
J
Jt
] +
1

J
Jt
Jt =
Matematika Teknik I Hal- 31

d
2

dt
2
+R
d
dt
+
1

=
Kasus . 'ika sumber baterai D D
6
[
d
dt
() =
0odel persamaan rangkaian dinyatakan sebagai:
I
J
2
I
Jt
2
+R
JI
Jt
+
1

I = u
penyelesaian persamaan $omogen orde!2 di atas adala$
persamaan karakteristik dari P1 di atas:
Ir
2
+Rr +
1

= u
akar!akar persamaan karakteristik:
r
1,2
=
R _R
2
4I
2I

se$ingga penyelesaian umum P1 *li$at ba$asan subbab ,.:+
)erdapat tiga kemungkinan akar!akar nilai :
#. 'ika R
2
4 > u, maka r
1,2
adala$ dua akar 2eal yang berbeda dengan
r
1,2
2 maka solusi umumnya:
y = c
1
e
r
1
t
+c
2
e
r
2
t

2. 'ika R
2
4 = u , maka r
1
= r
2
= r dengan m
1,2
2, maka solusi
umumnya:
y = c
1
e
rt
+c
2
x e
rt

3. 'ika R
2
4 < u , maka r
1,2
i dengan , 2 maka solusi
umumnya:
y = c
1
e
( + )t
+c
2
e
( - )t

dengan rumus Duler, yaitu e
It
= cux t +| x|n t maka bentuk trigonometri
rumus dapat ditentukan:
y = c
1
e
( + I)t
+c
2
t e
( - I)t

= c
1
e
t
( cux t +| x|n t ) +c
2
e
t
( cux - | x|n ); cux = cux
= (c
1
+c
2
)e
t
( cux ) +|(c
1
c
2
)e
t
( x|n )
= Ae
t
cux +Be
t
x|n , A, B e kunxtanta h||. kump|ekx

Kasus B. 'ika sumber baterai yaitu
d
dt
() =
0
cos t
Matematika Teknik I Hal- 32

0odel persamaan rangkaian dinyatakan sebagai:
I
J
2
I
Jt
2
+R
JI
Jt
+
1

I =
0
cos t
Penyelesaian model persamaan di atas terdiri atas penyelesaian $omogen dan
penyelesaian tak$omogen.
<ntuk penyelesaian $omogen sama dengan penyelesaian pada kasus &.
Penyelesaian )akHomogen:
I
J
2
I
Jt
2
+R
JI
Jt
+
1

I =
0
cos t
dengan menggunakan metode koe(isien taktentu aturan modi(ikasi maka
bentuk solusi partikular *li$at subbab ,.7.#+
I
p
(t) = cos t + sin t
I
p
i
(t) = sin t +cos t
I
p
ii
(t) =
2
cos t
2
sin t
substitusi I

, I

ii
ke persamaan didapatkan:
I(
2
cos t
2
sin t) +R(sin t +cos t)
+
1

(cos t + sin t) =

cux mt
_R+_
1

2
I] ] cos t +_R +_
1

2
I] ] sin t =

cux mt
dengan menyamakan koe(isiennya maka:
R +_
1

2
I] = u.... (i)
=
R
[
1

2
I
=
R
[
1

I

'ika dide(iniskan reaktansi S = [
1
o
I maka
=
R
S

R+_
1

2
I] =

...(||)
'ika kedua ruas dibagi dgn , maka
R+_
1

I] =


Matematika Teknik I Hal- 33

R
R
S
s =


_
R
2
S
+S_ =

-_
R
2
+S
2
S
_ =


K =

S
m(R
2
+S
2
)

M =
R
S
K =

R
m(R
2
+S
2
)

'adi penyelesaian tak$omogen adala$:
I
p
(t) = _

S
m(R
2
+S
2
)
_ cux mt + _

R
m(R
2
+S
2
)
_ x|n mt
3onto$ #:
)entukanla$ muatan E dan I sebagai (ungsi watku t dalam rangkaian 2.3 seri
jika ! #5 I, " 6,62 H, # 2J#6
!,
/ dan D #2 volt. &nggapla$ pada saat
t 6, arus I 6 dan muatan kapasitor E 6

Penyelesaian:
Persamaan yang digunakan untuk menyelesaikan kasus ini:
I
d
2

dt
2
+ R
d
dt
+
1

= (t)
1engan substitusi ! #5 I, " 6,62 H, # 2J#6
!,
/ dan D #2 volt, maka
diperole$:
u,u2
J
2

Jt
2
+ 16
J
Jt
+
1
(2 1u
-4
)
= 12
J
2

Jt
2
+
8uu J
Jt
+ 2Su.uuu = 6uu
Penyelesaian Persamaan Homogen
Persamaan karakteristik r
2
? 766 r ? 2:6.666 6, mempunyai akar!
akar:
r
1,2
=
|-800 _ V640.000-1.000.000]
2

!,66 K 366 i
Se$ingga penyelesaian $omogen:

= c
-400t
(1cos Suut +
2
sin Suut)
Penyelesaian )akHomogen
1engan menggunaan metode koe(isien taktentu *subbab ,.7.#+, maka:

k
= A,
d
k
dt
= u,
d
2

k
dt
2
= u
Matematika Teknik I Hal- 34

Substitusi
k
= A,
d
k
dt
= u,
d
2

k
dt
2
= u ke dalam persamaan :
J
2

k
Jt
2
+ 8uu
J
k
Jt
+ 2Su.uuu = 6uu
0eng$asilkan
k
= 2,4 1u
-3

;arena itu penyelesaian lengkap adala$,
(t) = 2,4 1u
-3
+ c
-400t
(
1
cos Suut +
2
sin Suut)
I(t) diperole$ dengan di(erensiasi (t) didapatkan:
I(t) =
d
dt
= 4uuc
-400t
(
1
cos Suut +
2
sin Suut)
+ c
-400t
(Suu
1
sin Suut +Suu
2
cos Suut)
I(t) = c
-400t
|(4uu
1
+ Suu
2
) cosSuut +(Suu
1
4uu
2
) sinSuut]
-ila diberlakukan syarat awal, t 6, I 6, E 6, maka:
u = 2,4 1u
3
+
1
-
1
= 2,4 1u
3

u = 4uu
1
+ Suu
2
-
2
=
4
1
S
= S,2 1u
'adi penyelesaian lengkap muatan listrik adala$
E*t+ #6
!3
L2,, M e
!,66t
*2,, "os 366t ? 3,2 sin 366t+N

3onto$ 2:
Suatu induktor 2 $enry, resistor #5 o$m dan kapasitor 6,62 (arad di$ubungkan
se"ara seri dengan sutu baterai dengan ggl.$ #66 sin 3t. Pada t6 muatan
dalam kapasitor dan arus dalam rangkaian adala$ nol. )entukanla$ *a+ muatan
dan *b+ arus pada tO6.

Penyelesaian:
0isalkan % dan & menyatakan muatan dan arus sesaat pada waktu t,
berdasarkan Hukum ;ir"$$o((, maka diperole$ persamaan:

2
dI
dt
? #5& ?

0,02
#66 sin 3t
&tau karena &'d%(dt,
d
2

dt
2
? 7
d
dt
? 2:% 26 sin 3t
Selesaikan ini ter$adap syarat % 6,d%(dt ' 0 pada t 6, kita memperole$
$asil ak$ir:
*a+ %
25
)*
*2 sin 3t M 3 "os 3t+ ?
*)
52
e
!,t
*3 "os 3t ? 2 sin 3t+
Matematika Teknik I Hal- 35

*b+ & '
d
dt

+)
52
*2 "os 3t ? 3 sin 3t+ !
*)
52
e
!,t
*#= sin 3t ? 5 "os 3t+
Suku pertama adala$ arus stabil (steady-state) dan suku kedua, yang dapat
diabaikan untuk waktu yang bertamba$, dinamakan arus transien.


S$L%S$L
#. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "#H, ##/ dan
D#66 volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6, arus l6 dan muatan
kapasitor E6.
2. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "#H, #6,2:/ dan
D36 sin t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6, arus l6 dan muatan
kapasitor E6.
3. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "#6H, ##4@6/ dan
D#6 "os 2t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6, arus l6 dan muatan
kapasitor E6.
,. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "#6H, #6,#/ dan
D#6t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6, arus l6 dan muatan
kapasitor E6.
:. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "2,:H, ##6
!3
/ dan
D#6t
2
volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6, arus l6 dan muatan
kapasitor E6.
5. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "#H, ##/ dan D#
volt jika 6PtP# dan D6 jika tO#8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6, arus
l6 dan muatan kapasitor E6.
=. )entukan arus l*t+ dalam rangkaian .3 seri dimana "#H, ##/ dan
D#!e
!t
volt jika 6PtPQ dan D6 jika tOQ8 &nggapla$ ba$wa pada saat
t6, arus l6 dan muatan kapasitor E6.
7. )entukan arus steady state dalam rangkaian 2.3 seri dimana !', I,
"#H, #'2R#6
!,
/ dan D 226 volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6,
arus l6, dan muatan kapasitor E6.
@. )entukan arus steady state dalam rangkaian 2.3 seri dimana !26 I,
"#6H, ##6
!3
/ dan D#66 "os t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6,
arus l6, dan muatan kapasitor E6.
Matematika Teknik I Hal- 36

#6. )entukan arus transien dalam rangkaian 2.3 seri dimana !'266 I,
"#66H, #6,66:/ dan D:66 sin t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat
t6, arus l6 dan muatan kapasitor E6.
##. )entukan arus transien dalam rangkaian 2.3 seri dimana !'26 I,
":H, ##6
!2
/ dan D7: sin ,t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat t6,
arus l6 dan muatan kapasitor E6.
#2. )entukan arus lengkap dalam rangkaian 2.3 seri dimana !76 I,
"26H, ##6
!2
/ dan D#66 volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat #6, arus
l6 dan muatan kapasitor E6.
#3. )entukan arus lengkap dalam rangkaian 2.3 seri dimana !#56 I,
"26H, #2R#6
!3
/ dan D,7# sin #6t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat
#6, arus l6 dan muatan kapasitor E6.
#,. )entukan arus dalam rangkaian 2.3 seri dimana !5 I, "#H, #6,6,
/ dan D2, "os :t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat #6, arus l6 dan
muatan kapasitor E6.
#:. )entukan arus steady state dalam rangkaian 2.3 seri dimana !:6 I,
"36H, #6,62: / dan D266 sin ,t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat
#6, arus l6 dan muatan kapasitor E6.
#5. )entukan arus transien dalam rangkaian 2.3 seri dimana !26 I,
",H, #6,: / dan D#6 sin #6t volt. &nggapla$ ba$wa pada saat #6,
arus l6 dan muatan kapasitor E6.
#=. )entukan arus len,ap dalam rangkaian 2.3 seri dimana !7 I, "2H,
#6,#2: / dan D#6 sin :t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat #6, arus
l6 dan muatan kapasitor E6.
#7. )entukan arus transien dalam rangkaian 2.3 dimana !#: I, ":H,
##,2:R#6
!2
/ dan D#: sin ,t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat #6,
arus l6 dan muatan kapasitor E6.
#@. )entukan arus steady state dalam rangkaian 2.3 seri dimana !7 I,
",H, #6,#2: / dan D2 sin 2t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat #6,
arus l6 dan muatan kapasitor E6.
26. )entukan arus len,ap dalam rangkaian 2.3 seri dimana !2:6 I,
"#2:H, #6,662 / dan D2:6 sin 3t volt8 &nggapla$ ba$wa pada saat
#6, arus l6 dan muatan kapasitor E6.

Matematika Teknik I Hal- 37

#&TR '(STK

Kreyszig, Erwin, Matematika Teknik lanjutan. Jakarta: Gramedia, 1988.

Stroud, K.A., Matematika untuk Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987.

Farlow, Stanley J., An Introduction to Diffrenential Equations and Their Applications,
McGraw-Hill, Singapore, 1994

Howard, P., Solving ODE in MATLAB, Fall, 2007

Thompson, S., Gladwell, I., Shampine, L.F., Solving ODEs with MATLAB, Cambridge
University Press, 2003

Rosenberg, J.M., Lipsman, R.L., Hunti, B.R., A Guide to MATLAB for Beginners and
Experienced Users, Cambridge University Press, 2006


Matematika Teknik I Hal- 38

GL$SR)(*

-ebas .inear 1ua penyelesaian persamaan di(erensial dikatakan
bebas linear jika yang satu bukan kelipatan
konstanta dari yang lain.
-ernoulli Suatu persamaan -ernoullidapat dituliskan dalam
bentuk y- . /(0)y ' %(0)y
n
. 'ika n'6 atau # maka
persamaan adala$ linear.
1erajat 1erajat dari suatu persamaan adala$ pangkat dari
suku deri%ati( tertinggi yang mun"ul dalam
persamaan di(erensial.
Dksak Suatu persamaan eksak dapat dituliskan dalam
bentuk 1(0,y)d0 . 2(0,y)dy ' 0 dengan deri%ati(
parsial dari 1 ter$adap y sama dengan deri%ati(
parsial dari 2 ter$adap 0. Selain itu dikatakan tidak
eksak.
/aktor Integrasi Suatu (aktor integrasi adala$ suatu (ungsi yang
dipili$ untuk memuda$kan penyelesaian dari suatu
persamaan di(erensial.
Homogen Suatu persamaan di(erensial adala$ $omogeny jika
setiap suku tunggal memuat %ariable tak bebas
atau deri%ati(nya. Persamaan di(erensial yang tidak
memenu$i de(inisi $omogen diper$atikan sebagai
tak $omogeny.
Integral ;$usus Sembarang (ungsi yang memenu$i persamaan
di(erensial tak $omogen dinamakan integral
k$usus.
;arakteristik Suatu persamaan polynomial yang diperole$ dari
persamaan di(erensial linear dengan koe(isien
konstan dinamakan persamaan karakteristik.
;oe(isien )ak )entu 0etode koe(isien tak tentu adala$ suatu
pendekatan untuk men"ari integral k$usus dari
persamaan di(erensial linear tak $omogen
menggunakan persamaan karakteristik.
Matematika Teknik I Hal- 39

0asala$ Nilai &wal Persamaan di(erensial dengan syarat tamba$an
pada (ungsi yang tidak diketa$ui dan deri%ati(!
deri%ati(nya, semua diberikan pada nilai yang sama
untuk %eriabel bebas, dinamakan masala$ nilai
awal. Syarat tamba$an tersebut dinamakan syarat
awal.
0asala$ Nilai -atas Persamaan di(erensial dengan syarat tamba$an
pada (ungsi yang tidak diketa$ui dan deri%ati(!
deri%ati(nya diberikan pada lebi$ dari satu nilai
%ariabel bebas dinamakan masala$ nilai batas.
Syarat tamba$an tersebut dinamakan syarat batas.
>rde turunan tertinggi dalam P1

Penyelesaian Suatu (ungsi terdi(erensial yang memenu$i
persamaan di(erensial dinamakan penyelesaian
di(erensial
Penyelesaian eksplisit Penyelesaian eksplisit dari suatu persamaan
di(erensial adala$ penyelesaian dimana %ariable
tak bebas di tuliskan $anya dalam suku M suku dari
%ariable bebas. Selain itu, penyelesaiannya
dinamakan penyelesaian implisit
Penyelesaian k$usus Penyelesaian k$usus adala$ penyelesaian yang
diperole$ dengan menentukan nilai k$usus untuk
konstanta sembarang yang mun"ul dalam
persamaan umum.
Penyelesaian lengkap Penyelesaian lengkap adala$ jumla$an dari (ungsi
komplementer dan integral k$usus
Penyelesaian umum Penyelesaian yang diperole$ dari integrasi
persamaan di(erensial dinamakan penyelesaian
umum. Penyelesaian umum dari suatu persamaan
di(erensial biasa tingkat n membuat n konstanta
sembarang yang di$asilkan dari integrasi n kali
Perali$an Pada persamaan osilator $armonis teredam!
terpaksa, penyelesaian $omogeny yang mendekati
nol selama waktu bertamba$ dinamakan
penyelesaian perali$an
Persamaan Persamaan menggambarkan $ubungan antara
%ariable bebas dan tak bebas. Suatu tanda sama
dengan ST di$aruskan ada dalam setiap
persamaan
Persamaan di(erensial Persamaan yang melibatkan %ariable!%ariabel tak
bebas dan deri%ati%e!deti%ati(nya ter$adap
%ariable!%ariabel bebas dinamakan persamaan
Matematika Teknik I Hal- 40

di(erensial
Persamaan di(erensial
biasa
Persamaan di(erensial yang $anya melibatkan satu
%ariable bebas dinamakan persamaan di(erensial
biasa
Persamaan di(erensial
parsial
Persamaan di(erensial yang melibatkan dua atau
lebi$ %ariable bebas dinamakan persamaan
di(erensial parsial
2eduksi tingkat &dala$ suatu teknik untuk menyelesaikan
persamaan di(erensial biasa tingkat dua dengan
membawa persamaan ke tingkat satu
)eredam 1alam system massa pegas terdapat tiga perilaku,
yaitu teredam lebi$ jika persamaan karateristik
mempunyai akar!akar real berbeda, teredam kritis
jika persamaan karateristik $anya mempunyai satu
akar riil, dan teredam kurang jika persamaan
karateristik mempunyai akar!akar kompleks
)erpisa$kan Suatu persamaan di(erensial adala$ terpisa$kan
jika %ariable bebas dan tak bebas dapat dipisa$kan
se"ara aljabar pada sisi berlawanan dalam
persamaan.
)ingkat )ingkat dari suatu persamaan di(erensial adala$
deri%ati%e tertinggi yang mun"ul dalam persamaan
di(erensial.
)rayektori Suatu sketsa dari penyelesaian k$usus dalam
bidang (ase dinamakan trayektori dari
penyelesaian
)rayektori ortogonal ;eluarga kur%a pada bidang yang memotong tegak
lurus dengan suatu keluarga kur%a yang lain
dinamakan trayektori ort$ogonal
Cariasi parameter 0etode %ariasi parameter adala$ metode umum
menyelesaikan persamaan di(erensial linear tak
$omogeny. 1alam metode ini, integral k$usus
diperole$ dari (ungsi komplemeter dimana setiap
suku dikalikan dengan (ungsi tak diketa$ui yang
$arus ditentukan kemudian


Matematika Teknik I Hal- 41

)ndeks

&nalitik, :
&turan 1asar, =2, =3
&turan 0odi(ikasi, =2, =,
&turan Penjumla$an, =2, =:
-ernoulli, #7, 26
Cauch!%+u"er, 55, 5=, 5@
3iri, 5#, 5=
1erajat, 2
dsolve, #6, ##, #3, 3,, 3:
eksak, 26, 2#, 23, 2,, 25
eksplisit, 3, :
(aktor integral, #@, 23, 2,, 25, 3@,
,5
gaya eksternal, 7:, 75
gaya pegas, 7:
gaya redam, 7:
Gerak Bebas, 75, @2, @:, @5
gra%itasi, 7,
$omogen, 3
Hukum Newton II, 7,, 7:
implisit, 3, :
integral parsial, ,6, ,,, ,=, :6, :2
Integrasi .angsung, #6
;ir"$o((, 3=, 37, ,#, ,5
;oe(isien )ak )entu, =2, =3
komplementer, :5
;ualitati(, 5
.3 seri, #62, #63, #6=, ##,, ##=
.inieritas, 2
non$omogen, :=
nonlinier, :=
operator, :5, :=
>rde, #
orde satu, #, 7, #6, #=, 23, 27, ,5
>rde!2, :5
orde!n, :5, 56, 5@
,rt,g,na", 27, 2@, 36, 3#, 32, 33,
3:
$rt,g,na", 27, 36, 35
Pemisa$an Cariabel, #2
perali$an, ,#
Persamaan di(erensial, #, 2
Persamaan 1i(erensial -iasa, #, 3
Persamaan ;arakteristik, 5#, 52,
53, 5=
persamaan syarat, =@, 76
2angkaian listrik, 3=
23 seri, ,5, ,@, :#, :3
reduksi orde, 53
respon lengkap, :,
2. seri, 37, ,#, ,2, ,,, ,:, :,
2.3 seri, ##=, #2#
Singular, ,
Sistem gerak, 7,, 77
stabi", ,#, ::
steady state, ,#, :,
Superposisi, 56
syarat awal, 2, 3
syarat batas, 2
)ak Homogen, =#, =3, =,, =:, =5,
==
takbebas, :7, :@
)akteredam, 75
Teredam, 7:, @2, @3, @,, @:, @5,
@=
teredam kritis, @2, @,, @:, @5, @=,
@@, #66, #6#
tereduksi, :5
transient state, ,#
tra!ekt,ri, 27, 2@, 36, 3#, 32, 33,
3:
%ariasi parameter, =7, =@, 76, 72
Uronski, :@

Anda mungkin juga menyukai