Anda di halaman 1dari 4

Cerpen

Wajahmu Semanis Jamu


Waktu 10 hariku hampir habis. Tinggal tiga hari lagi, deadline lomba proposal peluang usaha
yang ingin aku ajukan itu bakal berakhir. Jangankan pendahuluan proposal, ide bisnis yang
muncul di kepalaku saja, hingga kini masih nol persen. Hanya semangat mencoba gagal lah
yang masih tersisa, hingga pagi ini dan besok terakhir.
Semalaman tadi aku tidak tidur dan tanpa dihantui rasa kantuk sedikitpun. Yang ku lakukan
hanya duduk di depan komputer, mencari reerensi ide bisnis ino!ati melalui mesin pencari
"oogle. #ada akhirnya, leher dan pinggang mulai pegal. $elum lagi, rasa panas di pantat
yang tak tertahankan dan ini yang paling membuatku sangat tidak nyaman mengejar deadline
ini.
%u rebahkan sebentar badan ini di atas tempat tidur. &erasakan panas di otakku, gara'gara
ide bisnis tak kunjung ku dapat..
$aru 10 menit berlalu menikmati nyamannya kasur yang biasanya tak empuk ini, ibuku
memanggil sembari mengetuk pintu kamarku.
()yah ada apa*+,, seruku dengan nada keras dan jengkel.
(-i rumah cuma ada kita. Temenin mamah ke pasar pagi ini yuk. Jam . nanti, keluarga besar
mamah bakal bertamu ke sini. %amu seharian ini di rumah aja kan*,, sahut )buku yang tidak
mengetahui anaknya ini begadang semalam suntuk.
&erasa itu acara yang mungkin sangat penting buat nyokap, dengan rasa pasrah akhirnya aku
menuruti maunya. /agipula, 0aktu tempuh ke pasar tersebut hanya 10 menit dari rumahku.
1111
Sabtu pagi ini, keadaan pasar tradisional yang becek ini disesaki oleh ibu'ibu rumah tangga.
Hampir tak ada ruang untuk berjalan. %uli pasar mondar'mandir memba0a karung berisi
sayuran dan beras. Suara ta0ar'mena0ar khas pasar tradisional ini membuat keadaan
semakin bising.
$au amis membuatku mual ketika )bu mampir ke kios daging dan ikan. $au amis mereda,
malah muncul aroma bumbu'bumbuan yang cukup menyengat hidung dan bikin mata berair.
2ku heran dengan daya tahan ibuku yang mesti ke tempat seperti ini tiap hari.
&erasa menderita dan tidak tahan selama dua jam temani ibu ke pasar, akhirnya aku minta
i3in sebentar. 4iatku, mencari udara segar di sekitar pasar yang ada tempat duduk bersender.
/eher dan pinggang yang masih berasa pegal, membuaku tak tahan berdiri lama. /agipula,
ada dua sepupu perempuanku yang baru saja tiba di pasar untuk membantu ibu ba0akan
belanjaan. -an beruntung, )bu mengijinkan keegoisanku ini.
Jauh dari penga0asan ibu dan sepupu, ku sempatkan diriku menikmati hisapan sebatang
rokok dan segarnya es teh manis. 2sap rokok yang masuk ke rongga'rongga pernapasan
seolah menetralisir amisnya ikan dan bau pedas bumbu'bumbuan.
1
Jam di ponselku pun menunjukkan pukul 11.50. Tak terasa, hampir sejam sudah kuhabiskan
0aktu dengan merokok di sini.
(#asti mereka sudah pulang duluan,, benakku dalam hati. %u lihat ponsel, ternyata ada S&S
dan dua panggilan masuk dari )buku setengah jam lalu. Ternyata, ponselku dalam mode silent
dan getaran panggilannya pun tidak terasa saat ku melamun tadi. Saatnya beranjak pulang,
melanjutkan pekerjaan semalam suntuk itu.
4amun6
$aru dua meter ku melangkah dari tempat bersender tu, langkahku menju pintu keluar pasar
terhentu.
2da sesosok 0anita muda berparas Ja0a, duduk manis di teras kios dekat pintu keluar pasar.
)a sangat manis di umurnya yang mungkin terlihat di kisaran .5 tahun. -engan balutan kaos
putih dan rok hijau bermoti batik dengan panjang selutut, membuatnya terlihat seksi di mata
pria normal 4amun yang bikin ku tak percaya dan penasaran, di sampingnya ada bakul rotan
berisi botol jamu, terlilit kain gandongan dan terhubung ke tubuh sintal 0anita itu.
Terlihat aneh memang. 2da tukang jamu seperti itu yang biasa identik dengan 0anita tua,
gemuk, dan jauh dari kesan manis. (&irip cerita di 7T8 kah* 9h entah lah,, ujar ku dalam
hati.
(&anis yah mas tuh ce0ek*, celetuk tukang rokok, ketika aku hendak membeli sebungkus
rokok, tanpa memalingkan mataku ke 0anita itu.
(9h, iyah bang, lumayan. /agi ada syuting 7T8 tentang mbak'mbak pera0an tukang jamu
kali bang haha,, ja0ab ku dengan ngasal.
(Haha situ ngaco. &ana ada anak muda jualan jamu. 20alnya saya pikir itu kuntilanak yang
lagi nyamar jadi tukang Jamu di siang bolong ini. :h ternyata ce0ek beneran yang lagi gantin
)bunya yang sakit dan biasa berjualan di sini,, ujang tukang rokok itu,
(hmm lebih ngaco lagi nih orang,, benakku dalam hati.
Siang ini terasa sangat panas. -itambah lagi, menggendong beratnya botol'botol yang masih
terisi hampir penuh, membuatnya terlihat pucat dan kelelahan. Walau begitu, 0anita itu tetap
memberi senyum manis, sambil mena0arkan jamu ke ibu'ibu dan bapak'bapak yang ada di
pasar. ;upanya, bapak'bapak di sini hanya tertarik untuk sekedar merayunya, daripada
membeli jamunya.
/angkahku keluar pasar, akhirnya ku urungkan sementara. Sesaat, inginku hampir sama
dengan kelakuan bapak'bapal tersebut. Sekedar ingin kenal dengan 0anita itu, tanpa membeli
jamunya..
Sama sepertiku, bagi kaum pria, jamu hanya sebagai suplemen tradisional yang pahit. %alah
pamor dengan suplemen manis instan yang biasa dijual sachet'an. )klannya pun kian
menjamur di T8. <mumnya, yang masih menyukai jamu ialah dari kalangan ibu'ibu.
&ungkin, mereka masih percaya dengan khasiat ramuan tradisional. Terlihat, beberapa ibu'
ibu menghampirinya untuk membeli jamu.
.
(&bak, rasanya itu jamu, pasti enggak semanis 0ajah 0ajah embak yah hehe,, ujarku,
menggoda dirinya..
()ni jamu beras kencur mas. =obain aja, enggak pahit kok. %alaupun ada jenis jamu selain
ini yang pahit, kan ada kayu legi mas sebagai pena0arnya., kata 0anita itu dengan senyum
hampir tak pernah lepas dari raut 0ajahnya.
2ku pun tertarik mencobanya. -an ternyata, pikiranku salah. Tidak semua jamu rasanya
pahit. ;upanya, kayu legi atau kayu manis khusus itu, pena0ar ampuh menetralisir pahitnya
jamu.
(Wah benar juga. 9yah mbak, kebetulan leher dan pinggang sampai sekarang masih terasa
pegal, barangkali ada kali yah, jamu untuk meredakan ini,, ucapku basa'basi, sambil memijit
leher dan pinggangku.
/ambat laun, pendekatanku ke 0anita itu lebih sukses ketimbang bapak'bapak berhidung
belang tadi. Setengah jam berlalu, aku dan dia mengobrol seputar cara pembuatan jamu
sekaligus menemaninya jualan. Hingga kemudian berlanjut saling bertukar nomor ponsel.
Sampai akhirnya, seorang bapak'bapak berusia >0 tahunan menghampirinya. /elaki paruh
baya itu ternyata orang tua dari 0anita itu. )a seorang tukang es potong keliling yang lagi
mangkal di sekitar pasar. -ari tadi, )a terus menga0asi anaknya. Tampaknya, )a kha0atir
bila ada yang berlaku kurang ajar ke anak gadisnya itu. 2palagi setelah melihatku agak akrab
dengan anaknya selama hampir satu jam.
(#ulang sekarang yuk nak. )bumu di rumah sendirian. $apak takut )a kenapa'napa,, katanya
tanpa menghiraukan keberadaanku di samping anaknya.
(#ak, .0 stik es potongnya masih ada*, celetukku tanpa basa'basi untuk mencairkan suasana.
(Wah banyak banget mas*. &asih'masih+, tanyanya bersemangat dan ketus di 0ajahnya pun
ikut memudar,
(9h ini buat orang rumah. %ebetulan siang ini, lagi ada keluarga besar bertamu. Tolong
diplastikin yah pak,, ja0abku sambil mengeluarkan selembar ;p 100.000.
$apak dan putrinya itu kemudian pergi meninggalkan pintu pasar.
(-ua hal berharga kudapatkan di hari ini,, kataku dalam hati, sambil melontarkan senyum ke
mereka dan bergegas pulang ke rumah.
1111
Sesampainya di depan pagar rumah, rupanya kelurga besar sudah banyak berdatangan.
Terlihat dua mobil dan tiga motor terparkir di halaman rumahku. 2ku pun langsung masuk ke
dapur le0at pintu belakang rumah dan bertemu ibuku.
(-ua jam lebih di pasar setelah ibu pulang. /ama banget+. 4gapain aja sih kamu di sana*,
tanya )buku yang terlihat sebal menungguku selama itu, sambil menyiapkan makanan untuk
diba0a ke ruang tamu.
5
-engan mimik tersenyum, ku peluk ibuku.
(&akasih mah sudah mengajakku ke pasar hari ini,, tuturku.
(/ah, ada apa sih emangnya*,, tanya )buku terheran'heran dengan kelakuanku ini.
(2khirnya aku dapatkan ide bisnis buat proposal lombaku nanti,, ja0abku.
(Wah, emang jadinya bakal ngajuin ide bisnis apa toh,, tanya )buku terlihat senang melihat
anaknya kembali semangat sejak seminggu terakhir ini.
(:s krim Jamu+. -an mamah bakal mendapatkan calon menantu,, ja0abku dengan rasa
percaya diri hingga terdengar suara ku sampai ke ruang tamu.
&endengar ja0abanku itu, )buku masih saja terlihat kebingungan.
Tak sabar aku menunggu hari esok tiba.
?

Anda mungkin juga menyukai