Anda di halaman 1dari 7

TUGAS FARMAKOLOGI

KONSEP VIAGRA






Disusun Oleh :

Aditya Nuraminudin Aziz (1350702090111027)
Afiatur Rohimah (1350702090111026)
Dayinta Bayu Restiputri (1350702090111030)
Festy Adinda Putri (1350702090111028)
Sriati (1350702090111029)



PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN REGULER B
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014
VIAGRA

A. PENGERTIAN
Viagra atau dengan nama lain sildenafil merupakan pengobatan disfungsi
ereksi atau obat anti disfungsi ereksi (Gery Schmitz, 2009: 300), yang dapat
membuat penis ereksi dengan keras ketika berhubungan intim.
Viagra membantu ereksi seperti kita ketahui bersama, tubuh manusia
sangat memerlukan pasokan darah agar tetap dapat bekerja. Aliran darah yang
lancar, akan membuat tubuh dapat bekerja pada kondisi terbaiknya. Ereksi alat
vital juga sangat tergantung dengan kelancaran aliran darah tubuh. Saat berereksi,
pembuluh darah pada penis akan terisi penuh oleh darah sehingga dapat
membuatnya tampak berdiri.
Dalam kondisi normal, saat seorang pria menerima rangsangan, otak akan
memerintahkan jantung untuk bekerja lebih cepat memompa darah ke seluruh
bagian tubuh. Agar aliran darah yang lebih kencang tersebut dapat mengalir lancar
ke penis pria, otak juga memerintahkan pembuluh darah pada pangkal penis agar
membuka jalan bagi darah. Besar kecilnya bukaan pembuluh darah tersebut
bergantung kepada rangsangan yang diterima. Kondisi inilah yang menyebabkan
munculnya ereksi.
Viagra adalah obat yang sering digunakan pria untuk meningkatkan tenaga
saat bercinta, yang juga untuk mengatasi disfungsi ereksi. Namun tidak
sembarangan pria boleh menggunakannya, karena obat kuat ini juga banyak
memiliki efek samping.

B. SEJARAH
Pada mulanya Viagra (Sildenafil) dibuat dan digunakan dalam percobaan
klinik tahun 1991-1992 yang ditujukan untuk penyembuhan penyakit jantung
coroner. Tetapi akhirnya disimpulkan bahwa untuk pengobatan jantung koroner
terutama angina (sesak di dada) kurang menjanjikan. Pada saat yang sama
ternyata timbul efek yang tidak diinginkan atau efek samping. Suatu kejadian
yang tidak disangka, yakni pria yang meminum obat tersebut melaporkan bahwa
saat meminum obat itu, timbul ereksi penis. Jadi penemuan obat PDE-5 inhibitor
yakni sildenafil sebelumnya ditujukan untuk pengobatan penyakit jantung
koroner. Tetapi hasilnya tidak memuaskan. Yang ditemukan justru efek samping
yakni penis ereksi keras, karena fungsi jantung dan penis yang ereksi
mengandalkan dilatasi atau pelebaran pembuluh darah, maka timbullah pemikiran
peneliti bahwa sildenafil berguna untuk memperbaiki ereksi penis yang lemah
atau disfungsi ereksi.
Pada akhir tahun 1993, dilakukanlah studi terhadap sildanefil untuk
pengobatan disfungsi ereksi, ternyata sangatberhasil. Sewaktu percobaan tersebut
selesai dan obat tidak diberikan lagi, maka pria percobaan tadi dan pasangannya
protes, mereka tidak mau berhenti karena memperoleh ereksi penis yang lebih
keras dan kepuasan seks yang lebih tinggi. (Naek L. Tobing, 2006: 221)

C. FUNGSI
Viagra (sildenafil) termasuk dalam PDE-5 inhibitor berfungsi sebagai obat
minum (oral medication) untuk pengobatan disfungsi ereksi dan disebut
erektrogenik. PDE-5 menhambat degradasi atau perusakan cGMP sehingga cGMP
menumpul dalam korpus kavernosa yang menyebabkan ereksi makin keras atau
bertahan keras selama stimulasi seks masih ada. Bila stimulasi seks tidak ada lagi,
NO tidak dihasilkam lagi dan ereksi akan menurun. Tetapi bila stimulai seks
dilakukan lagi, ereksi akan timbul lagi. Jadi bila PDE-5 inhibitor diminum
kemudian melakukan stimulasi atau kontak seksual, ereksi akan lebih keras dan
bertahan. Demikianlah mekanisme kerja PDE-5 inhibitor.

Adapun manfaat dan fungsi Viagra (sildenafil), antara lain :
Membangkitkan ereksi dan menjaganya alat vital pria tetap berdiri dengan kuat
dan keras.
Memperbaiki dan meningkat daya tahan sex.
Viagra telah terbukti sanggup mengatasi ejakulasi dini.
Menjaga daya tahan tubuh agar kuat berulang kali berhubungan sex yang tahan
lama.
Viagra merupakan obat yang direkomendasikan untuk terapi pengobatan
impotensi atau lemah syahwat.
Dapat berfungsi sebagai suplemen stamina tubuh dalam aktivitas harian.

D. FARMAKODINAMIK
Mekanisme kerjanya :
Viagra (Sildenafil) menghambat secara selektif Isoenzim 5 dari
fosfodiesterase (PDE-5). PDE-5 terutama terdapat dalam jumlah besar di otot-
otot polos korpus kavemosum di penis serta di arteriola yang mangaliri penis.
Penghambatan enzim ini mengakibatkan bahwa di otot-otot polos tidak terjadi
inaktivasi second messenger cGMP. Dengan demikian, cGMP tersedia lebih
lama dan dalam konsentrasi yang lebih tinggi. Akhirnya, terjadi dilatasi
arteriola penis yang menghasilkan ereksi setelah stimulasi seksual
(pembebasan NO-aktivasi guanilatsiklase-pembentukan cGMP lebih banyak).
PDE-5 tidak menstimulasi pembentukan cGMP, melainkan hanya
memperkuat dan memperpanjang daya kerjanya, sildenafil tidak efektif jika
belum terdapat stimulasi atau seksitasi seksual. Artinya, tidak bekerja sebagai
afrodisiakum untuk menimbulkan syahwat (libido). (Hoan, Tan, 2007: 686).
PDE-5 juga terdapat di otot polos pembuluh darah lain. Di tempat
tersebut Viagra (sildenafil) juga berefek dilatasi (maka terjadi efek samping,
seperti : penurunan tekanan darah, wajah memerah, nyeri kepala) (Gery
Schmitz, 2009: 300).

E. FARMAKOKINETIK
Viagra (sildenafil) cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan. Viagra
mencapai puncak konsentrasi dalam plasma darah dalam 1 jam, makan dapat
memperlambat absorbs Viagra (sildenafil). Tetapi ternyata, dalam dosis
therapeutik, walaupun Viagra diminum sesudah makan, efek klinis tetap baik.
Hanya bila obat diminum saat perut kosong, permulaan efeknya lebih cepat,
sedangkan bila obat diminum pada saat perut terisi (kenyang), permulaan efek
lebih lambat.
Half life (waktu yang terjadi sehingga konsentrasi dalam darah menjadi
setengah dari puncak) dari Viagra berkisar 3-4 jam (Sachse and Rohde, 2000)
(Naek L. Tobing, 2006: 231)

F. EFEK SAMPING
Menurut Naek L. Tobing (2006: 234) dan Hoan, Tan (2006: 686), dalam
percobaan klinis pemakaian Viagra ditemukan beberapa efek samping, berupa :
a. Pening kepala / sakit kepala (10%),
b. Wajah panas / muka merah (flushing),
c. Perut terganggu,
d. Penglihatan kabur dan gangguan penglihatan (guram sampai melihat
segala sesuatu kebiru-biruan, 3 %),
e. Mual
f. Ada pula efek samping orang yang terlalu sering menggunakan Viagra,
yaitu nyeri dada, badan sakit, ruam kulit, susah tidur, kurangnya sensasi
tubuh, mulut kering, mual, palpitasi (detak jantung tidak teratur),
berkeringat.

G. KONTRAINDIKASI
Pada orang yang mengalami gangguan kardiovaskuler yang serius
misalnya serangan jantung dan stroke, perlu kehati-hatian untuk memberikan obat
Viagra (sildanefil). Bahkan beberapa peniliti menganjurkan sebaiknya tidak
diberikan lebih dahulu.
Kontraindikasi yang mutlak ialah nitrat atau donor NO yaitu obat0obat
yang dipakai untuk penyakit jantung coroner. Pemberian Viagra kepada pasien
yang sedang meminum obat nitrat atau donor NO dilarang keras, karena bersifat
fatal yang bias mengancam nyawa pasien (Naek L. Tobing, 2006: 237).
Jika pria mengalami gangguan diabetes, maka efisiensi viagra juga
berkurang (60-70%). Jika mengalami diabetes maka pembuluh penis menjadi
rusak, maka akan dianjurkan menggunakan metode lain seperti suntikan
vasodilator, pompa vakum.
H. CARA PEMAKAIAN
Cara Pemakaian Viagra :
Minumlah Viagra sekitar 30 menit hingga 1 jam sebelum memulai aktivitas
sex.
Dosis per pemakaian 1 butir Viagra USA.

Obat ini diminum hanya bila dibutuhkan saja. Minumlah 30 menit
sebelum berhubungan dan jangan diminum lebih dari 4 jam sebelum berhubungan
intim. Waktu yang paling efektif adalah sejam sebelum melakukan aktifitas
seksual. Jangan minum obat ini lebih dari sekali sehari. Makanan yang
mengandung lemak tinggi akan memperlambat mulai kerja obat. Hindari
mengkonsumsi buah anggur selama mengkonsumsi obat ini.



















DAFTAR PUSTAKA

Schmitz, Gery, dkk. 2009. Farmakologi dan Toksikologi Edisi 3. Jakarta: EGC.
Tobing, Dr. Naek L. 2006. Seks Tuntunan bagi Pria Disfungsi Ereksi: Penyebab
PemeriksaanTerapiPengobatan. Jakarta: Gramedia.
Hoan, Tan dan Rahardja, Kirana. 2007. Obat-obat Penting Khasiat, Penggunaan,
dan Efek-efek Sampingnya Edisi Keenam Cetakan ke-3. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai