Anda di halaman 1dari 21

GEL

I. Definisi
Gel merupakan sistem semipadat terdiri dari suspensi yang dibuat dari
partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh
suatu cairan. Gel kadangkadang disebut jeli. (FI IV, hal 7). Gel juga dapat
didefinisikan sebagai sediaan bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari
zarah kecil senyawaan organik atau makromolekul senyawa organik, masing-
masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan (Formularium Nasional, hal
315).
II. Pengolongan (Disperse is!em", (La#hman, hal $%&"
. !erdasarkan sifat fasa koloid "
#) Gel anorganik, contoh " bentonit magma
$) Gel organik, pembentuk gel berupa polimer
!. !erdasarkan sifat pelarut "
#) %idrogel (pelarut air).
%idrogel pada umumnya terbentuk oleh molekul polimer hidrofilik
yang saling sambung silang melalui ikatan kimia atau gaya kohesi
seperti interaksi ionik, ikatan hidrogen atau interaksi hidrofobik.
%idrogel mempunyai biokompatibilitas yang tinggi sebab hidrogel
mempunyai tegangan permukaan yang rendah dengan cairan biologi
dan jaringan sehingga meminimalkan kekuatan adsorbsi protein dan
adhesi sel& hidrogel menstimulasi sifat hidrodinamik dari gel
biological, sel dan jaringan dengan berbagai cara& hidrogel bersifat
lembut'lunak, elastis sehingga meminimalkan iritasi karena friksi atau
mekanik pada jaringan sekitarnya. (ekurangan hidrogel yaitu memiliki
kekuatan mekanik dan kekerasan yang rendah setelah mengembang.
)ontoh " bentonit magma, gelatin
2) *rganogel (pelarut bukan air'pelarut organik). )ontoh " plastibase
(suatu polietilen dengan !+ rendah yang terlarut dalam minyak
mineral dan didinginkan secara shock cooled), dan dispersi logam
stearat dalam minyak.
,) -erogel.
Gel yang telah padat dengan konsentrasi pelarut yang rendah diketahui
sebagai .erogel. -erogel sering dihasilkan oleh e/aporasi pelarut,
sehingga sisa-sisa kerangka gel yang tertinggal. (ondisi ini dapat
dikembalikan pada keadaan semula dengan penambahan agen yang
mengimbibisi, dan mengembangkan matriks gel. )ontoh " gelatin
kering, tragakan ribbons dan acacia tears, dan sellulosa kering dan
polystyrene.
). !erdasarkan bentuk struktur gel"
#) (umparan acak
$) %eliks
,) !atang
0) !angunan kartu
1. !erdasarkan jenis fase terdispersi (FI IV, 'nsel"(
1) Gel fase tunggal, terdiri dari makromolekul organik yang tersebar
serba sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak terlihat adanya
ikatan antara molekul makro yang terdispersi dan cairan. Gel fase
tunggal dapat dibuat dari makromolekul sintetik (misal karbomer) atau
dari gom alam (misal tragakan). +olekul organik larut dalam fasa
kontinu.
2) Gel sistem dua fasa, terbentuk jika massa gel terdiri dari jaringan
partikel kecil yang terpisah. 1alam sistem ini, jika ukuran partikel dari
fase terdispersi relatif besar, masa gel kadang-kadang dinyatakan
sebagai magma. 2artikel anorganik tidak larut, hampir secara
keseluruhan terdispersi pada fasa kontinu.
III. )egunaan (La#hman,1%*%. Pharma#eui!i#al Dosage +s!em. D+sperse
s+s!em. Volume ,, hal $%5 - $%&"
Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk pemberian
oral, dalam bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai kulit kapsul yang
dibuat dari gelatin dan untuk bentuk sediaan obat long acting yang
diinjeksikan secara intramuskular.
Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada
granulasi tablet, bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental
pada sediaan cairan oral, dan basis suppositoria.
3ntuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk
kosmetik, termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, dan kulit dan
sediaan perawatan rambut.
Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal (non
streril) atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata (gel steril) (FI
IV, hal *"
IV. )eun!ungan .an )e/urangan e.iaan Gel.
. (euntungan sediaan gel "
3ntuk hidrogel " efek pendinginan pada kulit saat digunakan&
penampilan sediaan yang jernih dan elegan& pada pemakaian di kulit
setelah kering meninggalkan film tembus pandang, elastis, daya lekat
tinggi yang tidak menyumbat pori sehingga pernapasan pori tidak
terganggu& mudah dicuci dengan air& pelepasan obatnya baik& kemampuan
penyebarannya pada kulit baik.
!. (ekurangan sediaan gel "
3ntuk hidrogel " harus menggunakan zat aktif yang larut di dalam air
sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan seperti surfaktan
agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan temperatur, tetapi gel
tersebut sangat mudah dicuci atau hilang ketika berkeringat, kandungan
surfaktan yang tinggi dapat menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.
2enggunaan emolien golongan ester harus
diminimalkan atau dihilangkan untuk mencapai kejernihan yang tinggi.
3ntuk hidroalkoholik " gel dengan kandungan alkohol
yang tinggi dapat menyebabkan pedih pada wajah dan mata, penampilan
yang buruk pada kulit bila terkena pemaparan cahaya matahari, alkohol
akan menguap dengan cepat dan meninggalkan film yang berpori atau
pecah-pecah sehingga tidak semua area tertutupi atau kontak dengan zat
aktif.
V. ifa! 0 )ara/!eris!i/ Gel (Di/!a! )uliah" (La#hman, $%& - $%%"
4at pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan kosmetik
ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan komponen lain
2emilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan bentuk
padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat rusak segera ketika
sediaan diberikan kekuatan atau daya yang disebabkan oleh pengocokan
dalam botol, pemerasan tube, atau selama penggunaan topikal.
(arakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan sediaan
yang diharapkan.
2enggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya sangat tinggi
atau !+ besar dapat menghasilkan gel yang sulit untuk dikeluarkan atau
digunakan).
Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat juga
pembentukan gel terjadi satelah pemanasan hingga suhu tertentu. )ontoh
polimer seperti +), %2+) dapat terlarut hanya pada air yang dingin yang
akan membentuk larutan yang kental dan pada peningkatan suhu larutan
tersebut akan membentuk gel.
5enomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh
pemanasan disebut thermogelation
6ifat dan karakteristik gel adalah sebagai berikut (Disperse s+s!em"(
#. 6welling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel dapat
mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan /olume. 2elarut akan
berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi antara pelarut
dengan gel. 2engembangan gel kurang sempurna bila terjadi ikatan silang
antar polimer di dalam matriks gel yang dapat menyebabkan kelarutan
komponen gel berkurang.
$. 6ineresis.
6uatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam massa gel.
)airan yang terjerat akan keluar dan berada di atas permukaan gel. 2ada
waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang elastis, sehingga terbentuk
massa gel yang tegar. +ekanisme terjadinya kontraksi berhubungan
dengan fase relaksasi akibat adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya
gel. danya perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar
matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju
permukaan. 6ineresis dapat terjadi pada hidrogel maupun organogel.
,. 7fek suhu
7fek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk melalui
penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel terjadi setelah
pemanasan hingga suhu tertentu. 2olimer separti +), %2+), terlarut
hanya pada air yang dingin membentuk larutan yang kental. 2ada
peningkatan suhu larutan tersebut membentuk gel. 5enomena
pembentukan gel atau pemisahan fase yang disebabkan oleh pemanasan
disebut thermogelation.
0. 7fek elektrolit.
(onsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh pada gel
hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan koloid terhadap
pelarut yang ada dan koloid digaramkan (melarut). Gel yang tidak terlalu
hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil akan meningkatkan rigiditas
gel dan mengurangi waktu untuk menyusun diri sesudah pemberian
tekanan geser. Gel 8a-alginat akan segera mengeras dengan adanya
sejumlah konsentrasi ion kalsium yang disebabkan karena terjadinya
pengendapan parsial dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut.
9. 7lastisitas dan rigiditas
6ifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan nitroselulosa,
selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel terjadi peningkatan
elastisitas dengan peningkatan konsentrasi pembentuk gel. !entuk struktur
gel resisten terhadap perubahan atau deformasi dan mempunyai aliran
/iskoelastik. 6truktur gel dapat bermacam-macam tergantung dari
komponen pembentuk gel.
:. ;heologi
<arutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan yang
terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas, dan
menunjukkan jalan aliran non 8ewton yang dikarakterisasi oleh
penurunan /iskositas dan peningkatan laju aliran.
VI. 1al2hal +ang perlu .iperha!i/an .alam formulasi
. 2enampilan gel " transparan atau berbentuk suspensi partikel koloid yang
terdispersi, dimana dengan jumlah pelarut yang cukup banyak membentuk
gel koloid yang mempunyai struktur tiga dimensi.
!. =nkompatibilitas dapat terjadi dengan mencampur obat yang
bersifat kationik pada kombinasi zat aktif, pengawet atau surfaktan dengan
pembentuk gel yang bersifat anionik (terjadi inakti/asi atau pengendapan
zat kationik tersebut).
). Gelling agents yang dipilih harus bersifat inert, aman dan tidak
bereaksi dengan komponen lain dalam formulasi.
1. 2enggunaan polisakarida memerlukan penambahan pengawet
sebab polisakarida bersifat rentan terhadap mikroba.
7. >iskositas sediaan gel yang tepat, sehingga saat disimpan bersifat
solid tapi sifat soliditas tersebut mudah diubah dengan pengocokan
sehingga mudah dioleskan saat penggunaan topikal.
5. 2emilihan komponen dalam formula yang tidak banyak
menimbulkan perubahan /iskositas saat disimpan di bawah temperatur
yang tidak terkontrol.
G. (onsentrasi polimer sebagai gelling agents harus tepat sebab saat
penyimpanan dapat terjadi penurunan konsentrasi polimer yang dapat
menimbulkan syneresis (air mengambang diatas permukaan gel)
%. 2elarut yang digunakan tidak bersifat melarutkan gel, sebab bila
daya adhesi antar pelarut dan gel lebih besar dari daya kohesi antar gel
maka sistem gel akan rusak.
VII. )omponen Gel
. Gelling agent
?ermasuk dalam kelompok ini adalah gum alam turunan selulosa
dan karbomer. (ebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam media
air. 6elain itu, ada yang membentuk gel dalam cairan non-polar. !eberapa
partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai pembentuk gel karena
terjadinya flokulasi partikel. )atatan " 2ada pemilihan gelling agent
perhatikan p% stabilitas dan inkompatibilitasnya. !erikut ini adalah
beberapa contoh gelling agent "
#. 2olimer (gel organik)
a. Gum alam (natural gums)
3mumnya bersifat anionik (bermuatan negatif dalam larutan atau
dispersi dalam air) meskipun dalam jumlah kecil ada yang bermuatan
netral seperti guar gum. (arena komponen yang membangunstruktur
kimianya, maka natural gum mudah terurai secara mikrobiologi dan
menunjang pertumbuhan mikroba. *leh karena itu, sistem cair yang
mengandung gum harus mengandung pengawet dengan konsentrasi yang
cukup. 2engawet yang bersifat kationik inkompatibel dengan gum yang
bersifat anionik sehingga penggunaannya harus dihindari. !eberapa
contoh gum alam "
#) 8atrium alginat
8atrium alginat 9-#@A digunakan dalam sediaan solid.
?ersedia dalam beberapa tingkat sesuai dengan /iskositas
yang terstandarisasi yang merupakan kelebihan natrium
alginate dibandingkan dengan tragakan.
=nkompatibel dengan deri/ate akridin, (ristal /iolet, fenil
merkuri asetat dan nitrat, garam kalsium, logam berat dan
etanol dengan konsentrasi lebih dari 9A.
8atrium alginate pada p% 0-#@ sedangkan pada p% #@
/iskositas menurun.
$) (aragenan
5raksi kappa dan iota membentuk gel yang re/ersible
terhadap pengaruh panas.
6emua karagenan adalah anionik. Gel kappa yang
cenderung getas merupakan gel yang terkuat dengan
keberadaan ion (. Gel iota bersifat elastic dan tetap jernih
dengan keberadaan ion (.
(onsentrasi karagenan yang digunakan @,,-#A.
=nkompatibel dengan material kationik.
,) ?ragakan
+enurut 85 didefinisikan sebagai ektrak gum kering dari
Astragalus gummifer <abillardie atau spesies sia dari
stragalus.
1igunakan sebanyak 9A sebagai gelling agent.
?ragakan kurang begitu popular karena mempunyai
ciskositas yang ber/ariasi. >iskositas akan menurun dengan
cepat di luar range p% 0,9-B rentan terhadap degradasi oleh
mikroba. 6elain itu, pada p% B, dapat menurunkan efikasi
benzalkonium klorida, klorobutanol, metal paraben, fenol, dan
fenil merkuri asetat. >iskositas juga dapat menurun dengan
penambahan alkali atau 8a)l.
5ormula mengandung alkohol atau gliserol atau /olatile oil
untuk mendispersikan gum dan mencegah pengentalan ketika
penambahan air.
(ompatibel dengan garam konsentrasi tinggi dan
suspending agent synthetic seperti akasia, )+), pati, dan
sukrosa.
0) 2ektin
2olisakarida yang diekstrak dari kulit sebelah dalam buah
citrus yang banyak digunakan dalam makanan. +erupakan
gelling agent untuk produk yang bersifat asam dan digunakan
bersama gliserol sebagai pendispersi dan humektan.
Gel yang dihasilkan harus disimpan dalam wadah yang
tertutup rapat karena air dapat menguap secara cepat sehingga
meningkatkan kemungkinan terjadinya proses sineresis.
Gel terbentuk pada p% asam dalam larutan air yang
mengandung kalsium dan kemungkinan zat lain yang berfunsi
menghidrasi gum.
b. 1eri/at selulosa
6ifat fisik dari selulosa ditentukan oleh jenis dan gugus
substitusi. %2+) merupakan deri/ate selulosa yang sering
digunakan.
1eri/at selulosa rentan terhadap degradasi ezimatik
sehingga harus dicegah adanya kontak dengan sumber selulosa.
6terilisasi sediaan atau penambahan pengawet dapat mencegah
penurunan /iskositas yang diakibatkan oleh depolimerisasi oleh
enzim yang dihasilkan dari mikroorganisme. +isalnya " +),
8a-)+), %7), dan %2).
6ering digunakan karena menghasilkan gel yang bersifat
netral, /iskositas stabil resisten terhadap pertumbuhan mikroba,
gel yang jernih, dan menghasilkan film yang kuat pada kulit
ketika kering. +isalnya " +), 8a-)+), dan %2+).
8a-)+) digunakan pada konsentrasi ,-:A. 6ecara umum,
8a-)+) menunjukkan /iskositas maksimum pada p% B-C.
=nkompatibel dengan larutan asam, larutan garam, besi, dan
beberapa metal lain (l, merkuri, 4inc).
%2) stabil pada p% :-D, inkopatibel dengan deri/ate fenol,
seperti metal paraben dan profil paraben, kehadiran polimer
dan anionic akan meningkatkan /iskositas %2). (ompatibel
dengan garam inorganic (%*27 hal $C#)
%7)%7) memiliki 2% stabilitas $-#$, inkompatibel
dengan zinc, inkompatibel parsial dengan kasein, gelatin, +),
2>, dan patii (%*27 hal $D9)
%2+)stabil pada p%,-##, inkompatibel dengan dengan
agen oksidator (%*27 $$C)
c. 2olimer sintetik (karbomer E karbopol)
(arbomer merupakan gelling agent yang kuat membentuk
gel pada konsentrasi sekitar @,9A. 1alam media air, yang
diperdagangkan dalam bentuk bebasnya, pertama-tama
dibersihkan dulu, setelah udara yang terperangkap keluar
semua, gel akan terbentuk dengan cara netralisasi dengan basa
yang sesuai.
1alam system cair, basa anorganik seperti 8a*%, (*%
dan 8%
0
*% sebaiknya ditambahkan.
p% harus dinetralkan karena karakter gel yang dihasilkan
dipengaruhi oleh proses netralisasi atau p% yang tinggi.
>iskositas disperse karbomer dapat menurun dengan
adanya ion-ion.
+erupakan gelling agent yang kuat, maka hanya diperlukan
dalam konsentrasi kecil, biasanya @,9-$A.
=nkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat,
elektrolit kuat.
$. 2olietilen (gelling oil)
1igunakan dalam gel hidrofobik likuid, akan dihasilkan gel yang
lembut, mudah tersebar, dan membentuk lapisan 'film yang tahan air pada
permukaan kulit. 3ntuk membentuk gel, polimer harus didispersikan dalam
minyak dalam suhu tinggi (di atas D@F )) kemudian langsung didinginkan
dengan cepat untuk mengendapkan kristal yang merupakan pembentukan
matriks.
,. (oloid padat terdispersi
+ikrokristalin selulosa dapat berfungsi sebagai gallant dengan cara
pembentukan jaringan karena gaya tarik menarik antar partikel
seperti ikatan hidrogen.
(onsentrasi rendah dibutuhkan untuk cairan nonpolar. 3ntuk
cairan polar diperlukan konsentrasi yang lebih besar untuk
membentuk gel, karena adanya kompetisi dengan medium yang
melemahkan interaksi antar partikel tersebut.
0. 6urfaktan
Gel yang jernih dapat dihasilkan oleh kombinasi antara minyak
mineral, air, dan konsentrasi yang tinggi ($@-0@A) dari surfaktan anionic.
(ombinasi tersebut membentuk mikroemulsi. (arakteristik gel yang terbentuk
dapat ber/ariasi dengan cara meng-adjust proporsi dan konsentrasi dari
komposisinya. !entuk komersial yang paling banyak untuk jenis gel ini adalah
produk pembersih rambut.
9. Gellants lain
!anyak wa. yang digunakan sebagai gellants untuk media nonpolar
seperti beeswa., carnauba wa., setil ester wa..
:. 2oli/inil alkohol
2> digunakan dalam emulsi pada konsentrasi @,9A. =nkompatibel
pada konsentrasi tinggi dengan garam inorganik terutama sulfat dan fosfat .
3ntuk membuat gel yang dapat mengering secara cepat. 5ilm yang terbentuk
sangat kuat dan plastis sehingga memberikan kontak yang baik antara obat
dan kulit. ?ersedia dalam beberapa gradeyang berbeda dalam /iskositas dan
angka penyabunan.
B. )lays (gel anorganik)
1igunakan sebanyak B-$@A sebagai basis. +empunyai p% C sehingga
tidak cocok digunakan pada kulit. >iskositas dapat menurun dengan adanya
basa. +agnesium oksida sering ditambahkan untuk meningkatkan /iskositas.
!entonit harus disterilkan terlebih dahulu untuk penggunaan pada luka
terbuka. !entonit dapat digunakan pada konsentrasi 9-$@A. )ontohnya"
bentonit, /eegum, laponite.
!. !ahan tambahan
#. 2engawet
+eskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan mikroba, tetapi
semua gel mengandung banyak air sehingga membutuhkan pengawet sebagai
antimikroba. 1alam pemilihan pengawet harus memperhatikan
inkompatibilitasnya dengan gelling agent. !eberapa contoh pengawet yang biasa
digunakan dengan gelling agent"
a) ?ragakan " metal hidroksi benzoat @,#-@,$A w'/ dengan propil
hidroksi benzoat @,@9A w'/
b) 8a-alginat " metil hidroksi benzoat @,#-@,$ A w'/, atau klorkresol
@,#A w'/ atau asam benzoat @,$Aw'/
c) 2ektin " asam benzoat @,$Aw'/ atau metil hidroksi benzoat @,#$A
w'/ atau klorokresol @,#-@,$Aw'/
d) 6tarch gliserin " metil hidroksi benzoat @,#-@,$Aw'/ atau asam benzoat
@,$Aw'/
e) +) " 5enil merkuri nitrat @,@@#Aw'/ atau benzalkonium
klorida @,@$Aw'/
f) 8a )+) " metil hidroksi benzoat @,$Aw'/ dengan propil hidroksi
benzoa @,@$Aw'/
g) 2oli/inil alkohol " klorheksidin asetat @,@$Aw'/
2ada umumnya pengawet dibutuhkan oleh sediaan yang mengandung air.
!iasanya digunakan pelarut air yang mengandung metil paraben @,@B9A dan
propil paraben @,@$9A sebagai pengawet.
$. 2enambahan !ahan %igroskopis
!ertujuan untuk mencegah kehilangan air. )ontohnya gliserol,
propilenglikol dan sorbitol dengan konsentrasi #@-$@ A.
,. )helating gent
!ertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensiti/e terhadap logam
berat. )ontohnya 71?.
VIII. 3E45DE D'N P65ED76 PE387'4'N
'. Prinsip Pem9ua!an
#. +enentukan jenis gel yang akan dibuat serta kekuatan sediaan.
$. +enentukan bobot sediaan gel dalam kemasan tube.
,. +enentukan jumlah tube yang akan dibuat ditambah dengan
kebutuhan e/aluasi.
0. +enentukan jumlah gel yang akan dibuat dalam.gram (kapasitas
minimal alat pengisi sediaan semisolid $9@g).
8. 3e!o.e Pem9ua!an
1. +etode dispersi ()
6erbuk bahan obat ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam gelling
agent yang telah terbentuk kemudian diencerkan. 6ering terjadi kesukaran
pada pendispersian serbuk ke gelling agent karena adanya udara, lemak,
dan kontaminan pada serbuk.
2. +etode presipitasi (!)
6erbuk bahan obat yang akan didispersikan dilarutkan dalam pelarut
organik yang hendak dicampur air kemudian larutan ini diencerkan dalam
air sehingga terbentuk endapan halus tersuspensi dalam gelling agent.
:. Proses Pem9ua!an (pustaka" <achman, disperse system /ol. $)
#. ?imbang sejumlah gelling agent sesuai dengan yang dibutuhkan
$. Gelling agent dikembangkan sesuai dengan caranya masing-masing
,. ?imbang zat aktif dan zat tambahan lainnya
0. Gambahkan gelling agent yang sudah ditambahkan ke dalam campuran
tersebut atau sebaliknya sambil diaduk terus-menerus hingga homogen
tapi jangan terlalu kuat karena akan menyerap udara hingga
menyebabkan timbulnya gelembung udara dalam sediaan yang
nantinya dapat mempengaruhi p% sediaan.
9. Gel yang sedah jadi dimasukkan ke dalam alat pengisi gel dan diisikan
ke dalamHtube sebanyak yang dibutuhkan
:. 3jung tube di tutup lalu diberi etiket dan dikemas dalam wadah tang
dilengkapi brosur dan etiket
D. ;a.ah gel
Gel lubrikan harus dikemas dalam tube dan harus disterilkan
Gel untuk penggunaan mata dikemas dalam tube steril
Gel untuk penggunaan pada kulit dapat dikemas dalam tube atau
pot salep
Iadah harus diisi cukup penuh dan kedap udara untuk mencegah
penguapan.
I<. F5637L' GEL
'. Formula umum0s!an.ar
;' 4at aktif
!asis gel
4at tambahan
8. Formula 9asis gel
)ontoh basis formula gel
1. +etode presipitasi
;' =chtimol $ g
?ragakan 9 g
lkohol #@ m<
Gliserol $ g
ir hingga #@@ g
!uat 9@ g
+etode pembuatan
1isiapkan untuk :@ g sebagai antisipasi kehilangan dalam proses.
!otol ditara dan siapkan mucilage tragakan dengan ,, m< air
=chtimol, gliserol dan #@ m< air dicampurkan, kemudian
tambahkan mucilage tragakan, lalu diaduk'dikocok
!erat dicukupkan dengan air, kemudian dikocok kembali, lalu
dimasukkan ke dalam wadah
2embuatan mucilage tragakan
2embawa disiapkan
!otol bermulut lebar dikaliberasi, dikeringkan didalem o/en
kemudian dinginkan
lkohol dimasukan kemudian tambahkan tragakan (jangan terbalik
karena akan mengakibatkan terjadinya pengentalan) kemudian
dilakukan pengocokan mencampurkan
1ituangkan kedalam adah yang berisi pembawa, lalu ditutup dan
dikocok segera.
>olume digenapkan, lalu dicampurkan dan dimasukan kedalam
wadah untuk penyimpanan.
2. +etode presipitasi
;' 8a-alginat B g
Gliserol B g
+etil hidroksi benzoate @,$ g
)a-glukonat @,@9 g
ir hingga #@@ g
)atatan " basis ini harus disimpan semalam sebelum digunakan
+etode pembuatan "
8a-alginat dibasahkan dengan gliserol dalam mortar
2engawet dan )a-glukonat dilarutkan kedalam D@ m< air dengan
bantuan pemanasan, lalu dinginkan hingga :@F) dan diaduk atau
distire cepat
)ampurkan 8a-alginat-gliserol ditambahkan ke dalam /orte.
dengan jumlah sedikit, lalu diaduk lebih lanjut hingga homogen,
kemudian dimasukan kedalam wadah.
3. +etode dispersi
; ' >oltaren emulgel #@@
s t dd loc dol
?iap #@@ g /oltarel emulgel mengandung diklofenak dietilamnion #,#: g
setara dengan diklofenak 8a # g
!asis gel
)+) 0 g
Gliserol #9 g
lkil hidroksi benzoat @,#B g
Jua ad #@@ g
)ara pembuatan
#. ?imbang 0 g )+), #9 g gliserol, dan @,#B g alkil hidroksi benzoat
$. 1i dalam mortir panas masukkan aJua, tambahkan )+), diamkan
,@ menit, masukkan gliserol, aduk hingga terbentuk massa gel
,. ?imbang diklofenak 8a # g, campur dengan massa gel, aduk
homogen
0. +asukkan dalam wadah, beri etiket dan label
:. Formula gel
)ontoh formula gel (<ieberman, %erbert ., martin +. ;., Gilber 6., #CDC.
2harmaceutical 1ossage 5orms 1isperse 6ystem, >ol ==, +acel 1ekker =nc., 8ew
Gork. %al 9@0-9@:)
1. Gel min+a/ mineral
;' 2olietilen #@A (A dalam berat)
+inyak mineral C@A
)ara pembuatan "
1engan dikocok secara sederhana, campuran segera dipanaskan hingga
C@F). (emudian campur hingga homogen, lalu dinginkan dengan cepat
melalui pengadukan.
,. Gel efe.rin sulfa!
;' 7fedrin sulfat #@ g
?ragakan #@ g
+etil salisilat @,# g
7uoslyptol # m<
+inyak pine needle #9@ g
ir D,@ m<
)ara pembuatan"
7fedrin sulfat dilarutkan kedalam air dan ditambahkan gliserin, tragakan,
kemudian komponen lainya. )ampurkan dengan baik dan simpan dalam
wadah tertutup baik selama # minggu dengan pengadukan.
3. :lear gel
;' +inyak mineral #@A
2olioksietilen #@ olell eter $@,BA
2olioksietilen fatty gliserida #@,,A
2ropillen glikol D,:A
6orbitol :,CA
ir 0,,9 A
)ara pembuatan"
6emua komponen dipanaskan kecuali air hingga C@F), kemudian air
dipanaskan secara terpisah hingga C9F). ir dicampurkan kedalam
komponen lain tersebut dengan pengadukan berkecepatan sedang, lalu
dinginkan hingga :@F).
$. Gel =in# o/si.a
;' (arbomer C,0 2 (karbopol C,02) @,DA
8a*% (larutan #@A) ,,$A
4n* $@A
ir B:A
)ara pembuatan"
(arbomer didispersikan kedalam air, kemudian ditambahkan 8a*%
dengan pengadukan yang lambat untuk menghindari penterapan'
penjerapan udara. (emudian tambahkan 4n* dengan cara yang sama dan
campurkan hingga homogen.
5. Gel sun s#reening
;' 7tanol 9,A
(arbomer #A
Gliseril-p-amino benzoat ,A
+onolsopropanolamin @,@CA
ir 9$,C#A
)ara pembuatan"
(arbomer C0@ didispersikan kedalam alcohol dan gliseril-p-amino
benzoate dilarutkan kedalam larutan. 6ecara perlahan-
monosolpropanolamin ditambahkan. (emudian secara perlahan-lahan
ditambahkan air dan dikocok dengan seksama untuk penyerapan udara,
larutan akan jernih dan terbentuk gel.
&. Gel hi.ro/si pero/si.a
;' poloksamer 5-#$B (2luronic 5-$B) $9A
%ydrogen peroksida #@A
ir murni :9A
)ara pembuatan"
ir didinginkan hingga 0@-9@F5 dan disimpan pada wadah pencampuran.
2oloksamer 5-#$B ditambahkan secara perlahan dengan pengadukan yang
baik kemudian pengadukan dilakukan kembali hingga larutan terbentuk.
?emperature dijaga pada suhu 9@F5. tambahkan larutan hydrogen
peroksida dingin secara perlahan dengan pengadukan yang baik. 6egera
pindahkan ke dalam wadah dan biarkan perlahan-lahan menjadi hangat
pada temperatur ruangan hingga cairan menjadi gel yang jernih.
7. 8asis #lear >ell+
;' 8a alginat , g
+etal parabean @,$ g
8atrium heksametafosfat 9 g
Gliserin #@ g
ir minum #@@ g
)ara pembuatan"
+etal parabean dilarutkan ke dalam gliserin dengan penambahan panas.
(emudian ditambahkan air ke dalam gliserin yang hangat dengan
pengadukan yang cepat, kemudian natrium heksametafosfat dilarutkan ke
dalam larutan ini. <alu ditambahkan 8a-alginat dengan pengadukan cepat
yang kontinu hingga terlarut semua.
<. PE387'4'N GEL 4E6IL
A. +etrode sterilisasi"
Gel steril digunakan untuk penggunaan mata dan untuk lubrikan
alat'kateter yang dimasukkan ke dalam tubuh. Gel disterilkan dengan metode
sterilisasi awal yaitu bahan awal disterilkan masing-masing kemudian dibuat
secara aseptic. Gel kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang steril.
)ara lain gel dapat disterilkan dengan metode sterilisasi akhir dengan
radiasi sinar gamma )o
:@
.
!. +etode sterilisasi wadah
Iadah untuk gel steril adalah tube yag terbuat dari logam. ?ube
disterilkan dengan metoda panas kering, yaitu dengan pemanasan #:@F )
selama # jam.
). )ontoh formula gel steril" 2ilokarpin hidroklorida (sedian gel untuk mata)
;' 2ilokarpin %)l (zat aktif) 0A
!enzolkonium klorida (pengawet) @,@DA
1inatriun edeta (chelating agent)
(arbomer C0@ (gelling agent)
8atrium hidroksida (adjust p%) Js
1an atau
sam hidroklorida (adjust p%) Js
ir murni (purified water) Js #@@ ml
)ara pembuatan "
(arbomer didispersikan kedalam sebagian air dan disterilisasi dalam
autoklaf. 2ilokarpin %cl, dinatrium edeta dan benzolkonium klorida dilarutkan
dalam air yang berbeda. <arutan ini kemudian disterilisasi dengan metode
filtrsi membran. 1isperse karbomer kemudian ditambahkan ke dalam larutan
pilokarpin pada kondisis aseptic. >olume akhir disesuaikan dengan
menambahkan air steril, juga dilakukan pada kondisi aseptic. 2roduk yang
sudah jadi kemudian diisikan kedalam tube gel untuk mata yang sebelumnya
sudah disterilkan, dilakukan pada kondisi aspetik.
Daf!ar Pus!a/a
nsel, %oward ). #CDC. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi edisi keempat. ?erj.
1ari Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, oleh 5arida =brahim. 3=
2ress, Kakarta.
/is, <iberman, <achman, #CC,. Pharmaceutical Dosage Forms, Parenteral
Medication, Vol. II,
nd
!d. %al. 9B:.
<ieberman, %erbert ., +artin +. ;., Gilber 6., #CDC. Pharmaceutical Dossage
Forms Disperse S"stem, Vol II, +acel 1ekker =nc., 8ew Gork. %al 9@0-9@:.

Anda mungkin juga menyukai