Anda di halaman 1dari 61

REVIEW AKAR, BATANG DAN

DAUN
AKAR
Akar terdiri dari akar pokok (main root/radix
primaria) yang dapat bercabang-cabang sehingga
membentuk suatu sistem perakaran.
Tumbuhan dikotil punya satu radix primaria yang
merupakan perkembangan radikula pada embrio,
membentuk sistem perakaran tunggang.
Tumbuhan monokotil mempunyai satu radix
primaria yang juga bercabang-cabang tetapi
umumnya terbatas, pada bagian yang sama akan
muncul radix adventitia (akar liar) yang setara
denga radix primaria sehingga dari satu tempat
muncul banyak akar liar (radix adventitia) yang
besarnya sama. Sistem perakaran ini dinamakan
sistem perakaran serabut.
Bagian-bagian akar
ujung akar (apex radicis) untuk menembus
tanah. Bagian ini dilindungi oleh tudung akar
(kaliptra). Titik tumbuh akar dan titik tumbuh
tudung akar (kaliptrogen) letaknya tidak pada
lokasi yang sama. Titik tumbuh akar terdapat
pada ujung akar sedangkan kaliptrogen
terletak pada pangkal kaliptra.
Batang akar (corpus radicis) pada bagian
yang dekat dengan ujung merupakan daerah
penyerapan yang ditumbuhi oleh bulu-bulu
akar untuk memperluas permukaan
penyerapan. Bagian yang lebih dekat dengan
permukaan tanah merupakan daerah
diferensiasi.

Leher akar (collum) daerah
peralihan antara akar dan batang
merupakan sambungan antara
batang dan akar.
Cabang akar merupakan bagian
yang keluar dari akar pokok dan
dapat bercabang lagi, bagian ini
disebut (radix lateralis). Cabang
akar dibentuk oleh perisikel.

Note :
Akar pokok pada dikotil hanya tumbuh jika
tanaman berasal dari biji. Beberapa tanaman
ditanam dengan cara setek akan berubah
sistem perakarannya menjadi sistem
perakaran serabut, begitu juga pada peristiwa
pencangkokan.
Akar yang tumbuh disebut akar liar (radix
adventitia). Akar liar dapat tumbuh dari buku-
buku batang pada tumbuhan tertentu.
Tumbuhan parasit seperti benalu (Loranthus
sp.) mempunyai akar yang dapat menyerap
makanan dari inangnya. Akar tersebut
dinamakan haustorium.
Penampang membujur akar
1. Tudung Akar
Terdiri dari sel parenkimatik dalam berbagai tingkat
deferensiasi.
Fungsi tudung akar sebagai pelindung ujung akar
dalam menembus tanah. Tudung akar memiliki titik
tumbuh tersendiri yang dinamakan kaliptrogen.
Tudung akar selalu mengalami kerusakan pada
waktu menembus tanah dan kaliptrogen
menggantikan sel-sel tudung akar yang rusak.
Sel-sel kaliptra mengandung butir-butir tepung yang
dinamakan tepung statolith. Tepung-tepung ini
selalu terletak di bagian bawah sel sehingga
mengarahkan ujung akar searah dengan gravitasi
bumi. Tepung ini juga berlaku sebagai pemberat
sehingga tumbuhan dapat berdiri tegak. Tudung akar
tidak memiliki berkas pengangkut.

2. Ujung Akar
Titik tumbuh akar terdapat di bagian ujung
dari akar. Titik tumbuh di daerah ini membelah
ke segala arah sehingga akar bertambah
panjang dan bertambah besar.
Sel-sel ujung akar ini mengeluarkan zat-zat
tertentu yang dapat mempermudah akar
menembus tanah tetapi juga dapat
mengalami kerusakan sehingga dilindungi
kaliptra.
Ujung akar sudah memiliki epidermis, korteks,
dan stele. Epidermis biasanya tersusun dari
selapis sel dan bersifat permeabel. Korteks
tersusun dari sel-sel parenkimatis. Sel-sel
endodermis belum mengalami penebalan.
Buluh tapis yang terdapat di daerah stele
ujung akar belum mengalami pemasakan.

3. Daerah Pemanjangan
Daerah pemanjangan sel-selnya tidak bersifat
meristematik tetapi mengalami pembentangan
dan bersifat hidup.
Terdiri dari epidermis, korteks, dan stele.
Korteks terdiri dari sel-sel parenkimatis. Sel-
sel endodermis di daerah pemanjangan
belum mengalami penebalan. Buluh tapis
yang terdapat di stele daerah pemanjangan
sudah mengalami pemasakan tetapi xilem
belum mengalami pemasakan sempurna.

4. Daerah Diferensiasi
Daerah diferensiasi terdiri dari epidermis, korteks,
dan stele. Sel-sel epidermis ada yang membentuk
bulu akar.
Korteks terdiri dari sel-sel parenkimatis.
Endodermis sudah mengalami penebalan yang
berbentuk titik kaspari.
Xilem dan floem di stele sudah mengalami
pemasakan.

5. Daerah Peralihan atau Leher Akar
Daerah ini merupakan peralihan antara akar dan
batang. Berkas pengangkut mengalami perubahan
dari radial menjadi kolateral atau yang lain. Daerah
ini sangat pendek sehingga akar yang sudah
mengalami pertumbuhan sekunder tidak dapat
dideteksi daerah peralihannya.


Penampang Melintang Akar
1. Epidermis
Epidermis akar juga disebut dengan epiblem
atau lapisan piliferous. Kebanyakan akar
membentuk bulu akar di daerah dekat dengan
meristem apikalnya.
Bulu akar tumbuh dari satu sel epidermis
(trikoblas) dan berfungsi sebagai alat penghisap
dan penunjang. Bulu akar dapat bersifat
permanen maupun temporer.
Dinding sel rambut akar yang muncul
berkesinambungan dengan dinding trikoblas.
Trikoblas pada beberapa spesies memiliki ukuran
dan metabolisme yang berbeda dengan sel
epidermis yang lain. Pada umumnnya trikoblas
memiliki warna yang lebih gelap dengan sel di
sekitarnya.

Epidermis biasanya terdiri dari selapis sel, tetapi
pada anggrek epifit akar-akar yang di udara
memiliki epidermis ganda yang disebut
dengan velamen .
Sel-sel velamen mati dan dindingnya diperkuat
dengan pita lignin.Lapisan terdalam dari velamen
biasanya berasal dari periblem bukan dari
dermatogen sehingga disebut dengan eksodermis
karena merupakan lapisan korteks yang paling
luar.
Eksodermis memiliki sel yang panjang dan sel
yang pendek. Sel panjang dinding radial dan
tangensial menebal sedang sel pendek tidak
mengalami penebalan dinding sehingga disebut
dengan sel peresap. Velamen diduga berfungsi
sebagai pelindung yang mencegah kehilangan air
yang berlebihan.
2. Korteks
Korteks tersusun dari jaringan perenkimatis yang
teratur secara radial membentuk lingkaran
konsentris.
Pada spesies yang akuatik ditemukan ruang antar sel
sehingga terbentuk aerenkima.
Sel-sel korteks seringkali mengandung butir amilum
dan kadang-kadang kristal.
Sklerenkima lebih umum dijumpai pada akar
monokotil daripada akar dikotil. Kolenkima kadang-
kadang terdapat di dalam akar seperti pada
Monstera.
Lapisan terdalam dari korteks biasanya
berdiferensiasi menjadi endodermis sedang lapisan
terluarnya kadang-kadang berdeferensiasi menjadi
eksodermis yang terletak langsung di bawah
epidermis (hipodermis) dan dindingnya mengalami
suberisasi.

3. Endodermis
Endodermis umumnya tersusun dari satu lapis sel yang
berbeda secara struktural, fiosiologis, dan fungsional
dari lapisan lainnya. Sel endodermis yang masih muda
dinding radialnya mengalami penebalan yang jika
dilihat secara melintang tampak seperti titik. Titik
tersebut dinamakan titik Caspary yang pada
penampang membujur tampak sambung-menyambung
seperti pita sehingga disebut pita Caspary.
Penebalan dinding sel endodermis terdiri dari suberin.
Proroplas sel endodermis menempel pada bagian yang
mengalami penebalan dilanjutkan ke lamela tengah. Di
antara sel endodermis ditemukan sel-sel yang tidak
mengalami penebalan, sel tersebut dinamakan sel
peresap.

4. Stele
a. Perisikel
Perisikel biasanya terdiri dari selapis sel, bersifat
parenkimatik, dan terdapat di sebelah dalam
endodermis.
Perisikel bersifat meristematik dan berfungsi untuk
membentuk primordia akar lateral, sebagian dari
kambium vaskuler, dan felogen.
Perisikel kadang-kadang disebut dengan
perikambium. Monokotil tidak memiliki kambium
sehingga perisikelnya hanya membentuk primordia
akar lateral dan felogen.

b. Jaringan Vaskuler
Tipe berkas pengangkut pada akar radial dan tipe
stele aktinostele. Letak xilem dan floem berganti-
ganti ke arah pusat.
Jari-jari xilem tampak seperti bintang sehingga
dinamakan aktinostele. Xilem mungkin membentuk
suatu teras padat yang terletak di tengah atau
empulur yang parenkimatik atau sklerenkimatik
seperti pada beberapa akar monokotil.
Akar dapat memiliki satu, dua, tiga, empat, lima, dan
banyak jari-jari xilem. Akar yang memiliki satu jari-jari
xilem disebut monarch, jika dua diarch, dan
seterusnya, dan jika banyak disebut poliarch.
Xilem pada akar bersifat exarch karena pemasakan
protoxilem ke arah luar sedang metaxilem ke arah
dalam. Xilem selalu berkembang ke arah pusat atau
sentripetal. Berkas floem terdiri dari buluh tapis, sel
pengiring, dan parenkima floem.

Epidermis akar Impatiens balsamina terdiri dari
selapis sel berbentuk persegi panjang dengan
susunan yang rapat.
Korteks terdiri kurang lebih 11 lapisan sel-sel
parenkimatik yang berbentuk isodiametrik. Beberapa
sel kortek mengandung antosianin sehingga
berwarna merah.
Endodermis tampak terdiri dari satu lapis, beberapa
sel mengalami penebalan pada dinding radial dan
tangensial dalam. Jari-jari xilem dan floem masing-
masing 4 buah, empulur parenkimatik dan
menduduki daerah yang sempit.
Daerah korteks lebih luas dibandingkan dengan
daerah stele. Sel yang berisi antosianin juga
ditemukan dalam stele terutama di daerah floem dan
empulur. Kambium terdapat di daerah antara floem
dan xilem.

Akar Daucus carota
Lapisan terluar terdiri dari periderm yang
menggantikan epidermis.
Korteks tersusun dari sel-sel parenkimatis berbentuk
persegi panjang yang tersusun rapat. Sel-sel tersebut
mengandung amilum berbentuk bulat, konsentris, dan
majemuk.
Endodermis tidak tampak jelas, demikian juga
perisikelnya.Floem membentuk lingkaran utuh diikuti
kambium. Sel-sel floem juga mengandung butir
amilum tetapi jumlahnya lebih sedikit dibanding
dengan yang berada dalam sel kortek. Xilem bersifat
endarch, terdiri dari trakea, trakeida, dan parenkima
xilem. Trakea memiliki penebalan spiral, bentuk "Y"
yang masing-masing berlignin. Empulur hampir tidak
ada. Daerah korteks lebih luas dibandingkan dengann
daerah stele
Pembentukan Cabang Akar
Akar pokok biasanya membentuk cabang-
cabang akar yang dapat memperkuat tegaknya
tumbuhan dan memperluas daerah penyerapan
makanan. Cabang akar bersifat endogen karena
berasal dari perisikel yang terletak di sebelah
dalam endodermis. Sebagian sel perisikel mula-
mula membelah secara tangensial kemudian
periklinal dan antiklinal mendesak jaringan di
luarnya dan keluar dari epidermis. Perisikel
membentuk seluruh jaringan penyusun cabang
akar mulai dari tudung akar, epidermis akar,
korteks dan stele.
BATANG
bentuk seperti silinder, mempunyai buku
(nodium) yang merupakan tempat kedudukan
daun, dan beruas-ruas (internodium), pada
setiap buku dapat tumbuh tunas yang akan
berkemnbang menjadi daun (gemma folifera)
atau bunga (gemma florifera) dan batang kecil
atau cabang.
ujung batang selalu tumbuh ke arah sinar
(fototropisme positif). Batang dapat berwarna
hijau pada waktu muda dan berfungsi untuk
fotosintesis, tetapi setelah dewasa akan
berubah warna kecuali pada tumbuhan
berumur pendek, batang tetap berwarna hijau.
Beberapa tumbuhan seringkali tidak
menampakkan batangnya karena ruas-ruasnya
sangat pendek sehingga yang tampak di atas
tanah daun-daun yang berjejal-jejal. Tumbuhan
yang tidak tampak batangnya sering disebut
dengan planta acaulis.
Daun-daun pada tumbuhan ini tumbuh
membentuk roset daun sebagai contoh lidah
buaya (Aloe vera), (jadam, Adam dan Hawa),
sawi (Brassica juncea). Batang pohon kelapa
tumbuh ke atas tetapi pada ujungnya ruas-
ruasnya sangat pendek dan membentuk roset,
tumbuhan demikian disebut roset batang. Roset
dari kata rosula, contoh tumbuhan yang
membentuk roset batang selain kelapa, yaitu
anjuang (Codyline fruticosa) dan Pleomele
angustifolia (Pandan suji).



Struktur Anatomi Batang

Perbedaan yang mendasar antara anatomi
batang dan akar terletak pada struktur pembuluh
angkutnya. Susunan xilem dan floem pada akar
terletak pada radius yang berbeda dan berseling
secara bergantian, sedang pada batang floem
dan xilem terletak dalam satu radius, floem
berada di sebelah luar dan xilem di sebelah
dalam.
Susunan berkas pengangkut pada akar disebut
radial sedangkan pada batang kolateral. Sifat
xilem pada akar disebut eksark karena letak
protoxilem berada di sebelah luar metaxilem
sedangkan pada batang disebut endark karena
letak protoxilem di sebelah dalam metaxilem.
Floem dan xilem pada batang membentuk suatu
berkas yang tersusun di dalam satu lingkaran.

Bagian-bagian Batang
1. Epidermis
Epidermis batang pada umumnya memiliki
stoma dan trikoma pada waktu masih muda
sehingga batang dapat berfungsi sebagai
organ fotosintesis.
2. Korteks
terdiri dari jaringan parenkimatik yang
mungkin di dalamnya ditemukan jaringan
sekretorik misalnya saluran lendir pada
batang Hibiscus sp., sel minyak pada
batang Piper betledan Cinamomum sp.,
saluran resin pada batang Pinus sp.; kristal
kalsium oksalat pada batang Impatiens
balsamina.

Jaringan penguat pada batang dapat berupa
kolenkima dan sklerenkima tergantung jenis
tumbuhannya.
Kolenkima di korteks dapat membentuk suatu
lingkaran utuh atau terdapat dalam suatu
kelompok-kelompok. Kolenkima dapat
mengandung kloroplas dan dapat juga menjadi
meristematik kembali membentuk felogen.
Sklerenkima yang ditemukan di korteks dapat
berupa serabut atau sel batu. Sel-sel sklerenkima
mati dan berdinding tebal, sklerenkima dapat
berupa lingkaran utuh yang terletak di bawah
epidermis atau di sebelah dalam korteks. Batas
antara korteks dan stele terdiri dari selapis sel
yang disebut endodermis yang seringkali pada
waktu batang masih muda mengandung butir-
butir amilum sehingga disebut dengan sarung
tepung atau floeoterma.
3. Stele
Stele terdiri dari tiga bagian yaitu perisikel,
berkas pengangkut dan empulur.
Perisikel dapat terdiri dari satu lapis atau
beberapa lapis sel yang berupa parenkima dan
sklerenkima atau parenkima saja.
Sklerenkima yang terdapat di stele mungkin
terjadi dalam kelompok-kelompok yang terpisah
atau membentuk lingkaran utuh yang berada di
luar berkas pengangkut membentuk garis batas
yang jelas antara korteks dan stele.

Berkas pengangkut pada batang monokotil
merupakan berkas yang terpisah-pisah dan
memiliki tipe kolateral tertutup, seringkali
dikelilingi oleh sklerenkima sehingga disebut
kolateral tertutup /fibrovaskuler. Berkas
pengangkut tersebut tersebar tidak teratur.
Berkas pengangkut pada dikotil ada yang berupa
berkas terpisah-pisah tapi tersusun dalam satu
lingkaran atau membentuk satu lingkaran utuh, di
antara floem dan xilem ditemukan kambium.
Kambium yang terdapat di dalam berkas
pengangkut dinamakan kambium fasikuler. Di
antara berkas pengangkut yang satu dengan
yang lain kambiumnya saling berhubungan,
kambium yang menghubungkan dua berkas
pengangkut dinamakan kambium interfasikuler.

Empulur biasanya terdiri dari sel-sel parenkima
atau canpuran antara sklerenkima dan kolenkima.
Beberapa tumbuhan empulurnya mengalami
desintegrasi sehingga batangnya berlubang,
contohnya pada Ipomoea reptans.
Korteks batang monokotil tidak memiliki batas
yang jelas antara korteks dan stelenya. Berkas
pengangkut pada batang monokotil umumnya
kolateral tertutup ada yang dikelilingi oleh
sklerenkima baik sebagian atau keseluruhan
berkas sehingga disebut kolateral tertutup
fibrovaskuler.

Pertumbuhan Sekunder
Titik tumbuh sekunder pada batang adalah
felogen dan kambium vaskuler.
Felogen dapat berasal dari kolenkima,
parenkima, atau perisikel. Felogen dapat
bersifat monopleuris dan dipleuris. Felogen
monopleuris hanya membentuk felem saja ke
arah luar, sedang yang dipleuris keluar
membentuk felem ke arah luar dan ke arah
dalam membentuk feloderm.
Felem, felogen, dan feloderm menyusun lapisan
periderm yang menggantikan epidermis.
Lenti sel dapat terbentuk pada periderm. Lenti sel
berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara
untuk bernafas.
Lenti sel tidak dapat membuka dan menutup.
Lenti sel terdiri dari celah yang diapit oleh felem,
dan di dalamnya terdapat felogen dan feloderm,
dan di dalam celah terdapat sel-sel yang lepas
disebut chorifeloid
Sel-sel penyusun felem biasasnya berbentuk
prisma memanjang tersusun teratur, berdinding
tipis tetapi menganddung suberin sehingga
kedap terhadap air. Sel-sel felem mati.

Pada Quercus suber felem sangat tebal dan dapat
dipanen setiap tahun setelah tanaman berumur 10
tahun. Felem dimanfaatkan sebagai gabus yang
dapat digunakan untuk tutup botol, sol sepatu, dan
lain-lain.
Felogen bersifat meristematis, sel-selnya berbentuk
balok, terdiri dari selapis atau beberapa lapis kalau
sedang aktif, dan biasanya berinti. Feloderm disusun
dari sel-sel parenkimatik dan hidup. Susunanya juga
teratur seperti felem
Kambium fasikuler maupun interfasikuler
membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan
floem sekunder ke arah luar. Kambium faskuler
dan interfasikuler tidak terdapat pada monokotil.

Xilem primer dibentuk sebelum dibentuk kambium
interfasikuler. Unsur-unsur xilem primer yang
dibentuk pertama kali disebut protoxilem sedang
unsur-unsur yang dibentuk setelah protoxilem
disebut metaxilem.
Pada batang yang telah mengalami pertumbuhan
sekunder posisi xilem primer terdesak ke arah
dalam berbatasan langsung dengan sel-sel
parenkima empulur sedang floem primer akan
terdesak ke tepi berbatasan langsung dengan
parenkima korteks; sehingga pada batang yang
telah mengalami pertumbuhan sekunder daerah
korteks tidak terlihat jelas bahkan mungkin hilang.

Lapisan terluar batang Aloe sp. yang sudah tua
disusun oleh lapisan periderm. Di sebelah dalam
lapisan periderm terdapat jaringan parenkima
yang menyusun daerah korteks.
Batas antara daerah korteks dengan silinder
pusat tidak tampak jelas. Setelah beberapa lapis
parenkima dapat ditemukan sel-sel kambium
yang berada di luar berkas pengangkut.
Di sebelah dalam kambium ditemukan berkas
pengangkut yang memiliki tipe konsentris
amfivasal dan berkas pengangkut letaknya
tersebar di dalam stele. Parenkima terdapat di
antara berkas pengangkut.
Keberadaan kambium di luar berkas pembuluh
dan tipe berkas pengangkut konsentris amfivasal
merupakan bentuk anomali pada batang Aloe sp.

Berkas pengangkut
Berkas pengangkut pada batang monokotil berbeda
dengan batang dikotil.
Berkas pengangkut pada batang monokotil disebut tipe
kolateral tertutup, karena floem berada di sebelah luar
xilem dan tidak dibatasi oleh kambium. Oleh karena itu,
batang monokotil pembesaran ke sampingnya lambat.
Berkas pengangkut pada dikotil memiliki letak xilem dan
floem sama seperti monokotil, tetapi di antara xilem dan
floem terdapat kambium. Adanya kambium pada dikotil
menyebabkan letak xilem primer dan floemprimer akan
berjauhan setelah kambium membentuk xilem sekunder
dan floem sekunder. Tipe berkas pengangkut pada dikotil
disebut kolateral terbuka.

Tipe stele
1. Protostele, merupakan tipe stele yang paling
sederhana, karena di dalam stele hanya berisi
berkas pengangkut saja. Protostele terdapat
pada akar yang belum mengalami pertumbuhan
sekunder.



2. Eustele, umumnya terdapat pada batang dikotil.
Empulur terdapat di bagian paling tengah dari
eustele. Empulur di kelilingi oleh berkas
pengangkut yang tersusun melingkar. Di antara
berkas pengangkut ditemukan jaringan
parenkima. Eustele biasanya memiliki tipe berkas
pengangkut kolateral terbuka.


3. Diktiostele, memiliki susunan yang sama
dengan eustele, hanya tipe berkas pengangkut
pada diktiostele memiliki tipe konsentris.

4. Ataktostele terdapat pada batang monokotil.
Berkas pengangkut pada ataktostele terletak
tersebar dan tidak teratur dan umumnya bertipe
kolateral tertutup.

DAUN
Anatomi Daun
Daun terdiri dari tangkai daun, lamina, kosta, dan
vena.
Tangkai daun memiliki struktur anatomi yang
mirip dengan batang.
Kosta dan vena merupakan lanjutan dari batang
tetapi memiliki arah tumbuh menyamping,
sehingga letak berkas pengangkut terbalik
dengan berkas pengangkut pada batang. Xilem
pada berkas pengangkut di batang terletak di
sebelah dalam floem sedang pada daun xilem
berada di atas floem.

Epidermis daun terdiri dari dua, yaitu
epidermis adaksial dan abaksial. Mesofil
merupakan jaringan yang terletak di antara
kedua epidermis tersebut. Berkas pengangkut
di dalam mesofil terletak dalam satu deretan.
Berkas pengangkut pada vena ukurannya
lebih kecil dibandingkan dengan berkas
pengangkut pada kosta, bahkan kadang-
kadang komponenya tereduksi terutama
bagian floemnya.

Mesofil
Mesofil pada daun monokotil pada umumnya tidak
mengalami diferensiasi dan tersusun oleh jaringan
sponsa.
Mesofil pada dikotil pada umumnya berdeferensiasi
menjadi palisade dan sponsa.
Jaringan palisade pada umumnya tersusun rapat
dan mengandung kloroplas lebih banyak
dibandingkan jaringan sponsa.
Jaringan sponsa memiliki banyak ruang antar sel
yang kecil-kecil.

Stomata terdapat pada bagian epidermis baik
adaksial maupun abaksial maupun keduanya.
Letak stomata dapat sejajar dengan sel
epidermis atau lebih tenggelam atau menonjol.
Letak stomata juga disesuaikan dengan
lingkungan hidup tumbuhan.
Daun dikategorikan dalam berbagai macam tipe
berdasarkan keberadaaan stomata. Daun
epistomatik jika stomata terdapat di bagian
adaksial daun, hipostomatik jika stomata berada
di bagian epidermis bawah daun, dan
amfistomatik jika stomata terdapat pada kedua
epidermis daun.

Tipe berkas pengangkut pada daun sama
dengan pada batang tetapi susunannya floem
dan xilem terbalik.
Kolenkima atau sklerenkima sering ditemukan di
kosta yang letaknya langsung di bawah
epidermis. B
anyak tumbuhan yang berkas pengangkutnya
dikelilingi oleh serabut sklerenkima.

Adaptasi Daun
Daun seringkali memiliki struktur yang
diadaptasikan dengan lingkungannya, misalnya
daun rumput-rumputan, epidermis atasnya
membentuk sel kipas yang digunakan untuk
menggulung daun sehingga dapat mengurangi
penguapan.
Trikomata juga sering kali dibentuk dalam rangka
untuk melindungi daun dari devisit air yang
disebabkan oleh penguapan yang tinggi.
Trikomata juga dapat digunakan untuk melidungi
tumbuhan dari pengganggu karena trikomata
tersebut menghasilkan zat-zat yang tidak disukai
atau dapat mematikan penganggu.

Daun monokotil
Daun Lilium sp. memiliki tulang daun sejajar, secara
anatomis daun tersebut memiliki lapisan epidermis atas
dan bawah yang terdiri dari satu lapis sel dengan bentuk
kuboid. dan memiliki kutikula tipis.
Stomata ditemukan di permukaan atas dan bawah, sel
penutup berbentuk ginjal yang dikelilingi oleh empat sel
tetangga. Jumlah stomata pada sisi adaksial dan abaksial
sama sehingga daun ini disebut dengan daun yang
amfistomatik.
Daun lilium sp. juga dapat disebut dengan daun yang
bersifat unilateral atau unifasial karena mesofilnya tidak
berdiferensiasi sehingga kalau dilihat dari sisi abaksial dan
abaksial memiliki susunan yang sama. Mesofil tidak
berdeferensiasi menjadi palisade dan sponsa tetapi terdiri
dari sel-sel parenkimatik yang berbentuk isodiametrik.
Kloroplas lebih banyak terdapat di lapisan parenkima
mesofil adaksial di bandingkan dengan di sisi abaksial.
Berkas pengangkut bersifat kolateral tertutup.

Daun dikotil
Daun Ortosiphon stamineus memiliki epidermis
atas, dengan trikoma nonglanduler dan trikoma
glanduler.
Trikoma nonglanduler terdiri dari 3-4 sel yang
tersusun dalam satu deret dan sel paling ujung
runcing.
Trikoma glanduler berbentuk sisik dengan satu
tangkai dan empat sel kepala. Bagian kosta di
bawah epidermis atas dan bawah ditemukan
kolenkima sudut, diikuti dengan parenkima.
Berkas pengangkut bertipe kolateral terbuka.
Xilem berada di bagian adaksial dikuti kambium
dan floem.

Bagian lamina di bawah epidermis atas terdapat
palisade parenkima yang terdiri dari dua lapis.
Sel-sel palisade tersebut banyak mengandung
kloroplas.
Jaringan sponsa terdapat di sebelah bawah
palisade terdiri dari sel-sel isodiametrik dengan
ruang antar sel yang kecil.
Stomata ditemukan di kedua permukaan daun,
bentuk sel penutup ginjal diapit dengan dua sel
tetangga yang memiliki poros panjang tegak
lurus dengan poros sel penutup, dengan
demikian tipe stomata pada Ortosiphon ini
dinamakan diasitik.
Tipe daun Ortosiphon ini dinamakan bifasial
karena memiliki struktur yang berbeda kalau
dilihat dari permukaan atas dan permukaan
bawah. Ditinjau dari keberadaan stomata daun
ini memiliki tipe amfistomatik.

Daun Ficus benjamina memiliki epidermis yang
terdiri dari 2 sampai 3 lapis. Lapisan terluar memiliki
ukuran paling kecil dan dilapisi oleh kutikula tebal.
Litosis ditemukan pada lapisan epidermis
atas. Stomata ada di epidermis bawah dengan sel
penutup
Stoma berbentuk ginjal dan terletak
tenggelam. Mesofil terdiferensiasi menjadi palisade
dan sponsa. Palisade ditemukan di permukaan atas
dan bawah. Ukuran sel-sel palisade yang pada lebih
besar dibandingkan dengan palisade di permukaan
bawah. Palisade yang ada di bagian atas terdiri dari
dua lapis sedang yang di bawah hanya satu lapis,
keduanya banyak mengandung kloroplas.
Spons terdiri dari sel-sel parenkimatik yang
berbentuk segitiga yang berujung tumpul dengan
ruang-ruang antar sel yang banyak.

Anda mungkin juga menyukai