Anda di halaman 1dari 100

KEUANGAN NEGARA DANDAERAH

( KND )
o l e h :
Dr. Drs. Masana Sembiring, M.Si
Lektor Kepala (IV/c)
IPDN JATINANGOR &
STIA LAN JL.CIMANDIRI 34-38 BANDUNG
Tugas dan tujuan Negara dasar Pembukaan UUD
1945
I. Melindungi segenap banga Indo dan Seluruh tumpah darah
Indonesia;
II. Memajukan kesejahteraan umum;
III. Mencerdaskan kehidupan bangsa; dan
IV. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi an keadilan sosial.
Menurut Adam Smith ( Aliran Kapitalis ) peranan Pemerintah:
1. Melaksanakan peradilan;
2. Melaksanakan pertahanan/keamanan;
3. Melaksanakan pekerjaan umum ( jalan, dam-dam dsb);
Singkatnya menurut Adam Smith yaitu melaksanakan kegiatan
yg tidak dilaksanakan oleh pihak Swasta.

Dalam perekonomian modern, Fungsi
Pemerintah dlm Keuangan Negara


a. Fungsi Allokasi;
b. Fungsi Distribusi Pendapatan;
c. Fungsi Stabilisasi (Jak
fiskal&moneter);
d. Fungsi Percepatan Pertumbuhan
Ekonomi ( Mangkusubroto, 1999
modifikasi penulis)

DASAR HUKUM KEUANGAN NEGARA DAN DAERAH (
khusus Indonesia )
1. UUD 1945 beserta amandemennya;
2. UU Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan
Negara;
3. UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara;
4. UU Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara;
5. UU Nomor 15 Tahun 2006 Tentang BPK;
6. UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemda;
7. UU Nomor 33 Tahun 2004 Tentang PKPD;



8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang PKD;
9. PP Nomor 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
10. UU Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Tentang
teriRencana Kerja Pemerintah;
12. Peratauran Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 Tentang
Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara dan Lembaga;
13 . Permendari Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman PKD
14. Dan lainnya.

Undang-Undang o. 32 Tahun 2004 & PP
38/2007
Pembagian tugas/urusan pem:
a. Pem Pusat ( Urs Mutlak )
1. Pol.LN
2. Pertahanan
3. Kamanan
4. Moneter dan fiskal nasional
5. Yustisi (Peradilan)
6. Agama
Kewajiban/tugas Negara , seperti pada alinea IV Pembukaan
UUD 1945 ( melindungi, memajukan, mencerdaskan dan
melaksanakan tertib. dunia.. ); Membayar tagihan dari rek.
Hak Negara :
a. Memungut pajak ;
b. Meminjam di dalam dan luar negeri;
c. Mencetak uang;
d. Mengadakan pinjaman paksa;
e. Penarikan iuran dan pungutan lainnya.




b. Pemda :
1). Urusan Wajib :
a. Pendidikan
b. Kesehatan;
c. Lingkungan hidup;
d. Pekerjaan Umum;
e. Penataan ruang
f. perencanaan pemb
g. perumahan;
h. kepemudaan dan olah raga;
i. penanaman modal
j. koperasi, usaha kecil dan menengah;
k. kependudukan dan capil;
l. ketenagakerjaan


m. ketahanan pangan;
n. pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;
o. keluarga berencana dan keluarga sejahtera;
p. perhubungan;
q. komunikasi dan informasi;
r. pertanahan;
s. kesatuan dan bangsa dan politik dalam negeri;
t. otonomi daerah, pemerintahan umum, adm keu drh,
perangkat daerah, kepegawaian dan persandian;
u. pemberdayaan masy desa;
v. sosial;
w. kebudayaan
x. statistik
y. kearsipan ; dan
z. perpustakaan

2) URUSAN PILIHAN
a. Kelautan dan perikanan;
b. Pertanian
c. Kehutanan;
d. Enerji dan sumber daya mineral;
e. Pariwisata;
f. Industri;
g. Perdagangan;
h. Ketransmigrasian.
Oleh karena urusan pusat dan urusan daerah
itulah maka muncullah konsep : Keuangan
Negara dan konsep Keuangan Daerah


Trans 2
1. PEMDA ( KDH + Perangkat Daerah )
2. DPRD )PS. 19:2 UU 32/2004)
MEWUJUDKAN KETERATURAN DAN KESRA
SIAPA PENYELENGGARA PEMERINTAHAN
DAERAH ?
PENTINGNYA KEUANGAN DAERAH
UUD 45 +
AMAN.
(PSL 18)
UU
PEMDA
PERDA
KEWE.
DRH
PERDA
PRKT
DRH
a. PUBLIC
SERVICE
b. PUB. REG
c. PUB.EMP.
TUPOKSI
KEUDA
SETDA
SETWAN
DINAS DRH
LTD
KEC.
KEL.
1. UU 32/04
2. UU 22/99
3. UU 05/74
4. UU 18/65
5. UU 01/57
6. UU 22/48
7. UU 01/45
APBD
KEUANGAN NEGARA
adalah semua hak dan kewajiban negara yang
dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu
baik berupa uang maupun berupa barang yang
dapat dijadikan milik negara berhubung
dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
tersebut . (UU No. 17/2003)
KEUANGAN DAERAH (KD)

Pengertian KD mnrt : PP 58/2005
KD = semua hak dan kewajiban daerah
dalam rangka pnyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat
dinilai dengan uang termasuk di
dalamnya segala bentuk kekayaan
yang berhubungan dengan hak
dan kewajiban tersebut.
KD = Perekonomian sektor publik
(pemerintah) di daerah , yang tak
dapat dilaksanakan oleh pihak
perorangan atau sektor swasta
BEDAKAN: ILMU EKONOMI DAN ILMU KEUANGAN
NEGARA
Ilmu ekonomi Bagaimana cara memenuhi
kebutuhan manusia; Ilmu
ekonomi positif apa
adanya
Ilmu Keu. Neg (IKN) Bagian Ilmu ekonomi positif yaitu
keseluruhan kegiatan prth. bidang eko.
Terutama ttg penerimaan dan pengeluaran
pth. dan pengaruh/dampaknya terhadap
pereko. tsb. Sifatnya Normatif Apa yang
seharusnya ( das sollen ).

Pengaruh KN thd perekonomian seperti: pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga, distribusi penghasilan yg
lebih merata, peningkatan efisiensi, dan
penciptaan kesempatan kerja;
KEUANGAN NEGARA merupakan studi ttg pengaruh-pengaruh
anggaran penerimaan dan belanja negara terhadap
perekonomian, terutama pengaruh-pengarunya thd pencapaian
tujuan2 kegiatan ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi,
stabilitas harga2, distribusi penghasilan yg lebih merata dan
juga peningkatan efisiensi serta penciptaan kesempatan kerja (
Suparmoko, KN, 1991);




KND
PENERIMAAN
BELANJA
TUJUAN
PEREKONOMIAN(
Grouth,
stabilitas,
distribusi merata,
employment )
Ruang Lingkup KN
KEU.
NEGARA(KN)
KN dlm
arti Luas
APBN
APBD
Unit Usaha
Neg.
Hakekatnya
Sel. Kek. Neg.
KN dlm arti
Sempit
APBN
Sumber : SoeryaAtmadja,
AP(1986)
HAK DAN KEWAJIBAN DAERAH
HAK DAERAH:
a. Hak mengadakan pinjaman;
b. Hak memungut pajak dan retribusi
daerah;
c. Hak memperoleh pendapatan dari
Pemerintah Pusat( BHP,BHBP(sda),
DAU dan DAK );
KEWAJIBAN DAERAH:
a. Kewajiban melaksanakan Urjib dan
Urlih dan penugasan lainnya;
b. Kewajiban membayar hak tagihan dari
pihak ke tiga ( Pemborong/Rekanan)
c. Kewajiban distribusi pendapatan & pengeluaran
masy. yg lebih merata di daerah (PKB, BBNKB)

DENGAN DEMIKIAN, RUANG LINGKUP KND:
a. Pendapatan Negara/daerah HAK
b. Belanja Negara/daerah KEWAJIBAN
c. Dampak pendapatan dan belanja negara/daerah
thd perekonomian negara/ daerah termasuk Kesra
di negara/daerah atau dampak ( a+b ) dalam
prekekonomian negara/daerah.
Hak Daerah (Psl. 21 UU 32/2004)
a. Mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahannya;
b. Memilih pimpinan daerah;
c. Mengelola aparatur daerah;
d. Mengelola kekayaan daerah;
e. Memungut pajak daerah dan retribusi daerah;
f. Mendapatkan bagi hasil dari pengelolaan SDA dan
SD lainnya yg berada di Drh;
g. Mendapatkan sumber2 pendapatan lain yg
sah,dan
h. Mendapatkan hak lainnya yang diatur dalam
peraturan per-UU.
8. Kewajiban Daerah (Psl. 23 UU 32/2004)
a. Melindungi masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional, serta
keutuhan NKRI;
b. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat;
c. Mengembangkan kehidupan demokrasi;
d. Mewujudkan keadilan dan pemerataan;
e. Meningkatkan pelayanan dasar pendidikan;
f. Menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan;
g. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak;
h. Mengembangkan sistem jaminan sosial;
i. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah;
j. Mengembangkan sumberdaya produktif di daerah;
k. Melestarikan lingkungan hidup;
l. Mengelola administrasi kependudukan;
m. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai dengan
kewenangannya; dan
n. Kewajiban lain yang diatur dalam per- UU
Perbedaan dan Persamaan KP dan KPv:

No Keuangan Publik (KP) Keuangan Private
(KPv)
Persamaan
1 Menetapkan budget
defisit
Hidup dari sarana
sendiri
Penggunaan
uang
2 Negara dapat
meningkatkan
pinjamannya
Tanpa pengembalian
pinjaman tidak
dipercaya
Pembelian,
penjualan,
transaksi
3 Negara dapat melakukan
pinjaman dalam dan luar
negeri
Sektor Provate hanya
meminjam dari luar
perusahaan
Penanaman
modal/Investasi
4 Bunga pinjaman relatif
rendah
Bunga pinjaman relatif
besar
pembayaran
5 Dapat mencetak uang Tidak dapat mencetak
uang
Memuaskan
masyarakat
6 Prinsip anggaran Market principle
7 Dalam perencanaan
mempertimbangkan
pendapatan dulu ,lalu
pengeluaran
Mempertimbangkan
pengeluaran dulu
baru pendapatan
Mempunyai
sumber-daya (
resources yg
terbatas
Perlunya Campur Tangan Pemerintah
Dlm Preko.
a) Adanya barang2 publik;
b) Keadaan eksternalitas;
c) Adanya monopoli( untuk penyediaan
barang dan jasa dalam jumlah yang besar,
Contoh PLN, Gas, Telpon dll);
d) Distribusi Pendapatan yang Tdk Merata;
e) Adanya Kegagalan Pasar (Market Failure)
f) Adanya keadaan inflasi dan deflasi
eko.(tempuh: tight and easy money policy);
g) Kegagalan Prusahaan-Perusahaan.
Pengelolaan Sektor Private dan Sektor Publik
a. Campur tangan pemerintah mengurangi
kebebasan individu terutama untuk penyediaan
brg2.publik;
b. Para individu yang paling mengetahui masalahnya
sendiri;
c. Pemerintah adalah inferior dalam mengusahakan
perdagangan dan industri;
d. Orang lebih percaya thd dirinya, apabila pek.an itu
dikerjakan sendiri;
Swasta sebaiknya mengerjakan penyediaan brg/jasa
melalui proses jual beli (khusus barang/jasa private);

Pemerintah menangani penyediaan barang/jasa yang
tak dapat disediakan melalui mekanisme Pasar(
khusus brg.Publik)

Barang Publik (Public Goods)
Barang publik barang/jasa yang sekali dihasilkan
oleh Prth, tidak bisa dilakukan pemisahan
pengkonsumsiannya untuk orang-orang tertentu saja.
Contoh Jalan raya kecuali jalan tol.
Biasanya barang-barang publik tidak diperjualbelikan
melalui mekanisme Pasar yaitu tidak ada titik temu
penjual (Supply) dan pembeli (Demand).
Sifat barang/jasa publik yang lain adalah Non
Eksklusivitas dan tidak mempunyai saingan
(Nonrivalness);
-Noneksklusivitas barang/jasa tsb yang diadakan
tidak untuk dimiliki dan dinikmati secara sendiri.
Jika dilakukan pengecualian dalam
pengkonsumsiannya, maka memerlukan biaya seperti
: pertahanan dan keamanan nasional; peradilan
umum;
Sifat barang/jasa publik Non rivalness
Pengkonsumsian unit-unit tambahan asuatu barang tidak
menambiaya biaya-biaya sosial marjinal produksinya. Contoh : 1 bh
mobil dan 100 mobil melalui suatu jalan raya yg dibangun
pemerintah tidak menambah biaya-biaya tambahan dan aktivitas
tersebut tidak mengurangi konsumsi lain;

Pertahanan dan keaamanan nasional serta pencegahan wabah
penyakit adalah dua contoh barang publik yang sulit dipisahkan
pengkonsumsiannya, pengkonsjmsian unit-unit tambahan
mengakibatkan biaya marginal sosial nol.

Tetapi ada barang-barang noneksklusive tetapi bersaing dalam
konsumsinya dan sebaliknya. Contoh: Semua orang dapat
menangkap ikan di laut, akan tetapi kehadiran kapal penangkap
ikan akan mengurangi hasil tangkapan nelayan tradisional.
CONTOH LAIN:
- Semua orang dapat berdagang makanan di Pasar,
Pada pasar tertentu kehadiran pedagang makanan
akan mengurangi penjualan makanan yang lain;
Untuk jalan dan jembatan yang sempit dlm jam
sibuk, kehadiran suatu mobil menyebabkan mobil
lainnya harus berhenti dulu agar bisa lewat
Eksklusive Nonekslusive
Bersaing Makanan, mobil, rumah,
pakaian , video dll
Areal memancing,
taman, udara bersih
Tidak
Bersaing
Jembatan, kolam renang,
jalan raya(diluar jam
sibuk)
Pertahanan dan
keamanan nasional,
pemberantasan mabah
penyakit wabah
BARANG PRIVATE DAN BARANG PUBLIK
SIFAT Dapat Dikecualikan Tidak Dapat Dikecualikan
Barang-barang swasta murni Barang Campuran ( Quasi Public)








Rival
- Biaya pengecualian rendah - Barang yg manfaatnya dirasakan bersama
dan dikonsumsikan bersama, tetapi dapat
terjadi kepadatan
- Dihasilkan oleh swasta - Dijual melalui pasar atau langsung oleh
pemerintah
-Dijual melalui pasar;



contoh : Taman
-Dibiayai dari hasil penjualan
-Dihasilkan oleh swasta atau pemerintah
contoh : sepatu, pensil dsb
Barang Campuran ( quasi private ) Barang Publik murni
-Barang swasta yg menimbulkan eksternalitas -Biaya Pengecualian besaar
-Dibiayai dari hasil penjualan atau dibiayai
dengan APBN
-Dihasilkan oleh pemerintah







Nonri
val






Contoh : Rumah sakit, trasportasi umum,
pemancar TV

Sumber : Guritno ( 1993)
- Disalurkan oleh pemerintah
-Dijual melalui pasar atau langsung oleh
pemerintah


Contoh : Pertahanan, Peradilan

Teori Barang Swasta
1. Efisiensi konsumen;
2. Kondisi Pareto Optimum Bagi Konsumen;
3. Efisiensi Produsen

BARANG/JASA PRIVATE
a. Eksklusif;
b. Rivalness
c. Ada pengecualian
d. Jumlahnya terbatas
e. Berlaku hukum supply and dimand.

Kosumen berorientasi pada benefits Efisiensi konsumen
Produsen berorientasi pada profit Efisiensi Produsen

Tugas/ Tujuan Negara
NKRI alinea IV Pemb .UUD 1945
a. Melindungi;
b. Memajukan;
c. Mencerdaskan;
d. Ikut serta.:
ADAM SMITH:
a. Pertahanan;
b. Keamanan DN;
c. Pembangunan Sosek;
d. Pendidikan Masy.

SUMBER PENERIMAAN/PENDAPATAN NEGARA
A. John F . Due
1. Penjualan barang dan jasa milik negara;
2.Pinjaman;
3. Pencetakan Uang;
4. Bantuan/pemberian dari negara lain;
5. Perpajakan;

B. Rochmat Sumitro :
1. Bumi, Air dan Kekayaan Alam;
2. Pajak-pajak, Bea dan Cukai;
3. Hasil Perusahaan Negara;
4. Retribusi;
5. Lain-lain sumber seperti denda2, hasil2 saham, laba perdag. Dan
uang sewa, dsb.
C. Suprmoko :
1. Pajak;
2. Retribusi;
3. Keuntungan dari Prusahaan Negara;
4. Denda2 dan perampasan yang dijalankan oleh Pemrth;
5. Sumbangan Masy. Utk jasa-jasa yg diberikan Prth spt. Perijinan dan
tol


6. Pencetakan uang kertas;
7. Hasil dari undian negara;
8. Pinjaman;
9. Hadiah

Pilihan Sumber-Sumber Penerimaan /Pendapatan Negara:
1. Pencetakan Uang
2. Pinjaman
3. Perpajakan

Tunjukkan kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Pencetakan uang = cenderung mengakibatkan inflasi;
Pinjaman Resiko pengembalian & multplier effek
Perpajakan pungutan sesuai kemampuan wp, mendorong
multiplier effek, rasa adil

B. PENDAPATAN DAERAH

1. SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAERAH
(Psl. 157-UU 32/2004)
a. PAD
1) Hasil pajak daerah
2) Hasil retribusi daerah
3) Hasil pengelolaan kekayaan Drh yang
dipisahkan, dan
4) Lain-lain PAD yang sah
b. Dana perimbangan, dan
c. Lain-lain pendapatan Drh yang sah
Dana Perimbangan (Sumber : UU 33 Tahun 2004
a. Dana bagi hasil
1) Pajak
2) Bukan Pajak
b. Dana Alokasi Umum (DAU)
c. Dana Alokasi Khusus (DAK)
1. PAJAK DAERAH
Kontribusi wajib kpd Daerah yang terutang oleh orang peribadi
atau badan yang brsifat memaksa berdasarkan UU dengan tidak
mendapat imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat..
(UU. 28/2009)
Fungsi Pajak Daerah
1) Fungsi budgeter
2) Fungsi reguler
3) Fungsi sarana partisipasi masy. dalam Bangda
Prinsip/Asas Pajak Daerah

1) Equity (keadilan ~> vertikal & horizontal)
2) Certainty (kepastian hukum ~> Perda)
3) Efficiency (pertumbuhan eko)
4) Conviniency (kesenangan WP) (Adam Smith)

SYARAT PEMUNGUTAN PAJAK ( Mardiasmo , 2006)
1. Adil;
2. Berdasarkan UU;
3. Tidak mengganggu Pereko.
4. Efisien;
5. Sederhana
JENIS-JENIS PAJAK PUSAT:
1. PPh ( Op & Badan ); obyeknya penghasilan
2. PPN obyeknya : transaksi niaga, konsumsi
3. PPn atas Barang Mewah( PPn )BM obyeknya barang
mewah;
5. Cukai obyeknya transaksi produk tertentu ( tembakau)
6. PBB obyeknya : Harta kekayaan
7. Bea Perolehan Hak Atas Tanah Dan Bangunan ( BPHTB)
obyeknya transaksi jual beli/pertukaran );
8. Dan pajak/pungutan lainnya.

ISTILAH PAJAK
1. Wajib Pajak ( WP);
2. Subyek Pajak ( SP );
3. Obyek Pajak (OP );
4. Tahun Pajak;
5. Tarif Pajak : Persentase tertentu untuk menghitung beban
pajak bagi WP berdasarkan Peraturan Per UU-an;
JENIS-JENIS TARIF :
a. Tarif pajak sebanding/propoersional ( Mis : 10% );
b. Tarif pajak tetap ( Mis : bea meterai => Rp. 3000; 6000 );
c. Tarif pajak progresif:
- Progresif progresif;
- Progresif tetap;
- Progresif degresif
Tarif PPh



No Lapisan Kena Pajak/Rp Tarif ( % )
1 s/d 50 jt 10
2 Di atas 50 jt s.d. 100 jt 15
3 Diatas 100 jt 30
Pasal 17 UU PPh : WP Badan Dalam Negeri dan bentuk BUT

Pasal 17 UU PPh : WP OP Dalam Negeri
No Lapisan Kena Pajak/Rp Tarif ( % )
1 s/d 25 jt 5
2 25 jt s.d 50 jt 10
3 50 jt s.d. 100 jt 15
4 100 jt s.d. 200 jt 25
5 Di atas 200 jt 35
KONTRIBUSI PAJAK THE APBN
N
o
Tahun
Anggaran
Total Kontribusi pajak %
1
2010(UU47/2009)
949.656.115.114.000 742.738.045.000.000 78,21

2 2011(UU10/2010) 1.104.901.964.236.000 850.255.476.000.000 76,52

3 2012(UU22/2011) 1.435.406.719.999.000 1.032.570.205.000.000 72
4 2013(UU 19/2012) 1.683.001.103.399.000 1.192.994.119.747.000 71
Perhitungan beban pajak : Tarif X Tax Base
Tahun Pajak : Tahun Takwin : 1/1 s/d 31/12 atau
tahun yang ditentukan sendiri : 1/4 s/d 31/3;
Pengaruh Pajak terhadap :
a. Produksi;
b. Distribusi pendapatan;
c. Stabilitas perekonomian.
JENIS,TARIF DAN BAGI HASIL PAJAK DAERAH

No Jenis Pajak
Tarif (%) Bagi Hasil (%)
UU 28/2009
Prov. Kab. Kola
A Provinsi
1. PKB 1-2;2-10 70 30
2. BBNKB 20; 1 70 30
3. PBBKD Max 10 30 70
4. Pjk.Air Permukan 10 50 50
5. Pjk. Rokok 10 30 70
B KAB/Kota
1. PHO 10 - -
2. PR 10 - -
3. PHi Max 35 - -
4. PRe Max 25 - -
5. PPJ 10 - -
6. PMBL&B Max 25 - -
7. Pajak Parkir 30 - -
8. Pjk. Air Tanah 20 - -
9. Pjk.Sarang Brg Wallet 10 - -
10. PBB Pedes & Perkot 0,3 - -
11. BPHTB 5 - -
2. RETRIBUSI DAERAH
Pungutan Daerah sbg pembayaran atas jasa dan atau
pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan/atau diberikan oleh Pemda utk kepentingan OP
dan Badan (UU 28/2009)
Fungsi retribusi (lihat Pajak Daerah)
Prinsip/asas retribusi daerah (lihat Pajak Daerah)
Ada pelayanan ~> ada retribusi (nikmatnya
dirasakan langsung oleh konsumen.)

Prinsip pengenaaan retribusi
a. Ret. Dibawah Biaya ~> Air minum (public-goods)
b. Ret. Diatas Biaya ~> Meteran Parkir
c. Ret. Menutup Biaya ~> Jasa Umum
RETRIBUSI DAERAH
DH: UU 28/2009
GOLONGAN
RETRIBUSI
JENIS RETRIBUSI
1
2
A. JASA UMUM 1. PEL. KESEHATAN
2. PEL. PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN
3. PENGG. BIAYA CETAK KTP & AKTE CAPIL
4. PEL. PEMAKAMAN DAN PENGABUAN MAYAT
5. PARKIR DI TEPI JL. UMUM
6. PASAR
7. PENGUJIAN ALAT KB
8. PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN
9. PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA
10. PENYEDIAAN DAN ATAU PENYEDOTAN KAKUS
11. PENGELOLAAN LIMBAH CAIR;
12. PELAYANAN TERA /TERA ULANG;
13. PELAYANAN PENDIDIKAN DAN
14. PENGENDALIAN MENARA TELEKOMUNIKASI.


1
2
B. JASA USAHA 1. PEMAKAIAN KEKAYAAN DRH
2. PASAR GROSIR DAN ATAU PERTOKOAN
3. TERMINAL
4. TEMPAT KHUSUS PARKIR
5. TEMPAT PELELANGAN
6. TEMPAT PENGINAPAN PASENGGRAHAN/VILLA
7. RUMAH POT. HEWAN
8. TPT. REKREASI DAN O.R
9. PENYEBRANGAN DI AIR
10. PENJUALAN PROD. USAHA DAERAH
11. PEL. KEPELABUHAN
C. PERIJINAN
TERTENTU
1. IMB
2. IJIN TPT. PENJUALAN MIN. BERALKOHOL
3. IJIN GANGGUAN
4. IJIN TRAYEK
5. IJIN USAHA PERIKANAN
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DERAH YANG
DIPISAHKAN
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan maksudnya : Semua
hasil yang diperoleh yang tidak diurus
langsung oleh Pemda, tetapi
memberikan kontribusi pada Kas
Daerah, Contoh : Hasil dari BUMD,
Hasil Kerjasama Daerah Dengan Pihak
Ketiga, DLL.
LAIN-LAIN PAD YANG SAH
Meliputi : ;
a. Hasil penjualan kekayaan daerah yang
tidak dipisahkan;
b. Jasa Giro;
c. Pendapan Bunga;
d. Keuntungan selisih nilai tukar rupiah
terhadap mata uang asing; dan
e. Komisi, Potongan, ataupun bentuk lain,
sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan atau jasa oleh
Derah
2.LAIN2 PENDAPATAN DAERAH YG SAH
a. Yang dimaksud dengan lain2 pendapatan daerah yang sah antara
lain hibah atau dana darurat dari Pemerintah (Pennjelasan Psl
157 huruf c UU 32/2004).
b. Hibah adalah Penerimaan Daerah yg berasal dari Pemerintah
negara asing, badan/lembaga asing, badan/lembaga
Internasional, Pemerintah, badan/lembaga DN atau
perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah, maupun barang
dan jasa termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu
dibayar kembali. (UU 33/2004)
c. Dana darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang
dialokasikan kepada Daerah yang mengalami Bencana Nasional,
Pristiwa Luar Biasa, dan/atau Krisis Solvabilitas. (UU 33/2004)
1. HIBAH
1. Hibah diatur lebih lanjut pada PP No. 57/2005
2. Pemberian Hibah.
HIBAH
a. Dalam
Negeri
b. Luar
Negeri
1. Dari Pemerintah
2. Pemda lain
3. Badan/Lem/Orgs. Swasta
4. Klpk. Masy./Perorangan
1. Dari Bilateral
2. Multilateral
3. Donor lainnya
3. Hibah DN :
a. Hibah diberikan oleh Daerah berdasarkan kriteria tertentu, diatur
lebih lanjut dalam Permenkeu setelah koordinaasi dengan K/L.
b. Hibah dari DN dituangkan dalam Naskah Perjanjian Hibah
Daerah (NPHD) antara Pemda dan Penerima Hibah.
c. Hibah dari DN Mensyaratkan adanya Dana Pendamping Daerah
4. Hibah LN :
a. Hibah LN dituangkan dlm Naskah Perjanjian Hibah (NPH) yang
ditandatangani oleh Pmrth dan Pemberi Hibah LN.
b. Hibah LN diteruskan Pmrth Kpd Drh yang dituangkan dalam Naskah
Perjanjian Penerusan Hibah (NPPH).
c. Hibah dari LN mensyaratkan adanya kewajiban yang harus dipenuhi
Pmrth dan atau Pemda.
5. Tata cara penyaluran hibah diatur dalam
Permenkeu
6. Penerimaan Hibah
a. Penerimaan Hibah bersifat bantuan yang tidak mengikat, harus
digunakan sesuai dengan persyaratan di dalam NPHD dan/atau
NPPH.
b. Bentuk hibah berupa :
1) Uang (rupiah, devisa, dan atau surat berharga)
2) Barang (brg bergerak & brg tdk bergerak)
3) Jasa (Bantuan teknis, pendidikan, pelatihan, penelitian
dan jasa lainnya)
7. Penggunaan Hibah :
Digunakan untuk :
Menunjang Peningkatan Fungsi Pemerintahan;
Layanan Dasar Umum;
Pemberdayaan Aparatur Daerah.
8. Pengelolaan Hibah
a. Hibah LN dikelola melalui mekanisme APBN dan
APBD;
b. Hibah DN dikelola i melalui mekanisme APBD;
c. Pertg. Jwb. pengelolaan Keuangan Hibah sesuai
dengan ketentuan APBD.
d. Pertg. Jwb. hibah dalam bentuk barang dan atau
jasa dilaporkan melalui mekanisme pelaporan
keuangan daerah sesuai dengan per-UU.
2. DANA DARURAT
1) Dana darurat diperlukan oleh Daerah karena menghadapi keadaan yang
memaksa (FORCE-MAYURE) yang dapat diakibatkan oleh :
- Bencana alam;
- Bencana Sosial;
- dan lainnya.
2) Pemerintah mengalokasikan Dana Darurat yang berasal dari APBN utk .
Keperluan mendesak yg diakibatkan oleh bencana nasional dan/atau
peristiwa luar biasa yang tidak dapat ditanggulangi oleh Daerah dengan
menggunakan APBD. (Psl. 46 UU 33/2004).
3) Keadaan sebagai benacana nasional dan atau peristiwa luar biasa
ditetapkan oleh Presiden.
4) Pemerintah dapat mengalokaikan dana darurat pada daerah yang
dinyatakan mengalami krisis solvabilitas sesuai hasil evaluasi
pemerintah berdasarkan per-UU.
5) Krisis solvabilitas krisis keuangan berkepanjangan yang dialami daerah
selama 2 TA dan tidak dapat diatasi melalui APBD.
6) Krisis solvabilitas ditetapkan oleh pemerintah setelah berkonsultasi
dengan DPR.
7) Ketentuan lebih lanjut tentang Dana Darurat diatur lebih lanjut dengan PP.
C. MASALAH PENDAPATAN DAERAH
a. Masa Orla & Orba yang pembangunannya dgn pendekatan sentralistik
dan Pembangunan pendekatan sentralistik berakibat pada kurangnya kreativitas
daerah berdampak pada kuatnya ketergantungan keuangan daerah kepada pusat
a. Budaya rent seeking dan korupsi pada birokrasi Pemda
b. Minimnya jumlah pegawai yang profesional
c. Kurangnya dana untuk mendukung manajemen PAD
d. Belum ada data base potensi PAD
e. Kurangnya kesadaran masyarakat/WP untuk membayar pajak & retribusi daerah
f. Sarana & prasarana pelayanan masy. masih kurang
g. Belum optimalnya sosialisasi Perda ttg. Pajak dan Retribusi Drh
h. Prosedur dan sistem pengendalian manajemen tidak memadai
i. Rendahnya kinerja pegawai
j. Low enforcement masih kurang
k. Rendahnya investasi di daerah
l. Kurangnya profit BUMD
m. Perda Pajak dan Retribusi Daerah (termasuk tarif) ketinggalan jaman
n. Pembentukan daerah tidak konsisten dengan syarat-syarat pembentukan daerah
(Syarat: administratif, teknis dan syarat fisik)
1. Permasalahan PAD
2. Masalah Dana Perimbangan
a. Belum optimalnya perimbangan bagian daerah dengan kewenangan/beban
tugas/urusan daerah yg harus dipiku;
b. Terbatasnya data /info daerah sbg.bahan masukan untuk menyusun dana
perimbangan;
c. Belum tersusunnya rumusan beban tugas secara opjektif diantara tingkat
pemerintahan (Pusat Daerah( Provinsi Kab./Kota)
3. Masalah Lain2 Pendapatan Drh yg Sah
a. Belumtersusunnya data ptotensi daerah;;
b. Belum tersusunnya inventarisasi masalah2 Drh.;
c. Belum tersusunnya RPJPD, RPJMD dan RKPD berdasarkan SISRENBANGNAS
E. Strategi meningkatkan lain-lain Pedapatan
Daerah yang Sah
a. Khusus untuk dana hibah
Dana hibah sebagai bantuan yang tidak perlu dibayar kembali oleh penerima hibah
yang tidak mengikat semacam grant kepada daerah apakah dari dalam atau dari luar
negeri karena daerah membuuhkan bantuan untuk kemajuan daerah untuk itu perlu
ditempuh strategi sbb:
1. Inventarisasi permasalahan kehidupan masyarakat dan Pemda.
2. Menyusun Daftar Kebutuhan Daerah;
3. Menyusun laporan Data Potensi Daerah.
4. Menyusun Rencana Jangka Panjang, Rencana Jangka Menengah dan
Rencana Jangka Pendek sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang
Sisrembangnas.
5. Membuat Proposal Kepada Pemerintah Pusat yang dilampiri dengan
data potensi daerah dan Rencana Strategis serta Program
Pembangunan Daerah.
6. Melakukan komunikasi dengan negara atau lemabaga donor.
PENGELUARAN NEGARA / DERAH DAN
PENGARUHNYA
1. PRINSIP PENGELUARAN NEGARA :
a. Kemampuan untuk membiayai;
b. Dibatasi oleh besarnya penerimaan;
c. Dibatasi oleh ada tidaknya pinjaman
d. Prinsip multiplyer effect
e. Self Liquiditing ( setiap pengeluaran mengharapkan pengembalian )
=> membiayai diri sendiri;
f. Reproduktive : ada nilai lebih pada masa depan contoh : Pendidikan;
;Pembangunan jalan-jalan baru, irigasi dll
g. Productive artinya ( menghasilkan kembali ) spt tempat rekreasi;
h. Seekonomis mungkin;
i. Berdasarkan alternatif-alternatif;
j. Memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya ( benefits ).
PENGELUARAN NEGARA CENDERUNG MENINGKAT.
PENGARUH PENGELUARAN NEGARA TERHADAP :
a. Stabilitas Ekonomi; Oprasi Pasar oleh Bulok
b. Produksi; Pembangunan Infrastruktur;
c. Pertumbuhan ekonomi; Kemauan dan Kemampuan Investasi
d. Distribusi pendapatan yang lebih merata.


ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA/DAERAH
PENGANGGARAN (BUDGETING ) :
a. Pengertian :
1). John F. Due
Anggaran adalah rencana keuangan untuk suatu tahun tertentu.
Anggaran pemerintah merupaakan satu daftar tentang
pengeluaran-pengeluaran yg direncanakan dan pendpatan2 yg
diharapkan untuk masa mendatang, disertai tentang pengeluaran
dan pendapatan nyata untuk masa yang sudah dan yang akan
datang.
2). Imam Bukhari:
Budget merupakan kompas yang menunjuk arah yg harus dianut
oleh Pemerintah di dalam menjalankan administrasi keuangan dan
sekali gus merupakan roda yg dapat mengemudikan arah itu.
Anggaran Rencana ( Plan )
b. Tujuan penyusunan anggaran :
1). Merasionalkan penggunaan sumber-sumber keuangan yang
terbatas;
2). Menyempurnakan rencana sebelumnya;
3). Sebagai landasan juridis formil ( APBD );
4). Memperinci penggunaan sumber2 ( Bel.td langsung dan tdk lgs)
5). Menampung, menganalisis dan memutuskan berapa allokasi
anggaran thd program dan kegiatan yang diusulkan oleh SKPD;
6). Untuk mencapai arah dan tujuan yg telah ditetapkan dalam
Renstrada
Pada dasarnya maksud dan tujuan penyusunan APBD adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah.

c. Struktur APBN/APBD
1. Pendapaatan
2. Belanja
3. Pembiayaan

Contoh secara garis besar :
A. Belanja.. 1.000 (2)
B. Pendapatan. 1.500 (1)
Surplus/defisit ( 1-2 ) .. 500 (3)

C. Pembiayaan:
a. Penerimaan pembiayaan.. 750 (4)
b. Pengeluaran pembiayaan. 900 (5)
Pembiayaan Netto ( 4-5) (150) (6)

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran(SILPA)..3-6 == 350
d. SISTEM PENGANGGARAN
Apa yg dimaksud dengan sistem?
1. Sistem Pengangaran Tradisional;
2. Sistem Penganggaran Performance;
3. Sistem penganggaran PBBS;
4. Sistem Pengangaran Zero Base Budgeting ( ZBB )
Cara penyusunan anggaran :
1. Anggaran belanja berimbang;
2. Anggaran belanja defisit;
3. Anggaran belanja surplus.
e. Klasifikasi Anggaran
1). Klasifikasi Organik;
2). Klasifikasi Objek;
3). Klasifikasi Ekonomi;
4). Klasifikasi Fungsional;
5). Klasifikasi objek dari segi ekonomis;
6). Klasifikasi Performance;
7). Klasifikasi Program ( Azmy Achir ).

1. FUNGSI DPRD (Psl. 41 UU 32/2004)
a. Legislasi;
b. Anggaran;
c. Pengawasan;
2. TUGAS DAN KEWENANGAN DPRD
(Psl. 42 UU 32/2004)
a. Membentuk PERDA;
b. Membahas dan menyetujui Renc.
PERDA APBD
c. Pengawasan Thd. Pelaks.PER-UU.
d. Mengusulkan pengangkatan dan
pemberhentian KDH/Wa. KDH
e. Memilih Wa. KDH dlm. kekosongan
Jab. KDH
DPRD
Trans 3
f. Memberikan pendapat dan pertimbangan thd
Pemda thd. perjanjian internasional di Daerah;
g. Memberikan persetujuan thd. rencana k.sama
internasional;
h. Meminta LKPJ KDH;
i. Membentuk PANWASLIH KDH;
j. Pengawasan dan meminta Lap. KPUD dalam
peny. Lih. KDH;
k. Memberikan persetujuan thd k.sama antar DRH
dan dg. Pihak Ketiga;

3. HAK DPRD (Psl. 43 (1) UU 32/2004)
1) Hak Interpelasi;
2) Hak Angket;
3) Hak Menyatakan Pendapat.

Trans 4




HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH(HKPD)

Ada 4 kriteria yang perlu diperhatikan:
1. Sistem HKPD seharusnya memberikan kejelasan kewenangan/urusan ( beban
tugas dan tanggung jawab) berbagai tingkat pemerintahan ( Pusat Prov -
Kab/Kota );
2. Sistem HKPD memberikan kejelasan sumber-sumber penerimaan dan
mengadakan pungutan yang memadai untuk membiayai urusan/kewenangan
masing-masing tingkat pemeriatahan;
3. Sistem HKPD, sejauh mungkin menunjukkan pengeluaran pemerintah yang
didistribusikan secara merata dan adil di daerah-daerah;
4. Sistem HKPD memberikan kejelasan tetang Pajak dan retribusi yang
dikenakan oleh Pemda. harus sejalan dengan distribusi menyeluruh
pengeluaran pemerintah dalam masyarakat;
Disamping itu suatu HKPD haruslah transparan, adil, merata, efektf dan efisien.
HKPD dapat ditinjau dari aspek :
a. Perencanaan --- Sisrenbangnas;
b. Pengawasan BPKP, BPK ;
c. Pelaporan dan pertanggung jawaban -- LPJ KDH

HKPD dapat dilakukan melalui empat type
pendekatan
1. Kapitalisasi - Pemda sejumlah modal oleh Prth.
Untuk Daerah ber- Invenstasi pendapatan daerah;
2. Pemberian Sumber-sumber pendapatan terutama
pajak oleh Prth;
3. Pendekatan pengeluaran Pembagian dana dari
pusat kepada daerah sesuai dengan pngeluran
daerah ( dapat berupa pinjaman, sumbangan, bagi
hasil pajak, dll);
4. Perpaduan atas pendapatan dan
pengeluaranurusan tg jawab diberikan kpd
daerah dan pendapatan diberikan, dikaitkan
dengan kapasistas dan kebutuhan fiskal.
Sumber : Soewando (Keu Drh, UT 1994)

PERIMBANGAN KEUANGAN PUSAT- DAERAH:
Dasar Hukum : UU 33/2004; PP No 55 /2005
Dana Perimbangan terdiri dari :
a. Dana Bagi hasil Pajak dan Non Pajak;
b. DAU;
c. DAK

BAGI HASIL PAJAK
JENIS PAJAK PUSAT DAERAH UP
Prov Kab/kot
1. PBB 10% 16,8% 64,8% 9%
2. PPh psl 25&29 WPOPDL 80% 20%
dan PPh psl 21 40% 60%
BAGI HASIL BUKAN PAJAK
Meliputi :
a) Kehutanan;
b) Pertambangan umum;
c) Perikanan;
d) Pertambangan minyak bumi;
e) Pertambangan gas bumi dan
f) Pertambangan panas bumi
DANA ALOKASI UMUM ( DAU )
1. DAU UNTUK PELAKSANAAN ASAS
DESENTRALISASI PEMERINTAHAN ;Dengan tujuan
untuk pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah;

2. DAU DITETAPKAN SEKURANG2NYA 26% DARI
PENDAPATAN DALAM NEGERI NETO APBN;

3. Rumus DAU :
CELAH FISKAL + ALLOKASI DASAR dimana celah
fiskal adalah : kebutuhan fiskal kapasistas fiskal
PINJAMAN DAERAH (PP N0. 30 TAHUN 2011)
PINJAMAN DAERAH ADALAH SEMUA TRANSAKSI YG
MENGAKIBATKAN DAERAH MENERIMA SEJUMLAH UANG ATAU
MENERIMA MANFAAT BERNILAI UANG DARI PIHAK LAIN, SEHINGGA
DAERAH TSB DIBEBANI KEWAJIBAN MEMBAYAR KEMBALI.
PINJAMAN DIGUNAKAN SBG ALTERNATIF PENDANAAN APBD, ,
MISALNYA UNTUK MENUTUP:
a. Defisit APBD;
b. Pengeluaran pembiayaan; dan/atau
c. Kekurangan arus kas.
*Pinjaman Daerah yg bersumber dari Prth diberikan Dalam Kerangka
Hubungan Keuangan antara Pemerintah dan Pemerintahan Daerah;
*Pinjaman Daerah meneruskan Pinjaman Daerah: sebagai Pinjaman,
Hibah, dan/atau Penyertaan modal kepada BUMD, Dalam Kerangka
Hubungan Keuangan Pemda dan BUMD;
Prinsip Pengelolaan Pinjaman Daerah :
-Taat pada Per Per UU;
-Transpaaran;
-Akuntabel
-Efisien dan Efektif,dan Keahti-hatian;
SUMBER PINJAMAN DAERAH
a. Pemerintah
b. Pemerintah Daerah Lain;
c. Lembaga Keuangan Bank;
d. Lembaga Keuangan Bukan Bank; dan
e. Masyarakat.
JENIS PINJAMAN DAERAH:
a. Pinjaman Jangka Pendek Paling lama 1 tahun anggaran;
b. Pinjaman Jangka MenengahLebih dari 1 tahun anggararan;
c. Pinjaman Jangka Panjang Lebih dari 1 tahun anggran
PERSYARATAN PINJAMAN DAERAH:
a. Jumlah sisa pinjaman daerah + pinjaman yg akan ditarik tidak
melebihi 75% jumlah penerimaan umum APBD th sebelumnya;
b. Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan Daerah untuk
mengembalikan pinjaman yg ditetapkan oleh Pemerintah;
c. Persyaratan lainnya yg ditetapkan pemberi pinjaman;
d. Dalam hal pinjaman daerah kepada Pemerintah, tidak boleh
mempunyai tunggakan;
e. Pinjaman Jk Menengah dan Jk Panjang wajib mendapatkan
persetujuan dari DPRD
RASIO KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH UNTUK
MENGEMBALIKAN PINJAMAN
(PAD+ DAU + (DBH DBHDR) - BW
DSCR = ------------------------------------------------------------- X
Pokok pinjaman + Bunga + BL
KETERANGAN :
DSCR = DEBT SERVICE COVERAGE RASIO
PAD = PENDAPATAN ASLI DAERAH
DAU = DANA ALOKASI UMUM
DBH = DANA BAGI HASIL
DBHDR = DANA BAGI HASIL DANA REBOISASI
BW = BELANJA WAJIB
POKOK PINJAMAN = ANGGARAN POKOK PINJAMAN
BUNGA = BEBAN BUNGA PINJAMAN
BL = BIAYA LAIN
DSCR PEMDA X
X = Rasio kemampuan membayar kembali pinjaman (
DSCR)yg ditetapkan oleh Pemerintah
OBLIGASI DAERAH
a. Daerah dapat menerbitkan obligasi daerah;
b. Obligasi daerah merupakan efek yang diterbitkan Pemda
dan tidak dijamin oleh Pemerintah;
c. Penerbitan obligasi daerah hanya dapat dilakukan di pasar
modal domestik dan dalam mata uang rupiah;
d. Penerbitan Obligasi daerah harus terlebih dahulu mendapat
persetujuan dari DPRD ;
e. Penerbitan Obligasi daerah hanya untuk membiayai
kegiatan investasi
f. Nilai obligasi daerah pada saat jatuh tempo sama dengan
nilai nominal obligasi daerah pada saat diterbitkan;
SETIAP PERJANJIAN PINJAMAN OBLIGASI SEKURANG-
KURANGNYA MENCANTUMKAN :
a. Nilai nominal
b. Tanggal jatuh tempo;
c. Tanggal pembayaran bunga;
d. Tingkat bunga ( kupon)
e. Frekwensi pembayaran bunga;
f. Cara perhitungan pembayaran bunga;
g. Ketentuan ttg hak untuk membeli kembali
Obligasi daerah sebelum jatuh tempo, dan
h. Ketentuan ttg pengalihan kepemilikan
PINJAMAN DAERAH DILAKUKAN
PENTAUSAHAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI
PELAPORAN DAN PUBLIKASI;

SANKSI ADMINISTRATIF, JIKA DAERAH MELANGGAR
KETENTUAN: MENKEU MENUNDA DAN/ATAU
PEMOTONGAN DAU ATAU DBH YG MENJADI HAK
DAERAH
KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER
Keuangan BUMD
1. Tujuan Pendirian BUMD;
2. Fungsi BUMD;
3. Bidang Usaha BUMD;
4. Kontribusi Keuangan BUMD terhadap APBD;
5. Kesehatan Keuangan BUMD;
6. Masalah Dalam Pengelolaan BUMD;
7. Strategi Peningkatan Keuangan BUMD.
ASAS UMUM Pengelolaan Keuda
1. EFISIENSI;
2. EFEKTIVITAS;
3. TAAT PADA PER-UU-AN;
4. EKONOMIS;
5. TRANPARANSI;

6. AKUNTABEL;
7. ADIL;
8. TERTIB;
9. PATUT;
10. MANFAAT BAGI
MASYARAKAT
Trans 5
Trans 6
MERUPAKAN SIKLUS ANGGARAN sbb:
3
1
5
4
2
GAMBAR SIKLUS
ANGGARAN

No.
Phase

1.

2.

3.

4.

5.


Kegiatan

Penyusunan Anggaran

Pembahasan dan Penetapan Anggaran

Pelaksanaan Anggaran

Pengawasan Anggaran

Pertanggungjawaban anggaran


Pejabat yang Terlibat

Pemda + DPRD + Masyarakat

Pemda+DPRD+Prth Tk. Atas

Pemda

Pemda + DPRD + BPK

Pemda + DPRD + BPK +
Pemerintah + Masyarakat


PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
1. PENYUSUNAN, PEMBAHASAN,
DAN PENETAPAN ANGGARAN
a. APBD disusun dengan pendekatan kinerja.
b. Pendekatan kinerja dapat menjelaskan :
1) aktivitas apa yang dikerjakan
2) seberapa besar kinerja yg akan
dicapai
3) seberapa besar sumber daya / dana yang
dibutuhkan untuk aktivitas tersebut
c. Prinsip penganggaran
Trans 7
1. TRANSPARANSI
2. KEADILAN ANGGARAN
3. DISIPLIN ANGGARAN
4. SKALA PRIORITAS & BERORIENTASI PADA
KEBUTUHAN MASYARAKAT
5. KESELURUHAN
6. KESATUAN
7. PERINCIAN
8. KECERMATAN
9. PEMISAHAN (BEL. APARATUR & BEL. PUBLIK)
Trans 8
PROSES PENYUSUNAN RAPBD
ARAH DAN KEBIJAKAN UMUM APBD
STRATEGI DAN PRIORITAS APBD
RANCANGAN APBD
RENCANA ANGGARAN SATUAN KERJA
1. Visi, Misi, Tupoksi, Tujuan & Sasaran Unit Kerja
2. Program dan Kegiatan Unit Kerja
3. Rancangan Anggaran Unit Kerja

Sumber: Kepmendagri No. 29/2002
Trans 9
RENCANA
ANGGARAN
SATUAN
KERJA
VISI
MISI
TUJUAN
SASARAN
TUPOKSI
PROGRAM-PROGRAM UNIT KERJA
PROGRAM 1
KEGIATAN 1 KEGIATAN 2 KEGIATAN 3
S1
S2
S2A
Trans 10
B. SCHEMA BELANJA

BELANJA

A. PUBLIK


BM

BAU
a. B. PEG.
b. B. BRG/JASA
c. B. PERJ. DS.
d. B. PEMEL.

BOP
B. PEG.
B. BRG/JASA
B. PERJ. DS.
B. PEMEL.

B. APARATUR

1) BL

2) BTL

1) BL

2) BTL

KET :
BL = Belanja Langsung
BTL = Belanja Tidak Langsung
BAU = Belanja Adm. Umum
BOP = Belanja Operasional
BM = Belanja Modal

Trans 11
MEKANISME EVALUASI RAPERDA APBD
DAN RAPERGUB/RAPERBUP/WAKOT
TTG. PENJABARAN APBD
TUJUAN : 1. KESERASIAN KEBIJAKAN
2. TIDAK BERTENTANGAN DGN TINGUM/ PERPERUU
YG LEBIH TINGGI
SESUAI TDK SESUAI SESUAI TDK SESUAI
MDN
GUBERNUR
RAPERDA APBD
& RAPERGUB
PENJ. APBD
RAPERDA APBD
& RAPERBUP/
WAKOT PENJ.
APBD
GUBERNUR
BUPATI/
WALIKOTA
EKSEKUTIF+LEG EKSEKUTIF+LEG
PERDA
PERGUB
PERDA
PERBUP/
WAKOT
BACA : PSL. 101:3 PP 25/2004
PSL. 185 & 186 UU.32/2004
15 H 15 H
Trans 12
VISI/MISI/S/
T/TUPOKSI
PROGRAM
KEGIATAN
PROGRAM
S1 (1) S2 (2) S2A (3)
ABL/K REKAP ABL
S3 B.1.(4)a S3 B1(5)a
ABTL/K REKAP ABTL
S3B.2.1(4)b S3 B2(5)b
REKAP AB
S3 (8)
RINGKAS.
ANGG.
S3 (11)
REKAP AP
S3 A (10)
AP/K
S3 A.(9)
REKAP BM
S3 M. (7)
BM/K
S3 M.1 (6)
Sumber : Kepmendagri No. 29/2000
dan Modifikasi
Trans 1 3
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
(SISRENBANGNAS)
Dasar Hukum : UU No. 25 Tahun 2004
Pusat Daerah Jangka
Waktu
a. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang (RPJP)
a. Rencana Pembangunan
Jangka Panjang
Daerah(RPJPD)
20 Th

b. Rencana Pembangunan
Jangka Menengah(RPJM)

b.Rencana Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah (RPJMD)
5 Th
c. Rencana Kerja
Pemerintah (RKP)
c. Rencana Kerja
Pemerintah
Daerah(RKPD)
1 Th
PUSAT DAERAH
JK.
WAKTU
RENBANG NAS RENBANG DA
Rencana
Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP)

Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah
(RPJPD)

20 th
Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
(RPJM)

Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah (RPJD)

5 th
Rencana Kerja
Pemerintah (RKP)

Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD)

1 th

RAPBN APBN


RAPBD APBD


RKAK/L

RKASKPD



DIPA K/L
1)

DIPASKPD
2)


Renstra
SKPD
Renstra
K/L
Renja
SKPD
Renja
K/L
Keterangan:
1) Telah terlaksana
tahun 2005
2) Kemungkinan
SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DH. UU No. 25/2004, UU No.32/2004, PP No. 20 & 21/2004
Trans 14
1. SETELAH RAPERDA APBD SELASAI
DIEVALUASI MDN / GUB PERDA APBD
DITETAPKAN OLEH KDH
2. STRUKTUR APBD
a. PENDAPATAN
b. BELANJA
c. PEMBIAYAAN
3. PERDA APBD SELANJUTNYA DIUNDANGKAN
DALAM LEMBARAN DAERAH
Trans 15
A. DASAR HUKUM HARUS ADA (UU APBN, Perda APBD,
DIPA K/L, DPA SKPD, POK) PERBUP/KOT., PERPRES
54/2010, DLL
B. PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN ANGGARAN :
PEN/PENDAPATAN PENG/BELANJA
1. DASAR PER PER.UU
2. KOMISI, RABAT, POTONGAN
DLL, HAK DAERAH
3. INTENSIF
4. CERMAT/TELITI
5. TEPAT WAKTU/JUMLAH
6. STOR KE KAS DAERAH (TDK.
MENUNDA)
7. SANKSI
8. TERTIB ADM./PELAPORAN
9. TRANSPARAN
10. TERKENDALI
1. DASAR PER.UU
2. HEMAT/TIDAK MEWAH
3. EFISIEN
4. SESUAI RENCANA
5. MENGG. PROD. DN
6. DANA TERSEDIA
7. BUKTI SAH
8. TEPAT WAKTU, JML,
KUALITAS
9. TERTIB ADM./PELAPORAN
10. TRANSPARAN
11. TERKENDALI
C. PELAKSANAAN PROGRAM/KEGIATAN
D. PENGADAAN BARANG & JASA
(a) TENDER;
(b) PEMILIHAN;
(c) PENUNJUKKAN;
(d) SWAKELOLA.
E. DOKUMEN-DOKUMEN HASIL PELAKS. PROG./KEGIATAN
Trans 16
Pelaksanaan Anggaran Penerimaan
Pendapatan:
Dasar :
1 . DPA
2. Semua pendapatan daerah dilaksanakan melalui rekening kas
umum daerah;
3. Setiap pendapatan harus didukung oleh bukti yang lengkap
dan sah;
4. Setiap pendapatan dana perimbangan dan lain-lain pendapatan
daerah yg sah dilaksankan melalui rekening kas umum daerah
dan dicatat sebagai pendapatan daerah;g
5. Komisi, rabat, potongan atau pendapatan lain sbg akibat
penjualan, pengadaan barang dan jasa, pendapatan bunga,
jasa giro dll adalah merupakan pendapatan daerah;
Pelaksanaan Anggaran Belanja
Dasar :
a. DPA ( Dokumen Pelaksanaan Anggaran )
b. Pengeluaran belanja atas beban APBD harus didukung dengan bukti yg
lengkap dan sah
c. Kuasa Pengguna Anggaran ( Kadis );
d. PPTK( Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan )
e. PPK (Pejabat PenataUsahaan Keuangan)
f. SPP ( Surat Permintaan Pembayaran )
g. SPM ( Surat Perintah Membayar )
h. SP2D OLEH PPKD
i. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) BUD
j. Bank Unit Kerja ( Lembaga )
PELAKSANAAN ANGGARAN PEMBIAYAAN DAERAH
- Penerimaan Pembiayaan
- Pengeluaran Pembiayaan

Pelaksanaan APBD dan APBN tidak jauh berbeda, yang berbeda pada lembaga
yang melaksanakan, Di Pusat dimulai dari : Presiden,
Kementerian/Lembaga(K/L), Kemenkeu RI selaku BUN, Ditjen Anggaran, Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara ( KPKN ) , Dll.
a. TUJUAN WASRIK(PENGAWSAN/PEMERIKSAAAN)
TERCAPAINYA TUJUAN SESUAI
DGN RENCANA

b. PENGERTIAN :
(1) PENGAWASAN ADALAH SEGALA USAHA UNTUK
MENGETAHUI DAN MENILAI KENYATAAN YANG
SEBENARNYA TENTANG PELAKSANAAN TUGAS / KEGIATAN
APAKAH SESUAI SEMESTINYA ATAU TIDAK
(2) PEMERIKSAAN ADALAH SEGALA USAHA UNTUK
PELAKSANAAN FUNGSI PENGAWASAN MELALUI
PENGAMATAN, PENCATATAN/PEREKAMAN, PENYELIDIKAN
DAN PENELAAHAN SECARA CERMAT DAN SISTEMATIS
SERTA MELALUI PENILAIAN DAN PENGUJIAN TERHADAP
SEGALA INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN OBJEK
YANG DIPERIKSA DAN MENUANGKAN HASILNYA DALAM
SUATU BAP

Trans 18
c. PROSES WASRIK
(1) PENENTUAN STANDAR
(2) PENGUKURAN HASIL PEKERJAAN
(3) PEMBANDINGAN ( 2: 1 )
(4) TINDAK LANJUT (CORRECTIVE ACTION)

d. JENIS PENGAWASAN
(1) WASRIS
(2) WASKAT
(3) WASNAL
(4) WASPOL
(5) WASMAS

e. TINDAKAN WASRIK
(1) REWARDS
(2) PUNISHMENT

f. KUNCI WASRIK
KETELADANAN WASRIK
2 1 3 4 5
Trans 19
a. PERTANGGUNGJAWABAN (ACCOUNTABILITY)
ADALAH KEWAJIBAN UNTUK MEMBERIKAN PERTANG-
GUNGJAWABAN ATAU MENJAWAB DAN MENERANGKAN
KINERJA DAN TINDAKAN SESEORANG/BADAN HUKUM/
PIMPINAN SUATU ORGANISASI KEPADA PIHAK YANG
MEMILIKI HAK ATAU BERKEWENANGAN UNTUK MEMINTA
KETERANGAN ATAU PERTGJAWABAN (LAN BPKP TH. 2000)

b. TUJUAN PERTANGGUNGJAWABAN KDH :
1) UNTUK MENGETAHUI KINERJA KDH SELAMA JANGKA
WAKTU TERTENTU, APAKAH SESUAI DENGAN PERDA/
KEBIJAKAN/STRATEGI/PROGRAM/KEGIATAN YG TELAH
DISEPAKATI SEBELUMNYA OLEH PEMDA DAN DPRD
2) MENJELASKAN MASALAH DAN SOLUSI PEMECAHAN
PADA MASA YAD

c. LAPORAN KDH TERDIRI DARI 3 JENIS LAPORAN, YAITU :
1) LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD DAN
PROGNOSIS UTK 6 BLN BERIKUTNYA (LRSPD)
2) LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS. APBD (LPJP)
3) LAPORAN PENYELENGGARAAN PEM. DAERAH (LPPD)
Trans 20
Pelaporan keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(PP Nomor 8 Tahun 2006).
1. Dalam rangka pertanggungjawab APBD, setiap entitas pelaporan
wajib menyusun : laporan Keuangan dan Laporan Kinerja;
2. Komponen Laporan Keuangan:
a. Laporan ralisasi anggran;
b. Neraca;
c. Laporan Arus Kas
d. Catatan atas Laporan Keuangan.
LAPORAN KINERJA:
1. Laporan Kinerja berisi ringkasan tentang keluaran dari masing2
kegiatan, dan hasil yang dicapai masing-masing program;
2. Kepala SKPD menyusun laporan kinerja;
3. Laporan kinerja disampaikan selambat-lambat nya 2 bulan setelah
tahun anggaran berakhir.
4. Laporan kinerja dapat dilihat dari : Imputs- Proses- Output out
come, benefit da Impact
Trans 21
1. LAPORAN REALISASI SEMESTER I APBD DAN PROGNOSIS UNTUK 6 BL
BERIKUTNYA :
TUJUAN :
1. UNTUK MENGETAHUI KINERJA KDH SEMETER I
2. PERSIAPAN PERUBAHAN APBD
(Pasal 28 UU No. 17/2003)
2. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PELAKSANAAN APBD MELAMPIRKAN
:
a. LAPORAN REALISASI APBD
b. NERACA DAERAH
c. LAPORAN ARUS KAS
d. CATATAN ATAS LAPORAN KEU. DIPERIKSA LEBIH DAHULU OLEH BPK
Laporan tsb disusun: di Pusat : oleh Menkeu di Daerah oleh : PPKD ( contoh :BPKA)
TUJUAN :
UTK MENGETAHUI KINERJA KDH SELAMA 1 TA
MENETAPKAN PERDA PERTG.JWBAN.
SEBAGAI PERWUJUDAN GOOD GOVERNANCE
(Pasal 184 UU No. 32 / 2004)
LAPORAN MENURUT UU NO 32 TAHUN 2004
Trans 22
3. LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMDA MENGENAI
TUGAS-TUGAS :
a. DESENTRALISASI
b. DEKONSENTRASI
c. TUGAS PEMBANTUAN
- LAP. GUB. KPD PRES MELALUI MDN
- LAP. BUP./W.KOTA KPD MDN MELALUI GUB.
DITUJUKAN KPD : PEMERINTAH
DAN MASYARAKAT
TUJUAN :
UTK MENGETAHUI KINERJA PEMDA
BAHAN PEMBINAAN THD PEMDA
FREKUENSI : SETAHUN SEKALI
(Pasal 27 UU No. 32 / 2004)

UTK MENILAI KINERJA KDH, MEMERLUKAN
STANDAR PENILAIAN, SIKON AWAL DAERAH
SEBELUM KDH DILANTIK, DPT JADI PATOKAN
Trans 14 Trans 23
MEMPEDOMANI : PP NO. 56 TAHUN 2001
PERLU TEMBUSAN KEPADA DPRD
ISI LPPD :

Menurut Pasal 5 ayat (1) PP No. 56 Tahun 2001, LPPD berisi :
a. laporan umum pemerintahan;
b. laporan penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka
desentralisasi;
c. laporan kebijakan dan pendelegasian wewenang serta
pelaksanaan tugas kecamatan bagi Kabupaten/Kota;
d. penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas
pembantuan;
e. penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka tugas
dekonsentrasi (bagi Gubernur sesuai kewenangan yang
dilimpahkan Pemerintah);
f. penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan lainnya sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Rangkuman Laporan Kepala Daerah
Trans 24
No Jenis Laporan Alamat Laporan Standar Penilaian Penilai Waktu
1 2 3 4 5 6
1 Laporan
Realisasi
semester I
APBD
T. A ybs
DPRD DASK/DIPASKPD/Sta
ndar Kinerja SKPD/
Standar Akuntansi/
Perda PKD/ DLL
DPRD - Awal Juli T.A ybs
2 Laporan
LPJP/ LKPJ :
- APBD
TA.YL
BPK


DPRD
DASK/DIPA
SKPD/Standar Kinerja
SKPD/ Standar
Kinerja SKPD/Standar
Akuntansi/ Perda PKD/
RKPD/LHP BPK/dll
BPK


DPRD
- Akhir April T.A
Berjalan

- Juli T.A Berjalan
3 LPPD 1. Pemerintah /Standar Akuntansi/
Perda PKD/ APBD,
RKPD/ RPJMD/
RPJPD, LHP BPK,
Kebijakan Pemerintah
Pusat, dll
Pemerintah Setiap Tahun
2. Masyarakat
(lewat mas
media)
- Masyarakat Setiap Tahun

Trans 25
PRESIDEN
MDN
LPPD
LPPD
KDH PROP
BPK
DPRD
PROP
WAS DPRD
LRSP
LKPJ APBD
KDH KAB./KOTA
DPRD
KAB/KOT
WAS DPRD
LRSP
LKPJ APBD
L
H
P
LPPD
MASYARAKAT
INFO LPPD
PERDA
LKPJ
APBD
LKPJ
APBD
MODEL PELAPORAN KDH
D. PENUTUP
1. Keuangan Daerah adalah perekonomian daerah yang mencakup
pendapatan daerah, belanja daerah dan dampak pendapatan dan
belanja derah terhadap peningkatan Perekonomian Daerah;
2. Pemda, Swasta dan masyarakat di daerah bekerja sama secara
sinerjis DAN SALING MEMPERKUAT, DALAM RANGKA
PEMBERDAYAAN DAN MENINGKATKAN KESRA DAERAH;
3. PENYELENGGARAAN PEMDA HENDAKNYA MENYIAPKAN PERDA
PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
DAERAH BERPEDOMAN PADA PSL. 194 UU 32/2004);
4. SEMANGAT PARA PENYELENGGARA PEMDA SANGAT PENTING
DALAM PELAKSANAAN KEUANGAN DAERAH YANG
BERORIENTASI PADA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAERAH.

Trans 26

Anda mungkin juga menyukai