Anda di halaman 1dari 6

TUGAS HKN

Nama : Dewi Pertiwi

Kelas : 1-31 D1 Pajak

NPM : 2103181050

SEJARAH PERUNDANG-UNDANGAN KEUANGAN NEGARA

1. Jaman Kolonial

Setelah kurang lebih 58 tahun Indonesia merdeka, baru pada tahun 2003 Indonesia
mempunyai Undang-Undang dalam hal pengelolaan keuangan negara. Selama ini dalam
pelaksanaan pengelolaan keuangan negara masih digunakan ketentuan perundang-
undangan yang disusun pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda yang berlaku
berdasarkan Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu :

Indische Comptabiliteitswet yang lebih dikenal dengan nama ICW Stbl. 1925 No. 448
selanjutnya diubah dan diundangkan dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 6, 1955 Nomor
49, dan terakhir Undang-undang Nomor 9 Tahun 1968, yang ditetapkan pertama kali pada
tahun 1864 dan mulai berlaku pada tahun 1867.

Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445.

Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381.

Sementara itu, dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara


digunakan Instructie en verdere bepalingen voor de Algemeene Rekenkamer (IAR) Stbl.
1933 No. 320.

a) Indische Comptabiliteitswet (ICW ) ditetapkan pada tahun 1864 dan mulai berlaku
tahun 1867

Dalam perkembangannya, ICW sudah mengalami beberapa perubahan, antara lain


dengan UU Nomor 9 Tahun 1968 tentang Perubahan Tahun Anggaran. Terakhir dengan UU
Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara. Pada awal berlakunya, ICW memuat
hal-hal antara lain sebagai berikut:

1. Anggaran rutin dan anggaran modal ditetapkan setahun sekali.


2. Sisa anggaran yang masih ada sesudah tahun anggaran berakhir harus ditetapkan
dengan UU.
3. Gubernur Jenderal adalah penguasa pengurusan umum keuangan negara.
4. Pengawasan terhadap pengurusan keuangan negara dilakukan oleh Algemeene
Rekenkamer yang diangkat oleh Raja. Lembaga ini selanjutnya menjadi cikal bakal
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
5. Sumbangan-sumbangan Hindia Belanda untuk Belanda tetap diteruskan.
6. Tata cara pertanggungjawaban pengurusan keuangan negara yang ditujukan kepada
Algemeene Rekenkamer.
7. Peraturan tentang tuntutan ganti rugi yang ditujukan kepada pengawai negeri dan
bendaharawan yang merugikan negara.

Sebelum kemerdekaan, ICW telah mengalami beberapa kali perubahan, di antaranya


adalah:

 Tuntutan ganti rugi mulai dikenakan pada tahun 1895 dan bukan hanya kepada
bendaharawan, tetapi juga kepada yang bukan bendaharawan.
 Pencabutan pasal mengenai sokongan kepada Belanda dilakukan pada tahun 1903.
 Perubahan pada tahun 1912 menetapkan bahwa Hindia Belanda merupakan satu
Badan Hukum tersendiri yang terpisah dari Negara Belanda, termasuk hasil milik dan
beban yang harus dipikulnya. Dengan perubahan ini, segala sesuatu yang semula
diatur atau harus diputuskan dari Negara Belanda sejak tahun 1912 bisa dilakukan
sendiri di Hindia Belanda.
 Perubahan pada tahun 1917 menentapkan bahwa Gubernur Jenderal mempunyai
wewenang untuk menentapkan sementara anggaran serta menetapkan perhitungan
anggaran dan berwenang menggunakan sisa anggaran lebih atau menutup sisa
anggaran kurang. Hal ini terkait dengan dibentuknya Volks Raad (Perwakilan
Rakyat), di Hindia Belanda meskipun pengesahannya masih dilakukan oleh raja.
 Perubahan pada tahun 1925 menetapkan kebijaksanaan keuangan dilimpahkan ke
Hindia Belanda di mana Gubernur Jenderal harus bekerja sama dengan Volks Raad
untuk penetapannya, sedangkan kerajaan Belanda hanya memberikan garis-garis
besarnya.

b) Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda telah membagi beberapa departemen-


departemen yang diberi tugas untuk mengurusi bidangnya masing-masing. Seperti
departemen keuangan, kehakiman, ekonomi, dalam negeri dan lain sebagainya. Nah inilah
yang dicontoh Indonesia pada awal kemerdekaan. Sebagai bangsa yang sudah lepas dari
belenggu penjajahan menuntut Indonesia harus mampu mandiri mengurusi
pemerintahannya. Maka dalam menjalankan prakteknya Indonesia mau tidak mau harus
bercermin dalam membentuk sebuah sistem pemerintahan dalam membagi urusan dan
bidangnya masing-masing, maka dibentukalah departemen-departemen yang tidak jauh
beda pada jaman penjajahan hindia belanda yaitu Raad van Indie (Dewan Hindia) yang
merupakan pendamping gubernur jenderal dalam melaksanakan pemerintahannya. (terdiri
dari 6 orang anggota dan 2 orang anggota luar biasa dimana gubernur jenderal merangkap
sebagai ketua).

c) Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381,

Sedangkan untuk Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No.
381, peraturan ini berisikan Peraturan Pengurusan Tata Usaha Keuangan Negara. Jadi,
peraturan ini memuat seperti bagaimana prosedur penyelesaian tagihan – tagihan atas
beban anggaran, prosedur penetapan macam – macam dan bentuk surat – surat tagihan
yang harus disampaikan pihak kreditur untuk memperkuat tagihan mereka, dan lain – lain.
Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381 sendiri juga beberapa
kali mengalami perubahan salah satunya Reglement voor het Administratief Beheer (RAB)
Stbl. 1934 No. 175. Namun, sangat disayangkan peraturan perundang – undangan tersebut
tidak dapat mengakomodasikan berbagai perkembangan yang terjadi dalam system
kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan negara Republik Indonesia.

Hal tersebut karena memang sejak awal peraturan tersebut dibuat oleh pemerintah
belanda untuk mengatur daerah jajahan. Oleh karena itu, meskipun berbagai ketentuan
tersebut secara formal masih tetap berlaku, secara materiil sebagian dari ketentuan dalam
peraturan perundang-undangan dimaksud tidak lagi dilaksanakan. Sistem anggaran
berdasarkan aturan – aturan tersebut juga masih tradisional karena tidak
mempertimbangkan value for money. Selain itu, sistem tersebut tidak memiliki tolok ukur
dalam pengukuran kinerjanya. Dengan demikian, cara penyusunan anggaran ini tidak
berdasarkan pada analisa rangkaian kegiatan yang harus dihubungkan dengan tujuan yang
telah ditentukan, tetapi lebih menitikberatkan pada kebutuhan untuk belanja/pengeluaran
dan system pertanggungjawabannya tidak diteliti apakah dana tersebut telah digunakan
secara efektif dan efisien atau tidak. Selain itu, perbedaan antara undang-undang tentang
keuangan negara produk lembaga legislatif (Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia)
dan undang-undang tentang keuangan negara peninggalan pemerintahan Hindia Belanda,
terletak pada jiwa dan semangat yang melandasinya, baik secara sosiologis maupun
filosofis (legal spirit).

Semua peraturan diatas dinyatakan tidak berlaku setelah terbitnya UU No. 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara. Dengan terbitnya UU 17/2003 diharapkan pengelolaan
keuangan negara“dapat mengakomodasikan berbagai perkembangan yang terjadi dalam
sistem kelembagaan negara dan pengelolaan keuangan pemerintahan negara Republik
Indonesia.

d) Insctructie en verdere bapelingen voor Algemeene Rekenkamer (IAR) stbl. 1933


No.320.

Upaya untuk menyusun undang-undang yang mengatur pengelolaan keuangan


negara telah dirintis sejak awal berdirinya negara Indonesia. Oleh karena itu, penyelesaian
Undang-undang tentang Keuangan Negara merupakan kelanjutan dan hasil dari berbagai
upaya yang telah dilakukan selama ini dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional
yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pelaksanaan tugas
pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, sampai saat ini, BPK
masih berpedoman kepada. Instructie en Verdere Bepalingen voor de Algemene
Rekenkamer atau IAR (Staatsblad 1898 Nomor 9 sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Staatsblad 1933 Nomor 320). Sampai saat ini BPK, yang diatur dalam Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1973 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, masih belum memiliki landasan
operasional yang memadai dalam pelaksanaan tugasnya untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab keuangan negara. Sebelum berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2004 tentang Perbendaharaan Negara, selain berpedoman pada IAR, dalam pelaksanaan
pemeriksaan BPK juga berpedoman pada Indische Comptabiliteitswet atau ICW (Staatsblad
1925 Nomor 448 Jo. Lembaran Negara 1968 Nomor 53).
2. Era Kemerdekaan

Pengelolaan keuangan negara Republik Indonesia sejak kemerdekaan tahun 1945


masih menggunakan aturan warisan pemerintah kolonial. Peraturan perundangan tersebut
terdiri dari Indische Comptabiliteitswet (ICW), Indische Bedrijvenwet (IBW) dan Reglement
voor het Administratief Beheer (RAB). ICW ditetapkan pada tahun 1864 dan mulai berlaku
tahun 1867, Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 No. 419 jo. Stbl. 1936 No. 445 dan
Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl. 1933 No. 381, serta InsctrucTe
enverdere bapelingen voor Algemeene Rekenkamer(IAR) stbl. 1933 No.320. ICW, IBW, dan
RAB tetap digunakan, s.d.tahun 2003. ICW terakhir ditetapkan sebagai UUPI/Undang-
undang Perbendaharaan Indonesia dengan UU No 9 Tahun 1968. Sedangkan perubahan
ICW dan IBW diatur dalam Undang-undang Darurat Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
1954.

3. Orde Baru

a) Berakhirnya UUPI/Undang-undang Perbendaharaan Indonesia dengan UU No 9 Tahun


1968 tentang Perubahan Pasal 7 Indische Comptabiliteitswet (Stbl. 1925 Nomor 448) dan
telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Drt. 1954 (Lembaran Negara Tahun 1954
Nomor 6)

b) Terbitnya Keppres tentang Pelaksanaan APBN

Keppres no 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan


Belanja Negara.

Keppres ini menandai berakhirnya keppres no 17 tahun 2000

Alasan dibuatnya keppres ini agar pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Dibandingkan dengan Keppres sebelumnya maka terdapat beberapa perubahan, malah


ada bagian yang dihapuskan. Bila semula dalam Keppres 17 Tahun 2000 terdiri dari 8 bab
dan 79 pasal maka dalam Keppres 42 Tahun 2002 menjadi 10 bab dengan 77 pasal. Dua
bab baru dalam Keppres ini yaitu Bab V mengenai Pedoman Pelaksanaan Dana
Perimbangan dan Bab VI tentang Pedoman Pelaksanaan Pembiayaan Defisit.

Terdapat pelanggaran dan sanksi, misalnya pasal 67 yang menyatakan bahwa setiap
pegawai negeri karena kelalaian atau kesengajaan melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan-ketentuan dalam Keppres ini dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.

Keppres nomor 42 tahun 2002 ini diubah dengan Perpres No. 53 tahun 2010

Kemudian dicabut dengan PP nomor 45 tahun 2013.

4. Reformasi Keuangan

Lahirnya UU Paket Keuangan Negara tahun 2003 dan 2004


 Latar Belakang Reformasi
1. Kelemahan Di Bidang Penganggaran
o Fungsi perencanaan yang belum tegas benang merahnya dengan penganggaran
o Institusi penganggaran yang terbelah antara anggaran rutin dan pembangunan.
o Anggaran yang berorientasi pada input, bukan output atau outcomes.
o Landasan pelaksanaan hak bujet legislatif yang belum tersedia.
2. Kelemahan Di Bidang Akuntansi
o Belum tersedia standar akuntansi bagi pelaporan keuangan pemerintah, dan
belum jelas otoritas pembuat standar dimaksud.
o Laporan keuangan hanya meliputi realisasi anggaran dan penyajiannya sangat
lambat.
o Fungsi pemeriksaan yang kurang efektif dan tumpang tindih.
3. Kelemahan Pelaksanan Anngaran
o Fungsi financial management yang tidak terpadu, dan fungsi operasional yang
belum optimal (let the managers manage);
o Dukungan pembiayaan alternatif yang belum tersedia setelah independensi BI;
o Duplikasi dan akumulasi sehubungan dengan pemisahan anggaran rutin dan
pembangunan;
o Penyelenggaraan fungsi treasury (kas, piutang, utang, investasi, aset lain) yang
jauh dari optimal.

 Reformasi keuangan dilakukan dengan cara :

o Penataan peraturan perundang-undangan sebagai landasan hukum;


o Penataan kelembagaan;
o Penataan sistem pengelolaan keuangan negara; dan
o Pengembangan sumber daya manusia di bidang keuangan.

 Paket Undang-undang Pengelolaan Keuangan Negara meliputi :

a.UU Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara

b.UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan negara

c.UU Nomor 15 tahun 2004 ttg pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab
keuangan negara

A. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
(menjadi payung pengelolaan negara).

Undang-undang Republik Indonesia no. 17 tahun 2003 yaitu undang-undang yang


mengatur tentang Keuangan Negara. Undang-undang ini mulai diundangkan pada tanggal 5
April 2003. Undang-undang ini berisi kan 39 pasal yang terdiri dari XI bab.
B. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan
Negara (menggantikan ICW & RAB).

UU ini berisi 74 Pasal dan XIV bab, disahkan oleh Presiden RI pada masa itu yaitu
Megawati Soekarnoputri, di Jakarta, pada tanggal 14 Januari 2004.UU Perbendaharaan
Negara ini dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum dibidang administrasi
keuangan negara yang di dalamnya ditetapkan bahwa Perbendaharaan Negara adalah
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara, termasuk investasi dan kekayaan
yang dipisahkan, yang ditetapkan dalam APBN dan APBD. Dalam UU No 1 Tahun 2004 ini
diatur ruang lingkup dan asas umum perbendaharaan negara, kewenangan pejabat
perbendaharaan negara, pelaksanaan pendapatan dan belanja negara/daerah, pengelolaan
uang negara/daerah, pengelolaan piutang dan utang negara/daerah, pengelolaan investasi
dan barang milik negara/daerah, penatausahaan dan pertanggungjawaban APBN/APBD,
pengendalian intern pemerintah, penyelesaian kerugian negara/daerah, serta pengelolaan
keuangan badan layanan umum.

C. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan


Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (menggantikan IAR).

UU ini terdiri dari 8 Bab dan 29 Pasal. Dasar pemikiran ditetapkannya UU ini adalah
untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan dalam UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan UU Nomor 1
Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, perlu dilakukan pemeriksaan oleh suatu
badan pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri, sebagaimana yang telah ditetapkan
dalam Pasal 23E UUD RI Tahun 1945.

Sumber :

 Makalah Kronologi Peraturan Keuangan Negara Kelas 4-L DIII Akuntansi PKN-STAN
2017
 http://giyan-nevergiveup.blogspot.com/2013/01/pengertian-istilah-hkn-dalam-uu.html
 http://inspirasikecilku.blogspot.com/2010/06/reformasi-keuangan-negara.html

Anda mungkin juga menyukai